Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

DEWAN PERWAKILAN DAERAH

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah


Hukum Tata Negara

Disusun Oleh :
Vincentius Jose Fernando 11000122140888

KELAS JEPARA
PROGRAM STUDI HUKUM
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG
TAHUN 2022
KATA PENGANTAR

Segala puji kepada Tuhan YME karena telah memberikan kemudahan sehingga penulis
dapat menyelesaikan malakah ini tepat waktu terkait makalah Dewan Perwakilan Daerah
atau yang biasa disingkat dengan DPD. DPD merupakan lembaga tinggi negara yang
memiliki tugas dan kewajiban dalam mewujudkan aspirasi dan kepentingan daerah dalam
proses pengambilan keputusan di tingkat nasional. Oleh karena itu, pengetahuan mengenai
DPD sangat penting bagi seluruh masyarakat Indonesia.
Dalam makalah ini, telah dibahas secara komprehensif mengenai sejarah, peran, dan
permasalahan yang sering muncul dalam DPD. Selain itu, saya juga telah memberikan
beberapa saran untuk meningkatkan kinerja DPD agar lebih efektif dalam menjalankan
tugasnya.
Saya berharap makalah ini dapat memberikan informasi yang berguna dan bermanfaat bagi
pembaca dalam memahami DPD sebagai lembaga negara yang memiliki peran penting
dalam menjaga kepentingan daerah dan mewujudkan keadilan serta kesejahteraan bagi
seluruh rakyat Indonesia. Terima kasih.
Jepara, 2 April 2023

Vincentius Jose F
NIM: 11000122140888
Daftar Isi

Daftar Isi ..............................................................................................................................3


BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................................4
A. Latar Belakang ..........................................................................................................4
B. Rumusan Masalah ...................................................................................................6
C. Tujuan Penelitian ......................................................................................................6
D. Manfaat Penelitian ....................................................................................................6
BAB II PEMBAHASAN .....................................................................................................7
A. Pengertian DPD ........................................................................................................7
B. Kedudukan dan Fungsi DPD ....................................................................................7
C. Tugas dan Wewenang DPD ....................................................................................8
D. Permasalahan pada DPD .........................................................................................10
BAB III PENUTUP ........................................................................................................... 11
A. Kesimpulan ............................................................................................................. 11
Daftar Pustaka ...................................................................................................................12
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Demokrasi adalah duatu sistem pemerintahan yang diselenggarakan dari rakyat oleh
rakyat dan untuk rakyat. maksudnya adalah bentuk pemerintahan yang semua warga
negaranya memiliki hak yang sama dalam pengambilan keputusan.
Indonesia adalah salah satu negara yang menerapkan sistem demokrasi dalam
pemerintahannya. demokrasi yang dimaksud disini adalah demokrai pancasila.
mengingat luas wilayah serta penduduk yang sangat banyak maka demokrasi yang
diterapkan adalah demokrasi perwakilan
Demokrasi menjadi model utama negara modern dalam menjalankan
pemerintahannya yang didasarkan pada prinsip persamaan, yaitu bahwa setiap warga
negara memiliki hak dan kedudukan yang sama dalam pemerintahan. Hal ini
disebabkan karena setiap warga negara pada dasarnya memiliki kekuasaan yang sama
untuk memerintah. Kekuasaan inilah yang menjadi sumber utama legitimasi dan
legalitas kekuasaan negara.

Dalam perkembangannya demokrasi sebagai pemerintahan oleh rakyat hanya efektif


dilaksanakan pada negara yang penduduknya serta wilayahnya kecil. Berbeda dengan
Indonesia yang penduduknya banyak serta wilayahnya yang sangat luas. Namun
semua itu tidak mengurangi makna demokrasi, karena demokrasi juga dapat
dilaksanakan pada negara kita melalui perwakilan. Dalam hal ini aspirasi serta
keterwakilan rakyat dapat terakomodasi melalui lembaga yang namanya Dewan
perwakilan Rakyat dan juga keterwakilan rakyat melalui Dewan Perwakilan Daerah.
Kedua anggota lembaga tersebut bergabung menjadi satu menjadi lembaga yang
Namanya Majelis permusayawaratan Rakyat, sebagai lembaga pemegang tertinggi
kedaulatan rakyat. Dengan demikian MPR benar - benar merupakan lembaga
penjelmaan seluruh rakyat Indonesia yang mencerminkan aspirasi seluruh lapisan
masyarakat sebagai perwujudan keterwakilan seluruh rakyat Indonesia, serta pemegang
kekuasaan tertinggi dalam negara dan pelaksana dari kedaulatan rakyat.
Ide pembentukan DPD pada dasarnya adalah keinginan untuk lebih mengakomodasi
aspirasi daerah serta memberi peran yang lebih besar kepada daerah dalam setiap
pengambilan keputusan politik.

