IBU NIFAS
Dosen Pengampu :
Ira Titisari, S.Si.T, M.Kes
Nama Anggota :
1. Azizah Fauziyah Ayu Putri (P17321211003)
2. Aulia Salsavira Syifa (P17321211009)
3. Mariana Putri Sholihah (P17321211010)
4. Annisa Fitri Basuki (P17321211020)
5. Dwi Ayu Safitri (P173212110222)
6. Vitasari Nur Ayu Pradhany (P17321211023)
7. Rienta Wahyu Cindea (P17321211024)
8. Imtiyaz Kartika Khasna (P17321211027)
9. Faizatul Seruniati (P17321213033)
10. Giska Elma Virginita (P17321213035)
11. Jihan Salsabila Hermawan (P17321213036)
12. Nabila Muafiqoh (P17321214044)
13. Iqfa Rahma Zanuarizki (P17321214051)
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya
LP tentang Asuhan Kebidanan Kegawatdaruratan Maternal dan Nenonatal
Abortus Inkomplit ini dapat diselesaikan dengan maksimal, tanpa ada halangan
yang berarti. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Asuhan
Kebidanan Kegawatdaruratan Maternal dan Nenonatal yang di bimbing oleh
Ibu Susanti Pratamaningtyas, M.Keb
Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan
dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik
materi maupun pikirannya. Khususnya kepada dosen pembimbing kami Ibu
Susanti Pratamaningtyas, M.Keb. yang telah memberikan saran dan kritik yang
membangun sehingga kami dapat menyelesaikan LP ini dengan baik.
Karena keterbatasan pengetahuan kami, kami yakin masih banyak
kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu, kami mengharapkan saran dan
kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan LP ini. Dan harapan
kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi
para pembaca, untuk kedepannya dapat memperbaiki bentuk maupun
menambah isi LP menjadi lebih baik lagi.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
BAB I........................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.....................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...........................................................................................................2
1.3 Tujuan.............................................................................................................................2
BAB II......................................................................................................................................3
TINJAUAN TEORI..................................................................................................................3
2.1 Definisi Perilaku..............................................................................................................3
2.2 Definisi Mitos...................................................................................................................3
2.3 Definisi perawatan masa nifas..........................................................................................4
2.4 Tujuan perawatan masa nifas..........................................................................................4
2.5 Penyebab perilaku mitos perawatan pada ibu nifas..........................................................5
2.6 Macam macam Mitos dan dampak dari mitos perawatan ibu nifas..................................6
2.7 Kronologi Kasus atau Masalah yang Ada pada Masyarakat.............................................7
2.8 Cara Mengubah Perilaku Masyarakat Untuk Mengatasi Mitos Perawatan Pada Ibu Nifas
..............................................................................................................................................8
2.9 Peran Bidan Dalam Mengatasi Mitos Perawatan Pada Ibu Nifas......................................9
BAB III...................................................................................................................................11
PENUTUP..............................................................................................................................11
3.1 Kesimpulan....................................................................................................................11
3.2 Saran.............................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................12
iii
BAB I
PENDAHULUAN
iv
Pengetahuan sosial dan budaya yang dimiliki oleh Bidan akan berkaitan dengan
cara pendekatan untuk merubah perilaku dan keyakinan masyarakat yang tidak
sehat, menjadi masyarakat yang berperilaku sehat.
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi dari perilaku dan mitos
2. Untuk mengetahui definisi perawatan masa nifas dan tujuannya
3. Untuk mengetahui penyebab perilaku mitos perawatan pada ibu nifas
4. Untuk mengetahui macam-macam mitos perawatan pada ibu nifas dan dampak dari
mitos perawatan ibu nifas
5. Untuk mengetahui kronologi kasus/masalah yang ada pada masyarakat
6. Untuk mengetahui cara mengubah perilaku dalam menghindari mitos perawatan pada
ibu nifas
8. Untuk mengetahui peran bidan dalam menghindari mitos perawatan pada ibu nifas
v
BAB II
TINJAUAN TEORI
vi
2.3 Definisi perawatan masa nifas
World Health Organization (WHO) menganjurkan pelayanan kesehatan masa nifas
atau postnatal care dimulai dalam kurun waktu 24 jam setelah melahirkan oleh tenaga
kesehatan yang kompeten, seperti dokter, bidan atau perawat. Perawatan masa nifas
merupakan suatu upaya yang dilakukan bidan, ibu nifas dan keluarga dengan harapan
tidak terjadi hal yang berbahaya selama masa nifas yang dapat mengganggu kesehatan
ibu (Safitri dkk, 2020). Masa nifas dimulai setelah persalinan dan berakhir setelah
kondisi ibu hamil dalam keadaan normal seperti alat-alat kandungan kembali seperti
keadaan sebelum hamil, masa nifas ini berlangsung dalam kurun waktu enam minggu
(Febrianti selvia, 2019).
