Anda di halaman 1dari 45

LAPORAN KEGIATAN PENYULUHAN POSYANDU

Oleh:
Kelompok :1
Abimanyu Darmawan 1518011157
Danang Hafizfadillah 1518011144
Dita Mauliana Prabiwi 1518011041
Efry Theresia Sianturi 1518011182
Made Ayu Purnama S 1518011152
Maya Nurul Hidayati 1518011080
Nadia Eva Zahara 1518011114
Nicholas Alfa 1518011096
Novi Jayanti 1518011136
Rizki Novtarina 1518011075

Pembimbing
Sofyan Musyabiq Wijaya, S.Gz, M.Gizi,

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2018
HALAMAN PENGESAHAN

Judul Kegiatan : Posyandu tentang Jajanan Sehat pada Balita di

Posyandu Flamboyan, wilayah kerja Puskesmas

Karang Anyar, Lampung Selatan

Penyusun : Kelompok 1

a. Abimanyu Darmawan 1518011157


b. Danang Hafizfadillah 1518011144
c. Dita Mauliana Prabiwi 1518011041
d. Efry Theresia Sianturi 1518011182
e. Made Ayu Purnama S 1518011152
f. Maya Nurul Hidayati 1518011080
g. Nadia Eva Zahara 1518011114
h. Nicholas Alfa 1518011096
i. Novi Jayanti 1518011136
j. Rizki Novtarina 1518011075

Bandar Lampung, 14 Mei 2018

Menyetujui,

Dosen Pembimbing

Sofyan Musyabiq Wijaya, S.Gz, M.Gizi


DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI ................................................................................................... i

DAFTAR TABEL .......................................................................................... ii

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 1

1.2 Tujuan ...................................................................................................... 2

1.3 Manfaat .................................................................................................... 3

BAB II HASIL KEGIATAN

2.1 Gambaran Umum .................................................................................... 4

2.2 Rencana Penyuluhan ................................................................................ 9

2.3 Kegiatan Penyuluhan .............................................................................. 25

2.4 Hasil Evaluasi Penyuluhan ...................................................................... 26

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan .............................................................................................. 29

3.2 Saran ........................................................................................................ 30

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

i
DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Lembar Pemantauan Kegiatan ..................................................................... 33

ii
DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Absensi Peserta Penyuluhan ........................................................................ 35

2. Penyampaian Materi Tentang Food Labeling .............................................. 35

3. Penyampaian Materi Tentang Jajanan Sehat untuk Balita ........................... 36

4. Pembagian Door Prize.................................................................................. 36

5. Foto Bersama Peserta dan Kader Posyandu Flamboyan .............................. 37

6. Media Penyuluhan Jajanan Sehat pada Balita .............................................. 37

7. Media Penyuluhan Food Labelling .............................................................. 38

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sampai saat ini masalah gizi pada balita masih merupakan tantangan yang

harus diatasi dengan serius. Hasil pemantauan status gizi balita oleh

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia berdasarkan indeks berat badan

per usia, pada tahun 2016 di Indonesia terdapat sebanyak 3,4% balita

dengan status gizi buruk dan 14,4% balita dengan status gizi kurang. Pada

peta persentase gizi buruk dan gizi kurang balita umur 0 - 59 bulan menurut

provinsi tahun 2016, hanya terdapat tiga provinsi yang status gizi buruk dan

gizi kurang pada balitanya kurang dari 10 % yaitu Bengkulu, Bali dan

Sulawesi Utara, sedangkan provinsi lain berkisar antara 10-40 %.

(Kementrian Kesehatan RI, 2016)

Terdapat beberapa faktor penyebab kurang gizi pada balita yaitu asupan

makanan yang tidak memadai karena praktek pemberian makan bayi dan

anak yang tidak tepat, penyakit infeksi yang berulang terjadi, serta perilaku

kebersihan dan pengasuhan yang buruk. Pada gilirannya, semua ini

berkaitan dengan kurangnya pendidikan dan pengetahuan pengasuh anak,

penggunaan air yang tidak bersih, lingkungan yang tidak sehat, keterbatasan

akses ke pangan dan pendapatan yang rendah. (UNICEF, 2012)


Orang tua terutama ibu memiliki tanggung jawab terhadap pemenuhan gizi

balita. Pengetahuan ibu yang baik mengenai masalah makan dan gizi turut

membentuk perilaku baik dalam hal mengolah makanan. Semakin baik

pengetahuan ibu dalam pemenuhan gizi anak, maka akan semakin baik pula

status gizi anak. Pada ibu yang memiliki perilaku baik dalam pemenuhan

gizi, maka anak akan tumbuh dengan status gizi yang baik. (Setyaningsih, et

all., 2016)

Pendidikan kesehatan diperlukan untuk menambah pengetahuan dan

mengubah perilaku hidup masyarakat menjadi lebih sehat. Pendidikan yang

dilakukan kepada orang dewasa dapat memberikan dampak perubahan-

perubahan terhadap perilaku (Bambang Wahyono, et all., 2016) . Salah satu

upaya pendidikan kesehatan yang dapat dilakukan untuk menambah

pengetahuan Ibu tentang jajanan yang baik untuk balita adalah diadakannya

penyuluhan . Penyuluhan ini dilakukan di tempat-tempat yang menjadi

pusat berkumpulnya ibu-ibu yang memiliki anak bayi dan balita yaitu

posyandu. Maka dari itu, kelompok kami melakukan penyuluhan mengenai

jajanan sehat pada balita di Posyandu Flamboyan, Desa Karanganyar,

Lampung Selatan.