Dewan Perwakilan Rakyat (DPD) merupakan lembaga negara baru yang dibentuk untuk
setelah dilakukannya amandemen ke 3 (tiga) UUD 1945, yang keanggotaannya
merupakan perwakilan dari setiap daerah Provinsi yang dipilih langsung melalui
pemilihan umum.yang sekaligus bersama anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR)
menjadi anggota Majelis Perwakilan Rakyat (MPR). Selum dilakukan amandemen
ke 3 (tiga) UUD 1945 keanggotaan MPR bagaimana diatur dalam Pasal 2 ayat (1)
Majelis Permusyawaratan Rakyat terdiri dari anggota-anggota Dewan Perwakilan
Rakyat, ditambah dengan utusan-utusan dari daerah-daerah dan golongan-golongaan,
menurut aturan yang ditetapkan dengan undang-undang.

Setelah dilakukan amandemen UUD keanggotaan MPR terdiri atas anggota Dewan
Perwakilan Rakyat dan anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) yang dipilih
melalui pemilihan umum. Keanggotaan DPD dipilih dari setiap Provinsi sebanyak 4
(empat) orang dengan komposisi tidak melebihi 1/3 (sepertiga) dari jumlah anggota
DPR yang keanggotaannya diresmikan oleh Presiden. Berdasarkan ketentuan Pasal
22E ayat (4) UUDNRI 1945 disebutkan bahwa peserta pemilihan umum untuk
memilih anggota DPD adalah perorangan. Disamping itu kewenangannya juga terbatas
yakni hanya mengajukan usul, saran pendapat, membahas memberikan rekomendasi
atas Rancangan Undang- Undang serta melakukan pengawasan terhadap Undang-
Undang tertentu terutama yang berkaitan dengan otonomi daerah, hubungan pusat dan
daerah, pembentukan dan pemekaran serta penggabungan daerah, pengelolaan
sumber daya alam dan sumber daya ekonomi lainnya, serta yang berkaitan dengan
perimbangan keuangan pusat dan daerah, pelaksanaan APBN, pajak, pendidikan, dan
agama.

Anggota DPD berdomisili di daerah pemilihannya dan selama bersidang bertempat


tinggal di Ibukota Negara Republik Indonesia. Masa jabatan anggota DPD adalah
lima tahun dan akan berakhir bersmaan setelah anggota DPD yang baru
mengucapkan sumpah/janji. Sumpah/janji di pandu oleh ketua Mahkamah Agung
dalam sidang paripurna DPD.
B. Rumusan Masalah
1. Ap aitu Dewan Perwakilan Daerah?
2. Apa saja kedudukan serta fungsi Dewan Perwakilan Daerah?
3. Apa saja tugas dan wewenang yang dimiliki oleh DPD?
4. Permasalahan apa yang sering muncul pada DPD

C. Tujuan Penelitian
Sehubungan dengan fokus permasalahan di atas, maka tujuan penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui dan mengkaji pengaturan tentang keanggotaan Dewan
Perwakilan Daerah (DPD) atas keanggotaan dalam Partai Politik.
2. Untuk mengetahui dan mengkaji bagaimana idealnya keanggotaan Dewan
Perwakilan Daerah (DPD) atas keanggotaan dalam partai politik sebagai upaya
menjaga independensi DPD.

