Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH PENDIDIKAN KEWARGANERGARAAN

RULE OF LAW

Disusun oleh :
Tazriki Nur Faizal

(16)

Teguh Prasetyo

(17)

Toni Priyo Baskoro

(18)

JURUSAN TEKNIK MESIN

PROGRAM STUDI D3 TEKNIK MESIN


POLITEKNIK NEGERI SEMARANG
2016

KATA PENGANTAR
Puja dan Puji Syukur hanya milik Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan kasih
sayang-Nya dan memberikan waktu kepada penulis untuk menyelesaikan tugas makalah
matakuliah Kewarganegaraan yang berjudul Rule of Law Penulis juga mengucapkan terima
kasih kepada beberapa pihak yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini.
Makalah tentang ulasan mengenai Rule of Law ini diajukan untuk memenuhi salah satu tugas
semester Enam mata kuliah Kewarganegaraan. Penulisan makalah ini bertujuan untuk
memberikan informasi lebih jauh mengenai pengertian, konsep dasar Rule of Law serta
mengenai hubungnanya dengan negara dan HAM kepada pembaca.
Penulis sangat menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu,
penulis mengharapkan kritik dan saran baik secara tertulis ataupun secara lisan, khususnya
kepada Dosen pengampu mata kuliah Kewarganegaraan ibu Vony agar penulis bisa
mengembangkan ilmu pengetahuannya, khususnya memahami tentang Kewarganegaraan
pada materi Rule of Law.

Semarang, 12 April 2016

Penulis

DAFTAR ISI
Kata Pengantar............................................................................................................ 2
Daftar Isi .................................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN
I.1

Latar Belakang ............................................................................................... 4

I.2

Rumusan Masalah............................................................................................4

I.3

Tujuan..............................................................................................................4

BAB II PEMBAHASAN
II.1

Pengertian Rule of Law...................................................................................5

II.2

Konsep dasar Rule of Law.............................................................................6

II.3

Prinsip-prinsip Rule of Law di Indonesia.......................................................8

II.4

Hubungan Rule of Law dengan negara..........................................................9

II.5

Hubungan Rule of Law dengan HAM........................................................... 9

BAB III PENUTUP


III.1

Kesimpulan.................................................................................................... 11

III.2

Saran.............................................................................................................. 11

III.3

Daftar Pustaka............................................................................................... 12

BAB I
PENDAHULUAN
I.1 LATAR BELAKANG
Dalam kehidupan sehari-hari kita tidak terlepas dari hukum, mulai dari norma, nilai,
tata krama, hingga hukum perundang-undangan dalam peradilan. Sayangnya hukum di
Negara Indonesia masih kurang dalam proses penegakkannya, terutama penegakkan hukum
di kalangan pejabat-pejabat dibandingkan dengan penegakkan hukum dikalangan menengah
ke bawah. Hal ini terjadi karena di Negara kita, hukum dapat dibeli dengan uang. Siapa yang
memiliki kekuasaan, dia yang memenangkan peradilan. Dengan melihat kenyataan seperti
itu, pembenahan peradilan di Negara kita dapat dimulai dari diri sendiri dengan mempelajari
norma atau hukum sekaligus memahami dan menegakkannya sesuai dengan keadilan yang
benar. Dalam bahasan ini dibahas supaya keadilan dapat ditegakkan, maka akan terkait semua
aspek yang ada didalamnya yang mempengaruhi dan menjadi penentu apakah keadilan dapat
ditegakan.
I.2 RUMUSAN MASALAH
Adapun permasalahan yang dihadapi diantaranya adalah:
1. Apa pengertian Rule of Law?
2. Apa konsep dasar Rule of Law ?
3. Apa prinsip dasar Rule of Law ?
4. Bagaimana hubungan Rule of Law dengan Negara ?
5. Bagaimana hubungan Rule of Law dengan HAM?
I.3 TUJUAN
Setelah mempelajari makalah ini diharapkan dapat mengetahui dan menjelaskan :
1. Pengertian Rule of Law
2. Konsep dasar Rule of Law
3. Prinsip dasar Rule of Law
4. Hubungan Rule of Law dengan Negara
5. Bagaimana hubungan Rule of Law dengan HAM ?

