Anda di halaman 1dari 72

LAPORAN PRAKTIKUM DASAR

KESEHATAN MASYARAKAT

PUSKESMAS JAMBI KECIL


KABUPATEN MUARO JAMBI

DOSEN PENGAMPU :
ASPARIAN, S.K.M, M. KES

2019
OLEH :
KELOMPOK PDKM PUSKESMAS JAMBI KECIL
SEMESTER 3
PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS JAMBI
KATA PENGANTAR

Bismillah, Alhamdulillahi Rabbil’alamiin, segala puji bagi Allah yang


maha Kuasa. Sholawat dan salam bagi Nabi Muhammad SAW. Atas segala
limpahan nikmat serta karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan Laporan
Praktikum Dasar Kesehatan Masyarakat di Puskesmas Jambi Kecil. Laporan
dimaksudkan untuk memenuhi sebagian tugas Mata Kuliah Praktikum Dasar
Kesehatan Masyarakat di Program Studi Kesehatan Ilmu Masyarakat FKM
Universitas Jambi. Terwujudnya laporan ini tidak lepas dari bantuan, bimbingan,
berbagai pihak, maka sebagai ungkapan hormat dan penghargaan penulis
mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Asparian, S.KM., M.Kes selaku Koordinator Mata Kuliah


Praktikum Dasar Kesehatan Masyarakat

2. Bapak H. Ishak, S.KM., M,Kes selaku Kepala Puskesmas Jambi Kecil

3. Ibu Ns. Lidia Astuti, S. Kep selaku Pembimbing Lapangan di Puskesmas


Jambi Kecil

4. Ibu, Bapak, kakak dan seluruh keluarga besar serta teman-teman yang
setiap saat mendoakan, memberi kasih sayang dan dukungan, moral
maupun materi.

Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu penulis mengharapkan saran dan masukan dari semua pihak. Semoga
tulisan ini dapat bermanfaat bagi pengembangan Ilmu Kesehatan Masyarakat.

Jambi, 15 Desember 2019

Kelompok PDKM Puskesmas Jambi Kecil

ii
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................ i


KATA PENGANTAR ................................................................................... ii
DAFTAR ISI ................................................................................................. iii
NAMA MAHASISWA ................................................................................. iv

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................. 1
1.3 Tujuan ............................................................................................... 2
1.4 Manfaat ............................................................................................. 2

BAB II.PEMBAHASAN .
2.1 Gambaran Lokasi Pratikum .............................................................. 3
2.2 Program KIA ..................................................................................... 6
2.3 Program Promosi Kesehatan ........................................................... 16
2.4 Program Kesehatan Lingkungan ..................................................... 21
2.5 Program Yankes .............................................................................. 29
2.6 Program Gizi Masyarakat ............................................................... 37
2.7 Program P2P (P2M dan PTM) ........................................................ 44

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan ..................................................................................... 61
3.2 Saran ............................................................................................... 64

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 65

DOKUMENTASI ........................................................................................ 66

iii
NAMA-NAMA MAHASISWA

MAHASISWA NIM MAHASISWA NIM

Kelompok 1 Kelompok 6

Adinda Tungga Dewi N1A118002 MHD. Izzan N N1A118092


Nurmisbahur Royyan N1A118014 Emilia Septina N1A118104
Lestari Indah N1A118019 Husnul K N1A118116
Meilin Prayiska S. N1A118023 Nadya Tiolona N N1A118084
Dian Meisafitri N1A118022 Ratna Sari N1A118118
Brian Habib Maulana N1A118011 Santa Neni Meilanti H N1A118105
Qurrota A’Yunin N1A11801
Kelompok 2
Wini Melianza N1A118008 Kelompok 7
Mayeka Yoharani N1A118021 M. Asrul W N1A118077
Refina Aulia Fauzana N1A118028 Fikri KR N1A118133
Widi Fatchurrachman N1A118032 Vera Yunika M N1A118147
Vivia Paramitha N1A118038 Feby Seswita N1A118130
Eva Alvanita Kayame N1A118037 Wiza Husni Y N1A118126
Mustika Putri N1A118138
Kelompok 3
Seli P N1A118073 Kelompok 8
Nadia Rohadatul A N1A118074 Siti Afifatul Millah N1A118135
Rani Rizki Dwi L N1A118075 Sulistiana P N1A118125
Mutia L N1A118076 Pamella Cardea A N N1A118137
Meldi Nur A N1A118078 Fiona Syahri F N1A118121
Ani Andira N1A118079 Ahadi Adilah N1A118134
Yunicha A N1A118080

Kelompok 4
Siti Nuizati NA N1A118041
Annisa Aryani N1A118042
Anisa Raudatul U N1A118043
Monika Centia B N1A118044
Zelpania N1A118045
Iis Tikomah N1A118046

Kelompok 5
Ecky Daniel N1A118098
Balqis Khansa R N1A118117
Dian W N1A118120
Nurul Atiqah N1A118094
Andini A N1A118089
Ajeng Putri R N1A118095

iv
1

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam UUD No.23 Tahun 1993 tentang kesehatan menyebutkan bahwa sehat
adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa yang memungkinkan setiap orang hidup
produktif secara sosial dan ekonomis yang memiliki arti sehat bukan hanya sehat
jasmani tetapi juga rohani.
Pembangunan kesehatan mempunyai visi “Indonesia sehat” diantaranya
dilaksanakan melalui pelayanan kesehatan oleh puskesmas dan rumah sakit. Selama
ini pemerintah telah membangun puskesmas dan jaringannya di seluruh Indonesia
rata-rata setiap kecamatan mempunyai 2 puskesmas, setiap 3 desa mempunyai 1
puskesmas pembantu. Puskesmas telah melaksanakan kegiatan dengan hasil yang
nyata, status kesehatan masyarakat makin meningkat, ditandai dengan makin
menurunnya angka kematian bayi, ibu, makin meningkatnya status gizi masyarakat
dan umur harapan hidup (Kepmenkes, 2004).
Puskesmas adalah unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang
bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan disatu atau sebagian
wilayah kecamatan. Puskesmas sebagai upaya pelayanan kesehatan strata pertama
meliputi pelayanan kesehatan perorangan dan pelayanan kesehatan masyarakat dan
kegiatan yang dilakukan puskesmas, selain dari intern sendiri tetapi juga perlu peran
serta masyarakat dalam pengembangan kesehatan terutama dilingkungan masyarakat
yang sangat mendasar, sehingga pelayanan kesehatan dapat lebih berkembang.
Puskesmas Jambi Kecil adalah puskesmas rawat inap yang terdiri dari 6
program, yaitu Program Promosi Kesehatan, Program Gizi, Program Pelayanan
Kesehatan, Program Kesehatan Lingkungan, Program Kesehtan Ibu dan Anak (KIA),
dan Program P2P yang terdiri dari TB Paru, Malaria, Kusta, Imunisasi, Diare, Ispa,
serta DBD.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana profil kesehatan di Puskesmas Jambi Kecil ?
2. Bagaimana program KIA di Puskesmas Jambi Kecil?
3. Bagaimana program Promkes di Puskesmas Jambi Kecil?
2

4. Bagaimana program Kesling di Puskesmas Jambi Kecil?


5. Bagaimana program Yankes di Puskesmas Jambi Kecil ?
6. Bagaimana program Gizi di Puskesmas Jambi Kecil?
7. Bagaimana program P2P Puskesmas Jambi Kecil?

1.3 Tujuan
1. Tujuan Umum
Meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam menerapkan pengetahuan yang
telah didapat dari perkuliahan Praktikum Dasar Kesehatan Masyarakat
2. Tujuan Khusus
 Mahasiswa memperoleh pengalaman sehingga dapat menjelaskan
konsep public health dan manajemen upaya kesehatan yang ada di
puskesmas Jambi Kecil.
 Mahasiswa mengetahui kegiatan pokok di Puskesmas Jambi Kecil.
 Membina dan meningkatkan kerja sama antara Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Jambi dengan Puskesmas Jambi Kecil.

1.4 Manfaat
1. Untuk mengetahui profil kesehatan di Puskesmas Jambi Kecil
2. Untuk mengetahui bagaimana program KIA di Puskesmas Jambi Kecil
3. Untuk mengetahui bagaimana program Promkes di Puskesmas Jambi Kecil
4. Untuk mengetahui bagaimana program Kesling di Puskesmas Jambi Kecil
5. Untuk mengetahui bagaimana program Yankes di Puskesmas Jambi Kecil
6. Untuk mengetahui bagaimana program Gizi di Puskesmas Jambi Kecil
7. Untuk mengetahui bagaimana program P2P Puskesmas Jambi Kecil
3

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Gambaran Lokasi Praktikum
Instansi kesehatan yang didirikan oleh pemerintah guna untuk membantu
menjamin kesehatan masyarakat adalah puskesmas. Puskesmas adalah unit
pelaksanaan Teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang bertanggung jawab
menyelenggarakan pembangunan kesehatan diwilayah kerja.
Puskesmas Jambi Kecil adalah puskesmas rawat inap yang terdiri dari 6
program, yaitu Program Promosi Kesehatan, Program Gizi, Program Pelayanan
Kesehatan, Program Kesehatan Lingkungan, Program Kesehtan Ibu dan Anak (KIA),
dan Program P2P yang terdiri dari TB Paru, Malaria, Kusta, Imunisasi, Diare, Ispa,
serta DBD.
Visi Dan Misi Puskesmas Jambi Kecil
Visi :
Wisata candi sehat 2021 (Mewujudkan Masyarakat Sehat, Cerdas dan
Mandiri)
Misi :
a. Meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu, merata dan terjangkau
b. Meningkatkan kerjasama lintas program, lintas sektor dalam upaya
melaksanakan program kesehatan
c. Meningkatkan pemberdayaan dan pengetahuan masyarakat dalam bidang
kesehatan
Tabel 1. Jadwal Pelayanan Di Puskesmas 2019
Jadwal
No Pelayanan
Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu
1. Unit Gawat Darurat Pelayanan 24 Jam
2. Rawat Inap Pelayanan 24 Jam
08.00 – 08.00 – 08.00 – 08.00 – 08.00 – 08.00 –
3. Loket Pembayaran 13.00 13.00 13.00 13.00 11.00 12.00
WIB WIB WIB WIB WIB WIB
08.00 – 08.00 – 08.00 – 08.00 – 08.00 – 08.00 –
4. Poli Umum
13.00 13.00 13.00 13.00 11.00 12.00
4

WIB WIB WIB WIB WIB WIB


08.00 – 08.00 – 08.00 – 08.00 – 08.00 – 08.00 –
5. Poli Tb 13.00 13.00 13.00 13.00 11.00 12.00
WIB WIB WIB WIB WIB WIB
08.00 – 08.00 – 08.00 – 08.00 – 08.00 – 08.00 –
6. Poli Gigi 13.00 13.00 13.00 13.00 11.00 12.00
WIB WIB WIB WIB WIB WIB
08.00 – 08.00 – 08.00 – 08.00 – 08.00 – 08.00 –
7. Poli Kia/Kb 13.00 13.00 13.00 13.00 11.00 12.00
WIB WIB WIB WIB WIB WIB
08.00 – 08.00 – 08.00 – 08.00 – 08.00 – 08.00 –
8. Poli Usila/Ptm 13.00 13.00 13.00 13.00 11.00 12.00
WIB WIB WIB WIB WIB WIB
08.00 – 08.00 – 08.00 – 08.00 – 08.00 – 08.00 –
9. Poli Mtbs 13.00 13.00 13.00 13.00 11.00 12.00
WIB WIB WIB WIB WIB WIB
08.00 – 08.00 – 08.00 – 08.00 – 08.00 – 08.00 –
10. Labor 13.00 13.00 13.00 13.00 11.00 12.00
WIB WIB WIB WIB WIB WIB
08.00 –
Pemeriksaan Iva
11. 13.00
Test
WIB
08.00 –
12. Imunisasi 13.00
WIB
08.00 – 08.00 – 08.00 – 08.00 – 08.00 – 08.00 –
13. Konseling Gigi 13.00 13.00 13.00 13.00 11.00 12.00
WIB WIB WIB WIB WIB WIB
08.00 – 08.00 – 08.00 – 08.00 – 08.00 – 08.00 –
Konseling
14. 13.00 13.00 13.00 13.00 11.00 12.00
Kesling/Sanitas
WIB WIB WIB WIB WIB WIB
08.00 – 08.00 – 08.00 – 08.00 – 08.00 – 08.00 –
15. Apotik 13.00 13.00 13.00 13.00 11.00 12.00
WIB WIB WIB WIB WIB WIB
16. Telitik 08.00 – 08.00 – 08.00 – 08.00 – 08.00 – 08.00 –
5

13.00 13.00 13.00 13.00 11.00 12.00


WIB WIB WIB WIB WIB WIB
08.00 – 08.00 – 08.00 – 08.00 – 08.00 – 08.00 –
17. Klinik Vct 13.00 13.00 13.00 13.00 11.00 12.00
WIB WIB WIB WIB WIB WIB

Tabel 2. Pelayanan Luar Gedung Di Puskesmas 2019


No Jenis Pelayanan Waktu Frekuensi Lokasi
22 posyandu di
11 desa 1
10.00 WIB s.d 22x dalam 1
1. Posyandu Balita kelurahan
selesai bulan
wilayah kerja
puskesmas
10.00 WIB s.d 12x dalam 1 11 desa 1
2. Posyandu Lansia
selesai bulan kelurahan
3 posbindu di
08.00 WIB s.d 1x dalam 1
3. Posbindu wilayah kerja
selesai bulan
puskesmas
08.00 WIB s.d 1x dalam 1 11 desa 1
4. Kelas Ibu Hamil
selesai bulan kelurahan
08.00 WIB s.d wilayah kerja
5. Promosi Kesehatan Sesuai jadwal
selesai puskesmas
09.00 WIB s.d wilayah kerja
6. Kunjungan Rumah Sesuai jadwal
selesai puskesmas
Kegiatan Kesehatan 09.00 WIB s.d wilayah kerja
7. Sesuai jadwal
Lingkungan selesai puskesmas
18 SD, 2
08.00 WIB s.d
8. UKS/UKGS Sesuai jadwal SMA/SMK, 3
selesai
SMP
6

Tabel 3. Pelayanan Administrasi Di Puskesmas 2019

No Pelayanan Pustu / Pollindes Jadwal Pelayanan

Senin – Kamis Jam 08.00 – 13.00 WIB


1. Surat Rekomendasi Jumat Jam 08.00 – 11.00 WIB
Sabtu Jam 08.00 – 12.00 WIB
Senin – Kamis Jam 08.00 – 13.00 WIB
2. Pelayanan Penelitian Jumat Jam 08.00 – 11.00 WIB
Sabtu Jam 08.00 – 12.00 WIB
Senin – Kamis Jam 08.00 – 13.00 WIB
Pelayanan Praktek Kerja
3. Jumat Jam 08.00 – 11.00 WIB
Lapangan
Sabtu Jam 08.00 – 12.00 WIB

2.2 Program Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)


Puskesmas Jambi Kecil memiliki wilayah kerja yang terdiri dari 11 desa
dengan 1 kecamatan, yaitu kecamatan maro sebo, tanjung katung, setiris, mudung
darat, danau kedap, bakung, niaso, jambi tulo, desa baru, danau lamo, muaro jambi
serta lubuk raman.
Program Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) memiliki kegiatan luar gedung dan
kegiatan dalam gedung. Kegiatan dalam gedung pada Kesehatan Ibu dan Anak
adalah sebagai berikut :
 Kunjungan ibu hamil yaitu K1 sampai K4 standard atau sasarannya adalah
100%
 Kunjungan ibu hamil resti/resiko tinggi atau komplikasi memiliki standard
atau sasaran sebesar 80%
 Kunjungan persalinan di puskes atau pasienkes standard atau sasaran sebesar
100%
 Kunjungan Neonatal sebesar 100%
 Kunjungan Balita dan Komplikasi adalah sebesar 100%
 Kunjungan KB Baru Lama atau KB aktif adalah sebesar 80%
 Pemeriksaan IVA tidak memiliki target karena program tersebut baru masuk
pada tahun kedua pada bidang kespro.
7

Kemudian untuk kegitan dalam gedung pada Kesehatan Ibu dan Anak adalah
sebagai berikut :
 Pendataan ibu hamil K1
 Pembinaan kelas ibu hamil
 Pengambilan sampel SHK (Skrining Hipotiroid Kongenital)
 Pemeriksaan IVA di desa
 Pendataan ibu hamil K4
 Sosialisasi SHK (Screening Hypotiroid Kongenital)
 Penyuluhan Kanker pada Wanita
 Pembentukan kelas Balita
 Kunjungan bayi
 Penyuluhan kespro
 Penyuluhan HIV/AIDS dan NAPZA di sekolah
 Penyuluhan NAPZA di desa

