Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

Pengertian dan Analisis Kebijakan Publik

Disusun Oleh :

Kelompok 3

1. M. Rahmansyah ( 12270511249 )
2. Novi Supiani. T ( 12270521082 )
3. Windy Maharani ( 12270524203 )
4. Febryanti Arbusri ( 12270521335 )
5. Julia Rahayu ( 12270523384 )
6. Dimas Surya ( 12270514001 )

Dosen Pembimbing Mata Kuliah :

Indah Rahmawati, S.Sos.,M.AP

Kelas: 4G ANA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU

FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL

ADMINISTRASI NEGARA

1446 H / 2024 M
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatu.

Alhamdulillah puji syukur kehadirat Allah SWT. atas rahmat dan


karunianya penulis diberi kesempatan untuk menyelesaikan makalah mata
kuliah Analisis Kebijakan Publik yang berjudul “Pengertian dan Tujuan
Analisis Kebijakan Publik”.

Tidak lupa juga shalawat serta salamkepada nabi besar kita yaitu
Muhammad SAW. dengan mengucap “Allahumma SholliAla Sayyidina
Muhammad Wa Ala Alihi Sayyidina Muhammad”. Penulis berterimakasih
kepada semua pihak-pihak yang terkait dalam pembuatan makalah ini.

Dengan adanya makalah ini, penulis berharap semoga makalah ini


dapat menambah ilmu para pembaca mengenai materi yang ada di makalah
ini. Penulis tau makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak kekurangan. Oleh sebab itu, penulis mengharapkan kritik dan saran
yang membangun agar makalah ini dapat mencapai maksimal.

Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatu.

Pekanbaru, 09 Maret 2024

Penyusun

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar.........................................................................................................i

Daftar Isi...................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................1

A. Latar Belakang...............................................................................................1
B. Rumusan Masalah..........................................................................................2
C. Tujuan Masalah..............................................................................................2
BAB 2 PEMBAHASAN...........................................................................................3
A. Konsep Kebijakan Publik...............................................................................3
B. Pengertian Analisis Kebijakan Publik............................................................4
C. Tujuan Analisis Kebijakan Publik.................................................................8
BAB 3 PENUTUP.....................................................................................................11
A. Kesimpulan....................................................................................................11
B. Saran...............................................................................................................11
Daftar Pustaka..........................................................................................................12

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kebijakan publik pada dasarnya adalah suatu kewenangan
karena dibuat oleh sekelompok individu yang mempunyai
kekuasaan yang sah dalam sebuah sistem pemerintahan.
Keputusan akhir yang telah ditetapkan memiliki sifat yang
mengikat bagi para pelayan publik atau publik servant untuk
melaksanakan suatu tindakan kedepannya. Kebijakan publik
menjadi faktu penting dalam pencapaian penyelenggaraan
pemerintah yang baik.
Menurut Noeng Muhadjir kebijakan merupakan upaya
memecahkan problem sosial bagi kepentingan masyarakat atas
asas keadilan dan kesejaheraan masyarakat. Dan dalam kebijakan
setidaknya harus memenuhi empat hal penting yakni; (1)tingkat
hidup masyarakat meningkat, (2)terjadi keadilan : By the law,
social justice, dan peluang prestasi dan kreasi individual,
(3)diberikan peluang aktif partisipasi masyarakat (dalam
membahas masalah, perencanaan, keputusan dan implementasi),
dan (4)terjaminnya pengembangan berkelanjutan.
Kebijakan publik dibuat bukannya tanpa maksud dan tujuan.
Maksud dan tujuan kebijakan publik dibuat adalah untuk
memecahkan masalah publik yang tumbuh kembang di
masyarakat. Dye (1978:9) mengemukakan dalam sistem
kebijakan terdapat tiga elemen, yaitu (a) kebijakan publik, (b)
pelaku kebijakan, dan (c) lingkungan kebijakan.
Pada dasarnya kebijakan publik suatu rangkaian kegiatan
yang umumnya dipikirkan, didesain, dirumuskan, dan diputuskan
oleh para pemangku kebijakan. Walaupun dalam suatu siklus
kebijakan publik telah dilakukan tetapi fakta di lapangan sering

1
menunjukkan bahwa kebijakan tersebut untuk mencapai sasaran.
(nur cudai andi, 2019)

B. Rumusan Masalah
a. Bagaimana konsep dari analisis kebijakan publik?
b. Apa saja pengertian dari analisis kebijakan publik?
c. Apa saja tujuan dari analisis kebijakan publik?

