Anda di halaman 1dari 16

Bambang Sugianto, ANALISIS YURIDIS HUBUNGAN PEMERINTAH DAERAH DAN DEWAN

PERWAKILAN RAKYAT DAERAH MENURUT UU NOMOR 23 TAHUN 2014, Halaman. 343-


358

ANALISIS YURIDIS HUBUNGAN PEMERINTAH DAERAH DAN DEWAN


PERWAKILAN RAKYAT DAERAH MENURUT UU NOMOR 23 TAHUN 2014
Oleh :
Bambang Sugianto
Sekolah Tinggi Hukum Sumpah Pemuda
bambangsugianto1969@gmail.com

Abstract
The purpose of this study is to explain and analyze the relationship of local government and
regional representatives Deawan. This research uses normative juridical method. Results of research
In carrying out its duties and functions despite the equal position between the Regional Government
and the DPRD. Supervision remains in place as the duties of the DPRD always exercise good
oversight of the government in running the wheels of the government and include supervision of the
use of APBD and Regional Policies. The working relationship of Local Government with DPRD
according to Law Number 23 Year 2014 on Regional Government, namely:1.Relationship in the
making of Regional policy, 2. Discussion and Ratification of Regional Regulations, 3. Relationship in
the discussion of Regional Expenditure Budget Plan (RAPBD), 4. Relationship in the field of
personnel, 5.Hubungan In the Policy on the management of Regional Goods, 6. Relations in the field
of Policy and political supervision of the region.
Keywords: Local Government, Authority and Relationship

Abstrak
Tujuan penelitian ini untuk menjelaskan dan menganalisis hubungan pemerintah daerah dan
Deawan perwakilan Daerah. Penelitian ini menggunakan metode yuridis normative. Hasil penelitian
Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya walaupun kedudukan sejajar antara Pemerintah Daerah
dengan DPRD. Pengawasan tetap berjalan sebagai mana tugas DPRD selalu melakukan pengawasan
baik terhadap pemerintah dalam menjalankan roda pemerintah dan termasuk pengawasan penggunaan
APBD dan Kebijakan Daerah. Adapun hubungan kerja Pemerintah Daerah dengan DPRD menurut
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, yaitu: 1.Hubungan dalam
pembuatan kebijakan Daerah, 2. Pembahasan dan Pengesahan Peraturan Daerah, 3. Hubungan dalam
pembahasan Rancangan ANggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD), 4. Hubungan dalam
bidang kepegawaian daerah, 5.Hubungan Dalam Kebijakan pengelolaan Barang Daerah, 6. Hubungan
dalam bidang Pengawasan kebijakan dan politik daerah.
Kata Kunci: Pemerintahan Daerah, Kewenangan dan hubungan

I. PENDAHULUAN prinsip-prinsip dalam mengelolah


A. Latar Belakang. pemerintahan yang lebih tinggi.1
Pemerintahan negara adalah sebuah Pada Sistem Pemerintahan
sistem yang dapat dilihat secara hierarkhis Republik Indonsia berdasarkan Undang-
maupun fungsional. Secara hierarkhis Undang Dasar (UUD) 1945 pada Pasal 18
dapat dibedakan adanya tingkatan yang berbunyi:
suprasistem dan masing-masing a. ayat (1) Negara Kesatuan Republik
mempunyai tugas dan fungsi dalam Indonesia dibagi atas daerah-
menjalan hak dan kewajibannya yang bulat -daerah provinsi dan daerah
dan utuh dan subsistemnya yang lebih provinsi itu dibagi atas kabupaten
kecil dan lebih rendah tunduk pada
1
Kementerian Dalam Negeri, Hubungan tugas
Pemerintah Daerah dan DPRD (Orientasi
Kepemimpinan dan Penyelenggaraan Pemerintah
daerah), Jakarta: 2011, Badan Diklat Depdagri,
Hlm.1-2.

Volume 15, Nomor 3, Bulan September, Tahun 2017


343
Bambang Sugianto, ANALISIS YURIDIS HUBUNGAN PEMERINTAH DAERAH DAN DEWAN
PERWAKILAN RAKYAT DAERAH MENURUT UU NOMOR 23 TAHUN 2014, Halaman. 343-
358

dan kota, yang tiap--tiap provinsi, Selain kewenangan, Pemerintah Pusat juga
kabupaten, dan kota itu mempunyai memberikan kewenangang kepada
pemerintahan daerah, yang diatur Pemerintahan Daerah untuk mengatur dan
dengan undang--undang. mengelolah sumber keuangan yang dapat
b. ayat (2) Pemerintahan daerah digali sendiri oleh daerah yang
provinsi, daerah kabupaten, dan bersangkutan selain dana transper dari
kota mengatur dan mengurus pusat.
sendiri urusan pemerintahan Selanjutkan pada Pasal 18A dan Pasal 18B
menurut asas otonomi dan tugas Undang-Undang Dasar (UUD) 1945 diatur
pembantuan. pula tentang hubungan wewenang,
c. ayat (3) Pemerintahan daerah keuangan, pelayanan umu, pemanfaatan
provinsi, daerah kabupaten, dan sumber daya alam serta pengakuan dan
kota memiliki Dewan Perwakilan penghormatan terhadap daerah-daerah
Rakyat Daerah yang anggota-- yang memiliki kekuasaan.
anggotanya dipilih melalui Berdasarkan ketentuan konstitusi
pemilihan umum. dalam sistem pemerintahan di Indonesia,
d. ayat (4) Gubernur, Bupati dan sekurang-kurangnya ada 4 (empat)
Walikota masing--masing sebagai peraturan perundang-undangan atau
Kepala Pemerintah Daerah payung hukum yang berlaku dan berkaitan
Provinsi, Kabupaten dan Kota dengan desentralisasi dan otonomi daerah,
dipilih secara demokratis. yaitu2:
e. ayat (5) Pemerintah daerah 1. Undang-undang yang mengatur tentang
menjalankan otonomi Peerintahan Daerah
seluas-luasnya, kecuali urusan 2. Undang-Undang yang mengatur tentang
pemerintahan yang oleh undang- hubungan kewenangan antara
-undang ditentukan sebagai urusan pemerintah pusat dengan pemerintah
Pemerintah Pusat. daerah
f. ayat (6) Pemerintahan daerah 3. Undang-Undang tentang perimbangan
berhak menetapkan peraturan keuangan daerah antara pemerintah
daerah dan peraturan--peraturan pusat dan pemerintahan daerah.
lain untuk melaksanakan otonomi 4. Undang-Undang pengatur daerah yang
dan tugas pembantuan. bersifat khusus dan istimewa.
g. ayat (7) Susunan dan tata cara Dalam perjalanan sejarah
penyelenggaraan pemerintahan pelaksanaan asas desentralisasi dan
daerah diatur dalam undang-- otonomi daerah di Indonesia, sudah cukup
undang. banyak dibuat peraturan perundang-
Ini menjelaskan bahwa hierarkhis undangannya tentang pemerintah daerah
pemerintahan adalah sebuah sistem dan setiap undang-undang disusun
terpadu di bawah pemerintahan pusat yaitu berdasarkan landasan fhilosofis dan
Pemerintahan Propinsi dan Pemerintahan paradigmanya.
Kabupaten/Kota serta Pemerintahan Desa, Hubungan antara Pemerintah Daerah dan
yang masing-masing merupakan suatu Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
sistem yang bulat dan utuh dalam (DPRD) merupakan hubungan kerja yang
menjalankan tugasnya. kedudukannya setara dan bersifat
Pemerintahan daerah memperoleh kemitraan. Kedudukan yang setara
transper kewenangan dari Pemerintahan bermakna bahwa diantara lembaga
Pusat guna mengatur dan mengurus urusan
pemerintahan diwilayah jurisdiksinya. 2
Ibid. Hlm.4