Pelaksanaan kegiatan yang di luar gedung perencanaannya sesuai dengan hasil


kegiatan yang berada di dalam gedung. Untuk mendukung pelaksanaan kegiatan
yang di dalam gedung diperlukan kegiatan yang di luar gedung juga karena kegiatan
luar gedung berkaitan dengan kegiatan yang ada di dalam gedung.Berikut adalah
keterangan kegitan-kegiatan dalam maupun luar gedung yang dilakukan oleh
Puskesmas Jambi Kecil :
Program edukasi untuk calon pasangan atau pasangan dibawah umur 20 yang
menikah belum ada untuk terjun langsung, namun untuk caten (calon penganten)
diberikan pengantar dari desa ke puskemas kemudian di puskesmas diberikan
edukasi atau konseling. Pada caten usia yang kurang dari 20 tahun akan diberikan
konseling mengenai program KB untuk menunda sementara kehamilan sebelum
usianya siap untuk hamil. Sementara untuk caten yang sudah memiliki umur yang
cukup akan diberi konseling mengenai program kehamilan.
Sedangkan pada ibu hamil pada usia lebih dari atau sama dengan 40 tahun
diberikan jadwal check-up agar ibu hamil tersebut lebih sering check-up ke
puskesmas minimal 2 minggu sekali atau ketika ada keluhan bisa langsung
melakukan check-up ke puskesmas karena ibu hamil dengan usia lebih dari atau
8

sama dengan 40 tahun sangat rentan dan sangat berisiko. Oleh karena itu harus sering
melakukan check-up untuk kehamilannya.
Puskesmas Jambi Kecil tidak memilki waktu khusus untuk melayani program
KB. Pelayanan program KB dilakukan setiap hari, namun khusus untuk IUD dan
Implant harus ada pengantar terlebih dahulu dari bidan desa ke puskesmas sehingga
puskesmas dapat mempersiapkan alat-alatnya. Semua jenis KB dapat dilakukan
dipuskesmas jambi kecil seperti Implan dan IUD namun operasi belum bisa
dilakukan karena alat yang masih sangat terbatas sehingga operasi hanya dapat
dilakukan oleh rumah sakit.
Dari 12 desa yang ada di bawah naungan puskesmas, ibu hamil pergi ke bidan
desa terlebih dahulu karena di setiap desa terdapat bidan-bidan desa yang melayani.
Untuk pemeriksaan laboratorium dan skrining akan dilaksanakan di Puskesmas. Dari
bidan desa diberikan surat pengantar ke puskesmas. Begitu juga dengan skrining ibu
hamil. Kecuali apabila keadaan darurat maka bisa langsung dirujuk ke rumah sakit.
Di setiap desa memiliki bidan-bidan desa, namun untuk 6 desa dari 12 desa memiliki
2 sampai 3 bidan desa.Desa-desa tersebut diantaranya adalah desa muara jambi,
stritis, tanjung katung, jambi tulo, dan danau lamo. Jumlah keseluruhan bidan-bidan
yang bertugas di sekitar puskesmas adalah sebanyak 18 Orang.
Untuk pemantauan ibu hamil yang berisiko tinggi dapat dipantau melalui
laporan yang diberikan oleh bidan-bidan desa setiap bulan mengenai pelayanan SPM
(Standar Pelayanan Minimal). Program bayi dan balita di puskesmas untuk
kunjungan sehat ada imunisasi untuk bayi dan balita yang memang sudah seharusnya
diberikan imunisasi. Kemudian untuk kunjungan sakit ada yang namanya program
MTBS (Manajemen Terpadu Balita Sakit).
Untuk resiko kematian ibu hamil didaerah puskesmas jambi kecil dalam
beberapa tahun sudah tidak ada lagi, semua ibu hamil sudah diberikan edukasi dan
sudah diberikan pelayanan yang cukup baik sehingga angka kematian ibu hamil
dalam beberapa tahun ini sangat rendah bahkan sudah tidak ada kasusnya.
Sedangkan Kematian bayi dalam setahun memang selalu ada namun tidak banyak.
Jika dibandingkan dengan angka kematian bayi tahun-tahun sebelumnya, sudah
menurun sangat jauh. Jadi untuk angka kematian bayi sudah sangat menurun.
9

Contoh kasus resiko ibu hamil yang terjadi biasanya seperti pendarahan pada
saat melahirkan, melahirkan terlalu lama atau sudah lewat bulan, dan tekanan darah
tinggi. Yang paling sering terjadi didesa-desa sekitar puskesmas adalah tekanan
darah tinggi. Penanganan yang dapat dilakukan oleh pihak puskesmas terkait resiko
ibu hamil tersebut adalah dengan melakukan rujukan dari puskesmas ke rumah sakit
apabila pendarahan yang dialami sangat hebat.
Program senam untuk ibu hamil sudah ada disetiap desa karena setiap desa
sudah memiliki kelas ibu hamil sehingga setiap bulan dilakukan senam untuk ibu
hamil.Program balita dipuskesmas ini sudah dilakukan dengan sasarannya yaitu ibu
yang memiliki balita dengan mengedukasikan kepada ibunya bagaimana proses
pengajaran yang harus dilakukan kepada balita. Program ini dilakukan seperti
sekolah balita, sehingga ibu dari balita tersebut mengerti bagaimana mengurus dan
mendidik balitanya. Program ini sudah dilakukan dari awal tahun 2018.

Pengumpulan Data PKP : Target Cakupan Per Bulan(2019)


Pada Program Kia
Sumber: Data Puskesmas Jambi Kecil 2019
CAKUPAN PER BULAN
SASARAN
NO. JENIS KEGIATAN SATUAN SASARAN
KAB.(%) JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AGU
2019

KESEHATAN IBU
DAN ANAK
TERMASUK KB

Peningkatan
A. pelayanan
kesehatan ibu

1. jumlah ibu hamil


yang mendapatkan 100,0 44 51 50 45 52 41 48 45
pelayanan Orang 582

antenatalcare (k1)

2. jumlah ibu hamil


yang mendapatkan
Orang 582 100,0 33 30 35 40 44 35 48 49
pelayanan
antenatalcare (K4)
10

3.jumlah ibu hamil


yang bersalin yang
ditolong oleh tenaga Orang 555 100,0 36 27 41 42 28 38 42 37
kesehatan terlatih
(FN)

4. jumlah ibu nifas


yang mendapatkan Orang 555 100,0 36 27 41 42 28 38 42 37
pelayanan (KF1)
5. jumlah ibu hamil
yang bersalin yang
mendapatkan
penanganan Orang 116 80,0 8 7 8 9 8 12 7 7
komplikasi
kebidanan

Peningkatan
pelayanan
B.
kesehatan anak dan
bayi
1. Jumlah
kunjungan neonatal Orang 529 100,0 36 17 41 41 28 39 42 35
pertama (KN1)
2. Jumlah
kunjungan neonatal
Orang 529 100,0 36 25 40 33 51 55 33 51
lengkap (KN
lengkap)
3. jumlah neonatal
komplikasi yang Orang 79 100,0 8 9 15 16 4 10 10 7
ditangani
4. jumlah
Orang 529 100,0 29 23 24 40 26 55 45 27
kunjungan bayi
5 . jumlah
kunjungan anak Orang 1752 100,0 135 256 201 142 76 61 156 0
balita

Peningkatan
pelayanan
C.
kesehatan anak
sekolah dan remaja
1.jumlah murid SD
kelas 1 dan
setingkat yang
Orang 424 100,0 424 0 0 0 0 0 424 0
mendapatkan
penjaringan
kesehatan
2. jumlah SD dan Unit 18 100,0 18 0 0 0 0 0 0 0
11

setingkat yang
melaksanakan
penjaringan
kesehatan
3. jumlah SMP dan
setingkat yang
Unit 3 100,0 0 0 0 0 0 0 0 0
mempunyai kader
kesehatan remaja
4. jumlah
SMA dan setingkat
yang mempunyai Unit 1 100,0 0 0 0 0 0 0 0 0
kader kesehtan
remaja
5. jumlah murid
SMP dan setingkat
yang mempunyai Orang 15 100,0 0 0 0 0 0 0 0 0
kader kesehatan
remaja
6. jumlah murid
SMA dan setingkat
yang mempunyai Orang 5 100,0 0 0 0 0 0 0 0 0
kader kesehatan
remaja

peningkatan
D. pelayanan keluarga
berencana
1. jumlah pasangan
usia subur yang
menjadi peserta PUS 2841 80,0 695 159 245 217 165 265 335 258
program KB aktif
(CPP)
12

Analisis tabel 4.
Dari tabel pengumpulan data PKP : target cakupan per bulan dari bulan
januari sd Agustus tahun 2019 pada program kesehtan ibu dan anak dapat diketahui
bahwa ada empat upaya kesehatan yang dilakukan yaitu
1. Peningkatan pelayanan kesehtan ibu
2. Peningkatan pelayanan kesehtan anak dan bayi
3. Peningkatan pelayanan kesehatan anak sekolah dan remaja
4. Peningkatan pelayanan keluarga berencana.

1. Untuk kegiatan peningkatan pelayanan kesehatan ibu ada 5 kegiatan :


Pertama, Ibu hamil yang mendapat pelayanan antenatal care (K1) dengan
target sasaran 582 orang dan target kab. Tahun 2019 adalah 100%. Cakupan perbulan
pada kegiatan ini adalah 44 orang ibu hamil pada bulan januari, 51 orang ibu hamil
pada bulan februari, 50 orang ibu hamil pada bulan maret, 45 orang ibu hamil pada
bulan april, 52 orang ibu hamil pada bulan mei, 41 orang ibu hamil pada bulan juni,
48 orang ibu hamil pada bulan juli, 45 orang ibu hamil pada bulan agustus. Jadi dari
hasil yang didapat dari puskesmas jambi kecil baru 376 yang dicapai dan harus
mendapatkan 152 target lagi untuk memenuhi target sasaran tahun 2019 selama
kurun waktu September sampai desember tahun 2019.
Kedua, ibu hamil yang mendapatkan pelayanan antenatal care (K4) dengan
target sasaran 582 dan target kab. 100%. Cakupan perbulan pada kegiatan ini adalah
33 orang ibu hamil pada bulan januari, 30 orang ibu hamil pada bulan februari, 35
orang ibu hamil pada bulan maret, 40 orang ibu hamil pada bulan april, 44 orang ibu
hamil pada bulan mei, 35 orang ibu hamil pada bulan juni, 48 orang pada bulan juli,
dan 49 orang ibu hamil pada bulan agustus. Jadi dari hasil yang didapat dari
puskesmas jambi kecil baru 314 yang dicapai dan harus mendapatkan 268 target lagi
untuk memenuhi target sasaran tahun 2019 selama kurun waktu September sampai
desember tahun 2019.
Ketiga, ibu hamil yang bersalin yang ditilong tenaga kesehatan terlatih (FN)
denagan target sasaran 555 orang dan target kab. Pada 2019 adalah 100%. Cakupan
perbulan pada kegiatan ini adalah 36 orang bulan januari, 27 orang pada bulan
februari, 41 orang pada bulan maret , 42 orang pada bulan april, 28 orang pada bulan
13

mei, 38 pada bulan juni, 42 orang pada juli dan 31 pada bulan agustus. Jadi dari hasil
yang didapat dari puskesmas jambi kecil baru 291 yang dicapai dan harus
mendapatkan 264 target lagi untuk memenuhi target sasaran tahun 2019 selama
kurun waktu September sampai desember tahun 2019.
Keempat, ibu nifas yang mendapat pelayanan (KF1) dengan target sasaran
555 orang dan target kab. Pada 2019 adalah 100%. Cakupan perbulan pada kegiatan
ini adalah 36 orang bulan januari, 27 orang pada bulan februari, 41 orang pada bulan
maret , 42 orang pada bulan april, 28 orang pada bulan mei, 38 pada bulan juni, 42
orang pada juli dan 37 pada bulan agustus. Jadi dari hasil yang didapat dari
puskesmas jambi kecil baru 291 yang dicapai dan harus mendapatkan 264 target lagi
untuk memenuhi target sasaran tahun 2019 selama kurun waktu September sampai
desember tahun 2019.
Kelima, ibu hamil yang bersalin yang mendapatkan penanganan komplikasi
kebidanan dengan target sasaran 116 orang dan target kab. Pada 2019 adalah 80%.
Cakupan perbulan pada kegiatan ini adalah 8 orang bulan januari, 7 orang pada bulan
februari, 8 orang pada bulan maret , 9 orang pada bulan april, 8 orang pada bulan
mei, 12 pada bulan juni, 7 orang pada juli dan 7 pada bulan agustus. Jadi dari hasil
yang didapat dari puskesmas jambi kecil baru 66 yang dicapai dan harus
mendapatkan 50 target lagi untuk memenuhi target sasaran tahun 2019 selama kurun
waktu September sampai desember tahun 2019.
2. Untuk kegiatan Peningkatan pelayanan kesehtan anak dan bayi ada 5 kegiatan
yaitu :
Pertama , kunjungan neonatal pertama (KN1) dengan target sasaran 529
orang dan target kab. Pada 2019 adalah 100%. Cakupan perbulan pada kegiatan ini
adalah 36 orang bulan januari, 17 orang pada bulan februari, 41 orang pada bulan
maret , 41 orang pada bulan april, 28 orang pada bulan mei, 39 pada bulan juni, 42
orang pada juli dan 35 pada bulan agustus. Jadi dari hasil yang didapat dari
puskesmas jambi kecil baru 279 yang dicapai dan harus mendapatkan 250 target lagi
untuk memenuhi target sasaran tahun 2019 selama kurun waktu September sampai
desember tahun 2019.
Kedua, kunjungan neonatal lengkap (KN lengkap) dengan target sasaran 529
orang dan target kab. Pada 2019 adalah 100%. Cakupan perbulan pada kegiatan ini
14

adalah 36 orang bulan januari, 25 orang pada bulan februari, 40 orang pada bulan
maret , 33 orang pada bulan april, 51 orang pada bulan mei, 55 pada bulan juni, 33
orang pada juli dan 51 pada bulan agustus. Jadi dari hasil yang didapat dari
puskesmas jambi kecil baru 324 yang dicapai dan harus mendapatkan 205 target
lagi untuk memenuhi target sasaran tahun 2019 selama kurun waktu September
sampai desember tahun 2019.
Ketiga, kunjungan neonatal komplikasi yang ditangani dengan target sasaran
79 orang dan target kab. Pada 2019 adalah 100%. Cakupan perbulan pada kegiatan
ini adalah 8 orang bulan januari, 9 orang pada bulan februari, 15 orang pada bulan
maret , 10 orang pada bulan april, 4 orang pada bulan mei, 10 pada bulan juni, 10
orang pada juli dan 7 pada bulan agustus. Jadi dari hasil yang didapat sebanyak 79
dari puskesmas jambi kecil sudah memenuhi target sasaran tahun 2019.
Keempat, kunjungan bayi dengan target sasaran 529 orang dan target kab.
Pada 2019 adalah 100%. Cakupan perbulan pada kegiatan ini adalah 29 orang bulan
januari, 23 orang pada bulan februari, 24 orang pada bulan maret , 40 orang pada
bulan april, 26 orang pada bulan mei, 55 pada bulan juni, 45 orang pada juli dan 27
pada bulan agustus. Jadi dari hasil yang didapat dari puskesmas jambi kecil baru 269
yang dicapai dan harus mendapatkan 260 target lagi untuk memenuhi target sasaran
tahun 2019 selama kurun waktu September sampai desember tahun 2019.
Kelima, kunjungan anak dan balita dengan target sasaran 1752 orang dan
target kab. Pada 2019 adalah 100%. Cakupan perbulan pada kegiatan ini adalah 135
orang bulan januari, 256 orang pada bulan februari, 210 orang pada bulan maret ,
142 orang pada bulan april, 76 orang pada bulan mei, 61 pada bulan juni, 156 orang
pada juli dan 157 pada bulan agustus. Jadi dari hasil yang didapat dari puskesmas
jambi kecil baru 1184 yang dicapai dan harus mendapatkan 568 target lagi untuk
memenuhi target sasaran tahun 2019 selama kurun waktu September sampai
desember tahun 2019.
3. Untuk kegiatan Peningkatan pelayanan kesehatan anak sekolah dan remaja
dengan 6 kegiatan adalah:
Pertama, murid SD kelas 1 dan setingkat yang mendapat penjaringan
kesehatan dengan target sasaran 424 orang dan target kab. Pada 2019 adalah 100%.
Cakupan perbulan pada kegiatan ini adalah 424 orang bulan januari, tidak ada pada
15

bulan februari, sampai juni, 424 orang pada juli dan tidak ada pada bulan agustus.
Jadi dari hasil yang didapat dari puskesmas jambi kecil sudah memenuhi target
sasaran tahun 2019 selama kurun waktu September sampai desember tahun 2019.
Kedua, SD dan setingkat yang melaksanakan penjaringan kesehatan dengan
target sasaran per unit sebanyak 18 dan target kab. Pada 2019 adalah 100%.
Cakupan perbulan pada kegiatan ini adalah 18 orang bulan januari, tidak ada pada
bulan februari sampai bulan agustus. Jadi dari hasil yang didapat dari puskesmas
jambi kecil sudah memenuhi target sasaran tahun 2019 selama kurun waktu
September sampai desember tahun 2019.
Ketiga, SMP dan setingkat yang mempuyai kader kesehatan remaja dengan
target sasaran per unit sebanyak 3 dan target kab. Pada 2019 adalah 100%. Cakupan
perbulan pada kegiatan ini adalah tidak ada pada januari sampai bulan agustus. Jadi
dari hasil yang didapat belum ada dari puskesmas jambi kecil belum memenuhi
target sasaran tahun 2019 selama kurun waktu September sampai desember tahun
2019.
Keempat, SMA dan setingkat yang Mempunyai kader kesehatan remaja
dengan target sasaran per unit sebanyak 1 dan target kab. Pada 2019 adalah 100%.
Cakupan perbulan pada kegiatan ini adalah tidak ada pada bulan januari sampai
bulan agustus. Jadi dari hasil yang didapat belum ada dari puskesmas jambi kecil
belum memenuhi target sasaran tahun 2019 selama kurun waktu September sampai
desember tahun 2019.
Kelima, murid SMP dan setingkat yang mempunyai kader kesehatan dengan
target sasaran sebanyak 15 dan target kab. Pada 2019 adalah 100%. Cakupan
perbulan pada kegiatan ini adalah tidak ada bulan januari sampai bulan agustus. Jadi
dari hasil yang didapat belum ada dari puskesmas jambi kecil belum memenuhi
target sasaran tahun 2019 selama kurun waktu September sampai desember tahun
2019.
Keenam, jumlah murid SMA dan setingkat yang mempunyai kader kesehatan
remaja dengan target sasaran sebanyak 5 orang dan target kab. 100%. Cakupan per
bulan pada program ini adalah tidak ada pada bulan januari sampai aguatus. Jadi dari
hasil yang didapat belum ada dari puskesmas jambi kecil belum memenuhi target
sasaran tahun 2019 selama kurun waktu September sampai desember tahun 2019.
16

4. Untuk kegiatan Peningkatan pelayanan keluarga berencana.


Untuk kegiatan Peningkatan pelayanan keluarga berencana Dengan melaksanakan
kegiatan pasangan usia subur yang menjadi peserta program KB aktif (CPP) dengan
target sasaran PUS sebanyak 2841 dan target kab. 80%, cakupan per bulan pada
program ini adalah 695 pada bulan januari, 159 pada bulan februari, 245 pada bulan
maret, 217 pada bulan april, 165 pada bulan mei, 265 pada bulan juni, 335 pada
bulan juli dan 258 pada bulan agustus. Jadi dari hasil yang didapat dari puskesmas
jambi kecil baru 2339 yang dicapai dan harus mendapatkan 502 target lagi unt uk
memenuhi target sasaran tahun 2019 selama kurun waktu September sampai
desember tahun 2019.

