Anda di halaman 1dari 259

ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS PADA MASYARAKAT RW 012

KELURAHAN TOBEKGODANG KECAMATAN TAMPAN


KOTA PEKANBARU

DISUSUN OLEH :

1. Abdul Khoiruddin, S.Kep


2. Aska Rahim, S.Kep
3. Akheri Ramadhanti, S.Kep
4. Clarissa Stefany, S.Kep
5. Dhea Putri Primadana Arum, S.Kep
6. Dian Permata Ningtyas, S.Kep
7. Fitri Amelia, S.Kep
8. Furti Okliantoni Pratiwi, S.Kep
9. Endah Rizki Ayunita, S.Kep
10. Inka Selvia, S.Kep
11. Giatri Rahma Sari, S.Kep
12. Khansa Rizki Syukrina, S.Kep
13. Mashita Dewi, S.Kep
14. Putri Ayu Suryawan, S.Kep

DOSEN PEMBIMBING:

1. Ns. Herlina, M.Kep., Sp.Kep.Kom


2. Ns. Silvia Elki Putri, S. Kep

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS A.2020


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2020

1
ii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT, karena atas berkat dan rahmat -Nya
kami dapat menyelesaikan laporan Praktik Profesi Keperawatan Komunitas ini. Laporan ini
dibuat sebagai salah satu tugas untuk bisa memperoleh gelar Ners di Fakultas Keperawatan
Universitas Riau.
Dalam pembuatan laporan ini kami banyak mendapatkan bantuan dan bimbingan dari
berbagai pihak. Pada kesempatan ini izinkan kami menyampaikan ucapan terima kasih dan
penghargaan yang setinggi-tingginya kepada yang terhormat:
1. Prof. Dr. Ir. Usman Muhammad Tang, MS selaku Dekan Fakultas Keperawatan
Universitas Riau.
2. Ns. Darwin Karim, M.Biomed selaku Ketua Program Studi Pendidikan Profesi
Ners Fakultas Keperawatan Universitas Riau.
3. Ns. Herlina, M.Kep., Sp.Kep.Kom selaku koordinator mata ajar Praktik Profesi
Keperawatan Komunitas Fakultas Keperawatan Universitas Riau.
4. Ns. Herlina, M.Kep., Sp.Kep.Kom dan Ns. Silvia Elki Putri, S. Kep selaku
pembimbing yang telah bersedia memberikan saran, masukan, bimbingan serta
dukungan bagi kami.
5. Lurah beserta staf Kelurahan Tobekgodang Kecamatan Tampan yang telah
mengizinkan kami untuk melakukan Praktif Profesi Keperawatan Komunitas.
6. Ketua RW 012 Kelurahan Tobekgodang Bapak Hendra yang telah memberikan
kami kemudahan dan menerima kami sebagai anak-anaknya serta telah
memberikan kami kesempatan untuk melakukan praktik profesi di wilayah RW
012.
7. Ketua RT 001, Ketua RT 002, Ketua RT 003, dan Ketua RT 004 yang telah
memberikan kesempatan dan kerjasamanya sehingga laporan ini dapat
diselesaikan dengan baik dan lancar.
8. Masyarakat RW 012 Kelurahan Tobekgodang Kecamatan Tampan yang telah
menerima dan mendukung semua kegiatan yang kami laksanakan.
9. Teman-teman seperjuangan sebagai keluarga baru yang telah membantu
dan memberikan masukan serta kerjasama yang luar biasa sehingga kegiatan
dapat berjalan dengan baik dan dapat menyelesaikan laporan ini.
Kami menyadari bahwa laporan ini masih terdapat banyak kekurangan. Oleh karena
itu, kami membutuhkan kritik dan saran pembaca demi kebaikan laporan ini. Semoga laporan
ini bermanfaat dalam dunia keperawatan umumnya dan keperawatan komunitas khususnya.

Pekanbaru, Januari 2021

Kelompok 4
iii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.....................................................................................................
KATA PENGANTAR...................................................................................................ii
DAFTAR ISI .................................................................................................................iii
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang....................................................................................................1
B. Tujuan Penulisan.................................................................................................3
C. Manfaat Penulisan...............................................................................................3
D. Sistematika Penulisan.........................................................................................4
BAB II. TINJAUAN TEORI
A. Konsep Keperawatan Komunitas........................................................................5
B. Konsep Asuhan Keperawatan Komunitas..........................................................16
BAB III. ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS
A. Tahap Persiapan..................................................................................................24
B. Tahap Pengkajian................................................................................................25
C. Analisa Data........................................................................................................68
D. Prioritas Masalah Kesehatan...............................................................................71
E. Planning of Action (POA)...................................................................................71
BAB IV. PEMBAHASAN
A. Tahap Persiapan..................................................................................................74
B. Tahap Pengkajian................................................................................................75
C. Diagnosa Keperawatan.......................................................................................76
D. Tahap Intervensi..................................................................................................77
E. Tahap Implementasi............................................................................................77
BAB V. PENUTUP
A. Kesimpulan.........................................................................................................86
B. Saran ..................................................................................................................89
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................91
LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Community health nursing atau dikenal juga sebagai keperawatan kesehatan
komunitas merupakan praktik kesehatan masyarakat yang diaplikasikan sebagai upaya
peningkatan dan pemeliharaan kesehatan berdasarkan ilmu keperawatan, kesehatan
masyarakat, dan sosial (Stanhope & Lancaster, 2016). Ariani (2015) menyatakan
bahwa keperawatan komunitas merupakan suatu sintesis dari praktik keperawatan dan
praktik kesehatan masyarakat yang diterapkan untuk meningkatkan serta memelihara
kesehatan penduduk. Keperawatan komunitas bersifat komprehensif, umum, tidak
terbatas, berkelanjutan, dan tidak terbatas pada periodik (Efendi, 2009).
Sasaran dari keperawatan kesehatan komunitas adalah individu yaitu balita
gizi buruk, ibu hamil resiko tinggi, usia lanjut, penderita penyakit menular. Sasaran
keluarga yaitu keluarga yang termasuk rentan terhadap masalah kesehatan dan
prioritas. Sasaran kelompok khusus, komunitas baik yang sehat maupun sakit yang
mempunyai masalah kesehatan atau perawatan (Ariani, 2015). Peran serta masyarakat
diperlukan dalam keperawatan komunitas, diharapkan masyarakat mampu secara
mandiri menjaga dan meningkatkan status kesehatan sebagai tujuan utama
keperawatan komunitas (Mubarak, 2010). Peran perawat kesehatan masyarakat adalah
merubah perilaku masyarakat kearah positif dalam memelihara kesehatan dan
keperawatan yang mereka hadapi, memprioritaskan dan mencari alternatif pemecahan
masalah melalui perencanaan yang dibuat serta menilai hasil yang telah dicapai
(Efendi, 2009).
Covid-19 yang telah memasuki era adaptasi kebiasaan baru juga merupakan
situasi yang berdampak pada masyarakat di berbagai aspek kehidupan bermasyarakat
terutama pada aspek kesehatan. Perilaku negatif masyarakat seperti tidak menerapkan
protokol kesehatan dapat meningkatkan masalah kesehatan. Kemenkes RI (2020)
menyatakan bahwa Covid-19 dapat menular dari manusia ke manusia melalui kontak
erat dan droplet, tidak melalui udara. Orang yang paling berisiko tertular penyakit ini
adalah orang yang kontak erat dengan pasien Covid-19 termasuk yang merawat pasien
Covid-19, data yang diperoleh hingga pertengahan September 2020 didapatkan
sebanyak 240.687 kasus di Indonesia. Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru hingga

1
2

tanggal 2 Desember lalu mencatat jumlah positif Covid-19 sebanyak 227 kasus.
Wilayah kota madya Pekanbaru terdiri dari beberapa kecamatan. Salah satu
kecamatan yang memiliki tingkat kepadatan penduduk cukup tinggi adalah Kecamatan
Tampan yang terdiri dari 9 kelurahan. Salah satu kelurahan yang terbaru dan memiliki
jumlah penduduk yang cukup banyak mencapai 26.315 yaitu kelurahan Tobekgodang.
Kelurahan ini terdiri dari 13 RW yang salah satunya adalah RW 012 yang terbagi
menjadi 4 RT. Karakteristik wilayah RW 012 mencakup pemukiman warga, tempat
usaha warga, masjid, serta pusat olahraga seperti lapangan sewa futsal. Karakteristik
wilayah sangat berpengaruh terhadap peningkatan laju penyebaran Covid-19 apabila
seluruh pihak tidak turut serta melakukan pencegahan penyebaran virus. Pencegahan
yang dimaksud dapat berupa mencuci tangan secara teratur, menerapkan etika batuk
dan bersin, menghindari kontak secara langsung dengan ternak dan hewan liar serta
menghindari kontak dekat dengan siapa pun yang menunjukkan gejala penyakit
pernapasan seperti batuk dan bersin.
Hasil observasi wilayah RW 012 menunjukkan bahwa tempat umum seperti
KUA (Kantor Urusan Agama) dan tempat usaha warga setempat tidak memiliki
tempat mencuci tangan atau tidak menyediakan handsanitizer, kawasan RW 012 juga
tidak terlihat adanya poster himbauan wajib menggunakan masker atau protokol
kesehatan lainnya, warga setempat terlihat tidak menggunakan masker saat berada
diluar rumah, fasilitas umum yakni Masjid Nurul Huda memiliki tempat mencuci
tangan serta himbauan untuk mematuhi protokol kesehatan, dan hanya sebagian kecil
rumah warga yang menyediakan tempat mencuci tangan. Anak-anak usia sekolah
banyak bermain-main di sekitar lingkungan rumah pada sore hari. Mereka bermain
tidak menerapkan protokol kesehatan. Pada saat mereka bermain lebih banyak anak
yang tidak memakai masker dibandingkan dengan anak yang memakai masker.
Berdasarkan hasil pengumpulan data yang dilakukan Ners muda Fakultas
Keperawatan di RW 012 Kelurahan Tobekgodang Kecamatan Tampan yang
dilaksanakan mulai tanggal 27 November 2020 sampai 2 Desember 2020, maka
ditemukan beberapa masalah, yaitu perilaku kesehatan cenderung berisiko dan
pemeliharaan kesehatan tidak efektif.
Berdasarkan masalah kesehatan yang ditemukan oleh Ners Muda Fakultas
Keperawatan yang melakukan Praktik Profesi Keperawatan Komunitas di RW 012
Kelurahan Tobekgodang Kecamatan Tampan, maka pemecahan masalah kesehatan
yang ditemukan akan dibahas secara bersama-sama dengan petugas Satgas Covid-19
3

yang sudah terbentuk bersama dengan perangkat RW dan masyarakat.

B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Setelah melakukan Praktik Profesi Keperawatan Komunitas mahasiswa
mampu melakukan asuhan keperawatan komunitas di RW 012 Kelurahan
Tobekgodang Kecamatan Tampan.

2. Tujuan Khusus

a. Melaksanakan pengkajian yang meliputi pengumpulan data, tabulasi data serta


mempersentasikan data yang diperoleh di lapangan;
b. Merumuskan masalah kesehatan dan memberikan gambaran analisa data yang
sesuai dengan masalah kesehatan yang telah disusun;
c. Menyusun rencana tindakan yang akan dilakukan dengan masalah kesehatan
yang akan dijumpai dan diprioritaskan;
d. Mengimplementasi tindakan sesuai dengan rencana yang telah disusun;
e. Mengevaluasi hasil pelaksanaan kegiatan dan penyusunan rencana tindak lanjut
yang perlu dilakukan untuk mendapatkan hasil yang optimal.

C. Manfaat Penulisan
1. Dinas Kesehatan Provinsi Riau dan Kota Pekanbaru
Diharapkan penulisan laporan hasil kegiatan ini dapat menjadi gambaran umum
tentang kondisi kesehatan masyarakat dan menjadi gambaran pelaksanaan upaya
pencegahan dan penanggulangan Covid-19 oleh masyarakat RW 012 Kelurahan
Tobekgodang Kecamatan Tampan;
2. Kelurahan Tobekgodang
Diharapkan penulisan laporan hasil kegiatan ini dapat dijadikan acuan bagi pihak
kelurahan untuk mengatasi masalah kesehatan yang dialami oleh masyarakatnya,
sekaligus menjadi bahan penilaian bagaimana upaya pencegahan dan
penanggulangan Covid-19 yang telah dilakukan oleh masyarakatnya, sehingga
dapat dipertimbangkan penetapan kebijakan tertentu agar protokol kesehatan
pencegahan Covid-19 dapat selalu diterapkan oleh masyarakat.
3. Kader Kesehatan dan Masyarakat
Diharapkan penulisan laporan hasil kegiatan ini dapat dijadikan pedoman dalam
melaksanakan kegiatan-kegiatan untuk mengatasi masalah kesehatan masyarakat
4

sekaligus meningkatkan upaya masyarakat dalam mencegah dan menanggulangi


Covid-19 di RW 012 Kelurahan Tobekgodang Kecamatan Tampan
4. Institusi Pendidikan
Diharapkan laporan hasil kegiatan ini dapat menjadi bahan perbandingan untuk
praktik profesi keperawatan komunitas berikutnya dan menjadi evaluasi terhadap
program atau kurikulum keperawatan komunitas yang telah ditetapkan.

D. Sistematika Penulisan
Adapun sistematika penulisan laporan akhir Praktik Profesi Keperawatan
Komunitas adalah, sebagai berikut:
BAB I : PENDAHULUAN
BAB II : TINJAUAN TEORITIS
BAB III : PELAKSANAAN
BAB IV : PEMBAHASAN
BAB V : PENUTUP
LAMPIRAN
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Konsep Keperawatan Komunitas


1. Kebijakan Pembangunan Kesehatan Masyarakat Indonesia dan Perkembangan
Kesehatan Komunitas
Upaya peningkatan derajat kesehatan masyarakat dalam visi Indonesia sehat 2025
yaitu lingkungan strategis pembangunan kesehatan yang diharapkan adalah lingkungan yang
kondusif bagi terwujudnya keadaan sehat jasmani, rohani maupun sosial. Perilaku
masyarakat dalam Indonesia sehat 2025 adalah perilaku yang bersifat proaktif untuk
memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah risiko terjadinya penyakit, melindungi
diri dari ancaman penyakit dan masalah kesehatan lainnya, sadar hukum, serta berpartisipasi
aktif dalam gerakan kesehatan masyarakat (Depkes RI, 2009).
Salah satu program yang digalakan dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat adalah kesehatan komunitas. Konferensi di Ottawa yang diselenggarakan tahun
1986 berfokus pada promosi kesehatan komunitas, yang dikenal sebagai kebijakan publik
sehat dalam Ottawa Charter for Health Promotion. Dalam konferensi tersebut disepakati 9
persyaratan untuk sehat, yaitu: perdamaian, perumahan, pendidikan, pangan, pendapatan,
ekosistem, ketersediaaan sumber, keadilan sosial, dan pemerataan. Dalam upaya
menjalankannya, diidentifikasi 5 area kegiatan yang interdependen, sebagai berikut:
a. Membangun kebijakan publik sehat disemua sektor dan tingkat;
b. Menciptakan lingkungan yang mendukung;
c. Memperkuat pemberdayaan masyarakat dalam mendorong diri sendiri dan memberikan
dukungan sosial;
d. Mengembangkan keterampilan personal agar bertanggung jawab terhadap kesehatan
dirinya;
e. Mengorientasikan kembali pelayanan kesehatan melalui promosi kesehatan dan
pencegahan penyakit.
Konferensi dunia ketiga diselenggarakan di Adelaide, Australia tahun 1988 dengan
tema kebijakan publik sehat.Konferensi ini merekomendasikan pembangunan pemerataan
kebutuhan dalam bidang kesehatan dan membangun

5
6

kemitraan dengan pengusaha serikat buruh organisasi non pemerintah, dan berbagai lapisan
masyarakat (Effendi, 2009).
Konferensi yang keempat dilakukan di Jakarta tahun 1997 menghasilkan
Jakarta Declaration, yang berisi 5 prioritas promosi kesehatan:
a. Peningkatan tanggung jawab sosial terhadap kesehatan;
b. Peningkatan investasi untuk pengembangan kesehatan;
c. Konsolidasi dan perluasan kemitraan untuk kesehatan;
d. Peningkatan kapasitas masyarakat dan pemberdayaan individu;
e. Pengamanan infrastruktur dalam promosi kesehatan.
Pusat kesehatan masyarakat sebagai bentuk pelayanan komunitas memberikan
program yang konprehensif dalam upaya meningkatkan dan mempertahankan kesehatan,
pendidikan dan manajemen serta koordinasi asuhan keperawatan dalam komunitas. Praktik
keperawatan komunitas di Indonesia memiliki beberapa dasar hukum, yaitu: UU no.23 tahun
1992 tentang kesehatan, PP no. 32 tahun 1996, dan SK Menkes No. 647 tahun 2000 tentang
registrasi praktik keperawatan. Praktik keperawatan merupakan tindakan mandiri perawat
profesional melalui kerjasama dengan tim kesehatan lain dalam memberikan asuhan
keperawatan sesuai lingkup wewenang dan tanggung jawabnya (Effendi, dkk., 2010).
Penyelenggaraan pelayanan kesehatan komunitas dapat dilakukan pada:
a. Lingkungan sekolah atau kampus
Pelayanan keperawatan yang diselenggarakan meliputi: pendidikan pencegahan penyakit,
peningkatan kesehatan dan pendidikan seksual. Selain itu, perawat sekolah dapat
memberikan perawatan pada kasus darurat, seperti ISPA maupun infeksi virus, setelah itu
dilakukan rujukan ke pelayanan kesehatan.
b. Lingkungan kesehatan kerja
Perusahaan besar memberikan pelayanan kesehatan bagi pekerja di pusat kesehatan
okupasi dalam gedung perusahaan. Perawat mengembangkan program dengan tujuan:
1) Meningkatkan kesehatan dan keselamatan kerja dengan mengurangi jumlah kejadian
kecelakaan kerja;
2) Menurunkan risiko penyakit akibat kerja;
3) Mengurangi transmisi penyakit menular antar pekerja;
7

4) Memberikan program peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit, dan pendidikan


kesehatan;
5) Mengintervensi kasus-kasus akut non kedaruratan dan memberikan
pertolongan pertama pada kecelakaan.
c. Lembaga perawatan kesehatan di rumah
Perawatan kesehatan rumah merupakan bentuk pelayanan yang
dilakukan di rumah.Lembaga ini memberikan perawatan kesehatan dengan melakukan
kunjungan rumah atau saat ini lebih dikenal dengan home care. (Mubarak dkk, 2010).

2. Konsep Komunitas
Menurut Anderson (2011) komunitas merupakan suatu kelompok sosial yang
terbentuk dari satu kesatuan wilayah yang terdiri dari beberapa sub sistem di dalamnya
seperti organisasi formal, institusi sosial, kelompok informal, dan perkumpulan budaya.
Komunitas atau masyarakat merupakan salah satu sasaran dalam asuhan keperawatan
komunitas. Salah satu faktor yang mempengaruhi kegiatan suatu komunitas adalah status
kesehatan. Beberapa masyarakat berpikir bahwa sehat dan kesejahteraan adalah sama, akan
tetapi sehat tidak selalu menyertai kesejahteraan. Berikut akan dipaparkan beberapa
pengertian tentang sehat dan kesehatan:
a. Sehat sebagai suatu proses kreatif dan kualitas hidup termasuk kesehatan sosial,
emosional, mental, spiritual, dan biologis dari individu, yang disebabkan oleh adaptasi
terhadap lingkungan (Dubos, 1968 dalam Blais,et.al., 2007).
b. Sehat menurut UU kesehatan no.23 tahun 1992 adalah kondisi yang sempurna, baik
fisik maupun psikis, serta mempunyai kemampuan untuk produktifitas.
c. Sehat adalah suatu kondisi kapasitas optimum individu agar mampu
menampilkanperan dan tugasnya secara efektif, hal ini berarti kondisi sehat seseorang
dapat tergambar dari seberapa besar peran yang telah dijalankan (Parson, 1972 dalam
Blais, et.al., 2007).
d. Sehat merupakan suatu kondisi dinamis manusia yang mencapai potensi
perkembangan dan perilaku individu hingga tingkat yang setinggi mungkin (ANA,
1980 dalam Blais, et.al., 2007).
8

e. Kesehatan adalah suatu keseimbangan dimensi kebutuhan manusia yang


berbeda secara terus-menerus mencakup dimensi spiritual, sosial,
emosional, intelektual, fisik, okupasional, dan lingkungan (Rosata, et.al.,
2000 dalam Blais, et.al., 2007).

f. Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang
memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis
(Depkes, 2009)
Salah satu konsep dari keperawatan komunitas di dalam puskesmas
adalah perkesmas. Keperawatan kesehatan masyarakat adalah suatu bidang yang
dalam keperawatan kesehatan yang merupakan perpaduan antara keperawatan
dan kesehatan masyarakat dengan dukungan serta peran aktif masyarakat.
Tujuan dari Perkesmes adalah meningkatkan kemandirian masyarakat dalam
mengatasi masalah Perkesmas secara optimal. Perawat komunitas berfokus pada
populasi. Populasi yang didefinisikan mencakup masyarakat yang hidup pada
area geografis spesifik dan kelompok etnik yang mengalami beban berlebihan
dari outcome kesehatan yang rendah (Effendi, 2009).

3. Konsep Pemberdayaan Masyarakat dan Peran serta Masyarakat


Salah satu bagian dari program pembangunan nasional adalah
pembangunan kesehatan yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan,
dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang dalam upaya meningkatkan derajat
kesehatan untuk menciptakan suatu negara yang kuat. Masyarakat memiliki peran
penting dalam memelihara kesehatan pribadi, keluarga, dan lingkungan. Selain itu,
masyarakat juga terlibat aktif dalam perencanaan program kesehatan hingga
melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan program tersebut. Partisipasi
masyarakat adalah keikutsertaan masyarakat dalam proses mengidentifikasi
masalah dan potensi yang ada di masyarakat, pemilihan dan pengambilan
keputusan tentang alternatif solusi untuk menangani masalah, pelaksanaan upaya
mengatasi masalah, dan keterlibatan masyarakat dalam proses mengevaluasi
perubahan yang terjadi (Isbandi, 2007).
Proses pendekatan keperawatan komunitas meliputi pemberdayaan
masyarakat. Pemberdayaan masyarakat adalah upaya atau proses untuk
menumbuhkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan dalam memelihara dan
meningkatkan kesehatan masyarakat sehingga memiliki kemandirian untuk hidup
9

sehat. Adapun tujuan dari pemberdayaan masyarakat dibidang kesehatan adalah


timbulnya kesadaran, pengetahuan, dan pemahamanakan kesehatan; timbulnya
kemauan atau motivasi untuk memelihara atau meningkatkan kesehatan;
timbulnya kemampuan dan kemandirian masyarakat untuk hidup sehat (IPKKI,
2017).
Prinsip pemberdayaan masyarakat adalah menumbuh kembangkan potensi
masyarakat, mengembangkan gotong royong masyarakat, menggali kontribusi
masyarakat, menjalin kemitraan, dan desentralisasi. Metode yang digunakan untuk
mewujudkan peran serta masyarakat adalah pendekatan masyarakat,
pengorganisasian masyarakat, survey diri, perencanaan program, pelatihan, dan
rencana evaluasi. Pengorganisasian masyarakat merupakan suatu proses dalam
masyarakat yang dapat mengidentifikasikan kebutuhan-kebutuhan dalam
menentukan prioritas kebutuhan tersebut, mengembangkan keyakinan untuk
berusaha memenuhinya berdasarkan atas sumber yang ada pada masyarakat
maupun dari luar dengan usaha gotong royong.
Langkah-langkah yang dilakukan untuk dapat memanfaatkan masyarakat,
sebagai berikut:
a. Menarik orang-orang yang mempunyai inisiatif dan dapat bekerja untuk
membentuk kepanitiaan yang akan menangani masalah-masalah yang
berhubungan dengan kesehatan masyarakat;
b. Menyusun rencana kerja yang dapat diterima dan dilaksanakan oleh seluruh
masyarakat;
c. Melakukan upaya penyebaran rencana agar masyarakat dapat melaksanakan
kegiatan tersebut (Mubarak dkk., 2010)
Model pengorganisasian komunitas, yaitu:
a. Locality Development, peran serta seluruh masyarakat untuk mandiri. Prinsip
keterlibatan langsung, melayani sendiri, membantu diri sendiri dalam
penyelesaian masalah, serta mengembangkan keterampilan dalam pemecahan
masalah. Perawat berperan sebagai fasilitator dan pendidik.

b. Social planning, perencanaan para ahli dan menggunakan birokrasi.


Keputusan komunitas didasarkan pada fakta atau data yang dikumpulkan,
membuat keputusan secara rasional, dan penyelesaian masalah berfokus pada
hasil/tujuan bukan proses.
10

c. Socialaction, fokus pada korban. Perawat merubah komunitas pada pemusatan


isu yang ada dikomunitas dengan menggunakan konflik antar penduduk dan
pengambilan keputusan (Mubarak dkk, 2010).

4. Keperawatan Komunitas
Keperawatan komunitas adalah pelayanan keperawatan professional yang
bertujuan meningkatkan kesehatan dan menyediakan kesehatan bagi masyarakat
dengan mengintegrasikan keterampilan dan pengetahuan yang relevan antara
keperawatan dan kesehatan masyarakat (ANA, 1986 dalam Stanhope & Lancaster,
2010).
Ruang lingkup praktik keperawatan komunitas adalah memberikan asuhan
keperawatan langsung dengan fokus pada pemenuhan kebutuhan dasar komunitas
yang terkait kebiasaan atau perilaku dan pola hidup tidak sehat sebagai akibat
ketidakmampuan masyarakat beradaptasi terhadap lingkungan.Tujuan
dilakukannya asuhan keperawatan komunitas adalah meningkatkan kemampuan
masyarakat dalam upaya mengatasi masalah kesehatannya secara mandiri dan
mewujudkan derajat kesehatan yang optimal.Sasaran utama asuhan keperawatan
komunitas adalah seluruh masyarakat individu, keluarga, kelompok risiko tinggi
baik dalam kondisi sehat maupun sakit (Stanhope & Lancaster, 2010).
Falsafah keperawatan komunitas merupakan suatu paradigma keperawatan
komunitas yang harus dipahami oleh semua pemberi pelayanan keperawatan
kepada klien dimasyarakat. Falsafah keperawatan komunitas tergambar dalam 4
aspek, yaitu: manusia, lingkungan, kesehatan, dan keperawatan. Falsafah
keperawatan komunitas menyatakan bahwa manusia adalah komunitas sebagai
klien pada wilayah tertentu yang mempunyai nilai, keyakinan, minat relatif sama
dan berinteraksi untuk mencapai tujuan, komunitas sebagai sumber dan lingkungan
bagi keluarga. Lingkungan merupakan faktor internal dan eksternal yang
mempengaruhi klien (komunitas) mencakup bio-psiko-sosio-kultural dan spiritual.
Konsep kesehatan merupakan kondisi terbebasnya dari penyimpangan dan dari
pemenuhan kebutuhan dasar komunitas, dan kesehatan merupakan kondisi
seimbang yang dinamis sebagai dampak dari keberhasilan dalam mengatasi
stressor. Konsep keperawatan adalah tindakan yang bertujuan untuk menekan
stresor atau meningkatkan kemampuan komunitas mengatasi stressor melalui tiga
level prevensi (primer, sekunder, tersier).
11

Prinsip etik praktik keperawatan komunitas yang harus diperhatikan dalam


memberikan asuhan keperawatan komunitas yaitu:
a. Prinsip otonomi, yaitu memberi kebebasan pada komunitas untuk memilih
alternatif yang terbaik dan disesuaikan dengan kondisi masyarakat.
b. Prinsip pemanfaatan, yaitu intervensi komunitas yang diberikan harus
memberikan manfaat yang sebesar-besarnya untuk komunitas.
c. Prinsip keadilan, yaitu dalam melakukan intervensi harus sesuai dengan
kemampuan dan kapasitas komunitas, sehingga diharapkan semua pelayanan
keperawatan kesehatan komunitas yang diberikan dapat dinikmati oleh seluruh
lapisan masyarakat (Stanhope & Lancaster, 2010).
Peran perawat kesehatan komunitas (Mubarak, 2010) adalah sebagai
berikut:
a. Care provider, memberikan asuhan keperawatan pada klien berdasarkan
tahapan proses keperawatan;
b. Educator, memberikan pendidikan kesehatan bagi klien;
c. Counselor, membantu klien dalam mengidentifikasi suatu masalah dan bersama
dengan klien mencari solusi terhadap masalah tersebut;
d. Role model, menunjukkan suatu perilaku yang dapat dipelajari oleh masyarakat
dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan;
e. Advocate,melindungi dan membela kepentingan klien melalui tahapan
menentukan kebutuhan advokasi, menetapkan jalan masuk yang sesuai untuk
membela, memperoleh fakta terkait dengan situasi, menyampaikan kasus klien
terhadap pengambil keputusan, dan mempersiapkan klien untuk mampu
mandiri;
f. Case manager, mengelola kasus di komunitas yang dimulai dengan
mengidentifikasi kebutuhan kesehatan, membuat rencana perawatan, mengawasi
pelaksanaan, dan melakukan evaluasi;
g. Collaborator, berkomunikasi dengan anggota tim kesehatan lain, berpartisipasi
dan bekerjasama dalam mengambil keputusan serta menyelesaikan masalah
klien;
h. Case finder, menemukan kasus di masyarakat dengan mengembangkan tanda
gejala kesehatan terkait kondisi dan faktor yang berkontribusi, menggunakan
proses diagnostik untuk mengidentifikasi potensial kasus penyakit atau kondisi
kesehatan lain, serta menyediakan follow up care untuk identifikasi kasus;
12

i. Change agent and leader, sebagai perubah perawat mengidentifikasi kekuatan


penggerak dan penghambat pelaksanaan situasi untuk berubah, membantu
pencairan dan menimbulkan motivasi untuk berubah, membantu pelaksanaan
perubahan, dan membantu kelompok menginternalisasikan perubahan.
Sedangkan, sebagai pemimpin perawat mengidentifikasi kebutuhan tindakan,
mengkaji situasi dan menetapkan gayakepemimpinan, memotivasi untuk
mengambil tindakan, mengkoordinir aktifitas kelompok dalam perencanaan
dan pelaksanaan tindakan, membantu dalam mengevaluasi efektifitas tindakan,
serta memfasilitasi adaptasi anggota kelompok;
j. Researcher, mereview hasil riset secara kritis, mengaplikasikan hasil riset
dalam praktik, identifikasi masalah riset, merancang dan menyelenggarakan
riset keperawatan, mengumpulkan data dan melakukan riset dalam
pengembangan ilmu keperawatan komunitas.

5. Konsep Satgas Covid


a. Pengertian Satgas Covid-19
Satuan tugas  Coronavirus Disease 2019 adalah sebuah kelompok  yang
dibentuk pemerintah Indonesia untuk mengkoordinasikan kegiatan antar
lembaga dalam upaya mencegah dan menanggulangi dampak penyakit virus
korona baru di Indonesia. Gugus tugas ini dibentuk pada 13 Maret 2020
berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 7 Tahun 2020 tentang Gugus Tugas
Percepatan Penanganan Corona Virus Disease 2019 dan berada dibawah serta
bertanggung jawab langsung pada presiden Indonesia.
b. Fungsi Satgas Covid-19
1) Memantau warga yang memiliki status ODP, PDP dan Positif Covid-19.
2) Melaporkan ODP yang tidak memiliki ruang karantina mandiri ke
perangkat RW.
3) Mendata warga dengan status ODP, PDP dan Positif Covid-19 yang
perlu disantuni.
4) Memastikan warga wilayah masing-masing mematuhi aturan physical
distancing.
c. Peran Satgas Covid-19 dalam penanggulangan pandemi Covid-19
1) Mengaktifkan grup whatsapp dengan warga, untuk memantau situasi.
2) Perangkat RT mencatat pergerakan keluar dan masuk warga/ tamu dan
13

melaporkannya ke Satgas Covid-19.


3) Menginformasikan langkah tepat pencegahan penularan Covid-19 pada
warga sekitar.
4) Mengidentifikasi, mendata, dan melaporkan warga dengan gejala Covid-
19 ke perangkat puskesmas.
5) Mengedukasi warga dengan gejala Covid-19 dan tetangga yang sempat
kontak untuk isolasi mandiri di rumah.
6) Melapor kepada kelurahan jika ada warga yang tidak memungkinkan
untuk melakukan isolasi mandiri, agar dipindah ke lokasi “isolasi
bersama” yang sudah ditentukan oleh kelurahan.
7) Menindaklanjuti perkembangan laporan setelah 3 jam melapor kepada
kelurahan.
8) Bersama perangkat RT, RW, dan Kelurahan mengedukasi warga sekitar
agar tidak memberi stigma buruk kepada ODP, PDP atau Positif Covid-
19.
9) Bersama perangkat RW/ RT mengkoordinasikan distribusi bantuan
pemerintah kepada warga terdampak Covid-19.
d. Strategi Penanganan
Satgas Penanganan Covid-19 membentuk Bidang Perubahan Perilaku untuk
menangani permasalahan penularan Covid-19 di hulu, yaitu dengan
mendorong percepatan perubahan perilaku masyarakat agar secara konsisten
menjalankan 3M. Perubahan perilaku manusia terjadi akibat dua dorongan,
yakni dorongan dari dalam diri sendiri dan dorongan dari luar. Idealnya,
perubahan perilaku berasal dari kesadaran dalam diri. Untuk menciptakan
motivasi internal ini, akan dilakukan edukasi dan sosialisasi secara masif.
Empat strategi intervensi untuk membangun kesadaran dari dalam diri, yaitu:
1) Nasehat, memberi informasi yang benar dan masif agar masyarakat
memahami pentingnya perilaku 3M.
2) Dorongan, mengingatkan secara berulang-ulang, mendorong tersedianya
fasilitas agar masyarakat mudah menjalankan protokol kese hatan 3M, dan
mengembangkan inovasi dan kreativitas daerah untuk menyukseskan
program tersebut.
3) Insentif, memberi penghar gaan atas perubahan yang terjadi.
4) Hukuman, memberi sanksi bagi yang belum patuh.
14

e. Tugas Satgas Covid-19


1) Merangkul seluruh komunitas untuk bekerja sama mengkampanyekan
Gerakan 4M (Memakai Masker, Mencuci Tangan, Menjaga jarak,
Menghindari Keramaian) dengan tujuan utama perubahan perilaku.
2) Melakukan analisa yang matang, mendalam, dan berdasarkan evidence-based
untuk memperhitungkan dampak sosial dan peningkatan kegiatan ekonomi
masyarakat yang dengan memastikan keamanan dan keselamatan tenaga
penyedia layanan kesehatan sebagai garda terdepan serta memberikan
layanan bagi masyarakat sesuai Standar Pelayanan Minimal (SPM).
3) Menyiapkan dan menyiagakan segala bentuk sumberdaya dan fasilitas
kesehatan yang dimiliki, antara lain dengan bekerjasama dengan rumah sakit
swasta sebagai rujukan penderita Covid-19, menambah ruang isolasi di
rumah sakit maupun di fasilitas kesehatan dan pendukung lainnya, serta
meningkatkan kapasitas Puskesmas atau layanan kesehatan primer untuk
berperan dalam upaya pencegahan dan penanganan Covid-19.
4) Melakukan refocussing kegiatan untuk menjamin kemudahan pelaksanaan
upaya pencegahan, pengendalian, dan penanggulangan wabah Covid-19 di
daerah sebagaimana amanat Inpres Nomor 4 Tahun 2020 tentang
Refocussing Kegiatan, Realokasi Anggaran, serta Pengadaan Barang dan Jasa
Dalam Rangka Penanganan Covid-19 sesuai Surat Edaran Kepala LKPP
Nomor 3 Tahun 2020 tentang Penjelasan Atas Pelaksanaan Pengadaan
Barang/Jasa Dalam Rangka Penanganan Covid-19.
5) Melaksanakan sosialisasi pembatasan sosial (social distancing) dan karantina
mandiri (self-quarantine) serta perubahan perilaku yang melibatkan desk/tim
perubahan perilaku di tingkat provinsi dan kabupaten/kota yang terdiri dari
unsur PentaHelix, semua jajaran Pemerintah, Akademisi, Bisnis, Komunitas,
Media dan menjadi bagian dari Satgas setempat.
6) Dalam hal pembatasan sosial menyebabkan dampak bagi kelompok
masyarakat dengan penghasilan rendah, maka daerah dapat memberikan
bantuan sosial," jelasnya.
7) Mengadopsi strategi dasar Satgas Nasional dan melengkapinya dengan
kebijakan khusus perubahan perilaku yang spesifik di tingkat Kota
Pekanbaru. Kemudian juga bertugas melakukan konsultasi dan melaporkan
perkembangan pelaksanaan operasi perubahan perilaku serta antisipasi dan
15

penanganan dampak penularan Covid-19 secara berkala kepada Satgas


Penanganan Covid-19
f. Bidang Tugas Satgas Covid-19
1) Satgas Kesehatan
a) Mendata setiap orang yang keluar masuk
b) Mencegah penyebaran dan penularan Covid-19 dengan membawa
orang yang teridentifikasi PDP ke Rumah Sakit rujukan
c) Memastikan dan update data siapa saja yang berstatus OTG,ODP dan
PDP
d) Mengupayakan ODP dan OTG karantina mandiri 14 hari
e) Memastikan: lokasi strategis tersedia cuci tangan, penyemprotan
desinfektan secara rutin, warga tertib keluar rumah memakai masker,
jaga jarak fisik antar warga 1,5-2 meter
f) Memberikan pelayanan kesehatan: pemeriksaan suhu badan,
pengecekan gejala Covid-19, pengecekan tempat cuci tangan
g) Mendorong praktik hidup bersih dan sehat, makan minum seimbang,
olahraga, mandi teratur, istirahat cukup, dan lingkungan bersih
h) Berkoordinasi dengan petugas kesehetan daerah untuk pemeriksaan
lanjut jika ada kondisi darurat
2) Satgas ekonomi
a) Mendata kebutuhan dasar masyarakat
b) Mendata warga yang tidak mampu menyediakan kebutuhan dasar
c) Mengupayakan secara maksimal agar warga bisa dibantu
d) Memastikan bantuan tepat sasaran
e) Memastikan kegiatan seperti, bertani, berkebun, dan berdagang tetap
berjalan dengan memperhatikan protokol kesehatan
f) Melayani kebutuhan makan sehari-hari warga yang karantina mandiri
3) Satgas sosial & ekonomi
a) Bersama tim kesehatan melakukan pencatatan orang masuk dan
keluar di lingkungan RW
b) Membuat jadwal giliran ronda
c) Menghindari kerumunan
d) Memastikan yang berstatus ODP dan OTG untuk tidak keluar rumah
16

e) Menyiapkan data pilah penerimaan bantuan agar seluruh bantuan


tepat sasaran dan tepat guna
f) Memastikan kelompok lansia, difabel, ibu hamil, serta anak-anak
mendapat perlindungan
g) Memastikan seluruh kegiatan sosial dilakukan secara gotong royong

B. Konsep Asuhan Keperawatan Komunitas


Asuhan keperawatan komunitas merupakan suatu bentuk praktik keperawatan
professional yang sistematis dan komprehensif yang berfokus pada individu, keluarga
kelompok dan komunitas secara keseluruhan melalui pendekatan proses keperawatan
mulai dari pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan keperawatan,
implementasi, dan evaluasi keperawatan.
Model keperawatan komunitas disusun berdasarkan pada teori yang berkaitan
dengan kesehatan masyarakat. Dalam keperawatan komunitas terdapat beberapa
model keperawatan, diantaranya Teori lingkungan oleh Nightingale (Nightingale’s
theory of environment), Self-Care Model oleh Orem, Adaptation Model dari Roy,
S.C, Health Care System Model oleh Betty Neuman dan Community as Client or
PartnershipModeloleh McFarlane& Anderson (Mendfora, 2010). Model yang
digunakan adalah model keperawatan Betty Neuman. Konsep yang dikemukakan oleh
Betty Neuman adalah konsep ”Health care system” yaitu model konsep yang
menggambarkan aktifitas keperawatan yang ditujukan kepada penekanan pada
penurunan stress dengan cara memperkuat garis pertahanan diri yang bersifat
fleksibel, normal, dan resisten.Konsep utama menurut Betty Neuman yaitu manusia,
lingkungan dan sehat. Dibawah ini akan dijelaskan tahapan proses asuhan
keperawatan komunitas menurut model Neuman (IPKKI, 2017).
1. Pengkajian
Pengkajian merupakan upaya pengumpulan data secara lengkap dan sistematis
terhadap masyarakat untuk dikaji dan dianalisis, sehingga masalah kesehatan yang
dihadapi oleh masyarakat, baik individu, keluarga atau kelompok yang
menyangkut permasalahan pada fisiologis, psikologis, sosiologis, ekonomi
maupun spiritual dapat ditentukan (Mubarak, 2010). Pada tahap pengkajian
dilakukan kegiatan penyebaran kuesioner, observasi, wawancara dan windshield
survey. Hal ini sesuai dengan model keperawatan Neuman bahwa masalah
kesehatan ditimbulkan dari berbagai variabel, yaitu fisiologis, psikologis,
17

sosiokultural & developmental, sehingga semua aspek perlu dikaji untuk


menentukan penyebab terjadinya masalah kesehatan yang ada di masyarakat.
a. Pengumpulan data
1) Tujuan pengumpulan data
Pengumpulan data dimaksudkan untuk memperoleh informasi
mengenai masalah kesehatan masyarakat sehingga dapat ditentukan tidakan
yang harus diambil untuk mengatasi masalah yang menyangkut aspek fisik,
psikologis, sosial, ekonomi, dan spiritual serta faktor lingkungan yang
mempengaruhinya oleh karena itu data tersebut harus akurat dan dapat
dilakukan analisis untuk pemecahan masalah. Menurut pendapat
Notoadmodjo (2010) yang mengatakan penyebaran kuesioner pada populasi
yang melebihi 100 orang populasi, maka dapat dilakukan Teknik simple
random sampling, dengan pengambilan sampel secara acak dan proposional
berdasarkan jumlah populasi dari masing-masing RT.
2) Teknik pengumpulan data
a) Pengumpulan data langsung yang terdiri dari wawancara, observasi,
whienshield survey, dan kuesioner.
b) Pengumpulan data laporan (data dari berbagai instansi dan sumber yang
terpercaya seperti catatan kesehatan, catatan pertemuan warga,
dokumen publik, dan statistik).
3) Kegiatan pengkajian yang dilakukan dalam pengumpulan data meliputi:
a) Data inti, seperti: riwayat atau sejarah perkembangan masyarakat, data
demografi, vital statistik, dan status kesehatan komunitas.
b) Data lingkungan fisik, meliputi: pemukiman, sanitasi, dan fasilitas-
fasilitas lainnya.
c) Pelayanan kesehatan. Dikaji lokasi saranan kesehatan yang ada, sumber
daya yang dimiliki (tenaga kesehatan dan kader), bagaimana dengan
jumlah kunjungan yang ada, serta sistem rujukannya.
d) Fasilitas sosial (pasar, toko, swalayan). Lokasi fasilitas sosial apakah
mudah dijangkau, bagaimana sistem kepemilikannya, dan apakah
barang yang disediakan lengkap.
e) Ekonomi. Indikator ekonomi dan sumber-sumber informasi:
 Rumah tangga (rata-rata pendapatan biaya perbulan masing-masing
rumah tangga)
18

 Individu (pendapatan per-KK, persen yang miskin).


f) Keamanan dan transportasi
 Keamanan. Keamanan/ lingkungan yang ada, Upaya
penanggulangan yang tersedia (kebakaran, polusi, sanitasi; limbah,
sampah dan air kotor).
 Transportasi. Sarana transportasi, kondisi jalan yang tersedia
(tanah, beton, aspal), Jenis transportasi yang dimiliki (sepeda,
sepeda motor, mobil), Sarana transportasi yang tersedia.
 Politik dan pemerintahan. Sistem pengorganisasian, Sturktur
organisasi, Kelompok organisasi dalam komunitas, Peran serta
kelompok organisasi dalam kesehatan.
g) Sistem komunikasi
 Sarana umum komunikasi yang tersedia dikomunitas (telepon
umum, wartel, dan lain-lain).
 Jenis alat komunikasi yang digunakan dalam komunitas.
 Cara penyebaran informasi yang umum digunakan dalam
komunitas: menggunakan model tradisional, menggunakan surat
pemberitahuan atau pengeras suara yang tersedia.
h) Pendidikan
 Tingkat pendidikan komunitas, homogen, heterogen, dan tingkat
pendidikan mayoritas dalam komunitas.
 Fasilitas pendidikan yang tersedia (formal atau non formal),
meliputi jenis pendidikan yang diadakan di komunitas, sumber
daya manusia, dan tenaga yang tersedia.
 Jenis bahasa yang digunakan dalam komunitas.
i) Rekreasi
 Kebiasaan rekreasi yang ada dalam komunitas, kebiasaan rekreasi
rutinitas yang dilakukan.
 Fasilitas rekreasi yang tersedia.
4) Cara pengumpulan data
Data diperoleh dengan cara:
a) Wawancara
Wawancara adalah kegiatan komunikasi timbal balik yang berbentuk
19

tanya jawab antara perawat dengan klien, keluarga klien, atau dengan
masyarakat yang berkaitan dengan masalah kesehatan.
b) Kuesioner
Kuesioner juga sering dikenal sebagai angket. Kuesioner merupakan
sebuah daftar pertanyaan yang harus diisi oleh orang yang akan diukur
(responden). Dengan kuesioner dapat mengetahui keadaan atau data
pribadi seseorang, pengalaman atau pengetahuan dan lain-lain
yang dimilikinya. Kuesioner merupakan instrumen pengumpulan data
atau informasi yang dioperasionalisasikan kedalam bentuk item atau
pertanyaan.
c) Observasi
Melakukan pengamatan dalam keperawatan komunitas meliputi aspek
fisik, psiokologis, perilaku, dan sikap.
d) Windshield survey
Merupakan pendataan menggunakan panca indra tentang wilayah/
demografi masyarakat yang ada diwilayah tempat tinggal meliputi
perumahan, lingkungan, daerah (bangunan: tua, bahan arsitektur,
bersatu, berpisah, dll), lingkungan terbuka (luas, sempit, kualitas,
pribadi, umum, dll), batas (ada batas daerah, jalan, got, kondisi bersih,
kotor), kebiasaan (tempat kumpul; siapa, jam berapa, dll), transportasi
(cara datang dan pergi, situasi jalan, jenis transportasi), pelayanan
kesehatan di masyarakat (puskesmas, pustu, balai pengobatan), tempat
rekreasi (keluarga, anak- anak, umum), tempat ibadah (mesjid, gereja,
wihara), sekolah/ perguruan tinggi/ lembaga kursus/ pelatihan, dll),
organisasi di masyarakat (pokjakes, kepemudaan, dll), politik
(kampanye/ poster).
5) Pengolahan data
Pengolahan data dilakukan dengan cara sebagai berikut:
a) Klasifikasi data/kategorisasi data berdasarkan karakteristik demografi,
karakteristik sosial ekonomi, dan sumber dan pelayanan kesehatan.
b) Perhitungan persentasi cakupan data.
c) Tabulasi data.
d) Interpretasi data.
20

6) Analisa data
Merupakan kemampuan untuk mengaitkan data dan menghubungkan data
dengan kemampuan kognitif yang dimiliki, sehingga dapat diketahui
kesenjangan atau masalah yang dihadapi oleh masyarakat, baik masalah
kesehatan maupun masalah keperawatan. Tujuan analisa data antara lain:
a) Menetapkan kebutuhan masyarakat.
b) Menetapkan kekuatan.
c) Mengidentifikasi pola respon komunitas.
d) Mengidentifikasi kecenderungan penggunaan pelayanan kesehatan.
7) Perumusan masalah kesehatan
Berdasarkan analisa yang diperoleh, maka dapat diketahui masalah
kesehatan yang dihadapi oleh masyarakat yang selanjutnya dapat dilakukan
intervensi. Namun, masalah yang telah dirumuskan tidak mungkin dapat
diatasi sekaligus. Oleh karena itu, perawat komunitas harus membuat
prioritas masalah.
8) Prioritas masalah
Kriteria penentuan prioritas masalah kesehatan masyarakat dan keperawatan
diantaranya adalah perhatian masyarakat, prevalensi kejadian, berat
tingginya masalah, kemungkinan masalah untuk diatasi, tersedianya
suumber daya masyarakat, dan aspek politis. Prioritas masalah juga dapat
ditentukan berdasarkan hierarki kebutuhan menurut Abraham H. Maslow
yaitu keadaan yang mengacam kehidupan, keadaan yang mengancam
kesehatan, dan persepsi masyarakat tentang kesehatan dan keperawatan.
Penyusunan masalah atau diagnosis komunitas harus sesuai dengan prioritas
keperawatan komunitas.

2. Diagnosa keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah penilaian klinis (clinical judgement)
terhadap respon individu atau komunitas terhadap masalah kesehatan terhadap
respon individu, kelompok atau komunitas (NANDA, 2017). Diagnosa
keperawatan komunitas terdiri dari tiga bagian, yaitu gambaran masalah yang
merupakan respon atau kondisi masyarakat, faktor penyebab yang berhubungan
dengan masalah, serta tanda dan gejala yang mendukung (IPKKI, 2017)
menjelaskan terdapat tiga komponen format diagnosa keperawatan komunitas:
21

a. Risk of, masalah keperawatan spesifik atau risiko masalah kesehatan di


komunitas
b. Among, komunitas yang akan diintervensi oleh perawat komunitas
c. Related to, yaitu gambaran karakteristik komunitas, meliputi motivasi,
pengetahuan, keterampilan, serta faktor lingkungan. Karakteristik lingkungan
meliputi budaya, fisik, psikososial, dan politik.
Jenis diagnosa keperawatan yang dapat diangkat yaitu:
a. Sehat/wellness/ potensial
Komunitas mempunyai potensi untuk ditingkatkan, belum ada data maladaptif atau
paparan masalah kesehatan.
b. Ancaman/risiko
Belum terdapat pemaparan masalah kesehatan, namun sudah ditemukan beberapa
data maladaptif yang memungkinkan timbulnya masalah atau gangguan.
c. Nyata/aktual
Gangguan atau masalah kesehatan sudah timbul didukung dengan beberapa data
maladaptif.

3. Proses perencanaan
Perencanaan merupakan komponen kunci dalam praktik keperawatan
komunitas, dimana dalam perencanaan terdapat suatu hubungan vital antara
pengkajian dan diagnosa keperawatan disatu sisi serta intervensi dan evaluasi
disisi lain (Mubarak, 2010). Tiga tahap kegiatan dalam proses perencanaan:
a. Menentukan prioritas masalah atau diagnosa keperawatan komunitas
Menurut Effendi (2009), terdapat enam kriteria dalam menentukan
prioritas masalah keperawatan, masing-masing kriteria diberi skor 1-10.
Kriteria tersebut adalah:
1) Kesadaran komunitas terhadap masalah.
2) Motivasi komunitas dalam menyelesaikan masalah atau mengelola masalah
dengan baik.
3) Kemampuan perawat untuk mempengaruhi atau memberikan solusi
penyelesaian masalah.
4) Tersedianya keahlian untuk menyelesaikan masalah kesehatan.
5) Keparahan atau keseriusan masalah yang dihasilkan jika tidak diselesaikan.
6) Kecepatan masalah dapat diselesaikan.
22

b. Menetapkan tujuan dan kriteria evaluasi


Tujuan dalam tindakan keperawatan terdiri dari tujuan umum dan tujuan
khusus. Tujuan umum/ jangka panjang merupakan tujuan akhir yang akan
dicapai setelah tindakan keperawatan komunitas diselesaikan, dimana mengacu
pada penyesaian masalah (problem). Tujuan khusus/ jangka pendek merupakan
tujuan tindakan keperawatan yang mengacu pada penyelesaian etiologi.
Kriteria evaluasi adalah acuan atau kriteria dari tingkat pencapaian tujuan/
hasil yang diharapkan. Kriteria merupakan respon masyarakat yang diharapkan
sebagai acuan tercapainya suatu tujuan (kognitif, afektif, psikomotor).
Untuk mencapai kriteria yang diinginkan kegiatan yang ditetapkan harus
memiliki standar. Standar adalah target minimal tingkat pencapaian tujuan,
sebagai penentu tingkat keberhasilan intervensi yang dilakukan.
c. Menetapkan intervensi atau perencanaan keperawatan komunitas
Intervensi dirancang berdasarkan tiga tingkat pencegahan dan
direncanakan untuk memperkuat garis pertahanan. Pencegahan primer
digunakan untuk memperkuat garis pertahanan fleksibel, pencegahan sekunder
untuk memperkuat garis pertahanan normal, dan pencegahan tersier untuk
memperkuat garis pertahanan resisten (Mubarak, 2010).
Strategi intervensi keperawatan komunitas dalam bentuk kerjasama
(partnership) adalah suatu bentuk kerjasama secara aktif antara perawat
komunitas, masyarakat, maupun lintas program dan sektor terkait mengambil
suatu keputusan dalam upaya penyelesaian masalah yang ditemukan di
masyarakat. Bentuk kegiatan yang dilakukan adalah melalui kegiatan
kolaborasi dan negosiasi. Strategi intervensi keperawatan komunitas dalam
bentuk proses kelompok adalah suatu bentuk intervensi keperawatan
komunitas yang dilakukan bersama-sama dengan masyarakat melalui
pembentukan kelompok atau support social yang lainnya sesuai dengan
kebutuhan dan kondisi yang ada di komunitas.
Pembentukan kelompok di masyarakat menggambarkan adanya minat
dan kebutuhan baik secara kelompok maupun individu serta menunjukkan
adanya hubungan antara klien dengan sistem sosial di masyarakat. Strategi
intervensi keperawatan komunitas dalam bentuk pendidikan kesehatan
merupakan suatu kegiatan dalam rangka upaya promotif dan preventif dengan
cara melakukan penyebaran informasi dan peningkatan motivasi masyarakat
23

untuk berperilaku hidup sehat (IPKKI, 2017). Strategi intervensi lainnya dalam
keperawatan komunitas adalah kegiatan pemberdayaan masyarakat
(empowerment), yaitu suatu kegiatan keperawatan komunitas melalui
keterlibatan masyarakat secara aktif dalam rangka penyelesaian masalah yang
ditemukan di masyarakat. Masyarakat bukanlah sebagai objek melainkan
sebagai subjek dalam rangka menyelesaikan suatu masalah tertentu.