1.2 Tujuan

1. Meningkatkan pengetahuan Ibu mengenai jajanan sehat balita.

2. Meningkatkan pengetahuan Ibu mengenai food labeling.

2
1.3 Manfaat

1.3.1 Bagi Masyarakat

Kegiatan ini dapat menambah wawasan masyarakat mengenai

jajanan sehat balita dan food labeling

1.3.2 Bagi Posyandu

Kegiatan ini dapat dijadikan bahan acuan untuk diadakannya

kegiatan serupa di posyandu

1.3.3 Bagi Mahasiswa

Kegiatan ini akan menambah pengalaman yang bermanfaat dalam

pengaplikasian disiplin ilmu yang telah dipelajari

1.3.4 Bagi Institusi

Kegiatan ini sebagai bentuk pengabdian sehingga dapat menunjang

salah satu tri dharma perguruan tinggi yaitu pengabdian kepada

masyrakat

3
BAB II

HASIL KEGIATAN

2.1 Gambaran Umum (Profil Posyandu)

2.1.1 Sejarah Berdirinya Posyandu Karang Anyar

Dalam upaya meningkatkan kesehatan, yang merupakan bagian dari

kesejahteraan umum seperti yang tercantum dalam UUD 1945,

Departemen Kesehatan RI pada tahun 1975 menetapkan kebijakan

Pembangunan Kesehatan Masyarakat Desa (PKMD), yang merupakan

strategi pembangunan kesehatan yang menerapkan prinsip gotong

royong dan swadaya masyarakat, dengan tujuan agar masyarakat

dapat menolong dirinya sendiri, melalui pengenalan dan penyelesaian

masalah kesehatan yang dilakukan bersama petugas kesehatan secara

lintas program dan lintas sektor terkait (Depkes RI, 2012).

Kesehataan merupakan kebutuhan dasar manusia. Oleh karena itu,

setiap orang harus belajar bagaimana cara menjaga dan memelihara

kesehatan diri, keluarga dan lingkungannya. Setiap orang juga dituntut

untuk mewujudkannya dalam sikap hidup sehari-hari.

Masalah kesehatan sangat erat kaitannya dengan persoalan

kemiskinan, ketidaktahuan dan pendidikan yang rendah, sehingga


penanganan masalah ini tentu saja bukanlah hal yang mudah. Salah

satu solusi untuk mendekatkan sistem pelayanan kesehatan kepada

masyarakat khususnya kesehatan ibu dan anak, maka penting

dibentuk Pos Pelayanan Terpadu (POSYANDU) (Depkes RI, 2012).

Posyandu Karang Anyar didirikan pada tanggal 06 Agustus 2007,

berlokasi di dusun Karang Anyar, Kecamatan Jati Agung, Kabupaten

Lampung Selatan. Pendirian Posyandu ini diprakarsai oleh sejumlah

tokoh masyarakat yang menyadari akan pentingnya keberadaan

posyandu dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat terutama

kesehatan ibu dan anak. Posyandu ini terbentuk setelah sebelumnya

diadakan musyawarah antar pemerintah desa, tokoh masyarakat dan

warga dusun Karang Anyar.

2.1.2 Struktur Organisasi

Struktur kepengurusan Posyandu Flamboyan, Karang Anyar tahun

2018 adalah sebagai berikut:

Penanggung jawab umum : Kepala Desa Pak Sumanto

Ketua : Suprihatin

Sekretaris : Dwi Susanti

Bendahara : Margini

Aggota : Tumiyah dan Rajiyem

5
2.1.3 Visi, Misi Dan Landasan Kegiatan

2.1.3.1 Visi

Dengan iman dan taqwa mewujudkan posyandu sebagai

pusat kegiatan (Puseur Kautamian) guna peningkatan

kesejahteraan masyarakat di bidang kesehatan, pendidikan

dan ekonomi

2.1.3.2 Misi

Misi posyandu Karang Anyar adalah:

1. Meningkatkan sumber daya manusia melalui pelatihan

dan pendidikan berkelanjutan.

2. Meningkatkan konsolodasi internal dalam organisasi

Posyandu

3. Memberikan pelayanan prima kepada masyarakat sesuai

keilmuan dan standar yang berlaku

4. Penggerakan dan pemberdayaan sumber daya

masyarakat melalui penyuluhan, pembinaan, dengan

melibatkan kerja sama lintas sector.

5. Penggalian sumber dana dengan mengembangkan

potensi yang ada berazaskan kemitraan.

2.1.4 Fungsi Dan Tujuan Posyandu

2.1.4.1 Fungsi Posyandu

Posyandu Karang Anyar berfungsi sebagai:

6
1. Wadah pemberdayaan masyarakat dalam alih informasi

dan ketermpilan dari petugas kepada masyarakat dan

antar sesama masyarakatdalam rangka mempercepat

penurunan AKI, AKB dan AKABA.

2. Wadah untuk mendekatkan pelayanan dasar, terutama

penurunan AKI, AKB dan AKABA.

3. Wahana Gerakan Reproduksi Keluarga Sejahtera,

Gerakan Ketahanan Keluarga dan Gerakan Ekonomi

Keluarga Sejahtera.

2.1.4.2 Tujuan Posyandu

1. Tujuan Umum

Secara umum, tujuan diselenggarakannya posyandu

Karang Anyar yaitu untuk menunjang percepatan

penurunan Angka Kematian Ibu (AKI), Angka Kematian

Bayi (AKB), dan Angka Kematian Anak

Balita(AKABA) di wilayah kerja Posyandu melalui

upaya pemberdayaan masyarakat.

2. Tujuan Khusus

Adapun tujuan khusus posyandu Karang Anyar yaitu

sebagai berikut:

1.3.5 Meningkatkan peran serta masyarakat dalam

penyelenggaraan upaya kesehatan dasar, terutama

7
yang berkaitan dengan penurunan AKI, AKB dan

AKABA.

