Abstract
The purpose of this study is to explain and analyze the relationship of local government and
regional representatives Deawan. This research uses normative juridical method. Results of research
In carrying out its duties and functions despite the equal position between the Regional Government
and the DPRD. Supervision remains in place as the duties of the DPRD always exercise good
oversight of the government in running the wheels of the government and include supervision of the
use of APBD and Regional Policies. The working relationship of Local Government with DPRD
according to Law Number 23 Year 2014 on Regional Government, namely:1.Relationship in the
making of Regional policy, 2. Discussion and Ratification of Regional Regulations, 3. Relationship in
the discussion of Regional Expenditure Budget Plan (RAPBD), 4. Relationship in the field of
personnel, 5.Hubungan In the Policy on the management of Regional Goods, 6. Relations in the field
of Policy and political supervision of the region.
Keywords: Local Government, Authority and Relationship
Abstrak
Tujuan penelitian ini untuk menjelaskan dan menganalisis hubungan pemerintah daerah dan
Deawan perwakilan Daerah. Penelitian ini menggunakan metode yuridis normative. Hasil penelitian
Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya walaupun kedudukan sejajar antara Pemerintah Daerah
dengan DPRD. Pengawasan tetap berjalan sebagai mana tugas DPRD selalu melakukan pengawasan
baik terhadap pemerintah dalam menjalankan roda pemerintah dan termasuk pengawasan penggunaan
APBD dan Kebijakan Daerah. Adapun hubungan kerja Pemerintah Daerah dengan DPRD menurut
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, yaitu: 1.Hubungan dalam
pembuatan kebijakan Daerah, 2. Pembahasan dan Pengesahan Peraturan Daerah, 3. Hubungan dalam
pembahasan Rancangan ANggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD), 4. Hubungan dalam
bidang kepegawaian daerah, 5.Hubungan Dalam Kebijakan pengelolaan Barang Daerah, 6. Hubungan
dalam bidang Pengawasan kebijakan dan politik daerah.
Kata Kunci: Pemerintahan Daerah, Kewenangan dan hubungan
dan kota, yang tiap--tiap provinsi, Selain kewenangan, Pemerintah Pusat juga
kabupaten, dan kota itu mempunyai memberikan kewenangang kepada
pemerintahan daerah, yang diatur Pemerintahan Daerah untuk mengatur dan
dengan undang--undang. mengelolah sumber keuangan yang dapat
b. ayat (2) Pemerintahan daerah digali sendiri oleh daerah yang
provinsi, daerah kabupaten, dan bersangkutan selain dana transper dari
kota mengatur dan mengurus pusat.
sendiri urusan pemerintahan Selanjutkan pada Pasal 18A dan Pasal 18B
menurut asas otonomi dan tugas Undang-Undang Dasar (UUD) 1945 diatur
pembantuan. pula tentang hubungan wewenang,
c. ayat (3) Pemerintahan daerah keuangan, pelayanan umu, pemanfaatan
provinsi, daerah kabupaten, dan sumber daya alam serta pengakuan dan
kota memiliki Dewan Perwakilan penghormatan terhadap daerah-daerah
Rakyat Daerah yang anggota-- yang memiliki kekuasaan.
anggotanya dipilih melalui Berdasarkan ketentuan konstitusi
pemilihan umum. dalam sistem pemerintahan di Indonesia,
d. ayat (4) Gubernur, Bupati dan sekurang-kurangnya ada 4 (empat)
Walikota masing--masing sebagai peraturan perundang-undangan atau
Kepala Pemerintah Daerah payung hukum yang berlaku dan berkaitan
Provinsi, Kabupaten dan Kota dengan desentralisasi dan otonomi daerah,
dipilih secara demokratis. yaitu2:
e. ayat (5) Pemerintah daerah 1. Undang-undang yang mengatur tentang
menjalankan otonomi Peerintahan Daerah
seluas-luasnya, kecuali urusan 2. Undang-Undang yang mengatur tentang
pemerintahan yang oleh undang- hubungan kewenangan antara
-undang ditentukan sebagai urusan pemerintah pusat dengan pemerintah
Pemerintah Pusat. daerah
f. ayat (6) Pemerintahan daerah 3. Undang-Undang tentang perimbangan
berhak menetapkan peraturan keuangan daerah antara pemerintah
daerah dan peraturan--peraturan pusat dan pemerintahan daerah.