BAB II
PEMBAHASAN

II.1 PENGERTIAN RULE OF LAW


Gerakan

masyarakat

yang

menghendaki

bahwa

kekuasaan

raja

maupun

penyelenggaraan negara harus dibatasi dan diatur melalui suatu peraturan perundangundangan dan pelaksanaan dalam hubungannya dengan segala peraturan perundangundangan itulah yang sering diistilahkan dengan Rule of Law. Misalnya gerakan revolusi
Perancis serta gerakan melawan absolutisme di Eropa lainnya, baik dalam melawan
kekuasaan raja, bangsawan maupun golongan teologis. Oleh karena itu menurut Friedman,
antara pengertian negara hukum atau rechtsstaat dan Rule of Law sebenarnya saling mengisi
(Friedman, 1960: 546). Berdasarkan bentuknya sebenarnya Rule of Law adalah kekuasaan
publik yang diatur secara legal. Setiap organisasi atau persekutuan hidup dalam masyarakat
termasuk negara mendasarkan pada Rule of Law. Dalam hubungan ini pengertian Rule of
Law berdasarkan substansi atau isinya sangat berkaitan dengan peraturan perundangundangan yang berlaku dalam suatu negara.
Negara hukum merupakan terjemahan dari istilah Rechsstaat atau Rule Of Law.
Rechsstaat atau Rule Of Law itu sendiri dapat dikatakan sebagai bentuk perumusan yuridis
dari gagasan konstitusionalisme. Oleh karena itu, konstitusi dan negara hukum merupakan
dua lembaga yang tidak terpisahkan. Negara Indonesia pada hakikatnya menganut prinsip
Rule of Law, and not of Man, yang sejalan dengan pengertian nomocratie, yaitu kekuasaan
yang dijalankan oleh hukum atau nomos. Dalam negara hukum yang demikian ini, harus
diadakan jaminan bahwa hukum itu sendiri dibangun dan ditegakkan menurut prinsip-prinsip
demokrasi. Karena prinsip supremasi hukum dan kedaulatan hukum itu sendiri pada
hakikatnya berasal dari kedaulatan rakyat. Oleh karena itu prinsip negara hukum hendaklah
dibangun dan dikembangkan menurut prinsip-prinsip demokrasi atau kedaulatan rakyat atau
democratische rechstssaat. Hukum tidak boleh dibuat, ditetapkan, ditafsirkan dan ditegakkan
dengan tangan besi berdasarkan kekuasaan belaka atau machtsstaat. Karena itu perlu
ditegaskan pula bahwa kedaulatan berada di tangan rakyat yang dilakukan menurut UndangUndang Dasar atau constitutional democracy yang diimbangi dengan penegasan bahwa
negara Indonesia adalah negara hukum yang berkedaulatan rakyat atau demokratis
(democratische rechtsstaat) Asshid diqie, 2005: 69-70).

II.2 KONSEP DASAR RULE OF LAW


Idea mengenai negara dalam suatu tatanan hukum yang adil terus menerus berkembang di Eropa dari
abad ke-16 hingga permulaan abad ke-20. Dalam dekade waktu itu dapat diuraikan perkembangan pemikiran
mengenai konsep negara; dari negara hukum klasik (pengertian negara dalam arti sempit) sampai dengan negara
hukum formal.
Di dalam catatan sejarah diungkapkan bahwa konsep negara hukum dapat dibedakan menurut konsep
Eropa Continental yang biasa dikenal dengan Rechtstaat dan dalam konsep Anglo Saxon dikenal dengan Rule
Of Law. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa Rechtstaat tersebut direduksi dalam sistem hukum yang
dinamakan Civil Law atau yang biasa kita sebut dengan Modern Roman Law. Konsep rechtstaat ini ditelaah
secara

historis

merupakan

penentangan

secara

tajam

atas

pemikiran

kaum

Hegelianisme

yang

mengembangkan absolutisme, jadi dapat dikatakan sebagai revolusioner. Berbeda dengan Rule Of Law yang
berkembang dengan metode evolusioner, yang direduksi dalam sistem hukum Common Law.
Konsep Rechtstaat banyak mempengaruhi sistem hukum di beberapa negara termasuk sistem hukum
Indonesia. Secara jelas konstitusi negara Indonesia memuat apa yang dinamakan dengan Rechtstaat ini dalam
rangkaian kata Indonesia ialah negara berdasar atas hukum(rechtstaat)... dan selanjutnya, hal ini tertuang
dalam UUD 1945.
Kedudukan argumentasi diatas dapatlah dianalisis sebagai wahana memperdalam kajian telaah terhadap
apa yang dinamakan dengan konsep negara hukum menurut Rule Of Law, pada pembahasan penulis
menguraikan senarai-senarai yang relevan dengan apa yang ingin dikemukakan.

