JAKARTA SELATAN
2020
LAPORAN HASIL PRAKTIK PROFESI PELAYANAN DAN ASUHAN
KEPERAWATAN KOMUNITAS : FOKUS MASALAH COVID-19
DI RT 06 RW 11 KELURAHAN KEBAYORAN LAMA
JAKARTA SELATAN
KELOMPOK RT 06 RW 11
Arif Trihardianto
Arini Dwi Astuti
Arvi Iswanto
Dwi Siwi Suryaningtyas
Rizka Rahma Ambarwati
Sri Lestari
i
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PERTAMEDIKA PROGRAM
STUDI PROFESI NERS KEPERAWATAN
Juni 2020
ABSTRAK
Derajat kesehatan masyarakat dipengaruhi oleh empat faktor utama, yakni:
lingkungan, perilaku, pelayanan kesehatan, dan keturunan (herediter). Maka dari
itu, upaya untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat
harus ditunjukkan pada keempat faktor utama tersebut secara bersama-sama.
Pendidikan atau promosi kesehatan pada hakikatnya adalah upaya intervensi yang
ditujukan pada faktor perilaku. Namun pada kenyataannya tiga faktor yang lain
perlu intervensi pendidikan dan promosi kesehatan juga, karena perilaku juga
berperan pada faktor-faktor tersebut. Apabila lingkungan baik dan sikap
masyarakat pofitif maka lingkungan dan fasilitas tersebut niscaya akan
dimanfaatkan atau digunakan oleh masyarakat. Dalam kegiatan komunitas ini
kami melaksanakannya di RT 06 RW 11 dengan jumlah ±322 KK,langkah awal
saat menjalani keperawatan komunitas mahasiswa menyebar angket untuk
mengetahui masalah kesehatan yang ada di RT 06 RW 11, dalam melaksanakan
penyebaran mahasiswa mengambil sampel dari semua jumlah populasi KK yang
ada secara accidental sampling. Dari hasil penyebaran angket teridentifikasi 3
masalah penyakit, diantaranya hipertensi (67%), diabetes mellitus (23%), asam
urat (13%). Tetapi pada masa pandemi covid-19 ini, telah disepakati oleh para
mahasiswa untuk melakukan suatu kegiatan untuk mencegah penyebaran virus
covid-19 dengan memberikan suatu implementasi selama 3 minggu. Dari hasil
evaluasi, ditemukan adanya peningkatan pengetahuan masyarakat dalam
melakukan pencegahan penyebaran covid-19 sehingga diharapkan masyarakat RT
06 RW 11 dapat menangani dan memelihara kesehatannya dengan baik dan
mandiri.
Kata Kunci : Covid-19, Keperawatan Komunitas
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
Rahmat dan KaruniaNya sehingga mahasiswa dapat menyelesaikan laporan yang
berjudul “Laporan Hasil Praktik Profesi Keperawatan Komunitas Dan Asuhan
Keperawatan Komunitas Fokus Pada Masalah Covid-19 Di RT 06 RW 11,
Kelurahan Kebayoran Lama, Jakarta Selatan”.
Laporan ini dibuat untuk memenuhi tugas akhir mata ajar Keperawatan
Komunitas pada Program Studi Profesi Ners Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan PERTAMEDIKA.
Mahasiswa menyadari banyak pihak yang turut membantu sejak awal penyusunan
sampai selesainya laporan ini. Pada kesempatan ini mahasiswa ingin
menyampaikan ucapan terima kasih kepada :
1. Bapak Muhammad Ali, SKM., M.Kep. selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan PERTAMEDIKA.
2. Ibu Ns. Elly Junalia, S.Kep, M.Kep.selaku koordinator mata ajar Keperawatan
Keluarga dan Komunitas.
3. Ibu Wasijati, SKP., M.Si. selaku Kepala Program Studi S1 Keperawatan
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan PERTAMEDIKA.
4. DR. Lenny Rosbi Rimbun, SKp., M.Si., M.Kep., Rian Agus Setiawan, S.Kep.,
Ns., Nilla Rostarina, S.Kep., Ns. Elly Junalia, S.Kep, M.Kep., Ns., Heny
Fitriany, SAB., SKM., M.Kes selaku pembimbing dengan kesabaran dan
kebaikannya telah membimbing mahasiswa selama proses praktik kerja
lapangan ini.
5. Ketua RW 11 Kelurahan Kebayoran Lama, Jakarta Selatan.
6. Ketua RT 06 Kelurahan Kebayoran Lama, Jakarta Selatan
7. Tokoh Masyarakat dan Kader di Lingkungan RT 06 RW 11 Kelurahan
Kebayoran Lama Jakarta Selatan.
8. Seluruh wakilan masyarakat RT 06 RW 11 yang telah ikut berpartisipasi.
9. Semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu yang turut
berpartisipasi sehingga selesainya laporan ini.
iii
Mahasiswa menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini banyak sekali
kekurangannya, sehingga saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan
demi perbaikan penulisan dan penyusunan hasil laporan di masa mendatang.
Mahasiswa
iv
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN.....................................................................................i
ABSTRAK...............................................................................................................ii
KATA PENGANTAR............................................................................................iii
DAFTAR ISI............................................................................................................v
DAFTAR SKEMA...................................................................................................x
DAFTAR LAMPIRAN...........................................................................................xi
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
A. Latar Belakang..........................................................................................1
B. Tujuan........................................................................................................3
BAB II......................................................................................................................5
TINJAUAN TEORI.................................................................................................5
A. Paradigma Sehat........................................................................................5
BAB III..................................................................................................................28
BAB IV................................................................................................................100
PEMBAHASAN..................................................................................................100
v
A. Pengkajian.............................................................................................100
B. Perencanaan...........................................................................................102
C. Implementasi.........................................................................................104
D. Evaluasi.................................................................................................107
A. Kesimpulan............................................................................................108
B. Saran......................................................................................................108
vi
DAFTAR DIAGRAM
vii
Tabel 3.20 Distribusi Kuesioner Berdasarkan Masalah Penggunaan Alat
Kontarsepsi
Tabel 3.23 Distribusi Kuesioner Berdasarkan Jenis Masalah Yang Terjadi Pada
Anak Sekolah
viii
DAFTAR SKEMA
ix
DAFTAR LAMPIRAN
x
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
kesehatan adalah keadaan sehat baik secara fisik, mental, spiritual, maupun
sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang paling baru ini memang lebih luas
bahwa kesehatan adalah keadaan sempurna, baik fisik, mental, maupun sosial,
dan tidak hanya bebas dari penyakit dan cacat. Pada batasan yang terdahulu,
kesehatan itu hanya mencakup tiga aspek, yakni; fisik, mental, dan sosial,
lima aspek yakni fisik (badsqan), mental (jiwa), sosial, spiritual, ekonomi.
Hal ini berarti kesehatan seseorang tidak hanya diukur dari aspek fisik, mental,
spiritual, dan sosial saja, tetapi juga diukur dari produktivitasnya dalam arti
memasuki usia kerja, anak, dan remaja: atau bagi yang sudah tidak bekerja
(pensiun) atau usia lanjut, berlaku produktif secara sosial, yakni mempunyai
kegiatan, misalnya sekolah atau kuliah bagi anak dan kesehatan tersebut saling
atau menyeluruh.
1
Derajat kesehatan masyarakat dipengaruhi oleh 4 faktor utama, yakni:
yang ditujukan pada faktor perilaku. Namun pada kenyataannya 3 faktor yang
lain perlu intervensi pendidikan atau promosi kesehatan juga, karena perilaku
juga berperan pada faktor-faktor tersebut. apabila lingkungan baik dan sikap
adalah menjadi program studi Ners yang unggul dalam bidang pendidikan
2
Berkaitan dengan visi tersebut, mahasiswa S1 program profesi STIKes
padat, jarak satu rumah ke rumah yang lain berdempetan dan banyak gang
pertama dengan pengurus RW, RT, kader kesehatan dan tokoh masyarakat RT
3
pandemi Covid-19 jadi Rencana kerja yang telah disepakati meliputi
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
4
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Paradigma Sehat
1. Definisi Paradigma
Paradigma adalah suatu cara pandang mendasar atau cara kita melihat,
memikirkan, memaknai, menyikapi, serta memilih tindakan atas fenomena
yang ada. Paradigma merupakan suatu diagram kerangka berfikir yang
menjelaskan suatu fenomena yang mengandung berbagai konsep yang
terkait dengan fokus keilmuannya (Konsep Dasar Keperawatan oleh Ns.
Asmadi, S.Kep) dalam Hudaya, Isna (2010).
Beberapa pengertian dari paradigma:
a. Paradigma adalah hubungan teori-teori yang membentuk susunan yang
mengukur teori itu berhubungan satu dengan yang lain sehingga
menimbulkan hal-hal yang perlu diselidiki (DEPKES RI, 1980)
b. Paradigma adalah pola pikir dalam memahami dan menjelaskan aspek
tertentu setiap kenyataan (Ferguson, 1998)
c. Menurut Thomas Kuhn (1979) paradigma sebagai model, pola atau
pandangan dunia yang dilandasi pada dua karakterisktik yaitu
penampilan dari kelompok yang menunjukkan keberadaannya terhadap
sesuatu yang diyakini dan terbuka untuk penyelesaian masalah dalam
kelompoknya.
Berdasarkan pengertian tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa
paradigma kesehatan adalah suatu cara pandang yang mendasar atau cara
kita melihat, memikirkan, memberi makna, menyikapi, dan memilih
tindakan terhadap berbagai fenomena yang ada dalam bidang kesehatan.
2. Definisi Sehat
Pembangunan kesehatan pada hakekatnya adalah upaya yang dilaksanakan
oleh semua komponen Bangsa Indonesia yang bertujuan untuk
meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuanhidup sehat bagi
5
setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-
tingginya, sebagai investasi bagi pembangunan sumber daya manusia yang
produktifsecara sosial dan ekonomi. Keberhasilan pembangunan kesehatan
sangat ditentukan oleh kesinambungan antar upaya program dan sector,
serta kesinambungan dengan upaya-upaya yang telah dilaksanakan oleh
periode sebelumnya.
