Anda di halaman 1dari 28

MAKALAH PROMOSI KESEHATAN

" Upaya Promosi Kesehatan dalam Pelayanan Kebidanan


(Promotif, Preventif, Kuratif, dan Rehabilitatif ) "

Dosen Pengampu :
Hj. Noorhayati M, S.Pd,S.Si.T, M.Pd

KELAS 1 SEMESTER II B
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN
BANJARMASIN
PROGRAM STUDI DIPLOMA III JURUSAN KEBIDANAN
TAHUN 2019
PROMOSI KESEHATAN
“ Upaya Promosi Kesehatan dalam Pelayanan Kebidanan (Promotif)”

Disusun Oleh : Kelompok 1

Amalia Rahmah P07124118164


Annisa Salsa Bella P07124118167
Arbiati P07124118169
Aulia Azrahana Kartini P07124118171
Aulia Rahmah P07124118173
Bella Anggraini P07124118175
Cantika Fatimatuzzahra P07124118177
Dewi Erika Adriani P07124118179
Dina Malinda P07124118181
Ditta Shafira P07124118183
Elrana Salsabilla P07124118185

KELAS 1 SEMESTER II B
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN
BANJARMASIN
PROGRAM STUDI DIPLOMA III JURUSAN KEBIDANAN
TAHUN 2019
PROMOSI KESEHATAN
“ Upaya Promosi Kesehatan dalam Pelayanan Kebidanan (Preventif) ”

Disusun Oleh : Kelompok 2

Ely Prasenda Riswandani P07124118187


Erlinawati P07124118189
Fatma Rizki Wijanarko P07124118191
Febri Yulida P07124118193
Firda Mawaddah P07124118195
Fitriah P07124118197
Gina Sofia P07124118199
Helda P07124118201
Indah Rahmatul Jannah P07124118203
ItaKumala Sari P07124118205
Maria Ulfah P07124118207

KELAS 1 SEMESTER II B
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN
BANJARMASIN
PROGRAM STUDI DIPLOMA III JURUSAN KEBIDANAN
TAHUN 2019
PROMOSI KESEHATAN
“ Upaya Promosi Kesehatan dalam Pelayanan Kebidanan (Kuratif) ”

Disusun Oleh : Kelompok 3

Maulanda Febriyanty P07124118209


Mia Tri Rahmaniati P07124118211
Mitha Dayanti P07124118213
Nadia Rahmah P07124118215
Nida Rahmi P07124118217
Nor Kholifah P07124118218
Norhayati P07124118220
Nur Amelia P07124118222
Nur Raudhathul Jannah P07124118224
Nurima Risky Putri Milenia P07124118226
Putu Angriani P07124118228

KELAS 1 SEMESTER II B
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN
BANJARMASIN
PROGRAM STUDI DIPLOMA III JURUSAN KEBIDANAN
TAHUN 2019
PROMOSI KESEHATAN
“ Upaya Promosi Kesehatan dalam Pelayanan Kebidanan (Rehabilitatif)”

Disusun Oleh : Kelompok 4

Renita Eka Silviyanti P07124118230


Riska Amalia P07124118232
Risma Handayani P07124118234
Risky Amelia P07124118236
Salma Mariesa P07124118238
Shinta Mardiana P07124118240
Siti Munawaroh P07124118242
Sri Mahmeta P07124118244
Sumiati P07124118248
Sylvie Septianita Kanty P07124118250
Tiara Salsabila P07124118252
Wahdatul Misbah P07124118254

KELAS 1 SEMESTER II B
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN
BANJARMASIN
PROGRAM STUDI DIPLOMA III JURUSAN KEBIDANAN
TAHUN 2019
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan yang Maha Esa, yang
telah memberikan rahmat dan karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul " Upaya Promosi Kesehatan dalam Pelayanan Kebidanan
( Promotif, Preventif, Kuratif, dan Rehabilitatif ) " sebagai salah satu tugas mata
kuliah Promosi Kesehatan pada semester 2 D3 Kebidanan Politeknik Kesehatan
Kemenkes Banjarmasin.

Penyelesaian makalah ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, baik
secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu, pada kesempatan ini
izinkan penulis menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dan membimbing untuk menyumbangkan ide dan pikiran mereka
dalam penyusunan makalah ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini jauh dari kata
sempurna. Oleh sebab itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun guna kesempurnaan makalah ini.

Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat dan berguna di masa
yang akan datang serta dapat menambah pengetahuan dan wawasan kepada kita
semua. Aamiin.

Banjarbaru, 23 Mei 2019

Penulis

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................1

A. Latar Belakang...................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..............................................................................................................1
C. Tujuan................................................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................2

A. Pengertian Promosi Kesehatan..........................................................................................2


B. Upaya Promotif Promosi Kesehatan dalam Pelayanan Kebidanan...................................3
C. Pengertian Upaya Preventif...............................................................................................5
D. Contoh Upaya Preventif....................................................................................................6
E. Pengertian Kuratif..............................................................................................................6
F. Upaya Kuratif ...................................................................................................................7
G. Peran Tenaga Kesehatan Masyarakat dalam Upaya Kuratif .............................................8
H. Contoh Upaya Promosi Kesehatan Dalam Pelayanan Kebidanan Kuratif .......................9
I. Upaya Rehabilitatif..........................................................................................................12

BAB III PENUTUP.................................................................................................................19

A. Kesimpulan...........................................................................................................................19
B. Saran.....................................................................................................................................19

DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................21

2
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kesehatan merupakan kebutuhan dengan hak setiap insan agar dapat
kemampuan yang melekat dalam diri setiap insan. Hal ini hanya dapat dicapai
bila masyarakat, baik secara individu maupun kelompok, berperan serta untuk
meningkatkan kemampuan hidup sehatnya. Kemandirian masyarakat
diperlukan untuk mengatasi masalah kesehatannya dan menjalankan upaya
peecahannya sendiri adalah kelangsungan pembangunan. GBHN
mengamanatkan agar dapat dikembangkan suatu sistem kesehatan nasional
yang semakin mendorong peningkatan peran serta masyarakat. (Notoatmodjo
S, 2007)
Kemampuan masyarakat perlu ditingkatkan terus menerus untuk menolong
dirinya sendiri dalam mengatasi masalah kesehatan. Kegiatan pembinaan yang
di lakukan oleh bidan sendiri antara lain mempromosikan kesehatan dalam
pelayanan agar peran serta ibu, remaja, wanita, keluarga dan kelompok
masyarakat di dalam upaya kesehatan ibu, anak dan keluarga berencana
meningkat. Ini sebagai bagian dari upaya kesehatan masyarakat.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian promosi kesehatan ?
2. Bagaimana upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif pada promosi
kesehatan dalam pelayanan kebidanan ?

C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian promosi kesehatan.
2. Mengetahui upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif pada
promosi kesehatan dalam pelayanan kebidanan.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Promosi Kesehatan


Promosi kesehatan menurut WHO adalah suatu proses yang memungkinkan
individu untuk meningkatkan kontrol dan mengembangkan kesehatan mereka.
Promosi kesehatan (Pender, 1996) adalah pemberian motivasi untuk
meningkatkan kesehatan individu dan mewujudkan potensi kesehatan individu.
Sedangkan Konferensi Internasional Promosi Kesehatan I yang diadakan di
Ottawa, Kanada, menghasilkan sebuah kesepakatan yang dikenal sebagai
Piagam Ottawa.Dalam piagam ini tertera strategi dalam meningkatkan kontrol
masyarakat terhadap kesehatan diri mereka sendiri. Promosi kesehatan adalah
ilmu dan seni membantu masyarakat menjadikan gaya hidup mereka sehat
optimal. Promosi kesehatan menggunakan pendekatan pada klien sebagai pusat
dalam pemberian pelayanan dan membantu mereka untuk membuat pilihan dan
keputusan.
1. Istilah “promosi kesehatan” merupakan suatu payung dan digunakan untuk
menggambarkan suatu rentang aktivitas yang mencakup pendidikan
kesehatan dan pencegahan penyakit (Gillies). Ada tiga tingkatan dari
pendidikan kesehatan menurut Gillies : Primary Health education,
tujuannya tidak hanya mencegah perubahan kesehatan tetapi juga
meningkatkan kualitas kesehatan, dengan demikian kualitas hidup, nutrisi,
kontrasepsi dan hubungan seksual secara aman, dan pencegahan kecelakaan
dengan menggunakan helm.
2. Secondary health education, tujuannya adalah untuk membantu individu
dengan masalah kesehatan yang reversible untuk menyesuaikan dengan
gaya hidupnya, contohnya berhenti merokok,merubah kebiasaan makan dan
olahraga.
3. Tertiary health education, tujuannya untuk membantu individu yang sakit
dan tidak sembuh total sehingga mereka dapat melewati hidup dengan
sesuai kemampuan yang dimiliki. Promosi kesehatan juga berarti upaya
yang bersifat promotif (peningkatan), preventif (pencegahan), kuratif

2
(pengobatan), dan rehabilitatif (pemulihan) dalam rangkaian upaya
kesehatan yang komprehensif.

B. Upaya Promotif Promosi Kesehatan dalam Pelayanan Kebidanan


Upaya promotif adalah upaya promosi kesehatan yang ditujukan untuk
meningkatkan status / derajad kesehatan yang optimal. Sasarannya adalah
kelompok orang sehat. Tujuan upaya promotif adalah agar masyarakat mampu
meningkatkan kesehatannya. Dalam suatu survey di negara-negara
berkembang, dalam suatu populasi hanya terdapat antara 80% - 85% orang
yang benar - benar sehat.
Apabila kelompok ini tidak memperoleh promosi kesehatan bagaimana
memelihara kesehatan, maka kelompok ini akan menurun jumlahnya, dan
kelompok orang yang sakit akan meningkat.
Upaya kesehatan dalam pelayanan kebidanan secara promotif sangat penting
untuk mengurangi AKI, AKA dan AKB. Pendekatan pemeliharaan pada ibu
hamil merupakan upaya kesehatan yang pari purna dan berkesinambungan
melalui upaya peningkatan kesehatan (promotif), pencegahan (preventif),
dimulai sejak awal kehamilan sampai dekat persalinan,deteruskan oleh upaya
penyembuhan (kuratif) sebagai pertolongan persalinan yang memadai sesuai
dengan tingkat risikonya, dan pemulihan kesehatan (rehabilitatif) dengan masa
nifas, laktasi / pemberian ASI dan Keluarga Berencana (KB). Upaya
pemeliharaan kesehatan ibu hamil dilakukan berbasis keluarga, sejak awal
kepada suami dan keluarga perlu diberikan informasi mengenai kondisi ibu
hamil. Lingkup promosi kesehatan dalam praktek kebidanan menurut
sasarannya :
1. Bayi.
2. Anak balita
3. Remaja
4. Ibu hamil
5. Ibu bersalin
6. Ibu nifas
7. Ibu menyusui
8. PUS/WUS
9. Klimakterium/ menopause.

