BAB I
PENDAHULUAN
tentang Desa, dinyatakan bahwa kepala desa/desa adat atau yang disebut
kepemimpinan desa adalah legitimasi, hal ini terkait erat dengan keabsahan,
Desa, merujuk pada pasal 19 huruf a dan b UU No. 6 tahun 2014 tentang Desa
oleh desa atau mampu dan efektif dijalankan oleh desa atau yang muncul
karena perkembangan desa dan prakasa masyarakat desa, antara lain tambatan
lingkungan, pos pelayanan terpadu, sanggar seni dan belajar, serta perpustakaan
Selain itu, UU No. 6 tahun 2014 tentang Desa juga merinci kewenangan
lokal berskala desa yang antara lain meliputi bidang pemerintahan desa,
berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal usul, dan adat istiadat desa.
Berdasarkan Hak Asal Usul dan Kewenangan Lokal Berskala Desa mengatur
lebih rinci apa saja kewenangan lokal skala desa itu. Di bidang pemerintahan
desa, kewenangan lokal skala desa meliputi; penetapan dan penegasan batas
pelayanan dasar desa; sarana dan prasarana desa; pengembangan ekonomi lokal
2004) pernah mengemukakan : “...... rakyat akan membayar pajak kalau mutu
dan pelayanan pemerintah itu baik. Kalau tidak, mereka akan menolak
yakni : “1. Situasi dan kondisi perekonomian; 2. Sistem perpajakan yang diatur
meningkatkan daya guna dari semua sumber daya yang tersedia. Dengan
Hal lain yang perlu adalah perbaikan dan penataan administrasi dan
manajemen yang mempunyai peranan penting pada Kantor Kepala Desa Rato
berdaya guna dan berhasil guna baik bagi pimpinan maupun bagi pihak lain
yang memerlukan.
5
pengendalian interen pada Kantor Kepala Desa Rato dapat berjalan dan
penghasilan, pertambahan nilai, bumi dan bangunan, bea materai serta pajak-
pajak daerah.
Pada umumnya setiap warga negara adalah subyek pajak, dari sana
sumber pemungutan pajak, seorang warga negara yang telah memenuhi syarat
hukum pajak tertentu berhak disebut wajib pajak yang diidentifikasikan dengan
penyetoran pajak dari kegiatan usahanya. Sehingga kepada orang tersebut akan
negara dari sumber pajak dapat memberikan sumbangan yang cukup berarti
memiliki pengertian suatu keadaan wajib pajak paham dan berusaha memenuhi
pajak dengan jelas dan lengkap, menghitung jumlah pajak terutang dengan
perpajakannya. Jackson dan Milliron (Ali Roshidi bin Ahmad, dkk, 2007)
menjabarkan faktor utama yang telah dibahas oleh para peneliti yang
yang akan diteliti dalam penelitian ini hanya diambil dua faktor saja, yang
M. Bass, 2002).
jabatan sebagai kepala desa, yang merupakan kewenangan bagian dari sistem
peranan formal.
Dalam kepemimpinan kepala desa dapat dilihat dari sikap dan perilaku
2008).
orang agar dengan penuh pengertian, kesadaran dan senang hati bersedia
perilaku orang lain agar mereka mau diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu.
proses menggerakkan grup atau kelompok dalam arah yang sama tanpa
paksaan.
membayar pajak juga dianggap sebagai hal yang penting dalam kaitan dengan
untuk para wajib pajak agar mereka rela memberikan kontribusi dana untuk
Menurut Suryarini dan Tarmudji (2006) ada banyak hal yang menjadi
dari pihak pemerintah kepada rakyat, adanya kebocoran pada penarikan pajak
serta suasana individu yaitu belum punya uang, malas, dan tidak ada imbalan
undang perpajakan. Selain itu terdapat pula rasa tidak percaya kepada petugas
pajak. Oleh sebab itu masyarakat mulai mencoba mengurangi atau bahkan
Bangunan, maka ada tiga pengaruh atau peranan, yaitu : peranan kepemimpinan
Pajak Bumi dan Bangunan; dan peranan kepemimpinan kepala desa sebagai
B. Rumusan Masalah
1. Tujuan Penelitian
Bima.
2. Kegunaan Penelitian
Bangunan.
D. Fokus Penelitian
dari konsep tersebut yang nantinya akan dijadikan indikator dari konsep
topik pokok yang akan diungkap/digali dalam penelitian ini. Apabila digunakan
tujuan yaitu: a. Penentuan fokus membatasi studi yang berarti bahwa dengan
masuk. Mungkin data cukup menarik, tetapi jika dipandang tidak relevan maka
Bangunan.
atas: (1) mendorong masyarakat wajib pajak agar mau membayar PBBnya,
(2) pemberi semangat kepada masyarakat wajib pajak agar mau membayar
Bangunan, (2) menjadi nara sumber yang baik untuk berbagai permasalahan
pemerintah.
atas: (1) mengarahkan wajib pajak bumi dan bangunan agar membayar
bola” dengan mendatangi wajib PBB dari rumah ke rumah, dan (6)
E. Sistematika Pembahasan
sistematika pembahasan.
pengertian Pajak Bumi dan Bangunan), Pajak Bumi dan Bangunan sebagai
salah satu jenis pajak negara, Pajak Bumi dan Bangunan sebagai sumber
pendapatan negara, fungsi Pajak Bumi dan Bangunan, Objek Pajak Bumi dan
yang terdiri atas: jenis dan pendekatan penelitian, lokasi dan waktu penelitian,
analisis data.
16
lokasi penelitian yang terdiri atas: sejarah singkat lokasi penelitian, organisasi
dan tata kerja, keadaan sumber daya manusia, dan keadaan sarana dan
Pajak Bumi dan Bangunan, dan peranan kepemimpinan kepala desa sebagai
saran-saran.
17
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Beberapa Pengertian
1. Pengertian Pengaruh
daya yang ada atau timbul dari sesuatu (orang, benda) yang ikut membentuk
merupakan sebuah hal abstrak yang tidak bisa dilihat tapi bisa dirasakan
2. Pengertian Kepemimpinan
2009: 21).
ada dalam diri seseorang atau pemimpin, mempengaruhi orang lain untuk
bekerja secara sadar dalam hubungan tugas untuk mencapai tujuan yang
diinginkannya.
pengaturan dan situasi pada suatu waktu tertentu (J.A. Klein dan P.A. Pose,
2006: 125).
perangkat desa. Kepala desa diangkat dan dilantik oleh bupati melalui
dengan masa jabatan 6 (enam) tahun dan dapat dipilih kembali hanya untuk
tetapi juga agar orang-orang yang melanggar hukum itu tidak mengulangi
Tanggung jawab meliputi urusan tugas pekerjaan yang terpisah dan terbagi
terpusat pada kepala desa. Tanggung jawab urusan tugas pekerjaan itu dapat
masyarakat.
