Anda di halaman 1dari 18

LEMBAGA PERWAKILAN DI INDONESIA

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 3

NAMA : ASNAH YANTI GULO NIM 222106003

ITA FEBRIN NASRANI ZALUKHU NIM 222106019

SEJAHTRAWAN GULO NIM 222106038

YATATEMA LAHAGU NIM 222106048

YOSAFAT GEA NIM 222106049

FAKULTAS : FKIP

PRODI : PPKN

SEMESTER : TIGA (III)

KELAS :A

MATA MULIAH : ILMU NEGARA

DOSEN PENGAMPU

ADRIANUS BAWAMENEWI, S.H., M.H.

UNIVERSITAS NIAS
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PRODI PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN
TAHUN 2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan kami
rahmat kesehatan dan kesempatan. Sehingga kami bisa menyusun atau menyelesaikan
makalah kami dengan judul LEMBAGA PERWAKILAN DI INDONESIA. Kami sajikan
secara ringkas dan sederhana sesuai dengan kemampuan yang kami miliki, dan tugas ini
disusun dalam rangka memenuhi tugas pada mata kuliah: Ilmu Negara.

Dalam penyusunan tugas ini banyak kesalahan dan kekurangan, oleh karena itu kritik
yang membangun dari semua pihak sangat kami harapkan demi kesempurnaan tugas ini, dan
dalam kesempatan ini kami mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang telah
membantu dan secara khusus kami berterimakasih kepada Bapak Adrianus Bawamenewi,
S.H., M.H. pengampu mata kuliah filsafat hukum karena telah memberikan bimbingan kepada
kami untuk menyelesaikan tugas makalah ini hingga selesai.

Gunungsitoli, 7 DESEMBER 2023

Penulis

Kelompok 3
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR I
DAFTAR ISI II
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar belakang 1
B. Rumusan Masalah 1
C. Tujuan Penulisan 1
D. Manfaat Penulisan 1
BAB II PEMBAHASAN 2
A. A. Pengertian Lembaga Perwakilan 2
B. Peran MPR dan DPR dalam Mewujudkan Demokrasi di Indonesia 2
C. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Peran MPR dan DPR dalam Mewujudkan
Demokrasi di Indonesia 3

BAB III PENUTUP 7


A. Kesimpulan 7
B. saran 7
DAFTAR PUSTAKA 8
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Negara adalah asosiasi yang menyelenggarakan penertiban di dalam suatu masyarakat pada
suatu wilayah dengan berdasarkan sistem hukum yang diselenggarakan oleh suatu pemerintah
yang untuk maksud tersebut diberi kekuasaan memaksa. Pengertian negara tersebut adalah
pengertian konstitutif suatu negara, sehingga ada beberapa aspek negara yang dimaksud
adalah sebagai berikut, yaitu: 1. Negara adalah organisasi dari sekelompok orang yang
bertempat tinggal dalam suatu wilayah (territorial) 2. Negara sebagai suatu asosiasi bertindak
berdasarkan undang-undang yang dibuat oleh pemerintah 3. Negara berfungsi sebagai
pemelihara ketertiban masyarakat. 4. Negara dianugerahi atau diberi kekuasaan yang bersifat
memaksa oleh undang-undang untuk memelihara ketertiban masyarakat tersebut.
Lembaga perwakilan merupakan salah satu unsur penting dalam sistem pemerintahan
demokrasi. Lembaga perwakilan berfungsi untuk mewakili aspirasi rakyat dan mengawasi
jalannya pemerintahan. Di Indonesia, lembaga perwakilan terdiri dari dua lembaga, yaitu
Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) dan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). MPR
merupakan lembaga tertinggi negara yang berkedudukan di ibu kota negara. MPR mempunyai
tugas dan wewenang untuk mengubah dan menetapkan Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945 (UUD 1945), memilih dan mengangkat Presiden dan/atau
Wakil Presiden, serta menetapkan peraturan tata tertib MPR.
DPR merupakan lembaga perwakilan rakyat yang berkedudukan di ibu kota negara.
DPR mempunyai tugas dan wewenang untuk membentuk undang-undang, ikut membahas dan
memberikan persetujuan kepada RUU yang diajukan oleh Presiden, mengawasi pelaksanaan
UU, dan memperjuangkan aspirasi rakyat. Dalam menjalankan tugas dan wewenangnya, MPR
dan DPR sering menghadapi berbagai permasalahan. Permasalahan tersebut dapat berasal dari
dalam maupun luar lembaga tersebut.