3
Upaya promotif dalam praktek kebidanan pada ibu hamil adalah dengan
mencegah adanya anemia dalam kehamilan melalui penyuluhan-penyuluhan
dan kegiatan-kegiatan lain. Anemia dalam kehamilan memberi pengaruh
kurang baik bagi ibu baik dalam kehamilan maupun persalinan. Berbagai
penyulit dapat timbul akibat anemia seperti abortus, partus prematurus, syok,
dan lain-lain. Karena itulah usaha promotif dalam peningkatan gizi ibu hamil
sangat dipentingkan untuk mengurangi angka kehamilan dengan anemia untuk
mengurangi angka kematian ibu dan bayi. Adapun usaha promotifnya adalah
dengan memberikan penyuluhan kepada ibu hamil tentang pencegahan anemi
dengan perbaikan gizi yaitu dengan menjelaskan dan menginformasikan
mengenai pola nutrisi yang baik bagi ibu hamil untuk menunjang kesehatan ibu
dan pertumbuhan janin yang baik.
Upaya promotif dalam praktek kebidanan pada ibu untuk anak tentang
pemberian imunisasi, yaitu menjelaskan mengenai keuntungan-keuntungan
yang didapat setelah pemberian imunisasi, serta bahaya apabila imunisasi
tersebut tidak diberikan. Selain itu juga menjelaskan mengenai gizi seimbang
yang baik untuk diberikan kepada anak guna mencapai pertumbuhan dan
perkembangan yang maksimal serta menghindari terjadinya gizi buruk pada
anak. Pentingnya usaha pelayanan kebidanan promotif bagi bayi dan anak
dengan berbagai upaya dengan penyuluhan, ataupun kegiatan promotif lainnya
agar angka gizi buruk dapat terus berkurang agar pertumbuhan dan
perkembangan anak dapat berlangsung dengan baik. Adapun bentuk usaha
promotifnya adalah dapat berupa berbagai penyuluhan ataupun kegiatan
lainnya yang biasa dilakukan di posyandu-posyandu bayi dan balita.
Contoh upaya promotif yang dilakukan dalam pelayanan kebidanan :
1. Melakukan penyuluhan untuk memberikan informasi pada ibu tentang
pemenuhan dan peningkatan gizi bayi dan balita pada usianya.
2. Memberikan informasi tentang imunisasi pada ibu-ibu yang memiliki bayi,
informasi tersebut meliputi manfaat, efek samping, jenis-jenis imunisasi
dan akiba jika tidak dilakukan imunisasi pada bayi
3. Melakukan penyuluhan untuk memberikan informasi tentang pemantauan
tumbuh kembang balita pada ibu-ibu yang memiliki balita.

4
4. Pemeriksaan kesehatan reproduksi pada usia pranikah untuk mengetahui
keadaan organ reproduksinya.
5. Penyuluhan tentang kesehatan ibu hamil.
6. Penyuluhan tentang gizi pada ibu hamil karena selama kehamilan ibu
mengalami peningkatan kebutuhan gizi dan ibu harus memenuhi gizi
tersebut.
7. Pemberian informasi tentang tanda bahaya dalam kehamilan pada ibu
hamil agar ibu hamil segera memeriksakan diri jika mengalami salah satu
tanda tersebut.
8. Memberikan informasi tentang perawatan payudara pada ibu hamil sebagai
persiapan untuk masa laktasi nantinya.
9. Memberikan informasi tentang persalinan dan kebutuhan selama
persalinan
10. Memberikan informasi tentang kebutuhan nifas seperti kebutuhan gizi,
kebutuhan hygiene, perawatan bayi, dan lain-lain.
11. Memberikan informasi tentang diet yang tepat pada masa lansia.
12. Memberikan informasi tentang menopause pada lansia.
13. Memberikan informasi tentang pentingnya olahraga dan istirahat yang
cukup pada masa lansia
14. Memberikan promosi kesehatan mengenai pemberian ASI eklusif pada ibu
yang baru melahirkan.

C. Pengertian Upaya Preventif

Upaya preventif adalah upaya promosi kesehatan untuk mencegah


terjadinya penyakit. Sasaran promosi kesehatan pada aspek ini adalah
kelompok masyarakat yang berisiko tinggi (high risk). Tujuan promosi
kesehatan pada kelompok ini adalah agar mereka tidak jatuh sakit atau terkena
penyakit (primary prevention).

D. Contoh Upaya Preventif

1. Imunisasi terhadap bayi dan anak balita serta ibu hamil.


2. Pemeriksaan kesehatan secara berkala melalui posyandu, puskesmas,
maupun kunjungan rumah.
3. Posyandu untuk penimbangan dan pemantauan kesehatan balita.
4. Pemberian vitamin A, yodium melalui posyandu, puskesmas maupun
rumah.
5. Pemeriksaan dan pemeliharaan kehamilan, nifas dan menyusui.
6. Pemberian tablet Fe pada ibu hamil agar terhindar dari anemia.

5
7. Mobilisasi tubuh pada ibu hamil untuk mengatasi kekauan dan melancaran
sirkulasi ibu.
8. Pencegahan terjadinya komplikasi pada saat persalinan.
9. Pencegahan komplikasi pada saat nifas.
10. Pemeriksaan secara rutin dan berkala pada lansia.