4. Implementasi
Implementasi merupakan bentuk tindakan keperawatan yang dilakukan
berdasarkan intervensi atau rencana yang telah disusun sebelumnya. Dalam
mengimplementasi, seorang perawat sebagai agen perubah harus memperlihatkan
kemampuan berkomunikasi baik secara verbal maupun tulisan, mempunyai gaya
kepemimpinan yang visioner, dan keterampilan mengelola konflik (IPKKI, 2017).

5. Evaluasi
Evaluasi merupakan kumpulan informasi yang sistematik mengenai
aktifitas, karakteristik, dan hasil akhir dari suatu program. Evaluasi
diklasifikasikan menjadi dua macam yaitu evaluasi sumatif dan evaluasi formatif.
Evaluasi formatif adalah evaluasi yang dilaksanakan di tengah-tengah atau pada
saat berlangsungnya proses, sedangkan evaluasi sumatif adalah evaluasi yang
dilaksanakan setelah sekumpulan program dilaksanakan. Adapun kemungkinan
hasil evaluasi, yaitu:
a. Tujuan tercapai jika masyarakat mengikuti semua intervensi yang telah
diberikan.
b. Tujuan tercapai sebagian jika masyarakat melakukan sebagian dari intervensi
yang diberikan.
c. Tujuan tidak tercapai jika masyarakat tidak melakukan intervensi yang telah
diberikan (IPKKI, 2017).
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS

Asuhan keperawatan komunitas adalah praktik keperawatan profesional yang


bekerja sama dengan individu, keluarga, kelompok, komunitas, populasi, sistem dan atau
kelompok sosial melalui kegiatan pemberdayaan masyarakat. Pelaksanaan praktik asuhan
keperawatan komunitas terdiri dari beberapa tahapan diantaranya pengkajian, perumusan
diagnosa keperawatan, penyusunan rencana intervensi keperawatan, implementasi, dan
evaluasi kegiatan. Praktik asuhan keperawatan komunitas di RW 012 Kelurahan
Tobekgodang, Kecamatan Tampan, Pekanbaru dilaksanakan selama 7 minggu dimulai
dari tanggal 23 November 2020 sampai 2 Januari 2021.
Praktik asuhan keperawatan ini dilaksanakan melalui beberapa tahapan kegiatan.
Tahap pertama yaitu tahap persiapan atau pengkajian mencakup penyusunan instrumen
(alat pengumpul data kesehatan masyarakat). Tahapan kedua yaitu merumuskan diagnosa
keperawatan komunitas berdasarkan masalah keperawatan yang diperoleh dari hasil
pengumpulan data. Tahapan ketiga adalah intervensi untuk mengatasi masalah kesehatan,
tahapan keempat pelaksanaan intervensi (implementasi) dan tahapan terakhir evaluasi
kegiatan atau evaluasi masalah yang telah dilakukan di RW 012 Kelurahan
Tobekgodang, Kecamatan Tampan, Kota Pekanbaru.
Pelaksanaan praktik Asuhan Keperawatan Komunitas di RW 012 Kelurahan
Tobekgodang, Kecamatan Tampan, Kota Pekanbaru diuraikan sebagai berikut:
A. Tahap Persiapan
Tahap persiapan sebelum pelaksanaan Praktik Keperawatan Komunitas adalah penetapan
lahan praktik yang diketahui oleh Dekan Fakultas Keperawatan UNRI dan Kelurahan
Tobekgodang. Pada tanggal 23 November 2020, kelompok juga melakukan penyusunan serta
bimbingan instrumen berupa kuesioner kepada dosen pembimbing. Kuesioner yang disusun
dengan tema upaya pencegahan penularan Covid-19 di RW 012 Kelurahan Tobekgodang,
Kecamatan Tampan, Kota Pekanbaru. Berdasarkan hasil bimbingan, jumlah sampel minimal
sebanyak 50 KK yang ada di wilayah RW 012, Kelurahan Tobekgodang. Pada praktik
keperawatan komunitas ini Ners Muda mengambil sample 64 KK yang mewakili RW 012.
25

B. Tahap Pengkajian
Tahap pengkajian merupakan teknik pengumpulan data untuk melihat kondisi
wilayah, kesehatan, lingkungan fisik, status sosial ekonomi, fasilitas kesehatan yang
ada di RW 012 Kelurahan Tobekgodang, Kecamatan Tampan. Pengumpulan data
menggunakan beberapa teknik yaitu wawancara dengan Lurah, kader posyandu, ketua
RW, para ketua RT, serta tokoh masyarakat. Teknik selanjutnya yaitu penyebaran
kuesioner melalui online atau offline sesuai keadaan dan kondisi keluarga dan
melakukan observasi langsung ke rumah-rumah warga yang menjadi sampel serta
melakukan windshield survey di wilayah RW 012 Kelurahan Tobekgodang,
Kecamatan Tampan. Tahap pengkajian dilakukan dari tanggal 26 November - 2
Desember 2020. Jumlah KK yang dijadikan sampel yaitu sebanyak 64 KK. Hasil
pengumpulan data masyarakat di RW 012 Kelurahan Tobekgodang, Kecamatan
Tampan didapatkan data-data sebagai berikut:
1. Observasi dan Windshield Survey
a. Batas Wilayah

Timur : Jl. Angkasa RW 01


Selatan : Jl. HR. Soebrantas
Barat : Jl. Rajawali Sakti RW 11
Utara : RW 13
26

b. Fasilitas Kesehatan : Posyandu gabungan 4 RW. Selama pandemi tidak pernah


berkegiatan.

Posyandu RW 11, 12, 13 dan 14

c. Fasilitas Pelayanan Sosial: Kantor Urusan Agama (KUA) dan BPJS


Ketenagakerjaan. Penyediaan untuk protokol kesehatan di KUA belum optimal
karena belum tersedianya spanduk tentang protokol kesehatan, tempat cuci tangan
atau handsanitizer bagi pengunjung, tetapi petugas kesehatan dan pengunjung
tampak sudah menggunakan masker. Sedangkan fasilitas protokol kesheatan BPJS
ketenagakerjaan sudah tersedia handsanitizer untuk pengunjung, dan menerapkan
jaga jarak.

Kantor Urusan Agama (KUA)


BPJS Ketenagakerjaan

d. Fasilitas Perdagangan: Toko barang harian, Kedai makanan Ringan, Laundry,


Kedai nasi. Sebagian besar fasilitas pedagangan masih belum menerapkan protokol
kesehatan seperti pelayan yang tidak menggunakan masker ketika melayani
pembeli, tidak tersedia tempat cuci tangan dan atau handsanitizer untuk
pengunjung.
27

Toko barang harian di Jl. HR. Kedai makanan ringan di Jl. Rambai
Soebrantas

Kedai Nasi di Jl. Rajawali Sakti II


Loundri di Jalan Rajawali Sakti

e. Fasilitas Transportasi : Situasi jalan beraspal dan beberapa jalan masih belum
diaspal, baik masih semen maupun tanah. Jenis alat transportasi tampak digunakan
oleh warga RW 012 diantaranya mobil dan sepeda motor.

Jalan aspal di Jl. Rajawali Saakti Jalan Semen di Gg. Bersama


28

Jalan tanah di Gg. Datuk

f. Fasilitas Keamanan: Terdapat Pos Ronda di RT 03

Pos Ronda

g. Fasilitas Ibadah : Masjid Nurul Huda, sudah terdapat tempat cuci tangan, spanduk
protokol kesehatan penanganan Covid di lingkungan masjid, namun belum ada
tanda jarak pada shaf sholat untuk jama’ah yang sholat dan masih menyediakan
peralatan sholat untuk umum.

Masjid Nurul Huda


29

h. Fasilitas Olahraga: Fasilitas olahraga terdapat lapangan volley, dan Zoom Futsal.

Lapangan volley Gg. Bersama Zoom Futsal

i. Kegiatan UKK : Kantor Urusan Agama di RW 012 Kelurahan Tobekgodang


Kecamatan Tampan belum memiliki fasilitas yang sangat memadai dalam penerapan
protokol kesehatan seperti tempat mencuci tangan dengan air mengalir dan sabun
maupun handsanitizer untuk masyarakat yang datang serta spanduk atau poster
tentang protokol kesehatan. BPJS Ketenagakerjaan sudah mematuhi protokol
kesheatan

Kantor Urusan Agama (KUA)


BPJS Ketenagakerjaan

j. Kondisi Lingkungan: Kondisi lingkungan terdapat tumpukan sampah yang terbuka.


Kondisi saluran pembuangan air dipinggir jalan besar kurang bersih, dan mengalir.
Terdapat pepohonan di pinggir jalan maupun di rumah warga. Anak-anak usia
sekolah banyak bermain-main di sekitar lingkungan rumah pada sore hari yang
belum menerapkan protokol kesehatan. Pada saat mereka bermain lebih banyak anak
yang tidak memakai masker dibandingkan dengan anak yang memakai masker
30

k. Kondisi Kesehatan Lingkungan yang ada di RW 012 :


a. Ventilasi pada rumah warga RW 012 rata-rata sudah ada tetapi dari hasil
observasi banyak yang tidak dibuka (tertutup) sehingga sirkulasi udara menjadi
tidak baik dan cahaya matahari tidak masuk ke rumah.

Ventilasi rumah tertutup


Ventilasi rumah terbuka

b. Tempat cuci tangan: hanya sebagian kecil di depan rumah warga terdapat tempat
cuci tangan dengan air mengalir beserta sabun cuci tangannya. Untuk penyediaan
handsanitizer di rumah tampak belum ada warga memiliki dan menggunakannya
di rumah. Sedangkan sebagian besar belum menyediakan tempat cuci tangan
didepan rumah.

Tempat cuci tangan di depan rumah Tidak memiliki tempat cuci tangan
salah satu warga` di depan rumah
31

c. Selokan dan parit: Kondisi saluran pembuangan air sebagian besar lancar, namun
tampak kotor.

Selokan

d. Kerumunan yang ada di fasilitas-fasilitas umum

Pengunjung BPJS Ketenagakerjaan


juga telah menerapkan protokol
kesehatan dengan menggunakan
masker dan menjaga jarak.

Walaupun KUA belum menyediakan tempat


cuci tangan dan handsanitizer, tetapi warga
tetap mematuhi protokol kesehatan dengan
menjaga jarak dan menggunakan masker

e. Tempat penampungan sampah akhir: Beberapa rumah mengelola sampah dengan


32

menunggu diangkut oleh petugas kebersihan, namun masih ada beberapa titik
tempat penduduk mengolah sampah dengan dibakar dan dibuang sembarangan.
Penanganan sampah dengan dibakar mengakibatkan pencemaran udara.

Titik Pembuangan Sampah di depan


rumah sembarangan

Titik bakar sampah Titik pembuangan sampah di depan


rumah salah satu warga sebelum
diangkut oleh petugas sampah
33

2. Hasil Kuesioner
a. Data Demografi
1. Usia
Diagram 01 KK
Distribusi frekuensi berdasarkan usia di RW 12 Kelurahan Tobekgodang,
Kecamatan Tampan (n= 64)
USIA
35.00% 32.80%

30.00%
25.00%
25.00%
20.30%
20.00% Column1

14.10%
15.00%

10.00%
4.70%
3.10%
5.00%

0.00%
Remaja Akhir Dewasa AwalDewasa Akhir Lansia Awal Lanisa Akhir Manula

Berdasarkan diagram di atas menunjukkan bahwa dari 64 KK didapatkan


bahwa KK yang termasuk kategori usia remaja akhir sebanyak 3 responden
(4,70%), dewasa awal sebanyak 9 responden (14,10%), dewasa akhir sebanyak 16
responden (25%), lansia awal sebanyak 21 responden (32,80%), lansia akhir
sebanyak 13 responden (20,30%), dan manula sebanyak 2 responden (3,10%).
Kesimpulan diagram ini menggambarkan bahwa hampir setengah KK yang
mewakili dalam pengisian angket kuesioner ini adalah kelompok lansia,
khususnya lansia awal.
Diagram 02 Populasi
Distribusi frekuensi berdasarkan usia di RW 12 Kelurahan Tobekgodang,
Kecamatan Tamnpan (n=238)

1 1 2 2 3 3 4 4
USIA 5 5 6 6 7 7 8 8 9 9
25.00% 23.10%

20.00% 18.10%

13.40% 13.00%
15.00%
10.90%
10.00% 7.60% 7.10%
5.50%
5.00% 1.30%

0.00%
34

Berdasarkan diagram di atas menunjukkan bahwa dari 238 responden


didapatkan bahwa responden yang termasuk kategori usia balita sebanyak 13
responden (5,50%), kanak-kanak sebanyak 18 responden (7,60%), remaja awal
sebanyak 26 responden (23,10%), remaja akhir sebanyak 55 responden (23,10%),
dewasa awal sebanyak 32 responden (13,40%), dewasa akhir sebanyak 31
responden (13%), lansia awal sebanyak 43 responden (18,10%), lansia akhir
sebanyak 17 responden (7,10%), dan manula sebanyak 3 responden (1,30%).
Kesimpulan diagram ini menggambarkan bahwa hampir setengah responden yang
mewakili dalam pengisian angket kuesioner ini adalah kelompok remaja akhir.

2. Jenis Kelamin

Diagram 03 KK
Distribusi frekuensi berdasarkan jenis kelamin di RW 12 Kelurahan
Tobekgodang, Kecamatan Tampan (n= 64)
JENIS KELAMIN

80%
70%
60%
50% 80%

40%
30%
20% 20%

10%
0%
Laki-laki Perempuan

Berdasakan diagram di atas menunjukkan bahwa dari 64 KK sebanyak 51


responden (80%) berjenis kelamin laki-laki dan 13 responden (20%) berjenis
kelamin perempuan. Kesimpulan dari diagram menggambarkan bahwa hampir
seluruh KK yang mewakili pengisian angket kuesioner ini berjenis kelamin laki-
laki.

Diagram 04 Populasi
35

Distribusi frekuensi berdasarkan jenis kelamin di RW 12 Kelurahan


Tobekgodang, Kecamatan Tampan (n= 238)
JENIS KELAMIN

51%

51%

50% 51%

50%

49% 49%

49%

48%
Laki-laki Perempuan

Berdasakan diagram di atas menunjukkan bahwa dari 238 responden


sebanyak 116 responden (49%) berjenis kelamin laki-laki dan 122 responden
(51%) berjenis kelamin perempuan. Kesimpulan dari diagram menggambarkan
bahwa sebagian besar responden yang mewakili pengisian angket kuesioner ini
berjenis kelamin perempuan.

3. Tingkat Pendidikan

Diagram 05 KK
Distribusi frekuensi berdasarkan tingkat pendidikan di RW 12 Kelurahan
Tobekgodang, Kecamatan Tampan (n= 64)

TINGKAT PENDIDIKAN
70.00% 60.90%
60.00%
50.00%
40.00%
30.00%
12.50% 12.50%
20.00% 6.30% 6.30%
10.00% 1.50%
0.00%

Berdasakan diagram di atas menunjukkan bahwa dari 64 KK, tingkat


pendidikan KK yang tidak sekolah/ tidak tamat SD sebanyak 1 responden
(1,50%), SD sebanyak 4 responden (6,30%), SMP sebanyak 8 responden
36

(12,50%), SMA sebanyak 39 responden (60,90%), S1 sebanyak 8 responden


(12,50%), dan lainnya yang terdiri dari tingkat pendidikan di atas S1 sebanyak 4
responden (6,30%). Kesimpulan dari diagram menggambarkan bahwa sebagian
besar KK yang mewakili pengisian angket kuesioner ini berpendidikan terakhir
SMA.
Diagram 06 Populasi
Distribusi frekuensi berdasarkan tingkat pendidikan di RW 12 Kelurahan
Tobekgodang, Kecamatan Tampan (n= 238)

TINGKAT PENDIDIKAN
43%
45.00%
40.00%
35.00%
30.00%
25.00% 16% 17%
20.00% 13%
15.00% 6%
10.00% 5%
5.00%
0.00%

ya
D

SD

S1
SM

SM
S

n
at

in
m

La
Ta
ak
id
/T
lah
ko
Se
ak
Tid

Berdasakan diagram di atas menunjukkan bahwa dari 238 responden, yang


memiliki tingkat pendidikan tidak sekolah/ tidak tamat SD sebanyak 15
responden (6,30%), SD sebanyak 38 responden (16%), SMP sebanyak 41
responden (17,20%), SMA sebanyak 102 responden (42,90%), S1 sebanyak 31
responden (13%), dan lainnya yang terdiri dari tingkat pendidikan di atas S1
sebanyak 11 responden (4,60%). %). Kesimpulan dari diagram yang
menggambarkan bahwa hampir setengah responden yang mengisi angket
kuesioner ini berpendidikan terakhir SMA. Tingkat pendidikan merupakan salah
satu faktor yang dapat mempengaruhi pengetahuan seseorang, karena semakin
tinggi tingkat pendidikannya, maka akan semakin meningkat pengetahuan dan
wawasannya.
37

4. Pekerjaan

Diagram 07 KK
Distribusi frekuensi berdasarkan pekerjaan di RW 12 Kelurahan Tobekgodang,
Kecamatan Tampan (n= 64)
PEKERJAAN
40.60%

12.50%
7.80% 9.40% 7.80%
6.30% 6.30% 4.70% 3.10% 1.50%

Berdasakan diagram di atas menunjukkan bahwa dari 64 KK, KK yang


berkerja sebagai wiraswasta sebanyak 26 responden (40,60%), karyawan swasta
sebanyak 4 responden (6,30%), PNS sebanyak 5 responden (7,80%), pensiunan
sebanyak 4 responden (6,30%), buruh sebanyak 8 responden (12,50%), petani
sebanyak 3 responden (4,70%), pedagang sebanyak 2 responden (3,10%), IRT
sebanyak 6 responden (9,40%), tidak bekerja sebanyak 1 responden (1,50%), dan
lainnya sebanyak 5 responden (7,80%). Kesimpulan dari diagram
menggambarkan bahwa hampir setengah KK yang mengisi angket kuesioner ini
bekerja sebagai wiraswasta.
Diagram 08 Populasi
Distribusi frekuensi berdasarkan pekerjaann di RW 12 Kelurahan Tobekgodang,
Kecamatan Tampan (n= 238)
PEKERJAAN
37.00%

17.20% 18.10%

5.50% 4.60% 5.00% 4.20%


3.80%
1.70% 1.70% 1.20%
38

Berdasakan diagram di atas menunjukkan bahwa dari 238 responden,


responden yang berkerja sebagai wiraswasta sebanyak 41 responden (17,20%),
karyawan swasta sebanyak 13 responden (5,50%), PNS sebanyak 11 responden
(4,60%), pensiunan sebanyak 4 responden (1,70%), buruh sebanyak 9 responden
(3,80%), petani sebanyak 4 responden (1,70%), pedagang sebanyak 12 responden
(5%), IRT sebanyak 43 responden (18,10%), tidak bekerja sebanyak 88
responden (37,0%), dan lainnya sebanyak 10 responden (4,20%), dan belum
bekerja sebanyak 3 responden (1,20%). Kesimpulan dari diagram
menggambarkan bahwa hampir setengah responden yang mengisi angket
kuesioner ini bekerja sebagai PNS.

5. Agama
Diagram 09
Distribusi frekuensi berdasarkan agama di RW 12 Kelurahan Tobekgodang,
Kecamatan Tampan (n= 64)
AGAMA

100%
90%
80%
70%
98%
60%
50%
40%
30%
20% 2%
10%
0%
Islam Protestan

Berdasarkan diagram di atas menunjukkan bahwa dari 64 KK, sebanyak


responden (98%) beragama islam dan sebanyak 1 responden (2%) beragama
protestan. Kesimpulan dari diagram di atas menggambarkan bahwa hampir seluruh
KK yang mewakili dalam pengisian angket kuesioner ini beragama islam.
39

6. Keluhan Kesehatan

Diagram 10
Distribusi frekuensi berdasarkan keluhan kesehatan di RW 12 Kelurahan Tobekgodang,
Kecamatan Tampan (n= 64)
KELUHAN KESEHATAN

80.00%
70.00%
60.00%
Tidak Ada
50.00%
70.30%
40.00%
30.00%
29.70%
20.00%
10.00%
0.00%
Tidak Ada Ada

Berdasarkan diagram di atas menunjukkan bahwa dari 64 KK yang tidak ada


keluhan kesehatan dalam keluarganya sebanyak 45 (70,30%), dan yang ada
keluhan kesehatan dalam keluarganya sebanyak 19 (29,70%), dimana keluhan
kesehatan yang ditemukan adalah batuk, pilek, flu, demam, tidak nafsu makan,
sakit gigi, pinggang pegal-pegal dan sakit, lutut sakit, maag, pusing, asam urat,
asma, hipertensi, hipotensi, vertigo, dan kolesterol naik. Kesimpulan dari diagram
menggambarkan bahwa sebagian besar keluarga yang mengisi angket kuesioner
ini tidak memiliki keluhan kesehatan.

7. Riwayat Penyakit

Diagram 11
Distribusi frekuensi berdasarkan riwayat penyakit di RW 12 Kelurahan
Tobekgodang, Kecamatan Tampan (n= 64)
RIWAYAT PENYAKIT

70.00% 64.10%

60.00%

50.00%

40.00%

30.00%
15.60% 14.10%
20.00%

10.00% 4.70%
1.50%

0.00%
Tidak Memiliki Hipertensi DM Penyakit Paru Lainnya
40

Berdasarkan diagram di atas menunjukkan bahwa dari 64 KK, keluarga yang


tidak memiliki riwayat penyakit dalam keluarganya sebanyak 41 (64,10%), dan
keluarga yang memiliki riwayat penyakit dalam keluarganya, seperti hipertensi
sebanyak 10 (15,60%), DM sebanyak 3 (4,70%), penyakit paru sebanyak 1
(1,50%), dan penyakit lainnya sebanyak 9 (14,10%). Kesimpulan dari diagram
menggambarkan bahwa sebagian besar keluarga yang mengisi angket kuesioner
ini tidak memiliki riwayat penyakit dalam keluarganya. Riwayat kesehatan perlu
diketahui karena dapat dijadikan acuan dalam pencegahan Covid-19, karena
tubuh yang lemah akibat berbagai macam penyakit dapat berisiko besar untuk
terkena Covid-19.

b. Aspek Pengetahuan

Diagram 12
Distribusi frekuensi berdasarkan aspek pengetahuan keluarga tentang Covid-19 di
RW 12 Kelurahan Tobekgodang, Kecamatan Tampan (n= 64)

PENGETAHUAN
90.00%
80.00%
70.00%
60.00%
50.00% 82.80%
40.00%
30.00% 14.10%
20.00%
3.10%
10.00%
0.00%
Baik Cukup Kurang

Berdasarkan diagram di atas menunjukkan bahwa dari 64 keluarga, tingkat


pengetahuan keluarga tentang Covid-19 yang termasuk dalam kategori baik
sebanyak 53 keluarga (82,80%), kategori cukup sebanyak 9 keluarga (14,10%), dan
kategori kurang sebanyak 2 keluarga (3,10%). Dapat disimpulkan bahwa hampir
seluruh keluarga yang mewakili pengisian angket kuesioner ini memiliki tingkat
pengetahuan yang baik tentang Covid-19, hal ini salah satunya dapat dipengaruhi
oleh tingkat pendidikan responden, dimana hampir setengahnya berpendidikan
41

terakhir SMA. Pengetahuan tentang Covid-19 sangat mempengaruhi sikap dan


perilaku masyarakat dalam melakukan upaya pencegahan dan penanggulangan
Covid-19 dengan baik. Hampir seluruh responden memiliki pengetahuan yang baik
tentang Covid-19, seperti pengertian, penyebab, gejala, cara penularan, komplikasi,
pencegahan dan apa yang harus dilakukan apabila mengalami gejala Covid-19.

c. Aspek Sikap

Diagram 13
Distribusi frekuensi berdasarkan aspek sikap keluarga tentang upaya pencegahan
dan penanggulangan Covid-19 di RW 12 Kelurahan Tobekgodang, Kecamatan
Tampan (n= 64)

SIKAP

100.00%
90.00%
80.00%
70.00%
60.00% 96.90%
50.00%
40.00%
30.00%
20.00% 3.10%
10.00%
0.00%
Positif Negatif

Berdasarkan diagram di atas menunjukkan bahwa dari 64 keluarga, tingkat


sikap yang dimiliki keluarga terkait upaya pencegahan dan penaggulangan Covid-19
dengan kategori positif sebanyak 62 keluarga (96,90%) dan kategori negatif
sebanyak 2 keluarga (3,10%). Kesimpulan diagram ini menggambarkan bahwa
hampir seluruh keluarga yang mewakili pengisian angket kuesioner ini memiliki
sikap yang positif terkait upaya pencegahan dan penanggulangan Covid-19.
42

d. Aspek Perilaku

Diagram 14
Distribusi frekuensi berdasarkan aspek perilaku keluarga tentang upaya pencegahan
dan penanggulangan Covid-19 di RW 12 Kelurahan Tobekgodang, Kecamatan
Tampan (n= 64)

PERILAKU

80.00%
70.00%
60.00%
50.00%
70.30%
40.00%
30.00%
29.70%
20.00%
10.00%
0.00%
Baik Kurang Baik

Berdasarkan diagram di atas menunjukkan bahwa dari 64 keluarga, tingkat


perilaku yang dimiliki keluarga terkait upaya pencegahan dan penggulangan
Covid-19 dengan kategori baik sebanyak 19 keluarga (29,70%) dan kategori
kurang baik sebanyak 45 keluarga (70,30%). Kesimpulan diagram ini
menggambarkan bahwa sebagian besar keluarga yang mewakili pengisian
kuesioner ini memiliki perilaku yang kurang baik terkait upaya pencegahan dan
penanggulangan Covid-19.
43

Pertanyaan 001, Memakai masker ketika berada di luar rumah atau di fasilitas
umum.
Diagram 15
Distribusi frekuensi perilaku penggunaan masker oleh keluarga (n=64)
Memakai masker ketika berada di luar rumah
atau di fasilitas umum
Jarang Sering Selalu

5%

16%

80%

Berdasarkan diagram di atas menunjukkan bahwa dari 64 keluarga, hampir


seluruh keluarga selalu memakai masker ketika berada di luar rumah atau di fasilitas
umum yaitu sebanyak 51 keluarga (80%), sedangkan yang lainnya sering memakai
masker yaitu sebanyak 10 keluarga (15%), dan jarang memakai masker yaitu
sebanyak 3 keluarga (5%). Menggunakan masker pada saat pandemi Covid-19
merupakan hal yang wajib dilakukan ketika berpergian keluar rumah. Masker menjadi
hal yang esensial karena mampu menangkal virus ataupun bakteri yang akan masuk
ke mulut ataupun hidung seseorang.
44

Pertanyaan 002, Menerapkan prinsip jaga jarak (social distancing) saat berada
dikeramaian.
Diagram 16
Distribusi frekuensi perilaku menjaga jarak oleh keluarga (n=64)

Menerapkan prinsip jaga jarak (social distancing)


saat berada dikeramaian
Tidak Pernah Jarang Sering Selalu
2%

17%

19%
63%

Berdasarkan diagram di atas menunjukkan bahwa dari 64 keluarga, sebagian


besar keluarga selalu menerapkan prinsip jaga jarak (social distancing) saat berada
dikeramaian yaitu sebanyak 40 keluarga (63%), sedangkan yang lainnya sering
menerapkan prinsip jaga jarak yaitu sebanyak 12 keluarga (19%), jarang menerapkan
prinsip jaga jarak yaitu sebanyak 11 keluarga (17%), dan tidak pernah menerapkan
prinsip jaga jarak yaitu sebanyak 1 keluarga (1%). Menerapkan perilaku jaga jarak
saat berada dikeramaian merupakan salah satu upaya yang penting dalam pencegahan
dan penanggulangan Covid-19. Menjaga jarak (social distancing) merupakan kondisi
menjaga jarak dengan orang lain agar tidak terjadi penularan. Social distancing dapat
dilakukan dengan cara, seperti menjaga jarak minimal 1 meter dengan orang lain,
menghindari diri pergi ke tempat yang ramai, menggunakan masker apabila harus
berada dikeramaian, tidak bersalaman, tetap tinggal di rumah dan tidak pergi kemana-
mana kecuali urusan yang penting, serta tidak berkumpul.

Pertanyaan 003, Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir atau handsanitizer.
45

Diagram 17
Distribusi frekuensi perilaku mencuci tangan oleh keluarga (n=64)
Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir
atau handsanitizer
Jarang Sering Selalu

8%

22%

70%

Berdasarkan diagram di atas menunjukkan bahwa dari 64 keluarga, sebagian


besar keluarga selalu mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir atau
handsanitizer yaitu sebanyak 45 keluarga (70%), sedangkan yang lainnya sering
mencuci tangan yaitu sebanyak 14 keluarga (22%), dan jarang mencuci tangan yaitu
sebanyak 5 keluarga (8%). Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir sangat
penting dalam upaya pencegahan dan penanggulangan Covid-19. Hal ini dikarenakan
dengan mencuci tangan, bakteri yang ada di tangan tidak masuk ke saluran pencernaan dan
pernafasan.

Pertanyaan 004, Meminum jamu/ makan buah dan sayur/ suplemen.


46

Diagram 18
Distribusi frekuensi perilaku meminum jamu/ makan buah dan sayur/ suplemen oleh
keluarga (n=64)

Meminum jamu/ makan buah dan sayur/ suplemen


Tidak Pernah Jarang Sering Selalu

3%

16%

55%

27%

Berdasarkan diagram di atas menunjukkan bahwa dari 64 keluarga, sebagian


besar keluarga selalu meminum jamu/ makan buah dan sayur/ suplemen yaitu
sebanyak 35 keluarga (55%), sedangkan yang lainnya sering yaitu sebanyak 17
keluarga (27%), jarang yaitu sebanyak 10 keluarga (15%), dan tidak pernah yaitu
sebanyak 2 keluarga (3%). Meningkatkan imunitas tubuh merupakan hal yang penting
dimasa pendemi Covid-19, karena imunitas tubuh yang rendah dapat menyebabkan
seseorang mudah terkena virus Covid-19.

Pertanyaan 005, Melakukan olahraga ringan secara teratur dalam rumah


47

Diagram 19
Distribusi frekuensi perilaku melakukan olahraga ringan secara teratur dalam rumah
oleh keluarga (n=64)

Melakukan olahraga ringan secara teratur dalam rumah


Tidak Pernah Jarang Sering Selalu

6%

31%

36%

27%

Berdasarkan diagram di atas menunjukkan bahwa dari 64 keluarga, hampir


setengah keluarga jarang melakukan olahraga ringan secara teratur dalam rumah yaitu
sebanyak 23 keluarga (36%), sedangkan yang lainnya selalu yaitu sebanyak 20
keluarga (31%), sering yaitu sebanyak 17 keluarga (27%), dan tidak pernah yaitu
sebanyak 4 keluarga (6%). Olahraga ditengah pendemi Covid-19 penting dilakukan
untuk menjaga kebugaran tubuh, tubuh yang bugar dan sehat akan lebih sulit
dimasuki virus karena daya tahan tubuh yang lebih kuat. Menurut WHO olahraga
tidak hanya bermanfaat untuk kesehatan fisik, tetapi juga mental.

Pertanyaan 006, Tidak langsung kontak fisik dengan keluarga setelah beraktivitas di
48

luar rumah.
Diagram 20
Distribusi frekuensi perilaku tidak langsung kontak fisik dengan keluarga setelah
beraktivitas di luar rumah oleh keluarga (n=64)
Tidak langsung kontak fisik dengan keluarga
setelah beraktivitas di luar rumah
Tidak Pernah Jarang Sering Selalu

6%

17%

48%

28%

Berdasarkan diagram di atas menunjukkan bahwa dari 64 keluarga, hampir


setengah keluarga selalu tidak langsung kontak fisik dengan keluarga setelah
beraktivitas di luar rumah yaitu sebanyak 31 keluarga (49%), sedangkan yang lainnya
sering yaitu sebanyak 18 keluarga (28%), jarang yaitu sebanyak 11 keluarga (17%),
dan tidak pernah yaitu sebanyak 4 keluarga (6%). Perilaku tidak langsung kontak fisik
dengan keluarga pada saat dari luar rumah, merupakan upaya pencegahan yang
penting untuk menghindari orang yang kita sayangi dari serangan virus Covid-19.

Pertanyaan 007, Langsung mandi dan mengganti baju setelah beraktivitas di luar
49

rumah.
Diagram 21
Distribusi frekuensi perilaku langsung mandi dan mengganti baju setelah beraktivitas
di luar rumah oleh keluarga (n=64)

Langsung mandi dan mengganti baju


setelah beraktivitas di luar rumah
Tidak Pernah Jarang Sering Selalu

6%

19%

56%

19%

Berdasarkan diagram di atas menunjukkan bahwa dari 64 keluarga, sebagian


besar keluarga selalu langsung mandi dan mengganti baju setelah beraktivitas di luar
rumah yaitu sebanyak 36 keluarga (56%), sedangkan yang lainnya sering yaitu
sebanyak 12 keluarga (19%), jarang yaitu sebanyak 12 keluarga (19%), dan tidak
pernah yaitu sebanyak 4 keluarga (6%). Segera mengganti baju saat tiba dirumah
ketika dari tempat keramian merupakan salah satu perilaku dalam pencegahan dari
virus Covid-19. Pasalnya diketahui virus Covid-19 bisa bertahan dipermukaan baju
yang kita gunakan dan menyebabkan kontaminasi silang.

Pertanyaan 008, Menganjurkan tamu untuk menggunakan masker dan mencuci


50

tangan terlebih dahulu sebelum masuk ke rumah.


Diagram 22
Distribusi frekuensi perilaku menganjurkan tamu untuk menggunakan masker dan
mencuci tangan terlebih dahulu sebelum masuk ke rumah oleh keluarga (n=64)

Menganjurkan tamu untuk menggunakan masker dan mencuci tangan


sebelum masuk ke rumah
Tidak Pernah Jarang Sering Selalu

9%

36%

31%

23%

Berdasarkan diagram di atas menunjukkan bahwa dari 64 keluarga, hampir


setengah keluarga selalu menganjurkan tamu untuk menggunakan masker dan
mencuci tangan terlebih dahulu sebelum masuk ke rumah yaitu sebanyak 23 keluarga
(36%), sedangkan yang lainnya jarang yaitu sebanyak 20 keluarga (31%), sering yaitu
sebanyak 15 keluarga (24%), dan tidak pernah yaitu sebanyak 6 keluarga (9%).
Menganjurkan tamu untuk mencuci tangan sebelum masuk ke rumah merupakan salah
satu upaya pencegahan dan penanggulangan Covid-19 yang dapat menguntungkan
kita dan orang lain agar terhindar dari penularan Covid-19.

Pertanyaan 009, Berjemur di bawah sinar matahari pagi antara jam 07.00 – 10.15.
51

Diagram 23
Distribusi frekuensi perilaku berjemur di bawah sinar matahari pagi antara jam
07.00 – 10.15 oleh keluarga (n=64)

Berjemur di bawah sinar matahari pagi


antara jam 07.00 – 10.15
Tidak Pernah Jarang Sering Selalu

11%
16%

33% 41%

Berdasarkan diagram di atas menunjukkan bahwa dari 64 keluarga, hampir


setengah keluarga jarang berjemur di bawah sinar matahari pagi antara jam 07.00 –
10.15 yaitu sebanyak 26 keluarga (40%), sedangkan yang lainnya sering yaitu
sebanyak 21 keluarga (33%), selalu yaitu sebanyak 10 keluarga (16%), dan tidak
pernah yaitu sebanyak 7 keluarga (11%). Melakukan berjemur dibawah sinar matahari
akan merangsang tubuh untuk menghasilkan vitamin D yang dapat meningkatkan
kadar kalsium dan fosfor di dalam tubuh, serta meningkatkan daya tahan tubuh atau
sistem imun dalam melawan infeksi virus Covid-19.
52

Pertanyaan 010, Menghindari sebanyak mungkin menyentuh benda-benda di tempat


umum.
Diagram 24
Distribusi frekuensi perilaku menghindari sebanyak mungkin menyentuh benda-
benda di tempat umum oleh keluarga (n=64)
Menghindari sebanyak mungkin menyentuh
benda-benda di tempat umum
Tidak Pernah Jarang Sering Selalu

8%

16%
41%

36%

Berdasarkan diagram di atas menunjukkan bahwa dari 64 keluarga, hampir


setengah keluarga selalu menghindari sebanyak mungkin menyentuh benda-benda di
tempat umum yaitu sebanyak 26 keluarga (41%), sedangkan yang lainnya sering yaitu
sebanyak 23 keluarga (36%), jarang yaitu sebanyak 10 keluarga (15%), dan tidak
pernah yaitu sebanyak 5 keluarga (8%). Virus corona bisa bertahan dan menyebar
melalui permukaan benda yang terkontaminasi oleh karena itu di sarankan untuk
meminimalisir menyentuh benda-benda di tempat umum dan dihimbau untuk selalu
mencuci tangan setelah menyentuh permukaan benda ditempat umum agar terhindar
dari penularan virus Covid-19.

Pertanyaan 011, Menggunakan perlengkapan ibadah pribadi saat akan beribadah di


53

tempat umum.
Diagram 25
Distribusi frekuensi perilaku menggunakan perlengkapan ibadah pribadi saat akan
beribadah di tempat umum oleh keluarga (n=64)

Menggunakan perlengkapan ibadah pribadi


saat akan beribadah di tempat umum
Tidak Pernah Jarang Sering Selalu
2%
8%

17%

73%

Berdasarkan diagram di atas menunjukkan bahwa dari 64 keluarga, sebagian


besar keluarga selalu menggunakan perlengkapan ibadah pribadi saat akan beribadah
di tempat umum yaitu sebanyak 47 keluarga (73%), sedangkan yang lainnya sering
yaitu sebanyak 11 keluarga (17%), jarang yaitu sebanyak 5 keluarga (8%), dan tidak
pernah yaitu sebanyak 1 keluarga (2%). Membawa perlengkapan ibadah sendiri saat
beribadah di tempat umum merupakan salah satu perilaku dalam pencegahan dan
penanggulangan Covid-19.

Pertanyaan 012, Melaksanakan ibadah di dalam rumah apabila kondisi kesehatan


sedang tidak baik di masa pandemi.
54

Diagram 26
Distribusi frekuensi perilaku melaksanakan ibadah di dalam rumah apabila kondisi
kesehatan sedang tidak baik di masa pandemi oleh keluarga (n=64)

Melaksanakan ibadah di dalam rumah apabila


kondisi kesehatan sedang tidak baik
Jarang Sering Selalu

3%

22%

75%

Berdasarkan diagram di atas menunjukkan bahwa dari 64 keluarga, sebagian


besar keluarga selalu melaksanakan ibadah di dalam rumah apabila kondisi kesehatan
sedang tidak baik di masa pandemi yaitu sebanyak 48 keluarga (75%), sedangkan
yang lainnya sering yaitu sebanyak 14 keluarga (22%), dan jarang yaitu sebanyak 2
keluarga (3%). Melaksanakan ibadah di rumah saat pendemi menjadi salah satu
alternatif dalam pencegahan dan penanggulangan Covid-19 untuk menghindari
keramaian di tempat ibadah.

Pertanyaan 013, Menggunakan peralatan makan pribadi apabila makan di luar


55

rumah.
Diagram 27
Distribusi frekuensi perilaku menggunakan peralatan makan pribadi apabila makan
di luar rumah oleh keluarga (n=64)

Menggunakan peralatan makan pribadi


apabila makan di luar rumah
Tidak Pernah Jarang Sering Selalu

23%
30%

13%

34%

Berdasarkan diagram di atas menunjukkan bahwa dari 64 keluarga, hampir


setengah keluarga jarang menggunakan peralatan makan pribadi apabila makan di luar
rumah yaitu sebanyak 22 keluarga (34%), sedangkan yang lainnya tidak pernah yaitu
sebanyak 19 keluarga (30%), selalu yaitu sebanyak 15 keluarga (23%), dan sering
yaitu sebanyak 8 keluarga (13%). Dimasa pendemi sebaiknya memperhatikan
makanan yang kita konsumsi dan membawa peralatan makanan pribadi menjadi opsi
menjaga kebersihan makanan, selain itu bisa menjamin higienitasnya dalam
mencegah terjadinya kontaminasi virus corona penyebab Covid-19.

Pertanyaan 014, Akan isolasi mandiri apabila terdapat gejala demam dan batuk yang
56

memberat atau setelah kontak dengan orang yang terkonfirmasi positif COVID-19.
Diagram 28
Distribusi frekuensi perilaku akan isolasi mandiri apabila terdapat gejala demam
dan batuk yang memberat atau setelah kontak dengan orang yang terkonfirmasi
positif Covid-19 oleh keluarga (n=64)

Isolasi mandiri apabila terdapat gejala atau setelah kontak dengan orang
yang terkonfirmasi positif COVID-19
Tidak Pernah Jarang Sering Selalu

16%

6%

53%

25%

Berdasarkan diagram di atas menunjukkan bahwa dari 64 keluarga, sebagian


besar keluarga selalu akan isolasi mandiri apabila terdapat gejala demam dan batuk
yang memberat atau setelah kontak dengan orang yang terkonfirmasi positif Covid-19
yaitu sebanyak 34 keluarga (53%), sedangkan yang lainnya sering yaitu sebanyak 16
keluarga (25%), tidak pernah yaitu sebanyak 10 keluarga (16%), dan jarang yaitu
sebanyak 4 keluarga (6%). Melakukan isolasi mandiri apabila terdapat gejala atau
setelah kontak dengan orang yang terkonfirmasi positif Covid-19 merupakan salah
satu cara pencegahan penularan klaster keluarga dan agar tidak menularkan virus
corona ditempat kerja maupun didalam keluarga.

Pertanyaan 015, Akan mengingatkan atau mengajak orang sekitar untuk mematuhi
57

protokol kesehatan.
Diagram 29
Distribusi frekuensi perilaku akan mengingatkan atau mengajak orang sekitar untuk
mematuhi protokol kesehatan oleh keluarga (n=64)
Mengingatkan atau mengajak orang sekitar untuk mematuhi protokol
kesehatan
Tidak Pernah Jarang Sering Selalu

8%

19%

45%

28%

Berdasarkan diagram di atas menunjukkan bahwa dari 64 keluarga, hampir


setengah keluarga selalu akan mengingatkan atau mengajak orang sekitar untuk
mematuhi protokol kesehatan yaitu sebanyak 29 keluarga (45%), sedangkan yang
lainnya sering yaitu sebanyak 18 keluarga (28%), jarang yaitu sebanyak 12 keluarga
(19%), dan tidak pernah yaitu sebanyak 5 keluarga (8%). Mengingatkan atau
mengajak orang lain untuk mematuhi protocol kesehatan merupakan salah satu upaya
pencegahan dan penanggulangan Covid-19 yang menguntungkan baik untuk diri
sendiri maupun orang lain, agar terhindar dari penularan Covid-19.

Pertanyaan 016, Tetap meminum obat teratur dalam masa pandemi bagi yang
58

memiliki penyakit kronis.


Diagram 30
Distribusi frekuensi perilaku tetap meminum obat teratur dalam masa pandemi bagi
yang memiliki penyakit kronis oleh keluarga (n=64)

Meminum obat teratur bagi yang memiliki penyakit kronis


Tidak Pernah Jarang Sering Selalu

33%

44%

13%

11%

Berdasarkan diagram di atas menunjukkan bahwa dari 64 keluarga, hampir


setengah keluarga selalu tetap meminum obat teratur dalam masa pandemi bagi yang
memiliki penyakit kronis yaitu sebanyak 28 keluarga (44%), sedangkan yang lainnya
tidak pernah yaitu sebanyak 21 keluarga (33%), jarang yaitu sebanyak 8 keluarga
(12%), dan sering yaitu sebanyak 7 keluarga (11%). Rutin minum obat secara teratur
bagi yang memiliki penyakit kronis merupakan salah satu perilaku pencegahan dan
penanggulangan Covid-19 karena penderita penyakit kronis salah satu orang yang
rentan terhadap virus Covid-19.

e. Aspek Lingkungan
59

Pertanyaan 001, Tersedia tempat cuci tangan lengkap dengan sabun cuci tangan di
luar rumah
Diagram 31
Distribusi frekuensi ketersediaan tempat cuci tangan lengkap dengan sabun cuci tangan
di luar rumah (n=64)

Tersedia tempat cuci tangan lengkap dengan


sabun cuci tangan di luar rumah
Tidak Ada Ada

28%

72%

Berdasarkan diagram di atas menunjukkan bahwa dari 64 keluarga, sebagian


besar keluarga tidak tersedia tempat cuci tangan lengkap dengan sabun cuci tangan di
luar rumah yaitu sebanyak 46 keluarga (72%), sedangkan yang lainnya tersedia yaitu
sebanyak 18 keluarga (28%). Menyediakan tempat cuci tangan yang lengkap dengan
sabun merupakan sarana yang penting untuk upaya pencegahan dan penanggulangan
Covid-19. Selama terjadi pandemi global, masyarakat dianjurkan rajin mencuci tangan
dengan sabun, karena seringkali penularan virus terjadi melalui tangan. Salah satu cara
termurah, termudah dan paling penting untuk mencegah penyebaran virus adalah
mencuci tangan sesering mungkin dengan sabun dan air, terlebih selama terjadi
pandemi global. Namun, ketidaktersediaan tempat untuk mencuci tangan yang
dilengkapi dengan sabun dapat membuat kesadaran masyarakat untuk mencuci tangan
akan menurun, sehingga penularan Covid-19 akan meningkat.
60

Pertanyaan 002, Terdapat ventilasi/jendela terbuka dengan sirkulasi udara yang baik.
Diagram 32
Distribusi frekuensi ketersediaan ventilasi/jendela terbuka dengan sirkulasi udara
yang baik (n=64)
Terdapat ventilasi/jendela terbuka dengan
sirkulasi udara yang baik
Tidak Ada Ada

5%

95%

Berdasarkan diagram di atas menunjukkan bahwa dari 64 keluarga, hampir


seluruh keluarga tersedia ventilasi/jendela terbuka dengan sirkulasi udara yang baik
yaitu sebanyak 61 keluarga (95%), sedangkan yang lainnya tidak tersedia yaitu
sebanyak 3 keluarga (5%). Ventilasi udara berfungsi sebagai saluran dimana udara
dapat mengalir dengan baik dari dan ke dalam rumah atau ruangan. WHO
mengatakan bahwa ventilasi memiliki peran yang penting dalam menentukan
penyebaran virus corona. Mendapatkan udara yang sehat di dalam ruangan bisa
dilakukan dengan cara membuka pintu ataupun jendela sehingga udara bisa mengalir
dan berganti dengan yang baru.

Pertanyaan 003, Keadaan ventilasi/jendela di rumah.


Diagram 33
61

Distribusi frekuensi keadaan ventilasi/jendela di rumah (n=64)


Keadaan ventilasi/jendela di rumah
Tertutup Terbuka
2%

98%

Berdasarkan diagram di atas menunjukkan bahwa dari 64 keluarga, hampir


seluruh keluarga keadaan ventilasi/jendela di rumah dalam keadaan terbuka yaitu
sebanyak 63 keluarga (98%), sedangkan yang lainnya dalam keadaan tertutup yaitu
sebanyak 1 keluarga (2%). Ventilasi dan jendela yang terbuka sangat bagus untuk
kesehatan tubuh, karena sirkulasi udara di ruangan selalu bertukar, sehingga dapat
menghindari kita dari penyakit seperti bakteri, kuman dan virus.
62

Pertanyaan 004, Ketersediaan masker untuk semua anggota keluarga.


Diagram 34
Distribusi frekuensi ketersediaan masker untuk semua anggota keluarga (n=64)

Ketersediaan masker untuk semua anggota keluarga


Tidak Ada Ada
2%

98%

Berdasarkan diagram di atas menunjukkan bahwa dari 64 keluarga, hampir


seluruh keluarga tersedia masker untuk semua anggota keluarga yaitu sebanyak 63
keluarga (98%), sedangkan yang lainnya tidak tersedia yaitu sebanyak 1 keluarga
(2%). Pentingnya ketersediaan masker untuk semua anggota keluarga ialah untuk
saling menjaga dan mencegah terjadinya penularan Covid-19 baik di lingkungan
keluarga maupun lingkungan luar.
63

Pertanyaan 005, Ketersediaan air mengalir dan sabun untuk mencuci tangan atau
handsanitizer.
Diagram 35
Distribusi frekuensi ketersediaan air mengalir dan sabun untuk mencuci tangan atau
handsanitizer (n=64)

Ketersediaan air mengalir dan sabun untuk mencuci tangan atau


handsanitizer
Tidak Ada Ada
2%

98%

Berdasarkan diagram di atas menunjukkan bahwa dari 64 keluarga, hampir


seluruh keluarga tersedia air mengalir dan sabun untuk mencuci tangan atau
handsanitizer yaitu sebanyak 63 keluarga (98%), sedangkan yang lainnya tidak
tersedia yaitu sebanyak 1 keluarga (2%). Tersedia air mengalir dan sabun untuk
mencuci tangan atau handsanitizer merupakan sarana yang penting untuk upaya
pencegahan dan penanggulangan Covid-19. Ketidak tersediaan sarana tersebut dapat
menurunkan kesadaran masyarakat untuk menjaga kebersihan tangannya. Padahal
tangan merupakan salah satu media penularan virus yang paling sering terjadi.
64

Pertanyaan 006, Membersihkan daerah yang sering disentuh dengan cairan


disinfektan.
Diagram 36
Distribusi frekuensi membersihkan daerah yang sering disentuh dengan cairan
disinfektan (n=64)

Membersihkan daerah yang sering disentuh


dengan cairan disinfektan
Tidak Ada Ada

47%
53%

Berdasarkan diagram di atas menunjukkan bahwa dari 64 keluarga, sebagian


besar keluarga tidak ada membersihkan daerah yang sering disentuh dengan cairan
disinfektan yaitu sebanyak 34 keluarga (53%), sedangkan yang lainnya ada yaitu
sebanyak 30 keluarga (47%). Disinfektan merupakan proses dekonteminasi yang
menghilangkan atau membunuh segala hal terkait mikroorganisme (baik virus dan
bakteri) pada objek permukaan benda mati. Menggunakan disinfektan untuk
membersihkan rumah terutama pada daerah yang sering disentuh dapat menjadi salah
satu bentuk upaya pencegahan penyebaran infeksi Covid-19.

Pertanyaan 007, Tidak memperbolehkan tamu/anggota keluarga merokok di dalam


65

rumah.
Diagram 37
Distribusi frekuensi tidak memperbolehkan tamu/anggota keluarga merokok di dalam
rumah (n=64)

Tidak memperbolehkan tamu/anggota keluarga merokok di dalam rumah


Tidak Ada Ada

39%

61%

Berdasarkan diagram di atas menunjukkan bahwa dari 64 keluarga, sebagian


besar keluarga tidak memperbolehkan tamu/anggota keluarga merokok di dalam
rumah yaitu sebanyak 39 keluarga (61%), sedangkan yang lainnya memperbolehkan
yaitu sebanyak 25 keluarga (39%). Tidak memperbolehkan tamu atau keluarga
merokok di dalam rumah merupakan salah satu cara untuk mencegah terjadinya
perokok pasif yang dapat berdampak pada terjadinya masalah pernafasan. Masalah
pernafasan yang diakibatkan oleh asap rokok dapat membuat tingkat risiko seseorang
terkena Covid-19 menjadi semakin tinggi. Seseorang yang tidak sengaja menghidup
asap rokok bisa mengalami penurunan imunitas saluran napas dan paru seperti pada
perokok aktif sehingga mudah terserang penyakit, temasuk Covid-19.
66

3. Hasil Wawancara
a. Ketua RW 012
Berdasarkan hasil wawancara dengan ketua Rukun Warga 012
mengatakan terdapat organisasi masyarakat, yaitu organisasi pemuda, siskamling,
majelis taklim, wirid, tetapi selama masa pandemi Covid-19 tidak dilakukan
kegiatan berkumpul dengan banyak orang. Wilayah RW 012 tidak terdapat kasus
positif Covid-19, dan Ketua RW 12 menyatakan bahwa apabila terdapat warganya
yang mengalami masalah kesehatan, umumnya akan langsung datang ke petugas
kesehatan di Puskesmas. Hasil wawancara dengan Ketua RW didapatkan hasil
bahwa sudah terbentuk RW siaga dan Satgas Covid-19, tetapi belum ada pelatihan
yang diberikan kepada anggota Satgas Covid-19 sehingga apabila dijumpai kasus
suspect pada masyarakat, Satgas covid-19 tidak mengetahui tindakan apa yang
akan dilakukan. Satgas Covid-19 yang telah terbentuk belum ada diresmikan oleh
pihak kelurahan. Dalam pemberian informasi biasanya dilakukan melalui grub
WA, dalam grub tersebut memiliki anggota sekitar 180 orang yang merupakan
gabungan dari 4 RT.
b. Ketua RT
Berdasarkan hasil wawancara dengan Ketua RT 03 menyatakan bahwa di
wilayar RT 03 terdapat organisasi masyarakat. Antusiasme warga dalam mengikuti
kegiatan terbilang cukup baik, warga tidak memiliki kebiasaan tertentu terkait
budaya dan kesehatan. Perkumpulan kegiatan masyarakat selama masa pandemi
sudah tidak ada. Ketua RT 03 juga menyatakan bahwa warga sudah jarang
menggunakan masker apabila berada diluar rumah, kecuali saat bepergian jauh,
anak anak juga sering bermain saat sore hari namun tidak terlihat menggunakan
masker. Hasil wawancara dengan Ketua RT 04 didapatkan hasil warga turut aktif
dalam kegiatan, namun apabila dilakukan pengumpulan data secara online
kemungkinan besar masyarakat kurang memahami, namun apabila dilakukan
secara langsung masyarakat turut serta aktif. Ketua RT 4 juga menyatakan bahwa
pendemi Covid-19 ini sangat merugikan banyak masyarakat, dengan keterbatasan
aktivitas, kegiatan sekolah dan kuliah, banyak masyarakat juga kehilangan
pekerjaan akibat pandemi Covid-19.
Hasil wawancara dengan Ketua RT 01 didapatkan hasil bahwa pada masa
pandemi terdapat himbauan dari Polsek Tampan untuk menjaga kesehatan serta
mematuhi protokol kesehatan, tempat fasilitas umum jarang ditemukan tempat
67

mencuci tangan, dan terkait penyebaran informasi biasanya dilakukan dalan grub
WA RW 012. Kegiatan berkumpul serta berkerumun sudah jarang terlihat di
kawasan RT 01. Hasil wawancara dengan Ketua RT 02 didapatkan hasil serupa
bahwa tempat umum seperti KUA yang berada pada wilayah RT 02 tidak terdapat
tempat mencuci tangan
c. Kader Posyandu
Berdasarkan hasil wawancara dengan kader posyandu RW 012 kegiatan
yang dilakukan di Posyandu adalah Posyandu bayi/balita. Posyandu yang ada di
RW 12 merupakan gabungan dari 4 RW, yaitu RW 11, RW 12, RW 13 dan RW
14. Antusiasme masyarakat cukup tinggi, hasil wawancara mendapatkan hasil
bahwa masyarakat di RW 12 rutin melakukan pemeriksaan bayi dan balita di
posyandu. Pada saat awal pandemi, Posyandu sempat ditutup dan warga setempat
membawa bayi balita untuk mendapatkan vitamin biasanya ke bidan terdekat. Saat
ini, kegiatan Posyandu selama masa pandemi masih tetap dilakukan, seperti
pemberian vitamin serta penimbangan berat badan. Pembagian vitamin saat masa
pandemi, kader datang ke Puskesmas untuk mendapatkan vitamin dan membagikan
ke rumah-rumah warga, namun masyarakat cenderung takut atau cemas saat kader
datang kerumah. Kader Posyandu telah memberitahukan ke masyarakat RW 012
apabila kegiatan di Posyandu tidak berjalan, warga dapat mendatangi Puskemsmas
agar pemberian vaksin tidak terlambat.
68

ANALISA DATA

No Analisa Data Masalah Keperawatan


1 Hasil angket: Perilaku kesehatan cenderung
- Masih ada masyarakat di RW 12 beresiko berhubungan dengan
kelurahan Tobekgadang yang berperilaku self efficacy yang rendah
kurang baik terhadap pencegahan covid-19
seperti jarang menjaga jarak di keramaian
(17%), jarang melakukan olahraga ringan
didalam rumah (36%), jarang mandi dan
mengganti baju setelah beraktivitas diluar
rumaah (19%), jarang menganjurkan tamu
untuk menggunakan masker & mencuci
tangan sebelum masuk ke rumah (31%),
jarang berjemur di bawah sinar matahari
pagi (40%).
- Pengetahuan masyarakat tentang
pencegahan covid-19 di RW 12 kelurahan
Tobek Gadang masih ada yang cukup baik
(14,1%), bahkan ada yang kurang baik
(3,1%). Masalah ini secara tidak langsung
mempengaruhi tingkat kesadaran
masyarakat terhadap masalah yang
dihadapi
- Sikap masyarakat terhadap upaya
pencegahan covid-19 di RW 12 kelurahan
Tobek Gadang masih ada yang negatif
(3,1). Masalah ini secara tidak langsung
mempengaruhi tingkat kesadaran
masyarakat terhadap masalah yang
dihadapi
Hasil wawancara
- Hasil wawancara dengan ketua RW 12
Kelurahan Tobekgodang mengatakan
bahwa sudah ada terbentuk RW siaga dan
satgas covid-19, tetapi belum ada
diberikan pelatihan kepada anggota satgas
covid-19. Sehingga apabila di jumpai
kasus suspect pada masyarakat, petugas
satgas covid-19 tidak mengetahui tindakan
apa yang akan dilakukan.
- Hasil wawancara dengan salah satu warga
RW 12 Kelurahan Tobek gadang yang
mengatakan bahwa masih banyak
masyarakat termasuk kelompok anak usia
sekolah & remaja yang kurang
memperhatikan protokol kesehatan untuk
pencegahan Covid-19, seperti tidak
memakai masker dan tidak menjaga jarak
saat berkumpul di keramaian
69

Hasil windshield survey


- Masih terdapat warga RW 12 yang tidak
menerapkan protokol kesehatan seperti
tidak memakai masker, tidak menjaga
jarak saat berada di luar rumah.

