Anda di halaman 1dari 62

STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR 4

PERENCANAAN DAN PERANCANGAN KANTOR DPRD


PROVINSI
DENGAN PEDEKATAN ARSITEKTUR HIJAU

OLEH:
Yohanes Jarot Laka / 2019 320 419
Yohanes Ceme / 2020 320 767
Gerson Leta Watu / 2020 320 429
Jefrianus Florenson Muda / 2020 320 692

DOSEN PENGAMPUH:
Alfons Mbuu, ST.,M.Ars
Dian Fitriawati Mochdar, ST.,MT

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS FLORES
2022/2023

i
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Sejalan dengan perkembangan situasi dan politik nasional yang telah

berubah secara drastis, yaitu dengan berkembangnya demokrasi. Diiringi

munculnya parpolparpol dengan jumlah puluhan parpol (terlampir 1), maka

penataan perwakilan suara rakyat berupa kelembagaan DPRD juga

mengalami perubahan, baik kwalitas maupun kwantitas. Dalam skala lingkup

regional, hal ini tercermin melalui tampilan gedung DPRD yang ada di

Indonesia.

Dengan makin berkembangnya kehidupan bernegara dan pemikiran

masyarakat yang semakin maju dan kritis di Kabupaten Ende serta makin

pesatnya pertambahan jumlah penduduk di Kabupaten ini sehingga timbul

banyak masalah yang terjadi dalam masyarakat, baik dalam hubungannya

dengan masyarakat itu sendiri maupun pemerintah, apalagi jika ketidak adilan

kurang mendapat perhatian dari pemerintah. Untuk itu dituntut adanya suatu

wadah yang dapat menyampaikan aspirasi rakyat kabupaten Ende.

Di kabupaten Ende, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD)

Kabupaten Ende merupakan suatu badan yang anggotanya dipilih oleh

rakyat untuk mewakili dan menyalurkan aspirasi mereka pada pemerintah

Kabupaten Ende dimana mereka berada. Rakyat memilih para penyalur

aspirasi mereka kepada orang-orang yang mereka percaya dan mereka

anggap dapat menyampaikan keinginan mereka kepada pemerintah

kabupaten Ende.

ii
Pada saat ini Gedung DPRD Kabupaten Halmahera Selatan masih

menggunakan bangunan sekolah yang dialih fungsikan menjadi Gedung

DPRD Kabupaten Halmahera, dikarenakan DPRD Kabupaten Halmahera

belum memiliki gedungnya sendiri,

Secara fisik gagasan mendisain Gedung DPRD Kabupaten Ende ini

dimunculkan sebagai tuntutan atas wadah untuk menampung kegiatan wakil-

wakil rakyat yang akan bertambah banyak, sejalan dengan pertumbuhan

penduduk yang 3 prosentase per-5 tahun ± 3% - 5%. Sesuai dengan berapa

jumlah kursi yang diatur berdasarkan jumlah penduduk pada suatu daerah

yang telah diatur oleh komisi pemilihan umum (terlampir 5). Selain itu juga

ada permasalahan lain, seperti dari segi kapasitas ruang (ruang-ruang

kurang), kondisi ruang yang ada, dan jumlah anggota DPRD Kabupaten Ende

yang berubah.

Oleh karena itu, pada tiap-tiap kabupaten/kota adalah merupakan

kebijakan secara nasional yang berupa pengadaan gedung DPRD, guna

menjalankan system pemerintahan di daerah. Dengan demikian kepala

daerah sebagai pelaksana pemerintahan daerah dan DPRD sebagai lembaga

yang mengawasi dan mengontrol jalannya pemerintahan di tingkat daerah

serta berfungsi sebagai suatu wadah untuk menyalurkan segala bentuk

aspirasi masyakarat, maka perlu adanya wadah atau tempat berupa gedung

DPRD yang representative untuk menampung serta membahas berbagai

kebijakan demi peningkatan kesejahteraan masyarakat.

iii
1.2 Tujuan dan Manfaat
a. Tujuan
Merencanakan struktur bangunan gedung kantor DPRD Sumatra Barat
menggunakan peraturan SNI-2847-2013, berdasarkan data yang didapatkan
dari perencanaan oleh konsultan perencana.
b. Manfaat
Memperoleh desain struktur bangunan yang sesuai dengan peraturan yang
berlaku, serta dapat digunakan untuk memvalidasi hasil dari perencanaan
struktur yang telah dibuat oleh konsultan perencana.
1.3. Metedologi Pendekatan ( Menganalisa Secara Makro Dan Mikro Tapak,

Analisa Program Dan Pemitakan Ruang ).

Pendekatan ke arah dasar penentu perencanaan ini dimaksudkan sebagai


langkah untuk transformasi kearah ungkapan fisik perencanaan. Hal ini
merupakan upaya untuk memecahkan masalah bagi tuntutan perwujudan
fisiknya, baik secara kualitatifmaupun kuantitatif.
a. Tiitk tolak perencanaan makro sebagai langkah penyelesaian terhadap
lokasi atau tata fisik makro, yaitu tata massa dan tata ruang luarnya.
b. Titik tolak perencanaan mikro sebagai langkah penyelesaian dalam
menyusun program ruang untuk :
1) Kebutuhan ruang berdasarkan fungsi dan kegiatan yang terjadi serta
fasilitas yang dibutuhkan.
2) Besaran ruang yang terjadi berdasarkan kualifikasi dan jumlah pelaku
dan dimensi ruangan, dimensi gerak, sirkulasi pelaku kegiatan dan
sistem peruangan.
3) Pola pengelompokan ruang dan organisasi ruang.
4) Bentuk dan penampilan bangunan berdasarkan fungsi bangunan.
5) Sistem struktur dan material.

iv
BAB I :
Pendahuluan, yang menjabarkan mengenai latar belakang proyek, tujuan dan
sasaran perancangan, sasaran proyek, tahapan perancangan, serta sistematika
laporandari proyek Gedung DPRD Kabupaten Halmahera Selatan.
 Latar belakang
Mendisain gedung DPRD kabupaten Halmahera Selatan di karenakan gedung
DPRD kabupaten Halmahera Selatan sampai skarang ini masih menggunakan
bangunan sekolah yang di alih fungsikan.
 Tujuan dan Sasaran
Menjadikan gedung DPRD kabupaten Halmahera Selatan menjadi Landmark dari
kabupaten Halmahera Selatan dengan memasukan unsur-unsur budaya
kabupaten Ende ke dalam rancangan.
 Metedologi Pendekatan
BAB II :
Tinjauan proyek perancangan dijabarkan menjadi tinjauan umum yang
menjelaskan tentang pengertian judul proyek diperkuat dengan studi literatur serta
studi kasus, persyaratan pokok proyek, kepemilikan proyek. Sedangkan pada
tinjauan khusus, menjelaskan tentang penekanan perancangan, lingkup
pelayanan, aktifitas dan kebutuhan ruang, perhitungan luasan ruang, dan prodram
ruang.
BAB III :
Tinjauan lokasi perancangan yang membahas secara rinci tentang persyaratan–
persyaratan pemilihan lokasi site yang akan digunakan dalam merencanakan
proyek Gedung DPRD Kabupaten Halmahera Selatan.
BAB IV :
Pendekatan perancangan, berisikan hal–hal yang berkaitan dengan penenkanan
penyelesaian, mulai dari hal yang paling umum sampai dengan hal–hal yang
sifatnya spesifik.
BAB V :
Analisa dan konsep, menjelaskan peninjauan tentang kondisi existing site yang
meliputi analisa site, aksesibilitas, zoning dan tingkat kebisingan. Pada bab ini
diuraikan pula konsep–konsep yang diterapkan dalam perancangan.

v
BAB II

DESKRIPSI PROJEK

A. Judul Proyek

“PERANCANGAN KANTOR DPRD PROVINSI”

B. Pengertian Proyek

1. Kantor DPRD Provinsi

Dewan Perwakilan Rakyat Daerah provinsi (disingkat DPRD

provinsi) adalah lembaga perwakilan rakyat daerah yang berkedudukan

sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah provinsi.DPRD

provinsi terdiri atas anggota partai politik peserta pemilihan umum yang

dipilih melalui pemilihan umum.DPRD provinsi mempunyai fungsi legislasi,

anggaran, dan pengawasan yang dijalankan dalam kerangka representasi

rakyat di provinsi.

C. Latar Belakang dan Pengembangan

Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) merupakan wakil rakyat

di parlemen yang dipilih secara langsung oleh rakyat melalui pemilihan

umum (pemilu) di daerah. Keberadaan DPRD di daerah sering di sebut

sebagai fungsi representatif karena bertugas menyuarakan aspirasi

masyarakat dan bertindak atas nama rakyat (representatif government) di

bidang legislatif. Hal tersebut juga merupakan penerapan prinsip

demokrasi dimana kedaulatan dan aspirasi masyarakat menjadi hal utama

sehingga perlu dibentuk wakil rakyat yang bertugas untuk melakukannya.

vi
D. Fungsi dan Tujuan Proyek

1. Fungsi

2. fungsi

Yang pertama, sebagai sebuah lembaga tinggi Negara, DPRD memiliki

beberapa fungsi utama, yang tentu saja merupakan bagian dari proses

operasional dan proses berjalannya suatu pemerintahan daerah.

