Anda di halaman 1dari 7

Nama : Yanuariko Karunia Putra

NIM : C1857201071
Kelas : SI B
Mata Kuliah : Persyaratan Perangkat Lunak

Kerjakan Soal berikut ini ,


1. Apa yang dimaksud dengan Elisitasi Kebutuhan ?
2. Bagaimana Langkah Langkah (aktifitas) dalam melakukan elisitasi Kebutuhan ?
3. Bagaimana melakukan teknik Elisitasi berikut ini berdasarkan :
a. Teknik – teknik tradisional
1) Wawancara
2) Kuisioner
3) Observasi
4) Pengamatan Dokumen
5) Sampling
b. Teknik Teknik Elisitasi Berkelompok
1) Brainstorming
2) Joint Application Design
3) Prototyping
c. Teknik – Teknik Model-driven
1) Goal-Based methods
2) Scenario-Based methods
d. Teknik – Teknik Kognitif
e. Teknik – Teknik Kontekstual
Jawab:
1. Elisitasi kebutuhan adalah sekumpulan aktivitas yang ditunjukkan untuk menemukan
kebutuhan suatu sistem melalui komunikasi dengan pelanggan, pengguna sistem dan
pihak lain yang memiliki kepentingan dalam pengembangan sistem (Sommerville and
Sawyer 1997). Elisitasi kebutuhan termasuk dalam kegiatan penemuan kebutuhan
sistem. Elisitasi berkaitan dengan dari mana kebutuhan perangkat lunak berasal dan
bagaimana metode pengumpulan atau mendapatkannya. Menurut Barenbach (2009),
beberapa metode yang dapat digunakan dalam proses elisitasi kebutuhan antara lain
brainstorming, teknik etnografi, dan penentuan prioritas/ pemeringkatan kebutuhan.

2. Berikut ini merupakan langkah-langkah untuk elisitasi kebutuhan (Sommerville and


Sawyer, 1997) :
1. Identifikasi orang-orang yang akan membantu menentukan kebutuhan dan
memahami organisasi mereka.
2. Menentukan lingkungan teknis kemana sistem atau produk akan ditempatkan.
3. Identifikasi ranah permasalahan
4. Menentuka satu atau lebih metode elisitasi kebutuhan
5. Meminta partisipasi dari banyak orang sehingga mereduksi dampak dari kebutuhan
yang bias yang teridenfikasikan dari sudur pandang yang berbeda.
6. Mengidentifikasikan kebutuhan yang ambigu dan menyelesaikannya
7. Membuat scenario penggunaanuntuk memantuk stakeholder mengidentifikasi
kebutuhan utama

3. A.) Teknik – teknik tradisional


1) Wawancara
Wawancara menurut Satori & Komariah (2011: 130) adalah suatu teknik
pengumpulan data untuk mendapatkan informasi yang digali dari sumber data
langsung melalui percakapan atau tanya jawab. Sugiyono (2010: 194) menjelaskan
bahwa wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti
ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus
diteliti, dan juga mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan
jumlah respondennya kecil/sedikit. Teknik pengumpulan data dengan wawancara
biasa digunakan pada penelitian kuantitatif, kualitatif, dan pengembangan.
2) Kuisioner
Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk
dijawabnya (Sugiyono, 2010: 199). Kuesioner efisien bila peneliti tahu dengan
pasti variabel yang akan diukur dan tahu apa yang diharapkan dari responden.
Kuesioner cocok digunakan apabila jumlah responden cukup besar dan tersebar di
wilayah yang luas. Kuesioner dapat berupa pertanyaan/pernyataan tertutup atau
terbuka.Kuesioner dapat digunakan untuk mengumpulkan data pada penelitian
kuantitatif, kualitatif, dan pengembangan. Kuesioner lebih sering digunakan dalam
penelitian kuantitatif dan pengembangan. Tetapi ada juga penelitian kualitatif yang
menggunakan bantuan angket sebagai teknik pengumpulan datanya.

