DI SUSUN OLEH
KELOMPOK 3
1. Eva Herlina, S.Kep : 2014901110024
2. Mutia Rahmah, S.Kep : 2014901110056
3. Muqorrobin Hafiezh, S.Kep : 2014901110055
4. Narita Trimar, S.Kep : 2014901110058
5. Syahri Fadillah, S.Kep : 2014901110087
6. Sasmita Dewi, S.Kep : 2014901110079
7. Septea Wulandari, S.Kep : 2014901110080
8. Salimi, S.Kep : 2014901110078
9. Wahyu Ariadi, S.Kep : 2014901110091
10. Widya Febriana, S.Kep : 2014901110094
Kelompok 3
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Tujuan 3
1. Tujuan Umum 3
2. Tujuan Khusus4
C. Kegiatan 4
1. Waktu Pelaksanaan 4
2. Lokasi Kegiatan4
3. Kegiatan dan jadwal 4
D. Manfaat Kegiatan 4
1. Untuk Mahasiswa 4
2. Untuk Masyarakat 5
3. Untuk Institusi Pendidikan 5
4. Untuk Profesi Kesehatan Khususnya Keperawatan 5
E. Sistematika Penulisan 5
F. Metodologi Penulisan 6
ii
5. Upaya Resosiliatif 12
K. Kegiatan Praktek Keperawatan Komunitas 12
L. Prinsip Dasar 13
1. Ilmu Keperawatan 13
2. Ilmu Kesehatan Masyarakat 13
3. Ilmu Sosial 14
M. Model Pendekatan 14
N. Langkah-langkah Proses Keperawatan 15
iii
11. Hewan Peliharaan 33
T. Kondisi Kesehatan Umum 33
1. Pelayanan Kesehatan 33
2. Pasangan Usia Subur, Ibu Hamil, Ibu Nifas, dan Ibu Menyusui 34
3. Balita 37
4. Remaja 38
5. Lansia 38
U. Penapisan Masalah 40
V. Analisa Data 41
W. Planning Of Action 42
X. Rencana Keperawatan 43
Y. Rencana Kerja 44
Z. Implementasi 46
DAFTAR PUSTAKA 57
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam pembukaan UUD 1945 tercantum cita-cita bangsa yang sekaligus merupakan
tujuan nasional bangsa Indonesia. Tujuan bangsa Indonesia tersebut adalah untuk
melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia untuk
memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut
melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi,
dan keadilan sosial.
Pada Tap MPR No.II tahun 1983 tentang GBHN juga dijelaskan bahwa dalam rangka
mempertinggi taraf kesehatan dan kecerdasan rakyat, termasuk gizi juga perlu
ditingkatkan dengan pengembangan Sistem Kesehatan Nasional (SKN). Program
kesehatan nasional ini akan dapat dilaksanakan dengan adanya kerjasama dan
partisipasi masyarakat dan diarahkan terutama pada golongan masyarakat yang
berpenghasilan rendah baik di desa maupun di kota-kota besar.
Masa globalisasi menuntut adanya perkembangan dan perubahan di segala bidang,
salah satu diantaranya adalah bidang kesehatan. Dengan berbagai inovasi yang
dilakukan di bidang kesehatan, perubahan bidang ilmu pengetahuan dan teknologi,
maka terjadi peningkatan usia harapan hidup warga Indonesia dan ini memberikan
dampak tersendiri dalam upaya peningkatan derajat atau status kesehatan penduduk.
Penyelenggaraan upaya kesehatan oleh bangsa Indonesia untuk mencapai
peningkatan derajat hidup sehat bagi setiap penduduk adalah merupakan hakikat
pembangunan kesehatan yang termuat di dalam Sistem Kesehatan Nasional (SKN)
dengan tujuan agar dapat mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal,
sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum dari tujuan nasional. Agar tujuan dapat
tercapai secara optimal, diperlukan partisipasi aktif dari seluruh anggota masyarakat
bersama petugas kesehatan. Hal ini menyatakan bahwa setiap orang berkewajiban
untuk ikut serta dalam memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan perorangan,
keluarga, dan lingkungan.
Peningkatan taraf hidup masyarakat Indonesia diberbagai bidang kehidupan
mengakibatkan pergeseran pola kehidupan masyarakat diantaranya bidang kesehatan.
Dengan berkembangnya paradigma sehat-sakit, saat ini telah terjadi pergeseran,
antara lain perubahan upaya kuratif menjadi upaya preventif dan promotif, dan segi
kegiatan yang pasif menunggu masyarakat berobat ke unit-unit pelayanan kesehatan
1
2
menjadi kegiatan penemuan kasus yang bersifat aktif. Hal ini akan memberikan
kesempatan seluas-luasnya kepada masyarakat untuk ikut berperan serta secara aktif
dalam upaya peningkatan status kesehatannya.
Masyarakat atau komunitas sebagai bagian dari subyek dan obyek pelayanan
kesehatan dan dalam seluruh proses perubahan hendaknya perlu dilibatkan secara
lebih aktif dalam usaha peningkatan status kesehatannya dan mengikuti seluruh
kegiatan kesehatan komunitas. Hal ini dimulai dari pengenalan masalah kesehatan
sampai penanggulangan masalah dengan melibatkan individu, keluarga, dan
kelompok dalam masyarakat.
Usaha untuk mencapai tujuan tersebut di atas perlu diselenggarakan dalam upaya
pembangunan yang berkesinambungan dalam rangka program pembangunan yang
menyeluruh, terarah, dan terpadu, dengan melalui pendekatan promotif
(peningkatan) kesehatan masyarakat, preventif (pencegahan), kuratif (pengobatan),
dan rehabilitatif kesehatan masyarakat, sehingga Profesi Ners Stage Komunitas akan
dapat berhasil mencapai tujuan yang telah ditetapkan dan diharapkan, bila
pembangunan kesehatan tersebut telah dilakukan dengan sebenar-benarnya dan
berdasarkan atas Sistem Kesehatan Nasional (SKN).
