Anda di halaman 1dari 32

PROPOSAL

KEGIATAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT


TAMAN GIZI SEBAGAI UPAYA PEMANFAATAN LAHAN DI DESA RIMBO
PANJANG

NAMA KELOMPOK:
Ezi Hasrizal Nur Aisyah
Meri Selvita Putri Borlian
M. Fikri Khoiri Wila Dati Syahla
M. Zakaria Zulasfi Rayhan

DOSEN PENGAMPU
YULIA ANNISA, M.Sos
NIP. 19950917 202203 2 002

PRODI PENGEMBANGAN MASYARAKAT ISLAM


FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UIN SULTAN SYARIF KASIM RIAU
2022/2023
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur panjatkan kepada khadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas ridho-Nya yang
memungkinkan penulis menyelesaikan proposal kegiatan pemberdayaan masyarakat di
Desa Rimbo Panjang, kecamatan Tambang.
Dalam proses penyusunan proposal ini, berbagai pihak telah memberikan bantuan
serta kontribusi yang sangat berarti bagi kelancaran kegiatan pemberdayaan masyarakat
ini. Kami meminta maaf atas segala kesalahan yang mungkin terdapat dalam penyusunan
proposal ini, dan sangat mengharapkan masukan berupa kritik dan saran yang
membangun guna memberi motivasi bagi kami untuk meningkatkan kualitas menjadi
lebih baik.

Pekanbaru, 27 Des 2023

Penulis
LAMPIRAN DAN KEGIATAN
Rabu, 27 Desember 2023
Telah diseminarkan Laporan kegiatan pemberdayaan Program Studi Pengembangan
Masyarakat Islam semester 5 angkatan 2021

Sosialisai Taman Gizi “Sebagai Upaya Pemanfaatan Lahan Di Desa Rimbo Panjang,
Kecamatan Tampan”

Disusun Oleh : Kelompok 4


Kelas 5A
No Nama Kelompok NIM
1 Ezi Hasrizal 12140113020
2 Meri Selvita 12140122422
3 M. Fikri Khoiri 12140114032
4 M. Zakaria 12140110754
5 Nur Aisyah 12140122935
6 Putri Borlian Lubis 12140121595
7 Wila Dati Syahla 12140121222
8 Zulasfi Rayhan 12140112536
Telah mendapatkan pengujian, komentar dan saran dari dosen pengampu :
Ketua Sekretaris

M. Zakaria Meri Selvita


12140112461 12140122422

Mengetahui,
Dosen Pengampu

Yulia Annisa, M.Sos


Nip. 19950917 2022032002
DAFTAR ISI
Hal.

KATA PENGANTAR ...................................................................................................


DAFTAR ISI...................................................................................................................
DAFTAR TABEL .........................................................................................................
BAB I. PENDAHULUAN.............................................................................................
A. Latar Belakang ..............................................................................................
B. Tujuan Kegiatan...............................................................................................
C. Waktu dan Tempat...........................................................................................
D. Partisipan ........................................................................................................
BAB II. PROFIL DAN PEMETAAN......................................................................
A. Profil Masyarakat / Instansi Kegiatan .............................................................
B. Pemetaan Masyarakat (Wilayah Geografis, Ekonomi,Sosial, SDM, SDA/Potensi
alam, Organisasi yang ada di masyarakat)...
C. Analisis Permasalahan di Masyarakat/ Instansi..............................................
BAB III. RANCANGAN KEGIATAN PPM......................................................................
A. Pesiapan Petugas dan Pendelegasian Wewenang (Ketua, Sekretaris,
Koordinator dan anggota di bidang ; Perencanaan, Pelaksanaan, Fasilitator,
monitoring dan Evaluasi) serta uraikan tugas-tugas
B. Model PPM.....................................................................................................
C. Pendekatan dalam PPM..................................................................................
D. Strategi dalam PPM................................................................................................
E. Rencana Tahapan Kegiatan Pemberdayaan (uraikan langkah/ tahapan kegiatan
yang akan dilakukan di lapangan berdasarkan model, pendekatan dan strategi
PPM yang digunakan)..........................................................................................
E. Rencana Evaluasi dan Monitoring (tentukan dan uraikan idikator keberhasilan
dari pelaksanaan program)...............................................................................
LAMPIRAN (foto kegiatan)..................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu sasaran dari 4 (empat) sasaran pembangunan kesehatandalam Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2010 – 2014adalah menurunkan
prevalensi gizi kurang menjadi 15% dan menurunkanprevalensi pendek menjadi 32%
(Kemenkes, 2012).
Pendekatan yang dilakukan untuk mencapai sasaran tersebut adalahmelalui upaya
pencegahan dan pemulihan gizi kurang pada balita dan ibu hamilyaitu melalui pemantauan
pertumbuhan balita di posyandu, penyuluhan dankonseling air susu ibu dan Makanan
Pendamping ASI (MP-ASI), PemberianMakanan Tambahan (PMT) Pemulihan pada balita
gizi kurang dan ibu hamilkurang Energi kronis (KEK) (Kemenkes, 2012).
Kurang energi dan protein (KEP) pada anak masih menjadi masalahgizi dan kesehatan
masyarakat di Indonesia. Balita merupakan salah satu sasaranposyandu. Salah satu dampak
dari kurang aktifnya posyandu adalah dapatmengakibatkan terjadinya kasus balita gizi
kurang. Berdasarkan hasil dari RisetKesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2010 menyebutkan
bahwa prevalensi balitakurang gizi menurut indikator berat badan menurut umur (BB/U)
secara nasionaladalah 17,9% dimana 4,9% diantaranya adalah gizi buruk sedangkan
13,0%lainnya adalah gizi kurang (Depkes, 2010).
Keadaan ini berpengaruh kepada masih tingginya angka kematianbayi, karena menurut
WHO lebih dari 50% kematian bayi dan anak terkait dengangizi kurang dan gizi buruk, oleh
karena itu masalah gizi perlu ditangani secaracepat dan tepat (Gizi, 2011). Dalam mengatasi
masalah gizi di masyarakat, Departemen Kesehatantelah melakukan berbagai upaya dengan
mengikutsertakan masyarakat sebagaipelaksana di lapangan. Salah satu bentuk upaya
pemberdayaan masyarakat dibidang kesehatan adalah menumbuhkembangkan posyandu
yang dituangkandalam program dan kebijakan. Kebijakan yang selama ini dilaksanakan di
seluruhIndonesia adalah penimbangan balita, penyuluhan, suplemen kapsul vitamin A, dan
pemberian MP-ASI bagi keluarga miskin. Semua kegiatan menunjuk wadahposyandu
dengan para kader sebagai petugas pelaksana di lapangan (Kemenkes,2011).
Pemantauan pertumbuhan balita merupakan salah satu pelayanan giziyang
dilaksanakan di posyandu, yang bertujuan untuk mendeteksi dini adanyakelainan gizi.
Selain pemantauan pertumbuhan, upaya perbaikan gizi masyarakatjuga dilaksanakan di
posyandu yaitu berupa pemberian paket gizi yang terdiri daripemberian tablet tambah darah
(Fe), pemberian suplemen vitamin A kepada balitayang diberikan dua kali setiap tahunnya,
Iodium dan MP-ASI serta penyuluhangizi. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan
status gizi masyarakat (DepkesRI, 2005).
B. Tujuan Kegiatan
Tujuan dari kegiatan ini adalah :
- Salah satu focus dari program kami adalah pencegahan dan penanggulan kasus stunting.
upaya ini bertujuan agar anak – anak dapat tumbuh dan berkembang secara optimal dan
maksimal, dengan disertai kemampuan emosianal, sosial, dan fisik yang siap untuk
belajar, serta mampu berinovasi dan berkompetisi di tingkat global.
- Selain itu taman gizi digunakan sebagai sarana edukasi kepada masyarakat tentang
penting nya gizi seimbang dan pemanfaatan lahan pekarangan di masing – masing
rumah masyarakat.
C. Waktu Dan Tempat
1. Waktu pelaksanaan : 16, 17 Desember 2023
2. Tempat Pelaksaan : Posyandu Kasih Bunda Desa Rimbo Panjang
D. Partisipasi Kegiatan
1. Peserta : Ibuk – Ibuk GMP 1 dan GMP 2 Desa Rimbo Panjang

