Anda di halaman 1dari 11

Macam-macam Perencanaan Partisipatif

Mengingat sifat pengelolaan pembangunan desa itu meliputi banyak aspek dan memiliki
keterkaitan dengan banyak pihak, maka tidak dapat dihindari bilamana metode perencanaan
partisipatif yang diperkenalkan di tingkat desa juga banyak jenisnya. Diluncurkannya berbagai
macam metode atau cara perencanaan partisipatif seperti itu sangat dipengaruhi oleh masingmasing pihak, baik instansi pemerintah maupun lembaga lainnya, sesuai dengan kepentingannya.
Berbagai metode perencanaan partisipatif yang langsung melibatkan peran masyarakat,
telah banyak dikenal. Berikut beberapa metode perencanaan partisipatif.yaitu:
1. Community Action Planning (CAP)
Community Action Planning (CAP) merupakan suatu pendekatan yang memberikan
komunitas wewenang untuk mendesain, mengimplemetasikan, serta mengelola penyelesaian
programnya. Proses CAP dimulai dengan program skala kecil dengan memajukan teknologi yang
tepat dan perusahaan lokal. Fokus dari pendekatan ini yaitu membangun koalisi antara
pemerintah dan kelompok non-pemerintahan, antara berbagai departemen pemerintahan serta
antara kelompok komunitas. Tahapan yang dilakukan dalam pendekatan ini yaitu observasi,
interview dan FGD, survey sumber daya dan kondisi masyarakat lokal, priroritasisasi,
brainstorming, diagramming, mapping dan modelling.
2. Planning For Real (PRR)
Planning for real telah digunakan "sejak akhir 1970-an sebagai sarana untuk memberikan
suara orang lokal dan profesional gagasan yang jelas tentang kebutuhan masyarakat setempat
untuk membawa perbaikan ke lingkungan atau komunitas mereka sendiri." (Inisiatif Lingkungan
Yayasan 1995) Sementara asal-usulnya adalah berasal dari Inggris, dan telah menjadi semakin
luas di seluruh dunia. Dalam beberapa tahun terakhir planning for real telah menjadi populer di
beberapa negara berkembang dan versi modifikasi sedang dalam pembangunan. Planning for
real unik membangun sekitar model masyarakat berkumpul di mana masalah dan perbaikan
diidentifikasi melalui bergambar 'pilihan' kartu. Model dan kartu memiliki tujuan yang mendasari
beberapa: Mereka mengatasi kesulitan komunikasi verbal dengan menyediakan 'mata uang
alternatif' kata-kata sebagai sarana bertukar pandangan dan informasi. Model ini memberikan
titik acuan umum di sekitar yang untuk struktur input, dan memungkinkan perspektif yang lebih
luas dari isu-isu serta memberikan dasar fisik untuk menempatkan saran. Selama proses tersebut

ada kesadaran yang cukup tentang hubungan pergeseran antara berbagai peserta dan derajat
mereka komitmen. Hubungan ini mendorong proses dengan membangun informal, mulai tidak
terlalu berkomitmen yang semakin memperkuat komitmen seluruh pengetahuan bersama dan
tujuan yang sama muncul.
Planning for real didistribusikan dalam bentuk 'kit', sebuah kotak kecil yang berisi
petunjuk dasar tentang bagaimana melakukan sesi, model sampel, potongan master untuk produk
fisik - misalnya, rumah - dan atribut non-fisik - misalnya , masalah dan peluang: area bermain,
area kejahatan tinggi, dll Instruksi disediakan melalui empat 'bungkus': publisitas, menu saran,
prioritas, dan tindak lanjut. Setiap menyediakan alat peraga dan saran dengan teknik dalam
mengelola sesi. Gaya kit sederhana dan sengaja mentah, yang membuatnya dapat diakses dan
unforbidding kepada masyarakat. Banyak tangan dengan huruf, dan hanya dalam versi terbaru
memiliki bahan yang lebih diketik telah diproduksi.
Proses ini memiliki tiga tahap dasar. Pada tahap pertama model ini berkumpul dalam
masyarakat, baik oleh para relawan, klub lokal, mahasiswa, atau orang lain sebagai cara untuk
melibatkan orang-orang kunci. Model ini umumnya pada skala 1: 200 atau 1: 300, tetapi telah
berkisar dari 1:50 sampai 1: 500.Hal ini dibangun di bagian material ringan untuk menjadi
mudah diangkut dengan tangan. Model ini digunakan untuk mempublikasikan pertemuan publik
untuk memulai proses identifikasi masalah dan peluang. Sesi pelatihan kemudian diadakan
dengan penduduk setempat beberapa untuk membiasakan mereka dengan proses. Pada tahap
berikutnya pertemuan publik diadakan di mana potongan ditempatkan pada model sebagai cara
untuk mengidentifikasi isu-isu yang menjadi perhatian masyarakat. Sekitar masalah ini hoc
'pihak bekerja' kecil iklan terbentuk pada topik tertentu, misalnya, Lalu Lintas, Fasilitas Belanja,
Bermain Area, Peluang Kerja, dll pihak bekerja ini kemudian bertemu untuk bekerja keluar
rincian dan bernegosiasi antara konflik kepentingan dan prioritas, menggunakan 'Sekarang,
Soon, Kemudian' grafik sebagai panduan. Kolektif seri ini kegiatan dimaksudkan untuk
mengembangkan momentum yang terus menjadi usulan praktis tertentu. The 'Follow-up' paket
menawarkan saran untuk menjaga hal-hal yang terjadi dan merekomendasikan publikasi berguna
lainnya. Planning for real sangat efektif dalam memobilisasi dukungan masyarakat dan
bunga. Proyek-proyek tertentu juga diidentifikasi dan pelaksanaan diatur dalam gerak.

