Anda di halaman 1dari 39

LAPORAN AKTUALISASI

PENGGUNAAN OBAT ANTIBIOTIK YANG BIJAK DAN RASIONAL

DI PUSKESMAS SINDANGRESMI

Disusun Oleh :

Ajeng Diastika Wati, S.Farm., Apt.


NIP 19921125 201902 2 007
Calon Pegawai Negeri Sipil
Dinas Kesehatan Kabupaten Pandeglang

BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA DAERAH

PROVINSI BANTEN

TAHUN 2019
LEMBAR PERSETUJUAN

LAPORAN AKTUALISASI
PENGGUNAAN OBAT ANTIBIOTIK YANG BIJAK DAN RASIONAL
DI PUSKESMAS SINDANGRESMI

Nama : Ajeng Diastika Wati, S.Farm, Apt.


NIP : 19921125 201902 2 007
Unit Kerja : Puskesmas Sindangresmi
Instansi : Dinas Kesehatan Kabupaten Pandeglang

Latihan Dasar CPNS Golongan III Angkatan III Tahun 2019


Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Daerah
Provinsi Banten

Pandeglang, 13 Juni 2019

Coach, Mentor,

Drs. Tata Zakaria, M.Si Wawan Hermawan, S.Kep


NIP. 19611220 198309 1 001 NIP. 19760413 199702 1 001

Peserta,

Ajeng Diastika Wati, S.Farm, Apt


NIP. 19921125 201902 2 007

i
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN AKTUALISASI
PENGGUNAAN OBAT ANTIBIOTIK YANG BIJAK DAN RASIONAL
DI PUSKESMAS SINDANGRESMI

Nama : Ajeng Diastika Wati, S.Farm, Apt.


NIP : 19921125 201902 2 007
Unit Kerja : Puskesmas Sindangresmi
Instansi : Dinas Kesehatan Kabupaten Pandeglang

Latihan Dasar CPNS Golongan III Angkatan III Tahun 2019


Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Daerah
Provinsi Banten

Pandeglang, 13 Juni 2019

Coach Evaluator

Drs. Tata Zakaria, M.Si Untung Saritomo, S.sos, SH, M.Si


NIP. 19611220 198309 1 001 NIP. 19651010 198801 1 002

Mentor

Wawan Hermawan, S.Kep


NIP. 19760413 199702 1 001

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan
hidayahNya penulis dapat menyelesaikan penulisan laporan pertanggungjawaban
pelaksanaan aktualisasi nilai-nilai dasar profesi ASN di Dinas Kesehatan Kabupaten
Pandeglang UPTD Puskesmas DTP Sindangresmi.

Laporan ini dapat terwujud atas bimbingan, arahan dan bantuan dari
berbagai pihak dan pada kesempatan kali ini dengan ketulusan hati saya ingin
menyampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih kepada :

1. Ibu Hj. Endrawati, S.Pd,MM selaku Kepala Badan Diklat Provinsi Banten.
2. Bapak Drs. Tata Zakaria, M.Si selaku coach yang penuh tanggung
jawab, kesabaran dalam membimbing pelaksanaan aktualisasi hingga
penyelesaian laporan aktualisasi ini.
3. Bapak H.Wawan Hermawan, S.Kep selaku mentor yang selalu
memberikan masukan dan bimbingan.
4. Seluruh panitia penyelenggara diklat prajabatan golongan III.
5. Keluarga yang selalu memberikan semangat dorongan serta dukungan
sehingga penulis mampu menyelesaikan laporan ini dengan baik.
6. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah
memberikan segala bantuan dan dukungan dalam penyelesaian laporan
ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan laporan ini masih banyak


terdapat kesalahan dan kekurangan. Oleh karena itu penulis mengharapkan saran
dan kritik dalam laporan ini sehingga dapat menyempurnakan laporan ini. Penulis
berharap laporan ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Pandeglang, 13 Juni 2019

Ajeng Diastika Wati

iii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
LEMBAR PERSETUJUAN.........................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN.........................................................................................ii
KATA PENGANTAR................................................................................................iii
DAFTAR ISI…........................………………………………………………….…………iv
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................................v
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...........................................................................................1
1. Gambaran Umum Organisasi...................................................................3
2. Visi dan Misi Organisasi...........................................................................3
3. Nilai-nilai Organisasi.................................................................................3
4. Struktur Organisasi...................................................................................4
5. Uraian Tugas dan Fungsi Puskesmas.....................................................4
6. Uraian Tugas dan Fungsi Apoteker di Puskesmas................................6
7. Role Model.................................................................................................7
8. Nilai-Nilai Dasar Profesi PNS...................................................................7
B. Tujuan Aktualisasi...................................................................................12
BAB II RANCANGAN AKTUALISASI
A. Identifikasi Isu..........................................................................................13
B. Pemilihan dan Penetapan Core Isu........................................................13
C. Gagasan Pemecahan Core Isu...............................................................13
D. Rancangan Aktualisasi (Formulir 1).......................................................13
E. Jadwal Kegiatan Aktualisasi...................................................................20
BAB III LAPORAN AKTUALISASI
A. Capaian Aktualisasi.................................................................................21
B. Kendala dan Strategi dalam Pelaksanaan Aktualisasi..........................25
C. Manfaat Aktualisasi dan Analisis dampak apabila
Nilai-nilai Dasar PNS Tidak Diterapkan..................................................26
BAB IV PENUTUP
A. KESIMPULAN...........................................................................................27
B. SARAN......................................................................................................27
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................28

iv
DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN 1 DOKUMENTASI KEGIATAN 1

LAMPIRAN 2 DOKUMENTASI KEGIATAN 2

LAMPIRAN 3 DOKUMENTASI KEGIATAN 3

LAMPIRAN 4 DOKUMENTASI KEGIATAN 4

LAMPIRAN 5 DOKUMENTASI KEGIATAN 5

LAMPIRAN 6 DOKUMENTASI KEGIATAN 6

v
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Menurut Undang-undang Republik Indonesia No. 36 tahun 2009 kesehatan


adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spiritual maupun sosial yang
memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis.
Untuk mewujudkan hal tersebut dibutuhkan kesadaran dan kemauan tiap individu
untuk hidup sehat demi mencapai derajat kesehatan yang setinggi-tingginya. Ada
beberapa upaya yang telah dilakukan pemerintah seperti menyediakan sarana
pelayanan kesehatan yang ditangani oleh tenaga kesehatan profesional. Hal ini
dimaksudkan agar masyarakat mendapat pelayanan kesehatan yang baik dan
optimal sehingga meningkatkan kesadaran dan kemauan untuk hidup sehat.
Salah satu sarana pelayanan kesehatan yang berperan penting dalam
meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat adalah apotek. Menurut Peraturan
Mentri Kesehatan Nomor 35 tahun 2014 tentang standar pelayanan kefarmasian di
apotek meliputi sumber daya manusia serta sarana dan prasarana. Beberapa isu
apotek terkait sarana dan prasarana adalah gudang obat dan BMHP belum
tersusun secara rapi, belum lengkap sarana ruang meracik dan penyerahan obat,
sumber daya manusia dengan latar belakang farmasi masih belum memadai serta
masih belum tepat waktu dalam pelaporan pemakaian dan lembar permintaan obat
(LPLPO). Isu terkait pelayanan farmasi klinis yaitu penggunaan antibiotik yang
belum rasional di puskesmas Sindangresmi.
Sejak tahun 2011, WHO mengkampanyekan tema “Antimicrobacterial
Resistance and it’s Global Spread”, hingga saat ini terus digalakkan kampanye dan
sosialisasi pengobatan secara rasional yang meliputi pengobatan tepat, dosis tepat,
lama penggunaan yang tepat serta biaya yang tepat.
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 2406/MENKES/PER/XII/2011
tentang pedoman umum penggunaan antibiotik, yaitu indikasi ketat penggunaan
antibiotik dimulai dengan menegakkan diagnosis penyakit infeksi, menggunakan
informasi klinis dan hasil pemeriksaan laboratorium seperti mikrobiologi, serologi,
dan penunjang lainnya. Antibiotik tidak diberikan pada penyakit infeksi yang
disebabkan oleh virus atau penyakit yang dapat sembuh sendiri (self-limited).

