Anda di halaman 1dari 17

ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN MCI

DISUSUN OLEH :

Amara Muthoharoh 12181002

Andini 12181003

Anisah Nabilah 12181004

Lilik Anggraini 12181026

Nurul Azizah 12181042

Runiarvi 12181055

Sabrina Anisa P 12181056

Suci Amalia H.P 12181059

Trizza Mawarni 12181060

Galih Rachesha 12181018

PROGAM STUDI DIII KEPERAWATAN TINGKAT III ANGKATAN 30


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PERTAMEDIKA
Jalan Bintaro Raya No. 10, Tanah Kusir, Kebayoran Lama Utara Jakarta Selatan
Tahun Ajaran 2019/2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat, karunia serta hidayah-
Nya lah saya dapat menyelesaikan makalah “ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN
DENGAN MCI” ini. Ucapan terimakasih saya sampaikan kepada Bapak Ns.
Archiman,SKM,M.Kep selaku dosen mata kuliah KEPERAWATAN KRITIS STIKes
PERTAMEDIKA.

Makalah ini telah kami susun dengan semaksimal mungkin dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami sangat
berterimakasih kepada semua pihak yang telah membantu kami untuk dapat menyelesaikan
makalah ini dengan baik.

Terlepas dari semua itu, kami menyadari bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan
kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu, kami menerima segala kritik dan saran dari
pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini

Kami berharap semoga makalah ini dapat berguna bagi para pembaca. Dalam pembuatan
makalah ini, masih terdapat banyak kekurangan. Oleh karena itu, kami mohon maaf apabila
terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan.

Jakarta Selatan,

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................................

DAFTAR ISI.......................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN

a. Latar Belakang.........................................................................................................
b. Tujuan......................................................................................................................
c. Rumusan Masalah....................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN

a. Definisi....................................................................................................................
b. Jenis.........................................................................................................................
c. Etiologi....................................................................................................................
d. Manifestasi Klinis....................................................................................................
e. Pathway....................................................................................................................
f. Pemeriksaan Penunjang...........................................................................................
g. Penatalaksanaan Medis............................................................................................

