Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH

“KONSTITUSI DAN RULE OF LAW”


Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas kelompok Mata Umum Pendidikan
Pancasila Dan Kewarganegaraan
Dosen Pengampu : Ridayani s.pd. M.pd

Disusun Oleh:
1 Firda Maulina (2006103020083)
2 Nadila Rizki Rossya (2006103020089)
3 Raisa Afdillah (2006103020079)
4 Rina Wahyuni (2006103020084)
5 Salsabila Nasiha (2006103020085)

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


PENDIDIKAN MATEMATIKA
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
DARUSSALAM – BANDA ACEH
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Konstitusi dan rule of
law” tepat pada waktunya.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Ridayani selaku dosen mata kuliah
Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan yang telah membantu kami dalam mengerjakan
karya ilmiah ini. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada teman teman yang telah
memberi kontribusi baik secara langsung maupun tidak langsung dalam pembuatan karya
makalah ini.
Kami sebagai penulis mengakui ada banyak kekurangan pada makalah ini. Oleh karena
itu, kritik dan saran yang membangun dari semua pihak kami harapkan demi kesempurnaan
karya kami. Semoga makalah ini dapat menambah pemahaman dan pengetahuan bagi kita
semua tentang “Konstitusi dan rule of law”.

Banda Aceh, 26 April 2021

Penulis
DAFTAR ISI

BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang

Konstitusi merupakan hukum dasar suatu negara yang berisi aturandan ketentuan
tentang hal-hal yang mendasar dalam kehidupan suatu negara.Jadi segala praktik-praktik
dalam penyelenggaraan negara harus didasarkanpada konstitusi dan tidak boleh bertentangan
dengan konstitusitersebut.Gagasaan ini memiliki fungsi untuk mengatur dan
membatasikekuasaan.
Selain itu, Negara yang berdasarkan konstitusi dan sering disebutsebagai Negara
hukum juga haruslah menyesuaikan kebutuhan untukmerespon perkembangan relatif
kekuasaan umum dalam suatu kehiduan umatmanusia, sehingga dalam praktiknya, konstitusi
pastilah mengalami dinamikadalam penyesuaian perkembangan zaman. Pengertian Negara
hukumsebenarnya juga sangat sulit dipisahkan dengan istilah Rule of Law, dimanabanyak hal
yang saling berhubungan disini. Negara hukum haruslahsenantiasa menegakan Rule of Law
yang isinya sangat berkaitan denganperaturan perundang-undangan yang berlaku dalam suatu
Negara.

B.Rumusan Masalah

1.Apakah pengertian dan definisi konstitusi?


2.Apakah Sifat, hakikat dan fungsi konstitusi?
3. Apakah tujuan Konstitusi?
4. Apa pentingnya konstitusi dalam negara?
5. Sebutkan perubahan konstitusi di Indonesia?

C. Tujuan

1.Untuk mengetahui pengertian dan definisi konstitusi


2.Untuk mengetahui hakikat dan fungsi konstitusi
3.Untuk mengetahui tujuan Konstitusi
4. Untuk mengetahui pentingnya konstitusi dalam negara
5. Untuk mengetahui perubahan konstitusi di Indonesia?

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian dan Definisi Konstitusi
1. Pengertian Konstitusi
Istilah konstitusi berasal dari bahasa Prancis (Constituer) yang berarti membentuk.
Pemakaian istilah konstitusi yang dimaksud ialah pembentukan suatu Negara atau
menyusun dan menyatakan aturan suatu Negara. Sedangkan istilah UUD merupakan
terjemahan istilah dari bahasa Belanda Gronwet. Perkataan wet diterjemahkan ke
dalam bahasa Indonesia undang-undang dasar, dan grond berarti tanah atau dasar.
Konstitusi adalah peraturan tertulis maupun tidak tertulis yang mengatur
pemerintahan.
2. Definisi Konstitusi (UUD)
Konstitusi adalah peraturan tertulis dan tidak tertulis, sedangkan undang-undang
dasar adalah bagian tertulis dari konstitusi.
Dengan demikian konstitusi dapat diartikan sebagai berikut:
a. Suatu kumpulan kaidah yang memberikan pembatasan-pembatasan kekuasaan
kepada para penguasa.
b. Suatu dokumen tentang pembagian tugas dan sekaligus petugasnya dari suatu
sistem politik.
c. Suatu gambaran dari lembaga-lembaga Negara.
d. Suatu gambaran yang menyangkut masalah hak-hak asasi manusia

