Anda di halaman 1dari 5

PENGEMBANGAN SISTEM TERDISTRIBUSI PADA PENJAMINAN MUTU

INTERNAL

Amelia Fadjrin Kamal


163112700650065
Sistem Informasi, Fakultas Teknologi Komunikasi dan Informatika, Universitas Nasional
ameliafadjrin0@gmail.com

Dosen Pengampu
Aris Gunaryati
Informatika, Fakultas Teknologi Komunikasi dan Informatika, Universitas Nasional

ABSTRAK
Sistem informasi pengembangan penjaminan mutu internal, merupakan suatu sistem yang bertujuan untuk
menjamin pemenuhan standar pada satuan Pendidikan pada perguruan tinggi sebagai pengendali
penyelanggara Pendidikan oleh satuan Pendidikan untuk mewujudkan Pendidikan yang bermutu. Sistem
penjaminan mutu internal adalah sistem penjaminan mutu yang dilaksanakan dalam suatu perguruan tinggi
serta dilaksanakan oleh pemerintah daerah, lemaga akreditasi dan juga Lembaga standarisasi. Lalu ditambah
dengan pengembangan sistem pada tunjangan kinerja. Dengan diadakannya fitur tunjangan kinerja, pengelola
sistem tersebut dapat dipermudah oleh fitur tersebut, yang mana sistem dapat mencari kinerja dari karyawan
di sebuah perguruan tinggi tersebut.

Kata kunci: Model Prototype, Sistem Terdistribusi, Pejaminan Mutu Internal.

I. PENDAHULUAN
Sistem penjaminan mutu internal (SPMI) yang dilaksanakan oleh perguruan tinggi, sudah menjadi tolak
ukur, dimana sistem tersebut menilai mutu sebuah penyelenggaraan pada Pendidikan tinggi secara internal
yang bertujuan, agar budaya mutu yang diharapkan oleh Dikti pun bisa berjalan dengan baik terhadap pihak
internal yang juga harus melaporkan proses pada penjaminan sistem mutu internal tersebut. Dan juga
terdapatnya tantangan pada pengelolaan perguruan tinggi pun menjadi semakin berat, yang mana
perkembangan teknologi semakin bersaing dengan ketat pada sejumlah perguruan tinggi lain, baik dari dalam
negri maupun luar negri, yang menjadi tugas pengelola perguruan tinggi. Maka akreditasi dari perguruan
tinggi serta akreditasi program studi pun juga menjadi proses pada penilaian komprehensif yang menentukan
kelayakan dan juga kesesuaian dengan standar mutu yang dilakukan oleh Lembaga-lembaga yang
bersangkutan.
Pada pengembangan sistem penjaminan mutu internal, terdapat standar pembiayaan, yang mana
pembiayaan pada Pendidikan yang dimaksud adalah biaya penyediaan sarana dan prasarana, pengembangan
sumberdaya manusia dan juga modal kerja tetap. Dan yang dimaksud dengan biaya operasi ialah biaya yang
dikeluarkan untuk gaji Pendidik dan juga tenaga kependidikan serta segala tunjangan yang melekat pada gaji,
bahan atau peralatan Pendidikan habis pakais dan juga biaya operasional Pendidikan yang harus dikeluarkan
oleh peserta didik untuk bisa mengikuti proses pembelajaran secara teratur dan juga berkelanjutan, maka
dibuatlah pengembangan sistem untuk tunjangan kinerja

II. LANDASAN TEORI


Jurnal 1 yang membahas tentang implementasi tunjangan kinerja menjelaskan bahwa adanya tunjangan
yang diberikan kepada pegawai berdasarkan kelas jabatan dan juga capaian kinerja, dimana kelas jabatan
merupakan menentuan tingkat jabatan berdasarkan nilai dari suatu jabatan, lalu kinerja yaitu prestasi kerja
yang diukur melalui indicator tingkat hasil suatu kegiatan ataupun prestasi atas pelaksanaan kegiatan [1] lalu,
pada jurnal 2 menjelaskan bahwa sistem informasi sudah menjadi solusi yang tepat untuk pemanfaatan
sumber daya informasi. Sehingga sistem mampu menyediakan pengelolaan data pada proses
return/pengembalian barang, membangun sistem penyimpanan database yang mampu menghasilkan
informasi yang benar serta efisien, yang sesuai dengan kebutuhan manajemen.metode penelitian yg
digunakan pun dengan pengamatan dan wawancara secara langsung. Pada hasil penelitian tersebut
menjelaskan bahwa sistem tersebut mampu mengatasi masalah dalam pengelolaan sistem informasi manual,
seperti redundancydata dan lost data. Serta dapat juga memudahkan dalam mempercepat pengolahan data
untuk menghasilkan informasi yang dibuthkan manajemen. [2] Selanjutnya, pada jurnal 3 menjelaskan bahwa
mengenai analisis sistem e-commerce pada situs belanja online seperti Lazada yang meliputi 3 hal, seperti
kelebihan dan juga kekurangan pada sistem tersebut. Diantara banyaknya layanan e-commerce yang ada
diindonesia, Lazada adalah salah satu toko online terbesar di Indonesia. Metode yang digunakan pada jurnal
3 adalah analisis deskriptif, yang mana analisis tersebut melakukan perbandingan pada teori-teori e-
commerce. Lalu terdapat hasil dari penelitian tersebut menjelaskan bahwa Lazada mampu menjadi
persuahaan e-commerce terbesar di Indonesia dengan berbagai kelebihan pelayanan maupun juga jaminan
keamanan transaksi. Tetapi, Lazada juga masih memiliki beberapa kelemahan, diantaranya mengenai security
system, yang masih banyaknya konsumen mengalami penipuan. [3] Selanjutnya pada jurnal ke 4,
menjelaskan bahwa, organisasi membutuhkan otomatisasi bisnis proses dengan melakukan pertukaran
dokumen bisnis dari aplikasi yang berbeda, maka dibuthkanlah sebuah aplikasi, dimana server dan client
dapat berinteraksi dengan interface yang seragam, dan server akan menghost resource dan client
mengkonsumsikan resource yang disediakan oleh server, maka digunakanlah metode berotientasi objek
menggunakan grapple, yang mana hasil dari penelitian tersebut menjelaskan bahwa aplikasi dapat diakses
oleh client dalam memasukkan data iklan permintaan atau pencarian barang serta dapat melakukan olah data
member.[4] Dan pada jurnal terakhir, yaitu jurnal ke 5 menjelaskan bahwa sumber daya manusia dalam
bidang kesehatan membutuhkan sebuah sistem, yang mana sistem dapat mengatur segala keperluan
operasional cabang dan pusat, maka diterapkanlah Teknik Fragmentasi Horizontal dan juga Teknik Replikasi.
Maka digunkanlah metode penelitian SDLC, yang membuahkan hasil, dengan meningkatnya kehandalan
dalam ketersediaan data akibat data di distribusikan ke lokasi cabang, tetapi tetap terhubung dengan jaringan
pusat.[5]