1
Penyakit infeksi di Indonesia masih termasuk dalam sepuluh penyakit
terbanyak. Peresepan antibiotik di Indonesia yang cukup tinggi dan kurang bijak
akan meningkatkan kejadian resistensi. Berbagai penelitian menunjukkan bahwa
telah muncul mikroba yang resisten antara lain Methicillin Resistant Staphylococcus
aureus (MRSA), resistensi multi obat pada penyakit tuberkulosis (MDR TB) dan lain-
lain. Dampak resistensi terhadap antibiotik adalah meningkatnya morbiditas,
mortalitas dan biaya kesehatan. Resistensi tidak dapat dihilangkan, tetapi dapat
diperlambat melalui penggunaan antibiotik yang bijak. Hal tersebut membutuhkan
kebijakan dan program pengendalian antibiotik yang efektif.
Dari permasalahan diatas maka diangkat isu penggunaan antibiotik yang
belum rasional, isu ini memiliki sifat paling urgensi (U) karena menyangkut
kegawatan pasien secara langsung, kemudian paling seriousness (S) karena
masalah sangat serius terkait tingkat kesembuhan pasien dan growth (G) jika
masalah/isu dibiarkan akan menimbulkan masalah lebih besar.
Penggunaan antibiotik yang bijak dan rasional akan mencegah munculnya
resistensi antimikroba dan menghemat penggunaan antibiotik yang pada akhirnya
akan mengurangi beban biaya perawatan pasien, mempersingkat lama perawatan,
penghematan bagi puskesmas serta meningkatkan kualitas pelayanan puskesmas.

2
1. Gambaran Umum Organisasi
Puskesmas Sindangresmi merupakan Unit Pelayanan Terpadu
dibawah Dinas kesehatan Provinsi Banten yang berlokasi di jl. Campakawarna
Km No.5, Sidangresmi, Sindangresmi, Kabupaten Pandeglang, Banten.

2. Visi dan Misi Organisasi


Visi dari puskesmas Sindangresmi adalah “Terwujudnya Puskesmas
Sindangresmi Berkualitas & Terjangkau Untuk Mewujudkan Masyarakat
Sindangresmi Sehat 2021”. Untuk mencapai visi ini puskesmas Sindangresmi
memiliki misi:
a. Meningkatkan kemandirian masyarakat dalam berperilaku hidup
bersih dan sehat.
b. Meningkatkan pelayanan kesehatan melalui peningkatan SDM
kesehatan sesuai standar kompetensi.
c. Meningkatkan akses masyarakat terhadap pelayanan puskesmas
d. Meningkatkan kinerja petugas & tata kelola organisasi puskesmas
yang baik.
e. Menjamin pelayanan yang efektif & efisien melalui sistem informasi
kesehatan yang terpadu.

3. Nilai-nilai Organisasi
Puskesmas Sindangresmi memiliki tata nilai yang berdasar pada nilai-
nilai ANEKA (Akuntabel, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu dan Anti
Korupsi) yang terdapat pada Undang-undang nomor 5 tahun 2014 tentang
ASN. Adapun nilai-nilai tersebut adalah:
a. Cepat: Responsif terhadap kebutuhan masyarakat
b. Amanah: Bertanggung jawab terhadap tugas yang telah diberikan
c. Komunikatif: Memberikan informasi yang dibutuhkan masyarakat/
pasien
d. Empaty : Memahami kebutuhan dan harapan masyarakat/pasien
e. Profesional : Memberikan pelayanan sesuai dengan kompetensi dan
profesionalisme.

3
4. Struktur Organisasi Penanggung Jawab Puskesmas

Penanggung Jawab UKM

UKM PROMKES UKM KIA/KB UKM GIZI UKM KESLING UKM P2P

ISPA
UKM PENGEMBANGAN
KUSTA
TB
DBD
PTM
KESWA BATRA

UKS INDERAA KESEHATN


LANSIA

Gambar 1. Struktur Organisasi Puskesmas Sindangresmi

5. Uraian Tugas dan Fungsi Puskesmas


a. Tugas Puskesmas

Melaksanakan kebijakan kesehatan untuk mencapai tujuan pembangunan


kesehatan di wilayah kerjanya dalam rangka mendukung terwujudnya
Kecamatan Sehat.
b. Fungsi Puskesmas
Dalam melaksanakan tugas, Puskesmas menyelenggarakan Fungsinya:
1) Penyelenggaraan UKM tingkat pertama di wilayah kerjanya
2) Penyelenggaraan UKP tingkat pertama di wilayah kerjanya
c. Wewenang Puskesmas
1) Penyelenggaraan fungsi UKM :

4
a) Melaksanakan perencanaan berdasarkan analisis masalah
kesehatan masyarakat dan analisis kebutuhan pelayanan yang
diperlukan
b) Melaksanakan advokasi dan sosialisasi kebijakan kesehatan
c) Melaksanakan komunikasi, informasi, edukasi dan pemberdayaan
masyarakat dalam bidang kesehatan
d) Menggerakkan masyarakat untuk mengidentifikasi dan
menyelesaikan masalah kesehatan pada setiap tingkat
perkembangan masyarakat yang bekerjasama dengan sektor lain
terkait
e) Melaksanakan pembinaan teknis terhadap jaringan pelayanan dan
upaya kesehatan berbasis masyarakat
f) Melaksanakan peningkatan kompetensi sumber daya manusia
Puskesmas
g) Memantau pelaksanaan pembangunan agar berwawasan
kesehatan
h) Melaksanakan pencatatan, pelaporan dan evaluasi terhadap
akses mutu dan cakupan Pelayanan Kesehatan
i) Memberikan rekomendasi terkait masalah kesehatan masyarakat,
termasuk dukungan terhadap Sistem Kewaspadaan Dini dan
Respon Penanggulangan Penyakit.

2) Penyelenggaraan fungsi UKP :


a) Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan Dasar secara
Komprehensif, berkesinambungan dan bermutu
b) Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan yang mengutamakan
upaya promotif dan preventif
c) Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan yang berorientasi pada
individu, keluarga, kelompok dan masyarakat
d) Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan yang mengutamakan
keamanan dan keselamatan pasien, petugas dan pengunjung
e) Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan dengan prinsip
koordinatif dan kerja sama inter dan antar profesi
f) Melaksanakan Rekam Medis

5
g) Melaksanakan pencatatan, pelaporan dan evaluasi terhadap mutu
dan akses Pelayanan Kesehatan
h) Melaksanakan peningkatan Kompetensi Tenaga Kesehatan
i) Mengkoordinasikan dan melaksanakan pembinaan fasilitas
pelayanan kesehatan tingkat pertama di wilayah kerjanya
j) Melaksanakan penapisan rujukan sesuai dengan indikasi medis
dan Sistem Rujukan.