1.3.6 Meningkatkan peran lintas sektor dalam

penyelenggaraan posyandu, terutama berkaitan

dengan penurunan AKI, AKB dan AKABA.

1.3.7 Meningkatkan cakupan dan jangkauan pelayanan

kesehatan dasar, terutamam berkaitan dengan

penurunan AKI, AKB dan AKABA.

2.1.5 Manfaat Posyandu

Keberadaan posyandu Karang Anyar diharapkan dapat memberikan

manfaat bagi:

1. Masyarakat

2. Kader posyandu

3. Pengurus posyandu

4. Tokoh masyarakat

5. Puskesmas

6. Sektor lain

2.1.6 Administrasi Posyandu

2.1.6.1 Jadwal Pelaksanaan Posyandu

Hari buka Posyandu dalam 1 tahun sebanyak 12 kali.

Posyandu Flamboyan, Karang Anyar dilaksanakan sebulan

sekali, tanggal pelaksanaan yaitu pada tanggal 17 tiap

bulannya yang ditentukan dari hasil kesepakatan masyarakat

8
dan tim posyandu. Terkadang, jika pada tanggal 17 hari libur,

maka kegiatan posyandu bisa dinajukan atau dimundurkan

(kondisional).

2.1.6.2 Sasaran

Sasaran Posyandu adalah seluruh masyarakat, terutama bayi,

anak balita, ibu hamil, ibu nifas, ibu menyusui dan pasangan

usia subur.

2.1.7 Permasalahan

Permasalahan yang dihadapi oleh Posyandu Flamboyan, Karang

Anyar saat ini adalah masih kurangnya keterampial, usia, pendidikan

walaupun jumlah kader dalam menyelenggarakan posyandu sudah

cukup memadai. Selain itu, Posyandu Flamboyan, Karang Anyar

memiliki sarana prasarana yang kurang memadai karena belum

memiliki bangunan sendiri (masih menggunakan rumah warga) dan

masih terbatasnya sumber dana untuk kegiatan.

2.2 Rencana Penyuluhan

2.2.1 Materi

Pemilihan materi dalam suatu kegiatan penyuluhan massal selalu

didasari dengan kebutuhan masyarakat. Masalah yang ada telah

diamati dan ditetapkan, yaitu jajanan sehat untuk balita. Dalam upaya

menyampaikan materi ini digunakan metode ceramah, yaitu pemateri

menerangkan dan menjelaskan suatu ide, pengertian atau pesan secara

9
lisan kepada sekelompok sasaran dalam upaya menyampaikan

informasi tentang kesehatan.

Tujuan dari kegiatan ini adalah ibu-ibu mengetahui apa yang

dimaksud jajanan sehat dan bagaimana cara memilihnya, yaitu dengan

memerhatikan kemasan, kandungan nutrisi, tanggal kadaluarsa, logo

halal, dan lain sebagainya. Sehingga ibu-ibu bisa memilih

makanan/jajanan mana yang baik untuk dikonsumsi oleh anaknya

yang masih balita.

2.2.1.1 Pemilihan Jajanan Sehat

Tips Memilih Pangan Jajan Anak :

1. Kenali dan pilih pangan yang aman

2. Jaga kebersihan

3. Baca label dengan seksama

4. Ketahui kandungan gizinya

5. Konsumsi air yang cukup

6. Perhatikan warna, rasa dan aroma

7. Batasi minuman yang berwarna dan beraroma

8. Batasi konsumsi makanan cepat saji

9. Batasi makanan ringan

10. Perbanyak konsumsi makanan serat

11. Bagi anak gemuk, batasi pangan yang mengandung

gula, garam dan lemak (Wijaya, Angraini, dan

Nugroho, 2017)

10
Prinsip yang dapat digunakan dalam memilih jajanan dapat

disingkat menjadi ABC, yang terdiri dari:

a. Aman. Hindari makanan yang berwarna menyolok,

terlalu gurih dan manis, dan mengandung pengawet.

b. Bersih. Hindari makanan yang kotor dan tidak

bertutup.

c. Cukup gizi. Makan jajanan yang mengandung

sumber karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan

mineral sesuai.

Dalam promosi kesehatan Kementerian Kesehatan

Indonesia, dinyatakan bahwa jajanan yang sarankan untuk

dikonsumsi adalah yang mengandung:

a. a. Protein : penting dalam pertumbuhan sistem

saraf , mendukung pertumbuhan dan imunitas.

b. b. Lemak : penting dalam pembentukan

struktur tubuh dan hormonal.

c. Karbohidrat : sumber energi.

d. Vitamin-mineral : sebagai pendukung

pertumbuhan dan perkembangan balita.

Dinyatakan juga bahwa jajanan yang tidak disarankan untuk

dikonsumsi adalah jajanan yang memiliki kriteria berikut.

1. Kotor dan tidak tertutup : makanan yang kotor dan

tidak tertutup memiliki kemungkinan lebih besar bahwa

11
makanan tersebut telah terkontaminasi benda asing

yang mungkin saja berbahaya bagi tubuh, misalnya

bakteri atau virus. Penyakit yang bisa diakibatkan

makanan yang kotor dan tidak tertutup diantaranya

demam tifoid, hepatitis A, diare, kolera, dan disentri.

2. Warna indah menyolok : zat pewarna yang berlebihan

dapat mengakibatkan kerusakan pada ginjal, hepar, dan

organ lain.

3. Terlalu gurih dan manis : makanan yang terlalu gurih

dan manis mungkin mengindikasikan penggunaan

bahan penyedap rasa yang berlebihan. Penyedap rasa

berlebih dapat mengakibatkan pertumbuhan melambat

(Kemenkes RI, 2015).

