Anda di halaman 1dari 5

Nama : M.

Rafky Rifandi Kharie

NIM : 131221244

Otonomi Daerah

Pengertian
Dalam UU No. 23 tahun 2014 pasal 1 ayat 6, pengertian Otonomi Daerah adalah hak,
wewenang, dan kewajiban daerah otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri Urusan
Pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat dalam sistem Negara Kesatuan
Republik Indonesia.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1974, adalah hak, wewenang dan
kewajiban daerah untuk mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 1999, otonomi daerah adalah
kewenangan daerah otonom untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat
setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat sesuai denganperaturan
perundang- undangan.

UU No. 32 Tahun 2004 dan UU No.23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
mendefinisikan otonomi daerah sebagai wewenang dan kewajiban daerah otonom untuk
mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Tujuan
 Meningkatkan pelayanan dan kesejahteraan masyarakat
 Mengembangkan kehidupan demokrasi, keadilan, dan pemerataan
 Memelihara hubungan antara pemerintahan pusat dengan daerah dan antar daerah
dalam menjaga keutuhan NKRI
 Memberdayakan masyarakat
 Mengembangkan peran dan fungsi DPRD

Implementasi
 Merumuskan kebijakan pokok otonomi Kabupaten
 Merumuskan strategi penyelenggaraan kewenangan kabupaten
 Menyusun organisasi perangkat daerah
Contoh
 Menentukan dan menetapkan Upah Minimum Regional (UMR).
 Mengelola sendiri Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).
 Memberlakukan retribusi daerah.
 Memberlakukan pajak daerah.
 Mengembangkan dan memantau perkembangan daerah sendiri mulai dari
infrastruktur, wisata, prasarana, bahkan pendidikan.

Otonomi Desa
Otonomi desa merupakan hak, wewenang dan kewajiban untuk mengatur dan mengurus
sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat berdasarkan hak asal-usul dan
nilai-nilai sosial budaya yang ada pada masyarakat untuk tumbuh dan berkembang mengikuti
perkembangan desa tersebut.
Salah satu contoh Otonomi desa yang dimaksud adalah otonomi pemerintah desa dalam
melakukan pengelolaan keuangan desa. Salah satu program yang diberikan pemerintah saat
ini adalah pemberian dana desa dengan proporsi 90:10

Kesimpulan
Otonomi daerah adalah suatu keadaan yang memungkinkan daerah dapat
mengaktualisasikan segala potensi terbaik yang dimilikinya secara optimal. Dimana untuk
mewujudkan keadaan tersebut,berlaku proposisi bahwa pada dasarnya segala persoalan
sepatutnya diserahkan kepada daerah untuk mengidentifikasikan,merumuskan,dan
memecahkannya, kecuali untuk persoalanpersoalan yang memang tidak mungkin
diselesaikan oleh daerah itu sendiri dalam perspektif keutuhan negara- bangsa.
Pendidikan Anti Korupsi
Definisi

Korupsi adalah sesuatu yang busuk, jahat dan merusak, berdasarkan kenyataan tersebut
perbuatan korupsi menyangkut: sesuatu yang bersifat amoral, sifat dan keadaan yang busuk,
menyangkut jabatan instansi atau aparatur penyelewengan pemerintah, kekuasaan dalam
jabatan karena pemberian, menyangkut faktor ekonomi dan politik dan penempatan keluarga
atau golongan ke dalam kedinasan di bawah kekuasaan jabatan

Bentuk-bentuk Korupsi
1. Merugikan Keuangan Negara
2. Suap-menyuap
3. Gratifikasi
4. Penggelapan Dalam Jabatan
5. Pemerasan
6. Perbuatan Curang
7. Benturan kepentingan dalam pengadaan