6
Program Indonesia sehat dilaksanakan dengan 3 pilar Utama yaitu,
paradigma sehat, penguatan pelayanan kesehatan dan jaminan kesehatan
nasional : 1) Pilar paradigm sehat dilakukan dengan strategi pengaruh
utama kesehatan dalam pembangunan, penguatan promotif, preventif dan
pemberdayaan masyarakat, 2) Penguatan kesehatan masyarakat dilakukan
dengan strategi peningkatan pelayanan kesehatan, optimalisasi system
rujukan, dan peningkatan mutu pelayanan kesehatan, menggunakan
pendekatan continuum of care dan intervensi berbasis resiko kesehatan, 3)
Sementara itu jaminan kesehatan nasional dilakukan dengan strategi
perluasan sasaran dan benefide serta kendali mutu dan kendali biaya.
7
b. Sehat Mental
Sehat mental dan sehat jasmani selalu dihubungkan satu sama lain
dalam pepatah kuno “jiwa yang sehat terdapat didalam tubuh yang
sehat” (Men Sana In Corpore Sano). Atribut seorang insan yang
memiliki mental yang sehat adalah sebagai berikut :
1) Selalu merasa puas dengan apa yang ada pada dirinya, tidak pernah
menyesal dan kasian terhadap dirinya, selalu gembira, santai dan
menyenangkan serta tidak ada tanda-tanda konflik kejiwaan.
2) Dapat bergaul dengan baik dan dapat menerima kritik serta tidak
mudah tersinggung dan marah, selalu pengertian dan toleransi
terhadap kebutuhan emosi orang lain.
3) Dapat mengontrol diri dan tidak mudah emosi serta tidak mudah
takut, cemburu, benci serta menghadapi dan dapat menyelesaikan
masalah secara cerdik dan bijaksana.
c. Kesejahteraan Sosial
Batasan kesejahteraan social yang ada disetiap tempat atau negara sulit
diukur dan sangat tergantung pada kultur, kebudayaan dan tingkat
kemakmuran masyarakat setempat. Dalam arti yang lebih hakiki,
kesejahteraan sosial adalah suasana kehidupan berupa perasaan aman
damai dan sejahtera, cukup pangan, sandang dan papan. Dalam
kehidupan masyarakat yang sejahtera masyarakat hidup tertib dan
selalu menghargai kepentingan orang lain serta masyarakat umum.
d. Sehat Spiritual
Spiritual merupakan komponen tambahan pada definisi sehat oleh
WHO dan memiliki arti penting dalam kehidupan sehari-hari
masyarakat. Setiap individu perlu mendapakan pendidikan formal
maupun informal, kesempatan untuk berlibur, mendengarkan alunan
lagu dan musik, siraman rohani seperti ceramah agama dan lainnya
agar tersedia keseimbangan jiwa yang dinamis dan tidak monoton.
8
Keempat komponen ini dikenal sebagai “Positive Health” karena lebih
realitis dibandingkan dengan definisi WHO yang hanya bersifat idealitik
semata-mata
3. Paradigma Sehat
Paradigma sehat merupakan cara pandang, pola pikir, atau model
pembangunan kesehatan yang bersifat holistik. Cara pandang ini
menekankan pada melihat masalah kesehatan yang dipengaruhi oleh
banyak faktor yang bersifat lintas sektor. Upayanya lebih diarahkan pada
peningkatan, pemeliharaan dan perlindungan kesehatan, bukan hanya
penyembuhan orang sakit atau pemulihan kesehatan. dengan
diterapkannya paradigma ini, diharapkan mampu mendorong masyarakat
untuk bersikap mandiri dalam menjaga kesehatan mereka sendiri melalui
kesadaran yang lebih tinggi pada pentingnya pelayanan kesehatan yang
bersifat promotif dan preventif (Hudaya, 2010).
9
Perubahan pemahaman tentang konsep sehat dan sakit makin kayanya
khasanah ilmu pengetahuan dengan informasi tentang determinan
penyebab penyakit yang multifaktoral telah menggugurkan paradigma
pembangunan kesehatan yang lebih mengutamakan pelayanan kesehatan
yang bersifat kuratif dan rehabilitatif. Pentingnya penerapan paradigma
pembangunan kesehatan baru, yaitu paradigma sehat merupakan upaya
untuk lebih meningkatkan kesehatan bangsa yang bersifat proaktif.
Paradigma sehat tersebut merupakan model pembangunan kesehatan yang
dalam jangka panjang mampu mendorong masyarakat untuk bersikap
mandiri dalam menjaga kesehatan mereka sendiri melalui kesadaran yang
lebih tinggi pada pentingnya pelayanan kesehatan yang bersifat promotif
dan preventif. Paradigma sehat ini pertama kali disampaikan oleh Menteri
Kesehatan RI Prof. Dr. F. A Moeloek dalam Rapat Sidang DPR Komisi VI
pada tanggal 15 september 1998 (Kebidanan Komunitas, 2007).
10
a. Pola pikir yang memandang kesehatan sebagai kebutuhan yang bersifat
pasif menjadi menjadi merupakan keperluan dan bagian dari Hak
Asasi Manusia (HAM).
b. Sehat bukan hal konsumtif, melainkan suatu investasi karena
menjamin tersedianya SDM yang produktif secara sosial dan ekonomi.
c. Kesehatan yang semula hanya berupa penanggulangan yang bersifat
jangka pendek kedepannya akan menjadi bagian dari upaya
pengembangan SDM yang bersifat jangka panjang.
d. Pelayanan kesehatan tidak hanya pelayanan medis yang melihat bagian
dari yang sakit / penyakit, tetapi merupakan pelayanan kesehatan
paripurna yang memandang manusia secara utuh.
e. Kesehatan tidak hanya sehat jasmani, tetapi juga sehat mental dan
sosial.
f. Pelayanan kesehatan tidak lagi terpecah-pecah (fragmented), tetapi
terpadu (integrated).
g. Fokus kesehatan tidak hanya pada penyakit, tetapi juga bergantung
pada permintaan pasar.
h. Sasaran pelayanan kesehatan bukan hanya masyarakat umum
(pelayanan kesehatan pada fasilitas kesehatan umum), melainkan juga
masyarakat swasta (pelayanan kesehatan untuk perorangan / pribadi
misalnya homecare.
i. Kesehatan bukan hanya menjadi urusan pemerintah, melainkan juga
menjadi urusan swasta.
j. Biaya yang ditanggung pemerintah adalah untuk keperluan publik
(seperti pemberantasan penyakit menular, Pendidikan kesehatan),
sedangkan keperluan lainnya perlu ditanggung bersama dengan
pengguna jasa.
k. Biaya kesehatan bergeser dan pembayaran setelah pelayanan menjadi
pembayaran di muka dengan model Jaminan Pemeliharaan Kesehatan
Masyarakat.
l. Kesehatan tidak hanya berfungsi sosial, tetapi juga dapat berfungsi
ekonomi.
11
m. Pengaturan kesehatan tidak lagi diatur dari atas (top down), tetapi
berdasarkan aspirasi dari bawah (bottom up).
n. Pengaturan kesehatan tidak lagi tersentralisasi, tetapi telah
terdesentralisasi.
o. Pelayanan kesehatan tidak lagi bersifat birokratis tetapi entrepreneur.
p. Masyarakat tidak sekedar ikut berperan serta, tetapi telah berperan
sebagai mitra.
(Entjang, 2000).
12
banyak sektor di luar kesehatan. Oleh karena itu, perlu diperhatikan
dampak pembangunan semua sektor di bidang kesehatan.
f. Adanya transisi demografis dan epidemiologis, tantangan global dan
regional, perkembangan IPTEK, tumbuhnya era desentralisasi, serta
maraknya demokratisasi segala bidang, mendorong perlunya upaya
peninjauan kebijakan yang ada serta perumusan paradigma baru
dibidang kesehatan.
13
b. Perilaku masyarakat Indonesia Sehat 2015 adalah perilaku proaktif
untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah terjadinya
resiko penyakit, melindungi diri dari ancaman penyakit serta
berpartisipasi aktif dalam gerakan kesehatan masyarakat.
c. Selanjutnya masyarakat mempunyai kemampuan untuk menjangkau
pelayanan kesehatan yang bermutu. Layanan yang tersedia adalah
layanan yang berhasil guna dan berdaya guna yang tersebar secara
merata di Indonesia. Dengan demikian terwujudnya derajat kesehatan
masyarakat yang optimal yang memungkinkan setiap orang hidup
produktif secara sosial dan ekonomi.
Misi :
Untuk dapat mewujudkan visi Indonesia Sehat 2015, ditetapkan empat
misi pembangunan kesehatan sebagai berikut :
a. Menggerakkan pembangunan nasional berwawasan kesehatan.
Keberhasilan pembangunan kesehatan tidak semata-mata ditentukan
oleh hasil kerja keras sektor kesehatan, tetapi sangat dipengaruhi oleh
hasil kerja keras serta kontribusi positif berbagai sektor pembangunan
lainnya. Untuk optimalisasi hasil kontribusi positif tersebut, harus
dapat diupayakan masuknya wawasan kesehatan sebagai asas pokok
program pembangunan. Dengan perkataan lain untuk dapat
terwujudnya Indonesia Sehat 2015, para penanggungjawab program
pembangunan harus memasukkan pertimbangan kesehatan dalam
semua kebijakan pembangunannya.
14
b. Mendorong kemandirian masyarakat untuk hidup sehat.
Kesehatan adalah tanggung jawab bersama dari setiap individu,
masyarakat, pemerintah, dan swasta. Apapun peran yang dimainkan
pemerintah, tanpa kesadaran individu dan masyarakat untuk secara
mandiri menjaga kesehatan mereka, hanya sedikit yang dapat dicapai.
Perilaku yang sehat dan kemampuan masyarakat untuk memilih dan
mendapat pelayanan kesehatan yang bermutu sangat menentukan
keberhasilan pembangunan kesehatan. Oleh karena itu, salah satu
upaya kesehatan pokok atau misi sektor kesehatan adalah mendorong
kemandirian masyarakat untuk hidup sehat.