2.3 Program Promosi Kesehatan


Program promosi kesehatan masyarakat memiliki beberapa program yang
dilakukan di dalam maupun diluar gedung.
Program di dalam gedung di Puskesmas Jambi Kecil yaitu konseling terhadap
orang yang sakit maupun yang sehat, serta poster di setiap ruangan.
Program di luar gedung di Puskesmas Jambi Kecil, terdiri dari :
 Pembinaan PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) rumah tangga
PHBS rumah tangga merupakan salah satu program di Puskesmas Jambi Kecil.
Program ini dilakukan oleh kader PHBS yang sistemnya konseling, pendataan ke
setiap rumah dengan tujuan untuk mengetahui apakah rumah tersebut sudah
melakukan 10 indikator PHBS. Pendataan pada program PHBS dilakukan per tahun
tepatnya pada akhir tahun. Serta indikator keberhasilan PHBS pada tahun 2018
hanya mencapai 74% dari 80%.
Indikator PHBS rumah tangga terdiri dari :
 Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan
 Memberi ASI ekslusif
 Menimbang bayi dan balita
 Menggunakan air bersih
 Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun
 Menggunakan jamban sehat
 Memberantas jentik di rumah
17

 Makan buah dan sayur setiap hari


 Melakukan aktivitas fisik setiap hari
 Tidak merokok di dalam rumah
 PIS-PK (Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga)
PIS-PK merupakan salah satu program promkes di Puskesmas Jambi Kecil, PIS-
PK dilakukan dengan kunjungan rumah yang di lakukan oleh pihak puskesmas itu
sendiri. Dalam implementasinya pihak puskesmas dibantu oleh kader yang telah di
tunjuk oleh posyandu. Kader tersebut memberi informasi tentang tempat-tempat atau
wilayah yang harus di kunjungi.
Indikator PIS-PK terdiri dari :

Jenis Kegiatan Promosi Kesehatan ( Upaya Kesehatan Wajib ) di Puskesmas Jambi


Kecil, yaitu :
1. Rumah Tangga Ber – PHBS
Kegiatan ini merupakan salah satu program promkes yang terdapat di
Puskesmas Jambi Kecil. Pengertian dari PHBS itu sendiri yaitu upaya untuk
memberdayakan anggota rumah tangga agar sadar, mau dan mampu mempraktikkan
PHBS untuk memelihara dan meningkatkan kesehatannya, mencegah resiko
terjadinya penyakit dan melindungi diri dari ancaman penyakit serta berperan aktif
dalam gerakan kesehatan masyarakat. Program ini dilakukan oleh kader yang dipilih
dari posyandu. Dalam implementasinya kader PHBS tersebut melakukan konseling
atau penyuluhan kepada rumah tangga serta menanyakan apakah rumah tangga
18

tersebut sudah melakukan 10 indikator PHBS apa belum. Kegiatan ini memiliki
target sasaran sebanyak 5.866 rumah tangga.
2. Desa Siaga Aktif
Di Puskesmas Jambi Kecil memiliki kegiatan desa siaga aktif. Pengertian
desa siaga itu sendiri yaitu desa yang penduduknya memiliki kesiapan sumber daya
dan kemampuan serta kemauan untuk mencegah dan mengatasi masalh kesehatan,
bencana, dan kegawadaruratan, serta kesehatan secara mandiri. Kegiatan ini
memiliki target sasaran sebanyak 12 desa.
Selain program desa siaga aktif, di promkes juga memiliki program desa siaga sehat
jiwa.
3. Cakupan Posyandu Purnama dan Mandiri
Di Puskesmas Jambi Kecil memiliki kegiatan yang cakupannya pada
posyandu purnama dan mandiri. Kegiatan ini memiliki target sasaran sebanyak 22
posyandu.
4. Sekolah Dasar (SD) yang Mempromosikan Kesehatan (UKS)
Di Puskesmas Jambi Kecil sendiri memiliki kegiatan sekolah dasar (SD) yang
mempromosikan kesehatan (UKS) pada program promkes. Program ini lebih
menitikberatkan PHBS sekolah pada anak sekolah dasar (SD), misalnya CTPS ( Cuci
Tangan Pakai Sabun). Kegiatan ini memiliki target sasaran sebanyak 10 SD.
 Penjelasan Singkat tentang Program Promosi Kesehatan di Puskesmas Jambi
Kecil
Puskesmas Jambi Kecil memiliki 22 posyandu yang terdiri dari posyandu
purnama dan mandiri yang berjumlah 12 posyandu, sisanya masih madya. Setiap
posyandu terdapat 5 kader, kegiatan kader tersebut membantu pihak puskesmas
misalnya pada kegiatan puskesmas yaitu rumah tangga ber-PHBS.
Di Puskesmas Jambi Kecil kegiatan program promkes yaitu penyuluhan.
Penyuluhan tersebut dilakukan per tw(triwulan)/per rencanaan atau per kegiatan
sesuai dengan perencanaan dan anggaran BOK atau BPJS di Puskesmas. Misalnya
tw 1 : pernyuluhan rokok, tw 2 : penyuluhan napza, tw 3 : penyuluhan reproduksi.
Perencanaan program tersebut di buat pada akhir tahun sehingga pada saat memasuki
awal tahun perencanaan program bisa dijalankan. Selama proses penyuluhan media
yang digunakan bisa berupa poster, leaflet , dan brosur.
19

Contoh penyuluhan pada masyarakat misalnya tentang pencegahan penyakit


menular TBC misalnya tentang personal higiene, dan kebersihan per individu,
penyuluhan tersebut dapat dilakukan di kantor desa maupun posyandu ke
masyarakat. Selain penyuluhan kepada masyarakat, program promkes juga
melakukan penyuluhan pada anak SD, SMP dan SMA. Penyuluhan pada anak SD
yaitu PHBS sekolah sedangkan pada anak SMP & SMA yaitu penyuluhan tentang
rokok, napza dan reproduksi. Selain penyuluhan disertai juga dengan praktek
implementasinya yang di bantu oleh program lain yang masih berhubungan dengan
penyuluhan tersebut atau sering disebut dengan lintas program.

Untuk solusi dari permasalahan yang ditemukan dalam pelaksanaan kegiatan


seperti sikap dari masyarakatnya sendiri yang kurang mau melakukan perubahan atau
arahan yang telah diberikan adalah dengan melakukan pemberian masukkan kepada
individu. kerjasama lintas sektor, pemberdayaan masyarakat mungkin juga dengan
pengambilan kebijakan atau sanksi dari kepala desa kepada warga agar masyarakat
lebih berpartisipasi dalam program puskesmas jambi kecil ini .
Tabel 6. Pengumpulan Data PKP : Target Cakupan Per Bulan(2019)
Program Promosi Kesehatan
TARGET TABEL PENGUMPULAN DATA PKP JAMBII KECIL
TARGET
No JENIS KEGIATAN SATUAN KAB
SASARAN JAN FEB MAR APR MAI JUN JUL AGS
2019 (%)
UPAYA
KESEHATAN WAJIB
PROMOSI
KESEHATAN
Rumah Tangga Ber
A RT 5866 80,0 321 319 316 316 318 318 320 168
PHBS
B Desa Siaga Aktif Desa 12 80,0 12 0 0 0 0 0 0 0
Cakupan Posyandu
C Poys 23 75,0 12 0 1 0 0 0 0 0
Purnama Dan Mandiri
Sekolah Dasar (SD)
D Yang Mempromosikan SD 18 80,0 14 0 0 0 0 0 0 0
Kesehatan (UKS)

Sumber: Data Puskesmas Jambi Kecil 2019


20

Analisis tabel 6
Dari table diatas , terdapat empat program promosi kesehatan di Puskesmas
Jambi Kecil. Pengumpulan data dilakukan mulai dari bulan januari sampai dengan
bulan agustus 2019. Program yang pertama yaitu, rumah tangga ber PHBS. Dilihat
dari per RT dengan target sasaran 5866 dan target kabupaten 2019 sebesar 80%.
Pada bulan januari terdapat 321 rumah tangga, pada bulan februari terdapat 319
rumah tangga, pada bulan maret dan april masing-masing terdapat 316 rumah tangga
, pada bulan mai dan juni masing-masing terdapat 318 rumah tangga , pada bulan juli
terdapat 320 rumah tangga , dan pada bulan agustus terdapat 168 rumah tangga.
Program kedua yaitu, Desa Siaga Aktif. Dilihat dari per desa dengan target
sasaran 12 desa dan target kabupaten 2019 sebesar 80%. Dari data yang dikumpulkan
hanya berjalan pada bulan januari yaitu pada 12 desa di Jambi kecil. Sehingga dapat
dikatakan bahwa program ini belum memenuhi target.
Program ketiga yaitu, cakupan posyandu purnama dan mandiri dengan
ditinjau per posyandu di Jambi kecil. Target sasaran ialah 23 posyandu dan arget
kabupaten 2019 sebesar 75%, program ini hanya berjalan pada bulan januari di 12
posyandu dan pada bulan maret hanya pada satu posyandu. Sehingga dapat dikatakan
pada program ketiga ini masih belum memenuhi target. Program keempat yaitu
Sekolah Dasar (SD) yang mempromosikan Kesehatan (UKS), ditinjau per SD dengan
target sasaran 18 SD dan target kabupaten 2019 sebesar 80%. Dari hasil
pengumpulan data yang dilakukan. Program ini hanya berjalan pada bulan januari di
14 SD , sehingga dapat dikatakan bahwa program ini juga masih belum dapat
memenuhi target.
21

Contoh data program promosi kesehatan :

Data diatas memuat tentang rumah tangga ber-PHBS di wilayah Puskesmas


Jambi Kecil pada tahun 2019. Dapat dilihat dari data di atas dari bulan Januari-
September Puskesmas Jambi kecil memiliki jumlah yang dipanntau atau target
sasaran sebanyak 333 rumah tangga ber-PHBS, tetapi hasil setiap tahunnya selalu
tidak mencapai target, karena untuk mengubah perilaku seseorang tidaklah mudah
dan membutuhkan waktu yang cukup lama.

2.4 Program Kesehatan Lingkungan


Kesehatan lingkungan merupakan suatu disiplin ilmu dan seni untuk
memperoleh keseimbangan antara lingkungan dengan manusia, dan juga merupakan
ilmu dan seni mengelola lingkungan agar bisa menciptakan kondisi lingkungan yang
bersih, sehat, nyaman dan aman serta terhindar dari berbagai macam penyakit.
Sedangkan ilmu kesehatan lingkungan merupakan ilmu yang mempelajari hubungan
suatu kelompok penduduk dengan berbagai macam perubahan yang terjadi
dilingkungan mereka tinggal yang berpotensi mengganggu kesehatan masyarakat
umum.
Tujuan kesling:
1. Melakukan korelasi, memperkecil terjadinya bahaya dari lingkungan
terhadapa kesehatan serta kesejahteraan hidup manusia.
22

2. Untuk pencegahan, dengan cara mengefisienkan pengaturan berbagai


sumber lingkungan untuk meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan hidup
manusia serta untuk mencegah dari bahaya penyakit.

a. Pengawasan SAB (Sarana Air Bersih)


Pengawasan sarana air bersih terus dilakukan pemantauan setiap minimal tiga
bulan sekali yang langsung dilakukan oleh petugas kesling puskesmas namun setiap
satu bulan sekali kader yang terdapat pada 12 lurah/desa diwilayah puskesmas jambi
kecil ini memberikan laporan kepada petugas kesling puskesmas untuk sebagai
bahan evaluasi dan untuk memastikan bahwa sarana air bersih yang dimiliki warga
dapat dikategorikan sehat atau tidak yang dilakukan oleh petugas puskesmas jambi
kecil. Sarana air bersih yang dimiliki warga yang ada di wilayah puskesmas jambi
kecil ini masih bersumber seperti sumur, warga memiliki satu sumur setiap tiga
sampai empat rumah, yang sumur tersebut dapat digunakan secara bersama-sama dan
warga dapat menjadikan sarana air bersih tersebut untuk keperluan sehari-harinya.
Selain sarana air bersih seperti sumur yang disebutkan tadi petugas puskesmas
juga melakukan pemantauan terhadap sarana air bersih lainnya seperti depot isi ulang
air minum, dimana bahwa setiap enam bulan sekali dilakukan pengecekan langsung
oleh petugas laboratorium baik dilakukan oleh labkes atau langsung dari dinkes itu
sendiri. Dan untuk target atau sasaran itu sendiri yaitu 100% dan capaiannya bisa
dikatakan hampir mencukupi target atau sasaran.
b. Pengelolaan tempat pengelolaan makanan / kantin sehat di sekolah
Pengelolalaan tempat pengelolaan makanan/ kantin sehat disekolah terus
dilakukan upaya untuk mencegah adanya penyakit yang ditimbulkan karena adanya
kesalahan
pengelolaan makanan tadi, maka pihak puskesmas selalu melakukan pemantauan
terhadap kantin yang ada pada sekolah yang berada di wilayah puskesmas tersebut
minimal setiap satu bulan sekali. Terkait dengan hal itu pihak puskesmas sekaligus
petugas kesling di puskesmas selalu melakukan kerjasama dengan pihak sekolah
untuk memantau kantin-kantin yang ada pada sekolahnya tersebut.
23

c. Pembinaan sanitasi rumah warga


Pembinaan sanitasi rumah warga perlu dilakukan dikarenakan sebelumya terkait
dengan masalah warga yang masih kurang tau dan memahami bahwa sanitasi yang
baik itu bagaimana dan pengelolaannya bagaimana, warga sampai sekarang ini masih
membiarkan sanitasi atau limbah rumah tangga nya di buang pada bawah rumah nya
atau di halaman rumah nya saja mengingat kondisi kebanyakan rumah warga yang
ada di wilayah puskesmas jambi kecil ini masih menggunakan rumah tradisional
jambi yang disebut dengan rumah panggung. Untuk penggunaan septic tank itu
sendiri belum digunakan sepenuhnya oleh warga di sekitarnya.
d. Jumlah rumah yang memenuhi syarat kesehatan/ rumah sehat
Jumlah rumah yang memenuhi syarat kesehatan / rumah sehat pada warga yang
ada di wilayah puskesmas jambi kecil ini selengkapnya bisa diakses melalui aplikasi
yang dibuat oleh pemerintah yang
langsung dapat terhubung dengan pemerintah pusat atau KEMENKES dan
semuanya bisa diakses termasuk warga-warga yang ada pedesaan sekalipun. Aplikasi
tersebut dapat diakses oleh umum bernama STBM SMART. Untuk desa/lurah yang
ada di wilayah puskesmas jambi kecil ini terdiri 12 lurah/desa.
e. Jumlah jamban sehat
Jumlah jamban yang sehat atau dengan kata lain yang memenuhi syarat
kesehatan yang ada pada 12 desa/lurah diwilayah puskesmas jambi kecil ini adalah
total keseluruhan KK yang ada 718 KK, yang memiliki jamban semi permanen 500
KK, dan yang memiliki jamban sehat semi permanen 158 KK, dan yang selebihnya
BAB sembarangan adalah 60 KK. Untuk dikatakan jamban sehat itu sendiri yaitu
yang memenuhi persyaratan yaitu memiliki ruang yang cukup luas, adanya ventilasi,
dan memiliki air yang bersih, dan lain sebagainya. Untuk target atau sasaran jamban
sehat itu sendiri sama dengan SAB tadi akan tetapi capaian nya belum dikatakan
tercapai atau maksimal dilihat dari hasil pengamatan jumlah KK yang masih banyak
belum menggunakan jamban sehat semi permanen tadi. Untuk jamban sehat itu
sendiri jika dilakukan pemantauan warga cukup terbuka terhadap adanya kedatangan
petugas puskesmas dikarenakan warga berpendapat bahwa mereka akan diberikan
dana bantuan untuk membuat jamban sehat bagi warga, untuk mendukung kegiatan
ini tidak terlepas bahwa kerja sama lintas sektor petugas puskesmas dengan kepala
24