Profesi Ners Stage Komunitas merupakan pencerminan dari pelaksanaan Tri Dharma
Perguruan Tinggi yang merupakan suatu bentuk kegiatan pengabdian kepada
masyarakat, agar mahasiswa memperoleh pengetahuan secara komprehensif sesuai
dengan kebutuhan masyarakat dan kemampuan mahasiswa.
Pada Universitas Muhammadiyah Banjarmasin kegiatan ini harus dilakukan oleh
setiap mahasiswa yang telah selesai mengikuti mata ajaran Keperawatan Komunitas
dengan pendekatan pelayanan kesehatan utama (Primary Health Care).
Stase Komunitas adalah suatu tatanan yang nyata dalam memberikan kesempatan
kepada peserta didik untuk menerapkan proses keperawatan kepada keluarga atau
kelompok dan masyarakat, bersama-sama dengan upaya yang dilaksanakan di
puskesmas. Dengan demikian, maka kegiatan komunitas yang dilaksanakan oleh
mahasiswa Universitas Muhammadiyah Banjarmasin Tahun Akademik 2020/2021
berada di wilayah kerja puskesmas dan mengikuti program-program yang akan dan
sedang digarap oleh puskesmas yang bersangkutan.
Melalui Stage komunitas ini merupakan salah satu upaya peningkatan kemampuan
dengan individu, keluarga, dan kelompok ditatanan pelayanan kesehatan komunitas
dengan menerapkan konsep kesehatan dan keperawatan komunitas, juga mahasiswa
sebagai calon tenaga kesehatan diharapkan mempunyai pengalaman belajar di
3
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah mengikuti kegiatan Profesi Ners Stage Komunitas, mahasiswa dapat
memiliki pengalaman dalam memberikan perawatan kesehatan masyarakat
dengan menggunakan metode atau pendekatan proses keperawatan baik terhadap
individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat.
4
2. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti kegiatan Profesi Ners Stage Komunitas, mahasiswa mampu:
a. Mengkaji kebutuhan kesehatan komunitas.
b. Merencanakan intervensi keperawatan kesehatan komunitas berdasarkan
diagnosis kesehatan komunitas dan kebutuhan kesehatan utama dengan
penekanan pada kelompok risiko tinggi (ibu, anak, dan usia lanjut).
c. Melaksanakan keperawatan kesehatan komunitas untuk meningkatkan
kesehatan masyarakat dengan menggunakan sumber yang ada dan potensial
serta menggunakan teknik tepat guna termasuk melakukan rujukan dan
menyusun strategi pendidikan kesehatan.
d. Melaksanakan pencatatan dan pelaporan data yang berhubungan dengan
tindakan keperawatan kesehatan komunitas.
e. Mengevaluasi pelayanan keperawatan kesehatan berdasarkan hasil yang
diharapkan atau kriteria yang telah ditetapkan.
f. Menghayati peranannya sebagai anggota tim kesehatan dan bekerja sama
secara efektif dan efisien.
C. Kegiatan
1. Waktu Pelaksanaan
Pelaksanaan Profesi Ners Stase Komunitas dimulai dari tanggal 04 - 29 Januari
2021
2. Lokasi Kegiatan
Kegiatan dilaksanakan di RT.17, Kelurahan Kelayan Tengah, Banjarmasin
Selatan, Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan.
3. Kegiatan dan Jadwal
Kegiatan terlampir.
D. Manfaat Kegiatan
1. Untuk Mahasiswa
Manfaat yang didapat dari Praktek ini bagi mahasiswa, antara lain :
a. Dapat mengaplikasikan konsep kesehatan komunitas secara nyata kepada
masyarakat.
b. Belajar menjadi model profesional dalam menerapkan asuhan keperawatan
dan kebidanan komunitas.
5
E. Sistematika penulisan
Dalam penyusunan laporan Asuhan Keperawatan Komunitas ini, penulis
menggunakan metodologi pendekatan komprehensif melalui proses Asuhan
Komunitas yang dituangkan dalam beberapa bab yaitu sebagai berikut :
1. Bab pertama, pendahuluan yang menguraikan tentang latar belakang, tujuan,
manfaat, kegiatan, sistematika penulisan dan metodologi penulisan.
6
2. Bab kedua, tinjauan teoritis yang menguraikan tentang teori-teori terdiri dari :
keperawatan kesehatan komunitas, tujuan dan fungsi keperawatan komunitas,
sasaran, ruang lingkup perawatan kesehatan komunitas, kegiatan praktek
keperawatan komunitas, prinsip dasar, model pendekatan dan langkah-langkah
proses keperawatan.
3. Bab ketiga, asuhan komunitas yang membahas tentang penerapan asuhan
keperawatan dan kebidanan yang meliputi 2 (dua) tahapan yaitu tahap persiapan
dan tahap pelaksanaan yang terdiri dari pengkajian, analisa data, penentuan
masalah kesehatan (penapisan masalah kesehatan, prioritas masalah, planning of
action), perencanaan kegiatan, pelaksanaan, dan evaluasi.
4. Bab keempat, penutup yang meliputi kesimpulan dan saran.
F. Metodologi penulisan
Metode Asuhan Keperawatan Komunitas yang digunakan dalam penulisan laporan
ini adalah melalui suatu kasus yang kemudian melaporkan langsung hasil asuhan
keperawatan yang dilaksanakan pada masyarakat atau komunitas dengan pendekatan
proses keperawatan yang meliputi : pengkajian, analisa data, penapisan masalah,
prioritas masalah, planning of action (POA), perencanaan kegiatan asuhan
komunitas, implementasi/pelaksanaan beserta evaluasi.