4. Pengertian Kesadaran
berarti insyaf, merasa tahu dan mengerti. Kita sadar jika kita tahu, mengerti,
insyaf, tentang kondisi tertentu, khususnya sadar atas hak dan kewajibannya
(2004: 46) menyatakan bahwa “kita sadar jika kita tahu, mengerti, insyaf
Manusia dengan dikaruniahi akal budi merpakan mahluk hidup yang sadar
dengan drinya. Kesadaran yang dimiliki oleh manusia kesadaran dalam diri,
akan diri sesama, masa silam, dan kemungkinan masa depannya. Manusia
Bumi dan Bangunan adalah pajak yang diperoleh melalui tanah maupun air
serta tempat tinggal, tempat usaha dan berupa konstruksi bangunan yang
konstruksi teknik yang ditanam atau yag diletakkan secara tetap pada tanah
22
Bumi dan Bangunan sebagai berikut : “Pajak Bumi dan Bangunan (lebih
dikenal dengan PBB) adalah pajak tidak langsung yang dikenakan atas harta
tak bergerak berupa bumi dan bangunan. Pajak ini termasuk pajak obyektif
B. Pajak Bumi dan Bangunan sebagai Salah Satu Jenis Pajak Negara
Pajak Bumi dan Bangunan merupakan salah satu jenis pajak negara.
beberapa macam. Dalam ilmu hukum pajak ada beberapa macam pembagian
pajak, di antaranya :
4. Pajak lain-lain.
administrasi.
1. Pajak langsung adalah suatu jenis pajak yang dikenakan kepada orang atau
badan yang ditunjuk sebagai wajib pajak, di mana orang atau badan tersebut
2. Pajak tidak langsung adalah pajak yang dikenakan kepada orang atau badan
yang ditunjuk, tetapi yang menjadi beban pajak adalah orang lain, seperti
dalam hal ini dilakukan oleh Direktorat Jenderal Pajak, Direktorat Jenderal Bea
dan Cukai dan Jenderal Moneter seperti yang terlihat di bawah ini :
pajak dari sektor pajak penghasilan atas minyak dan gas alam.
24
yaitu pajak penghasilan, pajak pertambahan nilai, pajak bumi dan bangunan,
1. Pajak penghasilan adalah pajak yang dikenakan kepada orang pribadi atau
3. Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) adalah pajak yang dikenakan atas bumi
dan atau bangunan kepada orang atau badan yang secara nyata mempunyai
suatu hak atas bumi dan atau bangunan memperoleh manfaat atas bangunan
tersebut.
4. Bea materai adalah pajak yang dikenakan dokumen (surat perjanjian akte
notaris, akte yang dibuat pejabat pembuat akte tanah, yang memuat jumlah
berimbang dinamis.
karena pada prinsipnya kita harus mampu berdiri sendiri di atas kekuatan diri
sendiri.”
pinjaman.” Dengan ketentuan bahwa pinjaman itu hanya akan digunakan untuk
Penerimaan pajak meliputi : pajak hasil penjualan minyak bumi dan gas
alam; pajak pertambahan nilai barang dan jasa, dan pajak penjualan atas
barang mewah (PPN); pajak penagihan (PPH); Bea masuk dan cukai; pajak
Dalam UUD 1945 pasal 23 ayat (2) ditetapkan “Segala macam pajak
bahwa setiap pajak yang dipungut oleh pemerintah harus mendapat persetujuan
26
terlebih dahulu dari Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). Oleh karena itu setiap
pajak (PTKP), atau badan hukum yang dalam usahanya telah memperoleh
harus menyerahkan sebagian kecil hasil itu kepada negara, dalam hal ini
tentang penerimaan.
Dalam hal ini penerimaan bersumber pada penerimaan pajak, seperti yang
dikemukakan pada atau yang dimuat dalam berita pajak seperti berikut :
“Penerimaan adalah jumlah uang pajak yang telah disetor oleh atau wajib pajak
ke kantor pos atau bank persepsi atau bank lainnya yang ditunjuk untuk itu dan
telah dibukukan dalam kas negara dalam hal ini kantor perbendaharaan dan kas
negara dan telah dibukukan oleh kantor Pelayanan Pajak setempat sebagai
penerimaan pajak.”
Dapatlah ditarik suatu kesimpulan bahwa pajak atau wajib pungut setelah
pelayanan pajak setempat, bahwa pajak telah disetorkan atas rekening Kas
Negara di mana hasil laporan ini akan dibukukan sebagai penerimaan negara
Sebagaimana yang telah diuraikan dan telah menjadi ciri khas dari undang-
kepada wajib pajak, untuk menghitung sendiri besar pajaknya dengan demikian
sistem pajak yang baru ini mendorong dan memerankan masyarakat agar dapat
fungsi : “Fungsi yang disebut fungsi budgeter; dan fungsi yang disebut dengan
fungsi mengatur.”
“Fungsi budgeter adalah fungsi yang letaknya di sektor publik dan pajak
di sini merupakan suatu alat (suatu sumber), memasukkan uang
sebanyak-banyaknya di dalam Kas Negara yang pada waktunya
digunakan untuk membiayai investasi pemerintah.
Sedangkan fungsi mengatur pajak digunakan sebagai alat untuk
mencapai tujuan tertentu yang letaknya di luar bidang keuangan dan
fungsinya mengatur yang ditujukan kepada sektor-sektor swasta.”
(Rachmat Soemitro, 1974 : 29).
Dari kedua masukan yang diutarakan di atas menunjukkan bahwa ide dasar
Indonesia yang adil dan makmur, sejahtera baik lahir maupun batin. Untuk
apa yang telah dikemukakan dalam Skripsi ini dalam rangka mengoptimalkan
28
Sesuai dengan namanya, yang menjadi obyek Pajak Bumi dan Bangunan
dengan Bumi adalah permukaan bumi dan tubuh bumi yang ada di bawahnya.
“konstruksi teknik yang ditanam atau dilekatkan secara tetap pada tanah
dan/atau perairan untuk tempat tinggal atau tempat usaha dan tempat yang
diusahakan.”
Objek pajak adalah bumi dan bangunan dengan klasifikasi bumi dan
yang terutang.
diperoleh selama satu tahun pajak yang dapat dipakai untuk konsumsi dan
berikut :
29
a. Letak.
b. Peruntukkan.
c. Pemanfaatan.
d. Kondisi lingkungan.
f. Rekayasa.
juru pungutlah yang memainkan peran strategis dalam penerimaan pajak negara
Juru pungut dimaksud dalam penulisan karya tulis ini sebagai berikut. “…
Juru pungut adalah aparat atau petugas pemungut Pajak Bumi dan Bangunan
untuk melakukan penagihan atau pemungutan pajak bumi dan bangunan kepada
Dari pengertian juru pungut tersebut, di bawah ini akan disajikan mengenai
b. Menerima uang pembayaran PBB dari wajib pajak dan memberikan tanda
Sedangkan yang menjadi tugas pokok para petugas pemungut Pajak Bumi
1. Petugas Pemungut
2. Kepala Desa
KP. PBB.
31
Kaitan dengan tugas pemungutan Pajak Bumi dan Bangunan, dikenal pula
penagihan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB). Pajak yang terutang yang belum
dibayar pada saat tanggal jatuh tempo ditagih dengan Surat Tagihan Pajak.
Yang dimaksud dengan Surat Tagihan Pajak menurut Slamet Munawir, Dkk.
(1990 : 226) yaitu “salah satu dasar penagihan pajak yang dikenakan kepada
wajib pajak yang belum melunasi utang pajaknya pada tanggal yang telah
ditentukan.”
tindakan agar penanggung pajak melunasi utang pajak dan biaya penagihan
PBB apabila pajak yang terutang sebagaimana tercantum dalam STP PBB
penagihan pajak dilakukan segera setelah 7 hari sejak saat jatuh tempo
pembayaran.
c. Setelah lewat waktu 21 hari sejak diterbitkan ST, jumlah utang pajak yang
masih harus dibayar tidak dilunasi oleh penanggung pajak, Kepala KP. PBB
kepada penanggung pajak, jumlah utang pajak yang masih dibayar tidak
diunasi oleh penanggung pajak, Kepala KP. PBB segera menerbitkan Surat
penyitaan apabila utang pajak dan biaya penagihan yang masih harus
dibayar tidak diunasi oleh penanggung pajak, Kepala KP. PBB segera
lelang, apabila utang pajak dan biaya penagihan yang masih harus dibayar
Lelang.
diterbitkan.
disewakan.
