Anda di halaman 1dari 9

PENYERAPAN ASPIRASI MASYARAKAT menerima keluhan dan ide serta gagasan

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT yang berkembang, tapi juga dijadikan


DAERAH (DPRD) sebagai forum penyampaian
pertanggungjawaban dari anggota DPR RI
Oleh: yang bersangkutan. Anggota DPR RI akan
menjelaskan apa yang sudah dilakukan,
HADIYANI bagaimana kelanjutan dari kegiatan reses
NPM : D2D021013 sebelumnya serta rencana atau agenda
strategis yang akan dilakukan ke depan.
1.1 Latar Belakang DPRD sebagai lembaga legislatif
Setelah terjadinya perubahan yang kedudukannya sebagai wakil rakyat
Undang-Undang Dasar 1945 kewenangan tidak mungkin melepaskan dirinya dari
Dewan Perwakilan Rakyat Republik kehidupan rakyat yang diwakilinya . Oleh
Indonesia sebagai pemegang kekuasaan karena itu secara material mempunyai
pembentuk undang-undang, memiliki fungsi kewajiban untuk memberikan pelayanan
politik yang sangat strategis yaitu sebagai kepada rakyat atau publik yang diwakilinya.
lembaga penentu arah kebijakan DPRD sebagai wakil rakyat dalam tindakan
ketatanegaraan Republik Negara Indonesia. dan perbuatan harus menyesuaikan dengan
Dengan reformasi memberikan harapan norma-norma yang dianut dan berlaku
besar bagi terjadinya perubahan menuju dalam kebudayaan rakyat yang diwakilinya.
penyelenggaraan negara yang lebih Dengan demikian DPRD tidak akan
demokratis, transparan, dan memiliki melakukan perbuatan yang tidak terpuji,
akuntabilitas tinggi serta terwujudnya good menguntungkan pribadi dan membebani
governance dan adanya kebebasan anggaran rakyat untuk kepentingannya,
berpendapat. Semuanya itu diharapkan sehingga dengan memahami etika
makin mendekatkan bangsa pada pencapaian pemerintahan diharapkan dapat mengurangi
tujuan nasional sebagaimana terdapat dalam tindakan-tindakan yang tercela, tidak terpuji
Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara dan merugikan masyarakat.
Republik Indonesia Tahun 1945. Sosok ideal DPRD yang bermoral,
Undang-Undang Nomor 17 tahun aspiratif dengan kepentingan rakyat, dan
2014 tentang MPR, DPR, DPD, dan DPRD selalu memperjuangkan kesejahteraan
bahwa DPR merupakan lembaga perwakilan masyarakat dapat terwujud. Kuncinya baik
rakyat yang berkedudukan sebagai lembaga eksekutif maupun legislatif harus terjalin
negara, yang memiliki fungsi legislasi, komunikasi timbal balik dan adanya
anggaran dan pengawasan. Tugas anggota keterbukaan diantara para pihak dalam
DPR juga tercantum pada UndangUndang penyelesaian segala permasalahan dalam
tersebut diantaranya menyerap dan mewujudkan kesejahteraan rakyatnya.
menghimpun aspirasi konstituen melalui Harapan-harapan tersebut dapat terwujud
kunjungan kerja secara berkala, menampung dengan adanya pemilihan Kepala daerah
dan menindaklanjuti aspirasi dan pengaduan secara langsung, yang akan memperkuat
masyarakat, serta memberikan posisi Kepala Daerah sehingga dapat
pertanggungjawaban secara moral dan menjadi mitra yang baik bagi DPRD dalam
politis kepada konstituen di daerah mengatasi berbagai persoalan yang dihadapi.
pemilihannya. Sehubungan dengan posisi DPRD
Anggota DPR RI diberikan tugas yang kuat karena berfungsi mengawasi
untuk melaksanakan kunjungan kerja masa jalannya pemerintahan. Tugas dan
reses secara berkala. Secara ideal, reses kewenangan DPRD sebagai lembaga
adalah sarana komunikasi politis antara perwakilan rakyat yang mewadahi dan
legislatif dengan konstituen melalui menindaklanjuti aspirasi masyarakat, serta
kunjungan kerja secara berkala yang memperjuangkan tuntutan dan kepentingan
merupakan kewajiban anggota DPR RI masyarakat di daerah sehingga pelaksanaan
untuk bertemu dengan konstituennya secara otonomi daerah yang luas, nyata dan
rutin pada setiap masa reses. Kegiatan reses bertanggung jawab dapat dilaksanakan
ini tidak hanya berupa penyerapan aspirasi, sebagaimana yang diamanatkan dalam
Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2014 pendamping reses yang merupakan staf di