2 Hasil angket Pemeliharaan kesehatan tidak


- Masih ada masyarakat di RW 12 efektif berhubungan dengan
kelurahan Tobek Gadang yang berperilaku ketidakmampuan menerapkan
kurang baik terhadap pencegahan covid-19 upaya pencegahan covid-19
seperti jarang menjaga jarak di keramaian
(17%), jarang melakukan olahraga ringan
didalam rumah (36%), jarang mandi dan
mengganti baju setelah beraktivitas diluar
rumaah (19%), jarang menganjurkan tamu
untuk menggunakan masker & mencuci
tangan sebelum masuk ke rumah (31%),
jarang berjemur di bawah sinar matahari
pagi (40%)
- Pengetahuan masyarakat tentang
pencegahan covid-19 di RW 12 kelurahan
Tobek Gadang masih ada yang cukup baik
(14,1%), bahkan ada yang kurang baik
(3,1%). Masalah ini secara tidak langsung
mempengaruhi tingkat kesadaran
masyarakat terhadap masalah yang
dihadapi
- Masih banyak masyarakat yang tidak
menyediakan tempat cuci tangan lengkap
dengan sabun cuci tangan di luar rumah
yaitu (72%%).
- Masih ada masyarakat yang tidak
membersihkan daerah yang sering
disentuh dengan cairan desinfektan (53%)
Hasil wawancara:
- Hasil wawancara dengan kader posyandu,
mengatakan bahwa pelayanan posyandu
selama pandemi covid-19 tidak berjalan.
Terkait imunisasi, orang tua membawa
bayi dan balita langsung ke puskesmas.
- Hasil wawancara dengan salah satu warga
RW 12 Kelurahan Tobek gadang yang
mengatakan bahwa masih banyak
masyarakat termasuk kelompok anak usia
sekolah & remaja yang kurang
memperhatikan protokol kesehatan untuk
pencegahan Covid-19, seperti tidak
memakai masker dan tidak menjaga jarak
saat berkumpul di keramaian.
Hasil windshield survey
70

- Masih ada anak usia sekolah dan remaja


yang bermain diluar tidak menerapkan
protokol kesehatan seperti tidak memakai
masker dan tidak menjaga jarak.
- Rata-rata para pedagang dilingkungan
RW 12 juga tidak menerapkan protocol
kesehatan saat berjualan seperti tidak
memakai masker dan tidak menjaga jarak
saat berjualan
- Masih banyak warga yang tidak
menyediakan fasilitas cuci tangan di luar
rumah.
- Dan untuk tempat umum seperti KUA
(Kantor Urusan Agama) dan beberapa
tempat usahan warga setempat yang tidak
memiliki tempat cuci tangan atau tidak
menyediakan handsanitizer, serta tidak
terdapat poster himbauan wajib
menggunakan masker atau protokol
kesehatan lainnya
71

PRIORITAS MASALAH KESEHATAN

No Masalah Keperawatan 1 2 3 4 5 6 Total


1 Perilaku kesehatan cenderung beresiko 9 9 5 5 10 7 45
2 Pemeliharaan kesehatan tidak efektif 9 8 5 5 10 6 43

Penilaian prioritas masalah


1 = Kesadaran masyarakat terhadap masalah
2 = Motivasi masyarakat dalam menyelesaikan
3 = Kemampuan perawat untuk mempengaruhi penyelesaian masalah
4 = Tersedianya ahli/pihak terkait terhadap pnyelesaikan masalah
5 = Keparahan atau keseriusan masalah yang dihasilkan jika tidak diselesaikan
6 = Kecepatan masalah untuk diselesaikan

Kriteria hasil
1-3 = Rendah
4-6 = Sedang
7-10 = Tinggi
72

PLANNING OF ACTION (POA)


KEGIATAN PRAKTIK KEPERAWATAN KOMUNITAS KELOMPOK 4
WILAYAH KERJA RW 12 KELURAHAN TOBEKGODANG

Diagnosa Rencana Kegiatan Strategi Penanggung Penanggung Jawab Waktu Tempat Sumber
Keperawatan Jawab RW Mahasiswa Dana
1. Perilaku Pemasangan banner Pendidikan Bapak Hendra a. Khansa Rizki Rencana: RW 12 Mahasiswa
kesehatan Covid-19 kesehatan/ promosi Syukrina 12
cenderung kesehatan b. Putri Ayu Desember
beresiko Suryawan Realisasi:
berhubungan c. Akheri 19
dengan self Ramadhanti Desember
Penyuluhan Covid-19 Pendidikan, a. Aska Rahim Rencana: RW 12 Mahasiswi
efficacy yang
promosi kesehatan b. Giatri rahma sari 22
rendah
c. Endah Rizki Desember
khususnya
ayunita Realisasi:
penyakit
22
Covid-19 pada
Desember
73

masyarakat di Pelatihan satgas a. Pendidikan Ibu Siti a. Mashita Dewi Rencana: RW 12 Mahasiswa
RW 012 Covid-19 kesehatan Fatimah b. Abdul Khoiruddin 16
Kelurahan b. Proses c. Dhea Putri Desember
Tobekgodang kelompok Primadana Arum Realisasi:
Kecamatan c. Partnership 16
Tampan Desember
Bekerjasama dengan a. Promosi Ibu Ila Majid a. Inka Selvia Rencana: RW 12 Donatur
BNPB BKKBN Kota kesehatan b. Furti Okliantoni 23
Pekanbaru untuk b. Empowerment Pratiwi Desember
melakukan pembagian c. Partnership Realisasi:
masker secara gratis 22
kepada masyarakat Desember
bersama dengan
kelompok pemuda
Olahraga rutin untuk a. Empowerment Ibu Siti a. Fitri Amelia Rencana: RW 12 Mahasiswa
meningkatkan b. Partnership Fatimah b. Clarissa Stefany 19
imunitas masyarakat c. Sistem c. Dian permata Desember
selama masa pandemi Rujukan ningtyas Realisasi:
Covid-19 19
Desember
BAB IV
PEMBAHASAN

Pada bab 4 ini akan dibahas mengenai analisa masing-masing tahapan yang telah
dilakukan pada praktik profesi keperawatan komunitas di wilayah RW 012 Kelurahan
Tobekgodang Kecamatan Tampan. Praktik asuhan keperawatan komunitas dilaksanakan
selama 6 minggu yaitu dimulai 23 November 2020 – 2 Januari 2021. Kegiatan yang
dilakukan oleh Ners Muda dibuat berdasarkan planning of action (POA) yang telah disusun
bersama warga RW 012 Kelurahan Tobekgodang Kecamatan Tampan pada saat loka karya
mini masyarakat 1 (LKMM 1).

A. Tahap Persiapan
Pelaksanaan kegiatan praktik profesi keperawatan komunitas merupakan kegiatan
yang berorientasi pada masyarakat. Tahap persiapan yang dilakukan adalah persiapan
lokasi tempat praktik profesi keperawatan komunitas. Persiapan selanjutnya adalah
penyusunan kuesioner yang akan dibagikan kepada masyarakat RW 012, windshield
survey, format wawancara kepada ketua RT, RW, kader posyandu, dan pihak Kelurahan
Tobekgodang Kecamatan Tampan.
Faktor pendukung dalam tahap persiapan kegiatan praktik profesi keperawatan
komunitas ini adalah adanya kerjasama yang baik antara mahasiswa dengan pihak
kelurahan sehingga memudahkan mahasiswa untuk bergabung dan bersosialisasi dengan
warga RW 012 di dalam WA Grup. Dukungan dan bimbingan dari koordinator praktik
profesi keperawatan komunitas, lokasi yang mudah diakses dengan kendaraan roda dua
maupun roda empat dan kerjasama yang baik antara lintas sektor juga merupakan faktor
pendukung dalam proses persiapan ini. Faktor penghambat yang terdapat di RW 012
adalah jam kerja masyarakat yang bervariasi sehingga membutuhkan waktu yang lama
bagi mahasiswa untuk mengumpulkan data dan melakukan survey di rumah warga, serta
kurangnya partisipasi masyarakat.
Adapun rencana tindak lanjut yang dapat dilakukan pada tahap ini adalah diharapkan
setiap RT di RW 012 dapat mensosialisasikan kedatangan mahasiswa profesi
keperawatan kepada masyarakat, sehingga mempermudah sosialisasi mahasiswa kepada
warga RW 012.
75

B. Tahap Pengkajian
Tahap pengkajian merupakan proses pengumpulan data secara sistematis untuk
dianalisis serta didapatkan permasalahan kesehatan (Efendi, 2009). Pada tahap
pengkajian, perawat komunitas melakukan identifikasi masalah mengenai kebutuhan
masyarakat. Proses tahapan pengkajian tersebut melibatkan masyarakat secara aktif agar
permasalahan tersebut benar-benar berasal dari masyarakat itu sendiri. Permasalahan
yang ditemukan akan dirumuskan bersama, peran perawat komunitas adalah
memfasilitasi masyarakat dalam menyusun prioritas masalah yang akan ditindaklanjuti
(IPKKI, 2017).
Tahap pengkajian yang dilakukan yaitu penyebaran kuesioner, observasi, windshield
survey, dan wawancara yang difokuskan kepada upaya masyarakat dalam pencegahan
dan penanggulangan Covid-19. Tahap pengumpulan data dilakukan pada 30 November
s/d 5 Desember. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penyebaran kuesioner
adalah dengan sistem online (google form) dan sistem offline (door to door/ rumah ke
rumah) dengan jumlah sampel 64 KK yang terdiri dari 238 orang.
Wawancara dilakukan kepada ketua RW 012, ketua RT 01-04, dan kader posyandu.
Hal ini dilakukan untuk mengetahui kondisi lingkungan RW 012 serta permasalahan
kesehatan yang dihadapi, sekaligus mengetahui bagaimana upaya masyarakat dalam
pencegahan dan penanggulangan Covid-19. Pengkajian windshield survey merupakan
pengkajian penggunaan panca indera, antara lain fasilitas pendidikan, fasilitas kesehatan,
serta kondisi lingkungan yang ada di RW 012 yang berfokus dalam hal upaya
pencegahan dan penanggulangan Covid-19.
Data yang telah dikumpulkan pada pengkajian keperawatan komunitas, dilakukan
pengolahan data yang terdiri dari beberapa tahap yaitu: kategorisasi, ringkasan,
perbandingan, dan kesimpulan (IPPKI, 2017). Tahap selanjutnya dari data yang telah
dikumpulkan dan diolah adalah membuat kesimpulan secara logis yang kemudian
menjadi sebuah diagnosa keperawatan komunitas.
Faktor pendukung dalam tahap pengkajian ini adalah masyarakat aktif dan
mendukung kegiatan yang dilakukan oleh Ners Muda, ketua RW dan ketua RT turut
serta membantu tahap pengkajian baik secara online (google form) maupun secara offline
(door to door) sehingga mempermudah pengumpulan data. Faktor penghambat tahap
pengkajian adalah jadwal bekerja masyarakat yang bervariasi sehingga pengkajian sulit
dilakukan dengan jadwal istirahat.
Adapun rencana tindak lanjut yang dapat dilakukan pada tahap ini adalah:
76

1. Pihak kelurahan dapat ikut serta dan mendukung setiap kegiatan yang dilakukan
oleh Ners Muda.
2. Pihak RW, RT, dan kader posyandu dapat memotivasi kesadaran masyarakat bahwa
permasalahan yang ditemukan di masyarakat merupakan masalah bersama dan harus
diatasi bersama serta kerjsama dari semua pihak

C. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah penilaian klinis (clinical judgement) terhadap respon
individu atau komunitas terhadap masalah kesehatan (NANDA, 2017). Diagnosa
keperawatan terdiri dari 3 jenis yaitu: aktual, resiko, dan kesejahteraan. Diagnosa
keperawatan aktual yaitu masalah yang dirasakan, diagnosa keperawatan resiko yaitu
masalah belum terjadi namun jika dibiarkan akan menjadi masalah, dan diagnosa
keperawatan sejahtera yaitu mengacu pada peningkatan kesehatan.
Diagnosa keperawatan yang ditemukan di RW 012 Kelurahan Tobekgodang
Kecamatan Tampan dapat dirumuskan dengan diagnosa keperawatan sebagai berikut:
1. Perilaku kesehatan cenderung beresiko berhubungan dengan self efficacy yang
rendah khususnya penyakit Covid-19 pada masyarakat di RW 012 Kelurahan
Tobekgodang Kecamatan Tampan.
2. Pemeliharaan kesehatan tidak efektif berhubungan dengan ketidakmampuan
menerapkan upaya pencegahan Covid-19 pada masyarakat di RW 012 Kelurahan
Tobekgodang Kecamatan Tampan.
Faktor pendukung dalam merumuskan diagnosa keperawatan adalah warga RW 012
antusias dalam menentukan permasalahan yang terjadi di RW 012, aktif dalam
memberikan masukan serta saran. Faktor penghambat yang terjadi yaitu saat
penyampaian permasalahan yang terjadi di wilayah RW 012 dilakukan pada malam hari,
sehingga ada sebagian masyarakat tidak hadir serta kesulitan mengakses google meet
dikarenakan jaringan dan kurang pengetahuan untuk mengaksesnya. Oleh karena itu,
penyampaian materi masalah kesehatan tidak dapat tersalurkan sepenuhnya kepada
masyarakat.
Adapun rencana tindak lanjut yang dapat dilakukan pada tahap ini adalah:
1. Kegiatan dapat dilanjutkan oleh warga RW 012 Kelurahan Tobekgodang untuk
mengatasi permasalahan yang terjadi secara mandiri.
77

2. Diharapkan seluruh perangkat RT mengajak warganya untuk lebih aktif dalam


mengikuti berbagai kegiatan untuk menyelesaikan masalah yang ada di lingkungan
RW 012 Kelurahan Tobekgodang.

D. Tahap Intervensi
Penyusunan intervensi keperawatan dilakukan sesuai diagnosa keperawatan yang
telah ditegakkan. Adapun acuan dalam penyusunan dalam intervensi keperawatan,
penulis menggunakan referensi SDKI yang disesuaikan dengan keadaan masalah
kesehatan yang ada di RW 012. Strategi intervensi keperawatan komunitas adalah
promosi kesehatan, proses kelompok, pemberdayaan (empowerment), kemitraan
(partnership) dan keperawatan profesional (IPKK, 2017).
Adapun intervensi yang dapat dilakukan dari diagnosa keperawatan prioritas adalah:
1. Perilaku kesehatan cenderung beresiko berhubungan dengan self efficacy yang
rendah khususnya penyakit Covid-19 pada masyarakat di RW 012 Kelurahan
Tobekgodang Kecamatan Tampan.
a. Pemasangan banner Covid-19.
b. Penyuluhan Covid-19.
c. Pelatihan satgas Covid-19.
d. Bekerjasama dengan BNPB BKKBN Kota Pekanbaru untuk melakukan
pembagian masker secara gratis kepada masyarakat bersama dengan kelompok
pemuda.
e. Olahraga rutin untuk meningkatkan imunitas masyarakat selama masa pandemi
Covid-19.

E. Tahap Implementasi
Implementasi merupakan tahap kegiatan setelah perencanaan. Fokus pada tahap
implementasi adalah bagaimana mencapai sasaran dari tujuan yang telah ditetapkan
sebelumnya. Perawat fokus pada program kesehatan masyarakat yang telah ditetapkan di
perencanaan. Menurut IPPKI (2017), strategi yang digunakan adalah proses kelompok,
promosi kesehatan, kemitraan, pemberdayaan, dan keperawatan profesional. Kegiatan
dilaksanakan dari tanggal 12 Desember s/d 23 Desember.
Faktor pendukung, penghambat, dan rencana tindak lanjut tahap implementasi yaitu:
Diagnosa Keperawatan : Perilaku kesehatan cenderung beresiko berhubungan
dengan self efficacy yang rendah khususnya penyakit Covid-19 pada masyarakat di
78

RW 012 Kelurahan Tobekgodang Kecamatan Tampan.


1. Pemasangan Banner Covid-19
Kegiatan pemasangan banner Covid-19 dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 19
Desember 2020 pukul 16.00-17.00 WIB. Pada kegiatan ini yang menjadi ketua adalah
Khansa Rizki Syukrina, S.Kep. Peserta yang mengikuti kegiatan pemasangan banner
Covid-19 ini adalah sebanyak 6 orang ners muda dan 2 orang pemuda RW 012.
Kegiatan pemasangan banner Covid-19 ini dilakukan karena tidak ditemukannya
banner atau himbauan lainnya terkait pencegahan Covid-19 di wilayah RW 012
penyuluhan tersebut dikarenakan pada saat dilakukan observasi di lingkungan
masyarakat RW 012 Kelurahan Tobekgodang, tidak didapatkan banner atau himbauan
tentang protokol kesehatan. Pemasangan banner dilakukan di KUA, MDTA Nurul
Huda, Jalan Rambai dan Mesjid Nurul Huda.
1. Faktor Pendukung
Faktor pendukung kegiatan pemasangan banner ini yaitu pemuda yang turut
membantu Ners Muda dalam melakukan kegiatan dan alat yang digunakan serta
tempat strategis dan terbagi rata untuk setiap RT di RW 012 untuk dilakukan
pemasangan banner.
2. Faktor Penghambat
Tidak terdapat faktor penghambat dalam kegiatan pemasangan banner.
3. Rencana Tindak Lanjut
Rencana tindak lanjut yang akan dilakukan setelah dilakukan pemasangan banner
di RW 012 diharapkan masyarakat dapat mengaplikasi cuci tangan, menjaga
jarak, dan menggunakan masker dengan baik dalam kehidupan sehari-hari
sehingga dapat mencegah penularan Covid-19.
2. Penyuluhan Covid-19
Acara dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 22 Desember 2020 melalui grup
WhatsApp RW 012 pukul 13.00-14.20 WIB. Peserta yang hadir adalah seluruh
peserta yang tergabung didalam grup WhatsApp RW 012. Kegiatan penyuluhan
tersebut dilaksanakan karena masih kurangnya kesadaran masyarakat di lingkungan
RW 012 kelurahan Tobekgodang untuk mengikuti protokol kesehatan sebagai upaya
pencegahan penularan Covid-19 berupa 3M seperti mencuci tangan, memakai
masker, dan menjaga jarak. Pada kegiatan ini yang menjadi pemateri adalah Giatri
Rahma Sari, S.Kep. Berdasarkan penyuluhan yang dilakukan ini 80% anggota
79

masyarakat mampu memahami materi penyuluhan yang disampaikan, akan tetapi


masih kesulitan meningkatkan kesadaran dari masyarakat.
1) Faktor Pendukung
Faktor pendukung kegiatan ini yaitu tempat kegiatan dilakukan di grup
WhatsApp RW 012, sehingga semua yang tergabung di grup dapat membaca.
Beberapa peserta penyuluhan tampak semangat dalam memberikan pertanyaan
maupun memberikan jawaban terkait penyuluhan
2) Faktor Penghambat.
Faktor penghambat yang ditemukan adalah saat pelaksanaan penyuluhan yaitu
para peserta kurang kooperatif dimana para peserta yang aktif hanya 5 orang.
3) Rencana Tindak Lanjut
Rencana tindak lanjut yang dapat dilakukan diharapkan seluruh warga RW 012
dapat mampu menumbuhkan kesadaran diri masing-masing serta dapat
menerapkan semua protokol kesehatan dengan baik dan benar dalam mencegah
penularan Covid-19 baik pada saat atau tanpa adanya Ners Muda di lingkungan
RW 012.
3. Pelatihan Satgas Covid-19
Acara dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 16 Desember 2020 melalui google
meet pukul 10.20-11.20 WIB. Peserta yang berpartisipasi 2 orang dikarenakan
anggota yang telah dipilih oleh lurah hanya 2 orang saja sesuai SK. Kegiatan
pelatihan tersebut dilaksanakan karena anggota satgas belum pernah mendapatkan
pelatihan sebelumnya. Pada kegiatan ini menjadi pemateri adalah Dhea Putri
Primadana Arum, S.Kep. Berdasarkan hasil pelatihan yang dilakukan 80% anggota
satgas sudah memahami tentang upaya pencegahan Covid-19, akan tetapi masih
kesulitan meningkatkan kesadaran masyarakat sekitar RW 012 Kelurahan
Tobekgodang untuk menerapkan upaya pencegahan berupa 3M yaitu, Mencuci
tangan, Memakai masker, dan Menjaga jarak.
1) Faktor Pendukung
a. Keaktifan anggota satgas untuk mengikuti pelatihan dari awal hingga akhir
acara
b. Adanya respon positif dari para kader
2) Faktor Penghambat
Adanya faktor penghambat dalam acara ini yaitu keterlambatan kehadiran
undangan dalam Googlemeet sehingga terjadi pengunduran waktu pelaksanaan.
80

Dan juga sinyal yang menjadi hambatan dalam kegiatan pelatihan satgas ini
sehingga ada anggota yang keluar-masuk dalam Googlemeet tersebut.
3) Rencana Tindak Lanjut
Rencana tindak lanjut yang dapat dilakukan diharapkan anggota satgas covid-19
dapat saling bekerja sama dengan RW Siaga sehat bertuah khususnya pokja
kegawatdaruratan dan juga dengan pihak kelurahan Tobekgodang dan
Puskesmas Rawat Inap Sidomulyo kota Pekanbaru untuk bersama mengatasi
perilaku kurangnya kesadaran masyarakat menerapkan protokol kesehatan
dalam kegiatan sehari-hari.
4. Bekerjasama dengan BNPB BKKBN Kota Pekanbaru untuk melakukan
pembagian masker secara gratis kepada masyarakat bersama dengan
kelompok pemuda
Acara dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 22 Desember 2020 di Jl. RW 012
Kelurahan Tobekgodang Kecamatan Tampan Pekanbaru pukul 16.00-17.00 WIB.
Peserta yang hadir sebanyak. Kegiatan ini dilakukan karena berdasarkan hasil
pengkajian yang diperoleh mahasiswa dari penyebaran angket, winshield survey,
dan hasil wawancara yang dilaksanakan pada tanggal 23 November-2 Desember
2020 di RW 012 Kelurahan Tobekgodang Kecamatan Tampan terakit upaya
pencegahan dan penanggulangan Covid-19 diperoleh data bahwa sebagian besar
keluarga memiliki tingkat perilaku yang kurang baik terkait upaya pencegahan dan
penggulangan Covid-19 yaitu sebesar 70,30% keluarga. Untuk perilaku pemakaian
masker ketika berada diluar rumah atau di fasilitas umum didapatkan data sebanyak
3 keluarga (5%) jarang memakai masker. Sedangkan untuk data ketersediaan masker
ditemukan 1 keluarga (2%) yang tidak tersedia masker di rumahnya. Salah satu RT
di RW 012 Kelurahan Tobekgodang pada saat diwawancarai mengatakan bahwa
warga sudah jarang menggunakan masker apabila berada diluar rumah, kecuali saat
bepergian jauh, anak anak juga sering bermain saat sore hari namun tidak terlihat
menggunakan masker. Pemeriksaan winshield survey juga didapatkan bahwa
terdapat banyak warga yang masih tidak menggunakan masker saat berada diluar
rumah.
Pada kegiatan ini yang menjadi ketua adalah Furti Okliantoni Pratiwi, S.Kep.
Berdasarkan hasil kegiatan ini proses pembagian masker berjalan dengan lancar dan
masyarakat merasa senang ketika diberikan masker secara gratis, akan tetapi ada
beberapa masyarakat yang menolak diberikan masker dengan alasan tidak suka
81

memakai masker.
1) Faktor Pendukung
Faktor pendukung pada kegiatan ini yaitu antusias dari pemuda yang mau di
ajak bekerjasama dengan ners muda serta pihak BNPB BKKBN Kota
Pekanbaru yang sudah mensponsori kegiatan pembagian masker ini.
2) Faktor Penghambat
Faktor penghambat pada kegiatan ini yaitu, ada beberapa warga yang menolak
diberikan masker dengan alasan warga tersebut tidak suka memakai masker dan
merasa sesak ketika menggunakan masker, ners muda sudah mencoba
memberikan edukasi kepada warga tersebut tetapi warga tersebut tetap tidak
mau menerima masker yang diberikan.
3) Rencana Tindak Lanjut
Rencana tindak lanjut yang akan dilakukan setelah dilaksanakannya pembagian
masker ini adalah Ners Muda berharap masyrakat mampu meningkatkan
kesadarannya akan pentingnya penggunaan masker di masa pandemi ini untuk
mencegah dan menanggulanggi penularan Covid-19. Penerapan hukuman/
sanksi bagi yang tidak menggunakan masker juga dapat dijadikan pertimbangan
bagi pihak yang berwajib agar masyarakat mau mengubah perilakunya,
sehingga penularan Covid-19 dapat dicegah dan ditanggulangi bersama-sama.
5. Olahraga rutin untuk meningkatkan imunitas masyarakat selama masa
pandemi Covid-19
Acara senam untuk meningkatkan imunitas masyarakat selama masa pandemi
dilakukan pada hari Sabtu tanggal 19 Desember 2020 bertempat di lapangan voli RT
4 RW 012, Gang Bersama, Kelurahan Tobekgodang pukul 08.00-09.30 yang
dilanjutkan dengan kegiatan pembagian snack roti dan air mineral. Peserta yang
hadir sebanyak 15 orang.
1) Faktor Pendukung
a. Warga RW 012 Kelurahan Tobekgodang tampak antusias dan turut serta
berpartisipasi dalam kegiatan senam dari awal hingga akhir
b. Terjalinnya kerjasama yang baik antara warga dan Ners Muda, terlihat dari
kontribusi masyarakat saat membantu mengumpulkan warga.
82

2) Faktor Penghambat
Beberapa warga terlambat datang sehingga acara yang pada awalnya
dijadwalkan pukul 07.00 menjadi pukul 08.00, persiapan alat juga menjadi
kendala dalam kegiatan, namun dapat teratasi.
3) Rencana Tindak Lanjut
Warga RW 012 dapat melanjutkan kegiatan senam ini yang dapat dilakukan
secara rutin setiap minggu
83

Implementasi dari 5 kegiatan utama praktik profesi keperawatan komunitas adalah:


1. LKMM 1
Acara dilaksanakan pada hari Jumat tanggal 11 Desember 2020 pukul 08.30 WIB
di aula MDTa Nurul Huda kelurahan Tobekgodang Kecamatan Tampan Pekanbaru
dan berakhir pada pukul 10.00 WIB. Tamu undangan yang hadir mencapai 25 orang,
dengan rincian 18 orang hadir secara tatap muka (offline) dan 7 orang lainnya secara
virtual (online), dosen pembimbing, bapak lurah Tobekgodang, ketua RT 03 dan 04.
Para peserta tampak memperhatikan selama penyampaian materi yang diberikan.
1) Faktor Pendukung
Faktor pendukung kegiatan ini yaitu tempat kegiatan yang dilaksanakan di aula
MDTa Nurul Huda memiliki tempat yang memadai untuk dilakukannya kegiatan
serta antusias beberapa peserta dalam kegiatan.
2) Faktor Penghambat
Faktor penghambat yaitu beberapa peserta yang terlambat hadir dan beberapa
peserta yang berbicara sehingga kurang konsentrasi dalam mengikuti penyuluhan,
namun dapat terkendali hingga acara selesai. Faktor peghambat lainnya yaitu
kurang bagusnya signal ketika google meet berlangsung.
3) Rencana Tindak Lanjut
Rencana tindak lanjut yang akan dilakukan setelah kegiatan Lokakarya Mini
Masyarakat I (LKMM I) diharapkan setiap program yang sudah dibuat dapat
berjalan sesuai dengan waktu yang sudah ditentukan.

2. Kegiatan UKS
Acara dilaksanakan pada hari Kamis, 10 Desember 2020 pukul 16.00 WIB dan
berakhir pada pukul 17.00 WIB di di aula MDTa Nurul Huda kelurahan Tobekgodang
Kecamatan Tampan Pekanbaru. Jumlah peserta yang hadir sebanyak 5 orang Ners
Muda dan 43 orang masyarakat. Ners muda berperan sesuai dengan tugasnya masing-
masing, yaitu: pemateri, MC, seksi perlengkapan, seksi humas, seksi konsumsi dan
observer serta dokumentasi.
1) Faktor Pendukung
Faktor pendukung kegiatan ini yaitu temapt kegiatan yang dilaksanakan di
MDTA Nurul Huda yang memiliki tempat memadai untuk dilakukan kegiatan
serta antusias peserta dalam kegiatan.
2) Faktor Penghambat
84

Faktor penghambat yaitu alat-alat yang masih kurang baik.


3) Rencana Tindak Lanjut
Rencana tindak lanjut yang akan dilakukan setelah dilakukan penyuluhan cuci
tangan pada anak-anak diharapkan para peserta dapat mengaplikasi cuci tangan
dengan baik dalam kehidupan sehari-hari baik di rumah maupun di sekolah
sehingga dapat mencegah penularan Covid-19.

3. Kegiatan UKK
Acara penyuluhan protokol kesehatan pada pekerja KUA dilaksanakan pada hari
Senin, 21 Desember 2020 secara online melalui grup WA pada pukul 13.00-14.20
WIB. Peserta yang mengikuti kegiatan penyuluhan secara online di grup WA
sebanyak 7 orang. Kegiatan dilakukan penyuluhan tersebut dikarenakan masih
rendahnya kesadaran para pekerja dalam menerapkan protokol kesehatan saat bekerja
dimusim pandemi Covid-19. Pada kegiatan ini yang menjadi pemateri adalah Abdul
Khoiruddin, S. Kep. Berdasarkan hasil penyuluhan ini 80% para pekerja KUA paham
akan protokol kesehatan, akan tetapi tidak dilakukan penerapan protokol kesehatan
saat bekerja.
1) Faktor Pendukung
a. Adanya respon positif dari pekerja KUA untuk dilakukan penyuluhan tentang
protokol kesehatan pada pekerja saat pandemi.
b. Dorongan dari RW dan RT setempat untuk dilakukan penyuluhan serta
pemasangan banner, poster, dan tempat cuci tangan.
2) Faktor Penghambat
Adapun faktor penghambat dalam kegiatan ini adalah antusias dan sibuknya para
pekerja saat mengikuti kegiatan penyuluhan protokol kesehatan.
3) Rencana Tindak Lanjut
Rencana tindak lanjut yang dapat dilakukan pada pekerja khususnya di KUA,
diharapkan para pekerja dapat mengikuti protokol kesehatan dan menerapkan di
tempat kerja.

4. Kegiatan Posyandu
Tema kegiatan posyandu adalah penyegaran sistem lima meja posyandu dengan
protokol kesehatan. Acara dilaksanakan pada hari Senin, 21 Desember 2020 di Aula
MDTA Nurul Huda RW 012 Kelurahan Tobekgodang Kecamatan Tampan Pekanbaru
85

pukul 14.00-15.30 WIB. Peserta yang hadir sebanyak 5 orang. Kegiatan ini dilakukan
dalam rangka melatih kader posyandu untuk mempersiapkan kader melaksanakan
posyandu sesuai dengan protokol kesehatan karena posyandu sempat terhenti sejak
Februari 2020 lalu.
1) Faktor Pendukung
a. Keaktifan kader untuk mengikuti pelatihan dari awal hingga akhir acara.
b. Adanya respon positif dari para kader.
2) Faktor Penghambat
Faktor penghambat dalam acara ini yaitu keterlambatan kehadiran undangan
sehingga terjadi pengunduran waktu pelaksanaan.
3) Rencana Tindak Lanjut
Rencana tindak lanjut yang dapat dilakukan diharapkan kader posyandu dapat
melaksanakan posyandu dengan menerapkan protokol kesehatan demi
mempersiapkan kegiatan posyandu dimasa pandemi.

5. Kegiatan Analisa Program Puskesmas (APP)


Acara dilaksanakan pada hari Sabtu, 26 Desember 2020 dimulai pukul 10.00
WIB sampai dengan 12.00 WIB via Google Meet. Jumlah peserta yang hadir
sebanyak 16 orang, yaitu 2 orang dosen pembimbing dan 14 orang Ners Muda
Keperawatan Unri 2020. Penyampaian hasil analisis program puskesmas dipaparkan
oleh Ners Muda Dian Permata Ningtyas. Terdapat beberapa pertanyaan yang diajukan
kepada Ners Muda, dan dapat dijawab serta adanya masukan serta saran.
1) Faktor Pendukung
a. Ners Muda terlihat aktif dalam kegiatan Analisa Program Puskesmas.
b. Adanya respon positif dari teman-teman Ners Muda.
2) Faktor Penghambat
Kegiatan dilakukan secara online sehingga ada beberapa peserta yang memiliki
jaringan kurang mendukung, sehingga apa yang disampaikan kurang jelas saat
kegiatan APP berlangsung.
3) Rencana Tindak Lanjut
Rencana tindak lanjut yang dapat dilakukan adalah diharapkan mahasiswa
mampu memahami analisis program puskesmas sehingga dapat diterapkan saat
Ners Muda bekerja di Puskesmas.
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan

Pengkajian data masyarakat RW 012 Kelurahan Tobekgodang Kecamatan Tampan


Pekanbaru dilakukan melalui beberapa metode pengumpulan data yang berfokus pada upaya
masyarakat dalam pencegahan dan penanggulangan Covid-19, diantaranya melalui
kuesioner, observasi, windshield survey, dan metode wawancara dengan masyarakat
setempat yang berada di RW 012 yang terdiri dari RT 001, RT 002, RT 003, dan RT 004
oleh Ners Muda Fakultas Keperawatan Universitas Riau. Teknik penyebaran kuesioner yang
dilakukan oleh Ners Muda menggunakan dua pendekatan sekaligus yaitu dengan sistem
online (google form) dan sistem offline (door to door/ rumah ke rumah) dengan jumlah
sampel 64 KK yang terdiri dari 238 orang.
Pengkajian komunitas oleh Ners Muda di RW 012 Kelurahan Tobekgodang
Kecamatan Tampan menggunakan pendekatan teori Betty Neuman dalam hal elemen yang
dikaji yaitu pengkajian terkait core atau inti komunitas dan subsistem atau faktor lingkungan
(karakteristik lingkungan dan data demografi), namun ada beberapa modifikasi atau
penyesuaian data yang dikaji dengan kondisi pandemi Covid-19. Dalam melakukan
wawancara, beberapa orang yang diwawancarai terdiri dari ketua RW 012, ketua RT 001,
ketua RT 002, ketua RT 003, dan ketua RT 004, dan kader posyandu. Hal ini dilakukan
untuk mengetahui kondisi RW 012 dari berbagai aspek dan bidang, terutama aspek
kesehatan. Pengkajian lainnya yaitu observasi dan winshield survey dengan menggunakan
panca indra dalam menilai kondisi lingkungan RW 012. Semua alat dan metode
pengumpulan data difokuskan untuk mengetahui pengetahuan, sikap, dan perilaku
masyarakat, serta kondisi lingkungan terkait upaya pencegahan Covid-19 di RW 012.
Berdasarkan hasil pengkajian yang telah dirumuskan diagnosa keperawatan
komunitas di RW 012 Kelurahan Tobekgodang Kecamatan Tampan, yaitu:
1. Perilaku kesehatan cenderung beresiko berhubungan dengan self efficacy yang rendah
khususnya penyakit Covid-19 pada masyarakat di RW 012 Kelurahan Tobekgodang
Kecamatan Tampan.
87

2. Pemeliharaan kesehatan tidak efektif berhubungan dengan ketidakmampuan


menerapkan upaya pencegahan Covid-19 pada masyarakat di RW 012 Kelurahan
Tobekgodang Kecamatan Tampan.
Setelah ditemui masalah kesehatan komunitas, maka disusunlah suatu rencana
keperawatan komunitas yang akan disepakati bersama masyarakat RW 012. Berdasarkan
hasil musyawarah dengan masyarakat yang telah disepakati sesuai dengan rencana, maka
ditetapkan 2 masalah keperawatan komunitas prioritas dan ditetapkan 1 masalah
keperawatan utama yang akan diberikan intervensi keperawatan, yaitu “Perilaku kesehatan
cenderung beresiko berhubungan dengan self efficacy yang rendah khususnya penyakit
Covid-19 pada masyarakat di RW 012 Kelurahan Tobekgodang Kecamatan Tampan”.
Tahap selanjutnya yaitu dilakukan implementasi oleh Ners Muda bersama dengan
masyarakat RW 012, meliputi:
1. Pemasangan banner Covid-19
2. Penyuluhan Covid-19
3. Pelatihan satgas Covid-19
4. Bekerjasama dengan BNPB BKKBN Kota Pekanbaru untuk melakukan pembagian
masker secara gratis kepada masyarakat bersama dengan kelompok pemuda
5. Olahraga rutin untuk meningkatkan imunitas masyarakat selama masa pandemi Covid-
19.
Setelah selesai kegiatan implementasi keperawatan komunitas, Ners Muda
melakukan evaluasi (terlampir dalam lampiran untuk kegiatan) dan secara umum evaluasi
dari implemetasi keperawatan komunitas yang telah dilakukan oleh Ners Muda bersama
dengan masyarakat RW 012, yaitu yang dijabarkan sebagai berikut:
1. Faktor Pendukung
a. Adanya kerjasama yang baik antara Ners Muda dengan pihak kelurahan sehingga
memudahkan mahasiswa untuk bergabung dan bersosialisasi dengan masyarakat
RW 012.
b. Dukungan dan bimbingan dari koordinator dan dosen pembimbing praktik profesi
keperawatan komunitas.
c. Lokasi yang mudah diakses dengan kendaraan roda dua maupun roda empat
88

d. Kerjasama yang baik antara lintas sektor, yaitu pihak kelurahan dan pihak BNPB
BKKBN Kota Pekanbaru.
e. Beberapa masyarakat berpartisipasi, aktif memberikan sarn, dan mendukung
kegiatan yang dilakukan oleh Ners Muda.
f. Ketua RW 012, Ketua RT 001-004, kader posyandu, dan tokoh masyarakat lainnya
turut membantu Ners Muda dalam melakukan kegiatan praktik keperawatan
komunitas.
g. Telah tersedianya forum komunikasi online masyarakat RW 012 berupa WhatsApp
Group yang mempermudah Ners Muda untuk menyampaikan informasi kepada
masyarakat secara online.
h. Adanya aula yang dapat dijadikan tempat berkumpul untuk melakukan kegiatan
secara offline di RW 012.
2. Faktor Penghambat
a. Kegiatan yang dilaksanakan banyak tetapi dana yang tersedia terbatas.
b. Masih ada warga yang belum menguasai IT (Information and Technology)
khususnya dalam penggunaan google form untuk pengisian kuesioner berbasis
online ataupun mengikuti kegiatan daring lainnya.
c. Tidak adanya kerjasama dengan pihak swasta dalam hal bantuan akomodasi/
pendanaan kegiatan.
d. Jam kerja masyarakat yang bervariasi sehingga Ners Muda sedikit sulit untuk
bersosialisasi dengan masyarakat RW 012.
e. Kurangnya partisipasi masyarakat dalam mengikuti kegiatan yang diberikan oleh
Ners Muda.
f. Kurangnya respon masyarakat di WhatsApp Group RW 012 yang merupakan
sarana forum komunikasi online dengan masyarakat RW 012
3. Rencana Tindak Lanjut
a. Pihak kelurahan dapat ikut serta dan mendukung setiap kegiatan yang dilakukan
oleh Ners Muda.
b. Setiap RT di RW 012 dapat mensosialisasikan kedatangan Ners Muda kepada
masyarakat, sehingga mempermudah sosialisasi Ners Muda kepada masyarakat RW
012.
89

c. Pihak RW, RT, dan kader posyandu dapat memotivasi kesadaran masyarakat bahwa
permasalahan yang ditemukan dimasyarakat merupakan masalah bersama dan harus
diatasi bersama serta kerjsama dari semua pihak.
d. Kegiatan dapat dilanjutkan oleh warga RW 012 Kelurahan Tobekgodang untuk
mengatasi permasalahan yang terjadi secara mandiri.
e. Pihak Satgas Covid-19 diharapkan bisa menjalankan fungsinya secara optimal
dalam mencegah dan menanggulangi Covid-19 di masa pandemi ini.
f. Masyarakat dapat mengaplikasi cuci tangan, menjaga jarak, dan menggunakan
masker dengan baik dalam kehidupan sehari-hari sehingga dapat mencegah
penularan Covid-19.
g. Diharapkan seluruh warga RW 12 dapat mampu menumbuhkan kesadaran diri
masing-masing serta dapat menerapkan semua protokol kesehatan dengan baik dan
benar dalam mencegah penularan Covid-19 baik pada saat atau tanpa adanya Ners
Muda.

Semua rencana keperawatan yang telah disusun oleh Ners Muda bersama masyarakat
RW 012 telah dapat dilaksanakan sesuai dengan rencana keperawatan. Pelaksanaan acara
dapat berjalan dengan baik atas kerjasama antara Ners Muda dan dukungan serta peran aktif
dari semua masyarakat RW 012 Kelurahan Tobekgodang Kecamatan Tampan, sehingga
tujuan umum kegiatan dapat tercapai. Setelah kegiatan dilakukan, masyarakat antusias untuk
menyebarkan informasi tentang Covid-19 dan pencegahannya, serta masyarakat sudah mulai
lebih memperhatikan protokol kesehatan dan kondisi lingkungan untuk mencegah Covid-19.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas dapat diajukan beberapa saran yang dapat


menunjang perbaikan-perbaikan positif dikemudian hari, yaitu:
1. Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru dan Provinsi Riau
a. Membina serta memberikan bantuan administratif dan teknis serta menjalin
kerjasama dengan Puskesmas dan Satgas Covid-19 di RW 012.
b. Memberikan bantuan media promosi kesehatan kepada Satgas Covid-19 dan
kader posyandu.
90

2. Kelurahan Tobekgodang
Diharapkan dapat menjalin kerjasama dan memberi dukungan kepada tokoh masyarakat
dan Satgas Covid-19 RW 012 dalam mengatasi masalah kesehatan yang ada di wilayah
RW 012 Kelurahan Tobekgodang Kecamatan Tampan terutama dalam upaya
pencegahan dan penanggulangan Covid-19 termasuk dalam penetapan kebijakan bagi
pelanggar protocol kesehatan pencegahan Covid-19.
3. Satgas Covid-19

Diharapkan dapat mengoptimalkan kinerja dengan memahami dan menjalankan


petunjuk dalam buku panduan mitigasi Covid-19, serta dapat secara aktif bertanya
kepada puskesmas dan pihak terkait lainnya jika ada teknis pelaksanaan yang belum
dipahami.
DAFTAR PUSTAKA

Stanhope & Lancaster. (2016). Praktik Keperawatan Kesehatan Komunitas. Jakarta: EGC

Ariani, R. D. (2015). Efektivitas senam ergonomic terhadap penurunan kadar gula. E-jurnal

Efendi, Ferry. M. (2009). Keperawatan Kesehatan Komunitas Teori dan Praktik dalam
Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.

Mubarak, W. (2010). Ilmu Keperawatan Komunitas Pengantar dan Teori. Jakarta: Salemba
Medika.

Kemenkes RI. (2020). Jaga Diri dan Keluarga Anda dari Virus Corona – Covid-19. Tersedia
pada www. kemkes.go.id.
PRE PLANNING
KEGIATAN LOKA KARYA MINI MASYARAKAT I DI RW 012
KELURAHAN TOBEKGODANG KECAMATAN TAMPAN PEKANBARU

OLEH :
KELOMPOK IV

Abdul Khoiruddin, S.Kep Dian Permata Ningtyas, S.Kep


Aska Rahim, S. Kep Giatri Rahma Sari, S. Kep
Akheri Ramadhanti, S.Kep Dhea Putri Primadana Arum, S. Kep
Fitri Amelia, S. Kep Furti Okliantoni Pratiwi, S. Kep
Clarissa Stefany, S. Kep Khansa Rizki Syukrina, S. Kep
Endah Rizki Ayunita, S. Kep Mashita Dewi, S. Kep
Inka Selvia, S. Kep Putri Ayu Suryawan, S. Kep

PROFESI KEPERAWATAN KOMUNITAS DAN KELUARGA


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS RIAU
2020
PRE-PLANNING KEGIATAN LOKA KARYA MINI MASYARAKAT I
DI RW 012 KELURAHAN TOBEKGODANG
KECAMATAN TAMPAN PEKANBARU

A. LATAR BELAKANG

Masalah kesehatan komunitas (masyarakat) merupakan masalah bersama yang


memerlukan pemecahan masalah secara bersama-sama dengan melibatkan berbagai
elemen yang ada dimasyarakat itu sendiri. Dalam upaya untuk mengenal dan
menyelesaikan masalah kesehatan yang terjadi di lingkungan dimana masyarakat
tersebut berada, Diperlukan adanya peran serta masyarakat yang melibatkan kader, tokoh
masyarakat dan tokoh agama yang ada (Mubarak, 2009).
Tujuan dari keperawatan komunitas adalah kemampuan dan kemandirian
fungsional masyarakat untuk pencegahan dan peningkatan kesehatan masyarakat melalui
upaya-upaya pelayanan keperawatan masyarakat terhadap individu, keluarga dan
kelompok dalam konteks komunitas (Mubarak, 2009).
Berdasarkan hasil pengkajian yang diperoleh mahasiswa dari penyebaran angket
upaya pencegahan dan penanggulangan Covid-19, winshield survey, dan hasil
wawancara yang dilaksanakan pada tanggal 23 November-2 Desember 2020 di RW 012
Kelurahan Tobekgodang Kecamatan Tampan diperoleh data kesehatan masyarakat
terkait upaya pencegahan dan penanggulangan Covid-19 dengan menggunakan analisa
data. Dari analisa data didapatkan gambaran terkait upaya pencegahan dan
penanggulangan Covid-19 di RW 012. Hasil data yang telah diolah akan disampaikan
kepada masyarakat RW 012 melalui Loka Karya Mini Masyarakat tingkat RW.
Pada Loka Karya Mini Masyarakat I akan dipaparkan kegiatan yang akan
dilakukan di RW 012 Kelurahan Tobekgodang Kecamatan Tampan Pekanbaru dengan
melibatkan peran serta tokoh masyarakat dan pengurus RW siaga dan SATGAS Covid-
19 dengan tujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat setinggi-tingginya.

B. TUJUAN
1. Tujuan Umum

Setelah dilakukan kegiatan di RW 012 Kelurahan Tobekgodang Kecamatan


Tampan Pekanbaru diharapkan masyarakat dapat melaksanakan kegiatan-kegiatan
yang telah disusun bersama mahasiswa.
2. Tujuan Khusus
a. Memahami tentang pentingnya upaya masyarakat terkait pencegahan dan
penanggulangan Covid-19
b. Menjalin kerjasama yang baik antara masyarakat, lintas program dan lintas
sektor terkait.

