Oleh:
Kelompok: 16
Amalia Widya Larasati – 1518011174
Alvin Widya Ananda – 1518011108
Bahesty Cut Nyak Din – 1518011064
Dea Alnisrina – 1518011105
Fadila Rahayu – 1518011034
Geri Indra Herlambang – 1518011052
Nurul Fitri Insani – 1518011170
Raisah Almira – 1518011015
Pembimbing:
Sofyan Musyabiq Wijaya, S.Gz., M.Gz
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2018
Halaman Pengesahan
Penyusun : Kelompok 16
Menyetujui,
Dosen Pembimbing
i
Daftar Isi
ii
Daftar Tabel
iii
Daftar Gambar
iv
Daftar Bagan
v
6
BAB I
PENDAHULUAN
Kesehatan merupakan hak mendasar yang dimiliki oleh setiap warga negara yang
berada di Indonesia dan setiap lapisan masyarakat memiliki hak yang sama dalam
(Sanah, 2017).Kesehatan yang ingin dicapai adalah keadaan kesejahteraan dalam dari
badan,jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial
dan ekonomis. Tujuan ini dapat diwujudkan oleh petugas kesehatan dan peran serta
lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif untuk mencapai derajat kesehatan
(Indrawati, 2008).
Saat ini Puskesmas sudah merata hampir di seluruh Indonesia, dan setiap kecematan
1
Salah satu peranan puskesmas adalah melakukan promosi kesehatan. Saat ini, promosi
kesehatan yang gencar dilakukan oleh puskesmas adalah PHBS (Perilaku Hidup
Bersih dan Sehat) baik pada tingkat sekolah dan rumah tangga. PHBS pada tingkat
rumah tangga memiliki 10 kriteria, salah satunya adalah pemberian ASI Eksklusif.
ASI Eksklusif adalah memberikan ASI kepada selama 6 bulan tanpa didampingi
dengan MP-ASI ataupun diganti dengan susu formula. Menyusui secara eksklusif
selama enam bulan telah terbukti memiliki banyak manfaat, baik untuk ibu maupun
seluruh dunia, angka cakupan ASI eksklusif masih jauh dari yang diharapkan. Hanya
39% bayi di bawah enam bulan mendapatkan ASI eksklusif pada tahun 2012. Angka
global ini hanya meningkat dengan sangat perlahan selama beberapa dekade terakhir.
Data nasional menunjukkan bahwa cakupan ASI eksklusif masih rendah. Menurut
Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013, cakupan ASI eksklusif hanya sekitar
(Prabasiwi, 2013).
Sehubungan dengan hal tersebut, maka pelayanan kesehatan di masyarakat perlu terus
ditingkatkan baik yang bersifat kuratif maupun promotif dan preventif serta
rehabilitatif. Salah satu upaya untuk meningkatkan cakupan ASI eksklusif adalah
kemampuan pasien, individu sehat, keluarga (rumah tangga), dan masyarakat, agar
2
bersumber daya masyarakat melalui pembelajaran dari, oleh, untuk dan bersama
mereka, sesuai sosial budaya mereka, serta didukung kebijakan publik yang
Menyadari rumitnya hakikat dari perilaku, maka perlu dilaksanakan strategi promosi
kesehatan paripurna yang terdiri dari pemberdayaan yang didukung oleh bina suasana
dipraktikkannya PHBS juga merupakan salah satu tujuan dari promosi kesehatan.
mendukung keberhasilan pembinaan PHBS baik dari segi materi maupun non materi
3
Memperhatikan strategi promosi kesehatantersebut di atas, maka dapat dikatakan
masyarakat). Setiap petugas kesehatan yang melayani pasien dan ataupun individu
sehat (misalnya dokter, perawat, bidan, tenaga gizi, petugas laboratorium dan lain-
lain) wajib melaksanakan promosi kesehatan. Namun demikian tidak semua strategi
wilayah, identifikasi masalah kesehatan, survei mawas diri, musyawarah desa atau
Dari latar belakang di atas kami menyadari bahwa Promosi Kesehatan merupakan
1.2 Tujuan
4
3. Untuk mengetahui kegiatan Promosi Kesehatan berupa pemberian ASI-Eksklusif di
PuskesmasKarang Anyar.