6. Uraian Tugas dan Fungsi Apoteker di Puskesmas


a. Tugas Pokok dan Fungsi
Pengelola Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai
1) Perencanaan Kebutuhan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis
Pakai
2) Permintaan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai
3) Penerimaan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai
4) Penyimpanan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai
5) Pendistribusian Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai
6) Pemusnahan dan Penarikan
7) Pengendalian Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai
8) Administrasi
9) Pemantauan dan Evaluasi Pengelolaan Sediaan Farmasi dan Bahan
Medis Habis Pakai

b. Pelayanan Farmasi Klinik


1) Pengkajian dan Pelayanan Resep
2) Pelayanan Informasi Obat
3) Konseling
4) Ronde/ Visite Pasien
5) Monitoring Efek Samping Obat
6) Pemantauan Terapi Obat
7) Evaluasi Penggunaan Obat

6
7. Role Model
Role Model merupakan seseorang yang memiliki sifat sifat memenui
nilai – nilai ANEKA sehinga menjadi panutan di lingkungan kerja.
IDENTITAS KEPALA PUSKESMAS

Nama : H.Wawan Hermawan, S.Kep


NIP/NUPTK : 19760413 199702 1 001
SK yang mengangkat : Bupati Pandeglang
SK Nomor : 821.2/Kep.885-BKD/2018
Tanggal : 24/08/2018
8. Nilai-Nilai Dasar Profesi PNS
Terdapat 5 (lima) nilai dasar profesi PNS yang diakronimkan dengan
ANEKA, yang uraiannya adalah sebagai berikut:

a. Akuntabilitas
Akuntabilitas merujuk pada kewajiban setiap individu, kelompok
atau institusi untuk memenuhi tanggung jawab yang menjadi amanahnya.
Akuntablititas sangat penting mengingat akuntabilitas berfungsi sebagai
kontrol demokratis, mencegah korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan
dan untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi. Ada banyak aspek yang
harus diperhatikan dalam menciptakan lingkungan organisasi yang
akuntabel (Lembaga Administrasi Negara, 2014). Diantaranya adalah :
1) Kepemimpinan
2) Transparansi
3) Integritas
4) Tanggung Jawab
5) Keadilan
6) Kepercayaan
7) Keseimbangan
8) Kejelasan
9) Konsistensi
PNS yang akuntabel adalah PNS yang mampu mengambil pilihan
yang tepat ketika terjadi konflik kepentingan, tidak terlibat dalam politik
praktis, melayani warga secara adil dan konsisten dalam menjalankan
tugas dan fungsinya.

7
b. Nasionalisme
Prinsip nasionalisme bangsa indonesia dilandasi nilai-nilai
pancasila. Hal ini diarahkan agar bangsa indonesia senantiasa
menempatkan kesatuan, kepentingan dan keselamatan bangsa dan negara
diatas kepentingan pribadi atau golongan,menunjukan sikap rela berkorba
demi kepentingan negara, bangga sebagai bangsa indonesia dan bertanah
air indonesia, mengakui persamaan derajat, persamaan hak dan kewajiban
antara sesama manusia dan semua bangsa, menumbuhkan saling
mencintai sesama manusia dan mengembangkan sikap tenggang rasa
(Lembaga Administrasi Negara, 2014).
ASN dituntut untuk memiliki nilai-nilai dasar nasionalisme pancasila
dan juga mampu mengaktualisasikan nasionalisme dan menjalankan nilai-
nilai pancasila dalam menjalankan tugasnya dengan tujuan agar setiap
pegawai ASN memiliki orientasi berpikir memikirkan kepentingan publik,
bangsa dan negara. Nilai-nilai dasar pancasaila terdiri dari :
1) Nilai-nilai Ketuhanan Yang Maha Esa
2) Nilai-nilai Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab
3) Nilai-nilai Persatuan Indonesia
4) Nilai-nilai Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan
dalam Permusyawaratan/Perwakilan
5) Nilai-nilai Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia
Selain itu, setiap pegawai ASN harus memiliki nilai-nilai kepublikan,
baik sebagai pelaksana publik, sebagai pelayan publik maupun sebagai
perekat dan pemersatu bangsa. Mereka harus bersikap profesional dan
berintegritas dalam memberikan pelayanan, tidak mengejar keuntungan
pribadi dan golongan namun mengedepankan kepentingan publik dan
menciptakan kesejahteraan masyarakat yang lebih baik. Sebagai perekat
dan pemersatu bangsa seorang ASN senantiasa mengutamakan dan
mementingkan persatuan dan kesatuan bangsa yang secara implisit terkait
dengan asas, prinsip, nilai dasar dan kode etik dan kode perilaku.

8
c. Etika publik
Etika publik merupakan refleksi tentang standar/norma yang
menentukan baik buruk, benar/salah prilaku, tindakan dan keputusan untuk
mengarahkan kebijakan publik dalam rangka menjalankan tanggung jawab
pelayanan publik (Lembaga Administrasi Negara, 2014).
Kode etik adalah aturan-aturan yang mengatur tingkah laku dalam
suatu kelompok khusus, sudut pandangnya hanya ditujukan pada hal-hal
prinsip dalam bentuk ketentuan-ketentuan tertulis.
Nilai-nilai dasar etika publik sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang
ASN, adalah sebagai berikut:
1) Memegang teguh nilai-nilai dalam ideologi negara Pancasila;
2) Setia dan mempertahankan Undang-Undang Dasar Negara Kesatuan
Republik Indonesia Tahun 1945;
3) Menjalankan tugas secara professional dan tidak berpihak;
4) Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian;
5) Menciptakan lingkungan kerja yang non diskriminatif;
6) Memelihara dan menjunjung tinggi standar etika luhur;
7) Mempertanggungjawabkan tindakan dan kinerjanya kepada publik;
8) Memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan program
pemerintah;
9) Memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap, cepat,
tepat, akurat, berdaya guna, berhasil guna, dan santun;
10) Mengutamakan kepemimpinan berkualitas tinggi;
11) Menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerjasama;
12) Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja pegawai;
13) Mendorong kesetaraan dalam pekerjaan sesuai tupoksi secara
internal;
14) Meningkatkan efektivitas sistem pemerintah yang demokratis sebagai
perangkat sistem karier.

d. Komitmen Mutu
Kinerja ASN dalam melaksanakan layanan publik yang bermutu
harus berlandaskan prinsip efektivitas, efisiens, inovasi dan mutu. Target
utama kinerja ASN yang berbasis komitmen mutu adalah mewujudkan
kepuasaan masyarakat yang menerima layanan (customer satisfaction).
9
Perilaku yg didukung sebagai ASN dalam memaknai esensi komitmen mutu
dapat diwujudkan melalui karakter kepribadian yang jujur, amanah, cermat,
disiplin, efektif, efisien, kreatif, inovatif, melayani dengan sikap hormat,
bertutur kata sopan dan ramah, berlaku adil, bekerja tanpa tekanan, memiliki
integritas tinggi, serta menjaga nama baik dan reputasi ASN (Lembaga
Administrasi Negara, 2014).

