Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

MITOS SELAMA KEHAMILAN

Di Susun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Asuhan Kebidanan Kehamilan

Dosen pengampu Damai Yanti, SST., MM.,M.Keb

Di Susun Oleh :

Dea Rosmayanti E.0106.20.003

Dian Haerani E.0106.20.005

Dini Auliya A E.0106.20.006

Sukmanah E.0106.20.017

Vina Yulianti E.0106.20.020

Rika Afriyani E.0106.20.023

Rizki Amelia E.0106.20.024

DIII KEBIDANAN
STIKes BUDI LUHUR CIMAHI
JL. Kerkof No.243, Leuwigajah, Kec.Cimahi Sel., Kota Cimahi, Jawa Barat 4053
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas limpahan karunia dan
rahmatnya kami bisa menyelesaikan makalah mengenai Mitos Selama Kehamilan yang
walaupun masih banyak kekurangan di dalamnya. Serta kami juga berterima kasih kepada ibu
Damai Yanti, SST., MM.,M.Keb selaku dosen mata kuliah Asuhan Kebidanan Kehamilan yang
sudah memberikan kepercayaan menyelesaikan tugas ini.
Kami pun menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan
jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami mengharapkan adanya kritik, saran dan usulan
demi perbaikan makalah yang sudah kami buat, mengingat tak ada sesuatu yang sempurna tanpa
saran yang membangun.
Mudah-mudahan makalah sederhana ini bisa dipahami bagi siapapun yang membacanya
dan sekiranya yang sudah disusun ini dapat bermanfaat bagi kami sendiri ataupun orang yang
membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf jika terdapat kesalahan kata-kata yang kurang
berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan makalah ini di
waktu yang akan datang.

Cimahi, 13 April 2021

Penulis

2
DAFTAR ISI

Halaman Judul……………………………………………………………………………... Kata


Pengantar…………………………………………………………………………….. Daftar
Isi…………………………………………………………………………………...

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang………………………………………………………………………...

1.2 Rumusan Masalah……………………………………………………………………..

1.3 Tujuan………………………………………………………………………………….

1.4 Manfaat Studi Kasus…………………………………………………………………...

BAB II

LATAR BELAKANG

2.1 Pengertian…………..………………………………………………………………….

2.2 Budaya-budaya yang ada dilingkungan masyararakat Indonesia


………………………. ..

2.3 Mitos-mitos selama kehamilan……………………………………………………..…...

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan…………………………………………………………………………….

3.2 Saran…………………………………………………………………………………....

3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Membicarakan kehamilan dan seluk beluknya selalu membuat penasaran. Selalu saja ada yang
menarik, unik dan indah didalamnya. Apalagi bila berkaitan dengan kearifan tradisi budaya
Nusantara. Dimana didalamnya terkandung nilai - nilai adat istiadat lokal yang mempunyai
kekayaan tradisional yang merupakan warisan leluhur turun - temurun. Banyak nilai positif
tertuang didalamnya. Dari sana pula kemajuan ilmu pengetahuan digali pada mulanya. Mengenai
berbagai pantangan, hubungan sebab- akibat antara makanan dan kondisi sehatsakit, kebiasaan
dan ketidaktahuan, seringkali membawa dampak baik positif maupun negatif terhadap kesehatan
ibu dan anak. Menjadi seorang bidan bukanlah hal yang mudah. Seorang bidan harus siap fisik
maupun mental, karena tugas seorang bidan sangatlah berat. Bidan yang siap mengabdi di
kawasan pedesaan mempunyai tantangan yang besar dalam mengubah pola kehidupan
masyarakat yang mempunyai dampak negatif tehadap kesehatan masyarakat. Tidak mudah
mengubah pola pikir ataupun sosial budaya masyarakat. Apalagi masalah proses persalinan yang
umum masih banyak menggunakan dukun beranak. Bagi seorang ibu hamil yang terjebak
didalam lingkungan yang menganut budaya-budaya tradisional dalam mayarakat psti akan penuh
tanda tanya, harus mengikuti atau mengabaikannya saja. Perlu penjelasan yang tepat mengenai
budaya-budaya tradisonal dalam masyarakat khususnya dalam dunia kehamilan. Karena jika
hanya mengikuti budaya yang tidak ada dasar alasan yang jelas, bisa membahayakan jiwa ibu
dan anak. Karena itu makalah ini dibuat untuk menjelasakan budaya-budaya masyarakat
khususnya dalam dunia kehamilan dan bagaimana kita harus menanggapinya.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa saja perilaku sosial budaya yang berpengaruh pada pelayanan kebidanan komunitas pada
ibu hamil dan ibu bersalin?

