Anda di halaman 1dari 20

DEWAN PERWAKILAN DAERAH

( DPD )
Disusun untuk memenuhi tugas PPKN

Disusun Oleh : Pitriyani


: Danu Erwansyah
: Wahyu Andika
: Distia Anggraini
Guru Pembimbing : Tri Yulia Khasanah S.p.d

SMP N 02 ABUNG TENGAH


2022 / 2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke-hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat
dan hidayah-Nya. Adapun tujuan penyusunan tugas ini adalah untuk memberikan
wawasan mengenai Depan Perwakilan Daerah.
Dengan tulisan ini kami diharapkan mampu untuk memahami tentang Depan
Pertimbangan Daerah. Kami sadar tugas ini terdapat banyak kekurangan. Oleh karena itu,
kami mengharapkan adanya kritik dan saran yang bersifat membangun dari berbagai
pihak, agar bisa menjadi lebih baik lagi.
Kami berharap semoga makalah ini dapat memberi informasi yang berguna bagi
pembacanya, terutama para siswa, supaya kelak menjadi pribadi yang berintegrasai
nasional, karena kita adalah penerus Bangsa Indonesia.

, 15 November 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL..............................................................................................................i
KATA PENGANTAR...........................................................................................................ii
DAFTAR ISI........................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................................1
A. Latar Belakang............................................................................................................1
B. Rumusan Masalah......................................................................................................2
C. Tujuan.........................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................................3
A. Pengertian DPD..........................................................................................................3
B. Sejarah Terbentuknya DPD........................................................................................3
C. Hak dan Kewajiban Anggota DPD.............................................................................4
D. Dasar Hukum DPD.....................................................................................................4
E. Fungsi DPD................................................................................................................6
F. Alat kelengkapan........................................................................................................7
BAB III PENUTUP.............................................................................................................15
A. Kesimpulan...............................................................................................................15
B. Saran.........................................................................................................................15
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sejalan dengan tuntutan demokrasi guna memenuhi rasa keadilan masyarakat di
daerah, memperluas serta meningkatkan semangat dan kapasitas partisipasi daerah
dalam kehidupan nasional; serta untuk memperkuat Negara Kesatuan Republik
Indonesia, maka dalam rangka pembaharuan konstitusi, MPR RI membentuk sebuah
lembaga perwakilan baru, yakni Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia (DPD
RI). Pembentukan DPD RI ini dilakukan melalui perubahan ketiga Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (UUD 1945) pada bulan November
2001.
Sejak perubahan itu, maka sistem perwakilan dan parlemen di Indonesia
berubah dari sistem unikameral menjadi sistem bikameral. Perubahan tersebut tidak
terjadi seketika, tetapi melalui tahap pembahasan yang cukup panjang baik di
masyarakat maupun di MPR RI, khususnya di Panitia Ad Hoc I. Proses perubahan di
MPR RI selain memperhatikan tuntutan politik dan pandangan-pandangan yang
berkembang bersama reformasi, juga melibatkan pembahasan yang bersifat akademis,
dengan mempelajari sistem pemerintahan yang berlakudi negara-negara lain
khususnya di negara yang menganut paham demokrasi.
Dalam proses pembahasan tersebut, berkembang kuat pandangan tentang perlu
adanya lembaga yang dapat mewakili kepentingan-kepentingan daerah, serta untuk
menjaga keseimbangan antar daerah dan antara pusat dengan daerah, secara adil dan
serasi. Gagasan dasar pembentukan DPD RI adalah keinginan untuk lebih
mengakomodasi aspirasi daerah dan sekaligus memberi peran yang lebih besar kepada
daerah dalam proses pengambilan keputusan politik untuk hal-hal terutama yang
berkaitan langsung dengan kepentingan daerah. Keinginan tersebut berangkat dari
indikasi yang nyata bahwa pengambilan keputusan yang bersifat sentralistik pada masa
lalu ternyata telah mengakibatkan ketimpangan dan rasa ketidakadilan, dan
diantaranya juga memberi indikasi ancaman keutuhan wilayah negara dan persatuan
nasional.

