Anda di halaman 1dari 26

2.

2 Sistem Informasi Kesehatan


2.2.1. Pengertian Data dan Informasi
Data dapat didefinisikan sebagai bahan keterangan tentang kejadian-
kejadian nyata atau fakta-fakta yang dirumuskan dalam sekelompok lambang
tertentu yang tidak acak dan menunjukkan jumlah, tindakan, atau hal. Data dapat
berupa catatan-catatan dalam kertas, buku, atau tersimpan sebagai file dalam basis
data. Data akan menjadi bahan dalam suatu proses pengolahan data. Oleh
karenanya, suatu data belum dapat berbicara banyak sebelum diolah lebih lanjut.
Contoh data adalah catatan identitas pegawai, catatan transaksi pembelian, catatan
transaksi penjualan, dan lain-lain.

Ada beberapa jenis data yang dibedakan menurut cara penyajiannya,


sifatnya dan cara memperolehnya. Berikut ini akan saya bahas secara singkat
saja macam-macam data yang dimaksud di atas.

1). Menurut Cara Penyajiannya


a) Data Tunggal: adalah data yang disajikan satu persatu sesuai dengan
besarnya nilai data.
b) Data Kelompok: adalah data yang disajikan sesuai dengan kelompok nilai
data atau biasa disebut dengan kelas interval. Dalam mengelompokkan
data, harus diperhatikan jenis dan kategori data yang akan dikelompokkan
karena hanya data yang sejenis atau berkategori sama yang dapat
dikelompokkan.
c) Data Continu: adalah data dapat memuat semua nilai, atau data yang
memuat tak terhingga banyak nilai. Data Continu biasanya diperoleh dari
hasil pengukuran.
d) Data Diskrit: adalah data yang memuat berhingga nilai. Kalau Data
continu adalah yang memuat takberhingga nilai maka data diskrit adalah
kebalikan dari data continu.
2). Menurut Sifatnya

a) Data Kualitatif
b) Data Kuantitatif
3). Menurut Cara Memperolehnya

a) Data Primer: adalah data yang dikumpulkan langsung oleh pencari data
dari objek pengumpulan data.
b) Data Sekunder: Adalah data yang pernah digunakan oleh pengguna
sebelumnya atau oleh peneliti terdahulu. Biasanya data ini telah tersedia di
kantor, buku, Internet dan lain-lain.
Informasi merupakan hasil pengolahan data sehingga menjadi bentuk yang
penting bagi penerimanya dan mempunyai kegunaan sebagai dasar pengambilan
keputusan yang dapat dirasakan akibatnya secara langsung saat itu juga atau
secara tidak langsung pada saat mendatang. Untuk memperoleh informasi,
diperlukan adanya data yang akan diolah dan unit pengolah. Contoh informasi
adalah daftar pegawai berdasarkan departemen, daftar pegawai berdasarkan
golongan, rekapitulasi transaksi pembelian akhir bulan, rekapitulasi transaksi
penjualan pada akhir bulan, dan lain-lain.

Transformasi Data menjadi Informasi


Transformasi data menjadi informasi dapat digambarkan sebagaimana
ditunjukkan oleh gambar di bawah ini. Dalam gambar tersebut, input adalah data
yang akan diolah oleh unit pengolah, dan output adalah informasi sebagai hasil
pengolahan data yang telah diinputkan tersebut. Suatu unit penyimpan diperlukan
sebagai alat simpanan data, maupun informasi.

Bagan 1 : Transformasi Data Menjadi Informasi


2.2.2. Secara urut, proses pengolahan data menjadi informasi terdiri dari :
1) Pengumpulan data
2) Pengolahan data
3) Analisis data
4) Penyajian Informasi
5) Penyampaian Informasi

1. Pengumpulan Data
Sumber Data Dan Metode Pengumpulan Data
Ada dua sumber data dan metode pengumpulan data, dua hal tersebut
yaitu :
1. Data Primer
Data penelitian yang diperoleh sendiri melalui
• Wawancara, Observasi, Tes,
• Kuesioner (Daftar Pertanyaan)
• Pengukuran Fisik
• Percobaan Laboratorium
2. Data Sekunder
Data yang diperoleh dari sumber kedua, dokumentasi lembaga
• Biro Pusat Statistik (BPS)
• Rumah sakit
• Lembaga atau institusi

Metode Pengumpulan Data


1. Kuesioner
Kuesioner adalah daftar pertanyaan tertulis yang ditujukan kepada
responden. Jawaban responden atas semua pertanyaan dalam kuesioner kemudian
dicatat/direkam.
2. Observasi
Pengamatan melibatkan semua indera (penglihatan, pendengaran,
penciuman, pembau, perasa). Pencatatan hasil dapat dilakukan dengan bantuan
alat rekam elektronik
3. Wawancara
Pengambilan data melalui wawancara /secara lisan langsung dengan
sumberdatanya, baik melalui tatap muka atau lewat telephone, teleconference.
Jawaban responden direkam dan dirangkum sendiri oleh peneliti.
4. Dokumen
Pengambilan data melalui dokumen tertulis mamupun elektronik dari
lembaga/institusi. Dokumen diperlukan untuk mendukung kelengkapan data yang
lain.

Dalam pengumpulan data penelitian membutuhkan suatu instrumen.


Instrumen ini dibutuhkan untuk pengambilan data untuk penelitian baik penelitian
kualitatif maupun penelitian kuantitatif. Instrumen penelitian adalah alat atau
fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar
pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik dalam arti lebih cermat,
lengkap, dan sistematis sehingga lebih mudah diolah.