15
dan meningkatkan kesehatan individu, keluarga, dan masyarakat
diperlukan pula terciptanya lingkungan yang sehat, dan oleh karena itu
tugas-tugas penyehatan lingkungan harus pula lebih diprioritaskan
5. Faktor Pendorong Paradigma Sehat
Program kesehatan yang menekankan upaya kuratif adalah “Health
Program for Human Development”. Paradigma sehat dicanangkan Depkes
pada tanggal 15 September 1998. Upaya pelayanan kesehatan yang
menekankan upaya kuratif – rehabilitatif kurang menguntungkan karena :
a. Melakukan intervensi setelah sakit
b. Cenderung berkumpul di tempat yang banyak uang
c. Dari segi ekonomi lebih cost effective
d. Melakukan tindakan preventif dari penyakit, agar tidak terserang
penyakit
16
e. Makin jelasnya pemahaman tentang faktor-faktor yang mempengaruhi
kesehatan penduduk
(Setyawan, 2010)
Upaya kesehatan yang selama ini yang dilakukan masih berorientasi pada
upaya penanggulangan penyakit secara episodik dan upaya penyembuhan
saja. Upaya kesehatan yang demikian ini sering kali menyesatkan pola
pikir kita bahwa seolah-olah apabila semua orang sakit bisa diobati, maka
masyarakat menjadi sehat. Upaya kesehatan harusnya diarahkan untuk
dapat membawa setiap penduduk memiliki kesehatan yang optimal agar
biasa hidup produktif.
17
anak balita, kelompok lansia, kelompok masyarakat dalam suatu wilayah
desa binaan dan lain sebagainya. Sedangkan dalam kelompok masyarakat
ada masyarakat petani, masyarakat pedangang, masyarakat pekerja,
masyarakat terasing dan sebagainya (Mubarak, 2006).
Keperawatan komunitas sebagai suatu bidang keperawatan yang
merupakan perpaduan antara keperawatan dan kesehatan masyarakat
(public health) dengan dukungan peran serta masyarakat secara aktif serta
mengutamakan pelayanan promotif dan prefentif secara berkesinambungan
tanpa mengabaikan perawatan kuratif dan rehabilitatif secara menyeluruh
dan terpadu yang ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok serta
masyarakat sebagai kesatuan utuh melalui proses keperawatan (Nursing
Process) untuk meningkatkan fungsi kehidupan manusia secara optimal,
sehingga mampu mandiri dalam upaya kesehatan (Mubarak, 2006).
18
Terwujudnya kemandirian masyarakat untuk menyelesaikan masalah
kesehatan dapat dicapai dengan pengorganisasian masyarakat karena peran
serta masyarakat didalamnya akan meningkat oleh karena itu, dalam
proses keperawatan komunitas ada tahap-tahap yang perlu dilaksanaakan
perawat (DEPKES RI, 1993), yaitu: 1. Tahap persiapan : memilih area
atau daerah yang menjadi prioritas, menentukan cara untuk berhubungan
dengan masyarakat, mempelajari serta bekerjasama dengan masyarakat, 2.
Tahap pengorganisasian. Persiapan pembentukan kelompok dan
penyesuaian pola dalam masyarakat dilanjutkan dengan pemilihan ketua
kelompok dan pengurus inti. 3. Tahap pendidikan dan pelatihan kelompok
masyarakat: kegiatan pertemuan teratur dengan kelompok masyarakat,
melakukan pengkajian, membuat program berdasarkan masalah atau
diagnosa keperawatan, melatih kader kesehatsn yang akan membina
masyarakat di lingkungannya dan pelayanan keperawatan langsung
terhadap individu, keluarga dan masyarakat. 4. Tahap formasi
kepemimpinan ; memberi dukungan latihan dan pengembangan
ketrampilan kepemimpinan yang meliputi perencanaan, pengorganisasian,
pergerakan, dan pengawasan kegiatan pemeliharaan kesehatan. 5. Tahap
koordinasi intersektoral : kerjasama dengan sektor terkait dalam upaya
memandirikan masyarakat. 6. Tahap akhir : supervise bertahap, evaluasi
serta umpan balik untuk perbaikan kegiatan kelompok kerja berikutnya.
19
serta memecahkan masalah-masalah yang mereka miliki dengan
menggunakan pendekatan proses keperawatan sesuai dengan hidup sehat
sehingga ddapat meningkatkan fungsi kehidupan dan derajat kesehatan
seoptimal mungkin dan dapat diharapkan dapat mandiri dalam memelihara
kesehatannya (Chayatin, 2009).
Model adalah gambaran yang mendekati kenyataan dari konsep (Riehl and
Roy, 1980). Model konseptual adalah sintesis seperangkat konsep dan
pernyataan yang mengintegrasikan konsep-konsep tersebut menjadi suatu
kesatuan. Model keperawatan dapat di definisikan sebagai kerangka piker,
sebagai salah satu cara melihat keperawatan, atau satu gambaran tentang
lingkup keperawatan.
20
model ini komunitas sebagai partner dan penggunaan proses keperawatan
sebagai pendekatan. Neuman memandang klien sebagai sistem terbuka
dimana klien dan lingkungannya berada dalam interaksi yang dinamis.
Menurut Neuman, untuk melindungi klien dari berbagai stressor yang
dapat mengganggu keseimbangan, klien memiliki tiga garis pertahanan,
yaitu fleksible line of defense, normal line of defense, dan resistance
defense.
1. Pengkajian
21
Pengkajian adalah upaya pengumpulan data secara lengkap dan
sistematis terhadap masyarakat untuk dikaji dan dianalisis sehingga
masalah kesehatan yang dihadapi oleh masyarakat baik individu,
keluarga, atau kelompok yang menyangkut permasalahan pada
fisiologis, psikologis, dan sosial ekonomi maupun spiritual dapat
ditentukan.
22
2) Data lingkungan fisik
a) Pemukiman
b) Sanitasi
c) Fasilitas
d) Batas-batas wilayah
e) Kondisi geografis
3) Pelayanan kesehatan dan sosial
a) Pelayanan kesehatan
b) Fasilitas sosial (pasar, took, swalayan)
4) Ekonomi
a) Jenis pekerjaan
b) Jumlah penghasilan rata-rata tiap bulan
c) Jumlah pekerja dibawah umur, ibu rumah tangga, dan lanjut
usia
7) System komunikasi
a) Sarana umum komunikasi
b) Jenis alat komunikasi dan digunakan dalam komunitas
c) Cara penyebaran informasi
8) Pendidikan
23
a) Tingkat pendidikan komunitas
b) Fasilitas pendidikan yang tersedia (formal dan non formal)
c) Jenis bahasa yang digunakan.
9) Rekreasi
a) Kebiasaan rekreasi
b) Fasilitas tempat rekreasi
b. Jenis data
Jenis data secara umum dapat diperoleh dari
1) Data subjektif
Yaitu data yang diperoleh dari keluhan atau masalah yang
dirasakan oleh individu, keluarga, kelompok, dan komunitas, yang
diungkapkan secara langsung melalui lisan.
2) Data objektif
Data yang diperoleh melalui suatu pemeriksaan, pengamatan, dan
pengukuran.
c. Sumber data
1) Data primer
Data yang dikumpulkan oleh pengkaji dalam hal ini mahasiswa
atau perawat kesehatan masyarakat dari individu, keluarga,
kelompok, dan komunitas berdasarkan hasil pemeriksaan atau
pengkajian.
2) Data sekunder
Data yang diperoleh dari sumber lain yang dapat dipercaya,
misalnya : kelurahan, catatan riwayat kesehatan pasien atau
medical record (Wahid, 2005)
24
e. Pengolahan data
1) Klasifikasi data atau kategorisasi data
2) Perhitungan presentase cakupan dengan menggunakan telly
3) Tabulasi data
4) Interpretasi data
(Anderson and Mc Farlane, 1998. Community as Client)
f. Analisis data
Tujuan analisis data :
1) Menetapkan kebutuhan kontinue
2) Menetapkan kekuatan
3) Mengidentifikasi pola respon kontinue
4) Mengidentifikasi kecenderungan penggunaan pelayanan kesehatan
5) Penentuan masalah atau perumusan masalah kesehatan
g. Prioritas masalah
Prioritas masalah kesehatan masyarakat dan keperawatan perlu
mempertimbangkan berbagai faktor sebagai kriteria :
1) Perhatian masyarakat
2) Prevalensi kejadian
3) Berat ringannya masalah
4) Kemungkinan masalah untuk diatasi
5) Tersedianya sumber daya masyarakat
6) Aspek politis
25
3) Persepsi tentang kesehatan dan keperawatan
2. Diagnosa keperawatan
Diagnosis keperawatan adalah respon individu pada masalah kesehatan
baik yang aktual maupun potensial. Masalah aktual adalah masalah yang
diperoleh pada saat pengkajian, sedangkan masalah potensial adalah
masalah yang mungkin timbul kemudian (American Nurse of Association
(ANA)). Dengan demikian diagnosis keperawatan adalah suatu pernyataan
yang jelas, padat dan pasti tentang status dan masalah kesehatan kesehatan
pasien yang dapat diatasi dengan tindakan keperawatan.
3. Perencanaan / Intervensi
a. Persiapan, penentuan prioritas daerah
b. Pengorganisasian, pembentukan pokjakes
c. Koordinasi intersektoral
d. Akhir, supervisi atau kunjungan bertahap
4. Pelaksanaan / Implementasi
a. Bantuan mengatasi masalah kurang nutrisi, mempertahankan kondisi
seimbang, meningkatkan kesehatan
b. Mendidik komunitas tentang perilaku sehat untuk mencegah kurang
gizi
c. Advokat komunitas
26
f. Menilai respon verbal dan nonverbal
g. Mencatat adanya kasus baru yang diruj
Kematian
Kesakitan
Resiko
PerilakuKesehatan
Lingkungan Kebiasaan membersihkan UpayaKesehatan
Bayi
Balita
Anak
Dewasa
Lansia
Skema 2.1
27
Kerangka Konsep Perawatan Kesehatan Komunitas
BAB III
APLIKASI ASUHAN KEPERAWATAN
28
mahasiswa melakukan pengkajian komunitas, mengerjakan kegiatan
komunitas yaitu menyiapkan untuk menyebarkan kuesioner, persiapan
untuk lokakarya mini dan kegiatan komunitas lainnya. Beberapa hari
kemudian, mahasiswa mengumumkan untuk dilakukan Lokakarya
Mini 1 pada tanggal 27 Mei 2020 pada pukul 09.00 pada whatsapp
group. Lokakarya Mini 1 bertujuan untuk menyambung silaturahmi
serta memaparkan hasil penyebaran angket yang telah dilakukan oleh
mahasiswa.