3) Observasi
Pengertian observasi menurut Satori & Komariah (2011: 105) adalah pengamatan
terhadap suatu objek yang diteliti baik secara langsung maupun tidak langsung
untuk memperoleh data yang harus dikumpulkan dalam penelitian. Secara
langsung dengan terlibat ke lapangan dengan melibatkan seluruh pancaindera.
Sedangkan tidak langsung dengan dibantu mediavisual/audiovisual.

4) Pengamatan Dokumen
Teknik ini mempergunakan dokumen - dokumen yang berkaitan dengan proses
bisnis atau domain permasalahan yang akan dihadapi. Dokumen - dokumen
tersebut akan dianalisa untuk menemukan kebutuhan - kebutuhan apa saja yang
bisa didapatkan untuk membuat sebuah sistem. Hasil dari analisis prosedur dapat
berupa Data Flow Diagram.

5) Sampling
Teknik sampling adalah teknik yang dilakukan untuk menentukan sampel. Jadi,
sebuah penelitian yang baik haruslah memperhatikan dan menggunakan sebuah
teknik dalam menetapkan sampel yang akan diambil sebagai subjek penelitian.
Menurut Dalen (1981), beberapa langkah yang harus diperhatikan peneliti dalam
menentukan sampel, yaitu:
1. Menentukan populasi,
2. Mencari data akurat unit populasi,
3. Memilih sampel yang representative,
4. Menentukan jumlah sampel yang memadai.

B.) Teknik Teknik Elisitasi Berkelompok


1) Brainstorming
Adalah teknik pengelompokan sederhana untuk membangkitkan ide. Teknik ini
memberikan orang memberi saran dan mengeksplorasi ide dalam suatu
keterbukaan dalam mengkritik dan memutuskan.Joint application desing (JAD)
JAD adalah sebuah teknik untuk mengembangkan kerja sama, pemahaman dan
kerja tim antara pembeli, pengguna, dan pengembang. JAD mengembangkan suatu
proses yang memfasilitasi pembentukan visi tantang “seharusnya system sepeti
apa” melalu JAD pengembang membatu penguna merumuskan masalah dan
mengeksplorasi solusi, dan pengguna menambahkan rasa ketelibatan, kepemilikan
dan komitmen untuk keberhasilan system.

2) Joint Application Design


Memiliki dua tahapan yang disebut JAD/Plan dan JAD/Desing tahapa pertama
digunakan pada elitasi kebutuhan dan tahap kedua digunakan pada pengalamatan
perancangan perangkat lunak, Masing- masing tahap terdiri dari tiga fase:
penyesuaian, diskusi, dan penutup. Fase penyesuaian terdiri dari tugas persiapan
untuk siskusi, fase diskusi terdiri dari beberapa pertemuan terstruktur dan
terfalidasi yang melibatkan pengembang dan pengguna, fase penutup mengubah
informasi dari hasil diskusi kebentuk final, speti document SKPL.

3) Prototyping
Teknik ini telah digunakan dalam elitasi dimana terdapat kesepakatan besar atau
tidakpatian kebutuhan, atau dimana umpan balik dari pemangku kepentingan di
perlakukan. Prototyping juga dapat dikombinasikan dengan ataeknik lain, sebagai
contoh pengguna prototype untuk memicu diskusi dalam sebuah kelompok teknik
elitasi atau sebagai dasar untuk kuisioner atau think-alound protocol.
C.) Teknik – Teknik Model-driven
1) Goal-Based methods
Prisip yang mendasari metode dan teknik rekayasa kebutuhan berbasis goal ini
adalah general system thingking (GST) dan cybernetics diajukan oleh reveg dan
wegmann (2005). Goal adalah seperangkat pernyataan tentang maksut dan
keinginan yang diharapkan tercapai sebagain dampak dari pengoprasian suatu
system. Goal dapat dikaraktristikkan berdasarkan atribut-atribut yang dimilikiny,
yaitu nama, spesifikasi, prioritas, utulitas, dan kelayakan. Manejemen konflik
Kontribusi antar-goal (positif atau negative) dapat dimodelkan dan dikelolah.
Dengan cara ini konflik yang muncul dapat didefinisikan dan
diselesaikan.Menangani evolusi kebutuhan.Semakintinggi tingkat goal maka akan
semakin stabil goal tersebut. Sehingga goal merupakan elemen yang esensial dalam
mengelola evolusi kebutuhan .

