Makalah
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas dari steering committee dalam
Recruitmen Of Member (ROM) Forum Kajian Ilmiah (FKI) Ulul Al-bab
Institut Agama Islam Negeri
IAIN Bone
Oleh:
TASLIM ZAHA
NIM. 742352023047
2023
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT. Yang telah melimpahkan rahmat dan
karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah sebagai bagian
dari proses perekrutan atau pengkaderan dari organisasi Forum Kajian Ilmiah
Ulul Al-bab Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Bone yang dikenal sebagai
Recruitment Of Member (ROM). Shalawat dan salam semoga selalu tercurah
kepada baginda Nabi Muhammad SAW, keluarga, sahabat-sahabatnya, serta
seluruh pengikutnya yang ada di muka bumi ini.
Dalam sebuah hadist “Setiap anak Adam pasti berbuat salah dan sebaik-
baik orang yang berbuat kesalahan adalah yang bertaubat”. (HR Tirmidzi
2499, Shahih at-Targhib 3139). Begitulah kodrat manusia yang tidak luput
dari kesalahan dan kekurangan. Begitupun dalam makalah ini dibuat oleh
manusia sehingga kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata
sempurna, maka dari itu penulis mengharapkan kritikan dan saran yang
membangun dari pembaca guna untuk memberikan hasil yang lebih baik lagi
dalam pembuatan makalah selanjutnya.
Selesainya makalah ini tidak terlepas dari usaha Taslim Zaha seorang
pemuda yang punya cita-cita besar dimasa depan dan ingin menjadi insan
yang berfikir ilmiah dan bertindak bijaksana. Penulis berharap semoga
makalah ini memberikan banyak manfaat bagi para pembacanya agar penulis
bisa mendapatkan amal jariyah.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sebuah kontemplasi mendalam soal kebijakan pemerintah dalam
menjalankan mandat pelaksanaan legislasi soal sumber daya air dan
kemunculan kontroversi atas penerapannya oleh pemerintahan kepada
masyarakat sendiri, menimbulkan kekhawatiran yang sangat kompleks.
Pendistribusian Sumber daya air yang tidak merata dan keabstraksian legislasi
yang akhirnya menuai banyak protes dari masyarakat. Konsep legislasi yang
pada praktiknya selalu tekstualis dan tidak menghiraukan aspek konstektualis
yang terjadi pada realitas sosial itulah yang membuat kinerja pemerintah dan
muka ketata negaraan bangsa ini terlihat tidak berjalan secara efisien. Kelola
tata sumber mata air di sebuah negara seharusnya tidak terpaku pada sistem
yang berlaku secara monoton, kadangkala teks hukum tidak selalu serta merta
menjadi bahan pusaka untuk menetapkan kebijakan, sejatinya kemaslahatan
perekonomian masyarakat seharusnya bisa kapan saja berubah secara
komunal dengan andil masyarakat untuk mendeterminasi substansi
perundang-undangan yang berlaku. Pemberdayaan sumber daya air yang
dijalankan para aktor komoditi menimbulkan kontroversi dan berseberangan
dengan kebijakan pemerintahan. Dari sinilah analisis politik hukum islam
perlu dikaji lebih dalam, supaya kebijakan yang diterapkan para aparatur
pemerinta selaras dengan diskursus politik islam. Berbicara soal konsep
ketatanegaran, pembahasan soal konsep ketatanegaraan yang dikembangkan
oleh para praktisi hukum harus menjadi landasan dasar dalam menentukan
kualitas pemahaman dan paradigma pola ketatanegaraan yang dipahami oleh
masyarakat yang berpendidikan. Semua runtutan diskursus itu merefleksikan
bagaimana para intelektualis dapat membeberkan rangkaian konsep
ketatanegaraan dengan baik. Namun ironisnya kelompok akademik
disejumlah universitas tidak berintegritas soal keabsahan hasil karyanya
tentang hukum ketatanegaraan.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat dirumuskan
permasalahan:
1. Apa Pengertian Hukum Tata Negara?
2. Bagaimana konsep Negara dan Kesejahteraan Rakyat?
3. Bagaimana Analisis Hukum Islam?
C. Tujuan
Dari rumusan masalah di atas maka tujuan dari pembuatan makalah ini
adalah:
1. Untuk memahami pengertian Hukum Tata Negara
2. Untuk memahami konsep Negara dan Kesejahteraan Rakyat
3. Untuk mengetahui Analisis Hukum Islam
BAB II
PEMBAHASAN
Secara leksikal Hukum Tata Negara ialah berasal dari Bahasa belanda
yaitu staatsrecht yang bermakna hukum negara, kemudian istilah ini
berkembang menjadi hukum tata negara. Dengan berbahasa inggris
constitutional law, secara general hukum tata negara meliputi beberapa aspek
pembahasan, diantaranya mencakup hukum tata negara, hukum tata
pemerintahan, dan hukum administrasi negara. Dikutip dari Dasril radjah,
beliau mengatakan menurut Van Praag hukum tata negara ialah hukum
tentang pola sistem dengan penyerahan wewenang peraturan atas kekuasaan
yang berhierarki. Pada praktiknyapun masyarakat agak dirundung kesulitan
ketika mengurusi persoalan administrasi yang sifatnya birokratis. Tugastugas
politik dan pengorganisasian Lembaga-lembaga, menjadi tugas utama dalam
aturan hukum tata negara. Seorang pakar hukum J.H.A. Logemaann
menyatakan bahwa hukum tata negara ialah sekumpulan rumus atau kaidah
normatif hukum yang berkaitan dengan jabatan dan tingkatannya dalam
negara dan keberlakuan hukum dilingkungan yang telah ditentukan, maka
bisa dibilang bahwa hukum tata negara merupakan tata cara mengorganisasi
negara. Van Apelldoom berpendapat bahwa ialah hukum yang memberikan
kekuasaan kepada seseorang untuk diberikan mandate kekuasaan
pemerintahan dengan Batasan-batasannya. Dari sejumlah pemaparan secara
definif oleh para ahli, dapat ditarik kesimpulan bahwasannya hukum tata
negara secara basisnya ialah suatu sistem yang memiliki sejumlah peraturan
yang membahas persoalan administrasi negara dengan efisien dan lebih
efektif. Dan dilaksanakan secara semestinya, baik bagi para pelaku atau
pengguna hukum dan selaras dengan legislasi yang diakui dan berlaku disuatu
negara.1
Hukum islam dibuat oleh syari, sebagai dasar pedoman hidup, salah
satunya melindungi hak asasi manusia. Dalam term syariah lebih
dikenal dengan maqasid al-syariah, yaitu lima hak dasar dari
pembentukan hukum (syari’at). Yang mana agama islam
memerhatikan dan memelihara penuh hak soal beragama, hidup,
kehormatan, harta kekayaan dan intelektual.dimana prinsip ini harus
terkandung dalam legislasi hukum di Indonesia. Atas dasar prinsip
teguh berkeagamaan, maka sanksi yang berlakupun tegas bagi
pelanggarnya. Hukum islam dalam hal ini masuk dalam prinsip
memelihara hak kebendaan atau kepemilikan sumber penghidupan,
yaitu air. Konstitusi di Indonesia tidak secara jelas memaparkan
regulasi tentang pemberdayaan air. Walaupun pada dasarnya mereka
tetap memelihara hak dasarnya namun itu tidak secara mutlak.
Kemaslahatan Sosial
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
D . Rumusan Masalah
E. Berdasarkan latar
belakang di atas maka
dapat dirumuskan
F. permasalahan
G. 1. Apa pengertian
dari Implementasi dan
Tauhid?
H. 2. Bagaimana
implementasi Tauhid
dalam rukun iman?
I. 3. Bagaimana konsep
mukmin,kafir,munafiq,fa
sik,musyrik?
J.4. Bagaimana aliran-
aliran dalam Tauhid?
K . Rumusan Masalah
L. Berdasarkan latar
belakang di atas maka
dapat dirumuskan
M. permasalahan
N. 1. Apa pengertian
dari Implementasi dan
Tauhid?
O. 2. Bagaimana
implementasi Tauhid
dalam rukun iman?
P. 3. Bagaimana konsep
mukmin,kafir,munafiq,fa
sik,musyrik?
Q. 4. Bagaimana aliran-
aliran dalam Tauhid?
R . Rumusan Masalah
S. Berdasarkan latar
belakang di atas maka
dapat dirumuskan
T. permasalahan
U. 1. Apa pengertian
dari Implementasi dan
Tauhid?
V. 2. Bagaimana
implementasi Tauhid
dalam rukun iman?
W. 3. Bagaimana konsep
mukmin,kafir,munafiq,fa
sik,musyrik?
X. 4. Bagaimana aliran-
aliran dalam Tauhid?