Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Kelompok Mata Kuliah Studi
Oleh:
Kelompok 3
Moh Asmi
NIM. 22380021005
Sofia Mubarokah Sa’bana
NIM. 22380022003
Puji syukur kehadirat Allah SWT. Atas berkat dan rahmat-Nya penyusun dapat
menyelesaikan tugas makalah untuk memenuhi tugas presentasi dalam mata
kuliah Studi Al-Hadist dengan baik dan lancar.
Tak lupa penyusun mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dr. Putri Alfia
Haida,Lc.,M.Th.I. selaku dosen pengampu mata kuliah Studi Al-Hadist yang telah
membimbing dan mengajarkan kami mengenai mata kuliah ini.
Dalam penyusunan makalah ini penyusun membahas tentang struktur hadis
: sanad, matan dan mukharrij sesuai dengan tujuan pembahasan materi khusus
mata kuliah Studi Al-Hadist.
Meski dalam penyusunan makalah ini penulis telah berusaha maksimal,
namun penulis merasa makalah ini masih memiliki banyak kekurangan, maka dari
itu penulis meminta kritik dan saran yang membangun dari pembaca. Penulis
berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan bagi
pembaca pada umumnya. Amiin.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………………………………………...ii
DAFTAR ISI………………………………………………………………….....iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang…………………………………...………………….……..1
B. Rumusan Masalah…………………….……………………………………1
C. Tujuan ………...…………………………………………………………...1
BAB II
PEMBAHASAN
Sanad Hadis.......................................................…………………………………..2
Matan Hadis....................................................…………………………………....5
Mukhorrij Hadis............................................……………………………………..6
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan…………………………………….……………………………….....7
Daftar Pustaka..........................................................................................................8
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hadits merupakan sumber ajaran islam kedua setelah Al-
Qur’an.Sebuah teks dikatakan hadits apabila mempenuhi beberapa
kriteria, adapun kriteria hadits tersebut harus memiliki 3 (tiga) unsur
penting. unsur penting tersebut adalah sanad, matan, dan mukharij
hadits. Untuk mengetahui otentisitas dan orisinalitas hadits diperlukan
penelitian matan maupun sanad. Dari sini dapat dilihat bahwa selain
mukhorij, matan dan sanad merupakan tiga unsur terpenting dalam
hadits nabi.
Untuk itu dalam pembahasan makalah ini kami akan menyajikan
bahan diskusi yang berjudul :Sanad, Matan, dan Mukhorij Hadits,
kami akan mencoba memaparkan mengenai beberapa penjelasan
mengenai hal tersebut.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan pada pernyataan di atas, maka kami merumuskan
menjadi tiga rumusan masalah, yaitu sebagaimana berikut.
1. Definisi sanad beserta jenis dan contohnya?
2. Bagaimana definisi matan dan contohnya?
3. Bagaimana definisi mukhorrij dan contohnya?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi sanad, jenis sanad, dan contohnya
2. Untuk mengetahui definisi matan dan contohnya
3. Untuk mengetahui definisi mukhorrij dan contohnya
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Sanad Hadis
Sanad secara bahasa berarti Al-mu’tamad yang artinya “yang
diperpegangi (yang kuat/bisa di jadikan pegangan” atau “sandaran”.
Sedangkan secara terminologi sanad diartikan sebagai:
Yang artinya “sanad adalah jalannya matan, yaitu silsilah para perawi
yang memindahkan (meriwayatkan) matan dari sumbernya yang pertama.1
Jadi secara istilah sanad dapat diartikan sebagai keseluruhan rawi dalam
suatu hadis dengan sifat dan bentuk yang ada.
Ada beberapa jenis sanad hadis berdasar rawinya, diantaranya:
1. Sanad ‘Aliy
Sanad ‘Aliy adalah sebuah sanad yang jumlah rawinya lebih
sedikit jika dibandingkan dengan sanad lain. Hadis dengan sanad
yang jumlah rawinya sedikit akan tertolak dengan sanad yang sama
jika jumlah rawinya lebih banyak. Sanad ‘Aliyterbagi menjadi dua
bagian, yaitu sanad Mutlak dan sanad Nisbi (relatif).
a). Sanad‘Aliy yang bersifat mutlak adalah sebuah sanad yang jumlah
rawinya hingga sampai saat ini sampai kepada Rasulullah SAW,
lebih sedikit jika dibandingkan dengan sanad yang lain. Jika sanad
tersebut shahih, maka sanad itu menempati tingkatan tertinggi dari
jenis sanad ‘Aliy.
b). Sanad ‘Aliy yang bersifat nisbi adalah sebuah sanad yang jumlah
rawi didalamnya lebih sedikit jika dibandingkan dengan para imam
ahli hadis, seperti Syu’bah, Al-A’masy, Ibnu Juraij, Ats;Tsauri,
Malik, As-Syafi’i, Bukhari, Muslim, dan sebagainya. Meskipun
1
Nawir Yulem, Ulumul Hadits, (Jakarta: PT Mutiara Sumber Widya, 2001), hlm 148.
