Anda di halaman 1dari 123

LAPORAN KEPERAWATAN KOMUNITAS DAN KELUARGA

DI PERUMAHAN LUBUK GADING 3 RW XI RT I-VI


KELURAHAN LUBUK BUAYA PADANG

DISUSUN OLEH KELOMPOK 2:

1. Alex Wibowo 12. Novianti Safitri

2. Alwi Anwar Rangkuti 13. Nur Fauziah

3. Alfita Sari 14. Priska Yulanda

4. Cici Erlanda 15. Putri Marlen Yasir

5. Fani Okta Fitri 16. Riyatul Janah

6. Gebi Ulfatmi 17. Salma Afifah

7. Indah Kurnia Azizah 18. Sindi Febri Maladia

8. Lia Indriani Rambe 19. Siti Nur Haslinda

9. Mahira Prameswari 20. Sri Rahma Hosen

10. Mutia Alesa 21. Tiara Zulvi Putri


11. Nadia Ulfa Rahayun 22. Wiwit Sundari

PEMBIMBING AKADEMIK
Ns. Indah Komala Sari, M.Kep

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


STIKES SYEDZA SAINTIKA
TAHUN 2022
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb
Puji beserta syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa,
yang mana atas berkah limpahan rahmatNya lah kita dapat menyelesaikan laporan
Keperawatan Komunitas dan Keluargaini tepat pada waktunya. Salawat beserta
salam kita kirimkan buat junjungan besar kita yakninya nabi Muhammad SAW
yang telah membawa kita dari zaman kebodohan sampai pada zaman yang telah
maju seperti pada saat sekarang ini.
Sebelumnya kita ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada
Bapak dan Ibu Pembimbing Akademik kita yakninya Ibuk Ns. Indah Komala Sari,
M.Kep yang telah banyak membantu dan memberikan saran terhadap kegiatan
yang kita lakukan.
Selanjutnya terima kasih juga kita ucapkan kepada RW, RT, Kader
tempat pengambilan data dari masyarakat bersedia untuk dilakukan wawancara
dan pengkajian terhadap masalah kesehatan yang dialami masyarakat. Selanjutnya
terima kasih juga kita ucapkan kepada masyarakat tempat pengkajian dan
pengambilan data dari masyarakat bersedia untuk dilakukan wawancara dan
pengkajian terhadap masalah kesehatan yang dialami di lingkungan tempat
tinggalnya.
Terima kasih juga kepada teman-teman kelompok yang telah bekerja sama
dengan baik dalam mengumpulkan data, mengolah dan melakukan alur kegiatan
ini dengan rasa tanggung jawab. Sekian yang dapat disampaikan pada kesempatan
ini kami sebagai penyusun laporan kegiatan ini mengucapkan terima kasih.

Padang, Juni 2022

Kelompok 2

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I 1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
A. LATAR BELAKANG.................................................................................1
B. TUJUAN......................................................................................................3
C. MANFAAT PENULISAN...........................................................................5
BAB II......................................................................................................................6
TINJAUAN TEORITIS...........................................................................................6
A. KONSEP KEPERAWATAN KOMUNITAS................................................6
B. MODEL KEPERAWATAN KOMUNITAS................................................13
C. PRINSIP KEPERAWATAN KOMUNITAS...............................................16
D. FALSAFAH KEPERAWATAN KOMUNITAS.........................................16
E. PERAN PERAWAT KOMUNITAS............................................................17
F. PERBEDAAN KESEHATAN KLIEN DI RS DAN KOMUNITAS..........18
G. PROSES PELAKSANAAN KEPERAWATAN KOMUNITAS................19
H. ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS.............................................21
BAB III..................................................................................................................37
PEMBAHASAN....................................................................................................37
A. APLIKASI ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS.......................37
B. PENGKAJIAN KEBUTUHAN KESEHATAN KOMUNITAS...............41
C. HASIL DARI ANGKET/QUESIONER....................................................46
D. ANALISA DATA......................................................................................89
E. DIAGNOSA KEPERAWATAN KOMUNITAS......................................94
F. PLANNING OF ACTION (POA).............................................................99

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pelayanan keperawatan merupakan bagian integral dari pelayanan

kesehatan yang dilaksanakan baik di rumah sakit, puskesmas, keluarga

maupun masyarakat. Era globalisasi dan perkembangan ilmu dan

teknologi kesehatan menuntut perawat, sebagai suatu profesi, memberi

pelayanan kesehatan yang optimal di berbagai bidang.Pelayanan

keperawatan yang dilaksanakan di masyarakat atau komunitas merupakan

bidang khusus dalam ilmu keperawatan, ilmu kesehatan masyarakat, dan

ilmu sosial. Keperawatan komunitas adalah suatu bidang dalam

keperawatan yang merupakan perpaduan antara keperawatan dan

kesehatan masyarakat dengan dukungan peran serta aktif masyarakat.

Peran serta masyarakat diartikan sebagai suatu proses dimana individu,

keluarga, dan masyarakat bertanggung jawab atas kesehatan sendiri

berdasarkan azas kebersamaan dan kemandirian.

Sebagai calon tenaga kesehatan professional, mahasiswa

keperawatan Stikes Syedza Saintika Padang berkewajiban untuk turut serta

mewujudkan tercapainya pembangunan nasional khususnya pembangunan

di bidang kesehatan yaitu Indonesia sehat 2022. Dimana dalam

melaksanakan perannya di titikberatkan pada promotif, preventif dengan

tidak mengabaikan kuratif dan rehabilitatif dalam setiap tindakan

keperawatan. Sejalan dengan hal tersebut maka tindakan pencegahan dan

1
peningkatan kesehatan menjadi area perhatian perawat yang bertujuan

untuk mewujudkan derajat kesehatan yang optimal, sehingga diperlukan

peranan masyarakat itu sendiri. Perawat sebagai tenaga kesehatan

profesional berkewajiban untuk memfasilitasi dalam pencapaian tujuan

tersebut.Peran serta mahasiswa keperawatan dapat dilakukan melalui

kegiatan Praktek Profesi Keperawatan Komunitas, Keluarga dan Jiwa

Komunitas di Masyarakat.

Praktek peklinik keperawatan komunitas merupakan pengalaman

belajar lapangan yang memberikan kesempatan kepada mahasiswa

meningkatkan kemampuan menganalisa serta mensintesa berbagai ilmu

pengetahuan di dalam memberikan pelayanan keperawatan untuk

memantapkan profesionalisme keperawatan. Praktek preklinik ini

dilakukan di kecamatan koto tangah, lubuk buaya, komplek lubuk gading

Rw 11. Kegiatan praktek komunitas keluarga dilaksanakan mulai tanggal 6

Juni – 2 Juli 2022.

Pelaksanaan Praktek Preklinik dilaksanakan melalui tahapan antara

lain; serah terima mahasiswa di kantor camat koto tangah pada tanggal 7

Juni 2022, observasi fisik lingkungan (windshield survey), dilakukan dari

tanggal 8 Juni sampai 10 Juni 2022. Untuk melaporkan hasil pengkajian

melalui kuesioner dengan cara angket atau wawancara dan kemudian

menyusun rencana kegiatan. Dalam pelaksanaan kegiatan yang telah

direncanakan oleh mahasiswa bersama dapat dilaksanakan sesuai

2
perencanaan dengan bantuan dan dukungan berbagai pihak meskipun ada

berbagai kendala yang dihadapi.

Berdasarkan data yang didapatkan dari Kelurahan Lubuk Buaya di

RW XI didapatkan jumlah KK sebanyak 178 KK, yang terdiri dari RT 1

sebanyak 39 KK , RT II 40 KK, RT III 42 KK dan RT IV 57 KK.

Ditemukan masalah kesehatan di RW XI berupa masalah lingkungan

seperti pembuangan sampah , pengelolaan sampah, sistem pembuangan air

limbah dan jamban serta penyakit terbanyak yang diderita secara garis

besar yaitu Hipertensi dan DM.. Berdasarkan masalah kesehatan yang

ditemukan di RW XI RT I, RT II, RT III dan RT IV Mahasiswa Praktek

Preklinik Stikes Syedza Saintika Padang akan melakukan penyuluhan

kesehatan mengenai masalah yang telah ditemukan yaitu Hipertensi.

Berdasarkan masalah kesehatan yang ditemukan di RW XI, RT I,

RT II, RT III dan RT VI Mahasiswa Praktek Preklinik Stikes Syedza

Saintika Padang akan melakukan penyuluhan kesehatan mengenai

masalah yang telah ditemukan yaitu Hipertensi dan untuk mengatasi

masalah lingkungan mahasiswa akan melakukan penyuluhan tentang

pentingnya kebersihan lingkungan di kelurahan Lubuk Buaya RW XI.

B. TUJUAN

1. Tujuan Umum

Melaporkan hasil kegiatan serta tindak lanjut kegiatan Praktek

Preklinik Keperawatan oleh Mahasiswa Stikes Syedza Saintika Padang

3
di Kelurahan Lubuk Buaya RW XI RT I, RT II, RT III dan RT IV

Tahun 2022.

2. Tujuan Khusus

a. Memberikan informasi tentang data–data kesehatan dan

menjelaskan masalah-masalah kesehatan yang terdapat pada

masyarakat berdasarkan data kesehatan masyarakat yang sudah

dikumpulkan.

b. Menjelaskan masalah-masalah kesehatan yang didapatkan oleh

mahasiswa preklinik Keperawatan Komunitas Stikes Syedza

Saintika Padang.

c. Menyusun rencana kegiatan asuhan keperawatan komunitas yang

dilaksanakan oleh mahasiswa Stikes Syedza Saintika terkait

masalah kesehatan masyarakat

d. Menyusun struktur organisasi dan perencanaan POKJAKES pada

masyarakat dimana tempat pengkajian komunitas.

e. Melaksanakan implementasi asuhan keperawatan komunitas oleh

mahasiswa preklinik Stikes Syedza Saintika Padang.

f. Melaporkan hasil kegitan yang sudah dilaksanakan mahasiswa

preklinik Keperawatan komunitas Stikes Syedza Saintika Padang.

g. Menyusun rencana tindak lanjut asuhan keperawatan komunitas

oleh Stikes Syedza Saintika Padang.

4
C. MANFAAT PENULISAN

1. Bagi Pokjakes

Diharapkan penulisan laporan kegiatan ini dapat menjadi acuan dalam

melaksanakan rencana kegiatan pada masing-masing unit baik tujuan

jangka panjang maupun tujuan jangka pendek.

2. Bagi Lintas Sektoral

Untuk pihak terkait, baik lintas program maupun lintas sektoral

diharapkan laporan hasil kegiatan ini dapat dijadikan bahan ataupun

data untuk menyusun kebijakan dan program kerja dibidang kesehatan

dimasa yang akan datang

3. Bagi Institusi Pendidikan

Diharapkan laporan hasil kegiatan ini menjadai bahan perbandingan

untuk profesi berikutnya dan menjadi bahan evaluasi terhadap

program/kurikulum keperawatan yang telah ditetapkan.

4. Bagi Masyarakat

Diharapkan dapat melanjutkan kegiatan-kegiatan yang telah

dilaksanakan serta perbaikan dimasa mendatang.

5. Bagi Puskesmas

Diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan masukan dalam

menigkatkan pelayanan kesehatan terkait pengendalian dan

penanggulangan penyakit yang dialami oleh masyarakat setempat.

5
BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. KONSEP KEPERAWATAN KOMUNITAS

1. Pengertian

Konsep komunitas mempunyai arti yang sangat luas.

Komunitas menurut WHO tahun 1974 adalah suatu kelompok

sosial yang ditentukan oleh batas-batas wilayah, nilai-nilai

keyakinan dan minat yang sama serta adanya saling mengenal dan

berintegrasi, antara anggota masyarakat yang satu dengan yang

lainnya. Spradley (1985) menyatakan bahwa komunitas

merupakan sekumpulan orang yang saling bertukar pengalaman

penting dalam hidupnya.

Berkaitan dengan kehidupan sosial, ada banyak definisi yang

menjelaskan tentang arti komunitas. Tetapi setidaknya definisi

komunitas dapat didekati melalui; pertama, terbentuk dari

sekelompok orang; kedua, saling berinteraksi secara sosial diantara

anggota kelompok itu; ketiga, berdasarkan adanya kesamaan

kebutuhan atau tujuan dalam diri mereka atau diantara anggota

kelompok yang lain; keempat, adanya wilayah-wilayah individu

yang terbuka untuk anggota kelompok yang lain, misalnya waktu

(Nasrullah, 2012).

6
Merujuk pada penjelasan Tonnies dalam bukunya Community

and Asociation yang terbit tahun 1955 bahwa komunitas terbagi

menjadi Gemeinschaft dan Gesellschaft.

Gemeinshc merujuk pada jenis komunitas yang berkarakter

dimana setiap individu maupun aspek sosial yang ada pada

komunitas tersebut berinteraksi secara vertikal dan horizontal,

berjalan dengan stabil dalam waktu yang lama, adalah hasil dari

adanya pertukaran ritual maupun simbol-simbol sebagaimana yang

terjadi dalam interaksi sosial secara nyata yang dibangun face-to-

face interaction. Inilah yang di sebut Tonnies komunitas (dalam

pengertian) tradisional; dimana setiap individu membantu individu

yang lain, setiap individu mengenal identitas atau informasi

individu yang lain, dan ikatan yang terjalin antar-individu sangat

kuat serta menjelma dalam berbagai wujud (nasrullah, 2012).

Gesellschaft adalah kebalikan dari kondisi gemeinschaft,

disebabkan oleh semakin banyaknya urbanisasi di kota-kota besar,

Tonnies menjelaskan bahwa jenis komunitas ini terbentuk dari

berbagai aspek yang sangat berbeda. Setiap anggota komunitas ini

memiliki kepentingan yang berbeda-beda, komitmen yang

berbeda-beda, dan tidak adanya ikatan antar-individu begitu juga

dengan norma dan nilai-nilai yang menjadi pengikatnya. Hubungan

yang terjadi antar-individu dalam komunitas ini terjadi sangat

dangkal dan lebih bersifat instrument formal belaka. Dalam

7
gesellschaft, komunitas tidak berkembang secara simultan dan

tidak membesar; meski anggota komunitas yang ada di dalamnya

secara kuantitas berjumlah besar, sebagaimana penduduk ibukota,

dan setiap individu akan bertemu denga individu lainnya setiap

waktu namun hubungan yang terjalin hanyalah parsial dan

sementara (Nasrullah, 2012).

8
Konsep komunitas mencakup tiga dimensi yaitu orang, tempat,

dan fungsi. Orang adalah masyarakat, tempat adalah daerah dan

fungsinya mencakup tujuan dan aktifitas dari komunitas tersebut

(Stanhope M dan Lancaster J, 1996).

Komunitas (community) adalah sekelompok masyarakat

yangmempunyai persamaan nilai (values), perhatian (interest) yang

merupakan kelompok khusus dengan batas-batas geografi yang jelas,

dengan norma dan nilai yang telah melembaga (Sumijatun dkk, 2006).

Misalnya di dalam kesehatan di kenal kelompok ibu hamil, kelompok

ibu menyusui, kelompok anak balita, kelompok lansia, kelompok

masyarakat dalam suatu wilayah desa binaan dan lain sebagainya.

Sedangkan dalam kelompok masyarakat ada masyarakat petani,

masyarakat pedagang, masyarakat pekerja, masyarakat terasing dan

sebagainya (Mubarak, 2006).