tentang MPR, DPR, DPD, dan DPRD. sekretariat DPRD. Kemudian pendamping
DPRD merupakan lembaga reses membuat surat ke angota DPRD
perwakilan rakyat daerah sebagai unsur masing-masing Dapil untuk waktu dan
penyelenggara pemerintahan daerah yang tempat reses yang dilaksanakan dengan
sejajar dengan pemerintah daerah dalam membuat undangan untuk pelaksanaan reses
membuat Peraturan daerah dalam sekaligus menyiapkan semua administrasi,
melaksanakan otonomi daerah dan menjadi mulai dari tempat reses, surat undangan,
mitra kepala daerah dalam memberikan kosumsi, soundsysem dan transportasi
pendapat dan pertimbangan terhadap peserta reses. Setelah pelaksanaan reses
peraturan atau keputusan dan pelaksanaan selesai pendamping bertugas membuat
keputusan Kepala Daerah agar sesuai laporan reses perdapil masing dan laporan
dengan aspirasi daerah dan masyarakat. reses diparipurnakan untuk mengakomodir
Bentuk kegiatan ini dilakukan saat usulan-usulan dari masyarakat sebagai
masyarakat menyampaikan aspirasi dan peserta reses.
pengaduannya ke lembaga DPRD atau Selama ini masa reses yang
dilaksanakan melalui masa reses dengan dilakukan bahwa tidak semua aspirasi yang
bentuk dialog-dialog dengan berbagai sampaikan pada saat reses di akomodir oleh
elemen masyarakat, kunjungan ke lapangan, Pemerintah Daerah dikarenakan aspirasi
dan mengumpulkan pendapat umum. Meski yang masuk tidak sejalan dengan Visi dan
telah menempuh berbagai cara, seringkali Visi Pemerintah Daerah. Hasil observasi
keputusan yang diambil oleh anggota DPRD peneliti bahwa selama ini terlihat belum
belum mampu mencerminkan aspirasi adanya perencanaan yang matang dalam
masyarakat luas. Hal ini memperlihatkan kegiatan reses dan tidak adanya strategi
belum efektifnya informasi yang berasal dari dalam kegiatan reses, sehingga penyerapan
masyarakat sebagai sebuah masukan dalam aspirasi yang dilakukan Dewan Perwakilan
mempengaruhi pengambilan keputusan Rakyat Daerah (DPRD) menjadi belum
publik. Karenanya, pengelolaan aspirasi dan maksimal.
pengaduan masyarakat maupun penjaringan Oleh karena itu penulis tertarik
aspirasi masyarakat perlu lebih diefektifkan meneliti tentang Penyerapan Aspirasi
dengan melibatkan anggota DPRD secara Masyarakat Dewan Perwakilan Rakyat
langsung. Daerah (DPRD) .
Kegiatan untuk menampung dan menerima
aspirasi dan pengaduan masyarakat tersebut, 1.2 Tujuan Penelitian
dilakukan pada saat aspirasi dan pengaduan Penelitian ini memiliki tujuan, untuk
disampaikan ke lembaga DPRD, baik mengetahui dan menganalisis Penyerapan
langsung maupun tidak langsung (secara Aspirasi Masyarakat Dewan Perwakilan
online), juga dapat dilakukan dengan Rakyat Daerah (DPRD).
menyerap aspirasi dan pengaduan pada masa
reses. 1.3 Jenis Penelitian
DPRD dalam melakukan penyerapan Dalam penelitian ini peneliti
Aspirasi Masyarakat Dewan Perwakilan menggunakan rancangan penelitian
Rakyat (DPR) melalui kegiatan reses. kualitatif dengan pendekatan naratif.
Selama ini masa persidangan Creswell (2015:23) menjelaskan bahwa
meliputi masa sidang dan masa reses, penelitian kualitatif merupakan penelitian
dimana masa reses dilaksanakan paling lama yang menafsirkan dan mempelajari
3 hari dalam satu kali reses karena fenomena dari berbagai sudut pandang
terjadinya recofusing anggaran, sehingga memaknai suatu penelitian atau fenomena
reses dilaksanakan selama 1 hari. Sebelum dan naratif merupakan sebuah penelitian
waktu reses dirapatkan dan di agendakan yang berfokus pada deskripsi atau cerita
dahulu dalam rapat pimpinan dan anggota yang berkaitan dengan peristiwa dan
DPRD, setelah ada dijadwal yang telah pengalaman terkait fenomena penelitian
ditentukan maka pimpinan dan sekwan rapat yang dilakukan. Oleh karena itu, dalam
melakukan pembentukan dan penyusunan penelitian ini akan dipelajari fenomena yang
terjadi dan menyampaikan dalam bentuk kesimpulan. (Sugiyono, 2014:45). Tekhnik
deskripsi dalam Penyerapan Aspirasi triangulasi yaitu tekhnik pemeriksaan