desa atau kepala lurah agar warga dapat lebih terbuka kedepannya. Dan setiap desa
sudah ada pendanaan khusus untuk sanitasi atau pembuatan jamban yang sehat bagi
warga itu sendiri.
Dalam pelaksanaan jamban sehat kendala yang dihadapi adalah masih Ada warga
yang membuat jamban cemplung di sungai, itu sekitar 30 jamban. Selebihnya telah
memiliki jamban sendiri. Solusi atau penanggulangan supaya masyarakat tidak
membuat jamban cemplung lagi yaitu dengan cara ber koordinator dengan kepala
desa agar warga yang tidak mempunyai jamban dibuat jamban dengan menggunakan
dana desa, diharapkan dengan adanya bantuan dari desa untuk pembuatan jamban
masyarakat yang buang air besar di sungai tidak ada lagi.
 Pengelolaan air rumah tangga
Air rumah tangga yang maksud dalam program pengolahan air rumah tangga
dalam program kesehatan lingkungan ini adalah berubah air bersih yang akan
digunakan dalam kegiatan rumah tangga sehari-hari seperti air untuk minum, mandi
dan mencuci.
Menurut data yang kami dapatkan di wilayah kerja Puskesmas jambi kecil, air
yang digunakan untuk kegiatan di rumah tangga sehari-hari masyarakat lebih banyak
menggunakan sumur gali daripada PDAM, hanya sebagian wilayah yang
menggunakan air PDAM. Pengecekan yang dilakukan pada bulan Maret dengan cara
uji laboratorium yang dilakukan Puskesmas Jambi kecil, menunjukkan hasil bahwa
pemeriksaan sampel air minum dan air bersih di desa-desa wilayah kerja puskesmas
Jambi kecil sebagian besar sudah memenuhi syarat.
 Pengelolaan limbah cair rumah tangga
Pengelolaan limbah cair rumah tangga di desa-desa wilayah kerja puskesmas
yang kecil bisa dikatakan tidak atau belum terkelola karena kurangnya pengetahuan
masyarakat tentang sebab dan akibat yang ditimbulkan jika tidak mengelola limbah
cair dengan baik. Menurut informasi yang didapatkan baru sekitar 2% masyarakat
yang yang mengelola limbah cair dengan baik dan benar selebihnya mereka tidak
mengolahnya.
Kegiatan yang dilakukan oleh Puskesmas Jambi Kecil untuk meningkatkan
pengetahuan masyarakat tentang pentingnya pengelolaan limbah cair rumah tangga
dilakukan dengan cara penyuluhanyaitu dengan memberitahukan dampak yang akan
25

ditimbulkan kan terhadap makhluk hidup dan lingkungan jika limbah cair tersebut
tidak dikelola.
 Pengelolaan sampah
Pengelolaan sampah penduduk Puskesmas Jambi kecil rata-rata dengan cara
dibakar hal ini dikarenakan tidak adanya tempat penampungan untuk sampah
tersebut dan juga tidak ada kendaraan yang mengangkut sampah di daerah
Puskesmas Jambi kecil, sehingga warga membuang sampah di belakang rumahnya
sendiri dan setelah itu baru dibakar.
Upaya dari Puskesmas untuk masyarakat yang membakar sampah yaitu dengan
cara melakukan pembinaan kepada masyarakat tentang cara pengelolaan sampah
rumah tangga yang baik dan benar.kegiatan pembinaan ini telah dilakukan atau
diadakan di desa kawasan Jambi kecil yaitu di 11 desa dan 1 kelurahan. Tetapi
kendaraan yang dihadapi oleh pihak Puskesmas Jambi kecil yaitu walaupun sudah
dilakukan pembinaan tapi masyarakat masih tetap melakukan kegiatan membakar
sampah dikarenakan kendala tempat dan mobil kendaraan yang mengangkut sampah
yang tidak ada.
Kegiatan program kesling di luar ruangan, yaitu :
o IKL (inpeksi kesehatan lingkungan)
Kegiatan berupa turun lapangan untuk melakukan pengecekan atau pemeriksaan
terhadap depot air minum, pembinaan kantin sehat yang dilakukan di sekolah dan
pemeriksaan atau PKL di tempat-tempat minum.
o Pemeriksaan ke rumah warga
Pemeriksaan ke rumah warga dilakukan hanya untuk pendataan, pendataan
dilakukan dengan 2 cara yaitu mendata seluruh rumah warga yang dilakukan setahun
sekali yaitu dilakukan pada tiap bulan Januari dan yang kedua yaitu pendataan
perbulan rumah warga dengan cara cara menggunakan pengambilan sampel. Sampel
berguna untuk mengetahui apakah rumah warga itu termasuk dalam rumah sehat atau
tidak.
Kegiatan program kesling di dalam ruangan, yaitu :
IKL Puskesmas yaitu kegiatan pengecekan ruang-ruang yang ada di dalam
puskesmas dengan tujuan untuk memgetahui serta memantau apakah ruangnya bersih
atau tidak, dan kebersihan setiap ruangan menjadi tanghung jawab bagi penanggung
26

jawab program di ruangan tersebut. Dan juga pengecekan terhadap pembuangan


limbah medis Puskesmas, untuk limbah medis atau sampah medis pengecekan
dilakukan setiap hari.

Tabel 7. Pengumpulan Data PKP : Target Cakupan Per Bulan(2019)


Program Kesehatan Lingkungan
TARGET TABEL PENGUMPULAN DATA PKP JAMBII KECIL
JENIS TARGET
No SATUAN KAB
KEGIATAN SASARAN JAN FEB MAR APR MAI JUN JUL AGS
2019 (%)
Upaya Kesehatan
Dan Penyehatan
Lingkungan
Kesehatan
Lingkungan
Penduduk Yang
Memiliki Akses
A Rt 5866 85 100 100 100 100 100 100 100 100
Terhadap Air
Minum Berkualitas
Air Minum Yang
B Rt 5866 85 100 100 100 100 100 100 100 100
Memenuhi Syarat
Pendudukyang
C Menggunakan Rt 5866 85 100 100 100 100 100 100 100 100
Jamban Sehat
Rumah Yang
D Memenuhi Syarat Rt 5866 85 100 100 100 100 100 100 100 100
Kesehatan
Desa Yang
Memiliki Sanitasi
E Desa 2 68,7 0 0 0 0 0 0 0 0
Total Berbasis
Masyarakat
Tempat Umum
F Yang Memenuhi Ttu 90 85 4 4 4 4 4 4 4 4
Syarat
Tempat Pengolahan
G Makanan Tpm 70 85 2 2 2 2 2 2 2 2
Memenuhi Syarat

Sumber: Data Puskesmas Jambi Kecil 2019


27

Analisis tabel 7
Pada analisis data kedua yaitu terdapat beberapa kegiatan yang dilakukan untuk
program kesehatan lingkungan pada puskesmas jambi kecil yaitu : penduduk yang
memiliki akses terhadap air minum berkualitas, air minum yang memenuhi syarat,
penduduk yang menggunakan jamban sehat, rumah yang memenuhi syarat
kesehatan, desa yang memiliki sanitasi total berbasis masyarakat, tempat umum yang
memenuhi syarat, tempat pengolahan makanan memenuhi syarat.
Penduduk yang memiliki akses terhadap air minum memiliki target sasaran 5866,
dan target kabupaten 85. Air minum yang memenuhi syarat memilki target sasaran
5866, dan target kabupaten 85. Penduduk yang menggunakan jamban sehat memiliki
target sasaran 5866, dan target kabupaten sebanyak 85. Rumah yang memiliki syarat
kesehatan memiliki target sasaran sebanyak 5866, dan target kabupaten 85. Desa
yang memiliki sanitasi total berbasis masyarakat yang memiliki target sasaran
sebanyak 2, dan target kabupatennya 68,7. Tempat umum yang memenuhi syarat
memiliki target sasaran 90 dan target kabupaten 85, tempat pengolahan makanan

memenuhi syarat memiliki target sasaran 70 dan target kabupaten 85.


Program Kesehatan Lingkungan
Analisis tabel 4
Dari table pengumpulan data penduduk dengan akses berkelanjutan terhadap air
berkualitas (layak) menurut kecamatan dan puskesmas kabupaten/kota pada
28

puskesmas jambi kecil terdapat 2 kriteria penilaian penduduk yang menggunakan


perpipaan dan perpipaan, dan masing-masing kriteria penilaian tersebut terdapat
beberapa bagian yaitu : sumur terlindung, sumur gali terlindung, sumur gali dengan
pompa, terminal air, mata air terlindung, penampungan air hujan, depot air minum,
dan pembagian kriteria perpipaan yaitu: perpipaan (PDAM, BPSPAM), perpipaan
non PDAM.
Dan dari tabel pengumpulan data tersebut terdapat beberapa wilayah bagian yang
di kelola atau di bawah puskesmas jambi kecil yaitu diantaranya: Jambi Kecil,
Tanjung Katung, Lubuk Raman, Setiris, Mudung Darat, Danau Kedap, Bakung,
Jambi Tulo, Danau Lamo, Desa Baru, Muaro Jambi, Niaso. Data yang diperoleh
pada desa Jambi Kecil dengan jumlah penduduk sebanyak 3029 jiwa, penduduk yang
yang menggunakan sumur gali terlindung sebanyak 755 rumah, dan yang
menggunakan depot air minum sebanyak 3 rumah. Pada desa Tanjung Katung
terdapat jumlah penduduk sebanyak 3690 jiwa dan yang menggunakan sumur gali
terlindung sebanyak 465 rumah dan yang menggunakan depot air minum terdapat
sebanyak 3 rumah. Di desa Lubuk Raman jumlah penduduk sebanyak 1410 jiwa, dan
yang menggunakan sumur gali terlindung sebanyak 300 rumah, dan yang
menggunakan depot air minum sebanyak 1 rumah.
Di desa Setiris yang jumlah penduduknya rterdiri dari 3175 jiwa, penduduk
yang menggunakan sumur gali terlindung yaitu sebanyak 244 rumah, dan yang
menggunakan depot air minum sebanyak 1 rumah. Di desa Mudung Darat jumlah
penduduknya sebanyak 1933 jiwa, yang menggunakan sumur gali terlindung
sebanyak 125 rumah dan yang menggunakan depot air minum sebanyak 1 rumah. Di
Desa Danau Kedap jumlah penduduknya yaitu sebanyak 904 jiwa, dan yang
menggunakan sumur gali terlindung sebanyak 463 rumah, dan yang menggunakan
depot air minum sebanyak 1 rumah. Desa Bakung jumlah penduduk terdiri dari 908
jiwa yang menggunakan sumur gali terlindung sebanyak 256 rumah, yanhg
menggunakan depot air minum tidak terdapat pada desa ini.
Di desa Jambi Tulo jumlah penduduknya sebanyak 1445 jiwa, yang
menggunakan sumur gali terlindung sebanyak 240 rumah, dan yang menggunakan
depot air minum sebanyak 1 rumah. Di desa Danau Lamo terdapat sebanyak 1490
jumlah penduduk, yang menggunakan sumur gali terlindung 387 rumah, dan yang
29

menggunakan depot air minum sebanyak 1 rumah, dan ada yang menggunakan
perpipaan (PDAM, BPSPAM) sebanyak 120 rumah. Di Desa Baru terdapat 717
jumlah penduduk, yang menggunakan sumur gali terlindung sebanyak 293 rumah,
dan yang menggunakan depot air minum sebanyak 1 rumah. Selanjutnya pada desa
Muaro Jambi terdapat 2744 jiwa, yang menggunakan sumur gali terlindung sebanyak
295 rumah, dan yang menggunakan depot air minum sebanyak 3 umah, dan yang
menggunakan perpipaan (PAM,BSPAM) sebanyak 210 rumah. Dan yang terkahir
pada Desa Niaso terdiri dari 1139 jumlah penduduk, yang menggunakan sumur gali
terlindung sebanyak 200 rumah, dan yang menggunakan depot air minum sebanyak 1
rumah.
2.5 Program Pelayanan Kesehatan (Yankes)
Program YANKES di puskesmas Jambi kecil ini membawahi semua program
yang ada di puskesmas seperti Program KIA, P2P, KESLING, PROMKES, dan
GIZI. Intidari program YANKES ini adalah Memantau semua pelayanan kesehatan
di puskesmas. Yang menjadi focus dari program YANKES di Jambi kecil ialah
Bagaimana Pelayanan Kesehatan di dalam gedung maupun luar gedung bisa berjalan
dengan sebaik mungkin.
Sasaran Pelayanan kesehatan adalah individu, keluarga Seluruh Masyarakat
tanpa terkecuali. Target dari pelayanan pengobatan dasar pada Puskesmas ini adalah
memberikan pelayanan kesehatan pada masyarakat sesuai dengan program
pemerintah dalam keputusan menteri kesehatan republik Indonesia.
Kelengkapan sarana & prasarana yang tersedia di Puskesmas Jambi Kecil ini
bisa dikategorikan cukup. Untuk SDM (Tenaga Kesehatan) di Puskesmas Jambi kecil
ini masih belum sepenuhnya sesuai dengan basic yang seharusnya. Seperti untuk
program Promkes, petugasnya Basicnya perawat bukan tenaga Promkes, dan juga
program Kesling petugasnya memiliki basic perawat. SDM (tenaga kesehatan) di
Puskesmas Jambi kecil kebanyakan memiliki basic perawat.
Jenis-jenis Pelayanan :
1. Pengobatan Dalam Gedung :
Poli Umum,poligigi, apotek, instalasi gawat darurat ( IGD ),
pertolongan persalinan ( kebidanan )
2. Pengobatan Luar Gedung :
30

 Pelayanan Puskesmas Keliling (Puskel)


Di Puskesmas Jambi Kecil ini Pusling turun kesetiap desa, yang turun
biasanya 5-6 tenaga kesehatan yang terdiri dari Dokter/DLP, Farmasi,
Perawat, Tenaga Promkes, dan petugas Yankes sendiri serta di bantu
kader-kader desa yang dikunjungi. Wilayah kerja Puskesmas Jambi
kecil ini ada 12 Desa. Kegiatan Puskesmas keliling ini terjadwal yaitu
setiap bulan turun kesetiap desa yaitu satu bulan satu desa.
 Pelayanan ketika ada bencana / KLB (kabut asap, banjir) yaitu
Menyediakan posko-posko pengobatan di tempat terjadinya
becana.
 Sunat massal.
 Pis-pk :untuk Intervensi masalah kesehatan di masyarakat yang
ditemukan. Melalui kunjungan rumah yang dilaksanakan oleh
Program promkes dengan kerjasama dengan Program YANKES
yaitu terjalinnya lintas program.
 Pelayanan Kesehatan pada Usia Pendidikan Dasar : Program
menyikat gigi bersama di Sekolah Dasar di wilayah kerja
Puskesmas.
 Setiap kegiatan turun kelapangan selalu menjalin Kerjasama
lintas Program.
Pelayanan Kesehatan (Yankes) adalah pelayanan public yang memiliki
peranan penting dalam pelayanan dan mempunyai standar operasi pelayanan (SOP)
sehingga yankes selalu bekerjasama dengan program lainnya seperti program
promkes, KIA, P2P, gizi, kesling untuk menciptakan program pelayanan kesehatan.
Masing-masing program memliki penanggungjawab, kebijakan, kegiatan dan
perencanaan sendiri. Dalam hal ini, yankes yang akan bertanggungjawab dan
memantau semua program yang ada di Puskesmas Jambi Kecill baik di luar gedung
maupun di dalam gedung.
Contoh pelayanan dalam gedung poli umum, poli TB, poli gizi, poli gigi.
Sedangkan pelayanan luar gedung yaitu penyuluhan, misalnya yankes berkerjasama
dengan promkes dalam program PIS-PK (Program Indonesia Sehat dengan
31

