Anda di halaman 1dari 56

IRIGASI DAN BANGUNAN AIR 1

Bab. 5 PENGELOLAAN DAN PEMELIHARAAN


SISTEM IRIGASI DAN DRAINASI
Pengamanan Jaringan Irigasi
• Jaringan irigasi (bangunan sadap, bangunan
ukur, bangunan bagi, saluran dan lain-lain)
perlu diamankan agar fungsi dan kondisinya
dapat terjaga
• Kondisi yang baik belum tentu fungsinya
baik, demikian juga sebaliknya
• Untuk menjaga jaringan irigasi tersebut,
maka perlu dilakukan usaha-usaha
pengamanan, yang tidak saja dilakukan
oleh petugas pemerintah namun juga oleh
petani pemakai air
Hal-hal yang harus dihindarkan
berkaitan dengan jaringan irigasi
• Untuk dapat melakukan pengamanan yang memadai,
karena secara teknis akan berpengaruh terhadap
kemampuan jaringan untuk secara efisien
menyalurkan air ke petak sawah
• Apabila masyarakat tani dengan secara dialogis
sepakat bahwa hal tersebut tidak perlu dilarang
dengan segala resiko yang ada, maka dapat
dibenarkan
• Apabila hal-hal yang seharusnya dapat dihindari tapi
masih dilakukan oleh beberapa petani, akan
mengakibatkan permasalahan yang berbuntut
perselisihan, baik antar anggota P3A (Perkumpulan
Petani Pemakai Air) atau antar P3A dengan organisasi
lain
Hal-hal Yang Harus Dihindarkan

• Membuat pintu air tak


berfungsi, a.l:
– merusak pintu air
– membuka lebar-lebar
– mengganjal pintu agar
memperoleh air lebih
banyak
– mengambil daun pintu
air untuk kepentingan
lain
Hal-hal Yang Harus Dihindarkan

• Membuat pintu air tak


berfungsi, a.l:
– merusak pintu air
– membuka lebar-lebar
– mengganjal pintu agar
memperoleh air lebih
banyak
– mengambil daun pintu
air untuk kepentingan
lain
Hal-hal Yang Harus Dihindarkan

• Pengambilan komponen
bangunan, a.l:
– pencabutan atau
perusakan papan duga air
– pengambilan besi/pisau
(pelimpah) pada bangunan
Cipoletti/Thompson
– pengambilan kawat
bronjong
– pengambilan daun pintu
Hal-hal Yang Harus Dihindarkan

• Permasalahan ternak, a.l:


– penggembalaan ternak di
tanggul saluran ataupun di
tanah dan pekarangan
yang termasuk bagian dari
bangunan irigasi
– memandikan ternak di
tempat yang tidak
diperuntukkan untuk
memandikan ternak
Hal-hal Yang Harus Dihindarkan

• Pengambilan air secara liar:


– mengambil air dengan cara
memasang pipa di bawah tanggul
saluran
– mengambil air dari petak tersier
lain tanpa ijin
– memompa air dari saluran
menuju ke sawah
– membangun bangunan sadap
tanpa ijin untuk mendapatkan air
– memasang slang untuk
mendapat air
Hal-hal Yang Harus Dihindarkan

• Perusakan bangunan
irigasi, a.l:
– merusak dan merendahkan
bangunan sadap untuk
memperoleh air lebih
banyak
Hal-hal Yang Harus Dihindarkan

• Merubah jadual giliran,


a.l:
– penggunaan air yang
menyimpang dari jadual
giliran yang telah
ditetapkan bersama
– mengambil air untuk di
luar areal baku irigasi
Hal-hal Yang Harus Dihindarkan

• Penggunaan jaringan tidak


semestinya, a.l:
– menggali, melubangi,
menggogosi, dan
mengangkut tanah di
sekitar jaringan irigasi
– menanami tanggul saluran,
tebing, atau dasar saluran
tanpa ijin
– membabat tanaman yang
ditanam oleh petugas
Hal-hal Yang Harus Dihindarkan

• Menghambat jalannya air


di saluran, a.l:
– merendam bambu, kayu
untuk kepentingan rumah
tangga
Hal-hal Yang Harus Dihindarkan

• Membuang sampah,
a.l:
– di bangunan irigas
– di saluran irigasi
– membuang batang
pisang
– limbah industri
– limbah rumah tangga
Beberapa hal yang menjadi penyebab
terjadinya pelanggaran
• petani tidak patuh dan tidak sabar menunggu
giliran air
• operasi tidak tepat sehingga ada petani yang
tidak mendapat jatah air
• petani di bagian hulu mengambil air
berlebihan
• pasokan air kelompok tersebut memang
kurang
Beberapa cara penyelesaian permasalahan

