DISUSUN OLEH :
DOSEN PEMBIMBING:
1
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT, karena atas berkat dan rahmat -Nya
kami dapat menyelesaikan laporan Praktik Profesi Keperawatan Komunitas ini. Laporan ini
dibuat sebagai salah satu tugas untuk bisa memperoleh gelar Ners di Fakultas Keperawatan
Universitas Riau.
Dalam pembuatan laporan ini kami banyak mendapatkan bantuan dan bimbingan dari
berbagai pihak. Pada kesempatan ini izinkan kami menyampaikan ucapan terima kasih dan
penghargaan yang setinggi-tingginya kepada yang terhormat:
1. Prof. Dr. Ir. Usman Muhammad Tang, MS selaku Dekan Fakultas Keperawatan
Universitas Riau.
2. Ns. Darwin Karim, M.Biomed selaku Ketua Program Studi Pendidikan Profesi
Ners Fakultas Keperawatan Universitas Riau.
3. Ns. Herlina, M.Kep., Sp.Kep.Kom selaku koordinator mata ajar Praktik Profesi
Keperawatan Komunitas Fakultas Keperawatan Universitas Riau.
4. Ns. Herlina, M.Kep., Sp.Kep.Kom dan Ns. Silvia Elki Putri, S. Kep selaku
pembimbing yang telah bersedia memberikan saran, masukan, bimbingan serta
dukungan bagi kami.
5. Lurah beserta staf Kelurahan Tobekgodang Kecamatan Tampan yang telah
mengizinkan kami untuk melakukan Praktif Profesi Keperawatan Komunitas.
6. Ketua RW 012 Kelurahan Tobekgodang Bapak Hendra yang telah memberikan
kami kemudahan dan menerima kami sebagai anak-anaknya serta telah
memberikan kami kesempatan untuk melakukan praktik profesi di wilayah RW
012.
7. Ketua RT 001, Ketua RT 002, Ketua RT 003, dan Ketua RT 004 yang telah
memberikan kesempatan dan kerjasamanya sehingga laporan ini dapat
diselesaikan dengan baik dan lancar.
8. Masyarakat RW 012 Kelurahan Tobekgodang Kecamatan Tampan yang telah
menerima dan mendukung semua kegiatan yang kami laksanakan.
9. Teman-teman seperjuangan sebagai keluarga baru yang telah membantu
dan memberikan masukan serta kerjasama yang luar biasa sehingga kegiatan
dapat berjalan dengan baik dan dapat menyelesaikan laporan ini.
Kami menyadari bahwa laporan ini masih terdapat banyak kekurangan. Oleh karena
itu, kami membutuhkan kritik dan saran pembaca demi kebaikan laporan ini. Semoga laporan
ini bermanfaat dalam dunia keperawatan umumnya dan keperawatan komunitas khususnya.
Kelompok 4
iii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.....................................................................................................
KATA PENGANTAR...................................................................................................ii
DAFTAR ISI .................................................................................................................iii
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang....................................................................................................1
B. Tujuan Penulisan.................................................................................................3
C. Manfaat Penulisan...............................................................................................3
D. Sistematika Penulisan.........................................................................................4
BAB II. TINJAUAN TEORI
A. Konsep Keperawatan Komunitas........................................................................5
B. Konsep Asuhan Keperawatan Komunitas..........................................................16
BAB III. ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS
A. Tahap Persiapan..................................................................................................24
B. Tahap Pengkajian................................................................................................25
C. Analisa Data........................................................................................................68
D. Prioritas Masalah Kesehatan...............................................................................71
E. Planning of Action (POA)...................................................................................71
BAB IV. PEMBAHASAN
A. Tahap Persiapan..................................................................................................74
B. Tahap Pengkajian................................................................................................75
C. Diagnosa Keperawatan.......................................................................................76
D. Tahap Intervensi..................................................................................................77
E. Tahap Implementasi............................................................................................77
BAB V. PENUTUP
A. Kesimpulan.........................................................................................................86
B. Saran ..................................................................................................................89
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................91
LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Community health nursing atau dikenal juga sebagai keperawatan kesehatan
komunitas merupakan praktik kesehatan masyarakat yang diaplikasikan sebagai upaya
peningkatan dan pemeliharaan kesehatan berdasarkan ilmu keperawatan, kesehatan
masyarakat, dan sosial (Stanhope & Lancaster, 2016). Ariani (2015) menyatakan
bahwa keperawatan komunitas merupakan suatu sintesis dari praktik keperawatan dan
praktik kesehatan masyarakat yang diterapkan untuk meningkatkan serta memelihara
kesehatan penduduk. Keperawatan komunitas bersifat komprehensif, umum, tidak
terbatas, berkelanjutan, dan tidak terbatas pada periodik (Efendi, 2009).
Sasaran dari keperawatan kesehatan komunitas adalah individu yaitu balita
gizi buruk, ibu hamil resiko tinggi, usia lanjut, penderita penyakit menular. Sasaran
keluarga yaitu keluarga yang termasuk rentan terhadap masalah kesehatan dan
prioritas. Sasaran kelompok khusus, komunitas baik yang sehat maupun sakit yang
mempunyai masalah kesehatan atau perawatan (Ariani, 2015). Peran serta masyarakat
diperlukan dalam keperawatan komunitas, diharapkan masyarakat mampu secara
mandiri menjaga dan meningkatkan status kesehatan sebagai tujuan utama
keperawatan komunitas (Mubarak, 2010). Peran perawat kesehatan masyarakat adalah
merubah perilaku masyarakat kearah positif dalam memelihara kesehatan dan
keperawatan yang mereka hadapi, memprioritaskan dan mencari alternatif pemecahan
masalah melalui perencanaan yang dibuat serta menilai hasil yang telah dicapai
(Efendi, 2009).
Covid-19 yang telah memasuki era adaptasi kebiasaan baru juga merupakan
situasi yang berdampak pada masyarakat di berbagai aspek kehidupan bermasyarakat
terutama pada aspek kesehatan. Perilaku negatif masyarakat seperti tidak menerapkan
protokol kesehatan dapat meningkatkan masalah kesehatan. Kemenkes RI (2020)
menyatakan bahwa Covid-19 dapat menular dari manusia ke manusia melalui kontak
erat dan droplet, tidak melalui udara. Orang yang paling berisiko tertular penyakit ini
adalah orang yang kontak erat dengan pasien Covid-19 termasuk yang merawat pasien
Covid-19, data yang diperoleh hingga pertengahan September 2020 didapatkan
sebanyak 240.687 kasus di Indonesia. Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru hingga
1
2
tanggal 2 Desember lalu mencatat jumlah positif Covid-19 sebanyak 227 kasus.
Wilayah kota madya Pekanbaru terdiri dari beberapa kecamatan. Salah satu
kecamatan yang memiliki tingkat kepadatan penduduk cukup tinggi adalah Kecamatan
Tampan yang terdiri dari 9 kelurahan. Salah satu kelurahan yang terbaru dan memiliki
jumlah penduduk yang cukup banyak mencapai 26.315 yaitu kelurahan Tobekgodang.
Kelurahan ini terdiri dari 13 RW yang salah satunya adalah RW 012 yang terbagi
menjadi 4 RT. Karakteristik wilayah RW 012 mencakup pemukiman warga, tempat
usaha warga, masjid, serta pusat olahraga seperti lapangan sewa futsal. Karakteristik
wilayah sangat berpengaruh terhadap peningkatan laju penyebaran Covid-19 apabila
seluruh pihak tidak turut serta melakukan pencegahan penyebaran virus. Pencegahan
yang dimaksud dapat berupa mencuci tangan secara teratur, menerapkan etika batuk
dan bersin, menghindari kontak secara langsung dengan ternak dan hewan liar serta
menghindari kontak dekat dengan siapa pun yang menunjukkan gejala penyakit
pernapasan seperti batuk dan bersin.
Hasil observasi wilayah RW 012 menunjukkan bahwa tempat umum seperti
KUA (Kantor Urusan Agama) dan tempat usaha warga setempat tidak memiliki
tempat mencuci tangan atau tidak menyediakan handsanitizer, kawasan RW 012 juga
tidak terlihat adanya poster himbauan wajib menggunakan masker atau protokol
kesehatan lainnya, warga setempat terlihat tidak menggunakan masker saat berada
diluar rumah, fasilitas umum yakni Masjid Nurul Huda memiliki tempat mencuci
tangan serta himbauan untuk mematuhi protokol kesehatan, dan hanya sebagian kecil
rumah warga yang menyediakan tempat mencuci tangan. Anak-anak usia sekolah
banyak bermain-main di sekitar lingkungan rumah pada sore hari. Mereka bermain
tidak menerapkan protokol kesehatan. Pada saat mereka bermain lebih banyak anak
yang tidak memakai masker dibandingkan dengan anak yang memakai masker.
Berdasarkan hasil pengumpulan data yang dilakukan Ners muda Fakultas
Keperawatan di RW 012 Kelurahan Tobekgodang Kecamatan Tampan yang
dilaksanakan mulai tanggal 27 November 2020 sampai 2 Desember 2020, maka
ditemukan beberapa masalah, yaitu perilaku kesehatan cenderung berisiko dan
pemeliharaan kesehatan tidak efektif.
Berdasarkan masalah kesehatan yang ditemukan oleh Ners Muda Fakultas
Keperawatan yang melakukan Praktik Profesi Keperawatan Komunitas di RW 012
Kelurahan Tobekgodang Kecamatan Tampan, maka pemecahan masalah kesehatan
yang ditemukan akan dibahas secara bersama-sama dengan petugas Satgas Covid-19
3
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Setelah melakukan Praktik Profesi Keperawatan Komunitas mahasiswa
mampu melakukan asuhan keperawatan komunitas di RW 012 Kelurahan
Tobekgodang Kecamatan Tampan.
2. Tujuan Khusus
C. Manfaat Penulisan
1. Dinas Kesehatan Provinsi Riau dan Kota Pekanbaru
Diharapkan penulisan laporan hasil kegiatan ini dapat menjadi gambaran umum
tentang kondisi kesehatan masyarakat dan menjadi gambaran pelaksanaan upaya
pencegahan dan penanggulangan Covid-19 oleh masyarakat RW 012 Kelurahan
Tobekgodang Kecamatan Tampan;
2. Kelurahan Tobekgodang
Diharapkan penulisan laporan hasil kegiatan ini dapat dijadikan acuan bagi pihak
kelurahan untuk mengatasi masalah kesehatan yang dialami oleh masyarakatnya,
sekaligus menjadi bahan penilaian bagaimana upaya pencegahan dan
penanggulangan Covid-19 yang telah dilakukan oleh masyarakatnya, sehingga
dapat dipertimbangkan penetapan kebijakan tertentu agar protokol kesehatan
pencegahan Covid-19 dapat selalu diterapkan oleh masyarakat.
3. Kader Kesehatan dan Masyarakat
Diharapkan penulisan laporan hasil kegiatan ini dapat dijadikan pedoman dalam
melaksanakan kegiatan-kegiatan untuk mengatasi masalah kesehatan masyarakat
4
D. Sistematika Penulisan
Adapun sistematika penulisan laporan akhir Praktik Profesi Keperawatan
Komunitas adalah, sebagai berikut:
BAB I : PENDAHULUAN
BAB II : TINJAUAN TEORITIS
BAB III : PELAKSANAAN
BAB IV : PEMBAHASAN
BAB V : PENUTUP
LAMPIRAN
BAB II
TINJAUAN TEORI
5
6
kemitraan dengan pengusaha serikat buruh organisasi non pemerintah, dan berbagai lapisan
masyarakat (Effendi, 2009).
Konferensi yang keempat dilakukan di Jakarta tahun 1997 menghasilkan
Jakarta Declaration, yang berisi 5 prioritas promosi kesehatan:
a. Peningkatan tanggung jawab sosial terhadap kesehatan;
b. Peningkatan investasi untuk pengembangan kesehatan;
c. Konsolidasi dan perluasan kemitraan untuk kesehatan;
d. Peningkatan kapasitas masyarakat dan pemberdayaan individu;
e. Pengamanan infrastruktur dalam promosi kesehatan.
Pusat kesehatan masyarakat sebagai bentuk pelayanan komunitas memberikan
program yang konprehensif dalam upaya meningkatkan dan mempertahankan kesehatan,
pendidikan dan manajemen serta koordinasi asuhan keperawatan dalam komunitas. Praktik
keperawatan komunitas di Indonesia memiliki beberapa dasar hukum, yaitu: UU no.23 tahun
1992 tentang kesehatan, PP no. 32 tahun 1996, dan SK Menkes No. 647 tahun 2000 tentang
registrasi praktik keperawatan. Praktik keperawatan merupakan tindakan mandiri perawat
profesional melalui kerjasama dengan tim kesehatan lain dalam memberikan asuhan
keperawatan sesuai lingkup wewenang dan tanggung jawabnya (Effendi, dkk., 2010).
Penyelenggaraan pelayanan kesehatan komunitas dapat dilakukan pada:
a. Lingkungan sekolah atau kampus
Pelayanan keperawatan yang diselenggarakan meliputi: pendidikan pencegahan penyakit,
peningkatan kesehatan dan pendidikan seksual. Selain itu, perawat sekolah dapat
memberikan perawatan pada kasus darurat, seperti ISPA maupun infeksi virus, setelah itu
dilakukan rujukan ke pelayanan kesehatan.
b. Lingkungan kesehatan kerja
Perusahaan besar memberikan pelayanan kesehatan bagi pekerja di pusat kesehatan
okupasi dalam gedung perusahaan. Perawat mengembangkan program dengan tujuan:
1) Meningkatkan kesehatan dan keselamatan kerja dengan mengurangi jumlah kejadian
kecelakaan kerja;
2) Menurunkan risiko penyakit akibat kerja;
3) Mengurangi transmisi penyakit menular antar pekerja;
7
2. Konsep Komunitas
Menurut Anderson (2011) komunitas merupakan suatu kelompok sosial yang
terbentuk dari satu kesatuan wilayah yang terdiri dari beberapa sub sistem di dalamnya
seperti organisasi formal, institusi sosial, kelompok informal, dan perkumpulan budaya.
Komunitas atau masyarakat merupakan salah satu sasaran dalam asuhan keperawatan
komunitas. Salah satu faktor yang mempengaruhi kegiatan suatu komunitas adalah status
kesehatan. Beberapa masyarakat berpikir bahwa sehat dan kesejahteraan adalah sama, akan
tetapi sehat tidak selalu menyertai kesejahteraan. Berikut akan dipaparkan beberapa
pengertian tentang sehat dan kesehatan:
a. Sehat sebagai suatu proses kreatif dan kualitas hidup termasuk kesehatan sosial,
emosional, mental, spiritual, dan biologis dari individu, yang disebabkan oleh adaptasi
terhadap lingkungan (Dubos, 1968 dalam Blais,et.al., 2007).
b. Sehat menurut UU kesehatan no.23 tahun 1992 adalah kondisi yang sempurna, baik
fisik maupun psikis, serta mempunyai kemampuan untuk produktifitas.
c. Sehat adalah suatu kondisi kapasitas optimum individu agar mampu
menampilkanperan dan tugasnya secara efektif, hal ini berarti kondisi sehat seseorang
dapat tergambar dari seberapa besar peran yang telah dijalankan (Parson, 1972 dalam
Blais, et.al., 2007).
d. Sehat merupakan suatu kondisi dinamis manusia yang mencapai potensi
perkembangan dan perilaku individu hingga tingkat yang setinggi mungkin (ANA,
1980 dalam Blais, et.al., 2007).
8
f. Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang
memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis
(Depkes, 2009)
Salah satu konsep dari keperawatan komunitas di dalam puskesmas
adalah perkesmas. Keperawatan kesehatan masyarakat adalah suatu bidang yang
dalam keperawatan kesehatan yang merupakan perpaduan antara keperawatan
dan kesehatan masyarakat dengan dukungan serta peran aktif masyarakat.
Tujuan dari Perkesmes adalah meningkatkan kemandirian masyarakat dalam
mengatasi masalah Perkesmas secara optimal. Perawat komunitas berfokus pada
populasi. Populasi yang didefinisikan mencakup masyarakat yang hidup pada
area geografis spesifik dan kelompok etnik yang mengalami beban berlebihan
dari outcome kesehatan yang rendah (Effendi, 2009).
4. Keperawatan Komunitas
Keperawatan komunitas adalah pelayanan keperawatan professional yang
bertujuan meningkatkan kesehatan dan menyediakan kesehatan bagi masyarakat
dengan mengintegrasikan keterampilan dan pengetahuan yang relevan antara
keperawatan dan kesehatan masyarakat (ANA, 1986 dalam Stanhope & Lancaster,
2010).
Ruang lingkup praktik keperawatan komunitas adalah memberikan asuhan
keperawatan langsung dengan fokus pada pemenuhan kebutuhan dasar komunitas
yang terkait kebiasaan atau perilaku dan pola hidup tidak sehat sebagai akibat
ketidakmampuan masyarakat beradaptasi terhadap lingkungan.Tujuan
dilakukannya asuhan keperawatan komunitas adalah meningkatkan kemampuan
masyarakat dalam upaya mengatasi masalah kesehatannya secara mandiri dan
mewujudkan derajat kesehatan yang optimal.Sasaran utama asuhan keperawatan
komunitas adalah seluruh masyarakat individu, keluarga, kelompok risiko tinggi
baik dalam kondisi sehat maupun sakit (Stanhope & Lancaster, 2010).
Falsafah keperawatan komunitas merupakan suatu paradigma keperawatan
komunitas yang harus dipahami oleh semua pemberi pelayanan keperawatan
kepada klien dimasyarakat. Falsafah keperawatan komunitas tergambar dalam 4
aspek, yaitu: manusia, lingkungan, kesehatan, dan keperawatan. Falsafah
keperawatan komunitas menyatakan bahwa manusia adalah komunitas sebagai
klien pada wilayah tertentu yang mempunyai nilai, keyakinan, minat relatif sama
dan berinteraksi untuk mencapai tujuan, komunitas sebagai sumber dan lingkungan
bagi keluarga. Lingkungan merupakan faktor internal dan eksternal yang
mempengaruhi klien (komunitas) mencakup bio-psiko-sosio-kultural dan spiritual.
Konsep kesehatan merupakan kondisi terbebasnya dari penyimpangan dan dari
pemenuhan kebutuhan dasar komunitas, dan kesehatan merupakan kondisi
seimbang yang dinamis sebagai dampak dari keberhasilan dalam mengatasi
stressor. Konsep keperawatan adalah tindakan yang bertujuan untuk menekan
stresor atau meningkatkan kemampuan komunitas mengatasi stressor melalui tiga
level prevensi (primer, sekunder, tersier).
11
tanya jawab antara perawat dengan klien, keluarga klien, atau dengan
masyarakat yang berkaitan dengan masalah kesehatan.
b) Kuesioner
Kuesioner juga sering dikenal sebagai angket. Kuesioner merupakan
sebuah daftar pertanyaan yang harus diisi oleh orang yang akan diukur
(responden). Dengan kuesioner dapat mengetahui keadaan atau data
pribadi seseorang, pengalaman atau pengetahuan dan lain-lain
yang dimilikinya. Kuesioner merupakan instrumen pengumpulan data
atau informasi yang dioperasionalisasikan kedalam bentuk item atau
pertanyaan.
c) Observasi
Melakukan pengamatan dalam keperawatan komunitas meliputi aspek
fisik, psiokologis, perilaku, dan sikap.
d) Windshield survey
Merupakan pendataan menggunakan panca indra tentang wilayah/
demografi masyarakat yang ada diwilayah tempat tinggal meliputi
perumahan, lingkungan, daerah (bangunan: tua, bahan arsitektur,
bersatu, berpisah, dll), lingkungan terbuka (luas, sempit, kualitas,
pribadi, umum, dll), batas (ada batas daerah, jalan, got, kondisi bersih,
kotor), kebiasaan (tempat kumpul; siapa, jam berapa, dll), transportasi
(cara datang dan pergi, situasi jalan, jenis transportasi), pelayanan
kesehatan di masyarakat (puskesmas, pustu, balai pengobatan), tempat
rekreasi (keluarga, anak- anak, umum), tempat ibadah (mesjid, gereja,
wihara), sekolah/ perguruan tinggi/ lembaga kursus/ pelatihan, dll),
organisasi di masyarakat (pokjakes, kepemudaan, dll), politik
(kampanye/ poster).
5) Pengolahan data
Pengolahan data dilakukan dengan cara sebagai berikut:
a) Klasifikasi data/kategorisasi data berdasarkan karakteristik demografi,
karakteristik sosial ekonomi, dan sumber dan pelayanan kesehatan.
b) Perhitungan persentasi cakupan data.
c) Tabulasi data.
d) Interpretasi data.
20
6) Analisa data
Merupakan kemampuan untuk mengaitkan data dan menghubungkan data
dengan kemampuan kognitif yang dimiliki, sehingga dapat diketahui
kesenjangan atau masalah yang dihadapi oleh masyarakat, baik masalah
kesehatan maupun masalah keperawatan. Tujuan analisa data antara lain:
a) Menetapkan kebutuhan masyarakat.
b) Menetapkan kekuatan.
c) Mengidentifikasi pola respon komunitas.
d) Mengidentifikasi kecenderungan penggunaan pelayanan kesehatan.
7) Perumusan masalah kesehatan
Berdasarkan analisa yang diperoleh, maka dapat diketahui masalah
kesehatan yang dihadapi oleh masyarakat yang selanjutnya dapat dilakukan
intervensi. Namun, masalah yang telah dirumuskan tidak mungkin dapat
diatasi sekaligus. Oleh karena itu, perawat komunitas harus membuat
prioritas masalah.
8) Prioritas masalah
Kriteria penentuan prioritas masalah kesehatan masyarakat dan keperawatan
diantaranya adalah perhatian masyarakat, prevalensi kejadian, berat
tingginya masalah, kemungkinan masalah untuk diatasi, tersedianya
suumber daya masyarakat, dan aspek politis. Prioritas masalah juga dapat
ditentukan berdasarkan hierarki kebutuhan menurut Abraham H. Maslow
yaitu keadaan yang mengacam kehidupan, keadaan yang mengancam
kesehatan, dan persepsi masyarakat tentang kesehatan dan keperawatan.
Penyusunan masalah atau diagnosis komunitas harus sesuai dengan prioritas
keperawatan komunitas.
2. Diagnosa keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah penilaian klinis (clinical judgement)
terhadap respon individu atau komunitas terhadap masalah kesehatan terhadap
respon individu, kelompok atau komunitas (NANDA, 2017). Diagnosa
keperawatan komunitas terdiri dari tiga bagian, yaitu gambaran masalah yang
merupakan respon atau kondisi masyarakat, faktor penyebab yang berhubungan
dengan masalah, serta tanda dan gejala yang mendukung (IPKKI, 2017)
menjelaskan terdapat tiga komponen format diagnosa keperawatan komunitas:
21
3. Proses perencanaan
Perencanaan merupakan komponen kunci dalam praktik keperawatan
komunitas, dimana dalam perencanaan terdapat suatu hubungan vital antara
pengkajian dan diagnosa keperawatan disatu sisi serta intervensi dan evaluasi
disisi lain (Mubarak, 2010). Tiga tahap kegiatan dalam proses perencanaan:
a. Menentukan prioritas masalah atau diagnosa keperawatan komunitas
Menurut Effendi (2009), terdapat enam kriteria dalam menentukan
prioritas masalah keperawatan, masing-masing kriteria diberi skor 1-10.
Kriteria tersebut adalah:
1) Kesadaran komunitas terhadap masalah.
2) Motivasi komunitas dalam menyelesaikan masalah atau mengelola masalah
dengan baik.
3) Kemampuan perawat untuk mempengaruhi atau memberikan solusi
penyelesaian masalah.
4) Tersedianya keahlian untuk menyelesaikan masalah kesehatan.
5) Keparahan atau keseriusan masalah yang dihasilkan jika tidak diselesaikan.
6) Kecepatan masalah dapat diselesaikan.
22
untuk berperilaku hidup sehat (IPKKI, 2017). Strategi intervensi lainnya dalam
keperawatan komunitas adalah kegiatan pemberdayaan masyarakat
(empowerment), yaitu suatu kegiatan keperawatan komunitas melalui
keterlibatan masyarakat secara aktif dalam rangka penyelesaian masalah yang
ditemukan di masyarakat. Masyarakat bukanlah sebagai objek melainkan
sebagai subjek dalam rangka menyelesaikan suatu masalah tertentu.
4. Implementasi
Implementasi merupakan bentuk tindakan keperawatan yang dilakukan
berdasarkan intervensi atau rencana yang telah disusun sebelumnya. Dalam
mengimplementasi, seorang perawat sebagai agen perubah harus memperlihatkan
kemampuan berkomunikasi baik secara verbal maupun tulisan, mempunyai gaya
kepemimpinan yang visioner, dan keterampilan mengelola konflik (IPKKI, 2017).
5. Evaluasi
Evaluasi merupakan kumpulan informasi yang sistematik mengenai
aktifitas, karakteristik, dan hasil akhir dari suatu program. Evaluasi
diklasifikasikan menjadi dua macam yaitu evaluasi sumatif dan evaluasi formatif.
Evaluasi formatif adalah evaluasi yang dilaksanakan di tengah-tengah atau pada
saat berlangsungnya proses, sedangkan evaluasi sumatif adalah evaluasi yang
dilaksanakan setelah sekumpulan program dilaksanakan. Adapun kemungkinan
hasil evaluasi, yaitu:
a. Tujuan tercapai jika masyarakat mengikuti semua intervensi yang telah
diberikan.
b. Tujuan tercapai sebagian jika masyarakat melakukan sebagian dari intervensi
yang diberikan.
c. Tujuan tidak tercapai jika masyarakat tidak melakukan intervensi yang telah
diberikan (IPKKI, 2017).
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS
B. Tahap Pengkajian
Tahap pengkajian merupakan teknik pengumpulan data untuk melihat kondisi
wilayah, kesehatan, lingkungan fisik, status sosial ekonomi, fasilitas kesehatan yang
ada di RW 012 Kelurahan Tobekgodang, Kecamatan Tampan. Pengumpulan data
menggunakan beberapa teknik yaitu wawancara dengan Lurah, kader posyandu, ketua
RW, para ketua RT, serta tokoh masyarakat. Teknik selanjutnya yaitu penyebaran
kuesioner melalui online atau offline sesuai keadaan dan kondisi keluarga dan
melakukan observasi langsung ke rumah-rumah warga yang menjadi sampel serta
melakukan windshield survey di wilayah RW 012 Kelurahan Tobekgodang,
Kecamatan Tampan. Tahap pengkajian dilakukan dari tanggal 26 November - 2
Desember 2020. Jumlah KK yang dijadikan sampel yaitu sebanyak 64 KK. Hasil
pengumpulan data masyarakat di RW 012 Kelurahan Tobekgodang, Kecamatan
Tampan didapatkan data-data sebagai berikut:
1. Observasi dan Windshield Survey
a. Batas Wilayah
Toko barang harian di Jl. HR. Kedai makanan ringan di Jl. Rambai
Soebrantas
e. Fasilitas Transportasi : Situasi jalan beraspal dan beberapa jalan masih belum
diaspal, baik masih semen maupun tanah. Jenis alat transportasi tampak digunakan
oleh warga RW 012 diantaranya mobil dan sepeda motor.
Pos Ronda
g. Fasilitas Ibadah : Masjid Nurul Huda, sudah terdapat tempat cuci tangan, spanduk
protokol kesehatan penanganan Covid di lingkungan masjid, namun belum ada
tanda jarak pada shaf sholat untuk jama’ah yang sholat dan masih menyediakan
peralatan sholat untuk umum.
h. Fasilitas Olahraga: Fasilitas olahraga terdapat lapangan volley, dan Zoom Futsal.
b. Tempat cuci tangan: hanya sebagian kecil di depan rumah warga terdapat tempat
cuci tangan dengan air mengalir beserta sabun cuci tangannya. Untuk penyediaan
handsanitizer di rumah tampak belum ada warga memiliki dan menggunakannya
di rumah. Sedangkan sebagian besar belum menyediakan tempat cuci tangan
didepan rumah.
Tempat cuci tangan di depan rumah Tidak memiliki tempat cuci tangan
salah satu warga` di depan rumah
31
c. Selokan dan parit: Kondisi saluran pembuangan air sebagian besar lancar, namun
tampak kotor.