2
jumlah rawinya setelah mereka hingga sampai kepada Rasulullah
SAW lebih banyak.
2. Sanad Nazil
1. Hadits Marfu'
2. Hadits Mauquf
3. Hadits Maqtu'
2
M. Agus Solahudin dan Agus Suyadi, Ulumul Qur’an, (Bandung: Pustaka Setia, 2008), hlm 96-
97.
3
http://p2k.unhamzah.ac.id/id3/2-3073-2970/Hadis_27961_p2k-unhamzah.html diakses pada hari
Sabtu, 10 September 2022, Jam 19 : 33
3
1) Sanad Bersambung
Kata adil memiliki lebih dari satu arti, baik dari segi bahasa
maupun istilah. Berbagai ulama telah membahas siapa saja orang yang
dinyatakan bersifat adil. Dalam hal ini, berbeda pendapat. Untuk
memberikan gambaran-gambaran betapa beragamnya pendapat ulama
tersebut.
4
5) Terhindar dari Ilat
B. Matan Hadis
Matan dari segi bahasa artinya membelah, mengeluarkan,
mengikat. Sedangkan, menurut istilah ahli hadis, matan diartikan
sebagai perkataan yang disebutkan pada akhir sanad, yakni sabda
Nabi Muhammad SAW yang sesudah habis disebutkan sanadnya. 5
4
Ibid 2
5
Marhumah, Ulumul Hadis, (Yogyakarta: Suka Press, 2014), hlm 24.
6
Imam Al-Bukhori, Shahih Bukhari, hlm 22.
5
C. Pengertian Mukharij
Mukharrij artinya yang mengeluarkan, dalam artian orang yang
mengeluarkan (meriwayatkan) hadis. Jadi mukharrij dapat diartikan
sebagai perawi terakhir dalam silsilah mata rantai sanad.
Sebagai contoh:
1) Contoh: Imam Al-Bukhori (Abdullah Muhammad bin Isma'il ibn
Ibrahim ibn al-Mughirah ibn Bardizyah al-ju'hi) 194 H-256 H
2) Imam Muslim (Abu Al-Husain Muslim ibn Al-Hajjaj Al-Qusyairi
An-naysaburi) 204H-261 H
3) Imam Abu Dawud (Abu Dawud Sulaiman bin Al-Asy'ats bin Ishaq
bin Bashir bin Shihab Ibnu Amr bin Amron Al-Azdi As-Sijistany)
202 H-275 H
4) Imam At-Tirmidzi (Imam Al-Hafis Abu 'Isa Muhammad bin 'Isa
bin Surah) 209 H-279 H
5) Imam An-Nasa'i (Abu Abdirrahman Ahmad bin Sya'ib bin Bahr)
215 H-303 H
6) Imam Ibnu Majah (Abu 'Abdillah Muhammad bin Yazid Al-Raba'i
Al-Kaswini Ibnu Majah) 207 H-273.7
7
Mahmud Thahan, Mustyofa, Hadis (Kitab), 1985, hlm 170.
6
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Sanad adalah jalannya matan, yaitu silsilah para perawi yang
memindahkan (meriwayatkan) matan dari sumbernya yang pertama.
2. Matan yaitu kalimat setelah berakhirnya sanad. Jadi inti dari sebuah
hadis disebut matan.
3. Mukhorij artinya yang mengeluarkan. Maksudnya orang yang
mengeluarkan (meriwayatkan) hadis.
B. Saran
Kami sangat mengharapkan saran yang membangun serta kritikan
untuk makalah Studi hadist ini agar tulisan ini semakin bagus dan lebih
baik serta dapat menambah wawasan ilmu hadits.
7
DAFTAR PUSTAKA
M. Agus Solahudin dan Agus Suyadi, 2008, Ulumul Qur’an. Bandung: Pustaka
Setia.
http://p2k.unhamzah.ac.id/id3/2-3073-2970/Hadis_27961_p2k-unhamzah.html
diakses pada hari Sabtu, 10 September 2022, Jam 19 : 33