1.3 Manfaat
Karang Anyar.
5
BAB II
HASIL KEGIATAN
Visi:
Misi:
Motto:
C: Cekatan
I: Inovatif
N: Nyaman
T: Terampil
A: Aspiratif
6
2.1.2 Keadaan Geografi
Lampung Selatan dengan luas wilayah 109.84 km2 dan terdiri atas 12
1. Wayhuwi
2. Fajar Baru
3. Jatimulyo
4. Karang Anyar
5. Rejomulyo
6. Marga Agung
7. Marga Kaya
8. Sinar Rejeki
9. Sidoharjo
10. Karang Sari
11. Karang Rejo
12. Purwotani
7
6. Poskeskel -
7. Poskestren -
8. Pos UKK -
9. Bidan Praktek Swasta -
10. Praktek Dokter Perorangan -
11. Balai Pengobatan 5
12. Apotek 1
Tabel 1 Fasilitas Kesehatan di Puskesmas Karang Anyar
1) Ruangan pendaftaran
kondisi gawat
dan
6) Ruang Bangsal: terdiri dari 2 buah ruangan yaitu satu untuk perempuan
ruangan
8
2.1.4 Keadaan Sosial Budaya dan Ekonomi
kokoh. Ini terlihat pada acara-acara seperti pengajian, pernikahan, dan masih
banyak lagi acara-acara yang sangat mencerminkan budaya atau adat istiadat
(www.puskesmaskaranganyar.com).
9
2.2 Struktur Organisasi
Penanggung Jawab UKM Penanggung Jawab UKM Penanggung Jawab UKP, Penanggung Jawab Yan Kasubag Tata Usaha
Esensial & Perkemas Pengembangan Kefarmasian dan PKM& Jejaring Fasilitas
Laboratorium Pelayanan Kesehatan Suwarti, Amd.Ak
Sri Utami, A.md.Gz Dr. Wulan Anggraini
Dr.Hj.Erwilly FPA, DK., Willys Agus Dwiyanto Sistem Informasi : Nani Setyaningsih, S.kep
M.kes
Pelayanan Promkes Pelayanan Kesehatan Gigi Pelayanan Pemeriksaan Umum -Puskesmas Pembantu Kepegawaian : Willys Agus Dwiyanto
termaksud UKS Masyarakat
Dr.Hj.Erwilly FPA,DK., M.kes Hosiati Agustina, S.kep
Ernawati, SKM Reny Tanjung Lutviana,
A.md KG -Puskesmas Keliling Rumah Tangga : Suratmi
Pelayanan Kesehatan Gigi dan
Mulut Keuangan : Tuti Hariyana, S.kep
Pelayanan Kesehatan
Lingkungan Pelayanan Kesehatan Reny Tanjung Lutviana, A.md -Bidan Desa Isni Fatimah, A.md.kep
Tradisional Komplementer KG
Susiati Windi Trianan, S.ST
Isni Rahmi, S.ST
Pelayanan KIA-KB -Jejaring Fasilitas Yankes
Pelayanan KIA-KB (UKM)
Rita Zahara, S.ST
Rita Zahara, S.ST Pelayanan Kesehatan
Lansia
Pelayanan Gizi (UKP) BPS
Bagan 1 Struktur Organisasi Puskesmas Karang Anyar
Sri Wahyuningsih Klinik Swasta
Pelayanan Gizi (UKM) Sri Utami A.md.Gz DokterPraktek (Sumber: www.puskesmaskaranganyar.com)
Sri Utami, A.md.Gz
Pelayanan Kesehatan Jiwa Pelayanan Gizi
Kegiatan promosi kesehatan di Puskesmas Karang Anyar ditekankan pada PHBS (Pola
Hidup Bersih dan Sehat) di tingkat keluarga. PHBS ditingkat keluarga memiliki 10
kriteria, yaitu:
Namun, dalam kunjungan puskesmas kali ini kami membahas promosi kesehatan
mengenai pemberian ASI eksklusif. Di kegiatan promosi kesehatan ini, pihak puskesmas
