Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

“KONSEP FORMULASI KEBIJAKAN PUBLIK “

Oleh :

KELOMPOK 4

DEDDY ANNA
RAJA BETTY
RINA

PROGRAM STUDI MAGISTER KESEHATAN MASYARAKAT


UNIVERSITAS HANG TUAH PEKANBARU

TAHUN 2022
i
KATA PENGANTAR

Puji Syukur, atas rahmat dan izin Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa, Tuhan yang
telah menciptakan manusia, sehingga makalah telah dapat diselesaikan. Tak lupa pula kita
kirimkan salawat dan salam bagi junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW dan semoga
kita mendapatkan safaat kelak dihari akhir, Amin Ya Robbal Alamin.

Makalah ini dapat diselesaikan dengan adanya motivasi dan bimbingan serta bantuan
dari berbagai pihak yang memberikan berbagai ide, informasi, pemikiran, tenaga dan waktu.
Penulis ingin mengutarakan rasa hormat dan terima kasih yang tak terhingga kepada dosen
mata kuliah pengampu.

Semoga Allah SWT memberikan balasan pahala atas segala kebaikan yang
telahdiberikan dan semoga skripsi ini bermanfaat untuk ilmu pengetahuan.

Indragiri Hilir, Desember 2022

Penulis,

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................................................2
DAFTAR ISI........................................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................................................4
A. Latar Belakang........................................................................................................................4
BAB II KAJIAN PUSTAKA...............................................................................................................5
A. Pengertian Agenda Kebijakan Publik........................................................................................5
B. Pengertian Formulasi Kebijakan Publik.....................................................................................5
C. Model Formulasi Kebijakan Publik...........................................................................................6
D. Faktor yang mempengaruhi Proses Formulassi Kebijakan Publik.............................................7
E. Tahap dalam Formulasi Kebijakan Publik.................................................................................7
F. Jurnal Terkait Formulasi Kebijakan Publik...............................................................................9
BAB III PENUTUP...........................................................................................................................12

3
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kebijakan publik merupakan hasil interaksi intensif antara para aktor pembuat kebjakan
berdasarkan pada fenomena yang harus dicarikan solusinya. Dalam pengambilan keputusan
untuk sebuah kebijakan dipengaruhi oleh tahap – tahap pembuatannya. Tahap pembuatan
kebijakan public terdiri dari penyusuan agenda, formulasi kebijakan, adopsi/ legitimasi,
implementasi dan penilaiain atau evaluasi kebijakan. Formulasi Kebijakan public, kegiatan
yang melingkupi proses pembuagtan kebijakan publik. Formulsai kebijakan public adalah
Langkah yang paling awal dalam proses kebijakan public secara keseluruhan karena pada
tahap ini akan menentukan keberhasilan kebijakan public yang dibuat dimasa
datang .Kebijakan public sebuah keputusan yang dimaksudkan untuk mengetasi
permasalahan yang muncul dalam suatu kebijakan tertentu yang dilakukan.

Masalah yang sudah masuk dalam agenda kebijakan selanjutnya dibahas oleh para pembuat
kebijakan kemudian dikelompokkan untuk mencari hasil pemecahan masalah yang ada.
Pemecahan masalah tersebut berasal dari berbagai alternatif atau pilihan kebijakan yang ada.
Namun, perumusan kebijakan tidak selalu menghasilkan peraturan atau perintah eksekutif
maupun aturan administrasi yang diusulkan. Menetapkan suatu kebijakan diantara beberapa
pilihan merupakan proses untuk memutuskan kebijakan publik yang terbaik dan dalam hal
inilah sebenarnya inti dari proses formulasi kebijakan publik. Dalam formulasi kebijakan
perlu diperhatikannya aspek-aspek yang melingkupi prosesnya seperti aspek publik, aspek
teknokrtis, dan aspek politis

4
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Pengertian Agenda Kebijakan Publik
Agenda kebijakan publik adalah sebagai tuntutan agar para pembuat kebijakan
memilih atau merasa terdorong untuk melakukan tindakan tertentu.
Agenda Kebijakan Publik adalah proses yang strategic dalam memakanai masalah
public yang menjadi isu dalam kebijakan. Isu kebijakan merupakan produk atau
fungsi dari adanya perdebatan baik tentang rumusan, rincian, penjelasan.
Agenda Kebijakan Publik adalah menentukan isu public yang akan diangkat dalam
suatu agenda pemerintah, pengumpulan isu public yang terkait dengan program
kebijakan yang akan dibuat
Kesimpulan Agenda Kebijakan Publik adalah suatu proses penentuan isu public yang
akan diangkat menjadi suatu pembuatan kebijakan.