2. Pengolahan Data
Pengolahan Data adalah manipulasi data agar menjadi bentuk yang lebih
berguna. Pengolahan data ini tidak hanya berupa perhitungan numeris tetapi juga
operasi-operasi seperti klasifikasi data dan perpindahan data dari satu tempat ke
tempat lain. Secara umum, kita asumsikan bahwa operasi-operasi tersebut
dilaksanakan oleh beberapa tipe mesin atau komputer, meskipun beberapa
diantaranya dapat juga dilakukan secara manual.

Siklus Pengolahan Data

Pengolahan data terdiri dari tiga langkah utama, yakni input, proses
(pengolahan), dan output.
Input : Di dalam langkah ini data awal, atau data input, disiapkan dalam
beberapa bentuk yang sesuai untuk keperluan pengolahan. Bentuk tersebut akan
bergantung pada pengolahan mesin.

Proses : Pada langkah ini data input diubah, dan biasanya dikombinasikan
dengan informasi yang lain untuk menghasilkan data dalam bentuk yang lebih
dapat digunakan. Langkah pengolahan ini biasanya meliputi sederet operasi
pengolahan dasar tertentu.

Output : Pada langkah ini hasil-hasil dari pengolahan sebelumnya


dikumpulkan. Bentuk data output tergantung pada penggunaan data tersebut unutk
pengolahan selanjutnya.

Contoh : Pada suatu semester seorang dosen memberikan tiga buah nilai (
Tugas, UTS, UAS). Pada akhir semester nilai-nilai tersebut harus diproses dan
laporan akhir untuk matakuliah yang diampu oleh dosen tersebut disampaikan ke
BAAK.

Yang menjadi data input dalam hal ini adalah nim, nama mahasiswa dan
ketiga nilainya. Input ini biasanya dicatat dalam buku dosen tersebut dengan urut
nim. Dosen tersebut kemudian mengolah data input dengan menentukan nilai
akhir dengan perhitungan 20% x nilai tugas + 30% x nilai UTS + 50% x nilai
UAS. Nilai Akhir hasil pengolahan ini selanjutnya merupakan nilai mahasiswa
terhadap matakulah yang diikutinya disampaikan ke BAAK dalam bentuk daftar
yang terdiri dari NIM, Nama mahasiswa dan nilai akhir yang disusun urut nim.

Siklus Pengolahan Data Lanjut


Originasi : Langkah ini merupakan proses pengumpulan data original
(data asli/mentah). Catatan original dari data ini disebut sumber dokumen .
Sebagai contoh, sumber dokumen dari contoh kasus perhitungan niali diatas
adalah berkas test para mahasiswa yang telah diberi nilai. Perlu diperhatikan
bahwa jika ada pernyataan mengenai nilai akhir mahasiswa, kita dapat melihat
kembali dokumen sumber (berkas test para mahasiswa) dan memeriksa barangkali
ada kesalahan yang telah dibuat selama langkah ini dilakukan.

Distribusi : Langkao ini merupakan pendistribusian data output. Catatan


dari data output ini sering disebut sebagaidokumen laporan. Sebagai contoh,
dokumen daftar nilai akhir dari dosen yang diserahkan ke BAAK. Tanda
panah yang berasal dari kotak distribusi kembali ke kotak originasi menunjukkan
bahwa dokumen laporan mungkin dapat menjadi dokumen sumber untuk
pengolahan data berikutnya.

Penyimpanan (Storage) : Langkah ini merupakan langkah yang amat


penting di dalam setiap prosedur pengolahan data. Hasil Pengolahan data
seringkali ditempatkan di dalam penyimpanan untuk digunakan sebagai data input
untuk diolah pada waktu yang berikutnya. Dua anak panah diantaa kotak proses
dan kotak storage menunjukkan interaksi dari kedua langkah ini. Sekumpulan
data yang membentuk satu kesatuan di dalam penyimpanan disebut file. Biasanya
sebuah file terdiri dari kumpulan record, dimana masing-masing record berisi
item data yang sama. Selanjutnya kumpulan file-file yang saling berhubungan
disebut data base.

Contoh : Sebagaiana besar perusahaan menyimpan file induk penggajian


yang berisi catatan-catatan gaji para pegawainya. Item data pada setiap record
mungkin meliputi nama pegawai, nomor KTP, tingkat upah , upah dan potongan.
File tersebut digunakan bersama dengan kartu presensi pegawai untuk memproses
gaji mingguan. Siklus pengolahan data dari kasus diatas terlihat sbb :
Dokumen sumber adalah kartu presensi. Data input terdiri dari jumlah jam
kerja sebagaimana ditunjukkan dalam kartu presensi, bersama dengan file induk
penggajian. Output yang ditentukan selama siklus pengolahan, adalah keterangan
mengenai gaji, tunjangan, potongan gaji bersih bersama dengan hasil pengubahan
file gaji. Dokumen laporan adalah slip gaji karyawan yang biasanya diberikan
kepada masing-masing karyawan yang berisi besarnya upah dan potongan.

Operasi Pengolahan Data

Prosedur pengolahan data biasanya terdiri dari sejumlah operasi


pengolahan dasar yang dilaksanakan dalam beberapa urutan.

● Pencatatan (recording). Pencatatan adalah memindahkan data pada beberapa


formulir atau dokumen. Hal ini terjadi tidak hanya selama tahap originasi (pada
dokumen sumber) dan tahap distribusi (pada dokumen laporan) akan tetapi terjadi
pada seluruh siklus pengolahan.