Konsep Rule Of Law merupakan bagian terpenting dalam negara hukum


Munculnya demokrasi konstitusional sebagai suatu program dan sistem politik yang
konkrit pada akhir abad ke-19, dengan gagasan, dimana pemerintah yang demokratis adalah
pemerintah yang terbatas kekuasaannya dan tidak dibenarkan bertindak sewenang-wenang
terhadap warganegaranya. Konstitusi tertulis secara tegas menjamin hak-hak asasi dari
warga negara, adanya pembagian kekuasaan. Perumusan yuridis dari prinsip-prinsip ini
dikenal dengan istilahRechtsstaat dan Rule of Law.
Walaupun demokrasi baru pada akhir abad ke-19 mencapai wujud yang konkrit, akan
tetapi pemikiran tentang negara hukum atau Rechtsstaat sebenarnya sudah sangat tua. Konsep
negara hukum pertama sekali dikemukakan oleh Plato dalam bukunya Politea (the
Republica), Politicos (the Stateman), dan Nomoi (the Law) yang kemudian dipertegas oleh
Aristoteles dalam karyanya Politica yang merupakan kelanjutan dari pemikiran Plato dalam
bukunya Namoi.

Pemikiran Plato tentang cita negara hukum ini lama dilupakan orang, dan baru pada
awal abad ke-17 timbul kembali di Barat yang merupakan reaksi terhadap pemikiran
kekuasaan absolut, terutama sekali pada kekuasaan raja yang sewenang-wenang. Sedangkan
istilah negara hukum itu sendiri baru muncul pada abad ke-19.
Gagasan mengenai perlunya pembatasan kekuasaan pemerintah serta adanya jaminan
atas hak-hak asas dari warga negara mendapat perumusan yang yuridis. Ahli-ahli hukum
Eropa Barat Kontinental seperti Immanuel Kant dan Friedrich Julius Stahl memakai
istilah Rechtsstaat, sedang ahli-ahli hukum Anglo Saxon seperti A.V. Dicey memakai
istilah Rule of Law.
Menurut Friedrich Julius Stahl negara hukum secara formal memiliki:
1.

Hak asasi manusia;

2.

Pembagian kekuasaan;

3.

Wetmatigheid van bestuur, atau pemerintahan berdasarkan peraturanperaturan;

4.

Peradilan tata usaha dalam perselisihan.


Dari keempat unsur utama negara hukum formal yang dikemukakan Stahl ini dapatlah

disimpulkan bahwa negara hukum bertujuan untuk melindungi hak-hak azasi warga
negaranya dengan cara membatasi dan mengawasi gerak langkah dan kekuasaan negara
dengan undang-undang. Sedangkan A V. Dicey mengemukakan unsur-unsur Rule of Law
dalamIntroduction to Study of the Law of the Constitution, mencakup:
1.

Supremasi aturan-aturan hukum (Supremacy of Law); tidak adanya kekuasaan

sewenang-wenang (absence of arbitary power), dalam arti bahwa seseorang hanya boleh
dihukum kalau melanggar hukum.
2.

Kedudukan yang sama dalam menghadapi hukum (Equality before the Law). Dalil ini

berlaku baik untuk orang biasa, maupun untuk pejabat.


3.

Terjaminnya hak-hak manusia oleh undang-undang (di negara lain oleh undang-

undang dasar) serta keputusan-keputusan pengadilan.


Rumusan tentang unsur-unsur rechtsstaat yang dikemukakan oleh Stahl maupun
rumusan tentang unsur-unsurThe Rule of Law yang di kemukakan oleh

A. V. Dicey tersebut

diatas, adalah merupakan pandangan klasik, sebab dalam perkembangan selanjutnya,


khususnya dalam memenuhi tuntutan perkembangan abad ke-20, perkembangan negaranegara hukum, penyelenggaraan negara oleh pemerintah yang berubah, kegiatan negara telah
menyebar untuk mengatur berbagai pokok persoalan kehidupan bernegara, negara hukum
klasik berubah menjadi negara ke sejahteraan modern (wefare state).

