Anda di halaman 1dari 10

Bismillahirrahmanirrahim

Puji syukur atas rahmat Allah SWT karena berkat ridho dan rahmat-Nya saya dapat menyelesaikan
makalah ini tepat pada waktunya sehingga saya dapat menyusun makalah Fisika Dasar mengenai pokok
bahasan Vikositas. Semoga penulisan makalah ini dapat memenuhi syarat untuk tugas pada Mata Kuliah
Fisika Dasar oleh dosen Arina Swastika Maulita, S.Farm,Apt di Program Study S1 Farmasi, Fakultas Ilmu
Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Malang.
Makalah ini disusun dengan tujuan agar pembaca dapat memperluas ilmu pengetahuan khususnya pada
Fisika Dasar. Makalah ini memuat tentang Vikositas dalam kehidupan sehari-hari yang menjelaskan
tentang viskositas dalam sehari-hari yang saya sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber
media.
Saya menyadari sepenuhnya dalam penyusunannya makalah ini masih jauh dari kata sempurna, itu
semua tidak luput dari kodrat kami sebagai manusia biasa yang tidak luput pula dari suatu kesalahan
dan kekeliruan, Sehingga kritikan dan saran yang bersifat membangun dari pembaca merupakan
sesuatu yang berharga demi perbaikan kedepannya Semoga makalah ini
bermanfaat bagi kita semua. Akhirnya saya menyampaikan terima kasih.
Malang
, 25 Oktober 2013
Peny
usun
May
a Dwi Wulan Sari


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Pada kehidupan sehari-hari kita kerap kali menjumpai zat-zat cair yang selalu ada di sekeliling kita, dan
pada setiap orang menyadari bahwa ada beberapa cara yang dapat menyebabkan suatu cairan bisa
mengalir lebih mudah dari pada zat -zat yang lainnya. Di dalam proses pengukuran sifat zat cair dan
kekentalannya maka sering dikaitkan dengan metode dari Viskositas. Metode viskositas sendiri,
berkaitan dengan suatu keadaan atau fase viskeus, yakni fase yang berada di antara zat padat dan zat
cair yang terjadi sewaktu bahan padat menjadi lembek dan sebelum menjadi cair sewaktu dipanaskan.
Namun, tidak semua bahan dapat mengalami fase viskeus sebelum menjadi cair. Karena dalam fase
viskeus ini, mengalirnya suatu bahan tidak leluasa seperti cairan karena adanya hambatan diantara
bagian bagiannya atau diantara lapisan lapisan dalam gerakan alirannya.
Viskositas juga membicarakan tentang masalah gesekan yang terjadi antara bagian-bagian atau
lapisan-lapisan pada suatu cairan atau fluida pada umumnya, yang bergerak antara satu dengan yang
lain. Tentunya gesekan atau hambatan tersebut ditimbulkanoleh gaya tarik-menarik antara molekul-
molekul disatu lapisan dengan molekul-molekul dilapisan lain. Gaya interaktif itu terutama ialah gaya
elektrostatika, yaitu gaya antara muatan-muatan listrik. Selain itu pada viskositas kita dapat
menentukan jumlah kekentalan dalam suatu zat padat, yang dalam kemanfaatna ini nantinya kita dapat
mengaplikasikan di dalam bidang kefarmasian. Oleh sebab itu kita dengan mengadakan praktik serta
pembelajaran terhadap materi viskositas ini sangantlah diperlukan karena nantinya kita dapat
menentukan suatu konsentrasi kekentalan yang baik di dalam suatu sediaan obat.

1.2 Rumusan Masalah
Dari pemaparan latar belakang fluida diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa rumusan masalah dalam
makalah ini antara lain adalah :
1. Apakah pengertian dari viskositas?
2. Bagaimana konsep viskositas?
3. Bagaimana cara mengukur viskositas?
4. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi viskositas?
5. Bagaimana pengaplikasian viskositas dalam kehidupan sehari-hari?

1.3 Manfaat Penulisan Makalah
Mengetahui bagaimana memanfaatkan viskositas didunia Farmasi
Mengetahui mengetahui suatu kekentalan yang baik dalam sediaan obat.
Mengetahui pengertian dari viskositas secara umum dan mater-materi yang dikandungnya.
Mengetahui konsep viskositas.
Mengetahui cara mengukur viskositas
Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi viskositas.