2. Pelaksanaan
a. Identifikasi Masalah
RT 06 RW 11 terdiri dari perangkat RT yaitu Ketua RT, Wakil Ketua
RT, Sekretaris, dan Bendahara serta Kader. Pada pertemuan 1
mahasiswa mengundang pengurus RT, Tokoh Masyarakat, ketua
remaja, dan Kader. Pertemuan 1 bertujuan untuk memaparkan hasil
penyebaran angket beserta masalah kesehatan di RT 06 RW 11 secara
umum. Berdasarkan identifikasi masalah yang telah dilakukan,
didapatkan 4 masalah kesehatan yang terjadi di Wilayah RT 06 RW 11
antara lain hipertensi, asam urat, diabetes mellitus dan resiko
penyebaran covid-19.
b. Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan melalui penyebaran angket. Teknik
pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik Random Sampling.
Pengumpulan data selain menggunakan angket juga dilakukan dengan
wawancara dengan ketua RT, kader serta ketua remaja dan observasi
(Winshield Survey), yang meliputi :
29
Utara : jl. Dukuh RW 005
Selatan : RW 009 Kelurahan Kebayoran Lama
Barat : jl. Cileduk Raya
Timur : RW 003 Kelurahan Kebayoran Lama
b. Data RT
RT 06 merupakan bagian dari RW 011 Kelurahan Kebayoran Lama Utara
Kecamatan Kebayoran Lama menurut sensus penduduk jumlah penduduk d
iperkirakan adalah ± 1296 orang dengan jumlah kepala keluarga mencapai
± 322 KK. Bangunan yang berada di RT 06 mayoritas adalah bangunan
permanen yaitu rumah dan kontrakan. Pengurus organisasi di RT tersebut
meliputi ketua RT beserta jajarannya, para kader pendukung program-
program (posyandu balita, posyandu lansia, jumantik), mayoritas berjenis
kelamin perempuan dengan rata-rata usia 36-50 tahun. Status pernikahan
warganya rata-rata sudah menikah dan mayoritas warganya juga beragama
islam.
2. Distribusi Kelompok
Data Distribusi
1. Data Demografi
Pada RT 06 Kelurahan Kebayoran Lama Utara Kecamatan Kebayoran
Lama.
30
a. Jenis kelamin
Tabel 3.1
Distribusi Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin Di RT 06 Kelurahan
Kebayoran Lama Utara Kecamatan Kebayoran Lama Pada Bulan
April 2020 (N: 1296)
Kesimpulan:
Pada tabel di atas data yang diambil dari jumlah 322 KK dari
penduduk yang tinggal di RT 06 dapat dilihat bahwa presentase
terbesar yang memiliki sumber daya manusia berdasarkan jenis
kelamin yaitu perempuan di sebanyak 52% dan yang berjenis kelamin
laki-laki sebanyak 48%.
31
b. Usia
Tabel 3.2
Distribusi Penduduk Berdasarkan Usia Di RT 06 Kelurahan
Kebayoran Lama Utara Kecamatan Kebayoran Lama Pada Bulan
April 2020 (N: 1296)
Kesimpulan:
Pada tabel di atas dapat dilihat bahwa presentase tertinggi pada
lingkup usia di RT 06 adalah pasangan usia subur usia 36-50 tahun
sebanyak 318 orang dengan persentase 25%. Banyaknya angka
32
pasangan usia subur di lingkungan ini memungkinkan seluruh
penduduk masih dalam batas usia produktif.
c. Agama
Tabel 3.3
Distribusi Penduduk Berdasarkan Agama Di RT 06 Kelurahan
Kebayoran Lama Utara Kecamatan Kebayoran Lama Pada Bulan
April 2020 (N: 1296)
Kesimpulan:
Pada tabel diatas dapat dilihat mayoritas penduduk Di RT 06
beragama islam dengan persentase 98% dan beragama Kristen dengan
presentasi 2%.
d. Pendidikan
33
Tabel 3.4
Distribusi Penduduk Berdasarkan Pendidikan Di RT 06 Kelurahan
Kebayoran Lama Utara Kecamatan Kebayoran Lama Pada Bulan
APril 2020 (N: 1296)
Kesimpulan :
Pada tabel di atas menunjukan pendidikan warga RT 06 dengan
mayorits berpendidikan terakhir SLTA dengan besar persentase 43%.
Hal ini merupakan kekuatan yang dimiliki oleh warga untuk
memperbaiki taraf kesehatannya. Kondisi tersebut memungkinkan
warga lebih mudah menerima informasi kesehatan dan mudah diajak
ke arah perubahan yang lebih baik.
e. Pekerjaan
34
Tabel 3.5
Distribusi Penduduk Berdasarkan Pekerjaan Di RT 06 Kelurahan
Kebayoran Lama Utara Kecamatan Kebayoran Lama Pada Bulan
April 2020 (N: 1296)
Kesimpulan:
Pada tabel diatas menggambarkan pekerjaan penduduk atau warga RT
06. Mayoritas penduduk bekerja sebagai karyawan sawasta sebanyak
354 orang dengan persentase 60%.
35
f. Suku
Tabel 3.6
Distribusi Penduduk Berdasarkan Suku Di RT 06 Kelurahan
Kebayoran Lama Utara Kecamatan Kebayoran Lama Pada Bulan
APril 2020 (N: 1296)
36
Kesimpulan :
Pada tabel di atas dapat dilihat suku penduduk warga RT 06 dengan
persentase terbesar dari penduduk yang bersuku betawi sebanyak 588
orang dengan persentasei 45%.
2. Data Ekonomi
a. Data Penghasilan Per Bulan
Tabel 3.7
Distribusi Penduduk Berdasarkan Penghasilan Per Bulan Di RT 06
Kelurahan Kebayoran Lama Utara Kecamatan Kebayoran Lama Pada
Bulan April 2020 (N: 322)
Kesimpulan:
Pada tabel diatas menggambarkan penghasilan per bulan penduduk
atau warga RT 06. Mayoritas penduduk mempunyai penghasilan sama
dengan UMR yaitu sekitar 48%.
37
b. Kegiatan Menabung
Tabel 3.8
Distribusi Penduduk Berdasarkan Kegiatan Menabung Penduduk Di
RT 06 Kelurahan Kebayoran Lama Utara Kecamatan Kebayoran
Lama Pada Bulan April 2020 (N: 322)
Kesimpulan:
Pada tabel diatas menggambarkan kegiatan menabung penduduk atau
warga RT 06. Mayoritas penduduk memiliki tabungan dari
penghasilan yang dihasilkan yaitu 89%.
38
Distribusi Kuesioner Berdasarkan Pencahayaan Di RT 06 Kelurahan
Kebayoran Lama Utara Kecamatan Kebayoran Lama Pada Bulan
April 2020 (N: 322)
Kesimpulan:
Pada tabel diatas menggambarkan sistem pencahayaan dirumah warga
RT 06 sebagian besar 89% sistem pencahayaan rumah pada siang hari
terang karena sinar matahari masuk ke dalam rumah sehingga
mengurangi kelembapan pada kondisi rumah dan sirkulasi pada rumah
lebih baik sedangkan sistem pencahayaan rumah pada siang hari gelap
sebesar 11% karena letak atau posisi rumah yang tidak
memungkinkan untuk sinar matahari masuk ke dalam rumah.
b. Sumber Air
Tabel 3.10
39
Distribusi Hasil Kuesioner Berdasarkan Sumber Air Di RT 06
Kelurahan Kebayoran Lama Utara Kecamatan Kebayoran Lama
Pada Bulan April 2020 (N: 322)
Kesimpulan:
Pada tabel diatas menyatakan sember air warga di RT 06. Sumber air
yang paling banyak digunakan yaitu bersumber dari lain-lain
sebanyak 58%, sedangkan yang menggunakan sumur gali sebanyak
33%.
c. Pengolahan sampah
Tabel 3.11
40
Distribusi Hasil Kuesioner Berdasarkan Cara Pengelolaan Sampah Di
RT 06 Kelurahan Kebayoran Lama Utara Kecamatan Kebayoran
Lama Pada Bulan April 2020 (N: 322)
Kesimpulan:
Pada tabel diatas menyatakan cara pengelolaan sampah di warga RT
06. Terdapat 95% pengelohan sampah warga di angkut oleh petugas
kebersihan.
Tabel 3.12
41
Distribusi Kuesioner Berdasarkan Pembuangan Air Limbah RT 06
Kelurahan Kebayoran Lama Utara Kecamatan Kebayoran Lama Pada
Bulan April 2020(N: 322)
Kesimpulan:
Pada tabel diatas menyatakan penggunaan saluran air limbah di warga
RT 06. Terdapat 87% warga memiliki Got sebagai tempat
pembuangan air limbah dan sebagain warga masih menggunakan
sungai sebagai tempat pembuangan air limbah yaitu sebanyak 32%.
Hal ini menyatakan masih perlunya diberikan pendidikan kesehatan
mengenai kesehatan lingkungan pada beberapa warga tekait sebagai
tempat pembuangan air limbah yang baik.
42
Distribusi Kuesioner Berdasarkan Keadaan Sarana Pembuangan Air
Limbah Di RT 06 Kelurahan Kebayoran Lama Utara Kecamatan
Kebayoran Lama Pada Bulan April 2020 (N: 322)
Kesimpulan:
Pada tabel diatas menyatakan keadaan sarana pembuangan air limbah
di RT 06 persentase terbesar yaitu 53% keadaan sarana pembuangan
air limbah dalam bentuk tertutup mengalir dan persentase terkecil
yaitu 2% keadaan sarana pembuangan air limbah dalam bentuk
tertutup tergenang.
43
Distribusi Kuesioner Berdasarkan Pembersihan Sarana Pembuangan
Air Limbah Di RT 06 Kelurahan Kebayoran Lama Utara Kecamatan
Kebayoran Lama Pada Bulan April 2020 (N: 322)
Kesimpulan:
Pada tabel diatas menyatakan pembersihan sarana pembuangan air
limbah di RT 06. Terdapat 96% pembersihan sarana pembuangan air
limbah dilakukan 1x sebulan.