B. Sifat, Hakikat dan Fungsi Kostitusi (UUD)

Sifat pokok konstitusi negara adalah fleksibel (luwes) dan rigit (kaku). Konstitusi negara
memiliki sifat fleksibel / luwes apabila konstitusi itu memungkinkan adanya perubahan
sewaktu-waktu sesuai perkembangan jaman /dinamika masyarakatnya. Sedangkan konstitusi
negara dikatakan rigit / kaku apabila konstitusi itu sulit untuk diubah kapanpun.
Hakikat isi konstitusi organisasi hak dan kewajiban warga Negara, Negara dan lembaga
Negara, Negara dengan warga Negara, prosedur mengubah UUD.
1. Hakikat Isi Kostitusi (UUD)
Pada hakikatnya kostitusi (UUD) itu berisi tiga hal pokok, yaitu:
a. Adanya jaminan terhadap hak-hak asasi manusia dan warga negaranya,
b. Ditetapkan susunan ketatanegaraan suatu Negara yang bersifat fundamental,
c. Adanya pembagian dan pembatasan tugas ketatanegaraan yang juga bersifat
fundamental.
2. Fungsi Konstitusi (UUD)
Fungsi konstitusi dalam Negara demokrasi: pembatasan distribusi dan taat hokum.
Konstitusi (UUD) secara umum memiliki fungsi sebagai berikut:
a. Tata atura dalam pendirian lembaga-lembaga yang permanen (lembaga
suprastruktur dan infrastruktur politik)
b. Tata aturan dalam hubungan Negara dengan warga Negara serta dengan Negara
lain.
c. Sumber hokum dasar yang tertinggi. Artinya bahwa seluruh peraturan dan
perundang-undangan yang berlaku harus mengacu pada konstitusi (UUD).