e. Anti Korupsi
Dampak korupsi tidak hanya sekedar menimbulkan kerugian
keuangan negara namun dapat menimbulkan kerusakan kehidupan yang
tidak hanya bersifat jangka pendek tetapi dapat pula bersifat jangka panjang.
Membahas fenomena dampak korupsi sampai pada kerusakan kehidupan
dan dikaitkan dengan tanggungjawab manusia sebagai yang diberi amanah
untuk mengelolanya dapat menjadi sarana untuk memicu kesadaran diri
para PNS untuk anti korupsi (Lembaga Administrasi Negara, 2014).
Terdapat 7 (tujuh) kelompok tindak pidana korupsi berdasarkan UU
No.31/1999 Jo. UU No. 20/2001 yaitu : (1) kerugian keuangan negara, (2)
suap-menyuap, (3) pemerasan, (4) Perbuatan Curang, (5) Penggelapan
dalam jabatan, (6) Benturan kepentingan dalam pengadaan, (7) Gratifikasi.
KPK bersama dengan para pakar telah melakukan identifikasi nilai-
nilai dasar anti korupsi, dan dihasilkan sebanyak sembilan nilai anti korupsi
sebagai berikut: Jujur, Peduli, Mandiri, Disiplin, Tanggung jawab, Kerja
keras, Sederhana, Berani dan Adil. Kegiatan-kegiatan yang tertuang dalam
rancangan aktualisasi disusun dengan pertimbangan bahwa kegiatan
tersebut dapat dilaksanakan selama masa aktualisasi nilai-nilai dasar di
tempat tugas/kerja (Lembaga Administrasi Negara, 2014).

f. Whole of Government (WoG)


Whole of Government adalah sebuah pendekatan penyelenggaraan
pemerintahan yang menyatukan upaya-upaya kolaboratif pemerintahan dari
keseluruhan sektor dalam ruang lingkup koordinasi yang lebih luas guna
mencapai tujuan-tujuan pembangunan kebijakan, manajemen program dan
pelayanan publik. Jenis-jenis pelayanan publik yang dikenal yang dapat
didekati oleh pendekatan WoG adalah:

10
1) Pelayanan yang bersifat administratif
Pelayanan publik yang menghasilkan berbagai produk dokumen
resmi yang dibutuhkan warga masyarakat. Praktek WoG dalam jenis
pelayanan administrasi dapat dilihat dalam praktek-praktek
penyelenggaraan izin dalam satu pintu seperti PTSP atau kantor
SAMSAT.
2) Pelayanan jasa
Pelayanan yang menghasilkan berbagai bentuk jasa yang
dibutuhkan warga masyarakat, seperti pendidikan, kesehatan,
ketenagakerjaan, perhubungan dan lainnya.
3) Pelayanan barang
Pelayanan yang menghasilkan jenis barang yang dibutuhkan warga
masyarakat, seperti misalnya jalan, perumahan, jaringan telepon,
listrik dan lainnya
4) Pelayanan regulative
Pelayanan melalui penegakan hukuman dan peraturan perundang-
undangan, maupun kebijakan publik yang mengatur sendi-sendi
kehidupan masyarakat.

g. Pelayanan Publik
Pelayanan publik adalah kegiatan atau rangkaian dalam rangka
pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan perundang-
undangan bagi setiap warga Negara dan penduduk atas barang, jasa, dan/
atau pelayanan administratif yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan
publik. Prinsip pelayanan publik yang baik untuk mewujudkan pelayanan
prima adalah:
1) Partisipatif
2) Transparan
3) Responsif
4) Tidak diskriminatif
5) Mudah dan murah
6) Efektif dan efisien
7) Aksesibel
8) Akuntabel
9) Berkeadilan

11
h. Manajemen Aparatur Sipil Negara (ASN)
Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan
pegawai ASN yang professional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas
dari intervensi politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme.
ASN berfungsi, bertugas dan berperan untuk melaksanakan
kebijakan yang dibuat oleh pejabat Pembina kepegawaian sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Untuk itu ASN harus
mengutamakan kepentingan public dan masyarakat luas dalam menjalankan
fungsi dan tugasnya tersebut. ASN berfungsi, bertugas dan berperan untuk
memberikan pelayanan public yang professional dan berkualitas.
Pelayanan publik merupakan kegiatan dalam rangka pemenuhan
kebutuhan pelayanan sesuai peraturan perundang-undangan bagi setiap
warganegara dan penduduk atas barang, jasa dan/atau pelayanan
administrative yang diselenggarakan oleh penyelenggara pelayanan publik
dengan tujuan kepuasaan pelanggan. ASN berfungsi, bertugas dan berperan
untuk mempererat persatuan dan kesatuan Negara Republik Indonesia.

B. Tujuan Aktualisasi
Penyusunan rancangan aktualisasi ini bertujuan untuk dapat memberikan
pedoman secara utuh dalam mengaktualisasikan nilai-nilai dasar ASN yaitu
Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika publik, Komitmen mutu dan Anti korupsi (ANEKA)
di lingkungan kerja Puskesmas Sindangresmi Kabupaten Pandeglang. Hal tesebut
diakukan guna menerapkan fungsi ASN sebagai Pelaksana kebijakan, Pelayan
Publik serta Perekat dan pemersatu bangsa.

12
BAB II

RANCANGAN AKTUALISASI

A. Identifikasi Isu
1. Gudang obat dan Bahan Medis Habis Pakai (BMHP) belum tersusun
secara baik dan benar.
2. Penggunaan obat Antibiotik yang tidak bijak dan rasional
3. Belum lengkapnya sarana dan prasarana ruang meracik dan
4. SDM farmasi belum memadai
5. Pengumpulan laporan pemakaian dan lembar permintaan obat (LPLPO)
belum tepat waktu
B. Pemilihan dan Penetapan Core Isu
Total
No Masalah spesifik U S G
Skor

Gudang obat dan Bahan Medis Habis Pakai


1. (BMHP) belum tersusun secara baik dan 2 3 4 9
benar

Penggunaan obat Antibiotik yang tidak bijak


2 5 5 5 15
dan rasional

Belum lengkapnya sarana dan prasarana


3 4 4 4 12
ruang meracik dan penyerahan obat

4 SDM farmasi belum memadai 5 2 3 10

Pengumpulan laporan pemakaian dan


5 lembar permintaan obat (LPLPO) belum 2 3 3 8
tepat waktu

Berdasarkan analisis masalah yang telah diidentifikasi, diperoleh satu isu


dengan nilai USG tertinggi, yaitu: Penggunaan obat Antibiotik yang tidak
bijak dan rasional.
C. Gagasan Pemecahan Core Isu
Dari hasil penetapan Core isu diatas, maka gagasan yang akan
diambil dalam rancangan aktualisasi ini adalah : Penggunaan antibiotik yang
bijak dan rasional di puskesmas Sindangresmi.

