Jumblah Total
Keterangan:
1. Berikan tanda bintang (*) pada kolom seberapa sering masalah dirasakan
2. Berikan tanda bintang (*) pada kolom seberapa serius masalah tersebut dirasakan
masyarakat
8. Menggunakan Pemetaan Partisipatoris (Partisipatori Mapping)
Teknik ini dapat digunakan untuk membantu masyarakat atau Pemangku
kepentingan untuk dapat mengidentifikasiarea mana saja dilingkungan
masyarakat suatu masalah (terutama masalah yang dirasa sangat mengganggu
masyarakat) itu sering terjadi, serta potensi-potensi yang terkait dengan aset
komunitas. Disamping itu melalui pemetaan ini, pemangku keppentingan
dapat membantu membantu masyarakat untuk menjelaskan perubahan-
perubahan yang terjadi dimasyarakat. Langkah-langkah yang dilakukan dalam
membuat peta ini adalah sebagai berikut:
a. Membentuk kelompok diskusi
b. Jelaskan tujuan dan aturan main pada partisipan
c. Fasilitator meminta salah seorang partisipan untuk menggambarkan
daerah mereka
d. Fasilitator meminta salah seorang parpatisipan untuk melengkapi gambar
daerah meraka
Contoh Pemetaan Partisipatoris (Partisipatori Mapping)
9. Alur sejarah masalah dan perubahan di masyarakat (time-line
history)
Teknik ini dapat digunakan untuk membantu masyarakat agar dapat
mengidentifikasikan alur sejarah timbulnya masalah di daerah mereka
dan perubahan-perubahan apa saja yang terjadi terkait dengan
berkembangnya daerah mereka. Pemangku kepentingan dapat
berinteraksi dengan warga masyarakat guna menggali data lebih
mendalam sehingga diakhir proses pembuatan time-line-history ini
Pemangku kepentingan akan dapat memahami lebih jauh tentang
apayang terjadi dikomunitas tersebut.
Alur sejarah masalah dan perubahan di masyarakat (time-line
history)
10. Diagram Venn Hubungan Antarlembaga
• Teknik ini pada dasarnya mencoba menggambarkan hubungan antar
lembaga ataupun antari instusi dalam suatu komunitas. Diagram venn
ini digunakan untuk menggambarkan kedekatan dan jarak antara satu
organisasi dengan organisasi lain. Penerapan teknik ini mempunyai
kemiripan dengan cara membuat peta partisipatoris maupun time-line-
histori.
• Awalnya mereka hanya diminta menggambarkan lingkaran-lingkaran
yang mengkaitkan keberadaan lembaga dengan para partisipan sebagai
bagian komunitas yang lebih luas. Dalam pembuatan diagram venn,
seperti pada teknik yang lain, konfirmasi terhadap warga masyarakat
selalu dilakukan agar menumbuhkan rasa kebersamaan dan rasa
memiliki pada setiap warga yang hadir dalam pertemuan tersebut.
11. Focus Group Discussion (FGD)
• Focus Group Discussion (FGD) atau diskusi Kelompok Terarah merupakan teknik
pengumpulan informasi atas suatu isu atau masalah tertentu yang sangat spesifik
secara sistematis melalui diskusi kelompok yang dilakukan secara terarah
• Terdapat tiga kata kunci sebagaimana akronimnya yakni Diskusi: Bukan
wawancara atau obrolan, Kelompok: Bukan individual dan Terfokus: bukan
bebas. Dalam pelaksanaannya FGD dilakukan dengan cara berdiskusi dengan
para narasumber di suatu tempat, dibantu oleh seorang fasilitator/moderator
yang membahas isu atau permasalahan tertentu.
• FGD dimaksudkan untuk mencapai kesepakatan tertentu mengenai suatu
permasalahan yang dialami oleh peserta. Penyelesaian permasalahan ditentukan
oleh pihak lain setelah masukan diterima dan dianalisa. Hasil FGD bukan
merepresentasikan suara masyarakat, tapi untuk menunjukkan kedalaman
informasi, karenanya pengambilan kesimpulan harus didukung oleh data
pendukung lain.