2. Bagaimana peran bidan dalam kondisi tersebut?


1.3 Tujuan
1. Untuk pelayanan mengetahui perilaku social budaya yang berpengaruh pada kebidanan
komunitas pada ibu hamil dan ibu bersalin.

2. Untuk memahami peran bidan bila ditemukan kondisi-kondisi tersebut.


3. Untuk memenuhi tugas pada mata kuliah Asuhan Kebidanan Kehamilan.
1.4 Manfaat
Manfaat dari makalah ini adalah kita dapat mengetahui budaya seperti apa saja yang berkembang
dalam masyarakat berkenaan dengan masa kehamilan. Setelah mengetahuinya kita dapat
merenungkan dan mengambil tindakan dalam menanggapi budaya tersebut.

4
BAB II

PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Perawatan kehamilan merupakan salah satu faktor yang amat perlu diperhatikan untuk mencegah
terjadinya komplikasi dan kematian ketika persalinan, disamping itu juga untuk menjaga
pertumbuhan dan kesehatan janin. Memahami perilaku perawatan kehamilan (ante natal care)
adalah penting untuk mengetahui dampak kesehatan bayi dan si ibu sendiri.
Fakta di berbagai kalangan masyarakat di Indonesia, masih banyak ibu-ibu yang menganggap
kehamilan sebagai hal yang biasa, alamiah dan kodrati. Mereka merasa tidak perlu
memeriksakan dirinya secara rutin ke bidan ataupun dokter. Masih banyaknya ibu-ibu yang
kurang menyadari pentingnya pemeriksaan kehamilan ke bidan menyebabkan tidak terdeteksinya
faktor-faktor resiko tinggi yang mungkin dialami oleh mereka. Resiko ini baru diketahui pada
saat persalinan yang sering kali karena kasusnya sudah terlambat dapat membawa akibat fatal
yaitu kematian.
Hal ini kemungkinan disebabkan oleh rendahnya tingkat pendidikan dan kurangnya informasi.
Selain dari kurangnya pengetahuan akan pentingnya perawatan kehamilan, permasalahan-
permasalahan pada kehamilan dan persalinan dipengaruhi juga oleh faktor nikah pada usia muda
yang masih banyak dijumpai di daerah pedesaan. Disamping itu, dengan masih adanya preferensi
terhadap jenis kelamin anak khususnya pada beberapa suku, yang menyebabkan istri mengalami
kehamilan yang berturut-turut dalam jangka waktu yang relatif pendek, menyebabkan ibu
mempunyai resiko tinggi saat melahirkan.
Di Indonesia yang termasuk negara heterogen terdiri dari macam-macam etnik, macammacam
suku, termasuk macam-macam budaya yang dilestarikan ditempatnya masing-masing, suatu
budaya pasti ada yang positif dan ada yang negatif. Kita tidak bisa menghindari budaya tersebut
karena kita hidup dalam masyarakat yang berbeda pemikiran antara individu satu dengan yang
lainnya untuk menjaga keharmonisan bermasyarakat kita tidak boleh menghindari bahkan
menghujat budaya yang berkambang itu. Dalam makalah ini kita akan lebih membahas tentang
budaya-budaya yang berkembang pada masa kehamilan. Kita kenali dahulu budayabudaya
seperti apa yang sering muncul dimasyarakat.
Perilaku kesehatan merupakan salah satu faktor perantara pada derajat kesehatan. Perilaku yang
dimaksud adalah meliputi semua perilaku seseorang atau masyarakat yang dapat mempengaruhi
derajat kesehatan masyarakat, angka kesakitan dan angka kematian. Perilaku sakit (ilness
behavior) adalah cara seseorang bereaksi terhadap gejala penyakit yang biasanya dipengaruhi
oleh pengetahuan, fasilitas, kesempatan, kebiasaan, kepercayaan, norma, nilai, dan segala aturan
(social law) dalam masyarakat atau yang biasa disebut dengan budaya. Beberapa perilaku dan
aspek sosial budaya yang mempengaruhi pelayanan kebidanan, diantaranya :
1. Health Believe

