Anda di halaman 1dari 7

Nama : BELI YATRA

BP : 1910023810156

Makul : Hukum Administrasi

Negara

1. Apakah anda setuju bahwa Aparatur Sipil Negara (ASN) harus bebas dari
intervensi parpol? Jelaskan!
Jawab:
Setuju karena, pegawai ASN berfungsi sebagai pelaksana kebijakan publik,
pelayan publik, serta perekat dan pemersatu bangsa dan juga peraturan perundang-
undangan yang mengatur Netralitas ASN dalam Pemilu. Pertama, Netralitas ASN
dalam Pemilu diatur dalam UU No.5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara.
Pasal 2 menyebutkan bahwa ASN harus memiliki asas netralitas, artinya setiap
pegawai ASN tidak berpihak dari segala bentuk pengaruh manapun dan tidak
memihak kepada kepentingan siapapun. Pasal 9 ayat (2) menyatakan bahwa,
Pegawai ASN harus bebas dari pengaruh dan intervensi semua golongan dan partai
politik.
Kedua, Netralitas ASN dalam Pemilu diatur dalam Peraturan Pemerintah No.
53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil, yang merupakan turunan
dari Kode Etik PNS. Pasal 4 Angka 12 menyebutkan bahwa PNS dilarang
memberikan dukungan kepada calon Presiden/Wakil Presiden, DPR, DPD, atau
DPRD dengan cara antara lain sebagai peserta kampanye dengan menggunakan
fasilitas negara berupa motor atau mobil plat merah.
2. Pelaksanaan tugas dan kepentingan umum akan terpenuhi dengan baik
apabila para aparat pemerintahan melalui pejabatnya dengan penuh
kesadaran dan dedikasi memahami prinsip-prinsip tata kelola pemerintahan
yang baik. Jelaskan karakteristik prinsip diatas?
Jawab:
a. Keterbukaan dan Transparansi (opennes and transperancy) didefinisikan
sebagai upaya organisasi pemerintah untuk bersikap terbuka dan menyediakan
semua informasi yang secara legal dapat dirilis secara akurat, mudah
dipahami, tepat waktu, dan seimbang dengan tujuan untuk meningkatkan
kemampuan penalaran publik dan mempertahankan tanggung jawab
organisasi atas kinerja keuangan, manajerial, dan kebijakan. Termasuk dalam
implementasi prinsip transparansi adalah kejelasan dan publikasi prosedur
standar administrasi publik dan ketersediaan informasi kemajuan setiap
aplikasi administrasi publik yang sedang diperoses, publikasi rencana kerja
dan keuangan pemerintah serta pelaksanaannya, publikasi kebijakan dan
peraturan pemerintah yang telah diambil. Contoh implementasi prinsip
transparansi dalam pemerintahan adalah penyediaan akses secara online
terhadap produk-produk hukum pemerintah di Jaringan Dokumentasi dan
Informasi Hukum (jdih) website pemerintah daerah atau kementerian;
publikasi standar operasional prosedur (SOP) layanan-layanan publik; dan
publikasi peta tata ruang dan tata wilayah kota.
b. Bertanggung-jawab melaksanakan (responsible) adalah tindakan pemerintah
dalam menyediakan pelayanan masyarakat yang berkualitas. Contoh
implementasi prinsip responsible adalah penyediaan layanan-layanan publik
online dengan SOP dan standar kualitas layanannya.
c. Responsif (responsive) yakni tindakan pemerintah dalam dan merespon setiap
kebutuhan dan aspirasi masyarakat dengan cepat. Contohnya: Layanan
Aspirasi dan Pengaduan Online Rakyat (LAPOR!) atau media komunikasi
warga lainnya.
d. Bertanggung-gugat (accountable) diartikan sebagai pertanggungjawaban
pemerintah atas keputusan yang diambil dan tindakan yang dilakukan (baik
sebagai individu maupun organisasi), termasuk memberikan penjelasan dan
alasan setiap keputusan dan tindakan pemerintah, mengakui kesalahan apabila
melakukan dan mempertanggungjawabkannya, dan adanya mekanisme yang
efektif untuk mengatasi penyalahgunaan wewenang atau kesalahan
administasi terhadap hak-hak masyarakat. Transparansi merupakan salah satu