Kepercayaan dan keyakinan budaya terhadap perawatan masa nifas, masih banyak
dilakukan oleh kalangan masyarakat. Mereka meyakini perawatan masa nifas dapat
memberikan dampak yang positif dan menguntungkan bagi mereka. Indonesia
memiliki beraneka ragam kepercayaan dalam perawatan masa nifas dengan ciri khas
daerah masing –masing.
vii
permasalahan maka segera melakukan tindakan sesuai dengan standar pelayanan
pada penatalaksanaan masa nifas.
d. Memberikan pendidikan kesehatan diri Memberikan pelayanan kesehatan tentang
perawatan diri, nutrisi KB, menyusui, pemberian imunisasi kepada bayinya dan
perawatan bayi sehat. Ibu post partum harus diberikan pendidikan pentingnya di
antara lain kebutuhan gizi ibu menyusui
1) Mengkonsumsi tambahan 500 kalori tiap hari.
2) Makan dengan diet berimbang untuk mendapatkan protein, mineral dan
vitamin yang cukup
3) Minum sedikitnya 3 liter air setiap hari (anjurkan ibu untuk minum sebelum
menyusui).
e. Memberikan pendidikan tentang laktasi dan perawatan payudara
1) Menjaga payudara tetap bersih dan kering
2) Menggunakan BH yang menyokong payudara.
3) Apabila puting susu lecet, oleskan kolostrum atau ASI yang keluar pada
sekitar puting susu setiap kali selesai menyusui Menyusui tetap dilakukan
mulai dan puting susu yang tidak lecet.
4) Lakukan pengompresan apabila bengkak dan terjadinya bendungan.
2.6 Macam macam Mitos dan dampak dari mitos perawatan ibu nifas
1. Pantang Makanan Protein Supaya Jahitan Cepat Kering
Pantangan makan (Tarak) adalah suatu larangan untuk mengkonsumsi jenis
makanan tertentu, karena terdapat ancaman bagi ibu yang melanggarnya. Pantangan
merupakan sesuatu yang diwariskan dari leluhur melalui orang tua ke generasi
bawahnya. Pantangan menyebabkan orang tidak mengerti kapan suatu pantangan
makanan dilakukan dan penyebab melakukan pantangan tersebut. Pantangan makanan
yang dilakukan oleh masyarakat tidak sesuai dengan nilai gizi makanan yang
dibutuhkan.
Nutrisi pada masa nifas untuk mempercepat pemulihan kesehatan dan
kekuatan, meningkatkan kualitas dan kuantitas ASI, serta mencegah terjadinya
infeksi. Kandungan makanan seperti karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral
mempunyai manfaat untuk membantu proses penyembuhan luka perineum.
Perilaku atau Budaya ini dapat merugikan ibu nifas.Tanpa protein sebagai zat
pembangun yang cukup, maka ibu nifas akan mengalami keterlambatan penyembuhan
bahkan berpotensi infeksi bila daya tahan tubuh kurang akibat pantang makanan
bergizi. Protein juga diperlukan untuk pembentukan ASI. Ibu nifas sebaiknya
mengkonsumsi minimal telur, tahu, tempe dan daging atau ikan bila ada.
2. Penggunaan Stagen atau Centing
Berdasarkan teori bahwa masa nifas uterus akan berangsur - angsur
membaik kembali seperti keadaan sebelum hamil. Perubahan uterus ini dalam
keseluruhannya disebut involusi. Involusi disebabkan oleh, Pengurangan estrogen
plasenta. Pengurangan estrogen menghasilkan stimulus ke hipertropi dan hiperplasia
uterus dan Iskemia miometrium. Miometrium terus berkontraksi dan berinteraksi
setelah kelahiran, mengkontraksi pembuluh darah dan mencapai homeostasis
pada sisa plasenta. Iskemia menyebabkan atropi pada serat -serat otot.