Permasalahan yang berasal dari dalam lembaga perwakilan antara lain:

 Rendahnya tingkat kepercayaan masyarakat terhadap lembaga perwakilan.

 Maraknya praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN) di lembaga perwakilan.

 Kurangnya profesionalisme anggota lembaga perwakilan.


Permasalahan yang berasal dari luar lembaga perwakilan antara lain:

 Masih kuatnya pengaruh partai politik terhadap anggota lembaga perwakilan.

 Masih rendahnya kesadaran masyarakat untuk berpartisipasi dalam proses politik.

 Masih lemahnya pengawasan masyarakat terhadap lembaga perwakilan.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka permasalahan yang dapat dirumuskan
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

 Bagaimanakah peran MPR dan DPR dalam mewujudkan demokrasi di Indonesia?

 Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi peran MPR dan DPR dalam mewujudkan
demokrasi di Indonesia?

C. Tujuan Penulisan

 Menganalisis peran MPR dan DPR dalam mewujudkan demokrasi di Indonesia.

 Mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi peran MPR dan DPR dalam mewujudkan
demokrasi di Indonesia.

D. Manfaat Penulisan

 Hasil penelitian ini dapat memberikan informasi dan pemahaman yang lebih mendalam
tentang peran MPR dan DPR dalam mewujudkan demokrasi di Indonesia.

 Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam upaya meningkatkan
peran MPR dan DPR dalam mewujudkan demokrasi di Indonesia.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Lembaga Perwakilan

Lembaga perwakilan adalah lembaga negara yang anggotanya dipilih oleh rakyat melalui
pemilihan umum, yang memiliki kewenangan untuk membuat undang-undang, mengawasi
penyelenggaraan pemerintahan, dan memberikan persetujuan atas hal-hal tertentu.

Lembaga perwakilan di Indonesia terdiri dari dua lembaga, yaitu Dewan Perwakilan Rakyat
(DPR) dan Dewan Perwakilan Daerah (DPD).

a. Lembaga Legislatif

Struktur lembaga perwakilan rakyat (legislatif) secara umum terdiri dari dua model, yaitu

lembaga perwakilan rakyat satu kamar (unicameral) dan lembaga perwakilan rakyat dua

kamar (bicameral). Dalam ketatanegaraan Indonesia, lembaga legislatif direpresentasikan

pada tiga lembaga, yakni MPR, DPR, dan DPD.

 Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR)

Seiring dengan tuntunan reformasi keberadaan MPR dalam system ketatanegaraan

Indonesia banyak melahirkan perdebatan. Satu pihak menghendaki MPR dihilangkan karena

fungsinya sebagai lembaga perwakilan rakyat sudah cukup dilakukan oleh DPR, sementara di

pihak lain tetap menghendaki MPR tidak dibubarkan. Dari ketiga lembaga legislatif tersebut

posisi MPR merupakan lembaga yang bersifat khas Indonesia. Menurut Asshiddiqie,

keberadaan MPR terkandung nilai-nilai historis yang cenderung dilihat secara tidak rasional

dalam arti jika kedudukannya sebagai suatu lembaga dihilangkan dapat dinilai menghilangkan

satu pilar penting dalam sitem ketatanegaraan kita yang justru dianggap perlu dilestarikan.

Salah satu keberatan pihak yang mempertahankan keberadaan MPR ini berargumentasi

bahwa, jika MPR ditiadakan atau hanya sekadar dianggap nama dari parlemen dua kamar

(bicameral), maka sila ‘kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan’ menjadi berubah. Prinsip permusyawaratan tercermin dalam kelembagaan

MPR, sedangkan prinsip perwakilan dianggap tercermin dalam kelembagaan DPR. Jadi, MPR

adalah pemegang kekuasaan tertinggi atau pemegang kedaulatan rakyat yang lebih tinggi dari

lembaga-lembaga lainnya. Tugas dari MPR yaitu mengubah dan menetapkan UUD 1945.