wujud akuntabilitas karena guna mempertanggungjawabkan program-program
pemerintah maka publik perlu mengetahui berbagai laporan keuangan,
kegiatan, maupun luaran program pemerintah. Contoh implementasi prinsip
akuntabilitas pemerintah ini adalah pembuatan dan publikasi laporan
pertanggungjawaban pimpinan daerah seperti LKPJ (Laporan Keterangan
Pertanggungjawaban), LPPD (Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan
Daerah), dan LAKIP (Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah);
siaran pers pemerintah mengklarifikasi permasalahan-permasalahan
masyarakat terkini.
e. Adil (fair) adalah kualitas setiap keputusan yang diambil, peraturan, prosedur,
tindakan dan layanan yang disediakan oleh pemerintah bebas dari bias,
konflik kepentingan, dan diskriminasi; menghargai keberagaman sebagai aset
dan mengupayakan persatuan masyarakat. Contoh penerapan prinsip keadilan
adalah kebijakan perumahan publik (rusunawa) berharga sewa rendah untuk
memenuhi kebutuhan rumah rakyat kecil; pembangunan infrastruktur jalan,
kesehatan, dan ekonomi hingga ke pelosok-pelosok daerah; pembangunan
fasilitas-fasilitas umum bagi masyarakat difable.
f. Partisipatif (participative) didefinisikan sebagai pelibatan pemangku
kepentingan (termasuk masyarakat, kalangan bisnis, akademisi) dalam proses-
proses pengambilan keputusan, perencanaan, implementasi, hingga evaluasi
program-program pemerintah. Contoh dari implementasi prinsip partisipasi
masyarakat ini adalah program dan aplikasi Musyawarah Rencana
Pembangunan (Musrenbang), rembug warga rutin (bulanan atau tahunan), dan
aplikasi laporan warga masyarakat.
g. Bebas korupsi (anti corruption) adalah komitmen sekaligus tindakan
mencegah peluang dan tindakan korupsi dalam program-program pemerintah,
seperti pembangunan sistem e-Budgetting, konsultasi dengan BPK, KPK, atau
BPKP dalam perencanaan dan pelaksanaan program.
h. Efisien dan efektif (efficient and effective) adalah pengoptimalan pemanfaatan
sumber daya pemerintah dengan memastikan pencapaian tujuan-tujuan
pembangunan daerah, dan menerapkan metode manajemen yang tepat.
Contoh implementasi prinsip ini adalah pembuatan Masterplan e-Government,
monitoring dan evaluasi layanan publik dan TIK rutin setiap tahun.
i. Kepastian dan supremasi hukum (rule of law) yakni memastikan semua
keputusan dan kegiatan pemerintah daerah dilaksanakan dengan berdasar
peraturan yang berlaku, pemerintah daerah mematuhi dan menegakkan setiap
keputusan-keputusan hukum yang berlaku. Sebagai contoh: pelaksanaan
operasi yustisi, adanya tahapan evaluasi hukum oleh Biro Hukum pemda
untuk setiap peraturan daerah yang akan diterbitkan.
j. Pembangunan berkelanjutan (sustanaible development) adalah prinsip
kebutuhan dan keberlangsungan generasi berikutnya harus menjadi
pertimbangan keputusan, peraturan, dan aktivitas pemerintah daerah saat ini
(bukan hanya memindahkan atau menunda permasalahan ke masa depan).
Sebagai contoh: kebijakan dan program konservasi lingkungan, transportasi
publik, green energy, dan lain-lain.
k. Inovasi dan kesediaan untuk berubah lebih baik (innovation and opennes to
change) yakni komitmen untuk senantiasa mencari inovasi-inovasi solusi
permasalahan pemerintahan dan masyarakat yang ada dengan memanfaatkan
teknologi terkini, kemauan belajar dari pihak-pihak lain, dan pembangunan
lingkungan kerja yang mendorong tekad untuk terus berubah lebih baik.
Contoh: pemda mengorganisir forum-forum ilmiah atau pertemuan inovasi
pemerintahan, melaksanakan kompetisi inovasi layanan publik, dan
melaksanakan training-training teknologi terbaru bagi staf pemda.