3. Goal Oriented Project Planning (ZOOP/GOPP)

Metode ZOPP, yakni perencanaan proyek yang berorientasi kepada tujuan. ZOOP, adalah
singkatan dari kata-kata :

Ziel, tujuan,
Orienterte, berarti berorientasi,
Projekt, berarti proyek, dan
Planung, berarti perencanaan.
Perencanaan partisipatif melalui metode ZOOP ini dilakukan dengan menggunakan

empat alat kajian dalam rangka mengkaji keadaan desa.

Kajian permasalahan; dimaksudkan untuk menyidik masalah-masalah yang terkait

dengan suatu keadaan yang ingin diperbaiki melalui suatu proyek pembangunan.
Kajian tujuan; untuk meneliti tujuan-tujuan yang dapat dicapai sebagai akibat dari

pemecahan masalah-masalah tersebut.


Kajian alternatif (pilihan-pilihan); untuk menetapkan pendekatan proyek yang paling

memberi harapan untuk berhasil.


Kajian peran; untuk mendata berbagai pihak (lembaga, kelompok masyarakat, dan
sebagainya) yang terkait dengan proyek selanjutnya mengkaji kepentingan dan potensi.
Melalui penggunaan alat kajian itu maka metode ZOPP bertujuan untuk mengembangkan

rancangan proyek yang taat azas dalam suatu kerangka logis. Metode ZOPP, dalam
penerapannya dapat dikenali dari ciri-ciri utamanya. Dibawah ini tertera ciri-ciri utama metode
ZOOP.
a. Adanya kerja kelompok; bahwa perencanaan dilakukan oleh semua pihak yang
terkait dengan proyek (mencirikan keterbukaan)
b. Adanya peragaan; pada setiap tahap dalam perencanaan direkam secara serentak
dan lengkap serta dipaparkan agar semua pihak selalu mengetahui perkembangan
perencanaan secara jelas (mencirikan keterbukaan).
c. Adanya kepemanduan; yakni kerjasama dalam penyusunan perencanaan
diperlancar oleh orang atau sekelompok orang yang tidak terkait dengan proyek,
tetapi membantu untuk mencapai mufakat (mencirikan kepemanduan)
Perencanaan dengan metode ZOOP mempunyai kegunaan untuk meningkatkan
kerjasama semua pihak yang terkait, mengetahui keadaan yang ingin diperbaiki melalui proyek,

merumuskan tindakan-tindakan yang diperlukan untuk mencapai tujuan yang diinginkan dan
sebagai dasar pelaksanaan proyek. Mutu hasil perencanaan itu sangat tergantung pada informasi
yang tersedia dan yang diberikan.
Tujuan, Berorientasi, Proyek, Perencanaa
a.