2. Pelaksana : Seluruh Anggota Kelompok 4 PMI 5A UIN SUSKA RIAU


BAB II
PROFIL DAN PEMETAAN
A. Profil Masyarakat / Instansi Kegiatan
Desa Rimbo Panjang adalah sebuah desa di Kecamatan Tambang yang sekarang
berbatasan langsung dengan Kota Pekanbaru. Desa Rimbo Panjang yang membentang jalan
Raya Pekanbaru-Bangkinang lebih Kurang 10 KM persegi. Pada awalnya desa Rimbo
Panjang adalah daerah hutan dan rimba yang mulai ditempati oleh masyarakat yang berasal
dari Sumatera Barat. Pada tahun 1951 yang hanya ditempati beberapa kepala keluarga .
Dulunya adalah sebuah korong atau dusun dalam desa Tambang yang di kepalai oleh Bapak
Djanah.
Seiring dengan waktu dan sudah mulai banyaknya ditempati oleh warga dari Sumatra
Barat maka pada tahun 1971 diusulkan menjadi desa muda sampai tahun 1974 yang
dipimpin oleh bapak Abdul Malik Yusuf, kemudian pada tahun 1979 diusulkan menjadi
desa definitif sampai dengan sekarang. Selama kurun waktu tersebut sudah dipimpin oleh 4
kepala Desa yaitu Abdul Malik Yusuf, Dasrul AR,Masril,Zalka Putra sampai dengan
sekarang.
Rimbo Panjang adalah sebuah desa yang kehidupan masyarakat adalah pertanian dan
buruh harian. Hasil pertanian yang paling terkenal dan menjadi buah segar unggulan kampar
yaitu nenas. Di sampaing itu ada juga karet dan sawit. Tapi sekarang sudah mulai agak
bergeser menjadi daerah pemungkiman dan daerah industri sesuai dengan visi dan misi yaitu
menjadikan rimbo panjang sebagai satelitnya kota Pekanbaru yang berbasiskan pertanian,
industri, berazazkan iman dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa pada tahun 2015.
Sedangkan Misi Desa Rimbo Panjang adalah :
1. Mengembangkan dan meningkatkan hasil pertanian masyarakat
2. Pembuatan sarana jalan usaha tani dan peningkatan jalan lingkungan
3. Pembangunan sarana pendidikan
4. Pembangunan sarana ibadah dan sekolah MDA.
5. Perbaikan pengairan
6. Pembinaan untuk generasi muda
7. Mempermudah izin usaha
8. Meningkatkan keterampilan dan kualitas SDM masyarakat
9. Pengadaan permodalan untuk usaha kecil, memperluas lapangankerja dan
manajemen usaha masyarakat.
10. Peningkatan kapasitas aparat Desa BPD
11. Peningkatan sarana dan prasarana kerja aparat Desa
12. Keadaan demografis Desa Rimbo Panjang terletak di dalam wilayah.