C. Tujuan Masalah
a. Mengetahui konsep darinanalisi kebijakan public
b. Mengetahui pengertian dari analisis kebijakan public
c. Mengetahui tujuan dari analisis kebijakan publik

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Konsep Kebijakan Publik

Kebijakan selalu menjadi polemik yang tak pernah berhenti


dipermasalahkan baik itu kebijakan yang dibuat oleh pemerintah maupun
kebijakan yang dikeluarkan oleh pihak dunia usaha, instansi atau organisasi profit
maupun non profit masyarakat pada umunya. Selalu aktif membahas kebijakan
baik kebijakan ke dalam organisasi maupun kebijakan keluar organisasi (Meutia,
2017).
Pengertian kebijakan merujuk pada tiga hal yakni sudut pandang (point
of view); rangkaian tindakan (series of actions) dan peraturan (regulations).
Ketiga hal tersebut menjadi pedoman bagi para pengambil keputusan untuk
menjalankan sebuah kebijakan. Dari beberapa definisi mengenai kebijakan publik,
ada satu definisi yang cukup komprehensif untuk menjelaskan apa itu kebijakan
publik. Definisi tersebut berbunyi “respon dari sebuah sistem politik terhadap
demands/claims dan support yang mengalir dari lingkunganny”.
Dalam definisi tersebut, respon bisa dilihat sebagai isi dan implementasi
serta analisis dampak kebijakan; sistem politik tentu saja merujuk pada aktor
politik (pemerintah, parlemen, masyarakat, pressure groups dan aktor yang lain),
demands dan claim bisa jadi merupakan tantangan dan permintaan dari aktor-
aktor tadi, sedangkan support bisa merujuk pada dukungan baik SDM maupun
infrastruktur yang ada, dan yang terakhir, lingkungan merujuk pada satuan
wilayah tempat sebuah kebijakan diimplementasikan.
Berdasarkan konsep tersebut, tersusunlah sebuah sistem kebijakan publik
yang terdiri atas elemen-elemen yakni: orientasi, tindakan yang benar-benar
dilakukan, sifat positif maupun negatif untuk melakukan sesuatu dan pelaksanaan
melalui perundangan yang bersifat memaksa (otoritatif).
Berdasarkan atas konsep tersebut, maka pemerintah sebagai pelaku
utama implementasi kebijakan publik memiliki dua fungsi yang berbeda yakni

3
fungsi politik dan fungsi administratif. Fungsi politik terkait dengan fungsi
pemerintah sebagai pembuat kebijakan, sedangkan fungsi administrasi terkait
dengan fungsi pemerintah sebagai pelaksana kebijakan. Oleh karena itu,
pemerintah sebagai lembaga pembuat dan pelaksana kebijakan publik memiliki
kekuatan diskretif (discretionary power) dalam pembuatan dan pelaksanaan
kebijakan tersebut. Oleh karena itu, aktor-aktor lain juga harus memainkan peran
pengawasan dalam pelaksanaan kebijakan tersebut.
Sebuah kebijakan publik akan disusun berdasarkan sebuah proses sebagai
berikut: identifikasi, formulasi, adopsi, implementasi dan evaluasi. Dalam proses
identifikasi, pemerintah merasakan adanya masalah yang harus diselesaikan
dengan pembuatan kebijakan. Berdasarkan identifikasi tersebut dilakukanlah
formulasi kebijakan. Kebijakan disusun berdasarkan alternatif-alternatif tindakan
dan partisan.
Setelah alternatif tindakan dan partisipan disusun, maka proses adopsi
dilakukan dengan memilih alternatif terbaik dengan memperhatikan syarat
pelaksanaan, partisipan, proses dan muatan kebijakan. Tahap selanjutnya adalah
implementasi kebijakan. Implementasi kebijakan terkait dengan pihak-pihak yang
terlibat, tindakan yang dilakukan dan dampak terhadap muatan kebijakan itu
sendiri. Setelah implementasi kebijakan dilakukan, evaluasi kebijakan harus
dilaksanakan. Pertanyaan yang timbul dalam evaluasi antara lain adalah:
bagaimana kemangkusan dan kesangkilan kebijakan, siapa yang terlibat, apa
konsekuensi implementasi dan apakah ada tuntutan untuk mencabut atau
mengubah kebijakan tersebut.(Dr. Lina Warlina, 2020)