1
Keberadaan unsur Utusan Daerah dalam keanggotaan MPR RI selama ini
(sebelum dilakukan perubahan terhadap Undang-Undang Dasar 1945) dianggap tidak
memadai untuk menjawab tantangan-tantangan tersebut.

B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian DPD ?
2. Bagaimana Sejarah Terbentuknya DPD ?
3. Apa saja Hak dan Kewajiban Anggota DPD ?
4. Apa Dasar Hukum DPD ?
5. Apa Fungsi DPD ?
6. Apa saja Alat kelengkapan DPD ?

C. Tujuan
1. Mengetahui Pengertian DPD
2. Mengetahui Sejarah Terbentuknya DPD
3. Mengetahui Apa saja Hak dan Kewajiban Anggota DPD
4. Mengetahui Dasar Hukum DPD
5. Mengetahui Fungsi DPD
6. Mengetahui Alat kelengkapan DPD

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian DPD
Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia (disingkat DPD RI atau
DPD), sebelum 2004 disebut Utusan Daerah, adalah lembaga tinggi negara dalam
sistem ketatanegaraan Indonesia yang anggotanya merupakan perwakilan dari setiap
provinsi yang dipilih melalui Pemilihan Umum.

B. Sejarah Terbentuknya DPD


Dewan Perwakilan Daerah (DPD) lahir pada tanggal 1 Oktober 2004, ketika
128 anggota DPD yang terpilih untuk pertama kalinya dilantik dan diambil
sumpahnya. Pada awal pembentukannya, masih banyak tantangan yang dihadapi oleh
DPD. Tantangan tersebut mulai dari wewenangnya yang dianggap jauh dari memadai
untuk menjadi kamar kedua yang efektif dalam sebuah parlemen bikameral, sampai
dengan persoalan kelembagaannya yang juga jauh dari memadai. Tantangan-
tantangan tersebut timbul terutama karena tidak banyak dukungan politik yang
diberikan kepada lembaga baru ini.
Keberadaan lembaga seperti DPD, yang mewakili daerah di parlemen
nasional, sesungguhnya sudah terpikirkan dan dapat dilacak sejak sebelum masa
kemerdekaan. Gagsan tersebut dikemukakan oleh Moh. Yamin dalam rapat
perumusan UUD 1945 oleh Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan
Indonesia (BPUPKI).
Gagasan-gagasan akan pentingnya keberadaan perwakilan daerah di
parlemen, pada awalnya diakomodasi dalam konstitusi pertama Indonesia, UUD 1945,
dengan konsep “utusan daerah” di dalam Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR),
yang bersanding dengan “utusan golongan” dan anggota Dewan Perwakilan Rakyat
(DPR). Hal tersebut diatur dalam Pasal 2 UUD 1945, yang menyatakan bahwa “MPR
terdiri atas anggota DPR ditambah dengan utusan-utusan dari daerah-daerah dan
golongan-golongan, menurut aturan yang ditetapkan dengan undang-undang.”
Pengaturan yang longgar dalam UUD 1945 tersebut kemudian diatur lebih lanjut
dalam berbagai peraturan perundang-undangan.

3
Dalam periode konstitusi berikutnya, UUD Republik Indonesia Serikat (RIS),
gagasan tersebut diwujudkan dalam bentuk Senat Republik Indonesia Serikat yang
mewakili negara bagian dan bekerja bersisian dengan DPR-RIS.

C. Hak dan Kewajiban Anggota DPD


Sesuai dengan ketentuan Pasal 49 dan 50 Undang-Undang Nomor 22 Tahun
2003 tentang Susunan dan Kedudukan MPR, DPR, DPD, dan DPRD bahwa Anggota
DPD mempunyai hak dan kewajiban sebagai berikut:
1. Hak
a. Menyampaikan usul dan pendapat
b. Memilih dan dipilih
c. Membela diri
d. Imunitas
e. Protokoler dan
f. Keuangan dan administratif.
2. Kewajiban
a. Mengamalkan Pancasila
b. Melaksanakan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
dan menaati segala peraturan perundang-undangan
c. Melaksanakan kehidupan demokrasi dalam penyelenggaraan pemerintahan
d. Mempertahankan dan memelihara kerukunan nasional dan keutuhan negara
kesatuan Republik Indonesia
e. Memperhatikan upaya peningkatan kesejahteraan rakyat
f. Menyerap, menghimpun, menampung dan menindaklanjuti aspirasi
masyarakat dan daerah7. Mendahulukan kepentingan negara di atas
kepentingan pribadi, kelompok, dan golongan
g. Memberikan pertanggungjawaban secara moral dan politis kepada pemilih dan
daerah pemilihannya
h. Menaati kode etik dan Peraturan Tata Tertib DPD dan
i. Menjaga etika dan norma adat daerah yang diwakilinya.