B. Pengertian Formulasi Kebijakan Publik


Formulasi kebijakan menurut Chief J.O Udoji adalah keseluruhan proses yang
menyangkut pengartikulasian dan pendefinisian masalah, perumusan kemungkinan –
kemungkinan pemecegah masalah dalam bentuk tuntutan politik, penyaluran tuntutan
tersebut kedalam sistem politik, pengupayaan pemberian sanki atau legitimassi dari
arah tindakan yang dipilih, pengesahan dan pelaksanaan/implementasi monitoring dan
peninjauan Kembali.
Formulasi kebijakan publik menurut Fran T. Paini dan William Naumes kebijakan
folmulasi kebijakan sebagai keseluruhan sistem dengan berabgai kondisi dan
alternative serta melibatkan proses sosial dan intelektual.

Implementasi Formulasi Kebijakan Publik dalam rumah sakit.


Kesehatan lingkungan ditujukan untuk mewujudkan kualitas lingkungan yang sehat,
baik fisik , kimia biologi dan sosial. Tetapi dengan adanya pelayanan kesehatan
seperti rumah sakit akan mengancam kesehatan lingkungan karena kegiatan
pelayanan kesehatan akan menghailkan limbah. Dalam penanganan dan pengelolaan
limbah rumah sakit diperlukan kesadaran lingkungan dari pengelola untuk tidak
mencemari alam sektar.berdasar hal ini peran pemerintah dalam mengawasi
pembuangan, penanganan dan pengelolaan limbah yang sesuai dengan perundang –

5
undangan. Untuk itu rumah sakit perlu merancang terkait kebijakan pengelolaan
limbah dirumah sakit

1. Model Formulasi Kebijakan Publik


Model Formulasi Kebijakan menurut Thomas R. Dye terdapat beberapa model
Formulasi kebijakan yaitu
a. Model System
Model sistem merupakan pengembangan dari teori sistem David Eastone. Dimana
menurutnya bahwa suatu kebijakan tidak mungkin berwujud dalam ruang vakum
tetapi ia menjadi suatu kebijakan oleh karena interaksinya dengan lingkungan sekitar.
Kebijakan yang ditawarkan oleh model ini adalah formulasi kebijakan yang
berangkat output suatu lingkungan atau sistem yang tengah berlangsung.
b. Model Elite
Model ini hendak menyatakan bahwa proses formulasi kebijakan public merupakan
pemahaman teorinya, dalam konteks teori politik konvensional yang mengatakan
bahwa dalam masyarakat hanya terdapat dua kelompok masyarakat. Kelompok
masyarakat yang pertama adalah kelompok masyarakat yang berkuasa yang biasanya
jumlahnya lebih sedikit dari pada kelompok masyarakat kedua kelompok mayarakat
yang dikuasai.
c. Model Institusional
Mongan model institusional atau disebut juga dengan model kelembagaan
merupakan model formulasi kebijakan yang berangkat dari turunan politik tradisional
yang mengatakan bahwa tugas formulasi kebijakan merupakan tugas sentral
lembaga-lembaga pemerintahan secara otonom tanpa perlu melakukan interaksi
dengan lingkunganya.
d. Model Kelompok
Formulasi kebijakan publik model kelompok sesungguhnya abstraksi dari konflik
kepentingan antar kelompok atau antar partai dalam suatu institusi atau pemerintahan
dalam menetapkan kebijakan publik.
e. Model Proses
Dalam model pendekatan ini, kebijakan publik dimaknai sebagai suatu aktifitas yang
menyertakan rangkaiaan-rangkaiaan (yang berproses) yang berunjuk evaluasi
kebijakan public
f. Model Rasional