8
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
8
9
2. Fungsi
a. Memberikan pedoman dan bimbingan yang sistematis dan ilmiah bagi tenaga
kesehatan masyarakat dan keperawatan dalam memecahkan masalah klien
melalui asuhan keperawatan.
b. Agar masyarakat mendapatkan pelayanan yang optimal sesuai dengan
kebutuhannya dalam kemandiriannya di bidang kesehatan.
c. Memberikan asuhan keperawatan melalui pendekatan pemecahan masalah,
komunikasi yang efektif dan efisien serta melibatkan peran serta masyarakat.
d. Agar masyarakat bebas mengemukakan pendapat berkaitan dengan
permasalahannya atau kebutuhannya sehingga mendapatkan penanganan dan
pelayanan yang cepat dan pada akhirnya dapat mempercepat proses
penyembuhannya.
C. Sasaran
Sasaran perawatan kesehatan komunitas adalah individu, keluarga kelompok dan
masyarakat, baik yang sehat maupun yang sakit yang mempunyai masalah
kesehatan/perawatan.
11
1. Individu
Individu adalah bagian dari anggota keluarga. Apabila individu tersebut
mempunyai masalah kesehatan atau keperawatan karena ketidakmampuan
merawat diri sendiri oleh suatu hal dan sebab, maka akan dapat mempengaruhi
anggota keluarga lainnya baik secara fisik, mental maupun sosial.
2. Keluarga
Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat, terdiri atas kepala keluarga,
anggota keluarga lainnya yang berkumpul dan tinggal dalam suatu rumah tangga
karena pertalian darah dan ikatan perkawinan atau adopsi, satu dengan lainnya
saling tergantung dan berinteraksi. Bila salah satu atau beberapa anggota keluarga
mempunyai masalah kesehatan/keperawatan, maka akan berpengaruh terhadap
anggota keluarga lainnya dan keluarga-keluarga yang ada di sekitarnya.
3. Kelompok Khusus
Kelompok Khusus adalah kumpulan individu yang mempunyai kesamaan jenis
kelamin, umur, permasalahan, kegiatan yang terorganisasi yang sangat rawan
terhadap masalah kesehatan. Termasuk di antaranya adalah:
a. Kelompok khusus dengan kebutuhan khusus sebagai akibat perkembangan
dan pertumbuhannya, seperti: 1) ibu hamil; 2) bayi baru lahir; 3) balita; 4)
anak usia sekolah; serta 5) usia lanjut.
b. Kelompok dengan kesehatan khusus yang memerlukan pengawasan dan
bimbingan serta asuhan keperawatan, di antaranya adalah: 1) penderita
penyakit menular, seperti: TBC, lepra, AIDS, penyakit kelamin dan lainnya; 2)
penderita dengan penyakit tidak menular, seperti: penyakit diabetes mellitus,
jantung koroner, cacat fisik, gangguan mental dan lain sebagainya.
c. Kelompok yang mempunyai risiko terserang penyakit, di antaranya: 1) wanita
tuna susila; 2) kelompok penyalahgunaan obat dan narkoba; 3) kelompok-
kelompok pekerja tertentu; dan lain-lain.
d. Lembaga sosial, perawatan dan rehabilitasi, di antaranya adalah: 1) panti
werdha; 2) panti asuhan; 3) pusat-pusat rehabilitasi (cacat fisik, mental dan
sosial); serta 4) penitipan balita.
4. Masyarakat
Masyarakat adalah sekelompok manusia yang hidup dan bekerja sama cukup lama
sehingga mereka dapat mengatur diri mereka dan menganggap diri mereka sebagai
satu kesatuan sosial dan batas-batas yang telah ditetapkan dengan jelas.
Masyarakat merupakan kelompok individu yang saling berinteraksi, saling
tergantung, dan bekerja sama untuk mencapai tujuan. Dalam berinteraksi sesama
12
F. Prinsip Dasar
Perawatan kesehatan masyarakat merupakan bidang khusus dalam ilmu keperawatan,
yang merupakan gabungan ilmu keperawatan, ilmu kesehatan, dan ilmu sosial (WHO,
1959) dalam (Hidayat, 2014). Suatu bidang dalam keperawatan yang merupakan
perpaduan antara keperawatan dan kesehatan masyarakat dengan dukungan peran serta
masyarakat (Rapat Kerja Keperawatan Kesehatan Masyarakat, 1989). Dengan
demikian ada 3 teori yang menjadi dasar ilmu perawatan kesehatan masyarakat yaitu :
(1). Ilmu keperawatan, (2). Ilmu kesehatan masyarakat, dan (3). Ilmu sosial (peran
serta masyarakat).
1. Ilmu keperawatan
Konsep keperawatan dikarakteristikkan oleh 4 komponen konsep pokok yang
menjadi paradigma dalam keperawatan, dimana menggambarkan hubungan teori-
teori yang membentuk susunan yang mengatur teori-teori tersebut berhubungan
satu dengan lainnya, yaitu : konsep manusia, konsep kesehatan, konsep
15
3. Ilmu sosial
Pengetahuan sosial kemasyarakatan penting untuk dipahami oleh seorang
perawat kesehatan masyarakat dalam menjalankan tugasnya, sebab akan
berhadapan dengan kelompok-kelompok sosial dalam masyarakat. Pengetahuan
sosial yang dimaksud adalah ilmu pengembangan dan pengorganisasian
masyarakat, pendekatan edukatif dan teori tentang pendekatan perubahan
perilaku. Hal ini bisa dirasakan oleh petugas kesehatan saat menjalankan tugas,
peran, dan fungsinya dalam keluarga, kelompok, atau masyarakat dengan
berbagai latar belakang agama, budaya, pendidikan, ekonomi, norma, adat
istiadat, dan aturan-aturan yang berlaku dalam masyarakat.