Luas wilayah desa Rimbo Panjang adalah 9000 Ha2 , yang sebagian besar merupakan
lahan pertanian dan perkebunan. Iklim Desa Rimbo Panjang mempunyai musim kemarau
dan penghujan yang juga mempengaruhi pola pertanian yang ada di Desa Rimbo Panjang.
Penduduk Desa Rimbo Panjang berasal dari berbagai daeraah yang berbeda-beda,
dimana mayoritas penduduknya berasal dari Provinsi Sumatra Barat.
B. Pemetaan Masyarakat (Wilayah Geografis, Ekonomi,Sosial, SDM, SDA/Potensi
alam, Organisasi yang ada di masyarakat)
a. Demografis
Penduduk merupakan salah satu faktor yang penting dalam wilayah. Oleh karena
itu dalam proses pembangunan, penduduk merupakan modal dasar bagi pembangunan
suatu bangsa. Untuk itu tingkat perkembangan penduduk sangat penting diketahui dalam
menentukan langkah pembangunan berdasarkan data statistik 2012 di Desa Rimbo
Panjang Kecamatan Tambang secara keseluruhan penduduk berjumlah 4.851 jiwa untuk
lebih jelasnya jumlah penduduk Desa Rimbo Panjang dapat dilihat pada tabel berikut
ini.
Penduduk dan perkembangannya pada suatu daerah dari waktu kewaktu dapat
disebabkan oleh dua faktor yaitu kelahiran atau terjadinya suatu proses penurunan
tingkat kematian yang tidak diikuti oleh perbedaan diantara tingkat kelahiran dan
tingkat kematian. Faktor lain adalah migrasi yaitu: perpindahan dari suatu Negara ke
Negara lain atau daerah. Demikian juga halnyadengan daerah Desa Rimbo Panjang
Kecamatan Tambang perkembanganpenduduknya juga tidak lepas dari faktor-faktor
kelahiran dan migrasi.
Desa Rimbo Panjang terletak di dalam wilayah Kecematan Tambang Kabupaten
Kampar Provinsi Riau yang berbatasan dengan :
a. Daerah Utara berbatasan dengan Desa Karya Indah
b. Sebelah Timur berbatasan dengan Pekanbaru
c. Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Kualu Nenas
Luas wilayah desa rimbo panjang adalah 9000 Ha, yang sebagian besar merupakan
lahan pertanian dan perkebunan iklim desa Rimbo Panjang mempunyai musim kemarau
dan penghujan yang juga mempengaruhi pola pertanian yang ada di Desa Rimbo
Panjang.
b. Ekonomi
Kondisi ekonomi Masyarakat Desa Rimbo Panjang terlihat jelas antara Rumah
Tangga yang berkategori miskin, sangat miskin, sedang dan kaya. Hal ini disebabkan
karena mata pencahariannya di sektor non formal seperti buruh bangunan, buruh tani,
perkebunan karet dan sawit.Sebagian kecil di sektor formal seperti PNS,Pemda,
Honorer, Guru, Tenaga Medis , dll.
c. Sosial
Penduduk desa Rimbo Panjang berasal dari beberapa daerah yang berbeda-beda,
dimana mayoritas penduduknya berasal dari provinsi Sumatra Barat.
Table 1.1
Jumlah penduduk menurut jenis kelamin
Laki-laki Perempuan Jumlah
4.399 Orang 4.040 Orang 8.439 Orang

Tabel 1.2
Tingkat Pendidikan
Pra SD SLTP SLTA Sarjana Pasca
Sekolah Sarjana
624 Orang 1.240 1.043 779 Orang 45 Orang 2 Orang
Orang Orang

Tabel 1.3
Pekerjaan
Petani Pedagang PNS Guru H DII Jumlah
KK
878 KK 421 KK 240 KK 409 KK 135 KK 2.083 KK
Tabel 1.4
Sarana Dan Prasarana
No Sarana dan Prasarana Jumlah/Volume Keterangan
1 Kantor Desa 1
2 Puskesmas 1
3 Masjid 5
4 Mushola 7
5 Pos Polisi 1
6 SD negeri 3
7 SMP negeri 1
8 Tk 3
9 Jalan tanah 40