6
Model teori ini mengedepankan gagasan bahwa kebijakan public sebagai maximum
social gain yang berarti pemerintah sebagai pembuat kebijakan harus memilih
kebijakan yang memberikan manfaat optimum bagi masyarakat. Prinsip dasar dari
dari model formulasi kebijakan ini adalah bagaimana keputusan yang diambil oleh
pemerintah harus sudah diperhitungkanrasionalitasnya bagi warga masyarakat.
g. Model Pilihan Publik
Model ini menyatakan bahwa kebijakan yang dibuat oleh pemerintah haruslah
memang kebijakan yang memang berbasis pada pilihan public yang mayoritas hal ini
sangat masuk akal karena dalam konteks Negara yang demokratis, yang menekankan
onemen-one-vote, maka siapa yang menghimpun suara terbanyak dialah yang akan
menjadi pemegang kekuasaan/keputusan.

C. Faktor yang mempengaruhi Proses Formulassi Kebijakan Publik


Faktor yang mempengaruhi proses formulasi kebijakan
a. Adanya pengaruh tekanan dari luar
b. Adanya pengaruh kebiasaan lama
c. Adanya pengaruh sifat pribadi
d. Adanya pengaruh dari kelompok luar
e. Adanya pengaurh keadaan masa lalu

D. Tahap dalam Formulasi Kebijakan Publik


a. Model Konsep Policy Cycle
Terdapat beberapa tahapan dalam konsep policy cycle yaitu :
1) Agenda Setting
Pada tahap ini merupakan bagian penting yaitu menentukan suatu isu public yang
akan diangkat dalam suatu agenda pemerintahan. Pengumpulan isu public ini
terkait dengan program kebijakan yang akan dibuat, tidak semua isu public
dimasukan dalam agenda kebijakan
2) Policy Formation
Pada tahap ini dilakukan perumusan secara tepat dan mneyeluruh, ketidaktepatan
dalam proses ini akan mencapai tataran yang tidak optimal
3) Policy Implementation

7
Pada tahap ini alternative pemecahan masalah yang telah disepakati dilaksanakan.
Pada tahap ini akan ditemukan kendala pada suati kebijakan. Rumasan yang telah
ditetapkan bisa saja berbeda saat dilapangan.
4) Policy Review
Pada tahap ini adalah tahap penilaiain kebijkan yang menyangkut substansi,
implementassi dan dampak. Review kebijakan ini tidak hanya dilakukan pada
tahap akhir saja tapi dalam seleueuh proses kebijakan. Review kebijakan meliputi
perumausan masalah – masalah kebijakan, program yang diusulkan untuk
menyelesaikan masalah kebijakan, implementasi maupun tahap dampak
kebijakan.
b. Tahapan Kebijakan Kebijakan Publik menurut William Dunn
1) Penyusunan Agenda
Agenda setting adalah fase proses yang strategis dalam realitas kebijakan
publik. Dalam agenda sdtting sangat penting untuk menentukan isu pulbik
yang akan daingkat dalam suatu agenda pemerintah.
2) Formulasi Kebijakan
Masalah yang sudah masuk kedalam agenda kebijakan kemudian akan
dibahas oleh para pembuat kebijakan. Masalah didefinisikan yang kemudian
dicari pemecahan masalah terbaik. Pemecahan massalah tersesbut berasal dari
berbagai alternative atau pilihan kebijakan yang ada.
3) Adopsi/Legitimasi Kebijakan
Tujuan legitimasi adalah untuk memberikan ototrisasi pada proses dasar
pemerintahan. Jika tindakan legitimasi dalam masyarakat diatur oleh arahan
pemerintah
4) Penilaian/ Evaluasi Kebijakan
Evaluasi kebijakan adalah kegiatan yang menyangkut estimassi atau penilaian
kebijakan yang mencakup substansi, implementasi dan dampak.
c. Tahapan Formulasi Kebijakan menurut Winarno (2012)
1) Perumusan masalah ( Defining Problem) Mengenali dan merumuskan masalah
merupakan langkah yang paling fundamental dalam perumusan kebijakan.
untuk dapat merumuskan kebijakan dengan baik, maka masalah-masalah
publik harus dikenali dan didefinisikan dengan baik pula. Kebijakan publik
pada dasarnya dibuat untuk memecahkan masalah yang ada dalam masyarakat.
Oleh karena itu, seberapa besar kontribusi yang diberikan oleh kebijakan
8
dalam menyelesaikan masalah-masalah dalam masyarakat menjadi pertanyaan
yang menarik dalam evaluasi kebijakan publik. Namun demikian, apakah
pemecahan masalah tersebut memuaskan atau tidak bergantung pada ketepatan
masalah-maslah publik tersebut dirumuskan
2) Agenda Kebijakan Tidak semua masalah publik akan masuk kedalam agenda
kebijakan. Masalah-masalah tersebut saing berkompetisi antara satu dengan
yang lain menyebutkan bahwa dari sekian banyak problem-problem, hanya
sedikit sekaliyang memperoleh perhatian yang seksama dari pembuat
kebijakan negara
3) Pemilihan Alternatif Kebijakan untuk memecahan masalah Setelah masalah-
masalah publik didefinisikan dengan baik dan para perumus kebijakan sepakat
untuk memasukkan masalah tersebut kedalam agenda kebijakan, maka
langkah selanjutnya adalah membuat pemecahan masalah.
4) Tahap penetapan kebijakan Setelah salah satu dari sekian altenatif kebijakan
diputuskan diambil sebagai cara untuk memecahkan masalah kebijakan, maka
tahap paling akhir dalam pembentukan kebijakan yang dipilih tersebut
sehingga mempunyai kekuatan hukum yang mengikat. Alternatif kebijakan
yang diambil pada dasarnya merupakan kompromi dari berbagai kelompok
kepentingan yang terlibat dalam pembentukan kebijakan tersebut. Penetapan
kebijakan dapat berbentuk berupa undang-undang,yurisprudensi, keputusan
presiden, keputusan-keputusan menteri dan sebagainya.

9
E. Jurnal Terkait Formulasi Kebijakan Publik

a. Apa masalahnya
Latar belakang dalam penelitian ini adalah perilaku merokok yang banyak dijumpai
merupakan kebiasaan yang merugikan kesehatan baik pelaku maupun orang
disekelilingnya. Perlunya disusun kebijakan yang menunjukan komitmen pemerintah
daerah dalam melindungi masyarakat dari bahaya merokok yang menjadi tantangan
bagi masyarakat untuk memberilakukan Peraturan Daerah tentang Kawasan Tanpa
Rokok
b. Apa tujuan penelitian /pengkajian
Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis lebih dalam
mengani Formulasi Kebijakan Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2017 tentang
kawasan tanpa rokok di kabupaten tabalong dan mengetahui dan menganlisis faktor
yang mendukung dan menghambat formulasi kebijakan tersebut

10
c. Apa Metoda yang dipakai
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif
d. Landasan teori dan regulasi apa yang menjadi landasannya
Landasan teori dalam penelitian ini adalah konseptual Formulasi Model Proses yang
terdiri dari identifikasi masalah, menata agenda, perumusan proposal, legitimasi,
implementasi dan evaluasi.
e. Bagaimana hasilnya
Hasil penelitian berdasarkan analisa yang diperoleh
1) Identifikasi masalah. Identifikasi masalah sudah dilakukan namun tidak
maksimal. Penganlisaan masalah Formulasi Kebijakan Perda tentang KTR sudah
dilakukan namum pelaksnaannya belum diimpelemtasi karena terbentuk dengan
alokasi pengembangunan yang telah ditetapkan
2) Menata agenda yang dimaksud adalah bagaiaman penataan agenda formulasi
kawasan tanpa rokok apakah sudah melalui tahapanr rencana, metode dan
tindakan namun berdasarkan hasil penelitian belum dilakukan karena belum
adanya alokasi anggaran yang cukup.sehingga formulasi tersebut masih belum
optimal dan efektif
3) Perumusan Proposal yang dimaksudkan dalam penelitian bagaimana pembuatan
kebijakan sudah bersifat sistematis rasional dan incremental. Namun kenyataaan
perumusan proposal dalam formulasi kebijakan masih terhambat dan terkendala
dalam proses sosialisasi dan penerapannya karena terkendala alokasi dana
pembangunan yang belum terealisasikan secara maksimal.
4) Legitimasi
Legitimasi dalam kebijakan peraturan daerah yang dimaksud dalam penelitian ini
adalah apakah dalam penerbitan peraturan daerah tentang kawasan tanpa rokok
(KTR) sudah mendapatkan atau dip roses pengesahannya melalui UUD, PP dan
Peraturan Presiden sebagai landasan tertinggi. Berbagai kendala yang dihadapi
dalam formulasi kebijakan peraturan peraturan daerah tentang kawasan tanpa
rokok (KTR) yaitu legitimasi kebijakan yang telah mendapatkan pengesahannya,
formulasi kebijakan dalam pelaksanaannya masih mengalami hambatanan dalam
alokasi anggaran dana pembangunannya. Hal ini perlu diperhatikan secara serius
oleh pembuat kebijakan demi kelancaran pelaksanaan peraturan daerah tersebut
5) Implementasi

11
Berbagai kendala yang dihadapi dalam formulasi kebijakan peraturan daerah
tentang kawasan tanpa rokok yaitu kesiapan petugas yang belum tersedia dalam
pengimplementasiannya, pengawasan yang belum dilaksanakan dalam
implementasi formulasi tersebut, persiapan rencana yang belum terealisasikan
dari segi pendanaan, sosialisasi belum dilakukan secara maksimal dalam
implementasi, fasilitas tempat yang belum dipersiapkan dari segi implementasi
pembangunannya, transportasi yang belum tersedia untuk menunjang dalam
implementasi pengawasan serta dana anggaran yang belum dianggarkan sesuai
kebutuhan implementasi formulasi tersebut
f. Apa rekomendasi
Peningkatan alokasi dana anggaran kepada seluruh SKPD agar pelaksanaan
penerapan formulasi kebijakan Peraturan Daerah tentang Kawasan anpa Rokok
(KTR) di Kabupaten Tabalong sehingga pengimplementasian dapat dilaksanakan.
Formulasi yang dibuat haruslah sesuai dengan identifikasi masalah, menata agenda,
perumusan proposal, legitimasi, implementasi dan evaluasi guna mencapai hasil
kebijakan yang maksimal.
Bagi pemerintah daerah agar mengevaluasi ulang akan formulasi yang dibuat
terlebih-lebih yang berkaitan dengan ketersediaan alokasi dana anggaran untuk
pembangunan lokasinya dan penerapannya serta pengimplementasiannya, sehingga
formulasi yang dibuat dapat dilaksanakan secara maksimal dan efektif

12
BAB III PENUTUP
Formulasi Kebijakan Publik adalah adalah keseluruhan proses yang menyangkut
pengartikulasian dan pendefinisian masalah, perumusan kemungkinan – kemungkinan
pemecegah masalah dalam bentuk tuntutan politik, penyaluran tuntutan tersebut kedalam
sistem politik, pengupayaan pemberian sanki atau legitimassi dari arah tindakan yang dipilih,
pengesahan dan pelaksanaan/implementasi monitoring dan peninjauan Kembali. Terdapat
beberapa model dalam formulasi kebijakan public yaitu model system, model elit, model
institusional, model kelompok, model proses, model rasional dan model pilihan public. Selain
model formulasi kebijakan public menurut ahli terdapat tahapan formulasi kebijakan public
yaitu agenda setting, policy formation, polivy implementation dan policy review.

13
DAFTAR PUSTAKA

Bagaskara & Lituhayu.2016. Formulasi Kebijakan Perlindungan Anak di Kota Semarang.


Universitas Diponegoro

Dewi, et al.2022. Buku Ajar Kebijakan Publik. Jawa Tengah: Penerbit Wawasan Ilmu

Muhafidin, D & Yadiman. 2019. DImensi Kebijakan Publik. Yogyakarta: Penerbin ANDI

Uddin & Sobirin. 2017. Kebijakan Publik Makasar : CV Sah Media

Yulianti, Setiawati,B. Noor, M. 2018. Formulasi Kebijakan Peraturan Daerah tentang


Kawasan Tanpa Rokok di Kabupaten Tabalong.

14

Anda mungkin juga menyukai