G. Model Pendekatan
Pendekatan yang digunakan perawat dalam memecahkan masalah kesehatan
masyarakat yangditujukan kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat secara
keseluruhan adalah pendekatan pemecahan masalah (problem solving approach) yang
16
Dari beberapa pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya
langkah-langkah dalam proses keperawatan komunitas adalah :
1. Pengkajian
2. Diagnosis keperawatan
3. Perencanaan atau intervensi
4. Pelaksanaan atau implementasi
5. Evaluasi atau penilaian
Langkah-langkah dalam proses keperawatan di atas akan dibahas satu persatu dan lebih
mendalam.
17
1. Pengkajian (assessment)
Pengkajian adalah merupakan upaya pengumpulan data secara lengkap dan
sistematis terhadap masyarakat untuk dikaji dan dianalisis sehingga masalah
yang dihadapi oleh masyarakat baik individu, keluarga, atau kelompok yang
menyangkut permasalahan pada fisiologis, psikologis, sosial ekonomi, maupun
spiritual dapat ditentukan. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan perawat kesehatan
masyarakat dalam mengkaji masalah kesehatan baik di tingkat individu,
keluarga, kelompok, dan masyarakat adalah :
a. Pengumpulan Data
Tujuan pengumpulan data dimaksudkan untuk memperoleh informasi
mengenai masalah kesehatan yang dihadapi individu, keluarga, kelompok
khusus, masyarakat melalui wawancara, observasi, studi dokumentasi
dengan menggunakan instrumen pengumpulan data dalam menghimpun
informasi, sehingga dapat ditentukan tindakan yang harus diambil untuk
mengatasi masalah tersebut yang menyangkut aspek fisik, psikologis, sosial
ekonomi, dan spiritual serta faktor lingkungan yang mempengaruhinya. Oleh
karena itu, data yang dikumpulkan harus akurat dan dapat dilakukan analisa
data untuk pemecahan masalah.
Jenis data secara umum dapat diperoleh dari data subjektif dan objektif. Data
subjektif adalah data yang diperoleh dari keluhan atau masalah yang
dirasakan oleh individu, keluarga, kelompok, dan komunitas yang
diungkapkan secara langsung melalui lisan. Sedangkan data objektif
merupakan data yang diperoleh melalui suatu pemeriksaan, pengamatan, dan
pengukuran.
Sumber data yang dikumpulkan dalam tahap pengkajian dapat berupa data
primer atau data sekunder. Data primer adalah data yang dikumpulkan oleh
pengkaji yang dalam hal ini mahasiswa atau perawat kesehatan masyarakat
18
2) Pengamatan
Pengamatan dalam keperawatan komunitas dilakukan meliputi aspek
fisik, psikologis, dan sikap dalam rangka menegakkan diagnosis
keperawatan. Pengamatan dilakukan dengan menggunakan panca indera
dan hasilnya dicatat dalam format proses keperawatan.
3) Pemeriksaan fisik
Dalam keperawatan komunitas di mana salah satunya asuhan
keperawatan yang diberikan adalah asuhan keperawatan keluarga, maka
pemeriksaan fisik yang dilakukan dalam upaya membantu menegakkan
diagnosis keperawatan dengan cara : inspeksi (yaitu melakukan
pengamatan pada bagian tubuh pasien atau keluarga yang sakit), palpasi
(yaitu pemeriksaan fisik yang dilakukan dengan cara meraba pada
bagian tubuh yang mengalami gangguan), auskultasi (yaitu pemeriksaan
fisik yang dilakukan dengan cara mendengarkan bunyi bagian tubuh
tertentu dan biasanya perawat komunitas menggunakan stetoskop
sebagai alat bantu untuk mendengarkan denyut jantung, bising usus,
suara paru, dan sebagainya), dan perkusi (adalah cara pemeriksaan fisik
yang dilakukan dengan cara mengetukkan jari telunjuk atau alat
reflexhammer pada bagian tubuh yang diperiksa).
b. Analisa Data
Analisa data adalah kemampuan untuk mengaitkan data dan
menghubungkan data dengan kemampuan kognitif yang dimiliki sehingga
dapat diketahui tentang kesenjangan atau masalah yang dihadapi oleh
masyarakat apakah itu masalah kesehatan atau masalah keperawatan. Tujuan
dari analisa data adalah sebagai berikut :
1) Menetapkan kebutuhan komunitas
2) Menetapkan kekuatan
3) Mengidentifikasi pola respons komunitas
4) Mengidentifikasi kecenderungan penggunaan pelayanan kesehatan.
Analisa data dilaksanakan berdasarkan data yang telah diperoleh dan disusun
dalam suatu format yang sistematis. Dalam menganalisa data memerlukan
pemikiran yang kritis.
Data yang terkumpul kemudian dianalisa seberapa besar faktor stresor yang
mengancam dan seberapa berat reaksi yang timbul di komunitas. Selanjutnya
dirumuskan masalah atau diagnosa keperawatan. Menurut (Hidayat, 2014)
masalah tersebut terdiri dari: 1) masalah sehat-sakit; 2) karakteristik
populasi; serta 3) karakteristik lingkungan.
Kriteria Penapisan
Tersedia Sumber
Kemungkinan untuk pendidikan kesehatan
Sesuai dengan peran perawat komunitas
Diagnosa
Kemungkinan untuk diatasi
Keperawatan
Sumber daya peralatan
Komunitas
Jumlah yang berisiko
JUMLAH SCORE
Sumber daya tempat
Sumber daya waktu
Menetapkan skala prioritas dilakukan untuk menentukan tindakan yang lebih dahulu
ditanggulangi karena dianggap dapat mengancam kehidupan masyarakat secara
21
2. Diagnosis keperawatan
Diagnosis keperawatan adalah respons individu pada masalah kesehatan baik
yang aktual maupun potensial. Masalah aktual adalah masalah yang diperoleh
pada saat pengkajian sedangkan masalah potensial adalah masalah yang mungkin
timbul. Jadi, yang dimaksud dengan diagnosis keperawatan adalah suatu
pernyataan yang jelas, padat, dan pasti tentang status dan masalah kesehatan
pasien yang dapat diatasi dengan tindakan keperawatan. Dengan demikian
diagnosis keperawatan ditetapkan berdasarkan masalah yang ditemukan.