E. Pengertian Kuratif

Dalam kamus besar bahasa Indonesia kuratif terdiri dari tiga suku kata ku-
ra-tif yang berarti (dapat) menolong menyembuhkan (penyakit dan
sebagainya); mempunyai daya untuk mengobati. Dalam konteks kesehatan
sendiri kuratif berasal dari kata “cure” yang berarti menyembuhkan. Artinya
kuratif lebih bersifat mengobati atau memperbaiki sesuatu yang telah rusak
atau mengobati seseorang yang telah sakit. Dengan pengertian yang lebih
mudahnya kuratif adalah nama lain dari proses menyembuhkan seseorang dari
keadaan sakit secara fisik dan psikis. Upaya kuratif sendiri adalah bagian
wilayah tugas tenaga medis secara langsung yaitu dokter.

Upaya promosi kesehatan untuk mencegah penyakit menjadi lebih parah


melalui pengobatan. Sasarannya adalah kelompok orang sakit (pasien)
terutama penyakit kronis. Tujuannya kelompok ini mampu mencegah penyakit
tersebut tidak lebih parah (secondary prevention). Yang dimaksud dengan
“kesehatan kuratif”adalah pengobatan penyakit seperti pelayanan rawat jalan
dan pelayanan rawat inap.

Program kesehatan yang menekankan upaya kuratif adalah merupakan


“Health program for survival”, sedangkan yang menekankan pada upaya
promotif dan preventif merupakan “Health Program for human development”.
Paradigma sehat dicanangkan Depkes pada tanggal 15 September 1998. Upaya
pelayanan kesehatan yang menekankan upaya kuratif-rehabilitatif kurang
menguntungkan karena :

1. Melakukan intervensi setelah sakit


2. Cenderung berkumpul di tempat yang banyak uang.
3. Dari segi ekonomi lebih cost effective

6
4. Melakukan tindakan preventif dari penyakit, agar tidak terserang penyakit

F. Upaya Kuratif

Upaya kuratif adalah upaya kesehatan untuk mencegah penyakit menjadi


lebih parah melalui pengobatan. Sasarannya adalah kelompok orang sakit
(pasien) terutama penyakit kronis sperti asma, DM, TBC, rematik, hipertensi
dan sebagainya. Tujuannya kelompok ini mampu mencegah penyakit tersebut
sehingga tidak menjadi lebih parah. Bentuk kegiatannya adalah pengobatan
yang dilakukan oleh tenaga medis.

Upaya kuratif pada umumnya dilakukan terhadap sasaran secara individual,


kontak terhadap sasaran (pasien) pada umumnya hanya sekali saja. Jarak antara
petugas kesehatan (dokter, perawat, bidan, dan sebagainya) dengan pasien atau
sasaran cenderung jauh. Upaya kuratif cenderung bersifat reaktif, artinya
kelompok ini pada umumnya hanya menunggu masalah datang. Misalnya
dokter yang menunggu pasien datang di Puskesmas, Rumah Sakit atau tempat
praktek. Kalau tidak ada pasien datang, berarti tidak ada masalah, maka
selesailah tugas mereka, bahwa masalah kesehatan adalah ketika adanya
penyakit.

Upaya kuratif cenderung melihat dan menangani klien atau pasien lebih
kepada sistem biologis manusia atau pasien hanya dilihat secara parsial,
padahal manusia terdiri dari kesehatan bio-psikologis dan sosial, yang terlihat
antara aspek satu dengan yang lainnya. Beberapa contoh upaya-upaya kuratif
yang dilakukan, yaitu :

1. Dukungan penyembuhan dan perawatan, contohnya : dukungan psikis


penderita TB.
2. Perawatan orang sakit sebagai tindak lanjut perawatan dari puskesmas dan
rumah sakit.
3. Perawatan ibu hamil dengan kondisi patologis dirumah, ibu bersalin dan
nifas.
4. Perawatan payudara.
5. Perawatan tali pusat bayi baru lahir.

7
6. Pemberian obat : Fe, Vitamin A, oralit.

G. Peran Tenaga Kesehatan Masyarakat dalam Upaya Kuratif

Tenaga Kesehatan Masyarakat (Kesmas) adalah salah satu tenaga di bidang


kesehatan yang memiliki ilmu manajemen yang berkaitan dengan kesehatan
masyarakat. Tenaga kesehatan masyarakat bermanfaat dalam mengatasi
permasalahan kesehatan masyarakat berbasis lingkungan, termasuk melalukan
berbagai kreasi dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
Tenaga Kesmas merupakan bagian dari sumber daya manusia yang sangat
penting peranannya dalam pembangunan kesehatan pada Sistem Kesehatan
Nasional (SKN). Pembangunan kesehatan dengan paradigma sehat merupakan
upaya meningkatkan kemandirian masyarakat dalam menjaga kesehatan,
melalui kesadaran yang lebih tinggi pada pentingnya pelayanan kesehatan yang
bersifat promotif dan preventif.

