Metode PRA merupakan metode pembelajaran masyarakat. PRA adalah suatu metode
pendekatan dalam proses pemberdayaan dan peningkatan partisipasi masyarakat, yang
tekanannya pada keterlibatan masyarakat dalam keseluruhan kegiatan pembangunan.
Metode PRA penekanannya pada proses belajar masyarakat dan tujuan praktis untuk
pengembangan program. Sebab penerapan metode PRA adalah untuk mendorong masyarakat
turut serta meningkatkan dan mengkaji pengetahuan mereka mengenai kehidupan dan kondisi
mereka sendiri, agar mereka dapat menyusun rencana dan tindakan. Metode PRA juga
bersifat terbuka untuk menerima cara-cara dan metode baru.
1. Partisipasi
Masukan masyarakat lokal pada pendekatan ini sangatlah penting
2. Kerjasama tim
Tingkat kebenaran data berdasarkan pada pengungkapan pendapat dan interaksi
informal.
3. Fleksibilitas
PRA tidak menghasilkan cetak biru bagi praktisinya.kombinasi teknik disesuaikan
dengan konteks pengembangan.
4. Ketidaktahuan optimal
Berniat hanya mengumpulkan cukup informasi untuk membuat keputusan dan
rekomendasi yang perlu
5. Triangulasi
Bekerja dengan data kualitatif,untuk memastikan data valiad diperlukan setidaknya 3
sumber.
Unsur-unsur metode PRA adalah untuk merangkum seluruh pengertian Metode PRA yang
terdiri dari:
Partisipasi
Partisipasi dalam kaitannya dengan penerapan metode pendekatan PRA lebih ditujukan pada
keikutsertaan masyarakat dalam keseluruhan proses pembangunan.
Tahun 1970 ; Konsep-konsep kemandirian dan prinsip-prinsip pembangunan dari rakyat, oleh
rakyat dan untuk rakyat telah dicantumkan dalam GBHN, dimana kebijakan pembangunan
masih sangat bersifat sentralistik.
Tahun 1980 ; Telah menemukan cara pendekatan dengan partisipasi. Dan berhubung
penerapan partisipasi sangat rumit maka penerapannya cenderung kembali ke praktek-praktek
sentralistik.
Tahun 1999 ; Dengan keluarnya UU No. 22 Tahun 1999, tentang Otonomi Daerah maka
pendekatansentralistik mulai diubah ke arah pendekatan desentralistik.
1. Mapalus di Minahasa
2. Makombong di Enrekang
3. Gotong Royong di Jawa
4. Budaya konsensus (musyawarah) dalam kehidupan masyarakat di Indonesia.
6. Pelaksanaan pengorganisasian;
c. Kembali menyuluh;
e. Mengatasnamakan PRA;
g. Kerutinan;.
c. Mengecewakan masyarakat;
d. Penolakan;
a. Pemetaan wilayah dan kegiatan yang terkait dengan tokoh penilaian keadaan.
b. Analisis keadaan
c. Pemilihan alternatif pemecahan masalah yang paling layak atau dapat
dilaksanakan.
d. Rincian tentang stakeholders dan peran yang diharapkan dari para pihak, serta
jumlah dan sumber-sumber pembiayaan yang dapat diharapkan untuk
melaksanakan program atau kegiatan yang akan diusulkan atau direkomendasikan.