Keperawatan komunitas sebagai suatu bidang keperawatan

yang merupakan perpaduan antara keperawatan dan kesehatan

masyarakat (public health) dengan dukungan peran serta masyarakat

secara aktif serta mengutamakan pelayanan promotif dan preventif

secara berkesinambungan tanpa mengabaikan perawatan kuratif dan

rehabilitatif secara menyeluruh dan terpadu yang ditujukan kepada

individu, keluarga, kelompok serta masyarakat sebagai kesatuan utuh

melalui proses keperawatan (nursing process) untuk meningkatkan

7
fungsi kehidupan manusia secara optimal, sehingga mampu mandiri

dalam upaya kesehatan (Mubarak, 2006).

Keperawatan komunitas merupakan suatu bentuk dari pada

pelayanan keperawatanprofessional yang berfokus pada kelompok

resiko tinggi dari semua tingkat perkembangan dalam upaya mencapai

derajat kesehatan yang optimal melalui preventif, promotif tanpa

mengabaikan pelayanan rehabilitatif dan kuratif (Spradley, Logan,

Dakwin dalam Sahar, 1995)

Keperawatan kesehatan merupakan pelayanan keperawatan

professional yang bertanggung jawab dan bertanggung gugat dengan

mempunyai konsep-konsep, teori-teori, legalitas dan etika yang

ditunjukkan kepada masyarakat yaitu terutama balita, ibu hamil, ibu

menyusui, lansia untuk mencapai derajat kesehatan optimal melalui

pencegahan penyakit dan peningkatan kesehatan dengan menjamin

ketergantungan pelayanan kesehatan yang dibutuhkan sesuai dengan

ekonomi masyarakat tersebut dengan melibatkan klien sebagai mitra

dalam perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.

Keperawatan kesehatan masyarakat (komunitas) merupakan

perpaduan antara keperawatan dan kesehatan masyarakat dengan

dukungan peran serta aktif masyarakat, serta mengutamakan

pelayanan promotif, preventif secara berkesinambungan tanpa

mengabaikan kuratif dan rehabilitatif secara menyeluruh dan terpadu.

Ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat

8
sebagai satu kesatuan yang utuh, melalui proses keperawatan untuk

meningkatkan fungsi kehidupan manusia secara optimal sehingga

mandiri dalam upaya kesehatannya (Hasil Rapat Kerja Keperawatan

Masyarakat, 1989).

Keperawatan komunitas dalam kenyataan didasari oleh

konsep partnership, kolaborasi dan empowerment (Anderson dan Mc

Farlane, 2000), di samping juga adanya kegiatan dalam kelompok

(Swanson. 1997). Perawat dengan keberadaannya di masyarakat

sebagai tenaga kesehatan memiliki peran penting dalam asuhan

keperawatan meliputi peran klinik, edukator, advokator, konselor,

manager, kolaborator, leadership dan peneliti (Spradley dan

Alexander, 2001). Dimana semua perannya itu dilaksanakan saling

mendukung satu sama lain untuk mencapai kesehatan masyarakat

yang lebih baik.

Proses keperawatan komunitas merupakan metode asuhan

keperawatan yang bersifat alamiah, sistematis, dinamis, kontiniu, dan

berkesinambungan dalam rangka memecahkan masalah kesehatan

klien, keluarga, kelompok serta masyarakat melalui langkah-langkah

seperti pengkajian, perencanaan, implementasi, dan evaluasi

keperawatan (Wahyudi, 2010).

9
2. Tujuan

Tujuan proses keperawatan dalam komunitas adalah untuk pencegahan

dan peningkatan kesehatan masyarakat melalui upaya-upaya sebagai

berikut:

a. Pelayanan keperawatan secara langsung (direct care) terhadap

individu, keluarga, dan keluarga dan kelompok dalam konteks

komunitas.

b. Perhatian langsung terhadap kesehatan seluruh masyarakat (health

general community) dengan mempertimbangkan permasalahan atau

isu kesehatan masyarakat yang dapat memengaruhi keluarga,

individu, dan kelompok.

Selanjutnya, secara spesifik diharapkan individu, keluarga,

kelompok, dan masyarakat mempunyai kemampuan untuk:

a. Mengidentifikasi masalah kesehatan yang dialami

b. Menetapkan masalah kesehatan dan memprioritaskan masalah

tersebut

c. Merumuskan serta memecahkan masalah kesehatan

d. Menanggulangi masalah kesehatan yang mereka hadapi

e. Mengevaluasi sejauh mana pemecahan masalah yang mereka

hadapi, yangakhirnya dapat meningkatkan kemampuan dalam

memelihara kesehatan secara mandiri (self care).

3. Fungsi Keperawatan Komunitas

10
a. Memberikan pedoman dan bimbingan yang sistematis dan ilmiah

bagi kesehatan masyarakat dan keperawatan dalam memecahkan

masalah klien melalui asuhan keperawatan.

b. Agar masyarakat mendapatkan pelayanan yang optimal sesuai

dengan kebutuhannya dibidang kesehatan.

c. Memberikan asuhan keperawatan melalui pendekatan pemecahan

masalah, komunikasi yang efektif dan efisien serta melibatkan

peran serta masyarakat.

d. Agar masyarakat bebas mengemukakan pendapat berkaitan dengan

permasalahan atau kebutuhannya sehingga mendapatkan

penanganan dan pelayanan yang cepat dan pada akhirnya dapat

mempercepat proses penyembuhan (Mubarak, 2006).

4. Sasaran

Sasaran keperawatan komunitas adalah individu, keluarga,

masyarakat, dan kelompok khusus dalam keadaan sehat maupun sakit.

a. Individu

Individu yang dirawat inap di puskesmas/klinik maupun individu

yang dirumah.

b. Keluarga

1) Keluarga mengenal masalah atau belum memanfaatkan

pelayanan yang teridentifikasi mempunyai atau potensial

terjadinya masalah, mampu kesehatan.

11
2) Keluarga yang sudah kontak dengan tenaga kesehatan tapi

belum mampu mengambil keputusan untuk mengatasi

masalah.

3) Keluarga yang sudah mampu mengambil keputusan untuk

memecahkan masalah tetapi belum mampu merawat anggota

yang sakit.

c. Kelompok Khusus

Kelompok khusus adalah kumpulan individu yang mempunyai

kesamaan jenis kelamin, umur, permasalahan, kegiatan yang

terorganisasi yang sangat rawan terhadap masalah kesehatan dan

termasuk diantaranya:

1) Kelompok khusus dengan kebutuhan kesehatan khusus sebagai

akibat perkembangan dan pertumbuhan seperti :

a) Ibu Hamil

b) Ibu menyususi

c) Bayi

d) Anak Balita

e) Anak Usia sekolah

f) Dewasa

g) Usia Lanjut

h) Keluarga berencana

i) Kesehatan lingkungan

12
2) Kelompok dengan kesehatan khusus yang memerlukan

pengawasan dan bimbingan serta asuhan keperawatan

diantaranya

a) Penderita penyakit tidak menular seperti: DM, Jantung

Koroner, Cacat Fisik, dan Gangguan mental.

b) Penderita penyakit menular seperti: TBC, HIV AIDS,

Penyakit Kelamin, dll.

3) Kelompok yang beresiko terserang penyakit, diantaranya :

a) Wanita tuna susila

b) Kelompok penyalahgunaan obat dan narkotika

c) Kelompok pekerja khusus

d. Masyarakat

1) Kelompok masyarakat yang terikat dalam institusi, misalnya

rumah tahanan, panti dan lokalisasi WTS

2) Kelompok masyarakat yang tidak terikat dalam institusi

misalnya panti werdha, kelompok remaja, karang taruna dan

lain-lain.

B. MODEL KEPERAWATAN KOMUNITAS

Model adalah sebuah gambaran deskriptif dari sebuah praktik yang

bermutu yang mewakili sesuatu yang nyata atau gambaran yang mendekati

kenyataan dari konsep. Model praktik keperawatan didasarkan pada isi

13
dari sebuah teori dan konsep praktek (Riehl & Roy, 1980 dalam

Sumijatun, 2006).

Salah satu model keperawatan kesehatan komunitas yaitu Model

Health Care System (Betty Neuman, 1972). Model konsep ini merupakan

model konsep yang menggambarkan aktivitas keperawatan, yang

ditujukan kepada penekanan penurunan stress dengan cara memperkuat

garis pertahanan diri, baik yang bersifat fleksibel, normal, maupun resisten

dengan sasaran pelayanan adalah komunitas (Mubarak & Chayatin, 2009).

Menurut Sumijatun (2006) teori Neuman berpijak pada

metaparadigma keperawatan yang terdiri dari yang terdiri dari klien,

lingkungan, kesehatan dan keperawatan. Asumsi Betty Neuman tentang

empat konsep utama yang terkait dengan keperawatan komunitas adalah:

1. Manusia, merupakan suatu sistem terbuka yang selalu mencari

keseimbangan dari harmoni dan merupakan suatu kesatuan dari

variabel yang utuh, yaitu: fisiologi, psikologi, sosiokultural,

perkembangan dan spiritual

2. Lingkungan, meliputi semua faktor internal dan eksternal atau

pengaruh-pengaruh dari sekitar atau sistem klien

3. Sehat, merupakan kondisi terbebas dari gangguan pemenuhan

kebutuhan. Sehat merupakan keseimbangan yang dinamis sebagai

dampak dari keberhasilan menghindari atau mengatasi stresor.

14
Model ini menganalisa interaksi antara empat variabel yang

menunjang keperawatan komunitas, yaitu aspek fisik atau fisiologis, aspek

psikologis, aspek sosial dan kultural, serta aspek spiritual.

Sehat menurut Neuman adalah suatu keseimbangan bio, psiko,

kultural dan spiritual pada tiga garis pertahanan klien, yaitu garis

pertahanan fleksibel, normal dan resisten. Sehat dapat diklasifikasikan

dalam delapan tahapan, yaitu:

1. Normallywell, yaitu sehat secara psikologis, medis dan sosial

2. Pessimistic, yaitu bersikap atau berpandangan tidak mengandung

harapan baik (misalnya khawatir sakit, ragu akan kesehatannya, dan

lain-lain)

3. Socially ill, yaitu secara psikologis dan medis baik, tetapi kurang

mampu secara sosial, baik ekonomi maupun interaksi sosial dengan

masyarakat

4. Hypochondriacal, yaitu penyakit bersedih hati dan kesedihan tanpa

alasan

5. Medically ill, yaitu sakit secara medis yang dapat diperiksa dan diukur

6. Martyr, yaitu orang yang rela menderita atau meninggal dari pada

menyerah karena mempertahankan agama/kepercayaan. Dalam

kesehatan, seseorang yang tidak memperdulikan kesehatannya, dia

tetap berjuang untuk kesehatan/keselamatan orang lain

15
7. Optimistic, yaitu meskipun secara medis dan sosial sakit, tetapi

mempunyai harapan baik. Keadaan ini sering kali sangat membantu

dalam penyembuhan sakit medisnya

8. Seriously ill, yaitu benar-benar sakit, baik secara psikologis, medis

dan sosial

C. PRINSIP KEPERAWATAN KOMUNITAS

1. Azaz Manfaat

Intervensi yang dilakukan harus memberikan manfaat yang sebesar-

besarnya bagi komunitas, artinya ada keseimbangan antara manfaat

dan kerugian.

2. Azaz Autonomi

Komunitas diberikan kebebasan untuk melakukan atau memilih

alternatif yang terbaik yang sesuai untuk komunitas

3. Azaz Keadilan

Melakukan upaya atau tindakan sesuai dengan kemampuan atau

kapasitas komunitas

D. FALSAFAH KEPERAWATAN KOMUNITAS

Falsafah keperawatan komunitas adalah :

1. Pelayanan kesehatan yang diberikan haruslah tersedia, dapat diterima

dan di jangkau masyarakat

2. Melibatkan penerima pelayanan, dalam melakukan tindakan

penyelesaian masalah

3. Kerjasama antara perawat dan masyarakat

16
4. Lingkungan akan mempengaruhi kesehatan masyarakat

5. Meningkatkan dan pencegahan lebih efektif jika dilakukan secara dini

6. Kesehatan merupakan tanggung jawab setiap individu

E. PERAN PERAWAT KOMUNITAS

1. Pemberi pelayanan

Perawat merupakan orang yang memberi pelayanan keperawatan

secara langsung kepada masyarakat.

2. Pendidik

Perawat komunitas berperan juga dalam memberikan informasi

kesehatan kepada masyarakat melalui promosi kesehatan

3. Pengelola

Perawat juga merupakan sebagai pengelola masyarakat dalam usaha

peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang diupayakan melalui

pemberdayaan masyarakat itu sendiri melalui suatu wadah kelompok

kerja kesehatan.

4. Konselor

Perawat komunitas juga berperan memberikan bimbingan, arahan

kepada masyarakat, sehingga upaya peningkatan derajat kesehatan

masyarakat dapat diwujudkan

5. Pembela klien/advokat

Perawat komunitas dapat berperan dalam membela masyarakat dalam

kegiatan pelayanan kesehatan yang menyimpang dari norma-norma

maupun kaedah kesehatan yang berlaku.

17
6. Peneliti

Perawat komunitas juga berperan dalam penelitian kesehatan

khususnya penelitian kesehatan masyarakat, sehingga didapatkan

suatu penemuan-penemuan maupun ilmu yang baru yang dapat

menunjang terhadap status kesehatan masyarakat.

7. Pemberi pelayanan

Perawat merupakan orang yang memberi pelayanan keperawatan

secara langsung kepada masyarakat.

8. Pendidik

Perawat komunitas berperan juga dalam memberikan informasi

kesehatan kepada masyarakat melalui promosi kesehatan.

9. Pengelola

Perawat juga merupakan sebagai pengelola masyarakat dalam usaha

peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang diupayakan melalui

pemberdayaan masyarakat itu sendiri melalui suatu wadah kelompok

kerja kesehatan.

F. PERBEDAAN KESEHATAN KLIEN DI RS DAN KOMUNITAS

Rumah Sakit Komunitas

a. Fokus pada pasien di RS a. Fokus pada individu, keluarga

b. Memberikan pelayanan dan komunitas (termasuk

kesehatan yang bersifat kelompok resiko tinggi)

kejadian kasus (episodik) b. Memberikan pelayanan

18
c. Bekerja pada pasien pada unit kesehatan yang terdistribusi.

tertentu. c. Bekerja pada semua kondisi

d. Bekerja pada suatu RS atau sehat dan sakit diberbagai

instansi tatanan.

e. Koordinasi keperawatan d. Bekerja dengan instansi terkait

dengan institusi lain e. Berkoordinasi pelayanan dengan

f. Merencanakan dan berbagai tenaga dikomunitas

memberikan pelayanan yang f. Merencanakan dan melakukan

bersifat individu. pelayanan melalui keluarga

g. Membatasi autonomi klien g. Mendorong autonomi dan

dengan lingkungan RS kontrol keluarga kecuali kasus

h. Observasi yang terbatas pada menular

interaksi keluarga dan h. Mengobservasi berbagai faktor

indikator kesehatan lain. kesehatan

i. Hubungan terbatas hanya i. Memfasilitasi dengan hubungan

dengan profesi lain di RS. profesi lain.