Mengetahui penerapan atau pengaplikasian viskositas dalam kehidupan sehari-hari

BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Viskositas
Viskositas adalah suatu pernyataan tahanan untuk mengalir dari suatu sistem yang mendapatkan
suatu tekanan. Makin kental suatu cairan, makin besar gaya yang dibutuhkan untuk membuatnya
mengalir pada kecepatan tertentu. Hubungan antara bentuk dan viskositas merupakan refleksi derajat
solvasi dari partikel.( Moechtar,1990). Bila viskositas gas meningkat dengan naiknya temperatur, maka
viskositas cairan justru akan menurun jika temperatur dinaikan.
Penggolongan bahan menurut tipe aliran dan deformasi adalah sebagai berikut : system Newton
dan system Non-Newton. Pemilihan bergantung pada sifat-sifat alirannya Viskositas dipengaruhi oleh :
Besar dan bentuk molekul
Viskositas cairan semakin berkurang dengan bertambahnya suhu tapi tak cukup banyak dipengaruhi
oleh perubahan tekanan.
Adanya koloid dapat memperbesar viskositas sedang adanya elektrolit akan sedikit menurunkan
viskositas dari cairan.
Metode yang umum digunakan untuk pengukuran kekentalan meliputi penetapan waktubyang
dibutuhkan oleh sejumlah volume tertentu cairan untuk mengalir melalui kapiler. Banyak viscometer
tabung kapiler telah dirancang, tetapi viskkometer Ostwald dan ubbelohde adalah yang paling sring
digunakan. Dalam mengkalibrasi viscometer tipe kapiler, perlu dihitung konstanta viscometer k, dengan
rumus :
v = kekentalan cairan yang diketahui ( centipoises / cp )
k= v / d.t d = bobot jenis cairan uji ( gram / liter )
t = waktu alir cairan ( detik ), dari batas atas hingga batas
bawah dalam tabung kapiler.
Kekentalan dinamik ditetapkan memakai viscometer kapiler, misalnya viscometer Ostwald.
Karena penetapan secara langsung sukar dilakukan, penetapan kekentalan dinamik pada umumnya
dilakukan dengan pertolongan cairan pembanding yang kekentalan mutlaknya telah diketahui yaitu
digunakan air. Kekentalan dinamik suatu cairan dapat dihitung :
x = air . tx . x
tair . air
x : Kekentalan cairan x
air : Kekentalan air pada suhu tetap (poise)
tair : Waktu alir air (detik)
tair : Waktu alir cairan x (detik)
air : Bobot jenis air (g/l)
x : Bobot jenis cairan x (g/l)
Catatan pada viskositas :
1. System Newton (ampe aliran dari Newton)
Semakin besar viskositas suatu cairan, akan semakin besar gaya per satuan luas (shearing stress) yang
diperlukan untuk menghasilkan suatu rate of shear tertentu. Oleh karena itu, rate of share harus
berbanding langsung dengan shearing stress.
.Rate of shear (D) dv/dr untuk menyatakan perbedaan kecepatan (dv) antara dua bidang cairan yang
dipisahkan oleh jarak yang sangat kecil (dr).
Shearing stress ( atau F ) F/A untuk menyatakan gaya per satuan luas yang diperlukan untuk
menyebabkan aliran.
F/A = dv/dr
= F/A = F
dv/dr G

Viskositas merupakan perbandingan antara Shearing stress F/A dan Rate of shear dv/dr. Satuan
viskositas adalah poise atau dyne detik cm -2
Fluiditas merupakan kebalikan dari viskositas. Satuan fluiditas adalah amperter (cps). 1cps= 0,01poise
Viskositas Kinematik adalah viskositas ampert dibagi kerapatan cairan (bobot
jenis).satuannya adalah stokes, s atau centistokes, cs.
Viskositas kinematik = /r
Grafik rheogram aliran Newtonian diilustrasikan sebagai berikut :
Besarnya Rate of shear sebanding dengan Shearing stress.
Jadi, perbedaan kecepatan antara bidang cairan yang dipisahkan oleh suatu jarak dilalui oleh gaya yang
menyebabkan terjadinya aliran.