Contoh : Seorang Dosen mencatat nilai-nilai mahasiswa pada buku hariannya.


Pada akhir semester ia mengitung nilai akhir dan mencatatnta pada buku
hariannya. Ia menerima lembaran formulir nilai dari BAAK dan mencatat nilai
akhir di formulir tersebut. Bagian BAAK kemudian mencatat nilai-nilai tersebut
pada file induk mahasiswa. Masing-masing nilai di dalam file induk mahasiswa
dicatat pada transkrip yang kemudian dikirimkan kepada mahasiswa yang
bersangkutan.

● Duplikasi (duplicating). Operasi ini merupakan penggandaan data di atas


formulir-formulir atau dokumen. Duplikasi mungkin saja dikerjakan sewaktu data
tersebut dicatat secara manual, atau mungkin saja duplikasi dikerjakan setelahnya
dengan menggunakan suatu mesin.
● Pemeriksaan (verifying). Karena pencatatan biasanya merupakan operasi manual,
adalah penting bahwa data yang telah dicatat tersebut diperiksa secara teliti,
barangkali ada kesalahan-kesalahan.
● Klasifikasi. Operasi ini memisahkan data data ke dalam berbagai kategori.
Klasifikasi biasanya dapat dikerjakan lebih dari satu cara. Sebagai contoh,
sekumpulan daftar pertanyaan mahasiswa dapat diklasifikasikan sesuai dengan
jenis kelamin mahasiswa, atau sesuai tahun masuk mahasiswa.
● Sorting. Mengatur data dalam urutan tertentu. Operasi ini sering terjadi di dalam
kehidupan sehari-hari. Nama-nama di dalam buku telepon disorting menurut
abjad, data pegawai disorting menurut nomor induk pegawai. Sorting data dapat
dilakukan sebelum atau sesudah klasifikasi.

Contoh : Misalkan sebuah file pegawai berisi item data : Nama, No. KTP, No.
induk pegawai, dan lokasi kerja. Jika file sisort sesuai urutan Abjad nama, maka
field nama tersebut disebut sebagai kunci; tapi jika file disort sesuai dengan No.
Induk Pegawai maka no. induk pegawai adalah adalah kuncinya. Pengurutan dapt
juga menggunakan lebih dari satu kunci pengurutan, yaitu dengan kunci pertama,
kunci kedua dan seterusny. Pengurutan pertama kali berdasarkan kunci pertama
apabila ada kesamaan dat maka digunakan kunci kedua dan seterusnya.

● Merging. Operasi ini adalah mencampur dua atau lebih kumpulan data, semua
kumpulan tersebut telah disort dengan kunci yang sama, dan meletakkan
kumpulan data tersebut bersama-sama menjadi kumpulan data tunggal yang telah
disort.
● Kalkulasi. Melakukan perhitungan numeris pada data yang bertipe numeris.
● Memeriksa tabel, mencari dan mendapatkan kembali data (table look-up,
searching, retrieing).Operasi ini bermaksud untuk mendapatkan kembali data
tertentu didalam kumpulan data yang telah tersort

3. Analisa Data

Deskriptif
Bersifat menggambar apa adanya : prosa dirasa lebih segar dapat prosa
yang menggambarkan hal yang aneh, Memaparkan apa adanya (sesuai bentuk
atau kenyataan yang ada)

Anality
Kesimpulan yang didasarkan pada pandangan. Analisis data disajikan
dalam bentuk analisis deskriptif analitik analisis data secara deskriptif masih
menggambarkan keadaan apa adanya, belum memberikan gambaran makna dari
pada keadaan tersebut. Analisis deskriptif dapat bersifat kuantitatif maupun
kualitatif. Deskriptif kuantitatif menggambarkan suatu keadaan dalam bentuk
angka mutlak sedangkan deskriptif kualitatif menggambarkan keadaan dalam
ukuran dasar mim ratia, rate, dan prosentase.

4. Penyajian Data

Pengertian Penyajian Data


Pemaparan suatu data hasil kegiatan organisasi data hasil penelitian yang
disusun secara sistematis, sehingga memungkinkan untuk mudah dipahami dan
dianalisis serta ditarik suatu kesimpulan dari suatu kegiatan
Kegunaan
Dapat memperoleh gambaran terhadap suatu kegiatan, melakukan
perbandingan, peramainan serta analisis.
Secara umum data dapat disajikan dalam 3 bentuk yaitu
1. Narasi
Menjelaskan prosedur, hasil-hasil maupun kesimpulan tekstur yang
disajikan dalam bentuk narasi/cerita/teks, dengan cara data tidak bervariasi
sulit untuk dimengerti.
2. Tabel atau Tabular
Berisi ikhtisar sejumlah (besar) data informasi, biasanya berupa kata-kata dan
bilangan yang tersusun secara maristem, urut ke bawah di lajur dan deret
tertentu dengan garis pembatas sehingga dapat dengan mudah dimasuki
Ciri-ciri :
• Metode berbentuk baris kolom
• Menunjuk frekuensi kejadian dalam kategori
• Berbeda
• Hampir semua data kuantitatif mampu diserap
• Bentuk persiapan grafik

Pembuatan
• Judul jelas, menjawab apa, kapan dan dimana
• Barisan dan kolom diberi label satuan ukuran disajikan kolom terpisah
dengan garis vertikal
• Jumlah pada baris dan ataupun kolom dicantumkan
• Kode, singkatan atau lambang dijelaskan rinci