5
Tradisi-tradisi yang diberlakukan secara turun-temurun dalam pemberian makanan bayi.
Contohnya di daerah Nusa Tenggara Barat ada tradisi pemberian nasi papah atau di Jawa dengan
tradisi nasi pisang.
2. Life Style
Gaya hidup yang berpengaruh terhadap kesehatan. Contohnya gaya hidup kawin cerai di lombok
atau gaya hidup perokok (yang juga termasuk bagian dari aspek sosial budaya).
3. Health Seeking Behavior
Salah satu bentuk perilaku sosial budaya yang mempercayai apabila seseorang sakit tidak perlu
pelayanan kesehatan, akan tetapi cukup dengan membeli obat di warung atau mendatangi
dukun. 
2.2 Budaya-Budaya Kepercayaan Yang di Lakukan di Masyarakat Indonesia
1. Upacara satu bulanan
Upacara ini sudah semakin jarang ditemukan, apalagi bagi yang tinggal di kota besar. Dalam
upacara satu bulanan ini diperingati dengan membuat semacam bubur sum - sum. Bubur ini
terbuat dari bahan beras dan di tepung. Selanjutnya dimasak dengan air . Sebagai pelengkap
diberi kuah dua warna, yakni dari santan kelapa yang diberi sedikit garam dan satu lagi kuah
warna merah yang terbuat dari gula jawa atau gula aren. Hidangan ini sebagai pertanda awal
kehamilan. Biasanya dibagikan kepada tetangga kiri kanan dengan permohonan doa agar diberi
kemudahan dan kelancaran dalam memulai kehamilan.

Dari pandangan kebidanan: Bubur ini sangat baik untuk ibu hamil awal, terlebih bila ada keluhan
mual muntah, makanan lunak dengan kandungan manis dari gula asli akan memberi asupan
kalori dan mempermudah pencernaan terutama saat ibu hamil enggan menikmati berbagai
macam jenis makanan beraroma tajam. Bubur dari bahan katul yang diproses secara tradisional
sangat kaya akan vitamin B1 yang dibutuhkan ibu hamil. Makan bubur ini bersama dengan para
tetangga juga memberi dukungan psikologis bahwa semua orang terlibat memperhatikan dan
terlebih dukungan spiritual. 2

2. Upacara dua bulanan


Pada saat peringatan usia hamil dua bulan, ibu hamil akan dibuatkan beberapa jenis sajian yang
lebih komplit. Yakni nasi tumpeng, urap - urap lengkap dari sayur mayur segar. Ada beberapa
aturan mengenai jenis sayuran yang dipilih dan jumlah macamnya setiap daerah mempunyai
ketentuan yang beda , yang pasti jumlahnya ganjil. Untuk pelengkap sajian juga disediakan
semacam jenang katul atau bubur dari katul beras, diatas jenang katul ini ditaburi dengan parutan
kelapa dan parutan gula aren. Kemudian dibuatkan juga campuran dari bahan beras, santan dan
gula merah yang dibungkus daun lalu dikukus. Lalu bubur berikutnya adalah bubur merah putih
yang terbuat dari bahan beras. Bubur warna merah terbuat dari beras yang ditanak dengan gula
merah, sedangkan bubur warna putih terbuat dari beras yang ditanak dengan santan. Cara