d. Sumbar Daya Alam Dan Sumber Daya Manusia


Desa sebagai unit terkecil di dalam sistem Pemerintahan memiliki peran yang
sangat penting dalam Pembangaunan Nasional, dimana artinya membangun desa berarti
juga memulai untuk pembangunan nasional. Untuk membangun desa diperlukan
penambahan dan pengembangan pengetahuan masyarakat desa melalui pendidikan dan
pengembangan keterampilan, serta melatih masyarakat desa agar bisa mempromosikan
potensi desanya sendiri, dengan tujuan agar dapat mengelola sumberdaya desa secara
efektif, efisien, dan sustainable. Riau sebagai salah satu provinsi di Indonesia termasuk
dalam 5 provinsi terbesar penghasil nenas, dimana jumlah produksi buah nenas
mengalami peningkatan setiap tahunnya. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik jumlah
produksi buah nenas di Riau pada tahun 2020 sebanyak 214.277 ton, yang mengalami
peningkatan pesat dibandingkan tahun sebelumnya yaitu 132.583 ton pada 2019 dan
95.019 ton pada tahun 2018 (BPS, 2020).
132.583 ton pada 2019 dan 95.019 ton pada tahun 2018 (BPS, 2020).Buah nenas
selain rasanya yang lezat dan menyegarkan, ada banyak sekali manfaatnya. Beberapa
manfaat buah nenas untuk kesehatan yaitu nenas memiliki kandungan vitamin C,
mangan, tembaga, folat, kalium, magnesium, niasin, zat besi, dan vitamin A. Vitamin C
sangat penting untuk pertumbuhan dan perkembangan, sistem kekebalan yang sehat dan
membantu penyerapan zat besi dari makanan. Sementara mangan adalah mineral alami
yang membantu pertumbuhan, menjaga kesehatan metabolisme dan memiliki sifat
antioksidan. Selain memiliki nutrisi yang banyak, nenas juga melancarkan sistem
pencernaan karena mengandung enzim pencernaan bromelain, yang berfungsi sebagai
protease, yang memecah molekul protein menjadi asam amino dan peptida. Nenas juga
dapat mengurangi resiko kanker, meningkatkan imunitas, meringankan gejala arthritis
(peradangan yang terjadi pada satu/beberapa sendi, sehingga menyebabkan sendi
menjadi kaku), serta mempercepat pemulihan pasca operasi
Desa Rimbo Panjang, Kecamatan Tambang merupakan salah satu desa penghasil
nenas terbesar di Kabupaten Kampar, Provinsi Riau. Desa Rimbo Panjang adalah desa
yang subur, yang cocok untuk semua komoditi tanaman dan perkebunan. Desa Rimbo
Panjang kaya dengan sumber daya alam, seperti: Karet, Sawit, Nangka dan Nenas.
C. Analisis Permasalahan Di Masyarakat/ Instansi
Pekerjaan penting dari Implementasi Undang-Undang Desa adalah melakukan kerja-
kerja pemberdayaan di masyarakat. Kemendes PDT dan Transmigrasi, Pemerintah Provinsi,
Pemerintah Kabupaten, Kecamatan, Pendampingan Desa, Pendamping Lokal Desa akan
menentukan sejauh mana transformasi dari Desa lama menjadi Desa baru sesuai Undang-
Undang Desa tersebut sukses. Lahirnya Undang-Undang No.6 Tahun 2014 Tentang Desa
mengembang paradigma dan konsep baru kebijakan tata kelola desa secara nasional.
Dari 48 desa berkembang di Kabupaten Kampar, Desa Rimbo Panjang merupakan
desa yang ditetapkan sebagai desa Berkembang. Desa Rimbo Panjang memiliki potensi
yang besar. Desa Rimbo Panjang memiliki potensi dibidang pertanian nenas sebagai produk
unggulan masyarakat. Namun permasalahan desa rimbo panjang ialah tata kelola
administrasi kependudukan, desa rimbo panjang ialah penduduk rimbo panjang tidak
diketahui secara pasti. Karena banyak penduduk yang tidak memiliki identitas
kependudukan desa rimbo panjang, hal itu disebabkan banyak penduduk yang datang dan
bertempat tinggal di desa dirimbo panjang memiliki identitas kependudukan dari kota
pekanbaru, provinsi sumatera barat, provinsi sumatera utara dan dari pulau jawa. Dan rata-
rata mereka tidak memiliki kesadaran yang kuat untuk melakukan pemindahan kartu tanda
penduduk ke desa rimbo panjang. Khususnya yang ber KTP kota pekanbaru dengan alasan
jarak tempuh atau akses pelayanan lebih dekat ke kota pekanbaru ketimbang ke kota
bangkinang kabupaten Kampar. penduduk ke desa rimbo panjang. Khususnya yang ber KTP
kota pekanbaru dengan alasan jarak tempuh atau akses pelayanan lebih dekat ke kota
pekanbaru ketimbang ke kota bangkinang kabupaten Kampar.
Selain itu, mengenai administrasi pertanahan, banyaknya konflik pertanahan status
kepemilikan tanah di desa rimbo panjang disebabkan tumpang tindihnya surat menyurat
pertanahan yang terjadi selama ini. desa rimbo panjang merupakan wilayah pelimpahan
penyebaran penduduk kota pekanbaru yang mulai mengalami kepadatan, sehingga
menyebabkan banyak pengembang (kontraktor) perumahan melakukan investasi property
dan itu merupakan salah satu penyebab banyak konflik pertanahan yang terjadi. Banyaknya
tanah di Desa Rimbo Panjang yang pemiliknya tidak berada di Desa Rimbo Panjang dan
tidak pernah atau jarang melihat tanahnya menyebabkan seringnya terjadi penyerobotan
tanah karena dianggap tidak ada pemiliknya. Selain itu juga, kesulitan pemerintah desa
untuk melakukan penertiban pembayaran pajak bumi dan bangunan disebabkan oleh tidak
diketahuinya para pemilik lahan, karena pemilik lahan tidak berada di desa rimbo panjang.
Berdasarkan data jumlah dana desa di Desa Rimbo Panjang, pemerintah desa memiliki
banyak modal keuangan untuk melakukan berbagai inovasi dan menciptakan sumber
keuangan baru yang bisa menopang pelaksanaan program pembangunan tanpa harus selalu
bergantung dari dana pemerintah pusat dan daerah.
Dalam konsep desa membangunan Indonesia (DMI 2014), hasil yang diharapkan dari
desa membangun ialah Pemerintah desa menjadi ujung depan penyelenggaraan pelayanan
publik bagi warga, Satu desa mempunyai produk ekonomi unggulan (one village one
product). (Kurniawan,2015:22) pada Tahun 2015 adalah tahun pertama dilaksanakannya
UU No. 6 Tahun 2014 Tentang Desa. desa menerima transfer keuangan dari APBN dan
APBD yang disebut Dana Desa (DD) dan Alokasi Dana Desa (ADD) untuk memenuhi
kebutuhan belanja dalam skup dua kewenangan, yaitu kewenangan berdasarkan hak asal