MPR juga bisa memberhentikan presiden dan wakil presiden apabila tidak mampu

menjalankan tugasnya dengan baik.

 Dewan Perwakilan Rakyat (DPR)

DPR adalah lembaga perwakilan rakyat yang berkedudukan di ibu kota negara. Anggota DPR
dipilih oleh rakyat dalam pemilihan umum untuk masa jabatan lima tahun.

Keanggotaan DPR terdiri dari 575 orang yang dikelompokkan menjadi 10 fraksi. Fraksi
adalah gabungan anggota DPR dari partai politik yang memiliki kesamaan visi dan misi.

Kewenangaan DPR antara lain:

 Membuat undang-undang

 Mengubah undang-undang

 Membahas dan menyetujui Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara


(RAPBN)

 Memberikan persetujuan atas pengangkatan dan pemberhentian anggota BPK

 Memberikan persetujuan atas pengangkatan dan pemberhentian hakim agung

 Memberikan persetujuan atas pengangkatan dan pemberhentian pejabat negara lainnya

 Melakukan pengawasan atas pelaksanaan undang-undang

 Melakukan pengawasan atas kebijakan pemerintah

 Melakukan pengawasan atas kinerja lembaga negara lainnya

 Dewan Perwakilan Daerah (DPD)

DPD adalah lembaga perwakilan daerah yang berkedudukan di ibu kota negara. Anggota
DPD dipilih oleh rakyat di setiap provinsi dalam pemilihan umum untuk masa jabatan lima
tahun.
Keanggotaan DPD terdiri dari 136 orang yang dikelompokkan menjadi 34 komisi. Komisi
adalah gabungan anggota DPD dari setiap provinsi.

Kewenangaan DPD antara lain:

 Mengusulkan kepada DPR mengenai rancangan undang-undang yang berkaitan


dengan otonomi daerah, hubungan pusat dan daerah, pembentukan, pemekaran, dan
penggabungan daerah, serta perimbangan keuangan pusat dan daerah

 Melakukan pengawasan atas pelaksanaan undang-undang mengenai otonomi daerah,


hubungan pusat dan daerah, pembentukan, pemekaran, dan penggabungan daerah,
serta perimbangan keuangan pusat dan daerah

 Memberikan pertimbangan kepada DPR mengenai rencana APBN dan RAPBN, serta
rancangan undang-undang yang berkaitan dengan pajak, pendidikan, dan agama

b. Lembaga Eksekutif

Pemerintahan memiliki dua pengertian: (1) pemerintahan dalam arti luas yaitu

pemerintahan yang meliputi keseluruhan lembaga kenegaraan (legislatif, eksekutif dan

yudikatif), (2) pemerintahan dalam arti sempit yaitu pemerintahan yang hanya berkenaan

dengan fungsi eksekutif saja. Di negara-negara demokratis, lembaga eksekutif terdiri dari

kepala negara, seperti raja, perdana menteri, atau presiden beserta menteri-menterinya.

Dalam system presidensial seperti Indonesia, menteri-menteri merupakan pembantu

presiden dan langsubg dipimpin olehnya, sedangakan dalam system perlementer para menteri

dipimpin oleh seorang perdana menteri. Tugas uatama lembaga eksekutif adalah menjalankan

undang-undang. Menurit perubahan ketiga UUD 1945 pasal 6A, presiden dan wakil presiden

dipilih dalam satu pasangan secara langsung oleh rakyat. Adapun, sebelum amandemen UUD

1945, presiden dan wakil presiden dipilih oleh MPR. Sebagai kepala negara, presiden adalah

simbol resmi Negara Indonesia di dunia. Adapun wewenang, kewajiban dan hak presiden

antara lain:

a) Memegang kekuasaan pemerintahan menurut UUD.


b) Memegang kekuasaan yang tertinggi atas Angkatan Darat, Angkatan Laut dan

Angkatan Udara. Mengajukan rancangan undang-undang kepada DPR. Presiden

melakukan pembahasan dan pemberian persetujuan atas RUU bersama DPR serta

mengesahkan RUU menjadi UU.

c) Menetapkan peraturan pemerintah.