6
menghidangkan adalah bubur merah lebih dulu dituang di pring lalu diatasnya dituang sedikit
bubur putih.
Dalam pandangan kebidanan: Tumpeng ini merupakan salah satu cara penyajian makan bersama
yang menggugah selera dan sangat baik untuk membantu meningkatkan selera makan ibu hamil,
tumpeng juga memberi sebuah perlambang adanya dukungan para sanak keluarga dan tetangga
untuk bersama sama mengadakan doa syukuran bagi ibu hamil. Sedangkan sayur mayur
segar terutama berwarna hijau sangat baik bagi ibu hamil trimester pertama karena dalam sayur
mayur hijau terkandung asam folat alami yang berguna mencegah kecacatan pada janin.
Keberadaan bubur beras yang manis sangat baik pula bagi ibu hamil yang menginginkan
kudapan atau makanan selingan sebagai pembuka sebelum menyantap menu lain. Biasanya pada
kehamilan awal asam lambung meningkat dan bubur tersebut menjadi hidangan pembuka yang
baik.
3. Upacara tiga bulanan atau Madeking
Upacara tiga bulanan sudah agak sulit ditemukan di kota besar. Dalam upacara Madeking ini
dihidangkan aneka jenis makanan yang berupa ketupat lalu nasi gurih, kali ini nasi berwarna
kuning dengan mencampur air kunyit saat menanak nasi dan di beri garam sedikit dan santan
sebelum dikukus. Untuk lauk pauk sudah lebih lengkap dan bervariasi, ada sambal goreng ati
rempela, daging sapi dan sebagai kudapan dibuatkan kue apem.
Dalam pandangan Kebidanan: Nasi gurih dan ketupat sebagai hidangan ibu hamil adalah salah
satu cara kreatif untuk membangkitkan selera makan ibu hamil agar terpenuhi kebutuhan kalori.
Kebutuhan protein sudah mulai diberikan seiring adanya peningkatan selera makan menjelang
kehamilan 4 bulan. Dengan menghidangkan aneka macam daging dan cara pengolahannya.
Protein sangat dibutuhkan ibu hamil untuk pembentukan organ tubuh bayi . Upacara Madeking
ini juga diadakan sebagai wujud permohonan keselamatan bagi janin dalam Kandungan.
Selamatan berupa doa - doa sesuai agama masing - masing. 4

4. Kehamilan lima bulanan


Pada masa kehamilan ini dilakukan upacara selamatan dengan kudapan khasnya yakni ketan
aneka warna dengan ditaburi enten - enten yang terbuat dari bahan kelapa parut di beri gula.
Sebagai hidangan yang dibagikan untuk tetangga adalah urap - urap terbuat dari sayur
mayur hijau. Hidangan urap urap ini lengkap dengan nasi dan diletakkan dalam takir atau daun
pisang yang dibentuk seperti mangkuk dengan jepit lidi. Hantaran hidangan ada yang diberikan
dengan alas tampah/ tambir kecil dari anyaman bambu atau bisa pula dengan cobek tanah liat.
Pelengkapnya adalah rujak 7 jenis buah.Upacara lima bulanan sulit ditemukan saat ini.
Dalam Pandangan kebidanan : Upacara untuk kehamilan 5 bulanan ini merupakan dukungan
psikologis dan spiritual yang baik bagi ibu hamil. Dimana pada usia kehamilan 20 minggu janin
sudah makin lincah bergerak, Jantung berdetak dengan baik, dan organ tubuh bayi terbentuk.
Kebutuhan akan zat makanan bergisi dan kalori juga tetap mendapat perhatian istimewa.
Kehadiran sanak keluarga yang mengunjungi ibu hamil saat upacara ini membantu mengurangi
kecemasan, kesempatan saling berbagi pengalaman melewati masa masa kehamilan tiga bulan

7
pertama yang sangat rawan. Upacara ini merupakan ungkapan syukur atas terlaluinya trimester
pertama kehamilan dan mohon keselamatan untuk proses kehamilan berikutnya.
5. Upacara enam bulanan
Dalam upacara ini dibuatkan kudapan khas yakni apem kocor terbuat dari tepung beras dan
diberu kuah air gula aren. Untuk tradisi enam bulan ini juga jarang dilakukan. Namun demikian
perlu kita tetap tahu.