B. Pengertian Analisis Kebijakan Publik


Kebijakan adalah seperangkat langkah atau rencana yang dirancang
untuk mencapai tujuan tertentu. Lebih lanjut, kebijakan publik
merupakan keputusan atau serangkaian keputusan yang diambil oleh
pemerintah untuk menyelesaikan atau mengatasi masalah tertentu dalam
masyarakat. Kebijakan dapat berupa peraturan, program, atau tindakan

4
yang diarahkan untuk menghasilkan perubahan dalam masyarakat atau
sektor tertentu.

Analisis kebijakan dalam arti luas dimaknai sebagai bentuk penelitian


terapan yang bertujun untuk mendapatkan informasi mengenai permasalahan yang
dihadapi agar menemukan solusi permasalahan yang tepat (Safitri et al., 2021).
William N. Dunn (2013) mengemukakan bahwa analisis kebijakan
adalah suatu disiplin ilmu sosial terapan yang menggunakan berbagai macam
metode penelitian dan argumen untuk menghasilkan dan memindahkan informasi
yang relevan dengan kebijakan, sehingga dapat dimanfaatkan di tingkat politik
dalam rangka memecahkan masalah-masalah kebijakan.
Analisis kebijakan adalah proses memahami, mengevaluasi, dan
memberikan rekomendasi terkait kebijakan yang ada atau yang akan dibentuk.
Langkah-langkah dalam analisis kebijakan meliputi:

a. Identifikasi Isu Kebijakan: Analisis kebijakan dimulai dengan


mengidentifikasi isu atau masalah yang akan diatasi oleh kebijakan.
b. Pengumpulan Data: Data yang relevan dikumpulkan untuk mendukung
analisis kebijakan. Data ini dapat meliputi data kuantitatif dan kualitatif,
serta informasi tentang dampak potensial dari kebijakan yang diusulkan.
c. Analisis Alternatif: Berbagai alternatif kebijakan dievaluasi untuk
menentukan manfaat, biaya, dan konsekuensi dari masing-masing.
d. Evaluasi Dampak: Dampak dari setiap alternatif kebijakan dievaluasi
untuk memahami konsekuensi positif dan negatifnya.
e. Pembuatan Rekomendasi: Berdasarkan analisis yang dilakukan,
rekomendasi diberikan kepada pembuat kebijakan untuk memandu
pengambilan keputusan.

Analisis kebijakan publik bertujuan memberikan rekomendasi untuk


membantu para pembuat kebijakan dalam upaya memecahkan masalah-masalah
publik. Di dalam analisis kebijakan publik terdapat informasi-informasi berkaitan
dengan masalah-masalah publik serta argumen-argumen tentang berbagai

5
alternatif kebijakan, sebagai bahan pertimbangan atau masukan kepada pihak
pembuat kebijakan (Ardyansyah, 2010).

Dunn (2000: 117) membedakan tiga bentuk utama analisis kebijakan


publik, yaitu:

1. Analisis Kebijakan Prospektif


Analisis Kebijakan Prospektif yang berupa produksi dan transformasi
informasi sebelum aksi kebijakan dimulai dan diimplementasikan. Analisis
kebijakan disini merupakan suatu alat untuk mensintesakan informasi untuk
dipakai dalam merumuskan alternatif dan preferensi kebijakan yang
dinyatakan secara komparatif, diramalkan dalam bahasa kuantitatif dan
kualitatif sebagai landasan atau penuntun dalam pengambilan keputusan
kebijakan.
2. Analisis Kebijakan Retrospektif
Analisis kebijakan retrospektif adalah sebagai penciptaan dan transformasi
informasi sesudah aksi kebijakan dilakukan. Terdapat 3 tipe analis
berdasarkan kegiatan yang dikembangkan oleh kelompok analis ini yakni
analis yang berorientasi pada disiplin, analis yang berorientasi pada masalah
dan analis yang berorientasi pada aplikasi. Tentu saja ketiga tipe analisis
retrospektif ini terdapat kelebihan dan kelemahan.
3. Analisis Kebijakan yang Terintegrasi
Analisis kebijakan yang terintegrasi merupakan bentuk analisis yang
mengkombinasikan gaya operasi para praktisi yang menaruh perhatian pada
penciptaan dan transformasi informasi sebelum dan sesudah tindakan
kebijakan diambil. Analisis kebijakan yang terintegrasi tidak hanya
mengharuskan para analis untuk mengkaitkan tahap penyelidikan retrospektif
dan perspektif, tetapi juga menuntut para analis untuk terus menerus
menghasilkan dan mentransformasikan informasi setiap saat.
Dari beberapa pengertian diatas, dikemukakan beberapa ciri-ciri analisis
kebijakan:

6
a. Analisis kebijakan sebagai aktivitas kognitif (cognitive activity), yakni
aktivitas yang berkaitan dengan learning and thinking. Aktivitas tersebut
hanya sebagai salah satu aspek dari proses kebijakan (policy process), artinya
masalah kebijakan didefinisikan, ditetapkan, dipecahkan, dan ditinjau
kembali. Proses tersebut akan melibatkan berbagai pihak, baik pihak yang
setuju maupun yang tidak, baik mereka sebagai pemilih maupun sebagai yang
dipilih. Selain itu, juga melibatkan kelompok kepentingan dan legislator,
birokrat dan media massa.
b. Analisis kebijakan sebagai bagian dari proses kebijakan secara kolektif
sehingga merupakan hasil aktivitas kolektif. Misalnya seorang menteri
meminta kepada penasehatnya untuk melakukan analisis dan melaporkan
tentang suatu isu kebijakan. Laporan penasehat tadi tidak akan menjadi dasar
keputusan mereka. Hal tersebut disebabkan karena masalah kebijakan publik
sesungguhnya adalah public itu sendiri. Mereka akan menghasilkan arus
informasi hasil analisis dari berbagai sumber, seperti dari laporan surat kabar,
representasi kelompok kepentingan, buku dan artikel ilmiah, komite
parlementaria dan sebagainya. Jika demikian, ketika analisis dilakukan secara
individual, pembuatan kebijakan biasanya dibuat didasarkan pada
pengetahuan kolektif dan terorganisasi terhadap masalahmasalah kebijakan.
Setiap analis profesional harus memahami fakta tersebut dan implikasinya.
c. Analisis kebijakan sebagai disiplin intelektual terapan. Hal ini berarti masalah
kebijakan yang harus dikaji melalui aktivitas dari sejumlah analisis. Analisis
kebijakan adalah reflektif, kreatif, dan imajinatif, sebagai kontrol diri pada
tataran terbaik. Analisis kebijakan tidak akan pernah membuang semua
asumsi dan beberapa latar yang diperlukan untuk tetap memperkuat hasil
analisis. Namun demikian, analisis individual membutuhkannya bukan untuk
memperlemah masalah tersebut dan apa yang telah tersedia menunjukkan
bahwa analisis kebijakan sebagai bagian yang terorganisasi. Asumsi-asumsi
dan bias setiap studi tunggal (single study) akan diungkap dan diteliti secara
cermat atau seksama oleh orang lain dalam proses kebijakan. Tanggung
jawab setiap analis sekedar ”memperjelas” dan merefleksikan diri sebaik

7
mungkin untuk membantu meningkatkan kejelasan, namun tidak mengamati
sampai pada sasarannya.
d. Analisis kebijakan berkaitan dengan masalah-masalah publik (public
problems). Tidak semua masalah masuk ranah publik bahkan ketika masalah
tersebut melibatkan sejumlah besar orang. Masalah publik memiliki dampak
pada masyarakat atau beberapa orang berkepentingan sebagai anggota
masyarakat. Oleh karena itu, tidak mengherankan manakala memperdepatkan
kebijakan yang berkaitan dengan apakah masalah-masalah tersebut
merupakan masalah publik dalam pengertian ini dan dalam hal ini menjadi
target dari aksi kebijakan (policy action).