Masyarakat Dewan Perwakilan Rakyat keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu
Daerah (DPRD). yang lain diluar data yang ada, untuk
keperluan pengecekan atau sebagai
1.4 Informan Penelitian pembanding untuk data tersebut dan juga
Informan dalan penelitian ini akan untuk memperkaya data. Dalam penelitian
diambil dengan teknik snowball sampling, ini peneliti menggunakan teknik keabsahan
sampai informasi yang diperoleh tentang data triangulasi sumber dan triangulasi
Penyerapan Aspirasi Masyarakat Dewan teknik, sebagai berikut:
Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) sudah 1. Triangulasi Sumber
lengkap dan sudah mencukupi sesuai dengan Triangulasi Sumber untuk
kebutuhan. menguji kredibilitas data yang dilakukan
Burhan (2017:76) menjelaskan dengan cara mengecek data yang telah
informan penelitian adalah subyek yang diperoleh dari beberapa sumber. Dalam
memahami informasi objek penelitian hal ini peneliti melakukan pengumpulan
sebagai pelaku maupun orang lain yang data melalui wawancara mendalam (in
memahami objek penelitian. Dalam depth interview) pada beberapa sumber
penelitian ini, peneliti menggunakan yang berkaitan secara langsung.
informan penelitian utama (key informan). 2. Triangulasi Teknik
Yang dimaksud Informan penelitian utama Triangulasi Teknik untuk menguji
(key informan) adalah orang yang paling kredibilitas data dilakukan dengan cara
tahu banyak informasi mengenai objek yang mengecek data kepada sumber yang sama
sedang diteliti atau data yang dikumpulkan dengan teknik yang berbeda. Dalam hal
oleh peneliti langsung dari sumber pertama. ini peneliti melakukan pengumpulan data
Informan penelitian adalah orang melalui wawancara mendalam (in depth
yang dimanfaatkan untuk memberikan interview) dann observasi.
informasi tentang situasi dan kondisi latar
belakang penelitian (Moleong 2014:97). 1.6 Hasil dan Pembahasan
Teknik penentuan informan dalam penelitian Penyerapan Aspirasi Masyarakat
ini menggunakan snowball sampling, yaitu Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD)
penelitin mencari informan dilapangan merupakan penerapan model rekurtmen
sampai dengan data yang dibutuhkan sudah terseleksi dan lay stakeholders. Salman
cukup untuk melihat Penyerapan Aspirasi (2015:25) menjelaskan model dasar yang
Masyarakat Dewan Perwakilan Rakyat membedakan luasnya ruang partisipasi bagi
Daerah (DPRD) . penyalur aspirasi rakyat adalah rekurtmen
Sugiyono (2014:33) menjelaskan terseleksi, yaitu hanya orang-orang tertentu
bahwa teknik snowball sampling adalah yang memenuhi persayaratan saja yang
suatu metode untuk mengidentifikasi, memiliki hak untuk menyalurkan
memilih dan mengambil sampel dalam suatu aspirasinya dalam proses pembuatan
jaringan atau rantai hubungan yang menerus. kebijakan dan lay stakeholders, yaitu proses
Peneliti menyajikan suatu jaringan melalui penyerapan aspirasi yang melibatkan
gambar berupa gambar lingkaran-lingkaran beberapa warga negara yang secara sukarela
yang dikaitkan atau dihubungkan dengan mau bekerja tanpa dibayar. Sekelompok
garis-garis. Setiap lingkaran mewakili satu warga diberi kepercayaan untuk memikirkan
responden atau kasus, dan garis-garis atau menangani suatu kebijakan tertentu
menunjukkan hubungan antar responden Hasil penelitian Penyerapan Aspirasi
atau antar kasus. Masyarakat Dewan Perwakilan Rakyat
Daerah (DPRD) pada penelitian ini
1.5 Analisis Data dijabarkan dalam 7 (tujuh) aspek aspek
Analisis data dalam penelitian ini penelitian, sebagai berikut:
menggunakan teknik analisis data kualitatif 1. Penyerapan Aspirasi Masyarakat
dengan tahapan pengumpulan data, reduksi Secara Langsung
data, penyajian data, dan penarikan
Hasil penelitian menunjukkan aspirasi masyarakat secara tidak
bahwa penyerapan aspirasi yang telah langsung.
dilakukan oleh anggota Dewan Dalam Pedoman Umum
Perwakilan Rakyat Daerah berupa Pengelolaan Aspirasi dan Pengaduan
penyerapan aspirasi secara langsung oleh Masyarakat DPR RI Tahun 2010
DPRD sudah dilakukan melalui reses dijelaskan bahwa pengelolaan aspirasi