Pengaruh Suhu terhadap Viskositas
RUMUS ARRHENIUS :
h = A.eEv/RT
A = konstanta tergantung pada berat molekul dan molar volume cairan
Ev = amper aktivasi yang diperlukan untuk menginisiasi aliran antar molekul
Dibutuhkan lebih banyak amper untuk memecah ikatan dan membuat cairan tersebut mengalir, karena
cairan tersebut tersusun dari molekul-molekul yang dihubungkan dengan ikatan ampert. Tetapi ikatan
ini akan dipecahkan pada amperter yang tinggi oleh perpindahan panas dan Ev akan menurun dengan
nyata. Viskositas cairan akan menurun jika suhu diturunkan, sedangkan viskositas gas meningkat jika
suhu dinaikkan.
f = 1/
2. System Non-Newton
Non-Newtonian bodies adalah zat-zat yang tidak mengikuti persamaan aliran Newton ; disperse
heterogen cairan dan padatan larutan seperti koloid, emulsi, ampert cair, salep, dan produk-produk
serupa. Jika bahan-bahan non-Newton dianalisis dalam suatu viscometer putar dan hasilnya diplot,
diperoleh berbagai kurva konsistensi yang menggambarkan adanya tiga kelas aliran, yakni: plastis,
pseudoplastis, dan dilatan.
Ada 3 jenis tipe aliran dalam amper Non-Newtonian, yaitu: Plastis, Pseudoplastis, dan Dilatan.
Aliran Plastis
Kurva aliran plastis tidak melalui titik (0,0) tapi memotong sumbu shearing stress ( atau akan
memotong jika bagian lurus dari kurva tersebut diekstrapolasikan ke sumbu ) pada suatu titik tertentu
yang dikenal dengan sebagaiharga yield. Cairan plastis tidak akan mengalir sampai shearing stress
dicapai sebesar yield value tersebut. Pada harga stress di bawah harga yield value, zat bertindak sebagi
bahan amper ( meregang lalu kembali ke keadaan semula, tidak mengalir ).
U = ( F f )
G
U adalah viskositas plastis, dan f adalah yield value.
Aliran plastis berhubungan dengan adanya partikel-partikel yang tersuspensi dalam ampert pekat.
Adanyayield value disebabkan oleh adanya kontak antara partikel-partikel yang berdekatan (disebabkan
oleh adanya gaya van der Waals), yang harus dipecah sebelum aliran dapat terjadi. Akibatnya, yield
value merupakan indikasi dari kekuatan flokulasi. Makin banyak ampert yang terflokulasi, makin
tinggi yield value-nya. Kekuatan friksi antar partikel juga berkontribusi dalam yield value. Ketika yield
value terlampaui ( shear stress di atas yield value ), amper plastis akan menyerupai amper newton.
Aliran Pseudoplastis
Aliran pseudoplastis ditunjukkan oleh beberapa bahan farmasi yaitu gom alam dan sisntesis seperti
ampert cair dari tragacanth, natrium ampert, metil selulosa, dan natrium karboksimetil selulosa. Aliran
pseudoplastis diperlihatkan oleh polimer-polimer dalam larutan, hal ini berkebalikan dengan amper
plastis, yang tersusun dari partikel-partikel tersuspensi dalam emulsi. Kurva untuk aliran pseudoplastis
dimulai dari (0,0) , tidak ada yield value, dan bukan suatu harga tunggal.
Viskositas aliran pseudoplastis berkurang dengan meningkatnya rate of shear. Rheogram lengkung
untuk bahan-bahan pseudoplastis ini disebabkan adanya aksi shearing terhadap molekul-molekul
polimer ( atau suatu bahan berantai panjang ). Dengan meningkatnya shearing stress, molekul-molekul
yang secara normal tidak beraturan, mulai menyusun sumbu yang panjang dalam arah aliran.
Pengarahan ini mengurangi tahanan dari dalam bahan tersebut dan mengakibatkan rate of shear yang
lebih besar pada tiap shearing stress berikutnya :
FN = G
Eksponen N meningkat pada saat aliran meningkat hingga seperti aliran newton. Jika N=1 aliran tersebut
sama dengan aliran newton.
Aliran Dilatan
Aliran dilatan terjadi pada ampert yang memiliki presentase zat padat terdispersi dengan konsentrasi
tinggi. Terjadi peningkatan daya hambat untuk mengalir (viskositas) dengan meningkatnya rate of shear.
Jika stress dihilangkan, suatu amper dilatan akan kembali ke keadaan fluiditas aslinya.