2) Scenario-Based methods
Pada umumnya orang lebih muda memahami contoh dalam kehidupan nyata
daripada deskripsi anstrak. Oleh karena itu mereka dapat memahami dan
mengkritik sebuah scenario tentang cara pengguna berintraksi dengan system
perangkat lunak yang seringkali lebih mudah dipahami untuk kemudian
memberikan umpan balik.

D.) Teknik – Teknik Kognitif


Teknik kognitif adalah tenik-teknik yang terdiri dari sekumpulan teknik yang
awalnya dikembangkan untuk akuisisi pengetahuan untuk knowledge.Teknik ini
melibatkan analisis protocol (dimana seorang ahli berpikir keras saat melakukan
tugas, untuk memberikan pengamat dengan wawasan kedalam proses kognitif yang
digunakan untuk melakukan tugas tersebut). Laddering (menggunakan penelidikan
untuk menggali strukturdan konten pengetahuan pemangku kepentingan), card
sorting (meminta pemangku kepentingan untuk mengurutkan kart uke beberapa
kelompok-kelompok, masing-maisng memiliki nama beberapa rntitas ranah),
repertorygrids (membangun sebuah matriks atribut untuk entitas, dengan bertanya
pada pemangku kepentingan untuk atribut yang berlaku untuk entitas dan nilai sel
di tiap entitas). based system.
E.) Teknik – Teknik Kontekstual
Pendekatan Kontekstual atau Contextual Teaching and Learning (CTL)
merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang
diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat
hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam
kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat (US Departement of
Education, 2001). Dalam konteks ini siswa perlu mengerti apa makna belajar,
manfaatnya, dalam status apa mereka dan bagaimana mencapainya. Dengan ini
siswa akan menyadari bahwa apa yang mereka pelajari berguna sebagai hidupnya
nanti. Sehingga, akan membuat mereka memposisikan sebagai diri sendiri yang
memerlukan suatu bekal yang bermanfaat untuk hidupnya nanti dan siswa akan
berusaha untuk menggapainya.
Dalam pengajaran kontekstual memungkinkan terjadinya lima bentuk belajar
yang penting,yaitu:

a. Mengaitkan
Mengaitkan adalah strategi yang paling hebat dan merupakan inti
konstruktivisme. Guru menggunakan strategi ini ketia ia mengkaitkan konsep baru
dengan sesuatu yang sudah dikenal siswa. Jadi dengan demikian,mengaitkan apa
yang sudah diketahui siswa dengan informasi baru.

b. Mengalami
Mengalami merupakan inti belajar kontekstual dimana mengaitkan berarti
menghubungkan informasi baru dengan pengelaman maupun pengetahui
sebelumnya. Belajar dapat terjadi lebih cepat ketika siswa dapat memanipulasi
peralatan dan bahan serta melakukan bentuk-bentuk penelitian yang aktif.

c. Menerapkan
Siswa menerapkan suatu konsep ketika ia malakukan kegiatan pemecahan
masalah. Guru dapet memotivasi siswa dengan memberikam latihan yang realistic
dan relevan.
d. Kerjasama
Siswa yang bekerja secara individu sering tidak membantu kemajuan yang
signifikan. Sebaliknya,siswa yang bekerja secara kelompok sering dapat mengatasi
masalah yang komplek dengan sedikit bantuan. Pengalaman kerjasama tidak hanya
membanti siswa mempelajari bahan ajar,tetapi konsisten dengan dunia nyata.

e. Mentransfer
Peran guru membuat bermacam-macam pengalaman belajar dengan focus pada
pemahaman bukan hapalan.

Anda mungkin juga menyukai