Pendekatan Keluarga). Dalam program ini yankes yang berperan dalam


pelayanannya sedangkan promkes berperan ke penyuluhan.
Peran yankes adalah :
 Mengatasi dan menangani masalah yang berhubungan dalam pelayanan
kesehatan
Contoh ada seorang pasien yang berobat dan memiliki masalah dengan
pengobatan yang dialaminya dan mengajukan complain ke puskesmas maka yankes
akan bertugas dalam mengatasi masalah tersebut.
 Mengawasi setiap program kesehatan
Contoh program KIA melakukan penyuluhan ke sekolah SMA tentang NAPZA
dan HIV /AIDS. Dalam hal ini, yankes berperan mengawasi kegiatan dari program
KIA tersebut.
 Ikut serta ambil bagian dari program kesehatan yang sedang dikerjakan
Contoh program yang dilakukan oleh petugas yankes Puskesmas Jambi Kecil
adalah saat terjadi kabut asap beberapa bulan yang lalu, yankes berperan sebagai
kordinator dan membentuk tim serta membuat posko untuk para korban dan
bekerjasama dengan BMPB.
Dalam kegiatannya, program pelayanan kesehatan mencakup seluruh
program yang ada di Puskesmas Jambi Kecil. Contoh kegiatan setiap program adalah
:
Program promkes, kegiatannya adalah :
 Rumah tangga ber-PHBS
 Desa siaga aktif
 Cakupan posyandu purnama dan mandiri
 Sekolah dasar (SD) yang mempromosikan kesehatan (UKS)
Program kesehatan lingkungan, kegiatannya adalah :
 Penduduk yang memiliki akses terhadap air minum berkualitas
 Air minum yang memenuhi syarat
 Penduduk yang menggunakan jamban sehat
 Rumah yang memenuhi syarat kesehatan
 Desa yang memiliki STBM ( sanitasi total berbasis masyarakat)
Program KIA termasuk KB, kegiatannya adalah :
32

 Peningkatan pelayanan kesehatan ibu


 Peningkatan pelayanan kesehatan anak dan bayi
 Peningkatan kesehatan anak sekolah dan remaja
 Peningkatan kegiatan program keluarga berencana
Program gizi, kegiatannya adalah :
 Balita ditimbang berat badannya
 Balita gizi buruk yang mendapatkan perawatan
 Balita 6-59 bulan yang mendapatkan kapsul vitamin A
 Bayi usia 0-6 bulan yang mebdapatkan ASU eksklusif
Program P2M, kegiatannya adalah :
 TB paru, malaria, kusta, pelayanan imunisasi, diare, ISPA, DBD
 Pencegahan dan penanggulangan PMS ( penyakit menular seksual),
HIV/AIDS, rabies, filiriasis
Dari kegiatan yang ada dari program diatas, setiap kegiatannya program
yankes selalu memantau dan mengawasi serta bertanggungjawab terhadap semua
kegiatan yang dilakukan. Contoh kegiatan program yankes Puskesmas jambi kecil
yang bekerjasama dengan P2P adalah mengadakan imunisasi vaksin ke salah satu
pondok pesantren di daerah Jambi. Terdapat beberapa kendala yang dialami oleh
petugas kesehatan diantaranya adalah mereka susah untuk masuk kesana karena tidak
disambut dengan baik. Hal tersebut dikarenakan pondok pesantren menganggap
vaksin mengandung minyak babi sehingga petugas puskesmas berusaha
menyakinkan mereka dan melakukan kunjungan sebanyak 3-4 kali dan petugas juga
sampai harus melibatkan MUI, dinas kesehatan, dan aparat desa. Hal tersebut
dikarenakan ustad yang bertannggung jawab di pondok pesantren tersebut adalah
ustad penanggungjawab pondok pesantren seprovinsi jambi. Namun hal tersebut
masih bisa diatasi dengan baik.
Yang dilakukan program yankes Puskesmas Jambi Kecil dalam mengahadapi
masalah adalah :
 Mengadakan minlok (mini loka karya) yang dilakukan sekali dalam sebulan
untuk membahas masalah apa saja yang terjadi dalam sebulan tersebut dan
bersama-sama menemukan solusi masalah tersebut sehingga bisa diatasi
dengan baik
33

 Melakukan evaluasi
 Kalau untuk pasien adalah menjelaskan kondisi keterbatasan dan keadaan
yang terjadi secara ringkas dan jelas agar pasien mudah memahami dengan
baik.
Di puskesmas jambi kecil terdapat 3 dokter, mungkin idealnya masih kurang
tetapi hal tersebut bisa diatasi dengan baik karena setiap program bertanggungjawab
atas kegiatan mereka sendiri. Walaupun penanggungjawab beberapa program tidak
sesuai dengan kompetensinya namun karena mendapatkan pelatihan yang baik dan
diberi mandat mereka bisa menjalankan program tersebut dengan baik.
Untuk program pelayanan kesehatan, semua jenis pelayanan yang ada di
puskesmas baik di dalam maupun luar gedung menjadi tanngung jawab yankes.
Apabila terdapat keluhan dari pelayanan yang didapatkan dari pasien atau
masyarakat, dapat langsung melakukan pengaduan kepada bagian yankes.
Sasaran Pelayanan kesehatan adalah individu, keluarga Seluruh Masyarakat
tanpa terkecuali. Target dari pelayanan pengobatan dasar pada Puskesmas ini adalah
memberikan pelayanan kesehatan pada masyarakat sesuai dengan program
pemerintah dalam keputusan menteri kesehatan republik Indonesia.

Jenis-jenis Pelayanan :
1. Pengobatan Dalam Gedung :
 Poli Umum
 Poli Gigi
 Apotek
 Instalasi Gawat Darurat (IGD)
 Rawat Inap
 Pertolongan Persalinan (Kebidanan)
2. Pengobatan Luar Gedung :
 Pelayanan Puskesmas Keliling (Puskel)
Di Puskesmas Jambi Kecil ini Pusling turun ke setiap desa, yang turun
biasanya 5-6 tenaga kesehatan yang terdiri dari Dokter/DLP, Farmasi, Perawat,
Tenaga Promkes, dan petugas Yankes sendiri serta di bantu kader-kader desa yang
dikunjungi. Wilayah kerja Puskesmas Jambi kecil ini ada 12 Desa. Kegiatan
34

Puskesmas keliling ini terjadwal yaitu setiap bulan turun ke setiap desa yaitu satu
bulan satu desa.
 Pelayanan ketika ada bencana / KLB (kabut asap, banjir) yaitu
Menyediakan posko-posko pengobatan di tempat terjadinya becana.
 Sunat massal.
 Pis-pk : untuk intervensi masalah kesehatan di masyarakat yang
ditemukan. Melalui kunjungan rumah yang dilaksanakan oleh Program
promkes dengan kerja sama dengan Program YANKES yaitu terjalinnya
lintas program.
 Pelayanan Kesehatan pada Usia Pendidikan Dasar : Program menyikat gigi
bersama di Sekolah Dasar di wilayah kerja Puskesmas.
 Setiap kegiatan turun ke lapangan selalu menjalin Kerja sama lintas
Program.
3. Pelayanan Kesehatan di Puskesmas dan Jaringannya
 Kegiatan Rawat Jalan Tingkat Pertama (RJTP) yang dilaksanakan dalam
gedung meliputi pelayanan: (Pendaftaran;Pemeriksaan dan konsultasi
kesehatan; Pelayanan pengobatan dasar, umum dan gigi; Tindakan medis
sederhana; Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak termasuk pemeriksaan Ibu
Hamil dan Ibu Nifas; Imunisasi; Pelayanan KB; Pelayanan laboratorium
sederhana dan penunjang lainnya)
 Rawat Inap Tingkat Pertama (RITP), dilaksanakan pada Puskesmas
Perawatan, meliputi pelayanan: (Pelayanan perawatan pasien; Persalinan
normal dan perawatan Nifas; Tindakan medis yang dibutuhkan; Pemberian
obat-obatan (generik); Pemeriksaan Laboratorium dan penunjang medis
lainnya; Perawatan perbaikan gizi buruk)
 Pelayanan gawat darurat (emergency) merupakan bagian kegiatan
puskesmas termasuk penangan Obstetri-Neonatal
 Pelayanan kesehatan Luar Gedung yang dilaksanakan oleh Puskesmas dan
jaringannya, meliputi kegiatan :
(Pelayanan rawat jalan melalui Puskesmas Keliling roda empat, Pusling
perairan maupun roda dua; Pelayanan kesehatan di Posyandu, Polindes/Poskesdes
dan Poskestren; Pelayanan kesehatan melalui knjungan rumah bagi pasien pasca
35

rawat inap (home care); Penyuluh kesehatan; Imunisasi; Pelayanan ibu hamil melalui
berbagai kegiatan/program; Pelayanan Nifas; Surveilans penyakit dan surveilans
gizi; Kegiatan sweeping; Fogging (pengasapan), Pemberantasan sarang nyamuk
(PSN); Pelayanan kesehatan lainnya yang menjadi tugas dan fungsi Puskesmas)
 Rujukan Kasus biasanya ke Rumah Sakit Umum Raden Mattaher dan
Rumah Sakit Abdul Manap.Pelayanan Medik Rawat Jalan

Pelayanan Kesehatan :
1) UKM esensial yang berupa pelayanan promosi kesehatan, pelayanan kesehatan
lingkungan, pelayanan kesehatan ibu, anak dan keluarga berencana, pelayanan gizi,
dan pelayanan pencegahan dan pengendalian penyakit.
 Untuk Pelayanan UKM esensial di puskesmas jambi kecil ini sudah ada dan
lengkap sesuai yang diatas dan berjalan dengan baik dengan memanfaatkan
sarana&prasarana serta SDM yang ada.
2) UKM pengembangan, dilaksanakan setelah Puskesmas mampu melaksanakan
UKM esensial secara optimal, mengingat keterbatasan sumber daya dan adanya
prioritas masalah kesehatan.
 UKM pengembangan di puskesmas jambi kecil ini sudah ada beberapa yaitu :
 Kesehatan jiwa : Pelacakan kasus dan konseling kepada keluarga
yang mempunyai sakit mental agar tidak melakukan pemasungan,
karena setiap orang berhak untuk mendapatkan sehat dan mendapat
pelayanan kesehatan.
 Kesehatan Mata : hanya memberikan pelayanan dasar saja karena
SDM untuk kesehatan mata tidak ada.
 K3 : Pencatatan jika ada penyakit yg disebabkan akibat kerja.
 Pemanfaatan Teknologi dengan sistem online ada BPJS, pis-pk.
3) UKP, Pengobatan/perawatan yang dilaksanakan di Puskesmas
 Pelayanan UKP di Puskesmas Jambi kecil ini sudah ada Pengobatan/rawat
jalan, IGD, dan Rawat inap.
Lain-Lain :
 Kelengkapan sarana & prasarana yang tersedia di Puskesmas Jambi Kecil ini
bisa dikategorikan cukup.
36

 Untuk SDM (Tenaga Kesehatan) di Puskesmas Jambi kecil ini masih belum
sepenuhnya sesuai dengan basic yang seharusnya. Seperti untuk program
Promkes, petugasnya Basicnya perawat bukan tenaga Promkes, dan juga
program Kesling petugasnya memiliki basic perawat. SDM (tenaga
kesehatan) di Puskesmas Jambi kecil kebanyakan memiliki basic perawat.
Evaluasi Program :
 LOKAKARYA : Pemantauan Pelayanan kesehatan 2x setahun (Evaluasi per
6 bulan sekali) di puskesmas ini namanya pemeriksaan berkala,
pengevaluasian semua program yang ada di puskesmas Jambi Kecil ini
(Pengobatan Dasar, Promkes, kesling, KIA, P2P dan Gizi).

Dari table diatas , terdapat dua program pengobatan di Puskesmas Jambi


Target CAKUPAN PER BULAN
Target KAB
No Jenis Kegiatan Satuan
Sasaran (%) JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AGU
2019
UPAYA
IV
PENGOBATAN
A PENGOBATAN
1 Kunjungan
Rawat Jalan Orang 22426 15,0 717 663 730 612 650 546 770 790
Umum
2 Kunjungan
Rawat Jalan Orang 22426 15,0 35 16 20 46 39 34 54 64
Gigi
Kecil. Pengumpulan data dilakukan mulai dari bulan januari sampai dengan bulan
agustus 2019. Program yang pertama yaitu, kunjungan rawat jalan umum. Dilihat dari
per orang dengan target sasaran 22426 dan target kabupaten 2019 sebesar 15%. Pada
bulan januari terdapat 717 orang, pada bulan februari terdapat 663 orang, pada bulan
maret terdapat 730 orang, pada bulan april terdapat 615 rumah tangga , pada bulan
mei terdapat 650 orang , pada bulan juni terdapat 546 orang, pada bulan juli terdapat
770 rumah tangga , dan pada bulan agustus terdapat 780 orang. Program ini dari
bulan januari hingga agustus trennya cenderung naik turun di setiap bulan dan
37

jumlah cakupan kunjungan rawat jalan umum di puskesmas jambi kecil ini dari bulan
januari-agustus ialah 5468 orang, sehingga dapat dikatakan bahwa program ini sudah
memenuhi target capaian yang mana hanya 15 % dari target sasaran (jumlah
penduduk di wilayah kerja pkm).
Program kedua yaitu, kunjungan rawat jalan gigi. Dilihat dari per orang dengan
target sasaran 22426 orang dan target kabupaten 2019 sebesar 15%. Dari data yang
dikumpulkan pada bulan januari terdapat 35 orang, pada bulan februari terdapat 18
orang, pada bulan maret terdapat 20 orang, pada bulan april terdapat 46 orang, pada
bulan mei terdapat 39 orang, pada bulan juni terdapat 34 orang, pada bulan juli
terdapat 54 orang, dan pada bulan agustus terdapat 64 orang. Program ini dari bulan
januari hingga agustus trennya cenderung naik turun di setiap bulan dan jumlah
cakupan kunjungan rawat jalan gigi di puskesmas jambi kecil ini dari bulan januari-
agustus ialah 310 orang, sehingga dapat dikatakan bahwa program ini belum
memenuhi target capaian yang mana hanya 15 % dari target sasaran (jumlah
penduduk di wilayah kerja pkm).
Dapat disimpulkan dari analisis diatas, pada program kunjungan rawat jalan
umum trennya naik turun dan capaian dari cakupan targetnya tercapai. Sedangkan
kunjungan rawat jalan gigi trennya cenderung naik tetapi belum memenuhi target
capaiannya. Yang mana berarti menunjukkan bahwa masalah kesehatan gigi dan
mulut yang terjadi di sini tidak sebanyak masalah kesehatan umum yang
membutuhkan perawatan rawat jalan. Sumber: Data Puskesmas Jambi Kecil 2019

2.6 Program Gizi Kesehatan Masyarakat


Program gizi masyarakat memiliki beberapa kegiatan didalam gedung
maupun diluar gedung, yaitu :
 Kasus balita gizi kurang atau gizi buruk yang mendapatkan perawatan
 Balita yang ditimbang berat badannya
 Bayi usia <6 bulan mendapat asi eksklusif
 Rumah tangga mengkonsumsi garam beryodium
 Balita umur 6-59 bulan mendapat kapsul vit.A
 bumil kekurangan energi kronis (KEK) yang mendapat makanan tambahan
 Balita kurus yang mendapat makanan tambahan
38

 Remaja putri mendapat tablet Fe


 Bayi baru lahir mendapat inisiasi menyusui dini (IMD)
 Ibu nifas mendapat Vit. A
 Bayi yang lahir BBLR (kurang 2500 gr)
 Balita yang mempunyai buku KIA atau KMS
 Balita yang ditimbang naik berat badannya
 Balita yang ditimbang tidak naik berat badannya
 Balita yang ditimbang tidak naik berat badannya dua kali berturut-turut
 Balita BGM atau bawah garis merah
 Ibu hamil anemia
Selain itu ada proses asuhan gizi terstandar (PAGT). Misal ada pasien melapor ke
ahli gizi, juga dari PTM maupun usila melakukan konseling masalah gizi seperti
pasien yang menderita DM atau diabetes mellitus melakukan konseling gizinya.
 Penimbangan dan Pemantauan Status Gizi
Sebelum memeriksa bayi atau balita ke dokter atau bagian MTBS harus diukur
berat badan dan tinggi badan nya, panjang badan untuk umur <2 tahun (lamboard),
untuk mengukur berat badan 2-5 tahun namanya mikrotois. Setelah melakukan
pendaftaran, bayi dibawah 5 tahun dibawah ke ruang gizi untuk diukur tinggi badan
dan berat badan (harus dilakukan oleh 2 orang, 1 untuk mencatat tinggi badan
maupun berat badannya), lalu dilakukan status gizi anak. Didalam status gizi anak
ada tinggi badan menurut umur, berat badan menurut umur, berat badan menurut
tinggi badan.
Dalam status gizi anak untuk berat badan berdasarkan umur ada 4 kategori, yaitu
:
o Gizi baik
o Gizi buruk
o Gizi kurang
o Gizi lebih