lain untuk melaksanakan otonomi 4. Undang-Undang pengatur daerah yang
dan tugas pembantuan. bersifat khusus dan istimewa.
g. ayat (7) Susunan dan tata cara Dalam perjalanan sejarah
penyelenggaraan pemerintahan pelaksanaan asas desentralisasi dan
daerah diatur dalam undang-- otonomi daerah di Indonesia, sudah cukup
undang. banyak dibuat peraturan perundang-
Ini menjelaskan bahwa hierarkhis undangannya tentang pemerintah daerah
pemerintahan adalah sebuah sistem dan setiap undang-undang disusun
terpadu di bawah pemerintahan pusat yaitu berdasarkan landasan fhilosofis dan
Pemerintahan Propinsi dan Pemerintahan paradigmanya.
Kabupaten/Kota serta Pemerintahan Desa, Hubungan antara Pemerintah Daerah dan
yang masing-masing merupakan suatu Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
sistem yang bulat dan utuh dalam (DPRD) merupakan hubungan kerja yang
menjalankan tugasnya. kedudukannya setara dan bersifat
Pemerintahan daerah memperoleh kemitraan. Kedudukan yang setara
transper kewenangan dari Pemerintahan bermakna bahwa diantara lembaga
Pusat guna mengatur dan mengurus urusan
pemerintahan diwilayah jurisdiksinya. 2
Ibid. Hlm.4
ayat (4) sampai dengan ayat (6) diatur Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun
dalam peraturan pemerintah. 2014 Tentang Pemerintahan Daerah
Dalam melaksanakan tugas kepala Menjadi Undang-Undang.
daerah memiliki beberapa kewenangan. Pasal 101
Namun kewenangan serta tugas dilarang (1) DPRD provinsi mempunyai tugas dan
dilaksanakan jika Kepala Daerah sedang wewenang:
menjalani masa tahanan. Selama menjalani a. membentuk Perda Provinsi
masa tahanan, tugas dan wewenangan bersama gubernur;
dilaksanakan oleh Wakil Kepala Daerah. b. membahas dan memberikan
Apabila kepala daerah sedang menjalani persetujuan Rancangan Perda
masa tahanan atau berhalangan sementara Provinsi tentang APBD Provinsi
dan tidak ada wakil kepala daerah, yang diajukan oleh gubernur;
sekretaris daerah melaksanakan tugas c. melaksanakan pengawasan
sehari-hari kepala daerah. Adapun hak dan terhadap pelaksanaan Perda
kewenangan Kepala Daerah : Provinsi dan APBD provinsi;
1. Mengajukan rancangan Perda. d. dihapus;
2. Menetapkan Perda yang telah e. mengusulkan pengangkatan dan
mendapat persetujuan bersama DPRD. pemberhentian gubernur kepada
3. Menetapkan Perkada dan keputusan Presiden melalui Menteri untuk
kepala daerah. mendapatkan pengesahan
4. Mengambil tindakan tertentu dalam pengangkatan dan/atau
keadaan mendesak yang sangat pemberhentian;
dibutuhkan oleh Daerah dan/atau f. memberikan pendapat dan
masyarakat. pertimbangan kepada Pemerintah
5. Melaksanakan wewenang lain sesuai Daerah provinsi terhadap rencana
dengan ketentuan peraturan perjanjian internasional di Daerah
perundang-undangan. provinsi;
Dalam melaksanakan Urusan g. memberikan persetujuan terhadap
Pemerintahan yang menjadi kewenangan rencana kerja sama internasional
Daerah, kepala daerah dan wakil kepala yang dilakukan oleh Pemerintah
daerah mempunyai hak protokoler dan Daerah provinsi;
hak keuangan. Hak keuangan meliputi gaji h. meminta laporan keterangan
pokok, tunjangan jabatan, dan tunjangan pertanggungjawaban gubernur
lain. Kepala daerah dan/atau wakil kepala dalam penyelenggaraan
daerah yang dikenai sanksi pemberhentian Pemerintahan Daerah provinsi;
sementara tidak mendapatkan hak i. memberikan persetujuan terhadap
protokoler serta hanya diberikan hak rencana kerja sama dengan Daerah
keuangan berupa gaji pokok, tunjangan lain atau dengan pihak ketiga yang
anak, dan tunjangan istri/suami. membebani masyarakat dan Daerah
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah provinsi; dan
(DPRD) sesuai dengan Pasal 1 ayat (2) j. melaksanakan tugas dan wewenang
adalah bagian dari Pemerintahan daerah. lain yang diatur dalam ketentuan
Hak dan Wewenang Dewan Perwakilan peraturan perundang-undangan.