• Dengan cara bertingkat dan kekeluargaan  dalam


suasana kekeluargaan diselesaikan dengan tingkat
paling bawah terlebih dahulu, bila terpaksa tidak dapat
diselesaikan maka dibawa ke tingkat lebih tinggi
dengan menggunakan ketua kelompok baik formal
maupun informal sebagai penengah
• Pemberian peringatan/hukuman  pemberian
peringatan dan penyuluhan secara mendidik; bila
berkali-kali tetap melakukan pelanggaran maka perlu
diberi hukuman yang bobotnya bertingkat sesuai
dengan kesepakatan bersama. Hukuman sebaiknya
berupa bukan uang, namun semacam kerja bakti
Beberapa cara penyelesaian permasalahan
• Memasang papan
peringatan:
– memasang portal agar
tidak dilewati kendaraan
yang dapat merusak
tanggul saluran
– memasang papan lainnya
yang dianggap perlu
– papan peringatan
dipasang di banyak lokasi
dan mudah dilihat/dibaca
– dilakukan pemantauan
oleh seluruh anggota
petani
Pemeliharaan Jaringan Irigasi
• Jaringan irigasi dapat cepat rusak karena adanya hujan/air,
panas/matahari, hewan/manusia, tanaman liar, atau karena rancangan
dan konstruksi kurang baik
• Sinar matahari yang panas akan mengakibatkan keretakan yang
memudahkan badan saluran terkikis
• Hujan lebat akan menekan dan memukul badan bangunan sehingga
mudah tererosi
• Air yang mengalir deras akan mengikis badan saluran sehingga proses
penggerusan dan erosi akan terjadi sangat mudah
• Keberadaan hewan di bangunan irigasi akan dapat merusak fasilitas
jaringan irigasi apabila tidak ditangani secara baik
• Bagian dari tanaman liar (daun, batang, akar) akan mengganggu
kelancaran pengaliran air
• Ukuran, letak, spefisikasi, dan kualitas bangunan yang tidak tepat akan
berpengaruh negatif terhadap pemeliharaan jaringan
• Perbuatan manusia yang seringkali sadar dan memahami tentang
pembagian air, akan berpengaruh terhadap fungsi jaringan irigasi
Tanda-tanda pemeliharaan
jaringan yang kurang baik
• kondisi penampungan
air buruk
• banyak endapan
lumpur
• banyak terjadi
longsoran
• banyak tumbuhan liar
• banyak sampah
sehingga air tidak
lancar
Akibat jaringan irigasi tidak dipelihara

• air tidak lancar,


jumlahnya tidak sesuai
rencana sehingga panen
dan pendapatan petani
akan turun
• terjadinya pengambilan
air secara liar
• pengikisan oleh air
semakin parah, sehingga
butuh biaya dan waktu
perbaikan yang tinggi
Tujuan pemeliharaan jaringan irigasi

• agar pembagian air dapat


adil, merata, dan tepat
waktu
• sistem pembagian air dapat
dikendalikan
• biaya perawatan dan
perbaikan menjadi rendah
• kondisi dan fungsi jaringan
dapat dipertahankan dan
ditingkatkan
Ciri-ciri jaringan irigasi yang terpelihara

• keadaan bangunan baik,


tidak ada retak atau
rusak
• tanggul berdiri dengan
kokoh dan padat
• saluran dalam keadaan
bersih, tidak ada sampah
dan tanaman liar
• pengaliran lancar
sehingga air sampai di
ujung saluran
3 (tiga) kelompok tugas-tugas pemeliharaan

• pemeliharaan rutin yang harus


dilaksanakan setiap hari atau setiap
minggu
• pemeliharaan berkala yang
dilaksanakan sekali atau dua kali
setiap tahun
• pemeliharaan dalam keadaan
darurat atau mendesak yang
dilakukan bila dipandang perlu
Perencanaan kegiatan
pemeliharaan jaringan irigasi
• membuat rencana yang
realistis
• memperhitungkan
kemampuan swadaya
petani
• sumber dana lainnya harus
jelas
• pembagian tugas dan
tanggung jawab kepada
anggota P3A
• menyelesaikan
permasalahan yang timbul
Pemeliharaan rutin  dapat dilaksanakan oleh
petani sendiri dalam bentuk gotong royong

