Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

METODE AMENORE LAKTASI


Di Susun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Kesehatan Perempuan
Perencanaan Keluarga
Dosen pengampu Ibu Damai Yanti, SST.,MM.M.Keb.

Di Susun Oleh :

Ayu Fuzi L E.0106.20.002


Dea Rosmayanti E.0106.20.003
Desta Herlia E.0106.20.004
Dini Auliya A E.0106.20.006
Entang Lina N E.0106.20.007
Ershy Aulia C E.0106.20.008
Salmah Amaliyah E.0106.20.014
Selvia E.0106.20.015
Siti Lutfiah W.F E.0106.20.016
Vina Yulianti E.0106.20.020
Rika Afriyani E.0106.20.023

DIII KEBIDANAN
STIKes BUDI LUHUR CIMAHI
JL. Kerkof No.243, Leuwigajah, Kec.Cimahi Sel., Kota Cimahi, Jawa Barat
40532
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas limpahan
karunia dan rahmatnya kami bisa menyelesaikan makalah mengenai Metode Amenore
Laktasi yang walaupun masih banya kekurangan di dalamnya. Serta kami juga berterima
kasih kepada Ibu Damai Yanti, SST.,MM.M.Keb. selaku dosen mata kuliah Kesehatan
Perempuan Perencanaan Keluarga
, Bayi dan Balita yang sudah memberikan kepercayaan menyelesaikan tugas ini.
Kami pun menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan
dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami mengharapkan adanya kritik, saran dan
usulan demi perbaikan makalah yang sudah kami buat, mengingat tak ada sesuatu yang
sempurna tanpa saran yang membangun.
Mudah-mudahan makalah sederhana ini bisa dipahami bagi siapapun yang
membacanya dan sekiranya yang sudah disusun ini dapat bermanfaat bagi kami sendiri
ataupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf jika terdapat kesalahan
kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun demi
perbaikan makalah ini di waktu yang akan datang.

Cimahi, 01 Maret 2022

Penulis

2
DAFTAR ISI

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Angka pertumbuhan penduduk di Indonesia berkembang pesat. Permasalahan ini
karena minimnya pengetahuan serta pola budaya pada masyarakat setempat. Untuk
mengatasi permasalahan tersebut pemerintah Indonesia telah menerapkan program
keluarga berencana (KB) yang dimulai sejak tahun 1968 dengan mendirikan LKBN
(Lembaga Keluarga Berencana Nasional) yang kemudian dalam perkembangannya
menjadi BKKBN (Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional).
Gerakan Keluarga Berencana Nasional bertujuan untuk mengontrol laju pertumbuhan
penduduk dan juga untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia (Hartanto, 2004).
Visi Keluarga Berencana Nasional adalah “Keluarga Berkualitas”. Keluarga yang
berkualitas adalah keluarga yang sejahtera, sehat, maju, mandiri, memiliki jumlah anak
yang ideal, berwawasan kedepan, bertanggung jawab, harmonis dan bertaqwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa. Misinya sangat menekankan pentingnya upaya menghormati hak-
hak reproduksi, sebagai upaya integral dalam meningkatkan kualitas keluarga.
(Saifudin,2003).
Permasalahan kesehatan reproduksi masih banyak sekali yang harus dikaji, tidak
hanya tentang organ reproduksi saja tetapi ada beberapa aspek, salah satunya adalah
kontrasepsi. Saat ini tersedia banyak metode atau alat kontrasepsi meliputi: IUD, suntik,
pil, implant, kontap, kondom.
Salah satu kontrasepsi yang populer di Indonesia adalah kontrasepsi suntik.
Kontrasepsi suntik yang digunakan adalah Noretisteron Enentat (NETEN), Depo
Medroksi Progesteron Acetat (DMPA) dan Cyclofem. Beberapa alat kontrasepsi yang
ditawarkan memiliki kelebihan dan kekurangan. Metode Amenorea Laktasi merupakan
salah satu metode dalam mengatur pertumbuhan penduduk.
B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi metode Amenorea Laktasi (MAL)?
2. Bagaimana cara kerja Metode Aminorea Laktasi(MAL)?
3. Apa keuntungan Metode Aminorea Laktasi(MAL)?
4. Apa kekurangan Metode Aminorea Laktasi(MAL)?
5. Apa criteria Metode Aminorea Laktasi(MAL)?
6. Bagaimana kefektifan Metode Aminorea Laktasi(MAL)?