Di samping itu, tenaga kesehatan masyarakat juga dapat berperan di bidang


kuratif. Tenaga kesehatan masyarakat mempunyai peran strategis dalam
mengubah perilaku masyarakat menjadi lebih kondusif terhadap Perilaku
Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) melalui promosi kesehatan. Disini tenaga
Kesmas bisa dikatakan telah mengobati perilaku individu maupun kelompok
yang bisa dikatakan telah sakit karena kurangnya pemahaman akan PHBS
tersebut. Contoh peran tenaga kesmas dalam upaya kuratif lainnya yaitu dalam
hal perbaikan lingkungan. Menjadikan lingkungan lebih bersih dan sehat juga
akan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, karena seperti yang kita
ketahui bahwa faktor lingkungan adalah faktor yang sangat berpengaruh pada
penentuan derajat kesehatan.

Selain itu peran tenaga kesehatan masyarakat juga dibutuhkan dalam


perbaikan lingkungan sosial bagi penderita penyakit menular seperti HIV,
penyakit yang menyebabkan kecacatan seperti stroke, atau penyakit
masyarakat lainnya sepeti penyalagunaan narkotika. Peran tenaga kesmas
sangat dibutuhkan bagi penderita, untuk memastikan diterimanya kembali

8
penderita dilingkungan sosialnya baik itu lingkungan keluarga ataupun
lingkungan masyarakat.

H. Contoh Upaya Promosi Kesehatan Dalam Pelayanan Kebidanan Kuratif

1. Pelayanan pada bayi dan balita


a. Perawatan bayi dan balita sakit dirumah

Bayi atau balita yang sakit tentulah memerlukan perawatan demi


pemulihan kesehatannya dan tidak tertutup kemungkinan perawatan itu
dilakukan sendiri oleh ibunya di rumah tetapi tentu saja masih dalam
pengawasan petugas kesehatan.
b. Perawatan bayi dan balita sakit sebagai tindak lanjut perawatan dari
puskesmas dan rumah sakit

Bayi dengan penyakit tertentu, tidak dapat sembuh hanya dengan


dilakukan perawatan kesehatan di rumah, mengingat pengetahuan dan
sumber daya ibu yang tidak mencukupi. Maka perlulah bayi atau balita
tersebut diberikan perawatan lebih lanjut dengan pemberian perawatan
intensif di rumah sakit dengan tenaga yang lebih ahli.
c. Perawatan tali pusat terkendali

Tali pusat bayi merupakan salah satu media yang sangat mudah
terinfeksi dan mengakibatkan penyakit pada bayi, maka perlulah
perawatan tali pusat bayi, maka perlulah perawatan tali pusat bayi yang
sebagaimana mestinya dan seharunya,yaitu dengan membersihkannya
tanpa memberikan apapun di samping memperhatikan kebersihan kita
dalam perawatan.

2. Pelayanan kebidanan pada anak-anak


a. Melakukan pemeriksaan anak sakit ke petugas kesehatan atau rumah
sakit

Tindakan awal yang bisa dilakukan orang tua yang mencurigai


anaknya sakit adalah dengan melakukan pemeriksaan kesehatan ke
petugas kesehatah untuk memastikan, mendiagnosa kemungkinan yang
terjadi pada anaknya.

9
b. Melakukan perawatan anak sakit dirumah

Anak yang sakit tentulah memerlukan perawatan demi pemulihan


kesehatannya dan tidak tertutup kemungkinan perawatan itu dilakukan
sendiri oleh ibunya dirumah tetapi tentu saja masih dalam pengawasan
petugas kesehatan.
c. Melakukan perawatan anak sakit dirumah sakit

Anak sakit memerlukan tindakan perawatan tertentu untuk


memulihkan kembali kesehatan kesedia kala seperti sebelum sakit. Hal
ini dapat dilakukan dengan melakukan pemeriksaan dan pengobatan ke
petugas kesehatan.

3. Pelayanan kebidanan pada remaja


a. Perawatan dan pengobatan ketika sakit

Remaja yang menderita penyakit tertentu maka dilakukanlah


pemeriksaan dan pengobatan terhadap penyakitnya, hal ini dilakukan
untuk memulihkn keadaan remaj tersebut ke keadaan sedia kala sebelum
sakit.
b. Olahraga secara teratur

Olahraga pada penderita penyakit tertentu merupakan suatu bentuk


terapi untuk memulihkan keadaannya.
4. Pelayanan kebidanan pada pranikah
a. Pemberian Vitamin E

Pemberian vitamin E merupakan upaya pengobatan penyakit tertentu


dan memelihara keadaan organ reproduksinya, mengingat manfaat
vitamin E itu sendiri.
b. Pemeriksaan dan pengobatan penyakit tertentu

Usia pra nikah mungkin saja ada penyakit tertentu yang dideritanya,
pemeriksaan dan pengobatan sangat dperlukan untuk memulihkan
keadaan ke sedia kala.

5. Pelayanan kebidanan pada ibu hamil

10
Pemeriksaan dan pengobatan ibu hamil dengan penyakit tertentu. Ibu
hamil yang menderita penyakit tertentu perlu pemeriksaan dan pengobatan
terhadap penyakitnya untuk memulihkan keadaannya dan mengurangi efek
yang mungkin terjadi pada janinnya.

6. Pelayanan kebidanan pada ibu bersalin


a. Melakukan rujukan bila diperlukan

Melakukan rujukan jika terjadi masalah atau komplikasi yang terjadi,


dimana penolong tidak berwenang dan tidak berkompetensi dalam
mengatasinya, maka perlu penanganan dari orang yang lebih ahli dan
berkompeten melakukannya, dan perlulah merujuk keadaan tersebut.
b. Penatalaksanaan dini terhadap komplikasi

Komplikasi yang terjadi diperlukan penatalaksanaan dini untuk


mencegah agar tidak merujuk ke keadaan yang lebih parah,
penatalaksanaan dini ini di lakukan sebelum dilakukan rujukan.