G. PROSES PELAKSANAAN KEPERAWATAN KOMUNITAS

Keperawatan komunitas merupakan suatu bidang khusus

keperawatan yang merupakan gabungan dari ilmu keperawatan, ilmu

kesehatan masyarakat dan ilmu sosial yang merupakan bagian integral

dari pelayanan kesehatan yang diberikan kepada individu, keluarga,

kelompok khusus dan masyarakat baik yang sehat maupun yang sakit

19
(mempunyai masalah kesehatan/keperawatan), secara komprehensif

melalui upaya promotif, preventif, kuratif, rehabilitatif dan resosialitatif

dengan melibatkan peran serta aktif masyarakat secara terorganisir

bersama tim kesehatan lainnya untuk dapat mengenal masalah kesehatan

dan keperawatan yang dihadapi serta memecahkan masalah-masalah

yang mereka miliki dengan menggunakan pendekatan proses

keperawatan sesuai dengan hidup sehat sehingga dapat meningkatkan

fungsi kehidupan dan derajat kesehatan seoptimal mungkin dan dapat

diharapkan dapat mandiri dalam memelihara kesehatannya (Chayatin,

2009). Menjamin keterjangkauan pelayanan kesehatan yang dibutuhkan

dan melibatkan klien sebagai mitra kerja dalam perencanaan,

pelaksanaan, dan evaluasi pelayanan kesehatan. Pelayanan keperawatan

profesional yang merupakan perpaduan antara konsep kesehatan

masyarakat dan konsep keperawatan yang ditujukan pada seluruh

masyarakat dengan penekanan pada kelompok resiko tinggi (Efendi,

2009).

Keperawatan komunitas merupakan Pelaksanaan keperawatan

komunitas dilakukan melalui beberapa fase yang tercakup dalam proses

keperawatan komunitas dengan menggunakan pendekatan pemecahan

masalah yang dinamis. Fase-fase pada proses keperawatan komunitas

secara langsung melibatkan komunitas sebagai klien yang dimulai

dengan pembuatan kontrak/partner ship dan meliputi pengkajian,

diagnosa, perencanaan, implementasi dan evaluasi (Efendi, 2009).

20
H. ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS

1. Pengkajian

Pengkajian atau tahap pengonsepan adalah mengidentifikasi

masalah-masalah yang terdapat dalam suatu wilayah dapat berupa

wawancara, observasi dan penyebaran kuisioner ( Stanhope M dan

Jeanette, 1996).

Pengkajian merupakan upaya pengumpulan data secara lengkap

dan sistematis terhadap masyarakat untuk dikaji dan dianalisis

sehingga masalah kesehatan yang dihadapi oleh masyarakat baik

individu, keluarga atau kelompok yang menyangkut permasalah pada

fisiologis, psikologis, sosial ekonomi, maupun spiritual dapan

ditentukan.

Pengkajian tersebut mencakup :

a. Individu

Adalah bagian dari keluarga yang mempunyai hubungan satu

sama lainnya dan mempunyai peran masing-masing. Individu

mempunyai pola pertahanan dan koping dalam menghadapi

suatu masalah.

b. Keluarga

Pengkajian yang perlu dilakukan adalah struktur dan

karakteristik keluarga, sosial budaya, lingkungan, riwayat

kesehatan dan pemeriksaan fisik

c. Komunitas

21
Core = inti = komunitas

No Komponen Sumber Informasi

1. Riwayat / sejarah terjadinya Sejarah, perpustakaan

perkembangan

2. Demografi dan penduduk Sensus penduduk/rumah

tangga

3. Karakteristik Lokal, kota, propinsi,

negara

4. Umur dan jenis kelamin Kelurahan, kecamatan

5. Distribusi suku bangsa Kontak langsung/pribadi

6. Tipe keluarga Kontak langsung/pribadi

7. Status perkawinan Kontak langsung/pribadi

8. Vital statistik : angka kelahiran, Puskesmas

. angka kematian dan penyebabnya

9. Nilai, kepercayaan dan agama Kontak langsung/pribadi

d. Lingkungan fisik

Perbedaaan pengkajian individu dan komunitas :

SUMBER DATA
KOMPONEN
Individu Komunitas

Inspeksi Semua indra Semua indra “windshield

survey” berjalan melalui

komunitas

Auskultasi,  Stetoskop  Mendengar komunitas

22
tanda vital  Termometer  Observasi iklim, batas,

 Tensimeter sumber tanda

kehidupan dan

kepadatan penduduk

Review Sistem Dari kepala –kaki Observasi sistem sosial,

perumahan dan bisnis

Laboratorium Darah, Rontgen, Pusat penelitian

Tes Urin dll

e. Pelayanan kesehatan dan sosial/fasilitas pelayanan kesehatan

1) Fasilitas didalam komunitas

2) Fasilitas diluar komunitas

Data yang diperlukan :

a) Pelayanan kesehatan

i. Pelayanan, bayaran, jam pelayanan

ii. Sumber daya

iii. Karakteristik pemakai

iv. Statistik (jumlah kunjungan, hari, bulan, tahun)

b) Pelayanan sosial

i. Sama dengan pelayanan kesehatan misalnya

konseling, pusat belanja dan lain-lain.

Elemen-elemen Winshield Survey

23
No Elemen Deskripsi

1 Perumahan dan Bangunan ; tua, bahan, arsitek, bersatu /

lingkungan daerah berpisah

2 Lingkungan terbuka Halaman depan, samping dan belakang

Luas / sempit

Kualitas : ada / tidak rumput, keadaan :

bersih/ kotor

Pribadi / umum

3 Batas Ada batas daerah / jalan, sungai, atau got.

Kondisinya : bersih / kotor

4 Kebiasaan Tempat berkumpul, dengan siapa , jam

berapa

5 Transportasi Cara datang dan pergi, situasi jalan, jenis

dan alat transportasi

6 Pusat pelayanan Klinik, praktek pelayanan kesehatan :

dikunjungi / tidak , jaraknya : jauh / dekat

7 Toko. Warung, pusat Siapa pemiliknya, jenis apa, bagaimana

perbelanjaan mencapainya

8 Orang dijalan Siapa yang dijumpai di jalanan, Ibu/bayi ,

orang pengangguran, anak sekolah,

binatang liar dll

9 Tempat Ibadah Mesjid, gereja , wihara , kuil

10 Kesehatan Ada yang sakit : akut / kronis, dekat

24
dengan tempat pelayanan kesehatan / tidak

11 Politik Kampanye, poster dan dampaknya terhadap

kesehatan ada / tidak

12 Media TV, Majalah, koran, bagaimana

mencapainya mudah / tidak

(Anderson E.T, McFarley J : 2000

f. Ekonomi

Indikator ekonomi dan sumber informasi (Anderson. E.T,McFarley

J: 2000)

No Indikator Sumber

1 A. Karakteristik Finansial

1. Rumah Tangga

a. Rata-rata pendapatan

1) Persentase RT dibawah miskin Sensus

2) Persentase RT yang menerima Camat

pelayanan

3) Persentase RT dikepalaiwanita

b. Biaya perbulan masing-masing RT Lurah

2. Individu : pendapatan per-orang,

persentase yang miskin. Sensus,

camat atau

lurah

2 B. Karakteristik Pekerja

25
1. Kelompok Umum

a. Persentase bekerja Sensus

b. Persentase pengangguran Depnaker

c. Persentase pensiunan Camat /

2) Kelompok Khusus lurah

a. Persentase wanita dengan anak

bekerja

b. Persentase pimpinan

c. Persentase teknik

d. Persentase petani

e. Persentase pekerja lain

g. Komponen keamanan dan transportasi

Komponen :

1. Kualitas : pelayanan perlindungan

a. Kebakaran

b. Polusi

c. Sanitasi Limbah

Sumber :

a) Tata kota

b) Dinas kebakaran

c) Kantor polisi

d) Dinas PU

26
2. Kualitas air , sumber : PAM

3. Transportasi

sumber : departemen perhubungan

4. Swasta / pemerintahan

a. Bus

b. Jalan tol

c. Udara

d. Laut / kereta Api

h. Politik dan Pemerintahan

1) Pemerintahan : RT, RW, Lurah dan Camat dst

2) Kelompok Pelayanan Masyarakat : PKK, LPMK, Karang Taruna

dll

3) Politik : Peran serta parpol dalam pelayanan kesehatan

4) Kebijakan pemerintah dalam pelayanan kesehatan

i. Komunikasi

1) Komunikasi formal : koran, TVI, dan radio

2) Komunikasi informal : papan pengumuman di mesjid.

j. Pendidikan

Komponen :

 Status pendidikan :

a) Tingkat Pendidikan

b) Tipe sekolah

c) Bahasa

27
Sumber :

a) Sensus

b) Lurah / Camat

 Pendidikan yang tersedia dalam dan diluar komunitas

a) Pelayanan

b) Sumber

c) Karakteristik Pemakai

d) Keadequatan dapat dicapai

Sumber :

a) Dikbud

b) Kanwil

c) Kakandep

d) Ka. Sekolah

k. Rekreasi

1) Macam

2) Tempat

3) Bayaran

4) Yang menggunakan

2. Analisa Data

Kemampuan untuk mengkaitkan data dan menghubungkan data

dengan kemampuan kognitif yang dimiliki sehingga dapat diketahui tentang

kesenjangan atau masalah yang dihadapi oleh masyarakat apakah itu

masalah kesehatan atau masalah keperawatan.

28
Prioritas masalah dapat ditentukan berdasarkan hierarki kebutuhan

Abraham H Maslow:

a. Keadaan yang mengancam kehidupan

b. Keadaan yang mengancam kesehatan

c. Persepsi tentang kesehatan dan keperawatan

3. Diagnosa keperawatan

Diagnosis keperawatan ialah respon individu pada masalah

kesehatan baik yang aktual maupun potensial. Diagnosa keperawatan

komunitas akan memberikan gambaran tentang masalah dan status

kesehatan masyarakat baik yang nyata dan yang mungkin terjadi. Diagnosa

ditegakkan berdasarkan tingkat rekreasi komunitas terhadap stresor yang

ada. Selanjutnya dirumuskan dalam tiga komponen, yaitu problem/masalah

(P), etiology atau penyebab (E), dan symptom atau manifestasi/data

penunjang (S) (Mubarak, 2005).

a. Problem : merupakan kesenjangan atau penyimpangan dari keadaan

normal yang seharusnya terjadi.

b. Etiologi : penyebab masalah kesehatan atau keperawatan yang dapat

memberikan arah terhadap intervensi keperawatan.

c. Symptom : tanda atau gejala yang tampak menunjang masalah yang

terjadi.

Data dari hasil pengkajian dikumpulkan untuk dianalisa, dimana

nantinya akan ditemukanlah masalah keperawatan serta etiologi dari

29
masalah tersebut. Menurut Mucke ( 2004 ), diagnosa keperawatan dibagi

atas :

a. Masalah : sehat sampai sakit

b. Karakteristik Populasi

c. Karakteristik Lingkungan Nyata, Resiko dan Potensial

d. Rumusan :Sesuai dengan diagnosa NANDA

4. Intervensi

Perencanaan asuhan keperawatan kesehatan masyarakat

menggunakan NIC (Nursing Intervention Classification) Nursing

Intervention Classification) yang disusun berdasarkan diagnosa

keperawatan NANDA yang telah ditetapkan, mencakup :

a. Merumuskan tujuan keperawatan yang akan dicapai

Kriteria rumusan tujuan berfokus kepada masyarakat, jelas dan

singkat, dapat diukur dan observasi, realistik, waktu relatif

dibatasi,melibatkan peran serta masyarakat. Formulasi rumusan tujuan

keperawatan itu terdiri dari :

1) Satuan objek / masyarakat

2) Perilaku masyarakat yang dapat diamati

3) Satuan kondisi yang melengkapi perilaku masyarakat

4) Kriteria untuk menentukan pencapaian tujuan

b. Rencana tindakan keperawatan yang akan dilaksanakan.

Langkahlangkah dalam merencanakan keperawatan kesehatan

masyarakat:

30
1) Identifikasi alternatif tindakan keperawatan

2) Tetapkan teknik dan prosedur yang akan digunakan

3) Libatkan peran serta masyarakat dalam menyusun perencanaan

4) Pertimbangkan sumber daya masyarakat dan fasilitas yang tersedia

5) Tindakan yang akan dilaksanakan harus dapat memenuhi

kebutuhan yang sangat dirasakan masyarakat

6) Mengarah pada tujuan yang akan dicapai

7) Tindakan harus bersifat realistik

8) Disusun secara beberurutan

c. Kriteria hasil untuk menilai pencapaian tujuan disusun berdasarkan

NOC (Nursing Outcome Classsification)

1) Memakai kata kerja yang tepat

2) Dapat dimodifikasi

3) Bersifat : siapa yang akan melakukan, apa yang akan dilakukan,

bagaimana, dimana, kapan, dan dapat dilakukan serta frekuensi

melakukannya

Ada 4 strategi intervensi :

a. KIM ( Komunikasi Informasi Motivasi ) keluarga binaan

b. Penyebaran informasi

 Penyuluhan

a) Penyebaran leaflet

b) Penyebaran pamflet

c. Pendidikan dan pelatihan

31
1) Pelatihan / penyegaran Kader

2) Supervisi Kader

d. Penggerakan massa

1) Kesling : kerja bakti

2) Kunjungan balita ke posyandu

3) Kunjungan lansia ke posyandu

4) Kampanye kesehatan

5. Implementasi

Merupakan tahap realisasi dari rencana asuhan keperawatan yang

telah disusun. Prinsip dalam pelaksanaan keperawatan yaitu:

1. Berdasarkan respon masyarakat

2. Disesuaikan dengan sumber daya yang tersedia di masyarakat.

3. Meningkatkan kemampuan masyarakat dalam memelihara diri sendiri

serta lingkungannya.

4. Bekerja sama dengan profesi lain.

5. Menekankan pada aspek peningkatan kesehatan masyarakat dan

pencegahan penyakit.

6. Memperhatikan perubahan masyarakat

7. Melibatkan partisipasi dan peran serta masyarakat dalam pelaksanaan

keperawatan.

Hal hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan keperawatan yaitu :

a. Keterlibatan petugas non keperawatan, kader, tokoh masyarakat dalam

rangka alih peran.

32
b. Terselenggaranya rujukan medis dan rujukan keperawatan

c. Setiap tindakan keperawatan yang telah dilaksanakan dicatat pada

catatan yang telah disajikan

6. Evaluasi Keperawatan

Evaluasi adalah sekumpulan metode dan keterampilan untuk

menentukan apakah program kerja sesuai rencana atau apakah pelayanan

kesehatan memenuhi kebutuhan

masyarakat (PosaVIac and Carey, 1990)

Kegiatan yang dilakukan pada penilaian ini adalah :

a. Membandingkan hasil tindakan yang dilaksanakan dengan tujuan

yang telah ditetapkan.

b. Menilai efektifitas proses keperawatan mulai dari tahap pengkajian

sampai dengan tahap pelaksanaan.

c. Hasil penilaian keperawatan digunakan sebagai bahan perencanaan

selanjutnya apabila masalah belum teratasi.

Kegunaan Penilaian :

a. Untuk menentukan perkembangan perawatan kesehatan masyarakat

yang diberikan.

b. Untuk menilai hasil guna, daya guna dan produktifitas asuhan

keperawatan yang diberikan

c. Menilai pelaksanaan asuhan keperawatan

d. Sebagai umpan balik untuk memperbaiki atau menyusun siklus baru

dalam proses keperawatan

33
Langkah langkah dalam mengevaluasi ;

a. Membuat garis besar dari masalah keperawatan komunitas.

b. Merumuskan tujuan keperawatan khusus dalam bentuk hasil yang

diharapkan oleh masyarakat.

c. Menentukan kriteria dan standar evaluasi serta sumber data.

d. Membandingkan keadaan yang nyata dengan kriteria dan standar.

e. Mengidentifikasi hambatan yang dihadapi dan rencana untuk

memperbaikinya.

Tujuan umum Evaluasi :

Untuk meningkatkan program dan memberikan arahan eleviator atau

manejer program.