C. Tujuan Konstitusi

Secara garis besar konstitusi bertujuan untuk membatasi tindakan sewenang-


wenangpemerintah, menjamin hak-hak pihak yang diperintah (rakyat) dan menetapkan
pelaksanaan kekuasaan yang berdaulat. Sehingga pada hakekatnya tujuan konstitusi
merupakan perwujudan paham tentang konstitusionalisme yang berate pembatasan terhadap
kekuasaan pemerintah diastu pihak dan jaminan terhadap hak-hak warga Negara maupun
setiap penduduk dipihak lain.
Tujuan konstitusi adalah membatasi tindakan sewenang-wanang pemerintah dan
menjamin hak-hak rakyat yang diperintah, dan menetapkan pelaksanaan kekuasan yang
berdaulat. Menurut Bagir Manan, hakekat dari konstitusi merupakan perwujudan paham
tentang konstitusi atau konstitusionalisme, yaitu pembatasan terhadap kekuasaan pemerintah
di satu pihak dan jaminan terhadap hak-hak warga negara maupun setiap penduduk di pihak
lain.
Sedangkan, menurut Sri Soemantri, dengan mengutip pendapat Steenbeck, menyatakan
bahwa terdapat tiga materi muatan pokok dalam konstitusi, yaitu:
1. Jaminan hak-hak manusia;
2. Susunan ketatanegaraan yang bersifat mendasar;
3. Pembagian dan pembatasan kekuasaan.
Dalam paham konstitusi demokratis dijelaskan bahwa isi konstitusi meliputi:
1. Anatomi kekuasaan (kekuasaan politik) tunduk pada hukum.
2. Jaminan dan perlindungan hak-hak asasi manusia.
3. peradilan yang bebas dan mandiri.
4. pertanggungjawaban kepada rakyat (akuntabilitas publik) sebagai sendi utama dari asas
kedaulatan rakyat.
Keempat cakupan isi konstitusi di atas merupakan dasar utama dari suatu pemerintah yang
konstitusional. Namun demikian, indikator suatu negara atau pemerintah disebut demokratis
tidaklah tergantung pada konstitusinya. Sekalipun konstitusinya telah menetapkan aturan dan
prinsip-prinsip diatas, jika tidak diimplementasikan dalam praktik penyelenggaraan tata
pemerintahan, ia belum bisa dikatakan sebagai negara yang konstitusional atau menganut
paham konstitusi demokrasi.
Tujuan-tujuan adanya konstitusi tersebut, secara ringkas dapat diklasifikasikan menjadi tiga
tujuan, yaitu;
1.Konstitusi bertujuan untuk memberikan pembatasan pembatasan sekaligus pengawasan
terhadap kekuasaan politik;
2.Konstitusi bertujuan untuk melepaskan control kekuasaan dari penguasa sendiri;
3.Konstitusi berjuan memberikan batasan-batasan ketetapan bagi para penguasa dalam
menjalankan kekuasaannya.
D. Pentingnya Konstitusi Dalam Negara
Konsekuensi logis dari kenyataan bahwa tanpa konstitusi negara tidak mungkin terbentuk,
maka konstitusi menempati posisi yang sangat krusial dalam kehidupan ketatanegaraan suatu
negara. Negara dan konstitusi merupakan lembaga yang tidak dapat dipisahkan satu dengan
yang lain. Dr. A. Hamid S. Attamimi, dalam disertasinya berpendapat tentang pentingnya
suatu konstitusi atau Undang-undang Dasar adalah sebagai pegangan dan pemberi batas,
sekaligus tentang bagaimana kekuasaan negara harus dijalankan.
Sejalan dengan pemahaman di atas, Struycken dalam bukunya Net Staatsrecht van Het
Koninkrijk der Nederlanden menyatakan bahwa konstitusi merupakan barometer kehidupan
bernegara dan berbangsa yang sarat dengan bukti sejarah perjuangan para pendahulu,
sekaligus ide-ide dasar yang digariskan oleh the founding father, serta memberi arahan
kepada generasi penerus bangsa dalam mengemudikan suatu negara yang akan dipimpin.
Semua agenda penting kenegaraan ini tercover dalam konstitusi, sehingga benarlah kalau
konstitusi merupakan cabang yang utama dalam studi ilmu hukum tata negara.
Pada sisi lain, eksistensi suatu “negara” yang diisyaratkan oleh A. G. Pringgodigdo, baru riel
ada kalau telah memenuhi empat unsur, yaitu:
1) Memenuhi unsur pemerintahan yang berdaulat,
2) Wilayah Tertentu
3) Rakyat yang hidup teratur sebagai suatu bangsa (nation), dan
4) Pengakuan dari negara-negara lain.
Dari keempat unsur untuk berdirinya suatu negara ini belumlah cukup menjamin
terlaksananya fungsi kenegaraan suatu bangsa kalau belum ada hukum dasar yang
mengaturnya. Hukum dasar yang dimaksud adalah sebuah konstitusi atau Undang-Undang
Dasar.
E. Perubahan Konstitusi di Negara Indonesia
Dalam UUD 1945 menyediakan satu pasal yang berkenaan dengan cara perubahan UUD,
yaitu pasal 37 yang menyebutkan:
1. Untuk mengubah UUD sekurang-kurangnya 2/3 daripada anggota MPR harus hadir.
2. Putusan diambil dengan persetujuan sekurang-kurangnya 2/3 jumlah angggota yang hadir.
Pasal 37 terrsebut mengandung tiga norma, yaitu:
1. Bahwa wewenang untuk mengubah UUD ada pada MPR sebagai lembaga tertinggi negara.
2. Bahwa untuk mengubah UUD, kuorum yang dipenuhi sekurang-kurangnya adalah 2/3 dari
sejumlah anggota MPR.
3. Bahwa putusan tentang perubahan UUD adalah sah apabila disetujui oleh sekurang-
kurangnya 2/3 dari anggota MPR yang hadir.
Dalam sejarah ketatanegaraan Indonesia, Konstitusi atau Undang-undang Dasar 1945 yang
diberlakukan di Indonesia, telah mengalami perubahan-perubahan dan masa berlakunya di
Indonesia, yakni dengan rincian sebagai berikut:
1) Undang-undang dasar 1945 (18 Agustus 1945-27 Desember 1949);
2) Konstitusi Republik Indonesia Serikat (27 Desember 1949-17 Agustus 1950);
3) Undang-undang Dasar Semntara Rrepublik Indonesia 1950 (17 Agustus 1950-5Juli 1959);
4) Undang-undang Dasar 1945 (5 Juli 1959-19 Oktober 1999);
5) Undang-undang Dasar 1945 dan Perubahan I (19 Oktober 1999-18 Agustus 2000);
6) Undang-undang Dasar 1945 dan Perubahan I dan II (18 Agustus 2000-9 Nopember 2001);
7) Undang-undang Dasar 1945 dan peereubahan I, II, dan III (9 Nopember 2001-10 Agustus
2002);
8) Undang_undang Dasar 1945 dan perubahan I, II, III dan IV (10 Agustus 2002).

Anda mungkin juga menyukai