Anda di halaman 1dari 101

LAPORAN HASIL PRAKTIK PROFESI PELAYANAN DAN ASUHAN

KEPERAWATAN KOMUNITAS : FOKUS MASALAH COVID-19


DI RT 06 RW 11 KELURAHAN KEBAYORAN LAMA
JAKARTA SELATAN

11 MEI-5 JUNI 2020

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PERTAMEDIKA

JAKARTA SELATAN

2020
LAPORAN HASIL PRAKTIK PROFESI PELAYANAN DAN ASUHAN
KEPERAWATAN KOMUNITAS : FOKUS MASALAH COVID-19
DI RT 06 RW 11 KELURAHAN KEBAYORAN LAMA
JAKARTA SELATAN

11 MEI-5 JUNI 2020

KELOMPOK RT 06 RW 11

Arif Trihardianto
Arini Dwi Astuti
Arvi Iswanto
Dwi Siwi Suryaningtyas
Rizka Rahma Ambarwati
Sri Lestari

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PERTAMEDIKA


JAKARTA SELATAN
2020
LEMBAR PERSETUJUAN

LAPORAN HASIL PRAKTIK PROFESI PELAYANAN DAN ASUHAN


KEPERAWATAN KOMUNITAS : FOKUS MASALAH COVID-19
DI RT 06 RW 11 KELURAHAN KEBAYORAN LAMA
JAKARTA SELATAN

i
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PERTAMEDIKA PROGRAM
STUDI PROFESI NERS KEPERAWATAN

Juni 2020

LAPORAN HASIL PRAKTIK PROFESI PELAYANAN DAN ASUHAN


KEPERAWATAN KOMUNITAS : FOKUS MASALAH COVID-19
DI RT 06 RW 11 KELURAHAN KEBAYORAN LAMA
JAKARTA SELATAN
V + 352 Halaman + 13 Diagram + 1 Skema + 3 Lampiran

ABSTRAK
Derajat kesehatan masyarakat dipengaruhi oleh empat faktor utama, yakni:
lingkungan, perilaku, pelayanan kesehatan, dan keturunan (herediter). Maka dari
itu, upaya untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat
harus ditunjukkan pada keempat faktor utama tersebut secara bersama-sama.
Pendidikan atau promosi kesehatan pada hakikatnya adalah upaya intervensi yang
ditujukan pada faktor perilaku. Namun pada kenyataannya tiga faktor yang lain
perlu intervensi pendidikan dan promosi kesehatan juga, karena perilaku juga
berperan pada faktor-faktor tersebut. Apabila lingkungan baik dan sikap
masyarakat pofitif maka lingkungan dan fasilitas tersebut niscaya akan
dimanfaatkan atau digunakan oleh masyarakat. Dalam kegiatan komunitas ini
kami melaksanakannya di RT 06 RW 11 dengan jumlah ±322 KK,langkah awal
saat menjalani keperawatan komunitas mahasiswa menyebar angket untuk
mengetahui masalah kesehatan yang ada di RT 06 RW 11, dalam melaksanakan
penyebaran mahasiswa mengambil sampel dari semua jumlah populasi KK yang
ada secara accidental sampling. Dari hasil penyebaran angket teridentifikasi 3
masalah penyakit, diantaranya hipertensi (67%), diabetes mellitus (23%), asam
urat (13%). Tetapi pada masa pandemi covid-19 ini, telah disepakati oleh para
mahasiswa untuk melakukan suatu kegiatan untuk mencegah penyebaran virus
covid-19 dengan memberikan suatu implementasi selama 3 minggu. Dari hasil
evaluasi, ditemukan adanya peningkatan pengetahuan masyarakat dalam
melakukan pencegahan penyebaran covid-19 sehingga diharapkan masyarakat RT
06 RW 11 dapat menangani dan memelihara kesehatannya dengan baik dan
mandiri.
Kata Kunci : Covid-19, Keperawatan Komunitas

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
Rahmat dan KaruniaNya sehingga mahasiswa dapat menyelesaikan laporan yang
berjudul “Laporan Hasil Praktik Profesi Keperawatan Komunitas Dan Asuhan
Keperawatan Komunitas Fokus Pada Masalah Covid-19 Di RT 06 RW 11,
Kelurahan Kebayoran Lama, Jakarta Selatan”.

Laporan ini dibuat untuk memenuhi tugas akhir mata ajar Keperawatan
Komunitas pada Program Studi Profesi Ners Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan PERTAMEDIKA.

Mahasiswa menyadari banyak pihak yang turut membantu sejak awal penyusunan
sampai selesainya laporan ini. Pada kesempatan ini mahasiswa ingin
menyampaikan ucapan terima kasih kepada :

1. Bapak Muhammad Ali, SKM., M.Kep. selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan PERTAMEDIKA.
2. Ibu Ns. Elly Junalia, S.Kep, M.Kep.selaku koordinator mata ajar Keperawatan
Keluarga dan Komunitas.
3. Ibu Wasijati, SKP., M.Si. selaku Kepala Program Studi S1 Keperawatan
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan PERTAMEDIKA.
4. DR. Lenny Rosbi Rimbun, SKp., M.Si., M.Kep., Rian Agus Setiawan, S.Kep.,
Ns., Nilla Rostarina, S.Kep., Ns. Elly Junalia, S.Kep, M.Kep., Ns., Heny
Fitriany, SAB., SKM., M.Kes selaku pembimbing dengan kesabaran dan
kebaikannya telah membimbing mahasiswa selama proses praktik kerja
lapangan ini.
5. Ketua RW 11 Kelurahan Kebayoran Lama, Jakarta Selatan.
6. Ketua RT 06 Kelurahan Kebayoran Lama, Jakarta Selatan
7. Tokoh Masyarakat dan Kader di Lingkungan RT 06 RW 11 Kelurahan
Kebayoran Lama Jakarta Selatan.
8. Seluruh wakilan masyarakat RT 06 RW 11 yang telah ikut berpartisipasi.
9. Semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu yang turut
berpartisipasi sehingga selesainya laporan ini.

iii
Mahasiswa menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini banyak sekali
kekurangannya, sehingga saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan
demi perbaikan penulisan dan penyusunan hasil laporan di masa mendatang.

Jakarta, Mei 2020

Mahasiswa

iv
DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN.....................................................................................i

ABSTRAK...............................................................................................................ii

KATA PENGANTAR............................................................................................iii

DAFTAR ISI............................................................................................................v

DAFTAR SKEMA...................................................................................................x

DAFTAR LAMPIRAN...........................................................................................xi

BAB I.......................................................................................................................1

PENDAHULUAN...................................................................................................1

A. Latar Belakang..........................................................................................1

B. Tujuan........................................................................................................3

BAB II......................................................................................................................5

TINJAUAN TEORI.................................................................................................5

A. Paradigma Sehat........................................................................................5

B. Konsep Keperawatan Komunitas............................................................17

C. Asuhan Keperawatan Komunitas............................................................19

D. Kerangka Konsep Perawatan Kesehatan Komunitas..............................27

BAB III..................................................................................................................28

APLIKASI ASUHAN KEPERAWATAN............................................................28

A. Pengkajian Keperawatan Komunitas.......................................................28

B. Data Demografi dan Data Penunjang Masalah Kesehatan......................30

BAB IV................................................................................................................100

PEMBAHASAN..................................................................................................100

v
A. Pengkajian.............................................................................................100

B. Perencanaan...........................................................................................102

C. Implementasi.........................................................................................104

D. Evaluasi.................................................................................................107

KESIMPULAN DAN SARAN............................................................................108

A. Kesimpulan............................................................................................108

B. Saran......................................................................................................108

vi
DAFTAR DIAGRAM

Tabel 3.1 Distribusi Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin

Tabel 3.2 Distribusi Penduduk Berdasarkan Agregat

Tabel 3.3 Distribusi Penduduk Berdasarkan Agama

Tabel 3.4 Distribusi Penduduk Berdasarkan Pendidikan

Tabel 3.5 Distribusi Penduduk Berdasarkan Pekerjaan

Tabel 3.6 Distribusi Penduduk Berdasarkan Suku

Tabel 3.7 Distribusi Penduduk Berdasarkan Penghasilan Per Bulan

Tabel 3.8 Distribusi Penduduk Berdasarkan Kegiatan Menabung

Tabel 3.9 Distribusi Kuesioner Berdasarkan Pencahayaan

Tabel 3.10 Distribusi Kuesioner Berdasarkan Sumber Air

Tabel 3.11 Distribusi Kuesioner Berdasarkan Cara Pengelolaan Sampah

Tabel 3.12 Distribusi Kuesioner Berdasarkan Pembuangan Air Limbah

Tabel 3.13 Distribusi Kuesioner Berdasarkan Keadaan Sarana Pembuangan Air


Limbah

Tabel 3.14 Distribusi Kuesioner Berdasarkan Pembersihan Sarana Pembuangan


Air Limbah

Tabel 3.15 Distribusi Kuesioner Berdasarkan Jarak Kehamilan

Tabel 3.16 Distribusi Kuesioner Berdasarkan Keluhan Saat Kehamilan

Tabel 3.17 Distribusi Kuesioner Berdasarkan Jumlah Ibu Menyusui

Tabel 3.18 Distribusi Kuesioner Berdasarkan Masalah Ibu Menyusui

Tabel 3.19 Distribusi Kuesioner Berdasarkan Masalah Ibu Menyusui

vii
Tabel 3.20 Distribusi Kuesioner Berdasarkan Masalah Penggunaan Alat
Kontarsepsi

Tabel 3.21 Distribusi Kuesioner Berdasarkan Jenis Kontrasepsi Yang digunakan

Tabel 3.22 Distribusi Kuesioner Berdasarkan Partisipasi Ibu Untuk Menimbang


Balita Tiap Bulan

Tabel 3.23 Distribusi Kuesioner Berdasarkan Jenis Masalah Yang Terjadi Pada
Anak Sekolah

Tabel 3.24 Distribusi Kuesioner Berdasarkan Remaja yang Merokok

Tabel 3.25 Distribusi Kuesioner Berdasarkan Masalah Kesehatan pada Lansia

Tabel 3.26 Distribusi Kuesioner Berdasarkan Periksa Kesehatan Rutin pada


Lansia

viii
DAFTAR SKEMA

Skema 2.1 Skema Kerangka Konsep Keperawatan Komunitas

ix
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Laporan Pendahuluan


Lampiran 2 Satuan Acara Penyuluhan
Lampiran 3 Kuesioner Pre & Post
Lampiran 4 Laporan Evaluasi

x
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Undang-undang kesehatan No. 36 Tahun 2009 memberikan batasan:

kesehatan adalah keadaan sehat baik secara fisik, mental, spiritual, maupun

sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial

dan ekonomi. Batasan yang diangkat dari batasan kesehatan menurut

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang paling baru ini memang lebih luas

dan dinamis dibandingkan dengan batasan sebelumnya yang mengatakan,

bahwa kesehatan adalah keadaan sempurna, baik fisik, mental, maupun sosial,

dan tidak hanya bebas dari penyakit dan cacat. Pada batasan yang terdahulu,

kesehatan itu hanya mencakup tiga aspek, yakni; fisik, mental, dan sosial,

tetapi menurut UU No. 36 Tahun 2009, kemudian kesehatan itu mencakup

lima aspek yakni fisik (badsqan), mental (jiwa), sosial, spiritual, ekonomi.

Hal ini berarti kesehatan seseorang tidak hanya diukur dari aspek fisik, mental,

spiritual, dan sosial saja, tetapi juga diukur dari produktivitasnya dalam arti

mempunyai pekerjaan atau menghasilkan secara ekonomi. Bagi yang belum

memasuki usia kerja, anak, dan remaja: atau bagi yang sudah tidak bekerja

(pensiun) atau usia lanjut, berlaku produktif secara sosial, yakni mempunyai

kegiatan, misalnya sekolah atau kuliah bagi anak dan kesehatan tersebut saling

mempengaruhi dalam mewujudkan tingkat kesehatan pada seseorang,

kelompok, atau masyarakat. Itulah sebabnya, kesehatan itu bersifat holistik

atau menyeluruh.

1
Derajat kesehatan masyarakat dipengaruhi oleh 4 faktor utama, yakni:

lingkungan, perilaku, pelayana kesehatan, dan keturunan (herediter). Karena

itu upaya untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat

harus ditujukan pada keempat faktor utama tersebut secara bersama-sama.

Pendidikan atau promosi kesehatan pada hakikatnya adalah upaya intervensi

yang ditujukan pada faktor perilaku. Namun pada kenyataannya 3 faktor yang

lain perlu intervensi pendidikan atau promosi kesehatan juga, karena perilaku

juga berperan pada faktor-faktor tersebut. apabila lingkungan baik dan sikap

masyarakat positif maka lingkungan dan fasilitas tersebut niscaya akan

dimanfaatkan oleh masyarakat.

Pemerintah, swasta dan lembaga-lembaga swadaya masyarakat telah

menyediakan fasilitas-fasilitas kesehatan lingkungan di masyarakat, tetapi

kurang dimanfaatkan oleh sebagian besar masyarakatnya, begitupun dengan

penyediaan fasilitas kesehatan yang tidak diimbangi dengan peran masyarakat

dalam menyelesaikan permasalahan kesehatannya. Agar perilaku masyarakat

sesuai dengan nilai-nilai kesehatan atau perilaku sehat, maka diperlukan

pendidikan atau promosi kesehatan.

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Pertamedika merupaka lembaga pendidikan

kesehatan khususnya pendidikan keperawatan. Visi STIKes Pertamedika

adalah menjadi program studi Ners yang unggul dalam bidang pendidikan

keperawatan kritis dan kegawatdaruratan, penelitian serta pengabdian

masyarakat secara nasional dapat bersaing secara internasional di Tahun 2018.

2
Berkaitan dengan visi tersebut, mahasiswa S1 program profesi STIKes

Pertamedika melaksanakan pengabdian masyarakat sesuai dengan mata ajar

keperawatan komunitas yang telah diajarkan. Tujuan dari praktik keperawatan

komunitas ini adalah untuk memberikan asuhan keperawatan komunitas sesuai

dengan permasalahan yang ditemukan.

Praktik keperawatan komunitas dilaksanakan di RT 06 RW 11 Kelurahan

Kebayoran Lama Jakarta Selatan, dilaksanakan mulai 11 Mei-5 Juni 2020.

Wilayah RT 06 RW 11 Kelurahan Kebayoran Lama Jakarta Selatan berjumlah

+ 322 KK . Karakteristik komunitas di RT 06 RW 11 sangat majemuk,

mayoritas penduduk adalah penduduk tetap dan pendatang dengan latar

belakang yang beragam. Kondisi lingkungan di RT 06 RW 11 tergolong

padat, jarak satu rumah ke rumah yang lain berdempetan dan banyak gang

kecil. Pelaksanaan praktik keperawatan komunitas dilakukan dengan

pendekatan masyarakat. Pendekatan masyarakat dilaksanakan melalui

kegiatan pendidikan kesehatan melalui Whatsapp group yang menunjang

program pemerintah untuk memutuskan penyebaran Covid-19.

Mahasiswa melakukan identifikasi masalah kesehatan yang terjadi di RT 06

RW 11 bersama dengan pengurus RW, RT, kader kesehatan dengan

melakukan penyebaran angket. Dari hasil penyebaran angket tersebut

teridentifikasi 4 masalah penyakit, diantaranya hipertensi, diabetes, asam urat

serta adanya pandemi Covid-19. Selanjutnya mahasiswa melakukan kegiatan

pertama dengan pengurus RW, RT, kader kesehatan dan tokoh masyarakat RT

06 RW 11 untuk mendiskusikan rencana kerja yang akan dilakukan sesuai

dengan masalah yang telah ditemukan di RT 06 RW 11. Karena ditengah

3
pandemi Covid-19 jadi Rencana kerja yang telah disepakati meliputi

bagaimana Pencegahan Penyebaran Covid-19.