• membersihkan saluran dan


bangunan dari tanaman liar
• membersihkan saluran dan
bangunan dari endapan
lumpur
• membersihkan saluran dan
bangunan dari sampah dan
kotoran lainnya
• membersihkan minyak
pelumas pada bagian yang
bergerak
• menutup bocoran yang ada
Pemeliharaan berkala
• Biasanya dilaksanakan secara
periodik pada saat menjelang musim
tanam
• Kegiatan ini dilakukan secara
bersama-sama antara petani
pemakai air, pengurus P3A, serta
petugas pemerintah yang terkait
dengannya
Pemeliharaan berkala

• pengerukan lumpur
sehingga saluran/
bangunan dapat berfungsi
normal
• perbaikan celah/retakan
serta meninggikan tanggul
• perbaikan pintu air dan
lining
• pengecatan pintu air
• perbaikan kecil pada
jaringan irigasi
Pemeliharaan darurat
• Kegiatan ini dilaksanakan bila terjadi
bencana alam dan harus dilaksanakan
dalam waktu yang cepat agar fungsi
jaringan irigasi dapat dikembalikan
• Tergantung pada tingkat kerusakannya,
maka pelaksana kegiatan pemeliharaan
ini bisa petani, pengurus P3A, atau
petugas pemerintah
Pemeliharaan darurat