Dalam status gizi anak untuk tinggi badan berdasarkan umur ada 2 kategori,
yaitu
o Pendek
39

o Sangat pendek
Dalam status gizi anak untuk berat badan menurut tinggi badan ada 4 kategori,
yaitu :
o Baik
o Normal
o Kurus
o Sangat kurus
Setelah ada kasus baru konseling, misal berat badan menurut umur status gizinya
buruk, namun jika lebih parah akan diberikan PMT (pemberian makanan tambahan),
setelah itu diserahkan ke ruang MTBS. Diruang konseling digunakan untuk
memberikan konseling gizi kepada pasien yang dirujuk dari ruang PTM seperti
pasien diabetes melitus, IGD maupun lainnya dengan membawa rujukannya agar
mendapatkan informasi mengenai makanan apa yang harus dimakan dan makanan
yang harus dihindari.
 Pemantauan Rumah Tangga Yang Mengkonsumsi Garam Yodium
Untuk kegiatan pemantauan rumah tangga yang mengkonsumsi garam
beryodium, dilakukan pengambilan sampel pada anak sekolah untuk membawa
sedikit garam dari rumahnya dengan memberikan surat ke sekolah agar siswanya
membawa 1 sdt atau 1 sdm garam dan ditanyakan merk dari garam yang digunakan,
sehingga dapat kita uji menggunakan yodium test. Apabila diuji sebanyak 3 kali
pengujian dan menghasilkan warna ungu, maka garam tersebut mengandung yodium.
 Pemberian Tablet Fe Pada Remaja Putri
Untuk pemberian tablet tambah darah atau tablet Fe, dilakukan di sekolah kepada
remaja putri.
 Kasus Balita Gizi Kurang Atau Gizi Buruk Yang Mendapatkan Perawatan
Untuk kasus gizi buruk diluar gedung, bidan desa melapor ada kasus, lalu
datanya dilacak kembali untuk memverifikasi data karena bisa jadi terjadi kesalahan
pengukuran akibat alat yang kurang efektif. Jika memang terbukti gizi buruk maka
akan diberikan makanan tambahan pabrikan (instan seperti roti) seperti di puskesmas
lain.
Setelah turun langsung ke lapangan untuk memeriksa bayi atau balita yang
mengalami gizi buruk, dilakukan pengukuran tinggi badan maupun berat badannya
40

untuk menentukan status gizinya. Setelah tidak ada masalah maka akan dirujuk ke
puskesmas agar dapat diperiksa bahwa balita tersebut memiliki penyakit penyerta
atau tidak. Namun jika memiliki penyakit penyerta akan lebih lambat
pemyembuhannya dibandingkan yang hanya kasus gizi murni.
Namun jika mendapat bantuan dari BOK atau BPJS di puskesmas jambi kecil
lebih sering makanan tambahan lokal (mengolah sendiri) berdasarkan menu yang
disesuaikan dengan tinggi badan dan berat badan. Dari program gizi di puskesmas
jambi kecil memberikan petunjuk bahan-bahan, ukuran serta cara pengolahan makan
tambahan tersebut kepada ibu dari bayi atau balita yang mengalami gizi buruk.
Di puskesmas jambi kecil memiliki 22 posyandu, salah satu fungsi nya adalah
melakukan penimbangan bayi ataupun balita setiap bulannya. Untuk balita yang
datang ke puskesmas adalah balita yang sakit.
 Balita Memiliki Buku KIA
Setiap balita harus memiliki buku KIA, warna pink untuk perempuan sedangkan
warna biru untuk laki-laki. Di posyandu memiliki kader-kader yang telah dilatih,
posyandu memiliki 5 meja yang memiliki fungsi berbeda, yaitu :
 Pendaftaran
 Penimbangan
 Pencatatan
 Konseling
 Medis
Pekan penimbangan diadakan setiap tahun di bulan 11 untuk mencapai target di
puskesmas karena biasanya masyarakat sesudah imunisasi tidak lagi melakukan
penimbangan dan apabila belum mencapai target juga akan dilakukan swipping.
 Pencegahan kasus BBLR
Untuk ibu hamil juga perlu dilakukan konseling mengenai gizinya agar dapat
mencegah terjadinya kasus BBLR.
 Pemberian Vit. A pada ibu nifas
 Pemberian Vit. A pada Balita 6-59 Bulan
Pemberian vit. A untuk balita 6-11 bulan yang berwarna biru yang unitnya
100.000 unit sedangkan untuk balita 1 -5 tahun vit. A yang berwarna merah. Apabila
vit. A yang berwarna biru tidak ada, maka boleh diberikan vit. A yang berwarna
41

merah dengan syarat vit. A yang berwarna merah harus dibagi 2. Namun di
puskesmas jambi kecil selalu memiliki persedian vit. A yang cukup, bahkan lebih
karena sudah di estimasikan lebih.
 Bayi <6 Bulan Yang Mendapatkan ASI Eksklusif
Data tentang asi eksklusif didapatkan dari desa maupun puskesmas (dari bagian
imunisasi yang dilakukan setiap hari kamis bagi balita yang belum mendapatkan
imunisasi di posyandu karena tidak hadir maupun sedang sakit pada saat imunisasi di
posyandu dilakukan).
Asi eksklusif adalah tidak memberikan makanan lain selain ASI, namun boleh
diberikan obat sesuai anjuran dokter.
Untuk mencegah terjadinya KEK pada ibu hamil terdapat kelas Ibu hamil dari
program KIA, namun program gizi juga dapat memberikan penyuluhan. Untuk
membuat asi dapat keluar, maka dilakukan inisiasi menyusui dini (IMD).
Kendala untuk melakukan penimbangan secara rutin pada balita adalah ibu
balita tersebut yang sudah tidak mau melakukan penimbangan, mereka hanya
melakukan penimbangan pada saat imunisasi. Selain itu, adanya rasa tidak mau dari
Ibu si balita untuk melakukan penimbangan dengan alasan lelah untuk selalu datang
dan melakukan penimbangan.
Pengumpulan Data PKP : Target Cakupan Per-Bulan
Program Gizi
Target Cakupan Per Bulan
Target
No Jenis Kegiatan Satuan Kab (%)
Sasaran Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu
2019
Upaya Perbaikan
Iv
Gizi Masyarakat
Balita Di
A Timbang Berat Org 2281 85,0 1490 2048 1136 1306 1392 924 1421 1228
Badannya
Balita Gizi
Buruk Yang
B Org 6 100,0 0 0 0 0 0 0 0 0
Mendapatkan
Perawatan
Balita 6 - 59
C Org 1752 95,0 0 1972 0 0 0 0 0 0
Bulan Yang
42

Mendapatkan
Kapsul Vit A
Bayi Usia 0 - 6
Bulan Yang
D Org 264 65,0 0 0 0 0 0 0 0 0
Mendapatkan
Asi Ekslusif
Ibu Hamil Yang
E Mendapatkan 90 Org 582 95,0 33 30 35 40 44 25 48 40
Tablet Fe
Rumah Tangga
Yang
F Mengkonsumsi Rt 850 95,0 0 0 0 0 0 0 0 0
Garam
Beryodium
Sumber: Data Puskesmas Jambi Kecil 2019
43

Analisis tabel
Pada tabel pengumpulan data PKP: Target Cakupan Per-Bulan untuk program
gizi di Puskesmas Jambi Kecil, dapat diketahui bahwa ada 6 jenis kegiatan, yaitu
balita ditimbang berat badannya, balita gizi buruk yang mendapatkan perawatan,
balita 6 - 59 bulan yang mendapat kapsul vit A, bayi usia 0-6 bulan yang mendapat
Asi Eksklusif, Ibu hamil yang mendapat 90 tablet Fe, dan rumah tangga yang
mengkonsusmsi garam beryodium.
Untuk kegiatan balita ditimbang berat badannya, target sasarannya adalah
2281 balita dengan satuan perorang dan target kabupaten 2019 adalah 85,0%.
Cakupan perbulan dalam kegiatan ini adalah 1490 balita pada bulan januari, 2048
balita pada bulan februari, 1136 balita pada bulan maret, 1306 balita pada bulan
april, 1392 balita pada bulan mei, 924 balita pada bulan juni, 1421 balita pada bulan
juli, dan 1228 balita pada bulan agustus. Target akhir dari kegiatan ini berjumlah
11945. Pada target sasaran awal yang berjumlah 2281, maka dapat diketahui bahwa
kegiatan ini telah tercapai meskipun belum genap satu tahun.
Untuk kegiatan balita gizi buruk yang mendapatkan perawatan, target
sasarannya adalah 6 balita dengan satuan perorang dan target kabupaten 2019 adalah
100,0%. Cakupan perbulan dalam kegiatan ini dari bulan januari – agustus adalah 0.
Target akhir dari kegiatan ini berjumlah 0. Pada target sasaran awal yang berjumlah
6, maka dapat diketahui bahwa kegiatan ini tidak tercapai. Jadi, dari hasil yang
didapatkan, PKM Jambi Kecil harus mendapatkan 6 sasaran lagi untuk mencapai
target selama kurun waktu september sampai desember tahun ini.
Untuk kegiatan balita 6 – 59 bulan yang mendapatkan kapsul Vit A, target
sasarannya adalah 1752 balita dengan satuan perorang dan target kabupaten 2019
adalah 95,0%. Cakupan perbulan dalam kegiatan ini adalah 0 pada bulan januari,
1972 balita pada bulan februari, 0 pada bulan maret-agustus. Target akhir dari
kegiatan ini berjumlah 1972. Pada target sasaran awal yang berjumlah 1752, maka
dapat diketahui bahwa kegiatan ini telah tercapai meskipun belum genap satu tahun.
Untuk kegiatan bayi usia 0 – 6 bulan yang mendapatkan Asi Eksklusif, target
sasarannya adalah 264 bayi dengan satuan perorang dan target kabupaten 2019
adalah 65,0%. Cakupan perbulan dalam kegiatan ini dari bulan januari – agustus
adalah 0. Target akhir dari kegiatan ini berjumlah 0. Pada target sasaran awal yang
44

berjumlah 264, maka dapat diketahui bahwa kegiatan ini tidak tercapai. Jadi, dari
hasil yang didapatkan, PKM Jambi Kecil harus mendapatkan 264 sasaran lagi untuk
mencapai target selama kurun waktu september sampai desember tahun ini.
Untuk kegiatan Ibu hamil yang mendapat 90 tablet Fe, target sasarannya
adalah 582 ibu hamil dengan satuan perorang dan target kabupaten 2019 adalah
95,0%. Cakupan perbulan dalam kegiatan ini adalah 33 ibu hamil pada bulan
januari, 30 ibu hamil pada bulan februari, 35 ibu hamil pada bulan maret, 40 ibu
hamil pada bulan april, 44 ibu hamil pada bulan mei, 25 ibu hamil pada bulan juni,
48 ibu hamil pada bulan juli, dan 40 ibu hamil pada bulan agustus. Target akhir dari
kegiatan ini berjumlah 295. Pada target sasaran awal yang berjumlah 582, maka
dapat diketahui bahwa kegiatan ini tidak tercapai.
Untuk kegiatan rumah tangga yang mengkonsumsi garam beryodium, target
sasarannya adalah 850 dengan satuan RT dan target kabupaten 2019 adalah 95,0%.
Cakupan perbulan dalam kegiatan ini dari bulan januari – agustus adalah 0. Target
akhir dari kegiatan ini berjumlah 0. Pada target sasaran awal yang berjumlah 850,
maka dapat diketahui bahwa kegiatan ini tidak tercapai. Jadi, dari hasil yang
didapatkan, PKM Jambi Kecil harus mendapatkan 850 sasaran lagi untuk mencapai
target selama kurun waktu september sampai desember tahun ini.

2.7 Program P2P


Jenis kegiatan yang dijalankan pada program penyakit tidak menular dan
usila adalah menemukan penderita lalu wajib untuk diobati. Di desa dikenal dengan
adanya POSBINDU (Pos Binaan Terpadu) yang digunakan untuk menskrining usia
produktif 18 ke atas. Sesuai SPM, kegiatan yang biasa dilakukan adalah timbang
berat badan, ukur tensi darah, dan ukur lingkar perut.
Indikator keberhasilan pada program ini adalah jika pasien teratur untuk
berobat. Karena jika sudah terkena penyakit hipertensi, maka seumur hidup pasien
akan hidup dengan makan obat tesebut.
Strategi dalam menjalankan program kegiatan tersebut adalah dengan cara
melakukan penyuluhan tentang cara hidup sehat dengan menggunakan berbagai
media. Seperti contohnya penyuluhan dengan menggunakan media cetak seperti
45

leaflet karena pengendalian penyakit tidak menular itu sangan bergantung pada pola
perilaku hidup seseorang individu.
SPM pada program ptm dan usila dilihat dari 12 indikator, 7 pada program
KIA dan 5 pada program P2P. Pada program penyakit tidak menular dan usila itu
terdiri dari hipertensi dan diabetes sebagai program pengendalian utamanya.
Cara pengevaluasian untuk program penyakit tidak menular dan usila tersebut
dilakukan dengan cara dilihat dari buku catatan atau buku kontrol diabetes dan
hipertensi.
Prosedur pelayanan dalam program penyakit tidak menular dan usila tersebut
Pertama pasien dating ke puskesmas, terus pasien tadi harus melakukan registrasi
(Pendaftaran) pada meja registrasi. Kemudian nanti diketahui umur pasien berapa.
Jika umur pasien berusia 40 tahun ke atas, maka si pasien tadi diarahkan untuk
masuk ke dalam ruang usila. Nanti jika ada indikasi kea rah penyakit tidak menular
dengan cara di cek tensi darahnya dan kemudian diketahui bahwa si pasien tadi
memiliki tensi darah yang tidak normal (Darah tinggi) maka akan diarahkan untuk
konsultasi pada bagian PTM (Penyakit Tidak Menular)
Penyakit menular masih menjadi perhatian serius dimana tingkat penularan
yang tinggi akan berkontribusi pada peningkatan mortalitas, sedangkan penyakit
tidak menular cenderung meningkatkan morbiditas dan menurunkan kualitas hidup
seseorang.
Dalam sistem kesehatan nasional, upaya pemberantasan penyakit dilakukan
secara simultan dan berjenjang. Puskesmas sebagai unit pelayanan kesehatan primer
menjadi ujung tombak dalam melakukan upaya promotif, preventif, kuratif, dan
rehabilitatif. Oleh karena itu puskesmas perlu melakukan suatu kegiatan yang
terencana dalam melakukan penanggulangan penyakit menular dan tidak menular
sehingga angka mortalitas dan morbiditas akibat penyakit di masyarakat dapat
ditekan.
Penyakit menular yang ditemukan dalam pelayanan puskesmas Jambi Kecil
meliputi tuberkulosis, diare dan beberapa penyakit lain dengan jumlah tertentu
seperti malaria dan kusta.
46

a. Tujuan Umum
Tujuan umum dari program pencegahan pengendalian penyakit ini adalah
pencegahan pengendalian penyakit menular dan penyakit tidak menular.
b. Tujuan Khusus
1. Menurunkan angka kesakitan akibat penyakit menular
2. Pengendalian Vektor dan lingkungan yang mendukung terjadinya resiko
penyakit menular
3. Menurunkan angka kesakitan dan pengendalian faktor resiko penyakit tidak
menular
4. Pemberdayaan masyarakat untuk berpartisifasi secara aktif dalam pencegahan
dan pengendalian penyakit menular dan penyakit tidak menular

Kegiatan Pokok
 Pencegahan dan pengendalian Penyakit TB
 Pencegahan dan pengendalian Penyakit Malaria
 Pencegahan dan pengendalian Penyakit Kusta
 Pencegahan dan pengendalian Penyakit Demam Berdarah Dengue
 Pencegahan dan pengendalian Penyakit Pneumonia
 Pencegahan dan pengendalian Penyakit Diare
 Pencegahan dan pengendalian Penyakit IMS/HIV-AIDS
 Pencegahan dan Pengendalian penyakit tidak menular
 Imunisasi

Rincian Kegiatan
a. P2 TB
1. Pengobatan penderita TB Paru (DOTS) BTA Positif
2. Cakupan Kesembuhan TB Paru
3. Penggobatan Lengkapb.
b. P2 Malaria
1. Pemeriksaan sediaan darah (SD) pada penderita Malaria Klinis
2. Penderita "+" (positif) malaria yang diobati sesuai standart
3. Cakupan skrining malaria pada bumilc.
47

c. P2 Kusta
1. Penemuan Tersangka Penderita Kusta
2. Pengobatan penderita Kusta
3. Pemeriksaan kontak penderitad.
d. P2 Imunisasi
1. Bayi yang mendapatkan Imunisasi Hepatitis B(HB-O)
2. Bagi yang mendapatkan Imunisasi BCO
3. Bayi yang mendapatkan Imunisasi Pilio +
4. Bayi yang mendepatkan Imunisasi DPT/HB 3
e. P2 Diare
1. Penemuan Kasus Diare di Puskesmas dan Kader
2.Kasus Diare di tangani oleh Puskesmas dan Kader dengan Oral Rehidrasii
f. P2 ISPA
1. Penemuan Kasus Pneumonia dan Pneumonia Berat oleh Puskesmas
2. Jumlah Kasus Pneumonia Berat di Tangani
g. P2 DBD
1. Angka Bebas Jentik (ABJ)
2. Cakupan Penyelidikan Epidemiologi (PE)

SASARAN: (PM dan PTM)


KEGIATAN SASARAN
Penemuan kasus dan survei PM Masyarakat yang datang berobat ke
puskesmas dengan gejala seperti PM
dan langsung terjun ke lapangan untuk
mendata kasus PM
Pengobatan Penderita yang terdiagnosa PM
Penyuluhan ttg PM Masyarakat wilayah kerja puskesmas

Program TB Paru
Peraturan menteri kesehatan republik indonesia nomor 4 tahun 2019 tentang
standar teknis pemenuhan mutu pelayanan dasar pada standar pelayanan minimal
bidang kesehatan.
48

Jenis pelayanan dasar pada SPM Kesehatan Daerah Kabupaten/Kota salah satunya
terdapat : pelayanan kesehatan orang terduga tuberculosis. Pelayanan yang bersifat
peningkatan/promotif dan pencegahan/preventif sebagaimana dimaksud pada ayat (4)
mencakup:
a) peningkatan kesehatan;
b) perlindungan spesifik;
c) diagnosis dini dan pengobatan tepat;
d) pencegahan kecacatan; dan
e) rehabilitasi.
Tuberkulosis paru merupakan salah satu penyakit menular kronis yang menjadi
isu global yang menjadi sasaran di dalam MDGs dan juga tercantum di dalam SPM
kesehatan. Di Indonesia penyakit ini termasuk salah satu prioritas nasional untuk
program pengendalian penyakit karena berdampak luas terhadap kualitas hidup dan
ekonomi,serta sering mengakibatkan kematian.
Gejala Tuberkulosis
Selain menimbulkan gejala berupa batuk yang berlangsung lama, penderita TBC juga
akan merasakan beberapa gejala lain, seperti:
 Demam
 Lemas
 Berat badan turun
 Tidak nafsu makan
 Nyeri dada
 Berkeringat di malam hari

Pengobatan Tuberkulosis
TBC dapat dideteksi melalui pemeriksaan dahak. Beberapa tes lain yang dapat
dilakukan untuk mendeteksi penyakit menular ini adalah foto Rontgen dada, tes
darah, atau tes kulit (Mantoux).
TBC dapat disembuhkan jika penderitanya patuh mengonsumsi obat sesuai
dengan resep dokter. Untuk mengatasi penyakit ini, penderita perlu minum beberapa
jenis obat untuk waktu yang cukup lama (minimal 6 bulan). Obat itu umumnya
berupa:
49

 Isoniazid
 Rifampicin
 Pyrazinamide
 Ethambutol
Pencegahan Tuberkulosis
TBC dapat dicegah dengan pemberian vaksin, yang disarankan dilakukan
sebelum bayi berusia 2 bulan. Selain itu, pencegahan juga dapat dilakukan dengan
cara:
 Mengenakan masker saat berada di tempat ramai.
 Tutupi mulut saat bersin, batuk, dan tertawa.
 Tidak membuang dahak atau meludah sembarangan.