Volume 15, Nomor 3, Bulan September, Tahun 2017


344
Bambang Sugianto, ANALISIS YURIDIS HUBUNGAN PEMERINTAH DAERAH DAN DEWAN
PERWAKILAN RAKYAT DAERAH MENURUT UU NOMOR 23 TAHUN 2014, Halaman. 343-
358

pemerintahan daerah itu memiliki Urusan pemerintahan yang menjadi


kedudukan yang sama dan sejajar, artinya kewenangan pemerintahan daerah, yang
tidak saling membawahi. diselenggarakan berdasarkan kriteria di
Hal ini tercermin dalam membuat atas terdiri atas urusan wajib dan urusan
kebijakan daerah berupa peraturan daerah pilihan.Urusan wajib yang menjadi
(Perda). Hubungan kemitraan bermakna kewenangan pemerintahan daerah provinsi
bahwa antara pemerintah daerah dan merupakan urusan dalam skala provinsi.
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Urusan pemerintahan propinsi yang
(DPRD) adalah sama-sama mitra sekerja bersifat pilihan meliputi urusan
dalam membuat kebijakan daerah untuk pemerintahan yang secara nyata ada dan
melaksanakan otonomi daerah sesuai berpotensi untuk meningkatkan
dengan fungsi masing-masing sehingga kesejahteraan masyarakat sesuai dengan
antar kedua lembaga itu membangun suatu kondisi, kekhasan, dan potensi unggulan
hubungan kerja yang sifatnya saling daerah yang bersangkutan.
mendukung bukan merupakan lawan Menerut Pasal 1 ayat (2) Undang-
ataupun pesaing satu sama lain dalam Undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang
melaksanakan fungsi masing- Pemerintahan Daerah berbunyi
masing.Penyelenggaraan pemerintahan “Pemerintahan Daerah adalah
daerah dalam melaksanakan tugasnya, penyelenggaraan urusan pemerintahan
wewenang, kewajiban, dan tanggung oleh pemerintah daerah dan dewan
jawabnya, serta atas kuasa peraturan perwakilan rakyat daerah menurut asas
perundang-undang yang lebih tinggi dapat otonomi dan tugas pembantuan dengan
menetapkan kebijakan daerah yang prinsip otonomi seluas-luasnya dalam
dirumuskan dalam peraturan daerah sistem dan prinsip Negara Kesatuan
bersama pemerintah daerah dengan Dewan Republik Indonesia sebagaimana
Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD).3 dimaksud dalam Undang-Undang Dasar
Pasal 96 Undang Undang Nomor Negara Republik Indonesia Tahun 1945”.
23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Ini menjelaskan bahwa menyelenggarakan
Daerah menjelaskan bahwa DPRD urusan pemerintahan yang menjadi
mempunyai tugas dan wewenang kewenangan daerah, pemerintahan daerah
pembentukan peraturan dearah, menjalankan otonomi seluas-luasnya untuk
penyusunan Anggaran Pendapatan dan mengatur dan mengurus sendiri urusan
Belanja Dearah (APBD), dan pemerintahan berdasarkan asas otonomi
melaksanakan pengawasan terhadap dan tugas pembantuan.
pelaksanaan peraturan daerah serta Pemerintahan daerah dalam
kebijakan pemerintah daerah dalam menyelenggarakan urusan pemerintahan
melaksanakan program pembangunan memiliki hubungan dengan pemerintah
daerah, dan kerja sama internasional di pusat dan dengan pemerintahan daerah
daerah. lainnya. Hubungan tersebut meliputi
Penyelenggaraan urusan hubungan wewenang, keuangan,
pemerintahan dibagi berdasarkan kriteria pelayanan umum, pemanfaatan sumber
eksternalitas, akuntabilitas, dan efisiensi daya alam, dan sumber daya lainnya.
dengan memperhatikan keserasian Hubungan keuangan, pelayanan umum,
hubungan antar susunan pemerintahan. pemanfaatan sumber daya alam, dan
sumber daya lainnya dilaksanakan secara
3
adil dan selaras. Hubungan wewenang,
Zulkarnaen dan Beni Ahmad Saebani , Hukum
keuangan, pelayanan umum, pemanfaatan
Konstitusi, Bandung: 2012, CV. Pustaka Seia,
Hlm.257 sumber daya alam dan sumber daya

Volume 15, Nomor 3, Bulan September, Tahun 2017


345
Bambang Sugianto, ANALISIS YURIDIS HUBUNGAN PEMERINTAH DAERAH DAN DEWAN
PERWAKILAN RAKYAT DAERAH MENURUT UU NOMOR 23 TAHUN 2014, Halaman. 343-
358

lainnya menimbulkan hubungan daerah harus mendapatkan persetujuan


administrasi dan kewilayahan DPRD.
antarsusunan pemerintahan. Pemerintahan daerah dan Dewan
Penyelenggaraan fungsi Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) dalam
pemerintahan daerah akan terlaksana menyelenggarakan urusan pemerintahan
secara optimal apabila penyelenggaraan memiliki hubungan dengan pemerintah
urusan pemerintahan diikuti dengan pusat dan dengan pemerintahan daerah
pemberian sumber-sumber penerimaan lainnya. Hubungan tersebut meliputi
yang cukup kepada daerah, dengan hubungan wewenang, keuangan,
mengacu kepada Undang-Undang yang pelayanan umum, pemanfaatan sumber
mengatur Perimbangan Keuangan antara daya alam, dan sumber daya lainnya.
Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Hubungan keuangan, pelayanan umum,
Daerah, dimana besarnya disesuaikan dan pemanfaatan sumber daya alam, dan
diselaraskan dengan pembagian sumber daya lainnya dilaksanakan secara
kewenangan antara Pemerintah dan adil dan selaras. Hubungan wewenang,
Daerah. Semua sumber keuangan yang keuangan, pelayanan umum, pemanfaatan
melekat pada setiap urusan pemerintah sumber daya alam dan sumber daya
yang diserahkan kepada daerah menjadi lainnya menimbulkan hubungan
sumber keuangan daerah. administrasi dan kewilayahan
Daerah diberikan hak untuk antarsusunan pemerintahan.
mendapatkan sumber keuangan yang Pelaksanaan pemerintahan daerah
antara lain berupa : kepastian tersedianya yang seharusnya didalam prakteknya
pendanaan dari Pemerintah sesuai dengan haruslah sesuai dengan asas legalitas.
urusan pemerintah yang diserahkan; Pemerintah daerah harus bertindak sesuai
kewenangan memungut dan kewenangan yang berlaku dan DPRD
mendayagunakan pajak dan retribusi sebagai mitra sejajar dengan Pemerintah
daerah dan hak untuk mendapatkan bagi Daerah akan melakukan pengawasan.
hasil dari sumber-sumber daya nasional Pemerintah daerah tidak boleh bertindak
yang berada di daerah dan dana dengan menyalahgunakan wewenang dan
perimbangan lainnya; hak untuk mengelola melampaui wewenang, atau tanpa
kekayaan daerah dan mendapatkan wewenang, sehingga dengan demikian
sumber-sumber pendapatan lain yang sah dapat mewujudkan tujuan negara
serta sumber-sumber pembiayaan. Dengan (pemerintah daerah) yaitu kesejahteraan.4
pengaturan tersebut, dalam hal ini pada Dari urain diatas dan melihat tugas
dasarnya Pemerintah menerapkan prinsip dan kedudukan Pemerintahan Daerah yang
uang mengikuti fungsi. begitu luas dalam menjalankan otonomi
Dalam rangka meningkatkan daerah penulis akan menganalisis secara
kesejahteraan rakyat, daerah dapat yuridis hubungan Kerja dan Tugas
mengadakan kerja sama dengan daerah Pemerintahan Daerah dengan Dewan
lain yang didasarkan pada pertimbangan Perwakilan Rakyat Daerah menurut
efisiensi dan efektifitas pelayanan publik, Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014.
sinergi dan saling menguntungkan. Kerja B. Permasalahan
sama tersebut dapat diwujudkan dalam
bentuk badan kerjasama antar daerah yang
diatur dengan keputusan bersama. Dalam
penyediaan pelayanan publik, daerah dapat 4
E. Sundari dan M.G. Endang Sumiarni, Politik
bekerja sama dengan pihak ketiga. Kerja
Hukum dan Tata Hukum Indonesia, Yogyakarta:
sama yang membebani masyarakat dan 2015, Cahaya Atma Pustaka Cek ke V. Hlm.113

