PEMBERDAYAAN MASYARAKAT TAHAP-TAHAP PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
• Masyarakat merupakan obyek juga sekaligus subyek
pembangunan, oleh karena itu kegiatan yang dilakukan tenaga pengembang masyarakat (pekerja sosial) sejauh mungkin diarahkan kepada terwujudnya masyarakat yang lebih mandiri, yakni masyarakat yang mampu merencanakan, mengambil keputusan, melaksanakan dan menilai usaha dalam memenuhi kebutuhannya. pengembangan swasembada masyarakat merupakan siklus kegiatan yang bertahap, untuk materi pelatihan yang disusun mencakup:
1. Persiapan sosial identifikasi potensi, masalah dan
kebutuhan (Need Assessment) Dalam persiapan sosial diperlukan adanya komunikasi antara pekerjaan sosial dan masyarakat. 2. Perencanaan program Perencanaan program merupakan bagian dari pengembangan swadaya masyarakat yang membahas dan memutuskan tentang tujuan, target, waktu, pembagian peran dan tanggungjawab, sumber dana, sistem monitoring dan evaluasi yang semua dipahami oleh anggota masyarakat. NEXT . .
3. Pembentukan dan dinamisasi kelompok. Kelompok sebagai sarana untuk
menangani masalah masyarakat, dapat dibentuk berdasarkan beberapa alternatif pendekatan, yaitu: a)Pendekatan berdasarkan kesamaan masalah dalam hal ini masyarakat didekati menurut kesamaan masalah yang dihadapi, misalnya masalah yang dihadapi pedagang makanan kecil, pedagang buah-buahan, pengrajin bambu. b)Pendekatan berdasarkan tempat berkumpulnya masyarakat didekati berdasarkan tempat mereka berkumpul sehari-harinya, misalnya para pedagang sektor informal di pasar, petani di pedesaan. c)Pendekatan berdasarkan tempat tinggal pembinaan dilakukan dilokasi pemukiman, pendekatan ini mempunyai kelebihan terutama mudah diketahuinya latar belakang keluarga. NEXT . . 4. Pelaksanaan program masyarakat Koordinasi antara masyarakat dengan pihak-pihak yang terkait dalam rangka merealisasikan program yang sudah ditentukan dengan sumber dana dan sumber daya yang ada. 5. Monitoring dan evaluasi Monitoring dan evaluasi dilakukan untuk memantau sejauh mana program dilaksanakan, apakah sesuai dengan perencanaan atau tidak. 6. Perencanaan tidak lanjut Apabila dalam monitoring dan evaluasi ditemukan penyimpangan maka dilakukan perbaikan-perbaikan yang dituangkan dalam perencanaan tidak lanjut. Wilson (Sumaryadi, 2004) mengemukakan bahwa kegitan pemberdayaan pada setiap individu dalam suatu organisasi merupakan suatu siklus kegiatan yang terdiri atas:
1. Menumbuhkan keinginan pada diri seseorang untuk berubah
dan memperbaiki, yang merupakan titik awal perlunya pemberdayaan. 2. Menumbuhkan kemauan dan keberanian untuk melepaskan diri dari kesenangan dan atau hambatan-hambatan yang dirasakan, 3. Mengembangkan kemauan untuk mengikuti atau mengambil bagian dalam kegiatan pemberdayaan yang memberikan manfaat atau perbaikan keadaan. 4. Peningkatan peran atau partisipasi dalam kegiatan pemberdayaan yang telah dirasakan manfaat / perbaikannya. NEXT . . 5. Peningkatan peran dan kesetiaan pada kegiatan pemberdayaan, yang ditunjukkan berkembangnya motivasi-motivasi untuk melakukan perubahan. 6. Peningkatan efektivitas dan efisiensi kegiatan pemberdayaan. 7. Peningkatan kompetensi untuk melakukan perubahan melalui kegiatan pemberdayaan baru. Di lain pihak, Lippit (1961) dalam tulisannya tentang perubahan yang terencana (planned change) merinci tahapan kegiatan pemberdayaan masyarakat ke dalam 7 (tujuh) kegiatan pokok sebagaimana dikemukakan Kevin yaitu: • Penyadaran, yaitu kegiatan yang dilakukan untuk menyadarkan masyarakat tentang keberadaannya, baik keberadaannya sebagai individu dan anggota masyarakat, maupun kondisi lingkungannya yang menyangkut lingkungan fisik atau teknis, sosial-budaya, ekonomi, dan politik. • Menunjukkan adanya masalah, yaitu kondisi yang tidak diinginkan kaitannya dengan: keadaan sumberdaya (alam, manusia, sarana