usul dan kewenangan lokal berskala desa. Hasil penelitian di Desa Rimbo Panjang
menunjukkan bahwa pengelolaan desa yakni penyelenggaraan pemerintahan desa,
pelaksanaan pembangunan, pembinaan kemasyarakatan dan pemberdayaan masyarakat
tidak berjalan secara baik. Transformasi paradigma baru yang diharapkan dalam
pengelolaan desa tidak terimplementasi. Problem transformasi pengelolaan desa baru di
Desa Rimbo Panjang ialah kurang sumber daya manusia yang mampu mengelola keuangan
desa dengan baik dan kurangnya kemampuan staf desa dalam memahami apa jenis program
pembangunan yang benar-benar diperlukan oleh masyarakat desa.
Perencanaan pembangunan desa sesuai dengan pendapat Wahyudin (2015:18) yang
menyatakan bahwa seluruh stakeholders harus terlibat dalam proses perencanaan
pembangunan desa. Pembangunan desa harus dilakukan dengan transparan, transparan
maksudnya adanya keterbukaan Pemerintah desa kepada masyarakat untuk mengakses
informasi mengenai proses perencanaan kebijakan pembangunan desa, sesuai apa yang
dikatakan Kristianten (2006) bahwa transparansi ialah penyediaan dan akses informasi yang
jelas tentang perencanaan, prosedur pelaksanaan, pengawasan dan pertanggungjawaban
penyelenggaraan pemerintahan, adanya musyawarah yang melibatkan masyarakat,
keterbukaan proses pengelolaan keuangan dan keterbukaan informasi tentang dokumen
perencanaan pengelolaan keuangan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembangunan desa di Desa Rimbo Panjang
dibidang pelayanan dasar seperti Pos kesehatan desa (Poskedes) dan Polindes, tenaga
kesehatan desa, pengelolaan dan pembinaan Posyandu belum sepenuhnya dihadirkan oleh
pemerintah desa. Pembangunan desa dibidang sarana dan prasarana desa khususnya
pembangunan dan pemeliharaan jalan desa (semenisasi) akses menuju perumahan-
perumahan masyarakat, belum sepenuhnya dilaksanakan secara maksimal, pengelolaan
pemakaman desa belum dilakukan. Pembangunan desa dibidang pengembangan ekonomi
desa seperti pembangunan dan pengelolaan pasar Desa belum dilakukan, pengembangan
usaha mikro berbasis Desa belum dilakukan, komoditas unggulan pertanian yaitu pertanian
nenas, yang menjadi potensi Desa Rimbo Panjang sejak lama, belum sepenuhnya menjadi
perhatian yang serius, pengelolaan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) yang sampai saat
belum beroperasi dan belum memiliki unit usaha apapun yang dikelola. Salah satu
permasalahan kegagalan Desa menggerakkan potensi-potensi ekonomi desa adalah aspek
kepemimpinan. Kepemimpinan adalah suatu proses untuk mempengaruhi atau
menggerakkan orang lain secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan organisasi.
Menurut Musatakim (2015:20) Kepala Desa sebagai pemimpin Desa tidak mempunyai
imajinasi dan prakarsa yang kuat untuk menggerakkan masyarakat dan mengonsolidasikan
aset –aset ekonomi lokal. Kepala Desa ataupun Pemerintah Desa hanya disibukkan dengan
mengelola bantuan dari pemerintah baik itu pusat, provinsi maupun Kabupaten Kota. Dan
Seringkali bantuan yang diberikan tersebut masih belum menyentuh gerakan potensi
ekonomi lokal.
Pembinaan Kemasyarakatan Desa sebagai bagian dari kewenangan lokal berskala
Desa dalam hal ini adalah pelaksanaan tanggung jawab Desa dalam memelihara
ketentraman dan ketertiban. Hasil temuan peneliti, pada pembinaan kemasyarakatan
pemerintah desa dalam hal menjaga ketentraman dan ketertiban masyarakat pemerintah desa
baru secara prosedural melakukan koordinasi dengan kepolisian dengan babinsa.
Pemerintah desa belum berhasil melibatkan seluruh unsur masyarakat termasuk untuk
bersama-sama menjaga ketentraman dan ketertiban Desa. melestarikan dan
mengembangkan gotong royong masyarakat Desa.
Kewenangan lokal skala Desa pemberdayaan masyarakat Desa dilakukan dengan
jalan mendampingi masyarakat agar berdaya. Hasil temuan peneliti, dimana pemerintah
desa belum melakukan pemberdayaan Desa dengan memunculkan prakarsa masyarakat,
melakukan kaderisasi dan menyiapkan Kader-kader Desa serta membuka akses untuk
peningkatan kapasitas masyarakat Desa. peningkatan kapasitas masyarakat melalui usaha
ekonomi produktif, kelompok masyarakat miskin, kelompok pengrajin, kelompok tani,
belum menjadi menjadi perhatian serius dalam kebijakankebijakan program Desa Rimbo
Panjang.
Jadi, Upaya pemanfaatan lahan di posyandu desa Rimbo panjang dengan membuat
taman gizi menjadi acuan utama kami dalam menghadapi masalah yang ada pada
lingkungan desa Rimbo panjang, masalah pertama adalah hampir di setiap rumah yang
memiliki pekarangan tidak terawat sehingga memicu adanya rumput liar yang menyebabkan
pekarangan tidak indah di lihat dampak lain bagi anak - anak di bawah umur yang ketika
bermain tanpa pengawasan orang tua bisa menyebabkan penyakit atau kuman yg tumbuh
pada rumput liar itu menyebar pada anak sehingga anak terserang penyakit, maka dari itu
kami melakukan aksi pembuatan taman gizi di posyandu desa Rimbo panjang dengan
urgensi menjadikan pekarangan atau lahan kosong sebagai pemanfaatan dalam lingkungan
dan mampu mendorong pola pikir serta kepekaan masyarakat terhadap lahan kosong atau
pekarangan yang tidak terawat juga mencegah tingkat penyakit pada anak - anak di bawah
umur, artinya begini untuk pekarangan yang tidak terawat atau ada lahan kosong bukan kah
lebih baik di manfaatkan untuk menanam tanaman gizi yang pasti bukan hanya menjadi
pajangan, khasiat untuk penanam nya sendiri itu pasti, hemat uang tanpa harus
mengeluarkan.
Yang kedua sosialisasi kesehatan, kami menambahkan sosialisasi kesehatan untuk di
paparkan ke masyarakat karena ini sudah pasti berkaitan materi tanpa aksi gak ada artinya
apalagi yang marak sekarang adalah stanting pada anak, Alhamdulillah dari data di desa
Rimbo panjang kasus stanting pada anak hanya sedikit dan program kami juga berkaitan
dengan lingkungan kesehatan dimana dari hal yang kecil pun harus di manfaatkan demi
kesehatan diri.
BAB III
RANCANGAN KEGIATAN PPM

