Oleh :
: E1D314238
i
KATA PENGANTAR
ii
DAFTAR ISI
Halaman
Kata Pengantar ........................................................................................
ii
BAB I. PENDAHULUAN...........................................................................
A. Latar Belakang..........................................................................
Kesimpulan .....................................................................................
Saran ..............................................................................................
10
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................
11
1
BAB I
PENDAHULUAN
daerah.
Keinginan
tersebut
berangkat
dari
indikasi
yang
nyata bahwa pengambilan keputusan yang bersifat sentralistik pada masa lalu
ternyata telah mengakibatkan ketimpangan dan rasa ketidakadilan, dan
diantaranya juga memberi indikasi ancaman keutuhan wilayah negara dan
persatuan nasional. Keberadaan unsur Utusan Daerah dalam keanggotaan MPR
2
RI selama ini (sebelum dilakukan perubahan terhadap Undang-Undang Dasar
1945) dianggap tidak memadai untuk menjawab tantangan-tantangan tersebut.
B. RUMUSAN MASALAH
3
BAB II
PEMBAHASAN
KINERJA DPD
a.
KEANGGOTAAN
4
Ketentuan mengenai keanggoataan DPD terkait dengan system pemilihjan
umum legislative. Dalam pasal 22C dan 22E perubahan ketiga UUD 1945 di
sebutkan bahwa anggota DPD dipilih melalui pemilihan umum yang mana
jumlahnya sama di semua provinsi di mana tidak boleh lebih dari sepertiga
jumlah anggota DPR. Hal ini di perjelas dalam pasal 33 ayat (1) UU No.22/2003
bahwa jumlah anggota DPD seebanyak empat orang di masing-masing provinsi
sehingga total secara keseluruhan anggota DPD sebanyak 128 orang.
Sama halnya dengan anggota DPR, keanggotaan DPD juga memiliki
masa kerja lima tahun dan berakhir pada saat anggota baru mengucapkan
sumpah/janji.
Sebagai anggota DPD ada beberapa hak yang dapat dipenuhi seperti hak
menyampaikan usul dan pendapat, memilih dan dipilih, membela diri,imunitas,
protokoler, keungan dan adsministratif.(Pasal 49 juncto Pasal 101 UU
No.22/2003 dan pasal 14 tatib DPD). Sementara kewajiban anggota DPD yang
paling penting adalah harus mampu menyerap, menghimpun, dan melanjuti
aspirasi masyarakat dan daerah. (Pasal 50 UU No.22/2003 dan Pasal 51 Tatib
DPD).
b. FUNGSI, TUGAS DAN WEWENANG
Sesuai dengan konstitusi, format representasi DPD-RI dibagi menjadi fungsi
legislasi,
pertimbangan
dan
pengawasan
pada
bidang-bidang
terkait
5
Tugas dan wewenang:
o Dapat melakukan pengawasan atas pelaksanaan undang-undang dan
menyampaikan
hasil
pengawasannya
kepada
DPR
sebagai
yang mewnyangkut tugas dan wewenangnya dalam pemilihan anggota BPK. Hal
ini bisa terjadi manakala presiden megawati soekarnoputri menetapkan pimpinan
dan anggota BPK melalui keputusan Presiden No. 185 Tahun 2004 setelah
anggota DPD dilantik.
Artinya, kewenangan DPD untuk memberi pertimbangan terhadap anggota
DPD dilantik. Artinya kewenangan DPD untuk memberi pertimbangan terhadap
anggota BPK sudah mulai berlaku sebelum kepres itu diterbitkan.
6
Dalam hubungan kerja kelembagaan, terutama dalam fungsi legislasi,
ketidakjelasan serta keterbatasan DPDdalam membahas sebuah RUU menjadi
masalah tersendiri.
3.
kehidupan
demokrasi
dalam
penyelenggaraan
pemerintahan
Mempertahankan
dan
memelihara
kerukunan
nasional
dan
kepentingan pribadi,
pemilihannya
7
otoritatif atau mandat rakyat kepada Anggota; di samping itu ciri sifat ikatan
atau binding yaitu ciri melekatnya pemikiran dan langkah kerja Anggota DPD RI
yang semata-mata didasarkan pada kepentingan dan keberpihakan pada rakyat
daerah.
4.
8
Pasal 22 E
Peserta pemilihan umum untuk memilih anggota DPD adalalah
perseorangan.
Pasal 23
rancangan UU anggaran pendapan dan belanja negara diajukan oleh
presiden
untuk
pertimbangan DPD.
dibahas
bersama
DPR
dengan
memperhatikan
9
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Sebagai usaha untuk melancarkan pelaksanaan tugas dan wewenang
yang dimilikinya, DPD dilengkapi dengan delapan unit kerja yang disebut sebagai
alat kelengkapan. Alat kelengkapan tersebut diatur dalam Undang-undang No.
27 tahun 2009 tentang Majelis Permusyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan
Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (UU
No. 27/2009), serta diatur lebih lanjut dalam Peraturan DPD RI No. 01/DPDRI/I/2009-2010 tentang Tata Tertib (Tatib) DPD.
DPD memiliki hak dan kewajiban diantaranya:
HAK
a. Menyampaikan usul dan pendapat
b. Memilih dan dipilih
c. Membela diri
d. Imunitas
e. Protokoler dan
f. Protokoler dan
Kewajiban :
a. Mengamalkan Pancasila
b. Melaksanakan Undang-Undang Dasar Negara Republik IndonesiaTahun 1945
dan menaati segala peraturan perundang-undangan
c. Melaksanakan kehidupan demokrasi dalam penyelenggaraan pemerintahan
d. Mempertahankan dan memelihara kerukunan nasional dan keutuhan negara
kesatuan Republik Indonesia
e. Memperhatikan upaya peningkatan kesejahteraan rakyat
f. Menyerap, menghimpun, menampung dan menindaklanjuti aspirasi masyarakat
dan daerah
g. Mendahulukan kepentingan negara di atas kepentingan pribadi, kelompok, dan
golongan
h. Memberikan pertanggungjawaban secara moral dan politis kepada pemilih dan
daerah pemilihannya.
10
i. Menaati kode etik dan Peraturan Tata Tertib DPD dan
j. Menjaga etika dan norma adat daerah yang diwakilinya.
SARAN
Melalui DPD ini diharapkan hubungan dengan otonomi daerah dan pusat
dandaerah,pembentukan,dan
pemekaran
serta
penggabungan
daerah
DAFTAR PUSTAKA
Anonim1. 2014. Makalah DPD. http://didikgokill.blogspot.com/2014/03/makalahdpd_30.html : Diakses pada tanggal 6 Desember 2014.
Anonim2.
2013.
Makalah
Tentang
DPD
RI
Republik
Indonesia
).
http://zikririirawan188.blogspot.com/2013/10/makalah-tentang-dpd-ri.html
: Diakses pada tanggal 6 Desember 2014.