4
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi Metode Aminorea Laktasi(MAL)
2. Untuk mengetahui bagaimana cara kerja Metode Aminorea Laktasi(MAL)
3. Untuk mengetahui keuntungan Metode Aminorea Laktasi(MAL)
4. Untuk mengetahui kekurangan Metode Aminorea Laktasi(MAL)
5. Untu mengetahui criteria Metode Aminorea Laktasi(MAL)
6. Untuk mengetahui keefektifan Metode Aminorea Laktasi(MAL)

5
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi
Metode Amenorea Laktasi (MAL) adalah kontrasepsi yang mengandalkan
pemberian Air Susu Ibu(ASI) secara eksklusif, artinya hanya diberikan ASI tanpa
tambahan makanan atau minuman apapun lainnya.
MAL dapat dipakai sebagai kontrasepsi bila;
1) Menyusui secara penuh (full breast fedding): lebih efektif bila pemberian kurang lebih
8x sehari
2) Belum haid
3) Umur bayi kurang dari 6 bulan
Kontrasepsi ini efektif sampai enam bulan. Harus dilanjutkan dengan pemakaian
meode kontrasepsi lainnya.
B. Cara Kerja Kontrasepsi MAL
Proses menusui dapat menjadi metode kontrasepsi alami karena hisapan bayi pada
putting susu dan aerola akan merangsang ujung saraf sensorik, rangsangan ini dilanjutkan
ke hipotalamus, hipotalamus akan menekan pengeluaran factor-faktor yang menghambat
sekresi prolaktin namun sebaliknya akan mrangsang sel-sel alveoli yang berfungsi untuk
memproduksi susu. Bersamaan dengan pembentukan prolaktin, rangsangan yang berasal
dari isapan bayi akan ada dilanjutkan ke hipofise anterior yang kemudian dikeluarkan
oksitosin melalui aliran darah, hormone ini diangkut menuju uterus yang dapat
menimbulkan kontraksi pada uterus sehingga terjadilah proses involusi. Oksitosin yang
sampai pada alveoli akan merangsang kontraksi dari sel akan memeras ASI yang telah
terbuat keluar dari alveoli dan masuk ke system duktulus yang selanjutnya mengalirkan
melalui duktus laktiferus masuk kemulut bayi. Hipotesa lain yang menjelaskan efek
kontrasepsi pada ibu menyusui menyatakan bahwa rangsangan syaraf dari putting susu
diteruskan ke hypothalamus, mempunyai efek merangsang pelepasan beta endropin yang
akan menekan sekresi hormone gonadotropin oleh hypothalamus. Akibatnya adalah
penurunan sekresi dari hormone Luteinizing Hormon (LH) yang menyebabkan kegagalan
ovulasi.
C. Keuntungan Kontrasepsi
1) Efektivitas tinggi (Keberhasilan 98% pada enam bulan pasca persalinan).
2) Segera efektif.
3) Tidak mengganggu senggama.
6
4) Tidak ada efek samping sistemik.
5) Tidak perlu pengawasan medis.
6) Tidak perlu obat atau alat.
7) Tanpa biaya
D. Keuntungan Nonkontrasepsi
Untuk Bayi :
 Mendapat kekebalan pasif (mendapat antibodi perlindungan lewat ASI).
 Sumber asupan gizi yang terbaik dan sempurna untuk tumbuh kembang bayi yang
optimal.
 Terhindar dari keterpaparan terhadap kontaminasi dari air, susu lain atau formula
atau alat minum yang di pakai.
Untuk Ibu :
 Mengurangi pendarahan pascapersalinan.
 Mengurangi resiko anemia.
 Meningkatkan hubungan psikologik ibu dan anak.
Keterbatasan
1) Perlu persiapan sejak perawatan kehamilan agar segera menyusui dalam 30 menit
pascapersalinan.
2) Mungkin sulit dilaksanakan karena kondisi social.
3) Efektifitas tinggi sampai kembalinya haid atau sampai dengan 6 bulan.
4) Tidak melindungi terhadap IMS termasuk virus hepatitis B/HBV dan HIV/AIDS.
E. Yang dapat menggunakan MAL
Ibu yang menyusui secara eksklusif, bayinya berumur kurang dari 6 bulan dan
belum mendapat haid setelah melahirkan.
Keadaan yang memerlukan perhatian

Keadaan Anjuran
Ketika mulai memberikan makanan Membantu klien memilih motode lain.
pendamping secara teratur (menggantikan Walaupun motode kontrasepsi lain
satu kali menyusui) dibutuhkan klien harus didorong untuk tetap
melanjutkan pemberian ASI.
Ketika haid sudah kembali Membantu klien memilih motode lain.
Walaupun metode kontrasepsi lain
dibutuhkan, klien harus didorong untuk

7
tetap melanjutkan pemberian ASI.
Bayi menghisap susu tidak sering (on Membantu klien memilih metode lain.
demand) atau jika < 8 x sehari Walaupun metode kontrasepsi lain di
butuhkan, klien harus di dorong untuk tetap
melanjutkan pemberian ASI.
Bayi berumur 6 bulan atau lebih Membantu klien memilih metode lain.
Walaupun metode kontrasepsi lain di
butuhkan, klien harus di dorong untuk tetap
melanjutkan pemberian ASI.