Rakyat Daerah (DPRD) pada Undang- (2) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata
Undang Republik Indonesia Nomor 2 cara pelaksanaan tugas dan wewenang
Tahun 2015 Tentang Penetapan Peraturan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
Pemerintah Pengganti Undang-Undang diatur dalam peraturan DPRD provinsi
Nomor 2 Tahun 2014 Tentang Perubahan tentang tata tertib.
dan berkembang dalam masyarakat kerja yang harmonis dan satu sama lain
sepanjang tidak bertentangan dengan harus saling mendukung, bukan sebagai
prinsip Negara Kesatuan Republik lawan atau pesaing.
Indonesia. Pembentukan Peraturan Daerah Untuk terjalinnya hubungan kerja
mencakup tahapan perencanaan, yang harmonis dan saling mendukung,
penyusunan, pembahasan, penetapan, dan diperlukan adanya pengaturan tentang hak-
pengundangan yang berpedoman pada hak protokoler dan keuangan Pimpinan
ketentuan peraturan perundangundangan. dan Anggota DPRD. Hal tersebut
Masyarakat berhak memberikan masukan bertujuan agar masing-masing
secara lisan dan tertulis dalam memperoleh hak dan melaksanakan
pembentukan Peraturan Daerah. kewajiban meningkatkan peran dan
Pembentukan Peraturan Daerah harus tanggung jawab mengembangkan
dilakukan secara efektif dan efisien. kehidupan demokrasi, menjamin
Sementara satu-satunya Peraturan Daerah keterwakilan rakyat dan daerah dalam
yang dibuat oleh Pemerintah Daerah melaksanakan tugas dan kewenangannya,
(Pemda) yang juga dibahas bersama mengembangkan hubungan dan
DPRD adalah Peraturan Daerah tentang mekanisme checks and balances antara
Anggaran dan Pendapatan Belanja Daerah lembaga legislatif dan eksekutif,
(APBD) berdasarkan Pasal 311 ayat (2) meningkatkan kualitas, produktifitas, dan
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 kinerja demi terwujudnya keadilan dan
Tentang Pemerintah Daerah. kesejahteraan masyarakat.
Dalam konstelasi pemerintahan di Kemitraan dan kesejajaran ini selain dapat
daerah, DPRD pada hakekatnya di dilihat dari penelitian atau pengambilan
samping merupakan badan resmi yang kebijakan secara bersama-sama, juga dapat
mewakili rakyat, juga sebagai mitra dan dilihat dari pengaturan akan setiap
partner eksekutif dalam merumuskan penyelenggaraan pelaksanaan acara
kebijaksanaan dalam rangka menjalankan kenegaraan atau secara resmi pengaturan
roda pemerintahan daerah, selain itu kedua akan posisi Pimpinan dan Anggota DPRD
lembaga itu juga mempunyai kedudukan pada setiap acara yang digelar secara
yang sejajar. resmi/formal.
Namun sebagai lembaga Kedudukan lembaga DPRD dengan
Pemerintahan Daerah, DPRD mempunyai Pemerintah Daerah adalah sejajar dan
kedudukan setara dan memiliki hubungan menjadi mitra dari Pemerintrah Daerah
kerja bersifat kemitraan dengan oleh sebab itu, lembaga DPRD merupakan
Pemerintah Daerah, hal ini sebagai mana badan legislatif daerah yang berfungsi
diatur dalam Undang-Undang Nomor 23 menetapkan tugas pemerintahan di bidang
Tahun 2014. Kedudukan yang setara politik, sedangkan Pemerintah Daerah
bermakna bahwa antara DPRD dan sebagai badan eksekutif daerah, berfungsi
Pemerintah Daerah memiliki kedudukan menyeleggarakan pelaksanaan dari pada
yang sama dan sejajar dalam arti tidak garis-garis besar haluan pembangunan
saling membawahi. Hubungan bersifat daerah (GBHN) yang telah ditetapkan oleh
kemitraan berarti DPRD merupakan mitra badan legislatif daerah.
