Anda di halaman 1dari 51

Laporan Kegiatan

PROBLEM SOLVING CYCLE

PEMECAHAN MASALAH RENDAHNYA ANGKA


PENEMUAN KASUS TB BANYUANYAR SURAKARTA

Disusun oleh: 564D


Lisye Elsina Kareni G99171023
Fadhila Khairunnisa G99172072
Alivio Bagaskara G99181007
Fahrireza Mahardhika G99181027
Maya Angela P G99181044

Pembimbing

Drs. Hardjono, M.Psi

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET
JAWA TENGAH
2019

I
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING PUSKESMAS

Laporan Kegiatan Problem Solving Cycle dengan Judul

PEMECAHAN MASALAH RENDAHNYA ANGKA PENEMUAN KASUS


TB BANYUANYAR SURAKARTA

Disusun oleh: 564D


Lisye Elsina Kareni G99171023
Fadhila Khairunnisa G99172072
Alivio Bagaskara G99181007
Fahrireza Mahardhika G99181027
Maya Angela P G99181044

Telah diperiksa, disetujui dan disahkan pada:


Hari :
Tanggal :

Mengetahui,
Kepala Puskesmas Banyuanyar SURAKARTA

dr. Aji Danarto


NIP. 19800720 200604 1 013

II
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING FAKULTAS

Laporan Kegiatan Problem Solving Cycle dengan Judul

PEMECAHAN MASALAH RENDAHNYA ANGKA PENEMUAN KASUS


TB BANYUANYAR SURAKARTA

Disusun oleh: 564D


Lisye Elsina Kareni G99171023
Fadhila Khairunnisa G99172072
Alivio Bagaskara G99181007
Fahrireza Mahardhika G99181027
Maya Angela P G99181044

Telah diperiksa, disetujui dan disahkan pada:


Hari :
Tanggal :

Mengetahui,
Pembimbing Problem Solving Cycle

Drs. Hardjono, M.Psi


NIP. 195901191989031002

III
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat-
Nya sehingga kami dapat menyelesaikan Laporan Kegiatan Tahap Profesi Ilmu
Kesehatan Masyarakat dengan judul “Problem Solving Cycle” Rendahnya Angka
Penemuan Kasus TB Wilayah Puskesmas Banyuanyar Surakarta”. Laporan ini
disusun untuk memenuhi persyaratan dalam menempuh kepaniteraan Ilmu
Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran UNS/RSUD Dr. Moewardi Surakarta.
Pada kesempatan ini kami mengucapkan banyak terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. Hartono, dr., M.Si selaku Dekan Fakultas Kedokteran UNS Surakarta.
2. Dr. dr. Eti Poncorini, M.Pd selaku Kepala Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat-
Kedokteran Pencegahan Fakultas Kedokteran UNS Surakarta.
3. dr. Aji Danarto selaku Kepala Puskesmas Banyuanyar Kabupaten Surakarta
sekaligus selaku pembimbing dokter muda di Puskesmas Surakarta.
4. Bapak Drs. Hardjono, M.Psi selaku pembimbing dokter muda Fakultas
Kedokteran UNS
5. Seluruh staf pegawai UPTD Puskesmas Banyuanyar yang telah memberikan
dukungan selama kami menjalani kegiatan di puskesmas.
6. Seluruh staf pengajar laboratorium IKM Fakultas Kedokteran UNS Surakarta.

Demikian Laporan Problem Solving Cycle ini kami buat, semoga dapat
bermanfaat untuk para pembaca dan semua pihak yang membutuhkan. Saran dan
kritik yang membangun sangat kami harapkan demi perbaikan kekurangan ataupun
kekeliruan laporan ini.
Surakarta, Januari 2019

Penulis

IV
DAFTAR ISI

LEMBARPENGESAHAN....................................................................................ii
KATA PENGANTAR...................................................................................................iv
DAFTAR ISI....................................................................................................................v
DAFTAR TABEL.........................................................................................................vii
DAFTAR GAMBAR.................................................................................................. viii
BAB I. PENDAHULUAN..............................................................................................1
A. Latar Belakang..........................................................................................1
B. Tujuan.................................................................................................................3
C. Manfaat..............................................................................................................3
BAB II. PROFIL PUSKESMAS..................................................................................3
A. Analisis Situasi Kependudukan......................................................................3
1. Kondisi Geografis..........................................................................................3
2. Demografi........................................................................................................5
B. Unit Pelayanan Kesehatan...............................................................................6
C. Sumber Daya Kesehatan.................................................................................7
D. Daftar Kunjungan Rawat Jalan.......................................................................8
E. Cakupan dan Pencapaian.................................................................................8
BAB III. ANALISA MASALAH...............................................................................17
A. Identifikasi Masalah.......................................................................................17

B. Penentuan Prioritas Masalah........................................................................22

C. Analisis SWOT.......................................................................................25

D. Analisis Masalah dengan Diagram Tulang Ikan........................................27


BAB IV. ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH.........................................31
A. Penetapan Pemecahan Masalah....................................................................33
B. Pemilihan Alternatif Pemecahan Masalah Terbaik....................................34
BAB V. RENCANA OPERASIONAL.....................................................................34
A. Penyuluhan Kantong TB...............................................................................37
B. Pemeriksaan Kontak Survey Penderita TB ...........................................37

V
BAB VI. PENUTUP......................................................................................................41
A. Simpulan..........................................................................................................41
B. Saran.................................................................................................................41
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................42

VI
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Data Kependudukan Puskesmas Banyuanyar Tahun 2017....................5

Tabel 2.2. Sumber Daya Kesehatan Puskesmas Banyuanyar Tahun 2018...............7

Tabel 2.3. Daftar Rawat Jalan Puskesmas Banyuanyar Tahun 2018.......................8

Tabel 2.4. Data Cakupan dan Pencapaian Kinerja Puskesmas Banyuanyar Tahun

2018...............................................................................................................8

Tabel 3.1. Identifikasi Masalah Puskesmas Banyuanyar Tahun 2018....................18

Tabel 3.2. Rekapitulasi Pendataan Keluarga Sehat Tahun 2018 Kelurahan Banyuanyar.21

Tabel 3.3. Penetapan Urutan Prioritas Masalah dengan Metode USG....................22

Tabel 3.4. Hasil Cakupan Program P2TB Paru Puskesmas Banyuanyar..............24

Tabel 3.5. Analisis SWOT ................................................................................... 25

Tabel 4.1. Alternatif Pemecahan Masalah Berdasarkan Penyebab.........................33

Tabel 4.2. Penentuan Alternatif Pemecahan Masalah Terbaik ..............................34

Tabel 5.1. Indikator Kinerja Meningkatkan Cakupan Penemuan Kasus TB ...... 36

Tabel 5.2. Indikator Kinerja Meningkatkan Cakupan Penemuan Kasus TB ...... 39

VII
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Peta Kelurahan Banyuanyar ..............................................................4


Gambar 2.2. Peta Kelurahan Sumber ................................................................... 5
Gambar 3.1. Diagram Tulang Ikan .......................................................................25