3. Diagram
Diagram adalah Lukisan pasang surut suatu keadaan dengan garis atau gambar
(T.T turun naiknya, hasil, statistik dan sebagainya).
Disajikan tanpa harus mempelajari secara rinci
Contoh:
• Histogram
• Grafik garis
• Grafik batang
• Pie diagram
• Pictogram (grafik gambar)

Jenis-Jenis Grafik
Grafik untuk data kategori
· Bar
· Lingkaran / pie
· Pareto
Grafik untuk data numerik
· Histogram
· Poligon
· Ogive
· Garis / line
· Diagram lebar / scatter

Adapun cara pembuatan penyajian data secara grafik adalah:


1. Harus lengkap, sehingga dapat menerangkan sendiri
2. Sederhana, sedikit garis dan simbol
3. Beri keterangan, bila garis banyak
4. Judul atas / bawah grafik, perlu konsisten
5. Frekuensi untuk skala vertical, klasifikasi pada skala horizontal
6. Peningkatan skala jelas, skala vertikal dimulai dengan 0
7. Jarak sama unit numerik sama

2.2.4 Sistem Informasi Manajemen


Sistem informasi kesehatan masyarakat merupakan suatu sistem berbasis
komputer yang membuat informasi tersedia bagi para pengguna yang memiliki
kebutuhan serupa untuk fungsi manajemen dan pengambilan keputusannya.
Gagasan sebuah sistem informasi yang demikian itu telah ada sebelum munculnya
komputer. Namun komputer membuat gagasan tersebut menjadi kenyataan.
Organisasi selalu membutuhkan sistem-sistem untuk mengumpulkan,
mengolah, menyimpan, melihat kembali, dan menyalurkan informasi. Komputer
telah menambahkan sebuah teknologi baru dan ampuh pada sistem informasi.
Akibatnya, sebuah sistem informasi berdasarkan komputer akan betul-betul
berbeda dengan sistem-sistem yang diolah secara manual atau elektro-mekanis.
Sistem informasi manajemen digambarkan sebagai sebuah bangunan
piramida, di mana lapisan dasarnya terdiri dari informasi untuk pengolahan
transaksi, penjelasan status, dan sebagainya; lapisan berikutnya terdiri dari
sumber-sumber informasi dalam mendukung operasi manajemen sehari-hari;
lapisan ketiga terdiri dari sumber daya sistem informasi untuk membantu
perencanaan taktis dan pengambilan keputusan untuk pengendalian manajemen;
dan lapisan puncak terdiri dari sumber daya informasi untuk mendukung
perencanaan dan perumusan kebijakan oleh tingkat puncak manajemen.
Banyak para sarjana ahli manajemen mendefinisikan Sistem Informasi
Manajemen, misalnya Gordon B. Davis, Joel E. Ross, Donald W. Lroeber, dan
masih banyak lagi. Definisi dari Donald W. Kroeber dalam bukunya berjudul
Management Information Sistems mengatakan bahwa Sistem Informasi
Manajemen adalah sebuah organisasi, sejumlah proses yang menyediakan
informasi kepada manajer sebagai dukungan dalam operasi dan pembuatan
keputusan dalam suatu organisasi.
Gordon B. Davis mengatakan bahwa Sistem Informasi Manajemen
merupakan sebuah sistem pemakai yang terintegrasi yangn menyediakan
informasi untuk menunjang operasi-operasi manajemen dan fungsi-fungsi
pengambilan keputusan di dalam sebuah organisasi. Sistem tersebut
memanfaatkan perangkat keras dan perangkat lunak komputer dan prosedur-
prosedur manual; model-model untuk analisis, perencanaan, pengawasan dan
pengambilan keputusan dan suatu data base.
SIM dilihat dari segi pendapat sarjana terdahulu:
(1) Ditekankan pada suatu sistem mesin.
(2) Sebuah organisasi.
(3) Pihak penyaji informasi.
(4) Terdapat dalam suatu organisasi.
(5) Ditujukan untuk sesuatu hal yaitu operasi sebuah perusahaan, analisis dan
pengambilan keputusan.
(6) Dilibatkan komputer, prosedur, suatu data base.
Meskipun kenyataannya komputer tidak lebih daripada alat untuk
memproses data, banyak manajer memandang komputer sebagai elemen pusat
suatu sistem informasi. Kecenderungan sikap ini terlalu tinggi dan
memutarbalikkan peranan komputer. Peran sebenarnya komputer adalah
menyediakan informasi untuk pengambilan keputusan, perencanaan dan kontrol.
Sebenarnya penekanan bisnis pada sistem informasi terlalu berlebihan bila
majalah bisnis hari ini tidak memuat artikel tentang sistem informasi,
pengumpulan data, relasi pokok. Banyak usaha yang dikelola untuk
menggabungkan manajemen, informasi dan sistem serta memperlihatkan
hubungannya dengan komputer.
Definisi sebuah Sistem Informasi Manajemen, istilah yang umum dikenal
orang, adalah sebuah sstem manusia/mesin yang terpadu (integrated), untuk
menyajikan informasi guna mendukung fungsi operasi, manajemen, dan
pengambilan keputusan dalam sebuah organisasi. Sistem ini menggunakan
perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software) komputer, prosedur
pedoman, model manajemen dan keputusan, dan sebuah data base.
(1) Sistem Manusia/Mesin Berdasarkan Komputer
Interaksi manusia/mesin diperkaya melalui operasi on-line dimana terminal
masukan/keluaran (input/output) dihubungkan pada komputer untuk
memberikan masukan dan keluaran langsung pada penerapan yang
mendapatkan maslahat dari keadaan semacam itu. Operasi on-line
diperlukan untuk dialog manusia/mesin, tetapi ada banyak tugas
pengolahan juru tulis yang lebih efisien tanpa masukan/keluaran
termanual.
(2) Sistem Terpadu dengan Data Base
Sebuah sistem terpadu berdasarkan pada anggapan bahwa harus ada integrasi
antara data dan pengolahan. Intergasi data dicapai melalui data base. Pada
sebuah sistem pengolahan informasi, data base terdiri dari semua data
yang dapat dijangkau oleh sistem. Pada SIM berdasarkan komputer, istilah
data base biasanya dipakai khusus untuk data yang dapat dijangkau secara
langsung oleh komputer. Manajemen sebuah data base adalah sebuah
sistem perangkat lunak komputer yang disebut sebagai sebuah sistem
manajemen data base.
(3) Pemanfaatan Manajemen dan Model Keputusan
Tidaklah cukup bagi seseorang bila hanya menerima data mentah atau ikhtisar
data sekalipun saja. Harus ada suatu cara untuk mengolah dan menyajikan
data sedemikian rupa sehingga hasilnya mengarah pada keputusan yang
akan diambil. Hasilnya haruslah mendorong pada keputusan. Metode
untuk melaksanakan hal ini adalah mengolah data dalam bentuk sebuah
model keputusan.