B. Tujuan

1. Tujuan Umum

Laporan ini bertujuan untuk memberikan gambaran tentang pelaksanaan

asuhan keperawatan komunitas mahasiswa STIKes Pertamedika di RT 06

RW 11 Kelurahan Kebayoran Lama Jakarta Selatan Tahun 2020

2. Tujuan Khusus

a. Diperolehnya gambaran umum hasil pengkajian keperawatan

komunitas di RT 06 RW 11 Kelurahan Kebayoran Lama Jakarta

Selatan Tahun 2020.

b. Menggambarkan prioritas diagnosa keperawatan komunitas di RT 06

RW 11 Kelurahan Kebayoran Lama Jakarta Selatan Tahun 2020.

c. Menggambarkan intervensi keperawatan komunitas dan disepakatinya

Plan Of Action (POA) terhadap masalah keperawatan komunitas di RT

06 RW 11 Kelurahan Kebayoran Lama Jakarta Selatan Tahun 2020.

d. Menjelaskan implementasi asuhan keperawatan komunitas di RT 06

RW 11 Kelurahan Kebayoran Lama Jakarta Selatan Tahun 2020.

e. Memaparkan hasil evaluasi keperawatan komunitas di RT 06 RW 11

Kelurahan Kebayoran Lama Jakarta Selatan Tahun 2020

4
BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Paradigma Sehat
1. Definisi Paradigma
Paradigma adalah suatu cara pandang mendasar atau cara kita melihat,
memikirkan, memaknai, menyikapi, serta memilih tindakan atas fenomena
yang ada. Paradigma merupakan suatu diagram kerangka berfikir yang
menjelaskan suatu fenomena yang mengandung berbagai konsep yang
terkait dengan fokus keilmuannya (Konsep Dasar Keperawatan oleh Ns.
Asmadi, S.Kep) dalam Hudaya, Isna (2010).
Beberapa pengertian dari paradigma:
a. Paradigma adalah hubungan teori-teori yang membentuk susunan yang
mengukur teori itu berhubungan satu dengan yang lain sehingga
menimbulkan hal-hal yang perlu diselidiki (DEPKES RI, 1980)
b. Paradigma adalah pola pikir dalam memahami dan menjelaskan aspek
tertentu setiap kenyataan (Ferguson, 1998)
c. Menurut Thomas Kuhn (1979) paradigma sebagai model, pola atau
pandangan dunia yang dilandasi pada dua karakterisktik yaitu
penampilan dari kelompok yang menunjukkan keberadaannya terhadap
sesuatu yang diyakini dan terbuka untuk penyelesaian masalah dalam
kelompoknya.
Berdasarkan pengertian tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa
paradigma kesehatan adalah suatu cara pandang yang mendasar atau cara
kita melihat, memikirkan, memberi makna, menyikapi, dan memilih
tindakan terhadap berbagai fenomena yang ada dalam bidang kesehatan.

2. Definisi Sehat
Pembangunan kesehatan pada hakekatnya adalah upaya yang dilaksanakan
oleh semua komponen Bangsa Indonesia yang bertujuan untuk
meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuanhidup sehat bagi

5
setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-
tingginya, sebagai investasi bagi pembangunan sumber daya manusia yang
produktifsecara sosial dan ekonomi. Keberhasilan pembangunan kesehatan
sangat ditentukan oleh kesinambungan antar upaya program dan sector,
serta kesinambungan dengan upaya-upaya yang telah dilaksanakan oleh
periode sebelumnya.

Undang- undang Nomer 25 Tahun 2014, tentang Sistem Pencernaan


Pembangunan Nasional (SPPN) mengamanatkan bahwa setiap kementrian
perlu menyusun Rencana Strategis (Restra) Yang mengacu pada Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN). Dengan telah
ditetapkannya RPJMN 2015-2019 maka kementrian Kesehatan menyusun
Restra Tahun 2015-2019. Renstra kementrian Kesehatan merupakan
dokumen perencanaan yang bersifat indikatif memuat program-program
pembangunan kesehatan yang akan dilaksanakan oleh kementrian
Kesehatan dan menjadi acuan dalam penyusunan perencanaan tahunan.
Penyusunan Restra kementrian kesehatan dilaksanakan melalui
pendekatan : praktek nopolitik, partisipatif, atas bawah (Top Down), dan
bawah atas (bottom up)

Pembangunan kesehatan pada periode 2015-2019 adalah program


Indonesia sehat dengan sasaran meningkatkan derajat kesehatan dan status
gizi melalui upaya kesehatan dan pemberdayaan masyarakat yang
didukung dengan perlindungan pinansial dan pemerataan pelayanan
kesehatan. Sasaran pokok RPJMN 2015-2019 adalah: (1) Meningkatnya
status kesehatan dan gizi ibu dan anak, (2) Meningkatnya pengendalian
penyakit, (3) Meningkatnya akses dan mutu pelayanan kesehatan dasar
dan rujukan terutama didaerah terpencil, tertinggal dan perbatasan, (4)
Meningkatnya cakupan pelayanan kesehatan universal melalui kartu
Indonesia Sehat dan kualitas pengelolaan SJSN Kesehatan,(5)
Terpenuhinya kebutuhan tenaga kesehatan, obat dan vaksin; serta (6)
Meningkatkan responsitas system kesehatan .

6
Program Indonesia sehat dilaksanakan dengan 3 pilar Utama yaitu,
paradigma sehat, penguatan pelayanan kesehatan dan jaminan kesehatan
nasional : 1) Pilar paradigm sehat dilakukan dengan strategi pengaruh
utama kesehatan dalam pembangunan, penguatan promotif, preventif dan
pemberdayaan masyarakat, 2) Penguatan kesehatan masyarakat dilakukan
dengan strategi peningkatan pelayanan kesehatan, optimalisasi system
rujukan, dan peningkatan mutu pelayanan kesehatan, menggunakan
pendekatan continuum of care dan intervensi berbasis resiko kesehatan, 3)
Sementara itu jaminan kesehatan nasional dilakukan dengan strategi
perluasan sasaran dan benefide serta kendali mutu dan kendali biaya.

Menurut WHO (World Health Organization) definisi sehat merupakan


suatu keadaan kondisi fisik, mental dan kesejahteraan social yang
merupakan satu kesatuan dan bukan hanya bebas dari penyakit atau
kecacatan fisik, pengertian sehat menurut UU Pokok KesehatanNo .9
tahun 2010, BAB I pasal 2 keadaan yang meliputi kesehatan badan
(jasmani), mental (rohani), dan social, serta bukan hanya keadaan bebas
dari penyakit, cacat, dan kelemahan. Menurut UU No.23 Tahun 1992
tentang kesehatan menyatakan bahwa kesehatan adalah keadaan
kesejahtera dari badan , jiwwa dan social yang memungkinkan hidup
produktif secara social dan ekonomi. Menurut WHO, ada 3 komponen
penting yang merupakan satu kesatuan dalam definisi sehat, yaitu :
a. Sehat Jasmani
Sehat jasmani merupakan komponen penting dalam arti sehat
seutuhnya, berupa sosok manusia yang berpenampilan kulit bersih,
mata bersinar, rambut tersisir rapih, berotot dan tidak gemuk,
nafas,tidak bau, selera makan baik, tidur nyenyak, gesit, dan seluruh
fungsi fisiologistubuh berjalan lancar.

7
b. Sehat Mental
Sehat mental dan sehat jasmani selalu dihubungkan satu sama lain
dalam pepatah kuno “jiwa yang sehat terdapat didalam tubuh yang
sehat” (Men Sana In Corpore Sano). Atribut seorang insan yang
memiliki mental yang sehat adalah sebagai berikut :
1) Selalu merasa puas dengan apa yang ada pada dirinya, tidak pernah
menyesal dan kasian terhadap dirinya, selalu gembira, santai dan
menyenangkan serta tidak ada tanda-tanda konflik kejiwaan.
2) Dapat bergaul dengan baik dan dapat menerima kritik serta tidak
mudah tersinggung dan marah, selalu pengertian dan toleransi
terhadap kebutuhan emosi orang lain.
3) Dapat mengontrol diri dan tidak mudah emosi serta tidak mudah
takut, cemburu, benci serta menghadapi dan dapat menyelesaikan
masalah secara cerdik dan bijaksana.

c. Kesejahteraan Sosial
Batasan kesejahteraan social yang ada disetiap tempat atau negara sulit
diukur dan sangat tergantung pada kultur, kebudayaan dan tingkat
kemakmuran masyarakat setempat. Dalam arti yang lebih hakiki,
kesejahteraan sosial adalah suasana kehidupan berupa perasaan aman
damai dan sejahtera, cukup pangan, sandang dan papan. Dalam
kehidupan masyarakat yang sejahtera masyarakat hidup tertib dan
selalu menghargai kepentingan orang lain serta masyarakat umum.

d. Sehat Spiritual
Spiritual merupakan komponen tambahan pada definisi sehat oleh
WHO dan memiliki arti penting dalam kehidupan sehari-hari
masyarakat. Setiap individu perlu mendapakan pendidikan formal
maupun informal, kesempatan untuk berlibur, mendengarkan alunan
lagu dan musik, siraman rohani seperti ceramah agama dan lainnya
agar tersedia keseimbangan jiwa yang dinamis dan tidak monoton.

8
Keempat komponen ini dikenal sebagai “Positive Health” karena lebih
realitis dibandingkan dengan definisi WHO yang hanya bersifat idealitik
semata-mata
3. Paradigma Sehat
Paradigma sehat merupakan cara pandang, pola pikir, atau model
pembangunan kesehatan yang bersifat holistik. Cara pandang ini
menekankan pada melihat masalah kesehatan yang dipengaruhi oleh
banyak faktor yang bersifat lintas sektor. Upayanya lebih diarahkan pada
peningkatan, pemeliharaan dan perlindungan kesehatan, bukan hanya
penyembuhan orang sakit atau pemulihan kesehatan. dengan
diterapkannya paradigma ini, diharapkan mampu mendorong masyarakat
untuk bersikap mandiri dalam menjaga kesehatan mereka sendiri melalui
kesadaran yang lebih tinggi pada pentingnya pelayanan kesehatan yang
bersifat promotif dan preventif (Hudaya, 2010).

Paradigma sehat mengubah cara pandang terhadap masalah kesehatan baik


secara makro maupun mikro.
a. Secara makro berarti bahwa pembangunan semua sektor harus
memperhatikan dampaknya di bidang kesehatan, minimal memberi
sumbangan dalam pengembangan lingkungan dan perilaku sehat.
b. Secara mikro berarti bahwa pembangunan kesehatan harus
menekankan pada upaya promotif dan preventif tanpa
mengesampingkan upaya kuratif dan rehabilitatif.

Menurut Kamus Populer Kesehatan Lingkungan (2002) paradigma sehat


atau cara pandang atau pola pikir pembangunan kesehatan yang bersifat
holistik, menyeluruh, bahwa masalah kesehatan dipengaruhi banyak faktor
dan multidimensional yang upayanya lebih diarahkan pada peningkatan,
pemeliharaan, dan perlindungan kesehatan yang lebih dikenal dengan
preventif dan promotif.

9
Perubahan pemahaman tentang konsep sehat dan sakit makin kayanya
khasanah ilmu pengetahuan dengan informasi tentang determinan
penyebab penyakit yang multifaktoral telah menggugurkan paradigma
pembangunan kesehatan yang lebih mengutamakan pelayanan kesehatan
yang bersifat kuratif dan rehabilitatif. Pentingnya penerapan paradigma
pembangunan kesehatan baru, yaitu paradigma sehat merupakan upaya
untuk lebih meningkatkan kesehatan bangsa yang bersifat proaktif.
Paradigma sehat tersebut merupakan model pembangunan kesehatan yang
dalam jangka panjang mampu mendorong masyarakat untuk bersikap
mandiri dalam menjaga kesehatan mereka sendiri melalui kesadaran yang
lebih tinggi pada pentingnya pelayanan kesehatan yang bersifat promotif
dan preventif. Paradigma sehat ini pertama kali disampaikan oleh Menteri
Kesehatan RI Prof. Dr. F. A Moeloek dalam Rapat Sidang DPR Komisi VI
pada tanggal 15 september 1998 (Kebidanan Komunitas, 2007).

Stepen R. Covey dalam bukunya “The Seven Habits of Highly Effective


People” menjelaskan arti paradigma sebagai berikut: “Kata Paradigma
berasal dari Yunani. Hal ini berhubungan dengan kata ilmiah dan
umumnya digunakan pada saat ini dalam arti model, teori, konsep,
orientasi persepsi, asumsi, atau cara pandang dari referensi. Dalam
pengertian umum adalah cara melihat dunia tidak hanya dari sudut
pandang kami, tetapi berhubungan dengan penerimaan, pemahaman dan
interpretasi (Dodiet, 2008).

Paradigma sehat dengan sebutan “Gerakan Pembangunan yang


Berwawasan Kesehatan” dicanangkan oleh Presiden RI pada tanggal 1
Maret 1999. Lebih dari itu, paradigma sehat adalah bagian dari
pembangunan peradaban dan kemanusiaan secara keseluruhan. Paradigma
sehat adalah perubahan mental dan watak dalam pembangunan.

Paradigma sehat adalah perubahan sikap dan orientasi, yaitu sebagai


berikut :

10
a. Pola pikir yang memandang kesehatan sebagai kebutuhan yang bersifat
pasif menjadi menjadi merupakan keperluan dan bagian dari Hak
Asasi Manusia (HAM).
b. Sehat bukan hal konsumtif, melainkan suatu investasi karena
menjamin tersedianya SDM yang produktif secara sosial dan ekonomi.
c. Kesehatan yang semula hanya berupa penanggulangan yang bersifat
jangka pendek kedepannya akan menjadi bagian dari upaya
pengembangan SDM yang bersifat jangka panjang.
d. Pelayanan kesehatan tidak hanya pelayanan medis yang melihat bagian
dari yang sakit / penyakit, tetapi merupakan pelayanan kesehatan
paripurna yang memandang manusia secara utuh.
e. Kesehatan tidak hanya sehat jasmani, tetapi juga sehat mental dan
sosial.
f. Pelayanan kesehatan tidak lagi terpecah-pecah (fragmented), tetapi
terpadu (integrated).
g. Fokus kesehatan tidak hanya pada penyakit, tetapi juga bergantung
pada permintaan pasar.
h. Sasaran pelayanan kesehatan bukan hanya masyarakat umum
(pelayanan kesehatan pada fasilitas kesehatan umum), melainkan juga
masyarakat swasta (pelayanan kesehatan untuk perorangan / pribadi
misalnya homecare.
i. Kesehatan bukan hanya menjadi urusan pemerintah, melainkan juga
menjadi urusan swasta.
j. Biaya yang ditanggung pemerintah adalah untuk keperluan publik
(seperti pemberantasan penyakit menular, Pendidikan kesehatan),
sedangkan keperluan lainnya perlu ditanggung bersama dengan
pengguna jasa.
k. Biaya kesehatan bergeser dan pembayaran setelah pelayanan menjadi
pembayaran di muka dengan model Jaminan Pemeliharaan Kesehatan
Masyarakat.
l. Kesehatan tidak hanya berfungsi sosial, tetapi juga dapat berfungsi
ekonomi.

11
m. Pengaturan kesehatan tidak lagi diatur dari atas (top down), tetapi
berdasarkan aspirasi dari bawah (bottom up).
n. Pengaturan kesehatan tidak lagi tersentralisasi, tetapi telah
terdesentralisasi.
o. Pelayanan kesehatan tidak lagi bersifat birokratis tetapi entrepreneur.
p. Masyarakat tidak sekedar ikut berperan serta, tetapi telah berperan
sebagai mitra.
(Entjang, 2000).