Selokan
menunggu diangkut oleh petugas kebersihan, namun masih ada beberapa titik
tempat penduduk mengolah sampah dengan dibakar dan dibuang sembarangan.
Penanganan sampah dengan dibakar mengakibatkan pencemaran udara.
2. Hasil Kuesioner
a. Data Demografi
1. Usia
Diagram 01 KK
Distribusi frekuensi berdasarkan usia di RW 12 Kelurahan Tobekgodang,
Kecamatan Tampan (n= 64)
USIA
35.00% 32.80%
30.00%
25.00%
25.00%
20.30%
20.00% Column1
14.10%
15.00%
10.00%
4.70%
3.10%
5.00%
0.00%
Remaja Akhir Dewasa AwalDewasa Akhir Lansia Awal Lanisa Akhir Manula
1 1 2 2 3 3 4 4
USIA 5 5 6 6 7 7 8 8 9 9
25.00% 23.10%
20.00% 18.10%
13.40% 13.00%
15.00%
10.90%
10.00% 7.60% 7.10%
5.50%
5.00% 1.30%
0.00%
34
2. Jenis Kelamin
Diagram 03 KK
Distribusi frekuensi berdasarkan jenis kelamin di RW 12 Kelurahan
Tobekgodang, Kecamatan Tampan (n= 64)
JENIS KELAMIN
80%
70%
60%
50% 80%
40%
30%
20% 20%
10%
0%
Laki-laki Perempuan
Diagram 04 Populasi
35
51%
51%
50% 51%
50%
49% 49%
49%
48%
Laki-laki Perempuan
3. Tingkat Pendidikan
Diagram 05 KK
Distribusi frekuensi berdasarkan tingkat pendidikan di RW 12 Kelurahan
Tobekgodang, Kecamatan Tampan (n= 64)
TINGKAT PENDIDIKAN
70.00% 60.90%
60.00%
50.00%
40.00%
30.00%
12.50% 12.50%
20.00% 6.30% 6.30%
10.00% 1.50%
0.00%
TINGKAT PENDIDIKAN
43%
45.00%
40.00%
35.00%
30.00%
25.00% 16% 17%
20.00% 13%
15.00% 6%
10.00% 5%
5.00%
0.00%
ya
D
SD
S1
SM
SM
S
n
at
in
m
La
Ta
ak
id
/T
lah
ko
Se
ak
Tid
4. Pekerjaan
Diagram 07 KK
Distribusi frekuensi berdasarkan pekerjaan di RW 12 Kelurahan Tobekgodang,
Kecamatan Tampan (n= 64)
PEKERJAAN
40.60%
12.50%
7.80% 9.40% 7.80%
6.30% 6.30% 4.70% 3.10% 1.50%
17.20% 18.10%
5. Agama
Diagram 09
Distribusi frekuensi berdasarkan agama di RW 12 Kelurahan Tobekgodang,
Kecamatan Tampan (n= 64)
AGAMA
100%
90%
80%
70%
98%
60%
50%
40%
30%
20% 2%
10%
0%
Islam Protestan
6. Keluhan Kesehatan
Diagram 10
Distribusi frekuensi berdasarkan keluhan kesehatan di RW 12 Kelurahan Tobekgodang,
Kecamatan Tampan (n= 64)
KELUHAN KESEHATAN
80.00%
70.00%
60.00%
Tidak Ada
50.00%
70.30%
40.00%
30.00%
29.70%
20.00%
10.00%
0.00%
Tidak Ada Ada
7. Riwayat Penyakit
Diagram 11
Distribusi frekuensi berdasarkan riwayat penyakit di RW 12 Kelurahan
Tobekgodang, Kecamatan Tampan (n= 64)
RIWAYAT PENYAKIT
70.00% 64.10%
60.00%
50.00%
40.00%
30.00%
15.60% 14.10%
20.00%
10.00% 4.70%
1.50%
0.00%
Tidak Memiliki Hipertensi DM Penyakit Paru Lainnya
40
b. Aspek Pengetahuan
Diagram 12
Distribusi frekuensi berdasarkan aspek pengetahuan keluarga tentang Covid-19 di
RW 12 Kelurahan Tobekgodang, Kecamatan Tampan (n= 64)
PENGETAHUAN
90.00%
80.00%
70.00%
60.00%
50.00% 82.80%
40.00%
30.00% 14.10%
20.00%
3.10%
10.00%
0.00%
Baik Cukup Kurang
c. Aspek Sikap
Diagram 13
Distribusi frekuensi berdasarkan aspek sikap keluarga tentang upaya pencegahan
dan penanggulangan Covid-19 di RW 12 Kelurahan Tobekgodang, Kecamatan
Tampan (n= 64)
SIKAP
100.00%
90.00%
80.00%
70.00%
60.00% 96.90%
50.00%
40.00%
30.00%
20.00% 3.10%
10.00%
0.00%
Positif Negatif
d. Aspek Perilaku
Diagram 14
Distribusi frekuensi berdasarkan aspek perilaku keluarga tentang upaya pencegahan
dan penanggulangan Covid-19 di RW 12 Kelurahan Tobekgodang, Kecamatan
Tampan (n= 64)
PERILAKU
80.00%
70.00%
60.00%
50.00%
70.30%
40.00%
30.00%
29.70%
20.00%
10.00%
0.00%
Baik Kurang Baik
Pertanyaan 001, Memakai masker ketika berada di luar rumah atau di fasilitas
umum.
Diagram 15
Distribusi frekuensi perilaku penggunaan masker oleh keluarga (n=64)
Memakai masker ketika berada di luar rumah
atau di fasilitas umum
Jarang Sering Selalu
5%
16%
80%
Pertanyaan 002, Menerapkan prinsip jaga jarak (social distancing) saat berada
dikeramaian.
Diagram 16
Distribusi frekuensi perilaku menjaga jarak oleh keluarga (n=64)
17%
19%
63%
Pertanyaan 003, Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir atau handsanitizer.
45
Diagram 17
Distribusi frekuensi perilaku mencuci tangan oleh keluarga (n=64)
Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir
atau handsanitizer
Jarang Sering Selalu
8%
22%
70%
Diagram 18
Distribusi frekuensi perilaku meminum jamu/ makan buah dan sayur/ suplemen oleh
keluarga (n=64)
3%
16%
55%
27%
Diagram 19
Distribusi frekuensi perilaku melakukan olahraga ringan secara teratur dalam rumah
oleh keluarga (n=64)
6%
31%
36%
27%
Pertanyaan 006, Tidak langsung kontak fisik dengan keluarga setelah beraktivitas di
48
luar rumah.
Diagram 20
Distribusi frekuensi perilaku tidak langsung kontak fisik dengan keluarga setelah
beraktivitas di luar rumah oleh keluarga (n=64)
Tidak langsung kontak fisik dengan keluarga
setelah beraktivitas di luar rumah
Tidak Pernah Jarang Sering Selalu
6%
17%
48%
28%
Pertanyaan 007, Langsung mandi dan mengganti baju setelah beraktivitas di luar
49
rumah.
Diagram 21
Distribusi frekuensi perilaku langsung mandi dan mengganti baju setelah beraktivitas
di luar rumah oleh keluarga (n=64)
6%
19%
56%
19%
9%
36%
31%
23%
Pertanyaan 009, Berjemur di bawah sinar matahari pagi antara jam 07.00 – 10.15.
51
Diagram 23
Distribusi frekuensi perilaku berjemur di bawah sinar matahari pagi antara jam
07.00 – 10.15 oleh keluarga (n=64)
11%
16%
33% 41%
8%
16%
41%
36%
tempat umum.
Diagram 25
Distribusi frekuensi perilaku menggunakan perlengkapan ibadah pribadi saat akan
beribadah di tempat umum oleh keluarga (n=64)
17%
73%
Diagram 26
Distribusi frekuensi perilaku melaksanakan ibadah di dalam rumah apabila kondisi
kesehatan sedang tidak baik di masa pandemi oleh keluarga (n=64)
3%
22%
75%
rumah.
Diagram 27
Distribusi frekuensi perilaku menggunakan peralatan makan pribadi apabila makan
di luar rumah oleh keluarga (n=64)
23%
30%
13%
34%
Pertanyaan 014, Akan isolasi mandiri apabila terdapat gejala demam dan batuk yang
56
memberat atau setelah kontak dengan orang yang terkonfirmasi positif COVID-19.
Diagram 28
Distribusi frekuensi perilaku akan isolasi mandiri apabila terdapat gejala demam
dan batuk yang memberat atau setelah kontak dengan orang yang terkonfirmasi
positif Covid-19 oleh keluarga (n=64)
Isolasi mandiri apabila terdapat gejala atau setelah kontak dengan orang
yang terkonfirmasi positif COVID-19
Tidak Pernah Jarang Sering Selalu
16%
6%
53%
25%
Pertanyaan 015, Akan mengingatkan atau mengajak orang sekitar untuk mematuhi
57
protokol kesehatan.
Diagram 29
Distribusi frekuensi perilaku akan mengingatkan atau mengajak orang sekitar untuk
mematuhi protokol kesehatan oleh keluarga (n=64)
Mengingatkan atau mengajak orang sekitar untuk mematuhi protokol
kesehatan
Tidak Pernah Jarang Sering Selalu
8%
19%
45%
28%
Pertanyaan 016, Tetap meminum obat teratur dalam masa pandemi bagi yang
58
33%
44%
13%
11%
e. Aspek Lingkungan
59
Pertanyaan 001, Tersedia tempat cuci tangan lengkap dengan sabun cuci tangan di
luar rumah
Diagram 31
Distribusi frekuensi ketersediaan tempat cuci tangan lengkap dengan sabun cuci tangan
di luar rumah (n=64)
28%
72%
Pertanyaan 002, Terdapat ventilasi/jendela terbuka dengan sirkulasi udara yang baik.
Diagram 32
Distribusi frekuensi ketersediaan ventilasi/jendela terbuka dengan sirkulasi udara
yang baik (n=64)
Terdapat ventilasi/jendela terbuka dengan
sirkulasi udara yang baik
Tidak Ada Ada
5%
95%
98%
98%
Pertanyaan 005, Ketersediaan air mengalir dan sabun untuk mencuci tangan atau
handsanitizer.
Diagram 35
Distribusi frekuensi ketersediaan air mengalir dan sabun untuk mencuci tangan atau
handsanitizer (n=64)
98%
47%
53%
rumah.
Diagram 37
Distribusi frekuensi tidak memperbolehkan tamu/anggota keluarga merokok di dalam
rumah (n=64)
39%
61%
3. Hasil Wawancara
a. Ketua RW 012
Berdasarkan hasil wawancara dengan ketua Rukun Warga 012
mengatakan terdapat organisasi masyarakat, yaitu organisasi pemuda, siskamling,
majelis taklim, wirid, tetapi selama masa pandemi Covid-19 tidak dilakukan
kegiatan berkumpul dengan banyak orang. Wilayah RW 012 tidak terdapat kasus
positif Covid-19, dan Ketua RW 12 menyatakan bahwa apabila terdapat warganya
yang mengalami masalah kesehatan, umumnya akan langsung datang ke petugas
kesehatan di Puskesmas. Hasil wawancara dengan Ketua RW didapatkan hasil
bahwa sudah terbentuk RW siaga dan Satgas Covid-19, tetapi belum ada pelatihan
yang diberikan kepada anggota Satgas Covid-19 sehingga apabila dijumpai kasus
suspect pada masyarakat, Satgas covid-19 tidak mengetahui tindakan apa yang
akan dilakukan. Satgas Covid-19 yang telah terbentuk belum ada diresmikan oleh
pihak kelurahan. Dalam pemberian informasi biasanya dilakukan melalui grub
WA, dalam grub tersebut memiliki anggota sekitar 180 orang yang merupakan
gabungan dari 4 RT.
b. Ketua RT
Berdasarkan hasil wawancara dengan Ketua RT 03 menyatakan bahwa di
wilayar RT 03 terdapat organisasi masyarakat. Antusiasme warga dalam mengikuti
kegiatan terbilang cukup baik, warga tidak memiliki kebiasaan tertentu terkait
budaya dan kesehatan. Perkumpulan kegiatan masyarakat selama masa pandemi
sudah tidak ada. Ketua RT 03 juga menyatakan bahwa warga sudah jarang
menggunakan masker apabila berada diluar rumah, kecuali saat bepergian jauh,
anak anak juga sering bermain saat sore hari namun tidak terlihat menggunakan
masker. Hasil wawancara dengan Ketua RT 04 didapatkan hasil warga turut aktif
dalam kegiatan, namun apabila dilakukan pengumpulan data secara online
kemungkinan besar masyarakat kurang memahami, namun apabila dilakukan
secara langsung masyarakat turut serta aktif. Ketua RT 4 juga menyatakan bahwa
pendemi Covid-19 ini sangat merugikan banyak masyarakat, dengan keterbatasan
aktivitas, kegiatan sekolah dan kuliah, banyak masyarakat juga kehilangan
pekerjaan akibat pandemi Covid-19.
Hasil wawancara dengan Ketua RT 01 didapatkan hasil bahwa pada masa
pandemi terdapat himbauan dari Polsek Tampan untuk menjaga kesehatan serta
mematuhi protokol kesehatan, tempat fasilitas umum jarang ditemukan tempat
67
mencuci tangan, dan terkait penyebaran informasi biasanya dilakukan dalan grub
WA RW 012. Kegiatan berkumpul serta berkerumun sudah jarang terlihat di
kawasan RT 01. Hasil wawancara dengan Ketua RT 02 didapatkan hasil serupa
bahwa tempat umum seperti KUA yang berada pada wilayah RT 02 tidak terdapat
tempat mencuci tangan
c. Kader Posyandu
Berdasarkan hasil wawancara dengan kader posyandu RW 012 kegiatan
yang dilakukan di Posyandu adalah Posyandu bayi/balita. Posyandu yang ada di
RW 12 merupakan gabungan dari 4 RW, yaitu RW 11, RW 12, RW 13 dan RW
14. Antusiasme masyarakat cukup tinggi, hasil wawancara mendapatkan hasil
bahwa masyarakat di RW 12 rutin melakukan pemeriksaan bayi dan balita di
posyandu. Pada saat awal pandemi, Posyandu sempat ditutup dan warga setempat
membawa bayi balita untuk mendapatkan vitamin biasanya ke bidan terdekat. Saat
ini, kegiatan Posyandu selama masa pandemi masih tetap dilakukan, seperti
pemberian vitamin serta penimbangan berat badan. Pembagian vitamin saat masa
pandemi, kader datang ke Puskesmas untuk mendapatkan vitamin dan membagikan
ke rumah-rumah warga, namun masyarakat cenderung takut atau cemas saat kader
datang kerumah. Kader Posyandu telah memberitahukan ke masyarakat RW 012
apabila kegiatan di Posyandu tidak berjalan, warga dapat mendatangi Puskemsmas
agar pemberian vaksin tidak terlambat.
68
ANALISA DATA
Kriteria hasil
1-3 = Rendah
4-6 = Sedang
7-10 = Tinggi
72
Diagnosa Rencana Kegiatan Strategi Penanggung Penanggung Jawab Waktu Tempat Sumber
Keperawatan Jawab RW Mahasiswa Dana
1. Perilaku Pemasangan banner Pendidikan Bapak Hendra a. Khansa Rizki Rencana: RW 12 Mahasiswa
kesehatan Covid-19 kesehatan/ promosi Syukrina 12
cenderung kesehatan b. Putri Ayu Desember
beresiko Suryawan Realisasi:
berhubungan c. Akheri 19
dengan self Ramadhanti Desember
Penyuluhan Covid-19 Pendidikan, a. Aska Rahim Rencana: RW 12 Mahasiswi
efficacy yang
promosi kesehatan b. Giatri rahma sari 22
rendah
c. Endah Rizki Desember
khususnya
ayunita Realisasi:
penyakit
22
Covid-19 pada
Desember
73
masyarakat di Pelatihan satgas a. Pendidikan Ibu Siti a. Mashita Dewi Rencana: RW 12 Mahasiswa
RW 012 Covid-19 kesehatan Fatimah b. Abdul Khoiruddin 16
Kelurahan b. Proses c. Dhea Putri Desember
Tobekgodang kelompok Primadana Arum Realisasi:
Kecamatan c. Partnership 16
Tampan Desember
Bekerjasama dengan a. Promosi Ibu Ila Majid a. Inka Selvia Rencana: RW 12 Donatur
BNPB BKKBN Kota kesehatan b. Furti Okliantoni 23
Pekanbaru untuk b. Empowerment Pratiwi Desember
melakukan pembagian c. Partnership Realisasi:
masker secara gratis 22
kepada masyarakat Desember
bersama dengan
kelompok pemuda
Olahraga rutin untuk a. Empowerment Ibu Siti a. Fitri Amelia Rencana: RW 12 Mahasiswa
meningkatkan b. Partnership Fatimah b. Clarissa Stefany 19
imunitas masyarakat c. Sistem c. Dian permata Desember
selama masa pandemi Rujukan ningtyas Realisasi:
Covid-19 19
Desember
BAB IV
PEMBAHASAN
Pada bab 4 ini akan dibahas mengenai analisa masing-masing tahapan yang telah
dilakukan pada praktik profesi keperawatan komunitas di wilayah RW 012 Kelurahan
Tobekgodang Kecamatan Tampan. Praktik asuhan keperawatan komunitas dilaksanakan
selama 6 minggu yaitu dimulai 23 November 2020 – 2 Januari 2021. Kegiatan yang
dilakukan oleh Ners Muda dibuat berdasarkan planning of action (POA) yang telah disusun
bersama warga RW 012 Kelurahan Tobekgodang Kecamatan Tampan pada saat loka karya
mini masyarakat 1 (LKMM 1).
A. Tahap Persiapan
Pelaksanaan kegiatan praktik profesi keperawatan komunitas merupakan kegiatan
yang berorientasi pada masyarakat. Tahap persiapan yang dilakukan adalah persiapan
lokasi tempat praktik profesi keperawatan komunitas. Persiapan selanjutnya adalah
penyusunan kuesioner yang akan dibagikan kepada masyarakat RW 012, windshield
survey, format wawancara kepada ketua RT, RW, kader posyandu, dan pihak Kelurahan
Tobekgodang Kecamatan Tampan.
Faktor pendukung dalam tahap persiapan kegiatan praktik profesi keperawatan
komunitas ini adalah adanya kerjasama yang baik antara mahasiswa dengan pihak
kelurahan sehingga memudahkan mahasiswa untuk bergabung dan bersosialisasi dengan
warga RW 012 di dalam WA Grup. Dukungan dan bimbingan dari koordinator praktik
profesi keperawatan komunitas, lokasi yang mudah diakses dengan kendaraan roda dua
maupun roda empat dan kerjasama yang baik antara lintas sektor juga merupakan faktor
pendukung dalam proses persiapan ini. Faktor penghambat yang terdapat di RW 012
adalah jam kerja masyarakat yang bervariasi sehingga membutuhkan waktu yang lama
bagi mahasiswa untuk mengumpulkan data dan melakukan survey di rumah warga, serta
kurangnya partisipasi masyarakat.
Adapun rencana tindak lanjut yang dapat dilakukan pada tahap ini adalah diharapkan
setiap RT di RW 012 dapat mensosialisasikan kedatangan mahasiswa profesi
keperawatan kepada masyarakat, sehingga mempermudah sosialisasi mahasiswa kepada
warga RW 012.
75
B. Tahap Pengkajian
Tahap pengkajian merupakan proses pengumpulan data secara sistematis untuk
dianalisis serta didapatkan permasalahan kesehatan (Efendi, 2009). Pada tahap
pengkajian, perawat komunitas melakukan identifikasi masalah mengenai kebutuhan
masyarakat. Proses tahapan pengkajian tersebut melibatkan masyarakat secara aktif agar
permasalahan tersebut benar-benar berasal dari masyarakat itu sendiri. Permasalahan
yang ditemukan akan dirumuskan bersama, peran perawat komunitas adalah
memfasilitasi masyarakat dalam menyusun prioritas masalah yang akan ditindaklanjuti
(IPKKI, 2017).
Tahap pengkajian yang dilakukan yaitu penyebaran kuesioner, observasi, windshield
survey, dan wawancara yang difokuskan kepada upaya masyarakat dalam pencegahan
dan penanggulangan Covid-19. Tahap pengumpulan data dilakukan pada 30 November
s/d 5 Desember. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penyebaran kuesioner
adalah dengan sistem online (google form) dan sistem offline (door to door/ rumah ke
rumah) dengan jumlah sampel 64 KK yang terdiri dari 238 orang.
Wawancara dilakukan kepada ketua RW 012, ketua RT 01-04, dan kader posyandu.
Hal ini dilakukan untuk mengetahui kondisi lingkungan RW 012 serta permasalahan
kesehatan yang dihadapi, sekaligus mengetahui bagaimana upaya masyarakat dalam
pencegahan dan penanggulangan Covid-19. Pengkajian windshield survey merupakan
pengkajian penggunaan panca indera, antara lain fasilitas pendidikan, fasilitas kesehatan,
serta kondisi lingkungan yang ada di RW 012 yang berfokus dalam hal upaya
pencegahan dan penanggulangan Covid-19.
Data yang telah dikumpulkan pada pengkajian keperawatan komunitas, dilakukan
pengolahan data yang terdiri dari beberapa tahap yaitu: kategorisasi, ringkasan,
perbandingan, dan kesimpulan (IPPKI, 2017). Tahap selanjutnya dari data yang telah
dikumpulkan dan diolah adalah membuat kesimpulan secara logis yang kemudian
menjadi sebuah diagnosa keperawatan komunitas.
Faktor pendukung dalam tahap pengkajian ini adalah masyarakat aktif dan
mendukung kegiatan yang dilakukan oleh Ners Muda, ketua RW dan ketua RT turut
serta membantu tahap pengkajian baik secara online (google form) maupun secara offline
(door to door) sehingga mempermudah pengumpulan data. Faktor penghambat tahap
pengkajian adalah jadwal bekerja masyarakat yang bervariasi sehingga pengkajian sulit
dilakukan dengan jadwal istirahat.
Adapun rencana tindak lanjut yang dapat dilakukan pada tahap ini adalah:
76
1. Pihak kelurahan dapat ikut serta dan mendukung setiap kegiatan yang dilakukan
oleh Ners Muda.
2. Pihak RW, RT, dan kader posyandu dapat memotivasi kesadaran masyarakat bahwa
permasalahan yang ditemukan di masyarakat merupakan masalah bersama dan harus
diatasi bersama serta kerjsama dari semua pihak
C. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah penilaian klinis (clinical judgement) terhadap respon
individu atau komunitas terhadap masalah kesehatan (NANDA, 2017). Diagnosa
keperawatan terdiri dari 3 jenis yaitu: aktual, resiko, dan kesejahteraan. Diagnosa
keperawatan aktual yaitu masalah yang dirasakan, diagnosa keperawatan resiko yaitu
masalah belum terjadi namun jika dibiarkan akan menjadi masalah, dan diagnosa
keperawatan sejahtera yaitu mengacu pada peningkatan kesehatan.
Diagnosa keperawatan yang ditemukan di RW 012 Kelurahan Tobekgodang
Kecamatan Tampan dapat dirumuskan dengan diagnosa keperawatan sebagai berikut:
1. Perilaku kesehatan cenderung beresiko berhubungan dengan self efficacy yang
rendah khususnya penyakit Covid-19 pada masyarakat di RW 012 Kelurahan
Tobekgodang Kecamatan Tampan.
2. Pemeliharaan kesehatan tidak efektif berhubungan dengan ketidakmampuan
menerapkan upaya pencegahan Covid-19 pada masyarakat di RW 012 Kelurahan
Tobekgodang Kecamatan Tampan.
Faktor pendukung dalam merumuskan diagnosa keperawatan adalah warga RW 012
antusias dalam menentukan permasalahan yang terjadi di RW 012, aktif dalam
memberikan masukan serta saran. Faktor penghambat yang terjadi yaitu saat
penyampaian permasalahan yang terjadi di wilayah RW 012 dilakukan pada malam hari,
sehingga ada sebagian masyarakat tidak hadir serta kesulitan mengakses google meet
dikarenakan jaringan dan kurang pengetahuan untuk mengaksesnya. Oleh karena itu,
penyampaian materi masalah kesehatan tidak dapat tersalurkan sepenuhnya kepada
masyarakat.
Adapun rencana tindak lanjut yang dapat dilakukan pada tahap ini adalah:
1. Kegiatan dapat dilanjutkan oleh warga RW 012 Kelurahan Tobekgodang untuk
mengatasi permasalahan yang terjadi secara mandiri.
77
D. Tahap Intervensi
Penyusunan intervensi keperawatan dilakukan sesuai diagnosa keperawatan yang
telah ditegakkan. Adapun acuan dalam penyusunan dalam intervensi keperawatan,
penulis menggunakan referensi SDKI yang disesuaikan dengan keadaan masalah
kesehatan yang ada di RW 012. Strategi intervensi keperawatan komunitas adalah
promosi kesehatan, proses kelompok, pemberdayaan (empowerment), kemitraan
(partnership) dan keperawatan profesional (IPKK, 2017).
Adapun intervensi yang dapat dilakukan dari diagnosa keperawatan prioritas adalah:
1. Perilaku kesehatan cenderung beresiko berhubungan dengan self efficacy yang
rendah khususnya penyakit Covid-19 pada masyarakat di RW 012 Kelurahan
Tobekgodang Kecamatan Tampan.
a. Pemasangan banner Covid-19.
b. Penyuluhan Covid-19.
c. Pelatihan satgas Covid-19.
d. Bekerjasama dengan BNPB BKKBN Kota Pekanbaru untuk melakukan
pembagian masker secara gratis kepada masyarakat bersama dengan kelompok
pemuda.
e. Olahraga rutin untuk meningkatkan imunitas masyarakat selama masa pandemi
Covid-19.
E. Tahap Implementasi
Implementasi merupakan tahap kegiatan setelah perencanaan. Fokus pada tahap
implementasi adalah bagaimana mencapai sasaran dari tujuan yang telah ditetapkan
sebelumnya. Perawat fokus pada program kesehatan masyarakat yang telah ditetapkan di
perencanaan. Menurut IPPKI (2017), strategi yang digunakan adalah proses kelompok,
promosi kesehatan, kemitraan, pemberdayaan, dan keperawatan profesional. Kegiatan
dilaksanakan dari tanggal 12 Desember s/d 23 Desember.
Faktor pendukung, penghambat, dan rencana tindak lanjut tahap implementasi yaitu:
Diagnosa Keperawatan : Perilaku kesehatan cenderung beresiko berhubungan
dengan self efficacy yang rendah khususnya penyakit Covid-19 pada masyarakat di
78
Dan juga sinyal yang menjadi hambatan dalam kegiatan pelatihan satgas ini
sehingga ada anggota yang keluar-masuk dalam Googlemeet tersebut.
3) Rencana Tindak Lanjut
Rencana tindak lanjut yang dapat dilakukan diharapkan anggota satgas covid-19
dapat saling bekerja sama dengan RW Siaga sehat bertuah khususnya pokja
kegawatdaruratan dan juga dengan pihak kelurahan Tobekgodang dan
Puskesmas Rawat Inap Sidomulyo kota Pekanbaru untuk bersama mengatasi
perilaku kurangnya kesadaran masyarakat menerapkan protokol kesehatan
dalam kegiatan sehari-hari.
4. Bekerjasama dengan BNPB BKKBN Kota Pekanbaru untuk melakukan
pembagian masker secara gratis kepada masyarakat bersama dengan
kelompok pemuda
Acara dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 22 Desember 2020 di Jl. RW 012
Kelurahan Tobekgodang Kecamatan Tampan Pekanbaru pukul 16.00-17.00 WIB.
Peserta yang hadir sebanyak. Kegiatan ini dilakukan karena berdasarkan hasil
pengkajian yang diperoleh mahasiswa dari penyebaran angket, winshield survey,
dan hasil wawancara yang dilaksanakan pada tanggal 23 November-2 Desember
2020 di RW 012 Kelurahan Tobekgodang Kecamatan Tampan terakit upaya
pencegahan dan penanggulangan Covid-19 diperoleh data bahwa sebagian besar
keluarga memiliki tingkat perilaku yang kurang baik terkait upaya pencegahan dan
penggulangan Covid-19 yaitu sebesar 70,30% keluarga. Untuk perilaku pemakaian
masker ketika berada diluar rumah atau di fasilitas umum didapatkan data sebanyak
3 keluarga (5%) jarang memakai masker. Sedangkan untuk data ketersediaan masker
ditemukan 1 keluarga (2%) yang tidak tersedia masker di rumahnya. Salah satu RT
di RW 012 Kelurahan Tobekgodang pada saat diwawancarai mengatakan bahwa
warga sudah jarang menggunakan masker apabila berada diluar rumah, kecuali saat
bepergian jauh, anak anak juga sering bermain saat sore hari namun tidak terlihat
menggunakan masker. Pemeriksaan winshield survey juga didapatkan bahwa
terdapat banyak warga yang masih tidak menggunakan masker saat berada diluar
rumah.