Tujuan Khusus Evaluasi :

a. Meningkatkan perencanaan program pelayanan dan hasilnya.

b. Meningkatkan efisiensi dan efektifitas program.

c. Menentukan apakah program dapat dimulai, dilanjutkan atau dipilih

alternatif lain.

d. Mengkaji upaya organisasi efektifitas , efisiensi, edukasi kesesuaian

dari pelayanan kesehatan.

e. Mencari informasi untuk keputusan pelaksanaan program

Tipe Evaluasi :

a. Evaluasi proses

34
Kesesuaian dalam membantu melaksanakan kerja kelompok,

berkomunikasi yang telah disepakati dengan semua anggota atau

berkomunikasi secara efektif dengan target komunitas.

b. Evaluasi hasil

Peran serta secara keseluruhan dalam kerja kelompok, melakukan

tugas yang telah disepakati, menghasilkan pekerjaan yang berkualitas

dan mendemonstrasikan proses belajar dari kelompok.

35
BAB III

PEMBAHASAN

A. APLIKASI ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS

1. WINDSHIELD SURVEY

Lokasi pengamatan keperawatan komunitas berada dibeberapa

tempat pengambilan data pengkajian keperawatan komunitastahun 2022

dilakukan di Kelurahan Lubuk Gading 3 Kecamatan Koto Tangah RW XI,

RT I, II, III. Dan IV. Mahasiswa telah melakukan observasi dan wawancar

a dengan beberapa masyakat ditempat tinggal masing-masing mulai pada

tanggal 6 Juni sampai beberapa hari berikutnya. Dari hasil wawancara dan

observasi tersebut kami mendapatkan informasi dan beberapa data warga

tempat tinggal sebagai berikut :

a) Tipe Perkampungan atau perdesaan

Lokasi yang kami amati untuk beberapa tempat disekitar

lingkungan tempat tinggal yaitu merupakan tipe wilayah dengan bentu

k perumahan atau komplek, pedesaan, perkampungan serta beberapa

tempat lainnya.

b) Lingkungan Tempat Tinggal

Dilingkungan tempat kami melakukan pengkajian keperawatan

komunitas ini kebanyakan bangunannya merupakan rumah dengan

tipe permanen dan semi permanen serta ada jarak antar rumahdan
tidak terlalu berdekatan. Selain itu tipe perumahan juga ditemukan

beberapa rumah sewaan dan milik pribadi.

c) Umur Area Perumahan

Perumahan disekitar tempat tinggal terdapat berbagai macam

bentuk dan merupakan bangunan lama dan sebagian merupakan bangunan

baru. Tipe perumahan dilingkungan masyarakat tersebut permanen seperti

bata dan semen.

d) Karakteristik Sosial-Kultural

Setelah kami mewawancarai dengan beberapa masyarakat tempat

dimana kami tinggal kami mendapatkan data bahwa variasi umur

masyarakat disekitar lingkungan mulai umurbalita sampai lansia..

Berdasarkan hasil laporan dan data yang kami dapatkan bahwa sebagian

besar masyarakatnya berumur 21 tahun sampai 60 tahun.

Selanjutnya ras dan etnik disini juga beragam, beberapa masyarakat

dilingkungan tempat tinggal ada yang asli dari daerah tersebut dan

beberapa ada yang berasal dari luar.Masyarakat dilingkungan tempat

tinggal secara keseluruhan merupakan pemeluk agama islam yang mana

dari data ditemukan tidak ada keyakinan dimasyarakat yang beragama

selain islam.

Dilingkungan masyarakat sekitar tempat tinggal kami merupakan

rata- rata pekerjaan masyarakat di tempat ini adalah wiraswata, PNS, dan

38
beberapa pekerjaan lainnya seperti pedagang baik dipasar maupun buka

warung dirumah masing-masing.

e) Lingkungan

1. Kondisi umum

Saat kami berkeliling disekitar lingkungan masyarakat tempat

tinggal kami menemukan bahwa setiap rumah masyarakat sebagian besar

memiliki halaman rumah yang cukup besar tetapi sebagian kebersihan

halaman mereka masih kurang terjaga dengan baik. Halaman disetiap rum

ah terlihat kurang terjaga ditandai dengan terlihat beberapa sampah baik

plastik maupun bekas makanan.Sedangkan lingkungan disekitar

perumahan dihalaman rumah pekarangan agak sempit dan sedikit terbatas

dengan jalan. Sehingga dengan begitu penanaman pohon atau tanaman

untuk menyejukkan lingkungan sedikit sulit.

2. Bahaya lingkungan

Di sekitar tempat tinggal polusi dan pencemaran udara sangat

jarang dan sedikit karena sebagian besar tempat tinggal masyarakat dan

sangat jauh dari industri yang dapat mencemari lingkungan. Akan tetapi

lingkungan sekitar tempat tersebut juga beresiko tercemar polusi

kendaraan bermotor dan mobil..

3. Stressor lingkungan

39
Dilingkungan tempat tinggal seperti yang berada disekitar

kompleks perumahan kebisingan yang terjadi sangat jarang dan hampir

tidak ada, baik akibat kendaraan bermotor mapun karena faktor

lingkungan yang lainnya. Akan tetapi beberapa masyarakat yang tinggal

ditepi jalan cukup dirasakan sedikit bising karena kendaraan lalu lalang

setiap hari. Kebisingan juga dirasakan karena beberapa remaja

menggunakan kendaraan bermotor yang suaranya cukup keras dan

kadang suka kebut-kebutan.

Berdasarkan laporan dari masyarakat kriminal disetiap daerah

tempat pengkajian tingkat criminal di Perumahan Lubuk Gading 3 RW

XI termasuk rendah karena masyarakat sebagian besar berprofesi sebagai

polisi.

f) Sumber-sumber yang ada dimasyarakat

Fasilitas tempat belanja atau daerah belanja di sekitar masyarakat

sangat strategis karena sangat dekat dengan pasar. Transportasi yang diguna

kan masyarakat juga beragam, ada yang memiliki mobil pribadi dan

sebagian besar mereka juga memiliki motor..

Fasilitas rekreasi di tempat ini tidak ada. Biasanya ibu-ibu RW XI

setiap pagi minggu melakukan kegiatan senam yang dilakukan

dipersimpangan jalan yang cukup luas karena tidak terdapat lapangan.Fasilit

as pendidikan yang terdapat dilingkungan masyarakat seperti Taman Kanak-

40
Kanak (TK), SMP dan TPQ/TQA.Fasilitas tempat beribadah di lingkungan

masyarakat seperti Mesjid yang biasanya digunakan untuk shalat dan

beberapa kegiatan keagamaan.

Tidak terdapat fasilitas pelayanan kesehatan disekitar masyarakat.

Biasanya masyarakat berobat ke Puskesmas Lubuk Buaya dan klinik swasta

karena sebagian besar penduduk berstatus PNS. Fasilitas umum seperti

BANK, kantor pos dan beberapa kantor pemerintah cukup jauh dari tempat

masyarakat karena beberapa kantor tersebut berada dipusat kecamatan. Fasili

tas pengambil sampah setiap hari ada. Masyarakat membuang sampah

dengan menyediakan karung di setiap depan rumah dan ada juga sebagian

yang langsung membakar sampah.

g) Pelayanan kesehatan

Dilingkungan sekitar tempat tinggal masyarakat fasilitas kesehatan

seperti Puskesmas, Bidan,Dokter atau Perawat mandiri, RS sudah tersedia

tetapi berada di luar kawasan RW XI.

B. PENGKAJIAN KEBUTUHAN KESEHATAN KOMUNITAS

1. Data inti komunitas/core inti

Total kk : 178 KK

Jumlh jiwa : 578 Orang

Laki-laki : 287 Orang

41
Perempuan : 293 Orang

PUS : 84 Orang

KIA : 20 Orang

Pra Sekolah : 48 Orang

Sekolah : 48 Orang

Remaja : 176 Orang

Lansia : 125 Orang

Lokasi pengkajian keperawatan komunitas terletak di Kelurahan

Lubuk buaya perumahan lubuk gading 3 RW XI, RT I, II, III, IV.

Berdasarkan pengkajian dan pengambilan data dari 4 tempat

didapatkan ada total 178 KK yang dijadikan objek dalam lingkup

Keperawatan Komunitas, yang mana dari 178 KK tersebut diketahui ada

578 jumlah warga masyarakat didalamnya. Adapun jumlah warga yang

berjenis kelamin Laki-Laki sebanyak 287 orang dan jumlah warga yang

berjenis kelamin Perempuan 293 orang dengan rata-rata berumur 21-60

tahun.

2. Subsistem

a. Lingkungan fisik

Pemukiman warga terdiri dari rumah permanen, rumah semi

permanen. Jenis bangunan yaitu permanen seperti bata dan semen.

Kondisi pencahayaan dan ventilasi yang cukup.

42
Sanitasi masyarakat antara lain persediaan air bersih rata-rata

bersumber dari air PDAM. Untuk pengolahan air minum sehari-hari

yaitu dengan membeli air galon dan ada yang memasak air PDAM. Jen

is jamban yang digunakan masyarakat mayoritas menggunakan kakus

leher angsa dengan jarak septitank dari rumah <10 m. Sarana

pembuangan limbah/pembuangan air kotor ada serta kedap air dan ada

juga beberapa rumah warga yang pembuangan air kotor nya tidak tertu

tup disertai terlihat adanya genangan air.Untuk pengolahan sampah

rata-rata masyarakat membuang sampah di tong sampah, dibakar.

Kondisi geografisberada di komplek perumahan.

b. Pelayanan kesehatan dan sosial

Pelayanan kesehatan yang digunakan masyarakat biasanya ber

obat ke Puskesmas, Klinik Dokter Mandiri, Praktek Keperawatan

Mandiri atau Bidan Praktek Mandiri dan swasta .

Warga memanfaatan pelayanan kesehatan dengan cara ada

yang langsung berobat ke Puskesmas, ada yang berobat ke

Bidan,Dokter atau Perawat. Namun saat pandemi Covid 19

masyarakat agak kesulitan untuk berobat ke beberapa fasilitas

pelayanan kesehatan karena mereka sedikit takut dengan masalah

Covid yang sedang terjadi.Dilingkungan sekitarrumah mereka tidak

mempunyai hewan ternak.

43
c. Ekonomi

Mayoritas ekonomi masyarakat termasuk kedalam menengah

keatas yaitu dengan pendapatan perbulan sebagian besar

>1.800.000,-/bulan. Data pekerjaan yang ditekuni masyarakat sangat

beragam seperti Wirasawata,PNS, Pedagang.

d. Transportasi dan keamanan

Untuk keamanan sendiri biasanya dibeberapa tempat dijaga

oleh pemuda setempat. Untuk kondisi jalan sendiri cukup baik. Jenis

tranportasi yang di pakai warga sekitar juga cukup beragam seperti

Kendaraan bermotor atau mobil pribadi yang dimiliki.

e. Politik dan pemerintahan

Sistem pengorganisasian pemerintahan di sekitar rumah warga

juga beragam seperti di pimpin oleh RT, RW , kelurahan, kepala dan

Camat. Untuk pelayanan masyarakat sudah terdapat seperti posyandu

bayi,balita dan pos yandu lansia yang saat sekarang tidak aktif lagi.

f. Komunikasi

Untuk sumber informasi masyarakat biasanya menggunakan

televisi,pengeras suara dari mesjid atau mushalla dan ada beberapa ru

mah menggunakan speedy wifi.Jenis alat komunikasi yang digunakan

yaitu handphone. Cara penyebaran informasi kesehatan yaitu dari

petugas kesehatan, televisi, koran dan dari mulut kemulut.

44
g. Edukasi

Untuk sarana edukasi terdapat TK, SMP. Sedangkan prasarana

untuk kesehatan sendiri biasanya masyarakat berobat ke rumah bidan

dan Puskesmas. Untuk sarana pendidikan keagamaan ada TPQ dan

TPA mesjid. Jenis bahasa yang digunakan sehari-hari adalah bahasa

minang dan bahasa Indonesia.

h. Rekreasi

Untuk rekreasi biasanya masyarakat menonton televisi dan

pergi ke tempat rekreasi yang berada diluar dari lingkungan tempat

mereka tinggal seperti tempat-tempat waisata umum pantai, dan

kadang-kadang pergi ke Mall.

3. Persepsi

Untuk perasaan warga terhadap komunitas juga beragam,

beberapa diantaranya ada yang peduli terhadap lingkungan tempat tinggal

mereka seperti pembentukkan organisasi untuk pembangunan Musallah

atau Mesjid, pembentukkan anggota Kurban dan bagian keagaamaan.

Namun masyarakat juga ditemukan ada yang hidup sendiri-sendiri dan

kurang bersosialisasi, ada warga yang dengan tetangga sekitar kurang

akrab dan beberapa masalah sosial lain nya yang terjadi dimasyarakat

45
C. HASIL DARI ANGKET/QUESIONER

1. Lingkungan Fisik

A. Perumahan
1. Status Kepemilikan

1. Status kepemilikan

22%

sewa
numpang
3% milik sendiri

75%

Dari diagram diatas didapatkan bahwa status kepemilikan rumah milik sendiri
sebanyak 75% dari 178 KK di RW XI.

2. Tipe Rumah
2. Tipe Rumah
1%

10%

permanen
semi permanen
tidak permanen

88%

Dari diagram diatas didapatkan bahwa tipe rumah permanen sebanyak 88%
dari 178 KK di RW XI.

46
3. Tipe Lantai

3. Tipe Lantai

31%

keramik
semen

69%

Dari diagram diatas didapatkan bahwa tipe lantai keramik sebanyak 69% dari
178 KK di RW XI.

4. Ada jendela disetiap rumah

4. Ada jendela disetip rumah

16%

ada
tidak ada

84%

Dari diagram diatas didapatkan bahwa ada jendela disetiap rumah sebanyak
84% menjawab ada dari 178 KK di RW XI.

47
5. Jika ada, apakah dibuka setiap hari

5. Jika ada , apakah dibuka setiap hari

32%

ya
tidak

68%

Dari diagram diatas didapatkan bahwa jika ada, apakah dibuka setiap hari
sebanyak 68% menjawab ya dari 178 KK di RW XI.

6. Pencahayaan dalam rumah disiag hari

6. Pencahayaan dalam rumah disiang hari


1%

7%

terang
remang-remang
gelap

91%

Dari diagram diatas didapatkan bahwa pencahayaan dalam rumah disiang hari
sebanyak 91 % yang menjawab terang dari 178 KK di RW XI.

48
7. Jarak rumah dengan tetangga

7. Jarak rumah dengan tetangga

3%

29% bersatu
dekat
terpisah

68%

Dari diagram diatas didapatkan bahwa jarak rumah tetangga dekat sebanyak
68% dari 178 KK di RW XI.

8. Halaman disekitar rumah

8. Halaman diisekitar rumah

27%

ada = 43
tidak ada = 16

73%

Dari diagram diatas didapatkan bahwa ada halaman disekitar rumah sebanyak
73% dari 178 KK di RW XI.

49
9. Pemanfaatan pekarangan

9. Pemanfaatan pekarangan
4%

kebun = 49
kolam = 2

96%

Dari diagram diatas didapatkan bahwa pemanfaatan pekarangaan digunakan


untuk kolam sebanyak 96% dari 178 KK di RW XI.

B. Sumber Air
1. Sumber air minm dan masak

1. Sumber air untuk minum dan masak


3%
6%

PAM = 63
sumur = 2
air mineral = 4

91%

Dari diagram diatas didapatkan bahwa sumber air PAM untuk minum dan
masak sebanyak 91% dari 178 KK di RW XI.

50
2. Jika sumber air PAM dan sumur apakah dimasak terlebih dahulu

2. Jika sumber air PAM dan sumur apakah


dimasak terlebih dahulu

3%

ya
tidak

97%

Dari diagram diatas didapatkan bahwa sumber air PAM dan sumur apakah
dimasak terelebih dahulu sebanyak 97% dari 178 KK di RW XI.