Volume 15, Nomor 3, Bulan September, Tahun 2017


346
Bambang Sugianto, ANALISIS YURIDIS HUBUNGAN PEMERINTAH DAERAH DAN DEWAN
PERWAKILAN RAKYAT DAERAH MENURUT UU NOMOR 23 TAHUN 2014, Halaman. 343-
358

Berdasarkan uraian diatas, kepentingan umum sebagaimana diatur


Penulisakan mencoba membahas dan dalam kaidah penyusunan Perda. Tindakan
menganalisis secara yuridis tentang: dan Wewenang Pemerintahan harus
1. Sejauhmana kewenangan dan didasarkan pada norma wewenang, karena
hubungan tugas Pemerintahan norma wewenang menjadi dasar keabsahan
Daerah dan Dewan Perwakilan tindak pemerintah, dan wewenang yang
Rakyat Daerah (DPRD) menurut diperoleh dari undang-undang adalah
Undang-Undang Nomor 23 Tahun legalitas formal ini sesuai dengan konsep
2014 tentang Pemerintah Daerah? negara hukum.5
2. Hubungan kerja apa yang terbentuk Hak dan tugas pemerintahan daerah
antara Pemerintah Daerah dengan (Eksekutif dan DPRD) dalam
DPRD menurut UU No. 23 Tahun pemerintahan propinsi dalam mengatur
2014? otonomi daerah sangat luas dan Propinsi
C. Metode Penelitian dapat mengatur apa saja yang dianggap
Penelitian ini menggunakan metode masuk dalam urusan rumah tangganya.
penelitian yuridis normatif. Asal tidak bertentangan dengan ketetapan
D. Tujuan Penelitian: dan peraturan dari pemerintah pusat, dalam
untuk menjelaskan dan menganalisis hal ini Gubernur dapat mengambil tugas
hubungan pemerintah daerah dan dan wewenang dari pemerintah pusat.6
Deawan perwakilan Daerah Otonomi Daerah diberikan kepada
II. PEMBAHASAN rakyat sebagai sat kesatuan masyarakat
1. Kedudukan Pemerintah Daerah hukum yang diberi kewenangan untuk
dan DPRD dalam Sistem mengatur dan mengurus sendiri Urusan
Pemerintah Nasional dilihat dari Pemerintahan yang diberikan oleh
Fungsional. Pemerintah Pusat kepada Daerah dan
Pemerintahan daerah sebagai yang dalam pelaksanaannya dilakukan oleh
dimaksud dalam Undang-Undang adalah kepala daerah dan DPRD dengan dibantu
Kepala Daerah dengan DPRD. Dalam oleh Perangkat Daerah.Urusan
melaksanakan Urusan Pemerintahan yang Pemerintahan yang diserahkan ke Daerah
menjadi kewenangan Daerah, kepala berasal dari kekuasaan pemerintahan yang
daerah dan DPRD selaku penyelenggara ada ditangan Presiden. Konsekuensi dari
Pemerintahan daerah membuat Perda negara kesatuan adalah tanggung jawab
sebagai dasar hukum bagi daerah dalam akhir pemerintahan ada ditangan Presiden.
menyelenggarakan Otonomi Daerah sesuai Agar pelaksanaan Urusan Pemerintahan
dengan kondisi dan aspirasi masyarakat yang diserahkan ke Daerah berjalan sesuai
serta kekhasan dari Daerah tersebut. dengan kebijakan nasional maka Presiden
Peraturan Daerah (Perda) yang dibuat oleh berkewajiban untuk melakukan pembinaan
daerah hanya berlaku dalam batas-batas dan pengawasanterhadap penyelenggaraan
yurisdiksi daerah yang bersangkutan. Pemerintahan Daerah.
Walaupun demikian Peraturan Daerah Sebagian Urusan Pemerintahan
yang ditetapkan oleh Daerahtidak boleh yang menjadi tanggung jawab menteri
bertentangan dengan ketentuan peraturan tersebut yang sesungguhnya diotonomikan
perundang-undangan yang lebih tinggi ke Daerah. Konsekuensi menteri sebagai
tingkatannya sesuai dengan hierarki
5
peraturan perundang-undangan. Nomensen Sinamo, Hukum Administrasi Negara
Disamping itu Perda sebagai bagiandari Suatu Kajian Kritis Tentang Birokrasi Negara,
Jakarta: 2014, Jala Permata Aksara, Hlm. 108
sistem peraturan perundang-undangan 6
Amran Muslimin, Aspek-Aspek Hukum Ootonomi
tidak boleh bertentangan dengan Daerah, Bandung: 1986, Alumni,Hlm.43

Volume 15, Nomor 3, Bulan September, Tahun 2017


347
Bambang Sugianto, ANALISIS YURIDIS HUBUNGAN PEMERINTAH DAERAH DAN DEWAN
PERWAKILAN RAKYAT DAERAH MENURUT UU NOMOR 23 TAHUN 2014, Halaman. 343-
358

pembantu Presiden adalah kewajiban Undang ini dilakukan pengaturan yang


menteri atas nama Presiden untuk bersifat norrmatif yang dimulai dari
melakukan pembinaan dan pengawasan pemetaan Urusan pemerintahan yang akan
agar penyelenggaraan Pemerintahan menjadi prioritas daerah dalam
Daerah berjalan sesuai dengan ketentuan pelaksanaan otonomi yang seluas-luasnya.
peraturan perundang-undangan. Agar Melalui pemetaantersebut akan tercipta
tercipta sinergi antara Pemerintah Pusat sinergi kementerian/lembaga
dan Daerah, kementerian/lembaga pemerintahnon-kementerian yang urusan
pemerintah non kementerian berkewajiban pemerintahannya di desentralisasaikan
membuat norma, standar, prosedur, dan kedaerah. Sinergi urusan pemerintahan
kriteria (NSPK) untuk dijadikan pedoman akan melahirkan sinergi
bagi Daerah dalam menyelenggarakan kelembagaanantara Pemerintah Pusat dan
Urusan Pemerintahan yang diserahkan ke Daerah karena setiap kementerian/lembaga
Daerah dan menjadi pedoman pemerintah non-kementerian akan tahu
bagikementerian/lembaga pemerintah non siapa pemangku kepentingan (stakeholder)
kementerian untuK melakukan pembinaan dari kementerian/lembaga pemerintah non-
dan penugasan. Presiden melimpahkan kementerian tersebut di tingkat provinsi
kewenangan kepada Menteri sebagai dan kabupaten/kota secara nasional.
koordinator pembinaan dan pengawasan Sinergi urusan pemerintahan dan
yang dilakukan oleh kementerian/lembaga kelembagaan tersebut akan menciptakan
pemerintah non kementerian terhadap sinergi dalam perencanaan pembangunan
penyelenggaraan Pemerintahan Daerah. antara kementerian/lembaga
Kementerian/lembaga pemerintah non pemerintahnon-kementerian dengan daerah
kementerian melakukan pembinaan dan untuk mencapai target nasional. Manfaat
pengawasan yang bersifat teknis, lanjutannya adalah akan tercipta
sedangkan Kementerian melaksanakan penyaluran bantuan yang terarah
pembinaan dan pengawasan yang bersifat darikementerian/lembaga pemerintah
umum. Mekanisme tersebut nonkementerian terhadap daerah.
diharapkanmampu menciptakan Hubungan Pemerintah Daerah
harmonisasi antar kementerian/lembaga (Kepala Daerah) dengan DPRD dalam
pemerintah non kementerian dalam hubungan kerja dan fungsi menurut
melakukan pembinaan danpengawasan Undang-Undang Pemerintahan Daerah,
penyelenggaraan Pemerintahan Daerah yaitu:
secara keseluruhan. 1. Hubungan dalam pembuatan
Perubahan Undang-Undang kebijakan Daerah
Pemerintah Daerah menjadi Undang- 2. Pembahasan dan Pengesahan
Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Peraturan Daerah.
Pemerintahan Daerah ditujukan untuk 3. Hubungan dalam pembahasan
mendorong lebih terciptanya daya gunadan Rancangan ANggaran Pendapatan
hasil guna penyelenggaraan Pemerintahan dan Belanja Daerah (RAPBD)
Daerah dalam mensejahterakan 4. Hubungan dalam bidang
masyarakat, baik melalui peningkatan kepegawaian daerah.
pelayanan publik maupun melalui 5. Hubungan Dalam Kebijakan
peningkatan daya saing daerah. Perubahan pengelolaan Barang Daerah
ini bertujuanuntuk memacu sinergi dalam 6. Hubungan dalam bidang
berbagai aspek dalam Pengawasan kebijakan dan politk
penyelenggaraanPemerintahan Daerah daerah.
dengan Pemerintah Pusat.Melalui Undang-