D. Dasar Hukum DPD


1. Dasar Hukum DPD dalam UUD 1945
a. Pasal 22 C ayat 1, 2, 3, 4 UUD 1945

4
1) Anggota Dewan Perwakilan Daerah dipilih dari setiap provinsi
melalui pemilihan umum.
2) Anggota Dewan Perwakilan Daerah dari setiap provinsi jumlahnya
sama dan jumlah seluruh anggota Dewan Perwakilan Daerah itu tidak
lebih dari sepertiga jumlah anggota Dewan Perwakilan Rakyat.
3) Dewan Perwakilan Daerah bersidang sedikitnya sekali dalam setahun.
4) Susunan dan kedudukan Dewan Perwakilan Daerah diatur dengan undang-
undang.
b. Pasal 22 D ayat 1, 2, 3, 4 UUD 1945
1) Dewan Perwakilan Daerah dapat mengajukan kepada Dewan
Perwakilan Rakyat rancangan  undang-undang yang berkaitan dengan
otonomi daerah, hubungan pusat dan daerah, pembentukan dan pemekaran
serta penggabungan daerah, pengelolaan sumber daya alam dan sumber
Daya ekonomi lainnya, serta yang berkaitan dengan perimbangan
keuangan pusat dan daerah.
2) Dewan Perwakilan Daerah ikut membahas rancangan undang-
undang yang berkaitan dengan otonomi daerah; hubungan pusat dan
daerah; pembentukan, pemekaran, dan penggabungan daerah; pengelolaan
sumber daya alam dan sumber daya ekonomi lainnya, serta perimbangan
keuangan pusat dan daerah; serta memberikan pertimbangan kepada
Dewan Perwakilan Rakyat atas rancangan undang-undang anggaran
pendapatan dan belanja negara dan rancangan undang-undang yang
berkaitan dengan pajak, pendidikan, dan agama.
3) Dewan Perwakilan Daerah dapat melakukan pengawasan atas
pelaksanaan undang-undang mengenai: otonomi daerah, pembentukan,
pemekaran dan penggabungan daerah, hubungan pusat dan daerah,
pengelolaan sumber daya alam dan sumber daya ekonomi lainnya,
pelaksanaan anggaran pendapatan dan belanja negara, pajak, pendidikan,
dan agama serta menyampaikan hasil pengawasannya itu kepada Dewan
Perwakilan Rakyat sebagai bahan pertimbangan untuk ditindaklanjuti.
4) Anggota Dewan Perwakilan Daerah dapat diberhentikan dari
jabatannya, yang syarat-syarat dan tata caranya diatur dalam undang-
undang.

5
2. Dasar Hukum DPD Menurut SK dan Peraturan DPD RI
a. Peraturan Pimpinan DPD RI Mengenai Keterbukaan Informasi Publik pada
Lembaga Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia
b. SK Nomor 1 Tahun 2012 Tentang Organisasi PPID (Pejabat dan Pengelolaan
Informasi dan Dokumentasi) di Lingkungan Sekretariat Jenderal Dewan
Perwakilan Daerah Republik Indonesia
c. SK Sekretarias Jenderal DPD RI No. 22B Tahun 2010 Tentang Standar
Prosedur Operasional Layanan Informasi Publik dan Penetapan Pejabat
Pengelolaan Informasi dan Dokumentasi (PPID) Sekretariat Jenderal Dewan
Perwakilan Daerah Republik Indonesia

