Anda di halaman 1dari 3

BEM FAKULTAS HUKUM

DEPARTEMEN PEMBANGUNAN
MANUSIA DAN KEBUDAYAAN
FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS JAMBI
Sekretariat: Gedung Student Center Fakultas Hukum, Jambi 36361
Jl. Lintas Jambi – Muara Bulian Km. 15, Mendalo Darat, Jambi Luar Kota
Surel: jambilawfair2020@gmail.com

TERM OF REFERENCES
BEDAH BUKU
“Pergeseran Fungsi Legislasi”
Jambi, 20 Februari 2021

A. Latar Belakang

Amandemen Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang terjadi satu tahun setelah
rezim orde baru digulingkan menghasilkan pergeseran garis ketatanegaraan yang fundamental. Dinamika kehidupan
bernegara memunculkan lahirnya model baru yang mau tidak mau memperbarui sistem bernegara di Indonesia.
Beberapa hal yang lahir dari perubahan undang-undang dasar seperti penegasan supremasi hukum serta sistem
presidensiil, perubahan model pemilihan umum, penguatan jaminan hak asasi manusia, dan restrukturisasi parlemen
dengan model bikameral.
Bicara mengenai parlemen yang merupakan lembaga pemegang kekuasaan legislatif. Indonesia mengakomodir
sistem perwakilan dalam bentuk Dewan Perwakilan Rakyat dan Dewan Perwakilan Daerah. Dalam teori perwakilan,
dikenal tiga macam bentuk perwakilan yaitu perwakilan politik, perwakilan fungsional, dan perwakilan territorial.
Dilihat dari bentuk perwakilannya. Dewan Perwakilan Rakyat merupakan representasi dari perwakilan politik
sedangkan Dewan Perwakilan Daerah merupakan dari representasi perwakilan territorial. Hal ini disebabkan oleh
kepentingan yang dua lembaga ini bawa yang masing-masing tercermin di dalam model pemilihan anggotanya pada
saat pemilu berlangsung. Eksistensi dua lembaga perwakilan ini terdapat di dalam beberapa pasal yang dimuat di
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Muatan keberadaan dua lembaga tersebut juga
dibarengi dengan tugas serta fungsi yang menjadi wewenang mereka selaku lembaga negara pelaku kekuasaan
legislatif.
Namun, problematika penguatan sistem presidensiil seperti yang dicita-citakan oleh pengubah Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 masih menjadi suatu angan-angan jika melihat bagaimana keterlibatan
presiden dalam proses pembentukan undang-undang. Sejatinya, yang berwenang mutlak untuk membentuk undang-
undang dalam sistem pemerintahan presidensiil adalah Lembaga perwakilan yang dalam hal ini di representasikan oleh
DPR bersama dengan DPD. Tetapi, peran DPR hanya sebatas tahapan pengajuan, pembahasan, dan persetujuan. Lain
halnya dengan DPD yang hanya memiliki kewenangan dari mulai Pengajuan dan pembahasan. Itupun terkait rancangan
undang-undang yang memang menjadi kewenangan DPD seperti yang dirumuskan dalam UUD NRI 1945 pasal 22
ayat 1.
Berbeda dengan presiden. Presiden selaku pemegang kekuasaan eksekutif tertinggi malah memiliki
kewenangan dalam 5 tahapan legislasi yang di akomodir oleh konstitusi dan undang-undang no 12 tahun 2011 tentang
pembentukan peraturan perundang-undangan sebagaimana yang telah di Ubah kedalam Undang-undang no 15 tahun
2019 tentang perubahan atas undang-undang no 12 tahun 2011 tentang pembentukan peraturan perundang-undangan.
Permasalahan ini memperlihatkan adanya indikasi sistem parlementer dalam proses pembentukan undang-undang di
tanah air. Karena sistem Parlementer memberikan kewenangan kepada pihak eksekutif untuk membentuk undang-
undang dengan ikut serta dalam proses pembahasan undang-undang tersebut.
Uraian diatas menyimpulkan bahwa dengan amandemen UUD 1945 telah terjadi pergeseran dalam
pelaksanaan fungsi legislasi DPR. Kekuasaan untuk membentuk undang- undang yang sebelumnya merupakan
kekuasaan Presiden, dengan amandemen hal itu menjadi kewenangan DPR. Walaupun untuk terbentuknya undang-
undang harus ada persetujuan bersama antara DPR dan Presiden. Atas dasar inilah, kami dari departemen
pengembangan manusia dan kebudayaan, Badan Eksekutif Mahasiswa, Fakultas Hukum Universitas Jambi tergerak
untuk mengupas persoalan ini melalui agenda bedah buku yang berjudul. “Pergeseran Fungsi Legislasi” yang ditulis
oleh Yang Mulia Prof. Saldi Isra, S.H., M.PA. Buku tersebut sangat relevan untuk dibaca dalam memahami
permasalahan legislasi serta penguatan sistem pemerintahan presidensiil seperti yang dicita-citakan dalam amandemen
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

B. Nama dan Judul Kegiatan

Kegiatan ini bernama Bedah Buku “Pergeseran Fungsi Legislasi”


Adapun buku yang akan dibedah adalah Buku Pergeseran Fungsi Legislasi yang ditulis oleh Yang Mulia Prof. Saldi
Isra., S.H., M.PA.

C. Tujuan Kegiatan

Kegiatan bedah bukuini bertujuan untuk :

1. Untuk mewujudkan Tri Dharma Perguruan Tinggi.


2. Memberikan pemahaman mengenai permasalahan ketatanegaraan di Indonesia.
3. Meningkatkan semangat literasi di kalangan mahasiswa.
4. Membangun kesadaran berbangsa dan bernegara.
5. Membentuk pemikiran tanggap dan solutif dalam menyelesaikan problematika ketatanegaraan di kalangan
generasi muda.

D. Penyelenggara Kegiatan

Kegiatan ini diselenggarakan oleh Bagian Akademik, Departemen Pembangunan Manusia dan Kebudayaan,
Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Jambi.

E. Waktu Kegiatan

Kegiatan webinar ini akan diselenggarakan pada :


Hari, tanggal : Sabtu, 20 Februari 2021
Waktu : !3.00 – 16.00 WIB
Tempat : Zoom Video Conference

F. Narasumber dan Moderator Kegiatan :

Narasumber:
No. Kategori Nama
Penulis Buku, Hakim Mahkamah Konstitusi Republik
1 Prof. Saldi Isra, S.H., M.PA.
Indonesia
Pembedah, Guru Besar Hukum Tata Negara Universitas
2 Prof. Dr. Bahder Johan Nasution, S.H., M.Hum.
Jambi
Pembedah, Anggota Dewan Perwakilan Rakyat
3 H. Arteria Dahlan, S.T., S.H., M.H.
Republik Indonesia Fraksi GERINDRA
Pembedah, Pakar Hukum Tata Negara, Direktur Pusat
4 Feri Amsari, S.H., M.H., LL.M.
Studi Konstitusi (Pusako) Universitas Andalas

Moderator:
Vycy Julisetian (Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Jambi)

G. Penutup
Demikian Term of References ini dibuat untuk dapat digunakan sebagaimana mestinya dan merupakan upaya
akademik sebagai bahan sumbangan pemikiran dan litearsi bagi generasi muda Indonesia. Atas perhatiaan dan kerja
samanya kami ucapkan terimakasih.

Anda mungkin juga menyukai