Yang Seharusnya Tidak Pakai MAL


 Sudah mendapat haid setelah bersalin.
 Tidak menyusui secara eksklusif.
 Bayinya sudah berumur lebih dari 6 bulan.
 Bekerja dan terpisah dari bayi lebih lama dari 6 jam.

Intruksi Kepada Klien (Hal yang harus Disampaikan Kepada Klien)

 Seberapa sering harus Menyusui


Bayi disusui secara on demand (menurut kebutuhan bayi). Biarkan bayi
menyelesaikan menghisap dari satu payudara sebelum memberikan kepayudara lain,
supaya bayi mendapat cukup banyak susu akhir(hind milk). Bayi hanya membutuhkan
sedikit ASI dari payudara berikut atau sama sekali tidak memerlukan lagi. Ibu dapat
memulai dengan memberikan payudara lain pada waktu menyusui berikutnya
sehingga kedua payudara memproduksi banyak susu.
 Waktu antara 2 pengosongan payudara tidak lebih dari 4 jam.
 Biarkan bayi menghisap sampai dia sendiri yang melepas hisapannya.
 Susui bayi ibu juga pada malam hari kerena menyusui waktu malam membantu
mempertahankan kecukupan persedian ASI.
 Bayi terus disusukan walau ibu/bayi sedang sakit.
 ASI dapat disimpan dalam lemari pendingin.
 Kapan mulai memberikan makanan padat sebagai makanan pendamping ASI.
 Selama bayi tumbuh dan berkembang dengan baik serta kenaikan berat badan cukup,
bayi tidak memerlukan makanan selain ASI sampai dengan umur 6 bulan. (Berat

8
badan naik sesuai umur, sebulan BB naik minimal 0,5 kg, ngompol sedikitnya 6 kali
sehari).
 Apabila ibu menggantikan ASI dengan minuman atau makanan lain, bayi akan
menghisap kurang sering dan akibatnya menyusui tidak efektif sebagai metode
kontasepsi.
 Haid
Ketika ibu mulai dapat haid lagi, itu pertanda ibu sudah subur kembali dan segera
mulai menggunakan metode KB lain.
 Untuk kontrasepsi dan kesehatan.
Bila menyusui tidak secara ekslusif atau berhenti menyusui maka perlu ke klinik KB
untuk membantu memilihkan atau memberikan metode kontrasepsi lain.

Beberapa catatan dari konsesus Bellagio (1988) dalam Saifudin, dkk(2003) untuk
mencapai keefektifan 98%
 Ibu harus menyusui secara penuh atau hampir penuh(hanya sesekali diberi 1-2 teguk
air/minuman pada upacara adat/agama).
 Perdarahan sebelum 56 hari pasca persalinan dapat dibaikan(belum dianggap haid).
 Bayi menghisap secara langsung
 Menyusui dimulai dari setengah sampai satu jam setelah bayi lahir.
 Kolostrum diberikan kepada bayi.
 Pola menyusui on demand(menyusui setiap saat bayi membutuhkan) dan dari kedua
payudara.
 Sering menyusui selama 24 jam termasuk malam hari.
 Hindari jarak menyusui lebih dari 4 jam.
Setelah bayi berumur 6 bulan, kembalinya kesuburan mungkin didahulu haid, tetapi dapat
juga tanpa didahului haid. Efek ketidaksuburan karena menyusui sangat dipengarui oleh
aspek-aspek.
 Cara menyusui
 Seringnya menyusui
 Lamanya setiap kali menyusui
 Jarak antara menyusui
 Kesungguhan menyusui

9
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Metode Amenorea Laktasi (MAL) atau Lactational Amenorhea Method (LAM) adalah
metode kontrasepsi sementara yang mengandalkan pemberian Air Susu Ibu (ASI) secara
eksklusif, artinya hanya diberikan ASI saja tanpa tambahan makanan dan minuman
lainnya. Metode Amenorea Laktasi (MAL) atau Lactational Amenorrhea Method (LAM)
dapat dikatakan sebagai metode keluarga berencana alamiah (KBA) atau natural family
planning, apabila tidak dikombinasikan dengan metode kontrasepsi lain. Metode MAL
cara kerjanya sangat praktis hanya dengan menyusui bayi secara rutin, namun mempunyai
bayak keuntungan.

10
DAFTAR PUSTAKA

Hartanto H. 2004. Keluarga Berencana dan Kontrasepsi. Jakarta.: Pustaka Sinar Harapan
Saifudin, Abdul Bari, Biran Affandi, dkk.2003.Buku Panduan Praktis Pelayanan
Kontrasepsi.Jakarta;PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo

11

Anda mungkin juga menyukai