C. Tujuan Analisis Kebijakan


Analisis kebijakan bertujuan untuk menghindari adanya sebuah kebijakan
yang diambil melalui pertimbangan yang gegabah atau pertimbangan yang
dilandaskan oleh kekuasaan semata. Pertimbangan yang dilakukan secara ilmiah
dengan pendekatan saintifik, obyektif dan rasional terkadang sulit untuk
ditemukan. (Tressa, 2015). Hal ini dikarenakan adanya korelasi pembuatan
kebijakan dengan aspek politicking yang berhubungan dengan antara kebijakan
pusat dan daerah. Maka disinilah pentingnya analisis kebijakan. dilakukan.
Dengan adanya analisis kebijakan yang dilakukan diharapkan mampu
menghindari permasalahan yang bersifat politik dikarenakan analisis yang
dilakukan dapat menyajikan informasi dan argumen secara menyeluruh sehingga
dapat diterima oleh masyarakat.
Kunci utama yang dapat dilakukan dalam analisis kebijakan yaitu perlu
nya pengidentifikasian masalah dan tujuan dirumuskanya kebijakan (Ismail,
2016). Namun banyak permasalahan yang sering terjadi adalah ketika penentu
kebijakan memerintahkan analisis kebijakan untuk melakukan analisis namun
tidak disertai dengan ketegasan informasi dan bahkan ada yang memberikan
informasi dengan tujuan yang berbeda kepada penganalisis kebijakan.
Meskipun terdapat tujuan yang berbeda namun tujuan tersebut harus
dicapai. Bisa jadi tujuan tersebut dapat dicapai dalam waktu dekat dan ada juga

8
tujuan yang dicapai untuk generasi selanjutnya. Contoh yang dapat ditemua
adalah pendidikan. Tujuan pendidikan terdiri dari dua yaitu tujuan pendidikan
primer dan tujuan pendidikan sekunder. Tujuan pendidikan yaitu untuk dapat
meningkatkan kualitas pengetahuan dan keterampilan, meningkatkan karakter
warga negara, meningkatkan kualitas mental, dan meningkatkan struktur sosial
masyarakat.
Maka secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa alasan yang
mendasari diperlukanuya analisis kebijakan yaitu untuk mengetahui segala bentuk
kelayakan dan pembiayaan dari kebijakan yang diambil yang dianalisis melalui
proses ilmiah dengan pendekatan saintifik.
Proses analisis kebijakan di Indonesia belum sepenuhnya dilaksanakan
dengan maksimal. Kebijakan yang diambil banyak yang bersifat politis dan
terkesan terburu-buru. Dari paparan yang disampaikan tersebut dapat disimpulkan
bahwa pentingnya analisis kebijakan sebelum pengambilan keputusan dapat
mempengaruhi terhadap keefektifan kebijakan tersebut.
Namun banyak yang disayangkan bahwa banyak kebijakan yang diambil
di Indonesia tidak secara menyeluruh dilakukan proses analisis. Alhasil
banyaknya kebijakan yang tidak pro aktif dan bersifat problem solving dihasilkan.
Tidak dapat dipungkiri bahwa proses kebijakan memakan biaya yang besar
sehingga banyak kebijakan yang akhimya tidak terjalankan secara maksimal.
Proses Pembentukan Kebijakan

Proses pembentukan kebijakan melibatkan serangkaian langkah yang


kompleks, yang meliputi:

a. Identifikasi Masalah: Tahap pertama dalam pembentukan kebijakan adalah


mengidentifikasi masalah atau isu yang perlu diatasi oleh pemerintah.
b. Perumusan Kebijakan: Setelah masalah diidentifikasi, pemerintah
melakukan analisis mendalam untuk merumuskan kebijakan yang tepat
untuk menangani masalah tersebut.
c. Adopsi Kebijakan: Kebijakan kemudian diajukan kepada lembaga
legislatif atau otoritas yang berwenang untuk disetujui.