D. Manfaat Penelitian
1. Bagi penulis, penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan ilmu
pengetahuan tentang permasalah yang dikaji sekaligus sebagai tugas akhir untuk
menyelesaikan studi S1 di Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Malang.
2. Bagi masyarakat, penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai salah satu
sarana untuk memperoleh dan meningkatkan pengetahuan terkait dengan
keanggotaan Dewan Perwakian Daerah (DPD)
3. Bagi Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dan Dewan Perwakilan Daerah (DPD),
penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dalam pembuatan peraturan
perundang-undangan yang berkaitan dengan keanggotaan DPD di masa yang akan
datang agar dapat memberikan dampak yang positif bagi kemajuan kehidupan
ketatanegaraan di Indonesia.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian DPD
Dewan Perwakilan Daerah (DPD) merupakan lembaga tinggi negara dalam sistem
ketatanegaraan Indonesia. Anggotanya merupakan perwakilan dari setiap provinsi
yang dipilih melalui pemilihan umum serta merupakan majelis tinggi dalam lembaga
legislatif. Adapun anggota DPD RI biasa disebut senator. DPD dibentuk pada 9
November 2001 melalui perubahan (amendemen) ketiga Undang-Undang Dasar
(UUD) 1945.

B. Kedudukan dan Fungsi DPD


Kedudukan dan Fungsi DPD dalam Sistem Ketatanegaraan Republik Indonesia
DPD berkedudukan di Ibukota negara. DPD dalam sistem ketatanegaraan
Republik

Indonesia merupakan lembaga negara yang kedudukannya sejajar dengan lembaga


negara lainya seperti MPR, Presiden, DPR, MA, MK, dan BPK, yang dalam sistem
ketatanegaraan kita dikategorikan masuk dalam jajaran lembaga tinggi negara.
DPD, sebagaimana diatur dalam Pasal 223 Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2009,
mempunyai fungsi untuk mengajukan usul kepada DPR mengenai rancangan
undang- undang yang berkaitan dengan otonomi daerah, hubungan pusat dan
daerah, pembentukan dan pemekaran serta penggabungan daerah, pengelolaan
sumber daya alam dan sumber daya ekonomi lainnya, serta yang berkaitan dengan
perimbangan keuangan pusat dan daerah, dan ikut dalam pembahasan serta
memberikan pertimbangan yang berkaitan dengan bidang legislasi tertentu. yang
berkaitan dengan otonomi daerah, hubungan pusat dan daerah, pembentukan,
pemekaran dan penggabungan daerah, pengelolaan sumber daya alam dan sumber
daya ekonomi lainnya, serta perimbangan keuangan pusat dan daerah. Memberikan
pertimbangan kepada DPR atas
rancangan undang-undang tetang APBN dan rancangan undang-undang yang
berkaitan dengan pajak, pendidikan dan agama.
DPD juga melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan undang-undang
mengenai otonomi daerah, pembentukan dan pemekaran dan penggabungan daerah,
hubungan pusat dan daerah pengelolaan sumber daya alam dan sumber daya
ekonomi lainnya, pelaksanaan APBN, pajak, pendidikan, dan agama.

C. Tugas dan Wewenang DPD


Dalam Pasal 224 UUMD3 disebutkan mengenai tugas dan wewenang DPD adalah :