C. PELAKSANAAN KEGIATAN
1. Judul Kegiatan

Loka Karya Mini Masyarakat I di RW 012 Kelurahan Tobekgodang Kecamatan Tampan


Pekanbaru
2. Waktu Dan Tempat Pelaksanaan

Hari/Tanggal : Jumat/11 Desember 2020


Waktu : 20.00 WIB
Tempat : Aula MDTa Nurul Huda
3. Metode dan Media

Metode : Ceramah
Media : Laptop, Infocus, Speaker (Toa)
4. Pengorganisasian
a. Setting Tempat
11

Keterangan: 1 2
3
1) Pembawa Acara
2) Presentator
3) Moderator 7 8 9
4) Observer
5) Mahasiswa (Fasilitator)
10 10 10
6) Dokumentasi
7) Lurah
8) Dosen 5 5 5
9) Ketua Rw 6
4
10) Audiens
11) Layar Infocus
b. susunan acara

no Waktu Kegiatan Durasi Penanggungjawab


(Pukul)
1 20.00-20.10 Pembukaan 10 menit
WIB a. memberikan salam  Aska Rahim
b. menjelaskan kontrak
dan tujuan pertemuan
c. pembacaan Al-Qur’an
d. pembacaan doa
 Masyarakat
 Masyarakat

2 Penatalaksanaan
20.10-20.15 a. Kata sambutan dari 5 menit  Bapak Yasir Arafat
WIB lurah Tobekgodang
20.15-20.20 b. Kata sambutan dari 5 menit  Ns. Herlina,
WIB dosen pembimbing M.Kep, Sp. Kom

3 20.20-20.25 Penyajian hasil pengumpulan 10 menit  Clarissa Stefany,


WIB data, prioritas masalah, dan S.Kep
renpra kegiatan yang akan
dilaksanakan
4 20.25-21.55 Musyawarah masyarakat 30 menit  Ners Muda dan
WIB masyarakat
21.55-21.00 c. Kata sambutan serta 5 menit  Bapak Hendra
WIB evaluasi kegiatan dari
ketua RW 012
5 21.00-21.05 Penutup 5 menit  Aska Rahim

c. Uraian Tugas
1) Ketua LKMM 1

Akheri Ramadhanti
Tugas: mengkoordinir persiapan dan pelaksanaan kegiatan
2) Sekretaris

Dhea Putri Primadana Arum


Tugas: membuat surat keluar dan undangan
3) Pembawa acara

Aska rahim
Tugas: membuka acara, memperkenalkan anggota kelompok, membuat kontrak
waktu, menjelaskan tujuan kegiatan, menutup acara
4) Moderator

Inka selvia
Tugas: memimpin diskusi LKMM 1 dan mengarahkan jalannya musyawarah
5) Penyaji

Clarissa stefani
Tugas: mempresentasikan hasil pengkajian dan masalah kesehatan terkait
pencegahan dan penanggulangan Covid-19
6) Observer

Dian permata ningtyas


Tugas: mengobservasi selama kegiatan berlangsung dan membuat laporan hasil
kegiatan selama LKMM 1
7) Fasilitator

Mashita Dewi, Giatri Rahma Sari, Khansa Rizki Syukrina


Tugas: memotivasi peserta untuk berperan aktif selama jalannya kegiatan
8) Dokumentasi

Fitri Amelia
Tugas: mendokumentasikan seluruh hasil kegiatan
9) Seksi Konsumsi

Putri Ayu Suryawan


Tugas: bertanggung jawab terhadap penyediaan konsumsi
10) Seksi Humas

Endah Rizki Ayunita, Furti Okliantoni


Tugas: mengundang masyarakat dan mengantar surat kepada tamu undangan
11) Seksi Perlengkapan

Abdul Khoiruddin
Tugas: bertanggung jawab terhadap penyediaan alat dan media yang dibutuhkan
dalam acara
d. Penerapan Protokol Kesehatan

Selama kegiatan berlangsung peserta kegiatan diwajibkan:


1) Memakai masker/face shield
2) Mencuci tangan/memakai handsanitizier
D. KRITERIA EVALUASI
1. Evaluasi struktur
a. 80% dari undangan menghadiri pertemuan
b. Tempat, alat sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan
c. Peran dan tugas mahasiswa sesuai dengan perencanaan
2. Evaluasi proses
a. Pelaksanaan kegiatan sesuai dengan waktu yang telah direncanakan
b. Undangan yang hadir sekitar 80% dapat mengikuti acara dari awal hingga
akhir
c. Peserta dapat berperan aktif selama musyawarah
3. Evaluasi hasil
a. Mahasiswa dan masyarakat mampu mengidentifikasi masalah kesehatan yang
ada di wilayah RW 012 Kelurahan Tobekgodang
b. Menyusun prioritas masalah kesehatan yang ditemukan di wilayah RW 012
Kelurahan Tobekgodang
c. Menyusun rencana tindakan keperawatan yang akan dilakukan untuk
mengatasi masalah kesehatan yang ada di wilayah RW 012 Kelurahan
Tobekgodang
PRE PLANNING
PEMASANGAN BANNER DI WILAYAH RW 012 KELURAHAN TOBEKGODANG
KECAMATAN TAMPAN PEKANBARU

OLEH :
KELOMPOK IV

Abdul Khoiruddin, S.Kep Dian Permata Ningtyas, S.Kep


Aska Rahim, S. Kep Giatri Rahma Sari, S. Kep
Akheri Ramadhanti, S.Kep Dhea Putri Primadana Arum, S. Kep
Fitri Amelia, S. Kep Furti Okliantoni Pratiwi, S. Kep
Clarissa Stefany, S. Kep Khansa Rizki Syukrina, S. Kep
Endah Rizki Ayunita, S. Kep Mashita Dewi, S. Kep
Inka Selvia, S. Kep Putri Ayu Suryawan, S. Kep

PROFESI KEPERAWATAN KOMUNITAS DAN KELUARGA


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS RIAU
2020
PRE PLANNING
PEMASANGAN BANNER DI WILAYAH RW 012 KELURAHAN TOBEKGODANG
KECAMATAN TAMPAN PEKANBARU

A. Latar Belakang
Akhir tahun 2019 lalu dunia digemparkan dengan wabah penyakit yang bernama
Coronavirus jenis baru yang ditemukan pertama kali di Wuhan, Hubai, China (Ilmiyah,
2020). Coronavirus jenis baru ini diberi nama Coronavirus disease-2019 (Covid-19).
Virus ini sejak ditemukan menyebar secara luas hingga mengakibatkan pandemi global
yang berlangsung sampai saat ini. Pandemi ini menyebar secara cepat dan
mengakibatkan banyak korban jiwa.
Covid-19 merupakan penyakit menular yang menyebabkan terjadinya gangguan pada
pernapasan dan radang paru (Razi Dkk, 2020). Gejala klinis yang muncul beragam,
seperti gejala flu biasa (demam, batuk, pilek, nyeri tenggorokan, nyeri otot, nyeri kepala)
sampai komplikasi berat (pneumonia dan sepsis) (Kementerian Kesehatan RI, 2020).
Wabah Covid-19 dinyatakan sebagai darurat kesehatan masyarakat dan menjadi
perhatian dunia oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Jumlah masyarakat Indonesia yang terkena Covid-19 pada tanggal 15 desember 2020
yaitu sebanyak 623.000 kasus jiwa dan pasien yang meninggal karena Covid-19
sebanyak 18.956 jiwa. Sementara untuk di Riau sendiri terdapat 22.609 jiwa dan yang
meninggal dunia sebanyak 516 jiwa (Kementerian Kesehatan RI, 2020).
Setelah dilakukan observasi di lingkungan masyarakat di RW 012 kelurahan
Tobekgodang, tidak didapatkan banner atau himbauan tentang protokol kesehatan,
sehingga Ners Muda akan melakukan pemasangaan banner dibeberapa titik di daerah
RW 012 yang berhubungan dengan protokol kesehatan yang anjurkan oleh pemerintah.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan pemasangan banner di wilayah RW 012 kelurahan
Tobekgodang Kecamatan Tampan diharapkan dapat meningkatkan kesadaran dan
perilaku masyarakat dalam meningkatkan penerapan protokol kesehatan di
lingkungan masyarakat.
2. Tujuan khusus
Setelah dilakukan kegiatan diharapkan masyarakat mampu:
a) Menerapkan pencegahan dan mempraktikkan penerapan protokol kesehatan
dimasa pandemi Covid-19 (memakai masker, mencuci tangan dengan benar dan
menjaga jarak).
b) Memberikan himbauan protokol kesehatan (informasi terkait isi banner) kepada
satu sama lain baik dalam keluarga maupun masyarakat.
C. Rancangan Kegiatan
1. Topik: Pemasangan banner di RW 012 Kelurahan Tobekgodang Kecamatan Tampan
2. Sasaran: Masyarakat di RW 012 Kelurahan Tobek Godang
3. Metode: Pemasangan banner
4. Media dan alat: Banner, tali
5. Waktu dan tempat:
Hari/tanggal : Sabtu, 19 Desember 2020
Jam : 16.00 WIB s/d selesai
Tempat : Wilayah RW 012 Kelurahan Tobekgodang Kecamatan Tampan
6. Pengorganisasian:
Ketua : Khansa Rizki Syukrina
Fasilitator : Inka Selvia
Mashita dewi
Fitri amelia
Dian permata ningtyas
Endah rizki ayunita
Giatri rahma sari
Aska rahim
Dhea putri primadana arum
Clarissa steffany
Abdul khoiruddin
Furti okliantoni pratiwi
Akheri ramadhanti
7. Setting tempat:
Tempat pemasangan banner:
a) RT 1 di JL. Rajawali
b) RT 2 di KUA
c) RT 3 di MDTa Nurul Huda
d) RT 4 di Jl. Rambai
8. Kegiatan Penyuluhan
Hari/Tgl Waktu Kegiatan Mahasiswa
Pemasangan  Memasang banner di wilayah RW 012
Sabtu 19 Banner ( 60 Kelurahan Tobekgodang Kecamatan Tampan
Desember menit) (RT 1, RT 2, RT3, DAN RT 4)
2020

. Uraian Tugas
1. Ketua
Mengkoordinir jalannya kegiatan
2. Fasilitator
Memfasilitasi kebutuhan terkait berjalannya kegiatan
PRE PLANNING
PENYULUHAN COVID-19 DI WILAYAH RW 012
KELURAHAN TOBEKGODANG KECAMATAN TAMPAN PEKANBARU

OLEH :
KELOMPOK IV

Abdul Khoiruddin, S.Kep Dian Permata Ningtyas, S.Kep


Aska Rahim, S. Kep Giatri Rahma Sari, S. Kep
Akheri Ramadhanti, S.Kep Dhea Putri Primadana Arum, S. Kep
Fitri Amelia, S. Kep Furti Okliantoni Pratiwi, S. Kep
Clarissa Stefany, S. Kep Khansa Rizki Syukrina, S. Kep
Endah Rizki Ayunita, S. Kep Mashita Dewi, S. Kep
Inka Selvia, S. Kep Putri Ayu Suryawan, S. Kep

PROFESI KEPERAWATAN KOMUNITAS DAN KELUARGA


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS RIAU
2020
PRE PLANNING
PENYULUHAN COVID-19 DI WILAYAH RW 012 KELURAHAN TOBEKGODANG
KECAMATAN TAMPAN PEKANBARU

a. Latar Belakang
Akhir tahun 2019 lalu dunia digemparkan dengan wabah penyakit yang bernama
Coronavirus jenis baru yang ditemukan pertama kali di Wuhan, Hubai, China (Ilmiyah,
2020). Coronavirus jenis baru ini diberi nama Coronavirus disease-2019 (Covid-19).
Virus ini sejak ditemukan menyebar secara luas hingga mengakibatkan pandemi global
yang berlangsung sampai saat ini. Pandemi ini menyebar secara cepat dan
mengakibatkan banyak korban jiwa.
Covid-19 merupakan penyakit menular yang menyebabkan terjadinya gangguan pada
pernapasan dan radang paru (Razi Dkk, 2020). Gejala klinis yang muncul beragam,
seperti gejala flu biasa (demam, batuk, pilek, nyeri tenggorokan, nyeri otot, nyeri kepala)
sampai komplikasi berat (pneumonia dan sepsis) (Kementerian Kesehatan RI, 2020).
Wabah covid-19 dinyatakan sebagai darurat kesehatan masyarakat dan menjadi perhatian
dunia oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Jumlah masyarakat Indonesia yang terkena covid 19 pada tanggal 15 desember 2020
yaitu sebanyak 623.000 kasus jiwa dan pasien yang meninggal karena covid 19 sebanyak
18.956 jiwa. Sementara untuk di Riau sendiri terdapat 22.609 jiwa dan yang meninggal
dunia sebanyak 516 jiwa. (Kementerian Kesehatan RI, 2020).
Setelah observasi dan wawancara di lingkungan RW 012 kelurahan Tobekgodang
didapatkan bahwa masih kurangnya pengetahuan, kesadaran, dan perilaku masyarakat
tentang protokol kesehatan untuk pencegahan Covid-19, sehingga ners muda akan
melakukan penyuluhan online via Whatsapp Grup RW012. Penyuluhan ini dilakukan
secara online yang mana dapat meningkatkan pencegahan Covid-19 dilingkungan RW
012.
b. Tujuan
a) Tujuan Umum
Setelah dilakukan penyuluhan Covid-19 di wilayah RW 012 kelurahan
Tobekgodang Kecamatan Tampan diharapkan dapat meningkatkan kesadaran dan
perilaku masyarakat dalam meningkatkan penerapan protokol kesehatan demi
pencegahan dan penanggulangan Covid-19 dilingkungan masyarakat.
b) Tujuan khusus
Setelah dilakukan kegiatan diharapkan masyarakat mampu menerapkan pencegahan
dan mempraktikkan penerapan protokol kesehatan dimasa pandemi covid 19
(memakai masker, mencuci tangan dengan benar dan menjaga jarak).
c. Rancangan Kegiatan
1. Topik: Penyuluhan Covid-19 di RW 012 Kelurahan Tobekgodang Kecamatan
Tampan
2. Sasaran: Masyarakat di RW 012 Kelurahan Tobek Godang
3. Metode: Penyuluhan online dan pemasangan banner
4. Media dan alat: WA grup, dan PPT+Audio
5. Waktu dan tempat:
Hari/tanggal : Selasa, 22 Desember 2020
Jam : 13.00 WIB s/d selesai
Tempat : Kediaman masing-masing
6. Pengorganisasian:
Ketua Pelaksana : Giatri Rahma Sari, S.Kep
Pengisi suara PPT : Endah Rizki Ayunita, S.Kep
Sekretaris Kegiatan : Aska Rahim, S.Kep
Fasilitator : Inka Selvia, S.Kep
Mashita Dewi, S.Kep
Dian Permata Ningtyas, S.Kep
Putri Ayu Suryawan, S.Kep
Khansa Rizki Syukrina, S.Kep
Dhea Putri Primadana Arum, S.Kep
Clarissa Steffany, S.Kep
Furti Okliantoni Pratiwi, S.Kep
Akheri Ramadhanti, S.Kep
Observer : Fitri Amelia, S.Kep
Dokumentasi : Abdul Khoiruddin, S.Kep
7. Setting tempat: Via WAG (Whatsapp Grup RW 012)
8. Kegiatan Penyuluhan
Hari/Tgl Waktu Durasi Kegiatan Mahasiswa Kegiatan peserta
13.00 WIB Pembukaan (5 A. Pembukaan dari  Membaca
Senin, 21 menit) perwakilan ners  Menyimak grup
Desember muda Whatsapp
2020 13.05 WIB Penyuluhan B. Penyuluhan online  Membaca dan
(25 menit) via grup WA mendengarkan
C. PPT yang telah diisi audio PPT
suara rekaman
presentator
dibagikan melalui
via WA grup

13.40 WIB Sesi bertanya D. Membuka ruang  Bertanya


dan menjawab diskusi untuk  Menjawab
(40 menit) bertanya dan pertanyaan
menjawab dengan
masyarakat

14.20 Penutup E. Penutupan  Membaca


(5 Menit) penyuluhan online  Menyimak grup
Whatsapp

. Uraian Tugas
1. Ketua : Mengkoordinir jalannya kegiatan
2. Pengisi suara PPT :Mengisi suara isi powerpoint yang akan dibagikan kepada
masyarakat via WA grup
3. Sekretaris :Membuat pre planning dan kegiatan kesekretariatan
4. Fasilitator :Memfasilitasi kebutuhan terkait berjalannya kegiatan.
5. Observer :Memantau dan melaporkan kegiatan yang dilakukan
6. Dokumentasi :Mendokumentasi berjalannya kegiatan

RINGKASAN MATERI
A. Definisi Covid-19

Covid-19 merupakan nama penyakit yang digunakan yag diresmikan oleh WHO
(WHO,2020) pada tanggal 11 Februari 2020. Covid-19 merupakan singkatan dari
coronavirus disease 2019 penyakit menular yang mirip dengan influenza yang
disebabkan oleh Severe Ascute Respirtory Syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2)
(Gorbalenya et al, 2020).
Covid-19 merupakan keluarga besar virus yang menyebabkan penyakit pada manusia
dan hewan. Pada manusia penyakit ini menyebabkan penyakit infeksi saluran
pernapasan, mulai dari flu biasa hingga penyakit yang serius seperti Middle East
Respiratory Syndrome (MERS) dan Sindrom Pernapasan Akut Berat/ Severe Acute
Respiratory Syndrome (SARS) (Syafrizal Dkk, 2020).
B. Etiologi Covid-19

Menurut Asih (2020) penyebab covid-19 disebabkan oleh virus Severe Acute
Respiratory Syndrom Coronavirus 2 (SARS-CoV-2) yang biasanya terdapat pada hewan.
C. Manifestasi Klinis Covid-19

Menurut Susilo (2020) perjalanan penyakit covid-19 berat dengan gejala mulai dari
demam, batuk, sesak, pneumonia, rawat inap, sepsis, ARDS, miokarditis, dan acute
kidney injury.
Menurut Razi Dkk (2020) gejala covid-19 dibagi menjadi 3 yaitu:
1) Gejala Covid-19 Ringan dan Sedang
Gejala klinis yang ditemukan seperti demam atau suhu lebih dari 38˚C, atau ada
riwayat demam, pada kasus tertentu tidak ada demam, batuk, pilek, dan nyeri
tenggorokan.
2) Gejala Covid-19 Berat
Gejala berat yaitu gejala sedang ditambah dengan keluhan sesak nafas (frekuensi
nafas > 24 kali/menit) dan pneumonia berdasarkan gambaran radiologi, dan dalam
kasus tertentu mengalami gagal ginjal. Gejala tersebut disertai riwayat sebagai
berikut:
a) Melakukan perjalanan ke negara atau daerah yang terkonfirmasi adanya
transmisi lokal covid-19 pada 14 hari terakhir sebelum timbul gejala.
b) Kontak dengan orang-orang yang memiliki riwayat perjalanan pada 14 hari
terakhir ke negara-negara atau daerah yang terkonfirmasi adanya transmisi lokal
covid-19.
c) Kontak erat dengan orang-orang berasal dari negara atau daerah yang
terkonfirmasi adanya transmisi lokal covid-19.
d) Bekerja atau mengunjungi fasilitas kesehatan yang berhubungan dengan pasien
terkonfirmasi covid-19.
e) Riwayat kontak erat (minimal 15 menit dengan jarak kurang dari 2 meter
dengan pasien terkonfirmasi covid-19.
Menurut Burhan dkk (2020) berdasarkan beratnya kasus, Covid-19
dibedakan atas beberapa kelompok yaitu tanpa gejala, ringan, sedang, berat dan
kritis.
1) Tanpa Gejala
Kondisi ini merupakan kondisi teringan. Pasien tidak ditemukan gejala.
2) Ringan (tidak Berkomplikasi)
Pasien dengan infeksi saluran napas oleh virus tidak berkomplikasi dengan
gejala tidak spesifik seperti demam, lemah, batuk (dengan atau tanpa
produksi sputum), anoreksia, malaise, nyeri otot, sakit tenggorokan, sesak
ringan, kongesti hidung, sakit kepala. Meskipun jarang, pasien dapat dengan
keluhan diare, mual atau muntah.
3) Sedang
Pasien remaja atau dewasa dengan pneumonia tetapi tidak ada tanda
pneumonia berat dan tidak membutuhkan suplementasi oksigen atau anak-
anak dengan pneumonia tidak berat dengan keluhan batuk atau sulit bernapas
disertai napas cepat.
4) Berat (Pneumonia Berat)
Pasien remaja atau dewasa dengan demam atau dalam pengawasan
infeksi saluran napas/pneumonia, ditambah satu dari : frekuensi napas > 30
x/menit, distress pernapasan berat, atau saturasi oksigen (SpO2) <93% pada
udara kamar atau rasio PaO2/FiO2 < 300. Pasien anak dengan batuk atau
kesulitan bernapas, ditambah setidaknya satu dari berikut ini : sianosis sentral
atau SpO2 <90%, distres pernapasan berat (seperti mendengkur, tarikan
dinding dada yang berat), tanda pneumonia berat : ketidakmampuan
menyusui atau minum, letargi atau penurunan kesadaran, atau kejang. Tanda
lain dari pneumonia yaitu: tarikan dinding dada, takipnea : <2 bulan,
≥60x/menit; 2–11 bulan, ≥50x/menit; 1–5 tahun, ≥40x/menit;>5 tahun,
≥30x/menit.
5) Kritis
Pasien dengan gagal napas, Acute Respiratory Distress Syndrome
(ARDS), syok sepsis atau multiple organ failure.
D. Cara Penularan Covid-19
Menurut Razi Dkk (2020) penularan covid-19 dapat terjadi:
1) Lewat droplet atau percikan saat batuk, bersin atau berbicara
2) Kontak fisik dengan orang terinfeksi covid-19 (menyentuh atau jabat tangan)
3) Menyentuh mulut, hidung dan mata dengan tangan yang terpapar virus
E. Protokol Tatalaksana Pasien Terkonfirmasi Covid-19

Menurut Burhan, dkk (2020) protokol tatalaksana pasien terkonfirmasi covid-19 adalah
sebagai berikut:
1) Tanpa Gejala (OTG)
 Isolasi dan Pemantauan
- Isolasi mandiri di rumah selama 14 hari
- Pasien dipantau melalui telepon oleh petugas FKTP
- Kontrol di FKTP setelah 14 hari karantina untuk pemantauan klinis
 Non-farmakologis
Berikan edukasi terkait tindakan yang perlu dikerjakan (leaflet untuk
dibawa ke rumah) :
(a) Pasien
- Pasien mengukur suhu tubuh 2 kali sehari, pagi dan malam hari
- Selalu menggunakan masker jika keluar kamar dan saat berinteraksi
dengan anggota keluarga
- Cuci tangan dengan air mengalir dan sabun atau handsanitizer
sesering mungkin.
- Jaga jarak dengan keluarga (physical distancing)
- Upayakan kamar tidur sendiri / terpisah
- Menerapkan etika batuk (Diajarkan oleh tenaga medis)
- Alat makan-minum segera dicuci dengan air/sabun
- Berjemur matahari minimal sekitar 10-15 menit setiap harinya
- Pakaian yg telah dipakai sebaiknya dimasukkan dalam lainnya
sebelum dicuci dan segera dimasukkan mesin cuci
- Ukur dan catat suhu tubuh tiap jam 7 pagi, jam 12 siang dan jam 19
malam.
- Segera berinformasi ke petugas pemantau/FKTP atau keluarga jika
terjadi peningkatan suhu tubuh > 38˚C.
(b) Lingkungan/kamar
- Perhatikan ventilasi, cahaya dan udara
- Membuka jendela kamar secara berkala
- Bila memungkinkan menggunakan APD saat membersihkan kamar
(setidaknya masker, dan bila memungkinkan sarung tangan dan
goggle).
- Cuci tangan dengan air mengalir dan sabun atau hand sanitizer
sesering mungkin.
- Bersihkan kamar setiap hari, bisa dengan air sabun atau bahan
desinfektan lainnya.
(c) Keluarga
- Bagi anggota keluarga yang berkontak erat dengan pasien sebaiknya
memeriksakan diri ke FKTP/Rumah Sakit.
- Anggota keluarga senanitasa pakai masker
- Jaga jarak minimal 1 meter dari pasien
- Senantiasa mencuci tangan
- Jangan sentuh daerah wajah kalau tidak yakin tangan bersih
- Ingat senantiasa membuka jendela rumah agar sirkulasi udara
tertukar
- Bersihkan sesering mungkin daerah yg mungkin tersentuh pasien
misalnya gagang pintu dll.
 Farmakologi
- Bila terdapat penyakit penyerta / komorbid, dianjurkan untuk tetap
melanjutkan pengobatan yang rutin dikonsumsi. Apabila pasien rutin
meminum terapi obat anti hipertensi dengan golongan obat ACE-inhibitor
dan Angiotensin Reseptor Blocker perlu berkonsultasi ke dokter spesialis
penyakit dalam atau dokter spesialis Jantung.
- Vitamin C (untuk 14 hari), dengan pilihan : tablet vitamin C non acidic
500 mg/6-8 jam oral (untuk 14 hari), tablet isap vitamin C 500 mg/12 jam
oral (selama 30 hari), multivitamin yang mengandung vitamin C 1-2
tablet/ 24 jam (selama 30 hari), dianjurkan multivitamin yang
mengandung vitamin C,B, E, Zink.
a. Gejala Ringan
a) Isolasi dan Pemantauan
- Isolasi mandiri di rumah selama 14 hari ditangani oleh FKTP,
contohnya Puskesmas, sebagai pasien rawat jalan
- Kontrol di FKTP setelah 14 hari untuk pemantauan klinis
b) Non Farmakologis
- Edukasi terkait tindakan yang harus dilakukan (sama dengan
edukasi tanpa gejala).
c) Farmakologis
- Vitamin C dengan pilihan: - tablet Vitamin C non acidic 500 mg/6-
8 jam oral (untuk 14 hari) , tablet isap vitamin C 500 mg/12 jam
oral (selama 30 hari), Multivitamin yang mengandung vitamin c
1-2 tablet /24 jam (selama 30 hari), dianjurkan vitamin yang
komposisi mengandung vitamin C, B, E, zink
- Klorokuin fosfat 500 mg/12 jam oral (untuk 5 hari) atau
hidroksiklorokuin (sediaan yg ada 200 mg) 400 mg/24 jam/oral
(untuk 5 hari), azitromisin 500 mg/24 jam/oral (untuk 5 hari)
dengan alternatif levofloxacin 750 mg/24 jam (5 hari), pengobatan
simtomatis seperti paracetamol bila demam.
b. Gejala Sedang
a) Isolasi dan Pemantauan
- Rujuk ke rumah sakit ke ruang perawatan Covid-19 atau rumah
sakit darurat Covid-19.
- Isolasi di rumah sakit ke ruang perawatan Covid-19 atau rumah
sakit darurat Covid-19 selama 14 hari
b) Non Farmakologis
- Istirahat total, intake kalori adekuat, control elektrolit, status
hidrasi, saturasi oksigen
- Pemantauan laboratorium Darah Perifer Lengkap berikut dengan
hitung jenis, bila memungkinkan ditambahkan dengan CRP, fungsi
ginjal, fungsi hati dan ronsen dada secara berkala.

c) Farmakologis
- Vitamin C 200 – 400 mg/8 jam dalam 100 cc NaCl 0,9% habis
dalam 1 jam diberikan secara drips Intravena (IV) selama
perawatan
- Klorokuin fosfat 500 mg/12 jam oral (untuk 5-7 hari) atau
hidroksiklorokuin (sediaan yg ada 200 mg) hari pertama 400
mg/12 jam/oral, selanjutnya 400 mg/24 jam/oral (untuk 5-7 hari)
- Azitromisin 500 mg/24 jam per iv atau per oral (untuk 57 hari)
dengan aternatif Levofloxacin 750 mg/24 jam per iv atau per oral
(untuk 5-7 hari)
- Pengobatan simtomatis (Parasetamol dan lain-lain).
- Antivirus : Oseltamivir 75 mg/12 jam oral atau Favipiravir
(Avigan sediaan 200 mg) loading dose 1600 mg/12 jam/oral hari
ke-1 dan selanjutnya 2 x 600 mg (hari ke 2-5)
c. Gejala Berat
a) Isolasi dan Pemantauan
- Isolasi di ruang isolasi rumah sakit rujukan atau rawat secara
kohorting
b) Non Farmakologis
- Istirahat total, intake kalori adekuat, kontrol elektrolit, status
hidrasi (terapi cairan), dan oksigen
- Pemantauan laboratorium Darah Perifer Lengkap berikut dengan
hitung jenis, bila memungkinkan ditambahkan dengan CRP, fungsi
ginjal, fungsi hati, Hemostasis, LDH, D-dimer.
- Pemeriksaan foto toraks serial bila perburukan
- Monitor tanda-tanda sebagai berikut; - Takipnea, frekuensi napas ≥
30x/min, - Saturasi Oksigen dengan pulse oximetry ≤93% (di jari),
- PaO2/FiO2 ≤ 300 mmHg, - Peningkatan sebanyak >50% di
keterlibatan area paru-paru pada pencitraan thoraks dalam 24-48
jam, - Limfopenia progresif, - Peningkatan CRP progresif, -
Asidosis laktat progresif.
- Monitor keadaan kritis - Gagal napas yg membutuhkan ventilasi
mekanik, shock atau gagal Multiorgan yang memerlukan
perawatan ICU. - Bila terjadi gagal napas disertai ARDS
pertimbangkan penggunaan ventilator mekanik.
F. Protokol Tatalaksana Pasien Belum Terkonfirmasi Covid-19

Menurut Burhan, dkk (2020) protokol tatalaksana pasien terkonfirmasi coronavirus


disease 2019 (covid-19) adalah sebagai berikut:
Kelompok ini termasuk pasien dengan hasil rapid test serologi negatif, orang dalam
pemantauan (ODP) dan pasien dalam pengawasan (PDP).
1) Tanpa Gejala
- Isolasi mandiri di rumah selama 14 hari
- Beri edukasi apa yang harus dilakukan (leaflet untuk dibawa ke
Rumah)
- Vitamin C 3x1 tablet
2) Gejala Ringan
a) Isolasi dan Pemantauan
- Isolasi mandiri di rumah selama 14 hari
- Pemeriksaan laboratorium RDT/PCR swab nasofaring hari 1 dan 2 sesuai
Pedoman covid-19 Kemenkes.
b) Non Farmakologis
- Pemeriksaan Hematologi lengkap di FKTP, contohnya Puskesmas
- Pemeriksaan yang disarankan terdiri dari hematologi rutin, hitung jenis
leukosit, dan laju endap darah.
- Foto toraks
- Beri edukasi apa yang harus dilakukan (leaflet untuk dibawa ke rumah)
- Pribadi : Pakai masker jika keluar, jaga jarak dengan keluarga, kamar tidur
sendiri, menerapkan etika batuk, alat makan minum segera dicuci dengan
air/sabun, berjemur sekitar 10-15 menit pada sebelum jam 9 pagi dan setelah
jam 3 sore, pakaian yg telah dipakai sebaiknya masukkan dalam kantong
plastik atau wadah tertutup sebelum dicuci dan segera dimasukkan dalam
mesin cuci, ukur dan catat suhu tubuh tiap jam 7 pagi dan jam 19 malam dan
sedapatnya memberikan informasi ke petugas pemantau/FKTP atau keluarga
jika terjadi peningkatan suhu tubuh > 38˚C.
- Lingkungan/kamar: perhatikan ventilasi, cahaya dan udara, sebaiknya saat
pagi membuka jendela kamar, saat membersihkan kamar pakai APD
(masker dan google), bersihkan kamar setiap hari, bisa dengan air sabun atau
bahan desinfektasn lainnya.
- Keluarga: kontak erat sebaiknya memeriksakan diri anggota keluarga
senantiasa pakai masker, jaga jarak minimal 1 meter, senantiasa ingat cuci
tangan, jangan sentuh daerah wajah kalau tidak yakin tangan bersih, dan
ingat selalu membuka jendela rumah agar sirkulasi udara tertukar.
3) Gejala Sedang dan Berat
a) Isolasi dan Pemantauan
- Rawat di Rumah Sakit /Rumah Sakit Rujukan
- Pemeriksaan laboratorium RDT/PCR swab nasofaring hari 1 dan 2
sesuai pedoman covid-19 kemenkes
- Pikirkan kemungkinan diagnosis lain
b) Non Farmakologis
- Istirahat total, intake kalori adekuat, kontrol elektrolit, status hidrasi
(terapi cairan), dan oksigen.
- Pemantauan laboratorium darah perifer lengkap beriku dengan hitung
jenis, bila memungkinkan ditambahkan dengan CRP, fungsi ginjal,
fungsi hati, Hemostasis, LDH, D-dimer.
- Pemeriksaan foto toraks serial

G. Pencegahan Covid-19
Menurut Razi Dkk (2020) pencegahan covid-19 yaitu:
c. Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir
Mencuci tangan merupakan proses yang secara mekanik melepaskan kotoran
dari kulit tangan dengan menggunakan sabun atau deterjen yang mengandung
agen antiseptik serta air mengalir (Depkes RI, 2009). Mencuci tangan sangat
berfungsi untuk berbagai keperluan dalam pengaturan perawatan kesehatan.
Mencuci tangan dapat mencegah infeksi baik endogen maupun eksogen,
kontaminasi lingkungan, dan transmisi silang mikroorganisme (Longtin 2011).
Pencegahan covid-19 dapat dilakukan dengan cara mencuci tangan pakai
sabun dengan air mengalir minimal 20 detik. Jangan menyentuh hidung, mulut
dan mata sebelum mencuci tangan. Mencuci tangan harus dilakukan ketika tiba di
rumah, tempat kerja, dll setelah perjalanan. Sebelum makan, sebelum
menyiapkan makanan, setelah menggunakan toilet, dan gunakan cairan pembersih
tangan (minimal 70% alkohol), hanya bila sabun dan air mengalir tidak tersedia.
6 langkah cuci tangan menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO):
a) Ambil sabun dan ratakan dengan kedua telapak tangan
b) Gosok punggung dan sela-sela jari tangan kiri dengan tangan kanan dan
sebaliknya
c) Gosok telapak tangan dan sela-sela jari
d) Punggung jari tangan kanan digosokkan pada telapak tangan kiri dengan
jari sisi dalam kedua tangan saling mengunci
e) Ibu jari tangan kiri digosok berputar dalam genggaman tangan kanan dan
sebaliknya
f) Gosok berputar ujung jari jari tangan kanan di telapak tangan kiri dan
sebaliknya
d. Terapkan etika batuk ketika batuk
Batuk merupakan gerakan refleks yang bersifat reaktif terhadap masuknya
benda asing dalam saluran pernapasan. Gerakan ini dilakukan oleh tubuh sebagai
mekanisme yang alami terutama untuk melindungi paru-paru (Lestari, Madjid &
Nasution, 2018). Ketika batuk atau bersin akan mengeluarkan virus atau kuman
yang ada pada diri seseorang, untuk itu perlu dilakukan nya etika batuk ketika
batuk. Berikut etika batuk yang benar ketika batuk:
a) Ketika batuk, gunakan masker
b) Tutup hidung dan mulut dengan lengan
c) Dapat juga memakai sapu tangan atau tisu
d) Segera buang tisu yang sudah dipakai ke tempat sampah
e) Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir
e. Melakukan physical distancing
Physical distancing merupakan menjaga jarak antar manusia dan menghindari
titik keramaian. Penyakit covid-19 ini menyebar dengan cepat. Orang dapat
terinfeksi tanpa gejala apapun, namun tetap dapat menyebarkannya ke orang lain.
Jika kita tidak melakukan upaya pencegahan dengan menghindari keramaian,
jumlah orang terinfeksi akan meledak dan fasilitas layanan kesehatan akan
kewalahan menangani. Physical distancing dapat dilakukan dengan cara dirumah
saja. Berdiam diri di rumah, jika tidak untuk kepentingan yang sangat mendesak,
usahakan tidak keluar rumah. Jika terpaksa sekali ke luar rumah, hindari tempat
keramaian, dan beri jarak dengan orang lain.
f. Menjaga kesehatan lingkungan tempat tinggal
a) Sirkulasi udara dalam rumah
- Secara rutin membuka jendela agar sinar matahari masuk dan terjadi
sirkulasi udara
- Membersihkan tirai jendela dengan detergen 2x/pekan (selama masa
wabah covid-19 diganti/cuci sesering mungkin)
- Membersihkan kusen jendela dan teralis dengan cairan detergen
- Mengganti kawat kasa penutup lubang ventilasi dengan baru
- Polusi udara dari luar jangan masuk ke rumah
- Ciptakan rumah bebas asap rokok
b) Kebersihan lantai
- Menyapu seluruh lantai dan mengumpulkan kotorannya dalam wadah
plastik dan langsung diikat
- Meletakkan plastik tersebut di dalan tempat sampah, tempat sampah
diletakkan di luar
- Mengepel lantai dengan cairan antiseptik pembersih lantai atau dengan
campuran cairan pemutih (mengandung chlorin) dengan takaran
campuran 50 ml untuk 34 L air. Saat mengepel, jika air dalam wadah
sudah mulai keruh, ganti dengan yang baru dan harus membilas alat pel
sampai air perasan bersih. Lantai dipel 2x/hari atau minimal 1x/hari
saat pagi hari.
c) Kebersihan tempat tidur
- Mengganti sarung bantal dan seprai dengan cadangannya sesering
mungkin.
- Mencuci sarung bantal dan seprai dengan detergen dan mesin cuci,
setelah dibilas, lakukan perendaman dalam campuran cairan pemutih
sekitar 5-10 menit agar lebih merata terendamnya.
- Membersihkan kasur dari debu dengan sapu lidi dan dijemur langsung
diterik matahari atau lakukan penyemprotan cairan khlorin pada
permukaannya (dosis : 1 tutup pemutih untuk 5L air).
- Keringkan dengan pengering atau langsung dijemur ditempat yang
aman dari polusi.
d) Kebersihan Dapur, Alat Masak & Alat Makan
- Pisahkan sisa makanan dalam plastik dan diikat lalu buang di tempat
sampah (usahakan sediakan tempat sampah yang dibuka dengan
diinjak, untuk menghindari kontak tangan dari tempat sampah).
- Mencuci semua peralatan masak dan makan dengan sabun cuci piring
berkadar pH agak asam (mengandung lemon/jeruk nipis). Pastikan
kebersihan spons pencuci sebelum digunakan.
- Semua alat masak dan makan yang sudah dicuci, dibilas dengan air
mengalir hingga bersih dan tidak licin. Sabun cuci piring yang baik
akan menimbulkan banyak busa
- Setelah dibilas, semua alat masak langsung ditiriskan di rak, untuk alat
makan setelah dibilas dicelupkan ke air hangat (sekitar 70˚C) selama
15 detik. Jangan mengeringkan alat makan dengan kain lap. Setelah
alat masak dan makan kering ditiriskan, simpan di rak piring yang
tertutup rapat.
- Setelah masak/makan, alatnya langsung dicuci, jangan menumpuk
piring kotor. Pastikan meja makan selalu bersih dan dibilas dengan
alkohol 70% atau cairan pemutih.
- Sediakan kain pembersih khusus untuk meja dapur dan meja makan
(terbuat dari bahan karet spons agar mudah dibersihkan dan simpan di
wadah tertutup).
e) Kebersihan Pakaian
- Selalu mengganti pakaian tiap pagi dan sore
- Bagi pekerja, tidak menggunakan pakaian yang sama berhari-hari (ex :
seragam). Gunakan pakaian cadangan agar pakaian yag bekas pakai
dapat segera dicuci.
- Jika dari luar rumah, segera mandi dan ganti pakaian
- Tidak menumpuk pakaian lebih dari semalam, segera cuci pakaian
kotor.
- Cucilah pakaian dengan detergen dan mesin cuci, gunakan cairan
antiseptik pada bilasan terakhir.
- Pisahkan pakaian orang dewasa dan anakanak dalam proses pencucian
& penyimpanan.
- Untuk pengendara motor, pastikan kebersihan kelengkapan yang
digunakan. Cucilah secara rutin atau semprotkan cairan khlorin.
g. Kebersihan Diri
Kebersihan diri merupakan hal paling utama dalam menjaga kesehatan
pribadi. Gunakan air bersih untuk upaya-upaya dibawah ini. Khusus untuk cuci
tangan harus menggunakan air yang mengalir. Upaya dapat yang dilakukan yaitu:
- Mandi minimal 2 hari sekali dengan sabun, jika memungkinkan dengan
sabun antispetik. Menyikat gigi dengan benar dan gunakan pasta gigi yang
mengandung fluoride & antiseptik herbal
- Jika terpaksa tetap kerja di luar, sampai rumah segeralah mandi dan
mencuci rambut, jangan kontak dengan keluarga sebelum mandi.
- Jangan lupa mencuci tangan memakai sabun dengan air mengalir. Jangan
sentuh mulut, hidung dan mata sebelum cuci tangan.
- Jika batuk dan bersin, gunakan lengan atas bagian dalam atau tisu yang
langsung dibuang.
- Jangan meludah di sembarang tempat.
- Jagalah kebersihan dan potong kuku kaki dan tangan anda.
- Jika terpaksa keluar rumah dan sedang tidak sehat, selalu gunakan masker.
- Jika susah mendapatkan sabun dan air, cucilah tangan menggunakan hand
sanitizer.
h. Menjaga Kesehatan Mental
Kesehatan mental merupakan terhindarnya seseorang dari keluhan dan
gangguan mental baik berupa neurologis maupun psikis. Kesehatan mental adalah
terhindarnya seseorang dari gangguan dan penyakit jiwa (Hamid, 2017) Kondisi
mental akan mempengaruhi daya tahan tubuh kita, jika kondisi mental kita baik,
kemungkinan tubuh akan menjadi lebih kuat.
 Mengelola Keadaan Psikologis Diri Sendiri
- Hanya menerima informasi tentang Covid-19 dari sumber terpercaya
dan dipastikan kebenarannya.
- Hindari berita yang tidak jelas yang membuat panik. Berusaha untuk
terus menjaga kesehatan dan kebersihan, upaya tersebut dapat
mengurangi kecemasan diri.
- Menyempatkan menghirup udara segar  dan merasakan kehangatan
matahari pagi akan memberikan ketenangan serta sugesti untuk
produktif sejak pagi hari.
 Selalu Berpikir Positif
- Berfikir positif dengan pertolongan Tuhan bahwa dengan menjaga daya
tahan tubuh dan mematuhi setiap himbauan, ancaman coronavirus
disease 2019 (covid-19) akan cepat berlalu.
- Berfikir positif bahwa instruksi dirumahaja memberikan peluang
semakin dekat dengan Tuhan
- Berfikir positif bahwa setiap takdir Tuhan pasti membawa hikmah.
- Tetaplah produktif dan jangan membuang-buang waktu dengan berfikir
yang negatif.
- Tetaplah bersilaturrahmi lewat medsos, video call, dll. Saling
terhubung sama dengan berbagi dukungan sosial.
-
H. Pengobatan Tradisional Pencegahan COVID-19
Berikut contoh khasiat ramuan tanaman obat untuk meningkatkan daya tahan tubuh
menurut Kemenkes (2020):
a. Ramuan 1
1) Bahan
a) Jahe Merah : 2 Ruas Ibu Jari
b) Jeruk Nipis : 1 Buah
c) Kayu Manis : 3 Jari
d) Gula Merah : Secukupnya
e) Air : 3 Cangkir
2) Cara Pembuatan
Cuci bersih semua bahan, jahe merah dicuci bersih dan digeprek. Rebus air
hingga mengeluarkan banyak uap, kecilkan api dan rebus semua bahan yang
sudah disiapkan bersama dengan gula merah selam 15 menit. Kemudian
saring dalam keadaan dingin.
3) Cara Pemakaian
Ramuan diminum 1 kalis sehari sebanyak satu setengah cangkir

b. Ramuan 2
1) Bahan
a) Kunyit : 1 Ruas Ibu Jari
b) Lengkuas : 1 Ruas Ibu Jari
c) Jeruk Nipis : 1 Buah
d) Air : 3 Cangkir
e) Gula Merah : Secukupnya
2) Cara Pembuatan
Cuci bersih semua bahan, kunyit dan lengkuas digeprek. Kemudian rebus air
hingga mendidik, kecilkan api dan masukan semua bahan, tunggu kira-kira
hingga setengh dan matikan, saring dalam keadaan dingin.
3) Cara Pemakaian
Ramuan diminum 2x sehari sebanyak 1 ½ cangkir.
c. Ramuan 3
1) Bahan
 Pegagan : 1 Jumput
 Jahe merah : 1 Ruas Ibu Jari
 Temulawak : 1 Iris
 Gula Aren : Secukupnya
 Air : 1,5 Gelas
2) Cara Pembuatan
Pegagan dicuci sampai bersih, kemudian rebus air sampai mendidik, setelah
mendidih kecilkan api dan masukkan pegagan yang sudah disiapkan. Tunggu
sampai air tersisa kira-kira 2 gelas, sesudah dingin disaring, tembahkan perasan
jeruk nipis.
3) Cara Pemakaian
Diminum 2x sehari 1 gelas
d. Ramuan 4
1) Bahan
a) Kencur : 50 gram yang sudah dikupas
b) Beras : 100 gram
c) Daun pandan : 3 lembar
d) Gula aren : Secukupnya
e) Air : 2300 ml
2) Cara Pembuatan
Sangrai beras hingga kekuningan. Haluskan beras, kencur dan gula.
Masukkan ke dalam air sampai mendidik, tambahkan pandan kemudian
disaring.
3) Cara Pemakaian
Minum 2x sehari
e. Ramuan 5
a. Bahan
a) Daun Kelor : 2 genggam
b) Air : 2 Cangkir
b. Cara Pembuatan
Rebus air sampai mendidih, masukan daun kelor lalu matikan api dan saring
sesudah dingin.
c. Cara Pemakaian
a. Dewasa : 2x sehari 1 cangkir
b. Anak : 2x sehari ½ cangkir
f. Ramuan 6
1) Bahan
a) Bawang putih tunggal (lanang) : 2 butir
b) Air hangat : 1 gelas
c) Madu : Secukupnya
2) Cara Pembuatan
Bawang putih dicuci bersih dan dimemarkan sampai halus, kemudian
campurkan ke dalam air hangat dan tambahkan madu, aduk hingga larut.
3) Cara Pemakaian
Ramuan diminum 2x sehri sebanyak secukupnya.
PRE PLANNING
SOSIALISASI DAN PELATIHAN SATGAS COVID-19 DI RW 012
KELURAHAN TOBEK GODANG KECAMATAN TAMPAN PEKANBARU

OLEH :
KELOMPOK IV

Abdul Khoiruddin, S.Kep Dian Permata Ningtyas, S.Kep


Aska Rahim, S. Kep Giatri Rahma Sari, S. Kep
Akheri Ramadhanti, S.Kep Dhea Putri Primadana Arum, S. Kep
Fitri Amelia, S. Kep Furti Okliantoni Pratiwi, S. Kep
Clarissa Stefany, S. Kep Khansa Rizki Syukrina, S. Kep
Endah Rizki Ayunita, S. Kep Mashita Dewi, S. Kep
Inka Selvia, S. Kep Putri Ayu Suryawan, S. Kep

PROFESI KEPERAWATAN KOMUNITAS DAN KELUARGA


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS RIAU
2020
PRE PLANNING SOSIALISASI DAN PELATIHAN SATGAS COVID-19
DI RW 012 KELURAHAN TOBEK GODANG
KECAMATAN TAMPAN
PEKANBARU

A. Latar Belakang
Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) telah dinyatakan oleh WHO sebagai global
pandemic dan di Indonesia dinyatakan sebagai jenis penyakit yang menimbulkan
kedaruratan kesehatan masyarakat serta bencana nonalam, yang tidak hanya
menyebabkan kematian tapi juga menimbulkan kerugian ekonomi yang cukup besar,
sehingga perlu dilakukan upaya penanggulangan termasuk pencegahan dan
pengendaliannya. Masih ada masyarakat di RW 12 kelurahan Tobekgadang yang
berperilaku kurang baik terhadap pencegahan covid-19 seperti jarang menjaga jarak di
keramaian (17%), jarang melakukan olahraga ringan didalam rumah (36%), jarang mandi
dan mengganti baju setelah beraktivitas diluar rumaah (19%), jarang menganjurkan tamu
untuk menggunakan masker & mencuci tangan sebelum masuk ke rumah (31%), jarang
berjemur di bawah sinar matahari pagi (40%). Pengetahuan masyarakat tentang
pencegahan covid-19 di RW 12 kelurahan Tobek Gadang masih ada yang cukup baik
(14,1%), bahkan ada yang kurang baik (3,1%). Sikap masyarakat terhadap upaya
pencegahan covid-19 di RW 12 kelurahan Tobek Gadang masih ada yang negatif (3,1).
Masalah ini secara tidak langsung mempengaruhi tingkat kesadaran masyarakat terhadap
masalah yang dihadapi
Berdasarkan peraturan Presiden Nomor 82 Tahun 2020 tentang Komite
Penanganan Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) dan Pemulihan Ekonomi Nasional
serta edaran Kementerian Dalam Negeri untuk membentuk desk perubahan perilaku.
Dalam hal perumusan kebijakan pelaksanaan perubahan perilaku adaptasi kehidupan
baru dalam masyarakat produktif dan aman Covid-19, Pemerintah Daerah membentuk
Satuan Tugas Penanganan Corona Virus Disease (Covid-19) Daerah (Kemenkes, 2020).
Pembentukan Satgas Penanganan Covid-19 di daerah diharapkan mampu
menyelesaikan permasalahan pelaksanaan kebijakan strategis yang berkaitan dengan
penanganan COVID-19 dan dapat segera mengambil langkah – langkah kebijakan
srategis yang diperlukan dalam rangka percepatan penanganan Covid-19 di daerah
sehingga pelaksanaan penanganan menjadi efektif, efisien, dan tepat sasaran
(Kemendagri, 2020). Beragam upaya yang dapat dilakukan Satgas Penanganan Covid-19
mengakhiri pandemi Covid-19 ini dengan cara mengajak seluruh masyarakat menjadi
garda terdepan dengan menerapkan 3 utama yaitu wajib menjaga iman, aman dan imun.
Iman dimaknai dengan menjalankan ibadah sesuai agama dan kepercayaan masing-
masing. Aman diartikan sebagai kepatuhan totalitas terhadap protokol kesehatan
pencegahan Covid-19 yang dikenal dengan istilah 3M (memakai masker, menjaga jarak
dan menghindari kerumunan, serta mencuci tangan pakai sabun). Sedangkan Imun harus
dijaga diantaranya dengan mengonsumsi makanan bergizi, menjaga kesehatan mental,
rajin berolahraga, dan beristirahat cukup.
Dalam konteks aman, perilaku wajib 3M harus menjadi kebiasaan seluruh
masyarakat RW 012 Tobek godang, tanpa terkecuali. Masih cukup banyak masyarakat
yang enggan melaksanakan 3M secara konsisten. Padahal, kepatuhan terhadap 3M
mutlak menjadi prasyarat memutus rantai penularan Covid-19.
Oleh karena itu, untuk meningkatkan kepatuhan dan pengetahuan masyarakat di
mengenai upaya pencegahan covid-19 dibentuknya satgas covid-19 tingkat RW. Dengan
dibentuknya satgas covid-19 dan diberikannya pelatihan pada satgas tersebut diharapkan
dapat mencegah resiko terjadinya masalah covid-19 dan meningkatkan kesadaran
masyarakat mengenai pentingnya 3M tersebut. Dan juga masyarakat mampu
menganalisa masalah kebersihan dan kesehatan di lingkungannya masing-masing, mulai
dari rumah masing-masing warga sampai lingkungan se-RW, mulai dari adanya tanda
dan gejala penyakit covid-19 sampai tindakan apa yang harus dilakukan jika gejala
timbul.
RW 12 merupakan salah satu RW yang terdapat di Kelurahan Tobek godang,
berdasarkan hasil survey yang telah dilakukan masih banyak masyarakat di RW 12
Tobek godang yang tidak menggunakan masker saat berada diluar rumah, untuk itu perlu
dilakukan sosialisasi dan pelatihan pada satgas covid-19 oleh anggota satgas bersama
Mahasiswa Ners Praktik Profesi Fakultas Keperawatan Universitas Riau selaku
fasilitator. Dengan dilakukannya sosialisasi dan pelatihan satgas covid-19 di RW 12
diharapkan dapat menimbulkan kesadaran dan motivasi masyarakat dalam mencegah
timbulnya penyakit covid-19, mengatasi masalah kesehatan dan meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat khususnya di RW 12 Kelurahan Tobek Godang secara optimal dan
berkesinambungan dengan cara mematuhi atuan 3M
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan pelatihan kepada Satgas covid-19 di RW 12 diharapkan
dapat meningkatkan pengetahuan anggota satgas terhadap upaya pencegahan covid-
19.
2. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan sosialisai dan pelatihan satgas covid-19, diharapkan
masyarakat mampu untuk:
a. Mengetahui definisi covid-19 dan satgas covid-19
b. Mengetahui maksud dan tujuan pelatihan satgas covid-19;
c. Mengetahui fungsi dari satgas covid-19
d. Mengetahui peran dari satgas covid-19
e. Menggetahu strategi dari penanganan covid-19
f. Mengetahui tugas dari bidang satgas covid-19
C. PELAKSANAAN KEGIATAN
1. Judul kegiatan
Kegiatan ini berjudul yaitu “Sosialisasi dan Pelatihan Satgas covid-19”.
2. Peserta
a. Anggota satgas
b. Mahasiswa praktik profesi ners fakultas keperawatan unri
3. Metode
a. Diskusi/ceramah secara online
4. Media dan alat
a. Laptop/handphone
5. Waktu dan Tempat
Waktu : Rabu, 16 Desember 2020
Pukul : 09.00 WIB
Tempat : Via Google meet
6. Uraian Tugas
a. Penanggung Jawab : Abdul Khoiruddin, S.Kep
Ketua Panitia : Mashita Dewi, S.Kep
Tugas : Mengkoordinasi persiapan, pelaksanaan kegiatan dan
mensosialisasikan hasil pengkajian
b. Pembawa Acara : Inka Silvia , S.Kep
Tugas : Membuka acara, menjelaskan tujuan, membuat kontrak
waktu dan menutup kegiatan
c. Notulen : Dian Permata Ningtiyas , S.Kep
Tugas : Menyiapkan surat menyurat, mencatat hasil
musyawarah dan kegiatan
d. Observer : Khansa Riski Syukrina, S.Kep
Tugas : Mengamati jalannya kegiatan dan membuat laporan
hasil kegiatan
e. Dokumentasi : Fitri Amelia, S.Kep
Tugas : Mendokumentasikan kegiatan musyawarah
f. Fasilitator : Akheri Ramadhanti, S.Kep
Furti Okliantoni, S.Kep
Dhea Putri Primadana Arum, S.Kep
Putri Ayu Suryawan, S.Kep
Giatri Rahma Sari, S.Kep
Aska Rahim, S.Kep
Endah Rizki, S. Kep
Clarissa Stefany, S. Kep
Tugas : Memfasilitasi peserta untuk berpartipasi aktif dalam
mengikuti acara, mendorong inisiatif dari peserta
dalam pelatihan satgas covid-19
7. Susunan Acara
NO ACARA METODE WAKTU
1. Pembukaan Ceramah 5 menit

2. Kata sambutan dari:


a. Ketua Panitia Sosialisasi dan Ceramah 5 menit
perkenalan mahasiswa

3. Pelatihan Satgas Covid-19 Ceramah dan diskusi 15 menit

4. Do’a Ceramah 5 menit

5. Penutup Ceramah 3 menit


F. KRITERIA EVALUASI
1. Evaluasi struktur
a. 65 % undangan menghadiri acara sosialisasi dan pelatihan satgas covid-19;
b. Tempat dan media serta alat tersedia sesuai rencana;
c. Peran dan tugas mahasiswa sesuai rencana;
d. Pre planning sudah dikonsulkan.
2. Evaluasi proses
a. Pelaksanaan kegiatan sosialisasi dan pelatihan sesuai dengan waktu
yang direncanakan;
b. Undangan dan mahasiswa mengikuti kegiatan dari awal sampai
akhir;
c. Anggota satgas covid-19 berperan akif selama pertemuan.
3. Evaluasi hasil
a. 90 % anggota satgas covid di RW 12 Kelurahan Tobek godang
memahami upaya penanggulangan covid
b. 90% kepengurusan Satgas covid-19 Kelurahan Tobek godang
mampu mengulang kembali materi secara singkat.
Lampiran 1
SUSUNAN PANITIA PELATIHAN SATGAS COVID-19
RW 12

1. Penanggung Jawab : Abdul Khoiruddin, S.Kep


2. Ketua panitia : Mashita Dewi, S. Kep
3. Sekretaris : Dian Permata, S. Kep
4. Bendahara : Putri Ayu, S.Kep
5. Seksi-seksi
Seksi Acara : Inka Selvia, S.Kep
Akheri Ramadhanti, S.Kep
Seksi Humas : Furti Okliantoni, S.Kep
Endah Rizki, S.Kep
Seksi Perlengkapan : Clarissa Stefanny, S.Kep
Fitri Amelia, S.Kep
Khansa Rizki Syukrina, S.Kep
Giatri Rahma, S.Kep
Seksi Dokumentasi : Dhea putri, S.Kep
Aska Rahim , S. Kep