Pada keadaaan istirahat, partikel-partikel tersebuat tersususn rapat dengan volume antar partikel pada
keadaan minimum. Tetapi jumlah pembawa dalam ampert ini cukup untuk mengisi volume ini dan
membentuk ikatan lalu memudahkan partikel-partikel bergerak dari suatu tempat ke tempat lainnya
pada rate of shear yang rendah. Pada saat shear stress meningkat, bulk dari system itu mengembang
atau memuai ( dilate ). Hal itu menyebabkan volume antar partikel menjadi meningkat dan jumlah
pembawa yang ada tidak cukup memenuhi ruang kosong tersebut. Oleh karena itu hambatan aliran
meningkat karena partikel-partikel tersebut tidak dibasahi atau dilumasi dengan sempurna lagi oleh
pembawa. Akhirnya suspense menjadi pasta yang kaku.
2.2. Konsep Viskositas
Fluida, baik zat cair maupun zat gas yang jenisnya berbeda memiliki tingkat kekentalan yang berbeda.
Viskositas alias kekentalan sebenarnya merupakan gaya gesekan antara molekul-molekul yang
menyusun suatu fluida. Jadi molekul-molekul yang membentuk suatu fluida saling gesek-menggesek
ketika fluida fluida tersebut mengalir. Pada zat cair, viskositas disebabkan karena adanya gaya kohesi
(gaya tarik menarik antara molekul sejenis). Sedangkan dalam zat gas, viskositas disebabkan oleh
tumbukan antara molekul (Bird, 1993).
Fluida yang lebih cair biasanya lebih mudah mengalir, contohnya air. Sebaliknya, fluida yang lebih kental
biasanya lebih sulit mengalir, contohnya minyak goreng, oli, madu, dan lain-lain. Hal ini bias dibuktikan
dengan menuangkan air dan minyak goreng diatas lanyai yang permukaannya miring. Pasti hasilnya air
lebih cepat mengalir dari pada minya goreng atau oli. Tingkat kekentalan suatu fluida juga bergantung
pada suhu. Semakin tinggi suhu zat cair, semakin kurang kental zat cair tersebut. Misalnya ketika ibu
menggoreng ikan di dapur, minyak goreng yang awalnya kental, berubah menjadi lebih cair ketika
dipanaskan. Sebaliknya, semakin tinggi suhu suatu zat gas, semakin kental zat gas tersebut.
Perlu diketahui bahwa viskositas atau kekentalan hanya ada pada fluida rill (rill = nyata). Fluida rill /
nyata adalah fluida yang kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari, seperti air sirup, oli, asap knalpot, dan
lainnya. Fluida rill berbeda dengan fluida ideal. Fluida ideal sebenarnya tidak ada dalam kehidupan
sehari-hari. Fluida ideal hanya model yang digunakan untuk membantu kita dalam menganalisis aliran
fluida (fluida ideal ini yang kita pakai dalam pokok bahasan fluida dinamis) (Bird, 1993).
Satuan system internasional (SI) untuk koifisien viskositas adalah Ns/m2 = Pa.S (pascal sekon). Satuan
CGS (centimeter gram sekon) untuk SI koifisien viskositas adalah dyn.s/cm2 = poise (p). Viskositas juga
sering dinyatakan dalam sentipolse (cp). 1 cp = 1/1000 p. satuan poise digunakan untuk mengenang
seorang Ilmuwan Prancis, almarhum Jean Louis Marie Poiseuille.
1 poise = 1 dyn. s/cm2 = 10-1 N.s/m2
Fluida adalah gugusan molukel yang jarak pisahnya besar, dan kecil untuk zat cair. Jarak antar
molukelnya itu besar jika dibandingkan dengan garis tengah molukel itu. Molekul-molekul itu
tidak terikat pada suatu kisi, melainkan saling bergerak bebas terhadap satu sama lain. Jadi kecepatan
fluida atau massanya kecapatan volume tidak mempunyai makna yang tepat sebab jumlah molekul yang
menempati volume tertentu terus menerus berubah (while, 1988).
Fluida dapat digolongkan kedalam cairan atau gas. Perbedaan-perbedaan utama antara cair dan gas
adalah :
a. Cairan praktis tidak kompersible, sedangkan gas kompersible dan seringkali harus diperlakukan
demikian.
b. Cairan mengisi volume tertentu dan mempunyai permukaan-permukaan bebas, sedangkan agar
dengan massa tertentu mengembang sampai mengisi seluruh bagian wadah tempatnya (While, 1988).