akan menunjuk kader-kader dari setiap desa untuk mengunjungi rumah-rumah warga dan
melakukan pendataan apakah ibu yang memiliki bayi berumur kurang dari enam bulan
masih memberikan ASI eksklusif atau tidak. Apabila terdapat seorang ibu yang sudah
tidak memberikan ASI eksklusif, maka kader yang telah ditunjuk tersebut akan
memberikan dan edukasi tentang pentingnya pemberian ASI kepada bayi dan kerugian
pemberian susu formula pada bayi. Kegiatan ini dilakukan selama 1- 1,5 bulan pada satu
desa. Namun, pada kegiatan ini tidak semua warga didatangi oleh kader, hanya beberapa
11
rumah misalnya 100 rumah dikarenakan jumlah kader atau sumber daya yang
melakukan promosi kesehatan. Dari hasil pencatatan kader menggunakan form Keluarga
Sehat bisa didapatkan data berapa banyak ibu menyusui yang masih memberikan ASI-
dengan adanya Program Kelas Ibu Hamil yang ada di desa-desa yang dilaksanakan dua
kali dalam satu tahun. Dalam Kelas Ibu Hamil ini, penyuluhan tentang pemberian ASI
Eksklusif ini lebih ditujukan kepada ibu-ibu hamil. Hal ini dilakukan karena ibu yang
sudah menyusui dan tidak memberikan ASI eksklusif kepada bayinya, sangat sulit untuk
diberikan nasihat dan sulit untuk kembali ke ASI lagi dan meninggalkan susu formula.
Sehingga promosi tentang pemberian ASI eksklusif ini lebih ditujukan kepada ibu hamil
dengan harapan mereka akan mengikuti anjuran untuk memberikan ASI secara
Terpadu Balita Sakit). Apabila ada bayi yang sakit dan berusia kurang dari 5 tahun, bayi
tersebut akan ditatalaksana di MT-BS. Apabila terdapat bayi yang berumur kurang dari 6
bulan, maka bidan atau dokter di puskesmas akan bertanya mengenai pemberian ASI
eksklusif dan nasihat serta saran kepada ibu-ibu menyusui. Selain itu, di puskesmas wajib
disediakan ruangan “Pojok ASI” untuk memudahkan ibu saat ingin menyusui anaknya.
12
Saat ini Puskesmas Karang Anyar sedang dalam usaha pengadaan media berupa phantom
lambung bayi sebagai sarana promosi kesehatan. Menurut penanggung jawab program
promosi kesehatan di Puskesmas Karang Anyar, pengadaan phantom ini dipercaya dapat
meningkatkan keinginan ibu hamil dan ibu menyusui untuk memberikan ASI-Eksklusif
ke bayinya.
Fungsi dari kegiatan promosi kesehatan mengenai pemberian ASI Eksklusif ini adalah
untuk:
Fasilitas kegiatan promosi kesehatan ini adalah berupa adanya sumber daya manusia
(kader-kader tiap desa, bidan, dan dokter), posyandu, dan puskesmas. Untuk fasilitas
Permasalahan atau kendala pada program promosi kesehatan yang dilakukan dengan
adalah:
13
3. Masyarakat tidak langsung menerima atau bahkan menolak nasihat dari kader atau
petugas kesehatan karena alasan tertentu, misalnya jumlah ASI yang sedikit.
