Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

ALIRAN FILSAFAT PENDIDIKAN

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah

“FILSAFAT PENDIDIKAN”

Dosen pengampu :

Eka Putri,M.Pd.E

Oleh :

NOVALIA MIFTAH (20319150046)

PROGRAM PENDIDIKAN EKONOMI

UNIVERSITAS PANCA SAKTI BEKASI


Kata Pengantar

Assalamualaikum Wr. Wb.

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan ilmu dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan tugas makalah mata kuliah Filsafat Pendidikan ini dengan baik. Makalah ini
disusun sebagai salah satu syarat untuk memenuhi mata kuliah Filsafat.

Penulis berharap, dengan membaca makalah ini dapat memberi manfaat bagi kita semua,
dalam hal ini juga dapat menambah wawasan kita mengenai Filsafat yang ditinjau dari aspek
- aspek, khususnya bagi penulis.

Penulis menyadari dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan. Kritik dan saran
tentunya sangat kami harapkan demi perbaikan dan kesempurnaan. Akhir kata penulis
mengucapkan terima kasih yang sebesar besarnya.

Wassalamualaikum Wr. Wb.

Bekasi, 11 Desember 2020

penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .....…………………………………. 2

DAFTAR ISI ........………………………….......… 3

PENDAHULUAN ..............................………………… 4

1. Aliran – alian Filsafat Pendidikan ........................................................... 5


1.1. Aliran Filsafat Pendidikan Idealisme ........................................................... 5
1.2. Aliran Filsafat Pendidikan Materialisme ........................................................... 6
1.3. Aliran Filsafat Pendidikan Realisme ........................................................... 7

PENUTUP ………………………….......…........ 9

Kesimpulan …………………………….....……. 9

DAFTAR PUSTAKA ........................................................... 10


PENDAHULUAN

Filsafat dalam pendidikan menurut Al-Syaibany (dalam uyoh, 2011:71) adalah: “Pelaksanaan
pandangan falsafah dan kaidah falsafah dalam bidang pendidikan. Filsafat itu mencerminkan
satu segi dari segi pelaksanaan falsafah umum dan menitikberatkan kepada pelaksanaan
prinsip-prinsip dan kepercayaan-kepercayaan yang menjadi dasar dari falsafah umum dalam
menyelesaikan masalah-masalah pendidikan secara praktis”.

Filsafat dalam pendidikan bersandarkan pada filsafat formal atau filsafat umum. Dalam arti
bahwa masalah-masalah pendidikan merupakan karakter filsafat. Masalah-masalah
pendidikan akan berkaitan dengan masalah-masalah filsafat umum, seperti:

 Hakikat kehidupan yang baik, karena pendidikan akan berusaha untuk mencapainya.
 Hakikat manusia, karena manusia merupakan makhluk yang menerima pendidikan.
 Hakikat masyarakat, karena pendidikan pada dasarnya merupakan suatu proses sosial.
 Hakikat realitas akhir, karena semua pengetahuan akan berusaha untuk mencapainya.
1. Aliran – aliran Pemikiran Filsafat Pendidikan

Filsafat dalam pendidikan merupakan terapan dari filsafat umum, maka dalam membahas
filsafat pendidikan akan berangkat dari filsafat. Dalam arti, filsafat pendidikan pada dasarnya
menggunakan cara kerja filsafat dan akan menggunakan hasil-hasil dari filsafat, yaitu berupa
hasil pemikiran manusia tentang realitas, pengetahuan, dan nilai.

1.1 Aliran Idealisme

Tokoh aliran idealisme adalah Plato (427-374 SM), murid Sokrates. Aliran idealisme
merupakan suatu aliran ilmu filsafat yang mengagungkan jiwa. Menurutnya, cita adalah
gambaran asli yang semata-mata bersifat rohani dan jiwa terletak di antara gambaran asli
(cita) dengan bayangan dunia yang ditangkap oleh panca indera. Pertemuan antara jiwa dan
cita melahirkan suatu angan-angan yaitu dunia idea. Yang dimaksud dengan idea adalah
hakikat murni dan asli. Keberadaannya sangat absolut dan kesempurnaannya sangat mutlak,
tidak bisa dijangkau oleh material. Pada kenyataannya, idea digambarkan dengan dunia yang
tidak berbentuk demikian jiwa bertempat di dalam dunia yang tidak bertubuh yang dikatakan
dunia idea.