E. Fungsi DPD
Secara garis besar DPD memiliki fungsi:
Fungsi Tugas dan Wewenang Bidang Terkait
Perundang-  Dapat mengajukan RUU kepada  Otonomi daerah
undangan DPR;  Hubungan pusat dan daerah
 Ikut membahas RUU  Pembentukan dan pemekaran, serta
(legislasi)
penggabungan daerah
 Pengelolaan sumber daya alam dan
sumber daya ekonomi lainnya
 Perimbangan keuangan pusat dan
daerah
Pertimbangan  Memberikan pertimbangan  RUU APBN
(Konsultasi)  kepada DPR ihwal RUU tertentu  RUU yang berkaitan dengan pajak,
 Memberikan pertimbangan pendidikan dan agama
kepada DPR ihwal pemilihan  Pemilihan anggota Badan
BPK Pemeriksa Keuangan
Pengawasan  Dapat melakukan pengawasan  Otonomi daerah
(Kontrol)  atas pelaksanaan undang- undang  Hubungan pusat dan daerah
dan menyampaikan hasil  Pembentukan dan pemekaran,
pengawasannya kepada DPR serta penggabungan daerah
sebagai bahan pertimbangan  Pengelolaan sumber daya alam
untuk ditindaklanjuti serta sumber daya ekonomi
 Menerima hasil pemeriksaan lainnya
keuangan negara yang dilakukan  Perimbangan keuangan pusat dan
BPK daerah
 Pelaksanaan Anggaran Pendapatan
dan Belanja Negara (APBN)
 Pajak

6
 Pendidikan
 Agama
Anggaran  Sebagai fungsi khusus yang  Perimbangan
(Budgeting) merangkum ketiga fungsi di atas  keuangan pusat dan daerah
terkait masalah keuangan dan  RUU APBN
anggaran  Pelaksanaan APBN
 Dapat mengajukan RUU tentang
perimbangan keuangan pusat dan
daerah (legislasi)
 Memberikan pertimbangan
terhadap RUU APBN (konsultasi)
 Melakukan pengawasan terhadap
pelaksanaan APBN (kontrol)

F. Alat kelengkapan
Organisasi pelaksanaan berbagai tugas, fungsi dan kewenangan DPD di atas
(seperti juga terdapat dalam MPR, DPR, DPRD ataupun lembaga-lembaga negara
lainnya) dibagi ke dalam berbagai lingkungan jabatan atau unit kerja yang disebut
dengan “alat-alat kelengkapan DPD”. Pasal 98 ayat (3) Undang-undang 22 Tahun
2003 menetapkan alat-alat kelengkapan dimaksud terdiri atas :
1. Komite I
a. Tugas
Komite I DPD RI mempunyai lingkup tugas pada otonomi daerah; hubungan
pusat dan daerah; serta pembentukan, pemekaran, dan penggabungan daerah.
b. Lingkup tugas :
1) Pemerintah daerah;
2) Hubungan pusat dan daerah serta antar daerah;
3) Pembentukan, pemekaran dan penggabungan daerah;
4) Pemukiman dan kependudukan;
5) Pertanahan dan tata ruang;
6) Politik, hukum, HAM dan ketertiban umum; dan
7) Permasalahan daerah di wilayah perbatasan negara.
c. Pimpinan periode 2019 – 2024
Ketua Komite I : Teras Narang
Wakil Ketua I : Fachrul Razi
Wakil Ketua II : Djafar Alkatiri

7
Wakil Ketua III : Abdul Kholik

2. Komite II
a. Tugas
Komite II DPD RI mempunyai lingkup tugas pada pengelolaan sumber daya
alam; dan pengelolaan sumber daya ekonomi lainnya.
b. Lingkup tugas Komite :
1) Pertanian dan Perkebunan;
2) Perhubungan;
3) Kelautan dan Perikanan;
4) Energi dan Sumber daya mineral;
5) Kehutanan dan Lingkungan hidup;
6) Pemberdayaan Ekonomi Kerakyatan dan Daerah Tertinggal;
7) Perindustrian dan Perdagangan;
8) Penanaman Modal; dan
9) Pekerjaan Umum.
c. pimpinan periode 2019 - 2024
Ketua Komite II : Yorrys Raweyai dan
Wakil Ketua I : Abdullah Puteh
Wakil Ketua II : Bustami Zaenuddin
Wakil Ketua III : Hasan Basri