Volume 15, Nomor 3, Bulan September, Tahun 2017


348
Bambang Sugianto, ANALISIS YURIDIS HUBUNGAN PEMERINTAH DAERAH DAN DEWAN
PERWAKILAN RAKYAT DAERAH MENURUT UU NOMOR 23 TAHUN 2014, Halaman. 343-
358

2. Analisis Yuridis Hubungan kesatuan kedaulatan hanya ada pada


Pemerintah Daerah dan Dewan pemerintahan negara atau pemerintahan
Perwakilan Rakyat Daerah Menurut nasional dan tidak ada kedaulatan pada
UU Nomor 23 Tahun 2014. Daerah. Oleh karena itu, seluas apa pun
Berlakunya Undang-Undang otonomi yang diberikan kepada Daerah,
Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah tanggung jawab akhir penyelenggaraan
Daerah, menjelaskan kedudukan dan Pemerintahan Daerah akan tetap ada
fungsi pemerintahan daerah sebagaimana ditangan Pemerintah Pusat. Untuk itu
dimmaksud Pasal 1 ayat (2) Pemerintah Pemerintahan Daerah pada Negara
Daerah dan DPRD bersama-sama kesatuan merupakan satu kesatuan dengan
melaksanakan Otonomi Daerah. Ini Pemerintahan Nasional. Sejalan dengan
merupakan perintah Pasal 1 Undang- itu, kebijakan yang dibuat dan
Undang Dasar (UUD)Negara Republik dilaksanakan oleh Daerah merupakan
Indonesia Tahun 1945 menyatakan bahwa bagian integral dari kebijakan nasional.
Negara Indonesia adalah Negara kesatuan Menurut Moh. Mahfud MD dalam
yang berbentuk Republik. Konsekuensi bukunya Politik Hukum, Pemerintahan
logis sebagai negara kesatuan adalah Daerah terdiri dari DPRD dan Dewan
dibentuknya pemerintah negara Indonesia Pemerintah Daerah yang diketuai oleh
sebagai pemerintah nasional untuk pertama Kepala Daerah. Jadi pemerintahan di
kalinya dan kemudian pemerintah nasional daerah dilakukan secara kolegial dan
tersebutlah yang kemudian membentuk kepala daerah tidak merupakan satuan
Daerah sesuai ketentuan peraturan operator yang tersendiri karena dia
perundang-undangan. Kemudian Pasal 18 termasuk dalam Pemerintahan daerah
ayat (2) dan ayat (5) Undang-Undang meskipun pengangkatan kepala daerah
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun dilakukan oleh pemerintah pusat.7
1945 menyatakan bahwa Pemerintahan Daerah sebagai satu kesatuan masyarakat
Daerah berwenang untuk mengatur dan hukum yang mempunyai otonomi
mengurus sendiri Urusan Pemerintahan berwenang mengatur dan mengurus
menurut Asas Otonomi dan Tugas daerahnya sesuai aspirasi dan kepentingan
Pembantuan dan diberikan otonomi yang masyarakatnya sepanjang tidak
seluas-luasnya. bertentangan dengan tatanan hukum
Pemberian otonomi yang seluas- nasional dan kepentingan umum. Untuk
luasnya kepada daerah diarahkan untuk mengatur dan mengurus kehidupan
mempercepat terwujudnya kesejahteraan warganya maka Pemerintah Pusat dalam
masyarakat melalui peningkatan membentuk kebijakan harus
pelayanan, pemberdayaan, dan peran serta memperhatikan kearifan lokal dan
masyarakat. Di samping itu melalui sebaliknya Pemerintrah Daerah dengan
otonomi luas, dalam lingkungan strategis DPRD ketika membentuk kebijakan
globalisasi, Daerah diharapkan mampu daerah baik dalam bentuk Peraturan
meningkatkan daya saing dengan Daerah (Perda) maupun kebijakan lainnya
memperhatikan prinsip demokrasi, (Peraturan dan Keputusan Gubernur)
pemerataan, keadilan, keistimewaan dan hendaknya juga memperhatikan
kekhususan serta potensi dan kepentingan nasional. Perda dan Kebijakan
keanekaragaman Daerah dalam sistem Daerah akan tercipta keseimbangan antara
Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Pemberian otonomi yang seluas-seluasnya 7
Moh. Mahfud MD, Politik Hukum di Indonesia,
kepada daerah dilaksanakan berdasarkan
Jakarta: 2014, PT. Raja Grafindo Persada Cetakan
prinsip negara kesatuan. Dalam negara ke.6. Hlm.321

Volume 15, Nomor 3, Bulan September, Tahun 2017


349
Bambang Sugianto, ANALISIS YURIDIS HUBUNGAN PEMERINTAH DAERAH DAN DEWAN
PERWAKILAN RAKYAT DAERAH MENURUT UU NOMOR 23 TAHUN 2014, Halaman. 343-
358