c. Lembaga Yudikatif

Sesuai dengan prinsip pemindahan kekusaan, maka fungsi-fungsi legislatif, eksekutif, dan

yudikatif dikembangkan sebagai cabang-cabang kekuasaan yang terpisah satu sama lain. Jika

kekuasaan legislatif berpuncak pada MPR yang terdiri dari dua kamar, yakni DPR dan DPD,

maka kekuasaan yudikatif berpuncak pada kekuasaan kehakiman yang juga dipahami

mempunyai dua pintu, yakni Mahkamah Agung dan Mahkamah Konstitusi.

a) Mahkamah Agung

Mahkamah Agung dan badan peradilan yang ada dibawahnya dalam lingkungan

peradilan umum, lingkungan peradilan agama, lingkungan peradilan militer, dan lingkungan

peradilan tata usaha negara. Menurut pasal 24A Ayat (1) perubahan ketiga UUD 1945,

Mahkamah Agung memiliki kewewenangan untuk mengadili pada tingkat kasasi, menguji

peraturan perundang-undangan di bawah undang-undang terhadap undangundang, dan

wewenang lainnya yang diberikan oleh undang-undang.

Disamping itu, Mahkamah Agung memberikan pertimbangan dalam hal pemberian

grasi dan rehabilitasi oleh presiden, serta mengajukan tiga orang sebagai hakim konstitusi

pada Mahkamah Konstitusi (Pasal 14 Ayat (1). Selain kekuasaan yang diatur oleh UUD 1945,

dalam undang-undang yang mengatur tentang Mahkamah Agung ditentukan bahwa

Mahkamah Agung mempunyai tugas dan wewenang yaitu

a. Memutus sengketa tentang kewenangan mengadili antar badan peradilan dibawahnya.


b. Mengadakan peninjauan kembali putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan

hukum tetap.

c. Melakukan pengawasan tertinggi terhadap penyelenggaraan peradilan di semua

lingkungan pengadilan di bawahnya.

b) Mahkamah Konstitusi

Di samping perubahan mengenai penyelenggaraan kekuasaan kehakiman, UUD 1945

yang telah diamandemen juga mengintroduksi suatu lembaga baru yang berkaitan dengan

penyelenggara kekuasaaan kehakiman, yaitu Komisi Yudisial. Komisi Yudisial bersifat

mandiri yang berwenang mengusulkan pengangkatan hakim agung dan mempunyai

wewenang lain dalam rangka menjaga dan menegakkan kehormatan, keluhuran martabat,

serta perilaku hakim.

Mahkamah Konstitusi adalah lembaga negara baru dalam sturuktur. Kelembagaan

Negara Republik Indonesia yang dibentuk berdasarkan amanat Pasal 24C dengan Pasal III

aturan peralihan perubahan UUD 1945. Mahkamah Konstitusi adalah lembaga negara yang

termasuk salah satu pelaku kekuasaan kehakiman yang melakukan fungdi peradilan dalam

menangani permasalaha ketatanegaraan berdasarkan otoritas UUD 1945.

c) Komisi Yudisial

Komisi Yudusial mempunyai kewenangan untuk mengusulkan pengangkatan hakim

agung dan mempunyai kewenangan lain dalam rangka menjaga dan menegakkan kehormatan,

keluhuran martabat, serta perilaku hakim. Komisi Yudisial beranggotakan orang-orang yang

harus mempunyai pengetahuan dan pengalaman di bidang hukum serta memiliki integritas

dan kepribadian yang tidak tercela. Anggota-anggota Komisi Yudisial tersebut.

B. Peran MPR dan DPR dalam Mewujudkan Demokrasi di Indonesia


Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) dan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR)

merupakan lembaga perwakilan rakyat di Indonesia yang memiliki peran penting dalam

mewujudkan demokrasi. MPR berperan sebagai lembaga tertinggi negara yang menetapkan

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, mengubah dan menetapkan

undang-undang dasar, melantik Presiden dan/atau Wakil Presiden, dan memberhentikan

Presiden dan/atau Wakil Presiden dalam masa jabatannya. Sementara itu, DPR berperan

sebagai lembaga perwakilan rakyat yang berkedudukan sebagai unsur penyelenggara negara

yang berfungsi sebagai tempat musyawarah untuk mencapai mufakat dalam pengambilan

keputusan dengan presiden untuk menjalankan fungsi pemerintahan negara.

