I. Pendahuluan
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) merupakan lembaga perwakilan rakyat yang
bertugas untuk mengawasi jalannya pemerintahan daerah dan menyerap aspirasi masyarakat.
Salah satu tugas yang dilakukan oleh anggota DPRD adalah melaksanakan reses. Reses
merupakan masa kerja anggota DPRD di luar masa sidang untuk menyerap aspirasi
masyarakat. Dalam makalah ini, akan dijelaskan tentang pelaksanaan reses oleh pimpinan
dan sekretariat DPRD, masa tugas reses, dan rapat laporan reses.
Penjelasan Pelaksanaan Reses oleh Pimpinan dan Sekretariat DPRD Pelaksanaan reses oleh
pimpinan dan sekretariat DPRD terdiri dari beberapa tahapan, yaitu:
1. Penetapan jadwal reses oleh pimpinan DPRD.
2. Persiapan teknis oleh sekretariat DPRD, seperti penyediaan kendaraan dan akomodasi
bagi anggota DPRD yang akan melaksanakan reses.
3. Koordinasi dengan pemerintah daerah dan masyarakat setempat untuk mengetahui
masalah-masalah yang sedang dihadapi di daerah tersebut.
4. Pendampingan oleh staf sekretariat DPRD dalam melakukan kunjungan kerja dan
menyerap aspirasi masyarakat.
Rapat Laporan Reses Setelah selesai melaksanakan tugas reses, anggota DPRD wajib
melaporkan hasil kunjungan kerja dan aspirasi masyarakat yang telah diserap kepada
pimpinan DPR
Penyusunan hasil reses menjadi pokir (Program Kegiatan dan Anggaran Prioritas) melibatkan
beberapa tahapan, yaitu:
1. Analisis Hasil Reses
Analisis hasil reses dilakukan untuk mengidentifikasi permasalahan yang dihadapi
oleh masyarakat di wilayah tersebut.
Hasil analisis ini akan menjadi dasar bagi penyusunan rekomendasi kebijakan yang
akan diusulkan dalam pokir.
Teknik analisis hasil reses dapat dilakukan dengan beberapa cara, antara lain:
A. Analisis SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities, Threats)
Teknik ini digunakan untuk menganalisis kekuatan, kelemahan, peluang, dan
ancaman yang dihadapi oleh wilayah tersebut.
Analisis SWOT dapat memberikan gambaran yang jelas mengenai kondisi
wilayah yang direses.
B. Analisis GAP
Teknik ini digunakan untuk menganalisis perbedaan antara kondisi yang ada saat
ini dengan kondisi yang diinginkan oleh masyarakat.
Analisis GAP dapat membantu menemukan kesenjangan antara apa yang
diinginkan oleh masyarakat dan apa yang sudah ada saat ini.
C. Analisis Peta Permasalahan
Teknik ini digunakan untuk membuat peta permasalahan yang dihadapi oleh
masyarakat di wilayah tersebut.
Peta permasalahan dapat membantu memvisualisasikan masalah yang dihadapi
dan memudahkan dalam menentukan prioritas masalah.
D. Analisis Statistik
Teknik ini digunakan untuk menganalisis data numerik yang dihasilkan dari reses,
seperti data jumlah penduduk, tingkat pengangguran, tingkat pendidikan, dan
sebagainya.
Analisis statistik dapat membantu memperoleh gambaran yang jelas mengenai
kondisi wilayah yang direses.
E. Analisis FGD (Focus Group Discussion)
Teknik ini dilakukan dengan mengumpulkan beberapa warga masyarakat untuk
berdiskusi mengenai permasalahan yang dihadapi di wilayah tersebut.
Analisis FGD dapat memberikan informasi yang lebih detail mengenai
permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat dan membantu dalam menentukan
prioritas masalah.
Dalam melakukan analisis hasil reses, sebaiknya menggunakan beberapa teknik analisis yang
saling melengkapi sehingga dapat memberikan gambaran yang lebih lengkap mengenai
permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat di wilayah tersebut.
Penentuan prioritas masalah adalah tahapan penting dalam menyusun pokir berdasarkan
hasil reses. Berikut adalah beberapa langkah yang dapat dilakukan dalam penentuan
prioritas masalah:
1. Identifikasi semua masalah yang diungkapkan dalam hasil reses
Mulailah dengan mengumpulkan semua masalah yang diungkapkan oleh
masyarakat dalam hasil reses. Buatlah daftar dari semua masalah yang ditemukan.