2.3. Pengukuran Viskositas
Peralatan untuk mengukur viskositas disebut viscometer. Terdapat berbagai jenis viscometer yang
berbeda, tetapi, karena sasaran makalah ini adalah untuk membuktikan prinsip-prinsip tertentu dari
hidrolika, bukan untuk menjelaskan permesinan hidrolik dan peralatannya, makahal ini dapat dicari pada
sumber lain. Untuk mempermudah, disebutkan tiga cara untuk menentukan , yaitu:
a. Dengan viscometer torsi
Rumus R = A dipakai pada silinder konsentris.
b. Dengan viscometer Ostwald
Pada viscometer Ostwald yang diukur adalah waktu yang dibutuhkan oleh sejumlah tertentu cairan
untuk mengalir melalui pipa kapiler dengan gaya yang disebabkan oleh berat cairan itu sendiri. Pada
percobaan sebenarnya, sejumlah tertentu cairan (misalnya 10 cm3, bergantung pada ukuran
viscometer) dipipet kedalam viscometer. Cairan kemudian dihisap melalui labu pengukur dari
viscometer sampai permukaan cairan lebih tinggi daripada batas a. cairan kemudian dibiarkan turun
ketika permukaan cairan turun melewati batas a, stopwatch mulai dinyalakan dan ketika cairan
melewati tanda batas b, stopwatch dimatikan. Jadi waktu yang dibutuhkan cairan untuk melalui jarak
antara a dan b dapat ditentukan. Tekanan merupakan perbedaan antara kedua ujung pipa U dan
besarnya disesuaikan sebanding dengan berat jenis cairan (Respati,1981).
Berdasarkan hokum Heagen Poisuille :
Dimana :
p = tekanan hidrostatis
r = jari-jari kapiler
t = waktu aliran zat cair sebanyak volume V dengan beda tinggi h
L = panjang kapiler
Untuk air :
air = r4 . ta . pa.g.h / ( 8VL)
Secara umum berlaku :
x = r4 . tx . px.g.h / ( 8VL)
Jika air digunakan sebagai pembanding, maka :
x / air = tx.x / taa
c. Dengan hokum stokes untuk bola jatuh.
Ff = 6r Rumus Stokes:
Dimana F adalah hambatan yang dialami oleh bola sangat kecil dengan jari-jari r yang jatuh bebas
melalui cairan yang viskositasnya dengan keceptan v. Rumus Stokes hanya berlaku bila Reynolds untuk
aliran kurang dari (sekitar) 1, bilangan Reynolds didefinisikan sebagai :
Dimana d adalah diameter dari bola. Dengan kata lain, rumus Stokes hanya berlaku pada kecepatan
sangat kecil, tetapi bagaimana kecilnya juga tergantung pada v dan d.
Arti dari bilangan Reynolds kritis Re = 1 , adalah bahwa Re 1 aliran melalui bola adalah viskos dan
hambatan pada gerakan adalah hambatan viskos, dimana pada Re 1 aliran melalui bola adalah turbulen
dan hambatan pada gerakan adalah campuran dari gesekan dan hambatan bentuk akibat aliran
turbulen.
d. Viscometer cup dan Bob
Prinsip kerjanya sampel digeser dalam ruangan antara dinding luar Bob dan dinding dalam dari cup
dimana bob masuk persis ditengan-tengah. Kelemahan viscometer ini adalah terjadinya aliran sumbat
yang disebabkan gesekan yang tinggi disepanjang keliling bagian tube sehingga menyebabkan
penemuan konsentrasi. Penurunan konsentrasi ini menyebebkan bagian tengah zat yang ditekan keluar
memadat. Hal ini disebut aliran sumbat (Bird, 1993).
e. Viscometer Cone dan Plate
Cara pemakaiannya adalah sampek yang ditempatkan di tengah-tengah papan, kemudian dinaikkan
hingga posisi dibawah kerucut. Kerucut digerakkan oleh motor dengan bermacam kecepatan dan
sampelnya digeser didalam ruang sempit antara papan yang diam dan kemudian kerucut yang berputar
(Bird, 1993).
f. Viscometer hoppler
Pada viscometer ini yang diukur adalah waktu yang dibutuhkan oleh sebuah bola logam untuk melewati
cairan setinggi tertentu. Suatu benda karena adanya gravitasi akan jatuh melalui medium yang
berviskositas (seperti cairan misalnya), dengan kecepatan yang semakin besar sampai mencapai
kecepatan maksimum. Kecepatan maksimum akan tercapai bila gravitasi sama dengan fictional
resistance medium (Bird,1993).