kepentingan nasional yang sinergis dengan pendekatan asimetris tersebut maka


kepentingan daerah dan tetap Daerah akan mempunyai prioritas Urusan
memperhatikan kondisi, kekhasan, dan Pemerintahan dan kelembagaan yang
kearifan lokal dalam penyelenggaraan berbeda satu dengan lainnya sesuai dengan
pemerintahan secara keseluruhan. karakter Daerah dan kebutuhan
Penyelenggaraan pemerintahan masyarakatnya.
daerah berbeda dengan penyelenggaraan Pemerintahan daerah
pemerintahan di pusat yang terdiri atas menyelenggarakan urusan pemerintahan
lembaga eksekutif, legislatif, dan yang menjadi kewenangannya, kecuali
yudikatif, penyelenggaraan Pemerintahan urusan pemerintahan yang oleh Undang-
Daerah dilaksanakan oleh DPRD dan Undang ini ditentukan menjadi urusan
kepala daerah. DPRD dan kepala daerah Pemerintah. Dalam menyelenggarakan
berkedudukan sebagai unsur urusan pemerintahan yang menjadi
penyelenggara pemerintahan daerah yang kewenangan daerah sebagaimana
diberi mandat rakyat untuk melaksanakan dimaksud pada ayat (1), pemerintahan
Urusan pemerintahan yang diserahkan daerah menjalankan otonomi seluas-
kepada daerah. Dengan demikian maka luasnya untuk mengatur dan mengurus
DPRD dan kepala daerah berkedudukan sendiri urusan pemerintahan berdasarkan
sebagai mitra sejajar yang mempunyai asas otonomi dan tugas pembantuan.
fungsi yang berbeda. DPRD mempunyai Dalam urusan pemerintahan yang menjadi
fungsi pembentukan Perda, anggaran dan kewenangan Pemerintah di luar urusan
pengawasan, sedangkan kepala daerah pemerintahan, Pemerintah dapat:
melaksanakan fungsi pelaksanaan atas 1. Menyelenggarakan sendiri sebagian
Perda dan kebijakan Daerah. Dalam urusan pemerintahan.
mengatur dan mengurus Urusan 2. Melimpahkan sebagian urusan
Pemerintahan yang menjadi kewenangan pemerintahan kepada Gubernur selaku
Daerah tersebut, DPRD dan kepala daerah wakil Pemerintah atau;
dibantu oleh Perangkat Daerah. Sebagai 3. Menugaskan sebagian urusan kepada
konsekuensi posisi DPRD sebagai unsur pemerintahan daerah dan/atau
penyelenggara Pemerintahan Daerah maka Pemerintahan Daerah adalah
susunan, kedudukan, peran, hak, penyelenggaraan urusan pemerintahan
kewajiban, tugas, wewenang, dan fungsi oleh pemerintah daerah dan DPRD
DPRD tidak diatur dalam beberapa menurut asas otonomi dan tugas
undang-undang namun cukup diatur dalam pembantuan dengan prinsip otonomi
Undang-Undang ini secara keseluruhan seluas-luasnya dalam sistem dan
guna memudahkan pengaturannya secara prinsip Negara Kesatuan Republik
terintegrasi. Indonesia sebagaimana dimaksud
Setiap daerah sesuai karakter dalam UUD 1945.
Daerahnya akan mempunyai prioritasyang Pemerintah daerah dalam
berbeda antara satu Daerah dengan Daerah melaksanakan otonomi yang sering disebut
lainnya dalam upaya mensejahterakan kesatuan masyarakat hukum yang
masyarakat. Ini merupakan pendekatan mempunyai batas wilayah yang berhak,
yang bersifat asimetris artinya walaupun berwenang dan berkewajiban mengatur
Daerah sama-sama diberikan otonomi dan mengurus rumah tangga sendiri dalam
yang seluas-luasnya, namun prioritas ikatan Negara kesatuan Republik
Urusan Pemerintahan yang dikerjakan Indonesia, sekaligus merupakan bagian
akan berbeda satu Daerah dengan Daerah dari Pemerintahan Nasional melaksanakan
lainnya. Konsekuensi logis dari

Volume 15, Nomor 3, Bulan September, Tahun 2017


350
Bambang Sugianto, ANALISIS YURIDIS HUBUNGAN PEMERINTAH DAERAH DAN DEWAN
PERWAKILAN RAKYAT DAERAH MENURUT UU NOMOR 23 TAHUN 2014, Halaman. 343-
358

Otonomi Daerah yang berasal dari g. melaksanakan tugas lain sesuai


kewenangan pemerintah pusat.8 dengan ketentuan peraturan
Menurut Undang-Undang Nomor perundang-undangan.
23 tahun 2014 tentang Pemerintahan (2) Dalam melaksanakan tugas
Daerah dalam menjalankan otonomi sebagaimana dimaksud padaayat (1)
daerah Pemerintah Daerah mempunyai hak kepala daerah berwenang:
dan kewajiban yang sudah diatur secara a. mengajukan rancangan Perda;
eksplisit dan jelas. b. menetapkan Perda yang telah
Pasal 65 Undang-Undang Nomor 23 mendapat persetujuan bersama
Tahun 2014.tentang Pemerintahan Daerah DPRD;
bahwa Pemerintah Daerah (Kepala c. menetapkan Perkada dan keputusan
Daerah) memiliki Hak dan kewabinan, kepala daerah;
yaitu: d. mengambil tindakan tertentu dalam
(1) Kepala daerah mempunyai tugas: keadaan mendesak yang sangat
a. memimpin pelaksanaan Urusan dibutuhkan oleh Daerah dan/atau
Pemerintahan yang menjadi masyarakat;
kewenangan Daerah berdasarkan e. melaksanakan wewenang lain
ketentuan peraturan perundang- sesuai dengan ketentuan peraturan
undangan dan kebijakan yang perundang-undangan.
ditetapkan bersama DPRD; (3) Kepala daerah yang sedang menjalani
b. memelihara ketenteraman dan masa tahanandilarang melaksanakan
ketertiban masyarakat; tugas dan kewenangannya
c. menyusun dan mengajukan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
rancangan Perda tentangRPJPD dan ayat (2).
dan rancangan Perda tentang (4) Dalam hal kepala daerah sedang
RPJMD kepada DPRD untuk menjalani masa tahanan sebagaimana
dibahas bersama DPRD, serta dimaksud pada ayat (3) atau
menyusun dan menetapkan RKPD; berhalangan sementara, wakil kepala
d. menyusun dan mengajukan daerah melaksanakan tugas dan
rancangan Perda tentang APBD, wewenang kepala daerah.
rancangan Perda tentang perubahan (5) Apabila kepala daerah sedang
APBD, dan rancangan Perda menjalani masa tahanan
tentang pertanggungjawaban atauberhalangan sementara dan tidak
pelaksanaan APBD kepada DPRD ada wakil kepala daerah, sekretaris
untuk dibahas bersama; daerah melaksanakan tugas sehari-hari
e. mewakili Daerahnya di dalam dan kepala daerah.
di luar pengadilan, dan dapat (6) Apabila kepala daerah dan wakil
menunjuk kuasa hukum untuk kepala daerah sedangmenjalani masa
mewakilinya sesuai dengan tahanan atau berhalangan sementara,
ketentuan peraturan sekretaris daerah melaksanakan tugas
perundangundangan; sehari-hari kepala daerah.
f. mengusulkan pengangkatan wakil (7) Ketentuan lebih lanjut mengenai
kepala daerah; dan pelaksanaan tugas danwewenang
kepala daerah oleh wakil kepala
daerah dan pelaksanaan tugas sehari-
8
hari kepala daerah oleh sekretaris
Abu daud Busroh, Sistem Pemerintahan Republik
daerah sebagaimana dimaksud pada
Indonesia, Jakarta: 1989, Bina Aksara, Halaman.
45-46

Volume 15, Nomor 3, Bulan September, Tahun 2017


351
Bambang Sugianto, ANALISIS YURIDIS HUBUNGAN PEMERINTAH DAERAH DAN DEWAN
PERWAKILAN RAKYAT DAERAH MENURUT UU NOMOR 23 TAHUN 2014, Halaman. 343-
358