Perumusan diagnosis keperawatan dapat dilakukan dengan dua cara yaitu sebagai
berikut :
a. Dengan rumus PES (Problem + Etiologi + Symptom)
b. Dengan rumus PE (Problem + Etiologi)
Jadi, menegakkan diagnosa keperawatan minimal harus mengandung dua
komponen tersebut di atas, di samping mempertimbangkan hal-hal sebagai
berikut :
a. Kemampuan masyarakat untuk menanggulangi masalah
b. Sumber daya yang tersedia dari masyarakat
c. Partisipasi dan peran serta masyarakat
3. Perencanaan (intervensi) keperawatan
Perencanaan keperawatan adalah penyusunan rencana tindakan keperawatan
yang akan dilaksanakan untuk mengatasi masalah sesuai dengan diagnosis
keperawatan yang telah ditentukan dengan tujuan terpenuhinya kebutuhan
pasien. Jadi, perencanaan asuhan keperawatan kesehatan masyarakat disusun
berdasarkan diagnosa keperawatan yang telah ditetapkan dan rencana asuhan
keperawatan disusun harus mencakup: perumusan tujuan, rencana tindakan
keperawatan yang akan dilaksanakan, dan kriteria hasil untuk menilai pencapaian
tujuan.
a. Perumusan tujuan
Dalam merumuskan tujuan harus memenuhi kriteria yaitu sebagai berikut :
1) Berfokus pada masyarakat
2) Jelas dan singkat
3) Dapat diukur dan diobservasi
4) Realistik
5) Ada target waktu
6) Melibatkan peran serta masyarakat
23
3) Bersifat spesifik :
(1) Siapa yang melakukannya ?
(2) Apa yang dilakukan ?
(3) Di mana dilakukan ?
(4) Kapan dilakukan ?
(5) Bagaimana melakukan ?
(6) Frekuensi melakukan ?
4. Pelaksanaan (implementasi) keperawatan
Pelaksanaan merupakan tahap realisasi dari rencana asuhan keperawatan yang
telah disusun. Dalam pelaksanaan tindakan keperawatan perawat kesehatan
masyarakat harus bekerja sama dengan anggota tim kesehatan lainnya, dalam hal
ini melibatkan pihak Puskesmas, bidan desa, dan anggota masyarakat. Prinsip
yang umum digunakan dalam pelaksanaan atau implementasi pada keperawatan
komunitas adalah sebagai berikut :
a. Inovatif
Perawat kesehatan masyarakat harus mempunyai wawasan luas dan mampu
menyesuaikan diri dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
(IPTEK) dan berdasarkan iman dan takwa (IMTAQ).
b. Integrated
Perawat kesehatan masyarakat harus mampu bekerja sama dengan sesama
profesi, tim kesehatan lain, individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat
berdasarkan asas kemitraan.
c. Rasional
Perawat kesehatan masyarakat dalam melakukan asuhan keperawatan harus
menggunakan pengetahuan secara rasional demi tercapainya rencana
program yang telah disusun.
d. Mampu dan mandiri
Perawat kesehatan masyarakat diharapkan mempunyai kemampuan dan
kemandirian dalam melaksanakan asuhan keperawatan serta kompeten.
e. Ugem
Perawat kesehatan masyarakat harus yakin dan percaya atas kemampuannya
dan bertindak dengan sikap optimis bahwa asuhan keperawatan yang
diberikan akan tercapai. Dalam melaksanakan implementasi yang menjadi
fokus adalah : program kesehatan komunitas dengan strategi komunitas
organisasi dan partnerships in community.
25
5. Penilaian/Evaluasi
Evaluasi memuat keberhasilan proses dan keberhasilan tindakan keperawatan.
Keberhasilan proses dapat dilihat dengan membandingkan antara proses dengan
pedoman atau rencana proses tersebut. Sedangkan keberhasilan tindakan dilihat
dengan membandingkan antara tingkat kemandirian masyarakat dalam perilaku
kehidupan sehari-hari dan tingkat kemajuan kesehatan masyarakat komunitas
dengan tujuan yang telah ditetapkan atau dirumuskan sebelumnya. Evaluasi
dilakukan atas respons komunitas terhadap program kesehatan.
Hal-hal yang perlu dievaluasi adalah masukan (input) pelaksanaan (proses) dan
hasil akhir (output). Penilaian yang dilakukan berkaitan dengan tujuan yang akan
dicapai, sesuai dengan perencanaan yang telah disusun semula. Ada 4 dimensi
yang harus dipertimbangkan dalam melaksanakan penilaian yaitu : a) daya guna;
b) hasil guna; c) kelayakan; serta d) kecukupan. Kegiatan yang dilakukan dalam
penilaian menurut Narul Effendy, 1998 adalah sebagai berikut :
a. Membandingkan hasil tindakan yang dilaksanakan dengan tujuan yang telah
ditetapkan.
b. Menilai efektifitas proses keperawatan mulai dari tahap pengkajian sampai
dengan pelaksanaan.
c. Hasil penilaian keperawatan digunakan sebagai bahan perencanaan
selanjutnya apabila masalah belum teratasi.
Keterangan:
: Peran
Masyarakat
: Peran
27
Pada gambar di atas dapat dijelaskan alih peran untuk memandirikan klien dalam
menanggulangi masalah kesehatan. Pada awalnya peran perawat lebih besar dari
pada klien dan berangsur-angsur peran klien lebih besar dari pada perawat.
Kegunaan evaluasi adalah sebagai berikut :
a. Menentukan perkembangan keperawatan kesehatan masyarakat yang
diberikan.
b. Menilai hasil guna, daya guna, dan produktivitas asuhan keperawatan yang
diberikan.
c. Menilai asuhan keperawatan dan sebagai umpan balik untuk memperbaiki
atau menyusun rencana baru dalam proses keperawatan.