Berdasarkan hokum stokes pada kecepatan bola maksimum, terjadi keseimbangan sehingga : gaya gesek
= gaya berat, gaya Archimedes :
6rVmax = 4/3 r3 (bola cair) g
= , 2/g r3 (bola cair) g - / Vmax
Vmax = h / t
Dimana :
t = waktu jatuh bola pada ketinggian h
Dalam percobaan ini dipakai cara relative terhadap air, harganya :
a = * 2/g r2 (a 1) g ta + / h
x = * 2/g r2 (x 1) g tx + / h
x/ a = * (x 1) g tx + / * (a 1) g ta +
2.4. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI VISKOSITAS
Faktor-faktor yang mempengaruhi viskositas :
Suhu
Viskositas berbanding terbalik dengan suhu. Jika suhu naik maka viskositas akan turun, dan begitu
sebaliknya. Hal ini disebabkan karena adanya gerakan partikel-partikel cairan yang semakin cepat
apabila suhu ditingkatkan dan menurun kekentalannya.
Konsentrasi larutan
Viskositas berbanding lurus dengan konsentrasi larutan. Suatu larutan dengan konsentrasi tinggi akan
memiliki viskositas yang tinggi pula, karena konsentrasi larutan menyatakan banyaknya partikel zat yang
terlarut tiap satuan volume. Semakin banyak partikel yang terlarut, gesekan antar partikrl semakin tinggi
dan viskositasnya semakin tinggi pula.
Berat molekul solute
Viskositas berbanding lurus dengan berat molekul solute. Karena dengan adanya solute yang berat akan
menghambat atau member beban yang berat pada cairan sehingga manaikkan viskositas.
Tekanan
Semakin tinggi tekanan maka semakin besar viskositas suatu cairan.

2.5 Viskositas dalam kehidupan sehari-hari
Mengalirnya darah dalam pembuluh darah vena.
Proses penggorengan ikan (semakin tinggi suhunya, maka semakin kecil viskositas minyak goreng).
Mengalirnya air dalam pompa PDAM yang mengalir kerumah-rumah kita.

BAB III
KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan
Viskositas adalah ukuran hambatan aliran yang ditimbulkan fluida bila fuida tersebut mengalami
tegangan geser. Biasanya diterima sebagai kekentalan, atau penolakan terhadap penuangan.
Viskositas menggambarkan penolakan dalam fluida kepada aliran dan dapat dipikir sebagai sebuah cara
untuk mengukur gesekan fluida.
Konsep viskositas adalah fluida, baik zat cair maupun zat gas yang jenisnya berbeda memiliki tingkat
kekentalan yang berbeda. Viskositas alias kekentalan sebenarnya merupakan gaya gesekan antara
molekul-molekul yang menyusun suatu fluida. Jadi molekul-molekul yang membentuk suatu fluida saling
gesek-menggesek ketika fluida fluida tersebut mengalir. Pada zat cair, viskositas disebabkan karena
adanya gaya kohesi (gaya tarik menarik antara molekul sejenis). Sedangkan dalam zat gas, viskositas
disebabkan oleh tumbukan antara molekul.
Metode pengukuran viskositas yaitu viscometer torsi, viscometer kapiler/Ostwald, viscometer Hoppler,
viscometer cup dan bob, dengan hokum stokes untuk bola jatuh dan viscometer cone dan plate.
Faktor-faktor yang mempengaruhi viskositas yaitu suhu, tekanan, konsentrasi larutan, dan berat
molekul solute.
Pengaplikasian viskositas dalam kehisupan sehari-hari adalah pelumas mesin yang biasanya kita kenal
dengan nama oli, mengalirnya darah dalam pembuluh darah vena, proses penggorengan ikan (semakin
tinggi suhunya, maka semakin kecil viskositas minyak goreng), dan mengalirnya air dalam pompa PDAM
yang mengalir kerumah-rumah kita.

Anda mungkin juga menyukai