Anda di halaman 1dari 11

STRUKTUR HADIS : SANAD, MATAN DAN MUKHARRIJ

Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Kelompok Mata Kuliah Studi

Al-Hadist yang Diampu oleh: Dr. Putri Alfia Haida,Lc.,M.Th.I.

Oleh:
Kelompok 3
Moh Asmi
NIM. 22380021005
Sofia Mubarokah Sa’bana
NIM. 22380022003

PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA ISLAM


PROGRAM MAGISTER (S2)
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) MADURA
TAHUN AKADEMIK 2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT. Atas berkat dan rahmat-Nya penyusun dapat
menyelesaikan tugas makalah untuk memenuhi tugas presentasi dalam mata
kuliah Studi Al-Hadist dengan baik dan lancar.
Tak lupa penyusun mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dr. Putri Alfia
Haida,Lc.,M.Th.I. selaku dosen pengampu mata kuliah Studi Al-Hadist yang telah
membimbing dan mengajarkan kami mengenai mata kuliah ini.
Dalam penyusunan makalah ini penyusun membahas tentang struktur hadis
: sanad, matan dan mukharrij sesuai dengan tujuan pembahasan materi khusus
mata kuliah Studi Al-Hadist.
Meski dalam penyusunan makalah ini penulis telah berusaha maksimal,
namun penulis merasa makalah ini masih memiliki banyak kekurangan, maka dari
itu penulis meminta kritik dan saran yang membangun dari pembaca. Penulis
berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan bagi
pembaca pada umumnya. Amiin.

Pamekasan, 12 September 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………………………………………...ii

DAFTAR ISI………………………………………………………………….....iii

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang…………………………………...………………….……..1

B. Rumusan Masalah…………………….……………………………………1

C. Tujuan ………...…………………………………………………………...1

BAB II

PEMBAHASAN

Sanad Hadis.......................................................…………………………………..2

Matan Hadis....................................................…………………………………....5

Mukhorrij Hadis............................................……………………………………..6

BAB III

PENUTUP

Kesimpulan…………………………………….……………………………….....7

Daftar Pustaka..........................................................................................................8

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hadits merupakan sumber ajaran islam kedua setelah Al-
Qur’an.Sebuah teks dikatakan hadits apabila mempenuhi beberapa
kriteria, adapun kriteria hadits tersebut harus memiliki 3 (tiga) unsur
penting. unsur penting tersebut adalah sanad, matan, dan mukharij
hadits. Untuk mengetahui otentisitas dan orisinalitas hadits diperlukan
penelitian matan maupun sanad. Dari sini dapat dilihat bahwa selain
mukhorij, matan dan sanad merupakan tiga unsur terpenting dalam
hadits nabi.
Untuk itu dalam pembahasan makalah ini kami akan menyajikan
bahan diskusi yang berjudul :Sanad, Matan, dan Mukhorij Hadits,
kami akan mencoba memaparkan mengenai beberapa penjelasan
mengenai hal tersebut.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan pada pernyataan di atas, maka kami merumuskan
menjadi tiga rumusan masalah, yaitu sebagaimana berikut.
1. Definisi sanad beserta jenis dan contohnya?
2. Bagaimana definisi matan dan contohnya?
3. Bagaimana definisi mukhorrij dan contohnya?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi sanad, jenis sanad, dan contohnya
2. Untuk mengetahui definisi matan dan contohnya
3. Untuk mengetahui definisi mukhorrij dan contohnya

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Sanad Hadis
Sanad secara bahasa berarti Al-mu’tamad yang artinya “yang
diperpegangi (yang kuat/bisa di jadikan pegangan” atau “sandaran”.
Sedangkan secara terminologi sanad diartikan sebagai:

‫طر ىق التن أوسلسلة الرواةالذين نقلواالمتن عن مصدره األول‬

Yang artinya “sanad adalah jalannya matan, yaitu silsilah para perawi
yang memindahkan (meriwayatkan) matan dari sumbernya yang pertama.1
Jadi secara istilah sanad dapat diartikan sebagai keseluruhan rawi dalam
suatu hadis dengan sifat dan bentuk yang ada.
Ada beberapa jenis sanad hadis berdasar rawinya, diantaranya:
1. Sanad ‘Aliy
Sanad ‘Aliy adalah sebuah sanad yang jumlah rawinya lebih
sedikit jika dibandingkan dengan sanad lain. Hadis dengan sanad
yang jumlah rawinya sedikit akan tertolak dengan sanad yang sama
jika jumlah rawinya lebih banyak. Sanad ‘Aliyterbagi menjadi dua
bagian, yaitu sanad Mutlak dan sanad Nisbi (relatif).
a). Sanad‘Aliy yang bersifat mutlak adalah sebuah sanad yang jumlah
rawinya hingga sampai saat ini sampai kepada Rasulullah SAW,
lebih sedikit jika dibandingkan dengan sanad yang lain. Jika sanad
tersebut shahih, maka sanad itu menempati tingkatan tertinggi dari
jenis sanad ‘Aliy.
b). Sanad ‘Aliy yang bersifat nisbi adalah sebuah sanad yang jumlah
rawi didalamnya lebih sedikit jika dibandingkan dengan para imam
ahli hadis, seperti Syu’bah, Al-A’masy, Ibnu Juraij, Ats;Tsauri,
Malik, As-Syafi’i, Bukhari, Muslim, dan sebagainya. Meskipun

1
Nawir Yulem, Ulumul Hadits, (Jakarta: PT Mutiara Sumber Widya, 2001), hlm 148.

2
jumlah rawinya setelah mereka hingga sampai kepada Rasulullah
SAW lebih banyak.

2. Sanad Nazil

Sanad Nazil adalah sebuah sanad yang jumlah rawinya


lebih banyak jika dibandingkan dengan sanad yang lain. Hadis
dengan sanad yang lebih banyak akan tertolak dengan sanad yang
sama jika jumlah rawinya lebih sedikit. 2

Kemudian, ada beberapa klasifikasi hadis berdasarkan ujung


sanadnya. Diantaranya:

1. Hadits Marfu'

Hadits Marfu’ ialah hadits yang sanadnya berujung atau


yang dinisbatkan langsung pada Nabi Muhammad SAW.

2. Hadits Mauquf

Hadits Mauquf merupakan hadits yang sanadnya terhenti


pada sahabat nabi. Tanpa adanya kebenaran baik berupa perkataan
ataupun berupa perbuatan.

3. Hadits Maqtu'

Hadits Maqtu' merupakan hadits yang sanadnya berujung


pada para Tabi'in (penerus).3

Lebih lanjut, ada beberapa unsur kesahihan sanad hadis,


diantaranya sebagai berikut:

2
M. Agus Solahudin dan Agus Suyadi, Ulumul Qur’an, (Bandung: Pustaka Setia, 2008), hlm 96-
97.
3
http://p2k.unhamzah.ac.id/id3/2-3073-2970/Hadis_27961_p2k-unhamzah.html diakses pada hari
Sabtu, 10 September 2022, Jam 19 : 33

3
1) Sanad Bersambung

Adapun yang dimaksud dengan sanad bersambung ialah tiap-


tiap periwat dalam sanad hadis menerima riwayat hadis dari periwayat
terdekat sebelumnya. Keadaan itu berlangsung demikian sampai akhir
sanad dari hadis itu.

2) Periwayat Bersifat Adil

Kata adil memiliki lebih dari satu arti, baik dari segi bahasa
maupun istilah. Berbagai ulama telah membahas siapa saja orang yang
dinyatakan bersifat adil. Dalam hal ini, berbeda pendapat. Untuk
memberikan gambaran-gambaran betapa beragamnya pendapat ulama
tersebut.

3) Periwayat Bersifat Dabit

Pengertian dabit menurut istilah telah dikemukakan oleh ulama


dalam berbagai bentuk keterangan. Menurut ibnu hajar al-asqalaniy
dan Al-sakhawiy mengatakan bahwa yang dmaksud sebagai orang
dabit ialah orang yang yang kuat hafalannya tentang apa yang telah
didengarnya dan mampu menyampaikan hafalannya itu kapan saja dia
mengkehendakinya.

4) Terhindar dari Syuzuz (ke syaz an)

` Hadis syadz adalah hadis yang hanya diriwayatkan oleh satu


perawi atau bertentangan dengan riwayat orang yang memiliki tingkat
validitas lebih tinggi, menurut pendapat yang diakui oleh para ahli
hadis. Pada dasarnya hadis syadz tergolong dalam hadis dhoif, tidak
dapat dijadikan hujjah. Penyebab utama terjadinya syaz sanad hadis
adalah karena perbedaan tingkat ke dabit an periwayat.

4
5) Terhindar dari Ilat

Illat menurut istilah ilmu hadis sebagaimana yang dikemukakan


oleh ibn al-salah dan al-nawawiy ialah sebab tersembunyi yang
merusakkan kualitas hadis. Keberadannya menyebabkan hadis yang
pada lahirnya tampak berkualitas sahih menjadi tidak sahih. 4 Adanya
kecacatan (illat) dapat mengakibatkan terhadap lemahnya sanad
ataupun memberi kemungkinan terjadinya keteputusan sanad.