• Berikut ini langkah-langkah pelaksanaan FGD:
1. Membentuk Tim FGD. Tim terdiri dari moderator yang berperan menjadi fasilitator
diskusi. Moderator harus memahami masalah dan terampil mengelola diskusi.
Selain moderator bisa juga ditambahkan anggota tim yang lain sesuai kebutuhan
(tentatif) seperti asisten moderator/ co-fasilitator, notulen, penghubung peserta,
penyedia logistik dan dokumentasi.
2. Menyiapkan tempat. Sebaiknya tempat yang dipilih suasananya nyaman, aksesnya
mudah dan kondusif.
3. Menyiapkan logistik. Logistik yang perlu disiapkan seperti ATK, dokumentasi
(audio/video), dan hal-hal lain yang dianggap perlu.
4. Menentukan peserta. Jumlah peserta FGD menurut berbagai literatur bervariasi,
misalnya 4-7 orang, 6-8 orang dan 7-11 orang. Jumlah peserta ini tidak mengikat,
sebaiknya jumlah peserta mengambil bilangan ganjil. Hal ini dimaksudkan agar
ketika terjadi perbedaan pandangan, proses pengambilan keputusan bisa dilakukan
dengan voting. Peserta FGD terdiri dari orang-orang dengan ciri yang sama atau
relatif homogen yang ditentukan berdasarkan tujuan atau tema FGD.
5. Menyusun pertanyaan FGD. Penyusunan pertanyaan (guideline FGD) bertujuan
agar diskusi berjalan lancar, terstruktur, tidak keluar dari tujuan yang sudah
ditentukan sehingga hasil FGD bisa merepresentasikan alasan, motivasi, tujuan
dan lain sebagianya yang berhubungan dengan topik pembahasan yang
didiskusikan. Guideline FGD dapat dilakukan dengan melihat beberapa hal yakni
tujuan FGD, jenis informasi yang ingin didapat, menyusun dari pertanyaan umum
ke pertanyaan khusus, pertanyaan dibuat dalam bahasa yang bisa dipahami.
6. Pelaksanaan FGD. Setelah semua siap, maka FGD bisa dimulai. Moderator
menjelaskan tema diskusi dan tata cara pelaksanaan diskusi. Moderator
menghidupkan suasana diskusi, mengelola dinamika kelompok, memotivasi
peserta untuk berpendapat, dan menekankan bahwa semua saran dan masukan
penting serta berharga, menghindari komentar yang menyatakan setuju atau
tidak setuju dan tidak melakukan justifikasi salah - benar. Moderator
mengarahkan kelompok kepada tema diskusi, mengelola waktu diskusi secara
efektif (60-90 menit), jangan sampai moderator diarahkan oleh kelompok,
mampu menjadi penengah serta objektif.
• Beberapa hal di atas merupakan beberapa Teknik assesmen yang dapat
digunakan dalam pengkajian keadaan desa melalui musyawarah dusun. Hal itu
dibutuhkan, agar dalam penyusunan perencanaan khsusnya dalam Menyusun
Rencana Pembangunan Jangka Menegah Desa (RPJM Desa) identifikasi atau
assessmentnya sebagai tahap awal dapat dilakukan secara partisapatif.
• Adapun keuntungannya adalah data yang diperoleh merupakan data yang
memang berasal dari masyarakat secara langsung dan hal tersebut akan
memberikan pengaruh yang positif terhadap penyusunan perencanaan yang
menjadi tahap selanjutnya,
• sehingga program dan kebijakan yang tersusun dalam Rencana Pembangunan
Jangka Menegah Desa (RPJM Desa) jauh lebih tepat dan kontekstual, sehingga
bias atau ketidak sesuaian dengan kebutuhan dan permasalahan yang dihadapi
masyarakat dapat diminimalisasi, dan akhirnya kebijakan atau program layanan
desa untuk masyarakat memapu berpengaruh besar terhadap peningkatan
kesejahetraan masyarakat
DAFTAR GAGASAN DUSUN/ KELOMPOK : ……………………………………………………
DESA : ……………………………………..
KECAMATAN: ……………………………………..
KABUPATEN: SITUBONDO
PROVINSI : JAWA TIMUR
( ……………………….…………… ) ( ……………………………………… )
TERIMAKASIH