4. Dasar Pemikiran Paradigma Sehat


a. Hidup sehat adalah hak asasi manusia, artinya sehat merupakan
sesuatu yang sangat esensial dalam diri manusia yang perlu
dipertahankan dan dipelihara. Sehat merupakan suatu investasi untuk
kehidupan yang produktif, bukanlah hal yang konsumtif, melainkan
prasyarat agar hidup kita menjadi berarti, sejahtera dan bahagia.
b. Kesehatan merupakan salah satu dari tiga faktor utama yang sangat
menentukan kualitas sumber daya manusia, disamping pendidikan dan
pendapatan (ekonomi). Oleh karena itu, kualitas kesehatan perlu
dipelihara dan ditingkatkan.
c. Sehat juga merupakan karunia Tuhan yang perlu disyukuri.
Mensyukuri karunia dapat ditunjukkan dengan perkataan, perasaan,
dan perbuatan. Bersyukur dengan perbuatan ditunjukkan dengan
memelihara kesehatan dan berupaya untuk meningkatkannya.
d. Memelihara dan meningkatkan kesehatan lebih efektif daripada
mengobati penyakit. Oleh karena itu, upaya peningkatan kesehatan
(promosi) dan pencegahan penyakit (preventif) perlu ditekankan tanpa
mengesampingkan upaya penyembuhan dan pemulihan.
e. Derajat kesehatan dipengaruhi oleh faktor lingkungan perilaku,
pelayanan kesehatan, dan keturunan. Faktor lingkungan dan perilaku
memiliki kontribusi yang sangat besar terhadap kualitas derajat
kesehatan. Di pihak lain, faktor lingkungan dan perilaku terkait dengan

12
banyak sektor di luar kesehatan. Oleh karena itu, perlu diperhatikan
dampak pembangunan semua sektor di bidang kesehatan.
f. Adanya transisi demografis dan epidemiologis, tantangan global dan
regional, perkembangan IPTEK, tumbuhnya era desentralisasi, serta
maraknya demokratisasi segala bidang, mendorong perlunya upaya
peninjauan kebijakan yang ada serta perumusan paradigma baru
dibidang kesehatan.

Berdasarkan paradigma sehat, dirumuskan visi, misi dan strategi


pembangunan kesehatan. Visi Indonesia Sehat 2015 adalah sebagai
berikut:
Visi :
Gambaran masyarakat di Indonesia di masa depan yang ingin dicapai
melalui :
a. Pembangunan kesehatan adalah masyarakat, bangsa dan negara yang
ditandai oleh penduduknya hidup dalam lingkungan dan dengan
perilaku hidup sehat
b. Memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang
bermutu secara adil dan merata
c. Serta memiliki derajat yang setinggi-tingginya di seluruh Negara
Republik Indonesia

Gambaran masyarakat Indonesia di masa depan yang ingin dicapai melalui


pembangunan kesehatan tersbeut dirumuskan sebagai : Indonesia Sehat
2015. Dengan adanya rumusan visi tersebut, maka lingkungan yang
diharapkan pada masa depan adalah :
a. Lingkungan yang kondusif bagi terwujudnya keadaan sehat yaitu
lingkungan yang bebas dari polusi, tersedianya air bersih, sanitasi
lingkungan yang memadai, perumahan dan pemukiman yang sehat,
perencanaan kawasan yang berwawasan kesehatan, serta terwujudnya
kehidupan masyarakat yang saling tolong menolong dengan
memelihara nilai-nilai budaya bangsa.

13
b. Perilaku masyarakat Indonesia Sehat 2015 adalah perilaku proaktif
untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah terjadinya
resiko penyakit, melindungi diri dari ancaman penyakit serta
berpartisipasi aktif dalam gerakan kesehatan masyarakat.
c. Selanjutnya masyarakat mempunyai kemampuan untuk menjangkau
pelayanan kesehatan yang bermutu. Layanan yang tersedia adalah
layanan yang berhasil guna dan berdaya guna yang tersebar secara
merata di Indonesia. Dengan demikian terwujudnya derajat kesehatan
masyarakat yang optimal yang memungkinkan setiap orang hidup
produktif secara sosial dan ekonomi.

Misi :
Untuk dapat mewujudkan visi Indonesia Sehat 2015, ditetapkan empat
misi pembangunan kesehatan sebagai berikut :
a. Menggerakkan pembangunan nasional berwawasan kesehatan.
Keberhasilan pembangunan kesehatan tidak semata-mata ditentukan
oleh hasil kerja keras sektor kesehatan, tetapi sangat dipengaruhi oleh
hasil kerja keras serta kontribusi positif berbagai sektor pembangunan
lainnya. Untuk optimalisasi hasil kontribusi positif tersebut, harus
dapat diupayakan masuknya wawasan kesehatan sebagai asas pokok
program pembangunan. Dengan perkataan lain untuk dapat
terwujudnya Indonesia Sehat 2015, para penanggungjawab program
pembangunan harus memasukkan pertimbangan kesehatan dalam
semua kebijakan pembangunannya.

Program pembangunan yang tidak berkontribusi positif terhadap


kesehatan, seyogyanya tidak diselenggarakn. Untuk dapat
terlaksananya pembangunan yang berwawasan kesehatan, adalah
seluruh tugas yang berelemen dari sistem kesehatan untuk berperan
sebagai penggerak utama pembangunan nasional berwawasan.

14
b. Mendorong kemandirian masyarakat untuk hidup sehat.
Kesehatan adalah tanggung jawab bersama dari setiap individu,
masyarakat, pemerintah, dan swasta. Apapun peran yang dimainkan
pemerintah, tanpa kesadaran individu dan masyarakat untuk secara
mandiri menjaga kesehatan mereka, hanya sedikit yang dapat dicapai.
Perilaku yang sehat dan kemampuan masyarakat untuk memilih dan
mendapat pelayanan kesehatan yang bermutu sangat menentukan
keberhasilan pembangunan kesehatan. Oleh karena itu, salah satu
upaya kesehatan pokok atau misi sektor kesehatan adalah mendorong
kemandirian masyarakat untuk hidup sehat.

c. Memelihara dan meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu,


merata, dan terjangkau.
Memelihara dan meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu,
merata, dan terjangkau mengandung makna bahwa salah satu tanggung
jawab sektor kesehatan adalah menjamin tersedianya pelayanan
kesehatan yang bermutu, merata, dan terjangkau oleh masyarakat.
Penyelenggaraan pelayanan kesehatan tidak semata-mata berada di
tangan pemerintah, melainkan mengikutsertakan sebesar-besarnya
peran aktif segenap anggota masyarakat dan berbagai potensi swasta.

d. Memelihara dan meningkatkan kesehatan individu, keluarga dan


masyarakat beserta lingkungannya.
Memelihara dan meningkatkan kesehatan individu, keluarga, dan
masyarakat beserta lingkungannya mengandung makna bahwa tugas
utama sektor kesehatan adalah memelihara dan meningkatkan
kesehatan segenap warga negaranya, yakni setiap individu, keluarga,
dan masyarakat indonesia, tanpa meninggalkan upaya menyembuhkan
penyakit atau memulihkan kesehatan penderita. Untuk
terselenggaranya tugas ini penyelenggaraan upaya kesehatan yang
harus diutamakan adalah yang bersifat promotif dan preventif yang
didukung oleh upaya kuratif dan rehabilitatif. Agar dapat memelihara

15
dan meningkatkan kesehatan individu, keluarga, dan masyarakat
diperlukan pula terciptanya lingkungan yang sehat, dan oleh karena itu
tugas-tugas penyehatan lingkungan harus pula lebih diprioritaskan
5. Faktor Pendorong Paradigma Sehat
Program kesehatan yang menekankan upaya kuratif adalah “Health
Program for Human Development”. Paradigma sehat dicanangkan Depkes
pada tanggal 15 September 1998. Upaya pelayanan kesehatan yang
menekankan upaya kuratif – rehabilitatif kurang menguntungkan karena :
a. Melakukan intervensi setelah sakit
b. Cenderung berkumpul di tempat yang banyak uang
c. Dari segi ekonomi lebih cost effective
d. Melakukan tindakan preventif dari penyakit, agar tidak terserang
penyakit

Kebijakan upaya pelayanan kesehatan senantiasa berubah sesuai dengan


pemahaman dan pembuat kebijakan tentang peran kesehatan sebagai
modal dasar “Human Capital” yang sangat penting untuk tercapainya
kemandirian dan ketahanan bangsa agar mampu bersaing dalam era
globalisasi (Setyawan, 2010). Berdasarkan pemahaman tersebut, maka
dapat disebutkan faktor-faktor yang mendorong perlunya Paradigma
Sehat, yaitu :
a. Pelayanan kesehatan yang berfokus pada pelayanan orang sakit
ternyata tidak efektif
b. Konsep sehat mengalami perubahan, dimana dalam arti sehat
terkandung unsur Sehat Produktif secara Sosial dan Ekonomi
c. Adanya transisi epidemiologis dari penyakit infeksi ke penyakit
Kronik-Degeneratif, dimana untuk pencegahannya sangat diperlukan
perubahan perilaku
d. Adanya transisi demografis yaitu semakin meningkatnya jumlah
penduduk usia lanjut yang memerlukan pendekatan yang berbeda
dalam penanganannya

16
e. Makin jelasnya pemahaman tentang faktor-faktor yang mempengaruhi
kesehatan penduduk
(Setyawan, 2010)

Lalonde (1974) dan Hendrik L. Blum (1974 secara persamaan


mengemukakan bahwa status kesehatan penduduk / manusia bukan hanya
hasil pelayanan medis saja, melainkan faktor-faktor lain seperti
lingkungan, perilaku dan genetik justru lebih berpengaruh terhadap status
kesehatan manusia (Setyawan, 2010).

Upaya kesehatan yang selama ini yang dilakukan masih berorientasi pada
upaya penanggulangan penyakit secara episodik dan upaya penyembuhan
saja. Upaya kesehatan yang demikian ini sering kali menyesatkan pola
pikir kita bahwa seolah-olah apabila semua orang sakit bisa diobati, maka
masyarakat menjadi sehat. Upaya kesehatan harusnya diarahkan untuk
dapat membawa setiap penduduk memiliki kesehatan yang optimal agar
biasa hidup produktif.

Orientasi baru upaya kesehatan adalah orientasi memeliharan dan


meningkatkan kesehatan penduduk, yang merupakan suatu orientasi sehat
positif sebagai kebalikan dari orientasi pengobatan penyakit yang bersifat
kuratif – responsif. Dengan kata lain, program kesehatan yang berorientasi
pada upaya kuratif merupakan “Health Program Survival”, sedangkan
program kesehatan yang berorientasi pada upaya promotif dan preventif
merupakan “Health Program for Human Development”. (Setyawan,
2010).

B. Konsep Keperawatan Komunitas


Komunitas (community) adalah sekelompok masyarakat yang mempunyai
persamaan nilai (values), perhatian (interest) yang merupakan kelompok
khusus dengan batas-batas geografi yang jelas, dengan norma dan nilai
yang telah melembaga (Sumijatun dkk, 2006). Misalnya didalam
kesehatan dikenal kelompok ibu hamil, kelompok ibu menyusui, kelompok

17
anak balita, kelompok lansia, kelompok masyarakat dalam suatu wilayah
desa binaan dan lain sebagainya. Sedangkan dalam kelompok masyarakat
ada masyarakat petani, masyarakat pedangang, masyarakat pekerja,
masyarakat terasing dan sebagainya (Mubarak, 2006).
Keperawatan komunitas sebagai suatu bidang keperawatan yang
merupakan perpaduan antara keperawatan dan kesehatan masyarakat
(public health) dengan dukungan peran serta masyarakat secara aktif serta
mengutamakan pelayanan promotif dan prefentif secara berkesinambungan
tanpa mengabaikan perawatan kuratif dan rehabilitatif secara menyeluruh
dan terpadu yang ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok serta
masyarakat sebagai kesatuan utuh melalui proses keperawatan (Nursing
Process) untuk meningkatkan fungsi kehidupan manusia secara optimal,
sehingga mampu mandiri dalam upaya kesehatan (Mubarak, 2006).

Proses keperawatan komunitas merupakan metode asuhan keperawatan


yang bersifat alamiah, sistematis, dinamis, kontinu, dan berkesinambungan
dalam rangka memecahkan masalah kesehatan klien, keluarga, kelompok
serta masyarakat melalui langkah-langkah seperti pengkajian,
perencanaan, implementasi, dan evaluasi keperawatan (Wahyudi, 2010).

Keperawatan komunitas adalah suatu sintesa ilmu dan praktik kesehatan


masyarakat, yang diimplementasikan melalui penggunaan proses
keperawatan yang sistematis, dirancang untuk mempromosikan kesehatan
dan mencegah penyakit pada kelompok populasi (Clark, 1999). Dimana
sebagai pelayanan keperawatan profesional diberikan komprehensif
ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat yang
dipengaruhi oleh lingkungan (bio, psiko, sosio, mental, dan spiritual)
mempengaruhi status kesehatan masyarakat. Pada praktik keperawatan
komunitas itu sendiri rangkaian prosesnya dimulai dari awal tahap
pengkajian sampai evaluasi, dimana diharapkan terjadi alih peran sehingga
peran perawat yang lebih banyak berangsur-angsur berkurang digantikan
meningkatnya kemandirian masyarakat sebagai klien.

18
Terwujudnya kemandirian masyarakat untuk menyelesaikan masalah
kesehatan dapat dicapai dengan pengorganisasian masyarakat karena peran
serta masyarakat didalamnya akan meningkat oleh karena itu, dalam
proses keperawatan komunitas ada tahap-tahap yang perlu dilaksanaakan
perawat (DEPKES RI, 1993), yaitu: 1. Tahap persiapan : memilih area
atau daerah yang menjadi prioritas, menentukan cara untuk berhubungan
dengan masyarakat, mempelajari serta bekerjasama dengan masyarakat, 2.
Tahap pengorganisasian. Persiapan pembentukan kelompok dan
penyesuaian pola dalam masyarakat dilanjutkan dengan pemilihan ketua
kelompok dan pengurus inti. 3. Tahap pendidikan dan pelatihan kelompok
masyarakat: kegiatan pertemuan teratur dengan kelompok masyarakat,
melakukan pengkajian, membuat program berdasarkan masalah atau
diagnosa keperawatan, melatih kader kesehatsn yang akan membina
masyarakat di lingkungannya dan pelayanan keperawatan langsung
terhadap individu, keluarga dan masyarakat. 4. Tahap formasi
kepemimpinan ; memberi dukungan latihan dan pengembangan
ketrampilan kepemimpinan yang meliputi perencanaan, pengorganisasian,
pergerakan, dan pengawasan kegiatan pemeliharaan kesehatan. 5. Tahap
koordinasi intersektoral : kerjasama dengan sektor terkait dalam upaya
memandirikan masyarakat. 6. Tahap akhir : supervise bertahap, evaluasi
serta umpan balik untuk perbaikan kegiatan kelompok kerja berikutnya.

C. Asuhan Keperawatan Komunitas


Keperawatan komunitas merupakan suatu bidang khusus keperawatan
yang merupakan gabungan dari ilmu keperawatan, ilmu kesehatan
masyarakat dan ilmu sosial yang merupakan bagian integral dari pelayanan
kesehatan yang diberikan kepada individu, keluarga, kelompok khusus dan
masyarakat baik sehat maupun yang sakit (mempunyai masalah
kesehatan/keperawatan), secara komprehensif melalui upaya promotif,
preventif, kuratif, rehabilitatif dan resosialitatif dengan melibatkan peran
serta aktif masyarakat secara terorganisir bersama tim kesehatan lainnya
untuk dapat mengenal masalah kesehatan dan keperawatan yang dihadapi

19
serta memecahkan masalah-masalah yang mereka miliki dengan
menggunakan pendekatan proses keperawatan sesuai dengan hidup sehat
sehingga ddapat meningkatkan fungsi kehidupan dan derajat kesehatan
seoptimal mungkin dan dapat diharapkan dapat mandiri dalam memelihara
kesehatannya (Chayatin, 2009).

Menjamin keterjangkauan pelayanan kesehatan yang dibutuhkan dan


melibatkan klien sebagai mitra kerja dalam perencanaan, pelaksanaan, dan
evaluasi pelayanan kesehatan. Pelayanan keperawatan profesional yang
merupakan perpaduan antara konsep kesehatan masyarakat dan konsep
keperawatan yang ditujukan pada seluruh masyarakat dengan penekanan
pada kelompok resiko tinggi (Efendi, 2009).

