Anda di halaman 1dari 4

Nama : Hapsa Nursifa

Kelas : XI OTKP 1
Mapel : OTK Humas dan Keprotokolan

Cari penjelasan :

A. Proses Tahapan Kerja Humas


Public relations merupakan suatu bentuk kegiatan komunikasi yang lebih
menitikberatkan pada unsha untuk menumbuhkan suasana kerja sama, menciptakan
saling pengertian antara publik yang berkepentingan dengan perusahaan guna
mendapatkan tujuan kedua belah pihak dalam suasana yang paling menguntungkan
Dalam melaksanakan kegiatan public relations tersebut, dikenal whipan-tahapan
untuk mencapai tujuan yang efektif. Tahapan-tahapan tersebut merupakan pola
kegiatan komunikas atau proses public relations.
Adapun tahapan-tahapan public relations menurut Cutlip dan Centre dalam Rahmadi
(2001:111) dibagi menjadi empat tahap, sebagai berikut.

a. Fact finding
Langkah pertama sangat penting artinya bagi suksesnya program humas. Fact
finding adalah pencarian fakta, data, atau informasi yang mendukung program
humas. Pada tahap ini, seorang praktisi dapat menganalisis data dan informasi
yang sudah tersedia baik di buku, jurnal, majalah atau sumber-sumber data, dan
informasi lainnya. Istilah lainnya disebut desk research. Pada tahap ini, seorang
praktisi menganalisis data dan informasi yang tersedia. Berdasarkan informasi
dan data yang tersedia kemudian dapat diperoleh interpretasi-interpretasi.
Interpretasi ini amat berguna bagi seorang praktisi untuk memutuskan atau
menentukan langkah-langkah apa yang harus dilakukan untuk memecahkan suatu
permasalahan.

b. Planning decission (perencanaan pengambilan keputusan)


Memberikan sikap, opini, ide, dan reaksi yang berkaitan dengan kebijaksanaan.
Dilakukan pula penetapan program, kerja organisasi yang sejalan dengan
kepentingan atau keinginan- keinginan pihak berkepentingan.

c. Communication
Tahap berikutnya adalah tahap komunikasi atau pelaksanaan kegiatan. Agar
proses komunikasi dapat berjalan dengan baik, maka beberapa hal perlu
diperhatikan yaitu kredibilitas, keterkaitan, isi, kejelasan, keberlanjutan dan
konsistensi, saluran/media, dan kemampuan khalayak. Faktor- faktor tersebut
perlu diperhitungkan secara sungguh-sungguh agar kegiatan yang dilakukan
dapat berhasil sesuai dengan harapan.
d. Evaluation (mengevaluasi)
Tahap keempat adalah tahap evaluasi. Pelaksanaan kegiatan humas harus
dievaluasi agar permasalahan atau hambatan yang ada dapat diatasi dan
dipecahkan. Dalam tahap keempat ini praktisi humas harus mempunyai
keterampilan dalam menelaah hasil-hasil yang diperoleh dengan menggunakan
berbagai alat bantu, misalnya riset mengenal pendapat umum, riset mengenal
perilaku, motivasi, analisis isi, dan lain-lain.

B. Manfaat Public Relation/humas


Menurut Frank Jeffkins, manfaat khusus keberadaan public relations meliputi
kegunaan public relations dalam pengelolaan atau pelaksanaan, antara lain:

a. Manajemen krisis
Semua organisasi pasti pernah mengalami masa krisis sehingga dibutuhkan
adanya persiapan dalam mengatasinya. Divisi humas akan bermanfaat sebagai tim
manajemen krisis dalam organisasi yang berhubungan dengan masyarakat.

b. Penerbitan desktop
Manfaat humas sebagai penerbitan desktop sangat penting pada sebuah
organisasi, dan organisasi zaman sekarang lebih membutuhkan operator
komputer yang berdedikasi ketimbang editing profesional.

c. Identitas perusahaan
Staf humas bertugas menciptakan identitas perusahaan. Tugas ini sangat penting
karena menyangkut semua aspek organisasi secara keseluruhan dan merupakan
bagian penting dari semua jenis komunikasi dalam organisasi.

d. Hubungan parlementer
Beberapa organisasi membutuhkan humas yang berhubungan dengan
pemerintah, parlemen, dan birokrat di instansi pemerintah.

e. Public relations
finansial Organisasi juga membutuhkan konsultan humas yang khusus beraktivitas
pada bidang keuangan dan operasional bisnis sebuah perusahaan. Aktivitas
tersebut dilakukan untuk mendukung rencana perusahaan klien agar turut serta
di bursa saham atau memberikan dukungan saat pembuatan laporan keuangan
tahunan.
C. Regulasi Bidang Kehumasan
1. Definisi regulasi
Pengertian regulasi humas Regulasi adalah suatu aturan yang dibuat untuk
membantu mengendalikan suatu kelompok, lembaga atau organisasi, dan
masyarakat demi mencapai tujuan tertentu dalam kehidupan bersama,
bermasyarakat, dan bersosialisasi. Tujuan dibuatnya regulasi atau aturan
adalah untuk mengendalikan manusia atau masyarakat dengan batasan-
batasan tertentu. Regulasi diberlakukan pada berbagai lembaga masyarakat,
baik untuk keperluan masyarakat umum maupun untuk bisnis. Teori regulasi
adalah peraturan khusus yang dikeluarkan oleh pemerintah untuk mendukung
terjalinnya hubungan yang serasi, seimbang, sesuai dengan lingkungan, nilai,
norma, budaya masyarakat setempat, untuk mewujudkan pembangunan
ekonomi yang berkelanjutan guna meningkatkan kualitas kehidupan dan
lingkungannya. Istilah regulasi banyak digunakan dalam berbagai bidang,
sehingga definisinya memang cukup luas, namun secara umum kata regulasi
digunakan untuk menggambarkan suatu peraturan yang berlaku dalam
kehidupan bermasyarakat. Regulasi humas atau regulasi public relation adalah
suatu cara untuk mengendalikan masyarakat dengan aturan dalam bidang
kehumasan. Regulasi public relation adalah upaya pembatasan yang dilakukan
untuk mengatur humas agar bekerja sesuai peraturan dan kode etik yang telah
ditentukan

2. Aturan regulasi kehumasannya


a) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2005 tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional.
b) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2008 tentang
Informasi dan Transaksi Elektronik.
c) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 2008 tentang
Kementerian Negara.
d) Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 47 Tahun 2009 tentang
Pembentukan Organisasi Kementerian Negara.
e) Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2010 tentang
Kedudükan, Tugas, dan Fungsi Kementerian Negara, serta Susunan
Organisasi, Tugas, dan Fungsi Eselon I Kementerian Negara Republik
Indonesia.
f) Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 1999 tentang
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.
g) Keputusan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor
371/KEP/M.KOMINFO/8/2007 tentang Kode Etik Humas Pemerintah.
h) Permen PAN dan RB No. 27 Tahun 2011 tentang Pedoman Umum Audit
Komunikasi di Instansi Pemerintah.
i) Permen PAN dan RB No. 28 Tahun 2011 tentang Pedoman Umùm
Komunikasi Organisasi di Instansi Pemerintah.
j) Permen PAN dan RB No. 29 Tahun 2011 tentang Pedoman Umum
Pengelolaan Komunikasi Krisis di Instansi Pemerintah.
k) Permen PAN dan RB No. 30 Tahun 2011 tentang Pedoman Umum Tata
Kelola Kehumasan di Instansi Pemerintah.
l) Permen PAN dan RB No. 31 Tahun 2011 tentang Pedoman Umum
Infrastruktur Hubungan Masyarakat di Instansi Pemerintah.
m) Permen PAN dan RB Nomor 54 Tahun 2011 tentang Pedoman Umum
Pemetaan Pemangku Kepentingan di Lingkungan Instansi Pemerintah.
n) Permen PAN dan RB Nomor 55 Tahun 2011 tentang Pedoman Umum
Hubungan Media di Lingkungan Instansi Pemerintah.

Anda mungkin juga menyukai