A. Pesiapan Petugas Dan Pendelegasian


Ketua : M. Zakaria
Sektretaris : Meri selvita
Bendahara ; Wila Dati Syahla
Koordinator Dan Anggota Di bidang :
Tim perencanaan : M. Fikri Khoiri
Tim Pelaksaan : Zulafsi Rayhan
Tim Fasilitor : M. Zakaria
Meri Selvita
Wila Dati Syahla
Nur Aisyah
Putri Borlian
Ezi Hasrizal
Evaluasi : Wila Dati Syahla
A. Model Pengorganisasian Dan Pengembangan Masyarakat
a. Locality development, Orientasi pada proses untuk membina kerja sama dengan
kepemimpinan setempat.
b. Partisipasi Masyarakat, Partisipasi Masyarakat berupa penetapan tujuan dan
Tindakan sehingga perubahan Masyarakat optimal.
c. Focus kegiatan, Sosialisasi taman gizi sebagai Upaya pemanfaatan lahan di desa
rimbo Panjang. Strategi Melakukan konsensus, menghindari terjadinya konflik, dan
mengutamakan partisapasi Masyarakat
B. Pendekatan Dalam PPM
a. Collaborative
Pendekatan ini mengacu pada hubungan pemberi kegiatan dengan Masyarakat
yang di berdayakan. Kegiatan ini mendengarkan dan merespon ide-ide apa yang di
lakukan dan cara untuk melakukan nya dalam Masyarakat.
b. Participatory
Pendekatan ini mengacu pada mengajak Masyarakat untuk andil dalam kegiatan
pemberdayaan.
c. Inclusive
Pendekatan ini mengacu pada perlibatan Masyarakat dalam segala proses
pemberdayaan. Pada pendekatan ini, Masyarakat harus dilibatkan dalam semua
kegiatan dari perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi.
Pendekatan kolaboratif dipilih atas beberapa alasan yang mendasar. Salah satunya
adalah kemampuannya untuk menggabungkan berbagai sudut pandang dan keahlian dari
berbagai individu, sehingga memungkinkan terciptanya solusi yang lebih holistik dan
inovatif. Dalam konteks penelitian, pendekatan kolaboratif juga dapat memperkaya
pemahaman terhadap topik yang kompleks melalui kontribusi beragam ahli. Selain itu,
melalui kolaborasi, terbuka peluang untuk memperluas jaringan, meningkatkan keterlibatan,
dan memperoleh dukungan yang lebih luas, yang semuanya dapat berkontribusi pada
keberhasilan suatu proyek atau inisiatif. Dengan demikian, pendekatan kolaboratif tidak
antarindividu atau lembaga terkait
C. Startegi Dalam PPM
Perencanaan Sosial (Social Planning Model) memungkinkan pengorganisasi untuk
memahami secara mendalam kebutuhan masyarakat dan merumuskan tujuan yang sesuai.
Ini memastikan bahwa program yang dirancang benar-benar relevan dan dapat memberikan
manfaat maksimal bagi masyarakat. Alasan memilih strategi perencanaan sosial
dikarenakan masyarakat memiliki peran dalam menentukan arah program pemberdayaan
yang ingin mereka capai. Hal ini menciptakan rasa memiliki dan tanggung jawab terhadap
keberlangsungan program.
D. Rencana Tahapan Kegiatan Pemberdayaan
a. Persiapan
Tim perencanaan : M. Zakaria
Meri selvita
Wila dati syahla
Tim pelaksana : M. fikri khoiri
Zulasfi rayhan
Ezi hasrizal
Tim evaluasi : Putri borlian
Tim dokumentasi : Nur aisyah
1. Tim perencana bertugas melakukan tanggung jawab dalam setiap kegiatan dan
Menyusun rundown kegiatan mulai dari awal diskusi hingga terlaksananya
kegiatan.
2. Tim pelaksana bertugas melakukan tanggung jawab dan melakukan koordinasi
kepada pihak desa, rt, dan posyandu.
3. Tim Evaluasi bertugas melakukan tanggung jawab dalam menilai setiap kegiatan
yang telah dilaksanakan
4. Tim dokumentasi bertugas melakukan tanggung jawab dalam mendokumentasi
semua kegiatan yang sedang berlangsung.
b. Dinamika kelompok (menyangkut model, pendekatan dan strategi)
Dalam dinamika kelompok ini, peneliti menemukan dorongan yang signifikan
melalui motivasi, terutama dalam upaya memberikan edukasi tentang penanaman taman
gizi dengan mewujud kan masyarakat hidup sehat dan sejahtera tanpa adanya gejala
penyakit. Melalui penerapan insentif khusus dan pendekatan non-direktif, di mana unsur
paksaan dari peneliti atau masyarakat dihindari, masyarakat menunjukkan antusiasme
yang tinggi dalam mengikuti program-program yang dipimpin oleh para peneliti.
Program-program ini dirancang dengan tujuan utama memberikan pemahaman dan
kesadaran yang lebih mendalam tentang penanaman taman gizi, khususnya dalam
konteks mewujudkan masyarakat hidup sehat tanpa adanya penyakit yang diderita
penanaman taman gizi ini Dalam upaya hidup sehat.
c. Persiapan sosial (pengenalan masyrakat,dan identifikasi masalah)
1) Pengenalan masyarakat
Datang ke masyarakat dengan hati terbuka, tanpa prasangka dan sikap apriori.
Sebaiknya datang ke masyarakat melalui jalur formal, yaitu melalui sistim
pemerintahan setempat, atau melalui jalur non formal, yaitu melalui tokoh
masyarakat atau tokoh agama. Di Indonesia, karena menganut sistim paternalistik,
maka sebaiknya dimulai dari jalur fornal dahulu baru datang ke jalur informal.
Dengan melalui jalur formal dan informal tersebut diharapkan penyebaran gagasan
dapat dilakukan secara efektif
2) Identifikasi masalah
Pada tahap ini peneliti dituntut untuk mampu mengenal masalah yang benar-
benar menjadi kebutuhan masyarakat sendiri. Untuk itu dibutuhkan interaksi yang
mendalam dengan anggota masyarakat sehingga bisa menggali kebutuhan yang
dirasakan masyarakat. Pada saat proses pengenalan masalah, mungkin petugas akan
menemukan beberapa masalah yang dianggap cukup penting. Untuk
menyelesaikannya perlu dilakukan prioritas.
- kurangnya partisipasi pihak poyandu dalam melakukan kegiatan gotong royong
di area posyandu
- masyarakat yang kurang minat ikut kegiatan sosialisasi di desa
E. Rencana Evaluasi dan Monitoring
Monitoring
Monitoring adalah proses rutin pengumpulan data dan pengukuran kemajuan atas objektif
program, memantau perubahan yang fokus pada proses dan keluaran. Monitoring melibatkan
perhitungan atas apa yang kita lakukan, monitoring melibatkan pengamatan atas kualitas dari