6. Upacara 7 bulanan, atau biasa dikenal dengan tingkeban dan Mitoni


Berikutnya adalah upacara 7 bulanan, upacara inilah yang masih sering kita jumpai di
masyarakat kita. Hidangan khas yang paling dinantikan para tamu adalah rujak dan dawet atau
cendol beras. Menurut tradisi bila rasa dawet dan rujaknya sedap berarti anaknya perempuan dan
bila saat upacara membelah kelapa muda air kelapa muncrat tinggi berarti anak dalam
kandungan perempuan. Menarik sekali bukan. Hidangan pelengkap lain adalah polo pendem
yakni umbi umbian dan bisa juga kacang tanah yang direbus, urap urap , nasi megono dan
tumpeng 7 buah kecil kecil, bubur beras merah putih, yang putih di makan suami, yang merah
dimakan istri, urap – urap sayuran hijau 7 jenis, pisang raja, ampyang dan bola ketan kukus
diwarna merah,kuning,hijau ,putih dan coklat. Telur 7 butir. Kudapan berupa jajan pasar
melengkapi hidangan.
Pandangan Kebidanan : Upacara 7 bulanan ini hanya dilakukan pada kehamilan pertama kali dan
merupakan dukungan bagi ibu hamil dimana dalam masa kehamilan trimester tiga, ibu hamil
mengalami perubahan bentuk tubuh, biasanya bertambah gemuk dan merasa tidak cantik. Namun
tradisi masyarakat justru mengangkat rasa percaya diri dan memperbaiki body image seorang ibu
hamil agar tampak begitu mempesona dalam upacara siraman dan mandi bunga. Ibu hamil
didandani dengan roncean bunga melati dan ganti jarik 7 kali. Sedangkan untuk hidangan
makanan yang diadakan merupakan suatu sajian yang semakin komplit berbagai protein nabati
dan hewani, berbagai sumber jenis zat kalori disertakan. Dengan harapan bahwa ibu hamil
senantiasa selamat dan terjaga baik kondisi kesehatannya diiringi doa doa para sanak keluaraga
dan tetangga. 7

7. Upacara delapan bulanan


Pada upacara ini, dihidangkan simbol bulus angrem ( kura kura sedang mengerami telur ).
Uniknya hidangan terbuat dari klepon yakni adonan tepung ketan diwarnai pandan hijau dan
diberi gula parut didalamnya. Setelah matang klepon disusun dalam piring lalu diartasnya di
telungkupkan kue serabi.
Pandangan Kebidanan : Dalam penyajian kudapan ini memberi makna simbolik dan dukungan
mental bagi ibu hamil dimana ia harus hati – hati menjaga kehamilan yang memasuki trimester
ke tiga. Seperti perilaku positif seekor kura kura yang setia mengerami telur – telur
bakal anak anaknya. Kehamilan merupakan anugerah sekaligus menuntut tanggungjawab
seorang calon ibu agar menjaga janin dalam kandungannya.

8
8. Upacara 9 Bulanan
Dalam upacara ini diadakan doa untuk mohon keselamatan dan kelancaran persalinan, dimana
hidangan yang dibuat dinamakan bubur procot. Bahan terbuat dari tepung beras, gula merah dan
sanatan, ditanak,Setelah matang dituang dalam takir daun pisang lalu diberi pisang kupas yang
utuh ditengahnya. Dalam Pandangan kebidanan: Semua yang dilakukan dalam simbolik sajian
ini ini erat kaitannya dengan dukungan mental bagi ibu yang akan bersalin. Menanamkan sugesti
diri yang positif. Tak lupa disertai doa dari sanak keluarga dan para tetangga. Harapan bahwa
menjelang proses persalinan tak kurang suatu apapun, ibu hamil melaluinya dengan tenang dan
bahagia. Melahirkan dengan lancar tanpa penyulit.
Permasalahan lain yang cukup besar pengaruhnya pada kehamilan adalah masalah gizi. Hal ini
disebabkan karena adanya kepercayaan-kepercayaan dan pantangan-pantangan terhadap
beberapa makanan. Sementara, kegiatan mereka sehari-hari tidak berkurang ditambah lagi
dengan pantangan-pantangan terhadap beberapa makanan yang sebenrnya sangat dibutuhkan
oleh wanita hamil tentunya akan berdampak negatif terhadap kesehatan ibu dan janin. Tidak
heran kalau anemia dan kurang gizi pada wanita hamil cukup tinggi terutama di daerah pedesaan.
Di Jawa Tengah, ada kepercayaan bahwa ibu hamil pantang makan telur karena akan
mempersulit persalinan dan pantang makan daging karena akan menyebabkan perdarahan yang
banyak. Sementara di salah satu daerah di Jawa Barat, ibu yang kehamilannya memasuki 8-9
bulan sengaja harus mengurangi makannya agar bayi yang dikandungnya kecil dan mudah
dilahirkan. Di masyarakat Betawi berlaku pantangan makan ikan asin, ikan laut, udang dan
kepiting karena dapat menyebabkan ASI menjadi asin. Dan memang, selain ibunya kurang gizi,
berat badan bayi yang dilahirkan juga rendah. Tentunya hal ini sangat merugikan dan
membahayakan keselamatan ibu dan bayi. 2