3. Komite III
a. Tugas
Komite III DPD RI merupakan alat kelengkapan DPD RI yang bersifat tetap,
yang mempunyai lingkup tugas pada pendidikan dan agama.[6]
b. Lingkup tugas Komite :
1) Pendidikan;
2) Agama;
3) Kebudayaan;
4) Kesehatan;
5) Pariwisata;
6) Pemuda dan olahraga;
7) Kesejahteraan sosial;
8
8) Pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak;
9) Tenaga Kerja dan Transmigrasi;
10) Ekonomi Kreatif;
11) Administrasi Kependudukan/Pencatatan Sipil;
12) Pengendalian Kependudukan/Keluarga Berencana; dan
13) Perpustakaan.
c. Pimpinan periode 2019 – 2024
Ketua Komite III : Bambang Sutrino
Wakil Ketua I : Evi Apita Maya
Wakil Ketua II : Muhamammad Gazali
Wakil Ketua III : M. Rahman

4. Komite IV
a. Tugas
Komite IV DPD RI mempunyai lingkup tugas pada rancangan undang-
undang yang berkaitan dengan APBN; perimbangan keuangan pusat dan
daerah; memberikan pertimbangan hasil pemeriksaan keuangan negara dan
pemilihan Anggota BPK; pajak; dan usaha mikro, kecil dan menengah.
b. Lingkup tugas Komite IV :
1) Anggaran pendapat dan belanja negara;
2) Pajak dan pungutan lain;
3) Perimbangan keuangan pusat dan daerah;
4) Pertimbangan hasil pemeriksaan keuangan negara dan pemilihan anggota
BPK;
5) Lembaga keuangan; dan
6) Koperasi, usaha mikro, kecil, dan menengah.
c. pimpinan periode 2019 - 2024
Ketua Komite IV : Elviana
Wakil Ketua I : Sukiryanto
Wakil Ketua II : Casytha A. Kathmandanu
Wakil Ketua III : Novita Anakotta

9
5. Badan Kerja Sama Parlemen
a. Tugas
Badan Kerjasama Parlemen mempunyai tugas :
1) Membina, mengembangkan dan meningkatkan hubungan persahabatan
dan kerja sama antara DPD dan lembaga sejenis, lembaga pemerintah
ataupun lembaga nonpemerintah, baik secara regional maupun
internasional, atas penugasan Sidang Paripurna ataupun atas dasar
koordinasi dengan Panitia Musyawarah, dan Komite;
2) Mengoordinasikan kegiatan kunjungan kerja yang dilakukan oleh alat
kelengkapan baik regional maupun internasional;
3) Mempersiapkan hal-hal yang berhubungan dengan kunjungan delegasi
lembaga negara sejenis yang menjadi tamu DPD;
4) Memberikan saran atau usul kepada pimpinan tentang kerjasama antara
DPD dan lembaga negara sejenis, baik secara regional maupun
internasional;
5) Mengadakan sidang gabungan dengan pimpinan, Panitia Musyawarah,
Panitia Urusan Rumah Tangga, Panitia Perancang Undang-Undang, dan
Komite dalam rangka pembentukan delegasi DPD; dan
6) Ketentuan lebih lanjut mengenai hubungan antar lembaga diatur lebih
lanjut dengan keputusan Panitia Hubungan Antar Lembaga.
b. pimpinan periode 2019 - 2024
Ketua BKSP DPD : Gusti Farid Hasan Aman.
Wakil Ketua : Richard Hamonangan Pasaribu, Ali Ridho Azhari, Wa
Ode Rabia Al Adawia Ridwan.