VIII
IX
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Puskesmas merupakan kesatuan organisasi fungsional yang
menyelenggarakan upaya kesehatan yang bersifat menyeluruh, terpadu,
merata dapat diterima dan terjangkau oleh masyarakat dengan peran serta
aktif masyarakat dan menggunakan hasil pengembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi tepat guna mencapai derajat kesehatan yang optimal, tanpa
mengabaikan mutu pelayanan individual (Kemenkes RI, 2016).
Puskesmas adalah penanggungjawab penyelenggara upaya kesehatan
terdepan yang kehadirannya di tengah masyarakat tidak hanya berfungsi
sebagai pusat pelayanan kesehatan bagi masyarakat, tetapi juga sebagai pusat
pemberdayaan masyarakat. Disamping itu, keberadaan Puskesmas di suatu
wilayah dimanfaatkan sebagai upaya-upaya pembaharuan (inovasi) baik di
bidang kesehatan masyarakat maupun upaya pembangunan lainnya bagi
kehidupan masyarakat. (Kemenkes RI, 2007)
Untuk tercapainya visi pembangunan kesehatan melalui puskesmas
yakni terwujudnya kecamatan sehat menuju Indonesia sehat, Puskesmas
bertanggung jawab menyelenggarakan upaya kesehatan yang terdiri dari
upaya kesehatan wajib dan upaya kesehatan pengembangan. Pemberdayaan
masyarakat adalah bagian dari fungsi UKM dari Puskesmas. Keluarga
merupakan lembaga terkecil dari masyarakat, maka pemberdayaan
masyarakat harus dimulai dari pemberdayaan keluarga.
Dalam usaha menyelesaikan masalah tersebut, diperlukan sebuah alur
penyelesaian masalah yang dikenal dengan Problem Solving Cycle. Menurut
pengertiannya manajemen masalah kesehatan didefinisikan sebagai suatu
proses dan upaya untuk mengoptimalkan sumber daya melalui pelaksanaan
fungsi – fungsi manajemen yaitu, perencanaan (P1), penggerakan dan
pelaksanaan (P2), serta pengawasan, pengendalian, dan penilaian (P3) untuk

1
mengatasi kesenjangan antara apa yang diharapkan dan dengan apa yang
menjadi kenyataan di bidang kesehatan dalam rangka memenuhi kebutuhan
dan kepuasan pelanggan/klien dalam rangka mencapai tujuan organisasi
layanan kesehatan (Sulaeman, 2015).
Siklus manajemen masalah kesehatan terdiri dari berbagai tahap siklus
yang meliputi analisis situasi, identifikasi masalah dan penyebabnya,
penentuan prioritas masalah, penetapan tujuan, alternatif pemecahan masalah
dan prioritas pemecahan masalah, pembuatan rencana operasional,
penggerakan dan pelaksanaan (aktuasi), serta pemantauan, pengendalian dan
penilaian (Sulaeman, 2015).
Pada tulisan ini akan ditentukan prioritas masalah di Puskesmas
Banyuanyar dan alternatif penyelesaian masalah serta plan of action yang
tepat, efektif dan efisien.

B. Tujuan
Tujuan dilakukan penulisan laporan ini, adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui prioritas masalah di Puskesmas Banyuanyar Surakarta.
2. Mengetahui faktor-faktor penyebab permasalahan tersebut.
3. Menyusun perancanaan manajemen untuk menyelesaikan
masalah tersebut.
C. Manfaat
Manfaat penulisan ini, adalah sebagai berikut:
1. Dokter muda memahami bagaimana cara penyusunan serta
perencanaan manajemen masalah layanan kesehatan primer
seperti Puskesmas.
2. Sebagai bahan untuk evaluasi kinerja puskesmas dan masukan
perencanaan kebijakan program layanan kesehatan masyarakat.

2
BAB II
PROFIL PUSKESMAS

A. Keadaan Geografis dan Demografi


1. Keadaan Geografis
a. Batas Wilayah
UPT Puskesmas Banyuanyar terletak di Kecamatan Banjarsari,
mempunyai wilayah kerja dua kelurahan yaitu Kelurahan Banyuanyar
dan Kelurahan Sumber yang berada di sisi Barat Laut wilayah Kota
Surakarta. Luas wilayah Puskesmas Banyuanyar adalah 255 Ha = 2,55
km2 . adapun batas-batas wilayah kerja Puskesmas Banyuanyar adalah
sebagai berikut:
1) Sebelah Utara : Kabupaten Boyolali
2) Sebelah Selatan : Wilayah kerja Puskesmas Manahan
3) Sebelah Timur : Wilayah kerja Puskesmas Gambiran
4) Sebelah Barat : Kabupaten Karanganyar
Adapun peta wilayah kerja Puskesmas Banyuanyar seperti dibawah ini:

Gambar 2.1 Peta Kelurahan Banyuanyar

3
Gambar 2.2 Peta Kelurahan Sumber
b. Pembagian Administrasi
1) Kelurahan Banyuanyar
Jumlah RT : 47
Jumlah RW : 12
Jumlah KK : 3223
2) Kelurahan Sumber
Jumlah RT : 75
Jumlah RW : 17
Jumlah KK : 5184
2. Demografi
a. Data Kependudukan
Jumlah penduduk di wilayah kerja Puskesmas Banyuanyar
adalah sebanyak 32.182 jiwa. Penduduk tersebar di 2 kelurahan
dengan rincian sebagai berikut:
Tabel 2.1 Data Kependudukan
Kelurahan Pria Wanita Jumlah

Banyuanyar 7.368 7.031 14.399

Sumber 8.898 8.885 17.783

Jumlah 16.266 15.916 32.182

Sumber: Data Puskesmas Banyuanyar, 2017

4
b. Jarak
Jarak Puskesmas:
- Ke Dinas Kesehatan Kota : ±7 km
- Ke Kelurahan Banyuanyar : ±1 km
- Ke Kelurahan Sumber : ±2 km

B. Unit Pelayanan Kesehatan


1. Pelayanan Upaya Kesehatan Perorangan (UKP)
a. Pelayanan pemeriksaan umum
b. Pelayanan kesehatan gigi dan mulut
c. Pelayanan KIA/KB
d. Pelayanan gizi
e. Pelayanan gawat darurat
f. Pelayanan persalinan normal
g. Pelayanan kefarmasian
h. Pelayanan laboratorium
i. Pelayanan rawat inap
2. Pelayanan Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) Esensial
a. Pelayanan promosi kesehatan
b. Pelayanan kesehatan lingkungan
c. Pelayanan KIA/KB
d. Pelayanan gizi
e. Pelayanan pencegahan dan pengendalian penyakit
3. Pelayanan Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) Pengembangan
a. Pelayanan kesehatan lanjut usia (lansia)
b. Program kesehatan reproduksi remaja
c. Program usaha kesehatan sekolah (UKS)