dengan mengadakan tanya jawab secara dan pengaduan masyarakat adalah
terbuka. seluruh proses kegiatan yang meliputi
Penerapan atau tindak lanjut penerimaan aspirasi dan pengaduan, baik
aspirasi merupakan usaha selanjutnya yang disampaikan oleh
oleh Dewan dalam merespon aspirasi- perorangan/delegasi secara langsung ke
aspirasi yang telah diterimanya. Dalam DPRD maupun yang disampaikan secara
penyampaian aspirasi masyarakat ini, tidak langsung oleh perorangan atau
Dewan bersifat sebagai komunikator, kelompok melalui surat tertulis ke DPR
problem solver, dan mediator. Sebagai RI yang proses pengelolaan serta tindak
komunikator, yaitu Dewan menerima lanjut penyelesainnya dilakukan oleh alat
aspirasi masyarakat dengan melakukan kelengkapan dewan. Pengelolaan aspirasi
komunikasi dua arah dan timbal balik. dan pengaduan masyarakat dilaksanakan
Dalam hal ini, Dewan berperan sebagai dengan memperhatikan prinsip-prinsip
komunikator. Dewan sebagai problem sebagai berikut: 1) objektivitas; 2)
solver, artinya bahwa dalam menanggapi koordinasi; 3) efektifitas dan efisiensi; 4)
aspirasiaspirasi yang ada diharapkan akuntabilitas; 5) transparansi; dan 6) asas
Dewan dapat memberikan jalan keluar keadilan.
atau penyelesaian atas masalah-masalah Anggota DPR RI diberikan tugas
yang dihadapi secara proaktif, inovatif untuk melaksanakan kunjungan kerja
dan solutif. masa reses secara berkala. Secara ideal,
Hasil-hasil reses yang dilakukan reses adalah sarana komunikasi politis
oleh DPRD akan menjadi bahan bagi para antara legislatif dengan konstituen
Anggota DPRD untuk ditindaklanjuti melalui kunjungan kerja secara berkala
dalam menyusun kebijakan pembangunan yang merupakan kewajiban anggota DPR
daerah, dalam hal ini dalam forum RI untuk bertemu dengan konstituennya
Musyawarah Rencana Pembangunan secara rutin pada setiap masa reses.
(Musrenbang) mulai dari tingkat Kegiatan reses ini tidak hanya berupa
kelurahan, kecamatan, sampai tingkat penyerapan aspirasi, menerima keluhan
Kabupaten. Dengan adanya tindak lanjut dan ide serta gagasan yang berkembang,
aspirasi yang diakomodir dalam tapi juga dijadikan sebagai forum
Musrenbang yang kemudian menjadi penyampaian pertanggungjawaban dari
Rencana Kerja Pembangunan Daerah dan anggota DPR RI yang bersangkutan.
pada akhirnya teranggarkan dalam Anggota DPR RI akan menjelaskan apa
Anggaran Pendapatan dan Belanja yang sudah dilakukan, bagaimana
Daerah, maka salah satu kewajiban kelanjutan dari kegiatan reses
Anggota DPRD dalam memperjuangkan sebelumnya serta rencana atau agenda
peningkatan kesejahteraan rakyat, searah strategis yang akan dilakukan ke depan.
dengan pelaksanaan otonomi daerah yaitu Dalam melaksanakan reses
dalam rangka meningkatkan tersebut anggota DPRD diberikan waktu
kesejahteraan rakyat. 6 (hari) untuk melekukan penjaringan
Dwiyanto, dkk (2003:44) aspirasi di dapilnya tetapi kalau di lihat
menyatakan penyerapan aspirasi dalam pasal 2 daerah yang bercirikan
masyarakat secara langsung. Penyerapan kepulauan diberikan waktu tambahan
aspirasi masyarakat oleh DPRD secara paling lambat sebanyak 6 (enam) hari
langsung dengan dialog tatap muka, untuk melaksanakan resesm (Undang-
seminar dan loka karya, kegiatan saat Undang Nomor 23 Tahun 2014 DPRD).
kunjungan kerja baik masa sidang atau Secara normatif kebijakan masa
memasuki masa reses dan penyerapan reses di atur dibeberapa UU dan
peraturanperaturan yang menyangkut apresiasi pada masyarakat dengan bentuk
dengan aspirasi atau tatacara melakukan perlakukan masyarakat sebagai citizen
reses. Undangundang No 17 tahun 2014, not customer. Paradigma inilah membuka
undang-undang No. 23 Tahun 2014, wacana baru terhadap pelayanan public
selanjutnya Peraturan Pemerintah RI dan mengutamakan kepentingan
Nomor 12 Tahun 2018 tentang Pedoman masyarakat.
Penyusunan Tata Tertib Dewan Penerapan atau tindak lanjut dari
Perwakilan Provinsi, Kabupaten dan Kota aspirasi masyarakat yang diperoleh dari
(Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 hasil penyampaian aspirasi masyarakat
DPRD). merupakan salah satu hal yang sangat
Temuan sejalan juga dengan penting dalam proses pembuatan
kajian Goni, dkk (2019) yang kebijakan publik. Tanpa penerapan atau
menemukan bahwa penyerapan Aspirasi tindak lanjut, informasi yang diperoleh
anggota DPRD Kabupaten Minahasa dari hasil penyerapan aspirasi dari
Selatan periode 2014-2019 cukup baik masyarakat akan tidak ada gunanya, atau
dilihat dari sebagai komunikator dalam boleh dikatakan penyerapan aspirasi yang
menyampaikan aspirasi masyarakat, dilakukan hanya sebatas formalitas
misalnya dalam proses pembentukan belaka.
opini publik untuk membuat beberapa Secara struktural, DPRD
gagasan, yang awalnya ditolak, kemudian merupakan lembaga yang bertugas
dipertimbangkan, dan akhirnya diterima, melakukan pengawasan terhadap kinerja
dan untuk mengetahui perkembangan pemerintah kabupaten. Dalam kaitannya
faktual yang terjadi ditengah masyarakat dengan tugas tersebut, DPRD Kabupaten
dalam menyusun skala prioritas kegiatan Kepulauan Meranti melakukan
pembangunan, ada beberapa upaya yang pengawasan dan pemantauan terhadap
di lakukan oleh anggota DPRD kegiatan pemerintah kabupaten secara
Kabupaten Minahasa Selatan, diantaranya keseluruhan mulai dari perencanaan,
dengan melakukan reses di daerah pelaksanaan, sampai akhir kegiatan.
pemilihan masing-masing agar dapat Selama proses perencanaan, DPRD
menyerap aspirasi konstituennya. melakukan penyerapan aspirasi secara
Temuan penelitian ini, sejalan formal dalam bentuk reses maupun secara
dengan penelitian Adianto dan As’ari. informal dalam bentuk kunjungan
(2016:5) yang menemukan bahwa langsung, menghadiri undangan
penerapan aspirasi masyarakat yang masyarakat dan lain sebaginya, dan selain
dilakukan anggota DPRD Kabupaten itu, DPRD menyebar anggotanya untuk
Meranti sudah berjalan dengan baik, hadir dalam musyawarah pembangunan
walaupun masih ada aspirasi masyarakat di setiap kecamatan dan hasilnya
yang belum ditindak lanjuti. dijadikan dasar untuk membahas
2. Penyerapan Aspirasi Masyarakat RAPBD. Setelah tahun anggaran
Secara Tidak Langsung berakhir, DPRD kembali mengadakan
Hasil penelitian menunjukkan reses dan mengirim anggotanya untuk
bahwa penyerapan aspirasi masyarakat memantau hasil kegiatan. Hasil
secara tidak langsung oleh DPRD dengan pemantauan tersebut dijadikan dasar
melakukan konsultasi dengan pemerintah untuk membahas hasil kerja pemerintah
daerah. Dwiyanto, dkk (2003:44) dan sekaligus menghitung anggaran sisa.
menyatakan penyerapan aspirasi 3. Penyerapan Aspirasi Dalam Bentuk
masyarakat oleh DPRD secara tidak Tertulis
langsung berupa konsultasi pada Hasil penelitian menunjukkan
pemerintah daerah untuk menampung dan bahwa penyerapan aspirasi dalam bentuk
menyalurkan aspirasi dari pemerintah tertulis kepada DPRD terkait dukungan
daerah. terhadap seseorang. Marwati (2007:11)
Suharto (2020:9) menjelaskan mengatakan bahwa penyerapan aspirasi
bahwa dalam konsep New Public Service dalam bentuk tertulis, yaitu aspirasi yang
menetralisir pembedaan layanan dimana dituangkan dalam sebuah catatan yang
ditunjukan kepada ketua DPRD yang pemerintahan diharapkan dapat
isinya tentang beberapa hal, diantaranya: mengurangi tindakan-tindakan yang
Dukungan kepada seseorang/individu, tercela, tidak terpuji dan merugikan
yaitu aspirasi yang disampaikan kepada masyarakat.
ketua DPRD yang kaitannya dengan 4. Penyerapan Aspirasi Dalam Bentuk
dukungan kepada orang/individu akibat Lisan
dari prestasi yang diraihnya yang berguna Hasil penelitian menunjukkan
bagi pengambilan suara dalam pemilu. bahwa penyerapan aspirasi dalam bentuk
Pernyataan, yaitu aspirasi tertulis yang lisan yang disampaikan kepada DPRD
disampaikan kepada ketua DPRD berupa selama ini belum pernah terjadi pada
pernyataan kesiapan, maupun pernyataan masyarakat. Marwati (2007:11)
suatu kelompok dalam mendukung mengatakan bahwa penyerapan aspirasi
seorang pejabat untuk memperoleh kursi dalam bentuk dalam bentuk lisan, yaitu