Tujuan akhir dari perawatan komunitas adalah kemandirian keluarga yang terkait
dengan lima tugas keluarga yaitu : mengenal masalah kesehatan, mengambil
keputusan tindakan kesehatan, merawat anggota keluarga, menciptakan
lingkungan yang dapat mendukung upaya peningkatan kesehatan keluarga serta
28
I. Pengkajian
A. Data Demografi
Kelayan Timur adalah salah satu kelurahan di kecamatan banjarmasin selatan. Kota
Banjarmasin. Provinsi Kalimanan Selatan.
Wilayah puskesmas kelayan timur berada disebelah selatan dari wilayah kota
Banjarmasin, dengan luas 1,73 KM3 dengan batas-batas wilayah sebagai berikut :
1. Sebelah utara berbatasan dengan kelurahan kelayan barat
2. Sebelah selatan berbatasan dengan kelurahan tanjung pagar
3. Sebelah barat berbatasan dengan kelurahan kelayan selatan
4. Sebelah timur dengan kelurahan kelayan dalam
Puskesmas kelayan timur terdiri dari dua kelurahan dengan 60 rukun tetangga
yakni:
1. Kelurahan kelayan timur berjumlah 21 RT ( luas wilayah 1,59 km3)
2. Kelurahan kelayan tengah berjumlah 39 RT ( luas wilayah 0,14 km3)
Dalam 2 kelurahan terbagi menjadi rukun warga 60 rukun tetangga.
27
28
B. KARAKTERISTIK DEMOGRAFI
Kebijakan pembangunan kependudukan diarahkan pada peningkatan angka Indeks
Pembangunan Manusia (IPM) dan Kota Banjarmasin pada tahun 2016 berada pada
urutan 2 dari 13 Kabupaten/Kota di Provinsi Kalimantan Selatan dengan angka
74,94. Sedangkan pada tahun 2019 diperkirakan akan mencapai 75,29.
1. Pertumbuhan penduduk
Laju pertumbuhan penduduk tahun 1990-2000 mencapai 1,02% dan tahun
2000-2014 pertumbuhan penduduk mencapai 1,72%.
2. Kepadatan penduduk
Kepadatan penduduk Puskesmas Kelayan Timur pada tahun 2011 Kelurahan
Kelayan Timur kepadatan mencapai 4008,24 jiwa/km 2 dan Kelurahan Kelayan
Timur mencapai 46.752,63 jiwa/km2. Luas puskesmas kelayan timur dapat
disimpulkan bahwa termasuk dalam kategori sangat padat.
3. Komposisi Penduduk dan Rasio Tanggungan
Komposisi penduduk menurut umur ini dipengaruhi oleh indikator demografi
yaitu kelahiran, kematian dan imigrasi. Selanjutnya perubahan dalam komposisi
penduduk akan mempengaruhi pola berbagai aspek kehidupan, antara lain
aspek ekonomi, budaya, pendidikan, politik dan lingkungan.
Perubahan komposisi penduduk menurut umur serta rasio beban tanggungan
terlihat pada tabel dibawah ini
6% 11%
7%
10%
7%
7% 9%
8% 9%
0%
11% 1%
12% 34%
20%
21%
0%
Pelajar / Mahasiswa
8% Mengurus Rumah Tangga
10% 1% 26% Belum Bekerja
Lainnya
Buruh
15%
Karyawan Swasta/ BUM / BUMD
Guru/ Dosen
25% PNS
16%
Berdasarkan tabel di atas sebagian besar penduduk belum bekerja yaitu sebesar
71 orang (17%). Sedangkan persentasi pekerjaan terendah adalah PNS yaitu
sebesar 1 orang (0%) dan presentasi pekerjaan buruh yaitu sebesar 42 orang
(10%).
4. Total distribusi KK berdasarkan Agama
32
0%
Islam
100%
17% 17%
Rumah Sakit
Puskesmas
Bidan Praktek
17% 17% Puskesmas Pembantu
Posyandu Balita
Posyandu Lansia
17% 17%
Berdasarkan tabel di atas, fasilitas kesehatan yang digunakan yaitu Rumah Sakit
1 (20%), Puskesmas 1 (20%), Bidan Praktek 1 (20%), Puskesmas Pembantu 1
(20%), Posyandu 1 (20%) Poskesdes 1 (20%).
38%
63%
Berdasarkan tabel di atas, kader kesehatan yang masih aktif 5 (100 %), dan kader
kesehatan yang masih aktif 3 (100%).
7. Total distribusi fasilitas umum
34
20%
80%
1 Angkutan Umum 0 0%
2 Saluran Air 0 0%
5 Lainnya 0 0%
Total 9 100 % 4
Berdasarkan tabel di atas, fasilitas umum yang paling banyak yaitu alat
penerangan umum 8 (89%). Dan tempat pembuangan sampah 1 (11%).
12%
88%
Sehat Sakit
Berdasarkan tabel di atas, jumlah penduduk yang sehat 355 orang (88%) dan
jumlah penduduk yang sakit 51 orang (12%).
35
Kolestrol
18% Asam Urat/ Gout
arthritis
Diabetes Melitus 18%
18%
Berdasarkan tabel di atas, penyakit yang paling tinggi di derita penduduk untuk
pertama kali dikaji yaitu penyakit Hipertensi Sebanyak 10 (20%) dan penyakit
yang paling rendah di antaranya penyakit Asma sebanyak 1 (1%).
3. Kegiatan Penduduk RT 17
a. Kegiatan Penduduk di lingkungan RT 17
36
Merokok
90%
16%
18% 61%
Berdasarkan tabel di atas, penghasilan rata-rata per bulan per KK yang paling
besar yaitu Rp. 250.000 – Rp. 500.000 dengan 67 KK (61%).