Keperawatan komunitas merupakan pelaksanaan keperawatan yang


dilakukan melalui beberapa fase yang tercakup dalam proses keperawatan
komunitas dengan menggunakan pendekatan pemecahan masalah yang
dinamis. Fase-fase pada proses keperawatan komunitas secara langsung
melibatkan komunitas sebagai klien yang dimulai dengan pembuatan
kontrak/partnership dan meliputi pengkajian, diagnosa, perencanaan,
implementasi dan evaluasi (Efendi, 2009).

Model adalah gambaran yang mendekati kenyataan dari konsep (Riehl and
Roy, 1980). Model konseptual adalah sintesis seperangkat konsep dan
pernyataan yang mengintegrasikan konsep-konsep tersebut menjadi suatu
kesatuan. Model keperawatan dapat di definisikan sebagai kerangka piker,
sebagai salah satu cara melihat keperawatan, atau satu gambaran tentang
lingkup keperawatan.

Model ini sebagai panduan proses keperawatan dalam pengkajian


komunitas; analisa dan diagnosa; perencanaan; implementasi komunitas
yang terdiri dari tiga tingkatan pencegahan; primer, sekunder, dan tersier,
dan program evaluasi (Hitchcock, Schubert, Thomas, 1999). Fokus pada

20
model ini komunitas sebagai partner dan penggunaan proses keperawatan
sebagai pendekatan. Neuman memandang klien sebagai sistem terbuka
dimana klien dan lingkungannya berada dalam interaksi yang dinamis.
Menurut Neuman, untuk melindungi klien dari berbagai stressor yang
dapat mengganggu keseimbangan, klien memiliki tiga garis pertahanan,
yaitu fleksible line of defense, normal line of defense, dan resistance
defense.

Agregat klien dalam model communitty as partner ini meliputi intrasistem


dan ekstrasistem. Intrasistem terkait adalah sekelompok orang-orang yang
memiliki satu atau lebih karakteristik (Stanhope & Lancaster, 2004).
Agregat ekstrasistem meliputi delapan subsistem yaitu komunikasi,
transportasi, dan keselamatan, ekonomi, pendidikan, politik dan
pemerintahan, layanan kesehatan dan sosial, lingkungan fisik dan rekreasi
(Helvie, 1998; Anderson & McFarlane, 2000; Ervin, 2002; Hitchcock,
Schubert, Thomas, 1999; Stanhope & Lancaster, 2004; Allender &
Spradley, 2005).

Delapan subsistem dipisahkan dengan garis putus-putus artinya sistem satu


dengan yang lainnya saling mempengaruhi. Didalam komunitas ada lines
of resistance, merupakan mekanisme internal untuk bertanggung jawab
terhadap kesehatan contoh dari line of resistance Anderson dan McFarlane
(2000) mengatakan bahwa dengan menggunakan model community as
partner terdapat dua komponen utama yaitu roda pengkajian komunitas
dan proses keperawatan. Roda pengkajian komunitas terdiri dari dua
bagian utama yaitu inti dan delapan subsistem yang mengelilingi inti yang
merupakan bagian dari pengkajian keperawatan, sedangkan proses
keperawatan terdiri dari beberapa tahap mulai dari pengkajian, diagnosa,
perencnaan, implementasi, dan evaluasi.

1. Pengkajian

21
Pengkajian adalah upaya pengumpulan data secara lengkap dan
sistematis terhadap masyarakat untuk dikaji dan dianalisis sehingga
masalah kesehatan yang dihadapi oleh masyarakat baik individu,
keluarga, atau kelompok yang menyangkut permasalahan pada
fisiologis, psikologis, dan sosial ekonomi maupun spiritual dapat
ditentukan.

Pengkajian keperawatan komunitas merupakan suatu proses tindakan


untuk mengenal komunitas. Mengidentifikasi faktor positif dan
negatif yang berbenturan dengan masalah kesehatan dari masyarakat
hingga sumber daya yang dimiliki komunitas dengan tujuan
merancang strategi promosi kesehatan. Dalam tahap pengkajian ini
terdapat lima kegiatan, yaitu ; pengumpulan data, pengolahan data,
analisis data, perumusan atau penentuan masalah kesehatan
masyarakat dan prioritas masalah.
a. Pengumpulan Data
Tujuan :
Pengumpulan data dimaksudkan untuk memperoleh informasi
mengenai masalah kesehatan pada masyarakat sehingga dapat
ditentukan tindakan yang harus diambil untuk mengatasi masalah
tersebut yang menyangkut aspek fisik, psikologis, sosial
ekonomi, dan spiritual serta faktor lingkungan yang
mempengaruhinya.

Kegiatan pengkajian yang dilakukan dalam pengumpulan data


meliputi:
1) Data Inti
a) Riwayat atau sejarah perkembangan komunitas
b) Data demografi
c) Vital statistik
d) Status kesehatan komunitas

22
2) Data lingkungan fisik
a) Pemukiman
b) Sanitasi
c) Fasilitas
d) Batas-batas wilayah
e) Kondisi geografis
3) Pelayanan kesehatan dan sosial
a) Pelayanan kesehatan
b) Fasilitas sosial (pasar, took, swalayan)

4) Ekonomi
a) Jenis pekerjaan
b) Jumlah penghasilan rata-rata tiap bulan
c) Jumlah pekerja dibawah umur, ibu rumah tangga, dan lanjut
usia

5) Keamanan dan transportasi


a) Keamanan
b) Transportasi

6) Politik dan pemerintahan


a) System pengorganisasian
b) Struktur organisasi
c) Kelompok organisasi dalam komunitas
d) Peran serta kelompok organisasi dalam kesehatan

7) System komunikasi
a) Sarana umum komunikasi
b) Jenis alat komunikasi dan digunakan dalam komunitas
c) Cara penyebaran informasi

8) Pendidikan

23
a) Tingkat pendidikan komunitas
b) Fasilitas pendidikan yang tersedia (formal dan non formal)
c) Jenis bahasa yang digunakan.
9) Rekreasi
a) Kebiasaan rekreasi
b) Fasilitas tempat rekreasi

b. Jenis data
Jenis data secara umum dapat diperoleh dari
1) Data subjektif
Yaitu data yang diperoleh dari keluhan atau masalah yang
dirasakan oleh individu, keluarga, kelompok, dan komunitas, yang
diungkapkan secara langsung melalui lisan.
2) Data objektif
Data yang diperoleh melalui suatu pemeriksaan, pengamatan, dan
pengukuran.

c. Sumber data
1) Data primer
Data yang dikumpulkan oleh pengkaji dalam hal ini mahasiswa
atau perawat kesehatan masyarakat dari individu, keluarga,
kelompok, dan komunitas berdasarkan hasil pemeriksaan atau
pengkajian.
2) Data sekunder
Data yang diperoleh dari sumber lain yang dapat dipercaya,
misalnya : kelurahan, catatan riwayat kesehatan pasien atau
medical record (Wahid, 2005)

d. Cara pengumpulan data


1) Wawancara atau anamnesa
2) Pengamatan
3) Pemeriksaan fisik

24
e. Pengolahan data
1) Klasifikasi data atau kategorisasi data
2) Perhitungan presentase cakupan dengan menggunakan telly
3) Tabulasi data
4) Interpretasi data
(Anderson and Mc Farlane, 1998. Community as Client)

f. Analisis data
Tujuan analisis data :
1) Menetapkan kebutuhan kontinue
2) Menetapkan kekuatan
3) Mengidentifikasi pola respon kontinue
4) Mengidentifikasi kecenderungan penggunaan pelayanan kesehatan
5) Penentuan masalah atau perumusan masalah kesehatan

g. Prioritas masalah
Prioritas masalah kesehatan masyarakat dan keperawatan perlu
mempertimbangkan berbagai faktor sebagai kriteria :
1) Perhatian masyarakat
2) Prevalensi kejadian
3) Berat ringannya masalah
4) Kemungkinan masalah untuk diatasi
5) Tersedianya sumber daya masyarakat
6) Aspek politis

Prioritas masalah juga dapat ditentukan berdasarkan hirarki kebutuhan


menurut Abraham H. Mashlow yaitu :
1) Keadaan yang mengancam kehidupan
2) Keadaan yang mengancam kesehatan

25
3) Persepsi tentang kesehatan dan keperawatan

2. Diagnosa keperawatan
Diagnosis keperawatan adalah respon individu pada masalah kesehatan
baik yang aktual maupun potensial. Masalah aktual adalah masalah yang
diperoleh pada saat pengkajian, sedangkan masalah potensial adalah
masalah yang mungkin timbul kemudian (American Nurse of Association
(ANA)). Dengan demikian diagnosis keperawatan adalah suatu pernyataan
yang jelas, padat dan pasti tentang status dan masalah kesehatan kesehatan
pasien yang dapat diatasi dengan tindakan keperawatan.

3. Perencanaan / Intervensi
a. Persiapan, penentuan prioritas daerah
b. Pengorganisasian, pembentukan pokjakes
c. Koordinasi intersektoral
d. Akhir, supervisi atau kunjungan bertahap

4. Pelaksanaan / Implementasi
a. Bantuan mengatasi masalah kurang nutrisi, mempertahankan kondisi
seimbang, meningkatkan kesehatan
b. Mendidik komunitas tentang perilaku sehat untuk mencegah kurang
gizi
c. Advokat komunitas

5. Evaluasi atau penilaian


a. Relevansi antara kenyataan dengan target
b. Perkembangan / kemajuan proses, kesesuaian dengan perencanaan,
peran pelaksana, fasilitas dan jumlah peserta.
c. Efisiensi biaya, bagaimana mencari sumber dana
d. Efisiensi kerja, apakah tujuan tercapai, apakah masyarakat puas
e. Dampak, apakah terjadi perubahan status kesehatan

26
f. Menilai respon verbal dan nonverbal
g. Mencatat adanya kasus baru yang diruj

D. Kerangka Konsep Perawatan Kesehatan Komunitas


Derajat Kesehatan

Kematian
Kesakitan
Resiko

PerilakuKesehatan
Lingkungan Kebiasaan membersihkan UpayaKesehatan

Kondisi rumah rumah Puskesmas


Sarana sanitasi Kebiasaan Posbindu
Air menggantungkan pakaian
Alternatif
Jamban
Kebiasaan BAB di jamban
Air limbah
Sampah Kebiasaan membuang
Vektor sampah

Pengetahuan perilaku hidup


sehat

Bayi
Balita
Anak
Dewasa
Lansia

Skema 2.1

27
Kerangka Konsep Perawatan Kesehatan Komunitas

BAB III
APLIKASI ASUHAN KEPERAWATAN

Aplikasi asuhan keperawatan komunitas yang dilakukan di RT 06 RW 11


Kelurahan Kebayoran Lama Jakarta Selatan Tahun 2020 menggunakan
pendekatan proses keperawatan meliputi kegiatan pengkajian, merumuskan
diagnosa keperawatan, perencanaan, implementasi dan evaluasi keperawatan yang
dilakukan mahasiswa melibatkan keluarga, tokoh masyarakat, dan kader.

A. Pengkajian Keperawatan Komunitas


Pengkajian dilakukan menggunakan Winshield Survey, wawancara dengan
ketua RT, RW, Kader, beberapa keluarga yang dibina mahasiswa, observasi
dan penyebaran angket ke sejumlah masyarakat melalui penghitungan sampel.
Data angket kemudian ditampilkan dalam bentuk grafik.
1. Persiapan
a. Persiapan ke Masyarakat
Pengkajian ke masyarakat dilakukan oleh mahasiswa setelah mendapat
izin terlebih dahulu dari ketua RT 06 RW 11 Kelurahan Kebayoran
Lama. Mahasiswa mulai melakukan pengkajian dengan mengenal
karakteristik wilayah RT 06 RW 11 dengan cara Random Survey. Data
demografi diambil melalui data sekunder yaitu data hasil pengkajian
mahasiswa STIKes Pertamedika pada 11-14 Mei 2020. Setelah itu
dilakukan dengan mencari data atau informasi kesehatan melalui ketua
RT dan kader.
b. Persiapan Teknis
Persiapan teknis dimulai pada 11 Mei 2020, mahasiswa izin dengan
ketua RW serta ketua RT untuk membentuk whatsapp group karena
pada kondisi pandemi covid-19 harus social distancing, yang
beranggotakan Ketua RW 11, Ketua RT 06, kader RT 06, tokoh
masyarakat dan ketua remaja RT 06 Kelurahan Kebayoran Lama,

28
mahasiswa melakukan pengkajian komunitas, mengerjakan kegiatan
komunitas yaitu menyiapkan untuk menyebarkan kuesioner, persiapan
untuk lokakarya mini dan kegiatan komunitas lainnya. Beberapa hari
kemudian, mahasiswa mengumumkan untuk dilakukan Lokakarya
Mini 1 pada tanggal 27 Mei 2020 pada pukul 09.00 pada whatsapp
group. Lokakarya Mini 1 bertujuan untuk menyambung silaturahmi
serta memaparkan hasil penyebaran angket yang telah dilakukan oleh
mahasiswa.

2. Pelaksanaan
a. Identifikasi Masalah
RT 06 RW 11 terdiri dari perangkat RT yaitu Ketua RT, Wakil Ketua
RT, Sekretaris, dan Bendahara serta Kader. Pada pertemuan 1
mahasiswa mengundang pengurus RT, Tokoh Masyarakat, ketua
remaja, dan Kader. Pertemuan 1 bertujuan untuk memaparkan hasil
penyebaran angket beserta masalah kesehatan di RT 06 RW 11 secara
umum. Berdasarkan identifikasi masalah yang telah dilakukan,
didapatkan 4 masalah kesehatan yang terjadi di Wilayah RT 06 RW 11
antara lain hipertensi, asam urat, diabetes mellitus dan resiko
penyebaran covid-19.

b. Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan melalui penyebaran angket. Teknik
pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik Random Sampling.
Pengumpulan data selain menggunakan angket juga dilakukan dengan
wawancara dengan ketua RT, kader serta ketua remaja dan observasi
(Winshield Survey), yang meliputi :

1. Data Inti Komunitas


a. Data RW
RW 11 Kelurahan Kebayoran Lama Utara, Kecamatan Kebayoran Lama
memiliki luas wilayah ± 16.5 hektar, terdiri dari 8 RT dengan jumlah warga
±13.000 jiwa. Wilayah RW 11 Kelurahan Kebayoran Lama

29
Utara : jl. Dukuh RW 005
Selatan : RW 009 Kelurahan Kebayoran Lama
Barat : jl. Cileduk Raya
Timur : RW 003 Kelurahan Kebayoran Lama

b. Data RT
RT 06 merupakan bagian dari RW 011 Kelurahan Kebayoran Lama Utara
Kecamatan Kebayoran Lama menurut sensus penduduk jumlah penduduk d
iperkirakan adalah ± 1296 orang dengan jumlah kepala keluarga mencapai
± 322 KK. Bangunan yang berada di RT 06 mayoritas adalah bangunan
permanen yaitu rumah dan kontrakan. Pengurus organisasi di RT tersebut
meliputi ketua RT beserta jajarannya, para kader pendukung program-
program (posyandu balita, posyandu lansia, jumantik), mayoritas berjenis
kelamin perempuan dengan rata-rata usia 36-50 tahun. Status pernikahan
warganya rata-rata sudah menikah dan mayoritas warganya juga beragama
islam.

2. Distribusi Kelompok

Data Distribusi

Data diambil sacara acak menggunakan rumus stratifed random sampling.


Hasil survey bersifat subjektif (tergantung kejujuran responden) dan survey
juga dilakukan secara acak terhadap 322 kepala Keluarga.

B. Data Demografi dan Data Penunjang Masalah Kesehatan

1. Data Demografi
Pada RT 06 Kelurahan Kebayoran Lama Utara Kecamatan Kebayoran
Lama.

30
a. Jenis kelamin
Tabel 3.1
Distribusi Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin Di RT 06 Kelurahan
Kebayoran Lama Utara Kecamatan Kebayoran Lama Pada Bulan
April 2020 (N: 1296)

No Jenis Kelamin Jumlah Persentasi


1 Perempuan 678 52%
2  Laki-Laki 618 48%
3 Jumlah 1296 100%

Kesimpulan:
Pada tabel di atas data yang diambil dari jumlah 322 KK dari
penduduk yang tinggal di RT 06 dapat dilihat bahwa presentase
terbesar yang memiliki sumber daya manusia berdasarkan jenis
kelamin yaitu perempuan di sebanyak 52% dan yang berjenis kelamin
laki-laki sebanyak 48%.