2.2.1.2 Food Labelling

Label pangan adalah setiap keterangan mengenai pangan

yang berbentuk gambar,tulisan, kombinasi keduanya, atau

bentuk lain yang disertakan pada pangan, dimasukkanke

dalam, ditempelkan pada, atau merupakan bagian kemasan

pangan. Pelaku Usaha yang memproduksi Pangan di dalam

negeri untuk diperdagangkan, termasuk UMKM Pangan dan

IRTP wajib mencantumkan label di dalam dan/atau pada

Kemasan Pangan, baik ditulis atau dicetak dengan

menggunakan bahasa Indonesia serta memuat paling sedikit

keterangan mengenai:

12
1. Nama Produk;

Harus menunjukkan sifat dan atau keadaan produk

yang sebenarnya.

2. Daftar bahan yang digunakan/komposisi

1) Bahan yang digunakan dalam proses produksi

dicantumkan pada Label sebagai daftar

bahan/komposisi secara berurutan dimulai

daribagian yang terbanyak, kecuali vitamin,

mineral dan zat penambah gizi lainnya.

2) Nama untuk bahan yang digunakan tersebut di

atas adalah nama yang lazim digunakan.

3. Berat bersih atau isi bersih

1) Pada label yang memberikan keterangan mengenai

kuantitas atau jumlah pangan olahan yang terdapat

di dalam kemasan atau wadah

2) Keterangan tentang berat bersih atau isi bersih dan

bobot tuntas harus ditempatkan pada bagian utama

label.

3) Persyaratan pencantuman berat bersih atau isi

bersih dalam satuan metrik yaitu:

a. Pangan padat dinyatakan dengan berat bersih

13
(satuan : miligram (mg), gram (g), kilogram

(kg) )

b. Pangan semi padat atau kental dinyatakan

dengan berat bersih atau isi bersih; (satuan

:miligram (mg), gram (g), kilogram (kg),

mililiter (ml atau mL) atau liter (l atau L) )

4. Nama dan alamat pihak yang memproduksi atau

mengimpor

1) Nama dan alamat pihak yang memproduksi pangan

wajib dicantumkan pada Label. Alamat perusahaan

paling sedikit mencantumkan nama kota, kode pos

dan Indonesia. Jika nama dan alamat perusahaan

tersebut tidak ada kode pos atau tidak terdapat

dalam buku telepon, maka harus mencantumkan

alamat perusahaan secara jelas dan lengkap.

5. Halal bagi yang dipersyaratkan;

1) Setiap Orang yang menyatakan dalam label bahwa

Pangan yang diperdagangkan adalah halal sesuai

dengan yang dipersyaratkan bertanggung jawab

atas kebenarannya dan wajib mencantumkan

keterangan atau tulisan halal pada Label.

2) Persetujuan pencantuman tulisan "Halal" pada

label pangan diberikan oleh Direktorat Inspeksi

14
dan Sertifikasi Pangan Badan POM RI (berupa

Surat Persetujuan Pencantuman Tulisan "Halal"

pada Label Pangan) setelah pangan tersebut

dinyatakan halal oleh lembaga yang berwenang di

Indonesia yang dibuktikan dengan sertifikat halal

dari dari lembaga yang berwenang di Indonesia.

6. Tanggal dan kode produksi

1) Kode produksi pangan olahan wajib dicantumkan

pada Label, wadah atau kemasan pangan, dan

terletak pada bagian yang mudah untuk dilihat dan

dibaca, serta sekurang-kurangnya dapat

memberikan penjelasan mengenai riwayat produksi

pangan yang diproses pada kondisi dan waktu yang

sama

7. Tanggal, bulan, dan tahun kedaluwarsa

1) Keterangan kedaluwarsa merupakan batas akhir

suatu pangan olahan dijamin mutunya sepanjang

penyimpanannya mengikuti petunjuk yang

diberikan produsen.

2) Bulan dan tahun kedaluwarsa wajib dicantumkan

secara jelas pada label setelah pencantuman tulisan

"Baik Digunakan Sebelum", sesuai dengan jenis

dan daya tahan pangan yang bersangkutan :

15
8. Nomor izin edar bagi Pangan Olahan

1) Nomor izin edar terdapat pada Surat Persetujuan

Pendaftaran yang diterbitkan oleh Badan POM RI

untuk produk pangan yang memenuhi kriteria atau

persyaratan berdasarkan hasil penilaian keamanan,

mutu dan gizi pangan olahan, misalnya BPOM RI

MD xxxxxxxxxxxx dan/atau BPOM RI ML

xxxxxxxxxxxx

9. Asal usul bahan Pangan tertentu.

1) Yang dimaksud dengan "keterangan mengenai asal

usul bahan Pangan" adalah penjelasan mengenai

informasi asal bahan tertentu, misalnya, bahan

yang bersumber, mengandung, atau berasal dari

hewan atau Pangan yang diproduksi melalui proses

khusus, misalnya, Rekayasa Genetik Pangan atau

Iradiasi Pangan

10. Informasi Nilai Gizi

Informasi nilai gizi memuat informasi mengenai

kandungan gizi makanan tersebut. Informasi ini dapat

digunakan sebagai salah satu indikator yang digunkana

oleh pembeli ketika ia bingung memilih makanan A

atau B.

16
Hal yang paling penting diperhatikan dalam membaca

label informasi nilai gizi adalah

1. Jumlah sajian per kemasan

Satu kemasan makanan atau minuman biasanya

terdiri dari beberapa sajian, artinya satu kemasan

dapat dibagi menjadi beberapa sajian atau dapat

dikonsumsi sebanyak jumlah sajian itu.

2. Kalori total per sajian

Jumlah kalori yang dikandung dalam satu sajian.