34
Hal lain yang masih berkaitan penagihan ini, yaitu Juru Sita Pajak berhak
apakah ketentuan tersebut telah diketahui, diakui, dihargai, dan ditaati. Bila
seseorang hanya mengetahui berarti kesadaran wajib pajak tersebut masih rendah.
dapat membantu wajib pajak dalam mematuhi aturan perpajakan. Wajib pajak
harus melaksanakan aturan itu dengan benar dan sukarela. Jadi, kesadaran wajib
pajak adalah suatu kondisi dimana wajib pajak mengetahui, mengakui, menghargai
dan menaati ketentuan perpajakan yang berlaku serta memiliki kesungguhan dan
ekonomi, serta tingkat pendidikan, sifat dan bentuk pekerjaan yang dilakukan.
Dengan demikian, seperti yang dikatakan oleh Rahardja Satjipto (Wiwoho, 2001:
dilihat dari tiga bagian atau tahap yaitu: (1) knowledge (pengetahuan) yaitu
bertindak; (3) practice (tindakan) yaitu pernyataan perilaku seperti ramah, hangat,
Bangunan
Peran Kepala desa juga dianggap penting dalam pemungutan PBB karena
kepala desa berhubungan langsung dengan masyarakat sebagai wajib pajak. Dari
mulai penyerahan SPPT sampai pemungutan pembayaran PBB oleh wajib pajak
selalu berhubungan dengan kepala desa. Oleh karena itu kepala desa harus selalu
Bangunannya.
36
pembayaran pajak dibutuhkan pemimpin dengan jiwa-jiwa yang sadar dan taat
akan hukum, dengan ketaatannya akan hukum yang berlaku akan mencerminkan
juga ketaatannya terhadap hukum pajak. Pemimpin dapat dibentuk oleh suatu
dengan budaya organisasi ini akan menentukan nilai dan keyakinan bersama yang
suatu pekerjaan. Budaya taat pajak yang ditanamkan oleh pemimpin dalam
pajak.
Kesadaran untuk menjadi wajib pajak yang taat hukum dan memenuhi
Taliziduhu dalam Utomo (2002: 11) tugas pemimpin terutama kepala desa
maupun lurah dalam mempengaruhi kesadaran masyarakat antara lain rasa percaya,
masyarakat. Hal ini selaras dengan definisi kepemimpinan secara etimologi dalam
pihak lain agar melakukan tindakan pencapaian tujuan bersama, sehingga dengan
demikian yang bersangkutan menjadi awal struktur dan pusat proses kelompok.
dengan definisi yang kemukakan oleh Siagian (2002: 62) bahwa kepemimpinan
formal. Pemimpin formal adalah pemimpin yang menduduki posisi atau jabatan
pemimpin presiden, TNI, Gubernur Bupati, direktur perusahaan dan kepala desa.
organisasi formal dalam sistem sosial, akan tetapi mempunyai pengaruh pada
anggota sistem sosial. Misalnya, para imam, tokoh adat dan dan tokoh masyarakat.
masayarakat apalagi pada kepala desa, karena pemimpin diciptakan dan tidak
masyarakat seorang pemimpin harus memiliki sifat- sifat yang baik dalam
menganalisis dan menilai situasi demikian pula dalam mengambil tindakan, begitu
pula dalam mengambil tindakan tiap pemimpin harus berusaha agar bagaimanapun
Tiap pemimpin harus perlu berikrar agar ia menjadi otak utama yang
berpikir bagi kepentingan kelompoknya, ia yang melihat situasi secara tajam dan ia
masyarakat, seorang pemimpin akan mengetahui apa yang hidup dan bergerak
yang boleh dibicarakan dan apa yang harus di rahasiakan atau yang dimakan.
yang sesungguhnya.
handayani” yang dapat penulis simpulkan dari falsafah tersebut adalah seorang; (1)
pemimpin harus menjadikan dirinya sebagai panutan dan tauladan malaui sifat dan
39
perbuatanya terutama sifat adil dan jujur dalam menjalakan tugas; (2) seorang
pemimpin harus mampu atau sanggup bertanggung jawab bagi orang yang
dipimpinnya.
berkelanjutan. Hal ini dikarenakan hasil dari penarikan pajak yang dilakukan oleh
dapat diperoleh dari berbagai macam cara, salah satunya adalah pajak. Setiap
warga negara yang menjadi subyek pajak memiliki kewajiban untuk membayar
demi mewujudkan negara yang sejahtera adil dan makmur. Setiap pemerintah
mulai dari pusat sampai tingkat desa harus ikut berperan dalam upaya tersebut.
masyarakat dalam membayar Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) melalui 5 cara,
perangkat desa, (3) menggerakan tim PKK dan dasa wisma, (4) melaksanakan
Isett et al. (2011: 161) membedakan antara tiga jaringan manajemen publik
yang terpisah: jaringan kebijakan, kolaborasi dan tata kelola, jaringan kebijakan
bekerja sama dalam penyampaian layanan dan jaringan tata kelola menggabungkan
proses sosial yang didalamnya terdapat aktivitas tertentu yang ditujukkan untuk
mencapai tujuan bersama dengan saling memahami dan saling membantu terhadap
dasar Kerjasama timbul apabila orang mulai menyadari bahwa mereka mempunyai
adalah suatu bentuk proses yang di dalamnya terdapat aktifitas yang dilakukan oleh
adalah membawa sesuatu yang ekstra pada sifat dan kualitas interaksi antara
interaksi, kelompok yang kurang mampu dalam melaksanakan tugas akan berfungsi
dengan baik. Dengan kata lain kerjasama tim adalah sekelompok orang yang saling
41
bahwa kerjasama tim ada untuk mencapai tujuan bersama, anggota tim bergantung
satu sama lain untuk mencapai tujuan, mereka memiliki batasan (siapa yang ada di
tim dan siapa yang tidak), mereka stabil dari waktu ke waktu, mereka memiliki
wewenang untuk mengelola pekerjaan mereka sendiri dan proses internal, dan
beragam. Tim pemungutan pajak yang dulunya hanya dilakukan oleh kepala dusun
menjadi lebih beragam dengan adanya kebijakan dari kepala desa mengikut
daerah pedesaan. Gerakan yang dimotori oleh perempuan mempunyai andil besar
dimiliki. Untuk dapat membina keluarga secara langsung dan menjangkau sasaran
4. Melaksanakan Sosialisasi
Sosialisasi merupakan salah satu cara atau alat yang dapat digunakan untuk
Peraturan, tata cara perpajakan, prosedur, serta waktu pembayaran Pajak Bumi dan
Bangunan.
kesadaran para wajib pajak agar patuh akan kewajibannya dalam membayar pajak.
Sehingga wajib pajak sadar dan patuh akan kewajibannya dalam hal membayar
- Penyuluhan;
Dinas Camat.