7. Pelayanan kebidanan pada ibu nifas


a. Melakukan rujukan bila diperlukan

Melakukan jika terjadi masah atau komplikasi yang terjadi, di mana


penolong tidak berwenang dan tidak berkompetensi mengatasinya, maka
perlu penangan dari orang yang lebih ahli dan berkompeten
melakukannya dan perlulah merujuk keadaan tersebut.
b. Penatalaksanaan dini terhadap kompetensi

Komplikasi yang diperlukan penatalaksanaan dini untuk mencegah


agar tidak merujuk ke keadaan yang lebih parah,penatalaksanaan dini ini
dilakukan sebelum dilakukan rujukan.

8. Pelayanan kebidanan pada lansia


a. Melakukan rujukan bila diperlukan

Melakukan jika terjadi masah atau komplikasi yang terjadi, di mana


penolong tidak berwenang dan tidak berkompetensi mengatasinya, maka

11
perlu penangan dari orang yang lebih ahli dan berkompeten
melakukannya dan perlulah merujuk keadaan tersebut.
b. Penatalaksanaan dini terhadap kompetensi

Komplikasi yang diperlukan penatalaksanaan dini untuk mencegah


agar tidak merujuk ke keadaan yang lebih parah,penatalaksanaan dini ini
dilakukan sebelum dilakukan rujukan.

I. Upaya Rehabilitatif

Upaya Rehabilitatif adalah upaya promosi kesehatan untukmemelihara dan


memulihkan kondisi/ mencegah kecacatan. Sasarannyaadalah kelompok orang
yang baru sembuh dari penyakit. Tujuannya adalah pemulihan dan pencegahan
kecacatan (tertiary prevention).
Contoh upaya rehabilitatif dalam kebidanan:
1. Pemuliahan keadaan pasca sakit pada bayi dan balita.
2. Latihan fisik yang tepat, teratur dan rutin pada remaja pasca sakitsebagai
usaha pemeliharaan kesehatan.
3. Istirahat yang cukup dan pengaturan diet yang tepat pada ibuhamil pasca
sakit.
4. Mobilisasi dini pada ibu pasca bersalin sebagai pemulihan
dengancara ibu dapat mengubah posisi dan berjalan-jalan sekurang-
kurangnya 6 jam setelah melahirkan.
5. Latihan fisik pada ibu pasca bersalin, seperti melakukan senamnifas atau
senam kegel untuk membantu pemulihan alatkandungan ibu setelah
melahirkan.
6. Pemenuhan gizi pada ibu nifas.
7. Ruang Lingkup Berdasarkan Tingkat Pelayanan.

Pencegahan penyakit dalam 5 tingkatan yang dapat dilakukan pada masa


sebelum sakit dan pada masa sakit. Leavell dan clark dalam bukunya
“Preventive Medicine for the doctor in his community”. Usaha-usaha
pencegahan itu adalah :
1. Masa Sebelum Sakit (Prepatogenesis)
a. Mempertinggi nilai kesehatan (Health promotion)

12
Tingkat pencegahan yang pertama, yaitu promotion of health oleh para
ahli kesehatan masyarakat di Indonesia di terjemahkan menjadi
peningkatan kesehatan, bukan promosi kesehatan, hal ini dikarenakan
makna yang terkandung dalam istilah promotion of health disini adalah
meningkatkan kesehatan seseorang, yaitu melalui asupan gizi seimbang,
olahraga teratur, dan lain sebagainya agar orang tersebut tetap sehat,
tidak terserang penyakit. Namun demikian, bukan berarti bahwa
peningkatan kesehatan tidak ada hubungannya dengan promosi
kesehatan. Leavell dan Clark dalam penjelasannya tentang promotion of
health menyatakan bahwa selain melalui peningktan gizi dan lain-lain,
peningkatan kesehatan juga dapat dilakukan dengan
memberikan pendidikan kesehatan (health education) kepada individu
dan masyarakat.Usaha ini merupakan pelayanan terhadap pemeliharaan
kesehatan pada umumnya. Menurut Machfoedz Ircham dalam bukunya
Pendidikan Kesehatan Bagian dari Promosi Kesehatan, usaha untuk
mempertinggi nilai kesehatan diantaranya :
1) Penyediaan makanan sehat cukup kualitas maupun kuantitas
2) Perbaikan Hyegiene dan Sanitasi Lingkungan
3) Peningkatan pelayanan kesehatan kepada masyarakat
4) Pendididkan kesehatan pada masyrakat

Peran bidan dalam promosi kesehatan (health promotion)


1) Memberikan penyuluhan kepada individu dan masyrakat
tentangasupan makanan yang bergizi.
2) Melakukan penyuluhan dan usaha perbaikan sanitasi
lingkungandengan mengikutsertakan tokoh masyrakat dan masyarakat
didalam kegitan tersebut.
3) Memberikan pelayanan kesehatan yang maksimal kepadaindividu,
keluarga dan masyarakat. Pengertian dari pelayanan kesehatan
maskimal menurut Supariyasa (2010) adalah pelaksanaan pelayanan
kesehatan yang meliputi aspek promotif (pendidikan kesehatan),
preventif (pencegahan), kuratif (pengobtan), dan rehabilitatif
(perawatan) dengan berdasarkan pada UU no. 44 pasal 1 tahun 2009
tentang Rumah Sakit.