Dari rumusan konsep Rule Of Law baik yang klasik maupun yang dinamis hasil
Konres ICJ tahun 1965 di Bangkok, di katakan bahwa konsep Rule Of Law dalam kaitannya
dengan negara hukum memang sangat identik dan tak dapat dipisahkan karena maksud dasar
dari Rule Of Law itu sendiri adalah penyelenggaraan negara berdasarkan demokrasi
konstitusi,yang dengan tegas adanya keharusan untuk menjamin hak-hak asasi warga
negaranya, persamaan di depan hukum, dan pengawasan atas jalannya pemerintahan.
II. 3 PRINSIP DASAR RULE OF LAW

Prinsip-prinsip secara formal (in the formal sense) Rule Of Law tertera dalam UUD 1945
dan pasal-pasal UUD negara RI tahun 1945. Inti dari Rule Of Law adalah jaminan adanya
keadilan bagi masyarakatnya, khususnya keadilan sosial.Prinsip-prinsip Rule of Law Secara
Formal (UUD 1945)

1. Negara Indonesia adalah negara hukum (pasal 1: 3)


2. Segala warga negara bersamaan kedudukannya di dalam hukum dan pemerintahan dan wajib
menjunjung hukum dan pemerintahan itu tanpa kecuali (pasal 27:1)
3. Setiap orang berhak atas pengakuan, jaminan, perlindungan dan kepastian hukum yang adil
serta perlakuan sama di hadapan hukum (pasal 28 D:1)
4. Setiap orang berhak untuk bekerja serta mendapat imbalan dan perlakuan yang adil dan layak
dalam hubungan kerja ( pasal 28 D: 2)

Prinsip-prinsip Rule of Law secara Materiil/ Hakiki :

a. Berkaitan erat dengan the enforcement of the Rule of Law


b. Keberhasilan the enforcement of the rule of law tergantung pada kepribadian

nasional

masing-masing bangsa (Sunarjati Hartono, 1982)


c. Rule of law mempunyai akar sosial dan akar budaya Eropa (Satdjipto Rahardjo, 2003)
d. Rule of law juga merupakan suatu legalisme, aliran pemikiran hukum, mengandung wawasan
sosial, gagasan tentang hubungan antarmanusia, masyarakat dan negara.
e. Rule of law merupakan suatu legalisme liberal (Satdjipto Rahardjo, 2003).

II. 4 HUBUNGAN RULE OF LAW DENGAN NEGARA

Pelaksanaan Rule of Law di Indonesia seharusnya mempertimbangkan hal-hal


1. Keberhasilan the enforcement of the rue of law tergantung pada sejarah dan corak
masyarakat hukum dan pada kepribadian masing-masing bangsa.
2. Rule of Law adalah suatu institusi sosial, memiliki struktur sosiologis dan akar budaya
sendiri
II. 5 HUBUNGAN RULE OF LAW DENGAN HAM ( HAK ASASI MANUSIA)
Peerenboom menyatakan bahwa yang menjadi persoalan bukanlah prinsip-prinsip rule
of law, tetapi adalah kegagalan untuk menaati prinsip-prinsip tersebut. Akan tetapi yang jelas
menurutnya adalah bahwa rule of law bukanlah obat mujarab yang dapat mengobati semua
masalah. Bahwa rule of law saja tidak dapat menyelesaikan masalah. Peerenboom
menyatakan bahwa rule of law hanyalah satu komponen untuk sebuah masyarakat yang adil.
Nilai-nilai yang ada dalam rule of law dibutuhkan untuk jalan pada nilai-nilai penting
lainnya. Dengan demikian rule of law adalah jalan tetapi bukan tujuan itu sendiri.
Berkaitan dengan hak asasi manusia sendiri, terutama hak ekonomi, sosial dan budaya,
adalah menarik bahwa Peerenboom menyatakan rule of law sangat dekat dengan
pembangunan ekonomi. Selanjutnya dia menyatakan bahwa memperhitungkan pentingnya
pembangunan ekonomi bagi hak asasi manusia maka dia menyatakan agar gerakan hak asasi
manusia memajukan pembangunan.
Di sini sangat penting untuk diingat bahwa menurut Peerenboom sampai sekarang
kita gagal untuk memperlakukan kemiskinan sebagai pelanggaran atas martabat manusia dan
dengan demikian hak ekonomi, sosial dan budaya tidak diperlakukan sama dalam penegakan
hukumnya seperti hak sipil dan politik. Dalam pemenuhan hak ekonomi, sosial dan budaya,
menurutnya rule of law saja tidak akan cukup untuk dapat menjamin pemenuhan hak
ekonomi, sosial dan budaya tanpa adanya perubahan tata ekonomi global baru dan adanya
distribusi sumber alam global yang lebih adil dan seimbang. Oleh karena itu menurutnya
pemenuhan hak ekonomil, sosial dan budaya juga memerlukan perubahan yang mendasar
pada tata ekonomi dunia. Terakhir yang harus dicatat adalah peringatan Peerenboom tentang
bahaya demokratisasi yang prematur. Menurutnya kemajuan hak asasi manusia yang
signifikan hanya dapat tercapai dalam demokrasi yang consolidated, sementara demokrasi
yang prematur mengandung bahaya yang justru melemahkan rule of law dan hak asasi
manusia terutama pada negara yang kemudian terjadi kekacauan sosial (social chaos) atau
pun perang sipil (civil war). Hal lain yang penting dikemukakan oleh Peerenboom adalah