Pada kegiatan ini yang menjadi ketua adalah Furti Okliantoni Pratiwi, S.Kep.
Berdasarkan hasil kegiatan ini proses pembagian masker berjalan dengan lancar dan
masyarakat merasa senang ketika diberikan masker secara gratis, akan tetapi ada
beberapa masyarakat yang menolak diberikan masker dengan alasan tidak suka
81
memakai masker.
1) Faktor Pendukung
Faktor pendukung pada kegiatan ini yaitu antusias dari pemuda yang mau di
ajak bekerjasama dengan ners muda serta pihak BNPB BKKBN Kota
Pekanbaru yang sudah mensponsori kegiatan pembagian masker ini.
2) Faktor Penghambat
Faktor penghambat pada kegiatan ini yaitu, ada beberapa warga yang menolak
diberikan masker dengan alasan warga tersebut tidak suka memakai masker dan
merasa sesak ketika menggunakan masker, ners muda sudah mencoba
memberikan edukasi kepada warga tersebut tetapi warga tersebut tetap tidak
mau menerima masker yang diberikan.
3) Rencana Tindak Lanjut
Rencana tindak lanjut yang akan dilakukan setelah dilaksanakannya pembagian
masker ini adalah Ners Muda berharap masyrakat mampu meningkatkan
kesadarannya akan pentingnya penggunaan masker di masa pandemi ini untuk
mencegah dan menanggulanggi penularan Covid-19. Penerapan hukuman/
sanksi bagi yang tidak menggunakan masker juga dapat dijadikan pertimbangan
bagi pihak yang berwajib agar masyarakat mau mengubah perilakunya,
sehingga penularan Covid-19 dapat dicegah dan ditanggulangi bersama-sama.
5. Olahraga rutin untuk meningkatkan imunitas masyarakat selama masa
pandemi Covid-19
Acara senam untuk meningkatkan imunitas masyarakat selama masa pandemi
dilakukan pada hari Sabtu tanggal 19 Desember 2020 bertempat di lapangan voli RT
4 RW 012, Gang Bersama, Kelurahan Tobekgodang pukul 08.00-09.30 yang
dilanjutkan dengan kegiatan pembagian snack roti dan air mineral. Peserta yang
hadir sebanyak 15 orang.
1) Faktor Pendukung
a. Warga RW 012 Kelurahan Tobekgodang tampak antusias dan turut serta
berpartisipasi dalam kegiatan senam dari awal hingga akhir
b. Terjalinnya kerjasama yang baik antara warga dan Ners Muda, terlihat dari
kontribusi masyarakat saat membantu mengumpulkan warga.
82
2) Faktor Penghambat
Beberapa warga terlambat datang sehingga acara yang pada awalnya
dijadwalkan pukul 07.00 menjadi pukul 08.00, persiapan alat juga menjadi
kendala dalam kegiatan, namun dapat teratasi.
3) Rencana Tindak Lanjut
Warga RW 012 dapat melanjutkan kegiatan senam ini yang dapat dilakukan
secara rutin setiap minggu
83
2. Kegiatan UKS
Acara dilaksanakan pada hari Kamis, 10 Desember 2020 pukul 16.00 WIB dan
berakhir pada pukul 17.00 WIB di di aula MDTa Nurul Huda kelurahan Tobekgodang
Kecamatan Tampan Pekanbaru. Jumlah peserta yang hadir sebanyak 5 orang Ners
Muda dan 43 orang masyarakat. Ners muda berperan sesuai dengan tugasnya masing-
masing, yaitu: pemateri, MC, seksi perlengkapan, seksi humas, seksi konsumsi dan
observer serta dokumentasi.
1) Faktor Pendukung
Faktor pendukung kegiatan ini yaitu temapt kegiatan yang dilaksanakan di
MDTA Nurul Huda yang memiliki tempat memadai untuk dilakukan kegiatan
serta antusias peserta dalam kegiatan.
2) Faktor Penghambat
84
3. Kegiatan UKK
Acara penyuluhan protokol kesehatan pada pekerja KUA dilaksanakan pada hari
Senin, 21 Desember 2020 secara online melalui grup WA pada pukul 13.00-14.20
WIB. Peserta yang mengikuti kegiatan penyuluhan secara online di grup WA
sebanyak 7 orang. Kegiatan dilakukan penyuluhan tersebut dikarenakan masih
rendahnya kesadaran para pekerja dalam menerapkan protokol kesehatan saat bekerja
dimusim pandemi Covid-19. Pada kegiatan ini yang menjadi pemateri adalah Abdul
Khoiruddin, S. Kep. Berdasarkan hasil penyuluhan ini 80% para pekerja KUA paham
akan protokol kesehatan, akan tetapi tidak dilakukan penerapan protokol kesehatan
saat bekerja.
1) Faktor Pendukung
a. Adanya respon positif dari pekerja KUA untuk dilakukan penyuluhan tentang
protokol kesehatan pada pekerja saat pandemi.
b. Dorongan dari RW dan RT setempat untuk dilakukan penyuluhan serta
pemasangan banner, poster, dan tempat cuci tangan.
2) Faktor Penghambat
Adapun faktor penghambat dalam kegiatan ini adalah antusias dan sibuknya para
pekerja saat mengikuti kegiatan penyuluhan protokol kesehatan.
3) Rencana Tindak Lanjut
Rencana tindak lanjut yang dapat dilakukan pada pekerja khususnya di KUA,
diharapkan para pekerja dapat mengikuti protokol kesehatan dan menerapkan di
tempat kerja.
4. Kegiatan Posyandu
Tema kegiatan posyandu adalah penyegaran sistem lima meja posyandu dengan
protokol kesehatan. Acara dilaksanakan pada hari Senin, 21 Desember 2020 di Aula
MDTA Nurul Huda RW 012 Kelurahan Tobekgodang Kecamatan Tampan Pekanbaru
85
pukul 14.00-15.30 WIB. Peserta yang hadir sebanyak 5 orang. Kegiatan ini dilakukan
dalam rangka melatih kader posyandu untuk mempersiapkan kader melaksanakan
posyandu sesuai dengan protokol kesehatan karena posyandu sempat terhenti sejak
Februari 2020 lalu.
1) Faktor Pendukung
a. Keaktifan kader untuk mengikuti pelatihan dari awal hingga akhir acara.
b. Adanya respon positif dari para kader.
2) Faktor Penghambat
Faktor penghambat dalam acara ini yaitu keterlambatan kehadiran undangan
sehingga terjadi pengunduran waktu pelaksanaan.
3) Rencana Tindak Lanjut
Rencana tindak lanjut yang dapat dilakukan diharapkan kader posyandu dapat
melaksanakan posyandu dengan menerapkan protokol kesehatan demi
mempersiapkan kegiatan posyandu dimasa pandemi.
A. Kesimpulan
d. Kerjasama yang baik antara lintas sektor, yaitu pihak kelurahan dan pihak BNPB
BKKBN Kota Pekanbaru.
e. Beberapa masyarakat berpartisipasi, aktif memberikan sarn, dan mendukung
kegiatan yang dilakukan oleh Ners Muda.
f. Ketua RW 012, Ketua RT 001-004, kader posyandu, dan tokoh masyarakat lainnya
turut membantu Ners Muda dalam melakukan kegiatan praktik keperawatan
komunitas.
g. Telah tersedianya forum komunikasi online masyarakat RW 012 berupa WhatsApp
Group yang mempermudah Ners Muda untuk menyampaikan informasi kepada
masyarakat secara online.
h. Adanya aula yang dapat dijadikan tempat berkumpul untuk melakukan kegiatan
secara offline di RW 012.
2. Faktor Penghambat
a. Kegiatan yang dilaksanakan banyak tetapi dana yang tersedia terbatas.
b. Masih ada warga yang belum menguasai IT (Information and Technology)
khususnya dalam penggunaan google form untuk pengisian kuesioner berbasis
online ataupun mengikuti kegiatan daring lainnya.
c. Tidak adanya kerjasama dengan pihak swasta dalam hal bantuan akomodasi/
pendanaan kegiatan.
d. Jam kerja masyarakat yang bervariasi sehingga Ners Muda sedikit sulit untuk
bersosialisasi dengan masyarakat RW 012.
e. Kurangnya partisipasi masyarakat dalam mengikuti kegiatan yang diberikan oleh
Ners Muda.
f. Kurangnya respon masyarakat di WhatsApp Group RW 012 yang merupakan
sarana forum komunikasi online dengan masyarakat RW 012
3. Rencana Tindak Lanjut
a. Pihak kelurahan dapat ikut serta dan mendukung setiap kegiatan yang dilakukan
oleh Ners Muda.
b. Setiap RT di RW 012 dapat mensosialisasikan kedatangan Ners Muda kepada
masyarakat, sehingga mempermudah sosialisasi Ners Muda kepada masyarakat RW
012.
89
c. Pihak RW, RT, dan kader posyandu dapat memotivasi kesadaran masyarakat bahwa
permasalahan yang ditemukan dimasyarakat merupakan masalah bersama dan harus
diatasi bersama serta kerjsama dari semua pihak.
d. Kegiatan dapat dilanjutkan oleh warga RW 012 Kelurahan Tobekgodang untuk
mengatasi permasalahan yang terjadi secara mandiri.
e. Pihak Satgas Covid-19 diharapkan bisa menjalankan fungsinya secara optimal
dalam mencegah dan menanggulangi Covid-19 di masa pandemi ini.
f. Masyarakat dapat mengaplikasi cuci tangan, menjaga jarak, dan menggunakan
masker dengan baik dalam kehidupan sehari-hari sehingga dapat mencegah
penularan Covid-19.
g. Diharapkan seluruh warga RW 12 dapat mampu menumbuhkan kesadaran diri
masing-masing serta dapat menerapkan semua protokol kesehatan dengan baik dan
benar dalam mencegah penularan Covid-19 baik pada saat atau tanpa adanya Ners
Muda.
Semua rencana keperawatan yang telah disusun oleh Ners Muda bersama masyarakat
RW 012 telah dapat dilaksanakan sesuai dengan rencana keperawatan. Pelaksanaan acara
dapat berjalan dengan baik atas kerjasama antara Ners Muda dan dukungan serta peran aktif
dari semua masyarakat RW 012 Kelurahan Tobekgodang Kecamatan Tampan, sehingga
tujuan umum kegiatan dapat tercapai. Setelah kegiatan dilakukan, masyarakat antusias untuk
menyebarkan informasi tentang Covid-19 dan pencegahannya, serta masyarakat sudah mulai
lebih memperhatikan protokol kesehatan dan kondisi lingkungan untuk mencegah Covid-19.
B. Saran
2. Kelurahan Tobekgodang
Diharapkan dapat menjalin kerjasama dan memberi dukungan kepada tokoh masyarakat
dan Satgas Covid-19 RW 012 dalam mengatasi masalah kesehatan yang ada di wilayah
RW 012 Kelurahan Tobekgodang Kecamatan Tampan terutama dalam upaya
pencegahan dan penanggulangan Covid-19 termasuk dalam penetapan kebijakan bagi
pelanggar protocol kesehatan pencegahan Covid-19.
3. Satgas Covid-19
Stanhope & Lancaster. (2016). Praktik Keperawatan Kesehatan Komunitas. Jakarta: EGC
Ariani, R. D. (2015). Efektivitas senam ergonomic terhadap penurunan kadar gula. E-jurnal
Efendi, Ferry. M. (2009). Keperawatan Kesehatan Komunitas Teori dan Praktik dalam
Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.
Mubarak, W. (2010). Ilmu Keperawatan Komunitas Pengantar dan Teori. Jakarta: Salemba
Medika.
Kemenkes RI. (2020). Jaga Diri dan Keluarga Anda dari Virus Corona – Covid-19. Tersedia
pada www. kemkes.go.id.
PRE PLANNING
KEGIATAN LOKA KARYA MINI MASYARAKAT I DI RW 012
KELURAHAN TOBEKGODANG KECAMATAN TAMPAN PEKANBARU
OLEH :
KELOMPOK IV
A. LATAR BELAKANG
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
C. PELAKSANAAN KEGIATAN
1. Judul Kegiatan
Metode : Ceramah
Media : Laptop, Infocus, Speaker (Toa)
4. Pengorganisasian
a. Setting Tempat
11
Keterangan: 1 2
3
1) Pembawa Acara
2) Presentator
3) Moderator 7 8 9
4) Observer
5) Mahasiswa (Fasilitator)
10 10 10
6) Dokumentasi
7) Lurah
8) Dosen 5 5 5
9) Ketua Rw 6
4
10) Audiens
11) Layar Infocus
b. susunan acara
2 Penatalaksanaan
20.10-20.15 a. Kata sambutan dari 5 menit Bapak Yasir Arafat
WIB lurah Tobekgodang
20.15-20.20 b. Kata sambutan dari 5 menit Ns. Herlina,
WIB dosen pembimbing M.Kep, Sp. Kom
c. Uraian Tugas
1) Ketua LKMM 1
Akheri Ramadhanti
Tugas: mengkoordinir persiapan dan pelaksanaan kegiatan
2) Sekretaris
Aska rahim
Tugas: membuka acara, memperkenalkan anggota kelompok, membuat kontrak
waktu, menjelaskan tujuan kegiatan, menutup acara
4) Moderator
Inka selvia
Tugas: memimpin diskusi LKMM 1 dan mengarahkan jalannya musyawarah
5) Penyaji
Clarissa stefani
Tugas: mempresentasikan hasil pengkajian dan masalah kesehatan terkait
pencegahan dan penanggulangan Covid-19
6) Observer
Fitri Amelia
Tugas: mendokumentasikan seluruh hasil kegiatan
9) Seksi Konsumsi
Abdul Khoiruddin
Tugas: bertanggung jawab terhadap penyediaan alat dan media yang dibutuhkan
dalam acara
d. Penerapan Protokol Kesehatan
OLEH :
KELOMPOK IV
A. Latar Belakang
Akhir tahun 2019 lalu dunia digemparkan dengan wabah penyakit yang bernama
Coronavirus jenis baru yang ditemukan pertama kali di Wuhan, Hubai, China (Ilmiyah,
2020). Coronavirus jenis baru ini diberi nama Coronavirus disease-2019 (Covid-19).
Virus ini sejak ditemukan menyebar secara luas hingga mengakibatkan pandemi global
yang berlangsung sampai saat ini. Pandemi ini menyebar secara cepat dan
mengakibatkan banyak korban jiwa.
Covid-19 merupakan penyakit menular yang menyebabkan terjadinya gangguan pada
pernapasan dan radang paru (Razi Dkk, 2020). Gejala klinis yang muncul beragam,
seperti gejala flu biasa (demam, batuk, pilek, nyeri tenggorokan, nyeri otot, nyeri kepala)
sampai komplikasi berat (pneumonia dan sepsis) (Kementerian Kesehatan RI, 2020).
Wabah Covid-19 dinyatakan sebagai darurat kesehatan masyarakat dan menjadi
perhatian dunia oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Jumlah masyarakat Indonesia yang terkena Covid-19 pada tanggal 15 desember 2020
yaitu sebanyak 623.000 kasus jiwa dan pasien yang meninggal karena Covid-19
sebanyak 18.956 jiwa. Sementara untuk di Riau sendiri terdapat 22.609 jiwa dan yang
meninggal dunia sebanyak 516 jiwa (Kementerian Kesehatan RI, 2020).
Setelah dilakukan observasi di lingkungan masyarakat di RW 012 kelurahan
Tobekgodang, tidak didapatkan banner atau himbauan tentang protokol kesehatan,
sehingga Ners Muda akan melakukan pemasangaan banner dibeberapa titik di daerah
RW 012 yang berhubungan dengan protokol kesehatan yang anjurkan oleh pemerintah.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan pemasangan banner di wilayah RW 012 kelurahan
Tobekgodang Kecamatan Tampan diharapkan dapat meningkatkan kesadaran dan
perilaku masyarakat dalam meningkatkan penerapan protokol kesehatan di
lingkungan masyarakat.
2. Tujuan khusus
Setelah dilakukan kegiatan diharapkan masyarakat mampu:
a) Menerapkan pencegahan dan mempraktikkan penerapan protokol kesehatan
dimasa pandemi Covid-19 (memakai masker, mencuci tangan dengan benar dan
menjaga jarak).
b) Memberikan himbauan protokol kesehatan (informasi terkait isi banner) kepada
satu sama lain baik dalam keluarga maupun masyarakat.
C. Rancangan Kegiatan
1. Topik: Pemasangan banner di RW 012 Kelurahan Tobekgodang Kecamatan Tampan
2. Sasaran: Masyarakat di RW 012 Kelurahan Tobek Godang
3. Metode: Pemasangan banner
4. Media dan alat: Banner, tali
5. Waktu dan tempat:
Hari/tanggal : Sabtu, 19 Desember 2020
Jam : 16.00 WIB s/d selesai
Tempat : Wilayah RW 012 Kelurahan Tobekgodang Kecamatan Tampan
6. Pengorganisasian:
Ketua : Khansa Rizki Syukrina
Fasilitator : Inka Selvia
Mashita dewi
Fitri amelia
Dian permata ningtyas
Endah rizki ayunita
Giatri rahma sari
Aska rahim
Dhea putri primadana arum
Clarissa steffany
Abdul khoiruddin
Furti okliantoni pratiwi
Akheri ramadhanti
7. Setting tempat:
Tempat pemasangan banner:
a) RT 1 di JL. Rajawali
b) RT 2 di KUA
c) RT 3 di MDTa Nurul Huda
d) RT 4 di Jl. Rambai
8. Kegiatan Penyuluhan
Hari/Tgl Waktu Kegiatan Mahasiswa
Pemasangan Memasang banner di wilayah RW 012
Sabtu 19 Banner ( 60 Kelurahan Tobekgodang Kecamatan Tampan
Desember menit) (RT 1, RT 2, RT3, DAN RT 4)
2020
. Uraian Tugas
1. Ketua
Mengkoordinir jalannya kegiatan
2. Fasilitator
Memfasilitasi kebutuhan terkait berjalannya kegiatan
PRE PLANNING
PENYULUHAN COVID-19 DI WILAYAH RW 012
KELURAHAN TOBEKGODANG KECAMATAN TAMPAN PEKANBARU
OLEH :
KELOMPOK IV
a. Latar Belakang
Akhir tahun 2019 lalu dunia digemparkan dengan wabah penyakit yang bernama
Coronavirus jenis baru yang ditemukan pertama kali di Wuhan, Hubai, China (Ilmiyah,
2020). Coronavirus jenis baru ini diberi nama Coronavirus disease-2019 (Covid-19).
Virus ini sejak ditemukan menyebar secara luas hingga mengakibatkan pandemi global
yang berlangsung sampai saat ini. Pandemi ini menyebar secara cepat dan
mengakibatkan banyak korban jiwa.
Covid-19 merupakan penyakit menular yang menyebabkan terjadinya gangguan pada
pernapasan dan radang paru (Razi Dkk, 2020). Gejala klinis yang muncul beragam,
seperti gejala flu biasa (demam, batuk, pilek, nyeri tenggorokan, nyeri otot, nyeri kepala)
sampai komplikasi berat (pneumonia dan sepsis) (Kementerian Kesehatan RI, 2020).
Wabah covid-19 dinyatakan sebagai darurat kesehatan masyarakat dan menjadi perhatian
dunia oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Jumlah masyarakat Indonesia yang terkena covid 19 pada tanggal 15 desember 2020
yaitu sebanyak 623.000 kasus jiwa dan pasien yang meninggal karena covid 19 sebanyak
18.956 jiwa. Sementara untuk di Riau sendiri terdapat 22.609 jiwa dan yang meninggal
dunia sebanyak 516 jiwa. (Kementerian Kesehatan RI, 2020).
Setelah observasi dan wawancara di lingkungan RW 012 kelurahan Tobekgodang
didapatkan bahwa masih kurangnya pengetahuan, kesadaran, dan perilaku masyarakat
tentang protokol kesehatan untuk pencegahan Covid-19, sehingga ners muda akan
melakukan penyuluhan online via Whatsapp Grup RW012. Penyuluhan ini dilakukan
secara online yang mana dapat meningkatkan pencegahan Covid-19 dilingkungan RW
012.
b. Tujuan
a) Tujuan Umum
Setelah dilakukan penyuluhan Covid-19 di wilayah RW 012 kelurahan
Tobekgodang Kecamatan Tampan diharapkan dapat meningkatkan kesadaran dan
perilaku masyarakat dalam meningkatkan penerapan protokol kesehatan demi
pencegahan dan penanggulangan Covid-19 dilingkungan masyarakat.
b) Tujuan khusus
Setelah dilakukan kegiatan diharapkan masyarakat mampu menerapkan pencegahan
dan mempraktikkan penerapan protokol kesehatan dimasa pandemi covid 19
(memakai masker, mencuci tangan dengan benar dan menjaga jarak).
c. Rancangan Kegiatan
1. Topik: Penyuluhan Covid-19 di RW 012 Kelurahan Tobekgodang Kecamatan
Tampan
2. Sasaran: Masyarakat di RW 012 Kelurahan Tobek Godang
3. Metode: Penyuluhan online dan pemasangan banner
4. Media dan alat: WA grup, dan PPT+Audio
5. Waktu dan tempat:
Hari/tanggal : Selasa, 22 Desember 2020
Jam : 13.00 WIB s/d selesai
Tempat : Kediaman masing-masing
6. Pengorganisasian:
Ketua Pelaksana : Giatri Rahma Sari, S.Kep
Pengisi suara PPT : Endah Rizki Ayunita, S.Kep
Sekretaris Kegiatan : Aska Rahim, S.Kep
Fasilitator : Inka Selvia, S.Kep
Mashita Dewi, S.Kep
Dian Permata Ningtyas, S.Kep
Putri Ayu Suryawan, S.Kep
Khansa Rizki Syukrina, S.Kep
Dhea Putri Primadana Arum, S.Kep
Clarissa Steffany, S.Kep
Furti Okliantoni Pratiwi, S.Kep
Akheri Ramadhanti, S.Kep
Observer : Fitri Amelia, S.Kep
Dokumentasi : Abdul Khoiruddin, S.Kep
7. Setting tempat: Via WAG (Whatsapp Grup RW 012)
8. Kegiatan Penyuluhan
Hari/Tgl Waktu Durasi Kegiatan Mahasiswa Kegiatan peserta
13.00 WIB Pembukaan (5 A. Pembukaan dari Membaca
Senin, 21 menit) perwakilan ners Menyimak grup
Desember muda Whatsapp
2020 13.05 WIB Penyuluhan B. Penyuluhan online Membaca dan
(25 menit) via grup WA mendengarkan
C. PPT yang telah diisi audio PPT
suara rekaman
presentator
dibagikan melalui
via WA grup
. Uraian Tugas
1. Ketua : Mengkoordinir jalannya kegiatan
2. Pengisi suara PPT :Mengisi suara isi powerpoint yang akan dibagikan kepada
masyarakat via WA grup
3. Sekretaris :Membuat pre planning dan kegiatan kesekretariatan
4. Fasilitator :Memfasilitasi kebutuhan terkait berjalannya kegiatan.
5. Observer :Memantau dan melaporkan kegiatan yang dilakukan
6. Dokumentasi :Mendokumentasi berjalannya kegiatan
RINGKASAN MATERI
A. Definisi Covid-19
Covid-19 merupakan nama penyakit yang digunakan yag diresmikan oleh WHO
(WHO,2020) pada tanggal 11 Februari 2020. Covid-19 merupakan singkatan dari
coronavirus disease 2019 penyakit menular yang mirip dengan influenza yang
disebabkan oleh Severe Ascute Respirtory Syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2)
(Gorbalenya et al, 2020).
Covid-19 merupakan keluarga besar virus yang menyebabkan penyakit pada manusia
dan hewan. Pada manusia penyakit ini menyebabkan penyakit infeksi saluran
pernapasan, mulai dari flu biasa hingga penyakit yang serius seperti Middle East
Respiratory Syndrome (MERS) dan Sindrom Pernapasan Akut Berat/ Severe Acute
Respiratory Syndrome (SARS) (Syafrizal Dkk, 2020).
B. Etiologi Covid-19
Menurut Asih (2020) penyebab covid-19 disebabkan oleh virus Severe Acute
Respiratory Syndrom Coronavirus 2 (SARS-CoV-2) yang biasanya terdapat pada hewan.
C. Manifestasi Klinis Covid-19
Menurut Susilo (2020) perjalanan penyakit covid-19 berat dengan gejala mulai dari
demam, batuk, sesak, pneumonia, rawat inap, sepsis, ARDS, miokarditis, dan acute
kidney injury.
Menurut Razi Dkk (2020) gejala covid-19 dibagi menjadi 3 yaitu:
1) Gejala Covid-19 Ringan dan Sedang
Gejala klinis yang ditemukan seperti demam atau suhu lebih dari 38˚C, atau ada
riwayat demam, pada kasus tertentu tidak ada demam, batuk, pilek, dan nyeri
tenggorokan.
2) Gejala Covid-19 Berat
Gejala berat yaitu gejala sedang ditambah dengan keluhan sesak nafas (frekuensi
nafas > 24 kali/menit) dan pneumonia berdasarkan gambaran radiologi, dan dalam
kasus tertentu mengalami gagal ginjal. Gejala tersebut disertai riwayat sebagai
berikut:
a) Melakukan perjalanan ke negara atau daerah yang terkonfirmasi adanya
transmisi lokal covid-19 pada 14 hari terakhir sebelum timbul gejala.
b) Kontak dengan orang-orang yang memiliki riwayat perjalanan pada 14 hari
terakhir ke negara-negara atau daerah yang terkonfirmasi adanya transmisi lokal
covid-19.
c) Kontak erat dengan orang-orang berasal dari negara atau daerah yang
terkonfirmasi adanya transmisi lokal covid-19.
d) Bekerja atau mengunjungi fasilitas kesehatan yang berhubungan dengan pasien
terkonfirmasi covid-19.
e) Riwayat kontak erat (minimal 15 menit dengan jarak kurang dari 2 meter
dengan pasien terkonfirmasi covid-19.
Menurut Burhan dkk (2020) berdasarkan beratnya kasus, Covid-19
dibedakan atas beberapa kelompok yaitu tanpa gejala, ringan, sedang, berat dan
kritis.
1) Tanpa Gejala
Kondisi ini merupakan kondisi teringan. Pasien tidak ditemukan gejala.
2) Ringan (tidak Berkomplikasi)
Pasien dengan infeksi saluran napas oleh virus tidak berkomplikasi dengan
gejala tidak spesifik seperti demam, lemah, batuk (dengan atau tanpa
produksi sputum), anoreksia, malaise, nyeri otot, sakit tenggorokan, sesak
ringan, kongesti hidung, sakit kepala. Meskipun jarang, pasien dapat dengan
keluhan diare, mual atau muntah.
3) Sedang
Pasien remaja atau dewasa dengan pneumonia tetapi tidak ada tanda
pneumonia berat dan tidak membutuhkan suplementasi oksigen atau anak-
anak dengan pneumonia tidak berat dengan keluhan batuk atau sulit bernapas
disertai napas cepat.
4) Berat (Pneumonia Berat)
Pasien remaja atau dewasa dengan demam atau dalam pengawasan
infeksi saluran napas/pneumonia, ditambah satu dari : frekuensi napas > 30
x/menit, distress pernapasan berat, atau saturasi oksigen (SpO2) <93% pada
udara kamar atau rasio PaO2/FiO2 < 300. Pasien anak dengan batuk atau
kesulitan bernapas, ditambah setidaknya satu dari berikut ini : sianosis sentral
atau SpO2 <90%, distres pernapasan berat (seperti mendengkur, tarikan
dinding dada yang berat), tanda pneumonia berat : ketidakmampuan
menyusui atau minum, letargi atau penurunan kesadaran, atau kejang. Tanda
lain dari pneumonia yaitu: tarikan dinding dada, takipnea : <2 bulan,
≥60x/menit; 2–11 bulan, ≥50x/menit; 1–5 tahun, ≥40x/menit;>5 tahun,
≥30x/menit.