Fakta memang seorang perempuan setelah melahirkan seorang bayi memang perut
akan terasa longkar akan tetapi akan lebih baik dampaknya jika tidak menggunakan
stagen, karena dapat menghambat sirkulasi darah pada uterus. Dipertegas oleh teori
ix
diatas bahwa uterus ibu nifas akan berangsur-angsur akan kembali seperti sebelum
hamil sampai masa habisnya masa nifas yaitu 40 hari.
x
2.7 Kronologi Kasus atau Masalah yang Ada pada Masyarakat
Adat atau kebiasaan di masyarakat mengenai mitos perawatan pada ibu nifas
seringkali merugikan masyarakat itu sendiri. Di Desa Makmur ditemukan banyak kejadian
ibu nifas yang mengalami nyeri dan ruam perut, perdarahan berlebihan, serta lamanya
proses penyembuhan luka jahitan hingga mengalami infeksi. Setelah diselidiki
penyebabnya, ibu nifas yang mengalami kejadian merugikan tersebut ternyata disebabkan
oleh adat atau kebiasaan masyarakat di Desa Makmur yang masih mempercayai mitos.
Mitos pertama yang dibawa nenek moyang di desa tersebut ialah larangan mengkonsumsi
makanan yang amis seperti ikan, telur dan daging setelah melahirkan. Mereka percaya
bahwa menkonsumsi makanan amis tersebut dapat memicu gatal dan keluarnya darah amis
pasca persalinan. Akibatnya, banyak kejadian ibu nifas di Desa Makmur yang kekurangan
asupan protein sehingga luka jahitan lama sembuh bahkan terjadi infeksi. Padahal
faktanya, makanan tersebut dapat membantu memulihkan tubuh ibu pasca melahirkan.
Sebab, mereka memiliki kandungan protein sehingga mampu memperbaiki sel-sel yang
rusak.
Pemakaian stegen pasca melahirkan juga sangat populer di Desa Makmur. Para ibu
di desa tersebut ingin memiliki bentuk perut yang bagus seperti sebelum hamil. Kebiasaan
tersebut membuat ibu pasca melahirkan selalu menggunakan stegen dengan harapan
bentuk perutnya akan kembali normal dalam waktu yang singkat. Dampak dari kebiasaan
tersebut adalah terjadinya nyeri, gatal dan ruam pada perut ibu yang memakai stegen.
2.8 Cara Mengubah Perilaku Masyarakat Untuk Mengatasi Mitos Perawatan Pada Ibu
Nifas
Menurut Ika Murtiyarini (2020) nifas disebut dengan masa kritis bagi ibu pasca
melahirkan karena mengalami perubahan pada tubuh dan mengalami ketidaksiapan secara
fisik, psikis, mental dan spiritual. Perawatan pasca melahirkan merupakan salah satu
faktor penting untuk mencegah terjadinya bahaya pada masa nifas bagi ibu dalam masa
pemulihan. Memahami perilaku perawatan masa nifas yang berkaitan dengan aspek sosial
budaya penting dilakukan untuk kesehatan bagi sang ibu. Kesehatan seseorang atau
masyarakat dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor perilaku dan faktor diluar perilaku.
Perilaku tersebut terbentuk dari beberapa faktor salah satunya adalah faktor predisposisi.
