Resume dua poin materi yaitu Agenda Kebijakan Publik dan Formuliasi
Kebijakan merupakan lanjutan tugas mata kuliah Formuliasi dan Evaluasi Kebijakan
Publik. Adapun ulasannya penejelasannya sebagai berikut:
Aktor Kebijakan
Adapun aktor kebijakan sedikitnya ada 4 golongan atau tipe aktor yang terlibat
yakni golong rasionalis, golongan teknisi, inkrementalis (politisi) dan golongan
reformis (pembaharu). Sementara peran aktor kebijakan yaitu legislatif, eksekutif,
yudikatif, instansi administrasi, lembaga peradilan. Partisipasi non- pemerintah dalam
pembuat kebijakan diantaranya kelompok kepentingan, warga negara (individu) dan
partai politik.
2013:72).
Formulasi kebjakan publik ialah langkah paling awal dalam proseskebijakan publik
secara keseluruhan. Oleh karenanya apa yang terjadipada fase ini akan sangat
menentukan keberhasilan kebijakan publik yangdibuat pada masa yang akan datang.
Formulasi menurut Anderson dalamWinarno (2007:93) merupakan upaya menjawab
pertanyaan bagaimanaberbagai alternatif disepakati untuk masalah-masalah yang
dikembangkan dan siapa yang berpartisipasi. Formulasi kebijakan sebagai bagian
dalam proses kebijakan publik.
5. Model Incremental
Model Inkrementalis pada dasarnya merupakan kritik terhadap model
rasional. Dikatakannya, para pembuat kebijakan tidak pernah melakukan proses
seperti yang disyaratkan oleh pendekatan rasional karena mereka tidak memiliki
cukup waktu, intelektual maupun biaya, ada kekhawatiran muncul dampak yang
tidak diinginkan akibat kebijakan yang belum pernah dibuat sebelumnya, adanya
hasil-hasil dari kebijakan sebelumnya yang harus dipertahankan, dan menghindari
konflik (Winarno, 2002:77-78). Kebijakan seperti ini dapat dilihat pada kebijakan
pemerintah hari ini untuk mengambil alih begitu saja kebijakan-kebijakan di masa
lalu, seperti kebijakan desentralisasi, kepartaian, rekapitalisasi kebijakan PPN dan
lain-lain.
Pada model ini para pembuat kebijakan pada dasarnya tidak mau melakukan
peninjauan secara konsisten terhadap seluruh kebijakan yang dibuatnya. karena
beberapa alasan, yaitu:
a. Tidak punya waktu, intelektualitas, maupun biaya untuk penelitian terhadap
nilai- nilai sosial masyarakat yang merupakan landasan bagi perumusan tujuan
kebijakan
b. Adanya kekhawatiran tentang bakal munculnya dampak yang tidak diinginkan
sebagai akibat dari kebijakan yang belum pernah dibuat sebelumnya
c. Adanya hasil-hasil program dari kebijakan sebelumnya yang harus
dipertahankan demi kepentingan tertentu
6. Model Teori Permainan ( Game Theory)
Model seperti ini biasanya di cap sebagai model konspiratif. Gagasan
pokok dari kebijakan dalam model permainan adalah, pertama formulasi
kebijakan berada di dalam situasi kompetisi yang instensif, kedua, para aktor
berada dalam situasi pilihan yang tidak independent ke dependent melainkan
situasi pilihan yang sama-sama bebas atau independent. Sama seperti permainan
catur, setiap langkah akan bertemu dengan kombinasi langkah lanjut dan langkah
balasan yang masing-masing relatif bebas.
Inti dari teori permainan yang terpenting adalah untuk mengakomodasi
kenyataan paling riil, bahwa setiap negara, setiap pemerintah, setiap masyarakat
tidak hidup dalam vakum. Ketika kita mengambil keputusan, maka lingkungan
tidak pasif, melainkan membuat keputusan yang bisa menurunkan keefektifan
keputusan kita. Di sini teori permainan memberikan konstribusi yang paling
optimal.
7. Model Pilihan Publik (Public Choice)
Model kebijakan ini melihat kebijakan sebagai sebuah proses formulasi
keputusan kolektif dari individu-individu yang bekepentingan atas keputusan
tersebut. Akar kebijakan ini sendiri berekar dari teori ekonomi pilihan publik
(Economic of public choise) yang mengandaikan bahwa manusia adalah homo
ecnomicus yang memiliki kepentingan- kepentingan yang harus dipuaskan.
Prinsipnya adalah buyer meet seller; supply meet demand.
Pada intinya, setiap kebijakan publik yang dibuat oleh pemerintah harus
merupakan pilihan dari publik yang menjadi pengguna (benifisiaris atau customer
dalam konsep bisnis). Proses formulasi kebijakan publik dengan demikian
melibatkan publik melalui kelompok- kelompok kepentingan. Secara umum, ini
adalah konsep formulasi kebijakan publik yang paling demokratis karena
memberi ruang yang luas kepada publik untuk mengkonstribusikan pilihan-
pilihannya kepada pemerintah sebelum diambil keputusan. Sebuah pemikiran
yang dilandasi gagas Jhon Locke bahwa, pemerintah adalah sebuah lembaga yang
muncul dari kontrak sosial diantara individu-individu warga masyarakat.