5) Kritis
Pasien dengan gagal napas, Acute Respiratory Distress Syndrome
(ARDS), syok sepsis atau multiple organ failure.
D. Cara Penularan Covid-19
Menurut Razi Dkk (2020) penularan covid-19 dapat terjadi:
1) Lewat droplet atau percikan saat batuk, bersin atau berbicara
2) Kontak fisik dengan orang terinfeksi covid-19 (menyentuh atau jabat tangan)
3) Menyentuh mulut, hidung dan mata dengan tangan yang terpapar virus
E. Protokol Tatalaksana Pasien Terkonfirmasi Covid-19
Menurut Burhan, dkk (2020) protokol tatalaksana pasien terkonfirmasi covid-19 adalah
sebagai berikut:
1) Tanpa Gejala (OTG)
Isolasi dan Pemantauan
- Isolasi mandiri di rumah selama 14 hari
- Pasien dipantau melalui telepon oleh petugas FKTP
- Kontrol di FKTP setelah 14 hari karantina untuk pemantauan klinis
Non-farmakologis
Berikan edukasi terkait tindakan yang perlu dikerjakan (leaflet untuk
dibawa ke rumah) :
(a) Pasien
- Pasien mengukur suhu tubuh 2 kali sehari, pagi dan malam hari
- Selalu menggunakan masker jika keluar kamar dan saat berinteraksi
dengan anggota keluarga
- Cuci tangan dengan air mengalir dan sabun atau handsanitizer
sesering mungkin.
- Jaga jarak dengan keluarga (physical distancing)
- Upayakan kamar tidur sendiri / terpisah
- Menerapkan etika batuk (Diajarkan oleh tenaga medis)
- Alat makan-minum segera dicuci dengan air/sabun
- Berjemur matahari minimal sekitar 10-15 menit setiap harinya
- Pakaian yg telah dipakai sebaiknya dimasukkan dalam lainnya
sebelum dicuci dan segera dimasukkan mesin cuci
- Ukur dan catat suhu tubuh tiap jam 7 pagi, jam 12 siang dan jam 19
malam.
- Segera berinformasi ke petugas pemantau/FKTP atau keluarga jika
terjadi peningkatan suhu tubuh > 38˚C.
(b) Lingkungan/kamar
- Perhatikan ventilasi, cahaya dan udara
- Membuka jendela kamar secara berkala
- Bila memungkinkan menggunakan APD saat membersihkan kamar
(setidaknya masker, dan bila memungkinkan sarung tangan dan
goggle).
- Cuci tangan dengan air mengalir dan sabun atau hand sanitizer
sesering mungkin.
- Bersihkan kamar setiap hari, bisa dengan air sabun atau bahan
desinfektan lainnya.
(c) Keluarga
- Bagi anggota keluarga yang berkontak erat dengan pasien sebaiknya
memeriksakan diri ke FKTP/Rumah Sakit.
- Anggota keluarga senanitasa pakai masker
- Jaga jarak minimal 1 meter dari pasien
- Senantiasa mencuci tangan
- Jangan sentuh daerah wajah kalau tidak yakin tangan bersih
- Ingat senantiasa membuka jendela rumah agar sirkulasi udara
tertukar
- Bersihkan sesering mungkin daerah yg mungkin tersentuh pasien
misalnya gagang pintu dll.
Farmakologi
- Bila terdapat penyakit penyerta / komorbid, dianjurkan untuk tetap
melanjutkan pengobatan yang rutin dikonsumsi. Apabila pasien rutin
meminum terapi obat anti hipertensi dengan golongan obat ACE-inhibitor
dan Angiotensin Reseptor Blocker perlu berkonsultasi ke dokter spesialis
penyakit dalam atau dokter spesialis Jantung.
- Vitamin C (untuk 14 hari), dengan pilihan : tablet vitamin C non acidic
500 mg/6-8 jam oral (untuk 14 hari), tablet isap vitamin C 500 mg/12 jam
oral (selama 30 hari), multivitamin yang mengandung vitamin C 1-2
tablet/ 24 jam (selama 30 hari), dianjurkan multivitamin yang
mengandung vitamin C,B, E, Zink.
a. Gejala Ringan
a) Isolasi dan Pemantauan
- Isolasi mandiri di rumah selama 14 hari ditangani oleh FKTP,
contohnya Puskesmas, sebagai pasien rawat jalan
- Kontrol di FKTP setelah 14 hari untuk pemantauan klinis
b) Non Farmakologis
- Edukasi terkait tindakan yang harus dilakukan (sama dengan
edukasi tanpa gejala).
c) Farmakologis
- Vitamin C dengan pilihan: - tablet Vitamin C non acidic 500 mg/6-
8 jam oral (untuk 14 hari) , tablet isap vitamin C 500 mg/12 jam
oral (selama 30 hari), Multivitamin yang mengandung vitamin c
1-2 tablet /24 jam (selama 30 hari), dianjurkan vitamin yang
komposisi mengandung vitamin C, B, E, zink
- Klorokuin fosfat 500 mg/12 jam oral (untuk 5 hari) atau
hidroksiklorokuin (sediaan yg ada 200 mg) 400 mg/24 jam/oral
(untuk 5 hari), azitromisin 500 mg/24 jam/oral (untuk 5 hari)
dengan alternatif levofloxacin 750 mg/24 jam (5 hari), pengobatan
simtomatis seperti paracetamol bila demam.
b. Gejala Sedang
a) Isolasi dan Pemantauan
- Rujuk ke rumah sakit ke ruang perawatan Covid-19 atau rumah
sakit darurat Covid-19.
- Isolasi di rumah sakit ke ruang perawatan Covid-19 atau rumah
sakit darurat Covid-19 selama 14 hari
b) Non Farmakologis
- Istirahat total, intake kalori adekuat, control elektrolit, status
hidrasi, saturasi oksigen
- Pemantauan laboratorium Darah Perifer Lengkap berikut dengan
hitung jenis, bila memungkinkan ditambahkan dengan CRP, fungsi
ginjal, fungsi hati dan ronsen dada secara berkala.
c) Farmakologis
- Vitamin C 200 – 400 mg/8 jam dalam 100 cc NaCl 0,9% habis
dalam 1 jam diberikan secara drips Intravena (IV) selama
perawatan
- Klorokuin fosfat 500 mg/12 jam oral (untuk 5-7 hari) atau
hidroksiklorokuin (sediaan yg ada 200 mg) hari pertama 400
mg/12 jam/oral, selanjutnya 400 mg/24 jam/oral (untuk 5-7 hari)
- Azitromisin 500 mg/24 jam per iv atau per oral (untuk 57 hari)
dengan aternatif Levofloxacin 750 mg/24 jam per iv atau per oral
(untuk 5-7 hari)
- Pengobatan simtomatis (Parasetamol dan lain-lain).
- Antivirus : Oseltamivir 75 mg/12 jam oral atau Favipiravir
(Avigan sediaan 200 mg) loading dose 1600 mg/12 jam/oral hari
ke-1 dan selanjutnya 2 x 600 mg (hari ke 2-5)
c. Gejala Berat
a) Isolasi dan Pemantauan
- Isolasi di ruang isolasi rumah sakit rujukan atau rawat secara
kohorting
b) Non Farmakologis
- Istirahat total, intake kalori adekuat, kontrol elektrolit, status
hidrasi (terapi cairan), dan oksigen
- Pemantauan laboratorium Darah Perifer Lengkap berikut dengan
hitung jenis, bila memungkinkan ditambahkan dengan CRP, fungsi
ginjal, fungsi hati, Hemostasis, LDH, D-dimer.
- Pemeriksaan foto toraks serial bila perburukan
- Monitor tanda-tanda sebagai berikut; - Takipnea, frekuensi napas ≥
30x/min, - Saturasi Oksigen dengan pulse oximetry ≤93% (di jari),
- PaO2/FiO2 ≤ 300 mmHg, - Peningkatan sebanyak >50% di
keterlibatan area paru-paru pada pencitraan thoraks dalam 24-48
jam, - Limfopenia progresif, - Peningkatan CRP progresif, -
Asidosis laktat progresif.
- Monitor keadaan kritis - Gagal napas yg membutuhkan ventilasi
mekanik, shock atau gagal Multiorgan yang memerlukan
perawatan ICU. - Bila terjadi gagal napas disertai ARDS
pertimbangkan penggunaan ventilator mekanik.
F. Protokol Tatalaksana Pasien Belum Terkonfirmasi Covid-19
G. Pencegahan Covid-19
Menurut Razi Dkk (2020) pencegahan covid-19 yaitu:
c. Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir
Mencuci tangan merupakan proses yang secara mekanik melepaskan kotoran
dari kulit tangan dengan menggunakan sabun atau deterjen yang mengandung
agen antiseptik serta air mengalir (Depkes RI, 2009). Mencuci tangan sangat
berfungsi untuk berbagai keperluan dalam pengaturan perawatan kesehatan.
Mencuci tangan dapat mencegah infeksi baik endogen maupun eksogen,
kontaminasi lingkungan, dan transmisi silang mikroorganisme (Longtin 2011).
Pencegahan covid-19 dapat dilakukan dengan cara mencuci tangan pakai
sabun dengan air mengalir minimal 20 detik. Jangan menyentuh hidung, mulut
dan mata sebelum mencuci tangan. Mencuci tangan harus dilakukan ketika tiba di
rumah, tempat kerja, dll setelah perjalanan. Sebelum makan, sebelum
menyiapkan makanan, setelah menggunakan toilet, dan gunakan cairan pembersih
tangan (minimal 70% alkohol), hanya bila sabun dan air mengalir tidak tersedia.
6 langkah cuci tangan menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO):
a) Ambil sabun dan ratakan dengan kedua telapak tangan
b) Gosok punggung dan sela-sela jari tangan kiri dengan tangan kanan dan
sebaliknya
c) Gosok telapak tangan dan sela-sela jari
d) Punggung jari tangan kanan digosokkan pada telapak tangan kiri dengan
jari sisi dalam kedua tangan saling mengunci
e) Ibu jari tangan kiri digosok berputar dalam genggaman tangan kanan dan
sebaliknya
f) Gosok berputar ujung jari jari tangan kanan di telapak tangan kiri dan
sebaliknya
d. Terapkan etika batuk ketika batuk
Batuk merupakan gerakan refleks yang bersifat reaktif terhadap masuknya
benda asing dalam saluran pernapasan. Gerakan ini dilakukan oleh tubuh sebagai
mekanisme yang alami terutama untuk melindungi paru-paru (Lestari, Madjid &
Nasution, 2018). Ketika batuk atau bersin akan mengeluarkan virus atau kuman
yang ada pada diri seseorang, untuk itu perlu dilakukan nya etika batuk ketika
batuk. Berikut etika batuk yang benar ketika batuk:
a) Ketika batuk, gunakan masker
b) Tutup hidung dan mulut dengan lengan
c) Dapat juga memakai sapu tangan atau tisu
d) Segera buang tisu yang sudah dipakai ke tempat sampah
e) Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir
e. Melakukan physical distancing
Physical distancing merupakan menjaga jarak antar manusia dan menghindari
titik keramaian. Penyakit covid-19 ini menyebar dengan cepat. Orang dapat
terinfeksi tanpa gejala apapun, namun tetap dapat menyebarkannya ke orang lain.
Jika kita tidak melakukan upaya pencegahan dengan menghindari keramaian,
jumlah orang terinfeksi akan meledak dan fasilitas layanan kesehatan akan
kewalahan menangani. Physical distancing dapat dilakukan dengan cara dirumah
saja. Berdiam diri di rumah, jika tidak untuk kepentingan yang sangat mendesak,
usahakan tidak keluar rumah. Jika terpaksa sekali ke luar rumah, hindari tempat
keramaian, dan beri jarak dengan orang lain.
f. Menjaga kesehatan lingkungan tempat tinggal
a) Sirkulasi udara dalam rumah
- Secara rutin membuka jendela agar sinar matahari masuk dan terjadi
sirkulasi udara
- Membersihkan tirai jendela dengan detergen 2x/pekan (selama masa
wabah covid-19 diganti/cuci sesering mungkin)
- Membersihkan kusen jendela dan teralis dengan cairan detergen
- Mengganti kawat kasa penutup lubang ventilasi dengan baru
- Polusi udara dari luar jangan masuk ke rumah
- Ciptakan rumah bebas asap rokok
b) Kebersihan lantai
- Menyapu seluruh lantai dan mengumpulkan kotorannya dalam wadah
plastik dan langsung diikat
- Meletakkan plastik tersebut di dalan tempat sampah, tempat sampah
diletakkan di luar
- Mengepel lantai dengan cairan antiseptik pembersih lantai atau dengan
campuran cairan pemutih (mengandung chlorin) dengan takaran
campuran 50 ml untuk 34 L air. Saat mengepel, jika air dalam wadah
sudah mulai keruh, ganti dengan yang baru dan harus membilas alat pel
sampai air perasan bersih. Lantai dipel 2x/hari atau minimal 1x/hari
saat pagi hari.
c) Kebersihan tempat tidur
- Mengganti sarung bantal dan seprai dengan cadangannya sesering
mungkin.
- Mencuci sarung bantal dan seprai dengan detergen dan mesin cuci,
setelah dibilas, lakukan perendaman dalam campuran cairan pemutih
sekitar 5-10 menit agar lebih merata terendamnya.
- Membersihkan kasur dari debu dengan sapu lidi dan dijemur langsung
diterik matahari atau lakukan penyemprotan cairan khlorin pada
permukaannya (dosis : 1 tutup pemutih untuk 5L air).
- Keringkan dengan pengering atau langsung dijemur ditempat yang
aman dari polusi.
d) Kebersihan Dapur, Alat Masak & Alat Makan
- Pisahkan sisa makanan dalam plastik dan diikat lalu buang di tempat
sampah (usahakan sediakan tempat sampah yang dibuka dengan
diinjak, untuk menghindari kontak tangan dari tempat sampah).
- Mencuci semua peralatan masak dan makan dengan sabun cuci piring
berkadar pH agak asam (mengandung lemon/jeruk nipis). Pastikan
kebersihan spons pencuci sebelum digunakan.
- Semua alat masak dan makan yang sudah dicuci, dibilas dengan air
mengalir hingga bersih dan tidak licin. Sabun cuci piring yang baik
akan menimbulkan banyak busa
- Setelah dibilas, semua alat masak langsung ditiriskan di rak, untuk alat
makan setelah dibilas dicelupkan ke air hangat (sekitar 70˚C) selama
15 detik. Jangan mengeringkan alat makan dengan kain lap. Setelah
alat masak dan makan kering ditiriskan, simpan di rak piring yang
tertutup rapat.
- Setelah masak/makan, alatnya langsung dicuci, jangan menumpuk
piring kotor. Pastikan meja makan selalu bersih dan dibilas dengan
alkohol 70% atau cairan pemutih.
- Sediakan kain pembersih khusus untuk meja dapur dan meja makan
(terbuat dari bahan karet spons agar mudah dibersihkan dan simpan di
wadah tertutup).
e) Kebersihan Pakaian
- Selalu mengganti pakaian tiap pagi dan sore
- Bagi pekerja, tidak menggunakan pakaian yang sama berhari-hari (ex :
seragam). Gunakan pakaian cadangan agar pakaian yag bekas pakai
dapat segera dicuci.
- Jika dari luar rumah, segera mandi dan ganti pakaian
- Tidak menumpuk pakaian lebih dari semalam, segera cuci pakaian
kotor.
- Cucilah pakaian dengan detergen dan mesin cuci, gunakan cairan
antiseptik pada bilasan terakhir.
- Pisahkan pakaian orang dewasa dan anakanak dalam proses pencucian
& penyimpanan.
- Untuk pengendara motor, pastikan kebersihan kelengkapan yang
digunakan. Cucilah secara rutin atau semprotkan cairan khlorin.
g. Kebersihan Diri
Kebersihan diri merupakan hal paling utama dalam menjaga kesehatan
pribadi. Gunakan air bersih untuk upaya-upaya dibawah ini. Khusus untuk cuci
tangan harus menggunakan air yang mengalir. Upaya dapat yang dilakukan yaitu:
- Mandi minimal 2 hari sekali dengan sabun, jika memungkinkan dengan
sabun antispetik. Menyikat gigi dengan benar dan gunakan pasta gigi yang
mengandung fluoride & antiseptik herbal
- Jika terpaksa tetap kerja di luar, sampai rumah segeralah mandi dan
mencuci rambut, jangan kontak dengan keluarga sebelum mandi.
- Jangan lupa mencuci tangan memakai sabun dengan air mengalir. Jangan
sentuh mulut, hidung dan mata sebelum cuci tangan.
- Jika batuk dan bersin, gunakan lengan atas bagian dalam atau tisu yang
langsung dibuang.
- Jangan meludah di sembarang tempat.
- Jagalah kebersihan dan potong kuku kaki dan tangan anda.
- Jika terpaksa keluar rumah dan sedang tidak sehat, selalu gunakan masker.
- Jika susah mendapatkan sabun dan air, cucilah tangan menggunakan hand
sanitizer.
h. Menjaga Kesehatan Mental
Kesehatan mental merupakan terhindarnya seseorang dari keluhan dan
gangguan mental baik berupa neurologis maupun psikis. Kesehatan mental adalah
terhindarnya seseorang dari gangguan dan penyakit jiwa (Hamid, 2017) Kondisi
mental akan mempengaruhi daya tahan tubuh kita, jika kondisi mental kita baik,
kemungkinan tubuh akan menjadi lebih kuat.
Mengelola Keadaan Psikologis Diri Sendiri
- Hanya menerima informasi tentang Covid-19 dari sumber terpercaya
dan dipastikan kebenarannya.
- Hindari berita yang tidak jelas yang membuat panik. Berusaha untuk
terus menjaga kesehatan dan kebersihan, upaya tersebut dapat
mengurangi kecemasan diri.
- Menyempatkan menghirup udara segar dan merasakan kehangatan
matahari pagi akan memberikan ketenangan serta sugesti untuk
produktif sejak pagi hari.
Selalu Berpikir Positif
- Berfikir positif dengan pertolongan Tuhan bahwa dengan menjaga daya
tahan tubuh dan mematuhi setiap himbauan, ancaman coronavirus
disease 2019 (covid-19) akan cepat berlalu.
- Berfikir positif bahwa instruksi dirumahaja memberikan peluang
semakin dekat dengan Tuhan
- Berfikir positif bahwa setiap takdir Tuhan pasti membawa hikmah.
- Tetaplah produktif dan jangan membuang-buang waktu dengan berfikir
yang negatif.
- Tetaplah bersilaturrahmi lewat medsos, video call, dll. Saling
terhubung sama dengan berbagi dukungan sosial.
-
H. Pengobatan Tradisional Pencegahan COVID-19
Berikut contoh khasiat ramuan tanaman obat untuk meningkatkan daya tahan tubuh
menurut Kemenkes (2020):
a. Ramuan 1
1) Bahan
a) Jahe Merah : 2 Ruas Ibu Jari
b) Jeruk Nipis : 1 Buah
c) Kayu Manis : 3 Jari
d) Gula Merah : Secukupnya
e) Air : 3 Cangkir
2) Cara Pembuatan
Cuci bersih semua bahan, jahe merah dicuci bersih dan digeprek. Rebus air
hingga mengeluarkan banyak uap, kecilkan api dan rebus semua bahan yang
sudah disiapkan bersama dengan gula merah selam 15 menit. Kemudian
saring dalam keadaan dingin.
3) Cara Pemakaian
Ramuan diminum 1 kalis sehari sebanyak satu setengah cangkir
b. Ramuan 2
1) Bahan
a) Kunyit : 1 Ruas Ibu Jari
b) Lengkuas : 1 Ruas Ibu Jari
c) Jeruk Nipis : 1 Buah
d) Air : 3 Cangkir
e) Gula Merah : Secukupnya
2) Cara Pembuatan
Cuci bersih semua bahan, kunyit dan lengkuas digeprek. Kemudian rebus air
hingga mendidik, kecilkan api dan masukan semua bahan, tunggu kira-kira
hingga setengh dan matikan, saring dalam keadaan dingin.
3) Cara Pemakaian
Ramuan diminum 2x sehari sebanyak 1 ½ cangkir.
c. Ramuan 3
1) Bahan
Pegagan : 1 Jumput
Jahe merah : 1 Ruas Ibu Jari
Temulawak : 1 Iris
Gula Aren : Secukupnya
Air : 1,5 Gelas
2) Cara Pembuatan
Pegagan dicuci sampai bersih, kemudian rebus air sampai mendidik, setelah
mendidih kecilkan api dan masukkan pegagan yang sudah disiapkan. Tunggu
sampai air tersisa kira-kira 2 gelas, sesudah dingin disaring, tembahkan perasan
jeruk nipis.
3) Cara Pemakaian
Diminum 2x sehari 1 gelas
d. Ramuan 4
1) Bahan
a) Kencur : 50 gram yang sudah dikupas
b) Beras : 100 gram
c) Daun pandan : 3 lembar
d) Gula aren : Secukupnya
e) Air : 2300 ml
2) Cara Pembuatan
Sangrai beras hingga kekuningan. Haluskan beras, kencur dan gula.
Masukkan ke dalam air sampai mendidik, tambahkan pandan kemudian
disaring.
3) Cara Pemakaian
Minum 2x sehari
e. Ramuan 5
a. Bahan
a) Daun Kelor : 2 genggam
b) Air : 2 Cangkir
b. Cara Pembuatan
Rebus air sampai mendidih, masukan daun kelor lalu matikan api dan saring
sesudah dingin.
c. Cara Pemakaian
a. Dewasa : 2x sehari 1 cangkir
b. Anak : 2x sehari ½ cangkir
f. Ramuan 6
1) Bahan
a) Bawang putih tunggal (lanang) : 2 butir
b) Air hangat : 1 gelas
c) Madu : Secukupnya
2) Cara Pembuatan
Bawang putih dicuci bersih dan dimemarkan sampai halus, kemudian
campurkan ke dalam air hangat dan tambahkan madu, aduk hingga larut.
3) Cara Pemakaian
Ramuan diminum 2x sehri sebanyak secukupnya.
PRE PLANNING
SOSIALISASI DAN PELATIHAN SATGAS COVID-19 DI RW 012
KELURAHAN TOBEK GODANG KECAMATAN TAMPAN PEKANBARU
OLEH :
KELOMPOK IV
A. Latar Belakang
Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) telah dinyatakan oleh WHO sebagai global
pandemic dan di Indonesia dinyatakan sebagai jenis penyakit yang menimbulkan
kedaruratan kesehatan masyarakat serta bencana nonalam, yang tidak hanya
menyebabkan kematian tapi juga menimbulkan kerugian ekonomi yang cukup besar,
sehingga perlu dilakukan upaya penanggulangan termasuk pencegahan dan
pengendaliannya. Masih ada masyarakat di RW 12 kelurahan Tobekgadang yang
berperilaku kurang baik terhadap pencegahan covid-19 seperti jarang menjaga jarak di
keramaian (17%), jarang melakukan olahraga ringan didalam rumah (36%), jarang mandi
dan mengganti baju setelah beraktivitas diluar rumaah (19%), jarang menganjurkan tamu
untuk menggunakan masker & mencuci tangan sebelum masuk ke rumah (31%), jarang
berjemur di bawah sinar matahari pagi (40%). Pengetahuan masyarakat tentang
pencegahan covid-19 di RW 12 kelurahan Tobek Gadang masih ada yang cukup baik
(14,1%), bahkan ada yang kurang baik (3,1%). Sikap masyarakat terhadap upaya
pencegahan covid-19 di RW 12 kelurahan Tobek Gadang masih ada yang negatif (3,1).
Masalah ini secara tidak langsung mempengaruhi tingkat kesadaran masyarakat terhadap
masalah yang dihadapi
Berdasarkan peraturan Presiden Nomor 82 Tahun 2020 tentang Komite
Penanganan Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) dan Pemulihan Ekonomi Nasional
serta edaran Kementerian Dalam Negeri untuk membentuk desk perubahan perilaku.
Dalam hal perumusan kebijakan pelaksanaan perubahan perilaku adaptasi kehidupan
baru dalam masyarakat produktif dan aman Covid-19, Pemerintah Daerah membentuk
Satuan Tugas Penanganan Corona Virus Disease (Covid-19) Daerah (Kemenkes, 2020).
Pembentukan Satgas Penanganan Covid-19 di daerah diharapkan mampu
menyelesaikan permasalahan pelaksanaan kebijakan strategis yang berkaitan dengan
penanganan COVID-19 dan dapat segera mengambil langkah – langkah kebijakan
srategis yang diperlukan dalam rangka percepatan penanganan Covid-19 di daerah
sehingga pelaksanaan penanganan menjadi efektif, efisien, dan tepat sasaran
(Kemendagri, 2020). Beragam upaya yang dapat dilakukan Satgas Penanganan Covid-19
mengakhiri pandemi Covid-19 ini dengan cara mengajak seluruh masyarakat menjadi
garda terdepan dengan menerapkan 3 utama yaitu wajib menjaga iman, aman dan imun.
Iman dimaknai dengan menjalankan ibadah sesuai agama dan kepercayaan masing-
masing. Aman diartikan sebagai kepatuhan totalitas terhadap protokol kesehatan
pencegahan Covid-19 yang dikenal dengan istilah 3M (memakai masker, menjaga jarak
dan menghindari kerumunan, serta mencuci tangan pakai sabun). Sedangkan Imun harus
dijaga diantaranya dengan mengonsumsi makanan bergizi, menjaga kesehatan mental,
rajin berolahraga, dan beristirahat cukup.
Dalam konteks aman, perilaku wajib 3M harus menjadi kebiasaan seluruh
masyarakat RW 012 Tobek godang, tanpa terkecuali. Masih cukup banyak masyarakat
yang enggan melaksanakan 3M secara konsisten. Padahal, kepatuhan terhadap 3M
mutlak menjadi prasyarat memutus rantai penularan Covid-19.
Oleh karena itu, untuk meningkatkan kepatuhan dan pengetahuan masyarakat di
mengenai upaya pencegahan covid-19 dibentuknya satgas covid-19 tingkat RW. Dengan
dibentuknya satgas covid-19 dan diberikannya pelatihan pada satgas tersebut diharapkan
dapat mencegah resiko terjadinya masalah covid-19 dan meningkatkan kesadaran
masyarakat mengenai pentingnya 3M tersebut. Dan juga masyarakat mampu
menganalisa masalah kebersihan dan kesehatan di lingkungannya masing-masing, mulai
dari rumah masing-masing warga sampai lingkungan se-RW, mulai dari adanya tanda
dan gejala penyakit covid-19 sampai tindakan apa yang harus dilakukan jika gejala
timbul.
RW 12 merupakan salah satu RW yang terdapat di Kelurahan Tobek godang,
berdasarkan hasil survey yang telah dilakukan masih banyak masyarakat di RW 12
Tobek godang yang tidak menggunakan masker saat berada diluar rumah, untuk itu perlu
dilakukan sosialisasi dan pelatihan pada satgas covid-19 oleh anggota satgas bersama
Mahasiswa Ners Praktik Profesi Fakultas Keperawatan Universitas Riau selaku
fasilitator. Dengan dilakukannya sosialisasi dan pelatihan satgas covid-19 di RW 12
diharapkan dapat menimbulkan kesadaran dan motivasi masyarakat dalam mencegah
timbulnya penyakit covid-19, mengatasi masalah kesehatan dan meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat khususnya di RW 12 Kelurahan Tobek Godang secara optimal dan
berkesinambungan dengan cara mematuhi atuan 3M
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan pelatihan kepada Satgas covid-19 di RW 12 diharapkan
dapat meningkatkan pengetahuan anggota satgas terhadap upaya pencegahan covid-
19.
2. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan sosialisai dan pelatihan satgas covid-19, diharapkan
masyarakat mampu untuk:
a. Mengetahui definisi covid-19 dan satgas covid-19
b. Mengetahui maksud dan tujuan pelatihan satgas covid-19;
c. Mengetahui fungsi dari satgas covid-19
d. Mengetahui peran dari satgas covid-19
e. Menggetahu strategi dari penanganan covid-19
f. Mengetahui tugas dari bidang satgas covid-19
C. PELAKSANAAN KEGIATAN
1. Judul kegiatan
Kegiatan ini berjudul yaitu “Sosialisasi dan Pelatihan Satgas covid-19”.