1. dapat mengajukan kepada DPR rancangan undang-undang yang berkaitan


dengan otonomi daerah, hubungan pusat dan daerah, pembentukan dan
pemekaran serta penggabungan daerah, pengelolaan sumber daya alam dan
sumber daya ekonomi lainnya, serta yang berkaitan dengan perimbangan
keuangan pusat dan daerah;
2. ikut membahas bersama DPR dan Presiden rancangan undang-undang yang
berkaitan dengan otonomi daerah, hubungan pusat dan daerah, pembentukan dan
pemekaran serta penggabungan daerah, pengelolaan sumber daya alam dan
sumber daya ekonomi lainnya, serta yang berkaitan dengan perimbangan
keuangan pusat dan daerah.
3. ikut membahas bersama DPR dan Presiden rancangan undang-undang yang
diajukan oleh Presiden atau DPR, yang berkaitan dengan otonomi daerah,
hubungan pusat dan daerah, pembentukan dan pemekaran serta penggabungan
daerah, pengelolaan sumber daya alam dan sumber daya ekonomi lainnya, serta
yang berkaitan dengan perimbangan keuangan pusat dan daerah.
4. memberikan pertimbangan kepada DPR atas rancangan undang-undang tentang
APBN dan rancangan undang-undang yang berkaitan dengan pajak, pendidikan,
dan agama;
5. dapat melakukan pengawasan atas pelaksanaan undang-undang mengenai
otonomi daerah, pembentukan, pemekaran, dan penggabungan daerah,
hubungan pusat dan daerah, pengelolaan sumber daya alam, dan sumber daya
ekonomi lainnya, pelaksanaan APBN, pajak, pendidikan, dan agama;
6. menyampaikan hasil pengawasan atas pelaksanaan undang-undang mengenai
otonomi daerah, pembentukan, pemekaran, dan penggabungan daerah,
hubungan pusat dan daerah, pengelolaan sumber daya alam dan sumber daya
ekonomi lainnya, pelaksanaan undang-undang APBN, pajak, pendidikan, dan
agama kepada DPR sebagai bahan pertimbangan untuk ditindaklanjuti.
7. menerima hasil pemeriksaan atas keuangan negara dari BPK sebagai bahan
membuat pertimbangan kepada DPR tentang rancangan undang-undang yang
berkaitan dengan APBN.
8. memberikan pertimbangan kepada DPR dalam pemilihan anggota BPK; dan

9. ikut serta dalam penyusunan program legislasi nasional yang berkaitan dengan
otonomi daerah, hubungan pusat dan daerah, pembentukan dan pemekaran serta
penggabungan daerah, pengelolaan sumber daya alam dan sumber daya ekonomi
lainnya, serta yang berkaitan dengan perimbangan keuangan pusat dan daerah.
Terbentuknya DPD dalam struktur ketatanegaraan negara Indonesia adalah
untuk mengantikan utusan daerah dan golongan dalam keanggotaan MPR yang
dimaksudkan untuk dapat mengadopsi dan menyerap aspirasi serta keterwakilan
daerah dalam
menentukan arah pemerintahan dan pembangunan dalam rangka mewujudkan tujuan
negara sebagaimana termaktub dalam alinea 4 Pembukaan UUDNRI 1945.
Walaupun kewenangannya terbatas sebagaimana tersebut diatas namun DPD
mempunyai peranan yang strategis. Oleh karena itu kedudukan DPD perlu diperkuat
dengan memiliki posisi yang kuat seperti DPR. Kewenangannya tidak hanya sekedar
memberikan rekomendasi atau usulan serta membahas RUU saja , tetapi diberikan
hak dalam pengambilan keputusan atas RUU untuk ditetapkan sebagai UU apakah
disetujui atau tidak. Sehingga kedudukanya DPD dapat disejajarkan dengan DPR
dalam fungsi legislasi.
Disamping itu dengan melihat keanggotaan DPD yang dipilih melalui pemilu secara
perorangan, apakah dapat kita katakan anggota DPD itu mewakili daerah. Hal ini
memerlukan kajian yang mendalam bagaimana tentang keterwakilan golongan
apakah sudah terwakili, padahal kehadiran DPD tersebut adalah untuk mewakili
kepentingan daerah yang tidak terakomodsi oleh wakil rakyat dalam kapasitas
sebagai anggota DPR. Dengan keterwakilan sebagaimana dimaksud adalah Unsur
anggota dari DPR merupakan cerminan aspirasi rakyat dengan menekankan pada
prinsip demokrasi yang berkaitan dengan perwakilan politik yang bertujuan untuk
menyalurkan aspirasi seluruh rakyat Indonesia. Sedangkan bertujuan untuk
mengakomodasi kepentingan daerah, yang nantinya kedua anggota lembaga
bergabung menjadi sebuah lembaga yang namanya MPR (Majelis Permusyawaratan
Rakyat). Dengan demikian MPR benar - benar merupakan lembaga penjelmaan
seluruh rakyat Indonesia yang mencerminkan aspirasi seluruh lapisan masyarakat
sebagai perwujudan keterwakilan seluruh rakyat Indonesia, serta pemegang
kekuasaan tertinggi dalam negara dan pelaksana dari kedaulatan rakyat. Apakah
nantinya keanggotaan DPD dalam pemilihan umum masih seperti dului bersifat
persorangan atau akan diubah modelnya agar pungsi keterwakilan daerah
terakomodasi,