Kegiatan Di Dalam Gedung/ Puskesmas (PASIF)


Kegiatan pasif merupakan salah satu kegiatan yang dilakukan untuk program
penyakit menular salah satunya yaitu TB Paru, dengan cara petugas hanya menunggu
kedatangan tersangka atau penderita TB Paru datang ke puskesmas untuk berobat
dan konseling terkait dengan masalah gejala-gejala yang muncul dan di derita nya
seperti batuk yang berkepanjangan, berat badan menurun, nafsu makan menurun,
lemah,letih, lesu,dll.

Kegiatan Diluar Gedung (AKTIF)


Kegiatan aktif ini dilakukan langsung turun kelapangan atau konfirmasi langsung
terhadap tersangka yang menderita TB Paru, dengan cara melihat tersangka yang
sudah memunculkan gejala-gejala umum TB Paru. Kemudian petugas disini
langsung memberikan pom atau tempat penyimpanan pengambilan sampel dahak
dari tersangka untuk diperiksa dan di cek langsung pada labor puskesmas.
Untuk tersangka yang sudah diketahui atau di ambil sampel nya dan ternyata dia
positif TB Paru maka dia akan langsung ditindaklanjut oleh petugas dengan
pemberian obat TB Paru sesuai degan kategori yang di deritanya hasil dari
pengecekkan sampel pada labor. Dan pada saat pemberian obat penderita langsung di
beri konseling tentang obat TB Paru yang harus ia konsumsi wajib selama 6 bulan
tanpa ada waktu jeda selama 6 bulan tersebut. Kemudian si penderita pada saat
50

konseling harus membawa salah satu yang dapat di percaya oleh petugas sebagai
orang pengawas si penderita mengkonsumsi obat tersebut atau yang dinamakan PO (
pengawas obat).
Untuk tujuan utama dari program TB Paru ini adalah yang pertama yaitu temukan
si tersangka dan penderita, kedua obati si penderita tersebut dan terakhir harus
sampai sembuh ini di singkat dengan TOS ( temukan, obati, sembuhkan) ini sudah di
lampirkan pada aturan pemerintah terkait penangan penyakit TB Paru. Kerjasama
Lintas Sektor Program Tb Paru : dengan bidan desa, dengan kader di masyarakat,
dengan kepala desa, dll.
Untuk program TB Paru ini sendiri sebenarnya adalah program pemerintah
yang ditugaskan kepada pemerintah kab/kota kemudian ditugaskan kepada
puskesmas, dan program TB Paru ini sebenarnya masuk kedalam bagian P2P tetapi
penangannya terpisah karena dianggap permaslahannya lebih komplek dari P2P yang
lainnya.
Untuk penderita TB Paru itu sendiri setiap tahunnya pasti bertambah soalnya
berpengaruh terhadap jumlah penduduk yang kita ketahui setiap tahunnya pasti
bertambah.
Program TB Paru ini bentuk pencegahannya disini ada dua yaitu aktif dan
pasif. Untuk aktif biasanya kita melakukan sesuai kegiatan yang dilakukan
puskesmas turun ke rumah warga dan melakukan konfirmasi dengan tersangkaTB
Paru, dan untuk yang pasif biasanya petugas hanya menunggu penderita atau
tersangka datang ke puskesmas bisa ditunggu di poli-poli, biasanya apabila cara pasif
aja dianggap kurang maksimal harus dilakukan kedua-duanya untuk lebih maksimal.
Untuk program TB Paru dilakukan kerjasama dengan lintas sector seperti
kepala desa untuk lebih mudah mengetahui warganya yang sudah terkena atau
menjadi tersangka penyakit TB Paru tersebut.
Untuk penderita TB Paru itu sendiri yang banyak terdapat yang sudah
ditemukan di untuk jenis kelamin yang paling bayak ditemukan berdasarkan data
terbaru tahun kemaren (2018) yaitu laki-laki sebanyak 8 org dan wanita nya kurang
dari yang tersebut.

Program IMUNISASI
51

Program Imunisasi merupakan teknologi yang sangat efektif dan merupakan


salah satu upaya kesehatan yang bertujuan untuk menurunkan angka kesakitan,
kecacatan dan kematian dari penyakit penyakit yang dapat dicegah oleh Imunisasi (
PD3I) yang secara langsung berhubungan dengan upaya menurunkan angka
kematian bayi dan Balita. Kualitas pelayanan imunisasi tersebut ditentukan dengan
membuat strategi pencapaian, dengan tetap menjaga dan meningkatkan kualitas
pelayanan imunisasi melalui peningkatan pengetahuan sumber daya manusia dengan
pelatihan secara formal dan informal.
Cakupan program yang tinggi harus diiringi dengan pelayanan yang
berkualitas, dalam peningkatan mutu pelayanan imunisasi, diperlukan prosedur
pelayanan imunisasi yang sesuai dengan standar penyuntikan yang aman.
Kualitas Pelayanan Imunisasi yang kurang optimal tentunya akan membuat
sia – sia sumber daya yang telah dikeluarkan seperti biaya operasional, vaksin,
logistik, tenaga dan waktu, bahkan yang paling memprihatinkan untuk kita semua
adalah kegagalan imunisasi yang akan mengancam terjadinya kesakitan, kecacatan,
atau kematian pada anak yang diakibatkan PD3I, karenanya untuk mendukung
pelayanan imunisasi diperlukan peningkatan kualitas sumber daya tenaga yang
handal.
Imunisasi adalah suatu upaya untuk menimbulkan/meningkatkan kekebalan
seseorang secara aktif terhadap suatu penyakit, sehingga bila suatu saat terpajan
dengan penyakit tersebut tidak akan sakit atau hanya mengalami sakit ringan.
Penyelenggaraan Imunisasi adalah serangkaian kegiatan perencanaan, pelaksanaan,
monitoring dan evaluasi kegiatan Imunisasi.

KEGIATAN DIDALAM GEDUNG


Kegiatan yang ada didalam gedung puskesmas jambi kecil adalah pelayanan
yang diberikan setiap 1x seminggu yaitu pada hari kamis. Pelayanan ini sebenarnya
adalah bentuk pelayanan yang mem-backup dari kegiatan imunisasi yang ada diluar
gedung. Contohnya apabila terdapat ibu yang tidak membawa anknya ke posyandu
untuk diimunisasi karena sakit, maka ketika anak tersebut sembuh maka langsung
dibawa ke puskesmas untuk dilakukan imunisasi.
52

KEGIATAN DILUAR GEDUNG


Kegiatan imunisasi luar gedung yaitu berupa vaksinasi dilakukan di
posyandu. Kegiatan ini dilakukan 1 x sebulan sesuai dengan jadwal yang sudah
ditentukan.
Untuk macam-macam vaksin yang diberikan, yaitu:
1. Hepatitis B
Vaksin hepatitis B diberikan tiga kali. Yang pertama saat bayi baru lahir, paling
lambat 12 jam setelah bayi lahir. Manfaatnya adalah untuk mencegah penularan
hepatitis B dari ibu ke bayi saat proses persalinan.
Vaksin kedua diberikan saat memasuki bulan pertama, kemudian yang ketiga
diberikan antara bulan ke 3-6. Jika sampai usia 5 tahun anak belum mendapat
imunisasi hepatitis B, maka dapat diberikan imunisasi susulan (catch-up vaccination)
sebanyak 3 kali.
2. Polio
Polio dikenal juga dengan nama penyakit lumpuh layu. Penyakit menular ini
disebabkan oleh virus dalam saluran pencernaan dan tenggorokan dan dapat
mengakibatkan kelumpuhan kaki, tangan, maupun lumpuhnya otot pernafasan yang
menyebabkan kematian.
Vaksin polio diberikan sebanyak 4 kali sebelum bayi berumur 6 bulan, yaitu
pada saat lahir, usia 2 bulan, 4 bulan, 6 bulan, kemudian diberikan lagi pada saat
anak berusia 18 bulan dan 5 tahun.
3. BCG
Vaksin BCG berfungsi untuk mencegah anak terkena kuman tuberculosis
yang dapat menyerang paru-paru dan selaput otak dan dapat menyebabkan kecacatan
bahkan kematian. Vaksin BCG paling baik diberikan saat bayi berusia dua bulan.
4. Campak
Vaksin campak diberikan dua kali, yaitu pada usia 9 bulan dan 24 bulan. Jika
anak sudah mendapat vaksin MMR saat berusia 15 bulan, maka vaksin campak yang
kedua tidak perlu diberikan lagi.
Manfaat dari vaksin ini adalah mencegah penyakit campak berat yang dapat
menyebabkan pneumonia (radang paru), diare, dan bisa menyerang otak.
53

5. Pentavalen (DPT, HB, HiB)


Vaksin yang merupakan gabungan dari vaksin DPT (difteri, pertusis, tetanus),
vaksin HB (hepatitis B), dan vaksin HiB (haemophilus influenza tipe B) ini mampu
mencegah 6 penyakit sekaligus, yaitu difteri (infeksi selaput lendir hidung dan
tenggorokan), pertusis (batuk rejan), tetanus, hepatitis B, pneumonia, dan meningitis
(radang otak).
Vaksin pentavalen diberikan sebanyak 4 kali, yaitu pada usia 2,3,4, dan 18
bulan.
RANTAI VAKSIN
Untuk vaksin itu sendiri didapatkan dalam kurun waktu 1x sebulan dari pusat
kemenkes yang disalurkan ke pihak provinsi kemudian ke pihak kabupaten dan
terakhir ke pihak puskesmas.
Untuk tempat penyimpanan vaksin disebut Coldchain. Tempat penyimpanan
vaksin ini harus dijaga agar tetap dalam suhu 2⁰C - 8⁰C.
HAMBATAN
Selama pelaksanaan program imunisasi, tidak ada hambatan yang berarti
ditemukan karena pada zaman modern ini, para ibu-ibu sudah mengerti tentang
pentingnya imunisasi. Hanya saja, hambatan seperti orang tua yang masih
mempersalahkan tentang imunisasi itu sendiri, seperti mempersalahkan anaknya
yang menangis setelah diimunisasi. Solusi dari pihak imunisasi itu sendiri adalah
mengedukasi para orang tua tentang imunisasi.

PEMANTAUAN
Untuk pemantauan pelaksanaan imunisasi, pihak dari puskesmas dapat
memantau secara langsung pelaksanaannya dan secara tidak langsung dengan
aplikasi pemantauan yaitu PWS Imunisasi.
54

Pengumpulan Data PKP : Target Cakupan Per Bulan(2019)


Pada P2P
TARGET TABEL PENGUMPULAN DATA PKP JAMBII KECIL
N JENIS TARGET
SATUAN KAB 2019
o KEGIATAN SASARAN JAN FEB MAR APR MAI JUN JUL AGS
(%)
UPAYA PECEGAHAN DAN PEMBERANTASAN PENYAKIT MENULAR
P2P
A TB PARU
1. Pengobatan
Penderita TB
Orang 36 75 0 2 2 5 1 1 0 0
Paru (DOTS)
BTA Positif
2. Cakupan
Kesembuhan Orang 0 95 0 0 0 0 0 0 0 0
TB Paru
3. Penggobatan
Orang 0 95 0 0 0 0 0 0 0 0
Lengkap

B Malaria
1. Pemeriksaan
Sediaan Darah
(SD) Pada Orang 230 100 35 24 36 30 33 19 9 4
Penderita
Malaria Klinis
2. Penderita "+"
(Positif)
Malaria Yang Orang 33 100 0 0 0 0 0 0 0 0
Diobati Sesuai
Standart
3. Cakupan
Skrining
Orang 553 100 16 11 10 0 12 0 0 12
Malaria Pada
Bumil

C KUSTA
1. Penemuan
Tersangka Orang 1 100 0 0 0 0 1 0 0 0
Penderita Kusta
2. Pengobatan
Orang 1 100 0 0 0 0 1 0 0 0
Penderita Kusta
3. Pemeriksaan
Kontak Orang 1 100 0 0 0 0 1 0 0 0
Penderita

PELAYANAN
D IMUNISASI
55

1. Bayi Yang
Mendapatkan
Imunisasi Orang 529 100 28 28 36 29 23 33 36 29
Hepatitis B(HB-
O)
2. Bagi Yang
Mendapatkan Orang 529 100 29 40 31 37 43 33 39 29
Imunisasi BCO
3. Bayi Yang
Mendapatkan
Orang 529 100 29 43 47 41 36 44 40 46
Imunisasi Pilio
+
4. Bayi Yang
Mendepatkan
Orang 529 100 44 45 50 37 35 40 29 47
Imunisasi
DPT/HB 3
E DIARE
1. Penemuan
Kasus Diare Di
Kasus 5979 100 33 51 44 47 44 78 83 109
Puskesmas Dan
Kader
2.Kasus Diare
Di Tangani
Oleh Puskesmas
Kasus 5979 100 33 51 44 47 44 78 83 109
Dan Kader
Dengan Oral
Rehidrasii
F ISPA
1. Penemuan
Kasus
Pneumonia Dan
Kasus 70 100 4 1 2 2 1 8 8 4
Pneumonia
Berat Oleh
Puskesmas
2. Jumlah Kasus
Pneumonia
Kasus 70 100 0 1 0 0 0 0 0 0
Berat Di
Tangani
DEMAM
BERDARAH
DENGUE
G (DBD)
1. Angka Bebas
Sampel 200 100 0 0 0 0 0 0 0 0
Jenis (ABJ)
2. Cakupan
Penyelidikan
Wilayah 4 100 0 0 3 1 0 0 0 0
Epidemiologi
(PE)
56

Pencegahan
Dan
H Penanggulangan
PMS Dan
HIV/AIDS
2. Kasus PMS
Yang Kasus 1 100 0 0 0 0 0 0 0 0
Diobati
3. Pengetahu
an
Komprehe
Orang 1 100 0 0 0 0 0 0 0 0
nsif
Tentang
HIV
Pencegahan
Dan
I
Penanggulangan
Rabies
1. Konfirmasi
Laboratoriu
m Terhadap Kasus 0 100 0 0 0 0 0 0 0 0
Kasus
Gigitan HPR
2. Vaksinasi
Terhadap
Kasus
Kasus 4 100 0 0 3 1 0 0 0 0
Gigitan HPR
Yang
Terindikasi
Penceahan Dan
J Penanggulangan
Dan Se
1. Kasus
Filariasis Yang
Kasus 0 100 0 0 0 0 0 0 0 0
Diobati

Sumber: Data Puskesmas Jambi Kecil 2019

Analisis tabel
A. TB PARU
Dari tabel tersebut di dapatkan data ada beberapa kegiatan yang dilakukan
untuk program penanggulangan penyakit TB Paru yaitu: pengobatan penderita TB
Paru (DOTS) BTA positif, cakupan kesembuhan TB Paru, dan pengobatan lengkap.
57

Pada pengobatan penderita TB Paru (DOTS) BTA positif memiliki target


sasaran sebanyak 36 orang, dan memiliki target kabupaten sebanyak 75 orang. Dan
pada kegiatan ini capaian kegiatan pada bulan februari sebanyak 2 orang, maret 2
orang, april 2 orang, mai 5 orang, juni 1 orang, juli 1 orang. Pada cakupan
kesembuhan TB Paru tidak terdapat target sasaran hanya terdapat target kabupaten
sebanyak 95 orang. Dan untuk kegiatan pengobatan lengkap juga tidak memiliki
target sasaran sama dengan kegiatan yang kedua tadi.