3. Pembuatan Ketetapan Tata Usaha Negara (KTUN) harus memperhatikan


beberapa persyaratan agar keputusan tersebut menjadi sah menurut hukum
(rechtsgeldig) dan memiliki kekuatan hukum (rechtskracht) untuk
dilaksanakan. Saudara buatkan contoh kasus tentang KTUN dan berikan
pendapat saudara?
Jawab:
Contoh kasus dapat kita lihat pada Putusan Pengadilan Tata Usaha Negara
Manado Nomor: 02/ PLW/G/2009/PTUN.MDO. Penggugat menggugat Surat DPC
Partai Damai Sejahtera Kabupaten Minahasa Utara No: 40/DPC-PDS/MU/VIII/08,
tanggal 25 Agustus 2008 jo. Surat Pimpinan DPRD Kabupaten Minasaha Utara
No. 170/DPRD-MINUT/221/IX/2008. Majelis hakim menilai bahwa objek
gugatan bukan merupakan Keputusan Tata Usaha Negara, akan tetapi objek
gugatan tersebut merupakan keputusan yang termasuk ruang lingkup politik
sehingga tidak menjadi kewenangan Peradilan Tata Usaha Negara untuk
memeriksa dan mengadilinya. Majelis Hakim berpendapat Partai Politik bukanlah
Badan atau Pejabat Tata Usaha Negara oleh karena itu keputusan yang dikeluarkan
oleh partai politik tidak dapat dijadikan objek gugatan.
Pendapat saya adalah benar bahwa objek gugutan bukan Keputusan Tata
Usaha Negara melainkan ruang lingkup parpol atau partai politik karena
kedudukan Partai Politik (“Parpol”) menurut Pasal 1 angka 1 Undang-Undang
Nomor 2 Tahun 2011 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 2
Tahun 2008 tentang Partai Politik (“UU Parpol”) adalah organisasi yang
bersifat nasional dan dibentuk oleh sekelompok warga negara Indonesia secara
sukarela atas dasar kesamaan kehendak dan cita-cita untuk memperjuangkan dan
membela kepentingan politik anggota, masyarakat, bangsa dan negara, serta
memelihara keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila
dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Sebuah partai
politik harus didaftarkan ke Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia untuk
menjadi badan hukum.
Jadi partai politik merupakan sebuah organisasi yang bersifat nasional dan
dibentuk atas dasar kesamaan kehendak dan cita-cita, juga merupakan badan
hukum perdata. Jadi partai politik bukan merupakan sebuah badan tata usaha
Negara. Sedangkan Tergugat dalam Pengadilan Tata Usaha Negara adalah badan
atau pejabat tata usaha Negara sebagai yang melaksanakan urusan
pemerintahan.

4. Berdasarkan penjelasan umum UU RI no. 5 Tahun 1986 tentang PERATUN


disebutkan jika eksistensi Peradilan Tata Usaha Negara dimaksudkan untuk
memberikan perlindungan hukum bagi rakyat, uraikan bentuk perlindungan
hukum yang diberikan tersebut?
Jawab:
Aspek perlindungan hukum bagi rakyat yang terkandung dalam konsiderans
dan Penjelasan Umum UU No.5 tahun 1986 dapat dikemukakan sebagai berikut :
1) Perlindungan hukum dalam bidang Tata Usaha Negara diberikan kepada
perorangan atau badan hukum perdata yang dikenai akibat suat Keputusan
Tata Usaha Negara.
2) Perlindungan hukum melalui mekanisme judicial control oleh Peradilan Tata
Usaha Negara dilakukan pada saat terjadi Sengketa Tata Usaha Negara.
3) Perlindungan hukum kepada rakyat pencari keadilan harus dilakukan dengan
memperhatikan keseimbangan dua dimensi kepentingan yang harus
melindungi, yaitu :
a. Dimensi kepentingan perseorangan;
b. Dimensi kepentingan masyarakat (kepentingan bersama dari orang yang
hidup dalam masyarakat tersebut).
4) Perlindungan hukum bagi rakyat terhadap tindakan hukum Badan atau Pejabat
Tata Usaha Negara dalam bidang Tata Usaha Negara dilakukan dalam lingkup
pengujian (toetsing) aspek legalitas Keputusan Tata Usaha Negara.

Denga demikian setelah terbentuknya Peradilan Tata Usaha Negara, maka ini
membuktikan dianutnya Teori Perlindungan Hukum Represif dan penanganan
sengketa Tata Usaha Negara dan Sistem Perlindungan hukum bagi rakyat
diIndonesia, terdapat tiga jalur yaitu :
1. Melalui Peradilan Tata Usaha Negara dan Peradilan Tata Usaha Militer (khusus
untuk menangani Keputusan Tata Usaha Militer)yang kedua-duanya berpundak
di Mahkamah Agung, sebagaimana yang diatur dalam UU No. 14 Tahun 1970
jo. UU No.35 tahun 1999.
2. Melalui Peradilan Umum, sebagaimana diatur dalam ketentuan Pasal 134 HIR
atau Pasal 160 RBg dan adanya yurisprudensi Mahkamah Agung yang memberi
wewenang kepada Badan Peradilan Umum.
3. Melalui Badan Pemerintahan yang eksistensinya didasarkan pada Undang-
Undang yang mengaturnya dan tidak berpuncak di Mahkamah Agung.

Anda mungkin juga menyukai