44
Tabel 3.15
Distribusi Hasil Kuesioner Berdasarkan jarak kehamilan di RT 06
Kelurahan Kebayoran Lama Utara Kecamatan Kebayoran Lama Pada
Bulan April 2020 (N: 3)
Kesimpulan :
Pada tabel diatas menyatakan jarak kehamilan di RT 06 . Mayoritas
jarak kehamilan RT 06 berjarak 2-5 tahun dengan persentase 67%.
Tabel 3.16
45
Distribusi Hasil Kuesioner Berdasarkan Keluhan Saat Kehamilan di
RT 06 Kelurahan Kebayoran Lama Utara Kecamatan Kebayoran
Lama Pada Bulan April 2020 (N: 3)
Kesimpulan :
Pada tabel diatas menyatakan keluhan yang sering dirasakan saat
kehamilan pada ibu hamil di RT 06. Mayoritas ibu hamil RT 06
memiliki keluhan mual dan muntah saat kehamilan dengan persentase
67% sedangkan 33% ibu hamil memiliki keluhan pusing dalam waktu
yang lama.
5. Data Ibu Menyusui
a. Jumlah Ibu Menyusi
Tabel 3.17
46
Distribusi Hasil Kuesioner Berdasarkan Jumlah Ibu Menyusui Di RT
06 Kelurahan Kebayoran Lama Utara Kecamatan Kebayoran Lama
Pada Bulan April 2020 (N: 19)
Kesimpulan :
Pada tabel diatas menyatakan jumlah ibu menyusui di RT 06.
Mayoritas warga menyusui anaknya dengan persentase 100%.
b. Masalah Menyusui
Tabel 3.18
Distribusi Hasil Kuesioner Berdasarkan Masalah Ibu Menyusui Di RT
06 Kelurahan Kebayoran Lama Utara Kecamatan Kebayoran Lama
Pada Bulan April 2020 (N: 14)
47
No alasan Jumlah Presentasi
1 puting susu lecet 4 29%
2 air susu ibu sedikit 10 71%
3 puting susu terbenam 0 0%
4 Jumlah 14 100%
Kesimpulan :
Pada tabel diatas menyatakan masalah yang terjadi pada ibu menyusui di
RT 06. Mayoritas warga mengalami masalah menyusui yaitu air susu ibu
sedikit dengan persentase 71% , masalah lain yang muncul seperti putting
susu lecet dengan persentase 29% dan yang lainnya mengatakan tidak
mengalami masalah dalam menyusui.
Tabel 3.19
Distribusi Hasil Kuesioner Berdasarkan Masalah Ibu Menyusui Di RT
06 Kelurahan Kebayoran Lama Utara Kecamatan Kebayoran Lama
Pada Bulan April 2020 (N: 19)
48
membersihkan puting
No susu Jumlah Presentasi
1 ya 5 36%
2 tidak 9 64%
3 Jumlah 14 100%
Kesimpulan :
Pada tabel diatas menyatakan masalah yang terjadi pada ibu menyusui di
RT 06. Mayoritas warga tidak membersihkan putting susu terlebih dahulu
dengan persentase 63% dan itu bisa menjadi salah satu masalah
kebersihan untuk bayinya.
49
Distribusi Hasil Kuesioner Berdasarkan Penggunaan Alat Kontrasepsi
Di RT 06 Kelurahan Kebayoran Lama Utara Kecamatan Kebayoran
Lama Pada Bulan April 2020 (N: 150)
Kesimpulan :
Pada tabel diatas menyatakan penggunaan alat kontrasepsi di warga
RT 06. Terdapat 57% warga telah menggunakan alat kontrasepsi dan
masih ada 43% warga yang tidak menggunakan alat kontrasepsi. Hal
ini masih perlu diberikan pendidikan kesehatan mengenai pentingnya
penggunaan alat kontrasepi sebagai perencanaan kehailan yang baik
bagi keluarga.
Tabel 3.21
50
Distribusi Hasil Kuesioner Berdasarkan Jenis Kontrasepsi Yang
Digunakan Di RT 06 Kelurahan Kebayoran Lama Utara Kecamatan
Kebayoran Lama Pada Bulan April 2020 (N: 85)
Kesimpulan:
Pada tabel diatas menyatakan jenis alat kontrasepsi di warga RT 06.
Terdapat 66% warga menggunakan suntik , 25% menggunakan Pil
dan 9% warga menggunakan spiral.
7. Data Balita
a. Menimbang Balita Tiap Bulan
Tabel 3.22
51
Distribusi Hasil Kuesioner Berdasarkan Partisipasi Ibu untuk
Menimbang Balita tiap Bulan Di RT 06 Kelurahan Kebayoran Lama
Utara Kecamatan Kebayoran Lama Pada Bulan April 2020 (N: 98)
2 tidak 1 2%
3 Jumlah 98 100%
Kesimpulan:
Pada tabel diatas menyatakan partisipasi ibu untuk menimbang balita
tiap bulan di wilayah RT 06. Terdapat 97% ibu sudah ikut
berpartisipasi untuk menimbangkan balita tiap bulan ke posyandu. Hal
ini penting dilakukan karena untuk memantau perkembangan balita
setiap bulannya.
52
Distribusi Hasil Kuesioner Berdasarkan Jenis Masalah Yang Terjadi
Pada Anak Sekolah RT 06 Kelurahan Kebayoran Lama Utara
Kecamatan Kebayoran Lama Pada Bulan April 2020 (N: 135)
Kesimpulan:
Pada tabel diatas didapatkan hasil jenis masalah yang terjadi pada anak
usia sekolah di RT 06 dengan masalah gigi berlubang 93%, gangguan
personal hygiene 6%, dan gangguan kulit 1%. Hal ini perlu diadakan
penyuluhan kesehatan tentang pencegahan gigi berlubang sehingga dapat
menurunkan angka kejadian gigi berlubang pada anak sekolah.
9. Remaja
a. Remaja Merokok
53
Tabel 3.24
Distribusi Hasil Kuesioner Berdasarkan Remaja yang Merokok Di
Wilayah RT 06 Kelurahan Kebayoran Lama Utara Kecamatan
Kebayoran Lama Pada Bulan April 2020 (N: 143)
Kesimpulan:
Pada tabel diatas menyatakan remaja yang merokok di RT 06. Mayoritas remaja
tidak merokok dengan persentase 79%. Namun disamping itu masih terdapat juga
remaja yang merokok dengan persentase 9% dan yang menyatakan kadang-
kadang sebanyak 12%.
10. Lansia
a. Masalah Kesehatan Pada Lansia
54
Tabel 3.25
Distribusi Hasil Kuesioner Berdasarkan Masalah Kesehatan Pada
Lansia Di wilayah RT 06 Kelurahan Kebayoran Lama Utara
Kecamatan Kebayoran Lama Pada Bulan April 2020 (N: 61)
Kesimpulan:
Pada tabel diatas didapatkan hasil jenis penyakit yang di derita pada
warga di wilayah RT 06 yang menderita penyakit darah tinggi sebanyak
67%, penyakit diabetes millitus 23%, penyakit rematik 13%, lain-lain
41% dan jantung 2%. Hal ini perlu diadakan penyuluhan kesehatan
tentang penyakit darah tinggi, sehingga dapat menurunkan angka kejadian
ketiga penyakit tersebut.
55
b. Periksa Kesehatan Rutin
Tabel 3.26
Distribusi Hasil Kuesioner Berdasarkan Periksa Kesehatan Rutin Pada
Lansia Di wilayah RT 06 Kelurahan Kebayoran Lama Utara
Kecamatan Kebayoran Lama Pada Bulan April 2020 (N: 115)
Kesimpulan:
Pada tabel diatas didapatkan hasil kebiasaan periksa kesehatan rutin pada
lansia di RT 06. Mayoritas lansia memeriksakan kesehatan secara rutin
dengan persentase 58% dan yang lainnya tidak memeriksakan dengan
persentase 42%. Hal ini dikarenakan alasan tidak ada yang mengantarkan
lansia tersebut atau jarak pelayanan kesehatan yang cukup jauh dari rumah.
56
C. Rencana Keperawatan
1. Diagnosa Keperawatan Komunitas
a. Perilaku kesehatan cenderung berisiko peningkatan kasus hipertensi di
RT 06 Kebayoran Lama Utara, Jakarta Selatan.
b. Perilaku kesehatan cenderung berisiko peningkatan kasus diabetes di RT
06 Kebayoran Lama Utara, Jakarta Selatan.
c. Perilaku kesehatan cenderung berisiko peningkatan kasus asam urat di
RT 06 Kebayoran Lama Utara, Jakarta Selatan.
d. Perilaku kesehatan cenderung berisiko peningkatan kasus covid-19 di
RT 06 Kebayoran Lama Utara, Jakarta Selatan.
1. Tujuan Umum
a. Terjalin hubungan saling percaya antara mahasiswa dengan masyarakat
di wilayah RT 06 RW 11 Kelurahan Kebayoran Lama Jakarta Selatan.
2. Tujuan Khusus
b. Memaparkan hasil kuesioner yang telah disebar pada warga RT 06 RW
11 Kelurahan Kebayoran Lama Jakarta Selatan.
c. Mengidentifikasi masalah-masalah yang ada di RT 06 RW 11 Kelurahan
Kebayoran Lama Jakarta Selatan.
D. Rancangan Kegiatan
1. Topik
Mengidentifikasi masalah kesehatan masyarakat di RT 06 RW 11
Kelurahan Kebayoran Lama Jakarta Selatan
.
2. Metode
Metode yang digunakan yaitu Pemaparan melalui Whatsapp group dan
Tanya jawab.
3. Sasaran
a. Ketua RW 11
b. Ketua RT 06
57
c. Kader RT 06
d. Tokoh Masyarakat
e. Tokoh Agama
f. Perwakilan Organisasi Remaja
3. Media
PPT
4. Waktu dan Tempat
Lokakarya Mini 1 diselenggarakan pada :
Hari / Tanggal : Rabu 27 Mei 2020
Waktu : 09.00 – Selesai
Tempat : di Kediaman masing masing melalui whatsapp group
2. Mengkoordinir anggota
kelompok dan menjelaskan
tugas dan peran masing-
masing anggota.
2. Arif Tri Hardiyanto Wakil Ketua 3. Membantu ketua dalam
persiapan sampai
pelaksanaan kegiatan,
mengkoordinasikan anggota
kelompok tugas dan peran
anggota.