Pekanbaru, 5 Desember 2020


Ketua Pelaksana

Mashita Dewi, S.Kep


Lampiran 2
RINGKASAN MATERI

A. Pengertian
Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) merupakan penyakit menular yang
disebabkan oleh Coronavirus jenis baru. Penyakit ini diawali dengan munculnya kasus
pneumonia yang tidak diketahui etiologinya di Wuhan, China pada akhir Desember 2019
(Li et al, 2020).
Satuan tugas  Coronavirus Disease 2019 adalah sebuah kelompok  yang
dibentuk pemerintah Indonesia untuk mengkoordinasikan kegiatan antar lembaga dalam
upaya mencegah dan menanggulangi dampak penyakit koronavirus baru di Indonesia.
Gugus tugas ini dibentuk pada 13 Maret 2020 berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 7
Tahun 2020 tentang Gugus Tugas Percepatan Penanganan Corona Virus Disease 2019
dan berada di bawah serta bertanggung jawab langsung pada presiden Indonesia.
B. Maksud dan Tujuan
1) Maksud :
Maksud dari peresmian dan pelatihan Satgas Covid-19 ini adalah sebagai acuan
bagi masyarakat di daerah RW 12 kelurahan Tobekgodang dalam melakukan
langkah-langkah pencegahan Covid-19, pembinaan terhadap Satgas covid-19 di RW
12 kelurahan Tobekgodang.
2) Tujuan
a. Adanya keseragaman mengenai pengetahuan tentang upaya pengendalian Covid-
19 di ruang lingkup RW 12 kelurahan Tobekgodang
b. Adanya koordinasi antar Satgas Covid-19 dengan masyarakat RW 12 kelurahan
Tobekgodang yang dibentuk pemerintah daerah Provinsi/ Kabupaten/Kota
c. memberikan petunjuk yang jelas bagi masyarakat dalam upaya yang dilakukan
jika terdapat gejala covid-19 dalam keluarga
C. Fungsi Satgas Covid-19
1. Memantau warga yang memiliki status ODP, PDP dan Positif COVID-19.
2. Melaporkan ODP yang tidak memiliki ruang karantina mandiri ke perangkat RW.
3. Mendata warga dengan status ODP, PDP dan Positif COVID-19 yang perlu disantuni.
4. Memastikan warga wilayah masing- masing mematuhi aturan physical distancing.
D. Peran dalam penanggulangan pandemi Covid-19
1. Mengaktifkan grup whatsapp dengan warga, untuk memantau situasi.
2. Perangkat RT mencatat pergerakan keluar dan masuk warga/tamu dan melaporkannya
ke Satgas Covid-19 RW 12.
3. Menginformasikan langkah tepat pencegahan penularan COVID-19 pada warga
sekitar.
4. Mengidentifikasi, mendata dan melaporkan warga dengan gejala COVID-19 ke
perangkat puskesmas
5. Mengedukasi warga dengan gejala COVID-19 dan tetangga yang sempat kontak
untuk isolasi mandiri di rumah.
6. Melapor kepada kelurahan jika ada warga yang tidak memungkinkan untuk
melakukan isolasi mandiri, agar dipindah ke lokasi 'isolasi bersama' yang sudah
ditentukan oleh kelurahan.
7. Menindaklanjuti perkembangan laporan setelah 3 jam melapor kepada kelurahan.
8. Bersama perangkat RT,RW dan Kelurahan mengedukasi warga sekitar agar tidak
memberi stigma buruk kepada ODP, PDP atau Positif COVID-19.
9. Bersama perangkat RW/RT mengkoordinasikan distribusi bantuan pemerintah kepada
warga terdampak COVID-19.
E. Strategi Penanganan
Satgas Penanganan Covid-19 membentuk Bidang Perubahan Perilaku untuk
menangani permasalahan penularan Covid-19 di hulu, yaitu dengan mendorong
percepatan perubahan perilaku masyarakat agar secara konsisten menjalankan 3M.
Perubahan perilaku manusia terjadi akibat dua dorongan, yakni dorongan dari dalam diri
sendiri dan dorongan dari luar. Idealnya, perubahan perilaku berasal dari kesadaran
dalam diri. Untuk menciptakan motivasi internal ini, akan dilakukan edukasi dan
sosialisasi secara masif. Empat strategi intervensi untuk membangun kesadaran dari
dalam diri, yaitu:
1) Nasehat, memberi informasi yang benar dan masif agar masyarakat memahami
pentingnya perilaku 3M.
2) Dorongan, mengingatkan secara berulang-ulang, mendorong tersedianya fasilitas
agar masyarakat mudah menjalankan protokol kese hatan 3M, dan mengembangkan
inovasi dan kreativitas daerah untuk menyukseskan program tersebut.
3) Insentif, memberi penghar gaan atas perubahan yang terjadi.
4) Hukuman, memberi sanksi bagi yang belum patuh.
F. Tugas satgas covid-19
1) Merangkul seluruh komunitas untuk bekerja sama mengkampanyekan Gerakan 4M
(Memakai Masker, Mencuci Tangan, Menjaga jarak, Menghindari Keramaian) dengan
tujuan utama perubahan perilaku.
2) Melakukan analisa yang matang, mendalam, dan berdasarkan evidence-based untuk
memperhitungkan dampak sosial dan peningkatan kegiatan ekonomi masyarakat yang
dengan memastikan keamanan dan keselamatan tenaga penyedia layanan kesehatan
sebagai garda terdepan serta memberikan layanan bagi masyarakat sesuai Standar
Pelayanan Minimal (SPM).
3) Menyiapkan dan menyiagakan segala bentuk sumberdaya dan fasilitas kesehatan yang
dimiliki, antara lain dengan bekerjasama dengan rumah sakit swasta sebagai rujukan
penderita Covid-19, menambah ruang isolasi di rumah sakit maupun di fasilitas
kesehatan dan pendukung lainnya, serta meningkatkan kapasitas Puskesmas atau
layanan kesehatan primer untuk berperan dalam upaya pencegahan dan penanganan
Covid-19.
4) Melakukan refocussing kegiatan untuk menjamin kemudahan pelaksanaan upaya
pencegahan, pengendalian, dan penanggulangan wabah Covid-19 di daerah
sebagaimana amanat Inpres Nomor 4 Tahun 2020 tentang Refocussing Kegiatan,
Realokasi Anggaran, serta Pengadaan Barang dan Jasa Dalam Rangka Penanganan
Covid-19 sesuai Surat Edaran Kepala LKPP Nomor 3 Tahun 2O2O tentang
Penjelasan Atas Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Dalam Rangka Penanganan
Covid-19," Sebutnya.
5) Melaksanakan sosialisasi pembatasan sosial (social distancing) dan karantina mandiri
(self-quarantine) serta perubahan perilaku yang melibatkan desk/tim perubahan
perilaku di tingkat provinsi dan kabupaten/kota yang terdiri dari unsur PentaHelix,
semua jajaran Pemerintah, Akademisi, Bisnis, Komunitas, Media dan menjadi bagian
dari Satgas setempat.
6) Dalam hal pembatasan sosial menyebabkan dampak bagi kelompok masyarakat
dengan penghasilan rendah, maka daerah dapat memberikan bantuan sosial," jelasnya.
7) Mengadopsi strategi dasar Satgas Nasional dan melengkapinya dengan kebijakan
khusus perubahan perilaku yang spesifik di tingkat Kota Pekanbaru. Kemudian juga
bertugas melakukan konsultasi dan melaporkan perkembangan pelaksanaan operasi
perubahan perilaku serta antisipasi dan penanganan dampak penularan Covid-19
secara berkala kepada Satgas Penanganan Covid-19
G. Bidang tugas satgas
1) Satgas Kesehatan
a) Mendata setiap orang yang keluar masuk
b) Mencegah penyebaran dan penularan covid-19 dengan membawa orang yang
teridentifikasi PDP ke Rumah Sakit rujukan
c) Memastikan dan update data siapa saja yang berstatus OTG,ODP dan PDP
d) Mengupayakan ODP dan OTG karantina mandiri 14 hari
e) Memastikan: lokasi strategis tersedia cuci tangan, penyemprotan desinfektan secara
rutin, warga tertib keluar rumah memakai masker, jaga jarak fisik antar warga 1,5-2
meter
f) Memberikan pelayanan kesehatan: pemeriksaan suhu badan, pengecekan gejala
covid-19, pengecekan tempat cuci tangan
g) Mendorong praktik hidup bersih dan sehat, makan minum seimbang, olahraga,
mandi teratur, istirahat cukup, dan lingkungan bersih
h) Berkoordinasi dengan petugas kesehetan daerah untuk pemeriksaan lanjut jika ada
kondisi darurat
2) Satgas ekonomi
a. Mendata kebutuhan dasar masyarakat
b. Mendata warga yang tidak mampu menyediakan kebutuhan dasar
c. Mengupayakan secara maksimal agar warga bisa dibantu
d. Memastikan bantuan tepat sasaran
e. Memastikan kegiatan seperti, bertani, berkebun, dan berdagang tetap berjalan
dengan memperhatikan protokol kesehatan
f. Melayani kebutuhan makan sehari-hari warga yang karantina mandiri

3) Satgas sosial & ekonomi


a. Bersama tim kesehatan melakukan pencatatan orang masuk dan keluar di lingkungan
RW
b. Membuat jadwal giliran ronda
c. Menghindari kerumunan
d. Memastikan yang berstatus ODP dan OTG untuk tidak keluar rumah
e. Menyiapkan data pilah penerimaan bantuan agar seluruh bantuan tepat sasaran dan
tepat guna
f. Memastikan kelompok lansia, difabel, ibu hamil, serta anak-anak mendapat
perlindungan
g. Memastikan seluruh kegiatan sosial dilakukan secara gotong royong
PRE PLANNING
PEMBAGIAN MASKER SECARA GRATIS KEPADA MASYARAKAT BERSAMA
KELOMPOK PEMUDA BEKERJASAMA DENGAN
BNPB BKKBN

OLEH :
KELOMPOK IV

Abdul Khoiruddin, S.Kep Dian Permata Ningtyas, S.Kep


Aska Rahim, S. Kep Giatri Rahma Sari, S. Kep
Akheri Ramadhanti, S.Kep Dhea Putri Primadana Arum, S. Kep
Fitri Amelia, S. Kep Furti Okliantoni Pratiwi, S. Kep
Clarissa Stefany, S. Kep Khansa Rizki Syukrina, S. Kep
Endah Rizki Ayunita, S. Kep Mashita Dewi, S. Kep
Inka Selvia, S. Kep Putri Ayu Suryawan, S. Kep

PROFESI KEPERAWATAN KOMUNITAS DAN KELUARGA


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS RIAU
2020
PEMBAGIAN MASKER SECARA GRATIS KEPADA MASYARAKAT BERSAMA
KELOMPOK PEMUDA BEKERJASAMA DENGAN
BNPB BKKBN

A. LATAR BELAKANG

Masalah kesehatan komunitas (masyarakat) merupakan masalah bersama yang


memerlukan pemecahan masalah secara bersama-sama dengan melibatkan berbagai
elemen yang ada dimasyarakat itu sendiri. Dalam upaya untuk mengenal dan
menyelesaikan masalah kesehatan yang terjadi di lingkungan dimana masyarakat
tersebut berada, Diperlukan adanya peran serta masyarakat yang melibatkan kader, tokoh
masyarakat dan tokoh agama yang ada (Mubarak, 2009). Tujuan dari keperawatan
komunitas adalah kemampuan dan kemandirian fungsional masyarakat untuk
pencegahan dan peningkatan kesehatan masyarakat melalui upaya-upaya pelayanan
keperawatan masyarakat terhadap individu, keluarga dan kelompok dalam konteks
komunitas (Mubarak, 2009).
Berdasarkan hasil pengkajian yang diperoleh mahasiswa dari penyebaran angket,
winshield survey, dan hasil wawancara yang dilaksanakan pada tanggal 23 November-2
Desember 2020 di RW 012 Kelurahan Tobekgodang Kecamatan Tampan terakit upaya
pencegahan dan penanggulangan Covid-19 diperoleh data bahwa sebagian besar
keluarga memiliki tingkat perilaku yang kurang baik terkait upaya pencegahan dan
penggulangan Covid-19 yaitu sebesar 70,30% keluarga. Untuk perilaku pemakaian
masker ketika berada diluar rumah atau di fasilitas umum didapatkan data sebanyak 3
keluarga (5%) jarang memakai masker. Sedangkan untuk data ketersediaan masker
ditemukan 1 keluarga (2%) yang tidak tersedia masker di rumahnya. Salah satu RT di
RW 012 Kelurahan Tobekgodang pada saat diwawancarai mengatakan bahwa warga
sudah jarang menggunakan masker apabila berada diluar rumah, kecuali saat bepergian
jauh, anak anak juga sering bermain saat sore hari namun tidak terlihat menggunakan
masker. Pemeriksaan winshield survey juga didapatkan bahwa terdapat banyak warga
yang masih tidak menggunakan masker saat berada diluar rumah.
Penggunakan masker pada saat pandemi Covid-19 merupakan hal yang wajib
dilakukan ketika berpergian keluar rumah. Masker menjadi hal yang esensial karena
mampu menangkal virus ataupun bakteri yang akan masuk ke mulut ataupun hidung
seseorang. Pentingnya ketersediaan masker dibutuhkan untuk meningkatkan kesadaran
masyarakat untuk mencegah dan menanggulangi Covid-19. Oleh sebab itu, untuk
membantu ketersediaan masker bagi masyarakat, maka dilakukan kegiatan pembagian
masker sekaligus mengingatkan masyarakat akan pentingnya penggunaan masker
tersebut.
Pada kegiatan pembagian masker secara gratis yang akan dilakukan di RW 012
Kelurahan Tobekgodang Kecamatan Tampan Pekanbaru dengan melibatkan peran serta
kelompok pemuda dan lintas sektor (BNPB BKKBN) dengan tujuan untuk membantu
ketersediaan masker sekaligus mengingatkan masyarakat akan pentingnya penggunaan
masker.
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum

Setelah dilakukan kegiatan pembagian masker di RW 012 Kelurahan


Tobekgodang Kecamatan Tampan Pekanbaru diharapkan masyarakat dapat
menerapkan perilaku sesuai dengan protokol kesehatan terutama dalam hal
peemakaian masker ketika melakukan kegiatan diluar rumah.
2. Tujuan Khusus
a. Membantu ketersediaan masker bagi masyarakat RW 012 Kelurahan
Tobekgodang Kecamatan Tampan Pekanbaru
b. Meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya pemakaian masker
sebagai salah satu upaya pencegahan dan penanggulangan Covid-19
c. Menjalin kerjasama yang baik antara masyarakat (kelompok pemuda) dan lintas
sektor terkait dalam pencegahan dan penanggulangan Covid-19.
C. PELAKSANAAN KEGIATAN
1. Judul Kegiatan
Bekerjasama dengan BNPB BKKBN Kota Pekanbaru untuk melakukan pembagian
masker secara gratis kepada masyarakat RW 012 Kelurahan Tobekgodang bersama
dengan kelompok pemuda.
2. Waktu dan Tempat Pelaksanaan
Hari/ Tanggal : Kamis/ 17 Desember 2020
Waktu : 16.00 WIB
Tempat : RW 012 Kelurahan Tobekgodang Kecamatan Tampan
Pekanbaru
3. Metode dan Media
Metode : Pembagian masker secara langsung di jalan yang sering dilalui
masyarakat dan keliling wilayah RW 012 Kelurahan Tobekgodang Kecamatan
Tampan Pekanbaru.
Media : Masker
4. Pengorganisasian
a. Setting Tempat
1) Jl. Rajawali (Dekat simpang KUA)
 Inka Selvia
 Clarissa Steffany
 Putri Ayu Suryawan
2) Jl. Rajawali (Simpang masuk Jl. Rajawali dari Jl. HR. Soebrantas)
 Furti Okliantoni Pratiwi
 Akheri Ramadhanti
 Mashita Dewi
3) Wilayah RW 012 Kelurahan Tobekgodang (Keliling)
 Dhea Putri Primadana Arum
 Endah Rizki Ayunita
 Giatri Rahma Sari
c. Susunan Acara

No Waktu Kegiatan Durasi Penanggung Jawab


(Pukul)
1 16.00-17.00 Penatalaksanaan 60 Menit  Furti Okliantoni
WIB e. Breafing dan Pratiwi
pembagian tim  Inka Selvia
f. Doa bersama  Tim BNPB BKKBN
g. Pembagian masker Kota Pekanbaru
h. Breafing Penutup  Kelompok pemuda
RW 012 Kelurahan
Tobekgodang
d. Uraian Tugas
1) Ketua

Furti Okliantoni Pratiwi


Tugas: Mengkoordinir persiapan dan pelaksanaan kegiatan
2) Seksi Humas

Inka Selvia
Tugas: Menghubungi pihak yang berkaitan dengan kegiatan
3) Observer

Dhea Putri Primadana Arum, Akheri Ramadhanti, Clarissa Steffany


Tugas: Mengobservasi selama kegiatan berlangsung dan membuat laporan hasil
kegiatan
4) Dokumentasi

Fitri Amelia, Aska Rahim


Tugas: Mendokumentasikan seluruh hasil kegiatan
5) Seksi Konsumsi

Putri Ayu Suryawan, Endah Rizki Ayunita, Giatri Rahma Sari


Tugas: Bertanggung jawab terhadap penyediaan konsumsi
6) Seksi Perlengkapan

Abdul Khoiruddin, Mashita Dewi, Khansa Rizki Syukrina, Dian Permata


Ningtyas
Tugas: Bertanggung jawab terhadap penyediaan alat dan media yang dibutuhkan
dalam acara
e. Penerapan Protokol Kesehatan

Selama kegiatan berlangsung pelaksana kegiatan diwajibkan:


1) Memakai masker/face shield
2) Mencuci tangan/memakai handsanitizier
D. KRITERIA EVALUASI
1. Evaluasi struktur
a. Tempat dan alat sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan
b. Peran dan tugas mahasiswa sesuai dengan perencanaan
2. Evaluasi proses
a. Pelaksanaan kegiatan sesuai dengan waktu yang telah direncanakan
b. Pelaksana kegiatan berperan aktif selama kegiatan

3. Evaluasi hasil
a. Mahasiswa dan masyarakat mampu menerapkan protokol kesehatan di
wilayah RW 012 Kelurahan Tobekgodang dalam upaya upaya pencegahan dan
penanggulangan COVID 19.
b. Masyarakat di wilayah RW 012 Kelurahan Tobekgodang bisa meningkatkan
kesadaran dari pentingnya memakai masker ketika melakukan kegiatan diluar
rumah selama masa pandemi.
c. Masyarakat di wilayah RW 012 Kelurahan Tobekgodang bisa menerapkan dan
meningkatkan perilaku memakai masker ketika melakukan kegiatan diluar
rumah selama masa pandemi.
PRE PLANNING SENAM AEROBIK UNTUK MENINGKATKAN IMUNITAS
DIMASA PANDEMI COVID-19 DI RW 012 KELURAHAN TOBEKGODANG
KECAMATAN TAMPAN
PEKANBARU

OLEH :
KELOMPOK IV

Abdul Khoiruddin, S.Kep Dian Permata Ningtyas, S.Kep


Aska Rahim, S. Kep Giatri Rahma Sari, S. Kep
Akheri Ramadhanti, S.Kep Dhea Putri Primadana Arum, S. Kep
Fitri Amelia, S. Kep Furti Okliantoni Pratiwi, S. Kep
Clarissa Stefany, S. Kep Khansa Rizki Syukrina, S. Kep
Endah Rizki Ayunita, S. Kep Mashita Dewi, S. Kep
Inka Selvia, S. Kep Putri Ayu Suryawan, S. Kep

PROFESI KEPERAWATAN KOMUNITAS DAN KELUARGA


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS RIAU
2020
PRE PLANNING SENAM AEROBIK UNTUK MENINGKATKAN IMUNITAS
DIMASA PANDEMI COVID-19 DI RW 012 KELURAHAN TOBEKGODANG
KECAMATAN TAMPAN
PEKANBARU

A. Latar Belakang
Salah satu permasalahan dunia yang terjadi satu tahun ini dan belum bisa
diselesaikan adalah pandemi Covid-19. Pandemi ini membuat mengharuskan
masyarakat untuk tetap berada dirumah masing-masing. Dimasa pandemi ini
penting bagi setiap orang untuk menjaga imunitas dalam tubuh untuk mencegah
terhindarnya Covid-19. Salah satu upaya penanggulangan covid 19 dengan
meningkatkan imunitas. Selain menghindari stres masyarakat juga di sarankan
untuk melakukan senam. senam merupakan bentuk latihan fisik yang secara
sistematis disusun dengan gerakan-gerakan yang terpilih dan terencana untuk
mencapai tujuan seperti daya tahan tubuh, kekuatan, kordinasi membentuk
tubuh yang ideal dan meningkatkan kesehatan tubuh (Candra setiabudi &
Efendi, 2020). Salah satu senam yang dapat meningkatkan kekebalan tubuh
adalah latihan aerobik.
Latihan erobik yang dilakukan secara teratur dengan takaran yang cukup
akan memperbaiki kinerja jantung dan paru-paru, seseorang yang menderita
covid 19 mengalami masalah pada sistem pernafasannya sehingga senam
aerobik ini efektif untuk meningkatkan kerja jantung dan paru-paru
(Candrawati, 2016). Senam aerobik ini latihan yang menggabungkan berbagai
gerak, berirama, teratur, dan terarah serta pembawaannya yang
menggembirakan serta di dukung jenis musik yang riang. Selama pandemi
covid 19 sebelum melakukan gerakan senam masyarakat wajib untuk
mematuhi protokol kesehatan 3M yaitu menggunakan masker, menjaga jarak
dan mecuci tangan serta juga dapat menggunakan hand sanitaizer yang berguna
untuk menjaga kebersihan tangan, pasalnya tangan adalah bagian tubuh yang
sangat rentan dan dapat dengan mudah menjadi tempat bersarangnya virus dan
bakteri (Hellerstcin, 2020).
Berdasarkan hasil pengumpulan data menggunakan kuesioner diperoleh
data dari 64 kepala keluarga di RW 12 sebanyak 36 % masyarakat jarang
melakukan olahraga ringan secara teratur dalam rumah, sedangkan sebanyak
6% masyarakat tidak pernah melakukan olahraga ringan secara teratur dalam
rumah. Oleh sebab itu ners muda melakukan kegiatan senam aerobik untuk
meningkatkan imunitas untuk mencegah covid 19 namun tetap menjaga
protokol kesehatan.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Meningkatkan kesadaran masyarakat dimasa pandemi Covid-19 untuk
melakukan olahraga rutin salah satunya dengan senam aerobik agar dapat
meningkatkan imunitas.
2. Tujuan Khusus
a. Masyarakat RW 012 dapat mengikuti kegiatan senam dengan tertib dan
antusias.
b. Masyarakat RW 012 dapat meneruskan kegiatan senam aerobik secara
rutin setiap minggunya.
c. Masyarakat RW 012 dapat menjaga imunitas tubuh dari Covid-19
C. Strategi Pelaksanaan
1. Undangan
Seluruh warga RW 012. Undangan dilakukan dengan cara menyebarkan
undangan secara langsung ke setiap ketua RT di RW 012 dan juga dengan
cara online WA grup ke warga setempat melalui grup yang ada di
masyarakat.
2. Waktu dan Tempat Pelaksanaan
Hari/Tanggal : Sabtu, 19 Desember 2020
Waktu : 07.00 WIB – selesai
Tempat : Lapangan Volly RT 004
3. Metode
Demonstrasi
4. Media
Laptop, speaker
5. Pengorganisasian
a. Ketua pelaksana : Dian Permata Ningtyas
Tugas : Mengkoordinir persiapan dan pelaksanaan kegiatan
b. Sekretaris pelaksana : Clarissa stefany
Tugas: membuat surat menyurat
c. Fasilitator : Giatri Rahma Sari, Dhea Putri Primadana Arum, Furti
Okliantoni Pratiwi, Khansa Riski Syukrina, Endah Rizki Ayunita
Tugas : Mengukur tekanan darah peserta sebelum dan setelah dilakukan
kegiatan
d. Dokumentasi : Mashita Dewi
Tugas : mendokumentasilan seluruh hasil kegiatan
e. Perlengkapan : Abdul Khoiruddin, Akheri Ramadhanti
Tugas : bertanggung jawab terhadap penyediaan alat dan media yang
dibutuhkan dalam acara
f. Observer : Aska Rahim
Tugas : mengobservasi selama kegiatan berlangsung dan membuat
laporan hasil kegiatan
g. Konsumsi : Putri Ayu Suryawan, Fitri Amelia, Inka Selvia
6. Setting Tempat

INSTRUKTUR

INSTRUKTUR INSTRUKTUR

P P P P P
F F F

P P P P P

O D

Keterangan
F : fasilitator
P : Peserta senam
O : Observer
D : Dokumentasi
Instruktur : Pemimpin senam
7. Kegiatan Senam

No Acara Waktu Kegiatan Kegiatan sasaran


1. Pembukaan 5 Menit a. Memberi salam a. Menjawab salam
b. Memperkenalkan diri b. Menanggapi perkenalan
c. Menjelaskan maksud c. Mendengarkan dan
dan tujuan memperhatikan
d. Cek tensi d. Mengikuti proses
pemeriksaan
2. Pelaksanaan 15 menit Kegiatan senam aerobik Mengikuti setiap gerakan
kegiatan senam
3. Penutup 10 Menit a. Meminta/memberi a. Memberikan pesan dan
pesan dan kesan kesan
b. Cek tensi b. Mengikuti proses
c. Mengucapkan terima pemeriksaan
kasih dan salam c. Menjawab salam

D. Kriteria Evaluasi
1. Evaluasi struktur
a. 80% undangan menghadiri acara senam aerobik untuk meningkatkan imunitas
dimasa pandemi
b. Tempat, media dan alat tersedia sesuai rencana
c. Peran dan tugas mahasiswa sesuai rencana
d. Preplanning sudah dikonsulkan
2. Evaluasi proses
a. Pelaksanaan kegiatan senam aerobik untuk meningkatkan imunitas sesuai
dengan waktu yang direncanakan
b. Undangan dan mahasiswa mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir
c. Masyarakat bergerak aktif selama kegiatan seman berlangsung
3. Evaluasi hasil
a. 90% masyarakat di RW 12 Tobekgodang mampu melaksanakan senam secara
mandiri
b. Diharapkan kegiatan senam tetap berlangsung setiap minggunya

PRE PLANNING
PENYULUHAN KESEHATAN BERDASARKAN PROTOKOL KESEHATAN DIMASA
PANDEMI COVID 19 PADA ANAK SEKOLAH DASAR
DI RW 12 KELURAHAN TOBEK GODANG
KECAMATAN TAMPAN
PEKANBARU

OLEH :
KELOMPOK IV

Abdul Khoiruddin, S.Kep Dian Permata Ningtyas, S.Kep


Aska Rahim, S. Kep Giatri Rahma Sari, S. Kep
Akheri Ramadhanti, S.Kep Dhea Putri Primadana Arum, S. Kep
Fitri Amelia, S. Kep Furti Okliantoni Pratiwi, S. Kep
Clarissa Stefany, S. Kep Khansa Rizki Syukrina, S. Kep
Endah Rizki Ayunita, S. Kep Mashita Dewi, S. Kep
Inka Selvia, S. Kep Putri Ayu Suryawan, S. Kep

PROFESI KEPERAWATAN KOMUNITAS DAN KELUARGA


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS RIAU
2020
PRE PLANNING PENYULUHAN KESEHATAN BERDASARKAN PROTOKOL
KESEHATAN DIMASA PANDEMI COVID 19 PADA ANAK SEKOLAH DASAR DI RW 12
KELURAHAN TOBEK GODANG KECAMATAN TAMPAN
PEKANBARU

A. Latar Belakang
Akhir tahun 2019 lalu dunia digemparkan dengan wabah penyakit yang bernama
Coronavirus jenis baru yang ditemukan pertama kali di Wuhan, Hubai, China (Ilmiyah,
2020). Coronavirus jenis baru ini diberi nama Coronavirus disease-2019 (Covid-19). Virus
ini sejak ditemukan menyebar secara luas hingga mengakibatkan pandemi global yang
berlangsung sampai saat ini. Pandemi ini menyebar secara cepat dan mengakibatkan banyak
korban jiwa.
Covid-19 merupakan penyakit menular yang menyebabkan terjadinya gangguan pada
pernapasan dan radang paru (Razi Dkk, 2020). Gejala klinis yang muncul beragam, seperti
gejala flu biasa (demam, batuk, pilek, nyeri tenggorokan, nyeri otot, nyeri kepala) sampai
komplikasi berat (pneumonia dan sepsis) (Kementerian Kesehatan RI, 2020). Wabah covid-
19 dinyatakan sebagai darurat kesehatan masyarakat dan menjadi perhatian dunia oleh
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Jumlah masyarakat Indonesia yang terkena covid 19 pada tanggal 3 desember 2020 yaitu
sebanyak 549.508 jiwa dan pasien yang meninggal karena covid 19 sebanyak 17.199 jiwa
(Kementerian Kesehatan RI, 2020). Data dari WHO tanggal 2 Desember 2020 didapatkan
pasien dengan covid 19 berjumlah 63,360,234 jiwa, sedangkan pasien yang meninggal karena
covid 19 didunia sebanyak  1,475,825 jiwa (WHO, 2020).
Setelah ditemukannya wabah covid-19 langkah-langkah ketat yang dilakukan oleh
beberapa negara seperti menghentikan penerbangan dan transportasi umum, meliburkan
sekolah, kantor dan pabrik, membatasi pergerakan di dalam kota, meminimalkan pertemuan
massal, dan memberlakukan lockdown di negara tersebut.
Selain itu pencegahan covid 19 ini juga bisa dilakukan dalam ruang lingkup masyarakat
maupun keluarga, salah satu contohnya dengan menerapkan protokol kesehatan seperti
penggunaan masker, mencuci tangan dan menjaga jarak sosial dimasa pandemi covid 19.
Tujuan protokol kesehatan ini untuk meminimalisir potensi untuk terserang wabah covid 19.
Salah satu sasaran usia yang harus mematuhi protokol kesehatan adalah anak dengan usia
sekolah. Informasi dari kemedikbud, sistem pembelajaran online pada masa pandemi akan
diganti dengan metode pembelajaran secara langsung pada tahun ajaran baru 2021 dengan
tetap menerapkan protokol kesehatan selama berada dilingkungan sekolah dan sekitarnya.
Berdasarkan informasi yang diperoleh, tentunya anak usia sekolah harus dibekali dengan
pengetahuan dan juga perilaku dalam penerapan protokol kesehatan untuk pencegahan covid
19 (Razi Dkk, 2020).  perawat merupakan salah satu tenaga kesehatan yang memiliki peranan
penting untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan yang maksimal salah satunya pada
anak usia sekolah dimasa pandemi covid 19 dalam mempersiapkan diri di tahun ajaran baru
tahun 2021 agar mampu untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup
sehat sehingga akan terwujud derajat kesehatan yang setinggi-tingginya (Ilmiyah, 2020).
Berdasarkan hasil pengumpulan data pada anak usia sekolah dasar dari kelas 1-6, dengan
metode wawancara dan observasi di RW 12 Kelurahan tobek godang Kecamatan tampan,
didapatkan bahwa dari 10 anak usia sekolah diperoleh sebanyak 2 orang anak yang
mengetahui tentang definisi dan tanda serta gejala covid 19, 1 orang anak mengetahui tentang
cara pencegahan covid 19 dengan memakai masker serta mencuci tangan, 1 orang anak
mengetahui penyebab covid 19, 1 orang anak mengetahui cara mencuci tangan 6 langkah
dengan benar, dan 7 anak mengatakan bahwa setelah bermain dari luar mereka langsung
mandi dengan alasan disuruh oleh orang tuanya. Sedangkan hasil observasi didapatkan tidak
ada anak yang menggunakan masker ketika bermain diluar rumah, tidak ada anak yang
menjaga jarak minimal 1 meter satu sama lain, dan diperoleh 1 orang anak mampu
mempraktikkan cara mencuci tangan 6 benar. Terait aturan dari sekolah yang mewajibkan
untuk menggunakan masker ketika sekolah, terdapat tempat cuci tangan disekolahnya, namun
mereka tidak menggunakan masker ketika bermain diluar rumah dan langsung mandi ketika
pulang bermain, tidak memiliki face shield namun memiliki masker serta tidak memiliki
tempat cuci tangan didepan rumah.
Berdasarkan data diatas mahasiswa akan mengadakan penyuluhan kesehatan terkait
penerapan protokol kesehatan dimasa pandemi covid 19 pada anak usia sekolah untuk
meningkatkan pengetahuan anak usia sekolah, kemampuan dalam mencucui tangan dengan
benar dan sebagai bekal untuk anak usia sekolah ketika memasuki sekolah ditahun ajaran
baru 2021 dalam rangka pencegahan covid 19.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan penyuluhan kesehatan dapat meningkatkan pengetahuan dan
keterampilan anak usia sekolah dalam menjalankan protokol kesehatan.
2. Tujuan khusus
Setelah mengikuti penyuluhan diharapkan AUS mampu:
a) Menyebutkan pengertian covid 19
b) Menyebutkan tanda dan gejala covid 19
c) Menyebutkan penyebab covid 19
d) Menyebutkan penularan covid 19
e) Menyebutkan pencegahan dan mempraktikkan penerapan protokol kesehatan
dimasa pandemi covid 19 (memakai masker, mencucui tangan dengan benar dan
menjaga jarak)
C. Rancangan Kegiatan
1. Topik: Penyuluhan kesehatan tentang penerapan protokol kesehatan dimasa pandemi
covid 19 pada anak usia sekolah
2. Sasaran: anak usia sekolah dan orang tua di RW 12 Kelurahan Tobek Godang
3. Metode: Ceramah, tanya jawab, demonstrasi dan redemontrasi
4. Media dan alat: lembar balik, sabun, air mengalir, tissu.
5. Waktu dan tempat:
Hari/tanggal : Kamis, 4 desember 2020
Jam : 16.00 WIB s/d selesai
Implementasi : secara online
6. Pengorganisasian:
- Moderator : furti,S.Kep
- Leader : clarissa,S.Kep
- Co Leader : akheri,S.Kep
- Observer : khansa,S.Kep
- Fasilitator : inka,S.Kep, Abdul,S.Kep, endah,S.Kep, giatri,S.Kep
- Dokumentasi : fitri amelia,S.Kep
7. Setting tempat:

M L Co

F F F
A

F
O O

Keterangan:
M = Moderator
L = Leader
Co = Co Leader
A = Anak usia sekolah (10 anak usia sekolah)
F = Fasilitator
O = Observer
D = Dokumentasi

8. Kegiatan Penyuluhan
No Waktu Kegiatan Mahasiswa Kegiatan peserta
1 Pembukaan  Mengucapkan salam  Menjawab salam
(5 menit)  Memperkenalkan diri  Memperhatikan
 Menjelaskan tujuan  Memperhatikan
 Menjelaskan kontrak waktu  Memperhatikan
2 Penyampaian  Menyebutkan pengertian covid 19  Memperhatikan dan
materi (20  Menyebutkan tanda dan gejala mendengarkan
menit) covid 19  Memperhatikan dan
 Menyebutkan penyebab covid 19 mendengarkan
 Menyebutkan penularan covid 19
 Menyebutkan pencegahan dan  Memperhatikan dan
demontrasi : ners muda mendengarkan
mempraktikkan penerapan  Memperhatikan dan
protokol kesehatan dimasa mendengarkan
pandemi covid 19 (memakai  Memperhatikan dan
masker, mencucui tangan dengan mendengarkan
benar dan menjaga jarak)
3 Role play  Meminta anak untuk  Mem
dan penutup memberikan pertanyaan atas penjelasan berikan pertanyaan
(10 menit) yang tidak dipahami
 Menjawab pertanyaan  Mend
yang diajukan oleh anak engar
 Meminta anak untuk  Mem
menjawab pertanyaan tentang perhatikan dan
pengertian covid 19 menjawab
 Meminta peserta untuk  Mem
menyebutkan tanda dan gejala covid 19 perhatikan
 Memberikan
reinforcement positif atas jawaban yang 
diberikan anak Memberikan
 Melakukan role play reinforcement positif
tentang cuci tangan 6 benar  Mem
 Redemontrasi: meminta perhatikan
salah satu anak untuk mempraktikkan  Menj
kembali cara mencuci tangan 6 benar awab salam
 Meminta salah satu
anak untuk menyimpulkan kegiatan
yang telah dilakukan
 Memberikan bingkisan
kepada anak-anak yang telah
berpartisipasi
 Mengucapkan salam

. Uraian Tugas
1. Moderator
 Membuka acara
 Memperkenalkan mahasiswa
 Menjelaskan tujuan dan topik yang disampaikan
 Menjelaskan kontrak dan waktu presentasi
 Mengatur jalannya diskusi
2. Leader
 Menyampaikan materi penyuluhan tentang covid 19 dan penerapan protocol
kesehatan dimasa pandemic.
3. Co Leader
 Membantu leader saat presentasi
4. Fasilitator
 Memotivasi peserta untuk berperan aktif selama jalannya kegiatan
 Memfasilitasi pelaksanaan kegiatan dari awal sampai akhir
 Membuat absensi penyuluhan
5. Observer
 Mengamati hasil penyuluhan kesehatan tentang covid 19
 Mencatat hasil pelaksanaan penyuluhan kesehatan
 Membuat laporan hasil penyuluhan yang telah dilaksanakan
6. Dokumentasi
 Mendokumentasikan pelaksanaan kegiatan penyuluhan kesehatan
LAMPIRAN MATERI

A. Definisi covid 19
Menurut Razi Dkk (2020) covid-19 merupakan penyakit baru yang dapat menyebabkan
terjadinya gangguan pernapasan dan radang paru. Jadi dapat disumpulkan bahwa covid-19
merupakan penyakit menular yang disebabkan virus yang dapat mengganggu sistem pernapasan
mulai dari ringan sampai dengan berat.
B. Penyebab covid 19
Menurut Astuti Dkk (2020) penyebab covid-19 disebabkan oleh virus Severe Acute
Respiratory Syndrom Coronavirus 2 (SARS-CoV-2) yang biasanya terdapat pada hewan.
C. Tanda dan gejala
Infeksi virus ini umumnya dikaitkan dengan infeksi saluran pernapasan bagian atas,
yang tanda dan gejalanya biasanya meliputi demam, sakit kepala, dan batuk, beberapa
pasien mungkin memiliki infeksi saluran pernapasan bawah. Menurut Susilo (2020)
perjalanan penyakit covid-19 berat dengan gejala mulai dari demam, batuk, sesak serta
akhir akhir ini timbul gejala baru yaitu dengan hialngnya indra perasa dan penciuman.
D. Cara penularan Covid 19
Menurut Razi Dkk (2020) penularan covid-19 dapat terjadi:
1) Lewat droplet atau percikan saat batuk, bersin atau berbicara
2) Kontak fisik dengan orang terinfeksi covid-19 (menyentuh atau jabat tangan)
3) Menyentuh mulut, hidung dan mata dengan tangan yang terpapar virus
E. pencegahan dan mempraktikkan penerapan protokol kesehatan dimasa pandemi
covid 19 (memakai masker, mencuci tangan dengan benar dan menjaga jarak)

Menurut Razi Dkk (2020) pencegahan covid-19 yaitu:


1) Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir
Mencuci tangan merupakan proses yang secara mekanik melepaskan kotoran
dari kulit tangan dengan menggunakan sabun atau deterjen yang mengandung agen
antiseptik serta air mengalir (Depkes RI, 2009). Mencuci tangan sangat berfungsi
untuk berbagai keperluan dalam pengaturan perawatan kesehatan. Mencuci tangan
dapat mencegah infeksi baik endogen maupun eksogen, kontaminasi lingkungan, dan
transmisi silang mikroorganisme (Longtin 2011).
Pencegahan covid-19 dapat dilakukan dengan cara mencuci tangan pakai sabun
dengan air mengalir minimal 20 detik. Jangan menyentuh hidung, mulut dan mata
sebelum mencuci tangan. Mencuci tangan harus dilakukan ketika tiba di rumah,
tempat kerja, dll setelah perjalanan. Sebelum makan, sebelum menyiapkan makanan,
setelah menggunakan toilet, dan gunakan cairan pembersih tangan (minimal 70%
alkohol), hanya bila sabun dan air mengalir tidak tersedia.

6 langkah cuci tangan menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO):


a) Ambil sabun dan ratakan dengan kedua telapak tangan
b) Gosok punggung dan sela-sela jari tangan kiri dengan tangan kanan dan sebaliknya
c) Gosok telapak tangan dan sela-sela jari
d) Punggung jari tangan kanan digosokkan pada telapak tangan kiri dengan jari sisi dalam
kedua tangan saling mengunci
e) Ibu jari tangan kiri digosok berputar dalam genggaman tangan kanan dan sebaliknya
f) Gosok berputar ujung jari jari tangan kanan di telapak tangan kiri dan sebaliknya
2) Melakukan physical distancing
Physical distancing merupakan menjaga jarak antar manusia dan menghindari titik
keramaian. Penyakit covid-19 ini menyebar dengan cepat. Orang dapat terinfeksi tanpa gejala
apapun, namun tetap dapat menyebarkannya ke orang lain. Jika kita tidak melakukan upaya
pencegahan dengan menghindari keramaian, jumlah orang terinfeksi akan meledak dan
fasilitas layanan kesehatan akan kewalahan menangani. Physical distancing dapat dilakukan
dengan cara dirumah saja. Berdiam diri di rumah, jika tidak untuk kepentingan yang sangat
mendesak, usahakan tidak keluar rumah. Jika terpaksa sekali ke luar rumah, hindari tempat
keramaian, dan beri jarak dengan orang lain.
3) Penggunaan masker
Masker menjadi salah satu cara mencegah penularan COVID-19 yang efektif. Namun tidak
sembarangan masker bisa dipakai, tapi harus diperhatikan tingkat kerapatan pori-pori dan
waktu pemakaian masker.
Kementerian Kesehatan mengimbau masyarakat untuk memakai masker yang baik dan bahan
yang benar. Ia menjelaskan ada 3 jenis masker yang direkomendasikan, yakni masker N95,
masker bedah, dan msker kain. Masker kain yang banyak dipakai masyarakat tidak boleh
sembarangan dengan kain tipis seperti masker scub. penggunaan masker kain setidaknya dua
lapis.
Lapisan kain bagian dalam masker dapat menyerap cairan dari mulut kita. Gunakan masker
kain selama maksimal 3 jam setelah itu ganti dengan masker yang bersih. masker buff atau
masker scuba, karena begitu masker tersebut ditarik pori-porinya akan terbuka lebar. Masker
tersebut tidak memenuhi syarat
DAFTAR PUSTAKA
Ilmiyah, S. (2020). Surotul Ilmiyah Upaya PBNU Mencegah Penyebaran COVID-19.

Razi, F., Yulianty, V., Amani, S.A., dkk. (2020). Bunga rampai Covid-19 : buku kesehatan mandiri
untuk sahabat dirumah saja. Jakarta : PD Prokami

Kementerian Kesehatan RI. (2020). Protokol penanganan covid-19. Diperoleh tanggal 10 Mei 2020.
Dari https://www.kemkes.go.id

Susilo (2020). Coronavirus disease 2019. Tinjauan Literatur Terkini Coronavirus disease 2019.
Jurnal Penyakit Dalam Indonesia, 7(1).

WHO. (2020). Covid-19 strategy update. Diakses tanggal 12 Mei 2020. Dari
https://www.who.int/indonesia/news/novel-coronavirus

Astuti, D. R., Ma’arif., Paryati. (2020). Analisa Pengelolaan Kampanye Public Relations tentang
Pencegahan Covid-19 di Indonesia. Bandung : UIN Sunan Gunung Djati Bandung
PRE PLANNING
PENYULUHAN KESEHATAN BERDASARKAN PROTOKOL KESEHATAN
DIMASA PANDEMI COVID-19 PADA USAHA KESEHATAN KERJA (UKK) DI
KUA RW 012 KELURAHAN TOBEKGODANG KECAMATAN TAMPAN

OLEH :
KELOMPOK IV

Abdul Khoiruddin, S.Kep Dian Permata Ningtyas, S.Kep


Aska Rahim, S. Kep Giatri Rahma Sari, S. Kep
Akheri Ramadhanti, S.Kep Dhea Putri Primadana Arum, S. Kep
Fitri Amelia, S. Kep Furti Okliantoni Pratiwi, S. Kep
Clarissa Stefany, S. Kep Khansa Rizki Syukrina, S. Kep
Endah Rizki Ayunita, S. Kep Mashita Dewi, S. Kep
Inka Selvia, S. Kep Putri Ayu Suryawan, S. Kep

PROFESI KEPERAWATAN KOMUNITAS DAN KELUARGA


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS RIAU
2020
PRE PLANNING PENYULUHAN KESEHATAN BERDASARKAN PROTOKOL
KESEHATAN DIMASA PANDEMI COVID 19 PADA USAHA KESEHATAN KERJA (KUA)
DI RW 12 KELURAHAN TOBEK GODANG KECAMATAN TAMPAN
PEKANBARU

A. Latar Belakang
Akhir tahun 2019 lalu dunia digemparkan dengan wabah penyakit yang bernama
Coronavirus jenis baru yang ditemukan pertama kali di Wuhan, Hubai, China (Ilmiyah,
2020). Coronavirus jenis baru ini diberi nama Coronavirus disease-2019 (Covid-19).
Virus ini sejak ditemukan menyebar secara luas hingga mengakibatkan pandemi global
yang berlangsung sampai saat ini. Pandemi ini menyebar secara cepat dan
mengakibatkan banyak korban jiwa.
Covid-19 merupakan penyakit menular yang menyebabkan terjadinya gangguan pada
pernapasan dan radang paru (Razi Dkk, 2020). Gejala klinis yang muncul beragam,
seperti gejala flu biasa (demam, batuk, pilek, nyeri tenggorokan, nyeri otot, nyeri kepala)
sampai komplikasi berat (pneumonia dan sepsis) (Kementerian Kesehatan RI, 2020).
Wabah covid-19 dinyatakan sebagai darurat kesehatan masyarakat dan menjadi perhatian
dunia oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Jumlahmasyarakat Indonesia yang terkenacovid 19 padatanggal 3 desember 2020
yaitusebanyak 549.508 jiwa dan pasien yang meninggal karena covid 19 sebanyak
17.199 jiwa (Kementerian Kesehatan RI, 2020). Data dari WHO tanggal 2 Desember
2020 didapatkan pasien dengan covid 19 berjumlah 63,360,234 jiwa, sedangkan pasien
yang meninggal karena covid 19 didunia sebanyak 1,475,825 jiwa (WHO, 2020).
Setelah ditemukannya wabah covid-19 langkah-langkah ketat yang dilakukan oleh
beberap anegara seperti menghentikan penerbangan dan transportasi umum, meliburkan
sekolah, kantor dan pabrik, membatasi pergerakan di dalam kota, meminimalkan
pertemuan massal, dan memberlakukan lockdown dinegara tersebut.
Selain itu pencegahan covid 19 ini juga bisa dilakukan dalam ruang lingkup
masyarakat maupun keluarga, salah satu contohnya dengan menerapkan protokol
kesehatan seperti penggunaan masker, mencuci tangan dan menjaga jarak sosial dimasa
pandemi covid 19. Tujuan protokol kesehatan ini untuk meminimalisir potensi untuk
terserang wabah covid 19.
Covid-19 yang telah memasuki era adaptasi kebiasaan baru juga merupakan situasi
yang berdampak pada masyarakat di berbagai aspek kehidupan bermasyarakat terutama
pada aspek kesehatan. Perilaku negatif masyarakat seperti tidak menerapkan protokol
kesehatan dapat meningkatkan masalah kesehatan. Kemenkes RI (2020) menyatakan
bahwa Covid-19 dapat menular dari manusia kemanusia melalui kontak erat dan droplet,
tidak melalui udara. Orang yang paling berisiko tertular penyakit ini adalah orang yang
kontak erat dengan pasien Covid-19 termasuk yang merawat pasien Covid-19, data yang
diperoleh hingga pertengahan September 2020 didapatkan sebanyak 240.687 kasus di
Indonesia. Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru hingga tanggal 2 Desember lalu mencatat
jumlah positif Covid-19 sebanyak 227 kasus.
Salah satu sasaran yang harus mematuhi protokol kesehatan adalah para pekerja, dalam
bekerja para pekerja wajib menerapkan protokol kesehatan, setiap instansi wajib mematuhi
protokol kesehatan dalam pencegahan covid 19, salah satu lembaga atau instansi yang memiiki
pekerja dan wajib menerapkan protokol kesehata adalah KUA (Kantor Urusan Agama). Perawat
merupakan salah satu tenaga kesehatan yang memiliki peranan penting untuk meningkatkan
kualitas pelayanan kesehatan yang maksimal kepada masyarakat agar masyarakat mampu untuk
meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat sehingga akan terwujud derajat
kesehatan yang setinggi-tingginya sebagai infestasi bagi pembangunan sumber daya manusia
yang produktif secara sosail dan ekonomi serta sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum.
Berdasarkan hasil pengumpulan data dengan metode wawancara dan observasi di RW 12
Kelurahan tobek godang Kecamatan tampan, dari hasil observasi didapatkan bahwa dari 10
pekerja di KUA (Kantor Urusan Agama) yang terdiri laki-laki dan perempuan, terlihat 4 orang
menggunakan masker saat bekerja dan selebihnya tidak menggunakan masker, KUA (Kantor
Urusan Agama) juga tidak memiliki tempat mencuci tangan atau tidak menyediakan
handsanitizer, tidak adanya tanda silang untuk menjaga jarak, serta tidak terlihat adanya poster
himbauan wajib menggunakan masker atau protokol kesehatan lainnya. Dari hasil wawancara
didapatkan bahwa petugas KUA sudah mengetahui tentang definisi dan pencegahan Covid 19,
untuk penggunaan alat perlindungan diri sudah dilakukan oleh penghulu saat akan menikahkan
calon pengantin, penguhulu juga mengatakan jika calon pengantin yang akan melakukan ijab
kabul di KUA ataupun di luar KUA harus membuat surat pernyataan bahwa calon pengantin
wajib mengikuti protokol kesehatan disertai matrai 6000, untuk calon pengantin yang ingin
menikah diluar KUA sudah bisa karena penghulu mengatakan bahwa sudah ada surat edaran
yang mengizinkan untuk menikah diluar KUA, untuk petugas yang mengalami demam, batuk
dan flu tidak diperbolehkan datang untuk bekerja.
Berdasarkan data diatas mahasiswa akan mengadakan penyuluhan kesehatan terkait
penerapan protokol kesehatan dimasa pandemi covid 19 pada pekerja untuk meningkatkan
pengetahuan pekerja dalam pencegahan covid 19 saat bekerja.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan penyuluhan kesehatan pada pekerja dapat meningkatkan
pengetahuan, sikap, perilaku serta dapat menciptakan lingkungan yang sehat.
2. Tujuan khusus
Setelah mengikuti penyuluhan diharapkan pekerja mampu:
a) Menerapkan pencegahan dan mempraktikkan penerapan protokol kesehatan dimasa
pandemi covid 19 (memakai masker, mencuci tangan dengan benar dan menjaga jarak)
b) Menyediakan fasilitas cuci tangan dalam lingkungan bekerja
c) Memberikan himbauan protokol kesehatan (memasang poster terkait himbauan protokol
kesehatan)
C. Rancangan Kegiatan
1. Topik: Penyuluhan kesehatan tentang penerapan protokol kesehatan dimasa pandemi covid
19 pada petugas KUA di RW 12 Tobek Godang
2. Sasaran: Petugas KUA di RW 12 Kelurahan Tobek Godang
3. Metode: Ceramah dan tanya jawab
4. Media dan alat: leaflet, infokus, laptop
5. Waktu dan tempat:
Hari/tanggal : Senin, 14 desember 2020
Jam : 15.00 WIB s/d selesai
Tempat: Kantor urusan agama
6. Pengorganisasian:
- Moderator : Dian Permata,S.Kep
- Leader : Abdul Khoiruddin,S.Kep
- Co Leader : Furti Okliantoni,S.Kep
- Observer : Aska Rahim,S.Kep
- Fasilitator : Dhea Putri Primadana Arum, S.Kep
Mashita, S.Kep
- Dokumentasi : Fitri Amelia, S.Kep dan Giatri
Rahma Sari, S.Kep
- Perlengkapan : Akheri, S.Kep dan Inka
Selvia, S.Kep
- Konsumsi : Clarissa, S.Kep
- Pemasangan tempat cuci tangan : Putri Ayu Suryawan,S.Kep dan
Endah Rizki Ayunita,S.Kep
- Pemasangan poster : Khansa, S.Kep
7. Setting tempat:

M L Co

P P P P
F
F F
P P P P

O D

Keterangan:
M = Moderator
L = Leader
Co = Co Leader
P = Petugas KUA
F = Fasilitator
O = Observer
D = Dokumentasi
8. Kegiatan Penyuluhan
Hari/Tgl Waktu Kegiatan Mahasiswa Kegiatan peserta
Pemasangan poster  Mengucap salam  Menjawab salam
(15 menit)  Memperkenalkan diri  Memperhatikan

 Menjelaskan tujuan  Memperhatikan


Senin, 14  Memperhatikan
 Pemasangan poster
Desember
2020
Pemasangan tempat  Menjelaskan tujuan  Memperhatikan dan
cuci tangan  Memasang tempat cuci tangan mendengarkan

(siapkan sabun)  Memperhatikan dan


mendengarkan
Senin, 21 Pembukaan (5  Mengucap salam  Menjawab salam
Desember menit)  Memperkenalkan diri  Memperhatikan
2020  Memperhatikan
 Menjelaskan tujuan
Penyampaian  Menjelaskan pengertian covid  Memperhatikan
materi (20 menit) 19 dan

 Menjelaskan pengertian covid 19 mendengarkan

 Menjelaskan tanda dan gejala  Memperhatikan dan


covid 19 mendengarkan
 Menjelaskan penyebab covid 19  Memperhatikan dan
 Menjelaskan penularan covid 19 mendengarkan

 Menjelaskan pencegahan  Memperhatikan dan

Senin, 21 penerapan protokol kesehatan mendengarkan

Desember dimasa pandemi covid 19  Memperhatikan dan

2020 (memakai masker, mencucui mendengarkan


tangan dengan benar dan
menjaga jarak)
Penutup  Meminta  Me
(10 menit) petugas KUA untuk memberikan mberikan pertanyaan
pertanyaan atas penjelasan yang  Me
tidak dipahami ndengar
 Menjawab  Me
pertanyaan yang diajukan oleh mperhatikan dan
petugas KUA menjawab
 Meminta  Me
petugas KUA untuk menjawab mperhatikan
pertanyaan tentang pengertian 
covid 19 Memberikan
 Meminta reinforcement positif
peserta untuk menyebutkan  Me
tanda dan gejala covid 19 mperhatikan
 Memberikan  Me
reinforcement positif atas njawab salam
jawaban yang diberikan peserta
 Meminta salah
satu petugas untuk
menyimpulkan kegiatan yang
telah dilakukan
 Memberikan
bingkisan kepada petugas KUA
yang telah berpartisipasi
 Mengucapkan
salam

. Uraian Tugas
1. Moderator: Dian Permata Ningtyas, S.Kep
 Membuka acara
 Memperkenalkan mahasiswa
 Menjelaskan tujuan dan topik yang disampaikan
 Menjelaskan kontrak dan waktu presentasi
 Mengatur jalannya diskusi
2. Leader: Abdul Khoiruddin, S.Kep
 Menyampaikan materi penyuluhan tentang covid 19 dan penerapan protocol kesehatan
dimasa pandemic.
3. Co Leader: Furti Okliantoni Pratiwi
 Membantu leader saat presentasi
4. Fasilitator: Dhea Putri Primadana Arum, S.Kep & Mashita Dewi, S.Kep
 Memotivasi peserta untuk berperan aktif selama jalannya kegiatan
 Memfasilitasi pelaksanaan kegiatan dari awal sampai akhir
 Membuat absensi penyuluhan
5. Observer: Aska Rahim, S.Kep
 Mengamati hasil penyuluhan kesehatan tentang covid 19
 Mencatat hasil pelaksanaan penyuluhan kesehatan
 Membuat laporan hasil penyuluhan yang telah dilaksanakan
6. Dokumentasi: Fitri Amelia, S.Kep & Giatri Rahma Sari, S.Kep
 Mendokumentasikan pelaksanaan kegiatan penyuluhan kesehatan
Kriteria Evaluasi
4) Evaluasi struktur
5) Evaluasi proses
6) Evaluasi hasil
LAMPIRAN MATERI