Aliran idealisme terbukti cukup banyak berpengaruh dalam dunia pendidikan. Idealisme
terpusat tentang keberadaan sekolah. Aliran idealisme, peserta didik merupakan pribadi
tersendiri, sebagai makhluk spiritual. Guru yang menganut paham idealisme biasanya
berkeyakinan bahwa spiritual merupakan suatu kenyataan, mereka tidak melihat murid
sebagai apa adanya, tanpa adanya spiritual. Sejak idealisme sebagai aliran filsafat pendidikan
menjadi keyakinan bahwa realitas adalah pribadi, maka mulai saat itu dipahami tentang
perlunya pengajaran secara individual. Pola pendidikan yang diajarkan filsafat idealisme
berpusat dari idealisme. Pengajaran tidak sepenuhnya berpusat dari anak atau materi
pelajaran, juga bukan masyarakat tapi idealisme. Maka tujuan pendidikan menurut aliran
idealisme terbagi atas tiga hal, tujuan untuk individual, masyarakat, dan campuran antara
keduanya.

Tujuan pemerintah yang benar adalah mendidik warganya mempunyai budi. Plato membagi
kedudukan penduduk menjadi tiga golongan yakni:

Golongan yang di bawah ialah golongan rakyat jelata, yang merupakan petani, pekerja,
tukang, dan saudagar. Kerja mereka adalah menghasilkan keperluan sehari-hari bagi ketiga
golongan.
Golongan yang tengah ialah golongan penjaga atau “pembantu” dalam urusan negara.
Terhadap ke luar tugas mereka mempertahankan negara dari serangan musuh. Tugas ke
dalam menjamin supaya undang-undang dipatuhi rakyat.

Golongan atas ialah kelas perintah atau filsuf. Mereka terpilih dari yang paling cakap dan
yang terbaik dari kelas penjaga, setelah menempuh pendidikan dan pelatihan spesial untuk
itu. Tugas mereka adalah membuat undang-undang dan mengawasi pelaksanaannya. Mereka
memangku jabatan tertinggi.

1.2 Aliran Materialisme

Berpandangan bahwa hakikat realisme adalah materi, bukan rohani, spiritual atau
supernatural. Menurut aliran filsafat materialisme, asal, sifat dan hakikat dari semua
keberadaan adalah materi. Paham matrealisme tidak mengakui adanya Tuhan. Demokritos
(460- 360 SM ) merupakan pelopor pandangan meterialisme klasik yang disebut juga
“atomisme“ Demokratis beserta para pengikutnya beranggapan bahwa segala sesuatu terdiri
dari bagianbagian kecil yang tidak dapat dibagi-bagi lagi (yang disebut atom-atom). Atom
merupakan bagian dari yang begitu kecil sehingga mata kita tidak dapat melihatnya. Atom-
atom ini bergerak, sehingga dengan demikian membentuk realitas pada panca indra
kita.Tidak ada bab tentang Tuhan. Kalau pun ada, maka dicacilah manusia yang percaya
kepada Tuhan. Contoh: karena meja atau kursi secara objektif ada, maka orang berpikir
tentang meja dan kursi. Bisakah seseorang memikirkan meja atau kursi sebelum benda yang
berbentuk meja dan kursi belum atau tidak ada.

Ciri-ciri filsafat materialisme

 Segala yang ada (wujud) berasal dari satu sumber yaitu materi
 Tidak meyakini adanya alam ghaib
 Menjadikan panca-indera sebagai satu-satunya alat mencapai ilmu
 Memposisikan ilmu sebagai pengganti agama dalam peletakkan hukum
 Menjadikan kecondongan dan tabiat manusia sebagai akhlaq