ayat (4) sampai dengan ayat (6) diatur Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun
dalam peraturan pemerintah. 2014 Tentang Pemerintahan Daerah
Dalam melaksanakan tugas kepala Menjadi Undang-Undang.
daerah memiliki beberapa kewenangan. Pasal 101
Namun kewenangan serta tugas dilarang (1) DPRD provinsi mempunyai tugas dan
dilaksanakan jika Kepala Daerah sedang wewenang:
menjalani masa tahanan. Selama menjalani a. membentuk Perda Provinsi
masa tahanan, tugas dan wewenangan bersama gubernur;
dilaksanakan oleh Wakil Kepala Daerah. b. membahas dan memberikan
Apabila kepala daerah sedang menjalani persetujuan Rancangan Perda
masa tahanan atau berhalangan sementara Provinsi tentang APBD Provinsi
dan tidak ada wakil kepala daerah, yang diajukan oleh gubernur;
sekretaris daerah melaksanakan tugas c. melaksanakan pengawasan
sehari-hari kepala daerah. Adapun hak dan terhadap pelaksanaan Perda
kewenangan Kepala Daerah : Provinsi dan APBD provinsi;
1. Mengajukan rancangan Perda. d. dihapus;
2. Menetapkan Perda yang telah e. mengusulkan pengangkatan dan
mendapat persetujuan bersama DPRD. pemberhentian gubernur kepada
3. Menetapkan Perkada dan keputusan Presiden melalui Menteri untuk
kepala daerah. mendapatkan pengesahan
4. Mengambil tindakan tertentu dalam pengangkatan dan/atau
keadaan mendesak yang sangat pemberhentian;
dibutuhkan oleh Daerah dan/atau f. memberikan pendapat dan
masyarakat. pertimbangan kepada Pemerintah
5. Melaksanakan wewenang lain sesuai Daerah provinsi terhadap rencana
dengan ketentuan peraturan perjanjian internasional di Daerah
perundang-undangan. provinsi;
Dalam melaksanakan Urusan g. memberikan persetujuan terhadap
Pemerintahan yang menjadi kewenangan rencana kerja sama internasional
Daerah, kepala daerah dan wakil kepala yang dilakukan oleh Pemerintah
daerah mempunyai hak protokoler dan Daerah provinsi;
hak keuangan. Hak keuangan meliputi gaji h. meminta laporan keterangan
pokok, tunjangan jabatan, dan tunjangan pertanggungjawaban gubernur
lain. Kepala daerah dan/atau wakil kepala dalam penyelenggaraan
daerah yang dikenai sanksi pemberhentian Pemerintahan Daerah provinsi;
sementara tidak mendapatkan hak i. memberikan persetujuan terhadap
protokoler serta hanya diberikan hak rencana kerja sama dengan Daerah
keuangan berupa gaji pokok, tunjangan lain atau dengan pihak ketiga yang
anak, dan tunjangan istri/suami. membebani masyarakat dan Daerah
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah provinsi; dan
(DPRD) sesuai dengan Pasal 1 ayat (2) j. melaksanakan tugas dan wewenang
adalah bagian dari Pemerintahan daerah. lain yang diatur dalam ketentuan
Hak dan Wewenang Dewan Perwakilan peraturan perundang-undangan.
Rakyat Daerah (DPRD) pada Undang- (2) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata
Undang Republik Indonesia Nomor 2 cara pelaksanaan tugas dan wewenang
Tahun 2015 Tentang Penetapan Peraturan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
Pemerintah Pengganti Undang-Undang diatur dalam peraturan DPRD provinsi
Nomor 2 Tahun 2014 Tentang Perubahan tentang tata tertib.

Volume 15, Nomor 3, Bulan September, Tahun 2017


352
Bambang Sugianto, ANALISIS YURIDIS HUBUNGAN PEMERINTAH DAERAH DAN DEWAN
PERWAKILAN RAKYAT DAERAH MENURUT UU NOMOR 23 TAHUN 2014, Halaman. 343-
358

Keterkaitan antara keduanya secara masyarakat, serta peningkaan daya


tegas dirumuskan dalam UU No. 23 tahun saing daerah dengan memperhatikan
2014 tentang Pemerintahan Daerah (UU prinsip demokrasi, pemerataan,
Pemda) Pasal 57 ayat 2 bahwa keduanya keadilan, keistimewaan dan
sebagai mitra sejajar yang sama-sama kekhususan suatu daerah dalam sistem
melakukan tugas sebagai penyelenggara NKRI.
pemerintahan daerah. Itu berarti bahwa 4. Saling memahami tugas, wewenang,
salah satu dari keduanya tidak boleh ada kewajiban dan bahkan larangan yang
yang disubordinatkan. Tidak ada peran sudah digariskan oleh UU Pemda.
yang bisa disubstitusikan oleh lembaga Misalnya untuk kepala daerah /wakil
lain. kepala daerah pada Pasal 65, 66, 67,
Oleh karena itu, ada beberapa hal 68, 69, 70, 71, 72, 73, 74, 75, 76 dan
yang sepatutnya diteropong untuk Pasal 77. Sedang untuk DPRD Pasal
diketahui bersama antara keduanya dalam 96, 97, 98, 99,100,101,102, 103, 104,
membangun hubungan yang ideal dan 105, 106, 107, 108 dan Pasal 109
harmonis yakni: Undang-Undang Nomor 23 Tahun
1. Legitimasi kekuasaan. Kedua lembaga 2014 tentang Pemerintah Daerah.
(legislatif dan eksekutif) ini sama- Ketika memasuki wilayah praktis-
sama mendapat legitimasi rakyat, politis untuk meletakkan hubungan
keduanya dipilih rakyat secara kemitraan dengan eksekutif, DPRD hanya
langsung. Yang membedakan memperhatikan fungsinya seperti yang
legitimasi tersebut adalah derajatnya. diamanatkan oleh UU Pemda Pasal 96 ayat
Tak dapat disangkal bahwa legitimasi (1) Undang-Undang Nomor 23 tahun 2014
kepala daerah/wakil kepala daerah yaitu:
lebih besar dibanding dengan DPRD. 1. Pembentukan Peraturan daerah
2. Masyarakat di daerah. Bagi eksekutif, Propinsi (Kewenangan Legeslasi).
masyarakat adalah pihak yang harus 2. Penyusunan Anggara. (Kewenangan
dilayani, dipuaskan dengan berbagai Budgeting)
kebijakan populis yang dibuat 3. Pengawasan. (Kewenangan
bersama legislatif. Sedangkan bagi Controlling)
DPRD yang berasal dari parpol, 4. Hubungan Kerja Pemerintah
masyarakat adalah konstituen dan Daerah dengan DPRD menurut Undang
basis politik yang sangat Undang Nomor 23 Tahun 2014.
mempengaruhi evolusi partai yang Hubungan antara kedua lembaga
berjalan linear dengan kepentingan negara ini dalam Undang Undang Nomor
individunya. Masyarakat baik bagi 23 Tahun 2014 adalah pada saat membuat
parpol maupun pemerintah daerah Peraturan Daerah (Perda). Kedua lembaga
adalah sumber legitimasi, dan mandat sama-sama berhak untuk membuat
politik atau kekuasaan. Peraturan Daerahsesuai dengan Pasal 236
3. Posisi politik masing-masing. Baik ayat (2), akan tetapi pada saat pembahasan
DPRD maupun pemerintah daerah tentang Peraturan Daerah yang
merupakan mitra sejajar dan substansinya sama maka yang harus
penyelenggara pemerintahan di daerah didahulukan adalah Peraturan Daerah yang
(Pasal 19). Peran tersebut harus dibuat oleh legislatif.
diarahkan untuk mempercepat Asas pembentukan dan materi
terwujudnya kesejahteraan masyarakat muatan Peraturan Daerah berpedoman
melalui peningkatan, pelayananan, pada ketentuan peraturan perundang-
pemberdayaan, dan peran serta undangan dan asas hukum yang tumbuh

Volume 15, Nomor 3, Bulan September, Tahun 2017


353
Bambang Sugianto, ANALISIS YURIDIS HUBUNGAN PEMERINTAH DAERAH DAN DEWAN
PERWAKILAN RAKYAT DAERAH MENURUT UU NOMOR 23 TAHUN 2014, Halaman. 343-
358