Berikut ini adalah beberapa fungsi dari DPRD sebagai lembaga Negara

dan wakil rakyat :

3. FungsiLegislasi

Fungsi pertama dari DPRD adalah fungsi legilasi. Fungsi legislasi

merupakan fungsi dari DPRD yang dicerminkan dari status DPRD

sebagai lembaga legislative daerah, seperti provinsi, kotamadya dan

juga kabupaten. Yang dimaksud fungsi legislasi ini adalah fungsi DPRD

dalam membentuk peraturan daerah, yang sudah menjadi tugas dan

kewenangan dari DPRD sebagai perwujudan dari DPRD selaku

pemegang kekuasaan legislative di daerah-daerah.

4. FungsiAnggaran

Fungsi kedua yang merupakan fungsi utama dari DPRD adalah fungsi

Anggaran. Sesuai dengan namanya, fungsi anggaran meliputi

pembahasan mengenai anggaran belanja dan juga pendapatan

daerah. Hal ini dilaksakan untuk membahas dan juga memberikan

persetujuan terhadap rancangan dari APBD yang diajukan oleh

pemerintah daerah. Dengan adanya fungsi ini, maka DPRD berfungsi

untuk menentukan apakah APBD yang diajukan bisa digunakan atau

vii
tidak, serta melakukan perbaikan atau revisi megenai APBD yang

diajukan oleh pimpinan daerah.

5. FungsiPengawasan

Fungsi dari DPRD berikutnya dalah fungsi pengawasan. Fungsi

pengawasan merupakan fungsi dari DPRD, dimana DPRD memiliki

fungsi utama sebagai pengawas dan juga pemantau setiap

pelaksanaan peraturan daerah yang sudah disepakati bersama dengan

pimpinan daerah, serta mengawasi penggunaan anggaran yang sudah

disahkan sebelumnya dalam APBD.

2. Tujuan Proyek

Menyusun rencana dan rancangan bangunan yang berfungsi sebagai

Kantor DPRD Sukoharjo menurut makna ruang arsitektur hijau yang

mungkin dapat diaplikasikan pada perencanaan gedung baru dengan citra

bangunan DPRD yang terbuka (welcome) dan wibawa yang

mengekspresikan fungsi dan estetika.

3. Jenis Proyek

1. Berdasarkan cakupan

Multiguna di sini selain menjadi gedung DPRD, pada waktu tertentu

atau pada waktu kosong juga merupakan sebagai ajang atau tempat

pertemuan informal antara pemerintah dengan masyarakat dan

masyarakat dengan konsumen, dalam bentuk promosi atau kegiatan

masyarat untuk menunjukan / memamerkan, kebudayaan, hasil karya,

makanan atau apa pun kegiatan yang dapat mempromosikan kota

pematangsiantar keluar atau bahkan kedunia luar. Dapat juga menjadi

viii
wisata lokal yang dapat di gunkan sebagai sarana publik kota

pematang siantar.

2. Berdasarkan sasaran/kelas pemakai

Sasaran

Menghasilkan suatu rumusan konsep perencanaan dan perancangan

bangunan kantor DPRD Sukoharjo sehingga akan terjawabnya

permasalahan yang diungkapkan dan ditekankan

3. Berdasarkan sifat pelayanan

1. Tamu/Pengunjuk Rasa dapat melaksanakan aksinya setelah

menerima surat balasan dari Sekretariat DPRD tentang kesediaan

melayani berdasarkan persetujuan Pimpinan DPRD.

2. Menjaga ketenangan dan ketertiban, dan apabila keadaan

memaksa, maka Sekretariat DPRD Profinsi Flores dapat meminta

bantuan Pihak Keamanan untuk dikeluarkan dari Gedung DPRD.

3. Bagi kelompok masyarakat yang ingin menyampaikan aspirasi

deengan unjuk rasa, maka harus mematuhi ketentuan Perundang-

undangan yang berlaku.

4. Tamu tidak dibenarkan untuk bermalam dan selambat-lambatnya

pukul 18.00 wib sudah meninggalakan Gedung DPRD.

5. Tamu tidak boleh membawa senjata tajam atau benda lain yang

membahayak.

ix
4. Program Kegiatan

1. Struktur organisasi Pengelolah

Gambar 1.1 struktur pengelola


(Sumber: Google Search, 2022)

1. Tugas dan kegiatan pengelolah

Tugas dan wewenang DPRD adalah:

 Membentuk peraturan daerah bersama kepala daerah.

 Membahas dan memberikan persetujuan rancangan peraturan daerah

mengenai anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) yang

diajukan oleh kepala daerah.

 Melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan peraturan daerah

dan APBD.

 Mengusulkan:

o Untuk DPRD provinsi, pengangkatan/pemberhentian gubernur/wakil

gubernur kepada Presiden melalui Menteri Dalam Negeri untuk

mendapatkan pengesahan pengangkatan/pemberhentian.

o Untuk DPRD kabupaten, pengangkatan/pemberhentian bupati/wakil

bupati kepada Menteri Dalam Negeri melalui Gubernur.

x
o Untuk DPRD kota, pengangkatan/pemberhentian wali kota/wakil wali

kota kepada Menteri Dalam Negeri melalui Gubernur.

o Memilih wakil kepala daerah (wakil gubernur/wakil bupati/wakil wali kota)

dalam hal terjadi kekosongan jabatan wakil kepala daerah.

 Memberikan pendapat dan pertimbangan kepada pemerintah daerah

terhadap rencana perjanjian internasional di daerah.

 Memberikan persetujuan terhadap rencana kerja sama internasional

yang dilakukan oleh pemerintah daerah.

 Meminta laporan keterangan pertanggungjawaban kepala daerah dalam

penyelenggaraan pemerintahan daerah.

 Memberikan persetujuan terhadap rencana kerja sama dengan daerah

lain atau dengan pihak ketiga yang membebani masyarakat dan daerah.

 Mengupayakan terlaksananya kewajiban daerah sesuai dengan

ketentuan peraturan perundang-undangan.

 Melaksanakan tugas dan wewenang lain yang diatur dalam ketentuan

peraturan perundang-undangan.

2. Asumsi pelayanan/jumlah pelaku

Fungsi Bagian Umum : Untuk menyelenggarakan tugas pokok Bagian

Umum mempunyai fungsi :

1. Penyiapan bahan pelaksanaan dan fasilitasi administrasi dibidang

tatausaha dan kepegawaian;

2. Penyiapan bahan pelaksanaan dan fasilitasi administrasi di bidang

rumah tangga;

3. Penyiapan bahan pelaksanaan dan fasilitasi administrasi di bidang

perlengkapan;

xi
4. Pelaksanaan tugas lain yang diberikanoleh Sekretaris Dewan sesuai

dengan tugas dan fungsinya.

Bagian Umum, membawahkan :

1. Subbagian Tata Usaha dan Kepegawaian;

2. Subbagian Rumah Tangga;

3. subbagian Perlengkapan.

Subbagian-Subbagian sebagaimana dimaksud masing-masing dipimpin

oleh kepala subbagian yang berada di bawah dan bertanggung jawab

kepada kepala Bagian Umum

Sub Bagian Tata Usaha Dan Kepegawaian

Subbagian Tata Usaha dan Kepegawaian mempunyai tugas melakukan

pennyiapan bahan pelaksanaan dan pelayanan administrasi di bidang,

tatausaha dan kepegawaian, meliputi: pengelolaan administrasi

kepegawaian, hukum, organisasi, dan tatalaksana, ketatausahaan,

pengelolaan sistem informasi di lingkungan Sekertariat DPRD.

1. SUB BAGIAN RUMAH TANGGA

 Sub-Bagian Rumah Tangga mempunyai tugas pokok membantu

Kepala Bagian Umum dalam melaksanakan penyelenggaraan

kerumahtanggaan Sekretariat DPRD.

 Untuk melaksanakan fungsi sebagaimana pada ayat (1), Sub-Bagian

Rumah Tangga mempunyai tugas sebagai berikut :

 menyusun rencana kerja Sub-Bagian;

 melaksanakan penyiapan layanan pendukung kegiatan rapat-rapat

persidangan DPRD serta Sekretariat DPRD;

xii
 melaksanakan layanan keperluan rumah tangga DPRD dan

Sekretariat DPRD;

 melaksanakan layanan urusan rumah tangga Pimpinan DPRD;

 melaksanakan dan mengkoordinasikan kegiatan pengamanan di

Gedung DPRD;

 Melaksanakan pembinaan petugas Keamanan Dalam Gedung DPRD;

 melaksanakan pembuatan laporan tugas dan fungsinya;

 melaksanakan tugas lain sesuai tugas dan fungsinya.

2. SUB BAGIAN PERLENGKAPAN

SUB BAGIAN UMUM / PERLENGKAPAN

Sub bagian perlengkapan mempunyai tugas melakukan penyusunan

program kebutuhan perlengkapan,pengelolaan perlengkapan serta

membina administrasi perlengkapan materil sbb:

1. Merencanaan kebutuhan barang unit DPRD dan Sekertariat DPRD

berdasarkan anggaran yang tersedia;

2. Menetapkan bahan penyusunan kebijaksanaan, pedoman dan petunjuk

tehnis yang berubungan dengan bidang urusan perengkapan;

3. Menginventarisasikan permasalahan-permasalahan yang berhungan

dengan bidang perlengkapan dan menyiapkan bahan petunjuk

pemecahan masalah;

4. Menyiapkan penyelenggaraan pengadaan barang sesuai dengan

ketentuan yang berlaku di lingkungan Sekertariat DPRD;

5. Membuat daftar inventarisasi barang / kartu inventaris barang

pengurusan penghapusan barang inventaris;

xiii
6. Menyampaikan laporan hasil pelaksanaan tugas baik lisan maupun

tertulis kepada atasan;

7. Melaksanakan tugas lain sesuai degan sesuai keadilan.

3. SUB BAGIAN PEMELIHARAAN

mengatur dan memelihara kebersihan kantor kompleks Sekretariat DPRD;

mengatur dan memelihara halaman dan taman di kompleks Sekretariat

DPRD; mengatur dan mengelola keamanan kompleks Sekretariat DRPD;

memfasilitasi penyiapan tempat dan sarana rapat dan pertemuan; dan

melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bagian Umum sesuai

dengan bidang tugasnya.