bahwa rule of law membutuhkan stabilitas politik, dan negara yang mempunyai kemampuan
untuk membentuk dan menjalankan sistem hukum yang fungsional. Stabilitas politik saja
tidak cukup. Dalam hal ini dibutuhkan hakim yang kompeten dan peradilan yang bebas dari
korupsi.
Pada intinya Peerenboom menyatakan bahwa walaupun rule of law bukanlah obat
mujarab bagi terpenuhinya hak asasi manusia, namun demikian, adalah benar pelaksanaan
rule of law akan menyebakan kemajuan kulitas hidup dan pada akhirnya terpenuhinya hak
asasi manusia.

BAB III
PENUTUP
III.1 KESIMPULAN
Rule of law sangat diperlukan untuk Negara seperti Indonesia karena akan
mewujudkan keadilan. Tetapi harus mengacu pada orang yang ada di dalamnya yaitu oranrorang yang jujur tidak memihak dan hanya memikirkan keadilan tidak terkotori hal yang
buruk. Ada tidaknya rule of law pada suatu negara ditentukan oleh kenyataan, apakah
rakyat menikmati keadilan, dalam arti perlakuan adil, baik sesame warga Negara maupun
pemerintah.
Friedman (1959) membedakan rule of law menjadi dua yaitu: Pertama, pengertian
secara formal (in the formal sence) diartikan sebagai kekuasaan umum yang terorganisasi
(organized public power), misalnya nrgara. Kedua, secara hakiki/materiil (ideological sense),
lebih menekankan pada cara penegakannya karena menyangkut ukuran hukum yang baik dan
buruk (just and unjust law). Prinsip-prinsip rule of law secara formal tertera dalam
pembukaan UUD 1945. Penjabaran prinsip-prinsip rule of law secara formal termuat didalam
pasal-pasal UUD 1945. Agar kita dapat menikmati keadilan maka seluruh aspek Negara harus
bersih, jujur, mentaati undang-undang, juga bertanggung jawab, dan menjalankan UU 1945
dengan baik.
Rule of Law juga mempunyai kaitan erat dengan HAM ( Hak Asasi Manusia), dimana
jika pelaksanaan Rule of Law benar akan menyebakan kemajuan kulitas hidup dan pada
akhirnya terpenuhinya hak asasi manusia.

III.2 SARAN
Warga negara kita haruslah menjunjung tinggi hukum dan kaidah-kaidahnya agar
terselenggara keamanan, ketentraman, dan kenyamanan. Pelajari Undang-Undang 1945
beserta nilai-nilainya dan jalankan apa yang jadi tuntutanya agar tercipta kehidupan yang
stabil. Dalam suatu penegakan hukum disuatu Negara maka seluruh asprk kehidupan harus
dapat merasakannya dan diharapkan semua aspek tersebut mentaati hokum, maka akan
terjadilah pemerintahan dan kehidupan Negara yang harmonis, selaras dengan keadaan dan
sesuai dengan apa yang diharapkan yaitu kemakmuran bangsa.
III.3 DAFTAR PUSTAKA
Wahab, Abdul Azis dkk. 1993. Materi Pokok Pendidikan Pancasila. Jakarta: Universitas
Terbuka DEPDIKBUD
Kusmiaty, Dra, dkk. 2000. Tata Negara. Jakarta : PT Bumi Aksara
Kaelan dkk. 2010. Pendidikan Kewarganegaraan untuk Perguruan Tinggi. Yogyakarta:
Paradigma

Anda mungkin juga menyukai