5
C. Sumber Daya Kesehatan
Berikut adalah data sumber daya kesehatan yang ada di Puskesmas
Banyuanyar :
Tabel 2.2 Sumber Daya Kesehatan
No Jenis Tenaga Kebutuhan Kekurangan Status
Ketenagaan Tersedia Kepegawaian
1 Ka Puskesmas 1 1 0 PNS
2 Ka Subbag TU 1 1 0 PNS
3 Dokter Umum 2 4 2 PNS
4 Dokter Gigi 1 1 0 PNS
5 Perawat 10 11 1 PNS
Umum
6 Bidan 11 12 1 PNS
7 Perawat Gigi 1 1 0 PNS
8 Apoteker 1 1 0 PNS
9 Asisten 2 2 0 PNS
Apoteker
10 Nutrisionis 2 2 0 PNS
11 Sanitarian 1 1 0 PNS
12 Penyuluh 2 2 0 PNS & TKPK
kesehatan
13 Laboran 2 2 0 PNS
14 Administrasi 9 9 0 PNS & TKPK
15 Tenaga 2 2 0 Outsourcing
Kebersihan
16 Tenaga 2 2 0 Outsourcing
keamanan
17 Pengemudi 3 3 0 Outsourcing
JUMLAH 53 57 4
Sumber : Data Puskesmas Banyuanyar, 2018

6
D. Daftar Kunjungan Pasien Rawat Jalan
Data daftar kunjungan pasien rawat rawat jalan di Puskesmas Banyuanyar
adalah sebagai berikut :
Tabel 2.3 Pasien Rawat Jalan
No Diagnosa Jumlah Kasus
1 Acute Nasopharyngitis (Common Cold) 4626
2 Essensial (primary) Hypertension 4035
3 Myalgia 1854
4 Rheumatism, unspecified 1697
5 Dyspepsia 1603
6 Non-Insulin-Dependent Diabetes melitus 1433
without complication
7 Supervision of other high-risk pregnancies 1319
8 Laboratory Examination 1299
9 Need for imunization against othercombinations 1284
of infection diseases
10 Other examinations for administrative purposes 1251
11 Lainnya 8387
TOTAL : 28788
Sumber: Simpus UPT Puskesmas Banyuanyar, 2018

E. Cakupan dan Pencapaian Kinerja Puskesmas Banyuanyar


Berikut adalah data mengenai cakupan dan pencapaian kinerja Puskesmas
Banyuanyar pada tahun 2018 :

Tabel 2.4 Data Cakupan dan Pencapaian Kinerja


No Indikator Target Satuan Pencapaian Keterangan
2018
1 Angka Kematian 52.28 Per 0 Target

7
Ibu 100.000 tercapai
kelahiran
hidup
2 Prosentase ibu 100 Persen 98% Target tidak
hamil mendapatkan tercapai
pelayanan
antenatal sesuai
standar
3 Cakupan 99.1 Persen 100% Target
komplikasi tercapai
kebidanan yang
ditangani
4 Prosentase ibu 100 Persen 100% Target
bersalin tercapai
mendapatkan
pelayanan
persalinan sesuai
standar
5 Cakupan 93.5 Persen 100% Target tidak
pertolongan tercapai
persalinan oleh
tenaga kesehatan
yang memiliki
kompetensi
kebidanan
6 Cakupan pelayanan 93.5 Persen 100% Target
nifas tercapai
7 Angka kematian 2.61 Per 1000 0,00 Targer
bayi kelahiran tercapai
hidup

8
8 Prosentase bayi 100 Persen 100% Target
baru lahir tercapai
mendapatkan
pelayanan
kesehatan sesuai
standar
9 Prosentase bayi 46 Persen 63,3% Target
baru lahir tercapai
100mendapat
Inisiasi Menyusu
Dini (IMD)
10 Cakaupan neonatus 100 Persen 100% Target
dengan tercapai
kommplikasi yang
ditangani
11 Cakupan 98 Persen 89.93% Target tidak
kunjungan bayi tercapai
12 Angka kematian 3.45 Per 1000 2.0% Target
balita kelahiran tercapai
hidup
13 Cakupan pelayanan 100 Persen 78.10% Target tidak
anak balita tercapai
14 Prosentase anak 100 Persen 91.54% Target tidak
usia 0-59 bulan tercapai
mendapatkan
pelayanan
kesehatan sesuai
standar
15 Cakupan skrining 100 Persen 100% Target
kesehatan siswa tercapai

9
pendidikan dasar
kelas 1 dan kelas 7
16 Cakupan skrining 100 Persen 77.04% Target tidak
kesehatan dan tercapai
pelayanan
kesehatan
reproduksi
penduduk dewasa
(15-59 th)
17 Cakupan skrining 100 Persen 94.50% Target tidak
kesehatan lansia tercapai
18 Prevalensi anemia 33 Persen 0.87% Target
pada ibu hamil tercapai
19 Prevalensi bumil 2.71 Persen 0.24% Target
KEK tercapai
20 Bayi dengan berat 2.70 Persen 3.06% Target tidak
badan lahir rendah tercapai
(BBLR)
21 Prosentase bayi 76.5 Persen 82.39% Target
usia kurang dari 6 tercapai
bulan yang
mendapat ASI
eksklusif
22 Prevalensi gizi 0.005 Persen 0% Target
buruk pada balita tercapai
23 Prevalensi 1.43 Persen 0.98% Target
kekurangan gizi tercapai
(underweight) pada
balita
24 Prevalensi stunting 3.52 Persen 0.41% Target

10
(pendek dan sangat tercapai
pendek) anak
baduta
25 Cakupan balita gizi 100 Persen 0% Target tidak
buruk mendapat tercapai
perawatan
26 Prosentase remaja 20 Persen 34.79% Target
putri yang tercapai
mendapat tablet
tambah darah
(TTD)
27 Angka kematian ≤1 Persen 0% Target
DBD tercapai
28 Angka kesakitan 48 Per 1000 25.37 Target
DBD penduduk tercapai
29 Cakupan 100 Persen 100% Target
penemuan dan tercapai
penanganan
penderita penyakit
DBD
30 Angka kesakitan 0 Per 1000 0 Target
malaria penduduk tercapai
31 Angka kesakitan 124 Per 77.75 Target tidak
TB 100.000 tercapai
penduduk
32 Angka penemuan 93.91 Persen 26.60% Target tidak
pasien TB/CNR tercapai
(Case Notification
Rate)
33 Prosentase orang 100 Persen 49.6% Target tidak

11
dengan TB tercapai
mendapatkan
pelayanan TB
sesuai standar
34 Proporsi kasus 94.61 Persen 100% Target
tuberkulosis yang tercapai
berhasil diobati
dalam program
DOTS (successs
rate)
35 Prosentase orang 100 Persen 100% Target
berisiko HIV tercapai
mendapatkan
pemeriksaan HIV
sesuai standar
36 Angka penemuan <5 Per 0 Target
kasus baru kusta 100.000 tercapai
penduduk
37 Angka penemuan 39.5 Persen 41.65% Target
kasus diare balita tercapai
38 Prosentase diare 100 Persen 0% Target tidak
KLB dapat tercapai
ditangani < 24 jam
39 Anka penemuan 56 Persen 11.19% Target tidak
kasus pneumonia tercapai
balita
40 Prosentase anak 98.20 Persen 88.13% Target tidak
usia 0-11 bulan tercapai
mendapat
imunisasi dasar

