1902010442
Fakultas Hukum
Responden: ardhesleuanan@gmail.com
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Implementasi Fungsi Lembaga Adat
Desa Leosanik menurut Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 18 Tahun 2018
Tentang Lembaga Kemasyarakatan Desa dan Lembaga Adat Desa di Desa Oenggae
Kecamatan Pantai Baru Kabupaten Rote Ndao, dengan rumusan masalah yang
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 18 Tahun 2018 serta apakah yang menjadi
hambatan dalam implementasi fungsi Lembaga Adat Desa Leosanik. Jenis penelitian
yang dilakukan dalam Penelitian ini yaitu penelitian yuridis empiris, dimana cara
serta analisis data dari Objek yang diteliti dengan cara wawancara dan kuesioner.
Hasil Penelitian ini menunjukan bahwa implementasi dari fungsi Lembaga Adat Desa
Leosanik di Desa Oenggae tidak sesuai dengan peraturan yang ada, hal-hal Tersebut
terjadi akibat tidak adanya peraturan Desa yang mengatur khusus mengenai tugas dan
fungsi lembaga adat di Desa Oenggae. Faktor ketidak tahuan serta konflik internal
Abstract
This study aims to determine the implementation of the functions of Leosanik Village
Village, Pantai Baru district, Rote Ndao Regency, with the formulation of the proposed
institutions according to Minister of Home Affairs Regulation Number 18 of 2018 and what
are the obstacles in the implementation of the functions of Leosanik Village customary
institutions. The type of research conducted in this study is empirical juridical research,
where the way to reveal the problem is collecting, preparing, explaining and analyzing data
from the object under study by interview and questionnaire. The results of this study indicate
Oenggae Village is not in accordance with existing regulations, these things occur due to the
absence of Village regulations governing the specific duties and functions of traditional
institutions in Oenggae Village. The factor of ignorance and internal conflict is an obstacle
2|Page
1. PENDAHULUAN adalah Desa atau Kelurahan. Dalam hal
Sebagai salah satu Lembaga Adat Sub Sistem dari sistem penyelenggaraan
Lembaga Adat Desa memiliki peran yang nilai dan budaya yang ada dalam
desa. Yang bertujuan untuk mengetahui sebagai sebuah prinsip dasar dan pedoman
sejauh mana peran lembaga adat dalam bagi pemerintah desa untuk menjalankan
Desa Oenggae seharusnya Lembaga Adat Menyatakan bahwa Lembaga Adat Desa
dengan cara berkoordinasi, bekerjasama, fungsi adat istiadat dan menjadi bagian
dan menjalin hubungan baik dengan dari susunan asli Desa yang tumbuh dan
aparatur desa sesuai dengan adat dan berkembang atas prakarsa masyarakat
ketentuan yang berlaku dalam konteks Desa. Karena partisipasi masyarakat dalam
Indonesia yang membagi daerah Indonesia Syarat mutlak dalam Era kebebasan dan
atas daerah-daerah besar dan daerah- keterbukaan saat ini. serta masih banyak
daerah kecil, dengan bentuk dan susunan lagi kewenangan lembaga adat seperti
3|Page
kesejahteraan keluarga dan pemberdayaan pembangunan hanya selesai pada tahap
Nasional, tidak terlepas dari keberhasilan belum terlaksana dengan baik, sehingga
lembaga kemasyarakatan dituntut harus penerima manfaat yang sangat lemah, hasil
yang terdahulu bahwa mulai dari tahap perencanaan mulai dari musyawarah
didengar. Begitu pun halnya dalam tersebut akhirnya menjadi proses birokratis
pelaksanaan pembangunan yang masih yang sangat panjang dan lama, sehingga
mana tender yang dimaksud melibatkan kapan kebutuhannya akan terwujud pada
yang basisnya tentu berada di desa. Hal dalam Undang-undang ini adalah kesatuan
4|Page
Dalam kaitan itu, Negara mengakui dan Oleh karenanya, keberadaan lembaga adat
adat beserta hak tradisionalnya sepanjang selalu dijaga dan diberdayakan, agar
masih hidup dan sesuai dengan dengan khasanah budaya setiap masyarakat serta
Negara Kesatuan Republik Indonesia. dan lestari. Hal tersebut di atas kemudian
adat tersebut telah ada dan hidup di Desa Oenggae bahwa apakah partisipasi
juga diatur mengenai kelembagaan Desa baik, di mana masyarakat tidak lagi