9
d. Implementasi: Setelah kebijakan disetujui, tahap selanjutnya adalah
implementasi, di mana kebijakan dijalankan sesuai dengan rencana yang
telah ditetapkan.
e. Evaluasi: Evaluasi dilakukan untuk menilai efektivitas kebijakan dalam
mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Relevansi Analisis Kebijakan

Analisis kebijakan memiliki relevansi yang besar dalam konteks


pengambilan keputusan pemerintah. Dengan menggunakan pendekatan analisis
yang sistematis dan holistik, pembuat kebijakan dapat membuat keputusan yang
lebih baik dan efektif. Analisis kebijakan juga membantu meminimalkan risiko
dan mengoptimalkan hasil dari kebijakan yang diterapkan.

10
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Analisis kebijakan merupakan sebuah ilmu terapan yang bertujuan untuk


merekomendasikan pemecahan masalah publik kepada public policy maker. Pada
kegiatan analisis kebijakan terdapat berbagai informasi yang berhubungan dengan
permasalah kebijkan publik serta pendapat-pendapat mengenai kebijakan yang
dapat dijadikan sebagai bahan dalam membuat kebijakan. Maka dari banyak
pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa analisis kebijakan merupakan sebuah
ilmu sosial terapan yang menggunakan berbagai teknik dan metode dalam
melahirkan informasi-informasi yang berhubungan dengan kebijakan. Analisis
kebijakan ini sangat penting untuk dilaksanakan apalagi dalam proses pendidikan.
Maka untuk mengetahui seberapa penting analisis kebijakan ini dapat dilihat pada
pemaparan selanjutnya.

Analisis kebijakan bertujuan untuk menghindari adanya sebuah kebijakan


yang diambil melalui pertimbangan yang gegabah atau pertimbangan yang
dilandaskan oleh kekuasaan semata. Pertimbangan yang dilakukan secara ilmiah
dengan pendekatan saintifik, obyektif dan rasional terkadang sulit untuk
ditemukan.

B. Saran

Dari hasil diskusi kelompok mengenai analisis kebijakan publik ini di


harapkan dapat memberikan pengetahuan serta menambah ilmu dan informasi
yang terbaru lagi mengenai pengertian dan tujuan analisis kebijakan publik
tersebut.

11
DAFTAR PUSTAKA

Ardyansyah, D. (2010). Kebijakan Publik sebagai Kebijakan Publik. Jurnal


MEDTEK, 2(3), 78–91.

Dr. Lina Warlina, M. E. (2020). Dasar-dasar Analisis Kebijakan dan Teori


Kebijakan. Jurnal Sosiologi USK, 14(2), 1–30.

Dunn, William N. 2013. Pengantar Analisis Kebijakan Publik. Yogyakarta: Gajah


Mada University Press.

Dunn, W. N. 2000. Pengantar Analisis Kebijakan Publik. Edisi Kedua(terjemahan


Samodra Wibawa, Diah Asitadani, Erwan Agus Puwanto). Gajah mada
University Press.

Ismail, M. H., & Sofwani, A. (2016). Konsep dan Kajian Teori Perumusan
Kebijakan Publik. JRP (Jurnal Review Politik), 6(2), 195-224.

Meutia, I. F. (2017). Analisis Kebijakan Publik. Analisis Kebijakan Publik, April,


7.

nur cudai andi, guntur muhammad. (2019). Analisis Kebijakan Publik. In Analis
Kebijakan Publik (Issue April).

Safitri, U., Nuarizal, A., & Gistituati, N. (2021). Urgensi analisis kebijakan. JRTI
(Jurnal Riset Tindakan Indonesia), 6(1), 72.
https://doi.org/10.29210/3003818000

Tressa, R. (2015). Analisis Kebijakan Penyelesaian Konflik Antardesa Di


Kabupaten Sigi Provinsi Sulawesi Tengah. Journal Of Government
(Kajian Manajemen Pemerintahan Dan Otonomi Daerah), 1(1), 61-90.

12

Anda mungkin juga menyukai