Karena itu muncul berbagai kritik pada filsafat ini. Adapun kritik yang dilontarkan adalah
sebagai berikut:
 Materialisme menyatakan bahwa alam wujud ini terjadi dengan sendirinya dari chaos
(kacau balau). Padahal kata Hegel. kacau balau yang mengatur bukan lagi kacau balau
namanya;
 Materialisme menerangkan bahwa segala peristiwa diatur oleh hukum alam. Padahal,
pada hakekatnya hukum alam ini adalah perbuatan rohani juga;
 Materialisme mendasarkan segala kejadian dunia dan kehidupan pada asal benda itu
sendiri. Padahal, dalil itu menunjukkan adanya sumber dari luar alam itu sendiri, yaitu
Tuhan; dan
 Materialisme tidak sanggup menerangkan suatu kejadian rohani yang paling mendasar
sekalipun.

Materialisme adalah aliran yang memandang bahwa segala sesuatu adalah relitas, dan realitas
seluruhnya adalah materi belaka. Kenyataan bersifat material dipandang bahwa segala
sesuatu yang hendak dikatakannya adalah berasal dari materi dan berakhir dengan materi atau
berasal dari gejala yang bersangkutan dengan materi. Untuk pendidikan, materialisme
memandang bahwa proses belajar merupakan proses kondisionisasi lingkungan serta
menekankan pentingnya keterampilan dan pengetahuan akademis empiris sebagai hasil kajian
sains atau alam, sedangkan perilaku sosial sebagai hasil belajar. Namun meskipun aliran
filsafat materialisme mendapat kritikan dari berbagau pihak tapi didalam pendidikan masih
sering juga kita temui penerapannya dalam pembelajaran seperti menyodorkan setumpuk
buku ke peserta didik .

1.3 Aliran Realisme

Merupakan filsafat yang memandang realitas secara dualistis. Realisme berpendapat bahwa
hakekat realitas ialah terdiri atas dunia fisik dan dunia ruhani. Realisme membagi realitas
menjadi dua bagian, yaitu subyek yang menyadari dan mengetahui di satu pihak dan di pihak
lainnya adalah adanya realitas di luar manusia, yang dapat dijadikan objek pengetahuan
manusia.

Kneller membagi realisme menjadi dua:

 Realisme rasional, memandang bahwa dunia materi adalah nyata dan berada di luar
pikiran yang mengamatinya, terdiri dari realisme klasik dan realisme religius.
 Realisme natural ilmiah, memandang bahwa dunia yang kita amati bukan hasil kreasi
akal manusia, melainkan dunia sebagaimana adanya, dan substansialitas, sebab akibat,
serta aturan-aturan alam merupakan suatu penampakan dari dunia itu sendiri.

Ada pula pandangan lain mengenai realisme, yaitu neorealisme dan realisme kritis. Neo-
realisme adalah pandangan dari Frederick Breed mengenai filsafat pendidikan yang
hendaknya harmoni dengan prinsip-prinsip demokrasi, yaitu menghormati hak-hak individu.
Sedangkan realisme kritis didasarkan atas pemikiran Immanuel Kant yang mensintesiskan
pandangan berbeda antara empirisme dan rasionalisme, skeptimisme dan absolutisme, serta
eudaemonisme dengan prutanisme untuk filsafat yang kuat.
PENUTUP

Kesimpulan

Dalam filsafat terdapat berbagai mazhab, aliran-aliran, seperti materialisme, idealisme,


realisme, pragmatisme, dan lainlain. Karena filsafat pendidikan merupakan terapan dari
filsafat, sedangkan filsafat beraneka ragam alirannya, maka filsafat dalam pendidikan pun
kita akan temukan berbagai aliran, sekurang-kurangnya sebanyak aliran filsafat itu sendiri.
Daftar Pustaka

ariesraihandi, “Filsafat,” knowledgeisfreee.blogspot, 25 September 2018. [Online]. Available:


https://knowledgeisfreee.blogspot.com/2015/11/makalah-modern-filsafat-pendidikan.html. [Diakses 11
Desember 2020].

M. Thabrani, FILSAFAT DALAM PENDIDIKAN, Jember: IAIN Jember Press, 2015.

M. Kristiawan, Filsafat Pendidikan; Th e Choice Is Yours, Jogjakarta: Valia Pustaka, 2016.

Anda mungkin juga menyukai