Adat, yaitu lembaga Pemerintahan Desa menjadi objek dari pembangunan itu
atau Desa Adat yang terdiri atas sendiri, akan tetapi telah menjadi subyek
pemerintah Desa atau Desa Adat dan pembangunan. Dengan maksud bahwa
Kemasyarakatan dan Lembaga Adat Desa. pembangunan bukan hanya sekedar dilihat
suatu masyarakat desa, dan fungsi adat Desa, akan tetapi, bagaimana kepentingan
adalah untuk menjaga, melaksanakan dan mereka telah direspon oleh pemerintah,
melestarikan perilaku yang berlaku pada serta bagaimana proses pelibatan mereka
Peran lembaga adat dalam pewarisan tahap pelaksanaan sampai pada tahap
dan adat yang berlaku dalam masyarakat. dari kewenangan Lembaga Adat itu
5|Page
sendiri. ketika substansi dari proses lokal yang sudah lama tertanam sebagai
pembangunan itu telah tercipta. Melalui daya hidup masyarakat desa. Keberadaan
observasi ditemukan bahwa meski dalam Lembaga Adat di Desa Oenggae menjadi
pelaksanaan pembangunan yang telah sebuah opsi strategis untuk menjaga dan
mencapai substansi pembangunan baik itu pembangunan kearifan lokal dan gotong
dalam tahap perencanaan sampai pada royong masyatakat desa di tengah stimulan
masyarakat dapat ditumbuhkan serta telah lokal di desa tentu dalam hal ini lembaga
masyarakat yang pergi ke luar desa atau ke cenderung masuk dalam suatu turunan
kota untuk mencari nafkah. Perlahan tapi yang sama dan biasanya mengikuti
pasti terjadi akulturasi terhadap budaya pertalian darah menurut garis bapak (
6|Page
patrineal). Sebagai mitra pemerintahan di h.204) lembaga dibentuk berdasarkan hal
kekayaan desa dalam pembangunan dan adat istiadat. Menurut (ROUCEK, 1984)
7|Page
desa. Lembaga adat desa merupakan masyarakat terhadap tingkah laku anggota
dibentuk dalam suatu masyarakat hukum Tahun 2018, tujuan pengaturan Lembaga
adat tertentu dengan wilayah hukum dan Adat Desa meliputi: a) mendudukkan
hak atas harta kekayaan di dalam wilayah fungsi Lembaga Adat Desa sebagai mitra
hukum adat tersebut, serta berhak dan Pemerintah Desa dalam meningkatkan
8|Page
2. TINJAUAN PUSTAKA pertarungan kekuasaan demi ambisi dan
bersifat pribadi, perilaku politik yang lebih Organisasi yang berkedudukan sebagai
substansi, debat kusir di ruang publik dan menjadi mitra pemerintah Desa dalam
9|Page
mengembangkan adat istiadat lokal termasuk kelahiran, kematian, perkawinan,
ruang lingkup Desa. Lembaga Adat Desa dan sebagai mitra dalam
Oenggae yang di pimpin oleh seorang ulayat, hutan adat, dan harta atau kekayaan
ketua Adat yang di sebut “manaleo” adat lainnya untuk sumber penghidupan
yakni berarti seorang kepala adat yang warga, kelestarian lingkungan hidup, dan
10 | P a g e
Konsep Teori Persekutuan Hukum atau hidup di atas suatu wilayah tertentu.
ahli yang memberikan pengertian terhadap masyarakat hukum adat tercantum dalam
di antara para ahli tersebut. Ada yang Tahun 1999 Tentang Pedoman
hukum”. Menurut Ter Haar (dalam bersama suatu persekutuan hukum karena
11 | P a g e
diberdayakan, diberikan implementasi program serta
12 | P a g e
kekuasaan, oleh karna itu di lakukan oleh warga Negara, Institusi,
bagi efektifitas dari suatu Lembaga sosial, dan etika institusional. Adanya
13 | P a g e
yang akan dicapai yakni Pembangunan pendekatan yuridis empiris dalam
Lembaga Adat Desa dalam tugas nya bahan hukum (yang merupakan data
sebagai mitra Pemerintah Desa dalam sekunder) dengan data primer yang
dengan tujuan yang ingin dicapai. Dalam Negeri No. 18 Tahun 2018 di Desa
14 | P a g e
1) Populasi Peneliti menetapkan Usia informan
Yang menjadi Populasi dalam dimulai dari usia Tiga puluh lima tahun
penelitian ini adalah Pengurus Lembaga karena dianggap pada usia ini masa
Partisipasi Lembaga Adat Desa dalam konstribusi kepada Desa lewat Lembaga
dengan ditentukan 60% dari jumlah itu Responden dalam Penelitian ini
3) Responden
15 | P a g e
c. Pengurus Lembaga Adat Leosanik Teknik Pengumpulan
Pantai Baru Kabupaten Rote Ndao. informasi dalam penelitian ini, dilakukan