43
masyarakat;
- Strategi penyisiran;
- Pemutahiran data.
masyarakatnya dalam membayar pajak bumi dan bangunan adalah sebagai berikut:
Kedua, sebagai fasilitator. Fasilitator dalam hal ini kepala desa sebagai
fasilitator yaitu orang yang memberikan bantuan dan menjadi nara sumber yang
Pajak Bumi dan Bannunan desa memberikan kemudahan dan kelancaran dalam
proses Pembayaran PBB yang ada di desanya. Dengan fasilitasi Kepala Desa
target Pajak Bumi dan Bangunan yang ada didesanya sehingga desanya tidak
memiliki pajak terhutang lagi. Kepala desa berperan sebagai seorang fasilitator
pajak bumi dan bangunan guna untuk kepentingan bersama. Jadi kepala desa
jatuh tempo.
a. Penyuluhan
b. Meningkatkan Pelayanan
45
dengan tempat tinggal wajib pajak seperti di BANK terdekat atau kantorpos
terdekat sehingga dapat memudahkan wajib pajak untuk membayar Pajak Bumi
dan Bangunan.
c. Memberikan Penghargaan
menggingatkan wajib pajak untuk membayar Pajak Bumi dan Bangunan yang
membayar tepat pada waktunya, untuk lebih memotivasi dalam membayar pajak
bumi dan bangunan, dan dapat memberikan suatu kebanggaan kepada individu.
Salah satu kendala yang sering dihadapi kepala desa adalah adanya SPPT
ganda yang disebabkan oleh sengketa tanah (a) mengakui bahwa yang satu sudah
mengatakan sudah terbit dan yang satunya lagi mengatakan belum terbit. (b)
yang dilakukan oleh dinas pelayanan PBB. Keterlambatan dalam pembayaran PBB
oleh masyarakat. (c) Rendahnya kesadaran dari masyarakat akan pentingnya pajak.
kepada masyarakat.
d. Suasana individu (belum punya uang, malas, tidak ada imbalan langsung dari
pemerintah).
mengalami penjajahan selama kurang lebih tiga setengah abad di zaman kolonial
maupun pada saat pendudukan Jepang masih belum lupa pada kepahitan masa
bidang perpajakan, rakyat umumnya mengenal pajak hanya sebagai alat pemeras
dari kaum penjajah dan oleh karena itu rakyat membenci terhadap pajak. Walaupun
mereka.
47
BAB III
METODE PENELITIAN
sebagai berikut.
lain) pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau sebagaimana
adanya.”
Pajak Bumi dan Bangunan di Desa Rato Kecamatan Bolo Kabupaten Bima.
Spradley (Sugiyono, 2017) dinamakan social situation atau situasi sosial yang
terdiri dari tiga hal yaitu tempat, pelaku dan aktivitas yang berinteraksi secara
sinergis.
lapangan dan selama penelitian berlangsung yaitu memilih orang tertentu yang
berdasarkan data atau informasi kunci yang lainnya yang diharapkan dapat
mengenai masalah yang sedang diteliti dan dapat berperan sebagai nara sumber
key person. Informan kunci yaitu orang yang sangat berpengetahuan dan bisa
berguna dan memahami apa yang sedang terjadi (Patton dalam Yusuf, 2018).
ketua Rukun Warga, Ketua-ketua Rukun Tetangga, dan masyarakat wajib Pajak
pula informasi atau data yang bersumber dari beberapa key informan atau
6. Salah seorang masyarakat wajib Pajak Bumi dan Bangunan Desa Rato.
a. Jenis Data
Jenis data yang dipakai dalam penelitian ini yakni data kualitatif. Data yang
Dalam istilah komputer disebut data bertipe string. Pada pendekatan kualitatif,
peneliti membuat suatu gambaran kompleks, meneliti kata-kata, laporan terinci dari
pandangan responden, dan melakukan studi pada situasi yang alami (Creswell,
2016).
kata-kata tertulis maupun lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati.
itu, peneliti harus memiliki bekal teori dan wawasan yang luas jadi bisa bertanya,
Penelitian ini lebih menekankan pada makna dan terikat nilai atau lebih dikenal
Berdasarkan pada beberapa pendapat ahli di atas, maka data yang akan
b. Sumber Data
Data merupakan kumpulan fakta atau angka atau segala sesuatu yang dapat
kesimpulan. Data adalah sesuatu yang belum mempunyai arti bagi penerimanya
dan masih memerlukan adanya suatu pengolahan. Data bisa berujud suatu gambar,
Berdasarkan sumber data, terdapat 2 (dua) jenis data, yaitu: data primer dan
a) Data primer (primary data) menurut Supranto yaitu data yang dikumpulkan
sendiri oleh perorangan/suatu organisasi langsung melalui objeknya. Atau
dengan kata lain, data primer yaitu data yang langsung dikumpulkan oleh
peneliti sendiri. Terdapat beberapa metode pengumpulan data primer, antara
lain: wawancara langsung dengan informan, sumber data atau informan;
wawancara tak langsung (melalui informan/informan kunci); dengan
menggunakan angket (yang disebar atau melalui pos).
b) Data sekunder (secondary data) menurut Supranto yaitu data yang diperoleh
dalam bentuk yang sudah jadi berupa publikasi. Data sudah dikumpulkan oleh
pihak/instansi lain. Atau dengan kata lain, data yang dikutip dari sumber
dokumentasi, misalnya: sumber data sekunder yang dipublikasi (data harga
saham, harga komoditas dari surat khabar, majalah atau media elektronik); dan
sumber data sekunder yang tak dipublikasi (arsip pemerintah, lembaga-lembaga
penelitian, dan sebagainya).
Dalam usaha untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian ini,
informasi atau data yang langsung ada pada obyek atau lokasi penelitian.
Untuk mendapatkan data atau informasi yang valid dan reliabel, dalam
a. Wawancara (interview)
b. Dokumentasi
berlangsung.”
Pajak Bumi dan Bangunan, besarnya target Pajak Bumi dan Bangunan,
sejarah desa, sumber daya manusia desa, sarana dan prasarana desa, dan juga
c. Observasi
memuaskan. Ada jenis-jenis masalah tertentu yang tidak dapat dijangkau oleh
kedua alat pengumpul data tersebut. Ada kalanya penting untuk melihat
gambaran perilaku berdasarkan situasi yang ada.” Dalam hal ini, observasi
Rato Kecamatan Bolo Kabupaten Bima, dan aksi atau straregi petugas
beberapa hal, yaitu subjektivitas peneliti merupakan hal yang dominan dalam
apalagi tanpa kontrol, dan sumber data kualitatif yang kurang kredibel akan
c. Conformability, yaitu meminta para ahli untuk mereviu hasil penelitian dan
memeriksa secara teliti data yang terhimpun; dan
d. Transferability, yaitu bahwa hasil penelitian tidak dapat digeneralisasikan
pada lokasi lain, kecuali konteks dan situasi lapangannya sama atau
mendekati sama.
Guna menganalisa data yang telah terkumpul dari hasil penelitian ini, baik
penggambaran dan pemaparan secara akurat dan aktual, sehingga pada akhirnya
yang diteliti.
ini teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis data kualitatif.
a. Reduksi data
Peneliti melakukan seleksi, pemilihan, penyederhanaan dan pengabstrakkan
dengan cara koding atas data-data yang terkumpul. Apabila ada data yang
kurang, maka peneliti akan melakukan wawancara kembali untuk melengkapi
data.
b. Penyajian data
Data yang telah diberi kode sesuai dengan permasalahan kemudian disajikan
dalam bentuk matrik. Jadi peneliti dapat menguasai data dan tidak dipersulit
dengan data yang bertumpuk-tumpuk.
c. Pengambilan kesimpulan dan verifikasi
56
1) Pertama, data yang muncul berwujud kata-kata dan bukan rangkaian angka.