13
D. Rancangan Aktualisasi (Formulir 1)

14
Kontribusi Penguatan
No Tahapan Output/Hasil Terhadap Visi Nilai-Nilai
Kegiatan Nilai-Nilai Dasar
. Kegiatan Kegiatan Misi Organisas
Organisasi i

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

1. Penyusunan 1.1 Merencanakan 1.1 Foto Akuntabilitas: Melalui Kegiatan ini


tabel daftar pembuatan dokumenta Menghimpun data penyusunan tabel berdasar
Antibiotik yang tabel antibiotik si antibiotik dgn cermat. daftar Antibiotik pada nilai-
boleh dipakai di dipuskesmas. Mensosialisasikan yang boleh dipakai nilai ANEKA
puskesmas dengan jelas. di puskesmas di puskesmas
1.2 Mengumpulkan berkontribusi dalam untuk
data jenis 1.2 Data jenis
Nasionalisme: misi puskesmas pengelolaan
antibiotik yang Antibiotik yg
Sebagai pelaksana yang ke-4 yaitu Apotek
digunakan digunakan
kebijakan meningkatkan menjadi lebih
puskesmas dipuskesma
PERMENKES No. kinerja petugas & efektif dan
s
2406/MENKES/PER/XI tata kelola efisien.
1.3 Menghimpun
referensi data I/2011 tentang organisasi
cara pedoman umum puskesmas yang
1.3 Literatur penggunaan antibiotik. baik.
penggunaan
berupa
antibiotik dari
literatur permenkes
Etika Publik :
Merencanakan secara
1.4 Membuat tabel
professional dan
daftar antibiotik
1.4 Tabel melakukan tugas dgn
yang boleh
dipakai di Antibiotik tanggung jawab.
puskesmas.
Komitmen Mutu :
1.5 Melakukan Membuat tabel yang

15
Kontribusi Penguatan
No Tahapan Output/Hasil Terhadap Visi Nilai-Nilai
Kegiatan Nilai-Nilai Dasar
. Kegiatan Kegiatan Misi Organisas
Organisasi i

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

sosialisasi 1.5 Foto efektif, dan bermutu.


kepada tenaga dokumenta
kesehatan si dan
Anti Korupsi :
terkait (dokter, materi
Mengumpulkan data
bidan dan sosialisasi
perawat) secara mandiri dan
jujur

2. Pembuatan etiket 2.1 Merencanakan 2.1 Foto Akuntabilitas: Melalui pembuatan Kegiatan ini
obat khusus pembuatan dokumenta Melaksanakan tugas etiket khusus berdasar
penggunaan etiket obat si pengumpulan data antibiotik pada nilai-
antibiotic khusus antibiotik dengan teliti. berkontribusi dalam nilai ANEKA
penggunaan Membuat etiket secara misi ke-5 yaitu di puskesmas
antibiotik transparan. menjamin untuk
pelayanan yang pengelolaan
2.2 Melakukan
Nasionalisme: efektif & efisien Apotek
konsultasi 2.2 Foto
Konsultasi sesuai sila melalui sistem menjadi lebih
kepada kepala
dokumenta informasi komunikatif,
puskesmas ke-4 Pancasila
si kesehatan yang efektif dan
dan bendahara
untuk terpadu. efisien.
Etika Publik :
pengadaan
Merencanakan format
etiket.
etiket secara
2.3 Menghimpun profesional. Konsultasi
data antibiotik tentang pembuatan
2.3 Data jenis

16
Kontribusi Penguatan
No Tahapan Output/Hasil Terhadap Visi Nilai-Nilai
Kegiatan Nilai-Nilai Dasar
. Kegiatan Kegiatan Misi Organisas
Organisasi i

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

yg dipakai di Antibiotik etiket dengan sopan


puskesmas dipuskesma santun.
s
2.4 Merancang Komitmen
format etiket Mutu:Merancang
berdasarkan 2.4 Foto format etiket yang
jenis antibiotic Dokumenta bermutu.
si
2.5 Mencetak Anti Korupsi :
etiket sesuai Menggunakan
anggaran anggaran secara jujur
2.5 Etiket Obat
Antibiotik

3. Pembuatan kartu 3.1 Merencanakan 3.1 Foto Akuntabilitas : Melalui pembuatan Kegiatan ini
tunggu pasien pembuatan dokumenta Melaksanakan tugas kartu tunggu pasien berdasar
yang berisi kartu tunggu si dengan tanggung yang promotif pada nilai-
promosi pasien jawab. berkontribusi dalam nilai ANEKA
penggunaan misi ke-5 yaitu di puskesmas
3.2 Melakukan 3.2 Foto menjamin untuk
antibiotik secara Nasionalisme:
konsultasi
bijak dan dokumenta Konsultasi sesuai sila pelayanan yang pengelolaan
dengan kepala
rasional. si ke-4 Pancasila. efektif & efisien Apotek
puskesmas dan

17
Kontribusi Penguatan
No Tahapan Output/Hasil Terhadap Visi Nilai-Nilai
Kegiatan Nilai-Nilai Dasar
. Kegiatan Kegiatan Misi Organisas
Organisasi i

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

bendahara melalui sistem menjadi lebih


untuk Komitmen Mutu : informasi komunikatif,
pengadaan kesehatan yang efektif dan
Merancang desain
kartu tunggu terpadu. efisien.
kartu tunggu pasien
pasien
secara kreatif dan
3.3 Data menghimpun data yg
3.3 Menghimpun Promosi
data promosi Inovatif.
penggunaa
pengunaan
n antibiotic
antibiotik yang Etika Publik :
rasional dan yg bijak dan
Melakukan konsultasi
bijak rasional
dengan sopan santun.
Menghimpun kartu
3.4 Merancang 3.4 Foto
tunggu pasien bersifat
desain kartu Dokumenta
Promotif.
tunggu pasien. si

3.5 Mencetak kartu Anti Korupsi :


tunggu pasien 3.5 Kartu Mencetak kartu dengan
tunggu jujur.
pasien
Pelayanan Publik :
Merancang kartu
tunggu pasien secara

18
Kontribusi Penguatan
No Tahapan Output/Hasil Terhadap Visi Nilai-Nilai
Kegiatan Nilai-Nilai Dasar
. Kegiatan Kegiatan Misi Organisas
Organisasi i

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

Kreatif

4. Pendokumentasi 4.1 Memisahkan 4.1 Foto Akuntabilitas : Melalui Kegiatan ini


an penggunaan resep antibiotik Dokumenta Melakukan pemisahan pendokumentasian berdasar
Antibiotik per hari si resep antibiotik dengan penggunaan pada nilai-
cermat antibiotik nilai ANEKA
4.2. Mengumpulkan berkontribusi dalam di puskesmas
resep antibiotik Nasionalisme : misi ke-5 yaitu untuk
4.2 Foto
dalam wadah Sebagai pelaksana menjamin pengelolaan
Dokumenta
khusus dan pelayanan yang Apotek
si kebijakan
diberi label. efektif & efisien menjadi lebih
PERMENKES no. 74
tahun 2016 tentang melalui sistem profesional,
4.3 Mencatat standar pelayanan informasi komunikatif,
penggunaan kefarmasian di kesehatan yang efektif dan
antibiotik 4.3 Buku terpadu. efisien.
puskesmas
secara manual catatan
maupun antibiotik
elektronik. dan data Komitmen Mutu :
antibiotic Melaksanakan tugas
4.4 Menyimpan dokumentasi dengan
copy dokumen rapih dan efisien.
dalam satu file. 4.4 Foto
dokumenta Etika Publik :

19
Kontribusi Penguatan
No Tahapan Output/Hasil Terhadap Visi Nilai-Nilai
Kegiatan Nilai-Nilai Dasar
. Kegiatan Kegiatan Misi Organisas
Organisasi i

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

si Mencatat penggunaan
antibiotik dgn
profesional.