Sehingga kalau konsumen memakan dua sajian,

maka kalori yang dikonsumsi sejumlah dua kali

nilai yang tertera di bagian kalori total per sajian.

3. Angka kecukupan gizi

Angka Kecukupan Gizi (AKG) terkadang juga

ditulis Daily Values (DV) yang merujuk pada

kebutuhan energi harian rata-rata, yaitu sebesar

2000 kalori. AKG menunjukkan kadar nutrisi baik

dalam satuan berat maupun persentase. Setiap

kandungan gizi memiliki nilai batas konsumsi.

4. Kandungan nutrisi yang harus dibatasi

Beberapa kandungan yang harus dibatasi dari

konsumsi makanan kemasan adalah lemak jenuh,

17
lemak trans, gula tambahan, dan garam

(natrium/sodium). Konsumen disarankan untuk

memilih makanan yang mengandung kandungan

yang harus dibatasi dengan persentase AKG

kurang dari 5%. Lemak jenuh dan lemak trans

tidak memiliki persen AKG, batasi asupan

kandungan ini kurang dari 20mg per hari.

5. Kandungan nutrisi yang harus dipenuhi

Beberapa nutrisi seperti protein, vitamin, mineral,

dan serat diperlukan untuk menjaga keseimbangan

nutrisi kebutuhan tubuh setiap harinya. Disarankan

untuk memilih kandungan ini dengan persen AKG

lebih dari 20%.

6. Kandungan nutrisi tambahan

Karbohidrat, gula sukrosa dan fruktosa merupakan

nutrisi tambahan yang tidak terlalu diperlukan

dalam jumlah banyak karena nutrisi ini dapat

diperoleh dari banyak sumber makanan, seperti

nasi, gandum atau buah-buahan.

7. Kemasan produk

Kemasan produk ideal akan memberi keterangan

berupa kalimat perintah, seperti ‘Jangan terima

apabila kemasan rusak’. Tulisan ini bisa terletak di

18
segel produk atau di bagian belakang produk.

Kemasan yang rusak dapat mengakibatkan

makanan di dalamnya tidak layak konsumsi karena

potensi terpapar udara, bakteri, dan

mikroorganisme lain yang bersifat patogen dan

merugikan konsumen.

8. Ketentuan Lain

a. Label memuat tulisan yang jelas, dapat mudah

dibaca, teratur dan tidak berdesak-desakan.

b. Gambar, warna maupun desain lainnya tidak

boleh mengaburkan tulisan pada Label.

c. Pelabelan dilakukan sedemikian rupa

sehingga:

i. Tidak mudah lepas dari kemasan;

ii. Tidak mudah luntur atau rusak; dan

iii. Terletak pada bagian kemasan pangan

yang mudah untuk dilihat dan dibaca.

d. Label yang melekat atau ditempelkan pada

kemasan harus melekat kuat sehingga jika

dilepas akan merusak label/kemasan aslinya.

(BPOM RI, 2013).

19
Bagian Utama Label

1. Memuat keterangan paling penting untuk diketahui oleh

konsumen.

2. Terletak pada sisi kemasan yang paling mudah diamati

atau dibaca oleh masyarakat pada umumnya.

3. Keterangan yang harus dicantumkan pada bagian utama

label paling sedikit mencakup :

 Nama jenis, dan bila ada nama dagang.

 Berat bersih atau isi bersih.

 Nama dan alamat pihak yang memproduksi atau

memasukkan pangan ke dalam wilayah Indonesia.

4. Khusus untuk produk pangan olahan dengan nomor

pendaftaran BPOM RI MD/ML, selain keterangan

sebagaimana dimaksud pada nomor 7 di atas, pada

labelnya juga harus dicantumkan keterangan sebagai

berikut:

 Keterangan tentang kandungan gizi,

 Keterangan tentang iradiasi pangan (Jika produk

berupa pangan iradiasi),

 Keterangan tentang Pangan organik (Jika produk

berupa pangan organik),

 Keterangan tentang Pangan rekayasa genetika (Jika

produk berupa pangan rekayasa genetika)

 Keterangan tentang pangan yang dibuat dari bahan

20
baku alamiah,

 Petunjuk penggunaan/penyiapan

 Petunjuk tentang cara penyimpanan

 Keterangan tentang petunjuk atau saran penyajian

 Keterangan tentang peruntukan

 Keterangan lain yang perlu diketahui mengenai

dampak pangan terhadap kesehatan manusia

 Peringatan.

5. Menggunakan bahasa Indonesia, angka Arab dan huruf

Latin.

6. Istilah asing dapat digunakan sepanjang tidak ada

padanannya, tidak dapat diciptakan padanannya atau

digunakan untuk kepentingan perdagangan pangan ke

luar negeri.

7. Istilah asing, istilah teknis atau ilmiah, misalnya rumus

kimia dapat digunakan untuk menyebutkan suatu jenis

bahan yang digunakan dalam komposisi.

8. Bahasa Indonesia, angka Arab dan huruf Latin, serta

istilah asing dapat ditambahkan/disertai dengan

keterangan yang sama dalam bahasa selain bahasa

Indonesia, angka Arab dan huruf Latin.

9. Tulisan dan Peringatan

 Pangan olahan yang mengandung bahan berasal

dari babi

21
 Mencantumkan tanda khusus berupa tulisan

"MENGANDUNG BABI" dan gambar babi

berwarna merah dalam kotak berwarna merah di

atas dasar putih, seperti contoh berikut:

 Minuman Beralkohol

 Mencantumkan tulisan "MINUMAN

BERALKOHOL" dan nama jenis sesuai kategori

pangan, "DIBAWAH UMUR 21 TAHUN ATAU

WANITA HAMIL DILARANG MINUM" dan

"Mengandung Alkohol

 Susu Kental Manis

Mencantumkan tulisan "Perhatikan! Tidak Cocok

Untuk Bayi".

