Disusun Oleh :
UNIVERSITAS JAMBI
Pertemuan III. Mahasiswa mampu memahami metode pemberdayaan
masyarakat
Penerapan pendekatan dan teknik PRA dapat memberi peluang yang lebih besar dan
lebih terarah untuk melibatkan masyarakat. Selain itu melalui pendekatan PRA akan
dapat dicapai kesesuaian dan ketepatgunaan program dengan kebutuhan masyarakat
sehingga keberlanjutan (sustainability) program dapat terjamin.
Mengkaji tujuan apa saja yang telah dicapai, dan yang belum tercapai serta
mengidentifikasi penyebabnya
Metode RRA memiliki tiga konsep dasar yaitu; (a) perspektif sistem, (b)
triangulasi dari pengumpulan data, dan (c) pengumpulan data dan analisis secara
berulang-ulang (iterative).
Sebagai suatu teknik penilaian, RRA menggabungkan beberapa teknik yang terdiri
dari:
Menurut asal usul katanya FGD merupakan akronim dalam bahasa Inggris
yang kepanjangannya adalah Focus Group Discussion. Jika diterjemahkan secara
bebas ke dalam bahasa Indonesia berarti: Diskusi Kelompok Terarah. FGD biasa juga
disebut sebagai metode dan teknik pengumpulan data kualitatif dengan cara
melakukan wawancara kelompok.
FGD merupakan metode dan teknik pengumpulan data atau informasi yang
awalnya dikembangkan di dalam penelitian pemasaran. Ketika itu FGD digunakan
untuk mengetahui citra tentang produk tertentu, hal-hal apa yang menarik calon
pembeli atau konsumen, disain produk, pilihan ukuran, pilihan warna, disain kemasan,
hal- hal apa yang perlu diperbaiki dan sebagainya. Dengan menggunakan FGD,
dalam waktu relatif singkat (cepat) dapat digali mengenai persepsi, pendapat, sikap,
motivasi, pengetahuan, masalah dan harapan perubahan berkaitan dengan masalah
tertentu.
a. FGD diikuti oleh para peserta yang idealnya terdiri dari 7-11 orang.
b. Peserta FGD terdiri dari orang-orang dengan ciri-ciri yang sama atau relatif
homogen yang ditentukan berdasarkan tujuan dan kebutuhan studi atau
proyek. Kesamaan ciri-ciri ini seperti: persamaan gender, tingkat pendidikan,
pekerjaan atau persamaan status lainnya.
c. FGD merupakan sebuah proses pengumpulan data dan karenanya
mengutamakan proses.
d. FGD adalah metode dan teknik pengumpulan data kualitatif. Oleh sebab itu di
dalam metode FGD biasanya digunakan pertanyaan terbuka (open ended)
yang memungkinkan peserta memberi jawaban dengan penjelasan -
penjelasan.
e. FGD adalah diskusi terarah dengan adanya fokus masalah atau topik yang
jelas untuk didiskusikan dan dibahas bersama.
f. Lamanya waktu yang dibutuhkan untuk melakukan Diskusi Kelompok Terarah
(FGD) ini berkisar antara 60 sampai dengan 90 menit.
g. Dalam suatu studi yang menggunakan FGD, lazimnya FGD dilakukan
beberapa kali.
h. FGD sebaiknya dilaksanakan di suatu tempat atau ruang netral disesuaikan
dengan pertimbangan utama bahwa peserta dapat secara bebas dan tidak
merasa takut untuk mengeluarkan pendapatnya.
a. Keunggulan FGD.
b. Kelemahan FGD.
1) Karena dapat dilakukan secara cepat dan murah, FGD sering digunakan oleh
pembuat keputusan untuk mendukung dugaan/pendapat pembuat
keputusannya.
2) FGD terbatas untuk dapat memperoleh informasi yang lebih mendalam dari
seorang individu yang mungkin dibutuhkan.
3) Teknik FGD mudah dilaksanakan, tetapi sulit melakukan interpretasi datanya.
4) FGD memerlukan fasilitator- moderator (pemandu diskusi) yang memiliki
ketrampilan tinggi.
Participatory Learning and Action (PLA) secara sederhana dapat diartikan sebagai
sebuah metodologi pendekatan program pengembangan masyarakat. Metode ini
menyediakan alat/teknik yang bisa digunakan masyarakat dampingan untuk
melakukan pengkajian keadaan dirinya, menganalisis dan kemudian merencanakan
tindakan. Juga untuk bisa melakukan penilaian terhadap pencapaian hasil atau tujuan
kegiatan-kegiatannya.
Participatory Learning and Action (PLA) adalah metodologi pendekatan
pembangunan (pengembangan masyarakat) yang mengadopsi konsep pembelajaran
masyarakat. Tokoh pengembang Participatory Learning and Action (PLA) adalah
Robert Chambers dari Inggris, yang menyatakan bahwa salah satu sumber atau akar
Participatory Learning and Action (PLA) adalah pemikiran Paulo Freire tentang
pendidikan kritis atau pendidikan pembebasan yang mengartikan pembelajaran
masyarakat sebagai pembelajaran untuk mengatasi masalah dan meningkatkan
kualitas hidupnya.
Participatory Learning and Action (PLA) merupakan metoda penilaian keadaan
secara partisipatif, yang dilakukan pada tahapan awal perencaanaan kegiatan.
Melalui Participatory Learning and Action (PLA),dilakukan kegiatan-kegiatan:
1. Pemetaan-wilayah dan kegiatan yang terkait dengan topic penilaian keadaan.
2. Analisis keadaan yang berupa:
a. Keadaan masa lalu, sekarang, dan kecenderungannya di masa depan
b. Identifikasi tentang perubahan-perubahan yang terjadi dan alasan-alasan atau
penyebabnya.
c. Identifikasi (akar) masalah dan alternatif-alternatif pemecahan masalah
d. Kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman atau analisis strength, weaknes,
opportunity, and threat (SWOT) terhadapsemua alternatif pemercahan
masalah
3. Pemilihan alternatif pemecahan masalah yang paling layak atau dapat dihandalkan
(dapat dilaksanakan, efisien, dan diterima oleh sistem sosialnya).
4. Rincian tentang sakeholders dan peran yang diharapkan dari para pihak, serta
jmlah dan sumber-sumber pembiayaan yang dapat diharapkan untuk melaksanakan
program/kegiatan yang akan diusulkan/direkomendasikan.
E. Pelatihan Partisipatif
4. Generalisasi, tahap ini merupakan tahap yang sangat penting dalam proses
belajar dan pelatihan. Berbagai ungkapan pengalaman dan analisis yang
terjadi, perlu ditarik suatu generalisasi atau kesimpulan sebagai bahan untuk
menyusun tindak lanjut.
d. Berkelanjutan
DAFTAR PUSTAKA
Fetty Fitria, dkk. 2015. Makalah Tahapan Dan Metode Pemberdayaan Masyarakat.