14
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
Seperti yang sudah dijelaskan di hasil kegiatan di atas, beberapa permasalahan yang
terjadi adalah data yang didapat kurang lengkap dan spesifik, kurangnya antusiasme
masyarakat, masyarakat tidak mau mengikuti saran dari tenaga kesehatan atau kader,
Pengumpulan data yang tidak lengkap dan spesifik terjadi karena kader yang bertugas
mengumpulkan data bukan tenaga kesehatan, namun hanya warga biasa yang ditunjuk
oleh kepala desa. Sehingga dalam pengumpulan data, kader tidak menanyakan hal-hal
lebih dalam dan spesifik. Sebaiknya, pendataan data dilakukan petugas kesehatan agar
metode ceramah sehingga banyak ibu-ibu yang bosan. Hal ini dikarenakan kurangnya
media atau alat bantu yang dapat digunakan untuk menunjangnya kesuksesan dalam
kesehatan berupa pemberian ASI eksklusif dipercaya dapat berhasil apabila alat bantu
phantom lambung bayi, karena dengan phantom ini ibu-ibu akan diperlihatkan ukuran
lambung bayi saat menerima MP-ASI yang tidak sesuai dengan ukuran lambungnya
sehingga hal ini dapat menggugah empati ibu. Promosi kesehatan akan tercapai kepada
15
sasaran promosi kesehatan dengan menggunakan alat peraga atau sering disebut media
(Sari, 2012).
Biasanya masyarakat sulit menerima saran atau nasihat dari petugas tenaga kesehatan
karena faktor internal atau eksternal. Faktor internal misalnya kuranngnya produksi ASI,
sedangkan faktor eksternal misalnya kesibukan ibu sehingga sulit mengatur waktu.
Dalam hal ini, pemberian edukasi sangatlah penting. Untuk mengatasi kurangnya
produksi ASI, petugas kesehatan dapat memberikan saran berupa konsumsi banyak
sayuran pada ibu menyusui dan ibu hamil. Untuk kesibukan ibu sehingga tidak sempat
menyusui bayinya, dapat diberikan alternatif berupa pompa ASI. Banyak faktor yang
menyebabkan ibu tidak memberikan ASI Eksklusif pada bayinya yaitu ASI tidak cukup,
ibu bekerja, budaya, kontra indikasi, tingkat pendidikan, tingkat pengetahuan, sikap, dan
persepsi ibu serta faktor pendukung sehingga bayi hanya mendapatkan susu formula yang
Permasalahan lain yang terjadi adalah tidak adanya follow-up yang dilakukan petugas
tenaga kesehatan setelah promosi kesehatan. Hal ini tentu saja membuat masyarakat tidak
pemberian ASI eksklusif. Sehingga follow-up sebaiknya dilakukan minimal dua kali
Selain itu, kekurangan dari promosi kesehatan ini adalah hanya ibu-ibu menyusui atau
hamil yang ditargetkan oleh petugas tenaga kesehatan atau kader. Padahal, dalam
memberikan ASI, ibu juga butuh dukungan dari keluarga dan lingkungan. Sehingga
16
sebaiknya, selain menargetkan ibu hamil dan menyusui, tenaga promosi kesehatan juga
bisa menargetkan suami dan keluarga ibu agar dapat ikut mendukung program ASI
eksklusif. Pemberian ASI oleh ibu menyusui memerlukan dukungan dari orang terdekat,
seperti anggota keluarga, teman, saudara, dan rekan kerja. Keluarga dalam hal ini suami
atau orang tua dianggap sebagai pihak yang paling mampu memberikan pengaruh kepada
Metode yang digunakan untuk menentukan prioritas masalah ada dengan metode USG
(Urgency, Seriousness, and Growth) seperti yang akan dijelaskan di bawah ini:
No Masalah U S G Total
Eksklusif
Maka masalah yang merupakan prioritas masalah adalah kurangnya fasilitas berupa
17
1.3 Rekomendasi
Sebaiknya, dalam melakukan promosi kesehatan, disediakan media promosi yang dapat
menarik perhatian dan meningkatkan empati seorang ibu. Media yang selama ini
digunakan seperti flyer &leaflet dianggap tidak menarik dan hanya sekilas baca.