B. Matan Hadis
Matan dari segi bahasa artinya membelah, mengeluarkan,
mengikat. Sedangkan, menurut istilah ahli hadis, matan diartikan
sebagai perkataan yang disebutkan pada akhir sanad, yakni sabda
Nabi Muhammad SAW yang sesudah habis disebutkan sanadnya. 5

Adapun contoh matan yaitu :


‫حدثنا محمد بن المثنى قال حدثنا عبد الوهاب الثقفي قال حدالنا أيوب عن أبي‬
‫ ثالث من كن فيه وجد حالوة اإليمان‬: ‫قالبة عن أنس عن النبي صلى هللا عليه وسلم قال‬
‫ وأن‬، ‫ وأن يحب المرء ال يجيه إال هللا‬، ‫ أن يكون هللا ورسوله أحب إليه مما سواهما‬:
‫يكره أن يعود في الكفر كما يكره أن يقذف في النار‬
Hadis tersebut merupakan hadis shohih yang menjelaskan
mengenai manisnya iman Matan dari hadis tersebut menjelaskan
bahwa ada tiga perkara yang apabila ada pada diri seseorang, ia akan
mendapatkan manisnya iman: Dijadikannya Allah dan Rasul-Nya
lebih dicintainya dari selain keduanya. Jika ia mencintai seseorang,
dia tidak mencintainya kecuali karena Allah. Dan dia benci kembali
kepada kekufuran seperti dia benci bila dilempar ke neraka. (HR.
Bukhori No.16).6

4
Ibid 2
5
Marhumah, Ulumul Hadis, (Yogyakarta: Suka Press, 2014), hlm 24.
6
Imam Al-Bukhori, Shahih Bukhari, hlm 22.

5
C. Pengertian Mukharij
Mukharrij artinya yang mengeluarkan, dalam artian orang yang
mengeluarkan (meriwayatkan) hadis. Jadi mukharrij dapat diartikan
sebagai perawi terakhir dalam silsilah mata rantai sanad.
Sebagai contoh:
1) Contoh: Imam Al-Bukhori (Abdullah Muhammad bin Isma'il ibn
Ibrahim ibn al-Mughirah ibn Bardizyah al-ju'hi) 194 H-256 H
2) Imam Muslim (Abu Al-Husain Muslim ibn Al-Hajjaj Al-Qusyairi
An-naysaburi) 204H-261 H
3) Imam Abu Dawud (Abu Dawud Sulaiman bin Al-Asy'ats bin Ishaq
bin Bashir bin Shihab Ibnu Amr bin Amron Al-Azdi As-Sijistany)
202 H-275 H
4) Imam At-Tirmidzi (Imam Al-Hafis Abu 'Isa Muhammad bin 'Isa
bin Surah) 209 H-279 H
5) Imam An-Nasa'i (Abu Abdirrahman Ahmad bin Sya'ib bin Bahr)
215 H-303 H
6) Imam Ibnu Majah (Abu 'Abdillah Muhammad bin Yazid Al-Raba'i
Al-Kaswini Ibnu Majah) 207 H-273.7

7
Mahmud Thahan, Mustyofa, Hadis (Kitab), 1985, hlm 170.

6
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Sanad adalah jalannya matan, yaitu silsilah para perawi yang
memindahkan (meriwayatkan) matan dari sumbernya yang pertama.
2. Matan yaitu kalimat setelah berakhirnya sanad. Jadi inti dari sebuah
hadis disebut matan.
3. Mukhorij artinya yang mengeluarkan. Maksudnya orang yang
mengeluarkan (meriwayatkan) hadis.

B. Saran
Kami sangat mengharapkan saran yang membangun serta kritikan
untuk makalah Studi hadist ini agar tulisan ini semakin bagus dan lebih
baik serta dapat menambah wawasan ilmu hadits.

7
DAFTAR PUSTAKA

Nawir Yulem, 2001, Ulumul Hadits, Jakarta: PT Mutiara Sumber Widya.

M. Agus Solahudin dan Agus Suyadi, 2008, Ulumul Qur’an. Bandung: Pustaka
Setia.

Marhumah, 2014. Ulumul Hadis, Yogyakarta: Suka Press.

Kitab Shahih Bukhari.

Mahmud Thahan, 1985, Mustyofa Hadis Kitab.

http://p2k.unhamzah.ac.id/id3/2-3073-2970/Hadis_27961_p2k-unhamzah.html
diakses pada hari Sabtu, 10 September 2022, Jam 19 : 33

Anda mungkin juga menyukai