Faktor Penyebab Korupsi


Faktor yang menyebabkan terjadinya korupsi, berasal dari dalam diri pelaku atau dari luar
pelaku. Sebagaimana dikatakan Yamamah bahwa ketika perilaku materialistik dan konsumtif
masyarakat serta system politik yang masih "mendewakan" materi maka dapat "memaksa"
terjadinya permainan uang dan korupsi (Ansari Yamamah: 2009), "Dengan kondisi itu hampir
dapat dipastikan seluruh pejabat kemudian terpaksa' korupsi kalau sudah menjabat". Nur
Syam (2000) memberikan pandangan bahwa penyebab seseorang melakukan korupsi adalah
karena ketergodaannya akan dunia materi atau kekayaan yang tidak mampu ditahannya.
Ketika dorongan untuk menjadi kaya tidak mampu ditahan sementara akses ke arah kekayaan
bisa diperoleh melalui cara berkorupsi, maka jadilah seseorang akan melakukan korupsi.
Dengan demikian, jika menggunakan sudut pandang penyebab korupsi seperti ini, maka salah
satu penyebab korupsi adalah cara pandang terhadap kekayaan
Pendidikan anti korupsi
Pendidikan anti korupsi adalah sebuah Gerakan budaya dalam menumbuhkan nilai-nilai anti
korupsi sejak dini yang biasanya akan diadakan penyuluhan dari pihak berwenang yang
datang di sekolah-sekolah

Tujuan
Untuk memberikan pengetahuan yang cukup tentang seluk beluk korupsi dan
pemberantasannya serta menanamkan nilai-nilai anti korupsi. Tujuan jangka panjangnya
adalah menumbuhkan budaya anti korupsi di kalangan mahasiswa untuk dapat berperan
serta aktif dalam upaya pemberantasan korupsi di Indonesia

Tahapan Implentasi Pendidikan Anti Korupsi


1. Advokasi dan Regulasi
2. Pengembangan materi dan kurikulum
3. Sosialisasi dan capacity building
4. Monitoring dan evaluasi
5. Pendampingan dan Asistensi

Kesimpulan
Korupsi tidak hanya berdampak terhadap satu aspek kehidupan saja. Korupsi menimbulkan
efek domino yang meluas terhadap eksistensi bangsa dan negara. Meluasnya praktik korupsi
di suatu negara akan memperburuk kondisi ekonomi bangsa, misalnya harga barang menjadi
mahal dengan kualitas yang buruk, akses rakyat terhadap pendidikan dan kesehatan menjadi
sulit, keamanan suatu negara terancam, kerusakan lingkungan hidup, dan citra pemerintahan
yang buruk di mata internasional sehingga menggoyahkan sendi sendi kepercayaan pemilik
modal asing, krisis ekonomi yang berkepanjangan, dan negara pun menjadi semakin
terperosok dalam kemiskinan. Berdasarkan Laporan Bank Dunia, Indonesia dikategorikan
sebagai negara yang utangnya parah, berpenghasilan rendah (severely indebted low income
country) dan termasuk dalam kategori negara-negara termiskin di dunia seperti Mali dan
Ethiopia.
Ketaatan Pajak

Pengertian
Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan
yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang, dengan tidak mendapatkan imbalan
secara langsung, dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesarbesarnya kemakmuran
rakyat.

Ciri-ciri
 Pajak merupakan kontribusi wajib warga negara
 Pajak bersifat memaksa bagi warga negara
 Warga negara tidak mendapat imbalan langsung
 Berdasarkan undang-undang

Fungsi
 Fungsi Anggaran
 Fungsi Mengatur
 Fungsi Pemerataan
 Fungsi Stabilisasi

Dasar Hukum Perpajakan di Indonesia


 Undang-Undang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan yang diatur dalam UU No.
6/1983 dan diperbarui oleh UU No. 16/2000.
 Undang-Undang Pengadilan Pajak yang diatur dalam UU NO. 14/2002

Faktor Ketaataan Pajak


 Faktor Kesadaran Perpeajakan
 Faktor Hukum Pajak
 Faktor Petugas Pajak
 Faktor Sikap Rasional

Sistem Perpejakan di Indonesia


1. Self Assessment System
2. Official Assessment System
3. Withholding System

Anda mungkin juga menyukai