di dewan maupun kepala pemerintahan. aspirasi yang disampaikan secara
Pedoman Umum Pengelolaan langsung dan terbuka di depan ketua
Aspirasi dan Pengaduan Masyarakat DPR DPRD atau anggota dewan lainnya.
RI Tahun 2010 menjelaskan aspirasi Pembawa aspirasi menginginkan jawaban
adalah keinginan kuat dari masyarakat secara langsung maka hari itu pula
yang disampaikan kepada DPR RI dalam anggota dewan secara langsung
bentuk pernyataan sikap, pendapat, memberikan jawaban yang dikehendaki
harapan, kritikan, masukan, dan saran oleh para demonstran. Biasanya aspirasi
terkait dengan tugas, fungsi, dan dalam bentuk lisan ini dibacakan di depan
kewenangan DPR RI. Sedangkan anggota dewan untuk didengar.
menyerap aspirasi adalah kegiatan Goni, dkk (2019) menjelaskan
kedewanan yang dilakukan dengan cara bahwa penyerapan aspirasi anggota
mendengar, memperhatikan, DPRD Kabupaten Minahasa Selatan
mempelajari, menerima dan mengkaji periode 2014-2019 cukup baik dilihat
aspirasi baik yang berkembang di dari sebagai komunikator dalam
masyarakat maupun yang diadukan ke menyampaikan aspirasi masyarakat,
DPR RI. Aspirasi mengandung dua misalnya dalam proses pembentukan
pengertian, aspirasi di tingkat ide dan opini publik untuk membuat beberapa
aspirasi di tingkat peran struktural. Di gagasan, yang awalnya ditolak, kemudian
tingkat ide, konsep berarti sejumlah dipertimbangkan, dan akhirnya diterima,
gagasan verbal dari apisan masyarakat dan untuk mengetahui perkembangan
manapun. Ditingkat peran dalam struktur faktual yang terjadi ditengah masyarakat
adalah keterlibatan langsung dalam suatu dalam menyusun skala prioritas kegiatan
kegiatan yang diadakan pemerintah. pembangunan, ada beberapa upaya yang
DPRD sebagai lembaga legislatif di lakukan oleh anggota DPRD
yang kedudukannya sebagai wakil rakyat Kabupaten Minahasa Selatan, diantaranya
tidak mungkin melepaskan dirinya dari dengan melakukan reses di daerah
kehidupan rakyat yang diwakilinya . Oleh pemilihan masing-masing agar dapat
karena itu secara material mempunyai menyerap aspirasi konstituennya.
kewajiban untuk memberikan pelayanan Salman (2015:3) menjelaskan
kepada rakyat atau publik yang bahwa Aspirasi adalah kemampuan untuk
diwakilinya. DPRD sebagai wakil rakyat mempengaruhi dan mendukung dalam
dalam tindakan dan perbuatan harus proses pembangunan. Jadi aspirasi
menyesuaikan dengan norma-norma yang masyarakat adalah kegiatan yang
dianut dan berlaku dalam kebudayaan dilakukan oleh masyarakat baik berupa
rakyat yang diwakilinya. Dengan keterlibatan langsung maupun berupa
demikian DPRD tidak akan melakukan sejumlah gagasan verbal dari lapisan
perbuatan yang tidak terpuji, masyarakat manapun sehingga
menguntungkan pribadi dan membebani mempengaruhi dan mendukung dalam
anggaran rakyat untuk kepentingannya, porses pembangunan. Prinsip dasar dalam
sehingga dengan memahami etika melibatkan masyarkat secara langsung
adalah bahwa apa yang disebut dengan kelompok besar atau massa. Hal tersebut
melibatkan kepentingan rakyat hanya disebabkan ada rasa simpati atau antipasti
akan terjadi jika masyarakat itu sendiri terhadap suatu badan pemerintahan dan
yang ambil bagian. Dengan adanya simpati terhadap kelompok masyarakat.
keterlibatan rakyat itu sendiri maka Keterlibatan masyarakat dalam
dengan sendirinya pula akan menjadi proses penyelenggaraan pemerintahan
penjamin bagi suatu proses baik dan daerah baik dalam proses pembuatan
benar. keputusan, sampai pada tahap
Posisi DPRD yang kuat karena pengawasan telah diatur dalam undang –
berfungsi mengawasi jalannya undang. Dimana dijelaskan dalam
pemerintahan. Tugas dan kewenangan Undang – Undang No. 10 Tahun 2004
DPRD sebagai lembaga perwakilan tentang keterbukaan. Dalam Pasal 5 yang
rakyat yang mewadahi dan disebutkan bahwa masyarakat
menindaklanjuti aspirasi masyarakat, mempunyai kesempatan dalam proses
serta memperjuangkan tuntutan dan pembuatan kebijakan, mulai dari tahap