3. Rizka Ambarwati Sekretaris 4. Menyiapkan laporan
kegiatan dan
mengkonsultasikan laporan
kegiatan ke dosen
4. Arini Dwi Astuti Wakil Sekretaris 5. Membantu sekretaris dalam
menyiapkan laporan
58
kegiatan dan mendampingi
saat konsultasi ke dosen.
5. Sri Lestari Bendahara 6. Mengatur keuangan
pemasukan dan pengeluaran
kegiatan
6. Dwi Siwi Pembawa Acara 7. Mengatur pelaksanaan
Sutyaningtyas acara.
8. Membuka dan menutup
kegiatan.
9. Mengatur jalannya
pelaksanaan kegiatan.
10. Mengarahkan peserta
saat diskusi dan Tanya
jawab.
7. Arini Dwi Astuti Moderator 1. Mengatur jalannya acara
8 Arvi Iswanto Notulen 1. Mencatat hasil diskusi
dan Tanya jawab.
2. Mencatat hasil dari kegiatan
secara keseluruhan.
9. Rizka Ambarwati Penyaji 3. Menyampaikan hasil data
dalam Lokmin.
10. Arif Observer 1. Menyebarkan Undangan
Arvi 2. Mengamati jalannya
kegiatan.
3. Membuat laporan tentang
jalannya kegiatan.
11. Arini Dwi Astuti Fasilitator Menyiapkan peralatan yang
akan digunakan selama
Lokmin.
12. 1Sri Lestari Konsumsi Mempersiapkan makanan
yang akan disediakan dalam
acara Lokmin.
8. Susunan Acara
59
N KEGIATAN MAHASISWA MASYARAKAT WAKTU
O
1 Pembukaan : Mengucap salam Menjawab salam 5 menit
Salam pembuka
2 Sambutan : Memperhatikan Memperhatikan 30 menit
Ketua Kelompok,
Pembimbing
institusi,
Ketua RW 11 dan
Ketua RT 06
3 Penyajian data Mahasiswa Memperlihatkan 30 menit
10. Diskusi dan Tanya menjelaskan dan Tanya jawab
jawab masalah
kesehatan di RT 06
RW 11
4 Penutup Menjelaskan dan Memperhatikan 20 Menit
mengucap salam dan menjawab
11. Kesimpulan hasil
salam
diskusi
12. Salam penutup
E. Kriteria Evaluasi
1. Evaluasi struktur
a. Diharapkan melakukan konsul materi dan prosedur pelaksanaan lokmin
oleh dosen pembimbing Institusi.
b. Diharapkan sarana dan prasarana yang dibutuhkan saat lokmin telah
disiapkan oleh kelompok
c. Diharapkan mengundang melalui whatsapp group perwakilan RT 06
RW 11
2. Evaluasi proses
60
Diharapkan perwakilan masyarakat aktif dalam proses jalannya acara Loka
Karya Mini 1 dengan Tanya jawab dengan mahasiswa untuk melakukan
kegiatan-kegiatan selanjutnya setelah Loka Karya Mini 1.
3. Evaluasi hasil
a. Diharapkan mahasiswa saling mengenal dengan masyarakat.
b. Tergalinya Data awal permasalahan kesehatan di RT 06 RW 11.
c. Diharapkan mahasiswa dengan masyarakat dapat menjalin kontrak kerja.
F. ANALISA DATA
ANALISA DATA
DATA PENUNJANG Masalah Keperawatan
No.
(angket, wawancara, observasi)
1. Berdasarkan wawancara penyakit saat ini Resiko terjadinya peningkatan
sebagian besar dari kelompok dewasa dan lansia kasus hipertensi di RT 06
mengalami hipertensi Kebayoran Lama Utara, Jakarta
Selatan
Hasil wawancara:
• Sebagian masyarakat belum mengetahui
61
cara pencegahan dan perawatan hipertensi.
• Sebagian besar penderita hipertensi belum
menerapkan pola hidup sehat seperti
olahraga secara teratur, tidak merokok,
istirahat yang cukup, dll.
• Sebagian besar penderita hipertensi belum
menerapkan diit rendah garam.
• Sebagian besar masyarakat belum
mengetahui akibat lanjut dari hipertensi.
Hasil Observasi:
Masyarakat di RT 06 RW 011 Kebayoran Lama
lansia memeriksakan kesehatan mereka ke
pelayanan kesehatan seperti Puskesmas.
2. Berdasarkan wawancara penyakit saat ini Resiko terjadinya peningkatan
sebagian besar dari kelompok dewasa dan lansia kasus asam urat di RT 06
mengalami asam urat Kebayoran Lama Utara, Jakarta
Selatan.
Hasil Wawancara :
• Sebagian besar masyarakat belum mengetahui
cara pencegahan dan diit asam urat
• Sebagian besar penderita asam urat belum
menerapkan pola hidup sehat seperti olahraga
secara teratur, tidak merokok, istirahat yang
cukup, dll.
Hasil Observasi :
Dari beberapa lansia yang mengalami asam urat
jarang memeriksakan kesehataannya ke
pelayanan kesehatan seperti puskesmas.
3. Berdasarkan wawancara penyakit saat ini Resiko terjadinya peningkatan
sebagian besar dari kelompok dewasa dan lansia kasus diabetes mellitus di RT 06
mengalami diabetes mellitus Kebayoran Lama Utara, Jakarta
Selatan
Hasil Wawancara :
• Sebagian besar masyarakat belum mengetahui
cara pencegahan dan diit diabetes mellitus
• Sebagian besar penderita diabetes mellitus
belum menerapkan pola hidup sehat seperti
olahraga secara teratur, pola makan, tidak
62
merokok, istirahat yang cukup, dll.
Hasil Observasi :
Dari beberapa lansia yang mengalami diabetes
mellitus jarang memeriksakan kesehatannya ke
pelayanan kesehatan seperti puskesmas.
4. Berdasarkan wawancara dengan Bapak RT Perilaku Kesehatan cenderung
belum ditemukan kasus Covid-19 di RT 06 beresiko kasus Covid-19 di RT 06
namun di kelurahan yang berbatasan dengan RW Kebayoran Lama Utara, Jakarta
011 sudah ditemukan kasus PDP Selatan.
Hasil Wawancara :
• Sebagian besar masyarakat belum mengetahui
cara pencegahan kasus Covid-19
• Sebagian besar penduduk RT 06 belum
menerapkan pola hidup sehat seperti memakai
masker, cuci tangan dan menjaga jarak
Hasil Observasi :
Saat ini sebagian besar dari kelompok remaja
masih tampak berkumpul di taman tanpa
memakai masker
63
No Masalah Karakteristik
Kesehatan A B C D E F
Total
Score
Bobot Bobot Bobot Bobot Bobot Bobot
1-3 1-3 1-3 1-3 1-3 1-3
1 Hipertensi 1 1 1 2 3 2 10
2 DM 1 1 1 2 3 2 11
3 Asam urat 2 1 2 2 3 2 12
4 kasus 1 1 3 3 3 3 15
Covid-19
Keterangan Pembobotan:
1. Rendah
2. Cukup
3. Tinggi
Keterangan Abjad :
64
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS
82
belum mengetahui 2. Dipertahankan pada (5520)
manajemen stress dan pengetahuan terbatas (2 )
olahraga tanda dan gejala penyakit 1. Buat isi pendidikan
yang terpercaya ditingkatkan kesehatan sesuai dengan
ke pengetahuan sangat kemampuan kognitif,
banyak (5) psikomotor, dan afektif
3. Dipertahankan pada pasien.
pengetahuan terbatas (2 ) 2. Ciptakan lingkungan yang
faktor-faktor penyebab dan kondusif untuk belajar.
faktor yang berkontribusi 3. Gunakan nakan bahasa yang
yang terpercaya ditingkatkan umum digunakan.
ke pengetahuan sangat 4. Jelaskan kata-kata yang sulit
banyak (5) dimengerti dorong pasien
Pengetahuan : perilaku sehat untuk berpartisipasi aktif.
(1805) 5. Beri waktu untuk pasien
bertanya dan mendiskusikan
1. Dipertahankan pada pikirannya.
pengetahuan terbatas (2) 6. Jawab pertanyaan pasien
tehnik skrining sendiri dengan benar.
ditingkatkan ke pengetahuan Pengajaran prosedur/tindakan
banyak (4) (5618)