12
lengkap
41 Cakupan 100 Persen 100% Target
desa/kelurahan tercapai
universal child
immunization
(UCI)
42 Cakupan 100 Persen 0% Target tidak
desa/kelurahan tercapai
mengalami KLB
yang dilakukan
penyeliikan
epidemiologi <24
jam
43 Proporsi kasus 23 Persen 34,05% Target
hipertensi di tercapai
fasilitas pelayanan
kesehatan
44 Proporsi kasus 20 Persen 28.74% Target
diabetes mellitus di tercapai
fasilitas pelayanan
kesehatan dasar
45 Prevalensi berat 17 Persen 0.97% Target
badan lebih dan tercapai
obesitas pada
penduduk usia 18+
tahun
46 Prevalensi 5.2 Persen 0.19% Target
merokok pada usia tercapai
≤ 18 tahun
47 Proporsi tempat- 96.5 Persen 97.62% Target

13
tempat umum tercapai
(TTU) memenuhi
syarat
48 Proporsi TPM 95 Persen 95.92% Target
memenuhi syarat tercapai
49 Desa/kelurahan 2 Desa/kal 100% Target
melakukan STBM tercapai
50 Cakupan inspeksi 100 Persen 100% Target
pangan di tercapai
pendidikan dasar
51 Presentase rumah 65 Persen 99.35% Target
tangga berperilaku tercapai
hidup bersih dan
sehat (PHBS)
52 Cakupan kelurahan 100 Persen 100% Target
siaga aktif tercapai
53 Prosentase balita 78 Persen 82.54% Target
ditimbang berat tercapai
badannya (D/S)
54 Proporsi 100 Persen 100% Target
puskesmas tercapai
terakreditasi Persen
55 Prosentase 37.1 Persen 39.72% Target
kunjungan baru tercapai
rawat jalan di
puskesmas
56 Jumlah kunjungan 150 Orang 154 Target
puskesmas orang tercapai
per hari
57 Prosentase 100 Persen 21.66% Target tidak

14
penderita tercapai
hipertensi
mendapat
pelayanan
kesehatan sesuai
standar
58 Prosentase 100 Persen 25.88% Target tidak
penderita diabetes tercapai
mellitus mendapat
pelayanan
kesehatan sesuai
standar
59 Upaya kesehatan 100 Persen 100% Target
jiwa pada orang tercapai
dengan gangguan
jiwa
berat/prosentase
penanganan kasus
gangguan jiwa
berat
60 Prosentase 100 Persen 100% Target
kecukupan sarana tercapai
untuk administrasi
perkantoran
61 Prosentase 100 Persen 100% Target
kecukupan sarana tercapai
aparatur
62 Prosentase 85 Persen 100% Target
ketersediaan obat tercapai
dan vaksin di

15
puskesmass
63 Prosentase 88 Persen 98.39% Target
makanan yang tercapai
memenuhi syarat
64 Tingkat deteksi 100 Persen 89.68% Target tidak
dini kesehatan tercapai
masyarakat
65 Proporsi 100 Persen 100% Target
puskesmas yang tercapai
menerapkan pola
tata kelola BLUD
Sumber : Data Puskesmas Banyuanyar, 2018

Dari tabel 2.4 diatas terdapat beberapa program yang belum mencapai
target, selanjutnya akan dilakukan identifikasi masalah, penentuan prioritas
masalah dan alternatif pemecahan masalah pada bab selanjutnya.

16
BAB III

ANALISIS MASALAH

A. Identifikasi Masalah
Melalui analisis situasi dapat dihasilkan berbagai macam masalah.
Masalah adalah kesenjangan yang dapat diamati antara situasi dan kondisi
yang terjadi dengan situasi dan kondisi yang diharapkan, atau kesenjangan
yang dapat diukur antara hasil yang mampu dicapai dengan tujuan dan target
yang ingin dicapai. Masalah juga dapat dirumuskan dalam bentuk hambatan
kerja dan kendala yang dihadapai organisasi layanan kesehatan dalam
pelaksanaan kegiatan dan program. Di pelayanan kesehatan terdapat tiga
macam masalah yang dapat dibedakan menjadi (a) masalah kesehatan, (b)
masalah determinan atau faktor-faktor kesehatan, dan (c) masalah program
(Sulaeman, 2015).
Berdasarkan cakupan sesuai SPM ( Standar Pelayanan Minimal ) UPT
Puskesmas Banyuanyar tahun 2018 didapatkan adanya program-program
yang sudah dilaksanakan namun belum mencapai target yang akan dijabarkan
pada tabel dibawah berikut ini.

17
Tabel 3.1 Identifikasi Masalah yang ada di Puskesmas Banyuanyar 2018
NO INDIKATOR SATUAN TAR CAPAIAN 2018
GET PEMB PENY HASIL
2018 ILANG EBUT
1 Presentasi ibu Persen 100 593 609 97,37%
hamil
mendapatkan
pelayanan
antenatal
sesuai standar
2 Angka Per 1000 2.61 0 479 0.00
kematian bayi kelahiran
hidup
3 Cakupam Persen 98 545 606 89.93%
kunjungan
bayi
5 Cakupan Persen 100 1293 1646 78.55%
pelayanan
anak balita
6 Presentasi Persen 100 1863 2032 91.64%
anak usia 0-
59 bulan
mendapatkan
pelayanan
sesuai standar
7 Cakupan Persen 100 16345 21687 77.04%
skrining
kesehatan dan
pelayanan
kesehatan
Reproduksi
penduduk

18
dewasa (usia
15-59th)

8 Cakupan Persen 100 2416 3785 63.50%


skrining
kesehatan
lansia
9 Angka Persen 324 25 94 26.60%
penemuan
pasien
TB/CNR
(Case
Notification
Rate)
10 Persentase Persen 89.56 545 606 89.13%
anak usia 0
sampai 11
bulan yang
mendapat
imunisasi
dasar lengkap
11 Persentase Persen 100 1364 6296 21.66%
penderita
Hipertensi
mendapat
Pelayanan
Kesehatan
sesuai standar
12 Persentase Persen 100 389 1503 25.88%
Penderita
Diabetes
Mellitus

19
mendapat
Pelayanan
Kesehatan
sesuai standar
13 Tingkat Persen 100 268 3 89.28%
deteksi dini
kesehatan
masyarakat

Tabel 3.2. Rekapitulasi Pendataan Keluarga Sehat Tahun 2018 Kelurahan


Banyuanyar
% Cakupan
No Indikator Y T N Kelurahan
Banyuanyar
Keluarga mengikuti program 956 988 539
1 49,18
KB 38,50% 40% 21,71%
Ibu hamil melahirkan di 114 2 2367
2 98,28
fasyankes 4,59% 0% 95,33%
Bayi usia 0-11 bulan 99 4 2380
3 96,12
diberikan imunisasi lengkap 4% 0% 96%
Pemberian Asi eksklusif 119 26 2338
4 82,07
bayi 0-6 bulan 4,79% 1% 94,16%
Pemantauan pertumbuhan 425 36 2022
5 92,19
balita 17,12% 1% 81,43%
Penderita TB paru yang 18 10 2455
6 64,29
berobat sesuai standar 0,72% 0% 98,87%