Data itu mungkin telah dikumpulkan dalam aneka macam cara (observasi,
wawancara, intisari dokumen, pita rekaman), dan yang biasanya “diproses”
kira-kira sebelum siap digunakan (melalui pencatatan, pengetikan,
penyuntingan, atau alat tulis), tetapi analisis kualitatif tetap menggunakan
kata-kata, yang biasanya disusun ke dalam teks yang diperluas.
2) Reduksi Data. Reduksi data dapat diartikan sebagai proses pemilihan,
pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabstarakan, dan
transformasi data “kasar” yang muncul dari catatan-catatan di lapangan.
Reduksi data, berlangsung terus-menerus selama proyek yang berorientasi
kualitatif berlangsung.
3) Penyajian data. Penyajian sebagai sekumpulan informasi tersusun yang
memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan
tindakan.
e. Menarik kesimpulan/verifikasi. Dari permulaan pengumpulan data, seorang
penganalis kualitatif mulai mencari arti benda-benda mencatat keteraturan,
pola-pola, penjelasan, konfigurasi-konfigurasi yang mungkin, alur sebab-
akibat, dan proposisi.
57
BAB IV
Desa Rato adalah salah satu desa yang ada di Kecamatan Bolo
Kabupaten Bima.
84161. Ibu kota desa ini ialah Kampung Sigi. Saat ini Kepala Desa Rato
memiliki 2 buah fasilitas keamanan yaitu Polsek Bolo dan Kodim Bolo.
c. Nenti Rasa (Kepala) yang berperan sebagai juru tulis, atau Jabatan
masalah keagamaan.
royong.
Republik Indonesia.
sebelah barat berbatasan dengan Desa Timu, dan sebelah timur berbatasan
Adapun yang pernah jadi kepala Desa Rato Kecamatan Bolo Kabupaten
Bima tiga periode terakhir, yakni Abdul Haris, Abubakar Karim, dan Abdul
Haris.
Organisasi adalah sekelompok orang (dua atau lebih) yang secara formal
ditetapkan.
dilaksanakan oleh Pemerintah Desa yaitu Kepala Desa dan Perangkat Desa.
Pemerintah Desa (yang meliputi Kepala Desa dan Perangkat Desa) dan BPD.
Desa adalah 6 tahun, dan dapat diperpanjang lagi untuk satu kali masa jabatan.
Kepala Desa juga memiliki wewenang menetapkan Peraturan Desa yang telah
2. Setia kepada Pacasila sebagai dasar negara, UUD 1945 dan kepada NKRI,
serta Pemerintah
9. Belum pernah menjabat Kepala Desa paling lama 10 tahun atau 2 kali masa
jabatan
tugas dan wewenangnya. Salah satu perangkat desa adalah Sekretaris Desa,
yang diisi dari Pegawai Negeri Sipil. Sekretaris Desa diangkat oleh Sekretaris
Perangkat Desa lainnya diangkat oleh Kepala Desa dari penduduk desa,
Anggota BPD terdiri dari Ketua rukun warga, pemangku adat, golongan
profesi, pemuka agama dan tokoh atau pemuka masyarakat lainnya. Masa
untuk 1 kali masa jabatan berikutnya. Pimpinan dan Anggota BPD tidak
pembiayaan, sarana dan prasarana, serta sumber daya manusia sesuai dengan
SDM di daerah relatif masih rendah. Hal ini sesuai pula dengan hasil penelitian
dimilikinya. Bahkan dari sembilan aspek yang diteliti, SDM merupakan aspek
terlemah. Disisi lain, dalam menilai tingkat kesiapan aparatur dalam era
kompetensi SDM antara lain: kurangnya moralitas dan disiplin aparat, kurang
Bima terinci sebagai berikut: sekolah menengah atas sebanyak 9 orang, dan 1
NO
. NAMA JABATAN KET.
1 Junaidi H.MM Kepala Desa Perangkat Desa
2 Abdul Majid Sekretaris Desa Perangkat Desa
3 Edi Sabara Kabidu Keuangan Perangkat Desa
Kabidu Perencanaan
4 Eka Rahmatiah,S.Pd &Pelaporan Perangkat Desa
5 Suhadah Kabidu Umum dan Aset Perangkat Desa
6 Anwar Abdullah Kasi Pemerintahan Perangkat Desa
7 Taofik Kasi Pembangunan Perangkat Desa
8 Jumhar Kasi Pembinaan Perangkat Desa
9 Sudirman Kadus Rato Perangkat Desa
10 Ma'ruf Kadus Sigi Satu Perangkat Desa
11 Arifuddin Kadus Sigi Dua Perangkat Desa
12 Rahmat Hidayat Kadus Dorowila Perangkat Desa
13 Adhar Muddin Kadus Saleko Perangkat Desa
14 Agus Salim Kadus Kota Baru Perangkat Desa
15 Muhammad Khatib Kadus Tegal Sari Perangkat Desa
16 Wahyuddin Kadus Manggenggula Perangkat Desa
Sumber : Kantor Desa Rato Kecamatan Bolo Kabupaten Bima, Juli 2010
diharapkan, tetapi ada kalanya diakhiri dengan hasil yang optimal. Hal ini
dan pengarsipan.
merupakan sarana bagi organisasi untuk dapat berkembang dengan baik, sebab
mengirim dan mengimpan data dan informasi yang dibutuhkan oleh kantor
tersebut.
mempunyai fungsi yang sangat penting dan utama dalam suatu organisasi di
penting dalam menentukan arah maupun ukuran untuk menilai sampai seberapa
jauh usaha yang sudah dilaksanakan maupun yang sudah berhasil. Jadi, tanpa
masyarakat, seperti gedung, ruang kerja, meja, kursi, serta alat-alat kantor
67
lainnya. Adapun yang dimaksud dengan prasarana kantor adalah fasilitas yang
halaman, kebun, taman, jalan menuju kantor, tetapi jika dimanfaatkan secara
langsung untuk proses kantor, seperti taman kantor, halaman kantor, sebagai
Prasarana kantor adalah perangkat penunjang utama suatu proses atau usaha
Jumlah meja, kursi, kursi plastik, dan sofa akan terlihat pada tabel
berikut. Selain itu, terdapat sarana-sarana kantor lain seperti mesin ketik, lemari
awal kegiatan penelitian sampai akhir penelitian. Dengan cara ini diharapkan
penelitian ini bersifat deskriptif, maka digunakan analisa data filosofis atau
Pada bagian ini, peneliti mengambil kesimpulan dari data yang didapatnya
Sesuai dengan masalah yang diajukan pada Bab I, maka dalam penelitian
ini rumusan masalah yang akan dianalisis atau dibahas kaitan dengan pengaruh
membayar Pajak Bumi dan Bangunan di Desa Rato Kecamatan Bolo Kabupaten
Bima.