2.2.5 Sistem Informasi Kesehatan


Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 46 Tahun
2014, sistem informasi kesehatan adalah seperangkat tatanan yang meliputi data,
informasi, indikator, prosedur, perangkat, teknologi, dan sumber daya manusia
yang saling berkaitan dan dikelola secara terpadu untuk mengarahkan tindakan
atau keputusan yang berguna dalam mendukung pembangunan kesehatan.
Sedangkan informasi kesehatan adalah data kesehatan yang telah diolah atau
diproses menjadi bentuk yang mengandung nilai dan makna yang berguna untuk
meningkatkan pengetahuan dalam mendukung pembangunan kesehatan.
Menurut WHO, sistem informasi kesehatan merupakan salah satu dari 6
“building block” atau komponen utama dalam sistem kesehatan di suatu Negara.
Keenam komponen (building block) sistem kesehatan tersebut adalah:
1. Service delivery (pelaksanaan pelayanan kesehatan)
2. Medical product, vaccine, and technologies (produk medis, vaksin, dan
teknologi kesehatan)
3. Health worksforce (tenaga medis)
4. Health system financing (sIstem pembiayaan kesehatan)
5. Health information system (sistem informasi kesehatan)
6. Leadership and governance (kepemimpinan dan pemerintah)
Sedangkan di dalam tatanan Sistem Kesehatan Nasional, SIK merupakan
bagian dari sub sistem ke 6 yaitu pada subsistem manajemen, informasi dan
regulasi kesehatan. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa sistem informasi
kesehatan merupakan sebuah saran.
Sebagai penunjang pelayanan kesehatan yang diberikan kepada
masyarakat. Sistem informasi kesehatan yang efektif memberikan dukungan
informasi bagi proses pengambilan keputusan di semua jenjang, bahkan di
puskesmas atau rumah sakit kecil sekalipun. Bukan hanya data, namun juga
informasi yang lengkap, tepat, akurat, dan cepat yang dapat disajikan dengan
adanya sistem informasi kesehatan yang tertata dan terlaksana dengan baik
Sistem Informasi Kesehatan ini bertujuan untuk:
1) menjamin ketersediaan, kualitas, dan akses terhadap Informasi
Kesehatan yang bernilai pengetahuan serta dapat
dipertanggungjawabkan;
2) memberdayakan peran serta masyarakat, termasuk organisasi profesi
dalam penyelenggaraan Sistem Informasi Kesehatan; dan
3) mewujudkan penyelenggaraan Sistem Informasi Kesehatan dalam
ruang lingkup sistem kesehatan nasional yang berdaya guna dan
berhasil guna terutama melalui penguatan kerja sama, koordinasi,
integrasi, dan sinkronisasi dalam mendukung penyelenggaraan
pembangunan kesehatan yang berkesinambungan.
Pengumpulan Data dan Informasi Kesehatan dilaksanakan melalui
kegiatan:
1) pelayanan kesehatan rutin atau berkala oleh tenaga kesehatan yang
berwenang;

2) penyelenggaraan rekam medik, meliputi rekam medik elektronik dan


rekam medik nonelektronik;
3) surveilans kesehatan;

4) sensus dan survei dengan menggunakan metode dan instrumentasi yang


dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah;

5) penelitian dan pengembangan kesehatan;

6) pemanfaatan teknologi dan sumber lain yang sesuai perkembangan ilmu


pengetahuan dan teknologi serta dapat dipertanggungjawabkan; dan

7) cara lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Informasi Kesehatan wajib dikelola oleh:

1) Pemerintah, untuk pengelolaan satu Sistem Informasi Kesehatan skala


nasional dalam ruang lingkup Sistem Kesehatan Nasional;

2) Pemerintah Daerah provinsi, untuk pengelolaan satu Sistem Informasi


Kesehatan skala provinsi;

3) Pemerintah Daerah kabupaten/kota, untuk pengelolaan satu Sistem


Informasi Kesehatan skala kabupaten/kota; dan

4) Fasilitas Pelayanan Kesehatan, untuk pengelolaan Sistem Informasi


Kesehatan skala Fasilitas Pelayanan Kesehatan.