kerja Pemerintah Daerah dalam membuat Menurut Penulis, DPRD sebagai
kebijakan daerah untuk melaksanakan mitra kerja eksekutif, tentu dikaitkan
otonomi daerah sesuai dengan tugas dan dengan penyelenggaraan Pemerintahan di
fungsi masing-masing. Berdasarkan hal daerah, jadi DPRD sebagai mitra eksekutf
tersebut antar kedua lembaga wajib tersebut bukanlah berarti bekerja sama
memelihara dan membangun hubungan untuk memenuhi kepentingan masing-
masing pihak dalam arti kepentingan tersebut dapat terwujud, dan berjalan
perseorangan, kelompok dan atau sebagaimana diharapkan bilamana baik
kepentingan partai akan tetapi semata-mata eksekutif maupun legislative memiliki visi
antar dua lembaga tersebut dalam bersama yaitu suatu visi yang bukan saja
mengambil kebijakan-kebijakan yang telah menyangkut kelembagaan, tetapi juga
disepakati secara bersama-sama dapat secara individual mereka merasa benar-
diimplemntasikan untuk kepentingan benar terikat (committee), karena hal
rakyat di daerah dan Negara. Serta masing- tersebut mencerminkan visi pribadi
masing lembaga dalam pelaksanaan masing-masing.Harmonisasi hubungan
fungsinya bisa saling memahami akan antara eksekutif dan DPRD dalam kontek
tugas yang melekat pada masing-masing tata laksana penyelenggaraan
lembaga tersebut secara proporsional, pemerintahan di daerah sedikit banyak ikut
dengan tanpa saling mencurigai, menentukan terciptanya situasi yang
membawahi, lebih kondusif bagi keberhasilan program-
menonjolkan/mendominasi dan lain program pembangunan daerah. Karena itu
sebagainya. pola hubungan yang seimbang dan egaliter
Hubungan antar Kepala Daerah antara dua lembaga tersebut perlu terus
dengan DPRD kedepan baik secara menerus ditingkatkan sebagai upaya
realistik dapat dikembangkan. Adalah: menjaga stabilitas politik di daerah.
1. Membentuk komunikasi dan tukar Dengan demikian, dalam beberapa kasus
menukar informasi, kerap terjadi disharmonisasi hubungan
2. Membentuk kerja sama atas beberapa antara eksekutif dan DPRD, baik dalam
subjek, program, masalah dan konteks kesalahpahaman dalam
pengembangan regulasi, dan ketiga, menerjemahkan makna substansi undang-
klarifikasi atas berbagai permasalahan. undang, maupun lebih bersifat politik.
3. Hubungan tersebut berbeda-beda dalam Bahkan fluktuasi hubungan antara kedua
peran dan aktualisasi masing-masing lembaga tersebut tidak mustahil mengarah
pihak, baik eksekutif maupun Legiiatif pada terjadinya konflik politik. Hal ini
dan yang paling berat dirasakan kedua menurut penulis, bisa dicerna dalam dua
belah pihak mungkin dalam hubungan hal, pihak eksekutif yang belum
kiarifikasi. sepenunhnya memahami ataukah pihak
Namun hubungan tersebut hanya legislative yang kerap mengarah pada
mungkin menjadi kenyataan jika perilaku “politicking”. Jika hal ini terjadi
dikembangkan etika yang dapat pada level legislatif atau anggota-anggota
merefleksikan bahwa DPRD bukan DPRD, maka sudah seharusnya dan
sebagai ancaman tetapi lembaga yang sepantasnyalah jajaran DPRD untuk
bekrja untuk kepentingan masyarakat. mawas diri dan melihat kedepan terhadap
Sebaliknya Pemerintah Daerah diharapkan substansi persoalan, bukan malah
mampu menciptakan suasana kondusif. mempolitisasi sehingga permasalahan
yang dapat mendorong DPRD bekerja yang begitu prinsipil hanya dijadikan
secara independent dan tetap kritis. komoditas politik belaka.
Pada prinsipnya urgensi jenis Pemerintahan Daerah menurut
hubungan antara eksekutif dan legislatif Undang-Undang Nomor 23 tahun 2014
tersebut meliputi hal-hal, yaitu : dan perubahannya mengalami perubahan
representasi, anggaran, yang cukup signifikan dibandingkan
pertanggungjawaban, pembuatan peraturan dengan Undang-Undang 32 Tahun 2004,
daerah, pengangkatan sekretaris daerah, dan Undang-Undang Nomor 22 Tahun
pembinaan dan pengawasan. Kesemua hal 1999 tentang Pemerintah Daerah. DPRD