Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH

Asuhan Kebidanan Pada Neonatus, Bayi, Dan Balita Dengan


Memperhatikan Etika Dan Hukum Perundang-Undangan
Di Susun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Asuhan Neonatus, Bayi dan Balita
Dosen pengampu Ibu Hana Nurhanifah, SST.,M.Tr.Keb

Di Susun Oleh :

Ayu Fuzi L E.0106.20.002


Dea Rosmayanti E.0106.20.003
Dini Auliya A E.0106.20.006
Salmah Amaliyah E.0106.20.014
Siti Lutfiah W.F E.0106.20.016
Vina Yulianti E.0106.20.020
Rizki Amelia E.0106.20.022
Rika Afriyani E.0106.20.023

DIII KEBIDANAN
STIKes BUDI LUHUR CIMAHI
JL. Kerkof No.243, Leuwigajah, Kec.Cimahi Sel., Kota Cimahi, Jawa Barat
40532
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas limpahan
karunia dan rahmatnya kami bisa menyelesaikan makalah mengenai Asuhan Kebidanan Pada
Neonatus,Bayi, Dan Balita Dengan Memperhatikan Etika Dan Hukum Perundang-Undangan
yang walaupun masih banya kekurangan di dalamnya. Serta kami juga berterima kasih
kepada Ibu Hana Nurhanifah, SST.,M.Tr.Keb. selaku dosen mata kuliah Asuhan Neonatus, Bayi
dan Balita yang sudah memberikan kepercayaan menyelesaikan tugas ini.
Kami pun menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan
jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami mengharapkan adanya kritik, saran dan usulan
demi perbaikan makalah yang sudah kami buat, mengingat tak ada sesuatu yang sempurna tanpa
saran yang membangun.
Mudah-mudahan makalah sederhana ini bisa dipahami bagi siapapun yang membacanya
dan sekiranya yang sudah disusun ini dapat bermanfaat bagi kami sendiri ataupun orang yang
membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf jika terdapat kesalahan kata-kata yang kurang
berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan makalah ini di
waktu yang akan datang.

Cimahi, 23 Februari 2022

Penulis

2
DAFTAR ISI

3
BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang


Hak atas pelayanan dan perlindungan kesehatan bagi ibu dan anak merupakan hak dasar
sebagaimana termaktub dalam Pasal 28 H Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun
1945, menentukan bahwa setiap orang hidup sejahtera lahir dan batin bertempat tinggal dan
mendapat lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan.
Pasal 34 ayat (3) Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945menentukan bahwa
negara bertanggung jawab atas penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan dan fasilitas pelayanan
umum yang layak.
Pencantuman hak terhadap pelayanan kesehatan tersebut, tidak lain bertujuan untuk
menjamin hak-hak kesehatan yang fundamental seperti tertuang dalam Declaration of Human
Right 1948, bahwa health is a fundamental human right. Selain itu, terdapat juga serangkaian
konvensi internasional yang ditandatangani oleh pemerintah Indonesia yaitu Undang-
UndangRepublik Indonesia Nomor 7 Tahun 1984 Tentang Pengesahan Konvensi Mengenai
Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi Terhadap Wanita, kesepakatan konvensi internasional
tentang perempuan di Beijing tahun 1995. Adapun mengenai pembangunan kesehatan nasional
yang diatur dalam Pasal 173 Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Tedi
Sudrajat dan Agus Mardiyanto, 2012).
Sebagai seorang tenaga kesehatan yang langsung memberikan pelayanan kesehatan
kepada masyarakat, seorang bidan harus melakukan tindakan dalam praktik kebidanan secara
etis, serta harus memiliki etika kebidanan yang sesuai dengan nilai-nilai keyakinan filosofi
profesi dan masyarakat (Tedi Sudrajat dan Agus Mardiyanto, 2012).
B.     Rumusan Masalah
C.    Tujuan

4
BAB II
PEMBAHASAN

PANCASILA DAN UUD 1945


Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal dan mendapatkan
lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan. Hal
tersebut merupakan bagian dari hak asasi manusia yang patut dinikmati bayi dan anak.
Kesehatan adalah salah satu unsur kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita
bangsa Indonesia