Sistem Informasi Kesehatan dikelola secara berjenjang, terkoneksi, dan


terintegrasi serta didukung dengan kegiatan pemantauan, pengendalian, dan
evaluasi.
Pengelolaan Sistem Informasi Kesehatan meliputi:
1) perencanaan program;
2) pengorganisasian;
3) kerja sama dan koordinasi dalam unsur kesehatan sendiri dan melalui
lintas sektor, termasuk melalui jejaring global;
4) penguatan sumber data;
5) pengelolaan Data dan Informasi Kesehatan, meliputi kegiatan
pencatatan, pengumpulan, standardisasi, pengolahan, penyimpanan,
penyebarluasan, dan penggunaan;
6) pendayagunaan dan pengembangan sumber daya, meliputi perangkat
keras, perangkat lunak, sumber daya manusia, dan pembiayaan;
7) pengoperasian Sistem Elektronik Kesehatan;
8) pengembangan Sistem Informasi Kesehatan;
9) pemantauan, dan evaluasi; dan
10) pembinaan dan pengawasan.

Sistem Informasi Kesehatan di Indonesia telah dan akan mengalami 3


(tiga) pembagian masa sebagai berikut :

(1) Era manual (sebelum 2005)


(2) Era Transisi (tahun 2005 – 2011)
(3) Era Komputerisasi (mulai 2012)
Masing-masing era Sistem Informasi Kesehatan memiliki karakteristik
yang berbeda sebagai bentuk adaptasi dengan perkembangan zaman (kemajuan
Teknologi Informasi dan Komunikasi - TIK).
1) Sistem informasi di masa depan
Dalam upaya mengatasi fragmentasi data, Pemerintah sedang
mengembangkan aplikasi yang disebut Sistem Aplikasi Daerah (Sikda) Generik.
Sistem Informasi Kesehatan berbasis Generik mempunyai ciri-ciri sebagai berikut
:
(1) Input pencatatan dan pelaporan berbasis elektronik atau computerized.

(2) Input data hanya dilakukan di tempat adanya pelayanan kesehatan


(fasilitas kesehatan).
(3) Tidak ada duplikasi (hanya dilakukan 1 kali).
(4) Akurat, tepat, hemat sember daya (efisien) dan transparan. Tejadi
pengurangan beban kerja sehingga petugas memiliki waktu tambahan
untuk melayani pasien atau masyarakat.
2.2.6 Domain Sistem Informasi Kesehatan
Secara umum domain sistem informasi kesehatan dapat dikelompokkan
menjadi dua berdasarkan pada karakteristik intergrasi sistem informasi
(Raghupathi dan Tan, 2002).
Sistem informasi yang mempunyai derajat intergritasi internali yang tinggi
(1) Sistem informasi rekam medis elektronik
(2) Sistem informasi managemen dokumen
(3) Sistem informasi farmasi
(4) Sistem informasi geografis
(5) Sistem pendukung pengambilan keputusan kesehatan
(6) Sistem informasi eksekutif
(7) Data warehouse dan datamining
2) Sistem informasi yang mempunyai derajat integrasi eksternal yang tinggi.
(1) Telemedicine
(2) Internet, intranet, ekstranet
(3) Sistem informasi kesehatan publik

2.2.7 Sistem Informasi Kesehatan (fungsional)


Dalam bidang kesehatan telah banyak dikembangkan bentuk-bentuk
system informasi kesehatan (SIK). Tujuan dikembangkannya berbagai bentuk
SIK tersebut adalah agar dapat mentransformasi data yang tersedia melalui sistem
pencatatan rutin maupun non rutin menjadi sebuah informasi yang adequate untuk
membantu pengambilan keputusan di bidang kesehatan.
Peranan SIK dalam Sistem Kesehatan Menurut WHO, Sistem Informasi
Kesehatan merupakan salah satu dari 6 “building blocks” atau komponen utama
dalam Sistem Kesehatan di suatu negara. Keenam komponen (buliding blocks)
Sistem Kesehatan tersebut ialah :
1. Servis Delivery (Pelaksanaan Pelayanan Kesehatan)
2. Medical product, vaccines, and technologies (Produk Medis, vaksin,
dan Teknologi Kesehatan)
3. Health Workforce (Tenaga Medis)
4. Health System Financing (Sistem Pembiayaan Kesehatan)
5. Health Information System (Sistem Informasi Kesehatan)
6. Leadership and Governance (Kepemimpinan dan Pemerintahan)

Begitu banyak manfaat Sistem Informasi Kesehatan yang dapat membantu


para pengelola program kesehatan, pengambil kebijakan dan keputusan
pelaksanaan di semua jenjang administrasi (kabupaten atau kota, propvinsi dan
pusat) dan sistem dalam hal berikut :
1. Mendukung manajemen kesehatan
2. Mengidentifikasi masalah dan kebutuhan
3. Mengintervensi masalah kesehatan berdasarkan prioritas
4.Pembuatan keputusan dan pengambilan kebijakan kesehatan
berdasarkan bukti (evidence-based decision)
5. Mengalokasikan sumber daya secara optimal
6. Membantu peningkatan efektivitas dan efisiensi 7. Membantu penilaian
transparansi
World Health Organisation (WHO) menilai bahwa investasi sistem
informasi kesehatan mempunyai beberapa manfaat antara lain:

1. Membantu pengambil keputusan untuk mendeteksi dan mengendalikan


masalah kesehatan, memantau perkembangan dan meningkatkannya
2. Pemberdayaan individu dan komunitas dengan cepat dan mudah dipahami,
serta melakukan berbagai perbaikan kualitas pelayanan kesehatan

Adapun manfaat adanya sistim informasi kesehatan dalam suatu fasilitas


kesehatan diantaranya:

1. Memudahkan setiap pasien untuk melakukan pengobatan dan


mendapatkan pelayanan kesehatan
2. Memudahkan fasilitas kesehatan untuk mendaftar setiap pasien yang
berobat
3. Semua kegiatan di fasilitas kesehatan terkontrol dengan baik (bekerja
secara terstruktur)

2.2.8 Sistem Informasi Kesehatan di Indonesia


Sistem informasi Kesehatan di Indonesia yang ada pada saat ini dapat
digambarkan sebagai berikut :

a. Masing-masing program memiliki sistem informasi sendiri yang masih


belum terintegrasi.

b. Terbatasnya perangkat keras(hardware) dan perangkat lunak(software)


diberbagai jenjang.

c. Terbatasnya kemampuan dan kemauan sumber daya manusia untuk


mengelola dan mengembangkan sistem informasi.

d. Masih belum adanya membudayanya pengambilan keputusan


berdasarkan data/informasi.

e. Belum adanya sistem pengembangan karir bagi pengelola sistem informasi.

2.2.9 Bentuk SIK di Indonesia (fasilitas kesehatan dan masyarakat)

2.2.9.1 Sistem Informasi Kesehatan Nasional (SIKNAS)


Sistem Informasi Kesehatan Nasional (SIKNAS) adalah sistem
informasi yang berhubungan dengan sistem-sistem informasi lain
baik secara nasional maupun internasional dalam rangka kerjasama
yang saling mneguntungkan. SIKNAS bukanlah suatu sistem yang
berdiri sendiri, melainkan merupakan bagian dari sistem kesehatan.
Oleh karena itu, SIK di tingkat pusat merupakan bagian dari sistem
kesehatan nasional, di tingkat provinsi merupakan bagian dari
sistem kesehatan provinsi, dan di tingkat kabupaten atau kota
merupakan bagian dari sistem kesehatan kabupaten atau kota.
SIKNAS di bagun dari himpunan atau jaringan sistem-sistem
informasi kesehtan provinsi dan sistem informasi kesehatan
provinsi di bangun dari himpunan atau jarngan sistem-sistem
informasi kesehatan kabupaten atau kota.
Jaringan SIKNAS adalah sebuah koneksi/jaringan virtual sistem
informasi kesehatan elektronik yang dikelola oleh Kementrian
Kesehatan dan hanya bisa diakses bila telah dihubungkan.
Jaringan SIKNAS merupakan infrastruktur jaringan komunikasi
data terintegrasi dengan menggunakan Wide Area Network
(WAN), jaringan telekomunikasi yang mencakup area yang luas
serta digunakan untuk mengirim data jarak jauh antara Local Area
Network (LAN) yang berbeda, dan arsitektur jaringan lokal
komputer lainnya. Pengembangan jaringan komputer (SIKNAS)
online ditetapkan melalui keputusan Mentri Kesehatan
(KEPMENKES) No. 837 Tahun 2007.
Tujuan pengembangan SIKNAS online adalah untuk
menjembatani permasalahan kekurangan data dari kabupaten/kota
ke depkes pusat dan memungkinkan aliran data kesehatan dari
kabupaten/kota ke pusdatin karena dampak adanya kebijakan
desentralisasi bidang kesehatan di seluruh Indonesia.
Pelaksanaan SIKNAS di era desentralisasi bukan menjadi lebih
baik tetapi malah berantakan. Hal ini dikarenakan belum adanya
infrastruktur yang memadai di daerah dan juga pencatatan dan
pelaporan yang ada (produk sentralisasi) banya overlaps sehingga
dirasaka sebagai beba oleh daerah.

2.2.9.2 Sistem Informasi Kesehatan Daerah (SIKDA)

2.2.9.3 Sistem pencatatan dan pelaporan terpadu puskesmas (SP2TP)


SP2TP adalah kegiatan pencatatan dan pelaporan data umum, sarana,
tenaga dan upaya pelayanan kesehatan di Puskesmas yang
bertujuan agar didapatnya semua data hasil kegiatan Puskesmas
(termasuk Puskesmas dengan tempat tidur, Puskesmas Pembantu,
Puskesmas keliling, bidan di Desa dan Posyandu) dan data yang
berkaitan, serta dilaporkannya data tersebut kepada jenjang
administrasi diatasnya sesuai kebutuhan secara benar, berkala dan
teratur, guna menunjang pengelolaan upaya kesehatan masyarakat
(Ahmad, 2005)

2.2.9.3.1 Tujuan Umum


Tersedianya data dan informasi yang akurat tepat waktu
dan mutakhir secara periodik dan teratur pengolahan
program kesehatan masyarakat melalui puskesmas di
berbagai tingkat administrasi.

2.2.9.3.2 Tujuan Khusus


1. Tersedianya data secara akurat yang meliputi segala
aspek.
2. Terlaksananya pelaporan yang secara teratur diberbagai
jenjang administrasi sesuai dengan prosedur yang berlaku.
3. Digunakan data tersebut sebagai alat pengambilan
keputusan dalam rangka pengelolaan rencana dalam bidang
program kesehatan

2.2.9.4 Sistem Informasi Manajemen Puskesmas (SIMPUS)


Sistem Informasi Kesehatan ( Simpus ) yaitu seluruh kegiatan Puskesmas
mulai registrasi, tindakan medis/pengobatan, farmasi/apotik, serta
menejemen terhubung menjadi satu dengan sitem real online (up to
date). Setiap saat menejemen atau pihak yang berkepentingan
dapat memonitor perkembangannya.
Simpus merupakan sebagian dan kemampuan sistem informasi
Menejemen Puskesmas yang terintegrasi, disamping keuntungan
lain seperti:
1. Pencatatan medical record
2. Kecepatan pelayanan administrasi
3. Pembuatan laporan data penyakit secara cepat dan akurat.