Metode ini berorientasi kepada tujuan. Menggunakan 4 data kegiatan dalam mengkaji desa :
1) Kajian permasalahan
Menyidik masalah di suatu keadaan proyek pembangunan.
2) Kajian Tujuan
Meneliti tujuan-tujuan yang ingin dicapai akibat dari pemecahan tersebut
3) Kajian Alternatif
4) Penelitian-penelitian untuk mentapkan pendekatan proyek yang paling memberi harapan
untuk berhasil
5) Kajian Peran
Untuk mendata berbagai pihak (lembaga, kelompok masyarakat, dan sebagainya) yang
terkait dengan proyek selanjutnya, selanjutnya mengkaji potensi.

b.

Ciri-ciri utama metode ZOOP


1) Adanya kerja kelompok
2) Adanya program transparansi proyek
3) Adanya kepemanduan yakni kerjasama dalam penyususnan perencanaan diperlancar oleh
orang atau sekelompok orang yang tidak terkait dengan proyek

c.

Kegunaan perencanaan ZOOP


1) Meningkatkan kerjasama semua pihak yang terkait, mengetahui keadaan yang lingkungan
diperbaiki melalui proyek
2) Merumuskan kegiatan-kegiatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan yang diinginkan
dan sebagai dasar melaksanakan proyek
4. Practicipatory Rural Appraisal (PRA)

Anonim (2002), pendekatan, metode dan teknik PRA (Participatory Rural Appraisal)
berkembang pada periode 199O-an. Participatory Rural Appraisal (PRA) adalah sebuah metode
pemahaman lokasi dengan cara belajar dari, untuk dan bersama dengan masyarakat untuk
mengetahui, menganalisa dan mengevaluasi hambatan dan kesempatan melalui multi-disiplin
dan keahlian untuk menyusun informasi dan pengambilan keputusan sesuai dengan kebutuhan.
PRA mempunyai sejumlah teknik untuk mengumpulkan dan membahas data. dimaksudkan
sebagai metode pendekatan belajar tentang kondisi dan kehidupan pedesaan dari, dengan, dan
oleh masyarakat desa sendiri. Pengertian belajar disini mempunyai arti luas, karena meliputi
juga kegiatan mengkaji, merencanakan dan bertindak.
Tujuan utama dari metode PRA ini adalah untuk menghasilkan rancangan program yang
lebih sesuai dengan hasrat dan keadaan masyarakat. Lebih dari itu, PRA juga bertujuan
memberdayakan masyarakat, yakni dengan pengembangan kemampuan masyarakat dalam
mengkaji keadaan mereka sendiri, kemudian melakukan perencanaan dan tindakan.
Prinsip kerja metode PRA hampir sama dengan metode ZOPP. Dalam metode ini masyarakat
juga dilibatkan secara langsung dalam tahap perencanaan dan pelaksanaan pembangunan,
menggunakan alat kajian, dan adanya pemandu.
Metode PRA tekanannya bukanlah pada kemampuan teknik-teknik PRA dalam partisipasi
pengumpulan data, penggunaan alat kajian dan prinsip kepemanduan. Penekanannya justru
pada proses belajar masyarakat dan tujuan praktis untuk pengembangan program. Sebab
penerapan metode PRA adalah untuk mendorong masyarakat turut serta meningkatkan dan
mengkaji pengetahuan mereka mengenai kehidupan dan kondisi mereka sendiri, agar mereka
dapat menyusun rencana dan tindakan. Metode PRA juga bersifat terbuka untuk menerima caracara dan metode baru yang dianggap cocok. Jadi PRA merupakan:

Teknik menyusun dan mengembangkan program operasional dalam pembangunan di desa


Syaratnya dapat diterima oleh masyarakat secara ekonomi mengutungkan bagi

lingkungan. Contohnya : pembangunan taman nasional


Metode ini dapat membantu dalam menggerakkan SDA dan manusia untuk memahami
masalah.
Teknik ini berguna untuk menumbuhkan partisipasi masyarakat. Teknik-teknik PRA

antara lain :