2.3 Mitos-Mitos Selama Kehamilan


Budaya tidak bisa dipisahkan dengan mitos. Mitos sangat berpengaruh bagi kehidupan
masyarakat. Ada masyarakat yang mempercayai mitos tersebut, ada juga masyarakat yang tidak
mempercayainya. Jika mitos tersebut terbukti kebenarannya, maka masyarakat yang
mempercayainya merasa untung. Tetapi jika mitos tersebut belum terbukti kebenarannya, maka
masyarakat bisa dirugikan.
Di bawah ini adalah beberapa contoh mitos yang sering kita dengar, yaitu :

1. Tidak boleh memotong atau menjahit baju.


Mitos: Tidak boleh memotong atau menjahit baju selama kehamilan atau anak akan lahir dengan
bibir sumbing.
Fakta: Bibir sumbing biasanya karena pengaruh obat-obatan yang diminum ibu saat hamil, efek
radiasi atau factor genetic. Oleh karenanya x-ray tidak dilakukan selama kehamilan kecuali atas
indikasi tertentu.

9
2. Minuman dari kacang kedeai (susu kacang) akan membuat kulit bayi bewarna putih.
Mitos: Minum susu kacang atau makanan dari kacang kedelai akan membuat bayi berkulit putih.
Fakta: warna kulit seseorang dipengaruhi oleh factor genetic ayah – ibunya, bukan dari susu
kedelai.
3. Jeruk akan meningkatkan lendir pada bayi dan resiko kuning pada bayi baru lahir.
Mitos: Jangan makan jeruk terlalu sering akan meningkatkan lendir pada paru bayi dan resiko
kuning saat bayi lahir.
Fakta: Jeruk adalah sumber vitamin C dan serat yang baik.

4. Minum air es akan menyebabkan bayi besar.


Mitos: Sering minum es saat hamil menyebabkan bayi besar dan akan sulit lahir.
Fakta: Bayi besar biasanya berhubungan dengan ibu hamil yang mempunyai penyakit kencing
manis. Jadi mungkin es ini diminum oleh ibu hamil yang memang dengan riwayat penyakit
kencing manis. Jadi bukan minum es lalu menyebabkan bayi besar karena air es akan
dikeluarkan oleh tubuh sebagai keringat atau air seni.
5. Makanan pedas akan menyebabkan bayi lahir dengan bercak kulit kemerahan atau berkulit
lebih gelap.
Mitos: Makan makanan pedas saat hamil akan menyebabkan bayi lahir dengan bercak kulit
kemerahan atau bayi akan berkulit lebih gelap/hitam.
Fakta: Sekali lagi warna kulit seseorang tidak ditentukan oleh makanan pedas, tapi factor
genetic dari orang tuanya. Dan faktanya bahwa makan makanan pedas saat hamil, membuat rasa
tak enak diperut apalagi bila anda sedang mual, jadi bukan karena menyebabkan bercak
kemerahan pada kulit.

6. Bentuk wajah menandakan jenis kelamin bayi.


Mitos: Bentuk wajah anda selama hamil menandakan jenis kelamin bayi anda.
Fakta: Setiap wanita akan mengalami kenaikan berat badan selama hakil, begitupun mereka
akan mengalami perubahan kondisi kulit yang berbeda-beda, dan tidak ada hubungannya dengan
jenis kelamin bayi anda.

7. Dilarang membunuh binatang


Mitos: Ibu hamil dan suaminya dilarang membunuh binatang. Sebab dipercaya bisa
menimbulkan cacat pada janin sesuai dengan perbuatannya itu.

Fakta: Tentu saja tidak demikian. Cacat janin disebabkan oleh kekurangan gizi pada bayi
maupun ibu, penyakit keturunan dan pengaruh radiasi. Sedangkan gugurnya janin paling banyak

10
disebabkan karena penyakit, gerakan berlebihan yang dilakukan oleh ibu (misal benturan) dan
karena faktor psikologis (misalnya shock, stress, pingsan). Tapi yang perlu diingat membunuh
atau menganiaya binatang adalah perbuatan yang tidak bisa dibenarkan.
8. Dilarang makan buah dempet
Mitos: Ibu hamil tidak boleh makan pisang yang dempet, nanti anaknya jadi kembar siam.
Fakta: Secara medis-biologis, lahirnya anak kembar siam tidak dipengaruhi oleh makan pisang
dempet yang dimakan oleh ibu hamil. Kembar siam disebabkan karena adanya pembelahan dua
sel janin yang tidak sempurna.