III. METODE PENELITIAN


Metode penelitian yang digunakan yaitu dengan menggunakan prototype model, agar dapat melakukan
interaksi kepada para pengguna. Secara garis besar nya, metode ini berfungsi sebagai mekanisme dalam
mengidentifikasi kebutuhan perangkat lunak yang digunakan, serta kebutuhan developer terhadap alat / tools
yang dapat mempercepat kinerja aplikasi tersebut.

Gambar 1 Arsitektur Sistem Informasi Inventory Daerah

Sistem terdistribusi adalah sekumpulan elemen yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya dan
juga membentuk satu kesatuan untuk menyelesaikan satu tujuan yang spesifik atau menjalangkan sperangkat
fungsi.
Kelebihan Sistem Terdistribusi :
1. Dari segi ekonomi : sistem terdistribusi lebih murah atau tidak mengeluarkan biaya yang banyak.
2. Dari segi ketersediaan : sistem backup. Jika terdapat server yang mati maka secara otomatis akan
terbackup.
3. Dari segi pengembangan : pengembangan yang lebih mudah, penambahan kecepatan server dapat
dilakukan dengan sistem pararlel, pada sistem terpusat pengembangan sistem harus dengan
menambah HPC/mainframe
4. Dari segi kecepatan : kecepatan pada sistem terdistribusi lebih tinggi daripada mainframe/HPC
Kekurangan Sistem Terdistribusi :
1. Dari segi software : jumlah software yang mendukung sistem terdistribusi masih terbatas dan belum
familiar untuk digunakan atau bagaimana merancang dan mengatur software dalam sistem
terdistribusi.
2. Dari segi network : permasalahan pada jaringan dapat mengganggu sistem terdistribusi yang sedang
berjalan
3. Dari segi keamanan : adanya peluang untuk mengakses data yang bersifat rahasia
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Activity Diagram

Gambar 2 Activity Diagram

Activity diagram menjelaskan proses suatu aktifitas system dari awal sampai akhir system. Pada gambar
2 dapat digambarkan bahwa alur system dimulai dari Admin. Setelah Admin melakukan login, Admin akan
diarahkan oleh system menuju halaman utama untuk Admin. Admin memiliki akses untuk menambahkan
data, mengubah data, dan menghapus data yang ada pada system. Sedangkan User hanya dapat melihat data-
data yang ada pada system yang telah diinputkan oleh Admin.

B. Tampilan Sistem

Gambar 3 Tampilan Kriteria


Gambar 4 Tampilan Kriteria

Gambar 5 Tampilan Inout Dokumen

Gambar 6 Tampilan Kriteria 3


Gambar 7 Tampilan Kriteria 6

V. SIMPULAN DAN SARAN


Dengan semakin berkembangnya teknologi informasi, aset daerah dapat lebih mudah untuk dimonitoring.
Terutama pada fitur pengembalian asset inventory daerah. Dengan dibuatnya jurnal yang
berjudulPengembangan Sistem Terdistribusi Pada Penjaminan Mutu Internal dengan menambah fitur
Tunjangan Kinerja maka dapat membantu pengelola system untuk memonitoring untuk tunjangan.

DAFTAR PUSTAKA

[1] Kriswanto, Fibrina Ririn, “Analisa & Evaluasi Sistem Pembelian, Persediaan & Penjualan Tunai Pada
PT.ZRB”, Binus Business Review, vol. 5, no. 1, Mei 2014.
[2] Sepantri, Rino. "Sistem Informasi Pengolahan Barang Return Pada PT.Lgein Cabang Semarang",
Universitas Dian Nuswantoro.
[3] Budhi, Setiyo Galih, "Analisis Sistem E-commerce Pada Perusahaan Jual Beli Online Lazada Indonesia”,
Jurnal Electronics, Informatics, and Vocational Education (ELIVO), vol. 1, no. 2, Mei 2016
[4] Fauziah, Yuli. "Aplikasi Iklan Baris Online Menggunakan Arsitektur REST Web Service", TELEMATIKA,
vol. 9, no. 2, Januari 2013.
[5] Pramadhitya, Mahendra Putu I, dkk "Rancang Bangun Sistem Terdistribusi Pada Apotek", MERPATI,
Vol.4, No.1, April 2016.
[6] Hidayanto. Nur Adi, Haryono. Puji Tri, & Putra. Yogi Purnomo, "Sistem Terdistribusi Untuk Sistem
Informasi Administrasi Kependudukan Dengan Web Service", 2015.

Anda mungkin juga menyukai