• perbaikan tanggul yang


putus akibat banjir
• perbaikan konstruksi
bangunan yang rusak
• pencegahan terjadinya
pengrusakan
Tindakan yang perlu dicegah
• mencegah perusakan
bendung oleh manusia atau
hewan
• pencegahan memandikan
ternak di jaringan
• pencegahan pencarian ikan
dengan cara membongkar
batu
• pencegahan pembuangan
sampah
• pencegahan penyadapan
liar
Permasalahan dalam
pemeliharaan jaringan
• terkadang terdapat
petani yang enggan
bergotong royong
• terkadang tidak ada
kesepakatan diantara
petani dalam hal
pemeliharaan
• ada sebagian petani
yang kurang rasa
memiliki terhadap
jaringan irigasi
Faktor keberhasilan
pelaksanaan gotong royong
• ajakan gotong royong
oleh orang yang
berpengaruh di
masyarakat
• uraikan tugas dan
tanggung jawab yang
jelas
• komunikasi dengan
anggota tentang
kegiatan pemeliharaan
Tugas 9
Pemeliharaan dan Pengelolaan
Sistem Jaringan Irigasi dan Drainase
• Pelajari dan diskusikan dalam kelompok: pemeliharaan
dan pengelolaan sistem jaringan irigasi dan drainase.
Kemudian ungkapkan secara skematik dalam kalimat
sendiri.
• Rencanakan sistem pemeliharaan dan pengelolaan
dari desain daerah irigas anda
• Tugas dikerjakan secara kelompok.
• Secara pribadi masing-masing ditulis tangan dalam
buku yang terbendel rapi. Diserahkan pada saat
perkuliahan berikutnya
Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A)
• Sejarah Perkembangan P3A (Perkumpulan Petani Pemakai
Air)
• Pada umumnya organisasi ini sudah ada sejak air irigasi mulai
menjadi bagian dari kehidupan pertanian
• Dahulu organisasi P3A ini terkait dengan pemerintahan desa
sebagai pusat pengaturan kemasyarakatan di desa, meskipun
ada yang berdiri sendiri seperti subak di Bali
• Dalam perkembangannya, organisasi ini sudah sejak lama ada
secara tradisional dan mengakar dalam masyarakat, karena
dibentuk sendiri oleh petani berdasarkan kebutuhannya
• Pada jaman Orde Baru, pemerintah menganjurkan dibentuk
organisasi P3A secara formal yang memuat AD dan ART yang
dibuat oleh pemerintah sebagai pijakan kegiatannya
• Atas dasar ini setiap desa yang mempunyai areal irigasi
dianjurkan dibentuk P3A, dengan proses pembentukan yang
dilakukan agak dengan paksaan (keharusan), dan berorientasi
target jumlah dan waktu serta belum tentu menjadi kebutuhan
masyarakat
Perkembangan P3A
• Karena proses pembentukan yang sulit, maka banyak P3A yang kurang dapat
berkembang atau bahkan tinggal papan nama
• Belajar dari pengalaman tersebut, maka cara-cara tersebut harus ditinggalkan.
Proses pembentukan harus dikembalikan pada inisiatif masyarakat dengan
nama dan dasar/aturan sesuai dengan norma dan nilai yang berkembang di
daerah masing-masing, misalnya Mitra Cai (Jawa Barat), HIPPA (Jawa Timur),
Dharma Tirta (Jawa Tengah), KP2A (Kelompok Petani Pengelola Air, sumatera)
dan lain-lain.
• Pada jaman Reformasi ini, pemerintah menetapkan kebijakan yang berkaitan
dengan pengelolaan irigasi dalam Inpres No.3 1999: Tentang Pembaharuan
Kebijaksanaan Pengelolaan Irigasi
• Dalam Inpres ini dikatakan bahwa pemberdayaan masyarakat petani pengelola
air ditekankan pada pengembangan kelembagaan (organisasi) Perkumpulan
Petani Pemakai Air (P3A) yang otonom, mandiri, mengakar di masyarakat
sesuai dengan situasi sosial, budaya dan berwawasan lingkungan
• Pemerintah mendorong dan memberikan kemudahan kepada petani
membentuk unit usaha ekonomi yang berbadan hukum
• Seandainya badan hukum belum menjadi kebutuhan masyarakat, organisasi
tersebut tidak boleh dipaksakan oleh siapapun
BEBERAPA PENGERTIAN
• Orang atau lembaga manapun (seperti Pemdes, LSM
dan siapapun) tidak boleh campur tangan, dalam arti
mengatur atau mencampuri urusan P3A
• Orang luar hanya boleh mendampingi dan memberi
saran baik diminta maupun tidak. Saran ini boleh
diterima ataupun ditolak oleh organisasi tersebut
sesuai dengan keputusan rapat pengurus P3A
• Organisasi P3A tidak tergantung orang luar, secara
perlahan, organisasi ini berusaha untuk membiayai
dirinya sendiri sesuai dengan kemampuan para
anggotanya. Organisasi ini boleh menerima bantuan,
akan tetapi tidak boleh menggantungkan diri dari
bantuan
Pengertian organisasi yang mengakar
di masyarakat
• Organisasi yang dibentuk oleh petani berdasarkan
kebutuhan petani dan bukan keinginan atau
kebutuhan pemerintah atau pegawai pemerintah
• Kalau petani telah membentuk organisasi sendiri
seperti Subak di Bali, masyarakat tidak perlu
membentuk P3A sebagai organisasi yang baru
• Setiap perkumpulan yang intinya adalah mengatur
tentang bagaimana setiap orang mendapatkan air
adalah bentuk P3A
• Ada kemungkinan di beberapa desa hal ini masih
menjadi satu dengan kelompok tani atau menjadi
satu dengan pemerintah desa, maka hal ini perlu
dipikirkan kembali menjadi bentuk organisasi yang
mandiri (jika bergabungnya pengurusan air oleh
pemdes adalah bermasalah)
Pengertian organisasi yang
berwawasan lingkungan
• Organisasi yang memelihara pengetahuandan teknologi
lokal yaitu pengetahuan yang sejak dulu kala diterima oleh
masyarakat dari nenek moyang mereka. Misalnya,
masyarakat memupuk tanamannya dengan pupuk kandang
• Meskipun ada pengetahuan lokal, masyarakat tidak anti
terhadap pengetahuan dari luar sehingga menambah
wawasan mereka asal cocok untuk kepentignan dan
kebutuhan petani itu sendiri
• Organisasi yang menjaga lingkungan fisik, sosial, budaya
politik dan ekonomi
– Fisik: ancaman dari kerusakan tanah, jaringan irigasi serta tanaman
– Sosial dan budaya: memudarnya solidaritas (gotong royong) untuk
kepentingan bersama
– Politik: tidak berfungsinya organisasi P3A untuk menyalurkan aspirasi
para petani dari ancaman orang luar yang merugikan petani
– Ekonomi: persaingan yang tidak sehat antar petani dalam usaha,
seperti merugikan kawan-kawan lain.
TUJUAN ORGANISASI P3A
• Menampung masalah dan aspirasi petani yang berhubungan dengan
air untuk tanaman dan bercocok tanam
• Sebagai wadah bertemunya petani untuk saling bertukar pikiran,
curah pendapat serta membuat keputusan-keputusan guna
memecahkan permasalahan yang dihadapi petani, baik yang dapat
dipecahkan sendiri oleh petani maupun yang memerlukan bantuan
dari luar
• Memberikan pelayanan kebutuhan petani terutama dalam memenuhi
kebutuhan air irigasi untuk usaha pertanian
• Dalam perkembangannya P3A diharapkan dapat menjadi suatu unit
usaha mandiri yang mampu menyediakan sarana produksi pertanian
(saprotan) maupun dalam pemasarannya
• Menjadi wakil petani dalam melakukan tawar menawar dengan pihak
luar (pemerintah, LSM atau lembaga lain) yang berhubungan dengan
kepentingan petani
STRUKTUR ORGANISASI P3A