B. MALARIA
1. Pemeriksaan sediaan darah (SD) pada penderita malria klinis memiliki target
sasaran adalah 230 orang dengan target kabupaten adalah 100%. Pada januari
Puskesmas Jambi Kecil cakupannya adalah 35 orang, februari diperoleh 24
orang, maret 36 orang, april 30 orang, mei 33 orang, juni 19 orang, juli 9
orang, dan agustus 4 orang. Jadi dari hasil yang didapat, Puskesmas Jambi
Kecil harus mendapatkan 40 orang target lagi untuk memenuhi target sasaran
2019 hingga akhir desember tahun ini.
2. Untuk penderita (+) positif malaria yang diobati sesuai standart target
sasarannya adalah 33 orang dengan target kabupaten adalah 100%. Tetapi
selama januari-agustus tidak ditemukan bahwa ada orang yang positif
malaria.
3. Cakupan skrining malaria pada bumil target sasarannya adalah 553 orang
dengan target kabupaten 100%. Pada januari didapatkan 16 orang ibu hamil
yang diskrining malaria, februari sebanyak 11 orang, maret 10 orang, mei 12
orang, agustus 12 orang dan pada bulan april, juni dan juli tidak dilakukan
skrining pada ibu hamil. Jadi dari hasil yang didapat, Puskesmas Jambi Kecil
harus melakukan skrining malaria pada bumil sebanyak 492 orang lagi untuk
memenuhi target sasarana 2019 yang telah ditentukan hingga akhir desember
tahun ini.

C. KUSTA
Penemuan tersangka penderita kusta mempuyai target sasaran adalah 1 orang
dengan target kabupaten 100%. Tersangka penderota kusta ditemukan pada bulan
58

mei sebanyak 1 orang. Sedangkat bulain januari, februari, maret, april, juni, juli, dan
agustus tidak ditemukannya tersangka penderita kusta.
Hal ini juga berlaku pada pengobatan penderita kusta dan pemeriksaan kontak
penderita, tersangka penderita kusta langsung diambil tindakan pada waktu yang
sama.

D. IMUNISASI
Pada tabel pengumpulan data PKP: Target Cakupan Per-Bulan untuk program
imunisasi di Puskesmas Jambi Kecil, dapat diketahui bahwa ada 4 jenis kegiatan,
yaitu Bayi yang mendapat Imunisasi Hepatitis B (HB-O), Bayi yang mendapat
Imunisasi BCO, Bayi yang mendapat Imunisasi Polio +, dan Bayi yang mendapat
Imunisasi DPT/HB 3.
Untuk kegiatan Bayi yang mendapat Imunisasi Hepatitis B (HB-O), target
sasarannya adalah 529 bayi dengan satuan perorang dan target kabupaten 2019
adalah 100%. Cakupan perbulan dalam kegiatan ini adalah 28 bayi pada bulan
januari, 28 bayi pada bulan februari, 36 bayi pada bulan maret, 29 bayi pada bulan
april, 23 bayi pada bulan mei, 33 bayi pada bulan juni, 36 bayi pada bulan juli, dan
29 bayi pada bulan agustus.
Untuk kegiatan Bayi yang mendapat Imunisasi BCO, target sasarannya
adalah 529 bayi dengan satuan perorang dan target kabupaten 2019 adalah 100%.
Cakupan perbulan dalam kegiatan ini adalah 29 bayi pada bulan januari, 40 bayi
pada bulan februari, 31 bayi pada bulan maret, 37 bayi pada bulan april, 43 bayi pada
bulan mei, 33 bayi pada bulan juni, 39 bayi pada bulan juli, dan 29 bayi pada bulan
agustus.
Untuk kegiatan Bayi yang mendapat Imunisasi Polio +, target sasarannya
adalah 529 bayi dengan satuan perorang dan target kabupaten 2019 adalah 100%.
Cakupan perbulan dalam kegiatan ini adalah 29 bayi pada bulan januari, 43 bayi
pada bulan februari, 47 bayi pada bulan maret, 41 bayi pada bulan april, 36 bayi pada
bulan mei, 44 bayi pada bulan juni, 40 bayi pada bulan juli, dan 46 bayi pada bulan
agustus.
Untuk kegiatan Bayi yang mendapat Imunisasi DPT/HB 3, target sasarannya
adalah 529 bayi dengan satuan perorang dan target kabupaten 2019 adalah 100%.
59

Cakupan perbulan dalam kegiatan ini adalah 44 bayi pada bulan januari, 45 bayi
pada bulan februari, 50 bayi pada bulan maret, 37 bayi pada bulan april, 35 bayi pada
bulan mei, 40 bayi pada bulan juni, 29 bayi pada bulan juli, dan 47 bayi pada bulan
agustus.

E. DIARE
Penemuan kasus diare di Puskesmas Jambi Kecil dan kader dan kasus diare
ditangani oleh Puskesmas dan Kader dengan oral rehidrasi sebanyak 5979 kasus
dengan target kabupaten adalah 100%. Pada bulan januari ditemukan 33 kasus diare,
februari 51 kasus, maret 44 kasus, april 47 kasus, mei 44 kasus, juni 78 kasus, juli 83
kasus, agustus 109 kasus. Jadi dari hasil yang didapat, Puskesmas Jambi Kecil telah
menangani setiap kasus diare setiap bulan yang ditemukan.

F. ISPA
1. Penemuan kasus pneumonia dan penumonia berat oleh Puskesmas memiliki
target sasaran 70 kasus dengan target kabupaten 100%. Pada bulan januari
ditemukan 4 kasus, februari 1 kasus, maret 2 kasus, april 2 kasus, mei 1
kasus, juni 8 kasus, juli 8 kasus, dan agustus 4 kasus.
2. Julah kasus pneumonia berat ditangani memiliki target sasaran 70 kasus
dengan target kabupaten 100%. Pneumonia ini hanya ditangani pada bulan
februari saja yaitu menangani 1 kasus, sedangkan bulan januari, maret hingga
agustus tidak ada kasus yang ditangani (0 kasus).

G. DBD
1. Angka bebas jenis (ABJ) memiliki target sasaran 200 sampel dengantarget
kabupaten 100%. Dari januari hingga agustus tidak ditemukan satu sampel.
2. Cakupan penyelidikan epidemiologi (PE) mempunyai target sasaran 4
wilayah, ini dilakukan pada bulan maret 3 wilayah dan april 1 wilayah,
sedangkan januari, Februari, mei, juni, juli dan agustus tidak dilakukan PE.
60

H. Pencegahan dan penanggulangan PMS dan HIV/AIDS


kasus PMS yang diobati dan pengetahuan komprehensif tentang HIV/AID
memiliki target sasaran 1 kasus/orang dan target kabutapeten 100%, selama bulan
Januari-agustus tidak ditemukan kasus PMS dan HIV/AIDS di wilayah kerja
puskesmas Jambi Kecil
I. Pencegahan dan penanggulangan rabies
1. Konfirmasi laboratorium terhadap kasus gigitan HPR memiliki target sasaran
0 kasus dengan target kabupaten 100%
2. Vaksinasi terhadap kasus gigitan HPR yang terindikasi memiliki target 4
kasus dan target kabupaten 100%, hal ini dilakukan pada bulan maret
sebanyak 3 kasus dan april 1 kasus.
J. Pencegahan dan penanggulangan kasus filariasi
Kasus filariasis yang diobati memiliki target sasaran 0 kasus dan target
kabupaten100%.
61

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari uraian-uraian yang telah di kemukakan di atas maka dapat diambil
kesimpulan :
Program-program yang ada di puskesmas Jambi Kecil ini ada :
a. Kesehatan ibu dan Anak (KIA),
b. Promosi Kesehatan
c. Kesehatan Lingkungan
d. Pelayanan Kesehatan (Yankes)
e. Gizi Masyarakat
f. P2P (Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular)
Analisis capaian program-program di Puskesmas Jambi Kecil :
a. Kesehatan ibu dan Anak (KIA)
Dari program kesehatan ibu dan anak yang ada dipuskesmas jambi
kecil ini dapat disimpulkan bahwa ada empat upaya kesehatan yang
dilakukan yaitu
Pelayanan pada ibu yang terdiri dari empat kegiatan diantaranya
pertama ibu hamil yang mendapatkan pelayanan antenatal care (KN1),
Kedua ibu hamil yang mendapatkan pelayanan antenatal care (K4),
ketiga ibu hamil yang bersalin ditolong tenaga kesehatan terlatih(FN),
keempat ibu nifas yang mendapat pelayanan (KF1), dan kelima ibu hamil
yang bersalin yang mendapatkan penanganan komplikasi kebidanan.
Dimana dari data perbulan (januari-agustus) yang diperoleh kegiatan
tersebut belum mencapai target sasaran.
Pelayanan kesehatan anak dan bayi yang terdiri dari lima kegitan
diantaranya pertama , kunjungan neonatal pertama (KN1), kedua,
kunjungan neonatal lengkap (KN lengkap), ketiga, kunjungan neonatal
komplikasi yang ditangani, keempat, kunjungan bayi, dan kelima,
kunjungan anak dan balita. Dimana dari data perbulan (januari-agustus)
yang diperoleh hanya kegiatan kunjungan neonatal komplikasi yang
ditangani yang sudah memenuhi sasaran.
62

Pelayanan kesehatan anak sekolah dan remaja yang terdiri dari


enam kegiatan diantaranya , pertama murid SD kelas 1 dan setingkat yang
mendapat penjaringan kesehatan, kedua murid SD dan setingkat yang
melaksanakan penjaringan kesehatan, ketiga murid SMP dan setingkat
yang mempuyai kader kesehatan remaja, keempat siswa/I SMA dan
setingkat yang Mempunyai kader kesehatan remaja, kelima murid SMP
dan setingkat yang mempunyai kader kesehatan, keenam jumlah murid
SMA dan setingkat yang mempunyai kader kesehatan remaja. Dimana dari
data perbulan (januari-agustus) yang diperoleh hanya kegiatan murid SD
kelas 1 dan setingkat yang mendapat penjaringan kesehatan yang sudah
memenuhi sasaran.
Peningkatan pelayanan keluarga berencana Dengan melaksanakan
kegiatan pasangan usia subur yang menjadi peserta program KB aktif
(CPP). Dimana dari data perbulan (januari-agustus) belum memenuhi
sasaran
b. Promosi Kesehatan
Dapat disimpulkan bahwa pada program SD mempromosikan UKS
hanya ada pada bulan Januari yaitu sebanyak 14 sekolah, hal ini
menunjukkan bahwa ada sekolah yang tidak menerapkan sistem UKS
disekolahnya.
c. Kesehatan Lingkungan
Program kesehatan lingkungan di puskesmas jambi kecil terdiri dari
beberapa kegiatan pemeriksaan air minum yang memenuhi syarat, penduduk
yang mempunyai jamban sehat, rumah yang memiliki syarat kesehatan,
inspeksi, dll. Dan selain kegiatan diluar gedung program kesehatan
lingkungan di puskesmas jambi kecil ini juga memiliki kegiatan di dalam
gedung seperti konseling masalah lingkungan, dan juga bisa dilakukan
pengecekan yang dilakukan pada labor puskesmas.
Kegiatan-kegiatan diluar gedung tersebut diatas memiliki target
sasaran yang hampir sama namun ada beberapa kegiatan yang belum
mencapai target sasarannya.
63

d. Pelayanan Kesehatan (Yankes)


Dapat disimpulkan pada program kunjungan rawat jalan umum trennya
naik turun dan capaian dari cakupan targetnya tercapai. Sedangkan
kunjungan rawat jalan gigi trennya cenderung naik tetapi belum memenuhi
target capaiannya. Yang mana berarti menunjukkan bahwa masalah
kesehatan gigi dan mulut yang terjadi di sini tidak sebanyak masalah
kesehatan umum yang membutuhkan perawatan rawat jalan.
e. Gizi Masyarakat
Pelayanan gizi di Puskesmas terdiri dari kegiatan pelayanan gizi di
dalam gedung dan di luar gedung. Pelayanan gizi di dalam gedung
umumnya bersifat individual, dapat berupa pelayanan promotif, preventif,
kuratif, dan rehabilitatif. Kegiatan di dalam gedung juga meliputi
perencanaan program pelayanan gizi yang akan dilakukan di luar gedung.
Sedangkan pelayanan gizi di luar gedung umumnya pelayanan gizi pada
kelompok dan masyarakat dalam bentuk promotif dan preventif. Kegiatan
yang ada didalam gedung puskesmas jambi kecil adalah berupa konseling
gizi. Kegiatan ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan menganalisis
masalah gizi pasien serta memberi alternative pemecahan. Sedangkan ntuk
diluar gedung adalah pemantauan garam beryodium, sosialisasi dan
pemberian tablet Fe, serta di posyandu terdiri dari penyulihan, pemberian
vit A, dan imunisasi.
f. P2P (Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular)
Dapat disimpulkan bahwa pada penyakit menular kasus yang banyak
ditemukan di Puskesmas Jambi Kecil yaitu pada penyakit Diare, dimana
terdapat puluhan orang disetiap bulannya yang mengalami diare.
Imunisasi adalah suatu upaya untuk menimbulkan/meningkatkan
kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu penyakit, sehingga bila
suatu saat terpajan dengan penyakit tersebut tidak akan sakit atau hanya
mengalami sakit ringan. Penyelenggaraan Imunisasi adalah serangkaian
kegiatan perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi kegiatan
Imunisasi.
64

Kegiatan yang ada didalam gedung puskesmas jambi kecil adalah


pelayanan yang diberikan setiap 1x seminggu yaitu pada hari kamis.
Pelayanan ini sebenarnya adalah bentuk pelayanan yang mem-backup dari
kegiatan imunisasi yang ada diluar gedung. Kegiatan imunisasi luar
gedung yaitu berupa vaksinasi dilakukan di posyandu. Kegiatan ini
dilakukan 1 x sebulan sesuai dengan jadwal yang sudah ditentukan. Untuk
macam-macam vaksin yang diberikan, yaitu: Hepatitis B, Polio, BCG,
Campak, dan Pentavalen (DPT, HB, HiB). Untuk vaksin itu sendiri
didapatkan dalam kurun waktu 1x sebulan dari pusat kemenkes yang
disalurkan ke pihak provinsi kemudian ke pihak kabupaten dan terakhir ke
pihak puskesmas. Untuk tempat penyimpanan vaksin disebut Coldchain.

3.2 Saran
a. Perlu adanya kerja sama yang lebih lagi dari sebelumnya antara
pemerintah khususnya tenaga kesehatan di Puskesmas Jambi Kecil
dengan anggota masyarakat dalam hal meningkatkan kesehatan
masyarakat sendiri.
b. Untuk masyarakat agar lebih meningkatkan partisipasi dan
kesadarannya dalam berPHBS dan senantiasa menjaga kesehatan.
c. Untuk mahasiswa diharapkan untuk terus belajar dengan baik dan
tidak bosan untuk mencoba. Manfaatkan waktu praktik belajar
lapangan (PBL) sebagai salah satu tempat menempa diri dan
kompetensi.
65

DAFTAR PUSTAKA

Data Puskesmas Jambi Kecil 2019 bulan Januari-Agustus


Kepmenkes N0. 585 Tahun 2007 Tentang Pedoman Pelaksanaan Promosi
Kesehatan Di Puskesmas
Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
UUD No.23 Tahun 1993 tentang kesehatan
Kepmenkes N0. 585 Tahun 2007 Tentang Pedoman Pelaksanaan Promosi Kesehatan
Di Puskesmas
Permenkes RI No13 Tahun 2015 Tentang Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan
Lingkungan Di Puskesmas
Permenkes RI No 97 Tahun 2014 Tentang Pelayanan Kesehatan Masa Sebelum
Hamil, Masa Hamil, Persalinan, Dan Masa Sesudah Melahirkan,
Penyelenggaraan Pelayanan Kontrasepsi, Serta Pelayanan Kesehatan
Seksual
Permenkes RI No 82 Tahun 2014 Tentang Penanggulangan Penyakit Menular
Permenkes RI No 71 Tahun 2015 Tentang Penanggulangan Penyakit Tidak
Menular
Departemen Kesehatan RI . Pedoman Kerja Puskesmas. 1990. Jakarta.
Adisasmito Wiku. 2007. Sistem Kesehatan . Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.
Departemen Kesehatan RI. 2005. Rencana Strategis Departemen Kesehatan
2005-2009. Jakarta. Menuju Indonesia Sehat 2010. Jakarta.
66

DOKUMENTASI
67

Kelompok 1 Kelompok 3

Kelompok 2 Kelompok 4
68

Kelompok 5 Kelompok 7

Kelompok 6 Kelompok 8

Anda mungkin juga menyukai