 Formula Bayi

Label formula bayi harus mencantumkan tulisan

dan ketentuan lainnya

 Pangan Olahan yang Mengandung Alergen

Mencantumkan keterangan tentang alergen sesuai

ketentuan yang berlaku.

 Pangan Olahan yang Mengandung Pemanis Buatan

Mencantumkan tulisan "Mengandung pemanis

buatan", kadar pemanis buatan (BPOM RI, 2013;

Fajar, 2017).

22
2.2.2 Media

Alat peraga yang digunakan dalam penyuluhan ini ada dua. Media

untuk materi pemilihan jajanan sehat adalah poster, sementara media

untuk materi food labelling adalah tulisan yang dipadukan dengan

stik. Pemilihan alat peraga ini didasarkan pada kondisi di lapangan.

Penyuluhan akan dilaksanakan di balai posyandu, ruangan yang akan

digunakan tidak mendukung untuk disajikan dalam bentuk presentasi

elektronik atau pertunjukan video melalui proyektor.

Poster dan stik memiliki kesamaan, yaitu keduanya merupakan media

cetak, dapat dibawa kemana-mana, serta berisi gambar dan tulisan.

Kondisi lokasi penyuluhan seperti yang telah dijelaskan sebelumnya

memungkinkan penggunaan media poster dan stik. Poster memuat

materi mengenai kriteria jajanan sehat dan apa yang disarankan, yang

baik dikonsumsi dan tidak baik dikonsumsi oleh balita. Sementara stik

berisi potongan gambar dari kemasan makanan, yaitu label makanan.

Semua label yang biasa tercantum dalam kemasan makanan disajikan

sehingga ibu tidak hanya melihat merek saat membeli produk, tetapi

lebih cerdas lagi dalam menentukan makanan mana yang dibeli

apalagi jika itu untuk dikonsumsi anak balitanya.

2.2.3 Sasaran

Sasaran penyuluhan ini adalah ibu-ibu yang memiliki anak usia di

bawah lima tahun yang ada di daerah kerja Posyandu Flamboyan,

desa Karang Anyar, kecamatan Jati Agung, Lampung Selatan.

23
2.2.4 Kepanitian

Adapun susunan panitia dalam kegiatan posyandu ini adalah:

1. Ketua pelaksana : Danang Hafizfadillah

2. Pemateri Food Labeling : Efry Theresia Sianturi

3. Pemateri Jajanan Sehat : Dita Mauliana Prabiwi

4. PJ Absen : Danang Hafizfadillah

5. PJ Konsumsi : Made Ayu Purnama

6. PJ Pretest : Novijayanti S. P.

7. PJ Posttest : Rizki Novtarina

8. MC : Nadia Eva Zahara

9. PJ Dokumentasi : Maya Nurul H.

10. PJ Profil Posyandu : Abimanyu Darmawan

11. Kordinator Lapangan : Nicholas Alfa

12. PJ Doorprize : Nicholas Alfa

2.2.5 Evaluasi Penyuluhan

Evaluasi yang digunakan pada penyuluhan ini adalah metode pretest

dan posttest. Metode ini dipilih karena metode ini efektif untuk

membandingkan pengetahuan peserta sebelum dan setelah pemberian

materi. Keberhasilan penyuluhan ditandai dengan adanya perbaikan

pada nilai posttest. Regulasinya adalah sebegai berikut.

a. Pretest dan posttest berisi 7 pertanyaan dengan 2 pilihan jabawan.

b. Pretest dibagikan sebelum materi diberikan.

c. Posttest dibagikan setelah materi diberikan.

24
2.3 Kegiatan Penyuluhan (Tahapan-tahapan penyuluhan)
Adapun tahap-tahap yang dilakukan dalam kegiatan penyuluhan posyandu

balita di Karang Anyar adalah:

a. Persiapan :

1. Melakukan bimbingan ke pembimbing (pak sofyan) sebelum

kegiatan penyuluhan, untuk membahas hal-hal yang harus

dipersiapkan seperti ;

- Materi atau pokok bahasan yang akan dibahas ketika

penyuluhan

- Media yang tepat untuk penyuluhan di posyandu

- Kesepakatan waktu dan susunan acara

- Dan menanyakan kepada pembimbing seperti hal-hal yang

kurang jelas

2. Mempersiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan untuk membuat

media dan materi, dan mempersiapkan konsumsi (snack) untuk

peserta penyuluhan

3. Membuat media dan materi penyuluhan

b. Pelaksanaan :

1. Selanjutnya pada hari selasa 17 april 2018 pukul 07.30 WIB mulai

berangkat menuju lokasi posyandu di karang anyar

2. Setelah sampai dan peserta sudah berkumpul acara penyuluhan


dimulai

3. Pembukaan penyuluhan oleh panitia

4. Memperkenalkan diri dan maksud tujuan penyuluhan kepada peserta

25
5. Memberikan pretest sebelum materi disampaikan kepada peserta
untuk mengetahui tingkat pengetahuan tentang topik yang akan

dibahas

6. Penyampaian materi tentang jajanan sehat pada balita

7. Penyampaian materi food labeling

8. Penyampaian materi selesai di lanjutkan dengan sesi tanya jawab


c. Evaluasi :

1. Penilaian hasil penyuluhan dengan pemberian posttest pada peserta

2. Setelah acara penyuluhan selesai ditutup

3. Evaluasi panitia pelaksana

2.4 Hasil Evaluasi Penyuluhan

Bedasarkan data kuesioner yang di dapat dari hasil pretest dan postest

didapatkan hasil pada:

1. Pertanyaan 1

Responden dapat menjawab benar 100% pada pretest.