1) Secondary Data Review (SDR) Review Data Sekunder. Merupakan cara


mengumpulkan sumber-sumber informasi yang telah diterbitkan maupun yang belum
disebarkan. Tujuan dari usaha ini adalah untuk mengetahui data manakah yang telah ada
sehingga tidak perlu lagi dikumpulkan.
2) Direct Observation Observasi Langsung. Direct Observation adalah kegiatan observasi
langsung pada obyek-obyek tertentu, kejadian, proses, hubungan-hubungan masyarakat
dan mencatatnya. Tujuan dari teknik ini adalah untuk melakukan cross-check terhadap
jawaban-jawaban masyarakat.
3) Semi-Structured Interviewing (SSI) Wawancara Semi Terstruktur. Teknik ini adalah
wawancara yang mempergunakan panduan pertanyaan sistematis yang hanya merupakan
panduan terbuka dan masih mungkin untuk berkembang selama interview dilaksanakan.
SSI dapat dilakukan bersama individu yang dianggap mewakili informasi, misalnya
wanita, pria, anak-anak, pemuda, petani, pejabat lokal.
4) Focus Group Discussion Diskusi Kelompok Terfokus. Teknik ini berupa diskusi antara
beberapa orang untuk membicarakan hal-hal bersifat khusus secara mendalam. Tujuannya
untuk memperoleh gambaran terhadap suatu masalah tertentu dengan lebih rinci.
5) Preference Ranking and Scoring. Adalah teknik untuk menentukan secara tepat problemproblem utama dan pilihan-pilihan masyarakat. Tujuan dari teknik ini adalah untuk
memahami

prioritas-prioritas

kehidupan

masyarakat

sehingga

mudah

untuk

diperbandingkan.
6) Direct Matrix Ranking. Adalah sebuah bentuk ranking yang mengidentifikasi daftar
criteria obyek tertentu. Tujuannya untuk memahami alasan terhadap pilihan-pilihan
masyarakat, misalnya mengapa mereka lebih suka menanam pohon rambutan
dibandingkan dengan pohon yang lain. Kriteria ini mungkin berbeda dari satu orang
dengan orang lain, misalnya menurut wanita dan pria tentang tanaman sayur.
7) Peringkat Kesejahteraan. Rangking Kesejahteraan Masyarakat di suatu tempat tertentu.
Tujuannya untuk memperoleh gambaran profil kondisi sosio-ekonomis dengan cara
menggali persepsi perbedaan-perbedaan kesejahteraan antara satu keluarga dan keluarga
yang lainnya dan ketidak seimbangan di masyarakat, menemukan indicator-indikator
lokal mengenai kesejahteraan.
8) Pemetaan Sosial. Teknik ini adalah suatu cara untuk membuat gambaran kondisi sosialekonomi masyarakat, misalnya gambar posisi pemukiman, sumber-sumber mata
pencaharian, peternakan, jalan, dan sarana-sarana umum. Hasil gambaran ini merupakan

peta umum sebuah lokasi yang menggambarkan keadaan masyarakat maupun lingkungan
fisik.
9) Transek (Penelusuran). Transek merupakan teknik penggalian informasi dan media
pemahaman daerah melalui penelusuran dengan berjalan mengikuti garis yang membujur
dari suatu sudut ke sudut lain di wilayah tertentu.
10) Kalender Musim. Adalah penelusuran kegiatan musiman tentang keadaan-keadaan dan
permasalahan yang berulang-ulang dalam kurun waktu tertentu (musiman) di masyarakat.
Tujuan teknik ini untuk memfasilitasi kegiatan penggalian informasi dalam memahami
pola kehidupan masyarakat, kegiatan, masalah-masalah, fokus masyarakat terhadap suatu
tema tertentu, mengkaji pola pemanfaatan waktu, sehingga diketahui kapan saat-saat
sibuk dan saat-saat waktu luang.
11) Alur Sejarah. Alur sejarah adalah suatu teknik yang digunakan untuk mengetahui
kejadian-kejadian dari suatu waktu sampai keadaan sekarang dengan persepsi orang
setempat. Tujuan dari teknik ini adalah untuk memperoleh gambaran mengenai topiktopik penting di masyarakat.
12) Analisa Mata Pencaharian. Masyarakat akan terpandu untuk mendiskusikan kehidupan
mereka dari aspek mata pencaharian. Tujuan dari teknik ini yaitu memfasilitasi
pengenalan dan analisa terhadap jenis pekerjaan, pembagian kerja pria dan wanita,
potensi dan kesempatan, hambatan.
13) Diagram Venn. Teknik ini adalah untuk mengetahui hubungan institusional dengan
masyarakat. Tujuannya untuk mengetahui pengaruh masing-masing institusi dalam
kehidupan masyarakat serta untuk mengetahui harapan-harapan apa dari masyarakat
terhadap institusi-institusi tersebut.
14) Kecenderungan dan Perubahan. Adalah teknik untuk mengungkapkan kecenderungan dan
perubahan yang terjadi di masyarakat dan daerahnya dalam jangka waktu tertentu.
Tujuannya untuk memahami perkembangan bidang-bidang tertentu dan perubahanperubahan apa yang terjadi di masyarakat dan daerahnya.
Teknik Menyusun PRA
1)
2)
3)
4)
5)
6)