3. Sumber air madi/mencuci

3. Sumber air mandi/mencuci

4%

PAM
sumur
sungai
lain-lain dan sebutkan

96%

Dari diagram diatas didapatkan bahwa sumber air mandi/mencuci


mengunakan PAM sebanyak 96% dari 178 KK di RW XI.

51
4. Jarak sumber air dengan septic tank

4. Jarak sumber air dengan septic tank

16%

< 10 m
> 10 m

84%

Dari diagram diatas didapatkan bahwa jarak sumber air dengan septic tank
<10m sebanyak 84% dari 178 KK di RW XI.

5. Tempat penampungan air sementara

5.Tempat penampungan air sementara

20%

bak
gentong
9% ember

71%

Dari diagram diatas didapatkan bahwa tempat penampungan air sementara


Bak sebanyak 71% dari 178 KK di RW XI.

52
6. Kondisi tempat penampungan air

6.Kondisi tempat penampungan air

13%

terbuka
tertutup

87%

Dari diagram diatas didapatkan bahwa tempat penampungan air terbuka


sebanyak 71% dari 178 KK di RW XI.

7. Kondisi air yang digunakan sehari-hari

53
7. Kondisi air yang digunakan sehari-hari
2%
4%

bewarna
berbau
berasa
tidak berasa/berwarna

93%

Dari diagram diatas didapatkan bahwa air yang digunakan sehari-hari tidak
berasa/berwarna sebanyak 93% dari 178 KK di RW XI.
8. Ada jentik dalam penampungan air

8. Ada Jentik dalam penampungan air


2%

ada
tidak ada

98%

Dari diagram diatas didapatkan bahwajentik dalam penampungan air tidak ada
sebanyak 98% dari 178 KK di RW XI.

C. Pembuangan Sampah
1. Dimana keluarga membuang sampah

54
1. Dimana keluarga membuang sampah

sungai

1%
ditimbun

17%
dibakar

58% 24% sembarang tempat

lain-lain, sebutkan

Dari diagram diatas didapatkan bahwakeluarga membuang sampah dibakar


sebanyak 58% dari 178 KK di RW XI.

2. Penampungan sampah sementara

2. Penampungan sampah sementara


1%

ada
tidak ada/berserakan

99%

Dari diagram diatas didapatkan bahwasampah sementara ada sebanyak 99%


dari 178 KK di RW XI.

3. Bila ada, keadaanya

55
3. Bila ada, keadaannya

bila ada, keadaannya


43% terbuka
tertutup

57%

Dari diagram diatas didapatkan keadaannya terbuka sebanyak 99% dari 178
KK di RW XI.

4. Jarak pembuangan sampah sementara

4. Jarak pembuangan sampah sementara

11%

dekat (<5m) jauh (>5m)

Dari diagram diatas


didapatkan jarak
89% pembuangan
sampah
sementara<5m
sebanyak 99%
dari 178 KK di RW XI.

D. Pembuangan limbah

56
1. Kebiasaan keluarga BAB/BAK

1. Kebiasaan keluarga BAB/BAK

jamban/wc
sungai
sembarangan

100%

Dari diagram diatas didapatkan Kebiasaan keluarga BAB/BAK jamban/wc


sebanyak 100% dari 178 KK di RW XI.

2. Jenis jamban yang digunakan

2. Jenis jamban yang digunakan


11%

16% cemplung
plesengan
leher angsa

73%

57
Dari diagram diatas didapatkan jamban yang digunakan leher angsa sebanyak
73% dari 178 KK di RW XI.

3. Pembuangan air limbah

3. Pembuangan air limbah

13%

resapan
got
sembarangan

87%

Dari diagram diatas didapatkan pembuangan air limbah sebanyak 87% dari
178 KK di RW XI.

4. Kondisi saluran pembuangan

4. Kondisi saluran pembuangan

5%

lancar
tersumbat/tergenang

95%

Dari diagram diatas didapatkan Kondisi saluran pembuangan sebanyak 95%


dari 178 KK di RW XI.

58
E. Kandang ternak
1. Apakah ada hewan peliharaan

1. Apakah ada hewan peliharaan

sapi
ayam
kambing
itik

100%

Dari diagram diatas didapatkan hewan peliharaan ayam sebanyak 95% dari
178 KK di RW XI.
2. Bila ya, apakah memilki kandang

Dari diagram diatas didapatkan memiliki kandang ya sebanyak 57% dari 178
KK di RW XI.
3. Jarak kandang dengan rumah

3. Jarak kandang dengan rumah

≤5m ≥ 5 cm

59

100%
Dari diagram diatas didapatkan jarak kandang dengan rumah <5m sebanyak
100% dari 178 KK di RW XI.

III. Kondisi kesehatan


1. Pelayanan kesehatan
1. Sarana kesehatan terdekat

1. Sarana kesehatan terdekat

20% 20%

kondisi kesehatan umum


pelayanan kesehatan
rumah sakit
puskesmas
dr/perawat/bidan
balai pengobatan
20%

40%

Dari diagram diatas didapatkan Sarana kesehatan terdekatpuskesmas sebanyak


40% dari 178 KK di RW XI.

2. Kebiasaan keluarga untuk minta tolong bila sakit:

2. Kebiasaan keluarga untuk minta tolong bila


sakit
kebiasaan keluarga untuk minta to-
3% 3% long bila sakit

rs
19%
peskesmas

dokter praktek

perawat
10%
bidan

65% lain-lain, sebutkan

60
Dari diagram diatas didapatkan kebiasaan keluarga untuk minta tolong bila
sakit puskesmas sebanyak 65% dari 178 KK di RW XI.

3. Kebiasaan keluarga sebelum ke pelayanan kesehatan

3.Kebiasaan keluarga sebelum ke pelayanan


kesehatan

24% kebiasaan kelurga sebelum ke


pelayanan kesehatan
beli obat bebas
minum jamu
abaikan saja
3% berobat kedukun

73%

Dari diagram diatas didapatkan kebiasaan keluarga sebelum ke pelayanan


kesehatan beli obat bebas sebanyak 73% dari 178 KK di RW XI.

4. Sumber pedaaan kesehatan keluarga

4.Sumber pendanaan kesehatan keluarga

28% 28%
astek/askes
jps/askes maskin
dana sehat
tabungan
tidak ada

10%

35%

61
Dari diagram diatas didapatkan sumber pendanaan kesehatan keluarga
jps/akses maskin sebanyak 35% dari 178 KK di RW XI.

5. Sarana transportasi ke pelayanan kesehatan keluarga

5. Sarana transportasi ke pelayanan kesehatan


keluarga

28%

jalan kaki becak

61% angkat kendaraan pribadi


12%

Dari diagram diatas didapatkan sarana transportasi ke pelayanan kesehatan


keluarga sebanyak 61% dari 178 KK di RW XI.

6. Jarak rumah dengan sarana kesehatan

62
6. Jarak rumah dengan sarana kesehatan

21%

< 1 km
1-2 km
44% 2-5 km
9% > 5 km

26%

Dari diagram diatas didapatkan jarak rumah dengan sarana kesehatan


sebanyak 44% dari 178 KK di RW XI.

2. Masalah Kesehatan khusus


1. Penakit yang diderita keluarga dalam 6 bulan terakhir

1. Penyakit yang paling diderita keluarga dalam


6 bulan terakhir

demam berdarah
batuk pilek/ispa
asma
tbc
46% thypoid
49%
infeksi menular seksual
lain-lain, sebutkan

5%

Dari diagram diatas didapatkan penyakit yang paling diderita keluarga dalam
6 bulan terakhir batuk pilek/ispa sebanyak 46% dari 178 KK di RW XI.

63
IV. Ekonomi
1. Penghasilan rata-rata perbulan
1. Penghasilan rata-rata perbulan
11%

29%

< rp 1.000.000
rp 1.000.000-3.000.000
>rp 3.000.000

60%

Dari diagram diatas didapatkan penghasilan rata-rata perbulanRp 1.000.000 –


Rp 3.000.000 sebanyak 60% dari 178 KK di RW XI.
2. Apakah keluarga menabung

2. Apakah keluarga menabung

18%

ya
tidak

82%

Dari diagram diatas didapatkan keluarga menabung ya sebanyak 82% dari 178
KK di RW XI.

3. Apakah penghasilan keluarga saat ini dapat memenuhi kebuthan hidup

64
3. Apakah penghasilan keluarga saat ini dapat
memenuhi kebutuhan hidup

18%

ya
tidak

82%

Dari diagram diatas penghasilan keluarga saat ini dapat memenuhi kebutuhan
hidupsebanyak 82% dari 178 KK di RW XI.

V. Keamanan dan Transportasi


A. Keamanan
1. Bagaimana keadaan keamanan masyarakat

1. Bagaimana keadaan keamanan masyarakat

aman
tidak aman

100%

Dari diagram didapatkan keadaan keamanan masyarakat aman sebanyak


100% dari 178 KK di RW XI.

65
2. Pelayanan keamanan

2. Pelayanan keamanan

6%

ada
tidak ada

94%

Dari diagram didapatkan Pelayanan keamananada sebanyak 94% dari 178 KK


di RW XI.

3.Tingkat kriminalitas

3.Tingkat kriminalitas
2%

23%
tinggi
sedang
rendah

76%

Dari diagram didapatkan tingkat kriminalitas rendah sebanyak 76% dari 178
KK di RW XI.

B. Transportasi

66
1. Sarana transportasu umum yang digunakan oleh keluarga

1. Sarana transportasi umum yang digunakan


oleh keluarga

20%
transportasi bus

7%
angkatan umum andong

73% kendaraan sendiri becak

Dari diagram didapatkan transportasi umum yang digunakan oleh keluarga


andong sebanyak 73% dari 178 KK di RW XI.

IV.Ibu hamil dan menyusui


A.Pasangan Usia Subur
1. Apakah salah satu anggota keluarga ada PUS (pasangan usia subur)

Apakah salah satu anggota keluarga ada


PUS(Pasangan Usa Subur)

tidak
40% ya

60%

Dari diagram diatas didapatkan pasangan usia subur sebanyak 60% dari 178 KK di
RW XI

67
2. Bila ya, apakah menjadi akseptor kb (peserta keluarga bencana)

2. Bila ya, apakah menjadi akseptor kb(peserta


keluarga berencana)

27%
tidak
ya

73%

Dari diagram diatas didapatkan tidak adan yang menjadi akseptor kb (peserta
keluarga berencana ) sebanyak 73% dari 178 KK di RW XI
3. Bila ya, jenis kontrasepsi yang dipakai

3. Bila ya, jenis kontrasepsi yang dipakai

25%
iud (spiral)
suntik
pil
susuk
kondom
50%
tubektomi
vasektomi

25%

Dari diagram diatas didapatkan jenis kontrasepsi yang dipakai yaitu suntik sebanyak
50% dari 178 KK di RW XI

4. Bila tidak, alasannya

68
4. Bila tidak, alasannya
Dari
13% diagram
diatas
didapatkan
13% dilarang suami data
agama dengan
tidak tahu
lain-lain ,sebutkan
lain-
lainnya
sebanyak
75% dari
75% 178 KK di
RW XI

B.Ibu hamil
1. Apakah ada ibu hamil dala keluarga

1. Apakah ada ibu hamil dalam keluarga


2%

tidak
ya

98%

Dari diagram diatas didapatkan ibu hamil dalam keluarga sebanyak 2% dari 178 KK
di RW XI

2. Bila ya. Umur kehamilan trimester

69
2. Bila ya, umur kehamilan trisemester

trimester 1
trimester 2
trimester 3

100%

Dari diagram diatas didapatkan umur kehamilan trimester 3 sebanyak 0% dari 178
KK di RW XI
3.Bila ya, kehamilan ke

3. Bila ya, kehamilan yang ke

1 =1
2 =0
3=0
>3 = 0

100%

Dari diagram diatas didapatkan kehamilan yang ke 1=1 sebanyak 0% dari 178 KK di
RW XI

4.Berapa usia bumil saat ini

70
4.Berapa usia bumil saat ini

< 20 tahun
20-35 tahun
> 35 tahun

100%

Dari diagram diatas didapatkan usia bumil saat ini 20-35 tahun sebanyak 0% dari 178
KK di RW XI
5. Apakah ibu memeriksakan kehamilanya

5.Apakah ibuu memeriksakan kehamilannya

tidak
ya

100%

Dari diagram diatas didapatkan tidak ada ibu memeriksakan kehamilannya sebanyak
0% dari 178 KK di RW XI
6. Bila ya, dimana dan kepada siapa anda memeriksakan kehamilannya

71
6.Bila ya, dimana dan kepada siapa anda
memeriksakan kehamilannya

bidan
dokter
puskesmas

100%

Dari diagram diatas didapatkan data bidan yang memeriksa kehamilan sebanyak 0%
dari 178 KK di RW XI

7. Berapa kali ibu hamil memeriksan kehamilan

7.Berapa kali ibu hamil memeriksakan


kehamilan

29%
1 kali
2 kali
43% 3 kali

29%

Dari diagram diatas didapatkan ibu hamil memeriksa kehamilannya sebanyak 43%
dari 178 KK di RW XI

8. Apakah ada mengkonsumsi Fe dan tablet tambah darah

72
8.Apakah ada mengkonsumsi Fe dan tablet
tambah darah

ya
tidak

100%

Dari diagram diatas didapatkan data tidak ada yang mengonsumsi Fe dan tablet
tambah darah sebanyak 0% dari 178 KK di RW XI

9. Tahukah ibu hamil tentang gizi seimbang

9.Tahukah ibu hamil tentang gizi seimbang

ya
tidak

100%

Dari diagram diatas didapatkan tidak ada ibu hamil yang tahu tentang gizi seimbang
sebanyak 0% dari 178 KK di RW XI

10.Apakah pernah melakukan pemeriksaan labor

73
10.Apakah pernah melakukan pemeriksaan
labor

ya
tidak

100%

Dari diagram diatas didapatkan tidak pernah melakukan pemeriksaan labor sebanyak
0% dari 178 KK di RW XI
11.Apakah penyaki/ keluan yang dirasakan bumil saat ini

Adakah penyakit/keluhan yang dirasakan


bumil saat ini

lemah,letih,lesu
mual dan muntah
nyeri pinggang
bengkak dikaki atau tempat lain
lain-lain, sebutkan

100%

Dari diagram diatas didapatkan tidak ada keluhan yang dirasakan bumil sebanyak 0%
dari 178 KK di RW XI

C.Ibu Menyusi
1. Apakah ibu memberikan ASI eksluusif

74
1.Apakah ibu memberikan ASI eksklusif

38%
tidak
ya

63%

Dari diagram diatas didapatkan tidak ada ibu memeberikan ASI eksklusif sebanyak
62% dari 178 KK di RW XI
2.Apakah ibu mengetahui manfaat ASI

2.Apakah ibu mengetahui manfaat ASI

tidak
ya
50% 50%

Dari diagram diatas didapatkan ibu mengetahui manfaat ASI ada sebanyak 50% dan
50 % tidak ada dari 178 KK di RW XI

3.Apakah ibu mengetahui menyusui yag benar

75
3.Apakah ibu mengetahui menyusui yang Dari
benar diagram
diatas
didapatkan
ibu

ya
tidak

50% 50%

mengetahui menyusui dengan benar sebanyak 50% tahu dan 50% tidaka tahu dari 178
KK di RW XI

4.Apakah ibu tahu merawat payudara

4.Apakah ibu tahu merawat payudara

ya
tidak
50% 50%

Dari diagram diatas didapatkan data ibu tahu merawat payudara sebanyak 50% tahu
dan 50% tidak tahu dari 178 KK di RW XI

D.Balita
1.Apakah ada anggota keluarga yang berusia balita bawah 5 tahun

76
1.Apakah ada anggota keluarga yang berusia
balita bawah 5 tahun

28%
tidak
ya

72%

Dari diagram diatas didapatkan tidak ada anggota keluarga yang berusia balita bawah
5 tahun sebanyak 72% dari 178 KK di RW XI.

