Anda di halaman 1dari 4

PARTICIPATORY RURAL APPRAISAL(PRA)

Metode PRA merupakan metode pembelajaran masyarakat. PRA adalah suatu metode
pendekatan dalam proses pemberdayaan dan peningkatan partisipasi masyarakat, yang
tekanannya pada keterlibatan masyarakat dalam keseluruhan kegiatan pembangunan.

Pendekatan PRA bercita-cita menjadikan warga masyarakat sebagai peneliti, perencana,


pelaksana program pembangunan dan bukan sekedar obyek pembangunan. Dalam metode
PRA ini adalah untuk mengumpulkan rancangan yang memfasilitasi agar pembelajaran dapat
dilakukan oleh masyarakat desa sendiri. Pengertian belajar disini mempunyai arti luas, karena
meliputi juga kegiatan mengkaji, merencanakan dan bertindak untuk menghasilkan rancangan
program yang lebih sesuai dengan hasrat dan keadaan masyarakat. Lebih dari itu, PRA juga
bertujuan memberdayakan masyarakat, yakni dengan pengembangan kemampuan masyarakat
dalam mengkaji keadaan mereka sendiri, kemudian melakukan perencanaan dan tindakan.

Metode PRA penekanannya pada proses belajar masyarakat dan tujuan praktis untuk
pengembangan program. Sebab penerapan metode PRA adalah untuk mendorong masyarakat
turut serta meningkatkan dan mengkaji pengetahuan mereka mengenai kehidupan dan kondisi
mereka sendiri, agar mereka dapat menyusun rencana dan tindakan. Metode PRA juga
bersifat terbuka untuk menerima cara-cara dan metode baru.

Hal – hal yang dperhatikan pada proses PRA

1. Partisipasi
Masukan masyarakat lokal pada pendekatan ini sangatlah penting
2. Kerjasama tim
Tingkat kebenaran data berdasarkan pada pengungkapan pendapat dan interaksi
informal.
3. Fleksibilitas
PRA tidak menghasilkan cetak biru bagi praktisinya.kombinasi teknik disesuaikan
dengan konteks pengembangan.
4. Ketidaktahuan optimal
Berniat hanya mengumpulkan cukup informasi untuk membuat keputusan dan
rekomendasi yang perlu
5. Triangulasi
Bekerja dengan data kualitatif,untuk memastikan data valiad diperlukan setidaknya 3
sumber.
Unsur-unsur metode PRA adalah untuk merangkum seluruh pengertian Metode PRA yang
terdiri dari:

1. Proses Belajar (saling bertukar pengalaman dan pengetahuan).


2. Alat Belajar (Teknik teknik PRA)
3. Dan Hasil belajar/ Output Belajar yang diharapkan (tercapainya tujuan jangka pendek
yaitu rencana program serta tercapainya tujuan jangka panjang yaitu tercapainya kea
rah pemberdayaan masyarakat) yang sekaligus berarti perubahan social.

Partisipasi

Partisipasi dalam kaitannya dengan penerapan metode pendekatan PRA lebih ditujukan pada
keikutsertaan masyarakat dalam keseluruhan proses pembangunan.

Tahapan penerapan partisipasi di Indonesia :

Tahun 1970 ; Konsep-konsep kemandirian dan prinsip-prinsip pembangunan dari rakyat, oleh
rakyat dan untuk rakyat telah dicantumkan dalam GBHN, dimana kebijakan pembangunan
masih sangat bersifat sentralistik.

Tahun 1980 ; Telah menemukan cara pendekatan dengan partisipasi. Dan berhubung
penerapan partisipasi sangat rumit maka penerapannya cenderung kembali ke praktek-praktek
sentralistik.

Tahun 1999 ; Dengan keluarnya UU No. 22 Tahun 1999, tentang Otonomi Daerah maka
pendekatansentralistik mulai diubah ke arah pendekatan desentralistik.

Contoh partisipasi masyarakat dalam pembangunan :

1. Masyarakat bertanggung jawab untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan dari program


yang telah ditetapkan.
2. Anggota masyarakat berpartisipasi aktif dalam proses pengambilan keputusan.
3. Anggota masyarakat terlibat secara aktif dalam pengambilan keputusan tentang cara
pelaksanaan sebuah proyek dan ikut serta sebagai fasilitator.pemerintah.proses
pembangunan.

Latar Belakang Penerapan PRA di Indonesia

1. Mapalus di Minahasa
2. Makombong di Enrekang
3. Gotong Royong di Jawa
4. Budaya konsensus (musyawarah) dalam kehidupan masyarakat di Indonesia.

Alasan pemilihan metode PRA

1. Selama ini program-program pembangunan diturunkan dari atas dan masyarakat


tinggal melaksanakan.
2. Program direncanakan oleh lembaga penyelenggara pembangunan tanpa melibatkan
secara langsung warga masyarakat yang menjadi sasaran program.
3. Berbagai kritik terhadap pola pengembangan program yang masih bersifat Top Down.
4. Program pembangunan disusun berdasarkan asumsi-asumsi yang keliru sehingga
program tidak menyentuh kebutuhan-kebutuhan yang sesungguhnya dirasakan
masyarakat.
5. Program yang diturunkan dari pusat tidak melibatkan masyarakat, sehingga
masyarakat tidak merasa sebagai pemilik program.

Gambaran umum daur program atau langkah-langkah pengembangan program, adalah


sebagai berikut :

1. Pengenalan masalah/kebutukan dan potensi serta penyadaran;

2. Perumusan masalah dan penetapan prioritas;

3. Identifikasi alternatif-alternatif pemecahan masalah/pengembangan gagasan

4. Pemilihan alternatif pemecahan masalah yang paling tepat;

5. - Perencanaan penerapan gagasan;

- Penyajian rencana kegiatan;

6. Pelaksanaan pengorganisasian;

7. Pemantauan dan pengarahan kegiatan;

8. Evaluasi dan rencana tindak lanjut;

Masalah-masalah dalam penerapan PRA :

a. Permintaan melampaui kemampuan;


b. Kehilangan tujuan dan kedangkalan hasil;

c. Kembali menyuluh;

d. Menjadi penganut fanatik;

e. Mengatasnamakan PRA;

f. Terpatok pada waktu;

g. Kerutinan;.

Bahaya-bahaya dalam penerapan PRA :

a. Masyarakat sebagai obyek penerapanPRA;

b. Manipulasi partisipasi masyarakat;

c. Mengecewakan masyarakat;

d. Penolakan;

e. Terjadi konflik kebijakan.

Melalui PRA dilakukan beberapa kegiatan-kegiatan, sebagai berikut:

a. Pemetaan wilayah dan kegiatan yang terkait dengan tokoh penilaian keadaan.
b. Analisis keadaan
c. Pemilihan alternatif pemecahan masalah yang paling layak atau dapat
dilaksanakan.
d. Rincian tentang stakeholders dan peran yang diharapkan dari para pihak, serta
jumlah dan sumber-sumber pembiayaan yang dapat diharapkan untuk
melaksanakan program atau kegiatan yang akan diusulkan atau direkomendasikan.

Anda mungkin juga menyukai