Anti Korupsi :
Melaksanakan tugas
secara bertanggung
jawab

Pelayanan Publik :
Resep mudah dicari
dan diakses.
5. Pembuatan 5.1 Merencanakan 5.1 Foto Akuntabilitas: Melalui Kegiatan ini
evaluasi evaluasi Dokumenta Menyimpan data pendokumentasian berdasar
pemakaian dengan melihat si evaluasi dengan penggunaan pada nilai-
antibiotik oleh data pasien konsisten. antibiotik nilai ANEKA
pasien dengan berkontribusi dalam di puskesmas
5.2 Menyiapkan misi ke-5 yaitu untuk
metode Gyssens 5.2 Alur Nasionalisme :
alur Gyssens
menjamin pengelolaan
Gyssens Sebagai pelaksana
pelayanan yang Apotek
5.3 Mengevaluasi kebijakan
efektif & efisien menjadi lebih
data 5.3 Foto PERMENKES
menggunakan melalui sistem profesional,
dokumenta No.2406/MENKES/PE
alur penilaian informasi komunikatif,
si R/XII/2011 tentang
Gyssens kesehatan yang efektif dan

20
Kontribusi Penguatan
No Tahapan Output/Hasil Terhadap Visi Nilai-Nilai
Kegiatan Nilai-Nilai Dasar
. Kegiatan Kegiatan Misi Organisas
Organisasi i

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

pedoman umum terpadu. efisien.


5.4 Menyimpan penggunaan antibiotik.
data hasil
evaluasi dari
alur Gyssens. 5.4 Data hasil Etika Publik :
evaluasi Melakukan evaluasi
alur dengan profesional.
Gyssens
Komitmen Mutu :
Melakukan metode
Gyssens secara efektif.

Anti Korupsi :
Melaksanakan tugas
penuh tanggung jawab.

6. Pengedukasian 6.1 Mempersiapkan 6.1 Foto Akuntabilitas : Melalui Kegiatan ini


hasil evaluasi data rekam dokumenta Membaca rekam medis pendokumentasian berdasar
kepada pasien medis pasien si dgn cermat dan penggunaan pada nilai-
dalam hal rawat jalan edukasi pasien dgn antibiotik nilai ANEKA
penggunaan jelas. berkontribusi dalam di puskesmas
antibiotik 6.2 Membaca data 6.2 Foto misi ke-5 yaitu untuk
rekam medis Dokumenta menjamin pengelolaan
Nasionalisme :

21
Kontribusi Penguatan
No Tahapan Output/Hasil Terhadap Visi Nilai-Nilai
Kegiatan Nilai-Nilai Dasar
. Kegiatan Kegiatan Misi Organisas
Organisasi i

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

pasien si Sebagai pelaksana pelayanan yang Apotek


PERMENKES no. 74 efektif & efisien menjadi lebih
tahun 2016 tentang melalui sistem profesional,
6.3 Melakukan standar pelayanan informasi komunikatif,
6.3 Foto
skrining resep kefarmasian di kesehatan yang efektif dan
dokumenta
puskesmas. terpadu. efisien.
si
6.4 Memberikan
Etika Publik :
edukasi kpd
pasien tentang Melaksanakan edukasi
6.4 Foto
cara dgn bertanggung
dokumenta
penggunaan jawab, profesional dan
si
antibiotik yang ramah.
bijak dan
rasional Komitmen Mutu :
Efektif melakukan
edukasi.

Anti Korupsi :
Melakukan persiapan
data rekam medis
secara jujur.

Pelayanan Publik :

22
Kontribusi Penguatan
No Tahapan Output/Hasil Terhadap Visi Nilai-Nilai
Kegiatan Nilai-Nilai Dasar
. Kegiatan Kegiatan Misi Organisas
Organisasi i

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

Melakukan tugas
edukasi dengan sikap
responsif.
E. Jadwal Kegiatan Aktualisasi
April Mei
No Kegiatan
1 2 3 4 1 2 3 4

Menyusun tabel daftar Antibiotik


1
yang boleh dipakai di puskesmas

Membuat etiket obat khusus


2
penggunaan antibiotik

Membuat kartu tunggu pasien


yang berisi promosi penggunaan
3
antibiotik secara bijak dan
rasional

Mendokumentasikan
4
penggunaan Antibiotik

5 Membuat evaluasi pemakaian


antibiotik oleh pasien dengan

23
metode Gyssens

Mengedukasi pasien rawat jalan


6
dalam hal pengunaan antibiotik

Pelaksanaan kegiatan (hari kerja)

24
BAB III

LAPORAN AKTUALISASI

A. Capaian Aktualisasi

Berikut adalah deskripsi capaian pelaksanaan masing-masing kegiatan


aktualisasi nilai-nilai dasar PNS. Tiap kegiatan dideskripsikan muatan nilai- nilai dasar
PNS yang relevan sesuai dengan indikator masing-masing.

1. Penyusunan Tabel Daftar Antibiotik yang Boleh Dipakai Di Puskesmas


Menyusun tabel daftar obat antibiotic yang boleh dipakai dipuskesmas
merupakan kegiatan yang bersumber dari pelayanan klinis Apoteker. Kegiatan
pertama ini dilakukan pada minggu pertama aktualisasi yaitu tanggal 29 April – 4
Mei 2019.
Kegiatan penyusunan tabel daftar Antibiotik ini dilakukan dalam lima
tahapan kegiatan. Pertama, Merencanakan pembuatan tabel antibiotik
dipuskesmas, dalam melakukan tahapan kegiatan ini perlu kecermatan yang
merupakan indikator dari nilai – nilai dasar PNS yaitu Akuntabilitas dan juga
profesionalisme yang merupakan indikator dari Etika Publik.
Kedua, Mengumpulkan data jenis antibiotik yang digunakan puskesmas,
dalam tahapan kegiatan ini dilakukan secara mandiri dan jujur sehingga
mencerminkan adanya aktualisasi nilai Anti Korupsi.
Ketiga, Menghimpun referensi data cara penggunaan antibiotik dari
literatur dilakukan dengan cermat sejalan dengan nilai Akuntabilitas seta
mempertimbangkan literature yang bermutu sebagai aktualisasi nilai dasar
Komitmen Mutu.
Keempat, Membuat tabel daftar antibiotik yang boleh dipakai di
puskesmas, tahapan kegiatan ini mendukung kebijakan Peraturan Menteri
Kesehatan (PERMENKES) No. 2406/MENKES/PER/XII/2011 tentang pedoman
umum penggunaan antibiotic, sebagai pelaksana kebijakan menerapkan nilai
dasar Nasionalisme. Kegiatan ini juga harus dilakukan dengan efektif dan efisien
sehingga menghasilkan tabel yang bermutu maka akan mencerminkan nilai
Komitmen Mutu.

25
Kelima, Melakukan sosialisasi kepada tenaga kesehatan terkait didalam
lokakarya bulanan puskesmas, tahapan kegiatan ini dilakukan dengan penuh
tanggung jawab dan kejelasan saat menyampaikan informasi terkait antibiotic
maka akan sesuai dengan salah satu nilai- nilai dasar PNS yaitu Akuntabilitas.