Faktor predisposisi dipengaruhi oleh pengetahuan, sikap maupun tradisi masyarakat
terhadap kesehatan. Hal ini dapat memunculkan suatu stimulus (objek) yang dapat
menghasilkan mitos. Mitos-mitos perawatan nifas yang berkembang dapat memberikan
dampak negatif bagi sang ibu. Maka dari itu diperlukan cara pencegahan dengan
mengubah perilaku untuk menghindari mitos perawatan ibu nifas. Menurut Hosland dkk,
perubahan perilaku pada hakikatnya adalah sama dengan proses belajar, yang dimulai
dengan stimulus atau rangsangan yang dapat diterima oleh individu. Perubahan dilakukan
dalam masing masing domain perilaku, seperti
xi
- Mengedukasi diri - Meningkatkan rasa - Mengikuti saran medis
percaya diri - Tidak mudah terpengaruh oleh
- Menjaga kesehatan tekanan budaya atau mitos
mental
2.9 Peran Bidan Dalam Mengatasi Mitos Perawatan Pada Ibu Nifas
Bidan memiliki peran untuk terus mengontrol perkembangan ibu nifas dan bayinya
dan juga perlu memberikan edukasi terkait perilaku ibu baik itu berdasarkan perspektif
budaya maupun medis. Bidan juga memegang peranan penting dalam upaya pemerintah
untuk meningkatkan kesehatan dan pengertian masyarakat melalui konsep promotif,
preventif, kuratif dan rehabilitatif. Dalam standar pelayanan kebidanan, bidan memberikan
pelayanan bagi ibu pada masa nifas melalui kunjungan rumah pada hari ketiga, minggu kedua
dan minggu keenam setelah persalinan untuk membantu proses pemulihan ibu dan bayi
melalui penanganan tali pusat yang benar, penemuan dini, penanganan atau rujukan
komplikasi yang mungkin terjadi pada masa nifas, serta memberikan penjelasan tentang
kesehatan secara umum, personal hygiene, nutrisi, perawatan bayi baru lahir, pemberian ASI,
imunisasi dan keluarga berencana.
Bidan merupakan tenaga kesehatan yang menjadi panutan kaum perempuan. Bidan
menjadi mitra bagi masyarakat dalam pemberian dukungan, nasehat serta asuhan selama
masa kehamilan hingga masa nifas berakhir. Oleh karena itu bidan menjadi instrumen utama
untuk merubah perilaku masyarakat lebih sehat. Bidan memiliki peran dalam mengedukasi
masyarakat.
Pada kronologi kasus, terdapat 2 permasalahan masyarakat yang mempercayai mitos
pada perawatan ibu nifas di Desa Makmur. Sebenarnya, permasalahan masyarakat yang
mempercayai mitos pada perawatan ibu nifas banyak terjadi juga di desa-desa lain. Dalam
menghadapi masyarakat yang mempercayai mitos, maka diperlukan pendekatan yang baik
terlebih dahulu, mengenali aspek pengetahuan, sikap dan perilaku masyarakat terlebih dahulu
dan nantinya baru membantu masyarakat untuk menyelesaikan masalah mereka dengan
kerjasama oleh pemangku adat/pemerintah setempat, masyarakat itu sendiri, ataupun LSM
dimana bidan bertugas membantu menyelesaikan masalah masyarakat dengan usaha dan
sumber daya merrka sendiri melalui metode pendidikan atau edukasi masyarakat. Beberapa
upaya yang dapat dilakukan bidan untuk mengatasi mitos perawatan ibu nifas sebagai berikut
xii
Metode Pendidikan Implementasi
Tabel diatas merupakan beberapa hal yang mungkin dapat dilakukan bidan untuk
memecahkan masalah masyarakat, namun kita tidak boleh hanya berpatokan pada tabel
tersebut karena masih banyak peran bidan dengan metode atau cara lain yang dapat
diimplementasikan pada masyarakat sesuai dengan kebutuhan, permasalahan, dan
karakteristik masyatakat.
xiii
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Perilaku merupakan seperangkat perbuatan atau tindakan seseorang dalam melakukan
respon terhadap sesuatu dan kemudian dijadikan kebiasaan karena adanya nilai yang
diyakini.Perilaku secara lebih rasional dapat diartikan sebagai respon organisme atau
seseorang terhadap rangsangan dari luar subyek tersebut.
Mitos ialah sesuatu berupa wacana bisa berupa cerita, asal-usul, atau keyakinan. Yang
keberadaannya belum tentu dengan kebenarannya (Lara Asih Mulya, 2011). Mitos terkait erat
dengan isi kebudayaan. Perwujudan mitos dalam kehidupan masyarakat senantiasa mewakili
aktivitas tingkah laku manusia yang patut diteladani atau sama sekali harus dihindari.
Kepercayaan dan keyakinan budaya terhadap perawatan masa nifas, masih banyak
dilakukan oleh kalangan masyarakat. Mereka meyakini perawatan masa nifas dapat
memberikan dampak yang positif dan menguntungkan bagi mereka. Indonesia memiliki
beraneka ragam kepercayaan dalam perawatan masa nifas dengan ciri khas daerah masing –
masing.