6. Panitia Perancang Undang-undang


a. Tugas
Panitia Perancang Undang-Undang (PPUU) mempunyai tugas:
1) Merencanakan dan menyusun program serta urutan prioritas pembahasan
usul rancangan undang-undang untuk 1 (satu) masa keanggotaan DPD
dan setiap tahun anggaran;
2) Membahas usul rancangan undang-undang berdasarkan program
prioritas yang telah ditetapkan;

10
3) Melakukan kegiatan pembahasan, harmonisasi, pembulatan, dan
pemantapan konsepsi usul rancangan undang-undang yang disiapkan
oleh DPD;
4) Melakukan pembahasan, pengubahan, dan/atau penyempurnaan
rancangan undang-undang yang secara khusus ditugaskan oleh Panitia
Musyawarah dan/atau Sidang Paripurna;
5) Melakukan pembahasan terhadap rancangan undang-undang dari DPR
atau Presiden yang secara khusus ditugaskan oleh Panitia Musyawarah
atau Sidang Paripurna;
6) Melakukan koordinasi, konsultasi, dan evaluasi dalam rangka mengikuti
perkembangan materi usul rancangan undang-undang yang sedang
dibahas oleh komite;
7) Melakukan evaluasi terhadap program penyusunan usul rancangan
undang-undang;
8) Melakukan tugas atas keputusan Sidang Paripurna dan/atau Panitia
Musyawarah;
9) Mengusulkan kepada Panitia Musyawarah hal yang dipandang perlu
untuk dimasukkan dalam acara DPD;
10) Mengadakan persiapan, pembahasan dan penyusunan RUU yang tidak
menjadi lingkup tugas komite;
11) Mengoordinasikan proses penyusunan RUU yang pembahasannya
melibatkan lebih dari 1 (satu) Komite; dan
12) Membuat inventarisasi masalah hukum dan perundang-undangan pada
akhir tahun sidang dan akhir masa keanggotaan untuk dapat
dipergunakan sebagai bahan Panitia Perancang Undang-Undang pada
masa keanggotaan berikutnya
Selain tugas sebagaimana dimaksud di atas Panitia Perancang Undang-
Undang mempunyai tugas:
1) Memberikan pendapat dan pertimbangan atas permintaan daerah tentang
berbagai kebijakan hukum dan tentang masalah hukum yang berkaitan
dengan kepentingan daerah dan kepentingan umum;
2) Memberikan masukan yang objektif kepada pimpinan, pemerintah
daerah, dan masyarakat mengenai pelaksanaan pembangunan hukum dan

11
saran-saran lain yang berkaitan dengan penyusunan rancangan undang-
undang di DPD; dan
3) Mengoordinasikan secara substansi dan fungsional Pusat Perancangan
Kebijakan dan Informasi Hukum Pusat-Daerah (Law Center) DPD.
b. pimpinan periode 2019 - 2024
Ketua PPUU DPD : Haji Alirman Sori.
Wakil Ketua : AJbar, Eni Sumarni, Asyera Respati A Wulandero.

7. Badan Urusan Legislasi Daerah


a. Tugas :
1) memantau dan mengevaluasi rancangan peraturan daerah dan Perda yang
bertentangan atau tumpang tindih dengan peraturan di atasnya baik itu
Undang undang atau peraturan pusat lainnya.
2) Merekomendasikan hasil evaluasi Perda maupun Raperda kepada DPD
b. pimpinan periode 2019 - 2024
Ketua BULD DPD : Martin Billa.
Wakil Ketua : Ahmad Kanedi, Filep Mawafma, Abdul Hakim.

8. Panitia Urusan Rumah Tangga


a. Tugas
Pimpinan Panitia Urusan Rumah Tangga (PURT) mempunyai tugas :
1) membantu pimpinan dalam menentukan kebijakan kerumah tanggaan
DPD RI, termasuk kesejahteraan Anggota dan pegawai Sekretariat
Jenderal;
2) membantu pimpinan dalam melaksanakan pengawasan terhadap
pelaksanaan tugas dan kewajiban yang dilakukan oleh Sekretariat
Jenderal, termasuk pengelolaan kantor DPD RI di daerah;
3) membantu pimpinan dalam merencanakan dan menyusun kebijakan
anggaran DPD;
4) mengawasi pengelolaan anggaran yang dilaksanakan oleh Sekretariat
Jenderal;
5) mewakili pimpinan melakukan koordinasi dalam rangka pengelolaan
sarana dan prasarana kawasan gedung perkantoran MPR, DPR, dan DPD;

12
6) melaksanakan tugas lain yang berhubungan dengan masalah
kerumahtanggaan DPD yang ditugaskan oleh pimpinan berdasarkan hasil
Sidang Panitia Musyawarah; dan
7) menyampaikan laporan kinerja dalam Sidang Paripurna yang khusus
diadakan untuk itu.
b. pimpinan periode 2019 - 2024
Ketua PURT DPD : Habib Ali Alwi.
Wakil Ketua : Andi Muh Ihsan sebagai, Riri Damayanti, dan Stefanus
B.A.N. Liow.