2.Apakah setiap bulan balita dibawa ke posyandu

2.Apakah setiap bulan balita dibawa


keposyandu

18%

tidak
ya

82%

Dari diagram diatas didapatkan iya setiap bulan balita dibawa keposyandu sebanyak
82% dari 178 KK di RW XI.

3.Apakah anak ibu sudah di imunisasi

77
3. Apakah anak ibu sudah diimunisasi

17%

apakah anak ibu sudah di-


imunisasi
tidak
ya

83%

Dari diagram diatas didapatkan iya anak ibu sudah diimunisasi sebanyak 83% dari
178 KK di RW XI.

4.Jenis imunisasi yang sudah didapatkan

4. Jenis imunisasi yang sudah didapatkan

22% hepatitis 0,1,2 dan 3


BCG
polio 1,2,3,4
dpt 1,2,3
hib 1,2,3
44%
campak
imunisasi ulang usia 18 bulan
hepatitis 4, dpt 4 dan hib 4
imunisasi ulang usia 36 bulan
campak
22%

11%

Dari diagram diatas didapatkan jenis imunisasi yang sudah didapatkan sebanyak 45 %
dari 178 KK di RW XI.
5.Hasil penimbangan di KMS, pada saat ini berat badan anak berada pada

78
5. Hasil penimbangan di KMS, pada saat ini
berat badan anak berada pada
Dari
diagram
25%
diatas
didaerah garis hijau didapatkan
diatas garis hijau sampai kuning hasil
dibawah garis titik-titik
dibawah garis merah

75%

penimbangan di KMS, pada saat ini berat badan anak berada pada sebanyak 75% dari
178 KK di RW XI.

E.Anak
1.Apakah ada anggota keluarga mempunyai usia anak sekolah
1. Apakah ada anggota keluarga mempunyai Dari
usia anak sekolah diagram
diatas
didapatkan
31%
tidak ada
tidak anggota
ya
keluarga

69%

mempunyai usia anak sekolah sebanyak 69% dari 178 KK di RW XI.

2.Apakah anak melakukan cuc tangan sebelum dan sesudah bermain

79
2. Apakah anak melakukan cuci tangan
sebelum dan sesudah bermain

14%

tidak
ya

86%

Dari diagram diatas didapatkan iya anak melakukan cuci tangan sebelum dan sesudah
bermain sebanyak 86% dari 178 KK di RW XI.
3.Apakah yang dimakan anak saat berada disekolah

3. Apakah yang dimakan anak saat berada


disekolah

membawa bekal
jajan
45%

55%

Dari diagram diatas didapatkan yang dimakan anak saat berada disekolah adalah
jajan sebanyak 55% dari 178 KK di RW XI.

4.Berapa kali anak menggosok gigi dalam sehari

80
4. Berapa kali anak menggosok gigi dalam
sehari
12% 12%

1 kali sehari = 3
2 kali sehari
≥ 2 kali sehari

77%

Dari diagram diatas didapatkan anak menggosok gigi 2 kali dalam sehari sebanyak
77% dari 178 KK di RW XI.

5.Tahukah anak tentang manfaat gosok gigi

5. Tahukah anak tentang manfaat gosok gigi

ya
tidak

100%

Dari diagram diatas didapatkan iya anak mengetahui tentang manfaat gosok gigi
sebanyak 100% dari 178 KK di RW XI.

F.Remaja
1.Berapa usia remaja dalam keluarga

81
Berapa usia remaja dalam keluarga
8%

remaja
19% 20 tahun
38% pendidikan remaja saat ini
smp
sma
pt
tidak sekolah

35%

Dari diagram diatas didapatkan usia remaja dalam keluarga anak smp sebanyak 38%
dari 178 KK di RW XI.

2.Adakah remaja yang menderita penyakit 6 bulan terakhir

Dari diagram diatas didapatkan remaja yang menderita penyakit 6 bulan terakhir
adalah ispa sebanyak 57% dari 178 KK di RW XI.

82
3.Bagaimana pengguna waktu luang remaja

3.Bagaimana pengguna waktu luang remaja

5%
5%
mendengarkan musik
menonton tv
16% 37% jalan-jalan dengan pasangan
kumpul dengan teman
olahraga
wirid
3%

34%

Dari diagram diatas didapatkan penggunaan waktu luang remaja adalah


mendengarkan musik sebanyak 37% dari 178 KK di RW XI.

4.Apakah remaja merokok

Apakah remaja merokok

4%

ya
tidak

96%

Dari diagram diatas didapatkan remaja yang tidak merokok sebanyak 96% dari 178
KK di RW XI.

83
4.Adakah remaja mengkonsumsi NAPZA

4.Adakah remaja mengkonsumsi napza

ya
tidak

100%

Dari diagram diatas didapatkan remaja tidak mengkonsumsi Napza sebanyak 100%
dari 178 KK di RW XI.

G.Usia Lanjut
1.Apakah anggota keluarga ada yang berusia lanjut (lebih dari 55 Tahun)

1.Apakah anggota keluarga ada yang berusia


lanjut (lebih dari 55 tahun)

34% tidak ada


ada , usianya

66%

84
Dari diagram diatas didapatkan anggota keluarga ada yang berusia lanjut (lebih dari
55 tahun) sebanyak 66% dari 178 KK di RW XI.
2.Apakah lansa memiliki riwayat penyakit

1.Apakah lansia memiliki riwayat penyakit

tidak
43%
ya

57%

Dari diagram diatas didapatkan iya , lansia memiliki riwayat penyakit sebanyak 57%
dari 178 KK di RW XI.

2.Bila ya, Jenis Penyakit

2.Jika ya, jenis penyakit

4% 7% asma
7% tbc
4%
hipertensi
7% dm
rheumatik/arthritis
katarak
osteoporosis
14% penyakit kulit
jantung
liver
lain-lain, sebutkan
46%
11%

Dari diagram diatas didapatkan jenis penyakit yang diderita lansia adalah hipertensi
sebanyak 46% dari 178 KK di RW XI.

85
3.Penggunaan waktu senggang pada lansia

3.Penggunaan waktu senggang pada lansia

6%

15%
berkebun/pekerjaan rumah
jalan- jalan
senam
lain-lain, sebutkan
12%

67%

Dari diagram diatas didapatkan penggunaan waktu senggang pada lansia


berkebun/pekerjaan rumah sebanyak 67% dari 178 KK di RW XI.

4.Jika lansia sakit upaya yang telah dilakukan

4.Jika lansia sakit upaya yang telah dilakukan

berobat kesarana kesehatan


berobat ke non medis
diobati sendiri
lain-lain, sebutkan

100%

Dari diagram diatas didapatkan lansia sakit upaya yang telah dilakukan berobat
kesarana kesehatan sebanyak 100% dari 178 KK di RW XI.
5.Apakah ada posbindu lansia di daerah tempat tinggal saudara

86
5.Apakah ada posbindu lansia di daerah
tempat tinggal saudara

tidak ada
ada

100%

Dari diagram diatas didapatkan tidak ada posbindu lansia didaerah tempat tinggal
saudara sebanyak 100% dari 178 KK di RW XI.

6.Jika ada, apakah lansia ikut posbindu lansia

6.Jika ada, apakah lansia ikut posbindu lansia


tersebut

tidak
ya ... Kali/bulan

100%

Dari diagram diatas didapatkan lansia tidak ikut posbindu lansia tersebut sebanyak
100% dari 178 KK di RW XI.

7.Jika ada, apakah lansia ikut posbindu lansia tersebut

87
7.Jika tidak, alasannya
10%

tidak tahu
tidak mau

90%

Dari diagram diatas didapatkan alasannya lansia tidak tahu sebanyak 90% dari 178
KK di RW XI.

10. ANALISA DATA

ANALISA DATA

1. LINGKUNGAN Kebersihan

Data Kuesioner : Lingkungan

1. 87% pembuangan air limbah ke got, 13%

melakukan pembuangan limbah dengan

resapan

2. 57% pembuangan sampah terbuka 43%

pembuangan sampah tertutup

3. 89% jarak pembuangan sampah (<5m)

88
11% jarak pembuangan sampah (>5m)

Wawancara :

Berdasarkan hasil wawancara yang kami dapatkan bahwa

sebagian besar masyarakat yaitu memiliki tempat

pembuangan sampah yang terbuka, dan di daerah ini

terdapat pengelolaan air limbah yang dibuang ke got

Observasi :

Sebagian besar masyarakat memiliki selokan yang terbuka

dan memiliki genangan air.

2. PUS (Pasangan Usia Subur)

Data kuesioner :

1. 86% terdapat Pus dan 14% tidak Pus

77% bumil mengikuti program kb dan

yang tidak mengikuti program kb

sebanyak 23%

2. 75% keluarga yang tidak memakai kb

karena tidak cocok dengannya 13%tidak

tahu dan 12% karena agama

Wawancara :

Keluarga mengatakan tidak memakai KB karna tidak

cocok dengannya.

89
Observasi :

Berdasarkan hasil observasi kebanyakan keluarga

memiliki anak lebih dari 2 orang.

3. Ibu Nifas dan Menyusui Defisit

Data Kuesioner : pengetahuan

1. 67% ibu tidak memberikan ASI Esklusif Mengenai

perawatan
37% ibu memberikan ASI Esklusif
payudara
2. 50% ibu tidak mengetahui manfaat ASI

Esklusif 50% ibu mengetahui manfaat

ASI Esklusif

3. 50% ibu tidak mengetahui teknik

menyusui dengan benar 50% ibu

mengetahui teknik menyusui dengan

benar

Wawancara :

Ibu mengatakan tidak memberikan ASI Esklusif, ibu juga

tidak menegtahui manfaat ASI, dan ibu juga tidak

mengetahui teknik menyusui dengan benar

Observasi :

Hasil yang ditemukan dilapangan sebagian ibu tidak

memberikan ASI Esklusif dikarenakan pekerjaan ibu,

sebagian ibu juga tidak mengetahui manfaat pemeberian

ASI, dan sebagian ibu tidak mengetahui teknik menyusui

90
dengan benar

4. Bayian Balita

Data kuesioner :

1. 82% balita dibawa keposyandu 18%

balita tidak ada dibawa ke posyandu

Wawancara :

Orang tua mengatakan membawa rutin anaknya ke

posyandu setiap bulannya

Observasi :

Keluarga sangat memperhatikan imunisasi pada anaknya.

5. Anak Sekolah Defisit

Data Kuesioner : pengetahuan anak

1. 55% anak jajan di luar 45% anak usia sekolah

membawa bekal

Wawancara :

Berdasarkan hasil wawancara bahwa anak usia sekolah

lebih suka jajan diluar dari pada membawa bekal

Observasi :

Sebagian besara anak usia sekolah lebih sekolah lebih

sering jajan diluar.

6. Remaja Defisit

Data Kuesioner : pengetahuan

1. 57% remaja menderita penyakit kulit remaja

91
kelamin 43% remaja menderita Ispa

Wawancara :

Orang tua mengatakan remaja mengalami penyakit kulit

kelamin

Observasi :

Sebagian remaja kurang memperhatikan kesehatan kulit

kelamin

7. Lansia Defisit

Data Kuesioner : pengetahuan

1. 46% lansia memiliki riwayat penyakit Lansia

hipertensi 14% lansia memiliki penyakit

rheumatik

Wawancara :

Lansia mengatakan mengalami penyakit hipertensi

Observasi :

Hasil yang ditemukan dilapangan lansia sulit mengontrol

asupan pola makan

11. DIAGNOSA KEPERAWATAN KOMUNITAS

1. Resiko menurunya prilaku hidup sehat berhubungan dengan kirangnya

pengetahuan dan sikap serta keterampiln, didapatkan pembuangan air

limbah keselokan sebanyak 87%

92
2. Potensial terjadinya penyakit diare berhubungan dengan banyaknya

anak usia sekolah jajan sembarangan yaitu sebanyak 55%

3. Potensial kurangnya pengetahuan tentang kontrasepsi berhubungan

dengan kurangnya informasi, didapatkan data sebanyak 23% yang tidak

melakukan KB

4. Resiko ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan ibu menyusui

berhubungan dengan kirangnya pengetahuan ibu tentang pentingnya

perawatan payudara serta kurangnya pengetahuan ibu tentang manfaat

pemberian ASI eklusif pada bayi dan anak, didapatkan data sebanyak

50% ibu tidak melakukan perawatan payudara yang benar, dan 67%

tidak memberikan ASI eklusif pada anak

5. Resiko peningkatan penyakit infeksi (ISPA) pada remaja berhubungan

dengan kurangnya pengetahuan remaja tentang bahaya merokok

sebanyak 57%

6. Resiko tinggi terjadinya peningkatan angka kejadian penyakiti

degeneratif pada lansia (reumatik, hipertensi) berhubungan dengan

Kurangnya pemantauan dan pelayanan kesehatan pada lansia didapatkan

100% lansia tidak melakukan pos yandu

93
PRIORITAS MASALAH

No. Masalah Kesehatan A B C D E F G H I J K L Total

1 Resiko menurunya 2 4 4 2 3 4 2 3 3 3 1 3 31
prilaku hidup sehat
berhubungan dengan
kirangnya pengetahuan
dan sikap serta
keterampiln,
didapatkan
pembuangan air limbah
keselokan sebanyak
87%

2 Potensial terjadinya 2 4 4 3 3 4 2 3 3 3 1 3 35
penyakit diare
berhubungan dengan
banyaknya anak usia
sekolah jajan
sembarangan yaitu
sebanyak 55%

3 Potensial kurangnya 2 4 4 2 2 4 1 3 1 3 1 3 30
pengetahuan tentang
kontrasepsi
berhubungan dengan
kurangnya informasi,

94
didapatkan data
sebanyak 23% yang
tidak melakukan KB
4 Resiko ketidakefektifan 2 4 4 2 2 3 1 3 1 3 1 3 29
pemeliharaan kesehatan
ibu menyusui
berhubungan dengan
kirangnya pengetahuan
ibu tentang pentingnya
perawatan payudara
serta kurangnya
pengetahuan ibu
tentang manfaat
pemberian ASI eklusif
pada bayi dan anak,
didapatkan data
sebanyak 50% ibu tidak
melakukan perawatan
payudara yang benar,
dan 67% tidak
memberikan ASI
eklusif pada anak
5 Resiko peningkatan 2 4 4 3 2 4 2 3 1 3 1 3 32
penyakit infeksi (ISPA)
pada remaja
berhubungan dengan
kurangnya pengetahuan
remaja tentang bahaya
merokok sebanyak
57%
6 Resiko tinggi terjadinya 2 3 3 3 2 3 2 2 1 3 1 3 28
peningkatan angka

95
kejadian penyakiti
degeneratif pada lansia
(reumatik, hipertensi)
berhubungan dengan
Kurangnya pemantauan
dan pelayanan
kesehatan pada lansia
didapatkan 100% lansia
tidak melakukan pos
yandu

Keterangan: A : Sesuai dengan perawatan komunitas


Skoring: B : Jumlah yang beresiko
5 : Sangat tinggi C : Besarnya Resiko
4 : Tinggi D : Kemungkinan untuk pendidikan kesehatan
3 : Cukup E : Minat masyarakat
2 : Rendah F : Kemungkinan untuk diatasi
1 : Sangat Rendah G : Kemungkinan untuk pendidikan kesehatan
Keterangan: H : Sumber daya tempat
I : Sumber daya waktu
J : Sumber daya dana
K : Sumber daya fasilitas
L : Sumber daya Orang