BAB III ASUHAN KEPERAWATAN

BAB IV PENUTUP

a. Kesimpulan..............................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Secara umum miocard infark adalah suatu keadaan infark atau nekrosis otot
jantung karena kurangnya suplai darah dan oksigen pada miocard (ketidak
seimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen miocard). Sumbatan ini sebagian
besar disebabkan oleh ruptur plak ateroma pada arteri koroner yang kemudian diikuti
oleh terjadinya trombosis vasokonstriksi reaksi inflamasi, dan mikroembolisasi.
Kadang-kadang sumbatan ini dapat pula disebabkan oleh spasme arteri koroner,
emboli atau vaskulitis. (Arif Muttaqin, 2012 hal.73)
Menurut laporan WHO, pada tahun 2004, penyakit infark miokardium akut
merupakan penyebab kematian utama didunia (WHO, 2008). Terhitung sebanyak
12,2% kematian terjadi akibat penyakit ini di seluruh dunia. Penyakit ini adalah
penyebab kematian  utama pada orang dewasa di mana-mana (Garas, 2010). Infark
miokardium akut adalah penyebab kematian nomor dua pada negara berpenghasilan
rendah, dengan angka mortalitas 9,4% (WHO, (2008) dikutip dari siregar, (2011)).
Menurut American Heart Acociation, pada tauhun 2004, hampir seribu
kematian di Amerika berkaitan dengan penyakit kardiovaskular, sebanyak 35% dari
semua kematian di Amerika Serikat ditahun tersebut. semakin banyak kematian yang
disebabkan oleh penyakit kardiovaskuler dibandingkan dengan gabungan ketujuh
penyakit kematian utama lainnya. Hal ini di tunjukkan terjadinya satu kematian akibat
penyakit kardiovaskuler tiap 33 detik. Penting bagi tenaga kesehatan dan orang awam
untuk mempelajari konsep penyakit kardiovaskular, tindakan pencegahan, dan
menjaga kesehatan jantung. ( Elizabeth J Corwin, 2009 hal. 441 )
Di Indonesia pada tahun 2002, penyakit infark miokardium akut merupakan
penyebab kematian pertama, dengan angka mortalitas 14% (WHO, 2008). Direktorat
Jendral Pelayanan Medik Depkes RI meneliti, bahwa pada tahun 2007 jumlah pasien
penyakit jantung yang menjalani rawat inap dan rawat jalan di rumah sakit di
Indonesia adalah 239,548 jiwa. Kasus terbanyak adalah penyakit jantung iskemik
yaitu sekitar 110,183 kasus. Case Fatality Rate (CFR) tertinggi terjadi pada infark
miokardium akut (13,49%) dan kemudian diikuti oleh gagal jantung (13,42%) dan
penyakit jantung lainnya (13,37%) (Depkes RI,2009 di kutip dari Siregar, 2011).
Penderita penyakit Miocard Infark di Kota Medan pada tahun 2009-2010
mencapai 8-10 kaus penyerita penyakit miocard infark. Pada tahun 2012 terus
meningkat., ada 15 – 17 kasus penyakit Miocard Infark yang ditangani di RSU Imelda
Pekerja Indonesia Medan. Menurut rekam medic RSU IPI Medan,  Kamis
(24/01/2013), banyak faktor penyebab orang menderita penyakit jantung. Bahkan,
penyakit bisa saja menimpa setiap orang tanpa melihat status sosial. Penyakit jantung
rentan terjadi, apabila  seorang perokok, hypertensi, diabetes dan juga faktor
keturunan. (Rekam Medic RSU IPI Medan)
Miocard Infark disebabkan  oleh penurunan aliran darah melalui satu atau
lebih arteri koroner, mengakibatkan terjadinya iskemia (penurunan suplai darah di
dalam jaringan miocard) dan nekrosis. Dampak yang terjadi akibat Miocard Infark
adalah nekrosis dan iskemik miocard. Oleh karena itulah, peneliti tertarik untuk
mengadakan penelitian guna mengetahui masalah penyebab terjadinya penyakit
Miocard Infark serta penanganan dan pemberian terapi pada pasien yang menderita
penyakit Miocard Infark di Ruang Anggrek RSU IPI Medan.
B. Tujuan
a. Tujuan umum : Penulis mampu melaksanakan Asuhan Keperawatan kegawat
Daruratan MCI
b. Tujuan khusus
1. Penulis mampu melakukan pengkajian data pada klien dengan gangguan
system kardiovaskular; Miocard Infark
2. Penulis mampu merumuskan diagnosa keperawatan yang tepat pada klien
dengan gangguan system kardiovaskular; Miocard infark
3. Menyusun rencana tindakan keperawatan pada klien dengan gangguan system
kardiovaskular; Miocard infark
4. Melaksanakan tindakan keperawatan pada klien dengan gangguan system
kardivaskular; Miocard infark
BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi
Infark Miokard (MCI) adalah suatu keadaan dimana secara tiba-tiba
terjadi pembatasan atau pemutusan aliran darah ke jantung, yang
menyebabkan otot jantung (miokardium) mati karena kekurangan oksigen. Infark
mioakard adalah suatu keadan ketidakseimbangan antara suplai & kebutuhan oksigen
miokard sehingga jaringan miokard mengalami kematian
Infark miokard didefinisikan sebagai nekrosis miokard yang disebabkan oleh
tidak adekuatnya pasokan darah akibat sumbatan akut arteri koroner. Sumbatan ini
sebagian besar disebabkan rupture plak ateroma pada arteri koroner yang kemudian
diikuti oleh terjadinya thrombosis, vasokonstriksi, reaksi inflamasi dan
mikroembolisasi distal. Kadang-kadang sumbatan ini dapat pula disebabkan oleh
spasme arteri koroner, emboli atau vaskulitis. Infark miocard adalah keadaan yang
mengancam kehidupan dengan tanda khas terbentuknya jaringan nekrosis otot yang
permanen karena otot jantung kehilangan suplai oksigen. Infark miocard juga
diketahui sebagai serangan jantung atau serangan koroner. Dapat menjadi fatal bila
terjadi perluasan jaringan yang rusak. Fungsi otot jantung terus menerus memerlukan
keseimbangan suplai dan kebutuhan oksigen, tergantung pada kebutuhan otot.
Gangguan keseimbangan ini menyebabkan kerusakan jaringan secara permanen
dengan perluasan area nekrosis yang membahayakan.(Wajan Juni Udjianti, 2010
hal.81)
Infark miocard akut adalah nekrosis miocardium yang disebabkan oleh tidak
adekuatnya pasokan darah akibat sumbatan akut arteri koroner. Sumbatan ini sebagian
besar disebabkan oleh rupture plak ateroma pada arteri koroner yang kemudian diikuti
oleh terjadinya thrombosis, vasokontriksi, reaksi inflamasi da, mikroembolisasi distal.
Kadang-kadang sumbatan ini dapat pula disebakan oleh spasme arteri koroner, emboli
atau vaskulitis. (Arif Muttaqin, 2010, hal 145).