20
Penderita hipertensi yang 198 355 1930
7 35,80
berobat teratur 7,97% 14,3% 77,73%
Penderita gangguan jiwa 4 3 2476
8 berat yang berobat dengan 57,14
0,16% 0,12% 100%
benar
Tidak ada anggota keluarga 1438 1045 0
9 57,91
yang merokok 58% 42% 0%
Sudah menjadi anggota JKN 1663 820 0
10 66,98
66,98% 33,02% 0%
Mempunyai dan 2466 17 0
11 menggunakan sarana air 99,32
99,32% 0,68% 0%
bersih
Menggunakan jamban 2462 21 0
12 99,15
keluarga 99% 1% 0%

21
B. Penetapan Prioritas Masalah

1. Metode Skoring USG

Dalam menentukan prioritas masalah kesehatan di Puskesmas


Banyuanyar, dilakukan penyaringan indikator cakupan pelayanan yang
tidak mencapai target Standar Pelayanan Minimal (SPM). Selanjutnya
dengan menggunakan Metode USG dilakukan pembobotan seperti
dibawah ini :

a. Tingkat besarnya atau mendesaknya masalah (U=Urgency)

Pertimbangan ini dari aspek waktu. Apakah masih dapat ditunds atau
harus segera ditanggulangi. Semakin pendek tenggang waktunya
semakin mendesak untuk ditanggulangi.

b. Tingkat Kegawatan Masalah (S = Seiousness)

Adalah besarnya akibat atau kerugian yang ditimbulkan oleh


masalah tersebut, yang dapat dinyatakan dalam besaran kuantitatif
berupa rupiah, orang dan lain-lain.

c. Tingkat Perkembangan

Merupakan kecenderungan atau perkembangan akibat dari suatu


permasalahan. Semakin berkembang potensi masalah yang
ditimbulkan semakin diprioritaskan.

Tabel 3.3. Penetapan urutan prioritas masalah dengan metode USG

NO MASALAH SKORING POIN URUTAN

U S G
Presentasi ibu hamil mendapatkan
1. 3 2 2 7
pelayanan antenatal sesuai standar
Angka kematian bayi
2 2 3 2 7

22
Cakupam kunjungan bayi
3 2 3 2 7
Angka kematian balita
4 3 3 2 8 3
Cakupan pelayanan anak balita
5 3 2 2 7

6 Presentasi anak usia 0-59 bulan 2 3 2 7


mendapatkan pelayanan sesuai standar
Cakupan skrining kesehatan dan
7 3 2 2 7
pelayanan kesehatan Reproduksi
penduduk dewasa (usia 15-59th)
Cakupan skrining kesehatan lansia
8 3 2 2 7
Prevalensi Bumil KEK
9 3 3 3 9 2
Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah
10 3 3 3 9 2
(BBLR)
Prevalensi kekurangan gizi
11 2 2 3 7
(underweight) pada anak balita

12 Angka penemuan pasien TB/CNR (Case 4 3 3 11 1


Notification Rate)
Persentase anak usia 0 sampai 11 bulan
13 2 3 2 7
yang mendapat imunisasi dasar lengkap
Jumlah kunjungan puskesmas orang per
14 2 2 2 6
hari
Persentase penderita Hipertensi
15 3 3 3 9 2
mendapat Pelayanan Kesehatan sesuai
standar
Persentase Penderita Diabetes Mellitus
16 2 3 2 7
mendapat Pelayanan Kesehatan sesuai
standar

17 Tingkat deteksi dini kesehatan masyarakat 2 3 2 7

23
Keterangan sistem skoring:
Berdasarkan hasil penentuan prioritas masalah di Puskesmas Banyuanyar
dengan menggunakan metode USG, didapatkan perumusan masalah yaitu
rendahnya cakupan Penemuan TB/CNR (Case Notification Rate).
Rendahnya cakupan penemuan TB/CNR dapat di evaluasi dengan angka
Case Detection Rate (CDR). CDR adalah presentase jumlah pasien baru BTA
(+) yang ditemukan dan diobati dibanding jumlah pasien baru BTA (+) yang
diperkirakan ada di suatu wilayah. Target CDR penanggulangan Tuberkulosis
Nasional minimal 70 %. Jika target CDR tidak terpenuhi maka dapat
dianggap penjaringan kasus TB kurang begitu baik.

Tabel 3.4. Hasil Cakupan Program P2TB Paru Puskesmas Banyuanyar


Kegiatan Jumlah Penderita
2014 2015 2016 2017 2018
Suspek target 280 290 306 333 337
Jumlah pemeriksaan suspek 341 310 312 166 220
Target BTA + 28 29 31 33 34
BTA+ yang diobati 25 23 24 18 16
Penderita TB anak 2 0 2 0 0
Penderita TB RO+, BTA- 0 1 0 1 0
Angka konversi 100% 100% 100% 100% 100%
Angka kesembuhan 100% 100% 100% 100% 100%
CDR 83,3% 76% 77% 54,55% 47,1%

Berdasarkan tabel 3.4 diatas dapat dilihat bahwa jumlah pemeriksaan


suspek TB tahun 2018 belum mencapai target, sehingga persentase Case
Detection Rate juga belum memenuhi target.

24
C. Analisis SWOT Masalah Rendahnya Angka Penemuan Kasus TBC

Tabel 3.5 Analisis SWOT Masalah Rendahnya Angka Penemuan Kasus TBC
S (Strength) W (Weakness)
1. Kualitas SDM 1. Sumber daya
yang kompeten tenaga
2. Jaringan kesehatan yang
Puskesmas masih kurang
yang 2. Kurangnya
mencakup edukasi atau
posyandu di konsultasi
Internal
tiap desa sudah tenaga
ada kesehatan di
3. Akses dan posyandu
kemudahan 3. Banyaknya
Eksternal
untuk program
menjangkau promosi
masyarakat kesehatan lain
yang
diprioritaskan di
Puskesmas

O (Opportunity) Strategi SO Strategi WO


1. Penderita TBC 1. Optimalisasi 1. Meningkatkan
berobat dengan program PIS- jumlah tenaga
benar termasuk PK oleh tenaga kesehatan untuk
dalam kriteria kesehatan pengelolaan
PIS-PK 2. Menjangkau PIS-PK
2. Dukungan lebih banyak 2. Meningkatkan
program dari lagi penderita partisipasi
pemerintah TBC khusus masyarakat
mengenai kasus baru dalam program
penyakit yang dapat Puskesmas
menular dimasukkan 3. Menyisipkan
termasuk TBC kedalam pesan mengenai
program pentingnya
pengobatan berobat dengan
3. Penyuluhan benar untuk
kepada pasien TBC
masyarakat 4. Promosi kepada
tentang masyarakat
pentingnya melalui kader
pencegahan
dan
pengobatan

25
TBC yang
benar bagi
kesehatan

T (Threat) Strategi ST Strategi WT


1. Masih 1. Meningkatkan 1. Meminta
rendahnya edukasi ke bantuan kader
kesadaran masyarakat atau tokoh
masyarakat agar lebih masyarakat
tentang menyayangi untuk
pentingnya dan memberikan
pencegahan dan menghargai pemahaman
cara kesehatan diri yang sesuai
pengobatan sendiri tentang
TBC yang 2. Promosi pengobatan
benar kesehatan oleh penyakit TBC
2. Persepsi tenaga 2. Evaluasi
masyarakat kesehatan keberjalanan
yang tentang program yang
menganggap pentingnya ada di masing-
bahwa minum manajemen masing daerah
obat hanya jika penyakit
saat ada menular
keluhan

26
D. Analisa Masalah Dengan Diagram Tulang Ikan (Fish Bone)
Diagram tulang ikan adalah salah satu teknik analisis kausal dengan cara
menempatkan masalah yang ditetapkan pada identifikasi masalah diletakan
pada kepala, kemudian penyebabnya dianalisis dari berbagai aspek atau unsur
yang ditempatkan pada rusuk-rusuk besar, kemudian ditelusuri masalah
spesifiknya yang diletakkan pada rusuk-rusuk kecil.