A. Definisi Covid-19

Covid-19 merupakan nama penyakit yang digunakan yag diresmikan oleh WHO
(WHO,2020) pada tanggal 11 Februari 2020. Covid-19 merupakan singkatan dari
coronavirus disease 2019 penyakit menular yang mirip dengan influenza yang
disebabkan oleh Severe Ascute Respirtory Syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2)
(Gorbalenya et al, 2020).
Covid-19 merupakan keluarga besar virus yang menyebabkan penyakit pada manusia
dan hewan. Pada manusia penyakit ini menyebabkan penyakit infeksi saluran
pernapasan, mulai dari flu biasa hingga penyakit yang serius seperti Middle East
Respiratory Syndrome (MERS) dan Sindrom Pernapasan Akut Berat/ Severe Acute
Respiratory Syndrome (SARS) (Syafrizal Dkk, 2020).
B. Etiologi Covid-19

Menurut Asih (2020) penyebab covid-19 disebabkan oleh virus Severe Acute
Respiratory Syndrom Coronavirus 2 (SARS-CoV-2) yang biasanya terdapat pada hewan.
C. Manifestasi Klinis Covid-19

Menurut Susilo (2020) perjalanan penyakit covid-19 berat dengan gejala mulai dari
demam, batuk, sesak, pneumonia, rawat inap, sepsis, ARDS, miokarditis, dan acute
kidney injury.
Menurut Razi Dkk (2020) gejala covid-19 dibagi menjadi 3 yaitu:
1) Gejala Covid-19 Ringan dan Sedang
Gejala klinis yang ditemukan seperti demam atau suhu lebih dari 38˚C, atau ada riwayat
demam, pada kasus tertentu tidak ada demam, batuk, pilek, dan nyeri tenggorokan.
2) Gejala Covid-19 Berat
Gejala berat yaitu gejala sedang ditambah dengan keluhan sesak nafas (frekuensi nafas >
24 kali/menit) dan pneumonia berdasarkan gambaran radiologi, dan dalam kasus tertentu
mengalami gagal ginjal. Gejala tersebut disertai riwayat sebagai berikut:
a) Melakukan perjalanan ke negara atau daerah yang terkonfirmasi adanya transmisi lokal
covid-19 pada 14 hari terakhir sebelum timbul gejala.
b) Kontak dengan orang-orang yang memiliki riwayat perjalanan pada 14 hari terakhir ke
negara-negara atau daerah yang terkonfirmasi adanya transmisi lokal covid-19.
c) Kontak erat dengan orang-orang berasal dari negara atau daerah yang terkonfirmasi
adanya transmisi lokal covid-19.
d) Bekerja atau mengunjungi fasilitas kesehatan yang berhubungan dengan pasien
terkonfirmasi covid-19.
e) Riwayat kontak erat (minimal 15 menit dengan jarak kurang dari 2 meter dengan
pasien terkonfirmasi covid-19.
Menurut Burhan dkk (2020) berdasarkan beratnya kasus, Covid-19 dibedakan
atas beberapa kelompok yaitu tanpa gejala, ringan, sedang, berat dan kritis.
1) Tanpa Gejala
Kondisi ini merupakan kondisi teringan. Pasien tidak ditemukan gejala.
2) Ringan (tidak Berkomplikasi)
Pasien dengan infeksi saluran napas oleh virus tidak berkomplikasi dengan gejala
tidak spesifik seperti demam, lemah, batuk (dengan atau tanpa produksi sputum),
anoreksia, malaise, nyeri otot, sakit tenggorokan, sesak ringan, kongesti hidung,
sakit kepala. Meskipun jarang, pasien dapat dengan keluhan diare, mual atau
muntah.
3) Sedang
Pasien remaja atau dewasa dengan pneumonia tetapi tidak ada tanda pneumonia
berat dan tidak membutuhkan suplementasi oksigen atau anak-anak dengan
pneumonia tidak berat dengan keluhan batuk atau sulit bernapas disertai napas
cepat.
4) Berat (Pneumonia Berat)
Pasien remaja atau dewasa dengan demam atau dalam pengawasan infeksi
saluran napas/pneumonia, ditambah satu dari : frekuensi napas > 30 x/menit, distress
pernapasan berat, atau saturasi oksigen (SpO2) <93% pada udara kamar atau rasio
PaO2/FiO2 < 300. Pasien anak dengan batuk atau kesulitan bernapas, ditambah
setidaknya satu dari berikut ini : sianosis sentral atau SpO2 <90%, distres
pernapasan berat (seperti mendengkur, tarikan dinding dada yang berat), tanda
pneumonia berat : ketidakmampuan menyusui atau minum, letargi atau penurunan
kesadaran, atau kejang. Tanda lain dari pneumonia yaitu: tarikan dinding dada,
takipnea : <2 bulan, ≥60x/menit; 2–11 bulan, ≥50x/menit; 1–5 tahun, ≥40x/menit;>5
tahun, ≥30x/menit.
5) Kritis
Pasien dengan gagal napas, Acute Respiratory Distress Syndrome (ARDS),
syok sepsis atau multiple organ failure.
D. Protokol Tatalaksana Pasien Terkonfirmasi Covid-19

Menurut Burhan, dkk (2020) protokol tatalaksana pasien terkonfirmasi covid-19


adalah sebagai berikut:
1) Tanpa Gejala (OTG)
a) Isolasi dan Pemantauan
- Isolasi mandiri di rumah selama 14 hari
- Pasien dipantau melalui telepon oleh petugas FKTP
- Kontrol di FKTP setelah 14 hari karantina untuk pemantauan klinis
b) Non-farmakologis
Berikan edukasi terkait tindakan yang perlu dikerjakan (leaflet untuk dibawa ke
rumah) :
(i) Pasien
- Pasien mengukur suhu tubuh 2 kali sehari, pagi dan malam hari
- Selalu menggunakan masker jika keluar kamar dan saat berinteraksi dengan
anggota keluarga
- Cuci tangan dengan air mengalir dan sabun atau hand sanitizer sesering
mungkin.
- Jaga jarak dengan keluarga (physical distancing)
- Upayakan kamar tidur sendiri / terpisah
- Menerapkan etika batuk (Diajarkan oleh tenaga medis)
- Alat makan-minum segera dicuci dengan air/sabun
- Berjemur matahari minimal sekitar 10-15 menit setiap harinya
- Pakaian yg telah dipakai sebaiknya dimasukkan dalam lainnya sebelum dicuci
dan segera dimasukkan mesin cuci
- Ukur dan catat suhu tubuh tiap jam 7 pagi, jam 12 siang dan jam 19 malam.
- Segera berinformasi ke petugas pemantau/FKTP atau keluarga jika terjadi
peningkatan suhu tubuh > 38˚C.
(ii) Lingkungan/kamar
- Perhatikan ventilasi, cahaya dan udara
- Membuka jendela kamar secara berkala
- Bila memungkinkan menggunakan APD saat membersihkan kamar
(setidaknya masker, dan bila memungkinkan sarung tangan dan goggle).
- Cuci tangan dengan air mengalir dan sabun atau hand sanitizer sesering
mungkin.
- Bersihkan kamar setiap hari, bisa dengan air sabun atau bahan desinfektan
lainnya.
(iii) Keluarga
- Bagi anggota keluarga yang berkontak erat dengan pasien sebaiknya
memeriksakan diri ke FKTP/Rumah Sakit.
- Anggota keluarga senanitasa pakai masker
- Jaga jarak minimal 1 meter dari pasien
- Senantiasa mencuci tangan
- Jangan sentuh daerah wajah kalau tidak yakin tangan bersih
- Ingat senantiasa membuka jendela rumah agar sirkulasi udara tertukar
- Bersihkan sesering mungkin daerah yg mungkin tersentuh pasien misalnya
gagang pintu dll.
c) Farmakologi
- Bila terdapat penyakit penyerta / komorbid, dianjurkan untuk tetap
melanjutkan pengobatan yang rutin dikonsumsi. Apabila pasien rutin meminum
terapi obat anti hipertensi dengan golongan obat ACE-inhibitor dan Angiotensin
Reseptor Blocker perlu berkonsultasi ke dokter spesialis penyakit dalam atau
dokter spesialis Jantung.
- Vitamin C (untuk 14 hari), dengan pilihan : tablet vitamin C non acidic 500
mg/6-8 jam oral (untuk 14 hari), tablet isap vitamin C 500 mg/12 jam oral
(selama 30 hari), multivitamin yang mengandung vitamin C 1-2 tablet/ 24 jam
(selama 30 hari), dianjurkan multivitamin yang mengandung vitamin C,B, E,
Zink.
1) Gejala Ringan
a) Isolasi dan Pemantauan
- Isolasi mandiri di rumah selama 14 hari ditangani oleh FKTP,
contohnya Puskesmas, sebagai pasien rawat jalan
- Kontrol di FKTP setelah 14 hari untuk pemantauan klinis
b) Non Farmakologis
- Edukasi terkait tindakan yang harus dilakukan (sama dengan edukasi
tanpa gejala).
c) Farmakologis
- Vitamin C dengan pilihan: - tablet Vitamin C non acidic 500 mg/6-8 jam
oral (untuk 14 hari) , tablet isap vitamin C 500 mg/12 jam oral (selama
30 hari), Multivitamin yang mengandung vitamin c 1-2 tablet /24 jam
(selama 30 hari), dianjurkan vitamin yang komposisi mengandung
vitamin C, B, E, zink
- Klorokuin fosfat 500 mg/12 jam oral (untuk 5 hari) atau
hidroksiklorokuin (sediaan yg ada 200 mg) 400 mg/24 jam/oral (untuk 5
hari), azitromisin 500 mg/24 jam/oral (untuk 5 hari) dengan alternatif
levofloxacin 750 mg/24 jam (5 hari), pengobatan simtomatis seperti
paracetamol bila demam.
2) Gejala Sedang
a) Isolasi dan Pemantauan
- Rujuk ke rumah sakit ke ruang perawatan Covid-19 atau rumah sakit
darurat Covid-19.
- Isolasi di rumah sakit ke ruang perawatan Covid-19 atau rumah sakit
darurat Covid-19 selama 14 hari
b) Non Farmakologis
- Istirahat total, intake kalori adekuat, control elektrolit, status hidrasi,
saturasi oksigen
- Pemantauan laboratorium Darah Perifer Lengkap berikut dengan hitung
jenis, bila memungkinkan ditambahkan dengan CRP, fungsi ginjal,
fungsi hati dan ronsen dada secara berkala.
c) Farmakologis
- Vitamin C 200 – 400 mg/8 jam dalam 100 cc NaCl 0,9% habis dalam 1
jam diberikan secara drips Intravena (IV) selama perawatan
- Klorokuin fosfat 500 mg/12 jam oral (untuk 5-7 hari) atau
hidroksiklorokuin (sediaan yg ada 200 mg) hari pertama 400 mg/12
jam/oral, selanjutnya 400 mg/24 jam/oral (untuk 5-7 hari)
- Azitromisin 500 mg/24 jam per iv atau per oral (untuk 57 hari) dengan
aternatif Levofloxacin 750 mg/24 jam per iv atau per oral (untuk 5-7
hari)
- Pengobatan simtomatis (Parasetamol dan lain-lain).
- Antivirus : Oseltamivir 75 mg/12 jam oral atau Favipiravir (Avigan
sediaan 200 mg) loading dose 1600 mg/12 jam/oral hari ke-1 dan
selanjutnya 2 x 600 mg (hari ke 2-5)
3) Gejala Berat
a) Isolasi dan Pemantauan
- Isolasi di ruang isolasi rumah sakit rujukan atau rawat secara kohorting
b) Non Farmakologis
- Istirahat total, intake kalori adekuat, kontrol elektrolit, status hidrasi
(terapi cairan), dan oksigen
- Pemantauan laboratorium Darah Perifer Lengkap berikut dengan hitung
jenis, bila memungkinkan ditambahkan dengan CRP, fungsi ginjal,
fungsi hati, Hemostasis, LDH, D-dimer.
- Pemeriksaan foto toraks serial bila perburukan
- Monitor tanda-tanda sebagai berikut; - Takipnea, frekuensi napas ≥
30x/min, - Saturasi Oksigen dengan pulse oximetry ≤93% (di jari), -
PaO2/FiO2 ≤ 300 mmHg, - Peningkatan sebanyak >50% di keterlibatan
area paru-paru pada pencitraan thoraks dalam 24-48 jam, - Limfopenia
progresif, - Peningkatan CRP progresif, - Asidosis laktat progresif.
- Monitor keadaan kritis - Gagal napas yg membutuhkan ventilasi
mekanik, shock atau gagal Multiorgan yang memerlukan perawatan ICU.
- Bila terjadi gagal napas disertai ARDS pertimbangkan penggunaan
ventilator mekanik.
E. Protokol Tatalaksana Pasien Belum Terkonfirmasi Covid-19

Menurut Burhan, dkk (2020) protokol tatalaksana pasien terkonfirmasi


coronavirus disease 2019 (covid-19) adalah sebagai berikut:
Kelompok ini termasuk pasien dengan hasil rapid test serologi negatif, orang dalam
pemantauan (ODP) dan pasien dalam pengawasan (PDP).
1) Tanpa Gejala
- Isolasi mandiri di rumah selama 14 hari
- Beri edukasi apa yang harus dilakukan (leaflet untuk dibawa ke
Rumah)
- Vitamin C 3x1 tablet
2) Gejala Ringan
a) Isolasi dan Pemantauan
- Isolasi mandiri di rumah selama 14 hari
- Pemeriksaan laboratorium RDT/PCR swab nasofaring hari 1 dan 2 sesuai Pedoman
covid-19 Kemenkes.
b) Non Farmakologis
- Pemeriksaan Hematologi lengkap di FKTP, contohnya Puskesmas
- Pemeriksaan yang disarankan terdiri dari hematologi rutin, hitung jenis leukosit, dan
laju endap darah.
- Foto toraks
- Beri edukasi apa yang harus dilakukan (leaflet untuk dibawa ke rumah)
- Pribadi : Pakai masker jika keluar, jaga jarak dengan keluarga, kamar tidur sendiri,
menerapkan etika batuk, alat makan minum segera dicuci dengan air/sabun,
berjemur sekitar 10-15 menit pada sebelum jam 9 pagi dan setelah jam 3 sore,
pakaian yg telah dipakai sebaiknya masukkan dalam kantong plastik atau wadah
tertutup sebelum dicuci dan segera dimasukkan dalam mesin cuci, ukur dan catat
suhu tubuh tiap jam 7 pagi dan jam 19 malam dan sedapatnya memberikan
informasi ke petugas pemantau/FKTP atau keluarga jika terjadi peningkatan suhu
tubuh > 38˚C.
- Lingkungan/kamar: perhatikan ventilasi, cahaya dan udara, sebaiknya saat pagi
membuka jendela kamar, saat membersihkan kamar pakai APD (masker dan
google), bersihkan kamar setiap hari, bisa dengan air sabun atau bahan desinfektasn
lainnya.
- Keluarga: kontak erat sebaiknya memeriksakan diri anggota keluarga senantiasa
pakai masker, jaga jarak minimal 1 meter, senantiasa ingat cuci tangan, jangan
sentuh daerah wajah kalau tidak yakin tangan bersih, dan ingat selalu membuka
jendela rumah agar sirkulasi udara tertukar.
3) Gejala Sedang dan Berat
a) Isolasi dan Pemantauan
- Rawat di Rumah Sakit /Rumah Sakit Rujukan
- Pemeriksaan laboratorium RDT/PCR swab nasofaring hari 1 dan 2 sesuai
pedoman covid-19 kemenkes
- Pikirkan kemungkinan diagnosis lain
b) Non Farmakologis
- Istirahat total, intake kalori adekuat, kontrol elektrolit, status hidrasi (terapi
cairan), dan oksigen.
- Pemantauan laboratorium darah perifer lengkap beriku dengan hitung jenis,
bila memungkinkan ditambahkan dengan CRP, fungsi ginjal, fungsi hati,
Hemostasis, LDH, D-dimer.
- Pemeriksaan foto toraks serial
F. Pencegahan Covid-19
Menurut Razi Dkk (2020) pencegahan covid-19 yaitu:
1) Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir
Mencuci tangan merupakan proses yang secara mekanik melepaskan kotoran dari
kulit tangan dengan menggunakan sabun atau deterjen yang mengandung agen antiseptik
serta air mengalir (Depkes RI, 2009). Mencuci tangan sangat berfungsi untuk berbagai
keperluan dalam pengaturan perawatan kesehatan. Mencuci tangan dapat mencegah
infeksi baik endogen maupun eksogen, kontaminasi lingkungan, dan transmisi silang
mikroorganisme (Longtin 2011).
Pencegahan covid-19 dapat dilakukan dengan cara mencuci tangan pakai sabun
dengan air mengalir minimal 20 detik. Jangan menyentuh hidung, mulut dan mata
sebelum mencuci tangan. Mencuci tangan harus dilakukan ketika tiba di rumah, tempat
kerja, dll setelah perjalanan. Sebelum makan, sebelum menyiapkan makanan, setelah
menggunakan toilet, dan gunakan cairan pembersih tangan (minimal 70% alkohol),
hanya bila sabun dan air mengalir tidak tersedia.
6 langkah cuci tangan menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO):
7 Ambil sabun dan ratakan dengan kedua telapak tangan
8 Gosok punggung dan sela-sela jari tangan kiri dengan tangan kanan dan
sebaliknya
9 Gosok telapak tangan dan sela-sela jari
10 Punggung jari tangan kanan digosokkan pada telapak tangan kiri dengan jari sisi
dalam kedua tangan saling mengunci
11 Ibu jari tangan kiri digosok berputar dalam genggaman tangan kanan dan
sebaliknya
12 Gosok berputar ujung jari jari tangan kanan di telapak tangan kiri dan sebaliknya
2) Terapkan etika batuk ketika batuk
Batuk merupakan gerakan refleks yang bersifat reaktif terhadap masuknya benda
asing dalam saluran pernapasan. Gerakan ini dilakukan oleh tubuh sebagai mekanisme
yang alami terutama untuk melindungi paru-paru (Lestari, Madjid & Nasution, 2018).
Ketika batuk atau bersin akan mengeluarkan virus atau kuman yang ada pada diri
seseorang, untuk itu perlu dilakukan nya etika batuk ketika batuk. Berikut etika batuk
yang benar ketika batuk:
a) Ketika batuk, gunakan masker
b) Tutup hidung dan mulut dengan lengan
c) Dapat juga memakai sapu tangan atau tisu
d) Segera buang tisu yang sudah dipakai ke tempat sampah
e) Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir
3) Melakukan physical distancing
Physical distancing merupakan menjaga jarak antar manusia dan menghindari titik
keramaian. Penyakit covid-19 ini menyebar dengan cepat. Orang dapat terinfeksi tanpa
gejala apapun, namun tetap dapat menyebarkannya ke orang lain. Jika kita tidak
melakukan upaya pencegahan dengan menghindari keramaian, jumlah orang terinfeksi
akan meledak dan fasilitas layanan kesehatan akan kewalahan menangani. Physical
distancing dapat dilakukan dengan cara dirumah saja. Berdiam diri di rumah, jika tidak
untuk kepentingan yang sangat mendesak, usahakan tidak keluar rumah. Jika terpaksa
sekali ke luar rumah, hindari tempat keramaian, dan beri jarak dengan orang lain.
4) Menjaga kesehatan lingkungan tempat tinggal
a) Sirkulasi udara dalam rumah
- Secara rutin membuka jendela agar sinar matahari masuk dan terjadi sirkulasi
udara
- Membersihkan tirai jendela dengan detergen 2x/pekan (selama masa wabah
covid-19 diganti/cuci sesering mungkin)
- Membersihkan kusen jendela dan teralis dengan cairan detergen
- Mengganti kawat kasa penutup lubang ventilasi dengan baru
- Polusi udara dari luar jangan masuk ke rumah
- Ciptakan rumah bebas asap rokok
b) Kebersihan lantai
- Menyapu seluruh lantai dan mengumpulkan kotorannya dalam wadah plastik
dan langsung diikat
- Meletakkan plastik tersebut di dalan tempat sampah, tempat sampah
diletakkan di luar
- Mengepel lantai dengan cairan antiseptik pembersih lantai atau dengan
campuran cairan pemutih (mengandung chlorin) dengan takaran campuran 50
ml untuk 34 L air. Saat mengepel, jika air dalam wadah sudah mulai keruh,
ganti dengan yang baru dan harus membilas alat pel sampai air perasan
bersih. Lantai dipel 2x/hari atau minimal 1x/hari saat pagi hari.
c) Kebersihan tempat tidur
- Mengganti sarung bantal dan seprai dengan cadangannya sesering mungkin.
- Mencuci sarung bantal dan seprai dengan detergen dan mesin cuci, setelah
dibilas, lakukan perendaman dalam campuran cairan pemutih sekitar 5-10
menit agar lebih merata terendamnya.
- Membersihkan kasur dari debu dengan sapu lidi dan dijemur langsung diterik
matahari atau lakukan penyemprotan cairan khlorin pada permukaannya
(dosis : 1 tutup pemutih untuk 5L air).
- Keringkan dengan pengering atau langsung dijemur ditempat yang aman dari
polusi.
d) Kebersihan Dapur, Alat Masak & Alat Makan
- Pisahkan sisa makanan dalam plastik dan diikat lalu buang di tempat sampah
(usahakan sediakan tempat sampah yang dibuka dengan diinjak, untuk
menghindari kontak tangan dari tempat sampah).
- Mencuci semua peralatan masak dan makan dengan sabun cuci piring
berkadar pH agak asam (mengandung lemon/jeruk nipis). Pastikan kebersihan
spons pencuci sebelum digunakan.
- Semua alat masak dan makan yang sudah dicuci, dibilas dengan air mengalir
hingga bersih dan tidak licin. Sabun cuci piring yang baik akan menimbulkan
banyak busa
- Setelah dibilas, semua alat masak langsung ditiriskan di rak, untuk alat makan
setelah dibilas dicelupkan ke air hangat (sekitar 70˚C) selama 15 detik.
Jangan mengeringkan alat makan dengan kain lap. Setelah alat masak dan
makan kering ditiriskan, simpan di rak piring yang tertutup rapat.
- Setelah masak/makan, alatnya langsung dicuci, jangan menumpuk piring
kotor. Pastikan meja makan selalu bersih dan dibilas dengan alkohol 70%
atau cairan pemutih.
- Sediakan kain pembersih khusus untuk meja dapur dan meja makan (terbuat
dari bahan karet spons agar mudah dibersihkan dan simpan di wadah
tertutup).
e) Kebersihan Pakaian
- Selalu mengganti pakaian tiap pagi dan sore
- Bagi pekerja, tidak menggunakan pakaian yang sama berhari-hari (ex :
seragam). Gunakan pakaian cadangan agar pakaian yag bekas pakai dapat
segera dicuci.
- Jika dari luar rumah, segera mandi dan ganti pakaian
- Tidak menumpuk pakaian lebih dari semalam, segera cuci pakaian kotor.
- Cucilah pakaian dengan detergen dan mesin cuci, gunakan cairan antiseptik
pada bilasan terakhir.
- Pisahkan pakaian orang dewasa dan anakanak dalam proses pencucian &
penyimpanan.
- Untuk pengendara motor, pastikan kebersihan kelengkapan yang digunakan.
Cucilah secara rutin atau semprotkan cairan khlorin.
5) Kebersihan Diri
Kebersihan diri merupakan hal paling utama dalam menjaga kesehatan pribadi.
Gunakan air bersih untuk upaya-upaya dibawah ini. Khusus untuk cuci tangan harus
menggunakan air yang mengalir. Upaya dapat yang dilakukan yaitu:
- Mandi minimal 2 hari sekali dengan sabun, jika memungkinkan dengan sabun
antispetik. Menyikat gigi dengan benar dan gunakan pasta gigi yang mengandung
fluoride & antiseptik herbal
- Jika terpaksa tetap kerja di luar, sampai rumah segeralah mandi dan mencuci
rambut, jangan kontak dengan keluarga sebelum mandi.
- Jangan lupa mencuci tangan memakai sabun dengan air mengalir. Jangan sentuh
mulut, hidung dan mata sebelum cuci tangan.
- Jika batuk dan bersin, gunakan lengan atas bagian dalam atau tisu yang langsung
dibuang.
- Jangan meludah di sembarang tempat.
- Jagalah kebersihan dan potong kuku kaki dan tangan anda.
- Jika terpaksa keluar rumah dan sedang tidak sehat, selalu gunakan masker.
- Jika susah mendapatkan sabun dan air, cucilah tangan menggunakan hand sanitizer.
6) Menjaga Kesehatan Mental
Kesehatan mental merupakan terhindarnya seseorang dari keluhan dan gangguan
mental baik berupa neurologis maupun psikis. Kesehatan mental adalah terhindarnya
seseorang dari gangguan dan penyakit jiwa (Hamid, 2017) Kondisi mental akan
mempengaruhi daya tahan tubuh kita, jika kondisi mental kita baik, kemungkinan tubuh
akan menjadi lebih kuat.
a) Mengelola Keadaan Psikologis Diri Sendiri
- Hanya menerima informasi tentang Covid-19 dari sumber terpercaya dan
dipastikan kebenarannya.
- Hindari berita yang tidak jelas yang membuat panik. Berusaha untuk terus
menjaga kesehatan dan kebersihan, upaya tersebut dapat mengurangi
kecemasan diri.
- Menyempatkan menghirup udara segar  dan merasakan kehangatan matahari
pagi akan memberikan ketenangan serta sugesti untuk produktif sejak pagi
hari.
b) Selalu Berpikir Positif
- Berfikir positif dengan pertolongan Tuhan bahwa dengan menjaga daya tahan
tubuh dan mematuhi setiap himbauan, ancaman coronavirus disease 2019
(covid-19) akan cepat berlalu.
- Berfikir positif bahwa instruksi dirumahaja memberikan peluang semakin
dekat dengan Tuhan
- Berfikir positif bahwa setiap takdir Tuhan pasti membawa hikmah.
- Tetaplah produktif dan jangan membuang-buang waktu dengan berfikir yang
negatif.
- Tetaplah bersilaturrahmi lewat medsos, video call, dll. Saling terhubung sama
dengan berbagi dukungan sosial.
G. Cara Penularan Covid-19
Menurut Razi Dkk (2020) penularan covid-19 dapat terjadi:
1) Lewat droplet atau percikan saat batuk, bersin atau berbicara
2) Kontak fisik dengan orang terinfeksi covid-19 (menyentuh atau jabat tangan)
3) Menyentuh mulut, hidung dan mata dengan tangan yang terpapar virus
DAFTAR PUSTAKA

Depkes RI. (2009). Pedoman penanggulangan nasional TBC. Jakarta: Depkes RI


Gorbalenya, A. et al. (2020). The species severe acute respiratory syndrome-related coronavirus
classifying 2019-nCoV and naming it SARS-CoV-2. Doi: 10.1038/s41564-020-0695-z
Hamid, A. (2017). Agama dan kesehatan mental dalam perspektif psikologi agama. Jurnal Kesehatan
Tadulak, 3 (1).
Ilmiyah, S. (2020). Surotul Ilmiyah Upaya PBNU Mencegah Penyebaran COVID-19.
Kementerian Kesehatan RI. (2020). Protokol penanganan covid-19. Diperoleh tanggal 10 Mei 2020.
Dari https://www.kemkes.go.id
Razi, Dkk. (2020). Bunga rampai Covid-19 : buku kesehatan mandiri untuk sahabat dirumah saja.
Jakarta : PD Prokami
Susilo (2020). Coronavirus disease 2019. Tinjauan Literatur Terkini Coronavirus disease 2019.
Jurnal Penyakit Dalam Indonesia, 7(1).
WHO. (2020). Covid-19 strategy update. Diakses tanggal 12 Mei 2020. Dari
https://www.who.int/indonesia/news/novel-coronavirus
PRE PLANNING
PENYEGARAN SISTEM LIMA MEJA POSYANDU DENGAN PENGGUNAAN
PROTOKOL KESEHATAN PADA KADER KESEHATAN POSYANDU MURBAI
RW 012 KELURAHAN TOBEKGODANG KECAMATAN TAMPAN PEKANBARU

OLEH
KELOMPOK 4

Abdul Khoiruddin , S.Kep Fitri Amelia, S.Kep


Akheri Ramadhanti, S.Kep Furti Okliantoni, S.Kep
Aska Rahim, S.Kep Giatri Rahma Sari, S.Kep
Clarissa Stefanny, S.Kep Inka Selvia, S.Kep
Dian Permata Ningtyas, S.Kep Khansa Rizki Syukrina, S.Kep
Dhea Putri Primadana A, S.Kep Mashita Dewi, S.Kep
Endah Rizky Ayunita, S.Kep Putri Ayu Suryawan, S.Kep

PROFESI NERS KEPERAWATAN KOMUNITAS


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2020
PRE PLANNING PENYEGARAN SISTEM LIMA MEJA POSYANDU DENGAN
PENGGUNAAN PROTOKOL KESEHATAN PADA KADER KESEHATAN
POSYANDU MURBAI RW 012 KELURAHAN TOBEKGODANG KECAMATAN
TAMPAN PEKANBARU

1. Latar Belakang
Pembangunan kesehatan adalah bagian integral dari program pembangunan secara
keseluruhan. Jika dilihat dari kepentingan masyarakat, pembangunan kesehatan
masyarakat merupakan kegiatan swadaya masyarakat yang bertujuan meningkatkan
kesehatan masyarakat melalui perbaikan status kesehatan. Jika dilihat dari kepentingan
pemerintah, maka pembangunan kesehatan masyarakat merupakan usaha memperluas
jangkauan layanan kesehatan baik oleh pemerintah maupun swasta dengan peran aktif
dari masyarakat sendiri. Keberhasilan pelaksanaan pembangunan dalam bidang kesehatan
sangat tergantung pada peran aktif masyarakat yang bersangkutan.
Dalam rangka menuju masyarakat yang adil dan makmur maka pembangunan
dilakukan di segala bidang. Pembangunan di bidang kesehatan mempunyai arti yang
penting dalam kehidupan nasional, khususnya didalam memelihara dan meningkatkan
kesehatan. Untuk mencapai keberhasilan tersebut erat kaitannya dengan pembinaan dan
pengembangan sumber daya manusia sebagai modal dasar pembangunan nasional.
Hal ini merupakan suatu upaya yang besar sehingga tidak dapat dilaksanakan hanya
oleh pemerintah melainkan perlu peran serta masyarakat. Untuk mempercepat angka
penurunan tersebut diperlukan keaktifan peran serta masyarakat dalam mengelola dan
memanfaatkan Posyandu karena Posyandu adalah milik masyarakat, dilaksanakan oleh
masyarakat dan ditujukan untuk kepentingan umum. Dimana kegiatan tersebut
dilaksanakan oleh kader-kader kesehatan yang telah mendapatkan pendidikan dan
pelatihan dari puskesmas mengenai pelayanan kesehatan dasar. Untuk mewujudkan
tujuan posyandu tersebut maka perlu dibarengi dengan mutu pelayanan kesehatan yang
berkualitas oleh kader posyandu. Banyak faktor yang mempengaruhi keaktifan kader
diantaranya pengetahuan kader tentang posyandu, pengetahuan kader tentang posyandu
akan berpengaruh terhadap kemauan dan perilaku kader untuk mengaktifkan kegiatan
posyandu, sehingga akan mempengaruhi terlaksananya program kerja posyandu. Perilaku
yang didasari pengetahuan akan lebih lama dari pada perilaku yang tidak didasari oleh
pengetahuan.
Selain pengetahuan kader tentang posyandu, keaktifan kader juga dipengaruhi oleh
motivasi baik dari dalam diri kader sendiri ataupun dari pihak luar seperti dukungan yang
positif dari berbagai pihak diantaranya kepala desa, tokoh masyarakat setempat, maupun
dari petugas kesehatan setempat, fasilitas yang memadai (mengirimkan kader
kepelatihan-pelatihan kesehatan, pemberian buku panduan, mengikuti seminar-seminar
kesehatan), penghargaan, kepercayaan yang diterima kader dalam memberikan
pelayanan kesehatan mempengaruhi aktif tidaknya seorang kader posyandu.
Penghargaan bagi kader dengan mengikuti seminar-seminar kesehatan dan pelatihan
serta pemberian modul-modul panduan kegiatan pelayanan kesehatan. Dengan kegiatan
tersebut diharapkan kader mampu dalam memberikan pelayanan kesehatan dan aktif
datang disetiap kegiatan posyandu.
Posyandu merupakan salah satu bentuk upaya kesehatan bersumber daya masyarakat
yang menjadi milik masyarakat dan menyatu dalam kehidupan dan budaya masyarakat.
Posyandu berfungsi sebagai wadah pemberdayaan masyarakat dalam alih informasi dan
keterampilan dari petugas kepada masyarakat dan antar sesama masyarakat serta
mendekatkan pelayanan kesehatan dasar, terutama berkaitan dengan penurunan Angka
Kematian Ibu (AKI), Angka Kematian Bayi (AKB), dan Angka Kematian Balita
(AKABA). Jumlah Posyandu di Indonesia sebanyak 296.777 yang tersebar di seluruh
Indonesia dengan posyandu aktif sebanyak 188.855 dan terdapat sekitar 3 sampai 4
orang kader per Posyandu dan berarti ada lebih dari 1 juta kader Posyandu (Kemenkes
RI, 2019). Berdasarkan data Riskesdas (2018), hampir 78% penimbangan balita
dilaksanakan di Posyandu.
Kondisi tersebut memperlihatkan peran penting dari kader Posyandu sebagai garda
terdepan dalam pelayanan kepada masyarakat melalui Posyandu. Namun demikian,
masih banyak kader yang belum memiliki pemahaman dan keterampilan yang memadai
dalam melaksanakan tugasnya. Kader Posyandu sebaiknya mampu menjadi pengelola
Posyandu dengan baik karena mereka yang paling memahami kondisi kebutuhan
masyarakat di wilayahnya. Pengelola Posyandu merupakan orang yang dipilih, bersedia,
mampu dan memiliki waktu serta kepeduliaan terhadap pelayanan sosial dasar
masyarakat. Oleh sebab itu, pelatihan bagi kader Posyandu merupakan salah satu upaya
dalam rangka meningkatkan kapasitas dan kemampuan kader Posyandu.
Terlaksananya Program Posyandu tersebut tidak lepas dari peran tenaga kesehatan
baik rumah sakit, puskesmas, posyandu dan lain sebagainya. Tenaga kesehatan di
posyandu selain perawat ada juga kader yang ikut berperan dalam sistem 5 meja. Meja 1-
4 dipegang oleh kader dengan kegiatan pendaftaran, penimbangan, pencatatan dan
penyuluhan kesehatan, sedangkan meja 5 di pegang oleh petugas kesehatan. Untuk
meningkatkan pengetahuan kader perlu dilakukan pemberian pengetahuan dalam hal ini
yaitu penyegaran kader khususnya tentang sistem lima meja. Di masa pandemi Covid-19
ini, pada awalnya pelaksanaan posyandu terhenti beberapa bulan sampai dikeluarkannya
protokol pelaksanaan posyandu pada keadaan pandemi Covid-19. Beberapa posyandu di
Indonesia akan melakukan pelaksanaan posyandu sesuai protokol kesehatan Covid-19,
namun ada juga beberapa posyandu di Indonesia yang tetap berhenti pelaksanaannya,
salah satunya Posyandu Murbai di RW 012 Kelurahan Tobekgadang Kecamatan
Tampan, Pekanbaru.
Dari hasil wawancara terhadap kader di Posyandu Murbai, ners muda mendapatkan
data bahwa Posyandu Murbai merupakan gabungan dari empat RW yaitu, RW 11, 12,
13, dan 14. Ketua Kader Posyandu Murbai terdapat 5 orang kader posyandu yang aktif di
Posyandu Murbai yang diwakili oleh RW 11, 12, dan 14. Ketua Kader Posyandu Murbai
mengatakan perwakilan kader posyandu dari RW 13 tidak ada karena saat pembentukan
kader posyandu, RW 13 tidak ada balita. Ketua kader posyandu juga mengatakan
mengatakan semua kader aktif dalam pelaksanaan posyandu dan ia mengerti mengenai
proses pelaksanaan posyandu dengan sistem lima meja karena sebelum adanya pandemi
Covid-19, ia sering mengikuti pelatihan dan posyandu rutin. Posyandu dilaksanakan
setiap tanggal 19. Tetapi, sejak masa pandemi Covid-19 pelaksanaan posyandu berhenti
dan tidak memungkinkan dilakukan kegiatan. Dikarenakan telah ada himbauan
pemerintah pada Januari 2021 bahwa posyandu dengan sistem 5 meja namun tetap
memperhatikan protokol kesehatan dengan 3M (Mencuci tangan, Menggunakan Masker,
dan Menjaga Jarak). Maka, ners muda bermaksud melaksanakan penyegaran sistem 5
meja posyandu dengan penggunaan protokol kesehatan untuk mempersiapkan kader agar
protokol kesehatan tetap berjalan ketika kegiatan posyandu dilaksanakan.
2. Tujuan
a) Tujuan Umum
Setelah dilakukan penyegaran sistem 5 meja posyandu sesuai dengan protocol
kesehatan pada kader kesehatan posyandu Murbai di Kelurahan Tobekgodang
Kecamatan Tampan diharapkan kader kesehatan mampu melakukan lima langkah
kegiatan posyandu dengan memperhatikan protokol kesehatan selama masa pandemi
Covid-19.

b) Tujuan Khusus
Setelah dilakukan kegiatan penyuluhan kesehatan dan demonstrasi sistem 5
meja sesuai dengan protokol selama 1 x 35 menit diharapkan kader kesehatan
mampu:
a. Mengetahui tentang kegiatan sistem lima meja di Posyandu sesuai dengan
protokol kesehatan.
b. Mampu menjelaskan kembali tentang kegiatan sistem lima meja di Posyandu
sesuai dengan protokol kesehatan.
c. Mendemonstrasikan kegiatan sistem lima meja di Posyandu denga
memperhatikan protokol kesehatan.
d. Mengetahui protokol kesehatan Covid-19 yang harus diperhatikan jika
posyandu tetap berjalan di masa pandemi Covid-19.

3. Rancangan Kegiatan
a) Topik : Sistem Lima Meja Sesuai Protokol Kesehatan Covid-19
b) Sasaran : Kader kesehatan Posyandu Murbai
c) Metoda : Ceramah, diskusi, dan demontrasi
d) Media dan alat :
 Powerpoint
 Mikrofon
 Boneka bayi
 Timbangan bayi
 KMS
 Bolpoint
e) Waktu dan tempat
Waktu : Selasa/ 22 Desember 2020
Jam : 14.00 WIB
Tempat : Posyandu Murbai
f) Pengorganisasian dan Setting Tempat
1 2

4 3 4

5 6

Keterangan:
1. Moderator
2. Penyaji
3. Peserta
4. Fasilitator
5. Observer
6. Dokumentasi
a) Susunan Acara
No Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta
1 Pembukaan (5 Pembukaan
menit) a) Mengucapkan salam a) Menjawab salam
b) Perkenalan mahasiswa b) Memperhatikan
c) Menjelaskan tujuan c) Memperhatikan
d) Menjelaskan kontrak waktu d) Memperhatikan

2 Penyampaian Penyampaian materi


materi (35 a) Menanyakan langkah a) Menjawab
menit) kegiatan lima meja b) Mendengarkan dan
b) Memberikan reinforcement memperhatikan
positif c) Mendengarkan dan
c) Menjelaskan langkah- memperhatikan
langkah kegiatan lima meja d) Mendengarkan dan
d) Menjelaskan protokol memperhatikan
kesehatan Covid-19 yang
harus diperhatikan jika
posyandu dilaksanakan
dimasa pandemic Covid-19 e) Memperagakan
e) Mendemonstrasikan kegiatan kegiatan
sistem lima meja dan
protokol kesehatan yang
perlu diperhatikan ketika
posyandu dilaksanakan
dimasa pandemic Covid-19
f) Memberikan kesempatan f) Bertanya
untuk bertanya
Penutup (5 Penutup
menit) a) Mengevaluasi pengetahuan d) Mendengarkan dan
kader tentang materi yang memberi umpan
disampaikan balik
b) Menyimpulkan materi e) Mendengarkan dan
penyuluhan menerima leaflet
c) Memberi salam penutup f) Menjawab salam

b) Uraian Tugas
1) Penanggung jawab:
a) Aska Rahim, S. Kep
b) Fitri Amelia, S.Kep
c) Furti Okliantoni, S.Kep
2) Ketua Panitia : Aska Rahim, S.Kep
Tugas: Mengkoordinir persiapan dan pelaksanaan penyuluhan
3) Moderator: Fitri Amelia, S.Kep
Tugas
i. Membuka acara
j. Memperkenalkan mahasiswa
k. Membuat kontrak waktu
l. Menjelaskan tujuan kegiatan penyuluhan
4) Presentator/Leader: Furti Okliantoni, S.Kep
Tugas: Memberikan penyuluhan kesehatan pada ibu-ibu kader Posyandu Murbai
5) Demonstrator:
d) Pendaftaran : Putri Ayu Suryawan, S.Kep
e) Penimbangan : Dhea Putri Primadana A, S.Kep
f) Pencatatan : Inka Selvia, S.Kep
g) Penyuluhan : Mashita Dewi, S.Kep
h) Pelayanan Kesehatan : Dian Permata Ningtyas, S.Kep
6) Fasilitator:
f) Endah Rizky Ayunita, S.Kep
g) Giatri Rahma Sari, S.Kep
h) Akheri Ramadhanti, S.Kep
i) Clarissa Stefanny, S.Kep
Tugas:
d. Memotivasi peserta/masyarakat untuk berperan aktif dalam penyuluhan
e. Memfasilitasi peserta untuk berperan aktif dalam kegiatan
7) Observer: Abdul Khoiruddin,, S.Kep
Tugas:
Mengamati proses pelaksanan kegiatan penyuluhan dari awal sampai akhir dan
membuat laporan hasil penyuluhan.
8) Dokumentasi: Khansa Rizki Syukrina, S.Kep
Tugas:
Mendokumentasikan pelaksanaan kegiatan penyuluhan kesehatan
c) Kriteria Evaluasi
1) Evaluasi Struktur
a. Ibu-ibu kader Posyandu Murbai dan mahasiswa menghadiri penyuluhan
b. Tempat dan media serta alat penyuluhan tersedia sesuai rencana
2) Evaluasi Proses
a) Peran dan tugas mahasiswa sesuai perencanaan
b) Ibu-ibu Kader Posyandu Murbai yang hadir mengikuti kegiatan dari awal
sampai akhir
c) Ibu-ibu Kader Posyandu Murbai yang hadir berperan aktif selama
kegiatan berlangsung
3) Evaluasi Hasil
F. Ibu-ibu Kader Posyandu Murbai yang hadir mengetahui sistem lima meja
dengan memperhatikan protokol kesehatan.
G. Ibu-ibu Kader Posyandu Murbai yang hadir mampu menjelaskan kembali
sistem lima meja dengan memperhatikan protokol kesehatan.
H. Ibu-ibu Kader Posyandu Murbai yang hadir mampu mendemonstrasikan
sistem lima meja dengan memperhatikan protokol kesehatan.
I. Ibu-ibu Kader Posyandu Murbai yang hadir mengetahui protokol
kesehatan Covid-19 yang harus diperhatikan jika posyandu tetap berjalan
di masa pandemi Covid-19
Ringkasan Materi

SISTEM LIMA MEJA DENGAN PROTOKOL KESEHATAN

1) Pengertian Sistem Lima Meja


Lima langkah kegiatan Posyandu adalah kegiatan pelayanan mulai dari pendaftaran
hingga pelayanan kesehatan yang dilaksanakan pada hari buka Posyandu. Langkah
pertama hingga keempat dilaksanakan oleh para kader, sedangkan langkah kelima
dilaksanakan oleh kader bersama petugas kesehatan.
2) Protokol Pencegahan Covid-19 Pelaksanaan Posyandu
Berdasarkan surat dari Kementrian Dalam Negeri Indonesia nomor 094/1737/BPD
tanggal 27 April 2020 tentang Operasional Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) dalam
Pencegahan Penyebaran Covid-19.
a. Penangungjawab posyandu dan kader mendistribusikan undangan kepada orang tua
balita terutama yang bermasalah gizi atau tumbuh kembang, untuk datang ke
posyandu sesuai hari dan jam yang telah ditetapkan dalam undangan sehingga
protokol pencegahan Covid-19 dapat dijalankan.
b. Penanggung jawab posyandu menuliskan permintaan agar balita membawa sendiri
kain untuk menimbang
c. Kader posyandu menyampaikan undangan tersebut melalui whatsapp (WA) group
atau undangan tertulis, pada 3-4 hari sebelum pelaksanaan posyandu
d. Penanggung jawab dan kader posyandu menyiapkan posyandu sebelum pelayanan
dengan langkah-langkah sebagai berikut:
a) Mendesinfektan kursi, meja dan area didalam posyandu yang akan digunakan
serta area disekitar posyandu
b) Menyiapkan tempat cuci tangan dan sabun tangan
c) Menyiapkan thermogun untuk memeriksa suhu petugas, orangtua balita dan balita
d) Memastikan kader yang akan melayani dalam keadaan sehat dengan memastikan
kader tidak dalam keadaan batuk, pilek atau demam
e) Mempersiapkan alat-alat yang dibutuhkan yaitu alat timbang (dacin, pita LILA),
alat ukur panjang/tinggi badan, oralit, buku pencatatan, buku laporan dan lain-
lain.
f) Mempersiapkan bahan PMT penyuluhan dan pemulihan
g) Penanggung jawab posyandu membagi tugas dan menempatkan kader dimasing-
masing meja pelayanan
h) Penanggungjawab posyandu menempatkan 1(satu) kader posyandu untuk
mengecek suhu tubuh
i) Penanggungjawab posyandu menempatkan 1 kader untuk mengawasi
terlaksananya protokol kesehatan pencegahan penyebaran Covid-19 di posyandu
e. Setelah posyandu dipersiapkan dan kader yang bertugas sudah siap, maka pelayanan
dapat segera dimulai dengan tahap-tahap sebagai berikut:
a) Kader posyandu meminta orangtua balita dan balitanya memakai masker dan
mencuci tangan
b) Kader posyandu memeriksa suhu tubuh orang tua balita dan balita dengan
mengunakan thermogun
c) Mempersilahkan masuk menuju meja pelayanan
d) Kader posyandu memberikan pelayanan pendaftaran
e) Kader posyandu memberikan pelayanan pengukuran tinggi/panjang badan,
timbang berat badan dan pengukuran lingkar kepala
f) Kader posyandu melakukan pencatatan hasil penimbangan dan pengukuran
tinggi/panjang badan balita dibuku KIA dan register
g) Kader posyandu menjelaskan hasil pemantauan pertumbuhan dan edukasi kepada
orangtua
h) Kader posyandu memberikan Makanan Tambahan penyuluhan bagi balita yang
tidak memiliki gangguan gizi
i) Kader posyandu didampingi petugas kesehatan memberikan Makanan Tambahan
Pemulihan untuk balita yang memiliki gangguan gizi
j) Kader posyandu merujuk balita yang mengalami gangguan pertumbuhan dan
perkembangan
k) Petugas kesehatan memberikan pelayanan bagi balita yang membutuhkan
pelayanan kesehatan
l) Kader posyandu mengingatkan orangtua untuk kembali melakukan penimbangan
dibulan selanjutnya setelah pelayanan selesai
m) Kader posyandu mempersilahkan orangtua balita untuk segera pulang dan
meminta mencuci tangan terlebih dahulu sebelum pulang.
3) Langkah Sistem Lima Meja
d) Langkah pertama : Pendaftaran
i. Kader mendaftaran bayi/balita yang dibawa ibu-ibu: yaitu nama bayi/balita
tersebut ditulis pada secarik kertas yang kemudian diselipkan pada KMS-nya.
Apabila balita merupakan peserta baru, berarti KMS baru diberikan, nama anak
ditulis pada KMS dan secarik kertas yang kemudian diselipkan pada KMS-nya.
ii. Selain itu, kader juga mendaftar ibu hamil, yaitu nama ibu hamil tersebut ditulis
pada formulir atau Register Ibu hamil. Apabila ibu hamil tidak membawa balita,
langsung dipersilahkan menuju langkah 4.
4) Langkah kedua : Penimbangan
i. Kader di kegiatan 1 meminta orang tua balita untuk membawa bayi/balitanya dan
menyerahkan KMS kepada kader di langkah 2.
ii. Kader di kegiatan 2 menimbang dan mencatat hasil penimbangan bayi/balita
tersebut pada secarik kertas yang diselipkan dalam KMS.
Langkah-langkah penimbangan:
1. Mempersiapkan dacin
 Gantung dacin pada tempat yang kokoh, seperti: pelana rumah atau
kusen pintu, atau dahan pohon, atau penyangga kaki tiga yang kuat.
 Letakkan bandul geser pada angka nol. Jika ujung kedua paku timbang
tidak dalam posisi lurus maka timbangan perlu ditera atau diganti
dengan baru.
 Atur posisi angka pada batang dacin sejajar dengan mata penimbang.
d. Pastikan bandul geser berada pada angka nol.
 Pasang sarung timbang/celana timbang/kotak timbang yang kosong
pada dacin.
 Seimbangkan dacin yang telah dibebani dengan sarung timbang/celana
timbang/kotak timbang dengan memberi kantong plastik berisikan
pasir/ batu krikil di ujung batang dacin, sampai kedua jarum di atas
tegak lurus.
2. Penimbangan balita
a. Masukkan balita ke dalam sarung timbang dengan pakaian
seminimal mungkin dan geser bandul sampai jarum tegak lurus.
b. Baca berat badan balita dengan melihat angka di ujung bandul geser.
c. Catat hasil penimbangan dengan benar di kertas/ buku bantu dalam
kilogram dan ons.
d. Kembalikan bandul ke angka nol dan pastikan bandul aman.
e. Keluarkan balita dari sarung/celana timbang/kotak timbang.