a.) Data primer adalah data yang informasi dan data melalui tulisan-
sumber yakni data yang diperoleh dari jurnal, dan beberapa literatur lainnya
subyek penelitian atau informan yang yang erat kaitannya dengan masalah
16 | P a g e
pelaksanaan tertulis yang relevan yang telah direduksi akan memberikan
Data atau informasi yang diperoleh dalam bentuk uraian singkat, bagan,
baik itu data primer maupun data sekunder hubungan antar ketegori flowchart dan
dukungan teori yang berkaitan dengan verifikasi yang didukung oleh bukti-
objek yang diteliti untuk menarik bukti yang valid dan konsisten
17 | P a g e
Desa Dalam Musyawarah Perencanaan permasalahan sosial yang terjadi di dalam
Pembangunan Desa dan segala bentuk Masyarakat. Sehingga jika Lembaga Adat
Kecamatan Pantai Baru Kabupaten Rote Desa dan segala bentuk kebijakan serta
Lembaga Adat Desa Leosanik, maka Oenggae. Namun yang terjadi di Desa
Oenggae hanya sebagai formalitas tanpa yang terhimpun dalam Lembaga Adat
dan mengerti mengenai Masalah dan Desa yang diatur pada Peraturan Menteri
Lembaga Adat Desa sebagai Lembaga Kemasyarakatan Desa dan Lembaga Adat
yang ada dan sangat dekat dengan Desa pada pasal 10 Ayat (2) C, dijelaskan
Masyarakat sehingga lebih paham dan bahwa “Lembaga Adat Desa Berfungsi
18 | P a g e
untuk pengambilan keputusan dalam dijalankan di Desa Oenggae. Hal tersebut
Desa, Lembaga Adat Desa sebagai mitra Lembaga Adat sesuai dengan Peraturan
Desa dan Penyelenggaraan administrasi Desa dan Lembaga Adat Desa Pasal 11
desa, maka setiap keputusan yang diambil Ayat (1) yang berbunyi: “Jenis dan
Pada hasil observasi yang dilakukan dimaksud dalam pasal 10 ayat (2)
Oenggae belum di atur dalam Peraturan pimpin oleh ketua Leosanik di kecamatan
Desa sebagaimana di atur dalam Pasal 11 sekaligus sebagai penyelenggara tugas nya
Ayat (1) Peraturan Menteri Dalam Negeri sebagai sebuah Lembaga Adat di Desa
Nomor 18 Tahun 2018 Tentang Lembaga yang menjadi ruang bagi masyarakat untuk
Kemasyarakatan Desa dan Lembaga Adat mempertahankan nilai dan budaya yang
Desa, sehingga Tugas dan Fungsi ada di dalam Desa. Partisipasi Lembaga
Lembaga Adat Desa Leosanik sebagai Adat Desa Leosanik di Desa Oenggae
mitra kerja yang bersifat partisipatif yang dalam Proses perencanaan, pelaksanaan,
di maksudkan dalam Peraturan ini tidak pengawasan sampai evaluasi yang sebagai
19 | P a g e
mitra kerja menjdi landasan pacu untuk terlebih lagi dengan adanya sarana
karena itu, faktor penghambat partisipasi terlihat dari keinginan untuk melanjutkan
Lembaga Adat Desa Leosanik di Desa menimba ilmu sampai pada jenjang
Oenggae dalam penelitian ini haruslah Perguruan Tinggi, ini satu hal yang sangat
digali sampai keakar-akarnya. Untuk dapat patut diberi apresiasi positif bagi
20 | P a g e
mempertimbangkan c) Faktor eksternal Penyebab
Partisipasi dari Lembaga Adat bisa diakses sampai saat ini tetapi
Desa sebagai Mitra Kerja Menurut tidak pernah dibenahi oleh dinas
dan Lembaga Adat Desa, serta kabupaten Rote Ndao yang tidak
tidak adanya Peraturan Desa yang berjalan baik yang berdampak pada
21 | P a g e
dari: (1) adanya partisipasi warga kegiatan sesuai konteks dan tujuan
publik), dan (3) adanya komunikasi Lembaga Adat Desa Leosanik yang
antar warga dan pembentuk etika sosial, etika dan budaya yang
22 | P a g e
kebutuhan masyarakat dan tidak peraturan yang sama mengatur
23 | P a g e
Ahsan Yunus, Irwansyah, 2021, Op.cit hukum edisi pertama, PT. Fajar
Doel Mark and Sardlow Steven, The new Jurnal Tanah Pilih VOL. 1
(1998:45) Jambi.
24 | P a g e
Lembaga Adat (Aceh 2020) (MUSRENBANG) DI DESA
Tahun 2018, ps 1
Fathurrahman Fadil, 2013, Op. Cit,
Indonesia, Undang-
Cohen dan Uphoff (1977). Dalam Mulyadi
undang tentang pedoman
(2011:34)
penyelesaian masalah hak
Gunawan dan Mustakim, EFEKTIVITAS
ulayat masyarakat hukum
PELAKSANAAN
adat, PERMEN ATR/BPN
MUSYAWARAH
No.5 Tahun 1999 ps.1 ayat
PERENCANAAN
(3)
PEMBANGUNAN
25 | P a g e
Indonesia, undang-undang Tentang dan Lembaga Adat
Lembaga https://rotendaokab.go.id/info.
Kemasyarakatan Desa
26 | P a g e