27
MAN MONEY MINUTE MATERIAL

Kurangnya
pengetahuan
Kuragnya mengenai TB
kesadaran Malas Kurangnya promosi
masyarakat mengambil kesehatan TB di
untuk obat setiap tempat umum
periksa Partisipasi bulan
petugas
puskesmas
masih rendah
Rendahnya
Cakupan
Penemuan TB
Kurangnya
wilayah kerja sama
Kurang kerja dengan
Rendahnya
melibatkan kader Puskesmas fasilitas kualitas
dan tokoh yang luas. kesehatan di dahak
masyarakat luar wilayah
kerja

METHOD MARKET INFORMATION ALAT

Gambar 3.1 Diagram tulang ikan untuk menganalisis penyebab rendahnya


cakupan penemuan pasien TB

28
Penjelasan lebih rinci tentang penyebab masalah adalah sebagai berikut :

1. Man
Kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai TB masih rendah.
Penyuluhan mengenai gejala TB telah diberikan kepada masyarakat.
Namun, kesadaran masyarakat akan penyakit TB ini masih rendah dan
pasien belum merasa perlu untuk melakukan pemeriksaan ke puskesmas.
Kurangnya petugas Puskesmas pemegang program untuk mencari
suspect TB. Penemuan kasus tidak dilaksanakan secara aktif oleh petugas
Puskesmas, sehingga pemeriksaan hanya dapat dilakukan apabila
masyarakat datang ke Puskesmas atau PKD.
2. Money
Program penanganan TB telah disubsidi oleh pemerintah, sehingga
tidak terdapat masalah dalam hal pembiayaan. Selain itu, obat juga dapat
diperoleh oleh petugas kesehatan secara langsung ke Dinas Kesehatan
Kabupaten.
3. Material
Kurangnya promosi kesehatan terutama mengenai TB di tempat-
tempat umum, menyebabkan masyarakat tidak mengingat akan pentingnya
kesadaran diri terhadap penyakit TB.
4. Methods
Kurang melibatkan kader dan tokoh masyarakat dalam penanganan
kasus TB menyebabkan tidak diketahuinya suspect TB.
5. Minute
Pemeriksaan dahak yang dilakukan 3 kali dan pengambilan obat
secara rutin mengharuskan pasien pergi ke puskesmas secara berkala
(setiap bulan).
6. Market
Kondisi penduduk setiap desa yang berbeda sulit untuk diketahui
secara spesifik oleh petugas Puskesmas oleh karena wilayah kerja
Puskesmas yang luas. Selain itu, banyak pula masyarakat yang memilih

29
berobat ke luar kota daripada ke Puskesmas.
7. Alat
Rendahnya kualitas dahak dapat menyebabkan terjadinya hasil
negatif palsu.
8. Information
Kurangnya kerja sama dengan fasilitas kesehatan di luar wilayah
kerja menyebabkan kasus TB yang berobat ke faskes lain tidak dilaporkan
ke Puskesmas.

30
BAB IV
ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH

A. Penetapan Pemecahan Masalah


Berdasarkan diagram tulang ikan pada gambar 3.1, dapat ditemukan
masalah spesifik untuk dibahas operasionalnya sebagai alternatif pemecahan
masalah .
Tabel 4.1. Alternatif Pemecahan Masalah Berdasarkan Penyebab
Masalah Penyebab Alternatif Pemecahan Masalah
Rendahnya Kurangnya pengetahuan  Memasang poster tentang
cakupan penemuan mengenai TB pencegahan, penularan, gejala,
suspect TB pemeriksaan dan pengobatan
TB di setiap PKD, pustu dan
posyandu
 Melakukan penyuluhan
kepada warga mengenai
penyakit TB
Kurangnya partisipasi  Meminta petugas kesehatan
petugas puskesmas yang tidak memegang
program untuk ikut aktif
dalam penemuan suspect TB
 Melakukan skrining kepada
keluarga yang tinggal serumah
dengan pasien yang dicurigai
sebagai suspect TB
 Meletakkan pot dahak di
setiap di setiap PKD, pustu
dan posyandu
Pemeriksaan dahak  Menjelaskan kepada pasien
dilakukan 3 kali mengenai tata cara
pemeriksaan dahak yang
diperlukan
Pengambilan obat  Meminta kerjasama kepada
dilakukan secara berkala pasien agar mengambil obat
secara rutin
 Meminta kerjasama kepada
keluarga pasien dalam
pengambilan obat apabila
pasien tidak memiliki waktu
untuk mengambil obat sendiri

31
Kurangnya promosi  Memasang poster tentang
Kesehatan di tempat pencegahan, penularan, gejala,
umum pemeriksaan dan pengobatan
TB di setiap PKD, pustu dan
posyandu
 Melakukan penyuluhan
kepada warga mengenai
penyakit TB
Kurang melibatkan kader  Meminta bantuan kader dan
dan tokoh masyarakat tokoh masyarakat untuk
mengingatkan pasien agar
melakukan pemeriksaan dan
pengambilan obat secara rutin
 Meminta bantuan kader jika
curiga menemukan suspect TB
untuk segara lapor ke
puskesmas
 Meminta bantuan kader untuk
mengantarkan dahak ke
puskesmas
Wilayah kerja puskesmas  Memberikan pelatihan kepada
yang luas kader atau tokoh masyarakat
dalam penemuan suspect TB
 Meminta bantuan kader atau
tokoh masyarakat dalam
penemuan suspect TB
Kurangnya kerja sama  Menjalin kerja sama dengan
dengan fasilitas fasilitas kesehatan di luar kota
kesehatan di luar kota untuk pelaporan kasus TB
 Menyediakan nomor telepon
khusus untuk pelaporan TB
Rendahnya kualitas
 Menjelaskan kepada pasien
dahak
tata cara pengambilan dahak
yang benar

B. Pemilihan Alternatif Pemecahan Masalah Terbaik


Untuk menentukan urutan pemecahan masalah, salah satu caranya adalah
dengan menggunakan metode analisis pembiayaan. Kriteria yang digunakan
pada metode tersebut meliputi magnitude (besarnya masalah yang dihadapi),
importance (pentingnya jalan keluar untuk menyelesaikan masalah),
vulnerability (kemampuan untuk menghadapi masalah), dan cost (biaya yang
dikeluarkan). Setiap kriteria diberikan nilai 1 – 5 kemudian nilai total dihitung

32
dengan rumus :

Prioritas = Magnitude (M) × Importance (I) × Vulnerability (V)


Cost (C)
Nilai total yang lebih besar berarti mendapatkan prioritas yang lebih tinggi
(Symond, 2013).