31
b. Usia
Tabel 3.2
Distribusi Penduduk Berdasarkan Usia Di RT 06 Kelurahan
Kebayoran Lama Utara Kecamatan Kebayoran Lama Pada Bulan
April 2020 (N: 1296)

No Umur Jumlah Persentasi


1 0 - 1 Tahun 20 2%
2 2 - 5 Tahun 154 12%
3 6 - 12 Tahun 161 12%
4 13 - 21 Tahun 192 15%
5 22 - 35 Tahun 281 22%
6 36 - 50 Tahun 318 25%
7 51 - 65 Tahun 137 11%
8 65 > 33 3%
9 Jumlah 1296 100%

Kesimpulan:
Pada tabel di atas dapat dilihat bahwa presentase tertinggi pada
lingkup usia di RT 06 adalah pasangan usia subur usia 36-50 tahun
sebanyak 318 orang dengan persentase 25%. Banyaknya angka

32
pasangan usia subur di lingkungan ini memungkinkan seluruh
penduduk masih dalam batas usia produktif.
c. Agama
Tabel 3.3
Distribusi Penduduk Berdasarkan Agama Di RT 06 Kelurahan
Kebayoran Lama Utara Kecamatan Kebayoran Lama Pada Bulan
April 2020 (N: 1296)

No Agama Jumlah Persentasi


1  Islam 1268 98%
2  Kristen 28 2%
3  Jumlah 1296 100%

Kesimpulan:
Pada tabel diatas dapat dilihat mayoritas penduduk Di RT 06
beragama islam dengan persentase 98% dan beragama Kristen dengan
presentasi 2%.

d. Pendidikan

33
Tabel 3.4
Distribusi Penduduk Berdasarkan Pendidikan Di RT 06 Kelurahan
Kebayoran Lama Utara Kecamatan Kebayoran Lama Pada Bulan
APril 2020 (N: 1296)

No Pendidikan Jumlah Presentasi


  Belum Sekolah 121 9%
  TK 15 1%
  SD 286 22%
  SLTP 233 18%
  SLTA 551 43%
  Perguruan Tinggi 90 7%
  Jumlah 1296 100%
       

Kesimpulan :
Pada tabel di atas menunjukan pendidikan warga RT 06 dengan
mayorits berpendidikan terakhir SLTA dengan besar persentase 43%.
Hal ini merupakan kekuatan yang dimiliki oleh warga untuk
memperbaiki taraf kesehatannya. Kondisi tersebut memungkinkan
warga lebih mudah menerima informasi kesehatan dan mudah diajak
ke arah perubahan yang lebih baik.

e. Pekerjaan

34
Tabel 3.5
Distribusi Penduduk Berdasarkan Pekerjaan Di RT 06 Kelurahan
Kebayoran Lama Utara Kecamatan Kebayoran Lama Pada Bulan
April 2020 (N: 1296)

No Pekerjaan Jumlah Presentasi


  Pelajar 342 58%
  Tidak Bekerja 113 19%
  PNS 12 2%
  Wirausaha 231 39%
  Swasta 354 60%
  Pensiunan 11 2%
  IRT 233 18%
Jumlah 1296 100%

Kesimpulan:
Pada tabel diatas menggambarkan pekerjaan penduduk atau warga RT
06. Mayoritas penduduk bekerja sebagai karyawan sawasta sebanyak
354 orang dengan persentase 60%.

35
f. Suku
Tabel 3.6
Distribusi Penduduk Berdasarkan Suku Di RT 06 Kelurahan
Kebayoran Lama Utara Kecamatan Kebayoran Lama Pada Bulan
APril 2020 (N: 1296)

No Suku Jumlah Persentasi


1 Jawa 523 40%
2 sunda 120 9%
3 betawi 588 45%
4 padang 30 2%
5 batak 15 1%
6 lampung 1 0%
7 bugis 2 0%
8 madura 12 2%
9 bali 5 0%
10 jumlah 1296 100%

36
Kesimpulan :
Pada tabel di atas dapat dilihat suku penduduk warga RT 06 dengan
persentase terbesar dari penduduk yang bersuku betawi sebanyak 588
orang dengan persentasei 45%.

2. Data Ekonomi
a. Data Penghasilan Per Bulan
Tabel 3.7
Distribusi Penduduk Berdasarkan Penghasilan Per Bulan Di RT 06
Kelurahan Kebayoran Lama Utara Kecamatan Kebayoran Lama Pada
Bulan April 2020 (N: 322)

No Jenis Jumlah Presentasi


1 < Rp. 1.000.000,- 13 4%
2 Rp. 1.000.000 s/d Rp. 3.000.000 153 48%
3 > Rp. 3.000.000 156 48%
4 Jumlah 322 100%

Kesimpulan:
Pada tabel diatas menggambarkan penghasilan per bulan penduduk
atau warga RT 06. Mayoritas penduduk mempunyai penghasilan sama
dengan UMR yaitu sekitar 48%.

37
b. Kegiatan Menabung

Tabel 3.8
Distribusi Penduduk Berdasarkan Kegiatan Menabung Penduduk Di
RT 06 Kelurahan Kebayoran Lama Utara Kecamatan Kebayoran
Lama Pada Bulan April 2020 (N: 322)

No Jenis Jumlah Presentasi


1 Menabung 285 89%
2 Tidak Menabung 37 11%
3 Jumlah 322 100%

Kesimpulan:
Pada tabel diatas menggambarkan kegiatan menabung penduduk atau
warga RT 06. Mayoritas penduduk memiliki tabungan dari
penghasilan yang dihasilkan yaitu 89%.

3. Data Kesehatan Lingkungan


a. Pencahayaan
Tabel 3.9

38
Distribusi Kuesioner Berdasarkan Pencahayaan Di RT 06 Kelurahan
Kebayoran Lama Utara Kecamatan Kebayoran Lama Pada Bulan
April 2020 (N: 322)

No Pencahayaan Jumlah Presentasi


1  ya 285 89%
2  tidak 37 11%
3  Jumlah 322 100%

Kesimpulan:
Pada tabel diatas menggambarkan sistem pencahayaan dirumah warga
RT 06 sebagian besar 89% sistem pencahayaan rumah pada siang hari
terang karena sinar matahari masuk ke dalam rumah sehingga
mengurangi kelembapan pada kondisi rumah dan sirkulasi pada rumah
lebih baik sedangkan sistem pencahayaan rumah pada siang hari gelap
sebesar 11% karena letak atau posisi rumah yang tidak
memungkinkan untuk sinar matahari masuk ke dalam rumah.

b. Sumber Air
Tabel 3.10

39
Distribusi Hasil Kuesioner Berdasarkan Sumber Air Di RT 06
Kelurahan Kebayoran Lama Utara Kecamatan Kebayoran Lama
Pada Bulan April 2020 (N: 322)

No Sumber air Jumlah Presentasi


1 Sumur gali 105 33%
2 PDAM 28 9%
3 Sumur tadah hujan 3 1%
4 lain-lain 186 58%
5 Jumlah 322 100%

Kesimpulan:
Pada tabel diatas menyatakan sember air warga di RT 06. Sumber air
yang paling banyak digunakan yaitu bersumber dari lain-lain
sebanyak 58%, sedangkan yang menggunakan sumur gali sebanyak
33%.

c. Pengolahan sampah

Tabel 3.11

40
Distribusi Hasil Kuesioner Berdasarkan Cara Pengelolaan Sampah Di
RT 06 Kelurahan Kebayoran Lama Utara Kecamatan Kebayoran
Lama Pada Bulan April 2020 (N: 322)

No pengelolaan Jumlah Presentasi


 1 dibakar 5 2%
 2 dibuang ketanah kosong 5 2%
 3 dikumpulkan kemudian diangkut petugas 307 95%
 4 dibuang sembarangan 5 2%
 5 Jumlah 322 100%

Kesimpulan:
Pada tabel diatas menyatakan cara pengelolaan sampah di warga RT
06. Terdapat 95% pengelohan sampah warga di angkut oleh petugas
kebersihan.

d. Pembuangan air limbah

Tabel 3.12

41
Distribusi Kuesioner Berdasarkan Pembuangan Air Limbah RT 06
Kelurahan Kebayoran Lama Utara Kecamatan Kebayoran Lama Pada
Bulan April 2020(N: 322)

No jenis jamban Jumlah Presentasi


 1 got 315 98%
 2 sungai 2 1%
 3 tidak ada 5 2%
 4 Jumlah 322 100%

Kesimpulan:
Pada tabel diatas menyatakan penggunaan saluran air limbah di warga
RT 06. Terdapat 87% warga memiliki Got sebagai tempat
pembuangan air limbah dan sebagain warga masih menggunakan
sungai sebagai tempat pembuangan air limbah yaitu sebanyak 32%.
Hal ini menyatakan masih perlunya diberikan pendidikan kesehatan
mengenai kesehatan lingkungan pada beberapa warga tekait sebagai
tempat pembuangan air limbah yang baik.

e. Keadaan Sarana Pembuangan Air Limbah


Tabel 3.13

42
Distribusi Kuesioner Berdasarkan Keadaan Sarana Pembuangan Air
Limbah Di RT 06 Kelurahan Kebayoran Lama Utara Kecamatan
Kebayoran Lama Pada Bulan April 2020 (N: 322)

No keadaan jumlah Presentasi


 1 terbuka mengalir 75 23%
 2 tertutup mengalir 171 53%
 3 tidak ada got 12 4%
 4 terbuka tergenang 57 18%
 5 tertutup tergenang 7 2%
 6 Jumlah 322 100%

Kesimpulan:
Pada tabel diatas menyatakan keadaan sarana pembuangan air limbah
di RT 06 persentase terbesar yaitu 53% keadaan sarana pembuangan
air limbah dalam bentuk tertutup mengalir dan persentase terkecil
yaitu 2% keadaan sarana pembuangan air limbah dalam bentuk
tertutup tergenang.

f. Pembersihan Sarana Pembuangan Air Limbah


Tabel 3.14

43
Distribusi Kuesioner Berdasarkan Pembersihan Sarana Pembuangan
Air Limbah Di RT 06 Kelurahan Kebayoran Lama Utara Kecamatan
Kebayoran Lama Pada Bulan April 2020 (N: 322)

No dibersihkan setiap Jumlah Presentasi


 1 1x seminggu 7 2%
 2 1x sebulan 308 96%
 3 bila tersumbat 4 1%
 4 tidak pernah 3 1%
 5 Jumlah 322 100%

Kesimpulan:
Pada tabel diatas menyatakan pembersihan sarana pembuangan air
limbah di RT 06. Terdapat 96% pembersihan sarana pembuangan air
limbah dilakukan 1x sebulan.

4. Data Ibu Hamil


a. Usia Ibu Hamil

44
Tabel 3.15
Distribusi Hasil Kuesioner Berdasarkan jarak kehamilan di RT 06
Kelurahan Kebayoran Lama Utara Kecamatan Kebayoran Lama Pada
Bulan April 2020 (N: 3)

No jarak kehamilan Jumlah Presentasi


 1 < 1 tahun 0 0%
 2 1-2 tahun 1 33%
 3 2-5 tahun 2 67%
 4 > 5 tahun 0 0%
 5 Jumlah 3 100%

Kesimpulan :
Pada tabel diatas menyatakan jarak kehamilan di RT 06 . Mayoritas
jarak kehamilan RT 06 berjarak 2-5 tahun dengan persentase 67%.

b. Keluhan Saat Kehamilan

Tabel 3.16

45
Distribusi Hasil Kuesioner Berdasarkan Keluhan Saat Kehamilan di
RT 06 Kelurahan Kebayoran Lama Utara Kecamatan Kebayoran
Lama Pada Bulan April 2020 (N: 3)

No keluhan saat kehamilan Jumlah Presentasi


 1 mual dan muntah yang berlebihan 2 67%
 2 pusing dalam waktu yang lama 1 33%
 3 perdarahan 0 0%
 4 tidak ada nafsu makan 0 0%
 5 Jumlah 3 100%

Kesimpulan :
Pada tabel diatas menyatakan keluhan yang sering dirasakan saat
kehamilan pada ibu hamil di RT 06. Mayoritas ibu hamil RT 06
memiliki keluhan mual dan muntah saat kehamilan dengan persentase
67% sedangkan 33% ibu hamil memiliki keluhan pusing dalam waktu
yang lama.
5. Data Ibu Menyusui
a. Jumlah Ibu Menyusi

Tabel 3.17

46
Distribusi Hasil Kuesioner Berdasarkan Jumlah Ibu Menyusui Di RT
06 Kelurahan Kebayoran Lama Utara Kecamatan Kebayoran Lama
Pada Bulan April 2020 (N: 19)

No menyusui Jumlah Presentasi


 1 ya 14 74%
 2 tidak 5 26%
 3 Jumlah 19 100%

Kesimpulan :
Pada tabel diatas menyatakan jumlah ibu menyusui di RT 06.
Mayoritas warga menyusui anaknya dengan persentase 100%.

b. Masalah Menyusui

Tabel 3.18
Distribusi Hasil Kuesioner Berdasarkan Masalah Ibu Menyusui Di RT
06 Kelurahan Kebayoran Lama Utara Kecamatan Kebayoran Lama
Pada Bulan April 2020 (N: 14)

47
No alasan Jumlah Presentasi
 1 puting susu lecet 4 29%
 2 air susu ibu sedikit 10 71%
 3 puting susu terbenam 0 0%
 4 Jumlah 14 100%

Kesimpulan :
Pada tabel diatas menyatakan masalah yang terjadi pada ibu menyusui di
RT 06. Mayoritas warga mengalami masalah menyusui yaitu air susu ibu
sedikit dengan persentase 71% , masalah lain yang muncul seperti putting
susu lecet dengan persentase 29% dan yang lainnya mengatakan tidak
mengalami masalah dalam menyusui.

c. Masalah Ibu Menyusui Membersihkan puting susu

Tabel 3.19
Distribusi Hasil Kuesioner Berdasarkan Masalah Ibu Menyusui Di RT
06 Kelurahan Kebayoran Lama Utara Kecamatan Kebayoran Lama
Pada Bulan April 2020 (N: 19)

48
membersihkan puting
No susu Jumlah Presentasi
1 ya 5 36%
2 tidak 9 64%
3 Jumlah 14 100%

Kesimpulan :
Pada tabel diatas menyatakan masalah yang terjadi pada ibu menyusui di
RT 06. Mayoritas warga tidak membersihkan putting susu terlebih dahulu
dengan persentase 63% dan itu bisa menjadi salah satu masalah
kebersihan untuk bayinya.

6. Data Keluarga Berencana (PUS)


a. Penggunaan kontrasepsi
Tabel 3.20

49
Distribusi Hasil Kuesioner Berdasarkan Penggunaan Alat Kontrasepsi
Di RT 06 Kelurahan Kebayoran Lama Utara Kecamatan Kebayoran
Lama Pada Bulan April 2020 (N: 150)

No penggunaan KB Jumlah Presentasi


 1 ya 85 57%
 2 tidak 65 43%
 3 Jumlah 150 100%

Kesimpulan :
Pada tabel diatas menyatakan penggunaan alat kontrasepsi di warga
RT 06. Terdapat 57% warga telah menggunakan alat kontrasepsi dan
masih ada 43% warga yang tidak menggunakan alat kontrasepsi. Hal
ini masih perlu diberikan pendidikan kesehatan mengenai pentingnya
penggunaan alat kontrasepi sebagai perencanaan kehailan yang baik
bagi keluarga.

b. Jenis penggunaan kontrasepsi

Tabel 3.21

50
Distribusi Hasil Kuesioner Berdasarkan Jenis Kontrasepsi Yang
Digunakan Di RT 06 Kelurahan Kebayoran Lama Utara Kecamatan
Kebayoran Lama Pada Bulan April 2020 (N: 85)

No alat KB apa Jumlah Presentasi


 1 suntik 56 66%
 2 pil 21 25%
 3 spiral 8 9%
 4 kondom 0 0%
 5 Jumlah 85 100%

Kesimpulan:
Pada tabel diatas menyatakan jenis alat kontrasepsi di warga RT 06.
Terdapat 66% warga menggunakan suntik , 25% menggunakan Pil
dan 9% warga menggunakan spiral.