13
4) Memberikan pendidikan kesehatan kepada individu, keluarga,dan
masyarakat.

b. Memberikan perlindungan khusus terhadap sesuatu penyakit (Specific


protection).

Pada tingkat ini pendidikan kesehatan diperlukan untukmeningkatkan


kesadaran masyarakat, misalnya tentang:
1) Program imunisasi sebagai bentuk pelayanan perlindungan khusus.
2) Penggunanan kondom untuk mencegah penyakit HIV/AIDS.
3) Perlindungan kecelakaan baik di tempat umum maupun ditempat
kerja.
4) Perlindungan terhadap korban penganiyaan, pelecehan seksualdan
diskriminasi terhadap hak reproduksi wanita, tindakankekerasan pada
anak dan maupun wanita.

Peran bidan dalam usaha perlindungan khusus ( Spesific Protection ) :


1) Memberikan imunisasi kepada bayi dan balita serta memberikan
penyuluhan kepada masyarakat mengenai pentingnya pemberian
imunisasi.
2) Memberikan penyuluhan penggunaan alat kontrasepsi sertakondom
untuk perlindungan dari penyakit menular seksual.

2. Pada Masa Sakit


a. Mengenal dan mengetahui jenis pada tingkat awal, serta mengadakan
pengobatan yang tepat dan segera (Early diagnosisand treatment).

Tujuan utama dari usaha ini adalah :


1) Pengobatan yang setepat-tepatnya dari setiap jenis penyakit sehingga
tercapai penyembuhan yang sempurna
2) Pencegahan penularan kepada orang lain, bila penyakitnya menular
3) Mencegah terjadinya kecacatan yang diakibatkan oleh suatu penyakit.

Beberapa usaha diantaranya :


1) Case Finding

14
Yaitu menacari penderita dimasyarakat dengan jalan pemeriksaan,
misalnya pemeriksan laboratorium, pemeriksaan pap smear, dan
sebagainya serta memberikan pengobatan.
2) Contact tracing

Mencari semua orang yang telah berhubungan dengan penderita


penyakit menular dan penyakit infeksi untuk diawasi bila penyakitnya
timbul dapat segera diberikan pengobatan, misalnya pada wanita yang
menderita penyakit menular seksual seperti gonorhoe, sipilis, hepatitis
B, HIV/AIDS dan sebagainya, pasangan diperiksa dan diberi
pengobatan agar penyakitnya tersebut dapat sembuh.
3) Pendidikan Kesehatan kepada masyarakat agar dapat mengenal gejala
penyakit pada tingkat awal dan segera mencari pengobatan.

Masyarakat perlu mengtahui dan menyadari bahaya penyakit


kelamin untuk dirinya, keluarga dan keturunannya.Agar mereka
menyadari penularan penyakit kelamin tersebut, maka mereka yang
telah berbuat segera memeriksakan dirinya untuk segera untuk diobati.
Masyarakat perlu menyadari bahwa berhasil atautidaknya usaha
pengobatan tidak hanya tergantung pada baiknyaobat serta keahlian
tenaga kesehatan, melainkan juga tergantung pada kapan pengobatan
itu diberikan. Pengobatan yang lambat akan menyebabkan usaha
penyembuhan lebih sulit bahkan mungkin tidak dapat sembuh lagi
misalnya pengobatan kanker yang terlambat (Suryati, dkk. 2009).
Peran bidan dalam usaha diagnosis dini dan pengobatan segera
(Early Diagnosis and Promotif Treatment) :
Melaksanakan program pemeriksaan gratis di wilayah desa dengan
mengikut sertakan tokoh masyrakat dan tenaga kesehatan lainnya.
a) Memberikan penyuluhan pentingnya dilakukan diagnosis dini
b) Melaksanakan program pemeriksaan papsmear, IVA
c) Memberikan pelatihan pada masyarakat khusunya wanita dalam
melakukan pemeriksaan SADARI (Periksa Payudara Sendiri)
d) Segera melakukan rujukan atau kolaborasi apabila menemui
penderita yang mengalami penyakit berbahaya atau komplikasi

15
b. Pembatasan kecacatan dan berusaha untuk menghilangkan gangguan
kemampuan bekerja yang diakibatkan sesuatu penyakit (Disability
limitation).

Usaha ini merupakan lanjutan dari usaha Early


diagnosis And Promotif Treatment yaitu dengan pengobatan dan
perawatan yangsempuran agar penderita sembuh kembali dan tidak cacat
( tidakterjadi komplikasi). Bila sudah terjadi kecacatan maka dicegah
agarkecacatan tersebut tidak bertambah berat dan fungsi dari alat
tubuhyang cacat ini dipertahankan semaksimal mungkin.
Beberapa usaha diantaranya :
1) Pencegahan terhadap komplikasi dan kecacatan.
2) Pengadaan dan peningkatan fasilitas kesehatan dengan melakukan
pemeriksaan lanjut yang lebih akurat seperti pemeriksaan
laboratorium dan pemeriksaan penunjang lainnya agar penderita dapat
sembuh dengan baik dan sempurna tanpa ada komplikasi lanjut.