Sedangkan dengan media phantom lambung bayi dapat diharapkan meningkatkan empati
ibu terhadap bayinya apabila bayi tidak diberikan makanan sesuai umurnya.
18
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
2. Puskesmas Karang Anyar dipimpin oleh KUPT yang bernama Sudibyo SKM dan
Anyar dilakukan dengan beberapa cara, seperti kedatangan kader ke rumah, Program
Kelas Ibu Hamil, edukasi saat posyandu, edukasi saat ibu datang ke MT-BS, dan
penentuan prioritas masalah dengan metode USG, maka prioritas masalah dari
4.2 Saran
Saran kami untuk tim promosi kesehatan adalah karena promosi kesehatan merupakan
program esensial puskesmas maka sebisa mungkin kegiatan ini lebih digencarkan dengan
cara menyediakan media yang menarik, melakukan follow-up, dan secara menyeluruh
tidak hanya ke ibu-ibu saja namun bisa juga ke suami atau keluarga ibu. Selain itu,
19
puskesmas bisa menggunakan media yang menarik misalnya phantom lambung bayi
20
DAFTAR PUSTAKA
Indrawati, Retno. 2008. Puskesmas [Internet]. Diakses tanggal 24 April 2018; tersedia
dari http://ners.unair.ac.id/materikuliah/puskesmas.pdf
Jakarta: Kemenkes RI
Kemenkes RI. 2015. Program Indonesia Sehat Dengan Pendekatan Keluarga [Internet].
Jakarta: Kemenkes RI
Nurlinawati, Junaiti Sahar, dan Henny Permatasari. 2016. Dukungan Keluarga Terhadap
Pemberian ASI Eksklusif pada Bayi di Kota Jambi [Internet]. Diakses tanggal 16
Mei 2018; tersedia dari https://media.neliti.com.
Sarah, Nor. 2017. Pelaksanaan Fungsi Puskesmas (Pusat Kesehatan Masyarakat) Dalam
21
Sari, Devita Indariana. 2012. Pengaruh Promosi Kesehatan dengan Media Audiovisual
Tak Murni Terhadap Sikap Warga Tentang Personal Hygiene di Shelter Kuwang
Argomulyo Cangkriman Sleman Yogyakarta [Internet]. Diakses tanggal 16 Mei
2018; tersedia dari digilib.unisayogya.ac.id.
Sri Wiyanti dan Hikmah Sobri. 2009. Hubungan Status Pekerjaan Ibu dengan Pemberian
ASI Eksklusif pada Bayi Usia 8-24 Bulan di Puskesmas Kotagede 1 Yogyakarta
Tahun 2009 [Internet]. Diakses tanggal 16 Mei 2018; tersedia dari
digilib.unisayogya.ac.id.
Tita Menawati Liansyah dan Hendra Kurniawan. 2015. Pentingnya Komunikasi Dalam
Pelayanan Kesehatan Primer [Internet]. Diakses tanggal 16 Mei 2018; tersedia
dari download.portalgaruda.org.
Trihono, 2005. Manajemen Puskesmas Berbasis Pradigma Sehat. Jakarta: Sagung Seto
22
LAMPIRAN
23
Gambar 2 Denah UPT Puskesmas Karang Anyar
24
Gambar 4 Piagam UPT Puskesmas Karang Anyar
25
Gambar 6 Tarif Retribusi Kesehatan Puskesmas Lampung Selatan
26
Gambar 8 Struktur Petugas Pelayanan Laboratorium UPT Puskesmas Karang Anyar
27
Gambar 10 Papan Informasi Syarat Mendapat Rujukan
28
Gambar 12 Apotek UPT Puskesmas Karang Anyar
29
Gambar 14 BP Umum UPT Puskesmas Karang Anyar
30
Gambar 16 Wawancara seputar promosi kesehatan UPT Puskesmas Karang Anyar
31
Gambar 18 Ruang Administrasi UPT Puskesmas Karang Anyar
32