2. Pembuatan Etiket Obat Khusus Penggunaan Antibiotik


Membuat etiket obat khusus penggunaan antibiotik merupakan kegiatan
pendukung pelayanan klinis Apoteker. Kegiatan kedua ini dilakukan pada minggu
kedua dan ketiga aktualisasi yaitu tanggal 6 Mei – 18 Mei 2019.
Kegiatan pembuatan etiket obat khusus antibiotic ini dilakukan dalam lima
tahapan kegiatan. Pertama, merencanakan pembuatan etiket obat khusus
penggunaan antibiotic, tahapan kegiatan ini dilakukan secara professional sesuai
nilai-nilai dasar PNS yaitu Etika Publik.
Kedua, melakukan koordinasi kepada kepala puskesmas dan bendahara
untuk pengadaan etiket, tahapan ini dilakuan dengan sopan santun sehingga
tujuan dan maksud tercapai sesuai cerminan dari Etika Publik yang baik.
Tahapan kegiatan ini memiliki nilai Nasionalisme sangat sesuai dengan filosofi
dasar negara Indonesia yaitu Pancasila pada sila ke-empat yang berbunyi
“Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan
dan perwakilan” menggambarkan bahwa masyarakat harus mendiskusikan
sesuatu dalam mengambil keputusan.
Ketiga, menghimpun data antibiotik yg dipakai di puskesmas dilakukan
dengan teliti sesuai dengan nilai Akuntabilitas. Keempat, merancang format etiket
berdasarkan jenis antibiotik secara professional sesuai nilai Etika Publik sehingga
dihasilkan etiket yang informative dan bermutu dalam nilai Komitmen Mutu.
Kelima, Mencetak etiket sesuai anggaran secara jujur dan transparan merupakan
cerminan salah satu nilai dasar PNS yaitu Anti Korupsi.

3. Pembuatan kartu Tunggu Pasien yang Berisi Promosi Penggunaan Antibiotik


Secara Bijak dan Rasional
Membuat kartu tunggu pasien yang berisi promosi penggunaan antibiotik
secara bijak dan rasional pendukung pelayanan klinis Apoteker. Kegiatan ketiga
ini dilakukan pada minggu kedua dan ketiga aktualisasi yaitu tanggal 6 Mei – 18
Mei 2019.

26
Kegiatan pembuatan kartu tunggu pasien ini dilakukan dalam lima tahapan
kegiatan. Pertama, merencanakan pembuatan kartu tunggu pasien dilakukan
dengan penuh tanggung jawab sehingga masuk kedalam nilai Akuntabilitas.
Kedua, Melakukan koordinasi kepada kepala puskesmas dan bendahara
untuk pengadaan etiket, tahapan ini dilakuan dengan sopan santun sehingga
tujuan dan maksud tercapai sesuai cerminan dari Etika Publik yang baik.
Tahapan kegiatan ini memiliki nilai Nasionalisme sangat sesuai dengan filosofi
dasar negara Indonesia yaitu Pancasila pada sila ke-empat yang berbunyi
“Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan
dan perwakilan” menggambarkan bahwa masyarakat harus mendiskusikan
sesuatu dalam mengambil keputusan.
Ketiga, Menghimpun data promosi pengunaan antibiotik yang rasional dan
bijak, pada tahap kegiatan ini dilakuan dengan inovatif termasuk dalam Komitmen
Mutu serta bersifat promotive yaitu cerminan nilai Pelayanan Publik yang baik.
Keempat, merancang desain kartu tunggu pasien dengan kreatifitas sesuai
dengan nilai – nilai dasar PNS Komitmen Mutu dan Pelayanan Publik. Kelima,
Mencetak kartu tunggu pasien dengan jujur sesuai anggaran agar masuk nilai Anti
Korupsi.

4. Pendokumentasian Penggunaan Antibiotik


Melakukan dokumentasi penggunaan Antibiotik merupakan kegiatan yang
bersumber dari pelayanan klinis Apoteker. Kegiatan keempat ini dilakukan pada
minggu pertama hingga minggu keempat kegiatan aktualisasi yaitu tanggal 29
April – 29 Mei 2019.
Kegiatan pendokumentasian penggunaan antibiotic ini dilakukan dalam
empat tahapan kegiatan. Pertama, memisahkan resep antibiotik per hari, tahapan
kegiatan ini harus dilakukan dengan cermat yang masuk dalam nilai-nilai
Akuntabilitas.
Kedua, Mengumpulkan resep antibiotik dalam wadah khusus dan diberi
label, tahapan ini bertujuan agar data mudah dicari dan diakses yang merupakan
indikator dari Pelayanan Publik.
Ketiga, Mencatat penggunaan antibiotik secara manual maupun
elektronik, tahapan kegiatan dilakukan secara professional yang masuk dalam

27
Etika Publik serta dilakukan secara rapid an teliti agar efisien dan bermutu masuk
dalam nilai Komitmen Mutu.
Keempat, Menyimpan copy dokumen dalam satu binder, tahapan
kegiatan ini sesuai Peraturan Menteri Kesehatan (PERMENKES) no. 74 tahun
2016 tentang standar pelayanan kefarmasian di puskesmas, sebagai suatu
pelaksanan kebijakan maka masuk kedalam nilai Nasionalisme.
Secara keseluruhan kegiatan pendokumentasian Penggunaan Antibiotik
dilakukan dengan penuh tanggung jawab yang merupakan indicator dari nilai-nilai
dasar PNS Akuntabilitas, Etika Publik dan Anti Korupsi.

5. Pembuatan Evaluasi Pemakaian Antibiotik Dengan Metode Gyssens


Melakukan evaluasi pemakaian antibiotic dengan metode Gyssens
merupakan kegiatan yang bersumber dari pelayanan klinis Apoteker. Kegiatan
kelima ini dilakukan pada minggu kedua hingga minggu keempat kegiatan
aktualisasi yaitu tanggal 6 Mei – 29 Mei 2019.
Kegiatan evaluasi pemakaian antibiotic dengan metode Gyssens ini
dilakukan dalam empat tahapan kegiatan. Pertama, Merencanakan evaluasi
dengan melihat data pasien secara jelas tercermin dalam nilai Akuntabilitas.
Kedua, Menyiapkan alur Gyssens dilakukan sesuai kebijakan Peraturan
Menteri Kesehatan (PERMENKES) No.2406/MENKES/PER/XII/2011 tentang
pedoman umum penggunaan antibiotik, sebagai pelaksana kegiatan maka
tercerminlah sebuah nilai Nasionalisme.
Ketiga, Mengevaluasi data menggunakan alur penilaian Gyssens
dilakukan secara professional merupakan indicator Etika Publik dan memiliki
mutu juga efektif sehingga termasuk dalam Komitmen Mutu. Keempat,
Menyimpan data hasil evaluasi dari alur Gyssens secara konsisten yang
merupakan tanda dari nilai Akuntabilitas. Semua tahapan kegiatan dilakukan
dengan penuh tanggung jawab yang termasuk nilai Anti Korupsi.