2. Dipertahankan pada
pengetahuan terbatas (2) 1. Informasikan pada pasien
perlindungan kesehatan pada orang terdekat
ditingkatkan ke pengetahuan mengenai kapan dan dimana
banyak (4) tindakan akan dilakukan
Pengetahuan : gaya hidup sehat jelaskan
(1855) 2. Tujuan tindakan yang akan
dilakukan
83
1. Dipertahankan pada 3. Informasikan pasien agar
pengetahuan sedang (3) pasien ikut terlibat dalam
manfaat olah raga teratur proses penyembuhannya
ditingkatkan ke pengetahuan 4. Libatkan komunitas atau
sangat banyak (5) orang terdekat jika
2. Dipertahankan pada memungkinkan.
pengetahuan sedang (3) Prevensi sekunder
strategi untuk membatasi
lemak jenuh dan diabetes Manajemen perilaku (4350)
melitus ditingkatkan ke 1. Berikan pasien tanggung
pengetahuan sangat banyak jawab terhadap
(5) perilakukanya (sendiri)
Prevensi sekunder 2. Gunakan suara bicara lembut
Kepatuhan perilaku (1600) dan rendah
3. Jangan memojokan pasien
1. Dipertahankan pada jarang 4. Turunkan (motofasi)
dilakukan (2) melakukan perilaku pasif – agresif
aktifitas hidup harian sesuai 5. Hindari mendebat pasien
dengan energi dan toleransi Modifikasi perilaku (4360)
ditingkatkan ke sering
dilakukan (4) 1. Dukung untuk mengganti
2. Dipertahankan pada jarang kebiasaan yang tidak
dilakukan (2) menggunakan diinginkan dengan kebiasaan
jasa pelayanan kesahatan yang diinginkan
sesuai dengan kebutuhan 2. Dukung pasien untuk
ditingkatkan ke sering memeriksa perilakunya
dilakukan (4) sendiri
3. Bantu pasien dalam
84
Kontrol gejala (1608) mengidentifikasi meski[un
hanya keberhasilan kecil
1. Dipertahankan pada jarang 4. Pilah-pilah perilaku menjadi
menunjukan (2) atau bagian bagian kecil untuk
memantau munculnya gejala dirubah menjadi unit-unit
ditingkatkan ke sering perilaku yang terukur
menunjukan (4) (misalnya, berhenti merokok
2. Dipertahankan pada jarang : jumlah rokok yang dihisap)
menunjukan (2) melakukan 5. Fasilitasi keterlibata
tindakan pencegahan komunitas dalam proses
ditingkatkan ke sering modifikasi (perilaku),
menunjukan (4) dengan cara yang tepat
3. Dipertahankan pada jarang 6. Cegah memberi penguatan
menunjukan (2) melakukan positif dari perilaku-perilaku
tindakan untuk mengurangi yang tidak diinginkan, dan
gejala ditingkatkan ke sering penguatan diberikan pada
menunjukan (4) penggantian perilaku yang
Deteksi faktor resiko (1908) diinginkan
1. Dipertahankan pada jarang Skrinning kesehatan (6520)
menunjukan (2) mengetahui 1. Tentukan populasi target
riwayat penyakit dalam untuk (dilakukannya)
komunitas diktingkatkan ke pemeriksaan kesehatan
sering menunjukan (4) 2. Instruksikan pasien akan
2. Dipertahankan pada jarang rasionalisasi dan tujuan
menunjunkan (2) melakukan pemeriksaan kesehatan serta
pemeriksaan mandiri sesuai pemantauan diri
waktu yang dianjurkan 3. Dapatkan riwayat kesehatan
ditingkatkan ke sering komunitas, yang sesuai
85
menunjukan (4) 4. Beri saran pada pasien (yang
Status kesehatan komunitas memiliki hasil) dengan
(2701) temuan abnormal mengenai
alternatif pengobatan atau
1. Dipertahankan pada cukup kebutuhan untuk
baik (2) status kesehatan (dilakukannya) evaluasi
orang dewasa dan lansia lebih lanjut
ditingkatkan ke sangat baik 5. Berikan privasi dan
(4) kerahasiaan
2. Dipertahankan pada cukup 6. Berikan kenyamanan selama
baik (2) tigkatkan prosedur skrining
pasrtisipasi dalam program Prevensi tersier
kesehatan komunitas
ditingkatkan ke sangat baik Dokumentasi (7920)
(4)
Prevensi tersier 1. Catat hasil pengkajian
dengan lengkap dicatatan
Partisipasi tim kesehatan dalam awal
komunitas (2605) 2. Dokumentasikan pengkajian,
diagnosis, dan intervensi
1. Dipertahankan pada jarang keperawatan beserta
menunjukan (2) bekerja outcome perawatan yang
sama dalam menentukan diberikan
perawatan ditingkatkan ke 3. Catat semua data yang
sering menunjukan (4) masuk sesegera mungkin
2. Dipertahankan pada jarang 4. Catat dengan tepat tanggal
menunjukan (2) membuat waktu prosedur atau
keputusan ketika pasien konsultasi dengan penyedia
tidak dapat melakukannya perawatan kesehatan lainnya
86
ditingkatkan ke sering 5. Catat respon pasien terhadap
menunjukan (4) intervensi keperawatan
Penggunaan sumber yang ada di 6. Jaga kerahasiaan
komunitas (2108) dokumentasi keperawatan
Pengembangan kesehatan
1. masyarakat (8500)
1. Bantu anggota komunitas
untuk meningkatkan
kesadaran dan memberikan
perhatian mengenai masalah-
masalah kesehatan
2. Jaga komunikasi terbuka
dengan anggota dan lembaga
komunitas
3. Satukan anggota komunitas
dalam misi yang sama
4. Pastikan bahwa anggota
komunitas mempertahankan
kontrol pengambilan
keputusan
5. Fasilitasi implementasi dan
revisi dari rencana
komunitas
Pemasaran sosial di masyarakat (
8750)
1. Rancang rencana aksi
berdasarkan tujuan saling
87
menguntngkan yang
disepakati
2. Identifikasi kegiatan-
kegiatan khusus untuk setiap
tujuan, termasuk penamaan
peserta-peserta yang sesuai
3. Implementasikan rencana
kolaborasi bersama dengan
populasi sasaran
4. Pelihara keterlibatan secara
sukarela terkait dengan
perubahan-perubahan sosial
yang direncanakan
5. Berikan laporan-laporan
sesuai secara tepat waktu
6. Evaluasi rencana untuk
pencapaian tujuan dengan
pertimbangan yang
berkelanjutan dan
kemudahan untuk
didapatkan
7. Modifikasi rencana sesuai
kebutuhan.
88
G. POA (Plan Of Action)
89
PERENCANAAN KEPERAWATAN KOMUNITAS
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS
RT 06 RW 11 KELURAHAN KEBAYORAN LAMA JAKARTA SELATAN
NO Diagnosa Tujuan Strategi Rencana Evaluasi Sumber Tempat Pe
Keperawat Intervensi Kegiatan ng
Umum Khusus Kriteria Standar
an
1. Perilaku Setelah Setelah dilakukan Kunjungan Melakukan Memiliki PPT tersebar ke Mahasis Rumah Ma
kesehatan dilakukan intervensi komunitas kunjungan kemampuan semua whatsapp wa masing a
cenderung intervensi keperawatan dengan komunitas terkait untuk masyarakat masing
beresiko keperawat bersama masalah 5 tugas komunitas melaksanakan warga
pada an pada masyarakat selama Covid-19 dalam tugas melalui
penyakit warga RT 3 minggu, pencegahan komunitas komunik
covid-19 di 06 RW 11 diharapkan penyebaran terkait masalah asi
Kelurahan covid-19: covid-19 :
RT 06 RW Masyarakat whatsapp
Kebayoran
11 mengerti tentang :
Lama 1. Pendidikan 1. Peningkatan 1. 100%
Kelurahan 1. Penkes tentang
Jakarta 1. covid-19 kesehatan pengetahuan komunitas
Kebayoran covid-19
Selatan 2. PHBS (cuci masyarakat binaan
Lama dalam 3 tentang mahasiswa
tangan dan pakai
Jakarta minggu, masker) covid-19. mengetahui
Selatan diharapkan 3. Pshycal tentang covid-
tidak distansing dan 19.
terjadi sosial distansing
masalah 4. Peningkatan 2. Demonstrasi 2. PHBS (cuci 2. 100%
peningkata imun (gizi dan cuci tangan 2. Peningkatan
tangan dan masyarakat
n kasus kesadaran
90
covid-19, istirahat) dan pakai masker) masyarakat mampu
dengan 5. Manajamen pemakaian untuk cuci melakukan cuci
indikator: stress dan masker tangan dan tangan dengan
kebutuhan memakai tepat dan
Terjadi aktivitas masker. memakai
peningka olahraga masker
tan 3. Warga patuh
100% 3. Pemberian 3. pshycal tentang 3. 100%
masyara informasi distansing dan pishycal masyarakan
kat sosial distancing / melakukan
menyada distansing social pishycal
ri resiko distancing. distancing/socia
Covid- l distancing.
19 4. Masyarakat
4. Pemberian 4. peningkatan mengkonsu 4. 100%
informasi imun (gizi, msi makan masyarakat
dan minuman bergizi dan mengkonsumsi
Demonstra tradisional dan meminum makanan
si istirahat) minuman bergizi dan
pembuatan tradisional dapat membuat
minuman yang dibuat minuman
tradisional oleh tradisional
penambah mahasiswa untuk
imunitas untuk meningkatkan
meningkatka imunitas dan
n imun. beristirahat
yang cukup.
91
5. Peningkatan
5. Pemberian 5. manajamen masyarakan 5. 100%
informasi stress dan untuk masyarakat
kebutuhan melakukan dapat mengelola
aktivitas manajemen manajemen
olahraga stress yang stress dan
baik dan melakukan olah
aktivitas raga
olah raga
92
Implementasi dan Evaluasi Keperawatan Komunitas
No Masalah Rencana
. Keperawatan kegiatan Tujuan Evaluasi Hambatan Tindakan
Lanjut
1. Perilaku 1. Pendidikan 1. Tujuan umum Jumlah peserta whatsapp Terdapat beberapa Memotivasi
kesehatan kesehatan Setelah dilakukan grup sebanyak 8 orang hambatan pada peserta grup
cenderung tentang pendidikan (ketua RW 11, Ketua RT kegiatan untuk
berisiko pada covid-19. kesehatan tentang 06, Tokoh Masyarakat, implementasi ini menyebarkan
covid-19 di 2. PHBS Tokoh Agama, 3 Kader diantaranya : informasi yang
covid-19 selama
RT 06 RW 11 (cuci RT 06, Ketua Organisasi sudah di dapat
Kelurahan tangan dan 1x60 menit Remaja RT 06. Penkes dilakukan keseluruh
Kebayoran penggunaa diharapkan tidak 1. Struktur melalui grup masyarakat
Lama n masker). terjadi penyebaran a. Laporan pendahuluan, whatsapp yang tidak RW 11
Jakarta 3. Pishycal covid-19 di RT 06 SAP, dan materi dapat diikuti oleh Kelurahan
Selatan distancing/ RW 11 kelurahan tentang covid-19 telah semua masyarakat Kebayoran
social Kebayoran Lama dikonsultasikan dan Lama Jakarta
distancing disetujui pembimbing. Penkes tidak Selatan
Jakarta Selatan
b. Waktu, tempat dan dilakukan dengan
Hari/Tanggal sasaran kegiatan telah dengan video call
: 2. Tujuan khusus disepakati oleh pihak karena kesibukan
Kamis, 28 Setelah dilakukan terkait. peserta sehingga
Mei 2020 pendidikan c. Media dan alat yang peserta memilih
Pukul : kesehatan dibutuhkan telah chatting grup
09.00-10.00 diharapkan disiapkan.