kesadaran masyarakat dalam membayar Pajak Bumi dan Bangunan; dan peranan
dimaksud dalam penelitian ini terdiri atas: (1) mendorong masyarakat wajib
pajak agar mau membayar PBBnya, (2) pemberi semangat kepada masyarakat
masyarakat wajib pajak, (4) mendorong kesadaran wajib pajak, (5) memberikan
dimaksud dalam penelitian ini terdiri atas: (1) mendorong masyarakat wajib
pajak agar mau membayar PBBnya, (2) pemberi semangat kepada masyarakat
masyarakat wajib pajak, (4) mendorong kesadaran wajib pajak, (5) memberikan
wajib pajak agar mau membayar PBBnya, akan tampak dengan jelas
“saya rasa mekanisme dari pemungutan pajak bumi dan bangunan yang
dilakukan selama ini selalu berpedoman pada peraturan perundang-
undagan yang berlaku. Pemeritah desa juga sering melaksanakan
penyuluhan mengenai pajak bumi dan bangunan, dan penyuluhan ini
sering dilaksanakan menjelang pengisian SPT” (Hasil Wawancara, Juli
2020)
Hasil wawancara lain dengan Bapak Abdul Majid selaku Sekretaris Desa
“Menurut saya kerja sama antara pemerintah desa dengan aparat terkait
dapat membantu dalam penyampaian pembinaan dan pengertian kepada
masyarakat akan pentingnya membayar pajak bumi dan bangunan. Dalam
penagihan pajak khususnya di Desa Rato Kecamatan Bolo sangsi hukum
bagi wajib pajak yang tidak membayar pajak memang belum diterapkan,
tapi konsekuensinya bagi masyarakat sebagi wajib pajak yaitu tidak bisa
mengurus KTP, KK, ataupun yang berurusan dengan pemerintah desa
tanpa menunjukkan bukti pembayaran lunas PBB kepada aparat
pelaksana” (Hasil Wawancara, Juli 2020)
pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) didesa Rato Kecematan Bolo
membayar PBBnya
membayar Pajak Bumi dan Bangunan yang berwujud pemberi semangat kepada
72
masyarakat wajib pajak agar mau membayar PBBnya, akan tampak dengan jelas
“saya rasa peran pemerintah desa selama ini sudah sangat jelas kaitannya
dengan pengelolaan pajak, bahwa peran pemerintah sebagai aparat pajak
sangat diperlukan guna mencapai tujuan program khususnya dalam hal
pajak bumi dan bangunan agar terealisasi 100% pemasukan pajak pada
desa” (Hasil Wawancara, Juli 2020)
Hasil wawancara lain dengan Bapak Edi Sabara salah satu perangkat Desa
Hasil wawancara lain dengan Bapak Mashu Dulhaq selaku Ketua BPD di
Hasil wawancara dengan Ibu Kartini salah seorang warga di Desa Rato
“ia… kami sering diberikan himbauan oleh kepala Desa untuk selalu
membayar pajak tiap tahunnya, kadang pada tiap-tiap kesempatan kepala
desa selalu melakukan pendekatan kepada masyarakat agar sadar dan
mengetahui apa yang menjadi kewajiban mereka sebagai warga Negara
yang baik” (Hasil Wawancara, Juli 2020)
“menurut saya pribadi, apa yang sudah dilakukan oleh aparat pemerintah
desa sejauh ini sudah sangat efektif guna meningkatkan pendapatan pajak
bumi dan bangunan, pemberian motivasi serta himbauan pemerintah desa
kepada masyarakat untuk membayar pajak terus dilakukan oleh
pemerintah desa” (Hasil Wawancara, Juli 2020)
Hasil wawancara lain dengan Bapak Ramli Yasin selaku Ketua RT. 02
didesa Rato Kecematan Bolo Kabupaten Bima, sudah sangat efektif karna pihak
Pajak Bumi dan Bangunan dalam berbagai kesempatan acara maupun kegiatan
masyarakat setempat.
wajib pajak, akan tampak dengan jelas sebagaimana sajian wawancara berikut
ini.
Hasil wawancara dengan Bapak Yahya Manan salah seorang ketua RT. 03
Hasil wawancara lain dengan Ibu Aminah salah seorang warga di Desa
Hasil wawancara lain dengan Bapak Sulaiman salah seorang warga Desa
daerahnya, akan tampak dengan jelas sebagaimana sajian wawancara berikut ini.
Hasil wawancara lain dengan Ibu Suhada salah seorang perangkat Desa
Hasil wawancara lain dengan Bapak Agus Salim selaku Kadus Kota Baru
memang masyarakat sadar akan proses Pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan
asli daerah.
77
membayar Pajak Bumi dan Bangunan yang berwujud memberikan hadiah bagi
pembayar PBB terbanyak dan tercepat, akan tampak dengan jelas sebagaimana
“setau saya khususnya untuk Desa Rato kecamatan bolo belum pernah
mendapatkan hadiah semacam itu dari pemerintah daerah Kabupaten
Bima, kalaupun ada upaya semacam itu saya rasa sangat efektif untuk
memotivasi dalam meningkatkan pendapatan pajak daerah” (Hasil
Wawancara, Juli 2020)
Hasil wawancara lain dengan Bapak Umar salah seorang warga di Desa
Hasil wawancara lain dengan Bapak H. Yusuf Abidin selaku Ketua RW.
“selama ini belum saya dengar adanya pemberian hadiah oleh kepala desa
kepada warga yang membayar pajak terbanyak dan tercepat, toh kalaupun
itu ada saya rasa bagus juga untuk meningkatkan kesadaran masyarakat
untuk membayar kewajiban pajaknya ” (Hasil Wawancara, Juli 2020)
Bangunan,
PBB,
Bangunan
Hasil wawancara dengan Bapak Sahrul selaku Ketua Rw. 02 di Desa Rato
Hasil wawancara lain dengan Ibu sarfiah salah seorang warga di Desa
Hasil wawancara lain dengan Bapak Alimin salah seorang warga di Desa
membayar Pajak Bumi dan Bangunan yang berwujud menjadi nara sumber yang
baik untuk berbagai permasalahan PBB, akan tampak dengan jelas sebagaimana
Hasil wawancara lain dengan Falhan selaku ketua karang taruna di Desa
Hasil wawancara lain dengan Bapak Suaeb salah seorang warga di Desa
nara sumber jika ada permasalahan pajak yang dialami oleh warga” (Hasil
Wawancara, Juli 2020)
membayar Pajak Bumi dan Bangunan yang berwujud menjadi nara sumber yang
baik untuk berbagai permasalahan PBB sudah sangat efektif. Hal ini terlihat dari
adanya hasil wawancara yang dilakukan oleh penulis dengan beberapa sumber
penyuluhan mengenai pajak bumi dan bangunan serta selalu menjadi nara
kegiatan mengenai Pajak Bumi dan Bangunan, akan tampak dengan jelas
Hasil wawancara dengan Ibu Eka Rahmatiah selaku perangkat Desa Rato
Hasil wawancara lain dengan Bapak Lukman salah seorang warga di Desa
Hasil wawancara lain dengan Bapak Arifin salah seorang warga di Desa
kegiatan mengenai Pajak Bumi dan Bangunan sudah sangat efektif. Hal ini
terlihat dari adanya hasil wawancara yang dilakukan oleh penulis dengan
Bangunan.
PBB
dan kelancaran dalam proses Pembayaran PBB, akan tampak dengan jelas
Hasil wawancara dengan Ibu Kalisom salah seorang warga di Desa Rato
“Saya rasa proses pembayaran pajak yang dilakukan oleh pemerintah desa
sudah sangat mudah dan tidak repot, dengan adanya kemudahan proses
pembayaran pajak tersebut, maka masyarakatpun merasa tidak terlalu
direpotkan oleh petugas pemungut pajak” (Hasil Wawancara, Juli 2020)
Hasil wawancara lain dengan Ibu Suhada selaku perangkat Desa Rato
kelancaran dalam proses Pembayaran PBB sudah sangat efektif. Hal ini terlihat
84
dari kemudahan dalam bentuk regulasi atau proses wajib Pajak Bumi dan
Bangunan tersebut.
membayar Pajak Bumi dan Bangunan yang berwujud melayani wajib PBB yang
ini.