Permanen
100%
Milik Sendiri
100%
Berdasarkan tabel di atas, status kepemilikan rumah sebagian besar adalah milik
sendiri 60 (100%).
3. Jenis Lantai
Jenis Lantai
Tegel/
Keramik
27%
Papan/ Kayu
Papan/ Kayu Semen
45%
Tegel/ Keramik
Semen
27%
Bersih
35%
Kotor
Bersih
Kotor
65%
No Ventilasi Percent %
1 Bersih 35%
2 Kotor 65%
Total 100%
39
Berdasarkan tabel di atas, kondisi lingkungan rumah bersih (35%) dan yang
kotor (65%)
5. Sistem Pencahayaan Rumah Pada Siang hari
Gelap
92%
Berdasarkan tabel di atas, sistem pencahayaan rumah yang terang yaitu 5 (1%)
dan yang gelap 55 (99%)
8%
Bersatu
50%
42% Dekat
Terpisah
3 Terpisah 5 5%
Total 60 100 %
Berdasarkan tabel di atas, sebagian besar jarak rumah dengan tetangga adalah
bersatu 30 (80%).
30%
Tidak ada
Ada
70%
5%
Tidak ada
Tanaman
95%
Total 60 100%
PDAM
100%
Dimasak
100%
2 Tidak dimasak 0 0%
Total 110 100 %
PDAM
100%
Terbuka
50% 50% Terpisah
1 Tertutup 50%
43
2 Terbuka 50%
Total 100%
Berdasarkan tabel di atas masih ada kondisi tempat penampungan air yang
terbuka sebanyak 50% sehingga memungkinkan terjadi perkembangbiakan
nyamuk Aedes Aegypti.
e. Tempat Penampungan Sampah
Ada
100%
17%
WC Pribadi
WC Umum/ Bersama
83%
44
23%
BPJS
Umum
77%
10% 3%
Puskesmas
Pustu
Rumah Sakit
88%
Ya
100%
2. Pasangan Usia Subur, Ibu Hamil, Ibu Nifas, dan Ibu Menyusui
a. PUS
1) Jumlah Pasangan Usia Subur
30%
PUS
Tidak PUS
70%
Ikut KB
Tidak Ikut KB
95%
PIL
44% Suntik
Kondom
Susuk/ Implant
IUD
39%
Umur Kehamilan
10%
60%
20%
20 - 30 Tahun
> 30 Tahun
80%
20%
Tidak Pernah
Pernah
80%
Berdasarkan tabel diatas, ada 8 (80%) ibu hamil yang tidak pernah
keguguran.
4) Pemeriksaan Kehamilan
Pemeriksaan Kehamilan
Ya
100%
49
Puskesmas
100%
Imunitas TT
Lengkap
100%
50
No Imunisasi TT Jumlah %
1 Lengkap 10 100.0%
2 Tidak Lengkap 0 0%
Total 10 100.00%
Bidan
100%
Lama Menyusui
11%
>12 bulan
0 - 6 bulan
0 - 12 bulan
33% 56%
3. BALITA
a. Imunisasi balita
Imunisasi Balita
25%
Ya
Tidak
75%
No Imunisasi Jumlah %
1 Ya 18 75 %
2 Tidak 6 25 %
Total 24 100 %
Kelengkapan Imunisasi
Lengkap
100%
No Imunisasi Jumlah %
1 Lengkap 18 100 %
2 Tidak Lengkap 0 0%
Total 18 100 %
c. Kepemilikan KMS
Kepemilikan KMS
Ya
100%
No Imunisasi Jumlah %
1 Ya 18 100 %
2 Tidak 0 0%
Total 18 100 %
4. Remaja
a. Kegiatan Remaja di lingkungan
43%
Merokok
Napza
57%
5. LANSIA
a. Keluhan LANSIA
Keluhan Lansia
36%
Ya
Tidak Ada
64%
11% 29%
Hipertensi
Asam Urat/ gout arthritis
Kolesterol
Osteoporosis
Influenza
Asma
26%
26%
No Penyakit Jumlah %
1. Influenza 3 8%
2. Asma 1 3%
3. TBC 0 0%
4. Hipertensi 10 28%
5. Jantung 0 0%
6. Asam Urat/gout arthritis 9 25%
7. Osteoporosis 4 11%
8. Katarak 0 0%
10. Kolesterol 9 25%
Total 36 100 %
54
Puskesmas
100%
H. Penapisan Masalah
KRITERIA
NO MASALAH KESEHATAN TOTAL PRIORITAS
A B C D E F G H I J K
MASALAH
1. Merokok 5 5 5 4 2 2 4 4 2 3 5 41 1. Lingkungan
2. Napza 5 5 4 2 2 4 3 3 3 3 1 35 2. Merokok
3. Lingkungan 5 5 5 5 4 4 3 3 3 3 4 44 3. Lem fox
4. Hipertensi 3 2 3 4 3 3 3 3 3 3 3 33 4. Hipertensi
I. Analisa Data
2 Sebagian warga setempat Data jumlah masyarakat dari anak-anak, remaja, Perilaku kesehatan cenderung beresiko
57
mengatakan bahwa di wilayah dewasa, maupun lansia yang merokok ada 183 berhubungan dengan kurangnya dukungan sosial
kelayan tengah rt 17 banyak orang di wilayah kelayan tengah rt 17.
masyarakat yang merokok baik
itu anak-anak, remaja, dewasa, Masyarakat di wilayah itu pada saat ada anak-
maupun lansia. anak atau remaja merokok mereka membiarkan
Warga mengatakan bahwa saja tanpa menegur.