WIB masyarakat mampu : 2. Proses Tidak bisa langsung
a. Peserta mengikuti mengevaluasi
93
pendidikan kesehatan masyarakat karena
4. Pendidikan 1. Menyebutkan secara aktif dan PSBB
kesehatan tentang covid-19 antusias.
tentang 2. PHBS (demonstrasi b. Peserta berdiskusi dan
peningkata cuci tangan dan Tanya jawab dengan
n imun dan pakai masker) mahasiswa tentang
istirahat 3. Pshycal distansing covid-19
yang dan sosial 3. Hasil
cukup distansing Peserta antusias
serta 4. Peningkatan imun mengikuti penkes dan
demonstra (gizi, demonstrasi dapat lebih memahami
si membuat minuman tentang tentang :
pembuatan tradisional dan a. covid-19
minuman istirahat) b.PHBS (demonstrasi
tradisional. 5. Manajamen stress cuci tangan dan pakai
dan kebutuhan masker)
Hari/Tanggal aktivitas olahraga c. Pshycal distansing dan
: sosial distansing
Jumat, 29 d.Peningkatan imun
Mei 2020 (gizi, demonstrasi
Pukul : membuat minuman
09.00-10.00 tradisional dan
WIB istirahat)
e. Manajamen stress dan
5. Pendidikan kebutuhan aktivitas
kesehatan olahraga
tentang
manajame
94
n stress
dan
kebutuhan
aktivitas
olahraga
Hari/Tanggal
:
Sabtu, 30
Mei 2020
Pukul :
09.00-10.00
WIB
95
BAB IV
PEMBAHASAN
Analisa proses asuhan keperawatan komunitas pada laporan ini akan dilakukan
dengan menggunakan Analisis SWOT yang mencakup analisa faktor kekuatan
(Strength), analisa faktor kelemahan (Weakness), analisa faktor peluang
(Opportunity), serta analisa terhadap ancaman (Threat) yang terjadi pada setiap
tahapan proses.
A. Pengkajian
Pengkajian merupakan tahapan pertama dalam proses asuhan keperawatan. Fase
awal dari pengkajian keperawatan komunitas adalah mengenal secara umum
wilayah serta membuat kontrak dengan masyarakat RT 06 RW 11. Komunitas
adalah sekelompok sosial yang ditentukan oleh ruang lingkup geografis atau nilai
serta ketertarikan yang umum. Komunitas juga memiliki makna kesamaan
hubungan, gaya hidup, frekuensi kontak, dan keintiman yang lebih besar di antara
individu yang tinggal dalam sebuah komunitas (Brooker, 2008).
1. Kekuatan (Strength)
Adanya keterlibatan dari kader kesehatan dan pengurus RW dan RT
mulai dari tahap mengidentifikasi masalah, dan tahap klarifikasi
masalah atau tahap pengumpulan data.
2. Kelemahan (Weakness)
a. Jumlah maskyarakat yang berdomisisli di RT 06 cukup padat
sehingga tidak memungkinkan untuk dilakukan pengambilan data
kepada seluruh masyarakat yang dikarenakan pandemi covid-19
yang sedang terjadi sehingga akan memerlukan waktu yang cukup
lama.
b. Proses penyebaran angket dilakukan dalam waktu singkat yaitu
hanya dalam waktu 4 hari.
c. Penerimaan masyarakat terhadap keberadaan mahasiswa sangat
mendukung berbagai proses pada tahap pengkajian keperawatan
tetapi banyak sekali yang tidak mau dimasukkan ke dalam group
whatsapp dengan alasan memori yang sudah penuh.
3. Peluang (Opportunity)
a. Keberadaan mahasiswa di RT 06 RW 11 Kelurahan Kebayoran Lama
Jakarta Selatan telah mendapat ijin dari ketua RW 11.
b. Adanya kuesioner online pengkajian data awal, sehingga proses
penyusunan instrumen penelitian menjadi tidak begitu lama.
4. Ancaman (Threat)
Instrumen penelitian tidak dilakukan uji validitas dan reliabilitas secara
statistik, sehingga validitas instrument pengumpulan data belum diukur
dengan standar tertentu.
B. Perencanaan
1. Kekuatan (Strength)
a. Adanya dukungan dari Ketua RW, Ketua RT, para kader serta wakil
dari organisasi remaja dibuktikan dengan kehadirannya pada
pertemuan pertama pada saat pemaparan masalah yang ditemukan
dan penyusunan rencana keperawatan serta bersama-sama
menyusun rencana kerja (POA)
b. Peserta yang hadir pada pertemuan pertama bersedia
mengemukakan pendapatnya masing-masing.
2. Kelemahan (Weakness)
a. Keterbatasan waktu pelaksanaan kegiatan sedangkan rencana
kegiatan yang disusun sangat banyak.
b. Peserta mengikutinya hanya bersedia melalui chatting grup tidak
mau video call .
3. Peluang (Opportunity)
a. Adanya dukungan dari Ketua RW 11 dan warga RT 06 kelurahan
Kebayoran Lama Jakarta Selatan.
4. Ancaman (Threat)
Dalam proses perencanaan ini tidak ada ancaman yang harus
diantisipasi.
C. Implementasi
Implementasi merupakan tahap realisasi dari apa yang telah direncanakan oleh
mahasiswa bersama dengan masyarakat terkait masalah kesehatan yang telah
teridentifikasi. Implementasi dilaksanakan bertujuan untuk masalah kesehatan
yang sedang mewabah di Dunia yaitu Covid-19. Kegiatan implementasi yang
telah dilakukan mahasiswa bersama dengan Ketua RW 11, Ketua RT 06, Kader
kader RT 6, Tokoh masyarakat dan agama serta perwakilan organisasi remaja
RT 06 Kelurahan Kebayoran Lama Jakarta Selatan.
a. Kekuatan (Strength)
1) Tersedianya fasilitas tempat untuk melaksanakan Pendidikan
kesehatan.
2) Kegiatan yang dilakukan mahasiswa diterima dengan baik oleh warga
RT 06 RW 11.
3) Mahasiswa mengajak warga untuk melakukan Cuci tangan dengan
sabun atau hand sanitizer.
b. Kelemahan (Weakness)
1) Tidak semua warga dapat ikut pendidikan kesehatan di whatsapp grup.
2) Pendidikan kesehatan di setujui peserta hanya dengan chatting grup
whatsapp bukan videocal.
c. Peluang (Opportunity)
1) Warga yang mengikuti acara Pendidikan kesehatan dan praktek cuci
tangan berpartisipasi sangat aktif
2) Tersedianya grup online untuk melakukan implementasi
d. Ancaman (Threat)
Dalam proses implementasi ini tidak ada ancaman yang harus diantisipasi.
D. Evaluasi
Evaluasi merupakan tahapan akhir dari proses keperawatan. Tujuan pada
tahap ini adalah untuk membandingkan rencana keperawatan yang telah
ditetapkan bersama antara mahasiswa dengan masyarakat RT 06 RW 11
dengan implementasi yang telah dilakukan untuk menyelesaikan masalah
kesehatan yang telah teridentifikasi. Proses evaluasi dilaksanakan juga
bertujuan untuk menentukan rencana tindak lanjut dari proses implementasi
yang akan dilakukan oleh masyarakat sesuai tingkat kemandirian yang
dimiliki masyarakat saat ini. Kegiatan evaluasi dan terminasi telah
dilaksanakan pada hari, tanggal 2 Juni 2020.
Kekuatan (Strength)
1. Hasil laporan masing-masing kegiatan telah terkumpul
2. Materi dan media untuk kegiatan evaluasi telah dipersiapkan dengan baik
sebelum pelaksanaan
3. Sambutan terhadap kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan sangat baik dan
mendukung.
Kelemahan (Weakness)
Peluang (Opportunity)
Ancaman (Threat)
Dalam proses evaluasi ini tidak ada ancaman yang harus diantisipasi.
BAB V
A. Kesimpulan
Kegiatan praktek keperawatan komunitas yang dilakukan oleh mahasiswa
Program Profesi Keperawatan STIKes Pertamedika di RT 06 RW 11
Kelurahan Kebayoran Lama Jakarta Selatan yang dilakukan sejak tanggal 11
Mei - 5 Juni 2020, telah mengidentifikasi 4 masalah keperawatan komunitas,
yaitu masalah hipertensi, diabetes mellitus, asam urat, resiko penyebaran
Covid-19. Dari empat masalah tersebut, masalah covid-19 menjadi prioritas
masalah yang diselesaikan dan mahasiswa melakukan implementasi
berdasarkan perencanaan yang telah dibuat bersama untuk menyelesaikan
masalah kesehatan tersebut. Bentuk-bentuk implementasi yang dilakukan untuk
mengatasi masalah-masalah tersebut berupa pendidikan kesehatan tentang
covid, PHBS (cuci tangan dan pakai masker), pishycal distansing dan sosial
distansing, peningkatan imun (gizi , obat tradisional minuman jahe madu dan
istirahat), manajamen stress dan kebutuhan aktivitas olahraga.
Berdasarkan evaluasi hasil kegiatan asuhan keperawatan komunitas yang telah
dilakukan didapatkan kesimpulan sebagai berikut:
1. Terdapat peningkatan pengetahuan dan keterampilan masyarakat dalam
hal melakukan perawatan masalah covid-19. Ketua RW, Ketua RT 06,
Kader kesehatan, tokoh masyarakat dan agama serta perwakilan organisasi
remaja di RT 06 RW 11 aktif dan kooperatif dalam setiap kegiatan yang
diadakan bersama mahasiswa.
2. Mahasiswa telah mengaplikasikan konsep asuhan keperawatan komunitas
yang telah dipelajar, antara lain proses keperawatan komunitas,
pengorganisasian kelompok dan community as partner.
B. Saran
Selama dilakukan praktek asuhan keperawatan komunitas selama 4 minggu di
RT 06 RW 11 Kelurahan Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, terdapat beberapa
hal yang harus ditindaklanjuti untuk meningkatkan derajat kesehatan
masyarakatnya. Adapun saran yang dapat diberikan seperti melakukan
Pendidikan kesehatan dan pemeriksaan kesehatan gratis setiap bulannya dan
memberikan senam hipertensi, senam kaki diabetik dan peragaan kompres jahe
untuk asam urat secara rutin atau terjadwal serta memberikan informasi kepada
warga jika diadakannya Pendidikan Kesehatan tersebut.
LAMPIRAN
LAMPIRAN 1
LAPORAN PENDAHULUAN
SATUAN ACARA
PENYULUHAN