5) Langkah ketiga: Pengisisan KMS


Kartu Menuju Sehat (KMS) adalah kartu yang memuat kurva
pertumbuhan normal anak berdasarkan indeks antropometri berat badan
menurut umur. Pada setiap hari buka Posyandu kader diharapkan dapat
mengisi KMS dalam buku KIA seluruh anak yang datang dan ditimbang. KMS
ini menjadi penting karena merupakan salah satu alat pemantau pertumbuhan
anak. Selain mampu mengisi, kader diharapkan juga mampu membaca atau
menilai grafik yang terbuat dari hasil penimbangan anak setiap bulan sehingga
ia dapat memberikan penilaian apakah anak bertumbuh dengan baik atau
kurang baik. Jika anak bertumbuh baik.
Berikan pujian kepada Ibu serta ingatkan untuk menimbang anaknya di
Posyandu pada bulan berikutnya. Bila pertumbuhan anak kurang baik, perlu
dirujuk kepada petugas kesehatan. Untuk itu kader perlu memperhatikan cara
mengisi dan membaca KMS yang benar agar pengambilan keputusan tidak
salah.
Cara mengisis KMS:
c) Pada balita yang baru pertama kali ditimbang, perhatikan isian “Nama Ibu”
dan “Nama Anak” pada sampul depan buku KIA. Jika masih kosong, isilah
nama ibu dan nama anak dengan jelas. Tambahkan nama panggilan/nama kecil
jika ada.
d) Perhatikan juga halaman iv buku KIA, apakah “Nomor Registrasi”, “Nomor
Urut” dan “Identitas Keluarga” sudah terisi dengan lengkap. Jika belum,
bantulah ibu/keluarga balita untuk mengisinya.
e) Pilihlah KMS untuk laki-laki berwarna biru (halaman 49—50 buku KIA).
Pilihlah KMS Untuk perempuan berwarna merah muda (halaman 51—52 Buku
KIA).
f) Isilah nama anak dan nama Posyandu pada bagian atas halaman KMS.
g) Isilah bulan lahir anak pada kolom “Bulan Penimbangan” di bawah umur 0
(nol) bulan.
Contoh:
Aida lahir pada tanggal 17 Februari 2018. Tulis “Februari 18” di bawah umur 0
bulan.
h) Tulis semua kolom bulan berikutnya secara berurutan.
i) Tulis berat badan anak pada kolom ”BB (kg)” di bawah kolom “Bulan
penimbangan”.
j) Tentukan letak titik hasil penimbangan berat badan pada KMS dengan cara
menghubungkan garis mendatar berat badan dan garis tegak umur pada grafik
KMS. Lalu buat titik yang mudah terlihat.
k) Hubungkan titik berat badan bulan ini dengan bulan lalu dalam bentuk
garis lurus.
Catatan:
Jika anak bulan lalu tidak ditimbang maka garis pertumbuhan tidak dapat
dihubungkan.
l) Catat setiap kejadian yang dialami anak pada bulan saat anak ditimbang di atas
titik hasil penimbangan yang telah ditentukan.
m)Isis kolom pemberian “ASI Ekslusif” dengan tanda centang (√) bila pada bulan
tersebut bayi masih diberi ASI saja, tanpa makanan dan minuman lain. Bila
diberi makanan lain selain ASI, bulan tersebut dan bulan berikutnya diisi dengan
tanda strip (-).
n) Selanjutnya kader menyerahkan KMS kepada keluarga balita yang kemudian
menuju langkah ke-4.
6) Langkah keempat : Penyuluhan
i. Kader yang bertugas menerima KMS anak dari keluarga balita membacakan
dan menjelaskan data KMS tersebut.
ii. Cara membaca KMS/menentukan status pertumbuhan anak:
Status pertumbuhan anak dapat diketahui dengan 2 cara yaitu dengan menilai garis
pertumbuhannya, atau dengan menghitung kenaikan berat badan anak
dibandingkan dengan kenaikan Berat Badan Minimum (KBM).
Kesimpulan dari penentuan status pertumbuhan anak adalah sebagai berikut.
a. Naik (N): grafik berat badan memotong garis pertumbuhan di atasnya dan
kenaikan berat badan lebih besar dari KBM.
b. Naik (N): grafik berat badan mengikuti garis pertumbuhannya dan
kenaikan berat badan lebih besar dari KBM.
c. Tidak Naik (T): grafik berat badan memotong garis pertubuhan di
bawahnya dan kenaikan berat badan lebih kecil dari KBM.
d. Tidak Naik (T): grafik berat badan mendatar dan kenaikan berat badan
lebih kecil dari KBM.
e. Tidak Naik (T): grafik berat badan menurun dan kenaikan grafik berat
badan lebih kecil dari KBM.
iii. Setelah kesimpulan didapat status pertumbuhan anak tersebut dicatat pada kolom
“N/T” dengan menuliskan “N” jika naik atau “T” jika tidak naik. Kader kemudian
memberikan nasehat kepada keluarga balita, baik dengan mengacu kepada data
KMS maupun pada hasil pengamatan terhadap anaknya.
iv. Apabila tidak ada petugas kesehatan di kegiatan 5 (pelayanan), kader dapat
melakukan rujukan ke tenaga kesehatan, bidan, PL KB, atau Puskesmas apabila
ditemukan masalah pada balita, ibu hamil atau ibu menyusui.
v. Selain itu, kader juga dapat memberikan penyuluhan gizi atau pertolongan dasar,
misalnya pemberian makanan tambahan (PMT), tablet tambah darah (tablet besi),
vitamin A, oralit dan lain-lain.
vi. Tindak lanjut hasil penimbangan
Berdasarkan hasil penilaian pertumbunhan balita, tindak lanjut yang dapat dilakukan
adalah:
1. Berat Badan Naik (N):
i. Berikan pujian kepada ibu yang telah membawa balita ke Posyandu dan
beri dukungan untuk mempertahankan kondisi anak sehat.
ii. Berikan umpan balik dengan cara menjelaskan arti grafik pertumbuhan
anaknya yang tertera pada KMS secara sederhana.
iii. Anjurkan kepada ibu untuk mempertahankan kondisi anak dan berikan
nasihat tentang pemberian makan anak sesuai golongan umurnya.
iv. Anjurkan untuk datang pada penimbangan berikutnya.
2. Berat Badan Tidak Naik 1 kali (T1):
4) Berikan pujian kepada ibu yang telah membawa balita ke Posyandu
5) Berikan umpan balik dengan cara menjelaskan arti grafik
pertumbuhan anaknya yang tertera pada KMS secara sederhana
6) Tanyakan dan catat keadaan anak bila ada keluhan (batuk, diare,
panas, rewel, dan lain-lain) dan kebiasaan makan anak.
3. Berat Badan Tidak Naik 2 kali (T2) atau berada di Bawah Garis Merah
(BGM):
a. Berikan pujian kepada ibu yang telah membawa balita ke Posyandu dan
anjurkan untuk datang kembali bulan berikutnya
b. Berikan umpan balik dengan cara menjelaskan arti garfik pertumbuhan
anaknya yang tertera di KMS secara sederhana
c. Berikan penjelasan tentang kemungkinan penyebab berat badan tidak
naik tanpa menyalahkan ibu
d. Berikan nasehat kepada ibu tentang ajnuran pemberian makan anak
sesuai golongan umurnya
e. Rujuk anak ketempat rujukan terdekat sesuai kondisi anak
4. Titik-titik berat badan dalam KMS terputus-putus (tidak teratur)
a. Berikan pendekatan dan penyuluhan tentang manfaat memantau proses
tumbuh kembang anak
b. Berikan motivasi untuk menimbang setiap bulan

7) Langkah kelima: Pelayanan Kesehatan


Khusus untuk kegiatan ini utamanya hanya dapat dilakukan oleh petugas
kesehatan bidan atau Petugas Lapangan Keluarga Berencana (PLKB) yang
memberikan layanan antara lain imunisasi, KB, pemberian tablet tambah darah
(tablet besi), vitamin A dan obat-obatan lainnnya.
DAFTAR PUSTAKA

Kemenkes RI. (2012). Kurikulum dan Modul Kader Posyandu. Jakarta: Kemenkes RI
Kemenkes RI. (2013). Situasi Keluarga Berencana di Indonesia. Diperoleh tanggal 02
November 2020 dari https://www.google.com/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&
cd=3&cad=rja&uact=8&ved=0ahUKEwisoPmkg8PaAhUBfrwKHUYrBFsQFghBM
AI&url=http%3A%2F%2Fwww.depkes.go.id%2Fdownload.php%3Ffile%3Ddownlo
ad%2Fpusdatin%2Fbuletin%2Fbuletinkespro.pdf&usg=AOvVaw15p3x3ffKkon2Wc
lb5cGtt
BKKBN. (2019). Laporan kinerja instansi pemerintah 2019 badan kependudukan dan
keluarga berencana nasional 2019. Diperoleh tanggal 02 November 2020 dari
https://www.bkkbn.go.id/po-content/uploads/LAKIP_BKKBN_2019.pdf
PRE PLANNING
ANALISA PROGRAM PUSKESMAS POSBINDU PTM BERDASARKAN
KEMENKES RI

OLEH :
KELOMPOK IV

Abdul Khoiruddin, S.Kep Dian Permata Ningtyas, S.Kep


Aska Rahim, S. Kep Giatri Rahma Sari, S. Kep
Akheri Ramadhanti, S.Kep Dhea Putri Primadana Arum, S. Kep
Fitri Amelia, S. Kep Furti Okliantoni Pratiwi, S. Kep
Clarissa Stefany, S. Kep Khansa Rizki Syukrina, S. Kep
Endah Rizki Ayunita, S. Kep Mashita Dewi, S. Kep
Inka Selvia, S. Kep Putri Ayu Suryawan, S. Kep

PROFESI KEPERAWATAN KOMUNITAS DAN KELUARGA


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS RIAU
2020
PRE-PLANNING ANALISIS PROGRAM PUSKESMAS POSBINDU
BERDASARKAN KEMENKES RI

A. Latar Belakang
Saat ini Penyakit Tidak Menular (PTM) menjadi penyebab utama kematian di
dunia.Penyakit tidak menular (PTM) merupakan penyakit kronis yang tidak ditularkan
dari orang ke orang. PTM diantaranya adalah penyakit jantung, stroke, kanker, diabetes,
dan Penyakit Paru Obstruksi Kronis (PPOK). Berdasarkan data WHO tahun 2018 sebesar
71 % penyebab kematian di dunia adalah penyakit tidak menular (PTM) yang membunuh
36 juta jiwa per tahun. Sekitar 80 % kematian tersebut terjadi di negara berpenghasilan
menengah dan rendah. 73% kematian saat ini disebabkan oleh penyakit tdak menular,
35% diantaranya karena penyakit jantung dan pembuluh darah, 12% oleh penyakit
kanker, 6% oleh penyakit pernapasan kronis, 6% karena diabetes, dan 15% disebabkan
oleh PTM lainnya (Kemenkes, 2019)
Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018, prevalensi PTM
mengalami kenaikan jika dibandingkan dengan Riskesdas tahun 2013, antara lain
hipertensi, diabetes melitus, dan stroke. Prevalensi penyakit hipertensi naik dari 25,8 %
menjadi 34,1 %, prevalensi penyakit diabetes melitus naik dari 6,9% menjadi 8.5%,
sedangkan prevalensi penyakit stroke naik dari 7% menjadi 10,9% (Riskesdas, 2018).
Salah satu program pemberdayaan masyarakat dalam upaya pencegahan dan
deteksi dini PTM adalah Pos Pembinaan Terpadu Penyakit Tidak Menular (Posbindu
PTM). Posbindu PTM merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumberdaya
Masyarakat (UKBM) dalam pengendalian faktor resiko PTM berada dibawah pembinaan
puskesmas. Posbindu PTM yang dibangun berdasarkan komitmen bersama dari seluruh
elemen masyarakat yang peduli terhadap ancaman PTM. Kegiatan deteksi dini dan
pemantauan faktor risiko PTM utama yang dilaksanakan secara terpadu, rutin dan
periodik. Faktor risiko penyakit tidak menular (PTM) meliputi merokok, konsumsi
minuman beralkohol, pola makan tidak sehat, kurang aktifitas fisik, obesitas, stres,
hipertensi, hiperglikemi, hiperkolesterol serta menindak lanjuti secara dini faktor risiko
yang ditemukan melalui konseling kesehatan dan segera merujuk ke fasilitas pelayanan
kesehatan dasar. Sasaran utama Posbindu PTM adalah kelompok masyarakat sehat,
berisiko dan penyandang PTM berusia 15 tahun ke atas (Kemenkes,2019).
Berdasarkan Profil Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru tahun 2019 didapatkan bahwa
ada 90 posbindu PTM di Pekanbaru, sementara untuk di kecamatan Tampan itu sendiri
ada 14 posbindu PTM, diantaranya 5 dari puskesmas Sidomulyo, 3 dari Puskesmas RI
Sidomulyo, dan 6 dari puskesmas Simpang Baru.
Berdasarkan data diatas maka kelompok tertarik untuk menganalisa program
puskesmas yaitu Posbindu PTM berdasarkan Kemenkes RI.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Diketahuinya hasil analisa program puskesmas Posbindu PTM berdasarkan Kemenkes
RI
2. Tujuan khusus
a) Menganalisis tentang Program Posbindu PTM menurut Kemenkes RI
b) Menganalisis tentang Puskesmas
c) Menganalisis tentang pelaksanaan Posbindu PTM di Puskesmas berdasarkan
evidance based
C. Rancangan Kegiatan
1. Topik : Pemaparan hasil Analisa Program Puskesmas tentang
Posbindu PTM (Penyakit Tidak Menular)
2. Sasaran : Mahasiswa Ners Muda dan Pembimbing Praktik Profesi
Keperawatan Komunitas Tahun 2020 di RW 012 Kelurahan Tobekgodang
3. Metode :Diskusi dan Ceramah
4. Media dan alat :PPT
5. Waktu dan Tempat
Hari/tanggal : Sabtu, 26 Desember 2020
Jam : 10.00 WIB s/d selesai
Tempat : Google Meet
6. Susunan Acara
No Waktu Kegiatan Mahasiswa Petugas
1 10.00-10-05 Pembukaan acara Giatri Rahma Sari, S.Kep
WIB
2 10.30-11.15 Pemaparan hasil APP oleh ners
WIB muda UR: Dian Permata Ningtyas, S.Kep
RW 12
3 11.15-11.35 Evaluasi kegiatan Ns. Herlina.,
WIB M.Kep.,Sp.Kep.Kom
4 11.40-11.50 Penutup Giatri Rahma Sari, S.Kep
WIB  Menutup diskusi
 Mengucapkan salam

7. Uraian Tugas
a. Ketua Pelaksana : Dhea Putri Primadana Arum,S.Kep
Tugas : Mengkoordinir pemaparan dan pelaksanaan pemaparan hasil APP
b. Moderator : Giatri Rahma Sari, S.Kep
Tugas :
1. Membuka acara
2. Membuat kontrak waktu
3. Menjelaskan tujuan kegiatan penyuluhan
c. Presentator : Dian Permata Ningtyas, S.Kep
Tugas : memaparkan hasil APP
d. Fasilitator :
1. Inka Selvia, S.Kep
2. Mashita Dewi, S.Kep
3. Endah Rizki Ayunita, S.Kep
4. Akheri Ramadhanti, S.Kep
5. Putri Ayu Suryawan, S.Kep
6. Aska Rahim, S.Kep
Tugas :
1. Memotivasi peserta untuk berperan aktif dalam pemaparan hasil APP
2. Memfasilitasi peserta untuk berperan aktif dalam kegiatan
e. Observer : Furti Okliantoni, S.Kep
Tugas : mengamati proses pelaksanaan kegiatan pemaparan hasil APP dari awal
sampai akhir dan membuat laporan hasil pemaparan hasil APP
f. Dokumentasi : Fitri Amelia, S.Kep, Abdul Khoiruddin, S.Kep, Khansa Rizki
Ayunita, S.Kep, Clarissa Stefany, S.Kep
Tugas : Mendokumentasikan pelaksanaan kegiatan pemaparan hasil APP
D. Kriteria Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
a. Mahasiswa Ners Muda yang Praktik Profesi Keperawatan Komunitas di RW 012
kelurahan Tobekgodang hadir dan bergabung di dalam link google meet yang
telah dibuat
b. Materi dan media kegiatan tersedia sesuai rencana
2. Evaluasi Proses
a. Peran dan tugas mahasiswa sesuai perencanaan
b. Dosen dan mahasiswa mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir
3. Evaluasi Hasil
a. Ners Muda memahami tentang pelaksanaan program Posbindu PTM di
Puskesmas
b. Ners Muda mampu menganalisis pelaksanaan program Posbindu PTM di
Puskesmas Padang Baru berdasarkan indikator evaluasi dan monitoring
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Saat ini Penyakit Tidak Menular (PTM) menjadi penyebab utama kematian di
dunia.Penyakit tidak menular (PTM) merupakan penyakit kronis yang tidak ditularkan
dari orang ke orang. PTM diantaranya adalah penyakit jantung, stroke, kanker, diabetes,
dan Penyakit Paru Obstrukf Kronis (PPOK). Berdasarkan data WHO tahun 2018 sebesar
71 % penyebab kematian di dunia adalah penyakit tidak menular (PTM) yang membunuh
36 juta jiwa per tahun. Sekitar 80 % kematian tersebut terjadi di negara berpenghasilan
menengah dan rendah. 73% kematian saat ini disebabkan oleh penyakit tdak menular,
35% diantaranya karena penyakit jantung dan pembuluh darah, 12% oleh penyakit
kanker, 6% oleh penyakit pernapasan kronis, 6% karena diabetes, dan 15% disebabkan
oleh PTM lainnya (Kemenkes, 2019)
Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018, prevalensi PTM
mengalami kenaikan jika dibandingkan dengan Riskesdas tahun 2013, antara lain
hipertensi, diabetes melitus, dan stroke. Prevalensi penyakit hipertensi naik dari 25,8 %
menjadi 34,1 %, prevalensi penyakit diabetes melitus naik dari 6,9% menjadi 8.5%,
sedangkan prevalensi penyakit stroke naik dari 7% menjadi 10,9% (Riskesdas, 2018).
Salah satu program pemberdayaan masyarakat dalam upaya pencegahan dan
deteksi dini PTM adalah Pos Pembinaan Terpadu Penyakit Tidak Menular (Posbindu
PTM). Posbindu PTM merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumberdaya
Masyarakat (UKBM) dalam pengendalian faktor resiko PTM berada dibawah pembinaan
puskesmas. Posbindu PTM yang dibangun berdasarkan komitmen bersama dari seluruh
elemen masyarakat yang peduli terhadap ancaman PTM. Kegiatan deteksi dini dan
pemantauan faktor risiko PTM utama yang dilaksanakan secara terpadu, rutin dan
periodik. Faktor risiko penyakit tidak menular (PTM) meliputi merokok, konsumsi
minuman beralkohol, pola makan tidak sehat, kurang aktifitas fisik, obesitas, stres,
hipertensi, hiperglikemi, hiperkolesterol serta menindak lanjuti secara dini faktor risiko
yang ditemukan melalui konseling kesehatan dan segera merujuk ke fasilitas pelayanan
kesehatan dasar. Sasaran utama Posbindu PTM adalah kelompok masyarakat sehat,
berisiko dan penyandang PTM berusia 15 tahun ke atas (Kemenkes,2019).
Berdasarkan Profil Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru tahun 2019 didapatkan
bahwa ada 90 posbindu PTM di Pekanbaru, sementara untuk di kecamatan Tampan itu
sendiri ada 14 posbindu PTM, diantaranya 5 dari puskesmas Sidomulyo, 3 dari
Puskesmas RI Sidomulyo, dan 6 dari puskesmas Simpang Baru.
Berdasarkan data diatas maka kelompok tertarik untuk menganalisa program
puskesmas yaitu Posbindu PTM berdasarkan Kemenkes RI.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Diketahuinya hasil analisa program puskesmas Posbindu PTM berdasarkan Kemenkes
RI.
2. Tujuan khusus
a) Menganalisis tentang Program Posbindu PTM menurut Kemenkes RI
b) Menganalisis tentang Puskesmas
c) Menganalisis tentang pelaksanaan Posbindu PTM di Puskesmas berdasarkan
evidance based
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi Posbindu PTM


Posbindu PTM adalah bentuk wujud peran serta dari masyarakat dalam kegiatan
deteksi dini, pemantauan dan tindak lanjut faktor resiko penyakit tidak menular secara
mandiri dan berkesinambungan. Kegiatan ini dikembangkan sebagai bentuk
kewaspadaan dini terhadap penyakit tidak menular mengingat hampir semua faktor
resiko PTM tidak memberikan gejala bagi penderitanya. Kelompok PTM Utama menurut
Pedoman Umum Pos Pembinaan Terpadu Penyakit Tidak Menular adalah diabetes
melitus (DM), kanker, penyakit jantung dan pembuluh darah (PJPD), penyakit paru
obstruktif kronis (PPOK), dan gangguan akibat kecelakaan dan tindak kekerasan
(Kemenkes RI, 2014).
Posbindu PTM merupakan salah satu upaya kesehatan masyarakat (UKM) yang
berorientasi kepada upaya promotif dan preventif dalam pencegahan dan pengendalian
PTM dengan melibatkan kelompok masyarakat yang prosesnya dimulai dari
perencanaan, pelaksanaan dan monitoring-evaluasi. Masyarakat diperankan sebagai
sasaran kegiatan, target perubahan, dan agen pengubah sekaligus sebagai sumber daya.
Selanjutnya dalam pelaksanaan kegiatan Posbindu PTM menjadi Upaya Kesehatan
Bersumber daya Masyarakat (UKBM), dimana kegiatan ini diselenggarakan oleh
masyarakat sesuai dengan sumber daya, kemampuan, dan kebutuhan dari masyarakat itu
sendiri. Posbindu PTM dapat dilaksanakan rutin minimal satu kali dalam sebulan.
B. Tujuan Kegiatan Posbindu PTM
1. Tujuan Umum
Tujuan umum dari Posbindu PTM adalah terlaksananya pencegahan dan
pengendalian faktor risiko PTM berbasis peran serta dari masyarakat yang dapat
berjalan secara terpadu, rutin dan berkelanjutan.
2. Tujuan Khusus
a) Terlaksananya deteksi dini faktor resiko PTM
b) Terlaksananya pemantauan faktor resiko PTM
c) Terlaksananya tindak lanjut dini faktor resiko PTM

C. Sasaran Kegiatan Posbindu PTM


Terdapat 3 kelompok sasaran Posbindu PTM menurut Pedoman Umum
Posbindu PTM yaitu sasaran utama, sasaran antara dan sasaran penunjang (Kemenkes,
2014).
1. Sasaran Utama
Sasaran utama yaitu masyarakat sehat, masyarakat beresiko dan masyarakat dengan
PTM berusia mulai dari 15 tahun ke atas yang merupakan sasaran penerima langsung
manfaat pelayanan yang diberikan.
2. Sasaran Antara
Sasaran antara terdiri dari petugas kesehatan baik pemerintah maupun swasta, tokoh
panutan masyarakat, anggota organisasi masyarakat yang perduli PTM. Sasaran
antara adalah sasaran individu/kelompok masyarakat yang dapat berperan sebagai
agen pengubah terhadap faktor resiko PTM, dan lingkungan yang lebih kondusif
untuk penerapan gaya hidup sehat.
3. Sasaran Penunjang
Sasaran Penunjang yaitu pimpinan daerah/wilayah, perusahaan, Lembaga
Pendidikan, Organisasi Profesi, dan Penyandang Dana. Sasaran penunjang tersebut
merupakan sasaran individu/ kelompok/ organisasi/ lembaga masyarakat dan profesi,
lembaga pendidikan dan lembaga pemerintah yang memberi dukungan baik
dukungan kebijakan, teknologi dan ilmu pengetahuan, material maupun dana untuk
terlaksananya program Posbindu PTM dan keberlanjutannya.
D. Wadah Kegiatan Posbindu PTM
Kegiatan Posbindu PTM dapat diselenggarakan di lingkungan tempat tinggal
dalam wadah desa/kelurahan ataupun fasilitas publik seperti sekolah dan perguruan
tinggi, tempat kerja, tempat ibadah, pasar, terminal, dan lain-lain.
Pelaksanaan Posbindu PTM di lapangan dapat bersama-sama dengan pelayanan
atau program lainnya seperti Posyandu Balita, Posyandu Lansia, Puskesmas Keliling
dalam rangka menarik minat dan meningkatkan kepatuhan masyarakat (Kemenkes,
2014).
E. Pelaku Kegiatan Posbindu PTM
Penyelenggaraan Posbindu PTM dilakukan oleh petugas pelaksana posbindu PTM
yang berasal dari kader kesehatan yang telah dibentuk atau beberapa orang dari
kelompok/organisasi yang telah bersedia menyelenggarakan Posbindu PTM kemudian
dilatih secara khusus, dibina, atau difasilitasi untuk melakukan pemantauan faktor risiko
PTM di masing-masing kelompok atau organisasinya.
Kegiatan Posbindu PTM dibina oleh Puskesmas penanggung jawab wilayah
tersebut dan Dinas Kesehata Kabupaten/Kota setempat. Petugas pelaksana Posbindu
PTM memiliki kriteria antara lain, mau dan mampu melakukan kegiatan Posbindu PTM
minimal bisa membaca dan menulis, serta lebih diutamakan berpendidikan minimal
SLTA atau sederajat (Kemenkes, 2014).
F. Bentuk Kegiatan Posbindu PTM
Posbindu PTM meliputi 10 (sepuluh) kegiatan yaitu:
1. Kegiatan penggalian informasi faktor risiko dengan wawancara sederhana tentang
riwayat PTM pada keluarga dan diri peserta, aktifitas fisik, merokok, kurang makan
sayur dan buah, potensi terjadinya cedera dan kekerasan dalam rumah tangga, serta
informasi lainnya yang dibutuhkan untuk identifikasi masalah kesehatan berkaitan
dengan terjadinya PTM. Aktifitas ini dilakukan saat pertama kali kunjungan dan
berkala sebulan sekali.
2. Kegiatan pengukuran berat badan, tinggi badan, Indeks Massa Tubuh (IMT), lingkar
perut, analisis lemak tubuh, dan tekanan darah sebaiknya diselenggarakan 1 bulan
sekali. Analisa lemak tubuh hanya dapat dilakukan pada usia 10 tahun ke atas. Untuk
anak, pengukuran tekanan darah disesuaikan ukuran mansetnya dengan ukuran
lengan atas.
3. Kegiatan pemeriksaan fungsi paru sederhana diselenggarakan 1 tahun sekali bagi
yang sehat, sementara yang berisiko 3 bulan sekali dan penderita gangguan paru-paru
dianjurkan 1 bulan sekali. Pemeriksaan Arus Puncak Ekspirasi dengan
peakflowmeter pada anak dimulai usia 13 tahun. Pemeriksaan fungsi paru sederhana
sebaiknya dilakukan oleh tenaga kesehatan yang telah terlatih.
4. Kegiatan pemeriksaan gula darah bagi individu sehat paling sedikit
diselenggarakan 3 tahun sekali dan bagi yang telah mempunyai faktor risiko PTM
atau penyandang diabetes melitus paling sedikit 1 tahun sekali. Untuk pemeriksaan
glukosa darah dilakukan oleh tenaga kesehatan (dokter, perawat/bidan/analis
laboratorium dan lainnya).
5. Kegiatan pemeriksaan kolesterol total dan trigliserida, bagi individu sehat disarankan
5 tahun sekali dan bagi yang telah mempunyai faktor r i s i ko PTM 6 bulan sekali
dan penderita dislipidemia/gangguan lemak dalam darah minimal 3 bulan sekali.
Untuk pemeriksaan Gula darah dan Kolesterol darah dilakukan oleh tenaga kesehatan
yang ada di lingkungan kelompok masyarakat tersebut.
6. Kegiatan pemeriksaan IVA (Inspeksi Visual Asam Asetat) dilakukan sebaiknya
minimal 5 tahun sekali bagi individu sehat, setelah hasil IVA positif, dilakukan
tindakan pengobatan krioterapi, diulangi setelah 6 bulan, jika hasil IVA negatif
dilakukan pemeriksaan ulang5 tahun, namun bila hasil IVA positif dilakukan
tindakan pengobatan krioterapi kembali. Pemeriksaan IVA dilakukan oleh
bidan/dokter yang telah terlatih dan tatalaksana lanjutan dilakukan oleh dokter
terlatih di Puskesmas .
7. Kegiatan pemeriksaan kadar alkohol pernafasan dan tes amfemin urin bagi kelompok
pengemudi umum yang dilakukan oleh tenaga kesehatan (dokter,
perawat/bidan/analis laboratorium dan lainnya).
8. Kegiatan konseling dan penyuluhan, harus dilakukan setiap pelaksanaan Posbindu
PTM. Hal ini penting dilakukan karena pemantauan faktor risiko kurang bermanfaat
bila masyarakat tidak tahu cara mengendalikannya.
9. Kegiatan aktifitas fisik dan atau olah raga bersama, sebaiknya tidak hanya dilakukan
jika ada penyelenggaraan Posbindu PTM namun perlu dilakukan rutin setiap minggu.
10. Kegiatan rujukan ke fasilitas layanan kesehatan dasar di wilayahnya dengan
pemanfaatan sumber daya tersedia termasuk upaya respon cepat sederhana dalam
penanganan pra-rujukan.
G. Klasifikasi Posbindu PTM
Berdasarkan jenis kegiatan deteksi dini, pemantauan dan tindak lanjut yang dapat
dilakukan oleh Posbindu PTM, maka dapat dibagi menjadi 2 kelompok Tipe Posbindu
PTM, yaitu;
1. Posbindu PTM Dasar meliputi pelayanan deteksi dini faktor risiko sederhana, yang
dilakukan dengan wawancara terarah melalui penggunaan instrumen untuk
mengidentifikasi riwayat penyakit tidak menular dalam keluarga dan yang telah
diderita sebelumnya, perilaku berisiko, potensi terjadinya cedera dan kekerasan
dalam rumah tangga, pengukuran berat badan, tinggi badan, lingkar perut, Indeks
massa tubuh (IMT), alat analisalemak tubuh, pengukuran tekanan dara, pemeriksaan
uji fungsiparu sederhana serta penyuluhan mengenai pemeriksaan payudara sendiri
2. Posbindu PTM Utama yang meliputi pelayanan Posbindu PTM Dasar ditambah
pemeriksaan gula darah, kolesterol total dan trigliserida, pemeriksaan klinis
payudara, pemeriksaan IVA (Inspeksi Visual Asam Asetat), pemeriksaan kadar
alkohol pernafasan dan tes amfetamin urin bagi kelompok pengemudi umum, dengan
pelaksana tenaga kesehatan terlatih (Dokter, Bidan, perawat kesehatan/tenaga analis
laboratorium/lainnya) di desa/kelurahan, kelompok masyarakat, lembaga/institusi.
Untuk penyelenggaraan Posbindu PTM Utama dapat dipadukan dengan Pos
Kesehatan Desa atau Kelurahan siaga aktif, maupun di kelompok
masyarakat/lembaga/institusi yang tersedia tenaga kesehatan tersebut sesuai dengan
kompetensinya.
H. Kemitraan
Dalam penyelenggaraan Posbindu PTM pada tatanan desa/kelurahan perlu
dilakukan kemitraan dengan forum desa/kelurahan Siaga, industri, dan klinik swasta
untuk mendukung implementasi dan pengembangan kegiatan.Kemitraan dengan forum
desa/kelurahan siaga aktif, pos kesehatan desa/kelurahan serta klinik swasta bermanfaat
bagi Posbindu PTM untuk komunikasi dan koordinasi dalam mendapatkan dukungan
dari pemerintah daerah.
Dukungan dapat berupa sarana/prasarana lingkungan yang kondusif untuk
menjalankan pola hidup sehat misalnya fasilitas olah raga atau sarana pejalan kaki yang
aman dan sehat. Melalui klinik desa siaga (jika sudah ada) dapat dikembangkan sistim
rujukan dan dapat diperoleh bantuan teknis medis untuk pelayanan kesehatan.
Sebaliknya bagi forum Desa Siaga penyelenggaraan Posbindu PTM merupakan
akselerasi pencapaian Desa/Kelurahan Siaga Aktif.
Kemitraan dengan industri khususnya industri farmasi bermanfaat dalam
pendanaan dan fasilitasi alat. Misalnya pemberian alat glukometer, tensimeter sangat
bermanfaat untuk pelaksanaan Posbindu PTM dengan standar lengkap. Sedangkan
kemitraan dengan klinik swasta, bagi Posbindu PTM bermanfaat untuk memperoleh
bantuan tenaga untuk pelayanan medis atau alat kesehatan lainnya. Bagi klinik swasta,
kontribusinya dalam penyelenggaraan Posbindu PTM dapat meningkatkan citra dan
fungsi sosialnya.
I. Kesiapan Pelaksanaan Posbindu
1. Sasaran
Adalah seluruh warga negara yang berusia diatas 15 tahun yang ada diwilayah
posbindu
2. Waktu
a. Frekuensi pelaksanaan posbindu dilaksanakan paling kurang satu kali per
bulan
b. Waktu pelaksanaan disepakati bersama masyarakat setempat
c. Waktu pelaksanaan kegiatan dapat diinformasikan beberapa hari sebelum
kegiatan
3. Pengelola posbindu
a. Masyarakat
b. Lembaga kemasyarakatan
c. Organisasi kemasyarakatan
d. Institusi pemerintah atau swasta
4. Pelaksana posbindu
Kader yang memiliki kriteria:
a. Bisa baca dan menulis
b. Mau dan mampu
c. Terlatih bersertifikat paling kurang mendapat surat keterangan sudah dilatih dari
puskesmas pembinanya
5. Sarana dan prasarana
Posbindu disarankan diselenggarakan pada tempat yang mudah diakses dan memiliki
lingkungan yang bersih. Sarana pendukung kegiatan/ posbindu kit:
a. Alat ukur tekanan darah / tensimeter
b. Alat ukur gula darah / glukometer
c. Alat pengukur berat badan / timbangan
d. Alat pengukur tinggi badan
e. Alat pengukur lingkar perut / pita meteran
f. Buku pemantauan peserta/ buku monitoring
g. Buku pencatatan / register
Bagi posbindu yang memiliki kemampuan dapat menambah sarana berupa:
a. Alat pengukur kolesterol
b. Alat pengukur tajam penglihatan
c. Alat pengukur tajam pendengaran
6. Bahan habis pakai
a. Sarung tangan
b. Stripes gula darah sewaktu
c. Kapas alkohol
d. Jarum khusus / lancet untuk pengukur gula
darah atau kolesterol
e. Kotak limbah benda tajam / safety box

J. Perencanaan Kegiatan Posbindu PTM


Persiapan dalam penyelenggaraan kegiatan Posbindu PTM didahului dengan
identifikasi kelompok-kelompok potensial yang ada di masyarakat, sosialisasi dan
advokasi, pelatihan petugas pelaksana Posbindu PTM, fasilitasi logistik, pengaturan
mekanisme kerja antara petugas pelaksana Posbindu PTM dengan pembinanya, serta
sumber pembiayaan dalam kegiatan Posbinsu PTM (Kemenkes RI, 2014).
1. Identifikasi Kelompok Potensial
Identifikasi adalah kegiatan mencari, menemukan, serta mencatat data tentang
kelompok-kelompok masyarakat potensial yang merupakan sasaran dalam
pengembangan kegiatan Posbindu PTM. Identifikasi kelompok potensial sangat
diperlukan guna menyesuaikan kebutuhan serta tersedianya sumber daya, sehingga
kelompok masyarakat tersebut mampu mandiri dalam melaksanakan kegiatan
Posbindu PTM secara berkesinambungan. Kelompok potensial yang dimaksud
adalah kelompok orang yang secara rutin berkumpul untuk melakukan suatu kegiatan
bersama, antara lain kelompok/organisasi masyarakat (PKK/Dasawisma), kelompok
masyarakat di tempat kerja, sekolah, koperasi, klub olah raga, karang taruna dan
kelompok-kelompok lainnya (Kemenkes, 2014).
2. Sosialisasi dan Advokasi
Kegiatan sosialisasi dan advokasi ditujukan kepada kelompok masyarakat potensial
yang sudah terpilih mengenai besaran masalah PTM yang terjadi, bagaimana dampak
terhadap masyarakat dan dunia usaha, upaya pengendalian serta tujuan dan manfaat
dari Posbindu PTM. Dukungan dan komitmen oleh masyarakat dalam
menyelenggarakan kegiatan Posbindu PTM merupakan tujuan dari kegiatan advokasi
ini. Dari pertemuan sosialisasi tersebut diharapkan telah teridentifikasi
kelompok/lembaga/organisasi yang bersedia menyelenggarakan Posbindu PTM.
Tindak lanjut yang diharapkan adalah adanya kesepakatan bersama yaitu berupa
penyelenggaraan kegiatan Posbindu PTM yang berkelanjutan (Kemenkes R1, 2014).
3. Pelatihan Tenaga Pelaksanaan/Kader Posbindu PTM
Peserta dari pelatihan adalah kader pelaksana dari kegiatan Posbindu PTM. Setiap
Posbindu PTM minimal memiliki lima kader dengan kriteria dapat membaca dan
menulis, lebih diutamakan berpendidikan minimal SLTA atau sederajat, mau dan
mampu melaksanakan kegiatan Posbindu PTM. Pelatihan yang diberikan kepada
tenaga pelaksana/kader Posbindu PTM dilakukan dengan memberikan pengetahuan
mengenai PTM, faktor risiko PTM, dampak PTM, dan upaya dalam pengendalian
PTM, memberikan pengetahuan mengenai Posbindu PTM, melatih kemampuan dan
keterampilan dalam upaya memantau faktor risiko PTM, melatih keterampilan tenaga
pelaksana/kader Posbindu PTM dalam melakukan kegiatan konseling serta tindak
lanjut lainnya (Kemenkes RI, 2014).
Kegiatan pelatihan yang diberikan kepada kader Posbindu Penyakit Tidak Menular
ini dapat meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan mereka. Dengan adanya
kegiatan pelatihan tersebut, kader Posbindu PTM dapat lebih tanggap terhadap
masyarakat yang ada di lingkungan sekitarnya, terutama pada penduduk usia 15
sampai dengan 59 tahun (Indarjo, Sofwan dkk., 2019)
Strategi berupa pelatihan yang lebih intensif terhadap kader mengenai program
Posbindu PTM dari tenaga kesehatan menjadi alternatif yang dapat diterapkan untuk
penguatan program Posbindu PTM. Selain itu, kader juga dapat mengajak
masyarakat untuk ikut dan berpartisipasi dalam program Posbindu PTM (Nugraheni
dan Hartono, 2018).
4. Sarana Posbindu PTM
Menurut Kemenkes RI, dalam penyelenggaraan Posbindu PTM diperlukan beberapa
sarana dan peralatan agar kegiatan dapat berlangsung sesuai dengan prosedur yaitu
sebagai berikut :
a) Fasilitas pada Posbindu PTM dasar diperlukan lima set meja-kursi jika tersedia,
timbangan berat badan, alat pengukur analisa lemak tubuh, alat pengukur tinggi
badan, pita pengukur lingkar perut, alat pengukur tensi (tensimeter), buku
pencatatan dan buku Panduan Posbindu PTM serta media bantu edukasi lainnya.
b) Untuk fasilitas pada Posbindu PTM Utama sama seperti fasilitas pada Posbindu
PTM dasar, ditambah alat pemeriksaan kadar gula darah, alat pemeriksaan kadar
kolesterol total dan trigliserida, alat pemeriksaan kadar alkohol dalam darah, Arus
Puncak Ekspirasi (APE) yang diukur dengan peakflowmeter, tes amfetamin urin
kit, dan IVA kit. Untuk kegiatan deteksi dini kanker leher rahim (IVA)
dibutuhkan ruangan khusus dan hanya dapat dilakukan oleh tenaga kesehatan
(dokter ataupun bidan di kelompok masyarakat/lembaga/institusi) yang telah
terlatih dan tersertifikasi.
c) Untuk mendukung kegiatan edukasi dan konseling diperlukan media KIE
(Komunikasi, Informasi dan Edukasi) yang memadai, seperti serial buku pintar
kader, lembar balik, leaflet, brosur, model makanan (food model) dan lain-lain.

5. Mekanisme Kerja Petugas Pelaksana dan Pembina Posbindu PTM


Pengaturan mekanisme kerja petugas pelaksana dan pembina Posbindu PTM menurut
Kemenkes RI adalah sebagai berikut:
a) Kader Posbindu PTM
Dari sejumlah kader yang telah dilatih kemudian ditetapkan beberapa peran yaitu
sebagai koordinator dan penanggung jawab, penggerak, pemantau,
konselor/edukator serta pencatat.
Tabel 1. Peran Kader Posbindu PTM
No Peran Kriteria dan Tugas
1. Koordinator Ketua dari perkumpulan dan
penanggungjawab kegiatan serta
berkoordinasi terhadap Puskesmas dan Para
Pembina terkait di wilayahnya
2. Kader Anggota perkumpulan yang aktif,
Penggerak berpengaruh dan komunikatif bertugas
menggerakkan masyarakat, sekaligus
melakukan wawancara dalam penggalian
informasi
3. Kader Anggota perkumpulan yang aktif dan
Pemantau komunikatif bertugas melakukan
pengukuran faktor risiko PTM
4. Kader Anggota perkumpulan yang aktif,
Konselor/ komunikatif dan telah menjadi panutan
Edukator dalam penerapan gaya hidup sehat, bertugas
melakukan konseling, edukasi, motivasi
serta menindaklanjuti rujukandari
Puskesmas
5. Kader Anggota perkumpulan yang aktif dan
Pencatat komunikatif bertugas melakukan pencatatan
hasil kegiatan Posbindu PTM dan
melaporkan kepada koordinator Posbindu
PTM

b) Petugas Puskesmas
Puskesmas memiliki tanggung jawab dalam pembinaan Posbindu PTM di
wilayah kerjanya. Kehadiran petugas Puskesmas dalam kegiatan Posbindu PTM
sangat diperlukan demi terselenggaranya Posbindu PTM. Petugas puskesmas
memiliki beberapa peran yaitu diantaranya memberikan bimbingan secara teknis
kepada para petugas pelaksana Posbindu PTM, memberikan materi kesehatan
mengenai permasalahan faktor risiko PTM dalam penyuluhan maupun kegiatan
yang lain, mengambil dan menganalisa hasil kegiatan Posbindu PTM, menerima
dan menangani serta memberi umpan balik terhadap kasus rujukan dari Posbindu
PTM, kemudian melakukan koordinasi dengan para pemangku kepentingan yang
terkait.
c) Para Pemangku Kepentingan (Para Pembina Terkait)
Beberapa peran para pemangku kepentingan atau para pembina terkait adalah
sebagai berikut:
1) Camat dan Kepala Desa, memiliki peran dalam mengkoordinir hasil kegiatan
dan tindak lanjut dari kegiatan Posbindu PTM di wilayah kerjanya selaku
penanggung jawab wilayah kecamatan dan desa serta melakukan pembinaan
dalam mendukung keberlangsungan dari kegiatan Posbindu PTM.
2) Para pemimpin kelompok potensial (lembaga/instansi/ organisasi), memiliki
peran untuk berperan aktif serta mendukung dalam penyelenggaraan kegiatan
Posbindu PTM.
3) Tokoh atau penggerak masyarakat, memiliki peran untuk berpartisipasi secara
aktif dan mendukung melalui sumber daya yang dimiliki untuk kegiatan yang
ada di dalam Posbindu PTM.
4) Dana usaha, memiliki peran untuk berperan aktif sebagai sukarelawan sosial
serta mendukung penyelenggaraan kegiatan Posbindu PTM melalui sarana
dan biaya.
6. Pembiayaan Posbindu PTM
Pada tahap awal pelaksanaan kegiatan Posbindu PTM mendapat stimulasi atau
subsidi dari pemerintah. Secara bertahap, masyarakat diharapkan mampu membiayai
penyelenggaraan kegiatan secara mandiri. Pihak swasta berpartisipasi dalam
membina kegiatan Posbindu PTM dalam bentuk dan mekanisme kemitraan yang
sudah ada, yaitu “CSR (Corporate Social Responsibility)” sebagai tanggung jawab
sosial perusahaan.
Puskesmas juga dapat memanfaatkan sumber-sumber pembiayaan yang potensial
untuk mendukung dan menyediakan fasilitas dalam penyelenggaraan kegiatan
Posbindu PTM selaku pembina kegiatan di wilayah kerjanya. Salah satunya melalui
pemanfaatan Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) yang ada di Puskesmas untuk
fasilitasi transportasi petugas Puskesmas dalam melakukan penilaian dan pemantauan
terhadap terlaksananya kegiatan Posbindu PTM di masyarakat.
Pemerintah Daerah setempat memiliki kewajiban juga untuk menjaga
keberlangsungan kegiatan Posbindu PTM di desa/kelurahan, agar terus tumbuh dan
berkembang dengan dukungan kebijakan termasuk berbagai fasilitas lainnya.
K. Pelaksanaan Kegiatan Posbindu PTM
Kegiatan dalam Posbindu PTM adalah wawancara, pengukuran, pemeriksaan dan
tindak lanjut dini. Wawancara dilakukan berguna untuk menelusuri faktor risiko perilaku
seperti merokok, konsumsi sayur dan buah, aktivitas fisik, konsumsi alkohol, dan stress.
Pengukuran berat badan, tinggi badan, Indeks Massa Tubuh (IMT), lingkar perut, dan
tekanan darah. Pemeriksaan faktor risiko PTM seperti gula darah sewaktu, kolesterol
total, trigliserida, pemeriksaan klinik payudara, arus puncak ekspirasi, lesi pra kanker
(Inspeksi Visual asam asetat / IVA positif), kadar alkohol dalam darah, tes amfetamin
urin.
Berdasarkan hasil wawancara, pengukuran dan pemeriksaan kemudian dilakukan
tindak lanjut dini yaitu berupa pembinaan secara terpadu dengan peningkatan
pengetahuan dan kemampuan masyarakat tentang cara mengendalikan faktor risiko PTM
melalui penyuluhan secara massal atau dialog interaktif dan atau konseling faktor risiko
secara terintegrasi pada individu dengan faktor risiko, sesuai dengan kebutuhan
masyarakat termasuk rujukan sistematis dalam sistem pelayanan kesehatan paripurna.
Rujukan kegiatan Posbindu PTM dilaksanakan dalam kerangka pelayanan
kesehatan secara berkelanjutan (Continuum of Care) dari masyarakat sampai ke fasilitas
pelayanan kesehatan dasar termasuk rujuk balik ke masyarakat guna pemantauan lebih
lanjut. Dalam situasi dan kondisi tertentu, kegiatan Posbindu PTM bisa disesuaikan
dengan kebutuhan dan kesepakatan bersama menyesuaikan situasi dan kondisi tersebut.
Alur proses dalam penyelenggaraan kegiatan Pos Pembinaan Terpadu Penyakit Tidak
Menular (Posbindu PTM) secara sederhana dapat diuraikan sebagai berikut:
Pemeriksaan
(satu persatu)

Tahapan Tahapan Tahapan Tahapan Tahapan


layanan 5 layanan layanan layanan layanan
4 3 2 1

Identifikasi Pemeriksaan Pengukuran Wawancara Registrasi,


faktor risiko tekanan TB, BB, IMT oleh petugas pemberian
PTM, darah, gula lingkar perut, pelaksana nomor urut
konseling/ darah, analisa lemak Posbindu /kode yang
edukasi, serta kolesterol tubuh PTM sama serta
tindak lanjut total, dan pencatatan
ainnya lain-lain ulang hasil
pengisian buku
monitoring
FRPTM ke
buku
pencatatan oleh
petugas
pelaksana
Posbindu PTM
Selain itu, pada saat sebelum dan sesudah kegiatan Posbindu PTM dapat diselenggarakan
kegiatan bersama, yakni senam bersama-sama, bersepeda, ceramah agama, demo makanan
sehat, penyuluhan kesehatan tentang IVA dan CBE, penyuluhan tentang dampak merokok
bagi kesehatan dan konseling mengenai upaya berhenti merokok, gizi seimbang, dan lain-
lain.
L. Pencatatan dan Pelaporan Posbindu PTM
Kader melakukan pencatatan hasil kegiatan Posbindu pada 2 tempat yaitu di buku
pemantauan/monitoring atau Kartu Menuju Sehat (KMS) Faktor Risiko PTM yang akan
dibawa pulang oleh peserta Posbindu dan juga di buku register/pencatatan yang akan
disimpan oleh kader. Pencatatan dan pelaporan hasil dari kegiatan Posbindu PTM dilakukan
secara manual atau menggunakan sistem informasi manajemen PTM oleh petugas pelaksana
Posbindu PTM maupun oleh Petugas Puskesmas. Data hasil pencatatan posbindu PTM oleh
petugas pelaksana posbindu PTM kemudian diambil oleh petugas puskesmas setempat.
Selanjutnya hasil dari pencatatan tersebut dilakukan analisis untuk digunakan dalam
pembinaan, sekaligus melaporkan ke instansi terkait secara berjenjang. Hasil pencatatan dan
pelaporan kegiatan Posbindu PTM tersebut merupakan sumber data yang penting guna
pemantauan dan penilaian perkembangan kegiatan Posbindu PTM.
M. Kunci Keberhasilan Posbindu PTM
Keberhasilan dari pelaksanaan kegiatan Posbindu PTM yang telah diselenggarakan
sangat ditentukan oleh keterlibatan serta peran aktif dari berbagai pihak yakni pemerintah,
organisasi masyarakat, organisasi profesi, swasta dan lain-lain.
N. Pemantauan dan Penilaian PTM
Tujuan dari pemantauan adalah untuk mengetahui apakah kegiatan sudah
dilaksanakan sesuai dengan perencanaan, apakah hasil kegiatan sudah sesuai dengan target
yang diharapkan dan mengidentifikasi masalah dan hambatan yang dihadapi, serta
menentukan alternatif pemecahan masalah.
Pada tahap penilaian dilakukan secara menyeluruh terhadap aspek masukan, proses,
keluaran atau output termasuk kontribusinya terhadap tujuan kegiatan. Penilaian bertujuan
untuk mengetahui sejauh mana tingkat perkembangan kegiatan Posbindu PTM dalam
penyelenggaraannya, sehingga dapat dilakukan pembinaan.
Pemantauan dan penilaian kegiatan Posbindu PTM dilakukan sebagai berikut:
1) Pelaksana pemantauan dan penilaian kegiatan Posbindu PTM adalah petugas Puskesmas.
2) Sasaran pemantauan dan penilaian kegiatan Posbindu PTM adalah para petugas
pelaksana Posbindu PTM.
3) Pemantauan kegiatan kegiatan Posbindu PTM dilakukan setiap 1 (satu) bulan sekali.
4) Hasil dari pemantauan dan penilaian kegiatan Posbindu PTM tersebut dapat digunakan
untuk bahan penilaian kegiatan yang lalu dan sebagai bahan informasi besaran faktor
risiko PTM di masyarakat, tingkat perkembangan kinerja kegiatan Posbindu PTM, serta
sebagai bahan menyusun perencanaan pengendalian PTM pada tahun berikutnya.
5) Selanjunya hasil pemantauan dan penilaian kegiatan Posbindu PTM disosialisasikan
kepada lintas program, lintas sektor terkait dan masyarakat untuk mengambil langkah-
langkah upaya tindak lanjut.
O. Pembinaan Posbindu PTM
Pembinaan teknis ditujukan terhadap kelompok masyarakat yang aktif
menyelenggarakan kegiatan Posbindu PTM di wilayahnya. Pembinaan Posbindu PTM
tersebut dilakukan secara berjenjang oleh Puskesmas, Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota,
Provinsi, dan Nasional. Dukungan pemerintah pusat dan daerah terhadap penyelenggaraan
kegiatan Posbindu PTM harus berjalan secara optimal. Hal tersebut bertujuan untuk
menjamin keberlangsungan kegiatan Posbindu PTM di masyarakat, termasuk dalam
memotivasi dan memfasilitasi organisasi masyarakat/profesi/swasta/ dunia usaha sesuai
dengan kearifan lokal.
P. Program P2TM dari Kemenkes RI
Program Indikator Keterangan
Penurunan Faktor Penurunan prevalensi RPJMN 2015-2019
Resiko Penyakit hipertensi dari 25.8% pada
Jantung Dan Stroke tahun 2013 menjadi 23.4%
tahun 2019
Pelayanan hipertensi sesuai PP No. 2 Tahun
standar 2018 tentang SPM
Penderita hipertensi berobat PIS PK
teratur
Puskesmas yang Renstra 2015-2019
melaksanakan PANDU PTM
Deteksi Dini Faktor Desa yang memiliki Posbindu Renstra 2015-2019
Resiko PTM
Pengendalian 1. Penurunan prevalensi RPJMN 2015-2019
Konsumsi Rokok merokok = 18 tahun dari
7.2% tahun 2013 menjadi
5.4% tahun 2019
2. 50% kab/kota Renstra 2015-2019
melaksanakan kebijakan
KTR minimal 50% sekolah
3. Jumlah keluarga yang PIS PK
anggota keluarganya tidak
merokok
Pengendalian Kanker 50% puskesmas yang Renstra 2015-2019
melaksanakan deteksi dini
kanker serviks dan payudara
pada perempuan usia 30-50
tahun
Penanggulangan Presentase puskesmas yang Renstra 2015-2019
Gangguan Indera dan melaksanakan deteksi dini
Fungsional dan rujukan katarak sebesar
30% pada tahun 2019
1. Pelayanan kesehatan 1. PP Nomor 2
pada usia dasar Tahun 2018
2. Pelayanan kesehatan tentang SPM
pada usia produktif 2. Permenkes No.
3. Pelayanan kesehatan 43 Tahun 2016
pada usia lanjut tentang SPM
Tindak lanjut peta jalan Peraturan Presiden
layanan kesehatan inklusi Nomor 33 Tahun
bagi penyandang disabilitas 2018 tentang
Rencana Aksi
Nasional Hak Asasi
Manusia Tahun
2015-2019
BAB III
PELAKSANAAN PROGRAM POSBINDU PTM DI PUSKESMAS PADANG BULAN