kepentingan masyarakat di daerah perencanaan, persiapan, penyusunan, dan
sehingga pelaksanaan otonomi daerah pembahasan. Selain itu Pasal 53 juga
yang luas, nyata dan bertanggung jawab disebutkan bahwa masyarakat berhak
dapat dilaksanakan sebagaimana yang memberi masukan secara lisan atau
diamanatkan dalam Undang-Undang tertulis dalam proses pembuatan
Nomor 17 Tahun 2014 tentang MPR, kebijakan.
DPR, DPD, dan DPRD. Diah dan Rully (2018) dalam
5. Penyerapan Aspirasi Dalam Bentuk penelitiannya menemukan bahwa dalam
Unjuk Rasa/Demonstrasi rangka untuk melaksanakan fungsi
Hasil penelitian menunjukkan mereka sebagai wakil-wakil terpilih, para
bahwa penyerapan aspirasi dalam bentuk anggota dewan provinsi selalu
unjuk rasa/demonstrasi kepada DPRD menyediakan diri mereka untuk melayani
selama ini belum pernah terjadi pada masyarakat. Dari segi dimensi sosial,
masyarakat . Aspirasi dari masyarakat semua layanan dilakukan dalam banyak
kepada Dewan harus dapat dikelola cara yang merepresentasikan rakyat itu
dengan baik sesuai dengan mekanisme sendiri. Meski begitu, sebagian orang
yang ada. Masyarakat yang akan masih meragukan signifikansi cara-cara
menyampaikan aspirasi kepada Dewan tersebut bagi perkembangan kondisi
selalu ingin dapat bertemu dan mendapat demokratis. Karena ketika di kantor
tanggapan secara langsung dari Dewan, DPRD, pihak penyalur suara rakyat
namun terkadang mereka tidak hanya berhadapan dengan pihak
memperhatikan prosedur dan birokrasi secretariat DPRD, terutama bagian
yang berlaku. Agar aspirasi masyarakat Hubungan Masyarakat dan Protokol.
ini tepat pada sasaran dan bidangnya
maka harus ditangani secara efektif.
Ketika aspirasi masyarakat disampaikan 1.7 Kesimpulan
kepada dewan, masyarakat menginginkan Berdasarkan hasil penelitian dan
aspirasi tersebut bisa langsung pembahasan, maka dapat disimpulkan
ditampung, ditanggapi, dan segera sebagai berikut:
ditindaklanjuti sesuai dengan 1. Penyerapan aspirasi yang telah dilakukan
permasalahan yang ada, namun keinginan oleh anggota DPRD berupa penyerapan
masyarakat tersebut tidak selamanya aspirasi secara langsung oleh DPRD
dapat terpenuhi atau dengan kata lain sudah dilakukan melalui reses dengan
tanggapan dari dewan dinilai tidak mengadakan tanya jawab secara terbuka.
memuaskan dan tidak memenuhi aspirasi. 2. Penyerapan aspirasi masyarakat secara
Marwati (2007:11) mengatakan tidak langsung oleh DPRD dengan
bahwa penyerapan aspirasi dalam bentuk melakukan konsultasi dengan pemerintah
unjuk rasa/demonstrasi, aspirasi yang daerah.
dituangkan ini biasanya dalam jumlah 3. Penyerapan aspirasi dalam bentuk tertulis
kepada DPRD terkait dukungan terhadap
seseorang belum pernah terjadi pada Diah Fatma Sjoraida dan Rully Khairul Anwar.
masyarakat. 2018. Dimensi Sosial dalam Pelayanan
4. Penyerapan aspirasi dalam bentuk lisan Aspirasi Masyarakat Dewan Perwakilan
yang disampaikan kepada DPRD belum Rakyat Daerah Jawa Barat. Jurnal
pernah terjadi pada masyarakat Pembangunan Sosial, Volume 1 Nomor 1.
5. Penyerapan aspirasi dalam bentuk unjuk
rasa/demonstrasi kepada DPRD belum Dwiyanto, Agus dkk. 2003. Reformasi Tata
pernah terjadi pada masyarakat. Pemerintahan dan Otonomi Daerah.
1.8 Saran Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada. 
Berdasarkan temuan penelitian, maka
saran dalam penlitian ini, sebagai berikut: Goni, Michael G. H., Nayoan, Herman., Liando.,
1. Anggota DPRD harus mampu Daud. 2019. Penyerapan Aspirasi
memanfaatkan waktu reses mereka Masyarakat Oleh Anggota Dprd Di
semaksimal mungkin dengan melakukan Kabupaten Minahasa Selatan Periode
dialog dengan masyarakat dan turun 2014-2019. Jurnal Jurusan Ilmu
langsung kelapangan, sehingga dapat Pemerintahan Volume 3 No. 3, ISSN :
menampung keinginan atau aspirasi yang 2337 – 5736.
di usulkan masyarakat.
2. Anggota DPRD harus lebih sigap dan Hasan, M. Iqbal. 2002. Pokok-pokok Materi
tanggap dalam menindaklanjti usulan Metodologi Penelitian dan Aplikasinya.
yang diperoleh dari hasil reses. Ghalia: Indonesia, Bogor.