Berikut adalah peran MPR dan DPR dalam mewujudkan demokrasi di Indonesia:

MPR

 Menyusun dan menetapkan UUD NRI Tahun 1945

MPR memiliki kewenangan untuk menyusun dan menetapkan UUD NRI Tahun 1945.

Hal ini merupakan peran penting MPR dalam mewujudkan demokrasi, karena UUD NRI

Tahun 1945 merupakan dasar hukum tertinggi negara yang mengatur tentang sistem

pemerintahan, hak asasi manusia, dan berbagai hal lainnya yang berkaitan dengan kehidupan

berbangsa dan bernegara.

 Mengubah dan menetapkan undang-undang

MPR memiliki kewenangan untuk mengubah dan menetapkan undang-undang. Hal ini

merupakan peran penting MPR dalam mewujudkan demokrasi, karena undang-undang

merupakan peraturan perundang-undangan yang mengatur kehidupan bermasyarakat,

berbangsa, dan bernegara.

 Melantik Presiden dan/atau Wakil Presiden


MPR memiliki kewenangan untuk melantik Presiden dan/atau Wakil Presiden. Hal ini

merupakan peran penting MPR dalam mewujudkan demokrasi, karena Presiden dan/atau

Wakil Presiden merupakan kepala negara dan kepala pemerintahan yang dipilih oleh rakyat

melalui pemilihan umum.

 Memberhentikan Presiden dan/atau Wakil Presiden dalam masa jabatannya

MPR memiliki kewenangan untuk memberhentikan Presiden dan/atau Wakil Presiden

dalam masa jabatannya. Hal ini merupakan peran penting MPR dalam mewujudkan

demokrasi, karena MPR dapat memberhentikan Presiden dan/atau Wakil Presiden yang tidak

menjalankan tugas dan kewajibannya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-

undangan.

DPR

 Membentuk undang-undang

DPR memiliki kewenangan untuk membentuk undang-undang. Hal ini merupakan

peran penting DPR dalam mewujudkan demokrasi, karena undang-undang merupakan

peraturan perundang-undangan yang mengatur kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan

bernegara.

 Melaksanakan fungsi pengawasan terhadap pemerintah

DPR memiliki kewenangan untuk melaksanakan fungsi pengawasan terhadap

pemerintah. Hal ini merupakan peran penting DPR dalam mewujudkan demokrasi, karena

DPR dapat mengontrol jalannya pemerintahan agar sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan.

 Menetapkan anggaran negara


DPR memiliki kewenangan untuk menetapkan anggaran negara. Hal ini merupakan

peran penting DPR dalam mewujudkan demokrasi, karena anggaran negara merupakan

sumber daya yang digunakan untuk menjalankan pemerintahan.

 Memilih dan menyetujui calon Presiden dan/atau Wakil Presiden

DPR memiliki kewenangan untuk memilih dan menyetujui calon Presiden dan/atau

Wakil Presiden. Hal ini merupakan peran penting DPR dalam mewujudkan demokrasi, karena

DPR dapat turut serta menentukan siapa yang akan menjadi kepala negara dan kepala

pemerintahan.

C. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Peran MPR dan DPR dalam Mewujudkan

Demokrasi di Indonesia

MPR dan DPR merupakan lembaga-lembaga negara yang memiliki peran penting

dalam mewujudkan demokrasi di Indonesia. Kedua lembaga ini memiliki fungsi dan tugas

yang berbeda, namun keduanya saling berkaitan dan bekerja sama untuk mencapai tujuan

bersama.

Faktor-faktor yang mempengaruhi peran MPR dan DPR dalam mewujudkan

demokrasi di Indonesia dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu faktor internal dan faktor

eksternal.

 Faktor Internal

Faktor internal adalah faktor-faktor yang berasal dari dalam MPR dan DPR sendiri.

Faktor-faktor ini dapat mempengaruhi kinerja dan efektivitas kedua lembaga tersebut dalam

menjalankan fungsi dan tugasnya.