4. Rincian kegiatan

Bagian umum mempunyai tugas :

1. memberikan dukungan administrasi kesekretariatan DPRD; dan

2. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Sekretaris DPRD sesuai

dengan bidang tugasnya.

Bagian Umum mempunyai fungsi :

3. penyelenggaraan ketatausahaan Sekretariat DPRD;

4. pengelola kepegawaian Sekretariat DPRD;

5. pengelola administrasi keanggotaan DPRD;

6. pemfasilitasi peningkatan kapasitas anggota DPRD;

7. pengelola tenaga ahli sesuai dengan kebutuhan DPRD;

8. penyediaan fasilitasi fraksi DPRD;

9. penyelenggaraan pengadaan dan pemeliharaan kebutuhan rumah

tangga DPRD;

xiv
10. penyelenggaraan pengadaan dan pemeliharaan sarana dan

prasarana DPRD.

11. penyelenggaraan pengelolaan aset yang menjadi tanggung jawab

DPRD.

1. Bagian umum terdiri dari:

2. Sub Bagian Tata Usaha dan Kepegawaian;

3. Sub Bagian Rumah Tangga; dan

4. Sub Bagian Perlengkapan.

2. Masing masing sub bagian sebagaimana di maksud pada ayat 1 di pimpin

oleh Kepala bagian yang berada dibawah dan tanggung jawab kepada kepala

bagian Umum .

1. Sub bagian tata usaha dan kepegawaian mempunyai tugas :

 melaksanakan surat-menyurat dan naskah dinas Sekretariat DPRD

dan Pimpinan DPRD;

 melaksanakan kearsipan;

 menyusun administrasi kepegawaian;

 menyusun rencana kerja operasional kegiatan pelayanan administrasi

kepegawaian;

 menyiapkan bahan administrasi kepegawaian;

 menganalisis kebutuhan dan merencanakan penyediaan tenaga ahli;

 menyiapkan bahan administrasi pembuatan daftar urut kepangkatan

dan formasi pegawai; dan

 melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bagian Umum

sesuai dengan bidang tugasnya.

xv
2. Sub bagian rumah tangga mempunyai tugas :

 mengatur dan memelihara kebersihan kantor kompleks Sekretariat

DPRD;

 mengatur dan memelihara halaman dan taman di kompleks Sekretariat

DPRD;

 mengatur dan mengelola keamanan kompleks Sekretariat DRPD;

 memfasilitasi penyiapan tempat dan sarana rapat dan pertemuan; dan

 melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bagian Umum

sesuai dengan bidang tugasnya.

3. Sub bagian perlengkapan mempunyai tugas :

 mengadakan barang dan jasa kebutuhan perlengkapan Sekretariat

DPRD;

 mendistribusikan dan pengendalian bahan perlengkapan;

 merencanakan pemeliharaan alat-alat perlengkapan;

 menyediakan, mengurus, menyimpan dan mengeluarkan barang untuk

keperluan DPRD dan Sekretariat DPRD;

 mengatur pemeliharaan dan pengelolaan bahan bakar kendaraan

dinas di Sekretariat DPRD;

 mengatur penggunaan kendaraan dinas dan para pengemudi untuk

keperluan DPRD dan Sekretariat DPRD;

 melaksanakan pemeliharaan sarana, prasarana dan gedung; dan

 melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bagian Umum

sesuai dengan bidang tugasnya.

xvi
5. Rencana kebutuhan dan persyaratan ruang

1. Ruang utama

1. Pimpinan ;

2. Badan Musyawarah;

3. Badan Komisi;

4. Badan Anggaran;

5. BadanKehormatan;

6. Sekretaris DPRD

7. Kepala Bagian

8. Kepala Sub Bagian

9. Wakil ketua DPRD

10. Sekretaris Dewan

11. R. Kerja Komisi A

12. R. Kerja komisi B

13. R. Kerja komisi C

14. R. Kerja komisi D

15. R. Kerja komisi

2. Ruang penunjang

Kegiatan Pendukung

a. Ruang pendukung adalah ruang-ruang untuk melayani kegiatan

pimpinan dan pegawai. Ruang yang dibutuhkan, yaitu :

 Parkiran

 Pos jaga

 Loby

 R. Resepsonies

xvii
 Kantin

 Fotocopy

a. Tata Ruang Kantor Terbuka

Memungkinkan pengawasan lebih efektif terhadap pelaksanaan

kerja pegawai.

 Lebih memudahkan hubugan antar pegawai karena tidak adanya

sekat – sekat yang membatasi.

 Lebih memudahkan penyebaran cahaya dan sirkulasi udara.

 Memudahkan penyesuaian bila terjadi perubahan seperti

penambahan dan pengurangan pegawai atau penambahan dan

pengurangan perabotan kantor.

 Relatif lebih murah dari segi biaya dan lebih mudah didalam

Pembuatannya Tata ruang terbuka juga mempunyai beberapa

kelemahan diantaranya:

 Sulitnya privasi atau menjaga hak pribadi karyawan.

 Seringnya timbul gangguan dari aktivitas lebih yang dilakukan oleh

salah satu karyawan.

 Sulitnya menjaga kerahasiaan pekerjaan, bila pekerjaan bersifat

rahasia.

b. Tata Ruang Kantor Tertutup

Tata ruang kantor tertutup adalah tata ruang kantor untuk bekerja

yang dipisah atau dibagi dalam kamar- kamar. Banyak keuntungan

dari

tata ruang kantor tertutup diantaranya sebagai berikut:

xviii
 Terjaganya rahasia kerja pegawai karena ia berada di ruangan

tersendiri.

 Tidak terganggunya aktivitas pegawai dan aktivitas lebih

karyawan lain.

 Menimbulkan kesan positif pada relasi karena perusahaan

dianggap lebih menghargai pegawai.

 Memudahkan pemeliharaan peralatan dan perabotan kantor.

Adapun kelemahan dari tata ruang tertutup adalah sebagai berikut :

 Biaya tata ruang menjadi relatif mahal.

 Ruangan yang tersedia hanya dapat dimanfaatkan untuk sedikit

pegawai saja.

 Hubungan pribadi antar pegawai menjadi kurang erat karena

masing - masing dibatasi oleh ruang – ruang sehingga menyulitkan

pegawai mengadakan komunikasi langsung.

 Pengawasan kerja pegawai relatif lebih sulit dilakukan.

c. Tata Ruang Kantor Gabungan

Kombinasi antara tata ruang terbuka dan tertutup. Untuk tetap

menjaga wibawa pimpinan maka dibuatlah satu ruang kerja untuk

seorang pimpinan. Adapun para pegawai ditempatkan dalam satu

ruang kerja sehingga sistem pengawasan lebih mudah untuk

dilakukan.

xix
BAB III

DATA TAPAK

A. Lokasi TapakSecaraGeografis

Site yang dipilih terletak di jalan Alternatif,Kelurahan Rewarangga

Selatan,Kecamatan Ende Timur,Kabupaten Ende,Provinsi Nusa Tenggara

Timur.

Gambar 3.1 Peta Provinsi Nusa Tenggara Timur


(Sumber: Google Search, 2022)

Gambar 3.2 Peta Kabupaten Ende


(Sumber: Google Search, 2022)

xx
Gambar 3.3 Peta Kecamatan Ende Timur
(Sumber: Google Search, 2022)

Kabupaten Ende adalah salah satukabupaten di Pulau Flores, Provinsi

Nusa Tenggara Timur, denganluas 2.046,59 Km2 (204.660 Ha) dan

populasipendudukkeadaantahun 2009 sebanyak 258.658 jiwa

(Registrasipenduduk BPS 2010). SecarageografisKabupaten Ende

memilikiletak yang cukupstrategisyaitudibagiantengahPulau Flores yang diapit

oleh empatKabupaten di bagian barat: Nagekeo, Ngada, Manggarai, dan

Manggarai Barat, sedangkandibagiantimurdenganduaKabupatenyakni:

Kabupaten Sikka dan Kabupaten Flores Timur. Secaraadministratif

Kabupaten Ende meliputi 21 Kecamatan, 191 Desa dan 23 Kelurahan.

1. LingkupRegional

Kabupaten Ende memilikiluas wilayah daratan 47.349,9 km2 dan luas

wilayah lautan 200.000 km2. Jumlahpulau yang ada di Provinsi Nusa

Tenggara Timur 566 pulaudimana 42 pulautelahdihunisedangkan 524

pulautidakberpenghuni. Adapun pulau yang telahmemilikinama 246 pulau

dan yang belummemilikinama 320 pulau, Provinsi Nusa Tenggara Timur

terletakantara 8°-12°Lintang Selatan dan 118° - 125°Bujur Timur

2. LingkupKota

xxi
Site terletak di Jalan alternatif Kelurahan Rewarangga

Selatan,Kecamatan Ende Timur,Kabupaten Ende,Provinsi Nusa

Tenggara Timur.