Tabel 4.2 Penentuan Alternatif Pemecahan Masalah Terbaik


Alternatif Pemecahan Masalah M I V C Total Peringkat
Memasang poster tentang pencegahan, 4 2 3 5 4,8 8
penularan, gejala, pemeriksaan dan pengobatan
TB di setiap PKD, pustu dan posyandu
Melakukan penyuluhan kepada warga mengenai 4 3 3 4 9 4
penyakit TB
Mengingatkan kembali peran petugas selain 2 3 3 2 9 4
pemegang program untuk ikut aktif dalam
penemuan suspek TB
Meningkatkan partisipasi keluarga pasien TB 3 3 5 2 22,5 1
dalam pengambilan obat dan pemeriksaan
pasien TB secara berkala
Meminta bantuan kader dan/atau ketua RT 4 3 4 4 12 3
melakukan pendataan pada keluarga yang
dicurigai suspek TB
Meminta bantuan kader untuk mengantarkan 4 3 2 4 6 7
dahak ke puskesmas
Memberikan pelatihan kepada kader atau tokoh 4 3 3 5 7,2 5
masyarakat dalam penemuan suspect TB
Meminta bantuan kader atau tokoh masyarakat 3 3 3 4 6,75 6
dalam penemuan suspect TB
Advokasi dengan fasilitas kesehatan di luar kota 2 4 3 4 6 7
untuk pelaporan kasus TB

33
Menyediakan nomor telepon khusus untuk 3 3 3 3 9 4
pelaporan TB
Menjelaskan kepada pasien tata cara 4 4 4 3 21,33 2
pengambilan dahak yang diperlukan secara
benar

Berdasarkan hasil skoring pada tabel 4.2, prioritas alternatif pemecahan


masalah untuk meningkatkan cakupan penemuan pasien TB di Puskesmas
Banyuanyar adalah meningkatkan partisipasi keluarga pasien TB dalam
pengambilan obat dan pemeriksaan pasien TB secara berkala, meminta bantuan
kader dan/atau ketua RT melakukan pendataan pada keluarga yang dicurigai
suspek TB, dan menjelaskan kepada pasien tata cara pengambilan dahak yang
diperlukan secara benar.

34
BAB V
RENCANA OPERASIONAL

Prioritas di UPTD Puskesmas Banyuanyar pada tahun 2018 adalah


berkaitan dengan cakupan penemuan kasus TB yang belum mencapai target. Untuk
menyelesaikan permasalahan ini maka perlu disusun Plan of Action (POA) yang
komprehensif, efektif dan efisien. Salah satu penyebab masih belum mencapai
targetnya penemuan kasus TB di wilayah kerja Puskesmas Banyuanyar adalah
masih kurangnya pengetahuan masyarakat tentang penyakit TB, sehingga program
penyuluhan terkait penyakit TB mulai dari pencegahan dan penanggulangannya
dianggap perlu terutama di daerah kantong TB. Selain itu kegiatan mencari kasus
baru dengan melakukan pemeriksaan kontak penderita TB juga dianggap cukup
efektif untuk meningkatkan angka cakupan penemuan kasus TB.
Rencana operasional yang dapat dilakukan untuk meningkatkan cakupan
penemuan pasien dengan kasus TB antara lain sebagai berikut :
A. Penyuluhan Kantong TB
1. Tujuan
a. Meningkatkan pengetahuan masyarakat di kantong TB tentang penyakit
TB mulai dari pencegahan hingga penanggulangannya.
b. Meningkatkan kesadaran masyarakat untuk mendeteksi secara dini
kasus TB.
2. Sasaran
a. Tokoh masyarakat di daerah kantong TB
b. Kader kesehatan di daerah kantong TB
c. Seluruh masyarakat di daerah kantong TB
3. Tempat Pelaksanaan Kegiatan
Kegiatan dilaksanakan di 4 daerah kantong TB di wilayah kerja Puskesmas
Banyuanyar.
4. Waktu Pelaksanaan Kegiatan
Kegiatan diadakan masing-masing sekali pertemuan di 4 wilayah kantong
TB yang dilaksanakan antara bulan Februari hingga bulan Maret.

35
5. Sarana Prasarana yang dibutuhkan
a. Ruangan dengan kapasitas 30 orang berukuran 4 x 6 m dengan ventilasi
pencahayaan yang cukup
b. Alat tulis menulis (papan tulis, spidol, bolpoin)
c. Laptop dan LCD proyektor
d. Pointer
e. Materi penyuluhan
f. Meja dan kursi
6. Kebutuhan Anggaran
Anggaran yang dibutuhkan untuk 4 kali pertemuan adalah Rp.3.700.000;
7. Rincian Kegiatan
Tim TB dari Puskesmas melakukan koordinasi dengan masing-masing
kader di daerah kantong TB untuk melaksanakan penyuluhan. Penyuluhan
dilakukan dengan metode ceramah dan tanya jawab seputar penyakit TB,
dari mulai pencegahan hingga penanggulangannya.
8. Indikator Kinerja
Tabel 5.1. Indikator Kinerja Meningkatkan Cakupan Penemuan Kasus TB
No Indikator Target Pencapaian
Kinerja
1 Terjaringnya 𝑃𝑒𝑟𝑘𝑖𝑟𝑎𝑎𝑛 𝑠𝑢𝑠𝑝𝑒𝑘 𝑇𝐵 𝐵𝑇𝐴 (+) =Hanya dilakukan
suspek TB 107 pemeriksaan sebanyak 220
= 100000 𝑥 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘
suspek
107
= 100000 𝑥 32.182 = 34,43

Target Suspek TB BTA (+)


= Perkiraan suspek TB BTA (+)
x 10

= 34,43 x 10 = 344

2 Terjaringnya - Angka ini harus berkisar Jumlah pasien TB BTA


(+)𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑡𝑒𝑚𝑢𝑘𝑎𝑛
BTA (+) antara 5 – 15%. 𝑥10
Jumlah seluruh suspek
TB yang diperiksa

36
diantara - Bila angka terlalu kecil
suspek TB kemungkinan disebabkan
penjaringan yang terlalu
longgar atau terdapat masalah
dalam pemeriksaan
laboratorium.
- Sebaliknya apabila >15%
dapat disebabkan karena
penjaringan yang terlalu ketat
atau terdapat positif palsu
pada pemeriksaan
laboratorium.

3 Angka - Target Case Detection Rate Jumlah pasien


BTA (+) dilaporkan
penemuan Penanggulangan Tuberkulosis x 100 %
Perkiraan jumlah pasien
Nasional minimal 70 %. Jika baru TB BTA (+)
kasus (Case
target CDR tidak terpenuhi
Detection maka dapat dianggap
Rate = penjaringan kasus TB kurang
begitu baik
CDR)

9. Rencana Evaluasi
Dilakukan sebelum dan setelah pemberian materi berupa tanya jawab lisan
untuk mengetahui seberapa berhasil pemaparan materi diterima oleh tokoh
masyarakat, kader TB dan masyarakat di wilayah kantong TB. Selain itu
dilakukan pemantauan wilayah dengan bekerjasama dengan kader setempat
apakah ada dampak yang positif setalah pemaparan materi penyuluhan.
Bagian administrasi pendataan Puskesmas bekerjasama dengan tim TB
untuk mengadakan survei cakupan penemuan kasus TB dan survei dampak
(menilai keberhasilan program penemuan kasus TB baru terhadap
penururnan morbiditas penyakit TB). Dengan demikian diharapkan
program yang diadakan sejalan dengan ketentuan yang ada.