2. Peserta
a. Anggota satgas
b. Mahasiswa praktik profesi ners fakultas keperawatan unri
3. Metode
a. Diskusi/ceramah secara online
4. Media dan alat
a. Laptop/handphone
5. Waktu dan Tempat
Waktu : Rabu, 16 Desember 2020
Pukul : 09.00 WIB
Tempat : Via Google meet
6. Uraian Tugas
a. Penanggung Jawab : Abdul Khoiruddin, S.Kep
Ketua Panitia : Mashita Dewi, S.Kep
Tugas : Mengkoordinasi persiapan, pelaksanaan kegiatan dan
mensosialisasikan hasil pengkajian
b. Pembawa Acara : Inka Silvia , S.Kep
Tugas : Membuka acara, menjelaskan tujuan, membuat kontrak
waktu dan menutup kegiatan
c. Notulen : Dian Permata Ningtiyas , S.Kep
Tugas : Menyiapkan surat menyurat, mencatat hasil
musyawarah dan kegiatan
d. Observer : Khansa Riski Syukrina, S.Kep
Tugas : Mengamati jalannya kegiatan dan membuat laporan
hasil kegiatan
e. Dokumentasi : Fitri Amelia, S.Kep
Tugas : Mendokumentasikan kegiatan musyawarah
f. Fasilitator : Akheri Ramadhanti, S.Kep
Furti Okliantoni, S.Kep
Dhea Putri Primadana Arum, S.Kep
Putri Ayu Suryawan, S.Kep
Giatri Rahma Sari, S.Kep
Aska Rahim, S.Kep
Endah Rizki, S. Kep
Clarissa Stefany, S. Kep
Tugas : Memfasilitasi peserta untuk berpartipasi aktif dalam
mengikuti acara, mendorong inisiatif dari peserta
dalam pelatihan satgas covid-19
7. Susunan Acara
NO ACARA METODE WAKTU
1. Pembukaan Ceramah 5 menit
A. Pengertian
Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) merupakan penyakit menular yang
disebabkan oleh Coronavirus jenis baru. Penyakit ini diawali dengan munculnya kasus
pneumonia yang tidak diketahui etiologinya di Wuhan, China pada akhir Desember 2019
(Li et al, 2020).
Satuan tugas Coronavirus Disease 2019 adalah sebuah kelompok yang
dibentuk pemerintah Indonesia untuk mengkoordinasikan kegiatan antar lembaga dalam
upaya mencegah dan menanggulangi dampak penyakit koronavirus baru di Indonesia.
Gugus tugas ini dibentuk pada 13 Maret 2020 berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 7
Tahun 2020 tentang Gugus Tugas Percepatan Penanganan Corona Virus Disease 2019
dan berada di bawah serta bertanggung jawab langsung pada presiden Indonesia.
B. Maksud dan Tujuan
1) Maksud :
Maksud dari peresmian dan pelatihan Satgas Covid-19 ini adalah sebagai acuan
bagi masyarakat di daerah RW 12 kelurahan Tobekgodang dalam melakukan
langkah-langkah pencegahan Covid-19, pembinaan terhadap Satgas covid-19 di RW
12 kelurahan Tobekgodang.
2) Tujuan
a. Adanya keseragaman mengenai pengetahuan tentang upaya pengendalian Covid-
19 di ruang lingkup RW 12 kelurahan Tobekgodang
b. Adanya koordinasi antar Satgas Covid-19 dengan masyarakat RW 12 kelurahan
Tobekgodang yang dibentuk pemerintah daerah Provinsi/ Kabupaten/Kota
c. memberikan petunjuk yang jelas bagi masyarakat dalam upaya yang dilakukan
jika terdapat gejala covid-19 dalam keluarga
C. Fungsi Satgas Covid-19
1. Memantau warga yang memiliki status ODP, PDP dan Positif COVID-19.
2. Melaporkan ODP yang tidak memiliki ruang karantina mandiri ke perangkat RW.
3. Mendata warga dengan status ODP, PDP dan Positif COVID-19 yang perlu disantuni.
4. Memastikan warga wilayah masing- masing mematuhi aturan physical distancing.
D. Peran dalam penanggulangan pandemi Covid-19
1. Mengaktifkan grup whatsapp dengan warga, untuk memantau situasi.
2. Perangkat RT mencatat pergerakan keluar dan masuk warga/tamu dan melaporkannya
ke Satgas Covid-19 RW 12.
3. Menginformasikan langkah tepat pencegahan penularan COVID-19 pada warga
sekitar.
4. Mengidentifikasi, mendata dan melaporkan warga dengan gejala COVID-19 ke
perangkat puskesmas
5. Mengedukasi warga dengan gejala COVID-19 dan tetangga yang sempat kontak
untuk isolasi mandiri di rumah.
6. Melapor kepada kelurahan jika ada warga yang tidak memungkinkan untuk
melakukan isolasi mandiri, agar dipindah ke lokasi 'isolasi bersama' yang sudah
ditentukan oleh kelurahan.
7. Menindaklanjuti perkembangan laporan setelah 3 jam melapor kepada kelurahan.
8. Bersama perangkat RT,RW dan Kelurahan mengedukasi warga sekitar agar tidak
memberi stigma buruk kepada ODP, PDP atau Positif COVID-19.
9. Bersama perangkat RW/RT mengkoordinasikan distribusi bantuan pemerintah kepada
warga terdampak COVID-19.
E. Strategi Penanganan
Satgas Penanganan Covid-19 membentuk Bidang Perubahan Perilaku untuk
menangani permasalahan penularan Covid-19 di hulu, yaitu dengan mendorong
percepatan perubahan perilaku masyarakat agar secara konsisten menjalankan 3M.
Perubahan perilaku manusia terjadi akibat dua dorongan, yakni dorongan dari dalam diri
sendiri dan dorongan dari luar. Idealnya, perubahan perilaku berasal dari kesadaran
dalam diri. Untuk menciptakan motivasi internal ini, akan dilakukan edukasi dan
sosialisasi secara masif. Empat strategi intervensi untuk membangun kesadaran dari
dalam diri, yaitu:
1) Nasehat, memberi informasi yang benar dan masif agar masyarakat memahami
pentingnya perilaku 3M.
2) Dorongan, mengingatkan secara berulang-ulang, mendorong tersedianya fasilitas
agar masyarakat mudah menjalankan protokol kese hatan 3M, dan mengembangkan
inovasi dan kreativitas daerah untuk menyukseskan program tersebut.
3) Insentif, memberi penghar gaan atas perubahan yang terjadi.
4) Hukuman, memberi sanksi bagi yang belum patuh.
F. Tugas satgas covid-19
1) Merangkul seluruh komunitas untuk bekerja sama mengkampanyekan Gerakan 4M
(Memakai Masker, Mencuci Tangan, Menjaga jarak, Menghindari Keramaian) dengan
tujuan utama perubahan perilaku.
2) Melakukan analisa yang matang, mendalam, dan berdasarkan evidence-based untuk
memperhitungkan dampak sosial dan peningkatan kegiatan ekonomi masyarakat yang
dengan memastikan keamanan dan keselamatan tenaga penyedia layanan kesehatan
sebagai garda terdepan serta memberikan layanan bagi masyarakat sesuai Standar
Pelayanan Minimal (SPM).
3) Menyiapkan dan menyiagakan segala bentuk sumberdaya dan fasilitas kesehatan yang
dimiliki, antara lain dengan bekerjasama dengan rumah sakit swasta sebagai rujukan
penderita Covid-19, menambah ruang isolasi di rumah sakit maupun di fasilitas
kesehatan dan pendukung lainnya, serta meningkatkan kapasitas Puskesmas atau
layanan kesehatan primer untuk berperan dalam upaya pencegahan dan penanganan
Covid-19.
4) Melakukan refocussing kegiatan untuk menjamin kemudahan pelaksanaan upaya
pencegahan, pengendalian, dan penanggulangan wabah Covid-19 di daerah
sebagaimana amanat Inpres Nomor 4 Tahun 2020 tentang Refocussing Kegiatan,
Realokasi Anggaran, serta Pengadaan Barang dan Jasa Dalam Rangka Penanganan
Covid-19 sesuai Surat Edaran Kepala LKPP Nomor 3 Tahun 2O2O tentang
Penjelasan Atas Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Dalam Rangka Penanganan
Covid-19," Sebutnya.
5) Melaksanakan sosialisasi pembatasan sosial (social distancing) dan karantina mandiri
(self-quarantine) serta perubahan perilaku yang melibatkan desk/tim perubahan
perilaku di tingkat provinsi dan kabupaten/kota yang terdiri dari unsur PentaHelix,
semua jajaran Pemerintah, Akademisi, Bisnis, Komunitas, Media dan menjadi bagian
dari Satgas setempat.
6) Dalam hal pembatasan sosial menyebabkan dampak bagi kelompok masyarakat
dengan penghasilan rendah, maka daerah dapat memberikan bantuan sosial," jelasnya.
7) Mengadopsi strategi dasar Satgas Nasional dan melengkapinya dengan kebijakan
khusus perubahan perilaku yang spesifik di tingkat Kota Pekanbaru. Kemudian juga
bertugas melakukan konsultasi dan melaporkan perkembangan pelaksanaan operasi
perubahan perilaku serta antisipasi dan penanganan dampak penularan Covid-19
secara berkala kepada Satgas Penanganan Covid-19
G. Bidang tugas satgas
1) Satgas Kesehatan
a) Mendata setiap orang yang keluar masuk
b) Mencegah penyebaran dan penularan covid-19 dengan membawa orang yang
teridentifikasi PDP ke Rumah Sakit rujukan
c) Memastikan dan update data siapa saja yang berstatus OTG,ODP dan PDP
d) Mengupayakan ODP dan OTG karantina mandiri 14 hari
e) Memastikan: lokasi strategis tersedia cuci tangan, penyemprotan desinfektan secara
rutin, warga tertib keluar rumah memakai masker, jaga jarak fisik antar warga 1,5-2
meter
f) Memberikan pelayanan kesehatan: pemeriksaan suhu badan, pengecekan gejala
covid-19, pengecekan tempat cuci tangan
g) Mendorong praktik hidup bersih dan sehat, makan minum seimbang, olahraga,
mandi teratur, istirahat cukup, dan lingkungan bersih
h) Berkoordinasi dengan petugas kesehetan daerah untuk pemeriksaan lanjut jika ada
kondisi darurat
2) Satgas ekonomi
a. Mendata kebutuhan dasar masyarakat
b. Mendata warga yang tidak mampu menyediakan kebutuhan dasar
c. Mengupayakan secara maksimal agar warga bisa dibantu
d. Memastikan bantuan tepat sasaran
e. Memastikan kegiatan seperti, bertani, berkebun, dan berdagang tetap berjalan
dengan memperhatikan protokol kesehatan
f. Melayani kebutuhan makan sehari-hari warga yang karantina mandiri
OLEH :
KELOMPOK IV
A. LATAR BELAKANG
Inka Selvia
Tugas: Menghubungi pihak yang berkaitan dengan kegiatan
3) Observer
3. Evaluasi hasil
a. Mahasiswa dan masyarakat mampu menerapkan protokol kesehatan di
wilayah RW 012 Kelurahan Tobekgodang dalam upaya upaya pencegahan dan
penanggulangan COVID 19.
b. Masyarakat di wilayah RW 012 Kelurahan Tobekgodang bisa meningkatkan
kesadaran dari pentingnya memakai masker ketika melakukan kegiatan diluar
rumah selama masa pandemi.
c. Masyarakat di wilayah RW 012 Kelurahan Tobekgodang bisa menerapkan dan
meningkatkan perilaku memakai masker ketika melakukan kegiatan diluar
rumah selama masa pandemi.
PRE PLANNING SENAM AEROBIK UNTUK MENINGKATKAN IMUNITAS
DIMASA PANDEMI COVID-19 DI RW 012 KELURAHAN TOBEKGODANG
KECAMATAN TAMPAN
PEKANBARU
OLEH :
KELOMPOK IV
A. Latar Belakang
Salah satu permasalahan dunia yang terjadi satu tahun ini dan belum bisa
diselesaikan adalah pandemi Covid-19. Pandemi ini membuat mengharuskan
masyarakat untuk tetap berada dirumah masing-masing. Dimasa pandemi ini
penting bagi setiap orang untuk menjaga imunitas dalam tubuh untuk mencegah
terhindarnya Covid-19. Salah satu upaya penanggulangan covid 19 dengan
meningkatkan imunitas. Selain menghindari stres masyarakat juga di sarankan
untuk melakukan senam. senam merupakan bentuk latihan fisik yang secara
sistematis disusun dengan gerakan-gerakan yang terpilih dan terencana untuk
mencapai tujuan seperti daya tahan tubuh, kekuatan, kordinasi membentuk
tubuh yang ideal dan meningkatkan kesehatan tubuh (Candra setiabudi &
Efendi, 2020). Salah satu senam yang dapat meningkatkan kekebalan tubuh
adalah latihan aerobik.
Latihan erobik yang dilakukan secara teratur dengan takaran yang cukup
akan memperbaiki kinerja jantung dan paru-paru, seseorang yang menderita
covid 19 mengalami masalah pada sistem pernafasannya sehingga senam
aerobik ini efektif untuk meningkatkan kerja jantung dan paru-paru
(Candrawati, 2016). Senam aerobik ini latihan yang menggabungkan berbagai
gerak, berirama, teratur, dan terarah serta pembawaannya yang
menggembirakan serta di dukung jenis musik yang riang. Selama pandemi
covid 19 sebelum melakukan gerakan senam masyarakat wajib untuk
mematuhi protokol kesehatan 3M yaitu menggunakan masker, menjaga jarak
dan mecuci tangan serta juga dapat menggunakan hand sanitaizer yang berguna
untuk menjaga kebersihan tangan, pasalnya tangan adalah bagian tubuh yang
sangat rentan dan dapat dengan mudah menjadi tempat bersarangnya virus dan
bakteri (Hellerstcin, 2020).
Berdasarkan hasil pengumpulan data menggunakan kuesioner diperoleh
data dari 64 kepala keluarga di RW 12 sebanyak 36 % masyarakat jarang
melakukan olahraga ringan secara teratur dalam rumah, sedangkan sebanyak
6% masyarakat tidak pernah melakukan olahraga ringan secara teratur dalam
rumah. Oleh sebab itu ners muda melakukan kegiatan senam aerobik untuk
meningkatkan imunitas untuk mencegah covid 19 namun tetap menjaga
protokol kesehatan.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Meningkatkan kesadaran masyarakat dimasa pandemi Covid-19 untuk
melakukan olahraga rutin salah satunya dengan senam aerobik agar dapat
meningkatkan imunitas.
2. Tujuan Khusus
a. Masyarakat RW 012 dapat mengikuti kegiatan senam dengan tertib dan
antusias.
b. Masyarakat RW 012 dapat meneruskan kegiatan senam aerobik secara
rutin setiap minggunya.
c. Masyarakat RW 012 dapat menjaga imunitas tubuh dari Covid-19
C. Strategi Pelaksanaan
1. Undangan
Seluruh warga RW 012. Undangan dilakukan dengan cara menyebarkan
undangan secara langsung ke setiap ketua RT di RW 012 dan juga dengan
cara online WA grup ke warga setempat melalui grup yang ada di
masyarakat.
2. Waktu dan Tempat Pelaksanaan
Hari/Tanggal : Sabtu, 19 Desember 2020
Waktu : 07.00 WIB – selesai
Tempat : Lapangan Volly RT 004
3. Metode
Demonstrasi
4. Media
Laptop, speaker
5. Pengorganisasian
a. Ketua pelaksana : Dian Permata Ningtyas
Tugas : Mengkoordinir persiapan dan pelaksanaan kegiatan
b. Sekretaris pelaksana : Clarissa stefany
Tugas: membuat surat menyurat
c. Fasilitator : Giatri Rahma Sari, Dhea Putri Primadana Arum, Furti
Okliantoni Pratiwi, Khansa Riski Syukrina, Endah Rizki Ayunita
Tugas : Mengukur tekanan darah peserta sebelum dan setelah dilakukan
kegiatan
d. Dokumentasi : Mashita Dewi
Tugas : mendokumentasilan seluruh hasil kegiatan
e. Perlengkapan : Abdul Khoiruddin, Akheri Ramadhanti
Tugas : bertanggung jawab terhadap penyediaan alat dan media yang
dibutuhkan dalam acara
f. Observer : Aska Rahim
Tugas : mengobservasi selama kegiatan berlangsung dan membuat
laporan hasil kegiatan
g. Konsumsi : Putri Ayu Suryawan, Fitri Amelia, Inka Selvia
6. Setting Tempat
INSTRUKTUR
INSTRUKTUR INSTRUKTUR
P P P P P
F F F
P P P P P
O D
Keterangan
F : fasilitator
P : Peserta senam
O : Observer
D : Dokumentasi
Instruktur : Pemimpin senam
7. Kegiatan Senam
D. Kriteria Evaluasi
1. Evaluasi struktur
a. 80% undangan menghadiri acara senam aerobik untuk meningkatkan imunitas
dimasa pandemi
b. Tempat, media dan alat tersedia sesuai rencana
c. Peran dan tugas mahasiswa sesuai rencana
d. Preplanning sudah dikonsulkan
2. Evaluasi proses
a. Pelaksanaan kegiatan senam aerobik untuk meningkatkan imunitas sesuai
dengan waktu yang direncanakan
b. Undangan dan mahasiswa mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir
c. Masyarakat bergerak aktif selama kegiatan seman berlangsung
3. Evaluasi hasil
a. 90% masyarakat di RW 12 Tobekgodang mampu melaksanakan senam secara
mandiri
b. Diharapkan kegiatan senam tetap berlangsung setiap minggunya
PRE PLANNING
PENYULUHAN KESEHATAN BERDASARKAN PROTOKOL KESEHATAN DIMASA
PANDEMI COVID 19 PADA ANAK SEKOLAH DASAR
DI RW 12 KELURAHAN TOBEK GODANG
KECAMATAN TAMPAN
PEKANBARU
OLEH :
KELOMPOK IV
A. Latar Belakang
Akhir tahun 2019 lalu dunia digemparkan dengan wabah penyakit yang bernama
Coronavirus jenis baru yang ditemukan pertama kali di Wuhan, Hubai, China (Ilmiyah,
2020). Coronavirus jenis baru ini diberi nama Coronavirus disease-2019 (Covid-19). Virus
ini sejak ditemukan menyebar secara luas hingga mengakibatkan pandemi global yang
berlangsung sampai saat ini. Pandemi ini menyebar secara cepat dan mengakibatkan banyak
korban jiwa.
Covid-19 merupakan penyakit menular yang menyebabkan terjadinya gangguan pada
pernapasan dan radang paru (Razi Dkk, 2020). Gejala klinis yang muncul beragam, seperti
gejala flu biasa (demam, batuk, pilek, nyeri tenggorokan, nyeri otot, nyeri kepala) sampai
komplikasi berat (pneumonia dan sepsis) (Kementerian Kesehatan RI, 2020). Wabah covid-
19 dinyatakan sebagai darurat kesehatan masyarakat dan menjadi perhatian dunia oleh
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Jumlah masyarakat Indonesia yang terkena covid 19 pada tanggal 3 desember 2020 yaitu
sebanyak 549.508 jiwa dan pasien yang meninggal karena covid 19 sebanyak 17.199 jiwa
(Kementerian Kesehatan RI, 2020). Data dari WHO tanggal 2 Desember 2020 didapatkan
pasien dengan covid 19 berjumlah 63,360,234 jiwa, sedangkan pasien yang meninggal karena
covid 19 didunia sebanyak 1,475,825 jiwa (WHO, 2020).
Setelah ditemukannya wabah covid-19 langkah-langkah ketat yang dilakukan oleh
beberapa negara seperti menghentikan penerbangan dan transportasi umum, meliburkan
sekolah, kantor dan pabrik, membatasi pergerakan di dalam kota, meminimalkan pertemuan
massal, dan memberlakukan lockdown di negara tersebut.
Selain itu pencegahan covid 19 ini juga bisa dilakukan dalam ruang lingkup masyarakat
maupun keluarga, salah satu contohnya dengan menerapkan protokol kesehatan seperti
penggunaan masker, mencuci tangan dan menjaga jarak sosial dimasa pandemi covid 19.
Tujuan protokol kesehatan ini untuk meminimalisir potensi untuk terserang wabah covid 19.
Salah satu sasaran usia yang harus mematuhi protokol kesehatan adalah anak dengan usia
sekolah. Informasi dari kemedikbud, sistem pembelajaran online pada masa pandemi akan
diganti dengan metode pembelajaran secara langsung pada tahun ajaran baru 2021 dengan
tetap menerapkan protokol kesehatan selama berada dilingkungan sekolah dan sekitarnya.
Berdasarkan informasi yang diperoleh, tentunya anak usia sekolah harus dibekali dengan
pengetahuan dan juga perilaku dalam penerapan protokol kesehatan untuk pencegahan covid
19 (Razi Dkk, 2020). perawat merupakan salah satu tenaga kesehatan yang memiliki peranan
penting untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan yang maksimal salah satunya pada
anak usia sekolah dimasa pandemi covid 19 dalam mempersiapkan diri di tahun ajaran baru
tahun 2021 agar mampu untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup
sehat sehingga akan terwujud derajat kesehatan yang setinggi-tingginya (Ilmiyah, 2020).
Berdasarkan hasil pengumpulan data pada anak usia sekolah dasar dari kelas 1-6, dengan
metode wawancara dan observasi di RW 12 Kelurahan tobek godang Kecamatan tampan,
didapatkan bahwa dari 10 anak usia sekolah diperoleh sebanyak 2 orang anak yang
mengetahui tentang definisi dan tanda serta gejala covid 19, 1 orang anak mengetahui tentang
cara pencegahan covid 19 dengan memakai masker serta mencuci tangan, 1 orang anak
mengetahui penyebab covid 19, 1 orang anak mengetahui cara mencuci tangan 6 langkah
dengan benar, dan 7 anak mengatakan bahwa setelah bermain dari luar mereka langsung
mandi dengan alasan disuruh oleh orang tuanya. Sedangkan hasil observasi didapatkan tidak
ada anak yang menggunakan masker ketika bermain diluar rumah, tidak ada anak yang
menjaga jarak minimal 1 meter satu sama lain, dan diperoleh 1 orang anak mampu
mempraktikkan cara mencuci tangan 6 benar. Terait aturan dari sekolah yang mewajibkan
untuk menggunakan masker ketika sekolah, terdapat tempat cuci tangan disekolahnya, namun
mereka tidak menggunakan masker ketika bermain diluar rumah dan langsung mandi ketika
pulang bermain, tidak memiliki face shield namun memiliki masker serta tidak memiliki
tempat cuci tangan didepan rumah.
Berdasarkan data diatas mahasiswa akan mengadakan penyuluhan kesehatan terkait
penerapan protokol kesehatan dimasa pandemi covid 19 pada anak usia sekolah untuk
meningkatkan pengetahuan anak usia sekolah, kemampuan dalam mencucui tangan dengan
benar dan sebagai bekal untuk anak usia sekolah ketika memasuki sekolah ditahun ajaran
baru 2021 dalam rangka pencegahan covid 19.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan penyuluhan kesehatan dapat meningkatkan pengetahuan dan
keterampilan anak usia sekolah dalam menjalankan protokol kesehatan.
2. Tujuan khusus
Setelah mengikuti penyuluhan diharapkan AUS mampu:
a) Menyebutkan pengertian covid 19
b) Menyebutkan tanda dan gejala covid 19
c) Menyebutkan penyebab covid 19
d) Menyebutkan penularan covid 19
e) Menyebutkan pencegahan dan mempraktikkan penerapan protokol kesehatan
dimasa pandemi covid 19 (memakai masker, mencucui tangan dengan benar dan
menjaga jarak)
C. Rancangan Kegiatan
1. Topik: Penyuluhan kesehatan tentang penerapan protokol kesehatan dimasa pandemi
covid 19 pada anak usia sekolah
2. Sasaran: anak usia sekolah dan orang tua di RW 12 Kelurahan Tobek Godang
3. Metode: Ceramah, tanya jawab, demonstrasi dan redemontrasi
4. Media dan alat: lembar balik, sabun, air mengalir, tissu.
5. Waktu dan tempat:
Hari/tanggal : Kamis, 4 desember 2020
Jam : 16.00 WIB s/d selesai
Implementasi : secara online
6. Pengorganisasian:
- Moderator : furti,S.Kep
- Leader : clarissa,S.Kep
- Co Leader : akheri,S.Kep
- Observer : khansa,S.Kep
- Fasilitator : inka,S.Kep, Abdul,S.Kep, endah,S.Kep, giatri,S.Kep
- Dokumentasi : fitri amelia,S.Kep
7. Setting tempat:
M L Co
F F F
A
F
O O
Keterangan:
M = Moderator
L = Leader
Co = Co Leader
A = Anak usia sekolah (10 anak usia sekolah)
F = Fasilitator
O = Observer
D = Dokumentasi
8. Kegiatan Penyuluhan
No Waktu Kegiatan Mahasiswa Kegiatan peserta
1 Pembukaan Mengucapkan salam Menjawab salam
(5 menit) Memperkenalkan diri Memperhatikan
Menjelaskan tujuan Memperhatikan
Menjelaskan kontrak waktu Memperhatikan
2 Penyampaian Menyebutkan pengertian covid 19 Memperhatikan dan
materi (20 Menyebutkan tanda dan gejala mendengarkan
menit) covid 19 Memperhatikan dan
Menyebutkan penyebab covid 19 mendengarkan
Menyebutkan penularan covid 19
Menyebutkan pencegahan dan Memperhatikan dan
demontrasi : ners muda mendengarkan
mempraktikkan penerapan Memperhatikan dan
protokol kesehatan dimasa mendengarkan
pandemi covid 19 (memakai Memperhatikan dan
masker, mencucui tangan dengan mendengarkan
benar dan menjaga jarak)
3 Role play Meminta anak untuk Mem
dan penutup memberikan pertanyaan atas penjelasan berikan pertanyaan
(10 menit) yang tidak dipahami
Menjawab pertanyaan Mend
yang diajukan oleh anak engar
Meminta anak untuk Mem
menjawab pertanyaan tentang perhatikan dan
pengertian covid 19 menjawab
Meminta peserta untuk Mem
menyebutkan tanda dan gejala covid 19 perhatikan
Memberikan
reinforcement positif atas jawaban yang
diberikan anak Memberikan
Melakukan role play reinforcement positif
tentang cuci tangan 6 benar Mem
Redemontrasi: meminta perhatikan
salah satu anak untuk mempraktikkan Menj
kembali cara mencuci tangan 6 benar awab salam
Meminta salah satu
anak untuk menyimpulkan kegiatan
yang telah dilakukan
Memberikan bingkisan
kepada anak-anak yang telah
berpartisipasi
Mengucapkan salam
. Uraian Tugas
1. Moderator
Membuka acara
Memperkenalkan mahasiswa
Menjelaskan tujuan dan topik yang disampaikan
Menjelaskan kontrak dan waktu presentasi
Mengatur jalannya diskusi
2. Leader
Menyampaikan materi penyuluhan tentang covid 19 dan penerapan protocol
kesehatan dimasa pandemic.
3. Co Leader
Membantu leader saat presentasi
4. Fasilitator
Memotivasi peserta untuk berperan aktif selama jalannya kegiatan
Memfasilitasi pelaksanaan kegiatan dari awal sampai akhir
Membuat absensi penyuluhan
5. Observer
Mengamati hasil penyuluhan kesehatan tentang covid 19
Mencatat hasil pelaksanaan penyuluhan kesehatan
Membuat laporan hasil penyuluhan yang telah dilaksanakan
6. Dokumentasi
Mendokumentasikan pelaksanaan kegiatan penyuluhan kesehatan
LAMPIRAN MATERI
A. Definisi covid 19
Menurut Razi Dkk (2020) covid-19 merupakan penyakit baru yang dapat menyebabkan
terjadinya gangguan pernapasan dan radang paru. Jadi dapat disumpulkan bahwa covid-19
merupakan penyakit menular yang disebabkan virus yang dapat mengganggu sistem pernapasan
mulai dari ringan sampai dengan berat.
B. Penyebab covid 19
Menurut Astuti Dkk (2020) penyebab covid-19 disebabkan oleh virus Severe Acute
Respiratory Syndrom Coronavirus 2 (SARS-CoV-2) yang biasanya terdapat pada hewan.