masyarakat di wilayah kelayan Saat dilakukan wawancara terhadap 4 orang
tengah rt 17 juga tidak yang dewasa tentang merokok mereka
mempedulikan dengan keadaan mengatakan Sudah merokok sejak dari remaja
di lingkungan sekitar. Saat dilakukan wawancara terhadap 4 orang
Saat ditanya ketua RT yang dewasa tentang merokok mereka
mengatakan 90% anak-anak, mengatakan sudah merokok sejak dari remaja
remaja, dan dan orang dewasa di
sana merokok
58
Ketua RT Kelompok 3
6 MMD 2 Di tempat Pak RT 10.00 WITA Kamis , 7 Januari 2021
Kader
Tokoh Agama
Pendidikan Kesehatan Tokoh Masyarakat Minggu , 17 Januari
7 Mushola RT 17 10.00 WITA Kelompok 3
( Lingkungan dan Napza ) Ketua RT 2021
Kader
Ketua RT,
8 Gotong Royong Wilayah RT 17 07.00 WITA Minggu, 17 Januari 2021 Kelompok 3
Kader, Warga
9 Evakuasi korban banjir Warga Posko masing-masing 08.00 WITA Selasa, 19 Januari 2021 Kelompok 3
59
K. Rencana Keperawatan
masyarakat
tentang cara
memanfaatkan
sampah kering
dan sampah
4. Gotong royong
bersama
RT.17, kader
dan warga
2 Perilaku kesehatan 1. Masyarakat 1. Penyuluhan 1. KADER Minggu, 14 Mushola RT Kelompok 3 Mahasiswa
cenderung beresiko dapat merubah kepada 2. Ketua RT 17 Januari 2021 17 Keperawatan
kebiasaan masyarakat
berhubungan dengan jam 07.00 Ners UMB
hidup yang tentang bahaya
Kurangnya dukungan sosial sehat dan Merokok WITA
dapat 2. Penyuluhan
mengurangi kepada
kebiasaan masyarakat
merokok tentang bahaya
merokok bagi
kesehatan
3. Penyuluhan
kepada
masyarakat
tentang cara
mengatasi
masalah
47
merokok
4. Penyuluhan
kepada
masyarakat
tentang Covid-
19
M. Implementasi Keperawatan
lingkungan yang kurang sembarangan dan tentang bagaimana yang sudah ditentukan sebelumnya
bersih seperti (DBD, Ispa dan cara memilah serta mengolah sampah b. Materi penyuluhan serta leaflet telah dipersiapkan
Malaria) Di Desa Kelayan kering dan sampah basah 1 hari sebelum persiapan pelaksanaan kegiatan
Tengah RT 17 berhubungan 2. Gotong royong bersama RT. 17, c. Kegiatan penyuluhan dilaksanakan pada
dengan kurangnya kader, dan warga dengan masyarakat RT 17 wilayah kelayan tengah
pengetahuan dan kesadaran memperhatikan protokol kesehatan d. Fasilitas gotong royong telah dipersiapkan
masyarakat tentang akibat sebelum kegiatan dimulai
lingkungan yang kurang e. Kegiatan gotong royong dilaksanakan dengan
bersih memperhatikan protokol kesehatan yaitu waktu
kurang dari 2 jam dan warga membersihkan
disekitar rumah masing-masing dan hanya
mahasiswa bersama kader dan RT 17 yang
berkeliling
Evaluasi Proses
1) Acara berjalan lancar
2) 85% peserta yang aktif bertanya terhadap materi
penyuluhan
3) Penyuluhan dilaksanakan dimushola RT 17
wilayah kelayan tengah
4) Kegiatan gotong royong berjalan lancar
49
Evaluasi Hasil
1) Warga RT 17 wilayah kelayan tengah dapat
memahami tentang materi bahaya merokok yang
diberikan oleh mahasiswa
2) Warga RT 17 wilayah kelayan tengah dapat
mengetahui dampak dari bahaya merokok
sehingga dapat dilakukan tindakan selanjutnya
3) Lingkungan RT 17 menjadi bersih
2. Perilaku kesehatan cenderung 07 Januari 2021 1. Penyuluhan tentang bahaya merokok Evaluasi struktur
beresiko berhubungan a. Rencana penyuluhan telah dilakukan pada hari
dengan Kurangnya dukungan yang sudah ditentukan sebelumnya
b. Materi penyuluhan serta leaflet telah dipersiapkan
sosial
1 hari sebelum persiapan pelaksanaan kegiatan
c. Kegiatan penyuluhan dilaksanakan pada
masyarakat RT 17 wilayah kelayan tengah
Evaluasi Proses
1) Acara berjalan lancar
2) 85% peserta yang aktif bertanya terhadap materi
penyuluhan
3) Penyuluhan dilaksanakan dimushola RT 17
wilayah kelayan tengah
50
Evaluasi Hasil
1) Warga RT 17 wilayah kelayan tengah dapat
memahami tentang materi bahaya merokok yang
diberikan oleh mahasiswa
2) Warga RT 17 wilayah kelayan tengah dapat
mengetahui dampak dari bahaya merokok
sehingga dapat dilakukan tindakan selanjutnya
DAFTAR PUSTAKA
Depkes RI. (2016). Kebijakan Dasar Pusat Kesehatan Masyarakat. Jakarta: Departemen
Kesehatan RI.
Depkes RI. (2016). Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Desa Siaga. Jakarta: Departemen
Kesehatan RI.
Efendi F. (2009). Keperawatan Kesehatan Komunitas: Teori dan Praktik dalam
Keperawatan. Salemba Medika: Jakarta.
Notoatmodjo S. (2014) . Ilmu Kesehatan Masyarakat. Rineka Cipta: Jakarta.
Poerwanto, (2005). Helena dan Syaifullah. Hukum Perburuhan Bidang Kesehatan dan
Keselamatan Kerja. Jakarta: Badan Penerbit Fakultas Hukum Universitas Indonesia.
Sulastomo. (2013). Manajemen Kesehatan. PT. Gramedia Pustaka Utama: Jakarta.
Trihono. (2015). Manajemen Puskesmas Berbasis Paradigma Sehat. CV Sagung Seto:
Jakarta.
57