9. Dilarang mengkonsumsi nanas


Mitos: Dilarang makan nanas karena nanas dipercaya dapat menyebabkan janin dalam
kandungan gugur.
Fakta: Secara medis-biologis, getah nanas mudah mengandung senyawa yang dapat melunakkan
daging. Tetapi buah nanas yang sudah tua atau disimpan lama akan semakin berkurang kadar
getahnya, demikian juga dengan nanas olahan. Yang pasti nanas mengandung vitamin C dengan
kadar tinggi sehingga baik untuk kesehatan.

10. Membawa gunting lipat kemana saja


Mitos: Membawa gunting kecil atau pisau atau benda tajam lainnya di kantung baju si ibu agar
janin terhindar dari bahaya.
Fakta: Hal ini justru lebih membahayakan apabila benda tajam itu melukai si ibu.

Sebenarnya masih banyak sekali budaya dari tiap-tiap provinsi di Indonesia, bnyak pula mitos-
mitosnya namun kami hanya mengambil yang biasa muncul saja. Yang biasa didengar di
masyarakat kita berikan penjelasn secara fakta mengenai mitos tersebut supaya dapat mengambil
tindakan yang positif setelah mengetahui kenyataanya.
Meski tak selamanya mitos yang berkembang karena budaya di masyarakat benar, tak ada
salahnya kita menikmati mitos-mitos tersebut, selama hal tersebut tidak mengganggu mental
serta kondisi janin. Jadikan mitos-mitos tersebut sebagai sesuatu yang menyenangkan, namun
balikan segala sesutu tentang kondisi medis kehamilan pada ahlinya, semua bertujuan positif
kepada keluarga jika kita menanggapinya dengan benar dengan akal yang rasional. Yang paling
penting, serahkan semuanya pada Tuhan yang Maha Pencipta

11
BAB III

PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Sebenarnya masih banyak beberapa upacara yang berkaitan dengan penyulit menjelang
persalinan, namun demikian pada intinya sama adalah memberi dukungan positif bagi seorang
ibu yang sedang hamil. Dalam praktek tradisional, memang ada banyak hal yang tak jarang
dikaitkan dengan mitos – mitos dan sedikit berbau tahayul. Namun demikian kita tidak perlu
menyikapinya dengan antipati. Petiklah hal-hal positif yang tentu saja tidak merugikan bagi ibu
hamil. Hal penting adalah jangan sampai kita lambat laun melupakan warisan kekayaan tradisi
asli nusantara kita terutama di Indonesia ini. Kamiyakin kekayaan tradisi dari Sabang hingga
Merauke juga banyak yang menarik untuk dibagikan dan kita pelajari. Siapa lagi yang akan
mengakui kekayaan tradisi dan budaya tersebut jika bukan kita. Jangan lupa tetap periksa teratur
selama kehamilan baik pada dokter kandungan, bidan maupun tenaga kesehatan agar mendapat
bimbingan yang benar dalam menjaga kesehatan selama hamil. Tak lupa selama kehamilan lebih
mendekatkan diri pada Tuhan, mohon keselamatan melalui doa sesuai agama dan kepercayaan
yang kita anut.
3.2 Saran
Bagi ibu hamil dan bersalin, sebaiknya berkonsultasi ke bidan atau tenaga kesehatan sebelum
melakukan adat/budaya masyarakat yang dirasa tidak sesuai atau agak membahayakan bagi
kondisinya.
Budaya yang ada harus dilihat apakah baik atau tidak untuk kesehatan ibu hamil dan bersalin.
Jika kita lihat dari akal berdasarkan ilmu yang kita dapat budaya tersebut tidak baik, maka tidak
boleh diikuti lagi.

DAFTAR PUSTAKA
AtmawatiYuris.2012.Budaya-Da-Mitos-Yang-Selalu-Dihubungkan-SeputarPerawatan Anak.
12
https://pdfcoffee.com/makalah-tentang-budaya-dan-mitos-selama-kehamilan-di-masyarakat-pdf-
free.html

13

Anda mungkin juga menyukai