SDR (secondary data review)


Direct Observation-observasi langsung
Wawancara semi struktur
Preference ranking and scoring
Pemetaan social
Transek

7) Kalender musim
8) Akar sejarah
9) Analisis mata pencaharian
10) Diagram venn
11) Kecenderungan dan perubahan
5. The Urban Community Assistance Team (UCAT)
The urban community assistance team adalah nama yang kita berikan kepada R / UDAT
(Regional/Urban Design Assistance Team) keluarga alat. Fitur utama adalah tim interdisipliner
mengundang profesional yang menangani masalah di berbagai skala, mulai dari masalah kota
dan regional ke lingkungan. Tim bersama-sama dengan pendukung lokal kemudian menyiapkan
rekomendasi dan skema pembangunan.Tim Asistensi Masyarakat Perkotaan (atau UCAT) yang
disebut-sebut sebagai teknik manajemen perkotaan di mana semua kelompok kepentingan
diundang untuk berpartisipasi.
Kami telah menciptakan UCAT sebagai nama yang disukai karena lebih baik
mengungkapkan semangat pendekatan dan menghindari kebingungan dengan menggunakan Otto
Koenigsberger tentang istilah.Judul meliputi fokus perkotaan, gagasan yang memberikan bantuan
profesional, dan penggunaan dari kelompok atau tim kerja. Sejak tahun 1992 di Inggris
pendekatan ini telah diberi label oleh beberapa sebagai 'Aksi Perencanaan dan dipromosikan oleh
berbagai kelompok termasuk Pangeran Wales Institute of Architecture, meskipun ada istilah'
Task Force 'juga telah digunakan. Dalam bentuk 1-hari yang kadang-kadang disebut 'charrette'
menggambar pada intensitas acara dan asal desain di Paris Ecole des Beaux-Arts. Label lainnya
berlimpah dan ada sedikit konsistensi dalam penggunaan. Syarat termasuk Desain Tim
Asistensi, / Perkotaan Tim Asistensi Desain Community, Desain Day, Masa Depan Lokakarya,
Perencanaan Weekend, dan Urban Design Team Action, antara lain. (Beaudoux 1994)
UCAT berasal dari R / UDAT- / Perkotaan Tim Asistensi Desain Regional - peristiwa
yang dipelopori oleh American Institute of Architects sejak tahun 1967. Oleh karena itu yang
'desain' orientasi dan penggunaan umum yang oleh arsitek dan perencana fisik. Sejak tahun 1967
lebih dari 110 peristiwa telah dilakukan oleh AIA di AS, dan telah ditunggu diadopsi di Inggris di
mana puluhan acara telah digelar. Pemanfaat telah di Eropa Timur dan pendekatan menyebar di
popularitas. Karena asal profesional, perusahaan dapat dengan mudah mengadopsi UCAT
sebagai bagian dari layanan mereka.UCAT merupakan kegiatan sukarela, tetapi sedang

dipertimbangkan sebagai bagian dari proses perencanaan hukum di Inggris. Penerapannya di


negara-negara berkembang telah dibatasi. Hal ini termasuk di sini karena pendekatan itu sendiri
menggabungkan teknik yang berguna yang berpotensi penggunaan di negara berkembang.
Acara perencanaan umumnya dilakukan selama akhir pekan perencanaan, atau lebih dari
seminggu beberapa periode - dicap sebagai Satuan Tugas. Sebuah periode 4 sampai 5 hari khas.
Proses ini menggabungkan empat fase. (Wates 1996)
Awal 'memulai' fase, yang dapat memakan waktu hingga 3 bulan. Berikut kemudi
berkomitmen terbentuk yang solicits minat dari kelompok-kelompok lokal dan

mempersiapkan anggaran dan memulai kegiatan penggalangan dana


Persiapan' fase, yang kira-kira 6 bulan, tetapi bervariasi dari acara ke acara. Berikut
momentum dan antusiasme untuk acara ini builtup, anggota tim diidentifikasi, informasi
yang luas dikumpulkan dan gambaran luas dari masalah diidentifikasi. Tim profesional

biasanya mencakup antara delapan sampai dua belas orang.