7. Data Balita
a. Menimbang Balita Tiap Bulan

Tabel 3.22

51
Distribusi Hasil Kuesioner Berdasarkan Partisipasi Ibu untuk
Menimbang Balita tiap Bulan Di RT 06 Kelurahan Kebayoran Lama
Utara Kecamatan Kebayoran Lama Pada Bulan April 2020 (N: 98)

No menimbang balita tiap bulan Jumlah Presentasi


1 ya 97 98%

2 tidak 1 2%
3 Jumlah 98 100%

Kesimpulan:
Pada tabel diatas menyatakan partisipasi ibu untuk menimbang balita
tiap bulan di wilayah RT 06. Terdapat 97% ibu sudah ikut
berpartisipasi untuk menimbangkan balita tiap bulan ke posyandu. Hal
ini penting dilakukan karena untuk memantau perkembangan balita
setiap bulannya.

8. Anak Usia Sekolah

a. Masalah Kesehatan Anak Usia Sekolah


Tabel 3.23

52
Distribusi Hasil Kuesioner Berdasarkan Jenis Masalah Yang Terjadi
Pada Anak Sekolah RT 06 Kelurahan Kebayoran Lama Utara
Kecamatan Kebayoran Lama Pada Bulan April 2020 (N: 135)

No masalah kesehatan Jumlah Presentasi


 1 gigi berlubang 126 93%
 2 penyakit kulit 1 1%
 3 penurunan prestasi belajar 0 0%
 4 gangguan personal hygiene 8 6%
 5 gangguan pengelihatan 0 0%
 6 Jumlah 135 100%

Kesimpulan:
Pada tabel diatas didapatkan hasil jenis masalah yang terjadi pada anak
usia sekolah di RT 06 dengan masalah gigi berlubang 93%, gangguan
personal hygiene 6%, dan gangguan kulit 1%. Hal ini perlu diadakan
penyuluhan kesehatan tentang pencegahan gigi berlubang sehingga dapat
menurunkan angka kejadian gigi berlubang pada anak sekolah.

9. Remaja
a. Remaja Merokok

53
Tabel 3.24
Distribusi Hasil Kuesioner Berdasarkan Remaja yang Merokok Di
Wilayah RT 06 Kelurahan Kebayoran Lama Utara Kecamatan
Kebayoran Lama Pada Bulan April 2020 (N: 143)

No remaja merokok Jumlah Presentasi


 1 ya 13 9%
 2 tidak ada 113 79%
 3 kadang-kadang 17 12%
 4 Jumlah 143 100%

Kesimpulan:
Pada tabel diatas menyatakan remaja yang merokok di RT 06. Mayoritas remaja
tidak merokok dengan persentase 79%. Namun disamping itu masih terdapat juga
remaja yang merokok dengan persentase 9% dan yang menyatakan kadang-
kadang sebanyak 12%.

10. Lansia
a. Masalah Kesehatan Pada Lansia

54
Tabel 3.25
Distribusi Hasil Kuesioner Berdasarkan Masalah Kesehatan Pada
Lansia Di wilayah RT 06 Kelurahan Kebayoran Lama Utara
Kecamatan Kebayoran Lama Pada Bulan April 2020 (N: 61)

No penyakit yang di derita Jumlah Presentasi


1 darah tinggi 45 67%
2 jantung 1 2%
3 sakit gula 14 23%
4 reumatik 8 13%
5 sesak nafas 0 0%
6 lain-lain 25 41%
7 jumlah 93 100%

Kesimpulan:
Pada tabel diatas didapatkan hasil jenis penyakit yang di derita pada
warga di wilayah RT 06 yang menderita penyakit darah tinggi sebanyak
67%, penyakit diabetes millitus 23%, penyakit rematik 13%, lain-lain
41% dan jantung 2%. Hal ini perlu diadakan penyuluhan kesehatan
tentang penyakit darah tinggi, sehingga dapat menurunkan angka kejadian
ketiga penyakit tersebut.

55
b. Periksa Kesehatan Rutin

Tabel 3.26
Distribusi Hasil Kuesioner Berdasarkan Periksa Kesehatan Rutin Pada
Lansia Di wilayah RT 06 Kelurahan Kebayoran Lama Utara
Kecamatan Kebayoran Lama Pada Bulan April 2020 (N: 115)

memeriksa kesehatan secara


No rutin Jumlah Presentasi
1  ya 42 58%
 2 tidak 30 42%
 3 Jumlah 72 100%

Kesimpulan:
Pada tabel diatas didapatkan hasil kebiasaan periksa kesehatan rutin pada
lansia di RT 06. Mayoritas lansia memeriksakan kesehatan secara rutin
dengan persentase 58% dan yang lainnya tidak memeriksakan dengan
persentase 42%. Hal ini dikarenakan alasan tidak ada yang mengantarkan
lansia tersebut atau jarak pelayanan kesehatan yang cukup jauh dari rumah.

56
C. Rencana Keperawatan
1. Diagnosa Keperawatan Komunitas
a. Perilaku kesehatan cenderung berisiko peningkatan kasus hipertensi di
RT 06 Kebayoran Lama Utara, Jakarta Selatan.
b. Perilaku kesehatan cenderung berisiko peningkatan kasus diabetes di RT
06 Kebayoran Lama Utara, Jakarta Selatan.
c. Perilaku kesehatan cenderung berisiko peningkatan kasus asam urat di
RT 06 Kebayoran Lama Utara, Jakarta Selatan.
d. Perilaku kesehatan cenderung berisiko peningkatan kasus covid-19 di
RT 06 Kebayoran Lama Utara, Jakarta Selatan.

1. Tujuan Umum
a. Terjalin hubungan saling percaya antara mahasiswa dengan masyarakat
di wilayah RT 06 RW 11 Kelurahan Kebayoran Lama Jakarta Selatan.

2. Tujuan Khusus
b. Memaparkan hasil kuesioner yang telah disebar pada warga RT 06 RW
11 Kelurahan Kebayoran Lama Jakarta Selatan.
c. Mengidentifikasi masalah-masalah yang ada di RT 06 RW 11 Kelurahan
Kebayoran Lama Jakarta Selatan.

D. Rancangan Kegiatan
1. Topik
Mengidentifikasi masalah kesehatan masyarakat di RT 06 RW 11
Kelurahan Kebayoran Lama Jakarta Selatan
.
2. Metode
Metode yang digunakan yaitu Pemaparan melalui Whatsapp group dan
Tanya jawab.
3. Sasaran
a. Ketua RW 11
b. Ketua RT 06

57
c. Kader RT 06
d. Tokoh Masyarakat
e. Tokoh Agama
f. Perwakilan Organisasi Remaja
3. Media
PPT
4. Waktu dan Tempat
Lokakarya Mini 1 diselenggarakan pada :
Hari / Tanggal : Rabu 27 Mei 2020
Waktu : 09.00 – Selesai
Tempat : di Kediaman masing masing melalui whatsapp group

5. Pengorganisasian Acara Loka Karya Mini 1


NO NAMA JABATAN TUGAS
1. Dwi Siwi Ketua 1. Bertanggung jawab mulai
Suryaningtyas dari persiapan sampai
pelaksanaan kegiatan.

2. Mengkoordinir anggota
kelompok dan menjelaskan
tugas dan peran masing-
masing anggota.
2. Arif Tri Hardiyanto Wakil Ketua 3. Membantu ketua dalam
persiapan sampai
pelaksanaan kegiatan,
mengkoordinasikan anggota
kelompok tugas dan peran
anggota.
3. Rizka Ambarwati Sekretaris 4. Menyiapkan laporan
kegiatan dan
mengkonsultasikan laporan
kegiatan ke dosen
4. Arini Dwi Astuti Wakil Sekretaris 5. Membantu sekretaris dalam
menyiapkan laporan

58
kegiatan dan mendampingi
saat konsultasi ke dosen.
5. Sri Lestari Bendahara 6. Mengatur keuangan
pemasukan dan pengeluaran
kegiatan
6. Dwi Siwi Pembawa Acara 7. Mengatur pelaksanaan
Sutyaningtyas acara.
8. Membuka dan menutup
kegiatan.
9. Mengatur jalannya
pelaksanaan kegiatan.
10. Mengarahkan peserta
saat diskusi dan Tanya
jawab.
7. Arini Dwi Astuti Moderator 1. Mengatur jalannya acara
8 Arvi Iswanto Notulen 1. Mencatat hasil diskusi
dan Tanya jawab.
2. Mencatat hasil dari kegiatan
secara keseluruhan.
9. Rizka Ambarwati Penyaji 3. Menyampaikan hasil data
dalam Lokmin.
10. Arif Observer 1. Menyebarkan Undangan
Arvi 2. Mengamati jalannya
kegiatan.
3. Membuat laporan tentang
jalannya kegiatan.
11. Arini Dwi Astuti Fasilitator Menyiapkan peralatan yang
akan digunakan selama
Lokmin.
12. 1Sri Lestari Konsumsi Mempersiapkan makanan
yang akan disediakan dalam
acara Lokmin.

8. Susunan Acara

59
N KEGIATAN MAHASISWA MASYARAKAT WAKTU
O
1 Pembukaan : Mengucap salam Menjawab salam 5 menit
Salam pembuka
2 Sambutan : Memperhatikan Memperhatikan 30 menit
Ketua Kelompok,
Pembimbing
institusi,
Ketua RW 11 dan
Ketua RT 06
3 Penyajian data Mahasiswa Memperlihatkan 30 menit
10. Diskusi dan Tanya menjelaskan dan Tanya jawab

jawab masalah
kesehatan di RT 06
RW 11
4 Penutup Menjelaskan dan Memperhatikan 20 Menit
mengucap salam dan menjawab
11. Kesimpulan hasil
salam
diskusi
12. Salam penutup

E. Kriteria Evaluasi
1. Evaluasi struktur
a. Diharapkan melakukan konsul materi dan prosedur pelaksanaan lokmin
oleh dosen pembimbing Institusi.
b. Diharapkan sarana dan prasarana yang dibutuhkan saat lokmin telah
disiapkan oleh kelompok
c. Diharapkan mengundang melalui whatsapp group perwakilan RT 06
RW 11

2. Evaluasi proses

60
Diharapkan perwakilan masyarakat aktif dalam proses jalannya acara Loka
Karya Mini 1 dengan Tanya jawab dengan mahasiswa untuk melakukan
kegiatan-kegiatan selanjutnya setelah Loka Karya Mini 1.

3. Evaluasi hasil
a. Diharapkan mahasiswa saling mengenal dengan masyarakat.
b. Tergalinya Data awal permasalahan kesehatan di RT 06 RW 11.
c. Diharapkan mahasiswa dengan masyarakat dapat menjalin kontrak kerja.

F. ANALISA DATA

ANALISA DATA
DATA PENUNJANG Masalah Keperawatan
No.
(angket, wawancara, observasi)
1. Berdasarkan wawancara penyakit saat ini Resiko terjadinya peningkatan
sebagian besar dari kelompok dewasa dan lansia kasus hipertensi di RT 06
mengalami hipertensi Kebayoran Lama Utara, Jakarta
Selatan
Hasil wawancara:
• Sebagian masyarakat belum mengetahui

61
cara pencegahan dan perawatan hipertensi.
• Sebagian besar penderita hipertensi belum
menerapkan pola hidup sehat seperti
olahraga secara teratur, tidak merokok,
istirahat yang cukup, dll.
• Sebagian besar penderita hipertensi belum
menerapkan diit rendah garam.
• Sebagian besar masyarakat belum
mengetahui akibat lanjut dari hipertensi.

Hasil Observasi:
Masyarakat di RT 06 RW 011 Kebayoran Lama
lansia memeriksakan kesehatan mereka ke
pelayanan kesehatan seperti Puskesmas.
2. Berdasarkan wawancara penyakit saat ini Resiko terjadinya peningkatan
sebagian besar dari kelompok dewasa dan lansia kasus asam urat di RT 06
mengalami asam urat Kebayoran Lama Utara, Jakarta
Selatan.
Hasil Wawancara :
• Sebagian besar masyarakat belum mengetahui
cara pencegahan dan diit asam urat
• Sebagian besar penderita asam urat belum
menerapkan pola hidup sehat seperti olahraga
secara teratur, tidak merokok, istirahat yang
cukup, dll.

Hasil Observasi :
Dari beberapa lansia yang mengalami asam urat
jarang memeriksakan kesehataannya ke
pelayanan kesehatan seperti puskesmas.
3. Berdasarkan wawancara penyakit saat ini Resiko terjadinya peningkatan
sebagian besar dari kelompok dewasa dan lansia kasus diabetes mellitus di RT 06
mengalami diabetes mellitus Kebayoran Lama Utara, Jakarta
Selatan
Hasil Wawancara :
• Sebagian besar masyarakat belum mengetahui
cara pencegahan dan diit diabetes mellitus
• Sebagian besar penderita diabetes mellitus
belum menerapkan pola hidup sehat seperti
olahraga secara teratur, pola makan, tidak

62
merokok, istirahat yang cukup, dll.

Hasil Observasi :
Dari beberapa lansia yang mengalami diabetes
mellitus jarang memeriksakan kesehatannya ke
pelayanan kesehatan seperti puskesmas.
4. Berdasarkan wawancara dengan Bapak RT Perilaku Kesehatan cenderung
belum ditemukan kasus Covid-19 di RT 06 beresiko kasus Covid-19 di RT 06
namun di kelurahan yang berbatasan dengan RW Kebayoran Lama Utara, Jakarta
011 sudah ditemukan kasus PDP Selatan.
Hasil Wawancara :
• Sebagian besar masyarakat belum mengetahui
cara pencegahan kasus Covid-19
• Sebagian besar penduduk RT 06 belum
menerapkan pola hidup sehat seperti memakai
masker, cuci tangan dan menjaga jarak

Hasil Observasi :
Saat ini sebagian besar dari kelompok remaja
masih tampak berkumpul di taman tanpa
memakai masker

FORMAT SKORING MASALAH

ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS

A. Prioritas Diagnosa Keperawatan


Setelah dilakukan analisis data, maka dapat ditegakkan diagnosa keperawatan
komunitas. Dari beberapa diagnosa keperawatan yang ditegakkan, akan
diselesaikan berdasarkan prioritas masalah. Prioritas penyelesaian masalah
keperawatan komunitas, diperoleh berdasarkan skoring yang telah dilakukan
oleh mahasiswa dan masyarakat.