D. Permasalahan pada DPD


Beberapa permasalahan yang sering muncul dalam Dewan Perwakilan Daerah (DPD) antara
lain:
1. Keterbatasan kekuasaan: Meskipun memiliki fungsi pengawasan, DPD tidak
memiliki kekuatan yang sama dengan DPR dalam proses pembuatan kebijakan. Hal
ini disebabkan karena DPD hanya berwenang memberikan pertimbangan kepada DPR
dalam proses pengambilan keputusan, tanpa memiliki hak suara.
2. Kurangnya representatif: Meskipun dibentuk untuk mewakili kepentingan
daerah, anggota DPD seringkali dianggap tidak mampu memperjuangkan kepentingan
daerah secara optimal.
3. Konflik inti kepentingan: Anggota DPD memiliki kepentingan politik dan
ekonomi yang berbeda-beda dan seringkali bertentangan dengan kepentingan daerah
yang mereka wakili. Hal ini dapat mengakibatkan konflik kepentingan yang dapat
menghambat proses pengambilan keputusan di DPD.
4. Masalah etika: Beberapa anggota DPD seringkali terlibat dalam masalah etika,
seperti kasus korupsi dan penyalahgunaan wewenang. Hal ini dapat merusak citra
DPD dan melemahkan fungsi perwakilan daerah dalam proses pembuatan kebijakan.
5. Tumpang tindih kewenangan: Terkadang terjadi tumpang tindih kewenangan
antara DPD dan pemerintah daerah, yang dapat menyebabkan ketidakjelasan dalam
pembagian kewenangan dan pengambilan keputusan.
6. Kurangnya keterbukaan dan akuntabilitas: Meskipun DPD memiliki tugas
untuk melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan otonomi daerah, seringkali
kurangnya keterbukaan dan akuntabilitas dalam pelaksanaan tugas ini membuat DPD
sulit untuk memenuhi tugasnya dengan optimal.
Upaya-upaya perbaikan dan peningkatan kinerja DPD perlu terus dilakukan agar lembaga ini
dapat menjalankan tugasnya secara efektif dan memberikan representasi yang lebih baik
kepada daerah dalam proses pembuatan kebijakan di tingkat nasional.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa:

Dewan Perwakilan Daerah (DPD) merupakan suatu lembaga perwakilan yang diciptakan
untuk memperjuangkan kepentingan serta aspirasi daerah dalam proses perancangan kebijakan
di tingkat nasional. DPD mempunyai fungsi pengawasan dalam pelaksanaan otonomi daerah,
memberikan usul serta pertimbangan kepada DPR dalam pengambilan keputusan, serta
memperkuat otonomi daerah.

Namun, kerap kali timbul permasalahan yang dialami dan dirasakan dalam pelaksanaan tugas
DPD, seperti keterbatasan kekuasaan, kurangnya keterwakilan, konflik kepentingan, masalah
etika, tumpang tindih kewenangan, dan kurangnya keterbukaan dan akuntabilitas. Oleh karena
itu, perbaikan dan peningkatan kinerja DPD perlu terus dilakukan agar lembaga ini dapat
menjalankan tugasnya dengan optimal.

Secara keseluruhan, DPD memiliki peran penting dalam mewakili kepentingan daerah dan
memperkuat otonomi daerah di Indonesia. DPD juga dapat menjadi wadah bagi daerah untuk
menyampaikan aspirasi dan kepentingan mereka dalam proses pembuatan kebijakan di tingkat
nasional
Daftar Pustaka

Janedjri M Gaffar, 2013, Demokrasi Dan Pemilu Di Indonesia, konstitusi Press,

Jakarta. Mashuri Maschab, 1988, Sistem Pemerintahan Indonesia Menurut UUD

1945, Bina
Aksara, Jakarta.

Moh. Mahfud MD, 2006, Politik Hukum Di Indonesia, Cet ke 3, PT Pustaka LP3ES,
Jakarta.

Undang-Undang Dasar 1945


Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 2009 Tentang Majelis
Permusyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan
Daerah, Dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah

Anda mungkin juga menyukai