C. Tanda dan gejala
Infeksi virus ini umumnya dikaitkan dengan infeksi saluran pernapasan bagian atas,
yang tanda dan gejalanya biasanya meliputi demam, sakit kepala, dan batuk, beberapa
pasien mungkin memiliki infeksi saluran pernapasan bawah. Menurut Susilo (2020)
perjalanan penyakit covid-19 berat dengan gejala mulai dari demam, batuk, sesak serta
akhir akhir ini timbul gejala baru yaitu dengan hialngnya indra perasa dan penciuman.
D. Cara penularan Covid 19
Menurut Razi Dkk (2020) penularan covid-19 dapat terjadi:
1) Lewat droplet atau percikan saat batuk, bersin atau berbicara
2) Kontak fisik dengan orang terinfeksi covid-19 (menyentuh atau jabat tangan)
3) Menyentuh mulut, hidung dan mata dengan tangan yang terpapar virus
E. pencegahan dan mempraktikkan penerapan protokol kesehatan dimasa pandemi
covid 19 (memakai masker, mencuci tangan dengan benar dan menjaga jarak)
Razi, F., Yulianty, V., Amani, S.A., dkk. (2020). Bunga rampai Covid-19 : buku kesehatan mandiri
untuk sahabat dirumah saja. Jakarta : PD Prokami
Kementerian Kesehatan RI. (2020). Protokol penanganan covid-19. Diperoleh tanggal 10 Mei 2020.
Dari https://www.kemkes.go.id
Susilo (2020). Coronavirus disease 2019. Tinjauan Literatur Terkini Coronavirus disease 2019.
Jurnal Penyakit Dalam Indonesia, 7(1).
WHO. (2020). Covid-19 strategy update. Diakses tanggal 12 Mei 2020. Dari
https://www.who.int/indonesia/news/novel-coronavirus
Astuti, D. R., Ma’arif., Paryati. (2020). Analisa Pengelolaan Kampanye Public Relations tentang
Pencegahan Covid-19 di Indonesia. Bandung : UIN Sunan Gunung Djati Bandung
PRE PLANNING
PENYULUHAN KESEHATAN BERDASARKAN PROTOKOL KESEHATAN
DIMASA PANDEMI COVID-19 PADA USAHA KESEHATAN KERJA (UKK) DI
KUA RW 012 KELURAHAN TOBEKGODANG KECAMATAN TAMPAN
OLEH :
KELOMPOK IV
A. Latar Belakang
Akhir tahun 2019 lalu dunia digemparkan dengan wabah penyakit yang bernama
Coronavirus jenis baru yang ditemukan pertama kali di Wuhan, Hubai, China (Ilmiyah,
2020). Coronavirus jenis baru ini diberi nama Coronavirus disease-2019 (Covid-19).
Virus ini sejak ditemukan menyebar secara luas hingga mengakibatkan pandemi global
yang berlangsung sampai saat ini. Pandemi ini menyebar secara cepat dan
mengakibatkan banyak korban jiwa.
Covid-19 merupakan penyakit menular yang menyebabkan terjadinya gangguan pada
pernapasan dan radang paru (Razi Dkk, 2020). Gejala klinis yang muncul beragam,
seperti gejala flu biasa (demam, batuk, pilek, nyeri tenggorokan, nyeri otot, nyeri kepala)
sampai komplikasi berat (pneumonia dan sepsis) (Kementerian Kesehatan RI, 2020).
Wabah covid-19 dinyatakan sebagai darurat kesehatan masyarakat dan menjadi perhatian
dunia oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Jumlahmasyarakat Indonesia yang terkenacovid 19 padatanggal 3 desember 2020
yaitusebanyak 549.508 jiwa dan pasien yang meninggal karena covid 19 sebanyak
17.199 jiwa (Kementerian Kesehatan RI, 2020). Data dari WHO tanggal 2 Desember
2020 didapatkan pasien dengan covid 19 berjumlah 63,360,234 jiwa, sedangkan pasien
yang meninggal karena covid 19 didunia sebanyak 1,475,825 jiwa (WHO, 2020).
Setelah ditemukannya wabah covid-19 langkah-langkah ketat yang dilakukan oleh
beberap anegara seperti menghentikan penerbangan dan transportasi umum, meliburkan
sekolah, kantor dan pabrik, membatasi pergerakan di dalam kota, meminimalkan
pertemuan massal, dan memberlakukan lockdown dinegara tersebut.
Selain itu pencegahan covid 19 ini juga bisa dilakukan dalam ruang lingkup
masyarakat maupun keluarga, salah satu contohnya dengan menerapkan protokol
kesehatan seperti penggunaan masker, mencuci tangan dan menjaga jarak sosial dimasa
pandemi covid 19. Tujuan protokol kesehatan ini untuk meminimalisir potensi untuk
terserang wabah covid 19.
Covid-19 yang telah memasuki era adaptasi kebiasaan baru juga merupakan situasi
yang berdampak pada masyarakat di berbagai aspek kehidupan bermasyarakat terutama
pada aspek kesehatan. Perilaku negatif masyarakat seperti tidak menerapkan protokol
kesehatan dapat meningkatkan masalah kesehatan. Kemenkes RI (2020) menyatakan
bahwa Covid-19 dapat menular dari manusia kemanusia melalui kontak erat dan droplet,
tidak melalui udara. Orang yang paling berisiko tertular penyakit ini adalah orang yang
kontak erat dengan pasien Covid-19 termasuk yang merawat pasien Covid-19, data yang
diperoleh hingga pertengahan September 2020 didapatkan sebanyak 240.687 kasus di
Indonesia. Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru hingga tanggal 2 Desember lalu mencatat
jumlah positif Covid-19 sebanyak 227 kasus.
Salah satu sasaran yang harus mematuhi protokol kesehatan adalah para pekerja, dalam
bekerja para pekerja wajib menerapkan protokol kesehatan, setiap instansi wajib mematuhi
protokol kesehatan dalam pencegahan covid 19, salah satu lembaga atau instansi yang memiiki
pekerja dan wajib menerapkan protokol kesehata adalah KUA (Kantor Urusan Agama). Perawat
merupakan salah satu tenaga kesehatan yang memiliki peranan penting untuk meningkatkan
kualitas pelayanan kesehatan yang maksimal kepada masyarakat agar masyarakat mampu untuk
meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat sehingga akan terwujud derajat
kesehatan yang setinggi-tingginya sebagai infestasi bagi pembangunan sumber daya manusia
yang produktif secara sosail dan ekonomi serta sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum.
Berdasarkan hasil pengumpulan data dengan metode wawancara dan observasi di RW 12
Kelurahan tobek godang Kecamatan tampan, dari hasil observasi didapatkan bahwa dari 10
pekerja di KUA (Kantor Urusan Agama) yang terdiri laki-laki dan perempuan, terlihat 4 orang
menggunakan masker saat bekerja dan selebihnya tidak menggunakan masker, KUA (Kantor
Urusan Agama) juga tidak memiliki tempat mencuci tangan atau tidak menyediakan
handsanitizer, tidak adanya tanda silang untuk menjaga jarak, serta tidak terlihat adanya poster
himbauan wajib menggunakan masker atau protokol kesehatan lainnya. Dari hasil wawancara
didapatkan bahwa petugas KUA sudah mengetahui tentang definisi dan pencegahan Covid 19,
untuk penggunaan alat perlindungan diri sudah dilakukan oleh penghulu saat akan menikahkan
calon pengantin, penguhulu juga mengatakan jika calon pengantin yang akan melakukan ijab
kabul di KUA ataupun di luar KUA harus membuat surat pernyataan bahwa calon pengantin
wajib mengikuti protokol kesehatan disertai matrai 6000, untuk calon pengantin yang ingin
menikah diluar KUA sudah bisa karena penghulu mengatakan bahwa sudah ada surat edaran
yang mengizinkan untuk menikah diluar KUA, untuk petugas yang mengalami demam, batuk
dan flu tidak diperbolehkan datang untuk bekerja.
Berdasarkan data diatas mahasiswa akan mengadakan penyuluhan kesehatan terkait
penerapan protokol kesehatan dimasa pandemi covid 19 pada pekerja untuk meningkatkan
pengetahuan pekerja dalam pencegahan covid 19 saat bekerja.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan penyuluhan kesehatan pada pekerja dapat meningkatkan
pengetahuan, sikap, perilaku serta dapat menciptakan lingkungan yang sehat.
2. Tujuan khusus
Setelah mengikuti penyuluhan diharapkan pekerja mampu:
a) Menerapkan pencegahan dan mempraktikkan penerapan protokol kesehatan dimasa
pandemi covid 19 (memakai masker, mencuci tangan dengan benar dan menjaga jarak)
b) Menyediakan fasilitas cuci tangan dalam lingkungan bekerja
c) Memberikan himbauan protokol kesehatan (memasang poster terkait himbauan protokol
kesehatan)
C. Rancangan Kegiatan
1. Topik: Penyuluhan kesehatan tentang penerapan protokol kesehatan dimasa pandemi covid
19 pada petugas KUA di RW 12 Tobek Godang
2. Sasaran: Petugas KUA di RW 12 Kelurahan Tobek Godang
3. Metode: Ceramah dan tanya jawab
4. Media dan alat: leaflet, infokus, laptop
5. Waktu dan tempat:
Hari/tanggal : Senin, 14 desember 2020
Jam : 15.00 WIB s/d selesai
Tempat: Kantor urusan agama
6. Pengorganisasian:
- Moderator : Dian Permata,S.Kep
- Leader : Abdul Khoiruddin,S.Kep
- Co Leader : Furti Okliantoni,S.Kep
- Observer : Aska Rahim,S.Kep
- Fasilitator : Dhea Putri Primadana Arum, S.Kep
Mashita, S.Kep
- Dokumentasi : Fitri Amelia, S.Kep dan Giatri
Rahma Sari, S.Kep
- Perlengkapan : Akheri, S.Kep dan Inka
Selvia, S.Kep
- Konsumsi : Clarissa, S.Kep
- Pemasangan tempat cuci tangan : Putri Ayu Suryawan,S.Kep dan
Endah Rizki Ayunita,S.Kep
- Pemasangan poster : Khansa, S.Kep
7. Setting tempat:
M L Co
P P P P
F
F F
P P P P
O D
Keterangan:
M = Moderator
L = Leader
Co = Co Leader
P = Petugas KUA
F = Fasilitator
O = Observer
D = Dokumentasi
8. Kegiatan Penyuluhan
Hari/Tgl Waktu Kegiatan Mahasiswa Kegiatan peserta
Pemasangan poster Mengucap salam Menjawab salam
(15 menit) Memperkenalkan diri Memperhatikan
. Uraian Tugas
1. Moderator: Dian Permata Ningtyas, S.Kep
Membuka acara
Memperkenalkan mahasiswa
Menjelaskan tujuan dan topik yang disampaikan
Menjelaskan kontrak dan waktu presentasi
Mengatur jalannya diskusi
2. Leader: Abdul Khoiruddin, S.Kep
Menyampaikan materi penyuluhan tentang covid 19 dan penerapan protocol kesehatan
dimasa pandemic.
3. Co Leader: Furti Okliantoni Pratiwi
Membantu leader saat presentasi
4. Fasilitator: Dhea Putri Primadana Arum, S.Kep & Mashita Dewi, S.Kep
Memotivasi peserta untuk berperan aktif selama jalannya kegiatan
Memfasilitasi pelaksanaan kegiatan dari awal sampai akhir
Membuat absensi penyuluhan
5. Observer: Aska Rahim, S.Kep
Mengamati hasil penyuluhan kesehatan tentang covid 19
Mencatat hasil pelaksanaan penyuluhan kesehatan
Membuat laporan hasil penyuluhan yang telah dilaksanakan
6. Dokumentasi: Fitri Amelia, S.Kep & Giatri Rahma Sari, S.Kep
Mendokumentasikan pelaksanaan kegiatan penyuluhan kesehatan
Kriteria Evaluasi
4) Evaluasi struktur
5) Evaluasi proses
6) Evaluasi hasil
LAMPIRAN MATERI
A. Definisi Covid-19
Covid-19 merupakan nama penyakit yang digunakan yag diresmikan oleh WHO
(WHO,2020) pada tanggal 11 Februari 2020. Covid-19 merupakan singkatan dari
coronavirus disease 2019 penyakit menular yang mirip dengan influenza yang
disebabkan oleh Severe Ascute Respirtory Syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2)
(Gorbalenya et al, 2020).
Covid-19 merupakan keluarga besar virus yang menyebabkan penyakit pada manusia
dan hewan. Pada manusia penyakit ini menyebabkan penyakit infeksi saluran
pernapasan, mulai dari flu biasa hingga penyakit yang serius seperti Middle East
Respiratory Syndrome (MERS) dan Sindrom Pernapasan Akut Berat/ Severe Acute
Respiratory Syndrome (SARS) (Syafrizal Dkk, 2020).
B. Etiologi Covid-19
Menurut Asih (2020) penyebab covid-19 disebabkan oleh virus Severe Acute
Respiratory Syndrom Coronavirus 2 (SARS-CoV-2) yang biasanya terdapat pada hewan.
C. Manifestasi Klinis Covid-19
Menurut Susilo (2020) perjalanan penyakit covid-19 berat dengan gejala mulai dari
demam, batuk, sesak, pneumonia, rawat inap, sepsis, ARDS, miokarditis, dan acute
kidney injury.
Menurut Razi Dkk (2020) gejala covid-19 dibagi menjadi 3 yaitu:
1) Gejala Covid-19 Ringan dan Sedang
Gejala klinis yang ditemukan seperti demam atau suhu lebih dari 38˚C, atau ada riwayat
demam, pada kasus tertentu tidak ada demam, batuk, pilek, dan nyeri tenggorokan.
2) Gejala Covid-19 Berat
Gejala berat yaitu gejala sedang ditambah dengan keluhan sesak nafas (frekuensi nafas >
24 kali/menit) dan pneumonia berdasarkan gambaran radiologi, dan dalam kasus tertentu
mengalami gagal ginjal. Gejala tersebut disertai riwayat sebagai berikut:
a) Melakukan perjalanan ke negara atau daerah yang terkonfirmasi adanya transmisi lokal
covid-19 pada 14 hari terakhir sebelum timbul gejala.
b) Kontak dengan orang-orang yang memiliki riwayat perjalanan pada 14 hari terakhir ke
negara-negara atau daerah yang terkonfirmasi adanya transmisi lokal covid-19.
c) Kontak erat dengan orang-orang berasal dari negara atau daerah yang terkonfirmasi
adanya transmisi lokal covid-19.
d) Bekerja atau mengunjungi fasilitas kesehatan yang berhubungan dengan pasien
terkonfirmasi covid-19.
e) Riwayat kontak erat (minimal 15 menit dengan jarak kurang dari 2 meter dengan
pasien terkonfirmasi covid-19.
Menurut Burhan dkk (2020) berdasarkan beratnya kasus, Covid-19 dibedakan
atas beberapa kelompok yaitu tanpa gejala, ringan, sedang, berat dan kritis.
1) Tanpa Gejala
Kondisi ini merupakan kondisi teringan. Pasien tidak ditemukan gejala.
2) Ringan (tidak Berkomplikasi)
Pasien dengan infeksi saluran napas oleh virus tidak berkomplikasi dengan gejala
tidak spesifik seperti demam, lemah, batuk (dengan atau tanpa produksi sputum),
anoreksia, malaise, nyeri otot, sakit tenggorokan, sesak ringan, kongesti hidung,
sakit kepala. Meskipun jarang, pasien dapat dengan keluhan diare, mual atau
muntah.
3) Sedang
Pasien remaja atau dewasa dengan pneumonia tetapi tidak ada tanda pneumonia
berat dan tidak membutuhkan suplementasi oksigen atau anak-anak dengan
pneumonia tidak berat dengan keluhan batuk atau sulit bernapas disertai napas
cepat.
4) Berat (Pneumonia Berat)
Pasien remaja atau dewasa dengan demam atau dalam pengawasan infeksi
saluran napas/pneumonia, ditambah satu dari : frekuensi napas > 30 x/menit, distress
pernapasan berat, atau saturasi oksigen (SpO2) <93% pada udara kamar atau rasio
PaO2/FiO2 < 300. Pasien anak dengan batuk atau kesulitan bernapas, ditambah
setidaknya satu dari berikut ini : sianosis sentral atau SpO2 <90%, distres
pernapasan berat (seperti mendengkur, tarikan dinding dada yang berat), tanda
pneumonia berat : ketidakmampuan menyusui atau minum, letargi atau penurunan
kesadaran, atau kejang. Tanda lain dari pneumonia yaitu: tarikan dinding dada,
takipnea : <2 bulan, ≥60x/menit; 2–11 bulan, ≥50x/menit; 1–5 tahun, ≥40x/menit;>5
tahun, ≥30x/menit.
5) Kritis
Pasien dengan gagal napas, Acute Respiratory Distress Syndrome (ARDS),
syok sepsis atau multiple organ failure.
D. Protokol Tatalaksana Pasien Terkonfirmasi Covid-19
OLEH
KELOMPOK 4
1. Latar Belakang
Pembangunan kesehatan adalah bagian integral dari program pembangunan secara
keseluruhan. Jika dilihat dari kepentingan masyarakat, pembangunan kesehatan
masyarakat merupakan kegiatan swadaya masyarakat yang bertujuan meningkatkan
kesehatan masyarakat melalui perbaikan status kesehatan. Jika dilihat dari kepentingan
pemerintah, maka pembangunan kesehatan masyarakat merupakan usaha memperluas
jangkauan layanan kesehatan baik oleh pemerintah maupun swasta dengan peran aktif
dari masyarakat sendiri. Keberhasilan pelaksanaan pembangunan dalam bidang kesehatan
sangat tergantung pada peran aktif masyarakat yang bersangkutan.
Dalam rangka menuju masyarakat yang adil dan makmur maka pembangunan
dilakukan di segala bidang. Pembangunan di bidang kesehatan mempunyai arti yang
penting dalam kehidupan nasional, khususnya didalam memelihara dan meningkatkan
kesehatan. Untuk mencapai keberhasilan tersebut erat kaitannya dengan pembinaan dan
pengembangan sumber daya manusia sebagai modal dasar pembangunan nasional.
Hal ini merupakan suatu upaya yang besar sehingga tidak dapat dilaksanakan hanya
oleh pemerintah melainkan perlu peran serta masyarakat. Untuk mempercepat angka
penurunan tersebut diperlukan keaktifan peran serta masyarakat dalam mengelola dan
memanfaatkan Posyandu karena Posyandu adalah milik masyarakat, dilaksanakan oleh
masyarakat dan ditujukan untuk kepentingan umum. Dimana kegiatan tersebut
dilaksanakan oleh kader-kader kesehatan yang telah mendapatkan pendidikan dan
pelatihan dari puskesmas mengenai pelayanan kesehatan dasar. Untuk mewujudkan
tujuan posyandu tersebut maka perlu dibarengi dengan mutu pelayanan kesehatan yang
berkualitas oleh kader posyandu. Banyak faktor yang mempengaruhi keaktifan kader
diantaranya pengetahuan kader tentang posyandu, pengetahuan kader tentang posyandu
akan berpengaruh terhadap kemauan dan perilaku kader untuk mengaktifkan kegiatan
posyandu, sehingga akan mempengaruhi terlaksananya program kerja posyandu. Perilaku
yang didasari pengetahuan akan lebih lama dari pada perilaku yang tidak didasari oleh
pengetahuan.
Selain pengetahuan kader tentang posyandu, keaktifan kader juga dipengaruhi oleh
motivasi baik dari dalam diri kader sendiri ataupun dari pihak luar seperti dukungan yang
positif dari berbagai pihak diantaranya kepala desa, tokoh masyarakat setempat, maupun
dari petugas kesehatan setempat, fasilitas yang memadai (mengirimkan kader
kepelatihan-pelatihan kesehatan, pemberian buku panduan, mengikuti seminar-seminar
kesehatan), penghargaan, kepercayaan yang diterima kader dalam memberikan
pelayanan kesehatan mempengaruhi aktif tidaknya seorang kader posyandu.
Penghargaan bagi kader dengan mengikuti seminar-seminar kesehatan dan pelatihan
serta pemberian modul-modul panduan kegiatan pelayanan kesehatan. Dengan kegiatan
tersebut diharapkan kader mampu dalam memberikan pelayanan kesehatan dan aktif
datang disetiap kegiatan posyandu.
Posyandu merupakan salah satu bentuk upaya kesehatan bersumber daya masyarakat
yang menjadi milik masyarakat dan menyatu dalam kehidupan dan budaya masyarakat.
Posyandu berfungsi sebagai wadah pemberdayaan masyarakat dalam alih informasi dan
keterampilan dari petugas kepada masyarakat dan antar sesama masyarakat serta
mendekatkan pelayanan kesehatan dasar, terutama berkaitan dengan penurunan Angka
Kematian Ibu (AKI), Angka Kematian Bayi (AKB), dan Angka Kematian Balita
(AKABA). Jumlah Posyandu di Indonesia sebanyak 296.777 yang tersebar di seluruh
Indonesia dengan posyandu aktif sebanyak 188.855 dan terdapat sekitar 3 sampai 4
orang kader per Posyandu dan berarti ada lebih dari 1 juta kader Posyandu (Kemenkes
RI, 2019). Berdasarkan data Riskesdas (2018), hampir 78% penimbangan balita
dilaksanakan di Posyandu.
Kondisi tersebut memperlihatkan peran penting dari kader Posyandu sebagai garda
terdepan dalam pelayanan kepada masyarakat melalui Posyandu. Namun demikian,
masih banyak kader yang belum memiliki pemahaman dan keterampilan yang memadai
dalam melaksanakan tugasnya. Kader Posyandu sebaiknya mampu menjadi pengelola
Posyandu dengan baik karena mereka yang paling memahami kondisi kebutuhan
masyarakat di wilayahnya. Pengelola Posyandu merupakan orang yang dipilih, bersedia,
mampu dan memiliki waktu serta kepeduliaan terhadap pelayanan sosial dasar
masyarakat. Oleh sebab itu, pelatihan bagi kader Posyandu merupakan salah satu upaya
dalam rangka meningkatkan kapasitas dan kemampuan kader Posyandu.
Terlaksananya Program Posyandu tersebut tidak lepas dari peran tenaga kesehatan
baik rumah sakit, puskesmas, posyandu dan lain sebagainya. Tenaga kesehatan di
posyandu selain perawat ada juga kader yang ikut berperan dalam sistem 5 meja. Meja 1-
4 dipegang oleh kader dengan kegiatan pendaftaran, penimbangan, pencatatan dan
penyuluhan kesehatan, sedangkan meja 5 di pegang oleh petugas kesehatan. Untuk
meningkatkan pengetahuan kader perlu dilakukan pemberian pengetahuan dalam hal ini
yaitu penyegaran kader khususnya tentang sistem lima meja. Di masa pandemi Covid-19
ini, pada awalnya pelaksanaan posyandu terhenti beberapa bulan sampai dikeluarkannya
protokol pelaksanaan posyandu pada keadaan pandemi Covid-19. Beberapa posyandu di
Indonesia akan melakukan pelaksanaan posyandu sesuai protokol kesehatan Covid-19,
namun ada juga beberapa posyandu di Indonesia yang tetap berhenti pelaksanaannya,
salah satunya Posyandu Murbai di RW 012 Kelurahan Tobekgadang Kecamatan
Tampan, Pekanbaru.
Dari hasil wawancara terhadap kader di Posyandu Murbai, ners muda mendapatkan
data bahwa Posyandu Murbai merupakan gabungan dari empat RW yaitu, RW 11, 12,
13, dan 14. Ketua Kader Posyandu Murbai terdapat 5 orang kader posyandu yang aktif di
Posyandu Murbai yang diwakili oleh RW 11, 12, dan 14. Ketua Kader Posyandu Murbai
mengatakan perwakilan kader posyandu dari RW 13 tidak ada karena saat pembentukan
kader posyandu, RW 13 tidak ada balita. Ketua kader posyandu juga mengatakan
mengatakan semua kader aktif dalam pelaksanaan posyandu dan ia mengerti mengenai
proses pelaksanaan posyandu dengan sistem lima meja karena sebelum adanya pandemi
Covid-19, ia sering mengikuti pelatihan dan posyandu rutin. Posyandu dilaksanakan
setiap tanggal 19. Tetapi, sejak masa pandemi Covid-19 pelaksanaan posyandu berhenti
dan tidak memungkinkan dilakukan kegiatan. Dikarenakan telah ada himbauan
pemerintah pada Januari 2021 bahwa posyandu dengan sistem 5 meja namun tetap
memperhatikan protokol kesehatan dengan 3M (Mencuci tangan, Menggunakan Masker,
dan Menjaga Jarak). Maka, ners muda bermaksud melaksanakan penyegaran sistem 5
meja posyandu dengan penggunaan protokol kesehatan untuk mempersiapkan kader agar
protokol kesehatan tetap berjalan ketika kegiatan posyandu dilaksanakan.
2. Tujuan
a) Tujuan Umum
Setelah dilakukan penyegaran sistem 5 meja posyandu sesuai dengan protocol
kesehatan pada kader kesehatan posyandu Murbai di Kelurahan Tobekgodang
Kecamatan Tampan diharapkan kader kesehatan mampu melakukan lima langkah
kegiatan posyandu dengan memperhatikan protokol kesehatan selama masa pandemi
Covid-19.
b) Tujuan Khusus
Setelah dilakukan kegiatan penyuluhan kesehatan dan demonstrasi sistem 5
meja sesuai dengan protokol selama 1 x 35 menit diharapkan kader kesehatan
mampu:
a. Mengetahui tentang kegiatan sistem lima meja di Posyandu sesuai dengan
protokol kesehatan.
b. Mampu menjelaskan kembali tentang kegiatan sistem lima meja di Posyandu
sesuai dengan protokol kesehatan.
c. Mendemonstrasikan kegiatan sistem lima meja di Posyandu denga
memperhatikan protokol kesehatan.
d. Mengetahui protokol kesehatan Covid-19 yang harus diperhatikan jika
posyandu tetap berjalan di masa pandemi Covid-19.
3. Rancangan Kegiatan
a) Topik : Sistem Lima Meja Sesuai Protokol Kesehatan Covid-19
b) Sasaran : Kader kesehatan Posyandu Murbai
c) Metoda : Ceramah, diskusi, dan demontrasi
d) Media dan alat :
Powerpoint
Mikrofon
Boneka bayi
Timbangan bayi
KMS
Bolpoint
e) Waktu dan tempat
Waktu : Selasa/ 22 Desember 2020
Jam : 14.00 WIB
Tempat : Posyandu Murbai
f) Pengorganisasian dan Setting Tempat
1 2
4 3 4
5 6
Keterangan:
1. Moderator
2. Penyaji
3. Peserta
4. Fasilitator
5. Observer
6. Dokumentasi
a) Susunan Acara
No Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta
1 Pembukaan (5 Pembukaan
menit) a) Mengucapkan salam a) Menjawab salam
b) Perkenalan mahasiswa b) Memperhatikan
c) Menjelaskan tujuan c) Memperhatikan
d) Menjelaskan kontrak waktu d) Memperhatikan
b) Uraian Tugas
1) Penanggung jawab:
a) Aska Rahim, S. Kep
b) Fitri Amelia, S.Kep
c) Furti Okliantoni, S.Kep
2) Ketua Panitia : Aska Rahim, S.Kep
Tugas: Mengkoordinir persiapan dan pelaksanaan penyuluhan
3) Moderator: Fitri Amelia, S.Kep
Tugas
i. Membuka acara
j. Memperkenalkan mahasiswa
k. Membuat kontrak waktu
l. Menjelaskan tujuan kegiatan penyuluhan
4) Presentator/Leader: Furti Okliantoni, S.Kep
Tugas: Memberikan penyuluhan kesehatan pada ibu-ibu kader Posyandu Murbai
5) Demonstrator:
d) Pendaftaran : Putri Ayu Suryawan, S.Kep
e) Penimbangan : Dhea Putri Primadana A, S.Kep
f) Pencatatan : Inka Selvia, S.Kep
g) Penyuluhan : Mashita Dewi, S.Kep
h) Pelayanan Kesehatan : Dian Permata Ningtyas, S.Kep
6) Fasilitator:
f) Endah Rizky Ayunita, S.Kep
g) Giatri Rahma Sari, S.Kep
h) Akheri Ramadhanti, S.Kep
i) Clarissa Stefanny, S.Kep
Tugas:
d. Memotivasi peserta/masyarakat untuk berperan aktif dalam penyuluhan
e. Memfasilitasi peserta untuk berperan aktif dalam kegiatan
7) Observer: Abdul Khoiruddin,, S.Kep
Tugas:
Mengamati proses pelaksanan kegiatan penyuluhan dari awal sampai akhir dan
membuat laporan hasil penyuluhan.