96
INTERVENSI

1. ANAK USIA SEKOLAH


NO Diagnosa Tupan Tupen Rencana
Keperawatan Strategi Rencana Sumber Standar Waktu Kriteria Tempat
Kegiatan Evaluasi

1 Anak Usia Setalah Setelah Memberi Melakukan Maha Minimal 70% Disesuaik Pengetahuan disesuai
Sekolah dilakukan dilakukan kan pendidikan penyuluhan tenta siswa materi dapat tentang pentingn kan
an
intervensi tindakan kesehatan ng jajanan dimengerti ya jajanan
Potensial
keperawatan keperawatan sembarangan oleh peserta sembarangan
terjadinya diharapkan selama 1 x 60
derajat menit
penyakit diare kesehatan anak diharapkan anak
sekolah sekolah tahu
berhubungan meningkat tentang
pentingnya
dengan bahayanya
banyaknya jajanan
sembarangan
anak usia
sekolah jajan
sembarangan
yaitu sebanyak
55%

2. ANAK REMAJA

97
NO Diagnosa Tupan Tupen Rencana
Keperawatan Strategi Rencana Sumbe Standar Waktu Kriteria Tempat
Kegiatan r Evaluasi
2 Anak Remaja: Setelah dilakukan Setelah Memberikanpen Melakukan Mahasi Minimal Disesuaika Pengetahuan Disesuaik
Resiko peningkatan intervensi dilakukan
didikan kesehata penyuluhan swa 70% materi
n
tentang ISPA an
n tentang ISPA dapat terhadap
penyakit infeksi keperawatan tindakan terhadap dimengerti bahayanya
bahayanya oleh peserta merokok
(ISPA) pada remaja diharapkan dapat keperawatan
merokok
meningkatkan pen selama 2 x 60
berhubungan
getahuan tentang menit
dengan kurangnya
ISPA terhadap diharapkan anak
pengetahuan bahayanya remaja
remaja tentang merokok mengetahui
bahaya merokok tentang ISPA
terhadap
sebanyak 57%
bahayanya
merokok

3. KESEHATAN LINGKUNGAN

NO Diagnosa Tupan Tupen Rencana


Keperawatan Strategi Rencana Kegiatan Sumber Standar Waktu Kriteria Tempat
Evaluasi

98
3. Lingkungan Setelah Setelah dilakukan Penyebaran Melakukan gotong Maha Minimal Disesuai Membersihkan disesuai
Resiko intervensi informasi dan royong bersama siswa 70% materi aliran selokan kan
dilakukan kan
keperawatan demonstrasi dalam dapat yang
menurunya tindakan diharapkan perilaku meningkat kan membersihkan dimengerti tersumbat
prilaku hidup kesehatan kesehatan limbah oleh peserta
sehat keperawatan
meningkat seperti: masyarakat
berhubungan selama 1 x 60 bergotong royong
dengan bersama dalam
menit
membersihkan
kirangnya diharapkan lingkungan sekitar
pengetahuan
dan sikap masyarakat
serta dapat hidup
keterampiln, bersih Dan sehat
didapatkan
pembuangan
air limbah
keselokan
sebanyak
87%

PLANNING OF ACTION (POA)

1. ANAK USIA SEKOLAH

Masalah Sasaran Tujuan Strategi Rencana Kegiatan Hari/Tanggal Tempat Dana Penanggung
Keperawatan Jawab

Anak usia sekolah Seluruh anak usia Meningkatkan Promosi Penyuluhan Sabtu/25-06-2022 Posko Mahasiswa Pokja Anak

99
Potensial terjadinya sekolah pengetahuan anak Kesehatan tentang penyakit mahasiswa Usia Sekolah
penyakit diare tentang diare akibat jajan
berhubungan pentingnya tidak sembarangan
jajan
dengan banyaknya
sembarangan
anak usia sekolah
jajan sembarangan
yaitu sebanyak 55%

2. ANAK REMAJA

Masalah Sasaran Tujuan Strategi Rencana Hari/Tanggal Tempat Dana Penanggung


Keperawatan Kegiatan Jawab

Resiko Anak remaja Setelah dilakukan Memberikan Melakukan Sabtu/25-06-2022 Posko Mahasiswa Pokja Anak
penyuluhan mahasiswa Remaja
peningkatan tindakan pendidikan k tentang penyakit
keperawatan esehatan ISPA terhadap
penyakit infeksi bahayanya
selama 2 x 60 menit
merokok
(ISPA) pada diharapkan remaja
remaja mampu mengetahui
penyakit ISPA
berhubungan
terhadap bahayanya

100
dengan merokok
kurangnya
pengetahuan
remaja tentang
bahaya merokok
sebanyak 57%

3. KESEHATAN LINGKUNGAN

Masalah Sasaran Tujuan Strategi Rencana Hari/Tanggal Tempat Dana Penanggung


Keperawatan Kegiatan Jawab
Resiko menurunya Seluruh Setelah dilakukan Promosi Penyebaran Sabtu/25-06-2022 Posko Mahasiswa Pokja Lingkungan
prilaku hidup sehat masyarakat intervensi Kesehatan informasi dan mahasiswa
berhubungan keperawatan demonstrasi
dengan kurangnya diharapkan perilaku meningkatkan
pengetahuan dan kesehatan kesehatan
sikap serta meningkat seperti: masyarakat.
keterampiln, bergotong
didapatkan royong bersama
pembuangan air
limbah ke selokan
dalam
sebanyak 87% membersihkan
lingkungan
sekitar

101
102
BAB IV
PEMBAHASAN

Pada BAB IV ini akan di uraikan pembahasan tentang tahap tahap Asuhan
Keperawatan yang telah di lakukan di jorong pasar baru nagari cupak kecamatan gunung
talang kabupaten solok di mana masing-masing tahap tersebut akan di bahas berdasarkan
analisa SWOT yang meliputi kekuatan, kelemahan, kesempatan dan ancaman masing-
masing tahap tersebut.
A. Tahap Persiapan
Pelaksanaan kegiatan praktek profesi keperawatan komunitas bertujuan untuk
membantu pelayanan kesehatan di komunitas dan memberdayakan masyarakat
( Community Empowmerment) dalam mengidentifikasi dan menanggulangi masalah
kesehatan yang ada di komunitas.
Sebagai tahap awal untuk memulai pelaksanaan praktek pre klinik
keperawatan di komunitas, maka terdapat beberapa hal yang telah di lakukan :
1. Serah terima secara resmi mahasiswa di lakukan di Kantor Camat.
2. Mengadakan pertemuan dengan Bapak Camat Koto Tangah, Kelurahan dan RW
XI.
3. Melakukan Windshield Survey pada wilayah Komplek Lubuk Gading Permai 3,
Kelurahan RW XI Koto Tangah, Lubuk Buaya Padang yang di lakukan dari
tanggal 8-10 Juni 2022 yang bertujuan untuk mengenal wilayah yang akan
menjadi daerah binaan dan mengamati faktor-faktor resiko yang menimbulkan
masalah atau ancaman kesehatan di masyarakat serta faktor - faktor pendukung
pendukung yang dapat di berdayakan dalam rangka peningkatan derajat kesehatan
yang optimal.

Tahap persiapan yang telah di lakukan tersebut sesuai dengan teori oleh
Standhope (1989) yang mengatakan bahwa sebelum melakukan kegiatan kita
harus terlebih dahulu mengetahui bagaimana keadaan lingkungan kemudian
melibatkan orang-orang yang cocok serta membuat komitmen untuk bekerja sama.
B. Tahap Pengkajian
Pada tahap pengkajian merupakan tahap pendataan yang di lakukan dengan
penyebaran kusioner, observasi dan wawancara. Pengkajian tersebut mencakup:
individu berhubungan dengan keluarga, pola hubungan dan peran, serta pola
pertahanan dan koping. Pengkajian keluarga yang perlu adalah struktur dan
karateristik keluarga, sosial budaya, lingkungan, riwayat kesehatan dan pemeriksaan
fisik. Komunitas core = inti komunitas meliputi komponen riwayat atau terjadinya
perkembangan, demografi dan penduduk, karateristik, umur dan jenis kelamin,
distribusi suku bangsa, tipe keluarga, status perkawinan, vital statistic : angka
kelahiran, angka kematian dan penyebabnya, nilai kepercayaan dan agama.
Lingkungan fisik melalui winshield survey meliputi pelayanan kesehatan dan sosial.
atau fasilitas pelayanan kesehatan. Pelayanan sosial, sama dengan pelayanan.

103
kesehatan misalnya konseling, ekonomi, komponen keamanan dan transportasi,
politik dan pemerintahan, komunikasi formal: koran, televise dan radio serta
komunikasi informal: papan pengumuman di masjid dan rekreasi..
Pada tahap pengkajian telah di lakukan kegiatan antara lain penyebaran angket
pada ± 178 Kepala Keluarga sekaligus observasi dan wawancara pada masyarakat
Kelurahan RW XI, pada tanggal 8-10 Juni 2022. Data yang di peroleh, kemudian
ditabulasi dan dianalisa serta di rumuskan dalam masalah keperawatan komunitas.
Kemudian rumusan masalah yang di peroleh pada saat Musyawarah Masyarakat
Kelurahan (MMK 1) pada tanggal 25 Juni 2022.
Pada tahap pengkajian telah di lakukan seperti windshield survey, penyusunan
kuisioner, kemudian melakukan perumusan masalah pada saat melakukan
Musyawarah Masyarakat Kelurahan II (MMK II), pada tanggal 26 Juni 2022. Dalam
tahapan ini masyarakat telah memberikan informasi dalam pengkajian yg kami
lakukan. Hal ini sangatlah tepat sesuai dengan pendapat (Standhope, 1989). Dimana
pada saat kita melakukan pengkajian perlu adanya tahap persiapan serta bagaimana
melakukan pengkajian komunitas yang akhirnya bisa di dapatkan suatu masalah.
Dalam kegiatan yang telah di lakukan perlu adanya hubungan saling percaya dengan
masyarakatnya dan pertemuan bersama dengan Bapak RW XI, Pembimbing klinik
dan masyarakat.
Dalam tahap ini mahasiswa telah melakukan pendidikan, latihan terhadap
beroganisasi kesehatan yang telah terbentuk, kegiatan di arahkan dengan pertemuan -
pertemuan untuk mengidentifikasi masalah dan penyusunan kuisoner. Dalam
penyebaran undangan, dan kuisoner di lakukan oleh mahasiswa bersama dengan
kader posyandu yang berada di Kelurahan RW XI. Kegiatan ini sesuai dengan
pendekatan pengoraganisasian menurut (Lacheyet.al, 1987 de Woelk, 1992 dalam
Swanson 1997) yang menyatakan bahwa pendekatan partisipasi masyarakat adalah
kegiatan kelompok kerja kesehatan.
C. Tahap Intervensi
Setelah di lakukan data dan informasi dari keadaan kesehatan di wilayah
Kelurahan RW XI, maka di rumuskan perencanaan untuk mengatasi masalah
kesehatan yang ada tersebut. Bersama masyarakat, mahasiswa merencanakan
beberapa kegiatan yang berorientasi untuk mengatasi masalah kesehatan. Pada
perencanaan kegiatan yang akan di laksanakan dari intervensi mahasiswa dan
masyarakat perlu adanya penyusunan rencana yang matang seperti merancang
kegiatan yang akan di lakukan kemudian sasaran untuk di lakukan intervensi serta
jenis alat-alat yang di butuhkan. Hal ini sangatlah cocok dengan Standhope, 1987
yang kita dapatkan di mana untuk mengembangkan rencana yang strategis perlu
adanya penjelasan tentang bagaimana bentuk bentuk kegiatan yang akan di lakukan,
adanya alat alat serta masyarakat. Menurut Mc Farlay dan Anderson ( 2002), strategi
intervensi yaitu terdiri dari promosi kesehatan, pelayanan kesehatan, kelompok dan
pemberdayaan masyarakat. Penggunaan rencana kegiatan di fokuskan pada kegiatan

104
promosi kesehatan, pencegahan penyakit tanpa mengabaikan kuratif dan
rehabilitative. Penyusunan rencana ini sesuai dengan model keperawatan komunitas
yang di gunakan (Betty Newman) dengan pendekatan intervensi primer, sekunder dan
rehabilitative.
Adapun rencana intervensi dari intervensi dari kegiatan yang akan di lakukan
adalah:
1. Kegiatan kelompok
a. Penyuluhan pada ibu bayi dan balita
b. Penyuluhan pada anak sekolah
c. Penyuluhan pada anak remaja
d. Penyuluhan pada lansia dan prolanis
2. Pemberdayaan masyarakat
a. MMK I
b. MMK II
c. Senam bersama lansia

Dari semua rencana yang telah disusun tersebut sebagian besar dapat
terlaksana berkat kerjasama mahasiswa praktek pre klinik keperawatan bersama
masyarakat di Kelurahan RW XI.
D. Tahap Implementasi
Setelah disusun perencanaan yang telah disepakati oleh masyarakat, maka
telah dapat dilakukan implementasi dari perencanaan kegiatan dengan baik, hal ini
disebabkan adanya perencanaan yang matang serta adanya kesepakatan yang
mendukung pelaksanaan kegiatan. Menurut teori dijelaskan bahwa dalam melakukan
suatu tindakan perlu adanya merumuskan strategi untuk kegiatan serta bagaimana
agar tindakan yang kita lakukan mencapai suatu tujuan. Strategi yang digunakn yaitu
promkes, yankes, pemberdayaan masyarakat dan kerja kelompok (Mc. Farley,
Anderson. 2002).
E. Tahap Evaluasi
Tahap evaluasi merupakan kegiatan menilai pelaksanaan intervensi dan
implementasi yang telah dilaksanakan. Pada tahap ini masih banyak kegiatan yang
harus di evaluasi karena membutuhkan waktu yang lama, sehingga perlu rencana
tindak lanjut bersama masyarakat sesuai dengan rencana keperawatan yang ada.
Sedangkan untuk evaluasi singkat berupa respon verbal dan non verbal yang
dilakukan seperti pada saat pelaksanaan kegiatan penyuluhan, penyebaran leaflet,
diskusi dan pemasangan selebaran.

105
BAB V
PEMBAHASAN
Pada BAB V ini akan diuraikan pembahasan tentang tahap-tahap Asuhan
Keperawatan yang telah di lakukan di Perumahan Permai Lubuk Gading 3 RW XI di wilayah
kerja Puskesmas Lubuk Buaya, Kecamatan Koto Tangah, Kota Padang di mana masaing-
masing tahap tersebut akan di bahas berdasarkan analisa SWOT yang meliputi kekuatan,
kelemahan, kesempatan dan ancaman masing-masing tahap tersebut.
A. Tahap Persiapan
Analisa SWOT
1. Kekuatan
 Adanya kerjasama yang baik antara sesame mahasiswa untuk mempersiapkan
kegiatan bersama-sama
 Bimbingan yang diberikan oleh pembimbing akademik dan pembimbing
klinik
 Wilayah dan pelayanan kesehatan yang mudah dijangkau
 Rata-rata penduduk memiliki tingkat pendidikan yang tinggi. Tingkat
pendidikan yang tinggi dapat menyebabkan seseorang mudah untuk menyerap
atau memahami informasi.