3. LingkupLingkungan

Berada di kawasan pemukiman warga, persawahan warga, dan lahan

kosong.

Gambar 3.4Lingkup Lingkungan Site


(Sumber: Analisa Penulis, 2022)

B. Batas-batas Dimensi Tapak

1. Batas Tapak dengan Lingkungan

Sebelah Utara : Perkebunan warga

Sebelah Selatan : Perumahan Warga

Sebelah Timur : Jalan Alternatif

Sebelah Barat : Lahan kosong

2. Ukuran tapak

Lahan yang dipilih memiliki luas 6.859,034 m2 atau 0,68 Ha. serta

berbentuk gabungan trapesium sembarang.Detail ukuran setiap sisi lahan

dapat dilihat pada gambar dibawah.

xxii
Gambar 3.5Batasan dan Dimensi Site
(Sumber: Analisa Penulis, 2022)

3. Penampang tapak

Gambar 3.6Penampang Tapak


(Sumber: Analisa Penulis, 2022)

4. Penampang jalan sekitar

C. Aksesbilitas dan jejak tapak(trace)

1. Dari luar tapak (kendaraan,pedestrian )

Barat = perumahan warga

Timur = Persawahan warga

xxiii
Selatan = Jalan raya

Utara = Persawahan warga

2. Dalam tapak (kendaraan, pedestrian )

Barat = Bagian tanah kosong

Timur = Pohon pisang dan pohon lama

Selatan = semak

Utara = pohon kelapa dan tanah kosong

D. Kondisi tanah

1. Kontur tapak

2. Jenis tanah dalam tapak

Berdasarkan data lapangan site memiliki kontur tanah yang rata

dan memiliki kemiringan yang tidak terlalu,pada lokasi memiliki tanah

asli bukan tanah timbun dengan jenis tanah liat bercampur tanah

berpasir,lokasi site juga adalah lokasi bekas persawahan warga.

xxiv
3. Kondisi kedalaman air tanah

Kedalaman air tanah 20 cm dari permukaan tanah asli dan stapak

4. Drainase dalam tapak

Memiliki saluran atau parit

xxv
A. Orientasi tapak

1. Arah lintasan matahari (sialu dan bayang)

2. Pandangan dari luar tapak

3. Pandangan dari dalam tapak

xxvi
B. Sarana kegiatan sekitar yang mendukung

Jalan raya,stapak ,parit,kios dan bengkel

C. Karakter lingkungan

1. Fisik bangunan sekitar

 Lahan kosong yang baru di rencanakan

2. Suasana dan watak perilaku siang dan malam

 Siang banyak orang dan transportasi yang melewati site

tersebut

 Malam suasana sepi dan sedikit warga yang melewati site

tersebut

D. vegetasi lingkungan tapak

1. jenis dan titik lokasi vegetasi didalam dan di luar sekitar tapak

Vegetasi yang terdapat di lokasi perancangan berupa semak

bluntas ubi kayu jangung pohon kelapa manga pisang

2. ketinggian dan lebar tapak

Ketinggian dari permkaan tanah asli 30 cm lebih

E. peraturan tata banguanan

Menurut Rencana Tata ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Ende,adapun

peraturan peraturan pemerintah tentang bangunan pada lokasi tersebut:

A. Koofisien dasar bangunan (KDB) : 60%

B. Koofisien lantai bangunan (KLB) :2-3

xxvii
C. Garis sepadan bangunan (GSB) : 2m - 5m

F. jaringan utilitas eksisting

Karena terletak di jalur ramai dan tempat yamg strategis maka jaringan

utilitasnya sangat mendukung.

a. Listrik

System insatalasi listrik yang digunakan di sekitar lokasi tapak

berarasal dari PLTD Ende .Selain itu sumber instalasi listrik juga generator

set yang diguakan dalam keadaan darurat sewaktu terjadi gangguan yang

mengakibatkan terjadinya pemadaman,alat ini dilengkapi automatic

switch system yang secara otomatis (dalam waktu 5 detik) akan langsung

menggantikan daya listrik dari sumber PLN.

b. Air bersih

Instalasi air bersih berasal dari PDAM.

c. Air Kotor

Belum terdapat system saluran pembuangan air kotor umum(selokan umum)

d. Sampah

System pembuangan sampah nantinya adalah sampah yang

dihasilkan dari aktivitas bangunan akan disimpan di tempat sampah umum

di depan bangunan dan nantinya akan diangkut oleh petugas yang

selanjutnya menuju TPA.

xxviii
BAB IV

STUDI BANDING PROJEK SEJENIS

4.1 Bidang Lembaga Kekuasaan Di Indonesia

Dalam upaya mencapai suatu masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan

pancasila dan UUD 1945, maka kelembagaan pemerintah di Indonesia dapat

dibagi atas tiga bidang kekuasaan (trias politica) yang merupakan gagasan

dari Montesquie. Ketiga bidang kekuasaan itu adalah :

1.Bidang kekuasaan legislatif yakni kekuasaan untuk membuat

undangundang.

2. Bidag kekuasaan eksekutif yakni kekuasaan untuk menjalankan

undang-undang.

3. Bidang kekuasaan yudikatif yakni kekuasaan untuk mengawasi

undang-undang.

Tujuan dari pembagian kekuasaan dimaksud agar kekuasaan pemerintah

tidak terpusat pada suatu lembaga saja.

4.2 DPRD Sebagai Lembaga Legislatif Di Daerah

4.2.1 Kedudukan dan hak DPRD

1. Kedudukan DPRD

Pada UU RI No. 32 pasal 3 tahun 2004 tentang pemerintah daerah

dijelaskan bahwa Pemerintah Daerah adalah Kepala Daerah dan DPRD.

Menunjukkan bahwa kedudukan DPRD sejajar dengan kepala daerah

dan merupakan lembaga Legislatif Daerah. Untuk itu DPRD sebagai

lembaga legislatif harus mencerminkan perwakilan seluruh rakyat

daerah, menjalankan tugas, mengawasi pemerintah daerah.

xxix
2. Hak DPRD

Untuk melaksanakan fungsinya, DPRD mempunyai hak sebagai

berikut :

a. Mengajukan Rancangan Peraturan dan Perundangundangan

Daerah (RANPERDA).

b. Mengajukan pertanyaan.

c. Menyampaikan usul dan pendapat.

d. Memilih dan dipilih.

e. Membela diri.

f. Iminitas.

g. Protokoler.

h. Keuangan dan administratif.

4.2.2 Tugas dan kewajiban DPRD


Tabel 2.1
Tugas dan Kewajiban Anggota DPRD

xxx
4.2.3 Keanggotaan DPRD

Jumlah anggota DPRD tiap daerah ditetapkan dengan dasar perhitungan

jumlah penduduk dalam menetapkan jumlah anggota DPRD Kabupaten.

Syarat maksimum dan minimum jumlah anggota masing-masing daerah

menurut UU RI No. 22 Pasal 69 Ayat 1 Tahun.

4.2.4 Pimpinan dan fraksi-fraksi pada DPRD

a. Pimpinan DPRD

Dalam UU RI No. 22 Pasal 73 Ayat 1 Tahun 2003, tentang susunan dan

MPR-DPR-DPRD menjelaskan bahwa pimpinan DPRD kabupaten/kota terdiri

atas seorang ketua dan dua orangwakil ketua yang dipilih dari dan oleh

anggota DPRD Kabupaten/Kota dalam Sidang Paripurna DPRD

Kabupaten/Kota.

b. Fraksi-fraksi pada DPRD

Untuk meningkatkan efesiensi kerja para anggota DPRD dalam menjalankan

Demokrasi Pancasila maka DPRD membentuk fraksi-fraksi yang bukan

merupakan alat kelengkapan DPRD. Fraksi adalah pengelompokan anggota

DPRD berdasarkan kekuatan partai politik peserta Pemilihan Umum

(PEMILU). Partai politik yang dapat membentuk fraksi adalah partai politik

yang membentuk jumlah kursi sekurang-kurangnya lima dari jumlah anggota

DPRD yang ada. Anggota DPRD dari partai politik yang jumlah kursinya

kurang dari lima dapat bergabung kedalam satu fraksi yang sudah diakui

keberadaannya sesuai dengan Peraturan Tata Tertib DPRD Kabupaten/Kota,

yang susunan keanggotaan dan pimpinan fraksi diumumkan di lembaran

daerah.

xxxi
2.2.5 Struktur organisasi dan alat-alat kelengkapan DPRD

Susunan struktur organisasi dan formasi sekretariat DPRD diatur dengan

Peraturan Daerah dengan pedoman yang telah ditetapkan oleh Menteri

Dalam Negeri. Disamping pimpinan DPRD sebagai alat kelengkapan,

DPRD juga mempunyai alat kelengkapan lainnya yaitu :

a. Sekretariat

1) Sekretariat DPRD merupakan unsur pelayanan DPRD

Kabupaten/Kota

2) Sekretariat DPRD dipimpin oleh seorang sekertaris yang

bertanggung jawab kepada pimpinan DPRD dan secara

administratif dibina oleh Sekretariat Daerah Kabupaten/Kota

3) Sekretariat DPRD mempunyai tugas memberikan pelayanan

administratif kepada anggota DPRD.