layanan yang kita berikan. Setelah persiapan matang, peneliti melakukan observasi di
lapangan, yang bertempatan di posyandu kasih bunda rimbo Panjang pada tanggal 16-17
Desember 2023.
Pada hari pertama peneliti melakukan kegiatan sosialiasi mengenai “Taman Gizi Sebegai
Upaya Pemanfaatan Lahan”. Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan motivasi kepada ibuk-
ibuk di desa rimbo pajang. Dan tidak lupa memberikan pemahaman menganai taman yang
peliti tanam di taman posyandu kasih bunda.
Dan hari kedua melakukan senam pagi Bersama ibuk-ibuk sekitar posyandu yang
dilanjutkan dengan kegiatan penanaman taman gizi dilahan posyandu kasih bunda.
Evaluasi
Evaluasi dilakukan setelah kegiatan berlangsung ada beberapa aspek yang harus
diperhatikan dalam kegiatan sosialisai nya yakni, bagaimana seorang fasilitator marayu, dan
membujuk ibuk-ibuk untuk mengikuti kegiatan sosialisai.
Taman gizi sebagai upaya pemanfaatan lahan yang ada di desa rimbo panjang melalui
beberapa aspek penting:
a. Pertumbuhan Tanaman: Memantau kesehatan dan pertumbuhan tanaman di taman
gizi sebagai indikator produktivitas lahan. Tanaman yang subur menunjukkan
pemanfaatan lahan yang efektif.
b. Ketersediaan Sumber Daya Lokal: Evaluasi ketersediaan sumber daya lokal, seperti
air dan pupuk organik, dapat menjadi indikator keberlanjutan taman gizi.
Pemanfaatan sumber daya lokal mendukung ketahanan dan efisiensi.
c. Partisipasi Masyarakat: Tingkat partisipasi masyarakat dalam perencanaan,
pembangunan, dan pemeliharaan taman gizi mencerminkan keterlibatan dan
dukungan komunitas terhadap proyek tersebut.
d. Dampak Kesehatan: Mengukur dampak positif taman gizi terhadap kesehatan
komunitas, seperti peningkatan asupan nutrisi dan penurunan angka kekurangan
gizi, dapat menjadi indikator keberhasilan.
e. Edukasi dan Kesadaran: Meningkatnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat
tentang gizi melalui taman gizi dapat dijadikan indikator efektivitas dalam
menyampaikan informasi dan mengubah perilaku.
f. Keberlanjutan Finansial: Keberlanjutan taman gizi dapat diukur melalui
kemampuannya untuk membiayai operasionalnya sendiri atau melalui dukungan
finansial dari pihak lain.
Pemantauan terhadap indikator-indikator ini dapat membantu memastikan bahwa taman
gizi yang ada di desa rimbo panjang tidak hanya berfungsi sebagai lahan pertanian, tetapi juga
sebagai sumber gizi yang berkelanjutan dan berdampak positif pada kesehatan masyarakat.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Desa Rimbo Panjang adalah sebuah desa di Kecamatan Tambang yang sekarang
berbatasan langsung dengan kota Pekanbaru. Desa Rimbo Panjang yang membentang
jalan raya Pekanbaru-Bangkinang lebih kurang 10 KM persegi. Rimbo Panjang adalah
sebuah desa yang kehidupan masyarakat adalah pertanian dan buruh harian. Hasil
pertanian yang paling terkenal dan menjadi buah segar unggulan kampar yaitu nenas.
Di sampaing itu ada juga karet dan sawit. Tapi sekarang sudah mulai agak bergeser
menjadi daerah pemungkiman dan daerah industri sesuai dengan visi dan misi yaitu
menjadikan rimbo panjang sebagai satelitnya kota Pekanbaru yang berbasiskan
pertanian, industri, berazazkan iman dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa pada
tahun 2015. Sedangkan Misi Desa Rimbo Panjang adalah:
1. Mengembangkan dan meningkatkan hasil pertanian masyarakat
2. Pembuatan sarana jalan usaha tani dan peningkatan jalan lingkungan
3. Pembangunan sarana pendidikan
4. Pembangunan sarana ibadah dan sekolah MDA.
5. Perbaikan pengairan
6. Pembinaan untuk generasi muda
7. Mempermudah izin usaha
8. Meningkatkan keterampilan dan kualitas SDM masyarakat
Upaya pemanfaatan lahan di posyandu desa Rimbo panjang dengan membuat taman
gizi menjadi acuan utama kami dalam menghadapi masalah yang ada pada lingkungan desa
Rimbo panjang, masalah pertama adalah hampir di setiap rumah yang memiliki pekarangan
tidak terawat sehingga memicu adanya rumput liar yang menyebabkan pekarangan tidak indah
di lihat dampak lain bagi anak - anak di bawah umur yang ketika bermain tanpa pengawasan
orang tua bisa menyebabkan penyakit atau kuman yg tumbuh pada rumput liar itu menyebar
pada anak sehingga anak terserang penyakit, maka dari itu kami melakukan aksi pembuatan
taman gizi di posyandu desa Rimbo panjang dengan urgensi menjadikan pekarangan atau lahan
kosong sebagai pemanfaatan dalam lingkungan dan mampu mendorong pola pikir serta
kepekaan masyarakat terhadap lahan kosong atau pekarangan yang tidak terawat juga
mencegah tingkat penyakit pada anak - anak di bawah umur, artinya begini untuk pekarangan
yang tidak terawat atau ada lahan kosong bukan kah lebih baik di manfaatkan untuk menanam
tanaman gizi yang pasti bukan hanya menjadi pajangan, khasiat untuk penanam nya sendiri itu
pasti, hemat uang tanpa harus mengeluarkan.
Yang kedua sosialisasi kesehatan, kami menambahkan sosialisasi kesehatan untuk di
paparkan ke masyarakat karena ini sudah pasti berkaitan materi tanpa aksi gak ada artinya
apalagi yang marak sekarang adalah stanting pada anak, Alhamdulillah dari data di desa Rimbo
panjang kasus stanting pada anak hanya sedikit dan program kami juga berkaitan dengan
lingkungan kesehatan dimana dari hal yang kecil pun harus di manfaatkan demi kesehatan diri.
B. SARAN
Setelah peneliti melaksanakan kegiatan sosialisasi di desa rimbo Panjang, banyak sekali
pengalaman dan pengetahuan yang peneliti peroleh. Dan harapan peneliti semoga dengan
adanya laporan ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan bagi pembaca dan peneliti,
serta kedepannya kegiatan pemberdayaan yang dilakukan lebih baik lagi.
LAMPIRAN
Form Monitoring & Evaluasi Kegiatan Sosialisasi Lapangan