dan berkembang dalam masyarakat kerja yang harmonis dan satu sama lain
sepanjang tidak bertentangan dengan harus saling mendukung, bukan sebagai
prinsip Negara Kesatuan Republik lawan atau pesaing.
Indonesia. Pembentukan Peraturan Daerah Untuk terjalinnya hubungan kerja
mencakup tahapan perencanaan, yang harmonis dan saling mendukung,
penyusunan, pembahasan, penetapan, dan diperlukan adanya pengaturan tentang hak-
pengundangan yang berpedoman pada hak protokoler dan keuangan Pimpinan
ketentuan peraturan perundangundangan. dan Anggota DPRD. Hal tersebut
Masyarakat berhak memberikan masukan bertujuan agar masing-masing
secara lisan dan tertulis dalam memperoleh hak dan melaksanakan
pembentukan Peraturan Daerah. kewajiban meningkatkan peran dan
Pembentukan Peraturan Daerah harus tanggung jawab mengembangkan
dilakukan secara efektif dan efisien. kehidupan demokrasi, menjamin
Sementara satu-satunya Peraturan Daerah keterwakilan rakyat dan daerah dalam
yang dibuat oleh Pemerintah Daerah melaksanakan tugas dan kewenangannya,
(Pemda) yang juga dibahas bersama mengembangkan hubungan dan
DPRD adalah Peraturan Daerah tentang mekanisme checks and balances antara
Anggaran dan Pendapatan Belanja Daerah lembaga legislatif dan eksekutif,
(APBD) berdasarkan Pasal 311 ayat (2) meningkatkan kualitas, produktifitas, dan
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 kinerja demi terwujudnya keadilan dan
Tentang Pemerintah Daerah. kesejahteraan masyarakat.
Dalam konstelasi pemerintahan di Kemitraan dan kesejajaran ini selain dapat
daerah, DPRD pada hakekatnya di dilihat dari penelitian atau pengambilan
samping merupakan badan resmi yang kebijakan secara bersama-sama, juga dapat
mewakili rakyat, juga sebagai mitra dan dilihat dari pengaturan akan setiap
partner eksekutif dalam merumuskan penyelenggaraan pelaksanaan acara
kebijaksanaan dalam rangka menjalankan kenegaraan atau secara resmi pengaturan
roda pemerintahan daerah, selain itu kedua akan posisi Pimpinan dan Anggota DPRD
lembaga itu juga mempunyai kedudukan pada setiap acara yang digelar secara
yang sejajar. resmi/formal.
Namun sebagai lembaga Kedudukan lembaga DPRD dengan
Pemerintahan Daerah, DPRD mempunyai Pemerintah Daerah adalah sejajar dan
kedudukan setara dan memiliki hubungan menjadi mitra dari Pemerintrah Daerah
kerja bersifat kemitraan dengan oleh sebab itu, lembaga DPRD merupakan
Pemerintah Daerah, hal ini sebagai mana badan legislatif daerah yang berfungsi
diatur dalam Undang-Undang Nomor 23 menetapkan tugas pemerintahan di bidang
Tahun 2014. Kedudukan yang setara politik, sedangkan Pemerintah Daerah
bermakna bahwa antara DPRD dan sebagai badan eksekutif daerah, berfungsi
Pemerintah Daerah memiliki kedudukan menyeleggarakan pelaksanaan dari pada
yang sama dan sejajar dalam arti tidak garis-garis besar haluan pembangunan
saling membawahi. Hubungan bersifat daerah (GBHN) yang telah ditetapkan oleh
kemitraan berarti DPRD merupakan mitra badan legislatif daerah.
kerja Pemerintah Daerah dalam membuat Menurut Penulis, DPRD sebagai
kebijakan daerah untuk melaksanakan mitra kerja eksekutif, tentu dikaitkan
otonomi daerah sesuai dengan tugas dan dengan penyelenggaraan Pemerintahan di
fungsi masing-masing. Berdasarkan hal daerah, jadi DPRD sebagai mitra eksekutf
tersebut antar kedua lembaga wajib tersebut bukanlah berarti bekerja sama
memelihara dan membangun hubungan untuk memenuhi kepentingan masing-

Volume 15, Nomor 3, Bulan September, Tahun 2017


354
Bambang Sugianto, ANALISIS YURIDIS HUBUNGAN PEMERINTAH DAERAH DAN DEWAN
PERWAKILAN RAKYAT DAERAH MENURUT UU NOMOR 23 TAHUN 2014, Halaman. 343-
358

masing pihak dalam arti kepentingan tersebut dapat terwujud, dan berjalan
perseorangan, kelompok dan atau sebagaimana diharapkan bilamana baik
kepentingan partai akan tetapi semata-mata eksekutif maupun legislative memiliki visi
antar dua lembaga tersebut dalam bersama yaitu suatu visi yang bukan saja
mengambil kebijakan-kebijakan yang telah menyangkut kelembagaan, tetapi juga
disepakati secara bersama-sama dapat secara individual mereka merasa benar-
diimplemntasikan untuk kepentingan benar terikat (committee), karena hal
rakyat di daerah dan Negara. Serta masing- tersebut mencerminkan visi pribadi
masing lembaga dalam pelaksanaan masing-masing.Harmonisasi hubungan
fungsinya bisa saling memahami akan antara eksekutif dan DPRD dalam kontek
tugas yang melekat pada masing-masing tata laksana penyelenggaraan
lembaga tersebut secara proporsional, pemerintahan di daerah sedikit banyak ikut
dengan tanpa saling mencurigai, menentukan terciptanya situasi yang
membawahi, lebih kondusif bagi keberhasilan program-
menonjolkan/mendominasi dan lain program pembangunan daerah. Karena itu
sebagainya. pola hubungan yang seimbang dan egaliter
Hubungan antar Kepala Daerah antara dua lembaga tersebut perlu terus
dengan DPRD kedepan baik secara menerus ditingkatkan sebagai upaya
realistik dapat dikembangkan. Adalah: menjaga stabilitas politik di daerah.
1. Membentuk komunikasi dan tukar Dengan demikian, dalam beberapa kasus
menukar informasi, kerap terjadi disharmonisasi hubungan
2. Membentuk kerja sama atas beberapa antara eksekutif dan DPRD, baik dalam
subjek, program, masalah dan konteks kesalahpahaman dalam
pengembangan regulasi, dan ketiga, menerjemahkan makna substansi undang-
klarifikasi atas berbagai permasalahan. undang, maupun lebih bersifat politik.
3. Hubungan tersebut berbeda-beda dalam Bahkan fluktuasi hubungan antara kedua
peran dan aktualisasi masing-masing lembaga tersebut tidak mustahil mengarah
pihak, baik eksekutif maupun Legiiatif pada terjadinya konflik politik. Hal ini
dan yang paling berat dirasakan kedua menurut penulis, bisa dicerna dalam dua
belah pihak mungkin dalam hubungan hal, pihak eksekutif yang belum
kiarifikasi. sepenunhnya memahami ataukah pihak
Namun hubungan tersebut hanya legislative yang kerap mengarah pada
mungkin menjadi kenyataan jika perilaku “politicking”. Jika hal ini terjadi
dikembangkan etika yang dapat pada level legislatif atau anggota-anggota
merefleksikan bahwa DPRD bukan DPRD, maka sudah seharusnya dan
sebagai ancaman tetapi lembaga yang sepantasnyalah jajaran DPRD untuk
bekrja untuk kepentingan masyarakat. mawas diri dan melihat kedepan terhadap
Sebaliknya Pemerintah Daerah diharapkan substansi persoalan, bukan malah
mampu menciptakan suasana kondusif. mempolitisasi sehingga permasalahan
yang dapat mendorong DPRD bekerja yang begitu prinsipil hanya dijadikan
secara independent dan tetap kritis. komoditas politik belaka.
Pada prinsipnya urgensi jenis Pemerintahan Daerah menurut
hubungan antara eksekutif dan legislatif Undang-Undang Nomor 23 tahun 2014
tersebut meliputi hal-hal, yaitu : dan perubahannya mengalami perubahan
representasi, anggaran, yang cukup signifikan dibandingkan
pertanggungjawaban, pembuatan peraturan dengan Undang-Undang 32 Tahun 2004,
daerah, pengangkatan sekretaris daerah, dan Undang-Undang Nomor 22 Tahun
pembinaan dan pengawasan. Kesemua hal 1999 tentang Pemerintah Daerah. DPRD

Volume 15, Nomor 3, Bulan September, Tahun 2017


355
Bambang Sugianto, ANALISIS YURIDIS HUBUNGAN PEMERINTAH DAERAH DAN DEWAN
PERWAKILAN RAKYAT DAERAH MENURUT UU NOMOR 23 TAHUN 2014, Halaman. 343-
358

berkedudukan sebagai Lembaga Legislatif membuat peraturan pemerintah tersebut.