4) Pembentukan susunan organisasi dan formasi DPRD juga diatur

dengan peraturan daerah sesuai yang ditetapkan oleh peraturan

Menteri Dalam Negeri.

5) Sekretariat DPRD dapat menyediakan tenaga ahli dengan tugas

membangun anggota DPRD dalam menjalankan fungsingnya.

6) Anggaran belanja sekretariat DPRD ditetapkan dalam keputusan

DPRD dan dicantumkan dalam Anggaran Pendapatan dan

Belanja Daerah.

7) Sekretariat DPRD mempunyai fungsi yaitu memfasilitasi rapat

anggota DPRD, melaksanakan urusan rumah tangga dan

perjalanan dinas anggota DPRD, mengelola tata ruang DPRD.

xxxii
Gambar 2.1 Skema Struktur Organisasi Pimpinan DPRD Kabupaten/Kota
(Sumber : Kabupaten Buru Selatan, 2012)

Gambar 2.2 Skema Struktur Organisasi Sekertariat DPRD Kabupaten/Kota


(Sumber : Kabupaten Banggai Laut, 2012)

Dalam menjalankan tugasnya, sekretariat dibantu oleh suatu staf

sekretariat yang terdiri dari Pengawai Negeri Sipil Daerah yang

ditetapkan pada susunan tugas sekretariat. Sekretariat DPRD

kabupaten/kota, dapat dilihat sebagai berikut:

8) Bagian Umum membawahi :

a) Sub bagian Tata Usaha dan Rumah Tangga

b) Sub bagian Protokoler

9) Bagian Keuangan membawahi :

a) Sub bagian Anggaran dan Pembayaran

b) Sub bagian Pembukuan dan Pelaporan

xxxiii
10) Bagian Risalah dan Persidangan membawahi :

a) Sub bagian Risalah

b) Sub bagian Persidangan

b. Panitia-panitia

Selain adanya fraksi-fraksi dan komisi-komisi dari parti politik, juga

dikenal adanya panitia-panitia baik yang bersifat tetap maupun tidak

tetap (khusus). Panitia tetap yaitu panitai musyawarah dan panitia

anggaran yang bersifat tetap dan dibentuk oleh DPRD pada

permulaan masa keanggotaan DPRD. Adapun tugas panitia

musyawarah adalah :

1) Memberi pertimbangan/saran kepada DPRD tentang penetapan

program kerja baik diminta maupun tidak diminta.

2) Menetapkan kegiatan dan jadwal acara DPRD.

3) Memutuskan pilihan mengenai isi risalah rapat apabila timbul

perbedaan pendapat.

4) Merekomendasikan pembentukan panitia khusus (PANSUS).

Sedangkan tugas panitia anggaran adalah:

1) Memberi saran dan pendapat kepada kepala daerah dalam

mempersiapkan Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja

Daerah (RAPBD) selambat-lambatnya lima bula sebelum

ditetapkan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD)

berupa pokok-pokok DPRD.

2) Memberi saran dan pendapat kepada kepala daerah dalam

mempersiapkan penetapan perubahan dan perhitungan APBD

sebelum ditetapkannya dalam Rapat Paripurna.

xxxiv
3) Memberi saran dan pendapat kepada DPRD mengenai Pra-

Rencana Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (RAPBD),

baik penetapan, perubahan dan perhitungan Anggaran

Pendapatan Belanja Daerah (APBD) yang telah disampaikan

kepada kepala daerah.

4) Memberi saran dan pendapat terhadap rancangan

perhitungan anggaran yang disampaikan kepala daerah

kepada DPRD.

5) Menyusun anggaran belanja DPRD dan memberikan saran

terhadap penyusunan anggaran belanja sekertariat. Peraturan

tata tertib DPRD kabupaten/kota, Nomor 188

Tahun 2008. Panitia khusus mempunyai anggota sekurang

kurangnya 5 orang anggota DPRD yang bersifat sementara

mempunyai tugas:

1) Menampung persoalan-persoalan yang mendesak

meliputi bidang tugas dan kewajiban beberapa komisi.

2) Menyelesaikan beberapa masalah mengenai

RencanaPeraturan Daerah, yang perlu segera mendapat

penyelesaian.

3) Meninjau persoalan-persoalan yang meminta penelitian

secara khusus.

c. Komisi-komisi

Untuk melancarkan pekerjaan dan melaksanakan tugas

utama pengawasan, maka DPRD membentuk komisi-komisi

yang meliputi satu bidang atau lebih mempunyai tugas

xxxv
kewajiban. Melakukan pembahasan terhadap Rencana

Peraturan Daerah khususnya Rancangan-Rancangan

Peraturan Daerah tentang Anggaran Pendapatan dan

Belanja Daerah (APBD), serta merancang keputusan DPRD

lainnya yang masuk bidang kerja komisi yang dalam

Peraturan Tata Tertib DPRD Kabupaten/Kota, Nomor 188

Tahun 2008.

1) Mengenai jumlah dan tugas komisi, terdiri dari:

Tabel 2.3
Jumlah dan Tugas Komisi

(Sumber : Kabupaten Banggai Laut, 2012)

2) Setiap anggota DPRD harus menjadi anggota salah satu komisi, kecuali

pimpinan DPRD wakil ketua dan sekertaris.

xxxvi
3) Mengenai anggota tiap–tiap komisi diatur berdasarkan Surat Keputusan

Pimpinan DPRD kabupaten/Kota, tanggal 13 Oktober 2008.

4) Masa jabatan dari komisi tersebut selama satu tahun masa persidangan,

diputuskan oleh pimpinan DPRD atas usul fraksi.

5) Pimpinan komisi–komisi mengadakan rapat sekurang– kurangnya sekali

seminggu, untuk mengatur pembagian kerja bagi tiap–tiap anggota komisi

dan hal–hal yang bersangkutan dengan tugas dan kewajiban.

4.2.6 Tata sidang rapat

a. Persidangan

DPRD mengadakan sidang sekurang-kurang enam kali dalam setahun sesuai

dengan kebutuhan masing–masing fraksi, rapat–rapat DPRD pada dasarnya

bersifat terbuka dan umum. DPRD juga mengadakan rapat tertentu, apabila

masalah yang akan dibicarakan bersifat rahasia atau atas permintaan

sekurangkurangnya 1/5 dari jumalah anggota atau apabila dipandang perlu

oleh pimpinan DPRD.

1) Macam-macam sidang dan rapat DPRD.

a) Sidang Pleno/Rapat Paripurna.

b) Rapat Fraksi 18

c) Rapat Komisi/Gabungan Komisi.

d) Rapat Panitia Anggaran.

e) Rapat Pimpinan.

f) Rapat Kerja.

g) Rapat Dengar Pendapat.

xxxvii
2) Tahun sidang DPRD dimulai pada tanggal 13 Oktober dan berakhir 25

Oktober setiap tahun, dan sidang dibagi empat masa persidangan yaitu :

a) Oktober-Desember.

b) Januari-Maret.

c) April-Juni.

d) Juli-Oktober.

3) Pada hari permulaan tahun sidang, kepala daerah memberikan

amanat dihadapan DPRD pengantar nota keuangan dan Rencana

Pendapatan dan Anggaran Belanja Daerah (APBD).

b. Persidangan Pleno/Rapat Paripurna

1) Sidang Pleno/Rapat Paripurna adalah rapat anggota DPRD yang

dipimpin oleh ketua atau wakil ketua DPRD dan merupakan forum

tertinggi untuk pengambilan keputusan tentang pelaksanaan dan

wewenang DPRD.

2) Rapat Paripurna Istimewa adalah rapat anggota DPRD yang mdipimpin

oleh ketua/wakil ketua melaksanakan satu acara tertentu dengan tidak

mengambil keputusan.19

3) Rapat Paripurna Khusus adalah rapat anggota DPRD yang dipimpin

oleh ketua/wakil ketua membahas hak-hak khusus.

c. Peninjau Sidang

Peninjau sidang adalah mereka yang hadir dalam siding DPRD atas

undangan pimpinan DPRD.

1) Para peninjau sidang disediakan tempat tersendiri.

2) Para peninjau (pengunjung) harus mentaati segala ketentuan

mengenai ketertiban yang diadakan oleh DPRD dan dilarang

xxxviii
menyatakan tanda setuju, baik dengan perkataan maupun dengan

cara lain.

3) Pimpinan memelihara dan menjaga suasana yang lebih tertib, apabila

ketentuan ini dilanggar maka pimpinan memerintahkan para peninjau

yang mengganggu ketertiban untuk meninggalkan ruangan sidang.

4) Sidang pleno/rapat paripurna dihadiri oleh:

a) Tamu sidang.

b) Anggota DPRD (pada tahun pemilihan).

c) Lima orang pencatat dan sekertaris DPRD Kabupaten.

d) Peninjau sidang dari stasiun televisi, stasiun radio, maupun media

masa lainnya.

d. Rapat Fraksi

Fraksi-fraksi yang ada didalam DPRD bukanlah alat kelengkapan dari DPRD.

Rapat fraksi ini dimaksud untuk 20 membicarakan hal-hal yang menyangkut

kepentingan dari masingmasing fraksi yang ada dalam kelembagaan DPRD.

Rapat-rapat yang sifatnya tidak terlalu rahasia dilaksanakan di ruang-ruang

fraksi dalam DPRD sedang jika pembicaraan sangat rahasia maka di markas

fraksi masing-masing. Ruang rapat fraksi dilengkapi dengan lobi fraksi yang

digunakan untuk:

1) Digunakan istirahat sebelum rapat di mulai.