Convention on the Rights of the Child/Konvensi Hak Anak Internasional (“CRC”) yang
telah diratifikasi dengan Keputusan Presiden Nomor 36 Tahun 1990
Disebutkan secara jelas hak anak untuk menikmati status kesehatan tertinggi, sehingga
negara diharuskan mengambil langkah-langkah untuk memperkecil angka kematian bayi dan
anak, memberikan perawatan kesehatan dasar bagi bayi, anak dan ibu hamil serta menyusui,
memberantas penyakit dan kekurangan gizi, memastikan semua orangtua diberi informasi
pengetahuan dasar tentang kesehatan dan gizi anak, manfaat pemberian Air Susu Ibu (“ASI”),
kesehatan dan penyehatan lingkungan dan menghapus budaya yang merugikan kesehatan anak

UUD 1945
• Pasal 28B ayat 2
• Menyebutkan bahwa setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh dan berkembang
serta berhak atas perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi.
• Pasal 28 H ayat 1
• Menyebutkan, setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal dan
mendapatkan lingkungan hidup yang baik, sehat serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan.

5
UU No 36 tahun 2009 tentang Kesehatan
Disebutkan bahwa, upaya pemeliharaan kesehatan anak dilakukan sejak dalam
kandungan, bayi, Balita, hingga remaja; termasuk upaya pemeliharaan kesehatan anak cacat dan
anak yang memerlukan perlindungan.
Pasal 128
(1) Setiap bayi berhak mendapatkan air susu ibu eksklusif sejak dilahirkan selama 6 (enam)
bulan, kecuali atas indikasi medis.
Pasal 130
Pemerintah wajib memberikan imunisasi lengkap kepada setiap bayi dan anak.
Pasal 133
Setiap bayi dan anak berhak terlindungi dan terhindar dari segala bentuk diskriminasi dan tindak
kekerasan yang dapat mengganggu kesehatannya.

Nomor 33 Tahun 2012 Tentang Pemberian Air Susu Ibu Eksklusif


Pasal 2
Pengaturan pemberian ASI Eksklusif bertujuan untuk: menjamin pemenuhan hak Bayi untuk
mendapatkan ASI Eksklusif sejak dilahirkan sampai dengan berusia 6 (enam) bulan dengan
memperhatikan pertumbuhan dan perkembangannya

STANDAR 13 : PERAWATAN BAYI BARU LAHIR


• Tujuan :
• Menilai kondisi bayi baru lahir dan membantu dimulainya pernafasan serta mencegah
hipotermi, hipokglikemia dan infeksi.
• Pernyataan standar:
• Bidan memeriksa dan menilai bayi baru lahir untuk memastikan pernafasan spontan mencegah
hipoksia sekunder, menemukan kelainan, dan melakukan tindakan atau merujuk sesuai dengan
kebutuhan. Bidan juga harus mencegah dan menangani hipotermia.

6
Peran Dan Fungsi Bidan Dalam Asuhan BBL PMK No. 1464 thn ttg Izin dan
Penyelenggaran Praktek Bidan
• Pasal 11
• Pelayanan kesehatan anak sebagimana di maksud dalam pasal 9 huruf b di berikan pada bayi
baru lahir, bayi, anak balita, dan anak pra sekolah.

Bidan dalam memberikan pelayanan kesehatan anak sebagaimana di maksud pada ayat
(1) berwenang untuk
• Melakukan asuhan bayi baru lahir normal termasuk resusitasi, pencegahan hipotermi, inisiasi
menyusu dini, injeksi Vitamin K 1, perawatan bayi baru lahir pada masa neonatal (0-28 hari ),
dan perawatan taki pusat.
• Penanganan hipotermi pada bayi baru lahir dan segera merujuk
• Penanganan kegawat-daruratan, dilanjutkan dengan perujukan
• Pemberian imunisasi rutin sesuai program pemerintah
• Pemantauan tumbuh kembang bayi, anak balita dan anak pra sekolah
• Pemberian konseling dan penyuluhan
• Pemberian surat keterangan lahir
• Pemberian surat keterangan kematian

7
BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
B.     Saran

DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai