Anda di halaman 1dari 13

KEDUDUKAN DAN PERAN LEMBAGA LEGISLATIF DI

INDONESIA
(Diajukan untuk memenuhi tugas proses legislasi)
Dosen : Mulyadi,MM

Disusun Oleh :

1. Arief Soetiawan (
2. Dinda Hilda Alvita ( 1965201055 )
3. Fidiani Dian Allista ( 1965201018 )
4. M.Roby Mustofa ( 1965201088 )
5. Revaldi arviansyah ( 1965201034 )
6. Sanda Wijaya

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH TANGERANG


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
PRODI ILMU PEMERINTAHAN
2020/2021
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah hirobbil ‘aalamiin, segala puji bagi Allah SWT Tuhan semesta alam atas
segala karunia nikmat-Nya sehingga penulis dapat menyusun makalah ini dengan sebaik-
baiknya. Makalah yang berjudul “Kedudukan Dan Peran Legislatif Diindonesia” disusun untuk
memenuhi salah satu tugas mata kuliah proses legislasi.
Makalah ini berisi tentang kedudukan dan peran legislative diindonesia yang telah
disusun secara maksimal oleh penulis, akan tetapi penulis sebagai manusia biasa sangat
menyadari bahwa makalah ini sangat banyak kekurangannya dan masih jauh dari kata sempurna.
Karenanya penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca.
Besar harapan penulis makalah ini dapat menambah pengetahuan pembaca dalam
memahami Tentang Kedudukan dan peran legislative diindonesia.
Demikian yang dapat penulis sampaikan, semoga para pembaca dapat mengambil
manfaat dan pelajaran dari makalah ini.

Tangerang, 12 Desember 2021


DAFTAR ISI

COVER ………………………………………………………………………………………i
KATA PENGANTAR...............................................................................................................ii
DAFTAR ISI.............................................................................................................................iii
BAB I.........................................................................................................................................1
PENDAHULUAN......................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.....................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah................................................................................................................2
1.3 Tujuan Penulisan..................................................................................................................2
1.4 Manfaat Penulisan................................................................................................................3
BAB II…………………………………………………………………………………………4
PEMBAHASAN........................................................................................................................4
2.1 Tugas dan Wewenang Legislatif di Indonesia............................................................................4
2.2 . Fungsi Legislasi, Fungsi Pengawasan (Monitoring), dan Fungsi Anggaran (Budgeting) dalam
Perspektif Peraturan Perundang-undangan....................................................................................5
2.3 Kedudukan dan Peran Lembaga Legislatif di Indonesia..............................................................5
2.4 Kedudukan dan Peran Lembaga Legislatif di Indonesia ditinjau dari Siyasah Dusturiah…………………6

BAB III……………………………………………………………………………………… 7
PENUTUP…………………… ………………………………………………………………7
3.1 Kesimpulan……………………………………………………………………………….
3.2 Saran………………………………………………………………… 7
3.3 DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………………
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Secara umum Kedudukan dan peran lembaga legislatif adalah sesuatu yang menjadi
bagian pemegang kepemimpinan terutama dalam terjadinya suatu hal atau peristiwa. Peran
merupakan suatu aspek yang dinamis suatu kedudukan (status). Apabila seseorang
melakukan hak dan kewajibannya sesuai dengan kedudukannya, dia menjalankan suatu
peran. Tak ada peran tanpa kedudukan atau kedudukan tanpa peran.

Setiap orang mempunyai macam-macam peran yang berasal dari pola-pola pergaulan
hidupnya. Hal ini dapat berarti bahwa peran menentukan apa yang diperbuatnya bagi
masyarakat serta kesempatan-kesempatan apa yang diberikan oleh masyarakat kepadanya.

Kedudukan dan peran lembaga legislatif di Indonesia adalah suatu lembaga atau badan
yang dibentuk berdasarkan hak pilih rakyat dan memiliki hak inisiatif membuat Undang-
Undang. Biasanya kedudukan itu dijalankan oleh suatu badan legislatif suatu badan
perwakilan rakyat yang dibentuk melalui pemilihanyang masing-masing memiliki kedudukan
dan peran yang bebeda.
Seperti, kedudukan MPR setelah dilakukan perubahan UUD 1945 tidak lagi menempati
sebagai Lembaga Tertinggi Negara. MPR mempunyai kedudukan yang sama dan sederajat
dengan lembaga-lembaga negara lainnya, seperti (Presiden, DPR, DPD, MA, BPK, dan MK).
Menurut ketentuan Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945.
Berdasarkan Pasal 1 ayat (2) UUD 1945 (Sebelum Perubahan) dan Penjelasan UUD 1945
bahwa, kekuasaan Negara yang tertinggi di tangan MPR. Peran MPR adalah sebagai lembaga
Negara yang mempunyai kedudukan dan kekuasaan yang tertinggi dalam sistem
ketatanegaraan Indonesia.
Kedudukan dan peran lembaga legislatif dalam siyasah dusturiyah adalah kedudukan
yang terpenting dalam pemerintahan Islam, karena ketentuan dan ketetapan yang dikeluarkan
lembaga legislatif ini akan dilaksanakan secara efektif oleh lembaga eksekutif oleh lembaga
yudikatif atau peradilan. Oleh karena itu Orang-orang yang berperan dan duduk di lembaga
legisltaif ini terdiri dari para mujtahid dan ahli fatwa (mufti) serta pakar dalam berbagai
bidang.
Kesimpulan masalah dari lembaga legislatif di Indonesia adalah merupakan lembaga
negara yang memiliki kedudukan strategis dalam sistem pemerintahan. Posisi lembaga
legislatif yang sejajar dengan lembaga eksekutif menjadikan adanya keseimbangan dalam
pemerintahan.
Peran lembaga legislatif sama dengan lembaga syura dalam Islam, hal mana keduanya
merupakan lembaga musyawarah untuk membahas hal yang berkaitan dengan
penyelenggaraan negara atau pemerintahan. Kedudukan lembaga legislatif mempunyai tugas
maupun kewenangan lembaga dalam perwakilan rakyat, tugas mereka tidak hanya
bermusyawarah dalam perkara umum kenegaraan, mereka juga mengeluarkan Undang-
Undang yang berkaitan dengan kemaslahatan tetapi juga mencakup melaksanakan peran
pengawasan atas kewenangan legislatif sebagai wewenang pengawasan yang dilakukan
rakyat terhadap pemerintah untuk mencegah dari tindakan pelanggaran.
1.2 Rumusan Masalah
a. Bagaimana kedudukan dan peran lembaga legislatif di Indonesia?
b. Bagaimana kedudukan dan peran lembaga legislatif di Indonesia ?
1.3 Tujuan Penelitian
a. Untuk mengetahui kedudukan dan peran lembaga legislatif di Indonesia.
b. Untuk mengetahui kedudukan dan peran lembaga legislatifdi Indonesia .

1.4 Manfaat
a. Memberikan pemahaman kepada mahasiswa agar tau tentang peran legislative diindonesia
b. Memberikan ilmu yang sangat bermanfaat terkait lembaga legislatif
c. Memberikan mahasiswa agar berfikir kritis tentang kedudukan dan peran legislative yang ada
diindonesia.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Tugas dan Wewenang Lembaga Legislatid di Indonesia

Negara Indonesia, lembaga legislatif terbagi menjadi 3 yaitu, DPR, DPD, dan MPR.

DPR atau Dewan Perwakilan Rakyat adalah salah satu lembaga legislatif yang memiliki
keduduan sebagai lembaga negara. Adapun anggota DPR yaitu mereka yang berasal dari anggota
partai politik yang mencalonkan diri sebagai peserta pemilu yang sudah terpilih saat pemilu.

DPR berkedudukan di pusat, dan yang di tingkat provinsi disebut dengan DPRD Provinsi
dan untuk yang berada di tingkat kota/kabupaten disebut dengan DPRD kabupaten/kota. Anggota
DPR dipilih secara langsung oleh rakyat dengan masa jabatan 5 tahun.

DPD atau Dewan Perwakilan Daerah adalah salah satu lembaga legislatif perwakilan
daerah yang berkedudukan sebagai lembaga negara, anggota DPD berasal dari perwakilan setiap
provinsi yang ada di negara yang sudah terpilih di pemilu. Adapun jumlah anggotanya tidak
sama untuk setiap provinsi, namun sudah ditetapkan paling banyak 4 orang. Sementara masa
jabat DPD adalah sama seperti DPR yaitu 5 tahun.

MPR atau Majelis Permusyawarakatan Rakyat Adalah lembaga legislatif yang terdiri dari
anggota DPR dan DPD yang sudah terpilih dalam pemilu. Adapun masa jabatan anggotanya
adalah selama 5 tahun.

Tahukah bahwa sebelum amandemen UUD 1945, MPR adalah lembaga yang memiliki
kedudukan tertinggi negara. Tetapi setelah amandemen, lembaga tertinggi sudah dihapuskan,
yang sekarang hanya ada lembaga negara.

Tugas Lembaga Legislatif

Lembaga legislatif memiliki tugas membuat UUD , dan adapun contoh lembaga legislatif
tersebut meliputi, DPD, DPR, dan MPR.
1. Tugas DPD

DPD atau Dewan Perwakilan Daerah memiliki beberapa tugas, diantaranya:

a) Mengajukan rancangan UUD yang memiliki kaitan dengan otonomi daerah serta bertugas
dalam mengawasi pelaksanaanya.
b) Memberi pertimbangan kepada kepala negara yaitu Presiden terkait RUU APBN.
c) Memeriksa hasil keuangan negara dari pihak BPK.
d) Memberi pertimbangan kepada Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dalam memilih BPK.

2. Tugas DPR

DPR atau Dewan Perwakilan Rakyat, memiliki beberapa tugas, diantaranya:

a) Bertugas memegang kekuasaan dalam hal pembentukan UUD.


b) Bertugas memberi persetujuan kepada kepala negara yaitu Presiden terkait dengan
peraturan pemerintah yang sudah ditetepkan oleh Presiden sebelumnya sebagai ganti dari
UU.
c) Sebagai pemberi persetujuan kepada kepala negara, untuk menyatakan perang, berdamai,
dan menyatakan persetujuan untuk pembuatan perjanjian dengan negara lain.
d) Sebagai pemberi pertimbangan kepada Presiden tentang pengangkatan duta serta
penempatan duta negara lain, bertugas memberi amnesti serta abolisi, rancangan UU
APBN.
e) Memberi hasil pemeriksaan keuangan negara dari pihak BPK.
f) Memilih langsung anggota BPK.
g) Memberikan ppersetujuan kepada calon Hakim Agung yang sudah diluluskan oleh
Komisi Yuridis.
h) Bertugas memberi persetujuan kepada Presiden tentang pengangkatan dan juga
persetujuan tentang pemberhentian anggota yudisial.
i) Bertugas mengajukan tiga orang hakim konstitusi.
j) Bertugas dalaam mengusulkan pemberhentian Presiden serta Wakil Presiden.
3. Tugas MPR

MPR juga mempunyai tugas, seperti DPD dan DPR. Adapun tugas MPR, sesuai dengan UU
pasal 3 ayat 1, yaitu:

a) Mengubah serta menetapkan UUD


b) Bertugas sebagai pelantik Presiden dan Wakil Presiden.
c) Bertugas dalam hal memberhentikan Presiden dan wakilnya pada masa jabatannya sesuai
dengan UUD.
d) Selain tugas, MPR juga mempunyai Hak, yaitu
e) Memberi usul perubahan paasal UUD,
f) Dapat menentukan sikap serta pilihan dalam pengambilan keputusan,
g) Berhak memilih dan dipilih
h) Berhak membela diri
i) Hak Imunitas
j) Protokoler
k) Keuangan dan administrasi
l) Inilah sekilas tentang lembaga legislatif, mulai dari pengertiannya, tugas dan contohnya.

2.2. . Fungsi Legislasi, Fungsi Pengawasan (Monitoring), dan Fungsi Anggaran


(Budgeting) dalam Perspektif Peraturan Perundang-undangan.

Struktur lembaga perwakilan rakyat (legislatif) secara umum terdiri dari 2 (dua) model,
yaitu lembaga perwakilan rakyat satu kamar (unicameral) dan lembaga perwakilan rakyat dua
kamar (bicameral). Di dalam ketatanegaraan Republik Indonesia, lembaga legislatif
direpresentaikan pada 3 (tiga) lembaga, yakni Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR), Dewan
Perwakilan Rakyat (DPR), dan Dewan Perwakilan Daerah (DPD).72 Ketiganya memiliki
kedudukan dan fungsinya masing-masing di dalam ketatanegaraan Indonesia. Berdasarkan
peraturan perundang-undangan, kedudukan dan fungsi DPR antara lain sebagai lembaga
perwakilan rakyat yang berkedudukan sebagai lembaga negara. Fungsi DPR meliputi tiga aspek,
yakni: Fungsi legislasi, fungsi pengawasan (monitoring), dan fungsi anggaran (budgeting).
1. Fungsi Legislasi

Fungsi legislasi adalah fungsi untuk membentuk undang-undang dengan persetujuan


Presiden, sebagaimana yang diatur di dalam Pasal 20 ayat (1) UUD 1945, artinya DPR ikut
mementukan kebijakan politik yang diselenggaraan oleh Presiden (Pemerintah). Dasar hukum
fungsi legislasi DPR terdapat di dalam Pasal 20 ayat (1) dan Pasal 21 ayat (1) UUD 1945, yang
masing-masing berbunyi:

“Dewan Perwakilan Rakyat memegang kekuasaan membentuk undang-undang.”

“Anggota-anggota Dewan Perwakilan Rakyat berhak mengajukan usul rancangan


undang-undang.”

Fungsi utama parlemen pada hakikatnya adalah fungsi legislasi dan fungsi pengawasan,
parlemen berfungsi mengkomunikasikan tuntutan dan keluhan dari berbagai kalangan kepada
pihak pemerintah (parlemen parle an government).73 Dalam fungsi legislasi, DPR mempunyai
hak sekaligus kewajiban untuk mengajukan Rancangan Undang Undang (RUU), hak
amandemen atau hak untuk mengubah setiap RUU yang diajukan oleh Pemerintah. Sehingga
fungsi legislasi mencakup kegiatan mengkaji, merancang, membahas, dan mengesahkan undang-
undang. Selanjutnya, tujuan legislasi atau kebijakan publik adalah untuk mempromosikan
kebahagiaan terbesar bagi sebanyak-banyaknya orang (the gauntest happiness of the gauntest
number).

Singkatnya, dalam bidang legislasi, DPR memiliki tugas dan wewenang membentuk
undang-undang yang dibahas bersama-sama Presiden untuk mendapatkan persetujuan,
membahas Peraturan Pemerintah Pengganti Undang Undang (Perpu) untuk kemudian
memberikan persetujuan atau menolaknya, menerima dan membahas usulan rancangan undang-
undang yang diajukan oleh DPD sesuai bidang tugasnya, memperhatikan pertimbangan DPD
atas rancangan undang-undang mengenai APBN, serta memperhatikan pertimbangan DPD atas
rangcangan undang-undang yang berkitan dengan pajak, pendidikan, dan agama.
2. Fungsi Pengawasan (Monitoring)

Fungsi pengawasan adalah fungsi untuk mengawasi pelaksanaan undang-undang, APBN,


dan kebijakan-kebijakan pemerintah, sebagaimana yang diatur dalam Pasal 20A ayat (1) sampai
ayat (5) UUD 1945.76 Dasar hukum fungsi pengawasan DPR terdapat di dalam Pasal 23 E ayat
(2) yang berbunyi:

“Hasil pemeriksaan keuangan negara diserahkan kepada Dewan Perwakilan Rakyat,


Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat
Daerah, sesuai dengan kewenangannya.”

Setelah undang-undang dan Rancangan Anggaran Belanja Negara ditetapkan bersama-


sama dengan presiden, maka di dalam pelaksanaannya DPR berfungsi sebagai pengawas
terhadap Pemerintah dengan efektif. Dalam hal ini, pengawasan DPR terhadap Presiden
merupakan suatu konsekuensi yang wajar (logis), sebab pada hakikatnya pengawasan yang
demikian mengandung arti bahwa Presiden bertanggung jawab kepada DPR dalam arti
partnership.

Secara lengkap, dalam fungsi pengawasan, DPR memiliki beberapa tugas dan wewenang antara
lain:

a. Mengawasi pelaksanaan undang-undang;

b. Mengawasi pelaksanaan APBN;

c. Mengawasi pelaksanaan segala kebijakan pemerintah;

d. Membahas dan menindaklanjuti hasil pengawasan yang diajukan oleh DPD.

Pengawasan ini meliputi pelaksanaan undang-undang dalam bidang:

1) Otonomi daerah;

2) Pembentukan, pemekaran, dan penggabungan daerah;


3) Hubungan antara pusat dan daerah;

4) Sumber daya alam dan sumber daya ekonomi lainnya;

5) Pelaksanaan APBN;

6) Pajak, pendidikan, dan agama.

Untuk menjalankan fungsi pengawasan tersebut, DPR memiliki beberapa kewenangan


menurut UUD 1945 yaitu hak budget (Pasal 23 ayat [1]) dan hak inisiatif (Pasal 21). Di samping
itu ada pula kewenangan berdasarkan UUD 1945 –yang muncul sesuai hasil amandemen tahun
2002 Pasal 20A ayat (2) dan (3), yakni hak amandemen (perubahan), hak interpelasi (meminta
keterangan), hak bertanya, dan hak angket (mengadakan suatu penyelidikan).

Tugas dan kewenangan di atas berimplikasi kepada terjadinya musyawarah sepanjang


tahun yang diinisiasi oleh Pemerintah dan DPR, di mana DPR memiliki kesempatan untuk
mengemukakan pendapat rakyat secara kritis terhadap kebijaksanaan dan politik pemerintah.
Pengawasan tersebut berfungsi sebagai social control yang tepat terhadap kinerja Pemerintah
secara khusus, dan terhadap lembagalembaga negara lain secara umum.79 Kendati demikian,
dalam sistem modern saat ini, parlemen telah mengalami perubahan peran menjadi alat
komunikasi dan sosialisasi politik mereka kepada masyarakat yang disampaikan melalui
perdebatan terbuka (public debate) yang melibatkan keahlian legislator (parlement parle an
people).

3. Fungsi Anggaran (Budgeting)

Fungsi anggaran adalah fungsi yang dimiliki DPR dalam menetapkan Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Ia ditetapkan bersama-sama dengan Presiden dengan
memperhatikan pertimbangan dari Dewan Perwakilan Daerah (DPD) sesuai dengan isi Pasal 23
ayat (1), (2), dan (3) UUD 1945. Dengan kata lain, DPR berwenang ikut menetapkan budget
negara dalam rencana tahunan.81 Melalui anggaran belanja yang disetujui, DPR dapat
mengawasi Pemerintah secara efektif. Dasar hukum fungsi anggaran (budgeting) yang dimiliki
oleh DPR terdapat di dalam Pasal 23 ayat (2) UUD 1945, yang berbunyi:
“Rancangan undang-undang anggaran pendapatan dan belanja negara diajukan oleh
Presiden untuk dibahas bersama Dewan Perwakilan Rakyat dengan memperhatikan
pertimbangan Dewan Perwakilan Daerah.”

Secara singkat dapat disimpulkan bahwa di dalam fungsi anggaran ini, DPR memiliki
tugas dan wewenang yakni menetapkan APBN bersama Presiden dengan memperhatikan
pertimbangan DPD. Apabila kita telusuri lebih lanjut, terdapat kaitan erat antara fungsi
pengawasan dan fungsi anggaran yang dimiliki oleh DPR.

2.3 Kedudukan dan Peran lembaga Legislatif di Indonesia

a. Kedudukan dan peran lembaga legislatif di Indonesia adalah suatu lembaga atau badan yang
dibentuk berdasarkan hak pilih rakyat dan memiliki hak inisiatif membuat Undang-Undang. …
Peran MPR adalah sebagai lembaga Negara yang mempunyai kedudukan dan kekuasaan yang
tertinggi dalam sistem ketatanegaraan Indonesia.

b. Kedudukan dan Peran Lembaga Legislatif di Indonesia ditinjau dari Siyasah Dusturiah

Anda mungkin juga menyukai