2) Digunakan sesudah rapat usai.

3) Istirahat anggota-anggota fraksi.

Fraksi-fraksi yang ada di DPRD Kabupaten Bangga Laut tahun

pemilihan 2014-2019 adalah :

e. Rapat Komisi

xxxix
Rapat komisi yang dilakukan meliputi :

1) Rapat Komisi A.

2) Rapat Komisi B.

3) Rapat Komisi C.

Rapat komis dilakukan sekurang-kurangnya sekali dalam seminggu. Dewan

menetapkan seorang ketua komisi dan wakil ketua komisi. Dalam rapat komisi

ini dihadiri oleh :

1) Anggota komisi yang bersangkutan.

2) Pejabat yang diundang sesuai dengan jabatanya. Rapat gabungan

komisi jarang dilaksanakan, dan apabila dilaksanakan dapat dipergunakan

ruang pleno pada rapat gabungan tiga komisi atau lebih.

f. Rapat Pimpinan DPRD

Rapat pimpinan adalah rapat unsur pimpinan yang dipimpin oleh ketua/wakil

ketua DPRD. Rapat pimpinan diperluas adalah rapat pimpinan DPRD

ditambah pimpinan komisi dan pimpinan panitia-panitia terkait serta dapat

mengundang unsur pemerintah daerah yang dipandang perlu.

g. Rapat Panitia Musyawarah

Rapat panitia musyawarah adalah rapat anggota panitia musyawarah yang

dipimpin oleh ketua dan wakil ketua panitia musyawarah.

h. Rapat Panitia Anggaran

Rapat panitia anggaran adalah rapat panitia anggaran yang dipimpin oleh

ketua dan wakil ketua panitia anggaran.

i. Rapat Kerja

Rapat kerja adalah rapat antara DPRD/panitia anggaran, komisi, gabungan

komisi dengan kepala daerah atau pejabat yang ditunjuk.

xl
j. Rapat Panitia Khusus

Rapat panitia khusus adalah rapat panitia khusus yang dipimpin oleh

ketua/wakil ketua panitia khusus.

k. Rapat Dengar Pendapat

Rapat dengar pendapat adalah rapat antara DPRD, komisi, gabungan komisi,

dan badan organisasi kemasyarakatan

4.3 Pola Hubungan DPRD Kabupaten/Kota

4.3.1 Pola hubungan eksternal

a. Hubungan terhadap masyarakat

1) Pelayanan aspirasi baik dalam arti mudah dicapai dan merata bagi

semua lapisan masyarakat.

2) Penampungan aspirasi masyarakat sesuai dengan tugas anggota DPRD.

b. Hubungan terhadap Pemerintah Daerah

1) Pemerintah Daerah adalah Bupati dan DPRD, maka Gedung DPRD dan

Kantor Bupati diletakkan dalam satu area kawasan pemerintah.

2) Anggota DPRD dan kepala daerah menunjukkan hubungan myang

kompak dan mencerminkan fungsi hubungan tinggi dan singkat.

4.3.2 Pola hubungan internal

a. Hubungan kesekretariatan penunjang kegiatan.

b. Sidang pleno/rapat paripurna sebagai puncak segala kegiatan

dalam DPRD Kabupaten.

c. Rapat komisi/panitia sebagai kegiatan penunjang.

4.4 Kebijakan Pemerintah Tentang Pengadaan Gedung DPRD Pada

Kabupaten/Kota Untuk seluruh provinsi di indonesia dimuat dalam surat

xli
edaran Menteri Dalam Negeri RI tertanggal 2 Februari 1981 No. 641/438/

PUOD yang berbunyi :

4.4.1 Mengingat masalah Gedung DPRD maupun rumah jabatan pimpinan

DPRD adalah tuntunan kebutuhan otonomi daerah, maka biaya untuk

keperluan pembangunan DPRD dimaksud agar ditanggung seperlunya oleh

pemerintah yang bersangkutan.

4.4.2 Pembangunan Gedung DPRD maupun rumah jabatan pimpinan, agar

disesuaikan dengan situasi dan kondisi daerah setempat, sertadisesuaikan

dengan kemampuan keuangan daerah, sebelum (Buletin Pengembangan

Otonomi Daerah, Departemen Dalam Negeri RI),1999.

4.5 Gedung DPRD Sebagai Unsur Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota Dalam

Bidang Legislatif

4.5.1 Batas pengertian

Pemerintah daerah adalah Bupati dan DPRD dimana Bupati di bidang

eksekutif dan DPRD dibidang legislatif.

4.5.2 Motivasi DPRD

a. Sebagai koordinasi kegiatan kelembagaan DPRD sebagai

pengembangan tugas pemerintah daerah dalam bidang legislatif

dan merupakan wadah koordinasi kegiatan yang meliputi resensi,

persidangan dan kesekretariatan.

b. Sebagai wadah penyalur aspirasi, DPRD merupakan penjelmaan

seluruh warga daerah yang berperan menyalurkan kehendak dan

aspirasi masyarakat.

4.5.3 Tuntutan perwujudan gedung DPRD

a. Dasar filsafah

xlii
Pemerintah di indonesia berazaskan pancasila berarti kekuasaan berada

ditangan rakyat (power of people) yang disebut dalam sila keempat yakni

“Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam

permusyawaratan/perwakilan”.

1) Sistem pemerintahan indonesia di dalamnya terdapat unsur:

a) Perwakilan, yakni memilih wakil-wakil untuk duduk dalam kursi

DPRD dengan kepercayaan melaksanakan kedaulatan rakyat.

b) Musyawarah, yakni jalan yang ditempuh untuk mengambil

keputusan. Hal ini dilaksanakan dengan netral dan baik tidak

memihak kepada salah satu golongan.

c) Mufakat, yakni keputusan berdasarkan kebulatan pendapat yang

dilakukan secara kekeluargaan. Untuk mencapai mufakat ini lazim

dilakukan dengan berhadaphadapan.

2) Dalam demokrasi Pancasila juga terdapat beberapa aspek yang harus

tercermin dalam wadah fisiknya, antara lain:

a) Formil, yang mencerminkan bagaimana rakyat turut berpartisipasi

dalam menjunjung penyelenggaraan pemerintah.

b) Organisasi, yang mencerminkan perwujudan demokrasi pancasila

dalam organisasi pemerintah dalam kehidupan bernegara dan

bermasyarakat.

c) Semangat, yang menekankan bahwa demokrasi pancasila

memerlukan warga negara kepribadian, berbudi pekerti luhur dan

tekun dalam pengabdian.

xliii
d) Kaidah (beraturan) pencerminan aturan yang mengikat warga

negara berkepribadian, berbudi pekerti luhur dan tekun dalam

pengabdian.

e) Tujuan (terarah) yang mewujudkan keinginan atau tujuan untuk

mewujudkan suatu masyarakat yang sejahtera dalam negara hukum,

negara berkesejahteraan dan negara berkebudayaan.

b. Ungkapan karakteristik Gedung DPRD sebagai bangunan pemerintah harus

mempunyai karakteristik tersendiri yang tercermin dalam wadah fisiknya

antara lain :

1) Karakteristik bangunan yang sesuai dengan kondisi dan kemampuan

daerah setempat.

2) Karakteristik yang sesuai dengan kondisi geografis yang beriklim

tropis.

3) Karakteristik bangunan yang mewakili unsur tradisional.

4) Bentuk bangunan menampakan kewibawaan suatu gedung DPRD

serta menujukan ciri dan karakter kabupaten/kota.

c. Ungkapan bentuk

1) Gedung DPRD sebagai wadah wakil-wakil rakyat yang duduk di

DPRD, mempunyai ungkapan bentuk yang dapat mencerminkan

aspirasi masyarakat.

2) Tuntutan bentuk sesuai fungsi:

a) Jika dikaitkan fungsi yang cukup terhormat sebagai wadah

penyalur aspirasi rakyat dengan sendirinya menampilkan bentuk

harusnya tampak agung, berwibawa terhadap lingkungan.

xliv
b) Jika dikaitkan dengan lembaga eksekutif sebagai rekan kerja,

maka penampilan bentuk bangunan harus mencerminkan suatu

bentuk yang kompak dengan lembaga eksekutif lainnya.

c) Jika dikaitkan dengan jenis kegiatan DPRD yang terdiri dari

persidangan dan kesekretariatan maka penampilan bangunan

harus mencerminkan fungsi sebagai bangunan konvensi dan

kesekretariatan.

3) Tuntutan ungkapan bentuk sesuai dengan falsafah. Tuntutan ungkapan

sehubungan dengan falsafah demokrasi pancasila maka dalam

penampilan bentuk fisiknya harus tercermin bentuk yang netral dan

seimbang (balance), untuk mengekspresikan unsur perwakilan dan

musyawarah yang tidak memihak kepada salah satu suku atau

golongan.

a) Bentuk dan penampilan yang memusat, berhadaphadapan, untuk

mengekspresikan unsur mufakat dan musyawarah.

b) Aspek yang terkandung dalam demokrasi Pancasila, maka

penampilan Gedung DPRD Kabupaten/Kota harus tercermin.

c) Bentuk yang sederhana, untuk mengekspresikan kaidakaidah

formal.

d) Bentuk yang beraturan untuk mengekspresikan aspek kaidah atau

aturan bentuk yang dinamis untuk mengekspresikan aspek

semangat.

e) Bentuk ruang, pola sirkulasi dan organisasi ruang yang terarah

untuk mengekspresikan aspek tujuan dalam Demokrasi Pancasila.

xlv
d. Ungkapan sifat Gedung DPRD sebagai unsur pemerintah daerah

bidang nLegislatif, dalam menjalankan fungsinya sebagai wadah

pelayanan aspirasi, tidak terlepas dari tata cara pola kehidupan

bermasyarakat, menyangkut sosial, ekonomi, dan politik untuk itu

dalam penampilan haruslah tercermin keterbukaan. Sifat

keterbukaan yang dimaksud adalah:

1) Terbuka bagi masyarakat dalam melayani keberatan, dan

tuntutan masyarakat dalam hal pelayanan aspirasi.