2. Evaluasi setiap masalah berdasarkan kriteria tertentu
Kriteria yang dapat digunakan dalam evaluasi antara lain:
Urgensi: Seberapa cepat masalah harus ditangani
Dampak: Seberapa besar dampak masalah tersebut pada masyarakat
Keterkaitan: Seberapa banyak masyarakat yang terpengaruh oleh masalah tersebut
Keterjangkauan: Seberapa mudah masalah tersebut untuk diatasi
Sumber daya: Seberapa banyak sumber daya yang dibutuhkan untuk menangani
masalah tersebut
3. Berikan bobot pada setiap kriteria
Setelah menentukan kriteria yang akan digunakan, berikan bobot pada setiap
kriteria. Misalnya, urgensi diberi bobot 40%, dampak diberi bobot 30%,
keterkaitan diberi bobot 20%, keterjangkauan diberi bobot 5%, dan sumber daya
diberi bobot 5%.
4. Beri skor pada setiap masalah berdasarkan kriteria dan bobot
Beri skor pada setiap masalah berdasarkan kriteria dan bobot yang telah
ditentukan. Misalnya, masalah A mendapat skor 8 dari 10 pada kriteria urgensi,
skor 9 dari 10 pada kriteria dampak, dan seterusnya.
5. Hitung skor total untuk setiap masalah
Setelah memberikan skor pada setiap masalah, hitunglah skor total untuk setiap
masalah dengan menjumlahkan skor dari setiap kriteria.
6. Prioritaskan masalah berdasarkan skor total
Prioritaskan masalah berdasarkan skor total yang diperoleh. Masalah dengan skor
total tertinggi harus menjadi prioritas utama dalam penyusunan pokir.
Pemilihan program dan anggaran prioritas sangat penting dalam rangka pelaksanaan
kebijakan yang efektif dan efisien untuk menangani permasalahan yang diidentifikasi
dalam reses. Berikut adalah beberapa cara dalam memilih program dan anggaran
prioritas:
1. Prioritas Berdasarkan Tingkat Urgensi dan Dampak
Program dan anggaran dapat diprioritaskan berdasarkan tingkat urgensi dan
dampaknya terhadap masyarakat.
Program dan anggaran yang memiliki urgensi dan dampak yang tinggi akan
memiliki prioritas yang lebih tinggi.
2. Berdasarkan Analisis Situasi
Pemilihan program dan anggaran prioritas dapat dilakukan berdasarkan analisis
situasi, yaitu menganalisis kondisi dan situasi yang ada terkait dengan
permasalahan yang diidentifikasi.
Analisis situasi dapat membantu dalam menentukan program dan anggaran yang
tepat untuk menangani permasalahan yang ada.
3. Prioritas Berdasarkan Ketersediaan Sumber Daya
Pemilihan program dan anggaran prioritas juga dapat dilakukan berdasarkan
ketersediaan sumber daya yang dimiliki.
Program dan anggaran yang membutuhkan sumber daya yang lebih sedikit
dapat diprioritaskan jika sumber daya yang tersedia terbatas.
4. Berdasarkan Partisipasi Masyarakat
Pemilihan program dan anggaran prioritas juga dapat dilakukan dengan
melibatkan partisipasi masyarakat dalam seluruh prosesnya, termasuk dalam
menentukan prioritas program dan anggaran.
Dengan melibatkan masyarakat, diharapkan program dan anggaran yang dipilih
lebih sesuai dengan kebutuhan dan aspirasi masyarakat.
5. Berdasarkan Evaluasi dan Monitoring
Pemilihan program dan anggaran prioritas juga dapat dilakukan berdasarkan hasil
evaluasi dan monitoring pelaksanaan program dan anggaran sebelumnya.
Dari hasil evaluasi dan monitoring, dapat diketahui program dan anggaran mana
yang telah berhasil dan perlu ditingkatkan, serta program dan anggaran mana yang
tidak berhasil dan perlu diubah atau dihentikan.
Setelah program dan anggaran prioritas ditetapkan, langkah selanjutnya adalah menyusun
rencana aksi yang jelas dan terukur untuk implementasi program dan anggaran tersebut.
Rencana aksi ini harus mencakup tahapan pelaksanaan, sumber daya yang diperlukan,
serta indikator keberhasilan yang jelas dan terukur. Dalam implementasi program dan
anggaran, perlu dilakukan monitoring dan evaluasi secara berkala untuk memastikan
bahwa program dan anggaran tersebut berjalan dengan baik dan efektif dalam menangani
permasalahan yang diidentifikasi dalam reses.