Tempat Sosialisasi : Posyandu Kasih Bunda


Judul Program : Taman Gizi “ Sebagai Upaya
Pemanfaatan Lahan Di Desa Rimbo Panjang”
Koordinator Kegiatan : Meri selvita

Lokasi Kegiatan (Desa/Kec./Kab) : Des Rimbo Panjang, Kec,


Tampan

Budget Kegiatan disetujui (Lampirkan Proposal): Rp. 600.000

Participant : -+ 40 Orang

No Point Eksplorasi Data Deskripsi


1. Profil Program:
a. Bidang: a. Kesehatan
b. Judul Kegiatan: b. Taman Gizi Sebagai Upaya Pemanfaatan Lahan
c. Ketua: c. M. Zakaria
d. Desa Rimbo Panjang
d. Lokasi Kegiatan:
e. -+40 Orang
e. Audiens:
f. 1 jam
f. Durasi Kegiatan:
g. Rp. 600.000
g. Anggaran:
h. Rp. 584.000
h. Realisasi:

2. Apakah tujuan/output a. Memberikan pengetahuan dan pemahaman


kegiatan program sosialisasi mengenai penting nya pemanfaatan lahan
lapangan: disekitar rumah.
b. Memberikan penjelasan menganai tanaman
yang di tanam untuk Kesehatan.
3. Apa saja yang tidak berjalan a. Tempat lokasi yang telah ditentukan akhir
dan mengapa (hambatan) dipindahkan ke acara wirid. Hal ini
dikarenakan yang dating keposyandu hanya
ada 3 orang
b. Waktu yang ditentukan harus di undur
karna banyak yang gak dating dikegiatan
sosialisasi
4. Berapa tingkat partisipasi Target awal kegiatan sosialisasi yaitu sekitar 40-50
peserta dalam kegiatan orang, tetapi karna tingkat partipasi peserta yang
kurang akhirnya kegiatah sosialisasi dipindahkan ke
acara wirid. Dan disitu di hadir -+40 Oranf ibuk-
ibuk dan anak-anak
5. Bagaimana persepsi peserta Ada beberapa pendapat yang ada dari ibuk-ibuk
dalam kegiatan posyandu mengenai sosialisasi yang diberikan
mengatakan bahwa, yang pertama materi yang
disampaikan mudah dipahami dan pematerinya
sangat baik dan ramah karna beliau merupakan
seorang pendamping yang pernah melakukan
sosialisai dibagian papua.
6. Apa saja yang membutuhkan Dari kegiatan yang sudah dilakukan ada beberapa
penyesuaian dan perubahan hal yang harus diperhatikan sebelum melakukan
sekarang kegiatan yaitu :
a. Menentukan lokasi. Karena lokasi kegiatan
sangat berperngaruh bagi seorang fasilitator
dimana Ketika melakukan sosialisai di kota
masyarakatnya sangat tertutup
b. Waktu kegiatan. Waktu yang ditentukan
haruslah sesuai dengan jam yang tidak
menggangu peserta
c. Proses sosialisasi antara kelompok dengan
masyarakat yang kurang menyebabkan
tingkat keingintahuan masyakarat mengenai
sosialisai pun ikut berkurang.
d. Cara mengundang peserta alahkan baiknya
dilakukan dengan mendatangi rumah
kerumah setiap peserta bukan dengan
melakukan undangan secara online.
7. Bagaimanakah kecenderungan Pihak posyandu kasih bunda bersetuju mengenai
sikap stakeholder eksternal/ sosialisasi yang dilakukan karna mereka juga tau
audiensi terhadap kegiatan bahwa penting ada tanaman Kesehatan
operasional pasca sosialisasi diperkarangan rumah. Dan juga masyarakat sekitar
setuju ingin melakukan kegiatan senam pagi setiap
program?
minggu pagi untuk menjaga Kesehatan.
Lampiran Foto Kegiatan
Foto Bersama Sekretaris Desa Rimbo Panjang

Foto Bersama Ibuk-Ibuk Yang Mengikuti Sosialisai


Foto Bersama Ibuk-Ibuk Senam
Proses penanaman tumbuhan gizi
Pemberian Sertifikat Kepada Kader Posyandu
HASIL PENANAM
RUNDOWN KEGIATAN TAMAN GIZI DI POSYANDU DI DESA RIMBO
PANJANG
1. Hari pertama Hari/tanggal Sabtu,16 Desember 2023

Waktu Kegiatan

16:00 Pembukaan

Menyanyikan lagu indonesia raya

Sambutan dari ketua pelaksana

Sambutan dari ketua posyandu

Penyampaian materi dari ibuk Ema

Sesi tanya jawab

Pembacaan doa

SELESAI Penutup

2. Hari kedua Hari/Tanggal Minggu, 17 Desember 2023

Waktu Kegiatan

07:00-07:45 Senam pagi Bersama ibuk-ibuk posyandu

Pembukaan kegiatan pemanfaatan taman gizi oleh ketua


RT/ketua posyandu
Proses kegiatan

Istirahat

Peresmian taman gizi oleh ketua ketua puskesmas

SELESAI Penutup

Anda mungkin juga menyukai