Daerah. Disini tergambar adanya checks Secara filosofis, sebenarnya nyawa
and balances dalam pemerintahan (terlepas otonomi tetap dikendalikan oleh
dan implementasinya banyak menimbulkan Pemerintah Pusat. Bukan soal kewenangan
persoalan). DPRD akan dibatasi atau dikurangi yang
Di sisi lain kedudukan dan peran menjadi soal, tetapi berhak kah sesuai
DPRD sebagai lembaga Legislatif Daerah, dengan semangat otonomi, Pemerintah
DPRD diformat sedemikian rupa sehingga Pusat mengatur eksistensi lembaga seperti
menempel sebagai penyelenggara DPRD, sehingga bisa mengancam posisi
pemerintahan daerah. Dengan demikian politik dan kinerja DPRD Posisi DPRD
power DPRD sebagai institusi perwakilan menurut undang-undang Nomor 23 Tahun
rakyat yang memperjuangkan segala 2014 sudah kuat, tinggal terus merajut
aspirasi dan kepentingan rakyat untuk untuk bagaimana menjadi wakil rakyat
diakomodasi dalam kebijakan-kebijakan yang merakyat, bukan dengan memformat
pemerintah menjadi sedikit mengalami ulang dengan melakukan „pembonsaian‟
penurunan. DPRD kemudian diasumsikan demokratisasi DPRD”.
hanya bekerja dalam format politik Seperti diterangkan diatas, bahwa
berdasarkan undang-undang otonomi yang sebagai lembaga Pemerintahan Daerah,
baru. DPRD mempunyai kedudukan setara dan
Boleh dikata, DPRD di bawah memiliki hubungan kerja bersifat
Undang-undang Nomor 23 tahun 2014 kemitraan dengan Pemerintah Daerah.
mengalami kemunduran, yaitu dan Badan Kedudukan yang setara berrnakna bahwa
Legislatif Daerah menjadi unsur antara DPRD dan Pemerintah Daerah
penyelenggara Pemerintahan daerah. merniliki kedudukan yang sama dan
DPRD yang semula diposisikan layaknya sejajar dalam arti tidak saling membawahi.
DPR untuk mengimbangi kekuasaan Hubungan bersifat kemitraan berarti
eksekutif yang dipegang oleh Kepala DPRD merupakan mitra kerja Pemerintah
Daerah, menjadi harus bersama-sama Daerah dalam membuat kebijakan daerah
sebagai penyelenggara pemerintahan untuk melaksanakan otonomi daerah
daerah. Sedangkan undang-undang Nomor sesuai dengan tugas dan fungsi masing-
32 Tahun 2004 mendahulukan pengaturan masing. Berdasarkan hal tersebut antar
Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah, kedua lembaga wajib memelihara dan
mungkin juga dengan asumsi Kepala membangun hubungan kerja yang
Daerah akan dipilih langsung. Hal ini harmonis dan satu sama lain harus saling
bukan soal salah-benar, tetapi soal bahwa mendukung, bukan sebagai lawan atau
secara politis, mernang DPRD diposisikan pesaing.Untuk terjalinnya hubungan kerja
tidak lebih penting dan Kepala Daerah. yang harmonis dan saling mendukung,
Reduksi yang paling mencolok dan peran diperlukan adanya pengaturan tentang hak-
DPRD adalah hilangnya Pasal 16 ayat (2) hak protokoler dan keuangan Pimpinan
dalam Undang-undang Nomor 22 Tahun dan Anggota DPRD.
1999 yang menyebut DPRD sebagai Hal tersebut bertujuan agar masing-
Badan Legislatif Daerah, berkedudukan masing memperoleh hak dan
sejajar dan menjadi mitra Pemerintah melaksanakan kewajiban meningkatkan
Daerah. peran dan tanggung jawab
Dari segi tehnis perundang- mengembangkan kehidupan demokrasi,
undangan, memang segala kehendak, menjamin keterwakilan rakyat dan daerah
aspirasi, dan kepentingan Pemerintah dalam melaksanakan tugas dan
Pusat, akan menjadi politik hukum dalam kewenangannya, mengembangkan

Volume 15, Nomor 3, Bulan September, Tahun 2017


356
Bambang Sugianto, ANALISIS YURIDIS HUBUNGAN PEMERINTAH DAERAH DAN DEWAN
PERWAKILAN RAKYAT DAERAH MENURUT UU NOMOR 23 TAHUN 2014, Halaman. 343-
358

hubungan dan mekanisme check and A.Buku


balance antara lembaga eksekutif dengan Amran Muslimin, (1986), Aspek-Aspek
lembaga legislative, meningkatkan Hukum Ootonomi Daerah,
kualitas, produktifitas, dan kinerja demi Bandung:Alumni.
terwujudnya keadilan dan kesejahteraan Abu daud Busroh, (1989), Sistem
masyarakat. Pengaturan tentang Pemerintahan Republik Indonesia,
kedudukan protokoler Pimpinan dan Jakarta: Bina Aksara.
Anggota merupakan pedoman pelaksanaan Sundari dan M.G. Endang Sumiarni
acara kenegaraan atau secara resmi (2015),
Pemerintahyang diselenggarakan di daerah Politik Hukum dan Tata Hukum
sehubungan dengan jabatannya sebagai Indonesia, Yogyakarta: Cahaya
Pimpinandan anggota DPRD. Pengaturan Atma Pustaka Cek ke V.
dimaksud meliputi pengaturan tata tempat, Kementerian Dalam Negeri, (2011)
tatau pacara, dan tata penghormatan. Hubungan tugas Pemerintah
III. PENUTUP Daerah dan DPRD
Dari urain dan pembahasan diatas (Orientasi Kepemimpinan
dapat disimpulkan beberapa hal dalam dan Penyelenggaraan Pemerintah
hubungan Pemerintah Daerah dengan daerah), Jakarta: Badan Diklat
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yaitu: Depdagri.
1. Dalam melaksanakan tugas dan Mohhammad Mahfud MD, (2014), Politik
fungsinya walaupun kedudukan Hukum di Indonesia, Jakarta: PT.
sejajar antara Pemerintah Daerah Raja Grafindo Persada Cetakan
dengan DPRD. Pengawasan tetap ke.6.
berjalan sebagai mana tugas DPRD Nomensen Sinamo, (2014), Hukum
selalu melakukan pengawasan baik Administrasi Negara Suatu Kajian
terhadap pemerintah dalam Kritis Tentang Birokrasi Negara,
menjalankan roda pemerintah dan Jakarta: Jala Permata Aksara.
termasuk pengawasan penggunaan Zulkarnaen dan Beni Ahmad Saebani
APBD dan Kebijakan Daerah (2012),
2. Adapun hubungan kerja Pemerintah Hukum Konstitusi, Bandung: CV.
Daerah dengan DPRD menurut Pustaka Seia.
Undang-Undang Nomor 23 Tahun B.Peraturan Perundang-undangan
2014 yaitu: Undang-undang Dasar Republik Indonesia
1. Hubungan dalam pembuatan Tahun 1945.
kebijakan Daerah Undang-Undan Nomor 23 Tahun 2014
2. Pembahasan dan Pengesahan Tentang Pemerintahan Daerah
Peraturan Daerah. Undang-Undang Republik Indonesia
3. Hubungan dalam pembahasan Nomor 2 Tahun 2015 Tentang Penetapan
Rancangan ANggaran Pendapatan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-
dan Belanja Daerah (RAPBD)
Undang Nomor 2 Tahun 2014 Tentang
4. Hubungan dalam bidang
kepegawaian daerah. Perubahan Atas Undang-Undang Nomor
5. Hubungan Dalam Kebijakan 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan
pengelolaan Barang Daerah Daerah Menjadi Undang-Undang.Undang-
6. Hubungan dalam bidang Undang Republik Indonesia Nomor 9
Pengawasan kebijakan dan politik Tahun 2015 TentangPerubahan Kedua
daerah.
DAFTAR PUSTAKA

Volume 15, Nomor 3, Bulan September, Tahun 2017


357
Bambang Sugianto, ANALISIS YURIDIS HUBUNGAN PEMERINTAH DAERAH DAN DEWAN
PERWAKILAN RAKYAT DAERAH MENURUT UU NOMOR 23 TAHUN 2014, Halaman. 343-
358

Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah.

Volume 15, Nomor 3, Bulan September, Tahun 2017


358

Anda mungkin juga menyukai