Beberapa faktor internal yang mempengaruhi peran MPR dan DPR dalam

mewujudkan demokrasi di Indonesia antara lain:


 Komposisi anggota

Komposisi anggota MPR dan DPR sangat berpengaruh terhadap peran kedua lembaga

tersebut. Jika komposisi anggotanya diisi oleh orang-orang yang memiliki komitmen terhadap

demokrasi, maka kedua lembaga tersebut akan lebih berperan dalam mewujudkan demokrasi

di Indonesia. Sebaliknya, jika komposisi anggotanya diisi oleh orang-orang yang tidak

memiliki komitmen terhadap demokrasi, maka kedua lembaga tersebut akan sulit berperan

dalam mewujudkan demokrasi di Indonesia.

 Kualitas anggota

Kualitas anggota MPR dan DPR juga berpengaruh terhadap peran kedua lembaga

tersebut. Jika anggotanya memiliki kualitas yang baik, baik dari segi pendidikan, pengalaman,

maupun pemahamannya tentang demokrasi, maka kedua lembaga tersebut akan lebih

berperan dalam mewujudkan demokrasi di Indonesia. Sebaliknya, jika anggotanya memiliki

kualitas yang buruk, maka kedua lembaga tersebut akan sulit berperan dalam mewujudkan

demokrasi di Indonesia.

 Sistem kerja

Sistem kerja MPR dan DPR juga berpengaruh terhadap peran kedua lembaga tersebut.

Jika sistem kerjanya efektif dan efisien, maka kedua lembaga tersebut akan lebih berperan

dalam mewujudkan demokrasi di Indonesia. Sebaliknya, jika sistem kerjanya tidak efektif dan

efisien, maka kedua lembaga tersebut akan sulit berperan dalam mewujudkan demokrasi di

Indonesia.

 Faktor Eksternal

Faktor eksternal adalah faktor-faktor yang berasal dari luar MPR dan DPR. Faktor-

faktor ini juga dapat mempengaruhi kinerja dan efektivitas kedua lembaga tersebut dalam

menjalankan fungsi dan tugasnya.


Beberapa faktor eksternal yang mempengaruhi peran MPR dan DPR dalam

mewujudkan demokrasi di Indonesia antara lain:

 Kondisi sosial politik

Kondisi sosial politik di Indonesia sangat berpengaruh terhadap peran MPR dan DPR.

Jika kondisi sosial politik di Indonesia kondusif, maka kedua lembaga tersebut akan lebih

berperan dalam mewujudkan demokrasi di Indonesia. Sebaliknya, jika kondisi sosial politik di

Indonesia tidak kondusif, maka kedua lembaga tersebut akan sulit berperan dalam

mewujudkan demokrasi di Indonesia.

 Kebijakan pemerintah

Kebijakan pemerintah juga berpengaruh terhadap peran MPR dan DPR. Jika kebijakan

pemerintah mendukung demokrasi, maka kedua lembaga tersebut akan lebih berperan dalam

mewujudkan demokrasi di Indonesia. Sebaliknya, jika kebijakan pemerintah tidak mendukung

demokrasi, maka kedua lembaga tersebut akan sulit berperan dalam mewujudkan demokrasi

di Indonesia.

 Desakan masyarakat

Desakan masyarakat juga berpengaruh terhadap peran MPR dan DPR. Jika masyarakat

menuntut agar MPR dan DPR berperan aktif dalam mewujudkan demokrasi, maka kedua

lembaga tersebut akan lebih berperan dalam mewujudkan demokrasi di Indonesia.

Sebaliknya, jika masyarakat tidak menuntut agar MPR dan DPR berperan aktif dalam

mewujudkan demokrasi, maka kedua lembaga tersebut akan sulit berperan dalam

mewujudkan demokrasi di Indonesia.


BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Lembaga perwakilan di Indonesia memiliki peran yang penting dalam sistem pemerintahan
negara. DPR dan DPD memiliki tugas dan wewenang yang berbeda, namun keduanya saling
berkaitan dan bekerja sama untuk mewujudkan pemerintahan yang baik dan bersih serta MPR
dan DPR merupakan lembaga perwakilan rakyat yang memiliki peran penting dalam
mewujudkan demokrasi di Indonesia. Keduanya memiliki tugas dan fungsi yang berbeda,
namun saling berkaitan dalam rangka mewujudkan cita-cita demokrasi. Agar peran MPR dan
DPR dalam mewujudkan demokrasi dapat berjalan secara efektif, diperlukan kualitas anggota
MPR dan DPR yang tinggi, sistem politik yang demokratis, dan perilaku masyarakat yang
sadar dan berpartisipasi politik.

MPR dan DPR memiliki peran penting dalam mewujudkan demokrasi di Indonesia.
Kedua lembaga ini memiliki fungsi dan tugas yang berbeda, namun keduanya saling berkaitan
dan bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama. Faktor-faktor yang mempengaruhi peran
MPR dan DPR dalam mewujudkan demokrasi di Indonesia dapat dikelompokkan menjadi
dua, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal yang mempengaruhi peran MPR
dan DPR antara lain komposisi anggota, kualitas anggota, dan sistem kerja. Faktor eksternal
yang mempengaruhi peran MPR dan DPR antara lain kondisi sosial politik, kebijakan
pemerintah, dan desakan masyarakat.

Untuk mewujudkan demokrasi yang lebih baik di Indonesia, perlu adanya upaya untuk
meningkatkan peran MPR dan DPR. Upaya ini dapat dilakukan dengan meningkatkan
kualitas anggota MPR dan DPR, memperbaiki sistem kerja MPR dan DPR, serta menciptakan
kondisi sosial politik yang kondusif. Lembaga perwakilan di Indonesia memiliki peran yang
penting dalam sistem pemerintahan negara. DPR dan DPD memiliki tugas dan wewenang
yang berbeda, namun keduanya saling berkaitan dan bekerja sama untuk mewujudkan
pemerintahan yang baik dan bersih.

B. SARAN

 DPR perlu meningkatkan kualitas pengawasannya terhadap jalannya


pemerintahan. DPR perlu memiliki kapasitas dan sumber daya yang memadai untuk
melakukan pengawasan secara efektif. DPR juga perlu meningkatkan kerja sama
dengan lembaga-lembaga lain, seperti Ombudsman dan Komisi Pemberantasan
Korupsi (KPK), dalam melakukan pengawasan.

 DPR perlu lebih proaktif dalam membentuk undang-undang yang mendukung tata
kelola pemerintahan yang baik. DPR perlu mempertimbangkan kepentingan
masyarakat luas dalam membentuk undang-undang. DPR juga perlu melibatkan
partisipasi masyarakat dalam proses pembentukan undang-undang.

 DPRD perlu meningkatkan kualitas pengawasannya terhadap jalannya pemerintahan


daerah. DPRD perlu memiliki kapasitas dan sumber daya yang memadai untuk
melakukan pengawasan secara efektif. DPRD juga perlu meningkatkan kerja sama
dengan lembaga-lembaga lain, seperti Ombudsman dan Komisi Aparatur Sipil Negara
(KASN), dalam melakukan pengawasan.

 DPRD perlu lebih proaktif dalam membentuk peraturan daerah yang mendukung tata
kelola pemerintahan yang baik. DPRD perlu mempertimbangkan kepentingan
masyarakat luas dalam membentuk peraturan daerah. DPRD juga perlu melibatkan
partisipasi masyarakat dalam proses pembentukan peraturan daerah.
DAFTAR PUSTAKA

Evi Purnamawati, Sistem Lembaga Perwakilan Bikameral Indonesia, Sol Justicia, Vol.5 No.1,
Juni 2022, Pp.38-48.

Drs Munif Rochmawanto, Sh, Mh, Mm, Pembagian Kekuasaan Antara Mpr, Dpr, Dan Dpd
Dalam Mewujudkan Sistem Ketatanegaraan Yang Berkedaulatan Rakyat, Jurnal
Independent Vol. 2 No. 1

Dr. Ma’ruf Cahyono, S.H., M.H, Naskah Akademik Rancangan Undang-Undang Tentang
Majelis Permusyawaratan Rakyat, Isbn 978-602-5676-22-2, Cetakan Pertama, Oktober
2018,

Anda mungkin juga menyukai