63
No Masalah Karakteristik
Kesehatan A B C D E F
Total
Score
Bobot Bobot Bobot Bobot Bobot Bobot
1-3 1-3 1-3 1-3 1-3 1-3
1 Hipertensi 1 1 1 2 3 2 10
2 DM 1 1 1 2 3 2 11
3 Asam urat 2 1 2 2 3 2 12
4 kasus 1 1 3 3 3 3 15
Covid-19

Keterangan Pembobotan:

1. Rendah
2. Cukup
3. Tinggi

Keterangan Abjad :

A. Kesadaran masyarakat akan masalah


B. Motovasi masyarakat untuk menyelesaikan masalah
C. Kemampuan perawat dalam menyelesaikan masalah
D. Ketersediaan ahli/pihak terkait terhadap penyelesaian masalah
E. Dampak terhadap masyarakat jika masalah tidak terselesaikan
F. Mempercepat penyeselaian masalah dengan solusi penyelesaian masalah

64
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS

Data Diagnosis keperawatan NOC NIC


Berdasarkan hasil observasi : Perilaku kesehatan cenderung Prevensi Primer Prevensi primer
1. Masih banyak warga yang berisiko pada penyakit Covid-
tidak menggunakan masker Pengetahuan : manajemen Pendidikan kesehatan (5510)
19 di RT 06 RW 11 Kelurahan
saat berada diluar rumah penyakit akut (1844)
Kebayoran Lama Jakarta Selatan 1. Targetkan sasaran pada
2. Masih banyak remaja yang 1. Dipertahankan pada kelompok beresiko tinggi
berkumpul disuatu tempat pengetahuan terbatas (2) dan rentang usia yang akan
tanda dan gejala penyakit mendapat manfaat besar dari
Berdasarkan wawancara melalui ditingkatkan ke pengetahuan pendidikan kesehatan.
whatsapp : banyak (4) 2. Tentukan pengetahuan
1. Sebagian masyarakat belum 2. Dipertahankan pada kesehatan dan gaya hidup
mengetahui cara pengetahuan terbatas (2) perilaku saat ini pada
pencegahan COVID -19. strategi untuk mencegah individu, komunitas , atau
2. Sebagian masyarakat belum komplikasi ditingkatkan ke kelompok sasaran.
mengetahui cara cuci tangan pengetahuan banyak (4) 3. Tekankan manfaat kesehatan
yang tepat Pengetahuan : proses penyakit positif yang langsung atau
3. Sebagian masyarakat belum (1803) (manfaat) jangka pendek
mengetahui bagaimana yang bisa diterima oleh
meningkatkan imunitas 1. Dipertahankan pada perilaku gaya hidup positif
4. Sebagian masyarakat belum pengetahuan terbatas (2 ) dari pada (menekankan
mengetahui minuman sumber-sumber informasi pada) manfaat jangka
tradisional untuk penyakit spesifik yang panjang atau efek negatif
meningkatkan imunitas terpercaya ditingkatkan ke dari ketidak patuhan.
5. .Sebagian masyarakat pengetahuan sangat banyak Memfasilitasi pembelajaran
(5)

82
belum mengetahui 2. Dipertahankan pada (5520)
manajemen stress dan pengetahuan terbatas (2 )
olahraga tanda dan gejala penyakit 1. Buat isi pendidikan
yang terpercaya ditingkatkan kesehatan sesuai dengan
ke pengetahuan sangat kemampuan kognitif,
banyak (5) psikomotor, dan afektif
3. Dipertahankan pada pasien.
pengetahuan terbatas (2 ) 2. Ciptakan lingkungan yang
faktor-faktor penyebab dan kondusif untuk belajar.
faktor yang berkontribusi 3. Gunakan nakan bahasa yang
yang terpercaya ditingkatkan umum digunakan.
ke pengetahuan sangat 4. Jelaskan kata-kata yang sulit
banyak (5) dimengerti dorong pasien
Pengetahuan : perilaku sehat untuk berpartisipasi aktif.
(1805) 5. Beri waktu untuk pasien
bertanya dan mendiskusikan
1. Dipertahankan pada pikirannya.
pengetahuan terbatas (2) 6. Jawab pertanyaan pasien
tehnik skrining sendiri dengan benar.
ditingkatkan ke pengetahuan Pengajaran prosedur/tindakan
banyak (4) (5618)
2. Dipertahankan pada
pengetahuan terbatas (2) 1. Informasikan pada pasien
perlindungan kesehatan pada orang terdekat
ditingkatkan ke pengetahuan mengenai kapan dan dimana
banyak (4) tindakan akan dilakukan
Pengetahuan : gaya hidup sehat jelaskan
(1855) 2. Tujuan tindakan yang akan
dilakukan

83
1. Dipertahankan pada 3. Informasikan pasien agar
pengetahuan sedang (3) pasien ikut terlibat dalam
manfaat olah raga teratur proses penyembuhannya
ditingkatkan ke pengetahuan 4. Libatkan komunitas atau
sangat banyak (5) orang terdekat jika
2. Dipertahankan pada memungkinkan.
pengetahuan sedang (3) Prevensi sekunder
strategi untuk membatasi
lemak jenuh dan diabetes Manajemen perilaku (4350)
melitus ditingkatkan ke 1. Berikan pasien tanggung
pengetahuan sangat banyak jawab terhadap
(5) perilakukanya (sendiri)
Prevensi sekunder 2. Gunakan suara bicara lembut
Kepatuhan perilaku (1600) dan rendah
3. Jangan memojokan pasien
1. Dipertahankan pada jarang 4. Turunkan (motofasi)
dilakukan (2) melakukan perilaku pasif – agresif
aktifitas hidup harian sesuai 5. Hindari mendebat pasien
dengan energi dan toleransi Modifikasi perilaku (4360)
ditingkatkan ke sering
dilakukan (4) 1. Dukung untuk mengganti
2. Dipertahankan pada jarang kebiasaan yang tidak
dilakukan (2) menggunakan diinginkan dengan kebiasaan
jasa pelayanan kesahatan yang diinginkan
sesuai dengan kebutuhan 2. Dukung pasien untuk
ditingkatkan ke sering memeriksa perilakunya
dilakukan (4) sendiri
3. Bantu pasien dalam

84
Kontrol gejala (1608) mengidentifikasi meski[un
hanya keberhasilan kecil
1. Dipertahankan pada jarang 4. Pilah-pilah perilaku menjadi
menunjukan (2) atau bagian bagian kecil untuk
memantau munculnya gejala dirubah menjadi unit-unit
ditingkatkan ke sering perilaku yang terukur
menunjukan (4) (misalnya, berhenti merokok
2. Dipertahankan pada jarang : jumlah rokok yang dihisap)
menunjukan (2) melakukan 5. Fasilitasi keterlibata
tindakan pencegahan komunitas dalam proses
ditingkatkan ke sering modifikasi (perilaku),
menunjukan (4) dengan cara yang tepat
3. Dipertahankan pada jarang 6. Cegah memberi penguatan
menunjukan (2) melakukan positif dari perilaku-perilaku
tindakan untuk mengurangi yang tidak diinginkan, dan
gejala ditingkatkan ke sering penguatan diberikan pada
menunjukan (4) penggantian perilaku yang
Deteksi faktor resiko (1908) diinginkan
1. Dipertahankan pada jarang Skrinning kesehatan (6520)
menunjukan (2) mengetahui 1. Tentukan populasi target
riwayat penyakit dalam untuk (dilakukannya)
komunitas diktingkatkan ke pemeriksaan kesehatan
sering menunjukan (4) 2. Instruksikan pasien akan
2. Dipertahankan pada jarang rasionalisasi dan tujuan
menunjunkan (2) melakukan pemeriksaan kesehatan serta
pemeriksaan mandiri sesuai pemantauan diri
waktu yang dianjurkan 3. Dapatkan riwayat kesehatan
ditingkatkan ke sering komunitas, yang sesuai

85
menunjukan (4) 4. Beri saran pada pasien (yang
Status kesehatan komunitas memiliki hasil) dengan
(2701) temuan abnormal mengenai
alternatif pengobatan atau
1. Dipertahankan pada cukup kebutuhan untuk
baik (2) status kesehatan (dilakukannya) evaluasi
orang dewasa dan lansia lebih lanjut
ditingkatkan ke sangat baik 5. Berikan privasi dan
(4) kerahasiaan
2. Dipertahankan pada cukup 6. Berikan kenyamanan selama
baik (2) tigkatkan prosedur skrining
pasrtisipasi dalam program Prevensi tersier
kesehatan komunitas
ditingkatkan ke sangat baik Dokumentasi (7920)
(4)
Prevensi tersier 1. Catat hasil pengkajian
dengan lengkap dicatatan
Partisipasi tim kesehatan dalam awal
komunitas (2605) 2. Dokumentasikan pengkajian,
diagnosis, dan intervensi
1. Dipertahankan pada jarang keperawatan beserta
menunjukan (2) bekerja outcome perawatan yang
sama dalam menentukan diberikan
perawatan ditingkatkan ke 3. Catat semua data yang
sering menunjukan (4) masuk sesegera mungkin
2. Dipertahankan pada jarang 4. Catat dengan tepat tanggal
menunjukan (2) membuat waktu prosedur atau
keputusan ketika pasien konsultasi dengan penyedia
tidak dapat melakukannya perawatan kesehatan lainnya

86
ditingkatkan ke sering 5. Catat respon pasien terhadap
menunjukan (4) intervensi keperawatan
Penggunaan sumber yang ada di 6. Jaga kerahasiaan
komunitas (2108) dokumentasi keperawatan
Pengembangan kesehatan
1. masyarakat (8500)
1. Bantu anggota komunitas
untuk meningkatkan
kesadaran dan memberikan
perhatian mengenai masalah-
masalah kesehatan
2. Jaga komunikasi terbuka
dengan anggota dan lembaga
komunitas
3. Satukan anggota komunitas
dalam misi yang sama
4. Pastikan bahwa anggota
komunitas mempertahankan
kontrol pengambilan
keputusan
5. Fasilitasi implementasi dan
revisi dari rencana
komunitas
Pemasaran sosial di masyarakat (
8750)
1. Rancang rencana aksi
berdasarkan tujuan saling

87
menguntngkan yang
disepakati
2. Identifikasi kegiatan-
kegiatan khusus untuk setiap
tujuan, termasuk penamaan
peserta-peserta yang sesuai
3. Implementasikan rencana
kolaborasi bersama dengan
populasi sasaran
4. Pelihara keterlibatan secara
sukarela terkait dengan
perubahan-perubahan sosial
yang direncanakan
5. Berikan laporan-laporan
sesuai secara tepat waktu
6. Evaluasi rencana untuk
pencapaian tujuan dengan
pertimbangan yang
berkelanjutan dan
kemudahan untuk
didapatkan
7. Modifikasi rencana sesuai
kebutuhan.

88
G. POA (Plan Of Action)

No Masalah Tujuan Rencana Kegiatan Sasaran Waktu dan Tempat

1 Perilaku Kesehatan cenderung 1. Masyarakat Memberikan Warga Kediaman masing


beresiko kasus Covid-19 di RT 06 menyadari perilaku pendidikam masig via Whatsapp
Kebayoran Lama Utara, Jakarta hidup yang berisiko kesehatan tentang : 
Selatan menyebabkan
penularan Covid-19 1. Covid-19
2. PHBS (cuci
2. Masyarakat mampu tangan,
melaksanakan tugas pemakaian
keluarga untuk masker)
mengatasi masalah 3. Pshycal
agar tidak terjadi distansing dan
penyebaran / sosial distansing
penularan Covid-19 4. Peningkatan
imun (gizi dan
3. Masyarakat istirahat)
mengetahui yang 5. Manajamen
berisiko menyebabkan stress dan
mudahnya penyebaran kebutuhan
/ penularan Covid-19 aktivitas
di masyarakat olahraga

89
PERENCANAAN KEPERAWATAN KOMUNITAS
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS
RT 06 RW 11 KELURAHAN KEBAYORAN LAMA JAKARTA SELATAN
NO Diagnosa Tujuan Strategi Rencana Evaluasi Sumber Tempat Pe
Keperawat Intervensi Kegiatan ng
Umum Khusus Kriteria Standar
an
1. Perilaku Setelah Setelah dilakukan Kunjungan Melakukan Memiliki PPT tersebar ke Mahasis Rumah Ma
kesehatan dilakukan intervensi komunitas kunjungan kemampuan semua whatsapp wa masing a
cenderung intervensi keperawatan dengan komunitas terkait untuk masyarakat masing
beresiko keperawat bersama masalah 5 tugas komunitas melaksanakan warga
pada an pada masyarakat selama Covid-19 dalam tugas melalui
penyakit warga RT 3 minggu, pencegahan komunitas komunik
covid-19 di 06 RW 11 diharapkan penyebaran terkait masalah asi
Kelurahan covid-19: covid-19 :
RT 06 RW Masyarakat whatsapp
Kebayoran
11 mengerti tentang :
Lama 1. Pendidikan 1. Peningkatan 1. 100%
Kelurahan 1. Penkes tentang
Jakarta 1. covid-19 kesehatan pengetahuan komunitas
Kebayoran covid-19
Selatan 2. PHBS (cuci masyarakat binaan
Lama dalam 3 tentang mahasiswa
tangan dan pakai
Jakarta minggu, masker) covid-19. mengetahui
Selatan diharapkan 3. Pshycal tentang covid-
tidak distansing dan 19.
terjadi sosial distansing
masalah 4. Peningkatan 2. Demonstrasi 2. PHBS (cuci 2. 100%
peningkata imun (gizi dan cuci tangan 2. Peningkatan
tangan dan masyarakat
n kasus kesadaran

90
covid-19, istirahat) dan pakai masker) masyarakat mampu
dengan 5. Manajamen pemakaian untuk cuci melakukan cuci
indikator: stress dan masker tangan dan tangan dengan
kebutuhan memakai tepat dan
 Terjadi aktivitas masker. memakai
peningka olahraga masker
tan 3. Warga patuh
100% 3. Pemberian 3. pshycal tentang 3. 100%
masyara informasi distansing dan pishycal masyarakan
kat sosial distancing / melakukan
menyada distansing social pishycal
ri resiko distancing. distancing/socia
Covid- l distancing.
19 4. Masyarakat
4. Pemberian 4. peningkatan mengkonsu 4. 100%
informasi imun (gizi, msi makan masyarakat
dan minuman bergizi dan mengkonsumsi
Demonstra tradisional dan meminum makanan
si istirahat) minuman bergizi dan
pembuatan tradisional dapat membuat
minuman yang dibuat minuman
tradisional oleh tradisional
penambah mahasiswa untuk
imunitas untuk meningkatkan
meningkatka imunitas dan
n imun. beristirahat
yang cukup.

91
5. Peningkatan
5. Pemberian 5. manajamen masyarakan 5. 100%
informasi stress dan untuk masyarakat
kebutuhan melakukan dapat mengelola
aktivitas manajemen manajemen
olahraga stress yang stress dan
baik dan melakukan olah
aktivitas raga
olah raga

92
Implementasi dan Evaluasi Keperawatan Komunitas

No Masalah Rencana
. Keperawatan kegiatan Tujuan Evaluasi Hambatan Tindakan
Lanjut

1. Perilaku 1. Pendidikan 1. Tujuan umum Jumlah peserta whatsapp Terdapat beberapa Memotivasi
kesehatan kesehatan Setelah dilakukan grup sebanyak 8 orang hambatan pada peserta grup
cenderung tentang pendidikan (ketua RW 11, Ketua RT kegiatan untuk
berisiko pada covid-19. kesehatan tentang 06, Tokoh Masyarakat, implementasi ini menyebarkan
covid-19 di 2. PHBS Tokoh Agama, 3 Kader diantaranya : informasi yang
covid-19 selama
RT 06 RW 11 (cuci RT 06, Ketua Organisasi sudah di dapat
Kelurahan tangan dan 1x60 menit Remaja RT 06. Penkes dilakukan keseluruh
Kebayoran penggunaa diharapkan tidak 1. Struktur melalui grup masyarakat
Lama n masker). terjadi penyebaran a. Laporan pendahuluan, whatsapp yang tidak RW 11
Jakarta 3. Pishycal covid-19 di RT 06 SAP, dan materi dapat diikuti oleh Kelurahan
Selatan distancing/ RW 11 kelurahan tentang covid-19 telah semua masyarakat Kebayoran
social Kebayoran Lama dikonsultasikan dan Lama Jakarta
distancing disetujui pembimbing. Penkes tidak Selatan
Jakarta Selatan
b. Waktu, tempat dan dilakukan dengan
Hari/Tanggal sasaran kegiatan telah dengan video call
: 2. Tujuan khusus disepakati oleh pihak karena kesibukan
Kamis, 28 Setelah dilakukan terkait. peserta sehingga
Mei 2020 pendidikan c. Media dan alat yang peserta memilih
Pukul : kesehatan dibutuhkan telah chatting grup
09.00-10.00 diharapkan disiapkan.
WIB masyarakat mampu : 2. Proses Tidak bisa langsung
a. Peserta mengikuti mengevaluasi

93
pendidikan kesehatan masyarakat karena
4. Pendidikan 1. Menyebutkan secara aktif dan PSBB
kesehatan tentang covid-19 antusias.
tentang 2. PHBS (demonstrasi b. Peserta berdiskusi dan
peningkata cuci tangan dan Tanya jawab dengan
n imun dan pakai masker) mahasiswa tentang
istirahat 3. Pshycal distansing covid-19
yang dan sosial 3. Hasil
cukup distansing Peserta antusias
serta 4. Peningkatan imun mengikuti penkes dan
demonstra (gizi, demonstrasi dapat lebih memahami
si membuat minuman tentang tentang :
pembuatan tradisional dan a. covid-19
minuman istirahat) b.PHBS (demonstrasi
tradisional. 5. Manajamen stress cuci tangan dan pakai
dan kebutuhan masker)
Hari/Tanggal aktivitas olahraga c. Pshycal distansing dan
: sosial distansing
Jumat, 29 d.Peningkatan imun
Mei 2020 (gizi, demonstrasi
Pukul : membuat minuman
09.00-10.00 tradisional dan
WIB istirahat)
e. Manajamen stress dan
5. Pendidikan kebutuhan aktivitas
kesehatan olahraga
tentang
manajame

94
n stress
dan
kebutuhan
aktivitas
olahraga

Hari/Tanggal
:
Sabtu, 30
Mei 2020
Pukul :
09.00-10.00
WIB

95
BAB IV
PEMBAHASAN

Pendekatan proses asuhan keperawatan komunitas meliputi tahapan pengkajian,


penetapan diagnosa berdasarkan skoring, perencanaan keperawatan komunitas,
implementasi serta evaluasi (Effendy, 2009). Proses asuhan keperawatan
komunitas yang dilakukan di RT 06 RW 11 berlangsung selama 3 minggu sejak
tanggal 11 Mei - 5 Juni 2020 dengan menggunakan model community as partner.
Dimana dalam aplikasi proses asuhan keperawatan komunitas tersebut,
masyarakat RT 06 RW 11 tidak hanya dijadikan sebagai target atau sasaran tetapi
juga sebagai mitra mahasiswa dalam melaksanakan asuhan keperawatan
komunitas mulai dari pengkajian sampai dengan evaluasi.

Analisa proses asuhan keperawatan komunitas pada laporan ini akan dilakukan
dengan menggunakan Analisis SWOT yang mencakup analisa faktor kekuatan
(Strength), analisa faktor kelemahan (Weakness), analisa faktor peluang
(Opportunity), serta analisa terhadap ancaman (Threat) yang terjadi pada setiap
tahapan proses.

A. Pengkajian
Pengkajian merupakan tahapan pertama dalam proses asuhan keperawatan. Fase
awal dari pengkajian keperawatan komunitas adalah mengenal secara umum
wilayah serta membuat kontrak dengan masyarakat RT 06 RW 11. Komunitas
adalah sekelompok sosial yang ditentukan oleh ruang lingkup geografis atau nilai
serta ketertarikan yang umum. Komunitas juga memiliki makna kesamaan
hubungan, gaya hidup, frekuensi kontak, dan keintiman yang lebih besar di antara
individu yang tinggal dalam sebuah komunitas (Brooker, 2008).

Pada praktik keperawatan komunitas ini, mahasiswa STIKes Pertamedika


ditempatkan di wilayah RT 06 RW 11 Kelurahan Kebayoran Lama Jakarta
Selatan. Pada RW 11 Kelurahan Kebayoran Lama, Jakarta Selatan secara
geografis memiliki batas wilayah sebagai berikut :

Utara : jl. Dukuh RW 005


Selatan : RW 009 Kelurahan Kebayoran Lama
Barat : jl. Cileduk Raya
Timur : RW 003 Kelurahan Kebayoran Lama

Tujuan pengkajian kesehatan komunitas diantaranya untuk mengidentifikasi


kebutuhan komunitas, mengklarifikasi masalah kesehatan komunitas, serta
mengidentifikasi kekuatan dan sumber-sumber yang ada di komunitas tersebut.

Jenis-jenis instrument yang digunakan pada pengkajian komunitas ini diantaranya


adalah angket, wawancara, dan hasil Winshield Surveyr dari kader kesehatan serta
pengurus RT untuk mendapatkan data demografi, nilai dan keyakinan,
karakteristik lingkungan, pendidikan, pelayanan kesehatan dan sosial,
komunikasi, ekonomi dan rekreasi. Penyebaran angket dilakukan pada tanggal 11
Mei 2020 sampai dengan 14 Mei 2020. Dari hasil penyebaran angket ditemukan
masalah di RT 06 RW 11 diantaranya Hipertensi, Diabetes Mellitus, Asam Urat
dan Resiko Penyeberan Covid-19.

Analisa dari berbagai kegiatan yang telah dilakukan mahasiswa bersama


masyarakat pada tahap pengkajian keperawatan komunitas adalah sebagai
berikut :

1. Kekuatan (Strength)
Adanya keterlibatan dari kader kesehatan dan pengurus RW dan RT
mulai dari tahap mengidentifikasi masalah, dan tahap klarifikasi
masalah atau tahap pengumpulan data.
2. Kelemahan (Weakness)
a. Jumlah maskyarakat yang berdomisisli di RT 06 cukup padat
sehingga tidak memungkinkan untuk dilakukan pengambilan data
kepada seluruh masyarakat yang dikarenakan pandemi covid-19
yang sedang terjadi sehingga akan memerlukan waktu yang cukup
lama.
b. Proses penyebaran angket dilakukan dalam waktu singkat yaitu
hanya dalam waktu 4 hari.
c. Penerimaan masyarakat terhadap keberadaan mahasiswa sangat
mendukung berbagai proses pada tahap pengkajian keperawatan
tetapi banyak sekali yang tidak mau dimasukkan ke dalam group
whatsapp dengan alasan memori yang sudah penuh.

3. Peluang (Opportunity)
a. Keberadaan mahasiswa di RT 06 RW 11 Kelurahan Kebayoran Lama
Jakarta Selatan telah mendapat ijin dari ketua RW 11.
b. Adanya kuesioner online pengkajian data awal, sehingga proses
penyusunan instrumen penelitian menjadi tidak begitu lama.

4. Ancaman (Threat)
Instrumen penelitian tidak dilakukan uji validitas dan reliabilitas secara
statistik, sehingga validitas instrument pengumpulan data belum diukur
dengan standar tertentu.

B. Perencanaan

Tahap perencanaan merupakan tahap penyusunan dan pengurutan masalah


sesuai prioritas, menetapkan tujuan dan kriteria hasil yang dapat diukur dan
mempunyai batasan waktu, menetapkan strategi intervensi dan rencana
evaluasi. Tahap perencanaan dilakukan setelah mengkaji kesehatan komunitas,
menganalisis data, dan menetapkan diagnosa keperawatan komunitas. Hasil
pengumpulan dan analisis data yang telah dikumpulkan mahasiswa bersama
dengan kader RT 06, dirumuskan dalam empat diagnosa keperawatan yaitu
masalah hipertensi, diabetes mellitu, asam urat dan resiko penyebaran covid-
19.
Diagnosa keperawatan yang telah dirumuskan kemudian di prioritaskan.
Prioritas ini ditetapkan berdasarkan enam komponen yaitu kesadaran
masyarakat terhadap masalah, motivasi masyarakat untuk menyelesaikan
masalah, kemampuan masyarakat untuk menyelesaikan masalah, tersedianya
fasilitas di masyarakat untuk menyelesaikan masalah, derajat keparahan
masalah, serta waktu untuk menyelesaikan masalah. Setelah tersusun prioritas
masalah kesehatan, selanjutnya dibuat rencana keperawatan dan POA (Plan Of
Action) berdasarkan diagnosa keperawatan yang telah di rumuskan. Dalam
rencana keperawatan dan POA juga ditentukan tujuan umum dan tujuan
khusus. Tujuan umum adalah pernyataan secara spesifik dari hasil akhir yang
diinginkan. Tujuan khusus memiliki prinsip SMART yaitu Spesifik,
measurable (dapat diukur), acceptable (mudah dicapai), reliable (sesuai
masalah), dan time (ada batasan yang jelas).

Analisis yang didapat pada saat dilakukan pelaksanaan penyusunan


perencanaan adalah :

1. Kekuatan (Strength)
a. Adanya dukungan dari Ketua RW, Ketua RT, para kader serta wakil
dari organisasi remaja dibuktikan dengan kehadirannya pada
pertemuan pertama pada saat pemaparan masalah yang ditemukan
dan penyusunan rencana keperawatan serta bersama-sama
menyusun rencana kerja (POA)
b. Peserta yang hadir pada pertemuan pertama bersedia
mengemukakan pendapatnya masing-masing.
2. Kelemahan (Weakness)
a. Keterbatasan waktu pelaksanaan kegiatan sedangkan rencana
kegiatan yang disusun sangat banyak.
b. Peserta mengikutinya hanya bersedia melalui chatting grup tidak
mau video call .
3. Peluang (Opportunity)
a. Adanya dukungan dari Ketua RW 11 dan warga RT 06 kelurahan
Kebayoran Lama Jakarta Selatan.
4. Ancaman (Threat)
Dalam proses perencanaan ini tidak ada ancaman yang harus
diantisipasi.

C. Implementasi
Implementasi merupakan tahap realisasi dari apa yang telah direncanakan oleh
mahasiswa bersama dengan masyarakat terkait masalah kesehatan yang telah
teridentifikasi. Implementasi dilaksanakan bertujuan untuk masalah kesehatan
yang sedang mewabah di Dunia yaitu Covid-19. Kegiatan implementasi yang
telah dilakukan mahasiswa bersama dengan Ketua RW 11, Ketua RT 06, Kader
kader RT 6, Tokoh masyarakat dan agama serta perwakilan organisasi remaja
RT 06 Kelurahan Kebayoran Lama Jakarta Selatan.

1. Masalah Kesehatan Covid-19


Melakukan Pendidikan kesehatan dan praktek cuci tangan yang dilakukan
pada tanggal 26 Mei 2020.

Analisa SWOT untuk kegiatan ini adalah :

a. Kekuatan (Strength)
1) Tersedianya fasilitas tempat untuk melaksanakan Pendidikan
kesehatan.
2) Kegiatan yang dilakukan mahasiswa diterima dengan baik oleh warga
RT 06 RW 11.
3) Mahasiswa mengajak warga untuk melakukan Cuci tangan dengan
sabun atau hand sanitizer.
b. Kelemahan (Weakness)
1) Tidak semua warga dapat ikut pendidikan kesehatan di whatsapp grup.
2) Pendidikan kesehatan di setujui peserta hanya dengan chatting grup
whatsapp bukan videocal.
c. Peluang (Opportunity)
1) Warga yang mengikuti acara Pendidikan kesehatan dan praktek cuci
tangan berpartisipasi sangat aktif
2) Tersedianya grup online untuk melakukan implementasi
d. Ancaman (Threat)
Dalam proses implementasi ini tidak ada ancaman yang harus diantisipasi.

D. Evaluasi
Evaluasi merupakan tahapan akhir dari proses keperawatan. Tujuan pada
tahap ini adalah untuk membandingkan rencana keperawatan yang telah
ditetapkan bersama antara mahasiswa dengan masyarakat RT 06 RW 11
dengan implementasi yang telah dilakukan untuk menyelesaikan masalah
kesehatan yang telah teridentifikasi. Proses evaluasi dilaksanakan juga
bertujuan untuk menentukan rencana tindak lanjut dari proses implementasi
yang akan dilakukan oleh masyarakat sesuai tingkat kemandirian yang
dimiliki masyarakat saat ini. Kegiatan evaluasi dan terminasi telah
dilaksanakan pada hari, tanggal 2 Juni 2020.

Analisa SWOT terhadap kegiatan evaluasi dan terminasi adalah sebagai


berikut :

Kekuatan (Strength)
1. Hasil laporan masing-masing kegiatan telah terkumpul
2. Materi dan media untuk kegiatan evaluasi telah dipersiapkan dengan baik
sebelum pelaksanaan
3. Sambutan terhadap kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan sangat baik dan
mendukung.
Kelemahan (Weakness)

Tidak bisa memantau langsung aktifitas warga karena pandemi covid-19


sehingga evaluasi hanya didapat dari rekaman video

Peluang (Opportunity)

Tersedianya handphone untuk bukti melakukan evaluasi

Ancaman (Threat)

Dalam proses evaluasi ini tidak ada ancaman yang harus diantisipasi.
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Kegiatan praktek keperawatan komunitas yang dilakukan oleh mahasiswa
Program Profesi Keperawatan STIKes Pertamedika di RT 06 RW 11
Kelurahan Kebayoran Lama Jakarta Selatan yang dilakukan sejak tanggal 11
Mei - 5 Juni 2020, telah mengidentifikasi 4 masalah keperawatan komunitas,
yaitu masalah hipertensi, diabetes mellitus, asam urat, resiko penyebaran
Covid-19. Dari empat masalah tersebut, masalah covid-19 menjadi prioritas
masalah yang diselesaikan dan mahasiswa melakukan implementasi
berdasarkan perencanaan yang telah dibuat bersama untuk menyelesaikan
masalah kesehatan tersebut. Bentuk-bentuk implementasi yang dilakukan untuk
mengatasi masalah-masalah tersebut berupa pendidikan kesehatan tentang
covid, PHBS (cuci tangan dan pakai masker), pishycal distansing dan sosial
distansing, peningkatan imun (gizi , obat tradisional minuman jahe madu dan
istirahat), manajamen stress dan kebutuhan aktivitas olahraga.
Berdasarkan evaluasi hasil kegiatan asuhan keperawatan komunitas yang telah
dilakukan didapatkan kesimpulan sebagai berikut:
1. Terdapat peningkatan pengetahuan dan keterampilan masyarakat dalam
hal melakukan perawatan masalah covid-19. Ketua RW, Ketua RT 06,
Kader kesehatan, tokoh masyarakat dan agama serta perwakilan organisasi
remaja di RT 06 RW 11 aktif dan kooperatif dalam setiap kegiatan yang
diadakan bersama mahasiswa.
2. Mahasiswa telah mengaplikasikan konsep asuhan keperawatan komunitas
yang telah dipelajar, antara lain proses keperawatan komunitas,
pengorganisasian kelompok dan community as partner.
B. Saran
Selama dilakukan praktek asuhan keperawatan komunitas selama 4 minggu di
RT 06 RW 11 Kelurahan Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, terdapat beberapa
hal yang harus ditindaklanjuti untuk meningkatkan derajat kesehatan
masyarakatnya. Adapun saran yang dapat diberikan seperti melakukan
Pendidikan kesehatan dan pemeriksaan kesehatan gratis setiap bulannya dan
memberikan senam hipertensi, senam kaki diabetik dan peragaan kompres jahe
untuk asam urat secara rutin atau terjadwal serta memberikan informasi kepada
warga jika diadakannya Pendidikan Kesehatan tersebut.
LAMPIRAN
LAMPIRAN 1

LAPORAN PENDAHULUAN

1. LOKA KARYA MINI I


2. LOKA KARYA MINI II
3. IMPLEMENTASI PENKES TENTANG COVID-19,
PHBS CUCI TANGAN DAN PEMAKAIAN MASKER
SERTA PISHYCA DISTANCING / SOCIAL
DISTANCING
4. IMPLEMENTASI PENINGKATAN IMUN (GIZI,
MINUMAN TRADISIONAL AIR JAHE MADU DAN
ISTIRAHAT).
5. IMPLEMENTASI MANAJEMEN STRESS DAN
KEBUTUHAN AKTIVITAS OLAHRAGA.
LAMPIRAN 2

SATUAN ACARA
PENYULUHAN

1. IMPLEMENTASI PENYULUHAN TENTANG COVID-19


2. PHBS (CUCI TANGAN DAN MASKER)
3. IMPLEMENTASI PISHYCAL DISTANCING / SOCIAL
DISTANCING
4. IMPLEMENTASI PENINGKATAN IMUN ( GIZI,
MINUMAN TRADISIONAL DAN ISTIRAHAT
5. IMPLEMENTASI MANAJEMEN STRESS DAN
KEBUTUHAN OLAHRAG

Anda mungkin juga menyukai