6. Pengedukasian Hasil Evaluasi Kepada Pasien Dalam Hal Penggunaan


Antibiotik
Melakukan edukasi hasil evaluasi kepada pasien dalam hal penggunaan
antibiotic merupakan kegiatan yang bersumber dari pelayanan klinis Apoteker.
Kegiatan keenam ini dilakukan pada minggu pertama hingga minggu keempat

28
kegiatan aktualisasi yaitu tanggal 29 April – 29 Mei 2019. Kegiatan edukasi hasil
evaluasi kepada pasien dalam hal pemakaian antibiotic ini dilakukan dalam empat
tahapan kegiatan. Pertama, Mempersiapkan data rekam medis pasien rawat jalan
secara jujur yang berupa indicator dari nilai Anti Korupsi.
Kedua, Membaca data rekam medis pasien tahapan kegiatan ini
dilakukan secara cermat masuk dalam nilai Akuntabilitas. Ketiga, Melakukan
skrining resep sesuai kebijakan Peraturan menteri Kesehatan (PERMENKES) no.
74 tahun 2016 tentang standar pelayanan kefarmasian di puskesmas, lalu sebagai
pelaksana kebijakan masuk indicator Nasionalisme.
Keempat, Memberikan edukasi kepada pasien tentang cara penggunaan
antibiotik yang bijak dan rasional, tahapan dilakukan secara professional,
bertanggung jawab serta ramah maka tercermin dalam nilai Etika Publik. Pada
semua tahapan dalam kegiatan ini dilakukan dengan efektif sehingga indicator dari
Komitmen Mutu, kemudian edukasi bersikap promotive yang ada pada indicator
Pelayanan Publik.

B. Kendala dan Strategi dalam Pelaksanaan Aktualisasi

Sebagaimana peserta latsar yang lain, kendala awal yang dihadapi penulis
adalah hal-hal yang terkait dengan belum memahaminya peserta latsar terhadap
kondisi sesungguhnya di satuan kerja yang dirumuskan dalam rancangan kegiatan,
sehingga ada beberapa kegiatan yang harus diperbaiki dan diganti tahapan kegiatan
dengan tahapan kegitan lain karena tidak urgent untuk dilaksanakan di satuan kerja.
Untuk mengantisipasi kendala yang dihadapi di atas, maka penulis
mengoptimalkan proses diskusi dan bimbingan baik dari mentor maupun
pembimbing. Dengan melakukan bimbingan kepada mentor dan pembimbing secara
intensif, pelaksanaan program kerja dan beberapa kegiatan yang disusun baik atas
usulan penulis sendiri maupun usulan dari mentor dapat terlaksana dengan baik.

29
C. Manfaat Aktualisasi dan Analisis dampak apabila Nilai-nilai Dasar PNS Tidak
Diterapkan

1. Manfaat Aktualisasi

Kelima nilai dasar PNS yang terdiri dari Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika
Publik, Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi sangat diperlukan dalam melaksanakan
seluruh kegiatan. Hasilnya adalah adanya acuan penggunaan antibiotic yang
rasional, benar, berkualitas, dan sesuai dengan pedoman serta tuntutan
perkembangan zaman. Kemudian masyarakat akan mengetahui penggunaan
antibiotic yang bijak dan rasional serta bahayanya jika tidak dilakukan sesuai
petunjuk penggunaan. Muaranya, meningkatnya kualitas kesehatan sumber daya
manusia bangsa Indonesia.

2. Dampak Apabila Nilai – nilai Dasar PNS Tidak Diterapkan


Apabila tidak diterapkan nilai dasar PNS, maka kegiatan tidak akan
berjalan dengan benar sehingga tidak akan ada perubahan pada masyarakat
dalam hal penggunaan antibiotic. Masyarakat akan dengan semena-mena
menggunakan antibiotic tanpa mengikuti petunjuk penggunaan (irasional) dan
resistensi antibiotic semakin meluas. Target kementrian kesehatan untuk
penggunaan antibiotik yang bijak dan rasional tidak akan tercapai.

30
BAB IV

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Nilai-nilai dasar Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komiten Mutu
dan Anti Korupsi menjadi dasar bagi aparatur sipil negara dalam menjalankan
tugas-tugas dan kewajiban dalam instansi kerja. Dengan adanya pendidikan dan
pelatihan prajabatan pola baru yang lebih menekankan pentingnya internalisasi
dan aktualisasi nilai-nilai dasar profesi Aparatur Sipil Negara (ASN) dilingkup
kerja diharapkan adanya aparatur negara yang profesional serta menjadi
pelayan masyarakat yang benar-benar mencerminkan seorang aparatur dalam
melaksanakan pelayanan publik. Sehingga citra negatif yang selama ini
berkembang secara perlahan hilang dan menjadikan citra publik yang kembali
baik.
Sebagai pelayan publik kita harus bekerja dengan memberikan
pelayanan yang terbaik bagi masyarakat, dengan menerapkan nilai-nilai
Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komiten Mutu dan Anti Korupsi kualitas
pelayanan akan menjadi semakin baik. Karena menjadi modal dasar untuk setiap
pekerjaan yang akan dilaksanakan berorientasi pada perbaikan terhadap mutu
pelayanan yang berkesinambungan dan bebas dari korupsi dan bersama-sama
untuk membangun bangsa.

B. SARAN
Dalam kesempatan ini ASN sebagai peserta diklat prajabatan memberikan
saran kepada seluruh karyawan di lingkungan UPT Puskesmas Sindangresmi
untuk senantiasa mengaplikasikan nilai-nilai ANEKA dengan sungguh-sungguh
dalam melaksanakan tugas dan fungsinya untuk menciptakan kualitas pelayanan
publik yang baik. Dan juga hendaknya senantiasa memberikan dorongan dan
bimbingan yang bersifat membangun kepada rekan kerja. Dengan bertanggung
jawab dan selalu memegang teguh tugas dan fungsi dalam pekerjaan serta
menjaga loyalitas sebagai Aparatur Sipil Negara, nantinya akan membawa
perubahan positif yang mengarah pada tercapainya cita-cita bangsa.

31
DAFTAR PUSTAKA

Lembaga Administrasi Negara. 2017. Akuntabilitas. Modul Penyelenggaraan


Pendidikan dan Pelatihan Calon Pegawai Negeri Sipil Prajabatan Golongan III.
Lembaga Administrasi Negara.

Lembaga Administrasi Negara. 2017. Anti Korupsi. Modul Penyelenggaraan


Pendidikan dan Pelatihan Calon Pegawai Negeri Sipil Prajabatan Golongan III.
Lembaga Administrasi Negara.

Lembaga Administrasi Negara. 2017. Etika Publik. Modul Penyelenggaraan


Pendidikan dan Pelatihan Calon Pegawai Negeri Sipil Prajabatan Golongan III.
Lembaga Administrasi Negara.

Lembaga Administrasi Negara. 2017. Komitmen Mutu. Modul Penyelenggaraan


Pendidikan dan Pelatihan Calon Pegawai Negeri Sipil Prajabatan Golongan III.
Lembaga Administrasi Negara.

Lembaga Administrasi Negara. 2017. Manajemen ASN. Modul Penyelenggaraan


Pendidikan dan Pelatihan Calon Pegawai Negeri Sipil Prajabatan Golongan III.
Lembaga Administrasi Negara.

Lembaga Administrasi Negara. 2017. Nasionalisme. Modul Penyelenggaraan


Pendidikan dan Pelatihan Calon Pegawai Negeri Sipil Prajabatan Golongan III.
Lembaga Administrasi Negara.

Lembaga Administrasi Negara. 2017. Pelayanan Publik. Modul Penyelenggaraan


Pendidikan dan Pelatihan Calon Pegawai Negeri Sipil Prajabatan Golongan III.
Lembaga Administrasi Negara.

Lembaga Administrasi Negara. 2017. Whole of Goverment. Modul Penyelenggaraan


Pendidikan dan Pelatihan Calon Pegawai Negeri Sipil Prajabatan Golongan III.
Lembaga Administrasi Negara.

Undang-Undang Nomor 5. 2014. Aparatur Sipil Negara, Jakarta.

32
33

Anda mungkin juga menyukai