2) Terbuka dalam segala yang diprogramkan dan hasil-hasil

yang telah dilaksanakan untuk disebarkan kepada

segenap

lapisan masyarakat.

3) Terbuka melihat keadaan/kemelut yang terjadi dalam

masyarakat kemudian disalurkan melalui forum

persidangan

DPRD untuk di diskusikan jalan keluarnya.

4.5.4 Pola hubungan organisasi

a. Hubungan eksternal

1) Hubungan dengan masyrakat sebagai unsur yang dilayani.

Hubungan dengan warga masyarakat dikembalikan kepada peran

DPRD sebagai wadah pelayanan aspirasi dengan dasar

pertimbangan mudah dicapai oleh warga masyarakat.

2) Proses penyaluran aspirasi masyarakat dilakukan dengan

memperoleh masukan tentang persoalan atau kendala yang timbul

di masyarakat baik secara langsung maupun tidak langsung,

xlvi
kemudian dibahas dalam rapat-rapat atau siding pendahuluan yang

pada akhirnya diplenokan untuk pengambilan keputusan

pemecahan masalah.

3) Hubungan dengan lembaga fungsional lain dengan bertitik tolak dari

Undang-undang RI Tahun 2004, bahwa pemerintah daerah adalah

kepala daerah dan DPRD yang mempunyai kedudukan sama tinggi

dalam pemerintahan, maka kedudukan dalam zona kota

memungkinkan beberapa alternatif sebagai berikut.

4) Hubungan dengan lembaga eksekutif

a) Hubungan kedudukan

(1) Ditinjau dari status hukum maka DPRD dan bupati kepala

daerah mempunyai kedudukan yang sama tinggi.Terletak

dalam satu site Diletakkan terpisah Ketiga kantor tersebut

diletakkan terpisah satu sama lain.

5) Hubungan kedudukan dengan unsur-unsur terkait

Dari matriks di atas diketahui hubungan antara unsur

legeslatif dan eksekutif.

b. Hubungan Internal

1) Hubungan kedudukan ruang-ruang Ruang sidang/pleno paripurna

merupakan puncak semua kegiatan yang didukung oleh sidang

komisi, sedangkan kegiatan administrasi dan kesekretariatan

mendukung semua kegiatan yang ada.

2) Hubungan kegiatan

a) Semua kegiatan yang berlangsung didalam DPRD berorientasi ke

ruang sidang pleno/paripurna.

xlvii
b) Kegiatan DPRD beroreintasi kepada kebijaksanaan pimpinan

DPRD kabupaten/kota sebagai penentu

kebijaksanaaan.

4.5.5 Tujuan spesifik tata sidang

a. Spesifikasi kegiatan dalam DPRD

1) Kegiatan utama dalam DPRD adalah persidangan yang didukung

oleh kegiatan kesekretariatan dan administrasi.

2) Macam sidang dan rapat Sidang-sidang atau rapat-rapat dalam

DPRD dalah:

a) Sidang pleno/peripurna

b) Rapat komisi

c) Rapat fraksi

d) Rapat kerja

e) Rapat dengar pendapat

f) Rapat panitia

g) Rapat gabungan komisi

b. Falsafah ungkapan ruang

1) Sebagai wadah kegiatan utama lembaga legislatif maka falsafah

ruangannya harus berdasarkan unsur musyawarah untuk mufakat

yang biasa dilakukan dengan orientasi peserta memusat ke

pimpinan sidang

2) Kegiatan penentuan/pengesahan peraturan daerah yang harus

dijalankan dan ditaati oleh warga masyarakat. Untuk itu ungkapan

falsafah ruang menurut sifatnya dapat dijelaskan sebagai berikut:

a) Sifat formil

xlviii
Sifat formil dalam ruang diungkapkan dalam bentuk tata ruang

yang netral.

b) Sifat anggun dan wibawa

(1) Diungkapakan dengan bentuk simetris dengan sumbu

(imajine) yang kuat

(2) Dengan lay out furniture yang memusat ke pimpinan

sidang

(3) Ketinggian lantai atau meja pada area pimpinan

sidang

(4) Mengambil ruang sidang yang lebih besar (lebih

besar dari standar) untuk mendapatkan kesan wibawa

ruang

4.6 Studi Banding Gedung DPRD

Sebagai bahan pembanding dan literatur dalam penulisan, dilakukan studi

literatur mengenai gedung DPRD yang ada di Indonesia. Dalam studi banding

yang dilakukan tidak berdasarkan kepada pertimbangan fasilitas maupun

klasifikasi ruang yang dimiliki, tetapi lebih mengarah kepada kebijakan

pemerintah tentang pembangunan gedung DPRD.

xlix
4.6.1Gedung DPRD Kota Ambon

Gambar 2.10 : Gedung DPRD Kota Ambon


(Sumber : Dokumentasi Penulis, 2015)

Maluku atau yang dikenal secara internasional sebagai Moluccas dan

Molukken adalah provinsi tertua yang ada di Indonesia. Ibukota Maluku

adalah Ambon yang bergelar atau memiliki julukan sebagai Ambon Manise.

Kota Ambon berdiri di bagian selatan dari Pulau Ambon yaitu di Jazirah

Leitimur. Ada wacana bahwa Kota Ambon Manise sudah semakin padat dan

tidak lagi layak untuk menampung jumlah penduduk yang dari tahun ke tahun

meningkat tajam yang merupakan Ibukota Provinsi akan menjadi kota biasa

karena ibu kota direncanakan pindah ke negeri Makariki di Kabupaten Maluku

Tengah. Jumlah penduduk provinsi tahun 2010 dalam hasil sensus berjumlah

1.533.506 jiwa. Maluku terletak di Indonesia Bagian Timur. Berbatasan

langsung dengan Maluku Utara dan Papua Barat di sebelah Utara dengan

Laut Maluku, Sulawesi Tengah, dan Sulawesi Tenggara, di sebelah Barat

dengan Laut Banda, Timor Leste, dan Nusa Tenggara Timur, di sebelah

Selatan dengan Laut Aru dan Papua di sebelah timur.

l
4.6.2 Gedung DPRD Kabupaten Seram Bagian Barat

Gambar 2.11 : Gedung DPRD Kabupaten Seram Bagian Barat

(Sumber: https:/id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Seram_Bagian_Barat, 2015)

Kabupaten Seram Bagian Barat adalah salah satu kabupaten di

provinsi Maluku dengan luas daerah 84,181 km2 yang terdiri dari 79,005 km2

lautan dan 5,176 km2 daratan (6,15%), dengan garis pantai 719.20 km2.

Daerah ini terletak diantara 20.55-30.30’ Lintang Selatan dan 1270-550 Bujur

Timur. Perbatasan Kabupaten Seram Bagian Barat di sebelah Utara dengan

Laut Seram, di sebelah Selatan dengan Laut Banda, di sebelah Timur dengan

Kabupaten Maluku Tengah dan di sebelah barat dengan Laut Buru.

Pusat administrasi dari Kabupaten Seram Bagian Barat adalah Piru. Nama

asli Piru adalah “Hatu Telu” yang berarti tiga batu. Selama masa kolonial Piru

menjadi pusat militer Belanda di seluruh Pulau Seram. Selama abad ke-17,

Seram Bagian Barat khususnya Huamual menjadi terkenal karena kaya akan

rempah-rempah seperti cengkeh dan pala. Kabupaten Seram Bagian Barat

terdiri atas 11 kecamatan, yaitu Kairatu, Seram Barat, Taniwel, Huamual

li
Belakang (Waesala), Amalatu, Inamosol, Kairatu Barat, Huamual, Kepulauan

Manipa,Taniwel Timur dan Elpaputih.

4.6.3 Gedung DPRD Kabupaten Maluku Tengah

Gambar 2.12 : Gedung DPRD Kabupaten Maluku Tengah


(Sumber : https://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Maluku_Tengah, 2015)

Kabupaten Maluku Tengah adalah salah satu kabupaten di Provinsi

Maluku, Ibukota Kabupaten terletak di Masohi. Sebagian wilayah berada di

Pulau Seram (Kecamatan Amahai dan Tehoru. Ada dua kecamatan yang

terletak di Pulau Ambon (Kecamatan Leihitu dan Salahutu), dan sisanya

adalah pulau-pulau di sekitarnya. KabupatenMaluku Tengah sebagai salah

satu kabupaten di Maluku yang dibentuk dengan Peraturan Pemerintah

Nomor 35 Tahun 1952 (L.N. No. 49/1952) tentang pembubaran daerah

Maluku selatan dan pembentukan Maluku Tengah dan Maluku Tenggara.