2. Kelemahan
 Wilayah yang jumlah penduduk yang padat, bila tidak diikuti dengan jumlah
penduduk tenaga kesehatan yang seimbang akan menyebabkan pelayanan
kesehatan yang tidak merata karena keterbatasan tenaga kesehatan
 Ada beberapa penduduk memiliki tingkat pendidikan yang rendah. Tingkat
pendidikan yang rendah dapat menyebabkan seseorang sulit untuk memahami
atau menyerap informasi. Supaya seluruh informasi yang diberikan sampai
kepada seluruh masyarakat, maka diperlukan kemampuan dalam memilih dan
merangkai kata dalam penyampaian informasi tersebut
3. Kesempatan
 Adanya dukungan dari lintas program (Puskesmas Lubuk Buaya)
 Dukungan dari berbagai pihak sangat membantu dalam kelancaran suatu
kegiatan. Jadi dengan adanya dukungan dan kerjasama dari pihak Puskesmas
di harapkan dapat memperlancar jalannya kegiatan dengan menyediakan
sarana dan prasarana yang memadai.
 Dukungan dari lintas sektoral (Ketua RW XI)
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan terkait dengan bidang kesehatan dan
bidang-bidang lainnya sehingga diperlukan kerjasama serta dukungan dari
lantas sektoral, yang diharapkan akan dapat memberikan informasi yang lebih
akurat sesuai dengan bidangnya masing-masing
 Diterimanya hasil dari Windshield Survey oleh masyarakat

106
Windshield Survey sebagai awal dari suatu pengkajian terhadap keadaan
masyarakat secara umum
4. Ancaman
 Adanya beberapa masyarakat yang beranggapan salah terhadap Winshield
Survey ini
 Kurangnya partisipasi sebagian masyarakat
 Masyarakat sulit di kumpulkan di setiap kegiatan yang ada masyarakat
B. Tahap Pengkajian
Analisa SWOT
1. Kekuatan
 Masyarakat yang berpartisipasi aktif dalam memberikan informasi dalam
pengumpulan data
 Adanya dukungan dari masyarakat baik Ketua RW, Ketua RT, Kader dan
masyarakat RW XI. Denfan adanya informasi dari masyarakat maka data yang
akan di dapat lebih lengkap dan akurat sehingga dapat melihat kekuatan,
kelemahan dan kebutuhan masyarakat sesuai dengan permasalahan yang
dihadapi oleh masyarakat tersebut
 Tersedianya alat pengumpul data berupa kuesioner. Kuesioner atau angket
merupakan suatu alat yang dapat di gunakan untuk memperoleh data secara
lebih akurat
2. Kelemahan
 Rata-rata masyarakat yang berprofesi PNS, Polisi dan Dosen yang
menyebabkan susah nya penyebaran kuesioner atau angket di setiap rumah
masyarakat.
 Terdapat beberapa rumah yang tidak berpenghuni
3. Kesempatan
 Dukungan dan kerjasama yang baik dari lintas sektoral
4. Ancaman
 Adanya beberapa masyarakat yang beranggapan bahwa pelaksanaan kegiatan
sepenuhnya tanggung jawab mahasiswa
 Ditemukan beberapa masalah kesehatan tapi kurang di rasakan oleh
masyarakat

C. Tahap Intervensi
Setelah dilakukan data dan informasi dari keadaan kesehatan di wilayah
Gading Permai 3 RW XI, maka dirumuskan perencanaan untuk mengatasi masalah
kesehatan yang ada tersebut titik bersama masyarakat, mahasiswa merencanakan
beberapa kegiatan yang berorientasi untuk mengatasi masalah kesehatan titik pada
perencanaan kegiatan yang akan dilaksanakan dari intervensi mahasiswa dan
masyarakat perlu adanya penyusunan rencana yang matang seperti merancang

107
kegiatan yang akan dilakukan kemudian sasaran untuk dilakukan intervensi serta jenis
alat-alat yang dibutuhkan.
Hal ini sangatlah cocok dengan Standphone, 1987 yang kita dapatkan di mana
untuk mengembangkan rencana yang strategis perlu adanya penjelasan tentang
bagaimana bentuk-bentuk kegiatan yang akan dilakukan, adanya alat-alat serta
masyarakat. Menurut Mc Farlay dan Anderson (2002). Yaitu terdiri dari promosi
kesehatan, pelayanan kesehatan, kelompok dan pemberdayaan masyarakat titik
penggunaan rencana kegiatan difokuskan pada bagian promosi kesehatan, pencegahan
penyakit tanpa mengabaikan kuratif dan rehabilitatif. Penyusunan rencana ini sesuai
dengan model keperawatan komunitas yang digunakan (Betty Newman) intervensi
primer, sekunder dan rehabilitatif.

Adapun rencana intervensi dari intervensi dari kegiatan yang akan dilakukan adalah:
1. Kegiatan kelompok
a. Penyuluhan pada ibu bayi dan balita
b. Penyuluhan pada anak sekolah
c. Penyuluhan pada anak remaja
d. Penyuluhan pada lansia dan prolanis
2. Pemberdayaan masyarakat
a. MMK 1
b. Senam bersama lansia

Dari semua rencana yang telah disusun tersebut sebagian besar dapat
terlaksana berkat kerjasama mahasiswa Pre Klinik STIKes Syedza Saintika Padang
bersama masyarakat di wilayah Gading Permai 3 RW XI.

1. Kekuatan:
 Pengetahuan mahasiswa adalah menyusun rencana keperawatan dan POA.
 Penyusunan rencana kegiatan/kegiatan berdasarkan kesepakatan antara
mahasiswa dan masyarakat.
 Adanya tenaga kesehatan, kadar dan lintas program serta lintas sektoral yang
akan membantu dalam pelaksanaan ini.

2. Kelemahan :
 Masih lemahnya pengetahuan masyarakat dalam menyusun rencana tindakan
Kesehatan.

3. Kesempatan :
 Adanya dukungan dari lintas program dan sektoral
 Adanya dukungan dari tokoh masyarakat

108
 Adanya partisipasi dari masyarakat

4. Ancaman :
 Kurangnya data yang dimiliki mahasiswa dan masyarakat sehingga terancam
terlaksananya kegiatan yang direncanakan
 Kelompok masyarakat tertentu yang diharapkan memahami suatu masalah
tidak ada dalam perumusan rencana Tindakan

D. Tahap implementasi
Yang direncanakan antara lain :
1. Kekuatan :
 Kerjasama yang baik antara masyarakat untuk melaksanakan kegiatan yang
sudah direncanakan.
 Keterampilan kemampuan mahasiswa dalam melaksanakan kegiatan.
 Adanya partisipasi dari lintas sektoral dan lintas program serta tenaga ahli
pelaksanaan kegiatan.
2. Kelemahan :
 Kurangnya kehadiran kader dan tokoh masyaraakat
 Tidak tepat waktu

3. Kesempatan :
 Dukungan dari lintas program dan lintas sectoral

4. Ancaman :
 Sulitnya menggalang partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan kegiatan.
 Aktivitas yang beragam dari masyarakat schingga kehadiran masyarakat dalam
kegiatan masih rendah.

E. Tahap Evaluasi

ANALISA SWOT TAHAP EVALUASI


1. Kekuatan :
 Kemampuan mahasiswa dalam melakukan evaluasi dan memotivasi masyarakat
dalam menyusun rencana tindak lanjut

2. Kelemahan :
 Evaluasi yang dilakukan berupa evaluasi yang diperoleh pada setiap kegiatan
schingga membutuhkan evaluasi lebih lanjut

109
 . Adanya sebagian masyarakat yang belum menyadari dan termotivasi sesuai
dengan yang diharapkan
 Kurangnya motivasi dari masyarakat dalam menyusun rencana tindak lanjut

3. Peluang :
 Adanya organisasi POKJAKES yang dapat melakukan evaluasi lebih lanjut
terhadap masalah yang ditemukan dan dapat melakukan rencana tindak lanjut
 Adanya dukungan dari lintas program dan lintas sektoral

4. Ancaman :
 Adanya keterbatasan waktu yang dimiliki masyarakat
 Dalam tahap evaluasi ini terdapat kelemahan berupa kurangnya motivasi
masyarakat dalam menyusun kegiatan tindak lanjut. Hal ini terlihat dalam
pelaksanaan penyuluhan kesehatan. Motivasi merupakan daya pendorong yang
mengakibatkan seseorang mau dan rela untuk menyerahkan kemampuan dalam
bentuk keahlian atau keterampilan, tenaga, dan waktunya untuk
menyelenggarakan berbagai kegiatan yang menjadi tangguang jawab dan
menunaikan kewajibannya dalam rangka mencapai tujuan dan berbagai sasaran
organisasi yang telah ditentukan sebelumnya (Notoadmodjo, 2005)
 Selain dilakukan analisa pada tahap evaluasi juga dilakukan analisa terhadap
masing-masing masalah yang ditemukan di jorong pasar baru nagari cupak dan
untuk tindak lanjut akan dilakukan oleh POKJAKES

F. TAHAP ANALISA MASALAH


Adapun analisa terhadap kekuatan, kelemahan, kesempatan dan ancaman pada
masing-masing masalah tersebut adalah sebagai berikut:
1. UNIT KESEHATAN ANAK USIA SEKOLAH
Potensial terjadinya penyakit diare berhubungan dengan banyaknya anak usia sekolah
jajan sembarangan.

IMPLEMENTASI
1. Melakukan penyuluhan tentang penyakit diare akibat jajan sembarangan.
Kekuatan :
 Adanya dukungan dari pihak keluarga dan warga setempat.

Kelemahan :
 Anak yang berusia sekolah hampir 70% tidak terlibat dalam kegiatan
penyuluhan.

Kesempatan :

110
 Pihak keluarga dan warga meluangkan waktu bagi mahasiswa untuk memberi
kegiatan penyuluhan tentang penyakit diare akibat jajan sembarangan.

2. UNIT KESEHATAN REMAJA


Resiko peningkatan penyakit infeksi (ISPA) pada remaja berhubungan dengan
kurangnya pengetahuan remaja tentang bahaya merokok sebanyak 57%

IMPLEMENTASI
1. Melakukan penyuluhan tentang bahaya merokok pada remaja.

Kekuatan :
 Adanya dukungan dari warga dan keluarga untuk pelaksanaan kegiatan
penyuluhan tentang bahaya merokok pada remaja.
 Antusias remaja dan warga dalam menghadiri penyuluhan.

Kelemahan :
 Remaja mendapat penyuluhan tentang bahaya merokok pada remaja sehingga
tidak terdapat kelemahan.
Kesempatan:
 Adanya waktu/tempat untuk penyuluhan tentang bahaya merokok pada
remaja.

3. UNIT KESEHATAN LINGKUNGAN


Resiko menurunnya prilaku hidup sehat berhubungan dengan kurangnya pengetahuan
dan sikap serta keterampilan, didapatkan pembuangan air limbah ke selokan sebanyak
57%

IMPLEMENTASI
1. Melakukan penyuluhan tentang dampak pembuangan air limbah ke selokan.
Kekuatan :
 Adanya dukungan warga setempat tentang penyuluhan dampak pembuangan
air limbah ke selokan.
 Antusias warga dalam menghadiri penyuluhan.

Kelemahan :
 Sebagian dari warga banyak yang tidak dapat berpartisipasi karena pekerjaan.

Kesempatan :
 Adanya waktu/kesempatan untuk penyuluhan kesehatan tentang dampak
pembuangan air limbah keselokan.

111
4. UNIT KESEHATAN LANSIA
Penurunan derajat lansia: penyakit degenerative ( hipertensi ) berhubungan dengan
kurangnya kontrol kesehatan

IMPLEMENTASI
1. Melakukan penyuluhan tentang hipertensi, senam lansia dan pemeriksaan tensi
Kekuatan :
 Adanya motivasi para lansia dalam mengikuti penyuluhan dan senam
lansia.
 Tersediannya sarana dan prasarana untuk melakukan penyuluhan senam
lansia dan pemeriksaan tensi lansia.
 Mahasiswa melakukan penyuluhan dikombinasikan dengan senam
sehingga lebih menarik bagi lansia.
Kelemahan :
 Penyuluhan yang diadakan dipinggir jalan tidak dihadiri oleh semua lansia
karena kurang motivasi dan keterbatasan lansia menghadiri acara.
Kesempatan :
 Adanya tempat, waktu/kesempatan untuk penyuluhan lansia.

Ancaman :
 Sebagian lansia mengalami kelemahaan fisik sehingga tidak mampu
menghadiri penyuluhan.

112
BAB VI

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil pengkajian yang dilakukan di Perumahan Permai Lubuk Gading 3 RW XI

di wilayah kerja Puskesmas Lubuk Buaya, Kecamatan Koto Tangah, Kota Padang menunjukan

bahwa terdapat beberapa masalah yaitu dalam pengolahan sampahnya mash banyak yang dibakar

dan mash banyak masyarakat yang menutup jendela, mash banyak lansia yang tidak mengikuti

posbindu, dan masih banyak masyarakat yang mengkonsumsi obat secara bebas. Komunitas

(Community) adalah sekelompok masyarakat yang mempunyai persamaan nilai ( valuase),

perhatian (interest) yang merupakan kelompok khusus dengan batas-batas geograti vang jelas.

dengan norma dan nilai vang telah melembaga, misalnya didalam kesehatan dikenal kelompok

ibu hamil kelompok ibu menvusui. kelompok anak balita. kelombokansia, masvarakat dalam

suatu wilavah desa binaan dan lain sebagainya. Sedangkan dalam kelompok masyarakat ada

masyarakat petani, masyaraka pedagang, masyarakat pekerja, masyarakat terasing dan

sebagainya, (Alimul, 2009).

Keperawatan komunitas ada ah suatu dalam keperawatan vang merupakan Derpaduan

antara keperawatan dan kesehatan masyarakat dengan dukungan peran serta aktif

masyarakat vang bertujuan untuk meningkatkan dan memelihara kesehatan masyarakat

dengan mencanan Kpad peningkatan peran serta masyarakat dalam melakukan upava

promotit dan preventif dengan tidak melupakan tindakan kuratif dan rehabilitatif sehingga

di harapkan masvarakat mampu mengenal mengambil keputusan dalam memelihara

kesehatannya (Mubarak,2009 ).

113
Tahapan proses keperawatan komunitas yaitu 1) pengkajian yang terdiri dari

wawancara, onserva1. kuisioner, 2) menentukan prioritas masalah 3) pelaksanaan MMD

B. SARAN

Berdasarkan hail pembahasan yang diperoleh maka dapat diberikan saran sebagai berikut:

1. Bagi Masyarakat

Masyarakat diharapkan mempunyai motivasi menjaga pola hidup sehat dalam

Kehidpan sehari-hari. Masyarakat juga diharapkan berpartisipasi dalam meningkatkan

taraf kesehatan termasuk menjaga lingkungan

2. Bagi Pemerintah

Perlu kerja sama yang baik antara pemerintah dan masyarakat desa lubuk buaya untuk

mencegah terjadinya masalah kesehatan di masyarakat

3. Bagi Puskesmas Lubuk Buaya

Diharapkan tasilitas yang ada di puskesmas memenuhi kriteria yang diharapkan

masyarakat. Dan pelayanan yang diberikan lebih ditingkatkan karena berdasarkan

survey yang dilakukan banvak pernyataan dari masyarakat vang mengeluh dalam

pelayanan tenaga kesehatan yang ada di puskesmas.

4. Bagi Mahasiswa

Mahasiswa dapat menerapkan konsep keperawatan komunitas untuk meningkatkan

kemampuan masyarakat untuk hidup sehat, sehingga tercapai derajat kesehatan yang

optimal bagi masyarakat Perumahan Permai Lubuk Gading 3 RW XI di wilayah kerja

Puskesmas Lubuk Buaya, Kecamatan Koto Tangah, Kota Padang.

5. Bagi Institusi Pendidikan

Laporan asuhan keperawatan ini proses pendidikan.

114
LAMPIRAN MMK 1

115
116
LAMPIRAN IMPLEMENTASI

117
118
119

Anda mungkin juga menyukai