Hasil wawancara dengan Bapak Abdul Majid selaku sekretaris Desa Rato
Hasil wawancara lain dengan Bapak Rahmat Hidayat Selaku Kadus Doro
“Setau saya pihak pemerintah desa selalu melayani wajib pajak bumi dan
bangunan baik itu masyarakat yang bermasalah dalam pembayaran pajak
maupun yang tidak yang bermasalah” (Hasil Wawancara, Juli 2020)
Hasil wawancara lain dengan Ibu Jumrah selaku perangkat Desa Rato
“Sejauh ini pemerintah desa tetap melayani wajib pajak yang bermasalah,
agar persoalan wajib pajak ini sendiri dapat diselesaikan persoalan wajib
pajaknya, jadi tolong di garis bawahi bahwa kami tetap memberikan
85
Pajak Bumi dan Bangunan yang berwujud melayani wajib PBB yang
bermasalah sudah sangat efektif. kepala Desa selalu melayani wajib PBB yang
hal tersebut.
membayar Pajak Bumi dan Bangunan yang berwujud menyediakan dan siap
Hasil wawancara dengan Bapak Edi Sabara selaku perangkat Desa Rato
Hasil wawancara lain dengan Bapak Jumhar selaku perangkat Desa Rato
Hasil wawancara lain dengan Ibu Asni salah seorang warga di Desa Rato
“sangat perlu manurut saya karena adanya informasi yang disediakan oleh
pemerintah desa masyarakat tidak mengalami kebingungan lagi,
pemerintah desa sudah menyediakan informasi termasuk pendukungnya
tentang persoalan pembayaran pajak” (Hasil Wawancara, Juli 2020)
membayar Pajak Bumi dan Bangunan yang berwujud menyediakan dan siap
efektif, kepala Desa selalu menyediakan dan siap dengan informasi termasuk
membayar Pajak Bumi dan Bangunan yang berwujud menjadi jembatan antara
Hasil wawancara dengan Ibu Juraidah salah seorang warga di Desa Rato
“sejauh ini kami dari pihak pemerintah desa selalu siap menjadi jembatan
antara masyarakat dan pemerintah dan siap menjadi fasilitator dalam
meningkatkan kesadaran masyarakat untuk membayar pajak” (Hasil
Wawancara, Juli 2020)
membayar Pajak Bumi dan Bangunan yang berwujud menjadi jembatan antara
masyarakat dan pemerintah sudah sangat efektif, kepala Desa selalu menjadi
terdiri atas:
kewajibannya,
88
kewajibannya,
tempo,
rumah ke rumah,
kewajibannya
membayar Pajak Bumi dan Bangunan yang berwujud mengarahkan wajib pajak
bumi dan bangunan agar membayar kewajibannya, akan tampak dengan jelas
Hasil wawancara dengan Ibu Arita salah seorang warga di Desa Rato
“menurut saya upaya yang dilakukan oleh pemerintah desa sejauh ini
sangat membantu kami mengarahkan masyarakat wajib pajak bumi dan
bangunan agar membayar kewajiban wajib pajak, itu yang terus dilakukan
oleh pemerintah desa untuk meningkatkan pengetahuan warga” (Hasil
Wawancara, Juli 2020)
89
Hasil wawancara lain dengan Bapak Idrus salah seorang warga di Desa
Hasil wawancara lain dengan Bapak Adhar Mudin selaku Kadus Saleko di
membayar Pajak Bumi dan Bangunan yang berwujud mengarahkan wajib pajak
bumi dan bangunan agar membayar kewajibannya sudah sangat efektif, kepala
Desa selalu mengarahkan wajib pajak bumi dan bangunan agar membayar
kewajibannya.
kewajibannya
pajak bumi dan bangunan agar membayar kewajibannya, akan tampak dengan
Hasil wawancara dengan Bapak Abdul Majid selaku sekretaris Desa Rato
“Sejauh ini kami dari pihak pemerintah desa terus menggerakkan wajib
pajak bumi dan bangunan agar membayar kewajibannya, mengingat
tingkat kesadaran masyarakat yang masih kurang memahami sistem dalam
membayar pajak yang berlaku, oleh karena masih ada masyarakat yang
kurang memahami maka pemerintah desa hadir untuk menggerakan
kesadaran masyarakat akan kewajiban membayar pajak tersebut” (Hasil
Wawancara, Juli 2020)
Hasil wawancara lain dengan Bapak Supriadin salah seorang anggota BPD
pajak bumi dan bangunan agar membayar kewajibannya sudah sangat efektif.
kepala Desa selalu menggerakkan wajib pajak bumi dan bangunan agar
membayar kewajibannya.
sebelum jatuh tempo, akan tampak dengan jelas sebagaimana sajian wawancara
berikut ini.
Hasil wawancara dengan Bapak Muslim salah seorang warga di Desa Rato
Hasil wawancara lain dengan Bapak A. Haris selaku ketua RT. 06 di Desa
“Memang benar apa yang anda tanyakan. Sejauh ini kepala selalu
mengajak masyarakat untuk bersama-sama melakukan pembayaran pajak
bumi bangunan kepada masyarakatnya” (Hasil Wawancara, Juli 2020)
sebelum jatuh tempo sudah sangat efektif, kepala Desa selalu mengajak
“saya rasa sosialisasi yang dilakukan oleh kepala desa sudah sangat efektif
untuk meningkatkan kesadaran masyarakat untuk membayar kewajiban
pajak bumi bangunan” (Hasil Wawancara, Juli 2020)
“sosialisasi yang dilakukan oleh kepala desa saya rasa sudah sangat efektif
dalam meningkatkan kesadaran dan kepatuhan membayarkan pajak bumi
dan bangunan. Dengan adanya sosialisasi yang terus dilakukan oleh
pemerintah desa tentunya masyarakat akan merasa malu juka tidak
membayar saya, itu menurut saya” (Hasil Wawancara, Juli 2020)
sudah sangat efektif, kepala Desa selalu melakukan sosialisasi sebagai peningkat
rumah ke rumah
membayar Pajak Bumi dan Bangunan yang berwujud melakukan gaya “jemput
bola” dengan mendatangi wajib PBB dari rumah ke rumah, akan tampak dengan
Hasil wawancara dengan Ibu Mukjijah salah seorang warga di Desa Rato
“ia betul petugas yang memungut pajak bumi dan bangunan selalu
mendatangi warga dari rumah ke rumah, itu dilakukan sebelum jatuh
tempo wajib pajak, saya juga selalu didatangi oleh petugas yang
memungut pajak” (Hasil Wawancara, Juli 2020)
Hasil wawancara lain dengan Bapak Rusdi salah seorang warga di Desa
Hasil wawancara lain dengan Bapak Junaidi selaku Kepala Desa Rato
“Sejauh ini kami selalu mendatangi wajib pajak bumi dan bangunan dari
rumah ke rumah, hal ini kami lakukan siapa ada masyarakat yang lupa
tanpa sengaja melakukannya, oleh karenanya dengan kehadiran petugas
yang memungut pajak bias menyadarkan masyarakat akan adanya
kewajiban membayar pajaknya” (Hasil Wawancara, Juli 2020)
membayar Pajak Bumi dan Bangunan yang berwujud melakukan gaya “jemput
bola” dengan mendatangi wajib PBB dari rumah ke rumah sudah sangat efektif,
kepala Desa selalu melakukan gaya “jemput bola” dengan mendatangi wajib
Informasi Masyarakat sadar PBB, akan tampak dengan jelas sebagaimana sajian
Hasil wawancara dengan Bapak Sufran salah seorang warga di Desa Rato
Hasil wawancara lain dengan Bapak M. Ali salah seorang warga di Desa
“saya rasa hal itu sangat penting bagi masyarakat dengan adanya
pembentukan kelompok yang bisa memberikan informasi kepada
masyarakat, dengan adanya kelompok semacam itu akan sangat membantu
masyarakat untuk mendapatkan informasi” (Hasil Wawancara, Juli 2020)
Hasil wawancara lain dengan Ibu Suhada selaku perangkat Desa Rato
Informasi Masyarakat sadar PBB sudah sangat efektif, kepala Desa selalu
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
bagi pembayar PBB terbanyak dan tercepat, dinilai sudah sangat efektif.