Pada postest didapatkan juga responden berhasil menjawab 100% benar.

Hal ini menunjukkan bahwa seluruh responden telah memiliki

pengetahuan yang benar sebelumnya mengenai makanan yang telah

dihinggapi oleh serangga atau lalat. Yaitu bahwa makanan yang telah

dihinggapi lalat atau seraangga sebaiknya tidak dimakan lagi karena dapat

menimbulkan penyakit.

2. Pertanyaan 2

Responden dapat menjawab benar 100% pada pretest

26
Pada postest didapatkan juga responden berhasil menjawab 100% benar

Hal ini menunjukkan bahwa seluruh responden telah memiliki

pengetahuan yang benar sebelumnya mengenai memilih makanan yang

sehat yaitu makanan yang banyak mengandung nilai gizi bukan makanan

yang dari tampilannya terlihat mencolok.

3. Pertanyaan 3

Responden dapat menjawab benar 100% pada pretest

Pada postest didapatkan juga responden berhasil menjawab 100% benar

Hal ini menunjukkan bahwa seluruh responden telah memiliki

pengetahuan yang benar sebelumnya mengenai makanan yang telah rusak

kemasan makanannya sebaiknya tidak dibeli atau tidak dikonsumsi lagi.

4. Pertanyaan 4

Responden dapat menjawab benar 83,3% pada pretest.

Pada postest didapatkan responden menjawab 100% benar.

Hal ini menunjukkan bahwa tidak semua responden telah memiliki

pengetahuan yang benar sebelumnya mengenai makanan yang baik untuk

balita. Hal ini ditunjukan dari masih adanya jawaban yang salah pada

pretest. Tetapi setelah dilakukannya penyuluhan didapatkan seluruh

responden dapat menjawab dengan benar 100%. Hal ini menunjukan

bahwa terjadinya peningkatan pengetahuan yang benar mengenai makanan

yang baik bagi balita.

5. Pertanyaan 5

Responden dapat menjawab benar 100% pada pretest.

Pada postest didapatkan juga responden berhasil menjawab 100% benar.

27
Hal ini menunjukkan bahwa seluruh responden telah memiliki

pengetahuan yang benar sebelumnya mengenai makanan yang telah

kadaluarsa untuk tidak mengkonsumsinya lagi.

6. Pertanyaan 6

Responden dapat menjawab benar 83,3% pada pretest.

Pada postest didapatkan responden menjawab 95,8% benar.

Hal ini menunjukkan bahwa tidak semua responden telah memiliki

pengetahuan yang benar sebelumnya mengenai minuman yang baik untuk

balita. Hal ini ditunjukan dari masih adanya jawaban yang salah pada

pretest. Tetapi setelah dilakukannya penyuluhan didapatkan responden

dapat menjawab dengan benar 95,8%. Hal ini menunjukan bahwa

terjadinya peningkatan pengetahuan yang benar mengenai minuman yang

dapat diberikan untuk balita.

7. Pertanyaan 7

Responden dapat menjawab benar 94,4% pada pretest.

Pada postest didapatkan responden menjawab 100% benar.

Hal ini menunjukkan bahwa tidak semua responden telah memiliki

pengetahuan yang benar sebelumnya mengenai tekstur makanan yang

dapat yang dapat diberikan untuk balita. Hal ini ditunjukan dari masih

adanya jawaban yang salah pada pretest. Tetapi setelah dilakukannya

penyuluhan didapatkan responden dapat menjawab dengan benar 100%.

Hal ini menunjukan bahwa terjadinya peningkatan pengetahuan yang

benar mengenai tekstur makanan yang dapat diberikan untuk balita.

28
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dari hasil penyuluhan mengenai makanan yang boleh dikonsumsi oleh balita

di Posyandu Flamboyan, diperoleh kesimpulan sebagai berikut :

a. Peserta penyuluhan merupakan ibu-ibu yang memiliki anak balita,

dengan jumlah peserta yaitu 42 orang.

b. Terdapat pretest dan postest dengan jumlah 7 soal yang sama yang

bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan Ibu mengenai jajanan sehat

pada balita.

c. Dari hasil pretest didapatkan 11 orang yang benar semua jawabannya dan

7 orang yang salah dalam menjawab soal mengenai jajanan sehat pada

balita dan food labelling.

d. Dari hasil postest didapatkan seluruh peserta penyuluhan benar semua

dalam menjawab soal mengenai jajanan sehat pada balita dan food

labelling.

e. Peserta mengikuti kegiatan peyuluhan dengan baik sehingga saat postest

bisa menjawab soal mengenai jajanan sehat pada balita dan food

labelling yang diberikan dan diakhir kegiatan banyak peserta yang

antusias menjawab pertanyaan yang diberikan.


3.2 Saran

Selektif dalam memilih makanan untuk balita merupakan hal yang sangat

penting bagi pertumbuhan anak. Oleh karena itu disarankan kepada orang tua

untuk memperhatikan jenis makanan yang dikonsumsi oleh anaknya, hindari

jajanan yang warnanya mencolok, sudah dihinggapi lalat atau serangga,

kemasannya rusak, orang tua juga harus lebih teliti lagi dalam melihat bentuk

peringatan usia dan kandungan suatu zat yang tertera disuatu kemasan

makanan, serta selalu memperhatikan tanggal kadaluwarsanya. Diperlukan

juga pembinaan kader tiap bulannya untuk membantu proses kegiatan

posyandu yang lebih baik lagi. Selain itu, agar pelayanan di posyandu tidak

membosankan bagi masyarakat, maka dalam waktu tertentu perlu diadakan

penyuluhan dengan mendatangkan narasumber sehingga menarik dan

bermanfaat bagi masyarakat.