B. Jenis MCI
1. Infark Transmura
Infark yang terjadi pada seluruh lapisan dinding ventrikel: anterior, inferior,
danposterior
2. Infark subendokardial
Infark pada lapisan superfisial otot jantung.Lokasi Infark Perawat harus
memahami perubahan EKG yang berhubungan dengan distribusi
sirkulasikoroner. Sirkulasi Koroner jantung terbagi menjadi:
1. Arteri koronaria kanan : Aka, Vka, Vki (SA dan AV node), Vki posterior.
2. Arteri koronaria kiri : desending (Vki anterior dan Vki apeks), sirkumfleks.
3. Arteri koronaria sirkumfleks kiri : Aki, Vki posterior
C. Etiologi
1. Coronary Arteri Disease : aterosklerosis, arthritis, trauma pada koroner,
penyempitan arteri koroner karena spasme atau desekting aorta dan arteri
koroner.
2. Coronary Arteri Emboli : infective endokarditis, cardia myxoma,
cardiopulmona bypass surgery, arteriography koroner.
3. Kelainan congenital : anomali arteri koronaria.
4. Ketidakseimbangan suplai oksigen dan kebutuhan miocard : tirotoksikosis,
hipotensi kronis, keracunan karbon monoksida, spenosis atau insufisiensi
aorta.
5. Gangguan Hematologi : anemia, polisitemia vera, hypercoagulabity,
thrombosis, trombositosis dan DIC.(Wajan Juni Udjianti. 2010. Hal 82)
D. Manifestasi Klinis
1. Nyeri dada retrosternal. Seperti: diremas-remas, ditekan, ditusuk, panas, atau
ditindih barang besar
2. Mual-muntah, yang mungkin berkaitan dengan nyeri hebat
3. Sesak, dispnoe
4. Pusing, dan lemah
5. Diaphoresis
6. Kulit dingin dan lembab, Pucat
7. Pengeluaran urine berkurang karena penurunan aliran darah gijal serta
peningkatan aldosterol dan ADH
8. Aritmia Cardiac
9. Takikardia akibat peningkatan stimulasi simpatis jantung
10. Keadaan mental berupa perasaan sangat cemas (Elizabeth J.Corwin,2009 hal 496-
49)
E. Pathway

Terjadi penyempitan pada arteri koroner,peningkatan plak sehingga terjadi ruptur


plak. Penyempitan ini menyebabkan aliran darah arteri koronaria menurun dan
mengganggu suplai oksigen pada jaringan dan menyebabkan iskemia miokardium.
Iskemia miokardium yang berlangsung lebih dari 30 menit akan menyebabkan
kerusakan seluler dan kematian otot atau nekrosis. Bagian miokardium yang
mengalami infark atau nekrosis akan berhenti berkontrasi secara permanen.
Infark miokard biasanya menyerang ventrikel kiri. Infark miokard ini menyebabkan
nyeri karena produksi asam laktat meninggi dan komplikasi post infark.
F. Pemeriksaan Penunjang
1. Laboratorium: konfirmasi enzim.
2. EKG: menunjukkan peninggian gelombang S.T. Iskemia berarti menurunnya atau
datarnya gelombang T. menunjukkan cedera.
3. Ronsen Torak: mungkin normal atau menunjukkan pembesaran jantung
4. Pemantauan Hemodinamika, hanya selektif atas indikasi.( Taufan Nugroho, 2011
hal 253)
G. Penatalaksanaan Medis
1. Istirahat total
2. Penanganan nyeri, dapat berupa terapi farmakologi yaitu: morfin 2,5-5 mg IV atau
Petidin 25-50 mg IM, bisa diulang-ulang : lain-lain seperti Nitrat, Antagonis,
Kalsium dan beta blocker.
3. Membatasi ukuran infark myocardium
 Anti koagulan.
 Anti trombolitik
 Antilipemik
 Vasodilator perifer
4. Pemberian Oksigen 2-4 liter/menit
5. Diet jantung bentuk MII
6. Pasang infus RL untuk persiapan pemberian obat intravena ( Arif Muttaqin, 2012
hal.
BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN

A. PENGKAJIAN
Pengkajian adalah langkah awal dari proses keperawatan. Tahap pengkajian diawali
dari pengumpulan data, analisis data, dan diagnosa keperawatan bersifat aktual
maupun resiko tinggi. Semua data dapat diperoleh dari klien, keluarga,
keperawatan ruangan, anggota tim kesehatan lain, catatan medis dan catatan
keperawatan.Menurut Doengoes (2000) pengkajian terdiri dari :
1. Aktivitas/istirahat
Gejala : Keletihan/kelelahan, tidak dapat tidur, pola hidup menetap,
jadwal olahraga tidak teratur.
Tanda : takikardi, dispnea pada istirahat/aktivitas
2. Sirkulasi
Tanda : tekanan darah meningkat/manurun, penurunan kontraktilitas
ventrikel, edema, distensi vena jugularis, kulit pucat/sianosis.
3. Integritas ego
Gejala : Ansietas, kuatir dan takut. Stres yang berhubungan dengaN
penyakit/keperihatinan finansial (pekerjaan/biaya perawatan medis)
Tanda : Berbagai manifestasi perilaku, misalnya: ansietas,
marah,ketakutan dan mudah tersinggung
4. Makanan/cairan
Gejala : mual, kehilangan nafsu makan, nyeri ulu hati
Tanda : turgor kulit buruk (kulit kering atau berkeringat,
muntah,perubahan berat badan
5. Hygiene
Gejala : Keletihan/kelemahan, kelelahan selama aktivitas
Tanda : Penampilan menandakan kelalaian perawatan personal.
6. Nyeri dan ketidaknyamanan
Gejala : nyeri dada hilang timbul dan dapat menyebar ke bagian lain
seperti abdomen, punggung, leher
Tanda : wajah meringis, perubahan postur tubuh, menarik diri
7. neurosensori
Gejala : pusing selama tidur atau saat bangun (duduk dan istirahat)
Tanda : Tidak tenang, tidak nyaman, gelisah, kelemahan
8. Pernapasan
Gejala : dispnea
Tanda : peningkatan frekuensi pernapasan, nafas sesak,
pucat/sianosis
9. Keamanan
Gejala : Perubahan dalam fungsi mental, kehilangan kekuatan atau
tonus otot
10. Interaksi sosial
Gejala : Penurunan keikutsertaan dalam aktivitas sosial yang biasa
dilakukan.
B. Diagnosa Keperawatan
Berdasarkan pada data manifestasi klinis, riwayat keperawatan,dan data
pengkajian diagnostik, maka diagnose keperawatan utama pasien mencakup hal
berikut:
1) Nyeri dada berhubungan dengan adanya iskemik jaringan akibat
penyempitan arteri koroner.
2) Potensial penurunan cardiac output berhubungan dengan perubahab
irama jantung.
3) Potensial gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan turunnya
curah jantung.
4) Cemas berhubungan dengan takut akan kematian.
5) Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang terpaparnya informasi
C. Perencanaan/Implementasi
Dx I : Nyeri dada berhubungan dengan adanya iskemik jaringan akibat
penyempitan arteri koroner.
Tujuan: klien merasa nyaman, nyeri hilang atau berkurang
Kriteira hasil :
 Menyatakan nyeri dada berkurang atau hilang
 Mendemonstrasikan penggunaan teknik relaksasi
 Menunjukkan menurunnya tegangan, rileks, mudah bergerak

Intervensi :
 Kaji ulang riwayat angina sebelumnya. R : dapat membandingkan nyeri ada
dari pola sebelumnya
 Anjurkan klien untuk melaporkan nyeri dengan segera. R : menunda
melaporkan nyeri menghambat peredaan atau memerluukan peningkatan
dosis
 Bantu melakukan relaksasi misal mengajar nafas dalam. R : membantu dslsm
penurunan respon atau persepsi nyeri
 Kolaborasi pemberian obat analgetik. R : dapat menurunkan nyeri hebat,
memberikan sedasi dan mengurangi kerja miokardium

Dx II :Potensial penurunan cardiac output berhubungan dengan perubahan


irama jantung

Tujuan : curah jantung kembali normal

Kriteria hasil :

 Tekanan darah dalam batas normal


 Haluaran urine kembali normal
 Tidak ada atau penurunan disritmia
Intervensi :
 Auskultasi tekanan darah bandingkan kedua tangan dan ukur dengan tidur,
duduk dan berdiri. R : hipotensi dapat terjadi sehubungan dengan disfungsi
ventrikel
 Evaluasi kesamaan dan kualitas nadi sesuai indikasi. R : penurunan curah
jantung mengakibatkan menurunnya kelamahan atau kekuatan nadi

Dx III : Potensial gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan turunnya curah


jantung

Tujuan : curah jantung kembali normal

Kriteria hasil :

 Kulit hangat dan kering


 Nadi perifer kuat
 Tanda-tanda vital dalam batas normal
 Keseimbangan masukan dan pengeluaran

Intervensi :