9. Badan Akuntabilitas Publik


a. Tugas
Panitia Akuntabilitas Publik (PAP) mempunyai tugas:
1) Melakukan penelaahan dan menindaklanjuti temuan BPK yang berindikasi
kerugian negara secara melawan hukum;
2) Menampung dan menindaklanjuti pengaduan masyarakat terkait dugaan
korupsi dan malaadministrasi dalam pelayanan publik;
b. pimpinan periode 2019 - 2024
Ketua BAP DPD : Sylviana Murni.
Wakil Ketua : Zainal Arifin, Zuhri M. Syazali, dan Angelius Wake
Kako.
10. Badan Kehormatan
a. Tugas
Badan Kehormatan (BK) mempunyai tugas :
1) melakukan penyelidikan dan verifikasi atas pengaduan terhadap Anggota
DPD karena:
2) tidak melaksanakan kewajiban;
3) tidak dapat melaksanakan tugas secara berkelanjutan atau
berhalangantetap sebagai Anggota selama 3 (tiga) bulan berturut-turut
tanpa keterangan apapun;
4) tidak menghadiri Sidang Paripurna dan/atau rapat alat kelengkapan DPD
yang menjadi tugas dan kewajibannya sebanyak 6 (enam ) kali berturut-
turut tanpa alasan yang sah;
5) tidak lagi memenuhi syarat sebagai calon Anggota sesuai dengan
peraturan perundang-undangan mengenai pemilihan umum;

13
6) melanggar ketentuan larangan Anggota.
7) menetapkan keputusan atas hasil penyelidikan dan verifikasi atas
pengaduan terhadap Anggota;
8) menyampaikan keputusan sebagaimana atas penyelidikan dan verifikasi
atas pengaduan teradap Anggota pada Sidang Paripurna untu ditetapkan.
9) melakukan evaluasi dan penyempurnaan peraturan DPD tentang Tata
Tertib dan Kode Etik DPD.
b. pimpinan periode 2019 – 2024
Ketua BK DPD : Leonardy Harmainy Dt Bandaro Basa.
Wakil Ketua : Gusti Kanjeng Ratu Hemas, Fernando Sinaga, dan
Husain Alting Sjah.

11. Panitia Musyawarah


Panitia Musyawarah dibentuk oleh DPD dan merupakan alat kelengkapan DPD
yang bersifat tetap dan mempunyai tugas :
1) Merancang dan menetapkan jadwal acara serta kegiatan DPD, termasuk
sidang dan rapat, untuk: 1 (satu) tahun sidang; 1 (satu) masa persidangan; dan
sebagian dari suatu masa sidang.
2) Merancang rencana kerja lima tahunan sebagai program dan arah kebijakan
DPD selama 1 (satu) masa keanggotaan;
3) Rencana kerja lima tahunan sebagai program dan arah kebijakan DPD selama
1 (satu) masa keanggotaan dapat direvisi setiap tahun;
4) Menyusun rencana kerja tahunan sebagai penjabaran dari rencana kerja lima
tahunan;
5) Merancang dan menetapkan perkiraan waktu penyelesaian suatu masalah;
6) Merancang dan menetapkan jangka waktu penyelesaian rancangan undang-
undang, dengan tidak mengurangi hak sidang Paripurna untuk mengubahnya;
7) Memberikan pendapat kepada pimpinan dalam penanganan masalah
menyangkut pelaksanaan tugas dan wewenang DPD;
8) Meminta dan/atau memberikan kesempatan kepada alat kelengkapan DPD
yang lain untuk memberikan keterangan/penjelasan mengenai hal yang
menyangkut pelaksanaan tugas setiap alat kelengkapan tersebut
9) Menentukan penanganan terhadap pelaksanaan tugas DPD oleh alat
kelengkapan DPD;
10) Membahas dan menentukan mekanisme kerja antar alat kelengkapan yang
tidak diatur dalam Tata Tertib; dan
11) Merumuskan agenda kegiatan Anggota di daerah.
12) menyusun rencana kegiatan untuk disampaikan kepada Panitia Urusan
Rumah Tangga dalam penentuan dukungan anggaran.