/DAFTAR PUSTAKA Luankali, Bernadus. 2007. Analisis Kebijakan


Publik dalam Proses Pengambilan
Keputusan. Jakarta: Amelia. 
Adianto dan As’ari. Hasim. 2016. Model
Penerapan Aspirasi Masyarakat Oleh Moleong, Lexy. 2014. Metode Penelitian
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah. Kualitatif, Edisi Revisi. Jakarta: Remaja
Jurnal Ilmu Administrasi Negara, Rosda Karya.
Volume 14, Nomor 1, 23-32. /Nasir, Mohammad. 2013. Metodologi
Penelitian. Cetakan Keempat. Jakarta:
Alfatih, 2010. Model Implementasi Kebijakan Penerbit Ghalia Indonesia.
Publik. Jakarta: Trio Rimba Persada.
Nasution. S. 2017. Metode Penelitian
Bachri, Bachtiar S. 2015. Meyakinkan Validitas Naturalistik Kualitatif. Bandung: Tarsito.
Data Melalui Triangulasi pada.
Penelitian Kualitatif. Universitas Negri Nugroho D, Riant. 2004. Kebijakan Publik,
Surabaya. Surabaya: Cangara. Formulasi, Implementasi, dan Evaluasi.
Jakarta: Gramedia.
Burhan, Bungin. 2017. Penelitian
Kualitatif:Komunikasi, Ekonomi, Rizal, Afib. 2011. Gaya Komunikasi Politik
Kebijakan. Publik, dan Ilmu Sosial Pimpinan DPRD Provinsi Jawa Tengah
Lainnya. Jakarta: Kencana Prenada pada saat Reses Tahun 2010. Tesis.
Media Group.  Universitas Diponegoro.

Creswell, J.W. 2015. Penelitian Qualitatif dan Sabarno, Hari. 2017. Memandu Otonomi Daerah
Desain Riset. Yogyakarta: Pustaka Menjaga Kesatuan Bangsa. Jakarta:
Pelajar. Sinar. Grafika.

Daft, Richard L. 2015. New Era of Management. Salman, Setiadji. 2015. Analisis Anggaran
Canada: South-Western Cengage Pendapatan dan Belanja Daerah
Learning. 2010. Kabupaten Sumenep Tahun 2015. Arikel
Publikasi. http:// web.unair.ac.id/artikel.
Sugiyono. 2014. Metode Kuantitatif Kualitatif
dan R & D. Bandung: Alfabeta

Suharto, Sugeng. 2020. Kebijakan Pemerintah


Kota Bengkulu: (Public Service Of
Infrastructure). ISBN: 978-623-7488-43-
9. Semarang: Penerbit: Lembaga
Pendidikan Sukarno Pressindo (LPSP).

Sunarno, 2018. Statistika untuk penelitian.


Bandung: Alfabeta.

Undang – Undang No. 10 Tahun 2004 tentang


keterbukaan.

Undang-Undang Dasar Negara Republik


Indonesia Tahun 1945.

Undang-Undang No. 27 tahun 2009 tentang


Susunan dan kedudukan MPR, DPR,
DPD dan DPRD .

Undang-Undang Nomor 17 tahun 2014 tentang


MPR, DPR, DPD, dan DPRD .

Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang


Pemerintahan Daerah.

Anda mungkin juga menyukai