KEBIJAKAN PUBLIK
TOPIK
“ MENINGKATKAN AKSES DAN PARTISIFASI PUBLIK DALAM
MENELAAH IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG DESA”
Dibuat Oleh :
NIM : 030798311
Email : mamansrikresna75@gmail.com
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga
saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Meningkatkan Akses dan Partisipasi
Publik dalam Menelaah Implementasi Undang-Undang Desa ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas 1 pada
kebijakan publik Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang
Meningkatkan Akses dan Partisipasi Publik dalam Menelaah Implementasi Undang-Undang
Desa bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Saya mengucapkan terima kasih kepada tutor, yang telah memberikan tugas ini sehingga
dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang saya tekuni.
Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini.
Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan makalah ini.
PENDAHULUAN
Januari tahun 2014 menjadi awal tahun yang bersejarah bagi perkembangan
pemerintahn desa sejak diundangkan undang –undang anomer 6 tahun 2014 tentang desa,
swlanjutnya disebut Undang-undang Desa. Ketentuan-ketentuan dalam undang-undang
desa memberi 2 hal yang besar terkain tata kelola pemerintahan desa yaitu kewenangan
dan keuangan. Otonomi desa yang tidak mengacu pada prinsip kehati-hatian, membuka
peluang penyimpangan-penyimpangan mulai pelaksanaan pemerintahan pembangunan,
pembinaan sampai dengan pemberdayaan desa.
PEMBAHASAN
Undang –undang nomor 6 tahun 2014 tentang desa di sahkan pada tanggal 15 januari
tahun 2014 Dalam konteks partisipasi masyarakat, Undang-undang nomor 6 tahun 2014
tentang Desa mengamanatkan berbagai macam peran masyarakat desa dalam
penyelenggaraan desa, baik dalam bidang pemerintahan, pembangunan, dan bidang
lainnya. Dalam pembentukan desa misalnya, prakarsa masyarakat adalah salah satu hal
yang harus dipertimbangkan dalam pembentukan desa. Masyarakat desa pun diberikan hak
untuk mendapatkan informasi sekaligus mengawasi jalannya pemerintahan desa dan
aspek-aspek lain di dalamnya.
Berangkat dari fakta telah lama dan tuanya otonomi desa di Indonesia, kemudian
dengan berbagai bentuk partisipasi masyarakat telah diakomodir oleh Undang-Undang
Nomor 6 tahun 2014 tentang Desa, dengan disertai berbagai macam perbedaan tingkat
pendidikan, kesejahteraan, dan aspek lain dalam masyarakat desa menimbulkan
pertanyaan bahwa, secara komprehensif, bagaimana bentuk partisipasi masyarakat yang
diamanatkan oleh UndangUndang Desa tersebut.
Selain dalam aspek pengelolaan keuangan desa, akan lebih baik apabila masyarakat
juga diberikan kewenangan untuk ikut menyusun Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa
(APB Desa). Selama ini dalam Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa
disebutkan bahwa rancangan APB Desa diajukan oleh Kepala Desa dan dimusyawarahkan
bersama BPD. Seharusnya, apabila Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa
benar-benar bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan desa melalui penguatan terhadap
kemandirian desa, mekanisme perancangan tersebut juga melibatkan peran masyarakat,
sehingga masyarakat benar-benar tahu bagaimana program belanja desa dalam setiap
tahun anggaran.