Sangat Sederhana

ULU – ULU

Pembantu Pembantu Pembantu


Ulu - ulu Ulu - ulu Ulu - ulu

Bentuk sangat sederhana ini merupakan institusi keirigasian yang pernah


berkembang dimana ulu-ulu adalah perangkat desa. Sistem penggajiannya
dapat berupa tanah kas desa (bengkok) atau diberi gaji/honor dari hasil
panen masyarakat
Sederhana

KETUA

SEKRETARIS BENDAHARA

BLOK BLOK BLOK BLOK


(ANGGOTA) (ANGGOTA) (ANGGOTA) (ANGGOTA)

Bentuk ini merupakan pengembangan dari bentuk yang sangat


sederhana ketika organisasi P3A dituntut mandiri dan terpisah
dengan pemerintah desa
Semi kompleks

KETUA / BADAN
WAKIL KETUA PEMERIKSA

SEKRETARIS BENDAHARA

KETUA BLOK KETUA BLOK KETUA BLOK KETUA BLOK

ANGGOTA / PETANI
Kompleks

KETUA / BADAN
WAKIL KETUA PEMERIKSA

SEKRETARIS BENDAHARA

SEKSI SAPRODI PELAKSANA TEKNIS SEKSI USAHA


(ULU – ULU)

KETUA BLOK KETUA BLOK KETUA BLOK KETUA BLOK

ANGGOTA / PETANI
Tugas 10
Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A)
• Pelajari dan diskusikan dalam kelompok apa itu P3A,
tujuan, peran dan manfaatnya. Kemudian ungkapkan
secara skematik dalam kalimat sendiri.
• Rencanakan sistem kelembagaan dari daerah irigasi
yang telah anda rancang.
• Tugas dikerjakan secara kelompok.
• Secara pribadi masing-masing ditulis tangan dalam
buku yang terbendel rapi. Diserahkan pada saat
perkuliahan berikutnya
Tugas 11
Tugas Komprehensif
• Tujuan dari tugas komprehensif: perencanaan lengkap sistem
jaringan irigasi dan drainase ini adalah memberi kesempatan
kepada mahasiswa/i untuk mengembangkan dan
mengaplikasikan pengetahuan teori tentang irigasi dan bangunan
air yang didapat dalam perkuliahan irigasi/bangunan air 1.
• Tujuan-tujuan utama setelah pertugasan ini yaitu agar
mahasiswa/i dapat membuat:
– Suatu rencana sistem jaringan irigasi dan drainase dari suatu
daerah irigasi kecil, lengkap dengan kebutuhan air irigasi,
dimensi saluran irigasi/drainasi untuk pertanian di lahan
kering dan lahan basah
– Suatu konsep sederhana pengelolaan dan operasional sistem
irigasi untuk pertanian di lahan kering dan basah
• Buatlah perencanaan sistem jaringan irigasi dan drainase untuk
suatu daerah yang akan dikembangkan menjadi penghasil padi
pada musim hujan dan jagung/kacang-kacangan pada musim
kemarau
• Perencanaan sistem jaringan irigasi dan drainase meliputi:
– Tata letak jaringan irigasi dan drainase (saluran irigasi dan
drainase termasuk bangunan-bangunan yang diperlukan)
– Petak-petak tersier dengan batas-batasnya dan lokasi
pengambilan air irigasi serta pembuangan air drainase.
– Potongan memanjang dari saluran primer dan salah satu
saluran sekunder dengan dilengkapi ketinggian air yang
dibutuhkan, dimensi saluran dan potongan melintang untuk
beberapa tempat penting.
– Contoh perhitungan dimensi saluran yang ada..
– Konsep pengelolaan dan operasional sistem irigasi
Data dan kriteria yang diberikan
• Peta kontur dari lokasi proyek.
• Jaringan sistem irigasi dan drainase terpisah dan air mengalir
secara gravitasi.
• Air untuk memenuhi kebutuhan irigasi diambilkan dari sungai
yang ada di dekat lokasi proyek tersebut sebesar 1.5 l/det/ha.
• Jarak petak sawah dan desa di mana petani tinggal tidak lebih
dari 3 km.
• Debit sungai cukup untuk memenuhi kebutuhan air irigasi.
• Pemberian air irigasi dengan dasar mingguan dan efisiensi untuk
seluruh sistem saluran irigasi: E = 0.70.
• Data untuk saluran drainase: modulus drainase: Dm = 20 mm/hari
Tata Letak Jaringan Irigasi dan Drainase