B. Saran-saran
atas, adapun saran yang dapat penulis berikan dalam rangka meningkatkan
2. Meningkatkan kualitas pelayanan yang baik oleh Petugas Pajak Bumi dan
3. Meningkatkan kesadaran dari wajib pajak agar dapat membayar Pajak Bumi
sanksi yang kuat agar masyarakat mau membayar Pajak Bumi dan
Bangunan.
100
KEPUSTAKAAN
Abdullah, M.S., 2007, Studi Implementasi : Latar Belakang, Konsep, Pendekatan,
dan Relevansinya Dalam Pembangunan, Makalah Temu Kaji Persadi,
Makassar.
Hadi, Sutrisno, 2004. Statistik II, Yayasan Penerbit Fakultas Psikologi UGM,
Yogyakarta.
Hasibuan, Malayu, S.P. 2008. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta. PT.
Bumi Aksara.
Kartono, Kartini. 2010. Pemimpin dan Kepemimpinan. Penerbit PT. Raja Grafindo
Persada.Jakarta
Papayungan, M.M., Dkk. 2002. Metode Penelitian Ilmu Sosial (Teori dan Praktek),
Pusat Studi Kependudukan Universitas Hasanuddin, Ujung Pandang.
Pasolong, Harbani. 2008. Kepemimpinan Birokasi. Penerbit Alfabeta CV.
Bandung.
Poewadarminto, W.J.S, 2008. Kamus Umum Bahasa Indonesia, Balai Pustaka.
Jakarta
Ritzer, G. 2014. Sosiologi Ilmu Pengetahuan Berparadigma Ganda, Rajawali Pers,
Jakarta.
Slamet, Munawir, 2009. Perpajakan, BPFE, Yogyakarta.
Soemitro, Rochmat dan Muttaqin. 2001. Pajak Bumi dan Bangunan. Penerbit PT.
Refika Aditama : Bandung.
Sri, Valentina. S. Dan Suryo, Aji, 2003. Perpajakan Indonesia, Yogyakarta, UPP
AMP : YKPN.
Sumihar, P.Tambunan, dan Kawan-kawan, 2009, Ditjen Pajak Pelita II s/d Pelita
VI, Jakarta.
Suratno, Mulyowigeno, 2005. Pajak Bumi dan Bangunan, PB. Bina Pajak, Jakarta.
102
Salusu, J., 2006. Pengambilan Keputusan Strategik : Untuk Organisasi Publik dan
Nonprofit, Jakarta : Gramedia Widiasarana Indonesia.
Yusuf. 2018. Kiat ”A” Sampai ”Z”: Mendesain Jitu Penelitian Tindakan Kelas.
Yogyakarta: Elmatera
Lampiran :
PEDOMAN WAWANCARA
Tentang : Pengaruh Kepemimpinan Kepala Desa Terhadap Peningkatan Kesadaran
Masyarakat dalam Membayar Pajak Bumi dan Bangunan di Desa Rato
Kecamatan Bolo Kabupaten Bima
PERTANYAAN-PERTANYAAN
1. Bagaimana tanggapan Anda tentang kepala desa mendorong masyarakat wajib
pajak agar mau membayar PBBnya untuk mempercepat pembayaran PBB di
Desa Rato?
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..
2. Bagaimana tanggapan Anda tentang kepala desa memberi semangat kepada
masyarakat wajib pajak agar mau membayar PBBnya untuk mempercepat
pembayaran PBB di Desa Rato?
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..
3. Bagaimana tanggapan Anda tentang kepala desa mendorong pemahaman
masyarakat wajib pajak untuk mempercepat pembayaran PBB di Desa Rato?
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..
4. Bagaimana tanggapan Anda tentang kepala desa mendorong kesadaran wajib
pajak untuk mempercepat pembayaran PBB di Desa Rato?
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..
5. Bagaimana tanggapan Anda tentang kepala desa melakukan sosialisasi
(penyuluhan) mengenai pentingnya membayar PBB bagi pembangunan di
daerahnya untuk mempercepat pembayaran PBB di Desa Rato?
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..
104
…………………………………………………………………………..
6. Bagaimana tanggapan Anda tentang kepala desa memberikan hadiah bagi
pembayar PBB terbanyak dan tercepat untuk mempercepat pembayaran PBB di
Desa Rato?
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..
7. Bagaimana tanggapan Anda tentang kepala desa memberikan
bantuan/memfasilitasi kepada wajib Pajak Bumi dan Bangunan untuk
mempercepat pembayaran PBB di Desa Rato?
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..
8. Bagaimana tanggapan Anda tentang kepala desa menjadi nara sumber yang baik
untuk berbagai permasalahan PBB untuk mempercepat pembayaran PBB di
Desa Rato?
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..
9. Bagaimana tanggapan Anda tentang kepala desa memfasilitasi kegiatan-kegiatan
mengenai Pajak Bumi dan Bangunan untuk mempercepat pembayaran PBB di
Desa Rato?
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..
10. Bagaimana tanggapan Anda tentang kepala desa memberikan kemudahan dan
kelancaran dalam proses Pembayaran PBB untuk mempercepat pembayaran
PBB di Desa Rato?
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..
11. Bagaimana tanggapan Anda tentang kepala desa melayani wajib PBB yang
bermasalah untuk mempercepat pembayaran PBB di Desa Rato?
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..
105
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..
12. Bagaimana tanggapan Anda tentang kepala desa menyediakan dan siap dengan
informasi termasuk pendukungnya tentang persoalan PBB untuk mempercepat
pembayaran PBB di Desa Rato?
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..
13. Bagaimana tanggapan Anda tentang kepala desa menjadi jembatan antara
masyarakat dan pemerintah untuk mempercepat pembayaran PBB di Desa
Rato?
………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..
14. Bagaimana tanggapan Anda tentang kepala desa mengarahkan wajib pajak
bumi dan bangunan agar membayar kwajibannya untuk mempercepat
pembayaran PBB di Desa Rato?
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..
15. Bagaimana tanggapan Anda tentang kepala desa menggerakkan wajib pajak
bumi dan bangunan agar membayar kwajibannya untuk mempercepat
pembayaran PBB di Desa Rato?
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..
16. Bagaimana tanggapan Anda tentang kepala desa mengajak masyarakat untuk
bersama-sama melakukan pembayaran pajak bumi bangunan terhutangnya
sebelum jatuh tempo untuk mempercepat pembayaran PBB di Desa Rato?
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..
106
17. Bagaimana tanggapan Anda tentang kepala desa melakukan sosialisasi sebagai
peningkat kesadaran dan kepatuhan membayarkan PBB terhutangnya untuk
mempercepat pembayaran PBB di Desa Rato?
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..
18. Bagaimana tanggapan Anda tentang kepala desa melakukan gaya “jemput
bola” dengan mendatangi wajib PBB dari rumah ke rumah untuk mempercepat
pembayaran PBB di Desa Rato?
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..
19. Bagaimana tanggapan Anda tentang kepala desa membentuk Kelompok
Informasi Masyarakat sadar PBB untuk mempercepat pembayaran PBB di
Desa Rato?
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..
&==&