prasarana, kelembagaan, budaya, dan aksesibilitas), lingkungan fisik/teknis, sosial budaya, dan politis. • Membantu pemecahan masalah, sejak analisis akar masalah, analisis alternatif pemecahan masalah, serta pilihan alternatif pemecahan terbaik yang dapat dilakukan sesuai dengan kondisi internal (kekuatan, kelemahan) maupun kondisi eksternal (peluang dan ancaman) yang dihadapi. NEXT . . • Menunjukkan pentingnya perubahan yang sedang dan akan terjadi di lingkungannya, baik lingkungan organisasi dan masyarakat (lokal, nasional, regional, dan global). • Melakukan pengujian dan demonstrasi, sebagai bagian dan implementasi perubahan terencana yang berhasil dirumuskan. • Memproduksi dan publikasi informasi, baik yang berasal dari “luar” (penelitian, kebijakan, produsen atau pelaku bisnis, dll) maupun yang berasal dari dalam (pengalaman, indege-nous technology, maupun kearifan tradisional dan nilai-nilai adat yang lain). NEXT . . • Melaksanakan pemberdayaan atau penguatan kapasitas, yaitu pemberian kesempatan kepada kelompok lapisan bawah untuk bersuara dan menentukan sendiri pilihan-pilihannya kaitannya dengan: aksesibilitas informasi, keterlibatan dalam pemenuhan kebutuhan serta partisipasi dalam keseluruhan proses pembangunan, bertanggung-gugat (akuntabilitas publik) dan penguatan kapasitas lokal. Tentang hal ini, Tim Delivery (2004) menawarkan tahapan-tahapan kegiatan pemberdayaan masyarakat yang dimulai dari proses seleksi lokasi sampai dengan pemandirian masyarakat. Secara rinci masing-masing tahapan tersebut adalah sebagai berikut.
• Tahap 1. Seleksi lokasi
• Tahap 2. Sosialisasi pemberdayaan masyarakat • Tahap 3. Proses pemberdayaan masyarakat a) Kajian keadaan pedesaan partisipatif b) Pengembangan kelompok c) Penyusunan rencana dan pelaksanaan kegiatan d) Monitoring dan evaluasi partisipatif • Tahap 4. Pemandirian masyarakat TAHAPAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
Pemberdayaan masyarakat memiliki tujuh tahapan atau
langkah yang dilakukan, yaitu sebagai berikut (Soekanto, 1987:63):
1. Tahap Persiapan. Pada tahapan ini ada dua tahapan
yang harus dikerjakan, yaitu: pertama, penyimpanan petugas, yaitu tenaga pemberdayaan masyarakat yang bisa dilakukan oleh community woker, dan kedua penyiapan lapangan yang pada dasarnya diusahakan dilakukan secara non-direktif. 2. Tahapan pengkajian (assessment). Pada tahapan ini yaitu proses pengkajian dapat dilakukan secara individual melalui kelompok-kelompok dalam masyarakat.
3. Tahap perencanaan alternatif program atau
kegiatan. Pada tahapan ini petugas sebagai agen perubahan (exchange agent) secara partisipatif mencoba melibatkan warga untuk berfikir tentang masalah yang mereka hadapi dan bagaimana cara mengatasinya. 4. Tahap pemfomalisasi rencanaaksi. Pada tahapan ini agen perubahan membantu masing-masing kelompok untuk merumuskan dan menentukan program dan kegiatan apa yang mereka akan lakukan untuk mengatasi permasalahan yang ada
5. Tahap pelaksanaan (implementasi) program atau
kegiatan. Dalam upaya pelaksanaan program pemberdayaan masyarakat peran masyarakat sebagai kader diharapkan dapat menjaga keberlangsungan program yang telah dikembangkan 6. Tahap evaluasi. Evaluasi sebagai proses pengawasan dari warga dan petugas program pemberdayaan masyarakat yang sedang berjalan sebaiknya dilakukan dengan melibatkan warga.
7. Tahap terminasi. Tahap terminasi merupakan
tahapan pemutusan hubungan secara formal dengan komunitas sasaran. Dalam tahap ini diharapkan proyek harus segera berhenti
ILMU PERUBAHAN DALAM 4 LANGKAH: Strategi dan teknik operasional untuk memahami bagaimana menghasilkan perubahan signifikan dalam hidup Anda dan mempertahankannya dari waktu ke waktu
Pengambilan keputusan dalam 4 langkah: Strategi dan langkah operasional untuk pengambilan keputusan dan pilihan yang efektif dalam konteks yang tidak pasti