 Pantau pernapasan klien, catat kerja nafas. R : vasokontriksi sistemik


diakibatkan karena penurunan curah jantung
 Pantau pemasukan dan catat haluaran urine. R : penurunan pemasukan terus
menerus dapat menurunkan volume sirkulasi yang berdampak negatif pada
perfusi dan fungsi organ
 Kaji fungsi gastrointestinal. R : penurunan aliran darah kemesentri dapat
mengakibatkan disfungsi gastrointestinal
 Lihat adanya pucat, sianosis, kulit lembab, dan catat nadi perifer. R :
vasokontriksi sistemik diakibatkan oleh penurunan curah jantung

Dx IV : Cemas berhubungan dengan takut akan kematian

Tujuan : kecemasan klien berkurang

Kriteria hasil :

 Cemas berkurang atau hilang


 Mendemonstrasikan keterampilan pemecahan masalah positif
 Mengidentifikasi sumber secara tepat

Intervensi :

 Identifikasi persepsi klien terhadap ansietas. R : koping terhadap nyeri


sulit, klien dapat takut mati, atau cemasterhadap lingkungan
 Berikan periode istirahat. R : penyimpanan energi dan meningkatkan
kemampuan klien
 Berikan privasi untuk klien dan orang terdekat. R : meningkatkan
kepercayaan diri dan menurunkan rasa gagal

Dx V : Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang terpaparnya


informasi

Tujuan : klien dapat memahami penyakitnya

Kriteria hasil :
 klien dapat memahami penyakitnya
 menyebutkan gejala yang memerlukan perhatian cepat
 mengidentifikasi perubahan pola hidup perlu intervensi keperawatan

Intervensi :

 Kaji tingkat pengetahuan klien atau orang terdekat. R : perlu untuk


pemberian rencana intruksi individu, menguatkan harapan
 erikan informasi dalam bentuk belajar. R : penggunaan metode bermacam-
macam meningkatkan penyerapan pemahaman
 Beri penguatan penjelasan faktor risiko. R : memberikan kesempatan pada
klien untuk mencapai informasi
D. Evaluasi
1) Nyeri Hilang/Berkurang
2) Klien mampu beraktifitas secara mandiri dengan bantuan minimal
3) Klien tidak cemas
4) Curah jantung normal
5) Perfusi jaringan adekuat
6) Balance cairan seimbang
7) Klien memahami tentang penyakit, perawatan & pengobatannya
BAB IV

PENUTUP

a. Kesimpulan
Secara umum miocard infark adalah serangan jantung atau terhentinya suplai darah ke
bagian jantung yang menyebabkan sel jantung mati. Infark miokard (IM), umumnya
dikenal sebagai serangan jantung, terjadi ketika sekelompok otot jantung mati karena
penyumbatan mendadak dari arteri koroner (trombosis koroner). Hal ini biasanya
disertai dengan nyeri dada luar biasa dan sejumlah kerusakan jantung. Infark miokard
didefinisikan sebagai nekrosis miokard yang disebabkan oleh tidak adekuatnya
pasokan darah akibat sumbatan akut arteri koroner. Sumbatan ini sebagian
besar disebabkan rupture plak ateroma pada arteri koroner yang kemudian diikuti
oleh terjadinya thrombosis, vasokonstriksi, reaksi inflamasi dan mikroembolisasi
distal. Kadang-kadang smbatan ini dapat pula disebabkan oleh spasme arteri koroner,
emboli atau vaskulitis. Infark Miokard Akut adalah oklusi koroner akut disertai
iskemia yang berkepanjangan dan pada akhirnya menyebabkan kerusakan sel dan
kematian (infark) miokard.
DAFTAR PUSTAKA
Corwin, Elisabet J. 2009, Buku Saku Patofisiogi, Edisi 3, Jakarta: EGC
Doenges, Marilynn E. 2000, Rencana Asuhan Keperawatan, Jakarta : EGC
Muttaqin, Arif.  2012, Asuhan keperawatan klien dengan gangguan system
kardivaskular dan hematologi, Jakarta: Salemba Medika .
Muttaqin, Arif. 2012, Asuhan Keperawatan Klien dengan Ganggguan Sistem
Kardiovaskular dan Hematologi, Jakarta: Salemba Medika.
Nugroho, Taufan. 2011,  Asuhan Keperawatan Maternitas, Anak, Bedah, Penyakit
dalam, Yogyakarta; Nuha medika
Setiadi, 2007, Anatomi Fisiologi Manusia, Yogyakarta: Graha Ilmu.
Udjianti, Wajan Juni. 2010, Keperawatan Kardiovaskular, Jakarta: Salemba Medika.

Anda mungkin juga menyukai