8) Dokumentasi: Khansa Rizki Syukrina, S.Kep
Tugas:
Mendokumentasikan pelaksanaan kegiatan penyuluhan kesehatan
c) Kriteria Evaluasi
1) Evaluasi Struktur
a. Ibu-ibu kader Posyandu Murbai dan mahasiswa menghadiri penyuluhan
b. Tempat dan media serta alat penyuluhan tersedia sesuai rencana
2) Evaluasi Proses
a) Peran dan tugas mahasiswa sesuai perencanaan
b) Ibu-ibu Kader Posyandu Murbai yang hadir mengikuti kegiatan dari awal
sampai akhir
c) Ibu-ibu Kader Posyandu Murbai yang hadir berperan aktif selama
kegiatan berlangsung
3) Evaluasi Hasil
F. Ibu-ibu Kader Posyandu Murbai yang hadir mengetahui sistem lima meja
dengan memperhatikan protokol kesehatan.
G. Ibu-ibu Kader Posyandu Murbai yang hadir mampu menjelaskan kembali
sistem lima meja dengan memperhatikan protokol kesehatan.
H. Ibu-ibu Kader Posyandu Murbai yang hadir mampu mendemonstrasikan
sistem lima meja dengan memperhatikan protokol kesehatan.
I. Ibu-ibu Kader Posyandu Murbai yang hadir mengetahui protokol
kesehatan Covid-19 yang harus diperhatikan jika posyandu tetap berjalan
di masa pandemi Covid-19
Ringkasan Materi
Kemenkes RI. (2012). Kurikulum dan Modul Kader Posyandu. Jakarta: Kemenkes RI
Kemenkes RI. (2013). Situasi Keluarga Berencana di Indonesia. Diperoleh tanggal 02
November 2020 dari https://www.google.com/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&
cd=3&cad=rja&uact=8&ved=0ahUKEwisoPmkg8PaAhUBfrwKHUYrBFsQFghBM
AI&url=http%3A%2F%2Fwww.depkes.go.id%2Fdownload.php%3Ffile%3Ddownlo
ad%2Fpusdatin%2Fbuletin%2Fbuletinkespro.pdf&usg=AOvVaw15p3x3ffKkon2Wc
lb5cGtt
BKKBN. (2019). Laporan kinerja instansi pemerintah 2019 badan kependudukan dan
keluarga berencana nasional 2019. Diperoleh tanggal 02 November 2020 dari
https://www.bkkbn.go.id/po-content/uploads/LAKIP_BKKBN_2019.pdf
PRE PLANNING
ANALISA PROGRAM PUSKESMAS POSBINDU PTM BERDASARKAN
KEMENKES RI
OLEH :
KELOMPOK IV
A. Latar Belakang
Saat ini Penyakit Tidak Menular (PTM) menjadi penyebab utama kematian di
dunia.Penyakit tidak menular (PTM) merupakan penyakit kronis yang tidak ditularkan
dari orang ke orang. PTM diantaranya adalah penyakit jantung, stroke, kanker, diabetes,
dan Penyakit Paru Obstruksi Kronis (PPOK). Berdasarkan data WHO tahun 2018 sebesar
71 % penyebab kematian di dunia adalah penyakit tidak menular (PTM) yang membunuh
36 juta jiwa per tahun. Sekitar 80 % kematian tersebut terjadi di negara berpenghasilan
menengah dan rendah. 73% kematian saat ini disebabkan oleh penyakit tdak menular,
35% diantaranya karena penyakit jantung dan pembuluh darah, 12% oleh penyakit
kanker, 6% oleh penyakit pernapasan kronis, 6% karena diabetes, dan 15% disebabkan
oleh PTM lainnya (Kemenkes, 2019)
Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018, prevalensi PTM
mengalami kenaikan jika dibandingkan dengan Riskesdas tahun 2013, antara lain
hipertensi, diabetes melitus, dan stroke. Prevalensi penyakit hipertensi naik dari 25,8 %
menjadi 34,1 %, prevalensi penyakit diabetes melitus naik dari 6,9% menjadi 8.5%,
sedangkan prevalensi penyakit stroke naik dari 7% menjadi 10,9% (Riskesdas, 2018).
Salah satu program pemberdayaan masyarakat dalam upaya pencegahan dan
deteksi dini PTM adalah Pos Pembinaan Terpadu Penyakit Tidak Menular (Posbindu
PTM). Posbindu PTM merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumberdaya
Masyarakat (UKBM) dalam pengendalian faktor resiko PTM berada dibawah pembinaan
puskesmas. Posbindu PTM yang dibangun berdasarkan komitmen bersama dari seluruh
elemen masyarakat yang peduli terhadap ancaman PTM. Kegiatan deteksi dini dan
pemantauan faktor risiko PTM utama yang dilaksanakan secara terpadu, rutin dan
periodik. Faktor risiko penyakit tidak menular (PTM) meliputi merokok, konsumsi
minuman beralkohol, pola makan tidak sehat, kurang aktifitas fisik, obesitas, stres,
hipertensi, hiperglikemi, hiperkolesterol serta menindak lanjuti secara dini faktor risiko
yang ditemukan melalui konseling kesehatan dan segera merujuk ke fasilitas pelayanan
kesehatan dasar. Sasaran utama Posbindu PTM adalah kelompok masyarakat sehat,
berisiko dan penyandang PTM berusia 15 tahun ke atas (Kemenkes,2019).
Berdasarkan Profil Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru tahun 2019 didapatkan bahwa
ada 90 posbindu PTM di Pekanbaru, sementara untuk di kecamatan Tampan itu sendiri
ada 14 posbindu PTM, diantaranya 5 dari puskesmas Sidomulyo, 3 dari Puskesmas RI
Sidomulyo, dan 6 dari puskesmas Simpang Baru.
Berdasarkan data diatas maka kelompok tertarik untuk menganalisa program
puskesmas yaitu Posbindu PTM berdasarkan Kemenkes RI.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Diketahuinya hasil analisa program puskesmas Posbindu PTM berdasarkan Kemenkes
RI
2. Tujuan khusus
a) Menganalisis tentang Program Posbindu PTM menurut Kemenkes RI
b) Menganalisis tentang Puskesmas
c) Menganalisis tentang pelaksanaan Posbindu PTM di Puskesmas berdasarkan
evidance based
C. Rancangan Kegiatan
1. Topik : Pemaparan hasil Analisa Program Puskesmas tentang
Posbindu PTM (Penyakit Tidak Menular)
2. Sasaran : Mahasiswa Ners Muda dan Pembimbing Praktik Profesi
Keperawatan Komunitas Tahun 2020 di RW 012 Kelurahan Tobekgodang
3. Metode :Diskusi dan Ceramah
4. Media dan alat :PPT
5. Waktu dan Tempat
Hari/tanggal : Sabtu, 26 Desember 2020
Jam : 10.00 WIB s/d selesai
Tempat : Google Meet
6. Susunan Acara
No Waktu Kegiatan Mahasiswa Petugas
1 10.00-10-05 Pembukaan acara Giatri Rahma Sari, S.Kep
WIB
2 10.30-11.15 Pemaparan hasil APP oleh ners
WIB muda UR: Dian Permata Ningtyas, S.Kep
RW 12
3 11.15-11.35 Evaluasi kegiatan Ns. Herlina.,
WIB M.Kep.,Sp.Kep.Kom
4 11.40-11.50 Penutup Giatri Rahma Sari, S.Kep
WIB Menutup diskusi
Mengucapkan salam
7. Uraian Tugas
a. Ketua Pelaksana : Dhea Putri Primadana Arum,S.Kep
Tugas : Mengkoordinir pemaparan dan pelaksanaan pemaparan hasil APP
b. Moderator : Giatri Rahma Sari, S.Kep
Tugas :
1. Membuka acara
2. Membuat kontrak waktu
3. Menjelaskan tujuan kegiatan penyuluhan
c. Presentator : Dian Permata Ningtyas, S.Kep
Tugas : memaparkan hasil APP
d. Fasilitator :
1. Inka Selvia, S.Kep
2. Mashita Dewi, S.Kep
3. Endah Rizki Ayunita, S.Kep
4. Akheri Ramadhanti, S.Kep
5. Putri Ayu Suryawan, S.Kep
6. Aska Rahim, S.Kep
Tugas :
1. Memotivasi peserta untuk berperan aktif dalam pemaparan hasil APP
2. Memfasilitasi peserta untuk berperan aktif dalam kegiatan
e. Observer : Furti Okliantoni, S.Kep
Tugas : mengamati proses pelaksanaan kegiatan pemaparan hasil APP dari awal
sampai akhir dan membuat laporan hasil pemaparan hasil APP
f. Dokumentasi : Fitri Amelia, S.Kep, Abdul Khoiruddin, S.Kep, Khansa Rizki
Ayunita, S.Kep, Clarissa Stefany, S.Kep
Tugas : Mendokumentasikan pelaksanaan kegiatan pemaparan hasil APP
D. Kriteria Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
a. Mahasiswa Ners Muda yang Praktik Profesi Keperawatan Komunitas di RW 012
kelurahan Tobekgodang hadir dan bergabung di dalam link google meet yang
telah dibuat
b. Materi dan media kegiatan tersedia sesuai rencana
2. Evaluasi Proses
a. Peran dan tugas mahasiswa sesuai perencanaan
b. Dosen dan mahasiswa mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir
3. Evaluasi Hasil
a. Ners Muda memahami tentang pelaksanaan program Posbindu PTM di
Puskesmas
b. Ners Muda mampu menganalisis pelaksanaan program Posbindu PTM di
Puskesmas Padang Baru berdasarkan indikator evaluasi dan monitoring
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Saat ini Penyakit Tidak Menular (PTM) menjadi penyebab utama kematian di
dunia.Penyakit tidak menular (PTM) merupakan penyakit kronis yang tidak ditularkan
dari orang ke orang. PTM diantaranya adalah penyakit jantung, stroke, kanker, diabetes,
dan Penyakit Paru Obstrukf Kronis (PPOK). Berdasarkan data WHO tahun 2018 sebesar
71 % penyebab kematian di dunia adalah penyakit tidak menular (PTM) yang membunuh
36 juta jiwa per tahun. Sekitar 80 % kematian tersebut terjadi di negara berpenghasilan
menengah dan rendah. 73% kematian saat ini disebabkan oleh penyakit tdak menular,
35% diantaranya karena penyakit jantung dan pembuluh darah, 12% oleh penyakit
kanker, 6% oleh penyakit pernapasan kronis, 6% karena diabetes, dan 15% disebabkan
oleh PTM lainnya (Kemenkes, 2019)
Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018, prevalensi PTM
mengalami kenaikan jika dibandingkan dengan Riskesdas tahun 2013, antara lain
hipertensi, diabetes melitus, dan stroke. Prevalensi penyakit hipertensi naik dari 25,8 %
menjadi 34,1 %, prevalensi penyakit diabetes melitus naik dari 6,9% menjadi 8.5%,
sedangkan prevalensi penyakit stroke naik dari 7% menjadi 10,9% (Riskesdas, 2018).
Salah satu program pemberdayaan masyarakat dalam upaya pencegahan dan
deteksi dini PTM adalah Pos Pembinaan Terpadu Penyakit Tidak Menular (Posbindu
PTM). Posbindu PTM merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumberdaya
Masyarakat (UKBM) dalam pengendalian faktor resiko PTM berada dibawah pembinaan
puskesmas. Posbindu PTM yang dibangun berdasarkan komitmen bersama dari seluruh
elemen masyarakat yang peduli terhadap ancaman PTM. Kegiatan deteksi dini dan
pemantauan faktor risiko PTM utama yang dilaksanakan secara terpadu, rutin dan
periodik. Faktor risiko penyakit tidak menular (PTM) meliputi merokok, konsumsi
minuman beralkohol, pola makan tidak sehat, kurang aktifitas fisik, obesitas, stres,
hipertensi, hiperglikemi, hiperkolesterol serta menindak lanjuti secara dini faktor risiko
yang ditemukan melalui konseling kesehatan dan segera merujuk ke fasilitas pelayanan
kesehatan dasar. Sasaran utama Posbindu PTM adalah kelompok masyarakat sehat,
berisiko dan penyandang PTM berusia 15 tahun ke atas (Kemenkes,2019).
Berdasarkan Profil Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru tahun 2019 didapatkan
bahwa ada 90 posbindu PTM di Pekanbaru, sementara untuk di kecamatan Tampan itu
sendiri ada 14 posbindu PTM, diantaranya 5 dari puskesmas Sidomulyo, 3 dari
Puskesmas RI Sidomulyo, dan 6 dari puskesmas Simpang Baru.
Berdasarkan data diatas maka kelompok tertarik untuk menganalisa program
puskesmas yaitu Posbindu PTM berdasarkan Kemenkes RI.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Diketahuinya hasil analisa program puskesmas Posbindu PTM berdasarkan Kemenkes
RI.
2. Tujuan khusus
a) Menganalisis tentang Program Posbindu PTM menurut Kemenkes RI
b) Menganalisis tentang Puskesmas
c) Menganalisis tentang pelaksanaan Posbindu PTM di Puskesmas berdasarkan
evidance based
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
b) Petugas Puskesmas
Puskesmas memiliki tanggung jawab dalam pembinaan Posbindu PTM di
wilayah kerjanya. Kehadiran petugas Puskesmas dalam kegiatan Posbindu PTM
sangat diperlukan demi terselenggaranya Posbindu PTM. Petugas puskesmas
memiliki beberapa peran yaitu diantaranya memberikan bimbingan secara teknis
kepada para petugas pelaksana Posbindu PTM, memberikan materi kesehatan
mengenai permasalahan faktor risiko PTM dalam penyuluhan maupun kegiatan
yang lain, mengambil dan menganalisa hasil kegiatan Posbindu PTM, menerima
dan menangani serta memberi umpan balik terhadap kasus rujukan dari Posbindu
PTM, kemudian melakukan koordinasi dengan para pemangku kepentingan yang
terkait.
c) Para Pemangku Kepentingan (Para Pembina Terkait)
Beberapa peran para pemangku kepentingan atau para pembina terkait adalah
sebagai berikut:
1) Camat dan Kepala Desa, memiliki peran dalam mengkoordinir hasil kegiatan
dan tindak lanjut dari kegiatan Posbindu PTM di wilayah kerjanya selaku
penanggung jawab wilayah kecamatan dan desa serta melakukan pembinaan
dalam mendukung keberlangsungan dari kegiatan Posbindu PTM.
2) Para pemimpin kelompok potensial (lembaga/instansi/ organisasi), memiliki
peran untuk berperan aktif serta mendukung dalam penyelenggaraan kegiatan
Posbindu PTM.
3) Tokoh atau penggerak masyarakat, memiliki peran untuk berpartisipasi secara
aktif dan mendukung melalui sumber daya yang dimiliki untuk kegiatan yang
ada di dalam Posbindu PTM.
4) Dana usaha, memiliki peran untuk berperan aktif sebagai sukarelawan sosial
serta mendukung penyelenggaraan kegiatan Posbindu PTM melalui sarana
dan biaya.
6. Pembiayaan Posbindu PTM
Pada tahap awal pelaksanaan kegiatan Posbindu PTM mendapat stimulasi atau
subsidi dari pemerintah. Secara bertahap, masyarakat diharapkan mampu membiayai
penyelenggaraan kegiatan secara mandiri. Pihak swasta berpartisipasi dalam
membina kegiatan Posbindu PTM dalam bentuk dan mekanisme kemitraan yang
sudah ada, yaitu “CSR (Corporate Social Responsibility)” sebagai tanggung jawab
sosial perusahaan.
Puskesmas juga dapat memanfaatkan sumber-sumber pembiayaan yang potensial
untuk mendukung dan menyediakan fasilitas dalam penyelenggaraan kegiatan
Posbindu PTM selaku pembina kegiatan di wilayah kerjanya. Salah satunya melalui
pemanfaatan Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) yang ada di Puskesmas untuk
fasilitasi transportasi petugas Puskesmas dalam melakukan penilaian dan pemantauan
terhadap terlaksananya kegiatan Posbindu PTM di masyarakat.
Pemerintah Daerah setempat memiliki kewajiban juga untuk menjaga
keberlangsungan kegiatan Posbindu PTM di desa/kelurahan, agar terus tumbuh dan
berkembang dengan dukungan kebijakan termasuk berbagai fasilitas lainnya.
K. Pelaksanaan Kegiatan Posbindu PTM
Kegiatan dalam Posbindu PTM adalah wawancara, pengukuran, pemeriksaan dan
tindak lanjut dini. Wawancara dilakukan berguna untuk menelusuri faktor risiko perilaku
seperti merokok, konsumsi sayur dan buah, aktivitas fisik, konsumsi alkohol, dan stress.
Pengukuran berat badan, tinggi badan, Indeks Massa Tubuh (IMT), lingkar perut, dan
tekanan darah. Pemeriksaan faktor risiko PTM seperti gula darah sewaktu, kolesterol
total, trigliserida, pemeriksaan klinik payudara, arus puncak ekspirasi, lesi pra kanker
(Inspeksi Visual asam asetat / IVA positif), kadar alkohol dalam darah, tes amfetamin
urin.
Berdasarkan hasil wawancara, pengukuran dan pemeriksaan kemudian dilakukan
tindak lanjut dini yaitu berupa pembinaan secara terpadu dengan peningkatan
pengetahuan dan kemampuan masyarakat tentang cara mengendalikan faktor risiko PTM
melalui penyuluhan secara massal atau dialog interaktif dan atau konseling faktor risiko
secara terintegrasi pada individu dengan faktor risiko, sesuai dengan kebutuhan
masyarakat termasuk rujukan sistematis dalam sistem pelayanan kesehatan paripurna.
Rujukan kegiatan Posbindu PTM dilaksanakan dalam kerangka pelayanan
kesehatan secara berkelanjutan (Continuum of Care) dari masyarakat sampai ke fasilitas
pelayanan kesehatan dasar termasuk rujuk balik ke masyarakat guna pemantauan lebih
lanjut. Dalam situasi dan kondisi tertentu, kegiatan Posbindu PTM bisa disesuaikan
dengan kebutuhan dan kesepakatan bersama menyesuaikan situasi dan kondisi tersebut.
Alur proses dalam penyelenggaraan kegiatan Pos Pembinaan Terpadu Penyakit Tidak
Menular (Posbindu PTM) secara sederhana dapat diuraikan sebagai berikut:
Pemeriksaan
(satu persatu)
3. Opertunity / Peluang
a. Partisipasi kader baik dari Puskesmas atau masyarakat
b. Adanya kesempatan pada petugas dalam mengikuti pelatihan Program Posbindu
PTM
4. Threat / Ancaman
a. Keterbatasan pada masyarakat dalam berkunjung ke Puskesmas
b. Keterbatasan pada masyarakat dalam pendataan PTM
c. Sebagian masyarakat tau tentang penyakitnya tetapi tidak mau berobat, seperti TD
tinggi tapi tidak mau berobat dan rutin minum obat.
F. Solusi untuk pelaksanaan Posbindu PTM
1. Melakukan penyuluhan tentang posbindu PTM untuk meningkatkan pengetahuan
masyarakat maupun kader
2. Memberikan pelatihan kepada para kader Posbindu PTM untuk meningkatkan
pengetahuan kader
3. Bekerjasama dengan pihak swasta untuk menjadi sponsor dalam pelaksanaan posbindu,
sehingga ada alat pemeriksaan tambahan saatposbindu
4. Menjalin kerjasama dan koordinasi dengan pihak yang terkait (Camat, Lurah, TimPKK,
Kepala Lingkungan, Tokoh Masyarakat) agar dapat berperan aktif dalam pelaksanaan
posbindu
5. Menjalin kemitraandengan lintas sektor untuk mengadakan posbindu ditempat umum
strategis lainnya, misalnya:sekolah, tempat bekerja, dan lain-lain. untuk meningkatkan
pengetahuan kader
6. Melakukan kegiatan monitoring dan evaluasi secara rutin agar program Posbindu PTM
dapat berjalan sesuai dengan rencana dan dapat mencapai tujuan.
7. Pelaksanaan Posbindu PTM di masa pandemi covid-19 harus menerapkan adaptasi
kebiasaan baru (AKB) dalam wujud protokol kesehatan yang ketat, meliputi:
a. Persiapan: Koordinasi dengan gugus tugas covid-19 setempat termasuk puskesmas,
kader harus dalam kondisi sehat, peralatan dan sarana kegiatan yang telah
didesinfektan, termasuk menyediakan sarana cucitangan, serta menyampaikan
pengumuman waktu pelaksanaan dengan system penjadwalan guna mencgah
kerumunan
b. Pelaksanaan: Seluruh kader di pastikan sehat, di cek suhu, mencuci tangan, serta
memakai alat pelindung diri. Posbindu PTM dilaksanakan di area terbuka untuk
memastikan sirkulasi udara yang baik. Seluruh pengunjung yang datang wajib
memakai masker dan antri dengan saling menjaga jarak, tidak lupa mencuci tangan
pakai sabun serta dalam kondisi tidak bergejala dengan batas suhu 37.3 oC. Setelah
pelaksanaan posbintu PTM, pengunjung mencuci tangan dan diminta langsung
kembali ke kediaman masing-masing untuk membersihkan diri, demikian pula
seluruh kader dan petugas juga melakukan proses bersih diri dan desinfeksi terhadap
sarana maupun peralatan yang digunakan
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Posbindu PTM merupakan salah satu upaya kesehatan masyarakat (UKM) yang
berorientasi kepada upaya promotif dan preventif. Berdasarkan hasil analisis yang telah
dilakukan pada program posbindu PTM di lingkungan Puskesmas Padang Bulan, maka
didapatkan kesimpulan masih adanya kendala dalam pelaksanaan program yang sesuai dengan
program Kemenkes RI. Hal ini terkait dengan kurangnya tenaga kesehatan dalam program
Posbindu PTM, tenaga kesehatan sebelum bertugas belum memiliki pengalaman dalam
program Posbindu PTM, serta adanya Keterbatasan pada masyarakat dalam berkunjung ke
Puskesmas, dan sebagian masyarakat tau tentang penyakitnya tetapi tidak mau berobat, seperti
TD tinggi tapi tidak mau berobat dan rutin minum obat. Salah satu bentuk solusi dalam
mengatasi kendala tersebut adalah memberikan pelatihan kepada para kader Posbindu PTM
untuk meningkatkan pengetahuan kader dan melakukan penyuluhan kepada masyarakat.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan yang telah didapatkan dari pelaksanaan program posbindu
PTM di Puskesmas Padang Bulan ada beberapa kesenjangan program yang tidak sesuai
dengan pelaksanaan program berdasarkan Kemenkes RI, oleh sebab itu kami sangat
mengharapkan kepada:
1. Pihak Puskesmas
Untuk meningkatkan kinerja masing-masing program agar angka pencapaian lebih dapat
ditingkatkan. Selain itu dapat dilakukannya pelatihan kepada kader posbindu PTM untuk
meningkatkan kualitas pelayanan.
2. Bagi Mahasiswa
Analisa program Posbindu PTM di puskesmas sehingga dapat membuka wawasan
mahasiswa untuk membandingkan program menurut kemenkes RI yang telah
dilaksanakan oleh puskesmas berdasarkan hasil evidence based practice
DAFTAR PUSTAKA
Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru. (2019). Profil Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru Tahun 2019.
Pekanbaru: Dinkes Pekanbaru
Direktorat Jendral Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular. (2019). Buku
Pedoman Manajemen Penyakit Tidak Menular. Jakarta: Kemenkes RI.
Kementerian Kesehatan RI. (2019). Pedoman Umum Pos Pembinaan Terpadu Penyakit Tidak
Menular. Jakarta: Kemenkes RI.
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No 43 Tahun 2016 Tentang Pelayanan
Minimal Bidang Kesehatan. Jakarta: Kemenkes RI
Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas). (2018). Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan
Kementerian RI Tahun 2018. Diperoleh pada tanggal 15 Desember 2020, dari
https://kesmas.kemkes.go.id
WHO. (2018). Noncommunicable Disease Country Profiles 2018. Diperoleh pada tanggal 15
Desember 2020, dari https://doi.org/16/j.jad.2010.09.00
LAPORAN HASIL KEGIATAN
LOKAKARYA MINI MASYARAKAT I (LKMM I)
DI RW 012 KELURAHAN TOBEKGODANG
KECAMATAN TAMPAN PEKANBARU
1) Tahap persiapan
Tahap persiapan mencakup:
1. Pembuatan pre-plenning
2. Konsultasi dengan dosen pembimbing
3. Menentukan tempat, waktu dan peserta penyuluhan
4. Persiapan materi yang akan disampaikan
5. Mempersiapkan media yang digunakan
2) Tahap pelaksanaan
1. Acara dilaksanakan pada hari jumat, 11 Desamber 2020 pukul 08.30 WIB di aula
MDTa Nurul Huda kelurahan Tobekgodang kecamatan Tampan Pekanbaru dan
berakhir pada pukul 10.00 WIB.
2. Tamu undangan yang hadir mencapai 25 orang, dengan rincian 18 orang hadir secara
tatap muka (offline) dan 7 orang lainnya secara virtual (online), dosen pembimbing ,
bapak lurah Tobekgodang, ketua RT 03 dan 04. Para peserta tampak memperhatikan
selama penyampaian materi yang diberikan.
3. Ners muda berperan sesuai dengan tugasnya masing-masing, yaitu pembawa acara
Aska rahim, Penyaji Clarissa stefani, Observer Dian permata ningtyas, Fasilitator
Mashita Dewi, Giatri Rahma Sari, Khansa Rizki Syukrina, Dokumentasi Fitri Amelia,
Seksi Konsumsi Putri Ayu Suryawan, Seksi Humas Endah Rizki Ayunita, Furti
Okliantoni, Seksi Perlengkapan Abdul Khoiruddin
4. Kegiatan berlangsung selama 90 menit, susunan acara pada saat kegiatan sebagai
berikut:
3) Tahap evaluasi
1. Evaluasi struktur
a. Tamu undangan yang hadir mencapai 25 orang, dengan rincian 18 orang hadir
secara tatap muka (offline) dan 7 orang lainnya secara virtual (online)
b. Tempat dan alat yang digunakan sesuai dengan rencana kegiatan, namun
terdapat sedikit kendala pada sinyal yang kurang mendukung untuk dilakukan
kegiatan online
c. Peran serta tugas mahasiswa sudah sesuai dan bekerjasama dengan baik
d. Moderator belum menanyakan terkait kesediaan PJ untuk LKMM setelah
pembahasan POA
e. Penyampaian materi yang lama, membuat warga mulai jenuh dan bosan
2. Evaluasi proses
a. Pelaksanaan kegiatan tidak tepat waktu, terlambat sekitar 30 menit
b. Sekitar 85% warga menyimak materi dari awal hingga akhir, 15% lainnya hilang
fokus ke ponsel atau mengobrol
c. Masyarakat berperan aktif dalam kegiatan LKMM. Beberapa warga berdiskusi
terkait kegiatan yang tepat dan setuju dengan rencana kegiatan yang akan
dilakukan oleh ners muda
d. Terdapat peran aktif warga seperti Ibu Ila Majid selaku Ketua RT 4 yang
memberikan saran terkait kurangnya tempat mencuci tangan di fasilitas umum
seperti KUA agar segera ditindak lanjuti
3. Evaluasi hasil
a. Ners muda dan warga RW 12 memahami permasalahan yang terjadi di
lingkungannya terkait kurangnya peran aktif warga untuk mencegah penularan
Covid-19
b. Prioritas masalah terkait perilaku, dan warga RW 12 memahami mengapa bisa
terjadi masalah tersebut berdasarkan hasil pengumpulan data
c. Rencana kegiatan yang akan di praktikkan berupa : penyuluhan kesehatan,
pemasangan poster, pelatihan satgas Covid, pembagian masker gratis, serta
olahraga untuk meningkatkan imunitas tubuh
d. Warga setuju dengan segala bentuk kegiatan yang akan dilakukan oleh Ners
Muda dan mengatakan akan turut berperan serta dalam kegiatan
4) Faktor pendukung
Faktor pendukung kegiatan ini yaitu tempat kegiatan yang dilaksanakan di aula MDTa
Nurul Huda memiliki tempat yang memadai untuk dilakukannya kegiatan serta antusias
beberapa peserta dalam kegiatan
5) Faktor penghambat
Faktor penghambat yaitu beberapa peserta yang terlambathadir dan beberapa peserta
yang berbicara sehingga kurang konsentrasi dalam mengikuti penyuluhan, namun dapat
terkendali hingga acara selesai. Faktor peghambat lainnya yaitu kurang bagusnya signal
ketika googlemeet berlangsung.