Bidan merupakan tenaga kesehatan yang menjadi panutan kaum perempuan. Bidan
menjadi mitra bagi masyarakat dalam pemberian dukungan, nasehat serta asuhan selama
masa kehamilan hingga masa nifas berakhir. Oleh karena itu bidan menjadi instrumen utama
untuk merubah perilaku masyarakat lebih sehat. Bidan memiliki peran dalam mengedukasi
masyarakat.
3.2 Saran
Semoga para pembaca dapat memahami isi dari makalah ini serta tidak henti mencari
referensi lain untuk menambah wawasan. Kami menyadari jika dalam penyusunan makalah
di atas masih banyak ada kesalahan serta jauh dari kata sempurna. Adapun nantinya penulis
akan segera melakukan perbaikan susunan makalah itu dengan menggunakan pedoman dari
beberapa sumber dan kritik yang bisa membangun dari para pembaca.
xiv
DAFTAR PUSTAKA
Aprilia, L., & Mukhlishah, N. R. I. (2023). Artikel review: Perawatan tradisional Indonesia
bagi ibu pada masa nifas. Sasambo Journal of Pharmacy, 4(1), 24-29.
Maryam, S. (2021). BUDAYA MASYARAKAT YANG MERUGIKAN KESEHATAN
PADA IBU NIFAS DAN BAYI COMMUNITY CULTURE THAT HEATS HEALTH IN
PROTECTION MOTHER AND BABY. Jurnal Kebidanan, 10(1), 2.
Arma Nuriah., Sipayung A Novitri., Syari Mila., Ramini Novy. (2020). Pantang Makanan
Terhadap Lamanya Penyembuhan Luka Perenium Pada Ibu Nifas. Jurnal Ilmu Kesehatan.
Vol 4,Nomor 2. pp 96-97
Dewi, N. P. D. J. S. (2021). GAMBARAN PERAWATAN IBU POST PARTUM PADA
MASA PANDEMI COVID-19 DI PUSKESMAS TABANAN III TAHUN 2021 (Doctoral
dissertation, Poltekkes Kemenkes Denpasar Jurusan Keperawatan 2021).
Maryam, S. (2021). BUDAYA MASYARAKAT YANG MERUGIKAN KESEHATAN
PADA IBU NIFAS DAN BAYI COMMUNITY CULTURE THAT HEATS HEALTH IN
PROTECTION MOTHER AND BABY. Jurnal Kebidanan, 10(1), 2.
Novembriany, YE. 2021. Implementasi Kebijakan Nasional Kunjungan Masa Nifas Pada
Praktik Mandiri Bidan HJ. Norhidayati Banjarmasin. Jurnal Keperawatan Suaka. Vol 6. No.
2. pp 121-126. P- ISSN: 2527-5798, E-ISSN: 2580-7633.
Prastiwi, SR. 2019. Pendidikan Kesehatan Sarana Bidan Dalam Merubah Perilaku
Tradisional Masyarakat Indonesia. Jurnal Siklus. Vol. 08. No. 02. pp 137-143. p-ISSN: 2089-
6778 e-ISSN: 2549-5054
Rumpiati, R. (2022). Faktor Budaya (Adat Jawa) Dengan Pengetahuan, Sikap, Dan Perilaku
Ibu Dalam Perawatan Pada Masa Nifas. Jurnal Maternitas Aisyah (Jaman Aisyah), 3(1), 67-
77. Diakses dari https://scholar.google.com/scholar?
hl=id&as_sdt=0%2C5&q=FAKTOR+BUDAYA+%28ADAT+JAWA
%29+DENGAN+PENGETAHUAN%2C+SIKAP
%2C+DAN+PERILAKU+IBU+DALAM+PERAWATAN+PADA+MASA+
+NIFAS&btnG=#d=gs_cit&t=1706678616334&u=%2Fscholar%3Fq%3Dinfo
%3ANEpavEuJhhAJ%3Ascholar.google.com%2F%26output%3Dcite%26scirp%3D0%26hl
%3Did pada 31 Januari 2024 pukul 12.20
Reiza, Y. (2018). Budaya Nifas Masyarakat Indonesia, Perlu Tidak Dipertahankan?. eJournal
Kedokteran Indonesia, 6(1), 237855.
xv