Setelahberlakunya Undang-undang No. 1 Tahun 1957 tanggal 18 januari\

1957, tentang pokok-pokok pemerintah untuk seluruh wilayah Republik

Indonesia, maka dibentuk daerah-daerah “Swatantra” diantaranya daerah

Swantantra Tingkat I Maluku dengan undangundang darurat No. 22 Tahun

1957 (LN. No. 79/1957) yang kemudian ditetapkan dengan undang-undang

lii
No. 20 Tahun 1958 (L.N. No. 60/1958).Selanjutnya sesuai pasal 73 ayat 4

undang-undang darurat No.22 Tahun 1957 maka dibentuk pula daerah-

daerah Swatantra Tingkat II, sehingga dibentuklah daerah Swatantra Tingkat

II di Maluku dengan undang-undang darurat No. 23 tahun 1957 (L.N. No.

80/1957), yang kemudian ditetapkan dengan undang-undang No. 60 Tahun

1958 (L.N. No 111/1958) yang meliputi daerah-daerah Swatantra Tingkat II

Maluku Tengah, Maluku Utara, Maluku Tenggara dan Kota Ambon.Wilayah-

Wilayah yang termasuk dalam daerah Swatantra Tingkat IIMaluku Tengah

adalah : Pulau Ambon, Pulau-Pulau Lease, Pulau- Pulau Banda, Seram

Timur, Seram Utara, Seram, Selatan, Seram Barat, dan Pulau Buru

sebagaimana yang tercantum dalam PP. No. 35 Tahun 1952 tersebut.

4.6.4 Gedung DPRD Kabupaten Buru

Gambar 2.13 : Gedung DPRD Kab. Buru (Namlea)


(Sumber : https://id.wikipedia.org/wiki/Namlea,_Buru, 2015)

Kabupaten Buru adalah salah satu kabupaten di provinsi Maluku,

Ibukota Kabupaten Buru terletak di Namlea dengan luas wilayah 951,15 km²,

Perbatasan Kabupaten Buru adalah sebelah Utaran dengan Laut Seram,

Selatan dengan Selat Manipa, Barat dengan Teluk Kayeli dan Dusun Batu

Boy sedangkan sebelah Timur dengan Selat Manipa. Wilayah Kabupaten

liii
Buru didominasi dataran rendah yang berasosiasi dengan daerah pantai serta

perbukitan yang menempati bagian barat laut dengan ketinggian mencapai

sekitar 400 meter. Selain itu terdapat juga bukit di bagian selatan dan barat

Kabupaten Buru dengan ketinggian sekitar kurang dari 100 meter. Kondisi

perbukitan sebagian besar tidak tertutupi vegetasi dengan kondisi batuan

agak lapuk sehingga di beberapa tempat bisa mengakibatkan longsor.

BAB V

KONSEP DASAR PERANCANAAN DAN PERANCANGAN

A. Analisa dan penataan tapa

Lokasi perancangan kantor DPRD di Kabupaten ende, Kecamatan ende timur,

Provinsi NTT. Kecamatan ende timur adalah salah satu kecamatan dari 4

kecamatan di Kabupaten ende.

liv
B. Pemitakan Ruang Dalam

1. Simulasi Aksebilitas

 Analisa Aksesibilitas /pencapaian merupakan analisa yang

digunakan untuk mengetahui jalur/akses pencapaian untuk dapat

sampai ke kawasan/tapak dengan mudah. Pencapaian menuju tapak

yang berada di jalan alternatif Ende-Maumere. Pencapaian ketapak

dapat ditempuh dengan sarana transportasi darat seperti mobil,

sepeda motor, dan dapat pula dengan berjalan kaki.

2. Zona Fungsi Utama, Pendukung

 Pembagian zoning ini didasari dengan aktivitas dan kegitan yang

dilakukan oleh para pengguna nantinya,dimana pembagian zona ini

berfungsi untuk tata letak bangunan,fungsi dan tata ruang luar agar

tidak tercampur dengan kegiatan lainnya yang berbeda fungsi dan

sifatnya. Konsep zoning pada perancangan kantor DPRD ini

menggunakan konsep zona yang menyebar dengan zona privat

diletakan berdekatan.

lv
3. Perkerasan Dan Vegetasi

Fungsi Vegetasi Jenis Vegetasi Perletakan pada


Rancangan
SebagaiPenedu Pohon Tanjung - Ditempatkan pada
ruang terbuka
h
hijau yang digunakan
Karakteristik: untuk tempat
duduk/bersantai.
- Percabangan 2
m di atastanah.
- Bentuk per- Pohon Trembesi
cabangan
batang
tidakmerunduk.
- Bermassa
daun padat.
- Tidak mudah
tumbang.
Sebagai - Ditempatkan pada
Pemecah Pohon Cemara sisi-sisi depan
bangunan sehingga
Angin
angin yang masuk
Karakteristik: tidak terlalu kencang.
- Terdiri dari
pohon, perdu/ Pohon glodokan
semak. tiang
- Ditanam
berbaris atau
membentuk
massa.
- Jarak tanam
rapat < 3m
- Bermassa
daunpadat.
Sebagai Pohon Oleander Ditempatkan pada
Peredam sisi utara,di
Kebisingan belakang pagar
Karakteristik: bangunan yang

lvi
- Terdiridari berbatasan
pohon, perdu/ Pohon Kiara langsung
semak.
- Membentuk Payung dengan jalan
massa. raya.
- Berbagai bentuk
tajuk.
- Bermassa daun
rapat.

C. Pemitakan Ruang Dalam

1. Pemitakan Ruang Horisontal

2. Pemitakan Ruang Vertikal

3. Aliran Kegiatan

4. Studi Hirark, Ruang Dengan bubble Diagram

D. Pendekatan Sitem Struktur

E. Studi Masa Bangunan

1. Perletakan Masa Dalam Tapak

 Konsep ruang dalam dimaksudkan untuk meminimalisir penggunaan

energy dengan mendesain bangunan lebih terbuka agar cahaya dan

udara masuk dengan baik kedalam bangunan

lvii
Dasar pertimbangan :

● Hemat energi.

● Suasana yang ingin ditampilkan.

● Pemakaian bahan dalam ruang.

● Pemilihan ruang untuk masing-masing ruang.

2. Penampakan Muka Bangunan

 Bangunan ini di desain dengan tema arsitektur hijau, dengan model

tampak yang relatif sederhanan dimana bangunanan ini lebih terbuka

 agar dapat menyesuaikan dengan daerah sekitar dan tema hemat

energi didalam ruangan.

3. Intergrasi Sistem Struktur Terhadap Volumetrik Ruang

 struktur merupakan struktur paling bawah yakni pondasi, pondasi

yang dipakai yakni pondasi Lajur dan pondasi foot plat.

lviii
Gambar 6.24 Pondasi menerus dan foot plat

Struktur Kolom

Pada struktur kolom akan menggunakan struktur beton bertulang dengan

pertimbangan sesuai analisa sebelumnya.

Gambar 6.18 Konsep struktur kolo

Konsep Struktur Atap

Pada struktur atap akan diterapkan dua jenis konstruksi yakni konstruksi atap

baja dan konstruksi atap plat beton

Struktur atap baja ringan

lix
Konsep struktur atap

F. Jaringan Utilitas Bangunan

1. Sistem kelistrikan

Untuk memenuhi kebutuhan listrik pada perumahan menggunakan sumber

utama dari PLN kota Mbay dan penyediaan genset pribadi untuk berjaga

– jaga apabila terjadi pemadaman listrik.

Gambar 6.12: Skema instalasi jaringan listrik


(Sumber: Analisa Penulis, 2022)
2. Sistem sanitasi

a. Sistem jaringan air bersih

Sistem jaringan ini bersumber dari PDAM kota

Gambar
6.13:
Skema
Jaringan
Air Bersih
(Sumber: Analisa Penulis, 2022)
b. Sistem jaringan air kotor

Sistem jaringan ini dibagi dalam dua jenis sistem yaitu sistem kotoran cair

dan sistem kotoran padat. Untuk jaringan air kotor tidak dialirkan atau

dibuang ke saluran kota melainkan diresapkan pada drainase tapak

lx
Gambar 6.14: Skema Jaringan Air Kotor
(Sumber: Analisa Penulis, 2022)
3. Sistem drainase

Sistem drainase berfungsi untuk memaksimalkan resapan air kedalam tanah

dan tidak terjadi genangan pada tapak. Hal ini untuk menghindari

penularan wabah penyakit dan pengerasan pada tapak.

4. Sistem keamanan

Sistem keamanan menggunakan bantuan alat keamanan yaitu alat bantu

CCTV. CCTV dipasang diseluruh penjuru bangunan dan dibeberapa

tempat yang dianggap perlu dan rawan terjadinya pencurian dan lain-lain.

Gambar 6.15: Konsep Sistem Keamanan


(Sumber: Analisa Penulis, 2021)

5. Sistem pemadam kebakaran

lxi
Sistem ini menggunakan beberapa alternatif dalam menangani kebakaran

yaitu dengan menggunakan sistem alarm kebakaran, APAR, hydrant in

door, dan hydrant out door.

Gambar 6.16 : Konsep Sistem Pemadam Kebakaran


(Sumber: Analisa Penulis, 2022)

6. Sistem penangkal petir

Mengantisipasi resiko bangunan tersambar petir, maka akan dipasang

penangkal petir jenis Konvesional, hal ini karena pada bangunan

perumahan menggunakan alat-alat elktronik.

lxii

Anda mungkin juga menyukai