Acara itu sendiri, yang direkomendasikan untuk akhir pekan, biasanya 4-5 hari total.
Follow-up fase, yang meliputi kegiatan yang sedang berlangsung yang berasal dari acara

tersebut.
Acara itu sendiri memiliki empat tahap utama

Masalah atau Isu panggung, di mana masalah utama dan peluang diidentifikasi.
Solusi atau Pilihan panggung, di mana pilihan yang brainstorming.
Panggung Sintesis, di mana tim menganalisis dan menentukan strategi, dan di mana

laporan disiapkan.
Produksi panggung, di mana rekomendasi disajikan kepada masyarakat pada pertemuan
publik. Tahap ini dipandang sebagai sangat penting karena memberikan kesempatan bagi
luar dan tim profesional untuk menjelaskan secara rinci saran-saran mereka.

Tidak banyak informasi tentang perilaku sebenarnya dari lokakarya dicatat dalam berbagai
buku panduan yang membuat proses lebih sulit untuk tepat oleh terlatih. Pengaturan lokakarya
disarankan, dan tim kerja kelompok kecil didorong. Teknik terdiri dari pedoman umum,
misalnya, penggunaan flip-chart dan spidol untuk mendokumentasikan ide, membuat ide-ide
yakin semua orang termasuk, dan sebagainya. Dominasi proses oleh para profesional
mengasumsikan, mungkin, teknik yang kurang penting untuk menguraikan, meskipun terlalu
sering profesional yang persis yang kurang dalam keterampilan saat bekerja dengan kelompokkelompok masyarakat.

Bahan yang dibutuhkan sederhana dalam sesi yang lebih kecil dan terdiri dari flip chart,
spidol, pin, tape dan sebagainya. Dalam acara yang lebih besar daftar berjalan hampir 60 item
dan termasuk komputer, dan proyektor overhead. Untuk lebih besar peristiwa ruang menjadi
masalah dan fasilitas yang relatif canggih yang dianjurkan. Ini merupakan indikasi dari konteks
Pertama Dunia pendekatan tetapi diduga bahwa pengaturan yang lebih sederhana tidak akan
berkompromi pendekatan.
Hasil ditargetkan pada tiga tingkat: set langsung proposal untuk tindakan, agenda jangka
pendek untuk komite pengarah lokal untuk terus, dan program jangka panjang kegiatan. Proposal
cenderung menekankan perencanaan fisik, berorientasi pada rencana pembangunan, dengan
kurang penekanan pada rekomendasi sosial, ekonomi dan kelembagaan. Hal ini tidak
mengherankan mengingat asal-usul arsitektur pendekatan. Tetapi juga mengakui pentingnya
kerangka fisik sekitar yang fokus tindakan, mirip dengan 'Perencanaan untuk Real'
pendekatan. Lainnya menunjukkan bahwa hasil yang paling layak dari UCAT adalah fungsi
bangunan

koalisi

dan

pengembangan

kerjasama

antara

berbagai

kelompok

kepentingan. (Lampkin 1981) Dalam semua kasus laporan yang diterbitkan adalah keluaran
kunci dan banyak usaha diarahkan menuju akhir ini. Cetak berjalan hingga 1 000 di multi-warna
dengan foto-foto yang luas yang tidak biasa. Warga hanya satu kelompok yang berpartisipasi
dalam acara UCAT, dan di luar dan lokal profesional, pemimpin bisnis, pemerintah daerah,
lembaga relawan, dan kelompok-kelompok lingkungan tampaknya mendominasi. Tim bias
profesional tampaknya menganggap tiga jenis peran: sebagai pendidik, sebagai dispenser solusi,
dan sebagai mediator. Biaya menjalankan kegiatan biasanya tinggi, dan pendanaan merupakan
masalah besar. Buku Pegangan hati-hati terhadap peristiwa kekurangan dana dan menyarankan
memperpendek acara ketika dana yang langka. Pemerintah setempat memberikan kontribusi
besar-besaran untuk pendanaan yang sering memastikan dominasi mereka.

Daftar Pustaka
Dayal. R. Christine van Wijk, and Nilanjana Mukherjee. 2000. Methodology for Participatory
Assessments with Communities, Institutions and Policy Makers.
Suhirman.2011. Sebuah Refleksi Terhadap Pentingnya Partisipasi Mastarakat Pada Proses
Pengambilan Keputusab dan Penetapan Kebijakan Dalam Public Domain.Bandung:ITB

Anda mungkin juga menyukai