Untuk mengatasi hambatan dalam pelayanan kesehatan dalam Puskesmas


keberadaan teknologi informasi merupakan salah satu faktor
penunjang untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan yang
ada.
Perencanaan suatu sistem informasi Puskesmas dilakukan dengan
mempertimbangkan dua faktor yakni informasi dan proses, yang
berbasis pada struktur manajemen Puskesmas yang bersangkutan.
Secara garis besar struktur manajemen Puskesmas dapat dibagi
menjadi dua bagian yaitu bagian struktural dan fungsional.
Aktivitas pada bagian struktural lebih berhubungan dengan
penanganan aspek administratif dan Puskesmas yang
bersangkutan seperti pembayaran dan perlengkapan, sedangkan
aktivitas pada bagian fungsional lebih terfokus pada sisi pelayanan
kesehatan pada pasien.
Faktor lain yang tidak kalah penting untuk menjadi dasar pengembangan
sistem informasi Puskesmas adalah faktor keamanan, baik
keamanan terhadap transmisi data maupun keamanan terhadap isi
informasi atau information content. Salah satu bagian yang sangat
memfokuskan perhatiannya terhadap masalah keamanan sistem
informasi di Puskeswmas adalah bagian pelayananan di BP. Data-
data pada bagian ini berupa terbagi menjadi dua data utama yaitu
data hasil pemeriksaan dan data diagnosis, dimana kedua jenis data
tersebut menyangkut hal-hal yang berhubungan dengan privasi
pasien.

2.2.9.5 Sistem Informasi Rumah Sakit


Menurut catatan Van de Velde dan Degoulet (2003), Sistem Informasi
Rumah Sakit di negara-negara maju, terutama Amerika,
dikembangkan sejak tahun 1960-an. Pada tahap awal
kemunculannya, Sistem Informasi Rumah Sakit telah
menggabungkan fungsi administratif dan medis. Dalam konteks
ini, Sistem Informasi Rumah Sakit biasanya dimulai dengan
Sistem Informasi untuk mendukung administrasi keuangan rumah
sakit untuk menentukan dan merekapitulasi besar tagihan yang
ditanggung oleh pasien.
Sistem Informasi Rumah Sakit berkembang pada tahap yang lebih lanjut
dengan fokus pada produktivitas Sistem Informasi pendukung
keuangan. Tujuan Sistem Informasi Rumah Sakit yang
dikembangkan adalah untuk meningkatkan layananan kepada
pasien dan kualitas pengambilan keputusan.

2.2.9.6 Sistem Informasi Kesehatan Publik


Sistem Informasi Kesehatan Publik muncul karena tuntutan akan integrasi
yang tersebar. Sistem Informasi Kesehatan Publik juga disebut
community health information system (Van de Velde dan
Degoulet, 2003) e-publik health information systems (Tan et al.,
2005), atau public health informatics (Yasnoff et all., 2001).
Sistem Informasi Kesehatan Publik didefinisikan sebagai, ”the
systematic application of information and computer sciences to
public health practice, research, and learning”. Perkembangan
bidang ini dan diseminasi pengetahuan dan keahlian informatika
kepada profesional kesehatan publik adalah kunci pembuka potensi
Sistem Informasi untuk meningkatkan kualitas kesehatan publik.
Sistem Informasi Kesehatan Public mempunyai cakupan yang lebih luas
dari Sistem Informasi Rumah Sakit. Fungsi surveillance atau
pemantauan perkembangan kondisi kesehatan masyarakat (seperti
pemantauan epidemi ) dapat dimasukkan kedalam satu fitur Sistem
Informasi Kesehatan Publik ini.

2.2.9.7 Sistem Informasi Klinik


Tujuan Utama pembuatan Sistem Informasi Klinik ini adalah untuk
mengurangi biaya dengan memberi informasi yang membantu
dokter untuk mengambil keputusan dalam aktivitas sehari-hari.
Sistem Informasi Klinik tidak hanya membantu dokter menghadapi
masalah administrasi pasien, tetapi juga untuk meningkatkan
kualitas layanan kepada pasien. Sistem Informasi Klinik dapat
didukung dengan sistem pendukung keputusan, yang diantaranya
membantu dalam diagnosa penyakit dan menentukan tindakan
medis.
Ada dua pertimbangan sekaligus yang digunakan dalam menggunakan
sistem ini, yaitu pertimbangan ekonomis untuk efisiensi dan
pertimbangan medis untuk meningkatkan kualitas layanan. Sistem
Informasi Klinik ini dapat diadopsi pada level individu dokter atau
lembaga pelayanan kesehatan non rumah sakit.

Departemen Kesehatan. 2012, Roadmap Sistem Informasi dan Kesehatan tahun 2011-2014.
Kementrian Kesehatan RI, Jakarta.

McLeod, Raymond, Jr dan George P. Schell. 2008. Sistem Informasi Manajemen, ed.10. Jakarta:
Salemba Empat.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 46 Tahun 2014 Tentang Sistem Informasi
Kesehatan.
http://oshigita.wordpress.com/2013/08/29/konsep-dasar-sistem-informasi-kesehatan/

http://herusupanji.blogspot.com/2012/10/sistem-informasi-kesehatan.html

http://gitymitasariii.blogspot.com/

http://cilende.blogspot.com/

Anda mungkin juga menyukai