A. Puskesmas Padang Bulan


UPT Puskesmas Padang Bulan terletak di Jalan Jamin Ginting, Kelurahan Padang Bulan,
Kecamatan Medan Baru yang meliputi 6 Kelurahan yaitu: Titi Rantai, Padang Bulan,
Merdeka, Babura, Petisah Hulu, Darat. Unit pelaksana teknis Puskesmas Padang Bulan
sebagai fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama di wilayah kerja Medan Baru,
menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perorangan.
Puskesmas melakukan upaya kesehatan dengan mengedepankan usaha promotif dan
preventif. Untuk itu upaya kesehatan dikelompokkan menjadi upaya kesehatan wajib dan
upaya kesehatan pengembangan. Upaya kesehatan wajib terdiri dari: upaya promosi
kesehatan, upaya kesehatan lingkungan, upaya KIA / KB, upaya perbaikan Gizi dan upaya
pengendalian penyakit menular dan tidak menular. Upaya kesehatan pengembangan terdiri
dari upaya kesehatan usia lanjut, upaya kesehatan mata, upaya kesehatan THT, upaya
kesehatan jiwa, upaya kesehatan sekolah, upaya pembinaan kesehatan tradisonal, upaya
kesehatan gigi dan mulut, laboratorium sederhana.
Visi Puskesmas Padang Bulan:
Visi Puskesmas Padang Bulan Kota Medan yaitu Mewujudkan MasyarakatKecamatan
Medan Baru yang Sehat Mandiri dan Berkeadilan.
Misi Puskesmas Padang Bulan:
1. Memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu dan terjangkau untuk meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat Kecamatan Medan Baru
2. Meningkatkan kualitas sumber SDM kesehatan yang profesional dan berkomitmen
tinggi
3. Meningkatkan tata kelola puskesmas yang baik melalui perbaikan sistem informasi dan
manajemen puskesmas yang profesional, akuntabel, efektif dan efisien.
4. Mewujudkan pembangunan kesehatan yang berintegrasi lintas program dan lintas
sektoral
5. Meningkatkan peran serta masyarakat demi tercapainya kemandirian masyarakat dalam
hidup sehat.
Struktur Organisasi Posbindu PTM di Puskesmas Padang Bulan
1. Kepala puskesmas
Pada program posbindu, kepala puskesmas termasuk pada tim pemantau. Setiap sebulan
sekali kapus wajib memantau perkembangan posbindu di 6 (enam) kelurahan yang
termasuk wilayah kerja Puskesmas Padang Bulan, termasuk melihat laporan posbindu
dan kendala menghambat program posbindu. Kemudian hal-hal tersebut akan dibahas
pada saat evaluasi serta dicari solusinya.
2. Dokter
Segala keluhan peserta bisa disampaikan kepada dokter yang menangani pemeriksaan
posbindu
3. Petugas posbindu
Pada program posbindu, petugas posbindu termasuk tim penggerak, dimana petugas
posbindu yang melatih kader, memantau kinerja kader serta memeriksa laporan posbindu
dari kader yang kemudian diberikan kepada tim pemantau untuk dievalusi.
4. Kader
Kader berfungsi sebagai penggerak posbindu, dimana kader yang melakukan
pemeriksaan umum pada peserta, seperti : penimbangan, pengukuran tensi, pemakaian
body fat, dan lingkar perut, lengan serta pinggang. Kader juga mencatat laporan kegiatan
posbindu yang kemudian diberikan kepada petugas posbindu.
B. Pelaksanaan Posbindu PTM di Puskesmas Padang Bulan
Puskesmas Padang Bulan pertama kali menjalankan program posbindu pada tahun 2014di 4
(empat) wilayah kerja puskesmas yakni Kelurahan Padang Bulan, Kelurahan Darat,
Kelurahan Petisah Hulu,dan Kelurahan Titi Rantai. Ada 2 (dua) kelurahan yang tidak
memiliki posbindu dikarenakan sulitnyabekerjasama dengan lintas sektoral kelurahan
tersebut.
Pelaksanaan posbindu di Puskesmas Padang Bulan telah berjalan sesuai dengan agenda atau
jadwal yang ditetapkan yaitu rutin setiap akhir bulan. Waktu pelaksanaan posbindu yaitu
pukul 10.00 WIB sampai dengan 13.00 WIB. Kader memegang peranan penting dalam
pelaksanaan kegiatan posbindu dari hari sebelum posbindu, pada hari buka posbindu dan
setelah hari buka posbindu. Untuk persiapan alat-alat yang akan digunakan untuk kegiatan
posbindu seperti meja, kursi, dan timbangan badan dipersiapkan oleh kader pada hari buka
pelaksanaan posbindu dan pemberian informasi kepada warga untuk datang ke posbindu
juga dilakukan pada hari buka pelaksanaan posbindu bukan pada hari sebelum pelaksanaan
posbindu. Hal ini dapat terjadi karena kurangnya pengetahuan kader tentang peran maupun
tugas kader dalam pelaksanaan posbindu. Semestinya kader posbindu harus mempersiapkan
peralatan serta mengundang dan menggerakkan warga untuk datang ke posbindu sebelum
hari buka pelaksanaan posbindu.Menurut KEMENKES RI (2013), sebelum hari buka
posbindu dilakukan, kader harus mempersiapkan pelaksanaan posbindu seperti menyiapkan
alat-alat dan bahan serta memberitahukan warga untuk datang ke posbindu. Pada hari buka
posbindu, tugas kader adalah membuka pelayanan sistem 5 meja dan setelah hari buka
posbindu, kader harus melakukan penilaian atau evaluasi hasil kegiatan dan merencanakan
kegiatan posbindu bulan berikutnya.
Kegiatan yang dilakukan posbindu PTM wilayah kerja Puskemas Padang Bulan hanya
berupa pengukur tinggi badan, timbangan berat badan, pita pengukur lingkar perut dan
tensimeter serta alat ukur analisa lemak tubuh yang hanya disediakan per tiga bulan. Untuk
alat cek kolestrol dan gula darah, hanya disediakan saat tersedia reagen dari Dinas
Kesehatan.
Pelaksanaan posbindu di wilayah kerja Puskesmas Padang Bulan telah dilakukan dengan
sistem 5 (lima) meja yaitu
1. Pada meja pertama warga yang datang ke posbindu mendaftar pada kader. Kader sudah
menjalankan tugasnya yaitu melaksanakan pendaftaran dalam buku pencatatan posbindu.
2. Kegiatan selanjutnya kader melakukan wawancara masalah kesehatan yang dialami oleh
peserta yang hadir pada meja kedua. Wawancara dimaksudkan untuk mengetahui
keluhan yang sedang dialami serta untuk menggali informasi faktor risiko misalnya
riwayat PTM (Penyakit Tidak Menular) pada keluarga dan diri peserta, aktifitas fisik,
merokok, kurang makan sayur dan buah, serta informasi lainnya yang dibutuhkan untuk
identifikasi masalah kesehatan berkaitan dengan terjadinya PTM (Penyakit Tidak
Menular).
3. Kemudian dilakukan kegiatan pengukuran pada meja ketiga yaitu penimbangan berat
badan yang hasilnya dicatat pada buku pencatatan posbindu oleh kader. Dilanjutkan
kegiatan pengukuran tinggi badan, lingkar perut, analisa lemak tubuh dimana
pengukuran analisa lemak dilaksanakan per tiga bulan.
4. Selanjutnya petugas pelaksana memeriksa tekanan darah peserta posbindu menggunakan
tensimeter pada meja keempat. Kegiatan pemeriksaan dalam pelaksanaan posbindu
seperti pemeriksaan gula darah, telah dilaksanakan tetapi tidak rutin disebabkan
keterbatasan biaya operasional dalam penyediaan bahan habis pakai, sarana dan
prasarana yang kurang, serta tenaga kesehatan yang bertugas dilapangan hanya 2 (dua)
orang yaitu dokter dan perawat ataupun bidan serta dibantu oleh kader. Sementara
kegiatan pemeriksaan yang lain seperti pemeriksaan kolesterol, asam urat, dan
Trigliserida dilakukan selama ada persediaan reagen dari Dinas Kesehatan, sedangkan
IVA belum dilakukan.
5. Setelah dilakukan pemeriksaan tekanan darah, peserta posbindu mendapatkan konsultasi
dan edukasi perorangan yang dilakukan oleh tenaga kesehatan pada meja kelima.
Kegiatan konseling dan penyuluhan, harus dilakukan setiap pelaksanaan posbindu. Bagi
penderita hipertensi yang rutin ataupun sering datang ke posbindu, mereka mulai mau
berolahraga dan mengurangi pantanganmakanan yang dianjurkan dokter, bahkan ada
juga yang mulai melaksanakan diet garam.
C. Perbandingan capaian target Posbindu PTM dari Kemenkes RI dan Puskesmas
Padang Bulan
1. Menurut Permenkes No. 43 Tahun 2016 tentang Standar Pelayanan Minimal, capaian
kinerja Pemerintah Daerah kabupaten/ kota dalam pelayanan skrining di wilayah kerja
adalah 100%.
2. Berdasarkan Rencana Strategi Kesehatan Kemenkes RI tahun 2015-2019, target
presentase desa/kelurahan yang melaksanakan kegiatan Psbindu PTM yaitu :
a. Tahun 2015 : 10%
b. Tahun 2016 : 20%
c. Tahun 2017 : 30%
d. Tahun 2018 : 40%
e. Tahun 2019 : 50%
Puskesmas Padang Bulan mencakup 6 Kelurahan, dimana 4 kelurahan telah
melaksanakan program posbindu PTM dan 2 lainnya belum menerapkan karena sulitnya
kerjasama lintas sektoral. Puskesmas Padang bulan melaksanakan program posbindu sekitar
67%. Hal tersebut telah melebihi target terbesar ditahun 2019 yaitu 50%, namun masih jauh
dari target yang diharapkan berdasarkan Permenkes No. 43 Tahun 2016 yakni 100%.
Sedangkan jumlah kunjungan di Posbindu PTM pada penderita hipertensi wilayah
kerja Puskesmas Padang Bulan masih sangat kurang, sekitar 10-15 orang setiap bulannya
dari total penderita hipertensi yang berjumlah 2.381 jiwa. Presentase penderita hipertensi
yang mengunjungi Posbindu adalah 7,5% pertahunnya, hal tersebut masih sangat jauh dari
50% penderita hipertensi diwilayah kerja Puskesmas Padang Bulan.
D. Hambatan dan Kendala Posbindu PTM di Puskesmas Padang Bulan
1. Keterbatasan sarana dan prasarana, dimana kekurangan reagen menyebabkan petugas
posbindu tidak melakukan pemeriksaan kolestrol dan gula darah, termasuk juga
permintaan penyediaan obat dari peserta posbindu.
2. Keterbatasan biaya operasional, dana yang tersedia dalam pelaksanaan program
posbindu hanya dana untuk transportasi, sehingga puskesmas tidak bisa melakukan
pengembangan program dengan optimal
3. Tenaga kesehatan yang masih kurang, dimana hanya terdapat satu dokter dan petugas
pelaksana yang bertugas di lapangan
4. Kader yang belum terlatih dimana kader hanya diberi pengetahuan teknis posbindu
dilapangan, namun untuk bagian konseling masih dilaksanakan oleh dokter.
5. Masih kurangnya kesadaran masyarakat khususnya masyarakat usia 15 tahun keatas
untuk datang ke posbindu. Pengetahuan masyarakat tentang posbindu serta manfaat dan
kegunaaan dari program posbindu masih sangat rendah. Agar pengetahuan masyarakat
mengenai manfaat dan kegunaan posbindu baik, mereka harus mendapatkan penyuluhan
khusus mengenai posbindu
E. Analisa SWOT Posbindu PTM di Puskesmas Padang Bulan
1. Strength / Kekuatan
a. Adanya posbindu PTM maka terdeteksi untuk penyakit seperti tekanan darah tinggi.
b. Perawat lulusan S1 dan D3 keperawatan
c. Setiap tenaga kesehatan sudah bertugas dengan baik dan benar sesuai dengan
prosedur dan fungsinya masing-masing dalam program Posbindu PTM
d. Adanya pelatihan / pendidikan tambahan untuk meningkatkan kemampuan kerja
sebagai menunjang terlaksananya program Posbindu PTM
e. Jelasnya struktur organisasi dalam Posbindu PTM
f. Sudah terdapat uraian tugas yang jelas bagi petugas yang terlibat dalam program
Posbindu PTM
2. Weakness / Kelemahan
a. Kurangnya tenaga kesehatan dalam program Posbindu PTM
b. Sebelum bertugas belum memiliki pengalaman dalam proram Posbindu PTM
c. Tidak tersedianya pelatihan / pendidikan dalam Program Posbindu PTM
d. Kurangnya kerjasama dalam tim Program Posbindu PTM

3. Opertunity / Peluang
a. Partisipasi kader baik dari Puskesmas atau masyarakat
b. Adanya kesempatan pada petugas dalam mengikuti pelatihan Program Posbindu
PTM
4. Threat / Ancaman
a. Keterbatasan pada masyarakat dalam berkunjung ke Puskesmas
b. Keterbatasan pada masyarakat dalam pendataan PTM
c. Sebagian masyarakat tau tentang penyakitnya tetapi tidak mau berobat, seperti TD
tinggi tapi tidak mau berobat dan rutin minum obat.
F. Solusi untuk pelaksanaan Posbindu PTM
1. Melakukan penyuluhan tentang posbindu PTM untuk meningkatkan pengetahuan
masyarakat maupun kader
2. Memberikan pelatihan kepada para kader Posbindu PTM untuk meningkatkan
pengetahuan kader
3. Bekerjasama dengan pihak swasta untuk menjadi sponsor dalam pelaksanaan posbindu,
sehingga ada alat pemeriksaan tambahan saatposbindu
4. Menjalin kerjasama dan koordinasi dengan pihak yang terkait (Camat, Lurah, TimPKK,
Kepala Lingkungan, Tokoh Masyarakat) agar dapat berperan aktif dalam pelaksanaan
posbindu
5. Menjalin kemitraandengan lintas sektor untuk mengadakan posbindu ditempat umum
strategis lainnya, misalnya:sekolah, tempat bekerja, dan lain-lain. untuk meningkatkan
pengetahuan kader
6. Melakukan kegiatan monitoring dan evaluasi secara rutin agar program Posbindu PTM
dapat berjalan sesuai dengan rencana dan dapat mencapai tujuan.
7. Pelaksanaan Posbindu PTM di masa pandemi covid-19 harus menerapkan adaptasi
kebiasaan baru (AKB) dalam wujud protokol kesehatan yang ketat, meliputi:
a. Persiapan: Koordinasi dengan gugus tugas covid-19 setempat termasuk puskesmas,
kader harus dalam kondisi sehat, peralatan dan sarana kegiatan yang telah
didesinfektan, termasuk menyediakan sarana cucitangan, serta menyampaikan
pengumuman waktu pelaksanaan dengan system penjadwalan guna mencgah
kerumunan
b. Pelaksanaan: Seluruh kader di pastikan sehat, di cek suhu, mencuci tangan, serta
memakai alat pelindung diri. Posbindu PTM dilaksanakan di area terbuka untuk
memastikan sirkulasi udara yang baik. Seluruh pengunjung yang datang wajib
memakai masker dan antri dengan saling menjaga jarak, tidak lupa mencuci tangan
pakai sabun serta dalam kondisi tidak bergejala dengan batas suhu 37.3 oC. Setelah
pelaksanaan posbintu PTM, pengunjung mencuci tangan dan diminta langsung
kembali ke kediaman masing-masing untuk membersihkan diri, demikian pula
seluruh kader dan petugas juga melakukan proses bersih diri dan desinfeksi terhadap
sarana maupun peralatan yang digunakan
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Posbindu PTM merupakan salah satu upaya kesehatan masyarakat (UKM) yang
berorientasi kepada upaya promotif dan preventif. Berdasarkan hasil analisis yang telah
dilakukan pada program posbindu PTM di lingkungan Puskesmas Padang Bulan, maka
didapatkan kesimpulan masih adanya kendala dalam pelaksanaan program yang sesuai dengan
program Kemenkes RI. Hal ini terkait dengan kurangnya tenaga kesehatan dalam program
Posbindu PTM, tenaga kesehatan sebelum bertugas belum memiliki pengalaman dalam
program Posbindu PTM, serta adanya Keterbatasan pada masyarakat dalam berkunjung ke
Puskesmas, dan sebagian masyarakat tau tentang penyakitnya tetapi tidak mau berobat, seperti
TD tinggi tapi tidak mau berobat dan rutin minum obat. Salah satu bentuk solusi dalam
mengatasi kendala tersebut adalah memberikan pelatihan kepada para kader Posbindu PTM
untuk meningkatkan pengetahuan kader dan melakukan penyuluhan kepada masyarakat.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan yang telah didapatkan dari pelaksanaan program posbindu
PTM di Puskesmas Padang Bulan ada beberapa kesenjangan program yang tidak sesuai
dengan pelaksanaan program berdasarkan Kemenkes RI, oleh sebab itu kami sangat
mengharapkan kepada:
1. Pihak Puskesmas
Untuk meningkatkan kinerja masing-masing program agar angka pencapaian lebih dapat
ditingkatkan. Selain itu dapat dilakukannya pelatihan kepada kader posbindu PTM untuk
meningkatkan kualitas pelayanan.
2. Bagi Mahasiswa
Analisa program Posbindu PTM di puskesmas sehingga dapat membuka wawasan
mahasiswa untuk membandingkan program menurut kemenkes RI yang telah
dilaksanakan oleh puskesmas berdasarkan hasil evidence based practice
DAFTAR PUSTAKA

Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru. (2019). Profil Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru Tahun 2019.
Pekanbaru: Dinkes Pekanbaru
Direktorat Jendral Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular. (2019). Buku
Pedoman Manajemen Penyakit Tidak Menular. Jakarta: Kemenkes RI.
Kementerian Kesehatan RI. (2019). Pedoman Umum Pos Pembinaan Terpadu Penyakit Tidak
Menular. Jakarta: Kemenkes RI.
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No 43 Tahun 2016 Tentang Pelayanan
Minimal Bidang Kesehatan. Jakarta: Kemenkes RI
Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas). (2018). Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan
Kementerian RI Tahun 2018. Diperoleh pada tanggal 15 Desember 2020, dari
https://kesmas.kemkes.go.id
WHO. (2018). Noncommunicable Disease Country Profiles 2018. Diperoleh pada tanggal 15
Desember 2020, dari https://doi.org/16/j.jad.2010.09.00
LAPORAN HASIL KEGIATAN
LOKAKARYA MINI MASYARAKAT I (LKMM I)
DI RW 012 KELURAHAN TOBEKGODANG
KECAMATAN TAMPAN PEKANBARU

1) Tahap persiapan
Tahap persiapan mencakup:
1. Pembuatan pre-plenning
2. Konsultasi dengan dosen pembimbing
3. Menentukan tempat, waktu dan peserta penyuluhan
4. Persiapan materi yang akan disampaikan
5. Mempersiapkan media yang digunakan
2) Tahap pelaksanaan
1. Acara dilaksanakan pada hari jumat, 11 Desamber 2020 pukul 08.30 WIB di aula
MDTa Nurul Huda kelurahan Tobekgodang kecamatan Tampan Pekanbaru dan
berakhir pada pukul 10.00 WIB.
2. Tamu undangan yang hadir mencapai 25 orang, dengan rincian 18 orang hadir secara
tatap muka (offline) dan 7 orang lainnya secara virtual (online), dosen pembimbing ,
bapak lurah Tobekgodang, ketua RT 03 dan 04. Para peserta tampak memperhatikan
selama penyampaian materi yang diberikan.
3. Ners muda berperan sesuai dengan tugasnya masing-masing, yaitu pembawa acara
Aska rahim, Penyaji Clarissa stefani, Observer Dian permata ningtyas, Fasilitator
Mashita Dewi, Giatri Rahma Sari, Khansa Rizki Syukrina, Dokumentasi Fitri Amelia,
Seksi Konsumsi Putri Ayu Suryawan, Seksi Humas Endah Rizki Ayunita, Furti
Okliantoni, Seksi Perlengkapan Abdul Khoiruddin
4. Kegiatan berlangsung selama 90 menit, susunan acara pada saat kegiatan sebagai
berikut:

No Waktu Kegiatan Durasi Penanggung jawab


1 20.30-20.45 Pembukaan 15 menit
WIB a. memberikan salam Aska Rahim
b. menjelaskan kontrak dan
tujuan pertemuan
c. pembacaan Al-Qur’an Masyarakat
d. pembacaan doa Masyarakat
2 20.45-20.50 Penatalaksanaan
WIB a. Kata sambutan dari lurah 5 menit Bapak Yasir Arafat
20.50-20.55 Tobekgodang
WIB b. Kata sambutan dari 5 menit Ns. Herlina, M.Kep,
dosen pembimbing Sp. Kom

3 20.55-21.25 Penyajian hasil pengumpulan 30 menit Clarissa Stefany,


WIB data, prioritas masalah, dan S.Kep
renpra kegiatan yang akan
dilaksanakan
4 21.25-21.45 Musyawarah masyarakat 20 menit Ners Muda dan
WIB masyarakat
21.45-21.50 Kata sambutan serta evaluasi 5 menit Ibu Siti
WIB kegiatan dari ketua RW 012
(diwakili oleh ketua RT 03)
5 21.50-22.00 Penutup 10 menit Aska Rahim

3) Tahap evaluasi
1. Evaluasi struktur
a. Tamu undangan yang hadir mencapai 25 orang, dengan rincian 18 orang hadir
secara tatap muka (offline) dan 7 orang lainnya secara virtual (online)
b. Tempat dan alat yang digunakan sesuai dengan rencana kegiatan, namun
terdapat sedikit kendala pada sinyal yang kurang mendukung untuk dilakukan
kegiatan online
c. Peran serta tugas mahasiswa sudah sesuai dan bekerjasama dengan baik
d. Moderator belum menanyakan terkait kesediaan PJ untuk LKMM setelah
pembahasan POA
e. Penyampaian materi yang lama, membuat warga mulai jenuh dan bosan
2. Evaluasi proses
a. Pelaksanaan kegiatan tidak tepat waktu, terlambat sekitar 30 menit
b. Sekitar 85% warga menyimak materi dari awal hingga akhir, 15% lainnya hilang
fokus ke ponsel atau mengobrol
c. Masyarakat berperan aktif dalam kegiatan LKMM. Beberapa warga berdiskusi
terkait kegiatan yang tepat dan setuju dengan rencana kegiatan yang akan
dilakukan oleh ners muda
d. Terdapat peran aktif warga seperti Ibu Ila Majid selaku Ketua RT 4 yang
memberikan saran terkait kurangnya tempat mencuci tangan di fasilitas umum
seperti KUA agar segera ditindak lanjuti
3. Evaluasi hasil
a. Ners muda dan warga RW 12 memahami permasalahan yang terjadi di
lingkungannya terkait kurangnya peran aktif warga untuk mencegah penularan
Covid-19
b. Prioritas masalah terkait perilaku, dan warga RW 12 memahami mengapa bisa
terjadi masalah tersebut berdasarkan hasil pengumpulan data
c. Rencana kegiatan yang akan di praktikkan berupa : penyuluhan kesehatan,
pemasangan poster, pelatihan satgas Covid, pembagian masker gratis, serta
olahraga untuk meningkatkan imunitas tubuh
d. Warga setuju dengan segala bentuk kegiatan yang akan dilakukan oleh Ners
Muda dan mengatakan akan turut berperan serta dalam kegiatan
4) Faktor pendukung
Faktor pendukung kegiatan ini yaitu tempat kegiatan yang dilaksanakan di aula MDTa
Nurul Huda memiliki tempat yang memadai untuk dilakukannya kegiatan serta antusias
beberapa peserta dalam kegiatan
5) Faktor penghambat
Faktor penghambat yaitu beberapa peserta yang terlambathadir dan beberapa peserta
yang berbicara sehingga kurang konsentrasi dalam mengikuti penyuluhan, namun dapat
terkendali hingga acara selesai. Faktor peghambat lainnya yaitu kurang bagusnya signal
ketika googlemeet berlangsung.
6) Rencana tindak lanjut
Rencana tindak lanjut yang akan dilakukan setelah kegiatan Lokakarya Mini Masyarakat
I (LKMM I) diharapkan setiap program yang sudah dibuat dapat berjalan sesuai dengan
waktu yang sudah ditentukan.
LAPORAN HASIL KEGIATAN PEMASANGAN BANNER
DI RW 012 KELURAHAN TOBEKGODANG KECAMATAN TAMPAN
KOTA PEKANBARU

A. TAHAP PERSIAPAN
Tahap persiapan ini mencakup pembuatan pre planning, persiapan alat dan banner
yang akan digunakan, serta mengkonsultasikan bahan banner yang akan dipasang kepada
dosen pembimbing akademik. Selanjutnya melakukan persiapan untuk pelaksanaan sesuai
dengan rencana yang telah ditetapkan.
B. TAHAP PELAKSANAAN
1) Acara dilaksanakan pada hari Sabtu, 19 Desember 2020 pukul 16.00 WIB dan berakhir
pada pukul17.00 WIB.
2) Jumlah peserta yang ikut serta sebanyak 6 orang ners muda dan 2 orang pemuda RW
012
3) Ners muda berperan sesuai dengan tugasnya masing-masing, yaitu: ketua pelaksan,
fasilitator,observer serta dokumentasi,
4) Kegiatan pemasangan banner berlangsung selama 60 menit.
C. TAHAP EVALUASI
1. Evaluasi Struktur
a. Jumlah yang ikut serta yaitu 6 orang ners muda dan 2 orang pemuda RW 012;
b. Setting tempat pemasangan banner telah disepakati sebelum kegiatan;
c. Peran Ners muda sebagai pelaksana acara telah sesuai dengan peran dan tugas
masing-masing;
d. Perlengkapan alat yang digunakan juga sudah lengkap sesuai yang telah
direncanakan, yaitu: kayu, linggis, banner dan lain-lain.
2. Evaluasi Proses
a. Pelaksanaan kegiatan berlangsung pada hari Sabtu, 19 Desember 2020 pukul 16.00
WIB dan berakhir pada pukul 17.00 WIB.
b. Kegiatan berjalan lancar sesuai rencana dan kontrak yang telah disepakati.
c. Peran dan tugas Ners muda telah dilaksanakan sesuai perencanaan
d. Pemasangan banner sesuai dengan titik lokasi yang telah ditentukan yaitu di KUA,
MDTA Nurul Huda, Jalan Rambai dan Mesjid Nurul Huda.
3. Evaluasi Hasil
Pemuda dan Ners muda mampu menjalin kerjasama dalam kegiatan pemasangan banner
di lokasi yang telah ditentukan.
4. Saran
Pemasangan banner yang telah dilakukan diharapkan dapat diterapkan oleh masyarakat
setempat.
D. FAKTOR PENDUKUNG
Faktor pendukung kegiatan pemasangan banner ini yaitu pemuda yang turut membantu
Ners Muda dalam melakukan kegiatan dan alat yang digunakan serta tempat strategis dan
terbagi rata untuk setiap RT di RW 012 untuk dilakukan pemasangan banner .
E. FAKTOR PENGHAMBAT
Tidak terdapat faktor penghambat dalam kegiatan pemasangan banner.
F. RENCANA TINDAK LANJUT
Rencana tindak lanjut yang akan dilakukan setelah dilakukan pemasangan banner di RW
012 diharapkan masyarakat dapat mengaplikasi cuci tangan, menjaga jarak dan
menggunakan masker dengan baik dalam kehidupan sehari-hari sehingga dapat mencegah
penularan Covid-19
G. DOKUMENTASI
LAPORAN HASIL KEGIATAN
PENYULUHAN PENCEGAHAN COVID-19
DI RW 12 KELURAHAN TOBEKGODANG
KECAMATAN TAMPAN PEKANBARU

A. Tahap Persiapan
Tahap persiapan ini mencakup :
1. Pembuatan pre planning
2. Konsultasi dengan dosen pembimbing
3. Meminta izin kepada ketua RW 12
4. Menentukan waktu penyuluhan
5. Persiapan materi yang akan disampaikan yaitu penyuluhan pencegahan covid-19
6. Selanjutnya melakukan persiapan untuk pelaksanaan sesuai dengan rencana yang telah
ditetapkan
B. Tahap Pelaksanaan
1. Acara dilaksanakan pada hari Selasa, 22 Desember pukul 13.00 via WhatsApp group
RW 12
2. Jumlah warga yang hadir adalah seluruh warga yang tergabung di dalam grup Whatsapp
RW 12
3. Ners muda berperan sesuai dengan tugasnya masing-masing, yaitu moderator (Inka
Selvia, S.Kep); Leader (Giatri Rahma Sari S.Kep); Perlengkapan (Endah Rizki
Ayunita); Observer (Fitri Amelia, S.Kep); Fasilitator (Aska Rahim, S.Kep,Mashita
Dewi, S.Kep, Dian Permata Ningtyas, S.Kep, Putri Ayu Suryawan, S.Kep, Khansa Rizki
Syukrina, S.Kep, Dhea Putri Primadana Arum, S.Kep, Clarissa Steffany, S.Kep, Furti
Okliantoni Pratiwi, S.Kep, Akheri Ramadhanti, S.Kep, dokumentasi (Abdul
Khoiruddin, S.Kep)
4. Susunan acara pada saat dilaksanakan kegiatan sebagai berikut:
Hari/Tgl Waktu Durasi Kegiatan Mahasiswa Kegiatan peserta
13.00 Pembukaan Pembukaan dari perwakilan Membaca dan
Selasa, 22 WIB (5 menit) ners muda Menyimak grup
Desember Whatsapp
13.05 Penyuluha a) Penyuluhan online via Membaca dan
2020
WIB n (25 grup WA mendengarkan audio
menit) b) PPT yang telah diisi PPT
suara rekaman
presentator dibagikan
melalui via WA grup

13.30 Sesi Membuka ruang diskusi Bertanya dan


WIB bertanya untuk bertanya dan Menjawab pertanyaan
dan menjawab dengan
menjawab masyarakat
(15 menit)
14.20 Penutup Penutupan penyuluhan Membaca dan
WIB (5 Menit) online Menyimak grup
Whatsapp

C. Kriteria Evaluasi
1. Evaluasi struktur
a. 100% masyarakat yang hadir dalam acara kegiatan penyuluhan COVID-19 Di
wilayah RW 012 Kelurahan Tobekgodang Kecamatan Tampan Pekanbaru.
b. Tempat dan alat yang digunakan sesuai dengan rencana kegiatan penyuluhan
COVID-19 Di wilayah RW 012 Kelurahan Tobekgodang Kecamatan Tampan
Pekanbaru.
c. Peran serta tugas mahasiswa sudah sesuai dan bekerjasama dengan baik
d. Penyampaian materi melalui PPT audio yang sudah di siapkan oleh ners mudah
membuat masyarakat kurang fokus dan sedikit mengantuk dalam mengikuti
penyuluhan COVID-19 Di wilayah RW 012 Kelurahan Tobekgodang Kecamatan
Tampan Pekanbaru.
e. Pre planning sudah dikonsulkan
2. Evaluasi proses
a. Pelaksanaan kegiatan sudah tepat waktu.
b. Undangan dan mahasiswa mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir
c. Hanya 5 orang masyarakat berperan aktif dalam kegiatan penyuluhan COVID-19
Di wilayah RW 012 Kelurahan Tobekgodang Kecamatan Tampan Pekanbaru.
d. Terdapat peran aktif masyarakat, dengan memberikan pertanyaan kepada pemateri
penyuluhan COVID-19.
3. Evaluasi hasil
a. 80% anggota mampu memahami tugas dan pelaksanaan penyuluhan COVID-19.
b. 80% anggota masyarakat mampu memahami materi pelatihan yang disampaikan.
D. Faktor Pendukung
Faktor pendukung kegiatan ini yaitu tempat kegiatan dilakukan di grup WhatsApp RW 12
sehingga semua yang tergabung di grup dapat membaca. Beberapa Peserta penyuluhan
tampak semangat dalam memberikan pertanyaan maupun memberikan jawaban terkait
penyuluhan
E. Faktor Penghambat
Faktor penghambat yang ditemukan adalah saat pelaksanaan penyuluhan yaitu para peserta
kurang kooperatif dimana para peserta yang aktif dan memperhatikan hanya 5 orang..
F. Rencana Tindak Lanjut
Rencana tindak lanjut yang dapat dilakukan diharapkan seluruh warga RW 12 dapat mampu
menumbuhkan kesadaran diri serta dapat menerapkan semua protokol kesehatan dengan
baik dan benar dalam mencegah penularan Covid-19
LAPORAN HASIL KEGIATAN SATGAS COVID-19
DI RW 012 KELURAHAN TOBEKGODANG KECAMATAN TAMPAN
KOTA PEKANBARU

A. TAHAP PERSIAPAN
Tahap persiapan ini mencakup pembuatan pre planning, persiapan materi yang akan
disampaikan dan media yang akan digunakan, serta mengkonsultasikan bahan materi yang
akan digunakan kepada dosen pembimbing akademik. Selanjutnya melakukan persiapan
untuk pelaksanaan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan.

B. TAHAP PELAKSANAAN
1. Acara dilaksanakan pada hari Rabu, 16 Desember 2020 pukul 09.30 WIB dan berakhir
pada pukul 10.30 WIB melalui Google Meet
2. Jumlah peserta yang hadir sebanyak 14 orang ners muda, 1 orang dosen pembimbing
dan 2 orang masyarakat
3. Ners muda berperan sesuai dengan tugasnya masing-masing, yaitu: moderator,
pemateri, fasilitator dan observer serta dokumentasi.
4. Ners muda berperan sesuai dengan tugasnya masing-masing, yaitu mederator (Inka
Selvia, S.Kep); presentator (Dhea Putri Primadana Arum S.Kep); observer (Khansa
Rizky Sukrina, S.Kep); fasilitator (Abdul Khoiruddin, S.Kep, Akheri Ramadhanti,
S.Kep, Clarisaa Stefany, S.Kep, Dian Permata Ningtyas, S.Kep, Endah Rizki Ayunita,
S.Kep, Furti Okliantoni Pratiwi, S.Kep, Giatri Rahma Sari, S.Kep, Mashita Dewi,
S.Kep, Putri Ayu Suryawan, S.Kep) dokumentasi (Aska Rahim, S.Kep, Fitri Amelia,
S.Kep)
5. Kegiatan penyuluhan selama 60 menit. Susunan acara pada saat dilaksanakan kegiatan
pelatihan satgas covid sebagai berikut:

No Acara Metode Waktu


1 Mengucapkan salam, memperkenalkan diri dan Ceramah 10 menit
intitusi, menyampaikan tujuan, menetapkan Diskusi
kontrak waktu oleh pembawa acara/MC
2 Penyampaian materi satgas covid Ceramah 20 menit
3 Diskusi Diskusi 25 menit
4 Penutup Ceramah 5 menit

C. TAHAP EVALUASI
1. Evaluasi struktur
a. Peserta yang hadir berjumlah 14 orang ners muda, 1 orang dosen pembimbing dan
2 orang masyarakat;
b. Setting tempat acara berlangsung di Google Meet ;
c. Peran Ners muda sebagai pelaksana acara telah sesuai dengan peran dan tugas
masing-masing;
2. Evaluasi proses
a. Pelaksanaan kegiatan berlangsung pada hari Rabu, 16 Desember 2020 pukul
09.30 WIB dan berakhir pada pukul 10.30 WIB.
b. Kegiatan berjalan lancar sesuai rencanadan kontrak yang telah disepakati.
c. Peran dan tugas Ners muda telah dilaksanakan sesuai perencanaan
d. Peserta sangat aktif dalam mengikuti kegiatan dengan memberikan beberapa
pertanyaan oleh Satgas Covid-19.
e. Seluruh peserta mengikuti kegiatan sampai akhir.
3. Evaluasi hasil
Para kader dan Ners muda mampu menjalin kerjasama untuk kegiatan satgas Covid-
19.
4. Saran
Kegiatan yang telah dilakukan diharapkan dapat diterapkan oleh peserta Satgas
Covid-19.

D. FAKTOR PENDUKUNG
Faktor pendukung kegiatan ini yaitu peserta Satgas Covid-19 yang ikut berperan aktif
dalam kegiatan Satgas Covid-19 baik membantu dalam bentuk tenaga ataupun alat-alat.
E. FAKTOR PENGHAMBAT
Faktor penghambat yaitu kurangnya pengetahuan masyarakat dalam menggunakan
perangkat (Google Meet).
F. RENCANA TINDAK LANJUT
Rencana tindak lanjut yang akan dilakukan setelah pelatihan satgas Covid-19 diharapkan
para peserta dapat cepat tanggap dalam menangani kasus Covid-19 dan menanggulangi
serta mencegah penularan Covid-19 sesuai dengan prosedur yang seharusnya.
G. DOKUMENTASI
LAPORAN HASIL KEGIATAN
BEKERJASAMA DENGAN BNPB BKKBN KOTA PEKANBARU UNTUK
MELAKUKAN PEMBAGIAN MASKER SECARA GRATIS KEPADA MASYARAKAT
RW 012 KELURAHAN TOBEKGODANG
BERSAMA DENGAN KELOMPOK PEMUDA

A. Tahap Persiapan
Tahap persiapan ini mencakup :
1. Pembuatan pre planning.
2. Konsultasi dengan dosen pembimbing.
3. Koordinasi dengan lintas sektor (BNPB BKKBN Kota Pekanbaru) terkait permohonan
bantuan penyediaan masker.
4. Koordinasi dengan kelompok pemuda.
5. Persiapan alat dan bahan untuk pembagian masker.
6. Melakukan persiapan untuk pelaksanaan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan.
B. Tahap Pelaksanaan
1. Bekerjasama dengan pemuda setempat untuk melakukan kegiatan pembagian masker
2. Sebelum memulai kegiatan, ners muda beserta pemuda melakukan doa bersama terlebih
dahulu
3. Setelah melakukan doa, Ners muda dan pemuda pergi ke tempat yang sudah dibagi
(dibagi menjadi 3 tim) sesuai dengan lokasinya, yaitu:
a) Tim 1: di Jl. Rajawali sakti
b) Tim 2: di Jl. Rambai
c) Tim 3: berkeliling sekitar RW 12 (sasaran utama tempat yang ramai seperti kedai
atau warung).
4. Ners muda dan pemuda membagikan masker kepada warga yang tidak memakai masker
yang lewat disekitar tempat tersebut.
5. Setelah selesai, ners muda dan pemuda kembali berkumpul untuk melakukan evaluasi
terkait kegiatan pembagian masker.
C. Tahap Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
a) Peran Ners Muda sebagai pelaksana kegiatan pembagian masker telah sesuai
dengan tugas dan tanggung jawab masing-masing.
b) Tempat dan alat sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan, yaitu:
1) Tim 1: di Jl. Rajawali sakti
2) Tim 2: di Jl. Rambai
3) Tim 3: berkeliling sekitar RW 12 (sasaran utama tempat yang ramai seperti
kedai atau warung).
2. Evaluasi Proses
a) Pelaksanaan kegiatan dilakukan pada tanggal 22 Desember 2020.
b) Kegiatan dilaksanakan tidak sesuai dengan waktu yang telah direncanakan
sebelumnya karena menunggu penyediaan masker dari pihak sponsor yang dalam
hal ini adalah BNPN BKKBN Kota Pekanbaru.
c) Ners Muda selaku pelaksana mampu berperan aktif pada saat kegiatan berlangsung.
3. Evaluasi Hasil
a) Ners Muda dan kelompok pemuda mampu menjalin kerja sama untuk kegiatan
pembagian masker secara gratis.
b) Masyarakat mampu menerapkan protokol kesehatan (penggunaan masker) dengan
diberikannya masker secara gratis oleh pelaksana kegiatan.
D. Faktor Pendukung
Faktor pendukung pada kegiatan ini yaitu antusias dari pemuda yang mau di ajak
bekerjasama dengan ners muda serta pihak BNPB BKKBN Kota Pekanbaru yang sudah
mensponsori kegiatan pembagian masker ini.
E. Faktor Penghambat
Faktor penghambat pada kegiatan ini yaitu, ada beberapa warga yang menolak diberikan
masker dengan alasan warga tersebut tidak suka memakai masker dan merasa sesak ketika
menggunakan masker, ners muda sudah mencoba memberikan edukasi kepada warga
tersebut tetapi warga tersebut tetap tidak mau menerima masker yang diberikan.
F. Rencana Tindak Lanjut
Rencana tindak lanjut yang akan dilakukan setelah dilaksanakannya pembagian masker ini
adalah Ners Muda berharap masyrakat mampu meningkatkan kesadarannya akan pentingnya
penggunaan masker di masa pandemi ini untuk mencegah dan menanggulanggi penularan
Covid-19. Penerapan hukuman/ sanksi bagi yang tidak menggunakan masker juga dapat
dijadikan pertimbangan bagi pihak yang berwajib agar masyarakat mau mengubah
perilakunya, sehingga penularan Covid-19 dapat dicegah dan ditanggulangi bersama-sama.
DOKUMENTASI KEGIATAN
BEKERJASAMA DENGAN BNPB BKKBN KOTA PEKANBARU UNTUK
MELAKUKAN PEMBAGIAN MASKER SECARA GRATIS KEPADA
MASYARAKAT RW 012 KELURAHAN TOBEKGODANG
BERSAMA DENGAN KELOMPOK PEMUDA
LAPORAN HASIL KEGIATAN
OLAHRAGA RUTIN UNTUK MENINGKATKAN IMUNITAS MASYARAKAT
SELAMA MASA PANDEMI COVID-19

A. Tahap Persiapan
1. Membuat pre planning
2. Konsultasi dengan pembimbing terkait pre planning
3. Meminta izin kepada ketua RW 012
4. Menentukan waktu kegiatan senam
5. Persiapan alat dan yang dibutuhkan untuk proses senam
6. Melakukan persiapan untuk pelaksanaan sesuai rencana yang telah ditetapkan

B. Tahap Pelaksanaan
1. Acara dilakukan pada hari Sabtu, 19 Desember pukul 08.00 dilapangan voli RW 012
2. Jumlah peserta senam yang hadir sekitar 15 orang
3. Ners muda berperan sesuai dengan tugasnya masing masing, yaitu : Ketua pelaksana
(Dian Permata Ningtyas, S. Kep), Sekretaris pelaksana (Clarissa stefany, S.Kep),
Fasilitator (Giatri Rahma Sari S. Kep, Dhea Putri Primadana Arum S. Kep, Furti
Okliantoni Pratiwi S. Kep, Khansa Riski Syukrina S. Kep, Endah Rizki Ayunita S.
Kep), Dokumentasi (Mashita Dewi, S. Kep), Perlengkapan (Abdul Khoiruddin S.
Kep, Akheri Ramadhanti S. Kep), Observer (Aska Rahim, S.Kep), Konsumsi (Putri
Ayu Suryawan S. Kep, Fitri Amelia S.Kep, Inka Selvia S.Kep)
4. Kegiatan dilakukan sekitar 90 Menit, dengan susunan acara sebagai berikut:

No Acara Waktu Kegiatan Kegiatan sasaran


1. Pembukaan 10wMenit a. Memberi salam a. Menjawab salam
b. Memperkenalkan diri b. Menanggapi perkenalan
c. Menjelaskan maksud c. Mendengarkan dan
dan tujuan memperhatikan
d. Cek tensi d. Mengikuti proses
pemeriksaan
2. Pelaksanaan 60 menit Kegiatan senam aerobik Mengikuti setiap gerakan
kegiatan senam
3. Penutup 200Menit a. Memberikan snack dan a. Mengkonsumsi snack
minuman sembari istirahat
b. Cek tensi b. Mengikuti proses
c. Mengucapkan terima pemeriksaan
kasih dan salam c. Menjawab salam

C. Tahap Evaluasi
1. Evaluasi struktur
a. Peserta yang hadir dalam kegiatan senam sebanyak 15 orang.
b. Tempat dan alat yang digunakan sesuai dengan rencana kegiatan senam.
c. Peran serta tugas mahasiswa sudah sesuai dan bekerjasama dengan baik
d. Pre planning sudah dikonsulkan
2. Evaluasi proses
a. Pelaksanaan kegiatan tidak tepat waktu, terlambat sekitar 45 menit
b. Undangan yang disebarkan dan beberapa ajakan secara langsung dilakukan
untuk mengundang peserta mengikuti kegiatan.
c. Pemeriksaan tekanan darah sebelum dan sesudah kegiatan senam telah
dilakukan.
d. Peserta berperan aktif dan antusias dalam kegiatan senam.
3. Evaluasi hasil
a. 100% peserta mengikuti kegiatan senam dengan tertib dan antusias.
b. 100% peserta mengatakan menjadwalkan senam aerobik rutin setiap
minggunya.
D. Faktor Pendukung
1. Warga RW 012 Kelurahan Tobekgodang tampak antusias dan turut serta
berpartisipasi dalam kegiatan senam dari awal hingga akhir
2. Terjalinnya kerjasama yang baik antara warga dan ners muda, terlihat dari kontribusi
masyarakat saat membantu mengumpulkan warga.
E. Faktor Penghambat
Beberapa warga terlambat datang sehingga acara yang pada awalnya dijadwalkan pukul
07.00 menjadi pukul 08.00, persiapan alat yang belum tepat, namun dapat teratasi.
F. Rencana Tindak Lanjut
Warga RW 012 dapat melanjutkan kegiatan senam ini yang dapat dilakukan secara rutin
setiap minggu

DOKUMENTASI KEGIATAN
OLAHRAGA RUTIN UNTUK MENINGKATKAN IMUNITAS MASYARAKAT
SELAMA MASA PANDEMI COVID-19

LAPORAN HASIL KEGIATAN UKS


DI RW 012 KELURAHAN TOBEKGODANG KECAMATAN TAMPAN
KOTA PEKANBARU

A. TAHAP PERSIAPAN
Tahap persiapan ini mencakup pembuatan pre planning, persiapan materi yang
akan disampaikan dan media yang akan digunakan, serta mengkonsultasikan bahan
materi yang akan digunakan kepada dosen pembimbing akademik. Selanjutnya
melakukan persiapan untuk pelaksanaan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan.
B. TAHAP PELAKSANAAN
1. Acara dilaksanakan pada hari Kamis, 10 Desember 2020 pukul 16.00 WIB dan
berakhir pada pukul 17.00 WIB.
2. Jumlah peserta yang hadir sebanyak 5 orang ners muda dan 43 orang masyarakat
3. Ners muda berperan sesuai dengan tugasnya masing-masing, yaitu: pemateri, MC,
seksi perlengkapan, seksi humas, seksi konsumsi dan observer serta dokumentasi,
4. Kegiatan UKS berlangsung selama 60 menit.
C. TAHAP EVALUASI
1. Evaluasi struktur
a. Peserta yang hadir berjumlah 5 orang ners muda dan 43 orang masyarakat;
b. Setting tempat acara berlangsung telah disepakati sebelum kegiatan;
c. Peran Ners muda sebagai pelaksana acara telah sesuai dengan peran dan tugas
masing-masing;
d. Perlengkapan alat dan media yang digunakan juga sudah lengkap sesuai yang
telah direncanakan, yaitu: infocus, microphone, speaker, atribut dan lain-lain.
2. Evaluasi proses
a. Pelaksanaan kegiatan berlangsung pada hari Kamis, 10 Desember 2020 pukul
16.00 WIB dan berakhir pada pukul 17.00 WIB.
b. Kegiatan berjalan lancar sesuai rencana dan kontrak yang telah disepakati.
c. Peran dan tugas Ners muda telah dilaksanakan sesuai perencanaan
d. Peserta sangat aktif dalam mengikuti kegiatan.
e. Seluruh peserta mengikuti kegiatan sampai akhir.
3. Evaluasi hasil
Peserta dan Ners muda mampu menjalin kerjasama dalam kegiatan penyuluhan cuci
tangan.
4. Saran
Kegiatan yang telah dilakukan diharapakan dapat diterapkan oleh anak-anak dalam
kehidupan sehari.
D. FAKTOR PENDUKUNG
Faktor pendukung kegiatan ini yaitu temapt kegiatan yang dilaksanakan di MDTA
Nurul Huda yang memiliki tempat memadai untuk dilakukan kegiatan serta antusias
peserta dalam kegiatan.
E. FAKTOR PENGHAMBAT
Faktor penghambat yaitu alat-alat yang masih kurang baik.
F. RENCANA TINDAK LANJUT
Rencana tindak lanjut yang akan dilakukan setelah dilakukan penyuluhan cuci tangan
pada anak-anak diharapkan para peserta dapat mengaplikasi cuci tangan dengan baik
dalam kehidupan sehari-hari baik di rumah maupun di sekolah sehingga dapat mencegah
penularan Covid-19.
G. DOKUMENTASI
LAPORAN HASIL KEGIATAN
PENYULUHAN PENCEGAHAN COVID-19
DI RW 12 KELURAHAN TOBEKGODANG
KECAMATAN TAMPAN PEKANBARU

A. Tahap Persiapan
Tahap persiapan ini mencakup :
a) Pembuatan pre planning
b) Konsultasi dengan dosen pembimbing
c) Meminta izin kepada ketua KUA
d) Menentukan waktu penyuluhan
e) Persiapan materi yang akan disampaikan yaitu penyuluhan protokol kesehatan pada
pekerja saat pandemi covid-19
f) Selanjutnya melakukan persiapan untuk pelaksanaan sesuai dengan rencana yang
telah ditetapkan
B. Tahap Pelaksanaan
1) Acara dilaksanakan pada hari Senin, 21 Desember pukul 13.00 via WhatsApp group
UKK pada pekerja KUA
2) Jumlah pekerja KUA yang mengikuti kegiatan penyuluhan adalah sebanyak 7 orang.
3) Ners muda berperan sesuai dengan tugasnya masing-masing, yaitu moderator (Dian
Permata Ningtyas, S.Kep); Leader (Abdul Khoiruddin S.Kep); Perlengkapan (Akheri
Ramadhanti, S.Kep & Inka Selvia, S.Kep); Observer (Aska Rahim, S.Kep);
Fasilitator (Dhea Putri Primadana Arum, S.Kep, Mashita Dewi, S.Kep, Putri Ayu
Suryawan, S.Kep, Khansa Rizki Syukrina, S.Kep, Clarissa Steffany, S.Kep, Furti
Okliantoni Pratiwi, S.Kep, dokumentasi (Fitri Amelia, S.Kep)
4) Susunan acara pada saat dilaksanakan kegiatan sebagai berikut:
Hari/Tgl Waktu Durasi Kegiatan Mahasiswa Kegiatan peserta
13.00 Pembukaan Pembukaan dari perwakilan Membaca dan
Senin, 21 WIB (5 menit) ners muda Menyimak grup
Desember Whatsapp
13.05 Penyuluhan a) Penyuluhan online via Membaca dan
2020
WIB (25 menit) grup WA mendengarkan audio
b) PPT yang telah diisi PPT
suara rekaman
presentator dibagikan
melalui via WA grup

13.30 Sesi Membuka ruang diskusi Bertanya dan


WIB bertanya untuk bertanya dan Menjawab
dan menjawab dengan pekerja pertanyaan
menjawab KUA
(15 menit)
14.20 Penutup Penutupan penyuluhan Membaca dan
WIB (5 Menit) online Menyimak grup
Whatsapp

C. Penyuluhan Protokol Kesehatan pada Pekerja KUA


Acara penyuluhan protocol kesehatan pada pekerja KUA dilaksanakan pada hari
senin, 21Desember 2020 secara online melalui grup WA pada pukul 13.00- 14.20 WIB.
Peserta yang mengikuti kegiatan penyuluhan secara online di grup WA sebanyak 7
orang. Kegiatan dilakukan penyuluhan tersebut dikarenakan masih rendahnya kesadaran
para pekerja dalam menerapkan protokol kesehatan saat bekerja dimusim pandemi covid
19. Pada kegiatan ini yang menjadi pemateri adalah Abdul Khoiruddin, S.Kep,
berdasarkan hasil penyuluhan ini 80% para pekerja KUA paham akan protokol
kesehatan, akan tetapi tidak dilakukan penerapan protokol kesehatan saat bekerja.
D. Kriteria Evaluasi
1. Evaluasi struktur
a. Peserta yang hadir dalam kegiatan Usaha Kesehatan Kerja di Kantor Urusan
Agama (KUA) sebanyak 7 orang peserta.
b. Tempat dan alat yang digunakan sesuai dengan rencana kegiatan Penyuluhan
Kesehatan Berdasarkan Protokol Kesehatan Dimasa Pandemi Covid-19 Pada
Usaha Kesehatan Kerja di RW 12 Kelurahan Tobekgodang.
c. Peran serta tugas mahasiswa sudah sesuai dan bekerjasama dengan baik
d. Penyampaian materi yang baik membuat antusias kader dalam mengikuti
Penyuluhan kesehatan tentang penerapan protokol kesehatan dimasa pandemi
Covid 19 pada petugas KUA di RW 12 Tobek Godang
e. Pre planning sudah dikonsulkan
2. Evaluasi proses
a. Pelaksanaan kegiatan tidak tepat waktu, terlambat sekitar 30 menit
b. Undangan dan mahasiswa mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir
c. Peserta berperan aktif dalam kegiatan Penyuluhan kesehatan tentang penerapan
protokol kesehatan dimasa pandemi Covid 19 pada petugas KUA.
d. Terdapat peran aktif peserta, dengan memberikan pertanyaan kepada pemateri
terkait penerapan protokol kesehatan di lingkungan masyarakat
3. Evaluasi hasil
a. 80% peserta mampu memahami tugas dan menerapkan protokol kesehatan denan
melakukan simulasi cuci tangan menggunakan hibah tempat cuci tangan dari
Ners Muda.
b. 80% peserta mampu memahami materi penyuluhan kesehatan yang disampaikan.
dengan menjawab pertanyaan dari moderator dengan benar
4. Faktor Pendukung
a. Adanya respon positif dari pekerja KUA untuk dilakukan penyuluhan tentang
protokol kesehatan pada pekerja saat pandemic
b. Dorongan dari RW, dan RT setempat untuk dilakukan penyuluhan, dan
pemasangan banner, poster ataupun tempat cuci tangan
5. Faktor Penghambat
Adapun faktor penghambat dalam kegiatan ini adalah antusias dan sibuknya para
pekerja saat mengikuti kegiatan penyuluhan protokol kesehatan
6. Rencana Tindak Lanjut
Rencana tindak lanjut yang dapat dilakukan pada pekerja khususnya di KUA,
diharapkan para pekerja dapat mengikuti protokol kesehatan dan menerapkan
ditempat kerja
LAPORANN HASIL KEGIATAN
PENYEGARAN SISTEM LIMA MEJA POSYANDU
DENGAN PROTOKOL KESEHATAN DI RW 012 KELURAHAN TOBEKGODANG
KECAMATAN TAMPAN PEKANBARU
1. Tahap Persiapan
a. Pembuatan pre-planning
b. Konsultasi dengan dosen pembimbing.
c. Menentukan tempat, waktu, peserta penyuluhan kader posyandu
d. Mempersiapkan materi yang akan disampaikan tentang pelatihan kader posyandu.
e. Mempersiapkan media yang akan digunakan dalam pelatihan kader posyandu.
f. Selanjutnya melakukan persiapan untuk pelaksanaan sesuai dengan rencana yang
telah ditetapkan.
2. Tahap Pelaksanaan
a. Acara dilaksanakan pada hari Senin (21 Desember 2020) dimulai pukul. 14.30
WIB sampai dengan 15.30 WIB di Aula MDTA Nurul Huda RW 012 Kelurahan
Tobekgodang Kecamatan Tampan.
b. Jumlah peserta yang hadir sebanyak 5 orang kader. Kader tampak antusias dan
memperhatikan selama penyampaian materi dan demonstrasi sistem 5 meja
dengan protokol kesehatan.
c. Ners muda berperan sesuai dengan tugasnya masing-masing, yaitu moderator
(Fitri Amelia, S.Kep); ketua pelaksana (Aska Rahim, S.Kep); observer (Abdul
Khoiruddin, S.Kep); demonstrator 5 meja, meja 1 (Putri Ayu Suryawan, S.Kep),
meja 2 (Dhea Putri Primadana Arum, S.Kep), meja 3 (Inka Selvia, S.Kep), meja 4
(Mashita Dewi, S.Kep), meja 5 (Dian Permata Ningtyas, S.Kep); Fasilitator
(Endah Rizky Ayunita, S.Kep; Giatri Rahma Sari, S.Kep; Akheri Ramdhanti,
S.Kep; Clarissa Stefany, S.kep); Dokumentasi (Khansa Rizki Syukrina, S.Kep).
d. Kegiatan penyuluhan dilakukan selama 75 menit (30 menit terlambat + 45 menit
penyuluhan). Susunan acara pada saat dilaksanakan kegiatan kader posyandu
adalah sebagai berikut:

No Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta


1 5 menit Pembukaan
 Mengucapkan salam  Menjawab salam
 Perkenalan mahasiswa  Memperhatikan
 Menjelaskan tujuan  Memperhatikan
 Menjelaskan kontrak  Memperhatikan
waktu

35 menit Penyampaian materi


 Menanyakan langkah  Menjawab
kegiatan lima meja
 Memberikan  Mendengarkan dan
reinforcement positif memperhatikan
 Menjelaskan langkah-  Mendengarkan dan
langkah kegiatan lima memperhatikan
meja
 Menjelaskan protokol  Mendengarkan dan
kesehatan Covid-19 yang memperhatikan
harus diperhatikan jika
posyandu dilaksanakan
2
dimasa pandemic Covid-
19
 Mendemonstrasikan  Memperagakan
kegiatan sistem lima kegiatan
meja dan protokol
kesehatan yang perlu
diperhatikan ketika
posyandu dilaksanakan
dimasa pandemic Covid-
19
 Memberikan kesempatan  Bertanya
untuk bertanya
3 5 menit Penutup
 Mengevaluasi  Mendengarkan dan
pengetahuan kader memberi umpan balik
tentang materi yang
disampaikan
 Menyimpulkan materi  Mendengarkan dan
penyuluhan menerima leaflet
 Memberi salam penutup  Menjawab salam

3. Tahap Evaluasi
a. Evaluasi struktur
1) 100% Kader yang hadir dalam acara kegiatan penyegaran sisstem 5 meja
posyandu dengan protokol kesehatan sebanyak 5 orang kader
2) Tempat dan alat yang digunakan sesuai dengan rencana kegiatan penyegaran
sistem 5 meja posyandu dengan protokol kesehatan
3) Peran serta tugas mahasiswa sudah sesuai dan bekerjasama dengan baik
4) Penyampaian materi yang baik membuat antusias kader dalam mengikuti
penyuluhan kegiatan penyegaran system 5 meja posyandu dengan protokol
kesehatan
5) Pre planning sudah dikonsulkan
b. Evaluasi proses
1) Pelaksanaan kegiatan tidak tepat waktu, terlambat sekitar 30 menit
2) Undangan dan mahasiswa mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir
3) Semua kader berperan aktif dalam kegiatan penyegaran system 5 meja
posyandu dengan protokol kesehatan, terutama pada saat kegiatan pengisian
KMS yang dipandu oleh pemateri
4) Terdapat peran aktif kader, dengan memberikan pertanyaan kepada pemateri
terkait pengisian KMS
c. Evaluasi hasil
1) 80% anggota mampu memahami tugas dan pelaksanaan posyandu secara
umum, dengan protokol kesehatan
2) 80% anggota kader mampu memahami materi yang disampaikan.
4. Faktor Pendukung
Peserta tampak aktif dan kompak dalam mengikuti kegiatan penyegaran sistem 5 meja
posyandu dengan protokol kesehatan. Peserta tampak aktif bertanya terhadap sistem
pengisisan KMS dan berdiskusi tentang kejadian yang terjadi di lapangan sebelum
posyandu terhenti.

5. Faktor Penghambat
Karena kader posyandu memiliki banyak kegiatan pada hari dilaksanakannya
kegiatan, sehingga mengakibatkan acara diundur selama 3 menit menunggu
kedatangan kader.
6. Rencana Tindak Lanjut
Rencana tindak lanjut pada kegiatan ini adalah diharapkan pada saat berlangsungnya
kegiatan posyandu para kader dapat menerapkan sistem 5 meja sesuai dengan
protokol kesehatan dengan baik dan benar baik ada atau tanpa adanya ners muda
dilingkup RW 012.
DOKUMENTASI KEGIATAN PENYEGARAN SISTEM LIMA MEJA POSYANDU
DENGAN PROTOKOL KESEHATAN DI RW 012 KELURAHAN TOBEKGODANG
KECAMATAN TAMPAN PEKANBARU

Anda mungkin juga menyukai