14
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia (disingkat DPD RI atau DPD),
sebelum 2004 disebut Utusan Daerah, adalah lembaga tinggi negara dalam sistem
ketatanegaraan Indonesia yang anggotanya merupakan perwakilan dari setiap
provinsi yang dipilih melalui Pemilihan Umum.
2. Dewan Perwakilan Daerah (DPD) lahir pada tanggal 1 Oktober 2004, ketika 128
anggota DPD yang terpilih untuk pertama kalinya dilantik dan diambil
sumpahnya.
3. Hak dan Kewajiban Anggota DPD Diatur dalam Pasal 49 dan 50 Undang-Undang
Nomor 22 Tahun 2003 tentang Susunan dan Kedudukan MPR, DPR, DPD, dan
DPRD
4. Dasar Hukum DPD Pasal 22 C ayat 1, 2, 3, 4 dan Pasal 22 D ayat 1, 2, 3, 4 UUD
1945
5. Secara garis besar DPD memiliki fungsi: Perundang- undangan (legislasi),
Pertimbangan (Konsultasi), Pengawasan (Kontrol), Anggaran (Budgeting)
6. Alat kelengkapan DPD Komite I, Komite II, Komite III, Komite IV, Badan Kerja
Sama Parlemen, Panitia Perancang Undang-undang, Badan Urusan Legislasi
Daerah, Panitia Urusan Rumah Tangga, Badan Akuntabilitas Publik, Badan
Kehormatan, Panitia Musyawarah

B. Saran
Melalui DPD ini diharapkan hubungan dengan otonomi daerah dan pusat dan
daerah,pembentukan,dan pemekaran serta penggabungan daerah ,pengelolaan sumber
daya alam,dan sumber daya ekonomi lainnya,serta yang berkaitan dengan
perimbangan keungan pusat dan daerah bisa berjalan dengan baik.

15
DAFTAR GAMBAR

16
DAFTAR PUSTAKA

Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia.


https://id.wikipedia.org/wiki/Dewan_Perwakilan_Daerah_Republik_Indonesia

Pelaksanaan Tugas dan Fungsi DPD RI Melalui Alat Kelengkapan Non Komite.
https://dpd.go.id/artikel-363-pelaksanaan-tugas-dan-fungsi-dpd-ri-melalui-alat-
kelengkapan-non-komite

Alat Kelengkapan DPD 2019-2024 Rampung, Ini Susunannya... Kompas.com -


09/10/2019, 20:44 WIB Haryanti Puspa Sari.
https://nasional.kompas.com/read/2019/10/09/20440831/alat-kelengkapan-dpd-2019-
2024-rampung-ini-susunannya?page=all

Pasek Suardika jadi ketua panitia legislasi daerah Senin, 10 September 2018 04:31
WIBhttps://www.antaranews.com/berita/746944/pasek-suardika-jadi-ketua-panitia-
legislasi-daerah. Ni Luh Rhismawati

DPD bentuk badan khusus untuk evaluasi perda-perda yang tak sesuai UU
Minggu, 29 April 2018 12:41
Reporter : Muhammad Genantan Saputrahttps://www.merdeka.com/politik/dpd-bentuk-
badan-khusus-untuk-evaluasi-perda-perda-daerah-yang-tak-sesuai-uu.html

2006. Suharyo, SH, MH.


https://www.bphn.go.id/data/documents/
mekanisme_kerja_dewan_perwakilan_daerah_dalam_sistem_ketatanegaraan_republik_ind
onesia.pdf

Dasar Hukum DPD (Dewan Perwakilan Daerah) dalam UUD 1945


6 Februari 2018 Oleh Zakky https://www.zonareferensi.com/dasar-hukum-dpd/

17

Anda mungkin juga menyukai