30
DAFTAR PUSTAKA

Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia. 2013. Pedoman Pangan

Jajanan Anak Sekolah untuk Pencapaian Gizi Seimbang. Sistem Keamanan

Pangan Terpadu 2013.

Fajar, K. 2017. Cara Membaca Label Informasi Nilai Gizi pada Kemasan

Makanan. (on line) https://hellosehat.com/hidup-sehat/nutrisi/cara-membaca-

label-informasi-nilai-gizi-pada-kemasan-makanan/ Diakses pada tanggal 14

April 2018 pukul 20.28 WIB.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2015. Promosi Kesehatan: Pilih

Jajanan Sehat. (on line) www.promkes.depkes.go.id. Diakses pada tanggal 14

April 2018 pukul 19.43 WIB.

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. 2016. Hasil Pemantauan Status Gizi

(PSG) Tahun 2016. Jakarta : Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat

Kementerian Kesehatan 2017

Setyaningsih, et al., 2014. Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku. Jurnal Keperawatan

Indonesia. 17 (3). 88-94

UNICEF. 2012. Ringkasan Kajian : Gizi Ibu dan Anak. Jakarta : UNICEF

Indonesia
Wahyono, B et al., 2016. Efektivitas Penyuluhan Keseshatan Dengan Metode

Ceramah Disertai Pemanfaatan Media Booklet dalam Upaya Meningkatkan

Pengetahuan Ibu tentang Pneumonia Pada Balita Kelurahan Bandarharjo

Semarang Tahun 2016 . Unnes Journal of Public Health. 5 (1). 29-34

Wijaya, S.M., Anggraini, D.I., Nugroho, A. 2017. Gizi Anak (Usia Sekolah dan

Pra Sekolah). Bandar Lampung: AURA.


LAMPIRAN

LEMBAR PEMANTAUAN KEGIATAN

BLOK KEDOKTERAN KOMUNITAS

Penyuluhan Posyandu Flamboyan

Desa Karang Anyar

No Hari, Tanggal Kegiatan Peserta Paraf


1. Jum’at, 13 April Konsultasi dengan pembimbing Tutorial 1
2018 Pak Sofyan Musyabiq Wijaya,
S.Gz, M.Gizi
2. Minggu, 15 Kerja kelompok membuat media Tutorial 1
April 2018 untuk penyuluhan

3. Senin, 16 April Konsultasi dengan pembimbing Tutorial 1


2018 Pak Sofyan Musyabiq Wijaya,
S.Gz, M.Gizi terkait persiapan
untuk penyuluhan
4. Selasa, 17 April Pelaksanaan penyuluhan tentang Ibu- ibu
2018 Jajanan Sehat Untuk Balita dan peserta
Food Labeling di Posyandu Posyandu
Flamboyan Desa Karang Anyar Flamboyan

5. Senin, 7 Mei Pengumpulan Media Tutorial 1


2018 Penyuluhan Posyandu
Flamboyan dan Konsultasi
dengan pembimbing Pak Sofyan
Musyabiq Wijaya, S.Gz, M.Gizi
terkait pembuatan laporan
pelaksanaan kegiatan
6. Rabu, 9 Mei Konsultasi dengan pembimbing Tutorial 1
2018 Pak Sofyan Musyabiq Wijaya,
S.Gz, M.Gizi terkait pembuatan
laporan pelaksanaan kegiatan
7. Senin, 14 Mei Konsultasi dengan pembimbing Tutorial 1
2018 Pak Sofyan Musyabiq Wijaya,
S.Gz, M.Gizi terkait pembuatan
laporan pelaksanaan kegiatan

Bandar Lampung, 14 Mei 2018

Sofyan Musyabiq Wijaya, S.Gz, M.Gizi


DOKUMENTASI KEGIATAN POSYANDU

POSYANDU FLAMBOYAN, KARANG ANYAR

SELASA, 17 MARET 2017

Gambar 1. Absensi Peserta Penyuluhan

Gambar 2. Penyampaian Materi Tentang Food Labeling


Gambar 3. Penyampaian Materi Tentang Jajanan Sehat untuk Balita

Gambar 4. Pembagian Door Prize


Gambar 5. Foto Bersama Peserta dan Kader Posyandu Flamboyan

Gambar 6. Media Penyuluhan Jajanan Sehat pada Balita


Gambar 7. Media Penyuluhan Food Labelling
KUESIONER EVALUASI

1. Jika makanan atau minuman dihinggapi lalat atau serangga ?

a. masih dapat dikonsumsi

b. tidak baik dikonsumsi

Jawaban B

2. Makanan yang sehat adalah makanan yang?

a. Mengandung gizi seimbang

b. Berwarna mencolok dan segar

Jawaban A

3. Jika kemasan makanan atau minuman rusak masih baik untuk dikonsumsi

atau tidak?

a. Sangat masih bisa dikonsumsi

b. Tidak dapat untuk dikonsumsi

Jawaban B

4. Makanan dan jajanan yang cocok diberikan pada balita

a. Yang berwarna mencolok agar balita mau

b. Yang tidak berwarna mencolok

Jawaban B
5. Makanan dan jajanan yang tanggal kadaluwarsanya lewat 3 hari

a. Boleh dikonsumsi karena belum lama

b. Jangan dikonsumsi lagi

Jawaban B

6. Minuman – minuman yang dijual seperti syrup boleh jika dikonsumsi balita

a. Boleh dikonsumsi karena mengandung vitamin

b. Tidak boleh dikonsumsi balita

Jawaban B

7. Semua jenis makanan dan jajanan dapat dikonsumsi balita?

a. Tidak semua jenis makanan boleh untuk balita

b. Boleh semua jenis makanan dikonsumsi agar balita dapat mengenali

tekstur makanan

Jawaban A

Anda mungkin juga menyukai