Peran bidan dalam usaha disability limitation:


1) Memberikan pengobatan dan perawatan agar penderita sembuhdan tak
terjadi komplikasi.
2) Melakukan pencegahan terhadap komplikasi dan kecacatan.
3) Melakukan perbaikan fasilitas kesehatan denganmengikutsertakan
masyrakat sebagai penunjang untuk dimungkinkan pengobatan dan
perawatan yang lebih intensif.

c. Rehabilitasi (Rehabilitation)

Rehabilitasi adalah usaha untuk mengembalikan bekas penderita


ke dalam masyarakat sehingga dapat berfungsi lagi sebagaianggota
masyarakat yang berguna untuk dirinya dan masyarakat.Rehabilitasi ini
terdiri atas:
1) Rehabilitasi fisik

Yaitu agar bekas penderita memperoleh perbaikan fisik semaksimal


- maksimalnya. Misalnya, seorang yang karenakecelakaan, patah

16
kakinya, perlu mendapatkan rehabilitasi darikaki yang patah ini yaitu
dengan mempergunakan kaki buatanyang fungsinya sama dengan
kaki yang sesungguhnya.
2) Rehabilitasi mental

Yaitu agar bekas penderita dapat menyesuikan diri dalanhubungan


perorangan dan social secara memuaskan.Sering kali dengan
bersamaan dengan terjadinya cacat badaniah muncul pula kelainan-
kelaianan atau gangguan mental.Untuk hal ini bekas penderit perlu
mendapatkan bimbingan kejiwaan sebelum kembali ke dalam
masyarakat.
3) Rehabilitasi social vokasional

Yaitu agar bekas penderita menempati suatu pekerjaan/


jabatan dalam masyarakat dengan kapasitas kerja yang semaksimal-
maksimalnya sesuai dengan kemampuan dan ketidakmampuannya.

4) Rehabilitasi aesthetis

Usaha rehabilitasi aesthetis perlu dilakukan untuk mengembalikan


rasa keindahan, walaupun kadang-kadang fungsi dari alat tubuhnya itu
sendiri tidak dapat dikembalikan misalnya: penggunaan mata palsu.
(Suyati, dkk. 2009).

Peran bidan dalam rehabilitasi (rehabilitation) :


1) Menyadarkan masyarakat untuk menerima mereka kembalidengan
memberikan dukungan moral setidaknya bagi yang bersangkutan
untuk bertahan.
2) Mengusahakan perkampungan rehabilitasi sosial sehingga
setiap penderita yang telah cacat mampu mempertahankan diri.
3) Penyuluhan dan usaha-usaha kelanjutan yang harus tetapdilakukan
seseorang setelah ia sembuh dari suatu penyakit.
4) Memberikan konseling pada penderita kecacatan agar tetap
bersemangat dalam memulihkan kesehatan.

17
5) Memberikan keyakinan dalam kesembuhan, serta menumbuhkan
kepercayaan diri untuk bersosialisasi dengan masyarakatMemberi
penyuluhan kepada masyarakat agar dapat menerima pasien sama
seperti individu normal lainnya.
6) Memberikan pendidikan kesehatan agar hal yang lebih buruktidak
terjadi pada kesehatan pasien ( Sindiariyani. 2011).

18
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Promosi Kesehatan (Health Promotion) adalah ilmu dan seni membantu
masyarakat menjadikan gaya hidup mereka sehat optimal. Pelayanan kesehatan
adalah sub sistem pelayanan kesehatan yang tujuan utamanya adalah promotif
(memelihara dan meningkatkan kesehatan), preventif ( pencegahan), kuratif
(penyembuhan), dan rehabilitasi (pemulihan) kesehatan perorangan, keluarga,
kelompok atau masyarakat, lingkungan.
Ruang Lingkup Promosi Kesehatan ada tiga yaitu :
1. Ruang lingkup promosi kesehatan berdasarkan aspek pelayanan kesehatan
yaitu pelayanan preventif dan promotif, dan pelayanan kuratif dan
rehabilitative.
2. Ruang Lingkup Berdasarkan Aspek Kesehatan yaitu promotif, preventif,
kuratif, dan rehabilitative. Sedangkan ahli lainnya membagi menjadi dua
aspek, yakni : promosi kesehatan pada aspek promotif dan promosi
kesehatan pada aspek pencegahan dan penyembuhan (primary prevention,
secondary prevention, tertiary prevention).
3. Ruang Lingkup Berdasarkan Tingkat Pelayanan yaitu Health promotion,
Specific protection, Early diagnosis and treatment Disability limitation, dan
Rehabilitation.

B. Saran
Perlu disadari bahwa upaya promosi kesehatan dalam praktek kebidanan
merupakan tanggungjawab kita bersama.Kesamaan pengertian, efektifitas
kerjasama dan sinergi antara aparat kesehatan pusat, provinsi, kabupaten/kota
dan semua pihak dari semua komponen bangsa adalah sangat penting dalam
rangka mencapai visi, tujuan dan sasaran promosi kesehatan dalam praktek
kebidanan secara nasional. Semuanya itu adalah dalam rangka menuju
Indonesia Sehat, yaitu Indonesia yang penduduknya hidup dalam perilaku dan

19
budaya sehat, dalam lingkungan yang bersih dan kondusif dan mempunyai
akses untuk memperoleh pelayanan kesehatan yang bermutu,sehingga dapat
hidup sejahtera dan produktif.

20
DAFTAR PUSTAKA

Mubaraq, Wahit Iqbal. 2011. Promosi Kesehatan Untuk Kebidanan. Jakarta :


Salemba Medika.

Notoatmojo, Soekidjo. 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta : PT.
Rineke Cipta

21

Anda mungkin juga menyukai