6) Rencana tindak lanjut
Rencana tindak lanjut yang akan dilakukan setelah kegiatan Lokakarya Mini Masyarakat
I (LKMM I) diharapkan setiap program yang sudah dibuat dapat berjalan sesuai dengan
waktu yang sudah ditentukan.
LAPORAN HASIL KEGIATAN PEMASANGAN BANNER
DI RW 012 KELURAHAN TOBEKGODANG KECAMATAN TAMPAN
KOTA PEKANBARU
A. TAHAP PERSIAPAN
Tahap persiapan ini mencakup pembuatan pre planning, persiapan alat dan banner
yang akan digunakan, serta mengkonsultasikan bahan banner yang akan dipasang kepada
dosen pembimbing akademik. Selanjutnya melakukan persiapan untuk pelaksanaan sesuai
dengan rencana yang telah ditetapkan.
B. TAHAP PELAKSANAAN
1) Acara dilaksanakan pada hari Sabtu, 19 Desember 2020 pukul 16.00 WIB dan berakhir
pada pukul17.00 WIB.
2) Jumlah peserta yang ikut serta sebanyak 6 orang ners muda dan 2 orang pemuda RW
012
3) Ners muda berperan sesuai dengan tugasnya masing-masing, yaitu: ketua pelaksan,
fasilitator,observer serta dokumentasi,
4) Kegiatan pemasangan banner berlangsung selama 60 menit.
C. TAHAP EVALUASI
1. Evaluasi Struktur
a. Jumlah yang ikut serta yaitu 6 orang ners muda dan 2 orang pemuda RW 012;
b. Setting tempat pemasangan banner telah disepakati sebelum kegiatan;
c. Peran Ners muda sebagai pelaksana acara telah sesuai dengan peran dan tugas
masing-masing;
d. Perlengkapan alat yang digunakan juga sudah lengkap sesuai yang telah
direncanakan, yaitu: kayu, linggis, banner dan lain-lain.
2. Evaluasi Proses
a. Pelaksanaan kegiatan berlangsung pada hari Sabtu, 19 Desember 2020 pukul 16.00
WIB dan berakhir pada pukul 17.00 WIB.
b. Kegiatan berjalan lancar sesuai rencana dan kontrak yang telah disepakati.
c. Peran dan tugas Ners muda telah dilaksanakan sesuai perencanaan
d. Pemasangan banner sesuai dengan titik lokasi yang telah ditentukan yaitu di KUA,
MDTA Nurul Huda, Jalan Rambai dan Mesjid Nurul Huda.
3. Evaluasi Hasil
Pemuda dan Ners muda mampu menjalin kerjasama dalam kegiatan pemasangan banner
di lokasi yang telah ditentukan.
4. Saran
Pemasangan banner yang telah dilakukan diharapkan dapat diterapkan oleh masyarakat
setempat.
D. FAKTOR PENDUKUNG
Faktor pendukung kegiatan pemasangan banner ini yaitu pemuda yang turut membantu
Ners Muda dalam melakukan kegiatan dan alat yang digunakan serta tempat strategis dan
terbagi rata untuk setiap RT di RW 012 untuk dilakukan pemasangan banner .
E. FAKTOR PENGHAMBAT
Tidak terdapat faktor penghambat dalam kegiatan pemasangan banner.
F. RENCANA TINDAK LANJUT
Rencana tindak lanjut yang akan dilakukan setelah dilakukan pemasangan banner di RW
012 diharapkan masyarakat dapat mengaplikasi cuci tangan, menjaga jarak dan
menggunakan masker dengan baik dalam kehidupan sehari-hari sehingga dapat mencegah
penularan Covid-19
G. DOKUMENTASI
LAPORAN HASIL KEGIATAN
PENYULUHAN PENCEGAHAN COVID-19
DI RW 12 KELURAHAN TOBEKGODANG
KECAMATAN TAMPAN PEKANBARU
A. Tahap Persiapan
Tahap persiapan ini mencakup :
1. Pembuatan pre planning
2. Konsultasi dengan dosen pembimbing
3. Meminta izin kepada ketua RW 12
4. Menentukan waktu penyuluhan
5. Persiapan materi yang akan disampaikan yaitu penyuluhan pencegahan covid-19
6. Selanjutnya melakukan persiapan untuk pelaksanaan sesuai dengan rencana yang telah
ditetapkan
B. Tahap Pelaksanaan
1. Acara dilaksanakan pada hari Selasa, 22 Desember pukul 13.00 via WhatsApp group
RW 12
2. Jumlah warga yang hadir adalah seluruh warga yang tergabung di dalam grup Whatsapp
RW 12
3. Ners muda berperan sesuai dengan tugasnya masing-masing, yaitu moderator (Inka
Selvia, S.Kep); Leader (Giatri Rahma Sari S.Kep); Perlengkapan (Endah Rizki
Ayunita); Observer (Fitri Amelia, S.Kep); Fasilitator (Aska Rahim, S.Kep,Mashita
Dewi, S.Kep, Dian Permata Ningtyas, S.Kep, Putri Ayu Suryawan, S.Kep, Khansa Rizki
Syukrina, S.Kep, Dhea Putri Primadana Arum, S.Kep, Clarissa Steffany, S.Kep, Furti
Okliantoni Pratiwi, S.Kep, Akheri Ramadhanti, S.Kep, dokumentasi (Abdul
Khoiruddin, S.Kep)
4. Susunan acara pada saat dilaksanakan kegiatan sebagai berikut:
Hari/Tgl Waktu Durasi Kegiatan Mahasiswa Kegiatan peserta
13.00 Pembukaan Pembukaan dari perwakilan Membaca dan
Selasa, 22 WIB (5 menit) ners muda Menyimak grup
Desember Whatsapp
13.05 Penyuluha a) Penyuluhan online via Membaca dan
2020
WIB n (25 grup WA mendengarkan audio
menit) b) PPT yang telah diisi PPT
suara rekaman
presentator dibagikan
melalui via WA grup
C. Kriteria Evaluasi
1. Evaluasi struktur
a. 100% masyarakat yang hadir dalam acara kegiatan penyuluhan COVID-19 Di
wilayah RW 012 Kelurahan Tobekgodang Kecamatan Tampan Pekanbaru.
b. Tempat dan alat yang digunakan sesuai dengan rencana kegiatan penyuluhan
COVID-19 Di wilayah RW 012 Kelurahan Tobekgodang Kecamatan Tampan
Pekanbaru.
c. Peran serta tugas mahasiswa sudah sesuai dan bekerjasama dengan baik
d. Penyampaian materi melalui PPT audio yang sudah di siapkan oleh ners mudah
membuat masyarakat kurang fokus dan sedikit mengantuk dalam mengikuti
penyuluhan COVID-19 Di wilayah RW 012 Kelurahan Tobekgodang Kecamatan
Tampan Pekanbaru.
e. Pre planning sudah dikonsulkan
2. Evaluasi proses
a. Pelaksanaan kegiatan sudah tepat waktu.
b. Undangan dan mahasiswa mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir
c. Hanya 5 orang masyarakat berperan aktif dalam kegiatan penyuluhan COVID-19
Di wilayah RW 012 Kelurahan Tobekgodang Kecamatan Tampan Pekanbaru.
d. Terdapat peran aktif masyarakat, dengan memberikan pertanyaan kepada pemateri
penyuluhan COVID-19.
3. Evaluasi hasil
a. 80% anggota mampu memahami tugas dan pelaksanaan penyuluhan COVID-19.
b. 80% anggota masyarakat mampu memahami materi pelatihan yang disampaikan.
D. Faktor Pendukung
Faktor pendukung kegiatan ini yaitu tempat kegiatan dilakukan di grup WhatsApp RW 12
sehingga semua yang tergabung di grup dapat membaca. Beberapa Peserta penyuluhan
tampak semangat dalam memberikan pertanyaan maupun memberikan jawaban terkait
penyuluhan
E. Faktor Penghambat
Faktor penghambat yang ditemukan adalah saat pelaksanaan penyuluhan yaitu para peserta
kurang kooperatif dimana para peserta yang aktif dan memperhatikan hanya 5 orang..
F. Rencana Tindak Lanjut
Rencana tindak lanjut yang dapat dilakukan diharapkan seluruh warga RW 12 dapat mampu
menumbuhkan kesadaran diri serta dapat menerapkan semua protokol kesehatan dengan
baik dan benar dalam mencegah penularan Covid-19
LAPORAN HASIL KEGIATAN SATGAS COVID-19
DI RW 012 KELURAHAN TOBEKGODANG KECAMATAN TAMPAN
KOTA PEKANBARU
A. TAHAP PERSIAPAN
Tahap persiapan ini mencakup pembuatan pre planning, persiapan materi yang akan
disampaikan dan media yang akan digunakan, serta mengkonsultasikan bahan materi yang
akan digunakan kepada dosen pembimbing akademik. Selanjutnya melakukan persiapan
untuk pelaksanaan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan.
B. TAHAP PELAKSANAAN
1. Acara dilaksanakan pada hari Rabu, 16 Desember 2020 pukul 09.30 WIB dan berakhir
pada pukul 10.30 WIB melalui Google Meet
2. Jumlah peserta yang hadir sebanyak 14 orang ners muda, 1 orang dosen pembimbing
dan 2 orang masyarakat
3. Ners muda berperan sesuai dengan tugasnya masing-masing, yaitu: moderator,
pemateri, fasilitator dan observer serta dokumentasi.
4. Ners muda berperan sesuai dengan tugasnya masing-masing, yaitu mederator (Inka
Selvia, S.Kep); presentator (Dhea Putri Primadana Arum S.Kep); observer (Khansa
Rizky Sukrina, S.Kep); fasilitator (Abdul Khoiruddin, S.Kep, Akheri Ramadhanti,
S.Kep, Clarisaa Stefany, S.Kep, Dian Permata Ningtyas, S.Kep, Endah Rizki Ayunita,
S.Kep, Furti Okliantoni Pratiwi, S.Kep, Giatri Rahma Sari, S.Kep, Mashita Dewi,
S.Kep, Putri Ayu Suryawan, S.Kep) dokumentasi (Aska Rahim, S.Kep, Fitri Amelia,
S.Kep)
5. Kegiatan penyuluhan selama 60 menit. Susunan acara pada saat dilaksanakan kegiatan
pelatihan satgas covid sebagai berikut:
C. TAHAP EVALUASI
1. Evaluasi struktur
a. Peserta yang hadir berjumlah 14 orang ners muda, 1 orang dosen pembimbing dan
2 orang masyarakat;
b. Setting tempat acara berlangsung di Google Meet ;
c. Peran Ners muda sebagai pelaksana acara telah sesuai dengan peran dan tugas
masing-masing;
2. Evaluasi proses
a. Pelaksanaan kegiatan berlangsung pada hari Rabu, 16 Desember 2020 pukul
09.30 WIB dan berakhir pada pukul 10.30 WIB.
b. Kegiatan berjalan lancar sesuai rencanadan kontrak yang telah disepakati.
c. Peran dan tugas Ners muda telah dilaksanakan sesuai perencanaan
d. Peserta sangat aktif dalam mengikuti kegiatan dengan memberikan beberapa
pertanyaan oleh Satgas Covid-19.
e. Seluruh peserta mengikuti kegiatan sampai akhir.
3. Evaluasi hasil
Para kader dan Ners muda mampu menjalin kerjasama untuk kegiatan satgas Covid-
19.
4. Saran
Kegiatan yang telah dilakukan diharapkan dapat diterapkan oleh peserta Satgas
Covid-19.
D. FAKTOR PENDUKUNG
Faktor pendukung kegiatan ini yaitu peserta Satgas Covid-19 yang ikut berperan aktif
dalam kegiatan Satgas Covid-19 baik membantu dalam bentuk tenaga ataupun alat-alat.
E. FAKTOR PENGHAMBAT
Faktor penghambat yaitu kurangnya pengetahuan masyarakat dalam menggunakan
perangkat (Google Meet).
F. RENCANA TINDAK LANJUT
Rencana tindak lanjut yang akan dilakukan setelah pelatihan satgas Covid-19 diharapkan
para peserta dapat cepat tanggap dalam menangani kasus Covid-19 dan menanggulangi
serta mencegah penularan Covid-19 sesuai dengan prosedur yang seharusnya.
G. DOKUMENTASI
LAPORAN HASIL KEGIATAN
BEKERJASAMA DENGAN BNPB BKKBN KOTA PEKANBARU UNTUK
MELAKUKAN PEMBAGIAN MASKER SECARA GRATIS KEPADA MASYARAKAT
RW 012 KELURAHAN TOBEKGODANG
BERSAMA DENGAN KELOMPOK PEMUDA
A. Tahap Persiapan
Tahap persiapan ini mencakup :
1. Pembuatan pre planning.
2. Konsultasi dengan dosen pembimbing.
3. Koordinasi dengan lintas sektor (BNPB BKKBN Kota Pekanbaru) terkait permohonan
bantuan penyediaan masker.
4. Koordinasi dengan kelompok pemuda.
5. Persiapan alat dan bahan untuk pembagian masker.
6. Melakukan persiapan untuk pelaksanaan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan.
B. Tahap Pelaksanaan
1. Bekerjasama dengan pemuda setempat untuk melakukan kegiatan pembagian masker
2. Sebelum memulai kegiatan, ners muda beserta pemuda melakukan doa bersama terlebih
dahulu
3. Setelah melakukan doa, Ners muda dan pemuda pergi ke tempat yang sudah dibagi
(dibagi menjadi 3 tim) sesuai dengan lokasinya, yaitu:
a) Tim 1: di Jl. Rajawali sakti
b) Tim 2: di Jl. Rambai
c) Tim 3: berkeliling sekitar RW 12 (sasaran utama tempat yang ramai seperti kedai
atau warung).
4. Ners muda dan pemuda membagikan masker kepada warga yang tidak memakai masker
yang lewat disekitar tempat tersebut.
5. Setelah selesai, ners muda dan pemuda kembali berkumpul untuk melakukan evaluasi
terkait kegiatan pembagian masker.
C. Tahap Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
a) Peran Ners Muda sebagai pelaksana kegiatan pembagian masker telah sesuai
dengan tugas dan tanggung jawab masing-masing.
b) Tempat dan alat sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan, yaitu:
1) Tim 1: di Jl. Rajawali sakti
2) Tim 2: di Jl. Rambai
3) Tim 3: berkeliling sekitar RW 12 (sasaran utama tempat yang ramai seperti
kedai atau warung).
2. Evaluasi Proses
a) Pelaksanaan kegiatan dilakukan pada tanggal 22 Desember 2020.
b) Kegiatan dilaksanakan tidak sesuai dengan waktu yang telah direncanakan
sebelumnya karena menunggu penyediaan masker dari pihak sponsor yang dalam
hal ini adalah BNPN BKKBN Kota Pekanbaru.
c) Ners Muda selaku pelaksana mampu berperan aktif pada saat kegiatan berlangsung.
3. Evaluasi Hasil
a) Ners Muda dan kelompok pemuda mampu menjalin kerja sama untuk kegiatan
pembagian masker secara gratis.
b) Masyarakat mampu menerapkan protokol kesehatan (penggunaan masker) dengan
diberikannya masker secara gratis oleh pelaksana kegiatan.
D. Faktor Pendukung
Faktor pendukung pada kegiatan ini yaitu antusias dari pemuda yang mau di ajak
bekerjasama dengan ners muda serta pihak BNPB BKKBN Kota Pekanbaru yang sudah
mensponsori kegiatan pembagian masker ini.
E. Faktor Penghambat
Faktor penghambat pada kegiatan ini yaitu, ada beberapa warga yang menolak diberikan
masker dengan alasan warga tersebut tidak suka memakai masker dan merasa sesak ketika
menggunakan masker, ners muda sudah mencoba memberikan edukasi kepada warga
tersebut tetapi warga tersebut tetap tidak mau menerima masker yang diberikan.
F. Rencana Tindak Lanjut
Rencana tindak lanjut yang akan dilakukan setelah dilaksanakannya pembagian masker ini
adalah Ners Muda berharap masyrakat mampu meningkatkan kesadarannya akan pentingnya
penggunaan masker di masa pandemi ini untuk mencegah dan menanggulanggi penularan
Covid-19. Penerapan hukuman/ sanksi bagi yang tidak menggunakan masker juga dapat
dijadikan pertimbangan bagi pihak yang berwajib agar masyarakat mau mengubah
perilakunya, sehingga penularan Covid-19 dapat dicegah dan ditanggulangi bersama-sama.
DOKUMENTASI KEGIATAN
BEKERJASAMA DENGAN BNPB BKKBN KOTA PEKANBARU UNTUK
MELAKUKAN PEMBAGIAN MASKER SECARA GRATIS KEPADA
MASYARAKAT RW 012 KELURAHAN TOBEKGODANG
BERSAMA DENGAN KELOMPOK PEMUDA
LAPORAN HASIL KEGIATAN
OLAHRAGA RUTIN UNTUK MENINGKATKAN IMUNITAS MASYARAKAT
SELAMA MASA PANDEMI COVID-19
A. Tahap Persiapan
1. Membuat pre planning
2. Konsultasi dengan pembimbing terkait pre planning
3. Meminta izin kepada ketua RW 012
4. Menentukan waktu kegiatan senam
5. Persiapan alat dan yang dibutuhkan untuk proses senam
6. Melakukan persiapan untuk pelaksanaan sesuai rencana yang telah ditetapkan
B. Tahap Pelaksanaan
1. Acara dilakukan pada hari Sabtu, 19 Desember pukul 08.00 dilapangan voli RW 012
2. Jumlah peserta senam yang hadir sekitar 15 orang
3. Ners muda berperan sesuai dengan tugasnya masing masing, yaitu : Ketua pelaksana
(Dian Permata Ningtyas, S. Kep), Sekretaris pelaksana (Clarissa stefany, S.Kep),
Fasilitator (Giatri Rahma Sari S. Kep, Dhea Putri Primadana Arum S. Kep, Furti
Okliantoni Pratiwi S. Kep, Khansa Riski Syukrina S. Kep, Endah Rizki Ayunita S.
Kep), Dokumentasi (Mashita Dewi, S. Kep), Perlengkapan (Abdul Khoiruddin S.
Kep, Akheri Ramadhanti S. Kep), Observer (Aska Rahim, S.Kep), Konsumsi (Putri
Ayu Suryawan S. Kep, Fitri Amelia S.Kep, Inka Selvia S.Kep)
4. Kegiatan dilakukan sekitar 90 Menit, dengan susunan acara sebagai berikut:
C. Tahap Evaluasi
1. Evaluasi struktur
a. Peserta yang hadir dalam kegiatan senam sebanyak 15 orang.
b. Tempat dan alat yang digunakan sesuai dengan rencana kegiatan senam.
c. Peran serta tugas mahasiswa sudah sesuai dan bekerjasama dengan baik
d. Pre planning sudah dikonsulkan
2. Evaluasi proses
a. Pelaksanaan kegiatan tidak tepat waktu, terlambat sekitar 45 menit
b. Undangan yang disebarkan dan beberapa ajakan secara langsung dilakukan
untuk mengundang peserta mengikuti kegiatan.
c. Pemeriksaan tekanan darah sebelum dan sesudah kegiatan senam telah
dilakukan.
d. Peserta berperan aktif dan antusias dalam kegiatan senam.
3. Evaluasi hasil
a. 100% peserta mengikuti kegiatan senam dengan tertib dan antusias.
b. 100% peserta mengatakan menjadwalkan senam aerobik rutin setiap
minggunya.
D. Faktor Pendukung
1. Warga RW 012 Kelurahan Tobekgodang tampak antusias dan turut serta
berpartisipasi dalam kegiatan senam dari awal hingga akhir
2. Terjalinnya kerjasama yang baik antara warga dan ners muda, terlihat dari kontribusi
masyarakat saat membantu mengumpulkan warga.
E. Faktor Penghambat
Beberapa warga terlambat datang sehingga acara yang pada awalnya dijadwalkan pukul
07.00 menjadi pukul 08.00, persiapan alat yang belum tepat, namun dapat teratasi.
F. Rencana Tindak Lanjut
Warga RW 012 dapat melanjutkan kegiatan senam ini yang dapat dilakukan secara rutin
setiap minggu
DOKUMENTASI KEGIATAN
OLAHRAGA RUTIN UNTUK MENINGKATKAN IMUNITAS MASYARAKAT
SELAMA MASA PANDEMI COVID-19
A. TAHAP PERSIAPAN
Tahap persiapan ini mencakup pembuatan pre planning, persiapan materi yang
akan disampaikan dan media yang akan digunakan, serta mengkonsultasikan bahan
materi yang akan digunakan kepada dosen pembimbing akademik. Selanjutnya
melakukan persiapan untuk pelaksanaan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan.
B. TAHAP PELAKSANAAN
1. Acara dilaksanakan pada hari Kamis, 10 Desember 2020 pukul 16.00 WIB dan
berakhir pada pukul 17.00 WIB.
2. Jumlah peserta yang hadir sebanyak 5 orang ners muda dan 43 orang masyarakat
3. Ners muda berperan sesuai dengan tugasnya masing-masing, yaitu: pemateri, MC,
seksi perlengkapan, seksi humas, seksi konsumsi dan observer serta dokumentasi,
4. Kegiatan UKS berlangsung selama 60 menit.
C. TAHAP EVALUASI
1. Evaluasi struktur
a. Peserta yang hadir berjumlah 5 orang ners muda dan 43 orang masyarakat;
b. Setting tempat acara berlangsung telah disepakati sebelum kegiatan;
c. Peran Ners muda sebagai pelaksana acara telah sesuai dengan peran dan tugas
masing-masing;
d. Perlengkapan alat dan media yang digunakan juga sudah lengkap sesuai yang
telah direncanakan, yaitu: infocus, microphone, speaker, atribut dan lain-lain.
2. Evaluasi proses
a. Pelaksanaan kegiatan berlangsung pada hari Kamis, 10 Desember 2020 pukul
16.00 WIB dan berakhir pada pukul 17.00 WIB.
b. Kegiatan berjalan lancar sesuai rencana dan kontrak yang telah disepakati.
c. Peran dan tugas Ners muda telah dilaksanakan sesuai perencanaan
d. Peserta sangat aktif dalam mengikuti kegiatan.
e. Seluruh peserta mengikuti kegiatan sampai akhir.
3. Evaluasi hasil
Peserta dan Ners muda mampu menjalin kerjasama dalam kegiatan penyuluhan cuci
tangan.
4. Saran
Kegiatan yang telah dilakukan diharapakan dapat diterapkan oleh anak-anak dalam
kehidupan sehari.
D. FAKTOR PENDUKUNG
Faktor pendukung kegiatan ini yaitu temapt kegiatan yang dilaksanakan di MDTA
Nurul Huda yang memiliki tempat memadai untuk dilakukan kegiatan serta antusias
peserta dalam kegiatan.
E. FAKTOR PENGHAMBAT
Faktor penghambat yaitu alat-alat yang masih kurang baik.
F. RENCANA TINDAK LANJUT
Rencana tindak lanjut yang akan dilakukan setelah dilakukan penyuluhan cuci tangan
pada anak-anak diharapkan para peserta dapat mengaplikasi cuci tangan dengan baik
dalam kehidupan sehari-hari baik di rumah maupun di sekolah sehingga dapat mencegah
penularan Covid-19.
G. DOKUMENTASI
LAPORAN HASIL KEGIATAN
PENYULUHAN PENCEGAHAN COVID-19
DI RW 12 KELURAHAN TOBEKGODANG
KECAMATAN TAMPAN PEKANBARU
A. Tahap Persiapan
Tahap persiapan ini mencakup :
a) Pembuatan pre planning
b) Konsultasi dengan dosen pembimbing
c) Meminta izin kepada ketua KUA
d) Menentukan waktu penyuluhan
e) Persiapan materi yang akan disampaikan yaitu penyuluhan protokol kesehatan pada
pekerja saat pandemi covid-19
f) Selanjutnya melakukan persiapan untuk pelaksanaan sesuai dengan rencana yang
telah ditetapkan
B. Tahap Pelaksanaan
1) Acara dilaksanakan pada hari Senin, 21 Desember pukul 13.00 via WhatsApp group
UKK pada pekerja KUA
2) Jumlah pekerja KUA yang mengikuti kegiatan penyuluhan adalah sebanyak 7 orang.
3) Ners muda berperan sesuai dengan tugasnya masing-masing, yaitu moderator (Dian
Permata Ningtyas, S.Kep); Leader (Abdul Khoiruddin S.Kep); Perlengkapan (Akheri
Ramadhanti, S.Kep & Inka Selvia, S.Kep); Observer (Aska Rahim, S.Kep);
Fasilitator (Dhea Putri Primadana Arum, S.Kep, Mashita Dewi, S.Kep, Putri Ayu
Suryawan, S.Kep, Khansa Rizki Syukrina, S.Kep, Clarissa Steffany, S.Kep, Furti
Okliantoni Pratiwi, S.Kep, dokumentasi (Fitri Amelia, S.Kep)
4) Susunan acara pada saat dilaksanakan kegiatan sebagai berikut:
Hari/Tgl Waktu Durasi Kegiatan Mahasiswa Kegiatan peserta
13.00 Pembukaan Pembukaan dari perwakilan Membaca dan
Senin, 21 WIB (5 menit) ners muda Menyimak grup
Desember Whatsapp
13.05 Penyuluhan a) Penyuluhan online via Membaca dan
2020
WIB (25 menit) grup WA mendengarkan audio
b) PPT yang telah diisi PPT
suara rekaman
presentator dibagikan
melalui via WA grup
3. Tahap Evaluasi
a. Evaluasi struktur
1) 100% Kader yang hadir dalam acara kegiatan penyegaran sisstem 5 meja
posyandu dengan protokol kesehatan sebanyak 5 orang kader
2) Tempat dan alat yang digunakan sesuai dengan rencana kegiatan penyegaran
sistem 5 meja posyandu dengan protokol kesehatan
3) Peran serta tugas mahasiswa sudah sesuai dan bekerjasama dengan baik
4) Penyampaian materi yang baik membuat antusias kader dalam mengikuti
penyuluhan kegiatan penyegaran system 5 meja posyandu dengan protokol
kesehatan
5) Pre planning sudah dikonsulkan
b. Evaluasi proses
1) Pelaksanaan kegiatan tidak tepat waktu, terlambat sekitar 30 menit
2) Undangan dan mahasiswa mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir
3) Semua kader berperan aktif dalam kegiatan penyegaran system 5 meja
posyandu dengan protokol kesehatan, terutama pada saat kegiatan pengisian
KMS yang dipandu oleh pemateri
4) Terdapat peran aktif kader, dengan memberikan pertanyaan kepada pemateri
terkait pengisian KMS
c. Evaluasi hasil
1) 80% anggota mampu memahami tugas dan pelaksanaan posyandu secara
umum, dengan protokol kesehatan
2) 80% anggota kader mampu memahami materi yang disampaikan.
4. Faktor Pendukung
Peserta tampak aktif dan kompak dalam mengikuti kegiatan penyegaran sistem 5 meja
posyandu dengan protokol kesehatan. Peserta tampak aktif bertanya terhadap sistem
pengisisan KMS dan berdiskusi tentang kejadian yang terjadi di lapangan sebelum
posyandu terhenti.
5. Faktor Penghambat
Karena kader posyandu memiliki banyak kegiatan pada hari dilaksanakannya
kegiatan, sehingga mengakibatkan acara diundur selama 3 menit menunggu
kedatangan kader.
6. Rencana Tindak Lanjut
Rencana tindak lanjut pada kegiatan ini adalah diharapkan pada saat berlangsungnya
kegiatan posyandu para kader dapat menerapkan sistem 5 meja sesuai dengan
protokol kesehatan dengan baik dan benar baik ada atau tanpa adanya ners muda
dilingkup RW 012.
DOKUMENTASI KEGIATAN PENYEGARAN SISTEM LIMA MEJA POSYANDU
DENGAN PROTOKOL KESEHATAN DI RW 012 KELURAHAN TOBEKGODANG
KECAMATAN TAMPAN PEKANBARU