37
B. Pemeriksaan Kontak Survey Penderita TB
1. Tujuan
a. Meningkatkan case detection rate penyakit TB
b. Meningkatkan kesadaran keluarga dengan penderita TB untuk dapat
mendeteksi secara dini kemungkinan tertular
2. Sasaran
Sasaran program merupakanmasyarakat di kantong TB terutama yang
memiliki kontak dengan pasien TB.
3. Tempat Pelaksanaan Kegiatan
Kegiatan dilaksanakan di 4 daerah kantong TB di wilayah kerja Puskesmas
Banyuanyar.
4. Waktu Pelaksanaan Kegiatan
Kegiatan diadakan sebanyak 30 kali kegiatan yang dilaksanakan antara
bulan Januari hingga bulan Desember.
5. Sarana Prasarana yang dibutuhkan
a. Pot dahak
b. Alat tulis
c. Label untuk memberi nama sampel
6. Kebutuhan Anggaran
Anggaran yang dibutuhkan untuk 30 kali kegiatan adalah Rp.3.000.000;
7. Rincian Kegiatan
Petugas puskesmas yaitu Tim TB terlebih dahulu melakukan koordinasi
dengan kader TB setempat untuk membantu menyosialisasikan program.
Kemudian kegiatan dilaksanakan dengan melakukukan kunjungan rumah
penderita TB untuk mengambil sampel dahak pada kontak TB. Kegiatan
dilakukan di daerah yang merupakan kantong TB di wilayah kerja
Puskesmas Banyuanyar. Selain pengambilan sampel dahak, juga dilakukan
edukasi kepada keluarga pasien mengenai cara pencegahan penularan
penyakit TB dan cara mendeteksi kemungkinan adanya penularan.

38
8. Indikator Kinerja
Tabel 5.2. Indikator Kinerja Meningkatkan Cakupan Penemuan Kasus TB
No Indikator Target Pencapaian
Kinerja
1 Terjaringnya 𝑃𝑒𝑟𝑘𝑖𝑟𝑎𝑎𝑛 𝑠𝑢𝑠𝑝𝑒𝑘 𝑇𝐵 𝐵𝑇𝐴 (+) =Hanya dilakukan
suspek TB 107 pemeriksaan sebanyak 220
= 100000 𝑥 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘
suspek
107
= 100000 𝑥 32.182 = 34,43

Target Suspek TB BTA (+)


= Perkiraan suspek TB BTA (+)
x 10

= 34,43 x 10 = 344

2 Terjaringnya - Angka ini harus berkisar Jumlah pasien TB BTA


(+)𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑡𝑒𝑚𝑢𝑘𝑎𝑛
BTA (+) antara 5 – 15%. 𝑥10
Jumlah seluruh suspek
- Bila angka terlalu kecil TB yang diperiksa
diantara
kemungkinan disebabkan
suspek TB penjaringan yang terlalu
longgar atau terdapat masalah
dalam pemeriksaan
laboratorium.
- Sebaliknya apabila >15%
dapat disebabkan karena
penjaringan yang terlalu ketat
atau terdapat positif palsu
pada pemeriksaan
laboratorium.

3 Angka - Target Case Detection Rate Jumlah pasien


BTA (+) dilaporkan
penemuan Penanggulangan Tuberkulosis x 100 %
Perkiraan jumlah pasien
Nasional minimal 70 %. Jika baru TB BTA (+)
kasus (Case
target CDR tidak terpenuhi
Detection maka dapat dianggap
Rate = penjaringan kasus TB kurang
begitu baik
CDR)

39
9. Rencana Evaluasi
Dilakukan pemantauan wilayah dengan bekerjasama dengan kader setempat
apakah ada kasus baru yang terdeteksi lewat program tersebut. Pengiriman
dan pemeriksaan sampel dahak oleh bagian laboratorium Puskesmas.
Kemudian dilakukan pendataan oleh bagian administrasi pendataan
Puskesmas bekerjasama dengan tim TB terkait survei cakupan penemuan
kasus TB dan survei dampak (menilai keberhasilan program pengambilan
sampel kontak terhadap penururnan morbiditas penyakit TB). Dengan
demikian diharapkan program yang diadakan sejalan dengan ketentuan
yang ada.

40
BAB VI
PENUTUP

A. Simpulan
1. Prioritas masalah di wilayah kerja Puskesmas Banyuanyar adalah
rendahnya cakupan penemuan pasien TB semua kasus.
2. Alternatif intervensi pemecahan masalah yang dapat diberikan adalah :
menanyakan kepada semua pasien (terutama pasien ISPA) apakah di
keluarganya ada yang batuk lebih dari 2 minggu, membuat call center
khusus TB, serta meletakkan pot dahak di setiap PKD, puskesmas
pembantu, dan posyandu.

B. Saran
1. Puskesmas diharapkan dapat meningkatkan cakupan penemuan pasien TB
dengan melibatkan semua petugas Puskesmas, termasuk kader dan tokoh
masyarakat, sehingga dapat menghemat waktu dan tenaga.
2. Perlu dilakukan monitoring dan evaluasi secara rutin (misalnya setiap
bulan) untuk menjamin bahwa program TB dilaksanakan sesuai rencana
yang ditetapkan. Selain itu, juga dapat digunakan untuk menilai apakah
program tersebut berhasil meningkatkan cakupan penemuan kasus TB.
3. Menjalin kerjasama untuk pelaporan kasus TB dengan fasilitas kesehatan
lain (puskesmas, rumah sakit, klinik swasta) di daerah yang berdekatan
sehingga Puskesmas dapat mengetahui pasien yang berobat ke tempat lain.
Kemudian data pasien tersebut dimasukkan ke dalam buku pasien TB.
Dengan demikian, Puskesmas dapat mencakup semua pasien TB baik yang
datang ke Puskesmas atau datang ke fasilitas kesehatan lain.

41
DAFTAR PUSTAKA

Kementerian Kesehatan RI (2007). Keputusan Menteri Kesehatan


Republik Indonesia tentang Program Pelaksanaan Promosi
Kesehatan di Puskesmas.
Kementerian Kesehatan RI (2016). Peraturan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia tentang Pedoman Penyelenggaraan Program
Indonesia Sehat Dengan Pendekatan Keluarga.
Sulaeman, ES (2015). Manajemen Masalah Kesehatan: Manajemen
Strategik dan Operasional Program serta Organisasi Layanan
Kesehatan. Cetakan 1. Surakarta: UNS Press.
UPT Puskesmas Banyuanyar (2017). Profil Puskesmas Kecamatan
Banyuanyar tahun 2017. Surakarta: Puskesmas Banyuanyar

42

Anda mungkin juga menyukai