• Tiga hal penting yang perlu dalam perencanaan sistem


jaringan irigasi dan drainase:
– kelayakan sistem jaringan secara teknis,
– kelayakan sistem jaringan secara ekonomis, dan
– kelayakan sistem jaringan dari segi sosial dan dampaknya
terhadap lingkungan.
Alinyemen Horisontal dari
Saluran-saluran
• Untuk mendapatkan sistem yang baik, adalah penting dalam
menempatkan saluran irigasi utama yaitu di bagian yang
tinggi/punggung dan saluran drainase/pembuang pada bagian
yang rendah/cekungan

MC

S
D

S
D
• Alinyemen akan lebih ekonomis bila level air
adalah serendah mungkin untuk saluran
irigasi/pembawa dan setinggi mungkin untuk
saluran drainase/pembuang
Alinyemen Vertikal dari
Saluran-saluran
• Level air pada saluran pembawa harus cukup tinggi untuk
mengairi lokasi yang tertinggi dan pada saluran pembuang harus
cukup rendah untuk membuang air pada lokasi yang terendah.
• Biaya pemeliharaan sistem serendah mungkin.
• Keseimbangan antara „cut“ dan „fill“ agar cukup ekonomis, tetapi
perlu dihindari perencanaan saluran pembawa pada daerah „fill“
karena sulit untuk konstruksi dimana akan menyebabkan
kesulitan kebocoran air.
• Saluran irigasi/pembawa digambar dari kiri ke kanan dengan
kilometer nol dari poin „intake“ atau pengambilan dan saluran
drainase/pembuang digambar dari kanan ke kiri dengan kilometer
nol dari titik „outfall“ atau pembuang akhir
Petak-petak Tersier
• Bentuk dan luas petak tersier sebaiknya mengikuti
batasan-batasan tertentu agar operasi jaringan irigasi
menjadi tidak sulit. Pengalaman menunjukkan bahwa
bentuk yang baik adalah mendekati empat persegi
panjang dengan perbandingan panjang dan lebarnya
antara 1 – 1½.
• Luas petak yang dianjurkan pada keadaan normal
adalah:
– pada tanah datar: 200 – 300 ha
– pada tanah agak miring: 100- 200 ha
– pada tanah perbukitan: 50 – 100 ha
Beberapa saran yang dianjurkan dalam kriteria desain
petak tersier
• Luas petak tersier sedapat mungkin diseragamkan
• Pemberian air untuk suatu petak tersier harus melalui satu
tempat; dapat diatur dan diukur dengan baik
• Batas-batas petak tersier harus jelas dan tegas, diusahakan
menggunakan batas-batas yang semula sudah ada, misalnya:
parit alam, jalan desa, jalan raya, jalan kereta api dll.
• Semua bidang sawah dalam petak tersier itu harus dapat
menerima air dari tempat pemberian air
• Petak tersier diharapkan merupakan satu kesatuan yang dimiliki
satu desa saja
• Air kelebihan yang tidak berguna harus dapat dibuang dengan
baik melalui saluran pembuang yang terpisah dengan saluran
pemberi
25 November 2014
Susun:
• Peta wilayah studi  desa? Kelurahan? Kecamatan?
Kabupaten?
• Tata guna lahan eksisting  lahan kosong/tidur yang
akan direncanakan, mana pemukiman? Mana akses
jalan umum
• Data sekunder: hujan (minimal 10 tahun)
• Hasil diskusi rencana pengembangan jenis agrobisnis 
draft rencana daerah pertanian lahan kering dan lahan
basah
• Analisis ketersediaan-kebutuhan-neraca air
• Rencana jaringan irigasi/dranase dan bangunan irigasi
02 Desember 2014
• Gambar rencana sistem jaringan irigasi dan
drainase
• Bendel Laporan Perencanaan Daerah Irigasi
09 dan 16 Desember 2014
• Ujian Akhir Semester
Bagaimana lahan ini menjadi lahan
produktif yang mendukung ketahanan
pangan?
Selamat bekerja!
Tuhan memberkati!

Anda mungkin juga menyukai